percobaan 1 - 3

31
LAPORAN PERCOBAAN 1-3 PRAKTIKUM KOMUNIKASI FIBER OPTIK Disusun Oleh Eki Fakhruddin (11) KELOMPOK 1 Kelas: JTD-4C JARINGAN TELEKOMUNIKASI DIGITAL

Upload: eki-fakhruddin

Post on 03-Dec-2015

278 views

Category:

Documents


36 download

DESCRIPTION

Pak Hudiono

TRANSCRIPT

LAPORAN

PERCOBAAN 1-3

PRAKTIKUM KOMUNIKASI FIBER OPTIK

Disusun Oleh

Eki Fakhruddin (11)

KELOMPOK 1

Kelas:

JTD-4C

JARINGAN TELEKOMUNIKASI DIGITAL

TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI MALANG

2015

PERCOBAAN 1

COMPARATOR EXPERIMENT

I. Tujuan

Percobaan fungsi dari komparator yang menyediakan kompensasi

terhadap daya yang hilang selama transmisi pada kabel fiber optic.

II. Alat dan Bahan

E/O converter (U-2980A) 1 buah

O/E converter (U-2980B) 1 buah

Power Suply DC (U-2980P) 1 buah

Osiloskop 2 channel 1 buah

Osilator LF 1 buah

Kabel Fiber Optik 1 buah

Multimeter Digital 1 buah

III. Dasar Teori

A. Aplikasi E/O Konverter

E/O Converter U-2980A adalah sebuah alat yang digunakan untuk

mengkonversi sinyal elektrik menjadi sinyal optik. LED infrared digunakan

sebagai elemen penkonversi, dengan rentang arus mencapai 50 mA.

Intensitas cahaya dimodulasi oleh sinyal DC atau sinyal AC yang besarnya

0-5V atau oleh sinyal TTL. Sinyal modulasi kemudian dipancarkan

sepanjang kabel Fiber Optik, kemudian hasil dari sinyal optik tersebut akan

diterima dan dikonversikan menjadi sinyal elektrik oleh E/O converter, Hal

tersebut adalah contoh dari sistem komunikasi fiber optik secara sederhana.

Penkonversi sinyal elektrik menjadi sinyal cahaya (Modulasi Intensitas

Cahaya)

Sebaiknya, pengatur LED ini dapat menghasilkan kedalam modulasi

intensitas cahaya di dalam LED.

Karakteristik modulasi tersebut diindikasikan pada gambar di bawah ini

Kedua tipe modulasi ditunjukkan pada gambar diatas menggunakan

metode digital ke analog. Di dalam modulasi digital, 0 Volt artinya LED

tersebut mati, dan 5V berarti LED tersebut menyala. Kondisi nyala atau

mati nya LED digunakan untuk merepresentasikan nyala/tidaknya sebuah

sinyal elektrik, atau bisa juga menggunakan logika 0 dan 1. Pasangan dari

input langsung dapat diterima untuk tipe dari modulasi. Modulasi analog

digunakan untuk sebuah sinyal AC.

Ketika sinyal AC digunakan pada sebuah LED untuk membangkitkan

cahaya oleh jalur LED dengan variasi waktu dari sinyal AC sehingga

menjadi linier antara arus dan intensitas cahaya dari perangkat. Sebagian

kecil dari arus bias diperkirakan sekitar 25 mA mungkin lebih baik untuk

mencegah distorsi dari sinyal input kotak. Gabungan sinyal AC dibutuhkan

untuk tipe dari modulasi.

B. Aplikasi O/E Konverter

Fungsi dari O/E converter U-2980B adalah untuk mengkonversikan/

merubah sinyal optik menjadi sinyal optik. Foto transistor berkecepatan

tinggi digunakan sebagai elemen pengkonversi. Foto transistor mampu

untuk menghasilkan arus dan yang kemudian dikonfigurasi untuk

mengurangi impedansi dari rangkaian.

Dengan menambahkan kemampuan mengkonversi ke sinyal analog,

converter memiliki nilai tegangan varibel threshold untuk mendapatkan

tampilan sinyal digital yang baik. Hasil dari konversi pada pulsa optik

digital adalah output level TTL.

Karakteristik Konversi pada phototransistor

Perbandingan karakteristik arus dan sinar iluminasi pada phototransistor

digambarkan pada gambar 4-13. Dan juga respon spectral pada

phototransistor digambarkan pada gambar 4-14.

Loss karakteristik pada kabel fiber optik digunakan pada panjang

gelombang seperti yang tertera pada gambar 4-15.

Penguat Arus DC pada Sinyal

Arus sinyal dari phototransistor dikonversikan kedalam sinyal tegangan

melalui resistor 100ohm pada emitter. Sinyal tegangan akan dikuatkan oleh

operasional amplifier.

Rangkaian Komparator

Modulasi pulsa atau modulasi sinyal digital akan dihasilkan pada penerima

akhir oleh rangkaian komparator. Ranggkaian komparator diperlukan untuk

menngganti rugi-rugi daya sepanjang transmisi. Level threshold pada

komparator diatur mulai dari 0 sampai 5V. Terminal monitor diberikan

untuk tegangan monitor threshold.

Contoh proses memancarkan dan menerima pada level data TTL

digambarkan pada gambar 4-17. Pada proses transmisi perlu diingat bahwa

sinyal data digital dikonversikan kedalam sinyal cahaya oleh infrared

emitting LED yang dimodulasi oleh rangkaian control logic positif.

Pengukuran level threshold pada komparator perlu dilakukan

untuk menjaga kualitas data yang telah dihasilkan. Informasi lebih jelas

diberikan pada gambar 4-18 untuk membantu mengetahui fungsi dari

tegangan threshold.

IV. Langkah Percobaan

1. Memastikan tegangan pada Power supply pada posisi off dan

hubungkan kabel seperti pada gambar dibawah ini

Skema Komparator

Rangkaian Komparator

2. Menghubungkan power supply dengan U-2980B

3. Mengatur selector switch pada posisi AC kopling dan merubah arus

bias LED pada posisi minimum

4. Menyalakan Power

5. Menghubungkan output osilator RF dengan TTL atau terminal output

analog pada U-2980A.

6. Mengatur output LF osilator sebesar 1Hz gelombang kotak

7. Menghubungkan CH 1 pasa osiloskop dengan terminal monitor pada U-

2980A

8. Mengatur output LF osilator seperti pada gelombang output, yaitu 4mA

dan 0,4 Vpeak yang diamati pada minitor terminal(U-2980A)

9. Menghubungkan U-2980A dan U-2980B dengan Kabel fiber optic

10. Menghubungkan multimeter digital dengan terminal monitor (U-

2980B)

11. Dengan menggunakan CH2 pada osiloskop, mengamati sinyal analog

dan output gelombang TTL. Mengatur level threshold untuk

menghasilkan output TTL yang stabil. Mencari nilai minimum

threshold, Vth min dan nilai threshold maksimal dan Vth max.

12. Mencari nilai Vth min yang baru dan nilai Vth max, sementara arus

LED dirubah seperti nilai yang tertera pada tabel dan kemudian,

mengisi table

V. Hasil Percobaan

1. Tabel Hasil Percobaan

VEI (V) LED Current (mA) VAO (V) VTH Min (V) VTH Max (V) ½ VAO (V)

0,4 V 40 mA 2 Vpp 0,4 Vpp 0,4 Vpp 1 Vpp

0,3 V 30 mA 2 Vpp 0,4 Vpp 0,4 Vpp 1 Vpp

0,2 V 20 mA 2 Vpp 0,4 Vpp 0,3 Vpp 1 Vpp

0,1 V 10 mA 2 Vpp 0,2 Vpp 0,1 Vpp 1 Vpp

0,05 V 5 mA 0,4 Vpp 0,3 Vpp 0,3 Vpp 0,2 Vpp

2. Foto Hasil Percobaan

Mencari nilai tegangan analog output (VAO)

VEI (V) VAO

0,4 V

0,3 V

0,2 V

0,1 V

0,05 V

VI. Analisa

Berdasarkan hasil praktikum comparator dapat diketahui :

1. Alat comparator mengubah gelombang kotak VEI (LED driver current)

menjadi bentuk gelombang sinus VAO (Analog Output Voltage).

2. Nilai dari tegangan VEI berpengaruh terhadap tegangan VAO, yaitu semakin

kecil tegangan inputnya, maka nilai tegangan VAO juga akan semakin kecil

pula.

3. Pada tegangan VTH MIN dan VTH MAX dipengaruhi oleh pengaturan threshold

voltage.

Untuk mengetahui nilai dari 1/2VAO dapat diketahui sebagai berikut :

Untuk VEI = 0,4 V

½ VAO = ½ x 2 V

= 1 V

Untuk VEI = 0,3 V

½ VAO = ½ x 2 V

= 1 V

Untuk VEI = 0,2 V

½ VAO = ½ x 2 V

= 1 V

Untuk VEI = 0,1 V

½ VAO = ½ x 2 V

= 1 V

Untuk VEI = 0,05 V

½ VAO = ½ x 0,4 V

= 0,2 V

VII. Kesimpulan

Dari hasil percobaan di atas dapat disimpulkan bahwa :

1. Nilai tegangan input VEI sebanding dengan nilai VAO, semakin kecil

nilai tegangan input VEI, maka semakin kecil pula nilai tegangan dari

VAO.

2. Nilai frekuensi sebanding dengan nilai tegangannya. Semakin besar

frekuensi yang diberikan maka semakin besar pula perubahan nilai

tegangannya.

3. Nilai tegangan yang hilang pada percobaan comparator ini ditunjukkan

dari nilai-nilai VAO, VTH MIN, VTH MAX dan ½ VAO.

PERCOBAAN 2

MENGUKUR KARAKTERISTIK DIODE Si DAN Ge,

KOMPONEN ELECTRO OPTICAL CONVERSION

LED DAN LD MENGGUNAKAN OSCILLOSCOPE

I. Tujuan

Mengerti prinsip kerja diode, LED, dan LD (Laser Diode)

Mengerti karakteristik semikonduktor Si dan Ge, warna LED, dan Laser

Mengerti dan gambar kurva karakteristik arus-tegangan

Membandingkan emisi LED dan LD

II. Alat dan Bahan

Oscilloscope

Optical Communication board

III. Dasar Teori

A. Diode

Diode adalah komponen aktif dua kutub yang pada umumnya bersifat

semikonduktor, yang memperbolehkan arus listrik mengalir ke satu arah

(kondisi panjar maju) dan menghambat arus dari arah sebaliknya (kondisi

panjar mundur). Diode dapat disamakan sebagai fungsi katup di dalam

bidang elektronika. Diode sebenarnya tidak menunjukkan karakteristik

kesearahan yang sempurna, melainkan mempunyai karakteristik hubungan

arus dan tegangan kompleks yang tidak linier dan seringkali tergantung

pada teknologi atau material yang digunakan serta parameter penggunaan.

Beberapa jenis diode juga mempunyai fungsi yang tidak ditujukan untuk

penggunaan penyearahan. Awal mula dari diode adalah peranti kristal

Cat's Whisker dan tabung hampa(juga disebut katup termionik). Saat ini

diode yang paling umum dibuat dari bahan semikonduktor

seperti silikon atau germanium.

Ahli-ahli fisika terutama yang menguasai fisika quantum pada masa itu

mencoba memberikan doping pada bahan semikonduktor ini. Pemberian

doping dimaksudkan untuk mendapatkan electron valensi bebas dalam

jumlah lebih banyak dan permanen, yang diharapkan akan dapat

menghantarkan listrik.

1. Semikonduktor TIPE-N

Misalnya pada bahan silicon diberi doping phosphorus atau arsenic

yang pentavalen yaitu bahan Kristal dengan inti atom memiliki 5

elektron valensi. Dengan doping, ilikon yang tidak lagi murni ini

(impurity semiconductor) akan memiliki kelebihan electron.

Kelebihan electron membentuk semikonduktor tipe-n. Semikonduktor

tipe-n disebut juga donor yang siap melepaskan electron.

2. Semikonduktor TIPE-P

Kalau silicon diberi doping Boron, Gallium atau Indium, maka akan

didapat semikonduktor tipe-p. Untuk mendapatkan silicon tipe-p,

bahan dopingnya adalah bahan trivalent yaitu unsure dengan ion yang

memiliki 3 elektron pada pita valensi. Karena ion silicon memiliki 4

elektron, dengan demikian ada ikatan kovalen yang bolong (hole).

Hole ini digambarkan sebagai akseptor yang siap menerima electron.

Dengan demikian, kekurangan electron menyebabkan semikonduktor

ini menjadi tipe-p.

B. LED

Light Emitting Diode atau sering disingkat dengan LED adalah

komponen elektronika yang dapat memancarkan cahaya monokromatik

ketika diberikan tegangan maju. LED merupakan keluarga Dioda yang

terbuat dari bahan semikonduktor. Warna-warna cahaya yang dipancarkan

oleh LED tergantung pada jenis bahan semikonduktor yang

dipergunakannya. LED juga dapat memancarkan sinar inframerah yang

tidak tampak oleh mata seperti yang sering kita jumpai pada Remote

Control TV ataupun Remote Control perangkat elektronik lainnya.

Saat ini, LED telah memiliki beranekaragam warna, diantaranya

sepertin warna merah, kuning, biru, putih, hijau, jingga dan infra merah.

Keanekaragaman warna pada LED tersebut tergantung pada wavelength

(panjang gelombang) dan senyawa semikonduktor yang dipergunakannya.

Berikut ini adalah Tabel Senyawa semikonduktor yang digunakan untuk

menghasilkan variasi warna pada LED:

Tabel 2.1 Tabel senyawa semikonduktor

Bentuk LED mirip dengan sebuah bohlam (bola lampu) yang kecil

dan dapat dipasangkan dengan mudah ke dalam berbagai perangkat

elektronika. Berbeda dengan lampu pijar, LED tidak memerlukan

pembakaran filamen sehingga tidak menimbulkan panas dalam

menghasilkan cahaya. Oleh karena itu, saat ini LED (Light Emitting Diode)

yang bentuknya kecil telah banyak digunakan sebagai lampu penerang

dalam LCD TV yang mengganti lampu tube.

Gambar 2.1 Bentuk dan Simbol Elektronik LED

C. LD

Diode laser (Light Amplification by Stimulated Emmission of

Radiation) adalah sumber gelombang elektromagnetik koheren yang

memancarkan gelombang pada frekuensi inframerah dan cahaya tampak.

Koheren dalam hal ini adalah berfrekuensi tunggal, seface, dan terpolarisasi.

Diode laser adalah sejenis diode dimana media aktifnya menggunakan

sebuah semikonduktor persimpangan p-n yang mirip dengan yang terdapat

pada diode pemancar cahaya. Diode laser kadang juga disingkat LD atau

ILD.

Gambar 2.2 Bentuk dari diode laser

Diode laser baru ditemukan pada akhir abad ini oleh ilmuwan

Universitas Harvard. Prinsip kerja diode ini sama seperti diode lainnya yaitu

melalui sirkuit dari rangkai elektronika, yang terdiri dari jenis p dan n. pada

kedua jenis ini sering dihasilkan 2 tegangan, yaitu:

1. Biased forward, arus dihasilkan searah dengan nilai 0,707 untuk

pembagian tegangan puncak, bentuk gelombang diatas (+)

2. Backforward biased, ini merupakan tegangan berbalik yang dapat

merusak suatu komponen elektronika.

D. Osiloskop

Osiloskop adalah alat ukur elektronika yang berfungsi

memproyeksikan bentuk sinyal listrik agar dapat dilihat dan dipelajari.

Osiloskop dilengkapi dengan tabung sinar katode. Peranti pemancar

elektron memproyeksikan sorotan elektron ke layar tabung sinar katode

orotan elektron membekas pada layar. Suatu rangkaian khusus dalam

osiloskop menyebabkan sorotan bergerak berulang-ulang dari kiri ke

kanan. Pengulangan ini menyebabkan bentuk sinyal kontinyu sehingga

dapat dipelajari.

Osiloskop biasanya digunakan untuk mengamati

bentuk gelombang yang tepat dari sinyal listrik. Selain amplitudo sinyal,

osiloskop dapat menunjukkan distorsi, waktu antara dua peristiwa (seperti

lebar pulsa, periode, atau waktu naik) dan waktu relatif dari dua sinyal

terkait..

Semua alat ukur elektronik bekerja berdasarkan sampel data, semakin

tinggi sampel data, semakin akurat peralatan elektronik tersebut. Osiloskop,

pada umumnya juga mempunyai sampel data yang sangat tinggi, oleh

karena itu osiloskop merupakan alat ukur elektronik yang mahal. Jika

sebuah osiloskop mempunyai sampel rate 10 Ks/s (10 kilo sample/second =

10.000 data per detik), maka alat ini akan melakukan pembacaan sebanyak

10.000 kali dalam sedetik. Jika yang diukur adalah sebuah gelombang

dengan frekuensi 2500Hz, maka setiap sampel akan memuat data 1/4 dari

sebuah gelombang penuh yang kemudian akan ditampilkan dalam layar

dengan grafik skala XY.

IV. Langkah Percobaan

A. MENGUKUR KARAKTERISTIK DIODE Si DAN GR

1. Hubungkan oscilloscope ke terminal input [X] signal dan ke terminal

output [Y] signal pada Optical Communication board

2. Atur oscilloscope sehingga tampil bentuk gelombang yang

menunjukkan sinyal input [X] dan sinyal output [Y] pada saat yang

sama

3. Atur tombol “Freq. Range” ke posisi low frequency LF dan atur

tombol “Select S/T” ke posisi bentuk gelombang sinus ~

4. Atur “Input Select Switch” ke Function dan atur “Output Select

Switch” ke Si dan atur juga “Display Select Switch” ke NC

5. Atur “Oscillation Frequency” ke skala (9.5) dan “Amplitudo of

Function” ke skala (0.1) dan “Bias Current” ke skala (1.8)

6. Hubungkan power supply DC ke body bagian transmitter (pojok kiri

atas)

7. Atur tombol “Amplitudo Function” dan “Bias Current” untuk

membuat hasil tampilan sinyal input [X] pada oscilloscope adalah

gelombang sinus tanpa distorsi dengan tegangan maksimum yang

dihasilkan adalah 2 Volt dan tegangan minimum-nya adalah -2 Volt.

Kemudian bandingkan dan gambar grafik sinyal input [X] dan sinyal

output [Y].

8. Gambar kurva tegangan-arus untuk diode Si dengan mengatur

tampilan oscilloscope pada mode XY.

9. Atur tombol selector “Output Select Switch” ke posisi Ge

(Germanium Semiconductor) dan ulangi langkah 7 dan 8.

B. KOMPONEN ELECTRO OPTICAL CONVERSION LED

1. Hubungkan oscilloscope ke terminal input [X] signal dan ke terminal

output [Y] signal pada Optical Communication board

2. Atur oscilloscope sehingga tampil bentuk gelombang yang

menunjukkan sinyal input [X] dan sinyal output [Y] pada saat yang

sama

3. Atur tombol “Freq. Range” ke posisi low frequency LF dan atur

tombol “Select S/T” ke posisi bentuk gelombang sinus ~

4. Atur “Input Select Switch” ke Function dan atur “Output Select

Switch” ke LED(R) dan atur juga “Display Select Switch” ke NC

5. Atur “Oscillation Frequency” ke skala (9.5) dan “Amplitudo of

Function” ke skala (0.1) dan “Bias Current” ke skala (1.0)

6. Hubungkan power supply DC ke body bagian transmitter (pojok kiri

atas)

7. Atur tombol “Amplitudo Function” dan “Bias Current” untuk

membuat hasil tampilan sinyal input [X] pada oscilloscope adalah

gelombang sinus tanpa distorsi dengan tegangan maksimum yang

dihasilkan adalah 3.8 Volt dan tegangan minimum-nya adalah -3.8

Volt. Kemudian bandingkan dan gambar grafik sinyal input [X] dan

sinyal output [Y].

8. Gambar kurva tegangan-arus untuk red LED dengan mengatur

tampilan oscilloscope pada mode XY.

9. Atur tombol selector “Output Select Switch” ke posisi LED(W) dan

ulangi langkah 7 dan 8.

10. Atur tombol selector “Output Select Switch” ke posisi LED(G) dan

ulangi langkah 7 dan 8.

C. KOMPONEN ELECTRO OPTICAL CONVERSION LD

1. Hubungkan oscilloscope ke terminal input [X] signal dan ke terminal

output [Y] signal pada Optical Communication board

2. Atur oscilloscope sehingga tampil bentuk gelombang yang

menunjukkan sinyal input [X] dan sinyal output [Y] pada saat yang

sama

3. Atur tombol “Freq. Range” ke posisi low frequency LF dan atur

tombol “Select S/T” ke posisi bentuk gelombang sinus ~

4. Atur “Input Select Switch” ke Function dan atur “Output Select

Switch” ke LED(W) dan atur juga “Display Select Switch” ke NC

5. Atur tombol switch “Select LD” ke posisi LD

6. Atur “Oscillation Frequency” ke skala (9.5) dan “Amplitudo of

Function” ke skala (0.1) dan “Bias Current” ke skala (1.0)

7. Hubungkan power supply DC ke body bagian transmitter (pojok kiri

atas)

8. Atur “Output Select Switch” ke posisi LD

9. Atur tombol “Amplitudo Function” dan “Bias Current” untuk

membuat hasil tampilan sinyal input [X] pada oscilloscope adalah

gelombang sinus tanpa distorsi dengan tegangan maksimum yang

dihasilkan adalah 3.8 Volt dan tegangan minimum-nya adalah -3.8

Volt. Kemudian bandingkan dan gambar grafik sinyal input [X] dan

sinyal output [Y].

10. Gambar kurva tegangan-arus untuk red LED dengan mengatur

tampilan oscilloscope pada mode XY.

11. Atur tombol switch “Select S/T ke posisi gelombang segitiga

12. Ulangi langkah 9 dan 10

V. Hasil Percobaan

A. MENGUKUR KARAKTERISTIK DIODE Si DAN GR

B. KOMPONEN ELECTRO OPTICAL CONVERSION LED

C. KOMPONEN ELECTRO OPTICAL CONVERSION LD

PERCOBAAN 3

KOMBINASI RESPON FREKUENSI DARI

CONVERTER E/O DAN O/E

I. Tujuan

Untuk mengetahui keseluruhan karakteristik frekuensi bandwith ketika

E / O dan O / E converter dihubungkan bersama

II. Alat dan Bahan

E / O converter ( U - 2980A )

O / E converter ( U - 2980B )

DC power supply ( U - 2980P )

Osiloskop

Kabel serat optic

Osilator LF

Digital multimeter

III. Dasar Teori

EO / OE Converter berguna untuk melakukan pengamatan gelombang tak

berjangka panjang yang diciptakan oleh debit petir yang memerlukan isolasi optik

sinyal analog selama beberapa bulan. Unit EO membagi sinyal positif dan sinyal

negatif menjadi elemen pemancar cahaya terpisah sehingga pengamatan jangka

panjang bertenaga baterai dapat dilakukan. Konsumsi arus terendah yakni 20mA.

EO Converter tidak tergantung pada variasi suhu sebagai output cahaya

terus disesuaikan sesuai dengan sinyal input. Membutuhkan kalibrasi eksternal

pada saat setup. Dua serat optik (200um inti) yang digunakan bersama-sama

KARAKTERISTIK E/O CONVERTER

1. EO Converter

Impedansi Input 50 ohm

Tegangan Masukan 4Vpp-max

Konektor Input BNC

Konektor Output FC connector x 2CH

Power Supply DC12 to 18V (external lithium battery)

Konsumsi Arus 20mA (with quiescent current )100mA (at maximum amplitude signal input)

2. OE Converter

Impedansi Output 50 ohm

Tegangan Masukan 4Vpp

Konektor Input BNC

Konektor Output FC connector x 2CH

Power Supply DC ±12V

Konsumsi Arus ± 80mA

3. EO/OE Converter

Rasio Pentransmisian Sinyal

1 vs.1

Rentang Dinamis 15mVpp to 4Vpp

Noise 15mVpp

Frekuensi 1Hz to 5MHz

Operasi Batas Suhu 0 to 40℃IV. Langkah Percobaan

1. Hubungkan perangkat seperti yang ditunjukkan pada gambar 4.23 .

Power Supply tetap dalam keadaan off.

Gambar 4-23 diagram pengkabelan for E / O dan O / E gabungan percobaan

2. Hubungkan daya dari U - 2980P ke U- 2980A dan U - 2982B

3. Atur Selektor SW ( U - 2980a ) ke AC coupling dan mengubah Bias

LED saat ini untuk posisi minimum

4. Nyalakan . Hubungkan multimeter digital untuk memantau terminal

(U-2980A)

5. Hubungkan osilator LF untuk TTL / terminal input Analog ( U -

2980A )

6. Hubungkan CH1 dari osiloskop untuk TTL / terminal input analog

7. Sesuaikan keluaran osilator LF 1,5 Vrms

8. Sesuaikan E / O mengkonversi ( U - 2980A ) bias 25 mA

9. Connect ( U - 2980A ) dan ( U - 2980B ) dengan serat optik optik

10. Sesuaikan frekuensi osilator LF dari 100 Hz 10 10 Khz dan mengukur

output analog di terminal outut analog ( U - 2980B ) dan plot hasilnya

pada gambar 4-24

Gambar 4-24 gabungan karakteristik

frekuensi E / O dan O / E converter

V. Hasil Percobaan

Frekuensi

(Hz)

Vrms

Output

100 Hz 5 V

200 Hz 4.8 V

300 Hz 5 V

400 Hz 4.9 V

500 Hz 4.8 V

1 KHz 4.8 V

2 KHz 4 V

3 KHz 3.2 V

4 KHz 2.9 V

5 KHz 2.3 V

6 KHz 2.1 V

7 KHz 1.9 V

8 KHz 1.8 V

9 KHz 1.5 V

10 KHz 1.2 V

100200

300400

5001000

20003000

40005000

60007000

80009000

100000

1

2

3

4

5

6

Grafik diagram

Tegangan (V)

VI. Analisa

………….

Untuk mengetahui nilai cut off dengan menggunakan rumus:

Vmax = 5 Volt

Cut off = Vmax – 0,707

= 5 – 0,707

= 4,293 V

Hz

V

Bandwidth = 1,9 KHz – 100 Hz

= 1900 – 100

= 1800 Hz

= 1,8 KHz

VII. Kesimpulan

Cut off (4,293 V)

BW