percobaan pertumbuhan,tenri

42
PENGARUH SANTAN KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN KACANG HIJAU OLEH GREEN PEACE CLUB KELAS XII IPA 1 SMA NEGERI 5 UNGGULAN PAREPARE TAHUN AJARAN 2007/2008

Upload: nurhidayah-yusuf

Post on 09-Jul-2015

321 views

Category:

Education


2 download

DESCRIPTION

Percobaan pertumbuhan

TRANSCRIPT

Page 1: Percobaan pertumbuhan,tenri

1

PENGARUH SANTAN KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN KACANG

HIJAU

OLEH

GREEN PEACE CLUB

KELAS XII IPA 1

SMA NEGERI 5 UNGGULAN PAREPARE

TAHUN AJARAN 2007/2008

Page 2: Percobaan pertumbuhan,tenri

2

HALAMAN PENGESAHAN

Judul :“PENGARUH SANTAN KELAPA TERHADAP

PERTUMBUHAN TANAMAN KACANG HIJAU”

Atas Nama :

Kelompok : Green Peace Club

Kelas : XII IPA I

Setelah diperiksa dan diperbaiki, laporan hasil penelitian ini dinyatakan

diterima.

Parepare, Agustus 2008

Mengetahui, Disetujui,

Kepala SMA Negeri 5 Parepare Pembimbing

Drs. Moh. Noer Effendy Nur Hidayah S.Pd.

NIP 131629574 NIP

Page 3: Percobaan pertumbuhan,tenri

3

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt. atas segala nikmat dan

rahmat yang diberikan, sehingga penulis mampu menyelesaikan Laporan Hasil

Penelitian ini. Shalawat dan salam penulis kirimkan pada Rasulullah Saw.

Penelitian ini kami lakukan dengan tujuan meneliti pengaruh santan terhadap

pertumbuhan tanaman kacang hijau. Sehingga kami memberi judul “Pengaruh

Santan Kelapa terhadap Pertumbuhan Kacang Hijau”.

Kami mengucapkan terimakasih kepada para pihak yang telah memberikan

dukungan moral dan material, antara lain kepada:

1. Ayahanda Drs. Moh.Nur Efendi sebagai Kepala Sekolah SMA Negeri 5

Parepare

2. Ibunda Nurhidayah, S.Pd. sebagai Wali Kelas dan guru pembimbing Mata

Pelajaran Biologi kami

3. Para Stakeholder sekolah yang telah membantu percobaan kami

4. Kedua Orang tua kami yang senantiasa menyayangi dan mengasihi kami.

serta seluruh pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.

Dengan terselesaikannya penelitian ini kami berharap penelitian ini dapat

memberi tambahan informasi dan motivasi kepada para pembaca untuk dapat

melakukan hal-hal yang berguna terhadap lingkungan sekitar.

Page 4: Percobaan pertumbuhan,tenri

4

Kami menyadari bahwa laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan.

Maka dari itu kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun.

Sehingga kami memiliki bekal pada pembuatan laporan berikutnya.

Parepare, Agustus 2008

Green Peace Club

Page 5: Percobaan pertumbuhan,tenri

5

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................i

HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................ii

KATA PENGANTAR........................................................................................iii

DAFTAR ISI.......................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1

1.1. Latar Belakang.....................................................................................1

1.2. Tujuan Penelitian.................................................................................2

1.3. Waktu dan Tempat Penelitian..............................................................2

1.4. Manfaat Penelitian...............................................................................2

Bab II. TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................3

2.1. Peranan Air..........................................................................................3

2.2. Kehidupan Mikroorganisme Dalam Air..............................................3

2.3. Bakteri Coliform..................................................................................4

Bab III. METODE PENELITIAN......................................................................5

3.1. Alat......................................................................................................5

3.2. Bahan ..................................................................................................5

3.3. Cara Kerja............................................................................................5

3.3.1. Sterilisasi Alat.......................................................................6

3.3.2. Pembuatan Medium..............................................................6

3.3.4. Pembiakan Mikroba..............................................................6

Page 6: Percobaan pertumbuhan,tenri

6

A. Pengambilan Sampel.....................................................7

B. Pembuatan Suspensi Sampel.........................................7

C. Pengenceran..................................................................7

3.3.5. Uji Kuantitatif ......................................................................7

A. Perhitungan Jumlah Total Bakteri dengan Metode

Standar Plate Count (SPC)..........................................7

B. Perhitungan Jumlah Total Bakteri Coliform dengan

Metode Most Probable Number (MPN).......................8

Bab IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................9

4.1. Perhitungan Jumlah Total bakteri dengan Metode Standar

Plate Count (SPC) dan Most Probable Number (MPN).......9

Bab V. KESIMPULAN DAN SARAN............................................................10

5.1. Kesimpulan............................................................................10

5.2. Saran......................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA

RIWAYAT HIDUP

LAMPIRAN

Page 7: Percobaan pertumbuhan,tenri

7

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Gambar sampel hasil percobaan

2. Tabel hasil percobaan

3. Grafik pertumbuhan batang

4. Grafik pertumbuhan daun

Page 8: Percobaan pertumbuhan,tenri

8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang saling berhubungan.

Kedua proses tersebut dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal (faktor

lingkungan). Pada faktor internal terdapat dua faktor yang mempengaruhi

pertumbuhan yaitu genetis dan fisiologis. Faktor fisiologis yang mempengaruhi

pertumbuhan melibatkan peran hormon dan vitamin. Salah satu hormon yang

berpengaruh pada pertumbuhan adalah sitokinin.

Sitokinin adalah hormon yang berperan dalam pembelahan sel (sitokinesis).

sitokinin dapat diekstraksi dari santan kelapa, ekstrak buah apel, dan dari jaringan

tumbuhan yang aktif membelah.

Sesuai dengan uraian di atas, kami terdorong untuk melakukan penelitian

tentang pengaruh hormon sitokinin pada pertumbuhan tanaman. Sitokinin yang dapat

diekstraksi dari santan kelapa dimaksudkan dapat memberi pengaruh pada

pertumbuhan kacang hijau. Judul dari penelitian ini adalah “Pengaruh Santan Kelapa

Terhadap Pertumbuhan Kacang Hijau”.

B. Rumusan Masalah

Adakah pengaruh santan kelapa terhadap pertumbuhan kacang hijau?

C. Hipotesis

Ada pengaruh santan kelapa terhadap pertumbuhan kacang hijau.

Page 9: Percobaan pertumbuhan,tenri

9

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh santan kelapa yang

mengandung sitokinin terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau. Diharapkan

dengan penelitian ini, ada hal baru yang dapat membantu masyarakat dibidang

pertanian.

Page 10: Percobaan pertumbuhan,tenri

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Hormon

Hormon berasal dari bahasa Yunani yaitu Hormoein yang berarti menggiatkan,

atau suatu substansi yang disintesis pada suatu organ yang pada gilirannya

merangsang terjadinya respons pada organ yang lain (Gardner, dkk., 1991).

Sedangkan menurut Lingga (1986), hormon itu berarti pembawa atau pembangkit.

Jadi hormon merupakan zat yang berfungsi sebagai pengatur yang dapat

mempengaruhi jaringan-jaringan berbagai organ maupun sistem organ.

Hormon yang membantu pertumbuhan pada tanaman dikenal dengan

fitohormon atau substansi pertumbuhan tanaman atau pengatur pertumbuhan

tanaman (Plant Growth Regulators = PGRs) (Gardner, dkk., 1991). Fitohormon

adalah senyawa organik bukan hara yang dihasilkan oleh tanaman yang dalam

konsentrasi tertentu dapat mendukung atau menghambat pembelahan sel serta

berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Abidin, 1986).

Konsep bahwa pertumbuhan dan perkembangan tanaman diatur oleh suatu

substansi yang dihasilkan dalam jumlah sangat sedikit, dalam suatu organ yang

menyebabkan suatu respon pada organ yang lain, pertama kali diajukan oleh Julius

von Sachss, bapak Fisiologi Tumbuhan, pada pertengahan abad ke-19.

Pengamatannya dikuatkan lagi oleh Charles Darwin pada tahun 1880 dalam

eksperimennya tentang pengaruh cahaya dan gaya tarik bumi terhadap pertumbuhan

Page 11: Percobaan pertumbuhan,tenri

11

tanaman, Darwin mengamati bahwa kecambah rumput kenari membengkok kearah

sumber cahaya (fototropisme) kecuali bila pucuk kecambah tersebut dibungkus

dengan kertas timah yang tidak tembus cahaya. Dia menyimpulkan bahwa

rangsangan cahaya ditanggapi oleh bagian ujung batang (koleoptil), tepai responsnya

terjadi pada jaringan yang lebih bawah atau lebih basal (Gardner, dkk., 1991).

B. Sitokinin

Sitokinin adalah hormon yang berperan dalam pembelahan sel (sitokinesis).

Fungsi sitokinin adalah:

1. merangsang pembentukan akar dan batang serta pembentukan cabang akar

dan batang dengan menghambat dominansi apikal

2. mengatur pertumbuhan daun dan pucuk

3. memperbesar daun muda

4. mengatur pembentukan bunga dan buah

5. menghambat proses penuaan dengan cara merangsang proses serta

transportasi garam-garam mineral dan asam amino ke daun.

Senyawa sitokinin pertama kali ditemukan pada tanaman tembakau dan disebut

kinetin. Senyawa ini dibentuk pada bagian akar dan ditransportasikan keseluruh

bagian sel tanaman tembakau. Senyawa sitokinin juga terdapat pada tanaman jagung

dan disebut zeatin. Sitokinin disintesis dalam akar muda, biji dan buah yang belum

masak dan jaringan pemberi makan (misalnya endosperm cair). Buah jagung,

pisang, apel, air kelapa muda dan santan kelapa yang belum tua merupakan sumber

sitokinin yang kaya.

Page 12: Percobaan pertumbuhan,tenri

12

Sitokinin terbentuk dengan cara fiksasi suatu rantai beratom C – 5, ke suatu

molekul adenin. Rantai beratom C – 5 dianggap berasal dari isoprena. Basa purin

merupakan penyusun kimia yang umum pada sitokinin alami maupun kinin sintetik

(Millers, 1955 dalam Wilkins, 1989). Biosintesis sitokinin dengan bahan dasar

mevalonic acid.

Sebenarnya sudah sejak tahun 1892 ahli fisologi I. Wiesner, menyatakan

bahwa aktivitas pembelahan sel membutuhkan zat yang spesifik dan adanya

keseimbangan antara faktor-faktor endogenous. Secara pasti baru tahun 1955

sitokinin ditemukan oleh C.O. Miller, Falke Skoog, M.H. Von Slastea dan F.M.

Strong dinyatakan sebagai isolasi zat yang disebut kinetin dari DNA yang

diautoklap, sangat aktif sebagai promotor mitosis dan pembelahan sel kalus

(Moree, 1979). Selanjutnya dijelaskan bahwa kata sitokinin berasal dari pengertian

cytokinesis yang berarti pembelahan sel. Sitokinin alami ditemukan oleh D.S.

Lethan dan C.O. Miller tahun 1963 diisolasi dalam bentuk kristal dari biji jagung

yang belum matang disebut zeatin. Sitokinin alami terjadi dari derivat isopentenyl

adenine.

Sitokinin sintetik yang paling umum dimanfaatkan di bidang pertanian seperti

BA, kinetin dan PBA. Sitokinin menimbulkan kisaran respons yang luas, tetapi

sitokinin bertindak secara sinergis dengan auksin dan juga hormon lain.

C. Peranan Sitokinin

Sitokinin sesuai dengan namanya yang berasal dari sitokinase adalah hormon

tumbuh yang mempengaruhi pembelahan sel. Menurut Kimball (1983), sitokinin bila

Page 13: Percobaan pertumbuhan,tenri

13

bereaksi bersama dengan auxin, dengan kuat merangsang mitosis dalam jaringan

meristematik, ledakan sintesis RNA yang nyata terjadi bila sel-sel tumbuhan atau

nukleus-nukleus yang terisolasi diberi perlakuan dengan sitokinin. Selanjutnya

menurut Wereing dan Philips (1981), dalam proses metabolisme diduga sitokinin

mempunyai peranan penting dalam sintesa protein, yaitu proses translasi.

D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan

1. Fisiologi Tumbuhan

Fisiologi tumbuhan merupakan salah satu cabang biologi yang mempelajari

tentang proses metabolisme yang terjadi di dalam tubuh tumbuhan yang

menyebabkan tumbuhan tersebut dapat hidup. Laju proses-proses metabolisme ini

dipengaruhi oleh (dapat pula tergantung pada) faktor-faktor lingkungan mikro

disekitar tumbuhan tersebut.

Karena perkembangannya yang pesat, yang ditopang juga oleh perkembangan

ilmu fisika dan kimia, maka fisiologi tumbuhan sering dipilah-pilah menjadi beberapa

cabang sesuai dengan ruang lingkup pokok bahasannya, antara lain:

Fisiologi Tanaman. Cabang fisiologi ini mengkaji proses-proses metabolisme

pada tanaman budidaya, jadi tidak termasuk tumbuhan yang tergolong monera,

protista, dan jenis-jenis fungi serta tumbuhan tingkat tinggi yang tidak

dibudidayakan. Karena setiap budidaya tanaman mengharapkan hasilnya yang dapat

dimanfaatkan oleh manusia, maka sepatutnyalah fisiologi tanaman lebih mengarah

pada proses metabolisme yang berkaitan dengan pembentukan dan perkembangan

organ hasil. Perlu diingat bahwa organ hasil tidak selalu berupa organ generatif.

Page 14: Percobaan pertumbuhan,tenri

14

Organ hasil dapat juga berupa organ vegetatif. Secara umum organ hasil dapat berupa

buah, biji, daun, akar, umbi, dan lain-lain. Lebih jauh, hasil tanaman tidak harus

berupa salah satu organ tanaman, misalnya pada tanaman karet yang menjadi hasil

adalah cairan lateksnya. Oleh sebab itu, proses-proses yang berkaitan dengan

produksi lateks merupakan hal yang penting untuk ditelaah dalam ilmu fisiologi

tanaman.

Fisiologi Lepas Panen. Cabang fisiologi tumbuhan ini menelaah tentang proses

fisiologi yang terjadi pada organ hasil setelah organ tersebut dipanen. Reaksi – reaksi

yang terjadi umumnya bersifat katabolik, yakni penguraian senyawa – senyawa

bermolekul besar (atau lebih kompleks) seperti pati, selulosa, protein, lemak, dan

asam nukleat menjadi senyawa-senyawa bermolekul kecil (atau yang lebih sederhana

strukturnya). Usaha-usaha untuk memanipulasi laju reaksi katabolik yang terjadi

untuk tujuan memperpanjang kesegaran organ hasil merupakan manfaat utama dan

menjadi tujuan dari telaah fisiologi lepas panen.

Ekofisiologi. Ekofisiologi membahas pengaruh faktor-faktor lingkungan

terhadap berbagai proses metabolisme tumbuhan, mencakup pengaruh positif

(menguntungkan) dan negatif atau merugikan bagi tumbuhan dan kepentingan

manusia. Faktor lingkungan dibedakan menjadi lingkungan abiotik (fisik) dan

lingkungan biotik. Ekofisiologi umumnya lebih menekankan pada pengaruh

lingkungan abiotik, misalnya pengaruh intensitas cahaya, lama penyinaran, kualitas

cahaya, suhu, kelembaban, perubahan kondisi gas-gas atmosfir, sifat fisika, dan kimia

tanah. Cabang ekofisiologi yang memfokuskan pembahasan pada tanggapan

Page 15: Percobaan pertumbuhan,tenri

15

tumbuhan terhadap kondisi lingkungan yang tidak optimal disebut “stress

physiology”.

Fisiologi Benih. Proses perkecambahan benih melibatkan berbagai tahapan,

yakni imbibisi, reaktivasi enzim, penguraian bahan simpanan, dan pertumbuhan

radikel. Fisiologi benih merupakan cabang fisologi tumbuhan yang ruang lingkup

pembahasannya terbatas pada proses-proses yang berlangsung pada tahapan-tahapan

perkecambahan benih seperti yang disebutkan di atas.

Empat contoh cabang fisiologi tumbuhan yang diuraikan merupakan yang

paling sering mendapat perhatian. Selain itu, masih terdapat beberapa cabang

fisiologi tumbuhan lainnya yang mulai berkembang, misalnya fisiologi

perkembangan tumbuhan (developmental physiology) dan fisiologi herbisida.

Fisiologi perkembangan tumbuhan mencakup proses pembesaran dan pembelahan

sel, pembentukan dan pertumbuhan organ-organ tumbuhan, hormon-hormon yang

berperang dalam fotomorfogenesis, dan lain-lain aspek yang relevan, sedangkan

fisiologi herbisida mengkaji tentang cara aksi pestisida dalam mempengaruhi

metabolisme tumbuhan.

Page 16: Percobaan pertumbuhan,tenri

16

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang kami lakukan adalah eksperimen.

B. Variabel dan Definisi Operasional

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Variabel terikat: Pertumbuhan kacang hijau

2. Veriabel bebas: Pemberian santan kelapa pada tanaman kacang hijau

dengan waktu yang berbeda.

3. Variabel kontrol: Tanaman kacang hiaju yang tidak disiram dengan santan

kelapa

4. yang dimaksud dengan pertumbuhan pada penelitian ini adalah

Pemberian santan kelapa dalam penelitian ini adalah santan yang diberikan

pada sampel 1.A, 1.B, 1.C dilakukan pada pagi hari dengan konsentrasi 3 sendok

makan. Kemudian pemberian santan selanjutnya dilakukan pada sore hari untuk

sampel 2.A, 2.B, 2.C dan dengan konsentrasi yang sama yaitu 3 sendok makan. dan

yang terakhir adalah pemberian santan kelapa tidak dilakukan pada sampel 3.A, 3.B,

3.C(kontrol). pemberian santan dilakuakan dengan cara

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi yang digunakan dalam percobaan ini adalah tanaman kacang hijau

Page 17: Percobaan pertumbuhan,tenri

17

2. Sampel

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sembilan tanaman

kacang hijau.

D. Teknik Pengambilan Data

Pengambilan data pada penelitian ini yaitu dengan cara mengukur tinggi

batang, panjang dan lebar daun tanaman serta menghitung jumlah daun pada setiap

sampel tanaman kacang hijau. Untuk mendapatkan hasil pengukuran yang lebih

akurat, Kami memberikan tanda pada daun setiap bb

sampel dengan tujuan tanda tersebut yang akan diukur. Sehingga

pertumbuhannya dapat diketahui dengan baik.

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah rata-rata dan

grafik.

Page 18: Percobaan pertumbuhan,tenri

18

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Perhitungan Rata-rata Pertumbuhan Tanaman Kacang Hijau

Hasil dari perhitungan rata-rata pertumbuhan tanaman kacang hijau pada tiap

sampel penelitian dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Rata-rata Pertumbuhan Sampel Tanaman Kacang Hijau

Sampel

Tanaman

Rata-rata

Tinggi Batang Jumlah Daun Panjang Daun Lebar Daun

1 10 cm 1,5 2,5 cm 0,8 cm

2 5 cm 0,8 1,4 cm 0,5 cm

3 15,6 cm 2 4,4 cm 1,5 cm

Keterangan :

Sampel 1 : Tanaman yang diberi santan pada pagi hari

Sampel 2 : Tanaman yang diberi santan pada sore hari

Sampel 3 : Tanaman yang tidak diberi santan

Hasil perhitungan rata-rata pertumbuhan pada setiap sampel menunjukkan

hasil yang berbeda. Perhitungan rata-rata pertumbuhan pada sampel 1 yang terdiri

dari sampel 1.A, 1.B, 1.C adalah 15,6 cm untuk tinggi batang, jumlah daun 1,5,

panjang daun 2,5 cm dan lebar daun 0,8 cm. Dan rata-rata pertumbuhan pada sampel

2 yang terdiri dari sampel 2.A, 2.B, 2.C adalah 5 cm untuk tinggi batang,jumlah daun

0,8 , panjang daun 1,4 cm, dan lebar daun 0,5 cm. Serta rata-rata pertumbuhan pada

sampel 3 yang terdiri dari sampel 3.A, 3.B, 3.C adalah 15,6 cm untuk tinggi batang,

jumlah daun 2, panjang daun 4,4 cm, dan lebar daun 1,5 cm.

Page 19: Percobaan pertumbuhan,tenri

19

Dari perhitungan rata-rata tersebut terlihat bahwa sampel yang

pertumbuhannya baik secara berturut-turut adalah sampel 3, sampel 1, dan sampel 2.

Sesuai dengan grafik i (Lampiran), sampel 1.A, 1.B, 1.C pada hari pertama

sampai hari keenam terus mengalami pertumbuhan tinggi batang, namun pada hari

kesembilan sampel 1.B dan 1.C mengalami kematian dan sampel 1.A mengalami

penurunan pertumbuhan. Dan pada grafik ii (Lampiran), sampel 2.B, 2.C pada hari

pertama sampai ketiga mengalami pertumbuhan tinggi batang, namun pada hari

selanjutnya sampai hari kesembilan sampel mengalami kematian dan pada sampel

2.A pada hari pertama sampai hari keenam terus mengalami pertumbuhan dan pada

hari kesembilan mengalami kematian. Kemudian pada grafik iii (Lampiran), sampel

3.A, 3.B, 3.C terus mengalami pertumbuhan tinggi batang sampai hari terakhir.

Selain pertumbuhan tinggi batang, jumlah daun, panjang daun, dan lebar daun

yang mengalami perubahan. Faktor yang mungkin mempengaruhi pertumbuhan

sampel yang diberi santan menjadi kurang baik dibanding yang tidak diberi santan

adalah keadaan akar, tanah, batang dan pH santan serta mikroorganisme yang

mungkin hidup pada permukaan tanah.

Pada keenam sampel yang diberi santan yaitu 1.A, 1.B, 1.C, 2.A, 2.B, 2.C

memiliki akar yang kurang baik dibanding akar sampel 3.A, 3.B,3.C yang tidak diberi

santan. Perbandingan keadaan akar antara sampel 1 dan 2 dengan sampel 3 adalah

panjang akar dan rambut akar. Keadaan akar merupakan faktor yang mempengaruhi

pertumbuhan tanaman. Sebagian besar unsur yang dibutuhkan tanaman diserap dari

larutan tanah melalui akar, kecuali karbon dan oksigen yang diserap dari udara oleh

Page 20: Percobaan pertumbuhan,tenri

20

daun. Penyerapan unsur hara secara umum lebih lambat dibandingkan dengan

penyerapan air oleh akar tanaman.

Sistem pengakaran tanaman lebih dikendalikan oleh sifat genetis dari tanaman

yang bersangkutan, tetapi telah pula dibuktikan bahwa sistem perakaran tanaman

tersebut dapat dipengaruhi oleh kondisi tanah atau media pertumbuhan tanaman.

faktor yang mempengaruhi pola penyebaran akar antara lain adalah penghalang

mekanis, suhu tanah, aerasi, ketersediaan air, dan ketersediaan unsur hara.

Pada kondisi fisik dan kimia tanah yang optimal, sistem perakaran tanaman

sepenuhnya dipengaruhi oleh faktor genetis. Perbedaan antara spesies adalah karena

perbedaan genetis antara spesies tersebut. Sebagai contoh, jenis tumbuhan rumput-

rumputan akan memiliki sistem akar serabut yang menyebar dangkal dekat

permukaan tanah, sedangkan tanaman wortel akan membentuk akar tunggang yang

tumbuh lurus (vertikal) ke bawah dan membengkak sebagai organ penyimpan.

Demikian pula halnya dengan jenis tanaman lainnya, semua akan membentuk sistem

perakaran yang menjadi ciri dari spesies tanaman tersebut. Secara umum, sistem

perakaran tanaman menyebar lebih luas dibandingkan dengan tajuk tanaman yang

bersangkutan.

Pertumbuhan sistem perakaran tanaman ini akan menyimpang dari kondisi

idealnya, jika kondisi tanah sebagai tempat tumbuhnya tidak pada kondisi optimal.

sebagai contoh, jika lapisan tanahnya dangkal (karena ada lapisan batu cadas di

bawahnya), maka akar akan tumbuh secara horizontal menyebar di atas lapisan tanah

tersebut. Demikian pula jika muka air tanahnya dangkal, karena akar tidak dapat

Page 21: Percobaan pertumbuhan,tenri

21

melangsungkan metabolismenya secara normal (aerobik) pada kondisi tanah yang

jenuh air. Perkembangan sistem bercabangan akar akan lebih tersedia.

Karena kesulitan dalam melakukan observasi, penelitian tentang akar relatif

terbatas dibandingkan penelitian pada bagian tajuk tanaman. sistem perakaran

tanaman tidak hanya terus tumbuh, tetapi juga sebagai sistem perakaran tersebut mati

selama siklus hidup tanaman. Sebagai contoh, tumbuhan semak yang tumbuh di

gurun akan mengganti tidak kurang dari seperempat sistem perakarannya setiap

tahun.

Bentuk akar yang berupa silinder dan filamen (panjang dan ramping)

memberikan keuntungan bagi akar dalam menyerap air dan unsur hara. Bentuk

silinder lebih kokoh per luas penampang melintangnya dibandingkan dengan bentuk-

bentuk lainnya. Bentuk silinder ini (ditambah dengan tudung akar yang melindungi)

menyebabkan akar mampu melindungi matrik tanah dalam proses pertumbuhannya.

Sedangkan bentuk filamen memungkinkan akar untuk menjelajah lebih luas volume

tanah per unit volume akar, dibandingkan jika akar mempunyai bentuk lain. Wilayah

eksplorasi yang lebih luas ini meningkatkan kemungkinan kontak antara permukaan

akar dengan air dan unsur hara, terutama pada kondisi yang relatif kering, karena

pada kondisi ini pergerakan larutan tanah menuju permukaan akar akan sangat

terlambat.

Untuk memperluas permukaan kontaknya, akar juga membentuk bulu-bulu

akar. Bulu akar merupakan penonjolan dari sel-sel epidermis akar. Panjang bulu akar

umumnya sekitar 1,5mm. Bulu-bulu akar ini terbentuk pada daerah dekat ujung akar,

Page 22: Percobaan pertumbuhan,tenri

22

tidak pada semua bagian akar. Bulu akar juga mempunyai peranan yang penting

dalam nodulasi akar pada tanaman leguminosa, karena infeksi bermula pada bulu-

bulu akar ini. Pertumbuhan bulu akar akan dibatasi oleh kondisi tanah (terutama

kelembaman) dan aktivitas mikroorganisme tanah. Misalnya, keberadaan mikoriza

(terutama tipe ektomikoriza) terbukti menghambat pembentukan bulu akar pada

tumbuhan konifer (berdaun jarum).

pH medium dapat mempengaruhi aktivitas enzim. Umumnya terdapat pH

optimum agar suatu enzim dapat berfungsi maksimum dan aktifitas enzim akan

menurun pada pH yang lebih tinggi atau yang lebih rendah. Kadang gambaran

hubungan antara aktifitas enzim dengan pH diwakili oleh kurva yang berbentuk

lonceng (Gambar 1 ), tetapi untuk enzim lain mungkin kurvanya relatif datar, pH

optimum sering dalam kisaran antara pH 6 sampai pH 8.

4dfrftrg

4 5 6 7 8 9

Gambar 1

Page 23: Percobaan pertumbuhan,tenri

23

Keterangan Gambar 1: Pengaruh pH terhadap aktivitas dua enzim yang berbeda

untuk menunjukkan perbedaan kurva respon dari kedua enzim tersebut.

Selain dapat menyebabkan denaturasi enzim, pH juga mempengaruhi laju

reaksi dengan paling tidak melalui dua cara lain, yakni: [1] aktivitas enzim sering

tergantung pada ada atau tidaknya gugus amino atau karboksil yang bebas. Gugus ini

bisa bermuatan bisa pula tidak (netral) , tergantung enzimnya, tetapi hanya salah satu

bentuk tersebut yang akan efektif untuk tiap enzim. Jika gugus amino tak bermuatan

yang esensial, maka pH optimum akan relative tinggi, sedangkan gugus karboksil

netral membutuhkan pH rendah, dan [2] pH mengendalikan ionisasi beberapa

substrat, di mana beberapa substrat harus terionisasi dahulu sebelum dapat bereaksi.

Keadaan tanah pada sampel yang diberi santan sangat berbeda dengan tanah

pada sampel yang hanya disiram air. Hal pertama yang membedakan antara tanah

yang terkontaminasi oleh santan terletak pada pori-pori tanah yang semakin mengecil

karena pengaruh santan. Sesuai dengan pengamatan dilapangan bahwa air yang

disiramkan kesampel 1 dan 2 banyak yang terbuang karena pengaruh minyak yang

terkandung dalam santan. Minyak tersebut menghalangi masuknya air dalam tanah

sehingga tanaman kekurangan air.

Hal kedua yaitu adanya kemungkinan mikroorganisme dapat tumubuh pada

pemukaan tanah. Penafsiran ini didasari dengan keadaan pada permukaan tanah yang

berwana putih abu-abu dan munculnya bau akibat santan kelapa yang tersisa menjadi

basi. Kemungkinan mikroorganisme yang tumbuh dapat merugikan tanaman.

Page 24: Percobaan pertumbuhan,tenri

24

Pengaruh selanjutnya adalah keadaan batang. Sesuai dengan percobaan yang

dilakukan dilapangan, hasil yang diperoleh adalah batang pada sampel yang diberi

santan menjadi hangus. Gejalanya adalah batang berwarna hitam dan layu. Tentu saja

hal ini akan sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman karena zat-zat yang

dibutuhkan untuk metabolisme yang bersal dari tanah akan terhalang menuju kedaun

begitu pula halnya dengan hasil metabolisme yang berasal dari daun.

Dari percobaan yang telah dilakukan, kami mendapatkan hasil bahwa

pemberian santan lebih baik dilakukan pada pagi hari daripada sore hari. Dan

kemungkinan ini dipengaruhi oleh faktor fotosintesis.

Page 25: Percobaan pertumbuhan,tenri

25

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka kami menyimpulkan bahwa

ada pengaruh pemberian santan kelapa pada pertumbuhan tanaman kacang hijau.

B. Saran

Sebaiknya dilakukan percobaan lebih lanjut untuk mengetahui cara

mengekstraksi santan kelapa agar yang diperoleh hanya hormon sitokininnya

sehingga zat yang tidak diperlukan tidak terpakai lagi.

Page 26: Percobaan pertumbuhan,tenri

26

DAFTAR PUSTAKA

Lakitan, Benyamin. 2007. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Raja Grafindo Persada,

Jakarta.

Heddy, Suwasono. 2002. Ekofisiologi Tanaman. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Gardner, F.P., R. B. Pearce, Roger L. Mitchell., 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya.

Penerjemah Herawati Susilo dan Pendamping Subiyanto. Cetakan

Pertama.Penerbit Universitas Indonesia Press, Jakarta.

Kimball, John W., 1983. Biologi. Jilid 2, edisi Kelima Alih Bahasa H. Siti

Soetarmi Tjitrosomo dan Nawangsari Sugiri, Institut Pertanian Bogor. .

Penerbit Erlangga, Jakarta

Page 27: Percobaan pertumbuhan,tenri

27

Lampiran 1

Gambar Sampel Hasil Percobaan

1. Pada sampel 1.A, 1.B, 1.C atau tanaman yang diberi santan pada pagi hari

terdapat dua sampel yang mati dan ada satu yang hidup.

2. Pada sampel 2.A, 2.B, 2.C atau tanaman yang diberi santan pada sore hari,

semua sampel dinyatakan mati

Page 28: Percobaan pertumbuhan,tenri

28

3. Pada sampel 3.A, 3.B, 3.C atau tanaman yang tidak diberi santan, semua

sampel hidup dan tumbuh dengan baik.

Page 29: Percobaan pertumbuhan,tenri

29

Lampiran 2

Tabel Hasil Percobaan

Page 30: Percobaan pertumbuhan,tenri

30

Page 31: Percobaan pertumbuhan,tenri

31

Page 32: Percobaan pertumbuhan,tenri

32

Lampiran 3

GRAFIK PERTUMBUHAN BATANG

i. Grafik Pertumbuhan Tinggi Batang pada Sampel 1.A, 1.B, 1.C

0

5

10

15

20

25

Hari 3 Hari 6 Hari 9

1.A

1.B

1.C

Page 33: Percobaan pertumbuhan,tenri

33

ii.Grafik Pertumbuhan Tinggi Batang pada Sampel 2.A, 2.B, 2.C

i. Grafik Pertumbuhan Tinggi Batang pada Sampel 3.A, 3.B, 3.C

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

Hari 3 Hari 6 Hari 9

2.A

2.B

2.C

0

5

10

15

20

25

Hari 3 Hari 6 Hari 9

3.A

3.B

3.C

Page 34: Percobaan pertumbuhan,tenri

34

Lampiran 4

GRAFIK PERTUMBUHAN DAUN

i. Grafik panjang daun sampel 1.A, 1.B, 1.C

0

1

2

3

4

5

6

Hari 3 Hari 6 Hari 9

1.A

1.B

1.C

Page 35: Percobaan pertumbuhan,tenri

35

ii. Grafik lebar daun sampel 1.A, 1.B, 1.C

iii. Grafik panjang daun sampel 2.A, 2.B, 2.C

0

0.2

0.4

0.6

0.8

1

1.2

1.4

1.6

1.8

Hari 3 Hari 6 Hari 9

1.A

1.B

1.C

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

4

Hari 3 Hari 6 Hari 9

2.A

2.B

2.C

Page 36: Percobaan pertumbuhan,tenri

36

iv. Grafik lebar daun sampel 2.A, 2.B, 2.C

v. Grafik panjang daun sampel 3.A, 3.B, 3.C

0

0.2

0.4

0.6

0.8

1

1.2

1.4

Hari 3 Hari 6 Hari 9

2.A

2.B

2.C

0

1

2

3

4

5

6

7

Hari 3 Hari 6 Hari 9

3.A

3.B

3.C

Page 37: Percobaan pertumbuhan,tenri

37

vi. Grafik lebar daun sampel 3.A, 3.B, 3.C

0

0.2

0.4

0.6

0.8

1

1.2

1.4

1.6

1.8

2

Hari 3 Hari 6 Hari 9

3.A

3.B

3.C

Page 38: Percobaan pertumbuhan,tenri

38

RIWAYAT HIDUP

PENULIS I

Penulis bernama lengkap Tenri Sa’na Wahid. Lahir

pada tanggal 14 Juli 1991 di Siwa. Putri keempat dari

pasangan Abd. Wahid dan Kadia.

Penulis menamatkan pendidikannya di sekolah

Dasar pada tahun 2002 di SD Negeri 350 Awota

kemudian melanjutkan pendidikannya di SMP Negeri 1

Parepare. Kemudian penulis menyelesaikan

pendidikannya di SMP pada tahun 2005. Setelah itu penulis melanjutkan pendidikan

di SMA Negeri 5 Unggulan Parepare. Dan sekarang telah duduk dibangku kelas XI.

Penulis aktif di salah satu organisasi sekolah yaitu Palang merah Remaja

sebagai koordinator Bakti Sosial.

Siswi kelas XII Ipa I ini memiliki hobbi menulis, membaca, browsing, dan

traveling. Sangat menyukai alam, terkhusus pada dunia tumbuhan. Pengagum warna

putih ini sangat menyukai biologi.

Selama penulis menjadi salah satu bagian dari SMA Negeri 5 Parepare. Penulis

merasakan banyak perubahan. Salah satunya dibidang Karya Ilmiah. Laporan hasil

penelitian ini merupakan karya tulis keduanya.

Page 39: Percobaan pertumbuhan,tenri

39

RIWAYAT HIDUP

PENULIS II

WIRDAYANA atau sering dipanggil Wirda ini,

dilahirkan di Rappang pada tanggal 15 Januari 1991.

Penulis merupakan anak kedua dari dua bersaudara anak

pasangan Muh. Arsyad dan Hj. Makkiah.

Penulis memasuki pendidikan formal di SD Negeri

2 Rappang, Kecamatan Pancarijang, Kabupaten Sidrap

pada tahun 1996 dan tamat pada tahun 2002. Pada tahun yang sama, penulis

melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Pancarijang dan tamat pada tahun 2005.

Selanjutnya, penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 5 Unggulan Parepare.

Berkat rahmat Allah SWT dan iringan doa dari orang tua, perjuangan panjang

penulis dalam mengikuti pendidikan di SMA Negeri 5 Unggulan Parepare dan dapat

bergabung dalam Green Peace Club serta menyusun sebuah penelitian yang berjudul

“Pengaruh Santan Kelapa terhadap Pertumbuhan Tanaman Kacang Hijau”

Page 40: Percobaan pertumbuhan,tenri

40

RIWAYAT HIDUP

PENULIS III

Fatmah atau yang sering dipanggil pate’ ini, dilahirkan

di Nunukan pada tanggal 05 April 1991. Penulis merupakan

anak kelima dari enam bersaudara anak pasangan H. Syech

Muhammad dan Hj. Nurhidayah.

Penulis memasuki pendidikan formal di SDN 2, Kabupaten Nunukam pada

tahun 1996 dan tamat pada tahun 2002. Pada tahun yang sama, penulis melanjutkan

pendidikan di SMP Negeri 1 Nunukan dan tamat pada tahun 2005. Selanjutnya,

penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 5 Unggulan Parepare.

Berkat rahmat Allah SWT dan iringan doa dari orang tua, perjuangan panjang

penulis dalam mengikuti pendidikan di SMA Negeri 5 Unggulan Parepare dan dapat

bergabung dalam Green Peace Club serta menyusun sebuah penelitian yang berjudul

“Pengaruh Santan Kelapa terhadap Pertumbuhan Tanaman Kacang Hijau” .

Page 41: Percobaan pertumbuhan,tenri

41

RIWAYAT HIDUP

PENULIS IV

Sri Nurwahyu Fitriani Alna atau sering dipanggil

Ayu ini, dilahirkan di Barru pada tanggal 18 April 1992.

Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara anak

pasangan Muh. Ali dan A. Nadirah Anas.

Penulis memasuki pendidikan formal di SDI Barru 1,

Kecamatan Barru, Kabupaten Barru pada tahun 1996 dan

tamat pada tahun 2002. Pada tahun yang sama, penulis melanjutkan pendidikan di

SMP Negeri 1 Barru dan tamat pada tahun 2005. Selanjutnya, penulis melanjutkan

pendidikan di SMA Negeri 5 Unggulan Parepare.

Berkat rahmat Allah SWT dan iringan doa dari orang tua, perjuangan panjang

penulis dalam mengikuti pendidikan di SMA Negeri 5 Unggulan Parepare dan dapat

bergabung dalam Green Peace Club serta menyusun sebuah penelitian yang berjudul

“Pengaruh Santan Kelapa terhadap Pertumbuhan Tanaman Kacang Hijau”

Page 42: Percobaan pertumbuhan,tenri

42

RIWAYAT HIDUP

PENULIS V