percobaan & rancangan
DESCRIPTION
PERCOBAAN & RANCANGAN. Pola & Model Percobaan. Tujuan suatu Percobaan. Dasar-dasar Percobaan. Dasar Pengacakan. Beberapa Istilah dlm RanCob. POLA PERCOBAAN. PEROBAAN SEDERHANA. PEROBAAN FAKTORIAL. PEROBAAN TERSARANG. MODEL RANCANGAN. POLA PERCOBAAN SEDERHANA. - PowerPoint PPT PresentationTRANSCRIPT
Pola & Model PercobaanPola & Model Percobaan
Tujuan suatu PercobaanTujuan suatu Percobaan
Dasar-dasar PercobaanDasar-dasar Percobaan
Dasar PengacakanDasar Pengacakan
Beberapa Istilah dlm RanCobBeberapa Istilah dlm RanCob
2
PEROBAAN FAKTORIALPEROBAAN FAKTORIAL
PEROBAAN SEDERHANAPEROBAAN SEDERHANA
PEROBAAN TERSARANGPEROBAAN TERSARANG
3
11 11 RANCANGAN ACAK LENGKAPRANCANGAN ACAK LENGKAP
12 12 RANCANGAN ACAK KELOMPOKRANCANGAN ACAK KELOMPOK
POLA PERCOBAAN SEDERHANAPOLA PERCOBAAN SEDERHANA
13 13 RANC. BUJUR SANGKAR LATINRANC. BUJUR SANGKAR LATIN
4
POLA PERCOBAAN FAKTORIALPOLA PERCOBAAN FAKTORIAL
22 22 RA KELOMPOK FAKTORIALRA KELOMPOK FAKTORIAL
21 21 RA LENGKAP FAKTORIALRA LENGKAP FAKTORIAL
23 23 RANCANGAN PETAK TERBAGIRANCANGAN PETAK TERBAGI
5
POLA PERCOBAAN TERSARANGPOLA PERCOBAAN TERSARANG
32 32 RA KELOMPOK TERSARANGRA KELOMPOK TERSARANG
31 31 RA LENGKAP TERSARANGRA LENGKAP TERSARANG
33 33 RAL FAKTORIAL TERSARANGRAL FAKTORIAL TERSARANG
34 34 RAK FAKTORAL TERSARANGRAK FAKTORAL TERSARANG
6
RANCANGAN PERCOBAANRANCANGAN PERCOBAAN(Experimental Design)(Experimental Design)
“salah satu alat bantu ilmiah (statistik) yang berguna
untuk menjawab dugaan-dugaan, pertanyaan-pertanyaan
atau persoalan-persoalan yang timbul pada pengamatan
suatu percobaan”
Tujuan akhir dari suatu percobaan untuk mengetahui
apakah sesuatu yang diperlakukan (perawatan atau
perlakuan) terhadap obyek menghasilkan perbedaan yang
nyata atau tidak secara statistik.
7
PercobaanPercobaan
Berbagai definisi/pengertian tentang percobaan. Secara sederhana diartikan sebagai suatu pengamatan berencana untuk memperoleh data baru guna menerima, menolak atau memperkuat hasil-hasil percobaan terdahulu. Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh akan membantu peneliti dalam menentukan suatu keputusan.
Dari uraian di atas berarti setiap percobaan akan menjawab satu atau lebih pertanyaan.
Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang me-muaskan. Bahkan tidak jarang bertentangan dengan kewajar-an. Bila demikian apa bedanya dengan istilah “penelitian”
8
Pada dasarnya adalah sama. Penelitian adalah juga percoba-an, namun lebih menekankan pada tata cara ilmiah untuk memperoleh data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dari pengertian tsb perlu dipahami tentang tata cara ilmiah, data, tujuan dan kegunaan.
* Tata cara ilmiah dimaksud bahwa kegiatan yang dilakukan
didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, emperis dan
sistematis.
rasional diartikan sebagai kegiatan2 percobaan yang dila-
kukan dengan cara-cara yang logis, sehingga mampu dijang-
kau dengan daya nalar (kerangka pikir)
Secara ringkas diuraikan sbb :
9
emperis diartikan cara yang digunakan selama percobaan
dapat diamati/dipantau oleh indera manusia, sehingga orang
lainpun dapat pula mengamati dengan cara-cara yang telah
dilakukan.
sistematis diartikan tata cara pelaksanaan yang dilaku-
kan dengan langkah2/tahapan2 tertentu dan bersifat logis
(wajar).
* Data merupakan suatu nilai yang mempunyai kriteria tertentu
yaitu valid, rellable dan obyektif.
valid menunjukkan derajat ketepatan yaitu ketepatan
antara data yang sesungguhnya dengan data yang dapat
dikumpulkan oleh si peneliti.
10
rellable menunjukkan derajat konsisten yaitu konsisten
data dalam selang waktu tertentu.
obyektif menunjukkan derajat persamaan persepsi antara
seseorang dengan orang lain.
11
Tujuan Suatu PercobaanTujuan Suatu Percobaan
Tujuan suatu percobaan secara umum meliputi sifat-sifat
penemuan, pembuktian dan pengembangan.
* Penemuan berarti data yang diperoleh sebenarnya merupa-kan
data baru yang belum diketahui sebelumnya.
* Pembuktian berarti data yang diperoleh sebagai bahan untuk
membuktikan, menjawab atau memecahkan adanya keraguan
terhadap suatu informasi.
* Pengembangan berarti data yang diperoleh berguna untuk
memperdalam dan memperluas suatu pengetahuan.
12
Agar suatu tujuan dapat terpenuhi, maka diperlukan suatu
rencana (rancangan). Rancangan yang dibuat (rancangan
percobaan) diharapkan dapat diperoleh, dikumpulkan informasi
sebanyak-banyaknya agar dapat berguna dalam melakukan
percobaan dan permasalahan yang akan dibahas.
Mengingat suatu percobaan memerlukan bahan, biaya dan waktu
maka hendaknya rancangan yang dibuat sesederhana mungkin. Ini
berarti perlu meminimalkan bahan, biaya dengan waktu yang tidak
terlalu lama, namun tujuan yang diinginkan dapat terpenuhi. Hal tsb
berkaitan dengan banyaknya data yang diperlukan (contoh) dari
sejumlah data yang ada (populasi).
13
Dasar-dasar RancobDasar-dasar Rancob
Saat menentukan suatu rancangan perlu memperhatikan tiga hal dasar yaitu pengulangan (replication), pengacakan (randomize) dan lokal kontrol (local control).
; maksudnya mengulang satuan percobaan dengan perlakuan yang sama.
Adanya pengulangan diharapkan dapat :
* meningkatkan ketepatan percobaan dengan memperkecil galat baku (standard deviation) satuan percobaan. Sehingga makin banyak pengulangan diharapkan nilai rataan data yang diperoleh (mean) makin teliti.
Pengulangan
14
* memperluas daya cakup kesimpulan pada satuan-satuan percobaan yang lebih beragam.
* menghasilkan nilai duga dari galat percobaan. Guna nilai duga tsb untuk menentukan lebar selang kepercayaan (interval confidence) atau sebagai satuan dasar ukuran untuk menetapkan taraf nyata (level significant) dari perbedaan-perbedaan yang diamati.
Banyaknya ulangan tergantung dari :
* derajat ketelitian yang diinginkan
* peralatan dan bahan percobaan yang tersedia
* bentuk dan luas dari satuan percobaan (experimental unit)* variabilitas individu
15
Paterson (1939) mengemukakan bahwa banyaknya ulangan (n) pada suatu percobaan didasarkan pada derajat bebas (degree of freedom error) dari analisis keragaman (analysis of variance) suatu rancangan (design), yaitu berkisar dari 10 (paling sedikit) sampai 20 (sebaiknya). Untuk memudahkan perhitungannya dianjurkan diambil nilai tengahnya yaitu 15 (banyaknya ulangan minimal).
dbe RAL ; p (n –1) = 15
bila p = 3; 3 (n – 1) = 15 n = 6
Banyaknya satuan percobaan = p x n = 18
dbe RAK ; (p – 1)(n –1) = 15
bila p = 3; (3 – 1)(n – 1) = 15 n 9
Banyaknya satuan percobaan = p x n = 27
16
Maksudnya agar terpilih tidaknya satuan percobaan tanpa pengaruh subyek dengan harapan nilai duga yang diperoleh adalah sah (tak bias bagi galat percobaan)
Pengacakan : suatu proses untuk mengambil (menarik, mene-tapkan) sebagian kecil atau besar dari seluruh individu populasi untuk dijadikan individu contoh atau pewakil
Perlakuan yang diberikan terhadap satuan percobaan pada rancangan yang sistematis dan dilakukan secara tidak acak dengan pola tertentu yang telah dipilih sebelumnya. Biasanya akan meng-hasilkan galat percobaan terlalu besar atau terlalu kecil.
Untuk menghindari bias dalam perbandingan nilai rataan perlaku-an maka pada satuan perlakuan tertentu dilakukan secara konsisten dgn tidak ada yang diuntungkan atau dirugikan dalam pengulangan-nya. Jadi setiap perlakuan harus mendapatkan kesempatan yang sama untuk diberikan pada sembarang satuan percobaan.
17
Dasar PengacakanDasar Pengacakan
POPULASIPOPULASI
051192290
contoh
p ro
ss e
kesempatan samadan
tanpa pilih kasih
18
Bentuk Pengacakan
• A r i s a n
• U n d i a n
• Acak program
• Acak sederhana
19
Pengacakan yg dilakukan pada satuan percobaan untuk suatu
rancangan percobaan memperhatikan peringkat nilai angka acak
terpilih dan disesuaikan model rancangan.
Peringkat dimaksud adalah penomoran secara terurut dari nilai terkecil hingga terbesar terhadap nilai acak terpilih.
Angka 3 digit lebih disukai pada pengacakan satuan percobaan suatu rancangan (Gomez & Gomez, 1995). Karena pengulangan angka-angka acak tidak begitu banyak, bila dibanding dengan angka 2 digit. Sedangkan penggunaan angka 4 digit menyebabkan perbedaan nilai antara angka-angka acak terlalu lebar.
Pengacakan ini salah satu upaya untuk memperkecil kesalahan percobaan yaitu dengan cara menghilangkan pengaruh ego pribadi.
Perlu diketahui bahwa pengacakan tidak dapat memperbaiki pola /rancangan percobaan yang keliru”
20
banyaknya digit tergantung dari topik pembicaraan (misal ulangan/kelompok, perlakuan atau kombinasinya), bila benilai 1 dan 2 menggunakan 2 digit & bernilai 3 atau lebih menggunakan 3 digit.
angka acak terbesar yang didasarkan pada titik-. Sehingga angka-angka acak yang terpilih lebih besar dari angka acak terbesar diabaikan.
Sebagai jalan tengah penggunaan angka acak untuk penga-turan tata letak satuan percobaan pada suatu rancangan percobaan ditetapkan sebagai berikut :
Angka-angka acak disajikan dalam bentuk tabel
Talam 1
21
Langkah-langkah penyelesaiannya :
1 Lakukan penomoran tiap topik pembicaraan secara terurut sebaga pengganti identitas tiap topik ybs
3 Syarat penggunaan angka-angka acak terpilih :
* Angka acak > AC terbesar, diabaikan dan dilanjutkan ke angka acak berikutnya
2 Tentukan angka acak terbesar (AC terbesar) :
* Kelipatan terbesar sesuai dengan banyaknya angka digit
* Banyaknya angka digit tergantung dari titik- 1
** satu atau dua satuan menjadi 2 digit
** tiga satuan atau lebih menjadi 3 digit
22
5 Tentukan peringkat nilai angka acak dari nilai terkecil hingga terbesar
4 Tentukan lembar terpilih, ATA dan perluas sesuai dengan banyaknya angka digit yang digunakan
* Angka acak yang terpilih ulang, diabaikan dan dilanjutkan ke angka acak berikutnya
* Angka acak bernilai 00 atau 000 diabaikan [ 100 atau 1000]
Cara menentukan lembar terpilih tergantung dari banyaknya lembar yang berisikan angka-angka acak
2 Lembar teracak
3 Lembar teracak
4 Lembar teracak
8 Lembar teracak
23
; yang dimaksud adalah berupa upaya pengelompokan, menyeimbangkan satuan-satuan percobaan.
Pengulangan dan pengacakan pada dasarnya memungkinkan berlakunya (sah) uji nyata (test significant), maka lokal kontrol menyebabkan agar prosedur pengujian dengan kuasa yang lebih tinggi.
Lokal Kontrol
24
Perlakuan : suatu cara yang digunakan untuk menyatakan
sesuatu yang diamati atau diselidiki
“penentuan jarak tanam (A = 20 x 20 cm, B = 20 x 30 cm, C
= 30 x 30 cm) terhadap produksi kulit tanaman kayu-manis”
Banyaknya perlakuan dinyatakan p = 3
Perlakuan (treatment)
Beberapa Istilah dalam Rancangan Perobaan
25
“pemberian pupuk Mutiara (NPK) dengan berbagai tingkat/ taraf
(level) yaitu m0 = 0 kg M/ha, m1 = 10 kg M/ha, m2 = 20 kg M/ha, m3
= 30 kg M/ha terhadap produksi kulit tanaman kayu-manis”.
Banyaknya perlakuan dinyatakan p = 3
“penentuan jarak tanam (A = 20 x 20 cm, B = 20 x 30 cm, C = 30 x
30 cm) dan pemberian pupuk Mutiara (m0 = 0 kg M/ha, m1 = 10 kg
M/ha, m2 = 20 kg M/ha, m3 = 30 kg M/ha) terhadap produksi kulit
tanaman kayu-manis”
Disini terjadi perlakuan kombinasi antara jarak tanam dan taraf pemberian pupuk,sehingga pelakuan keseluruhan (kombinasi) menjadi p = 3 x 4
= 12. Susunannya : Am0, Am1, Am2 ,Am3 , Bm0,
Bm1, Bm2, Bm3, Cm0, Cm1, Cm2, Cm3
26
Satuan percobaan (experimental unit) adalah media pengamatan yang diperlakukan pada suatu percobaan
Ujud satuan percobaan tergantung dari keadaan suatu percobaan; misal berupa bidang tanah, tanaman/hutan, hewan/ ternak atau kumpulan suatu jenis tertentu. Tekanan utama terhadap satuan percobaan adalah diupayakan keadaannya (kondisi) seseragam mungkin
Misal penggunaan tanah sebagai media tumbuh suatu persemaian diupayakan berat dan kesuburannya seragam (homogen)
Satuan Percobaan
27
Pengamatan (observation) merupakan upaya menyelidiki perkem-bangan suatu pertumbuhan atau pengambilan data suatu percoba-an. Hasil pengamatan (respon) berupa angka-angka dengan satuan ukuran tertentu.
Misal tinggi tanaman dalam cm atau meter, diameter batang dalam cm, luas daun dalam cm2, banyaknya daun dalam helai, produksi biji/buah dalam butir, gram atau kg.
Populasi (population) merupakan sekumpulan (kumpulan) dari individu.
Pengamatan
Populasi
28
Contoh
Kata CONTOH dibenak kita tentu mengandung arti sebagian kecil atau besar dari seluruh individu yang diambil atau diperoleh dengan harapan contoh tersebut dapat mencerminkan karakteristik seluruh individu yang bersangkutan. Pengambilan sebagian kecil atau sebagian besar dari seluruh individu tsb dikenal dengan Penarikan Contoh. Seluruh individu yang dimaksud dinyatakan sebagai populasi.
Bagaimana agar contoh yang diambil dapat mencerminkan karak-teristik populasi ?. Sehingga ia (contoh) benar-benar dapat dijadikan pewakil dari populasi ybs.
Cara yang sangat sederhana adalah cara arisan atau undian / lotre. Tetapi apakah dapat memenuhi harapan ?
29
Agar harapan terpenuhi hendaknya individu-individu yang diambil sebagai pewakil (contoh) menyebar bebas secara menyeluruh dlm seluruh individu populasi. Upaya apa agar terpenuhi harapan ?
Cara yang terbaik (tanpa bias) adalah mengambil secara bebas tanpa pengaruh (keinginan) subyek sedikitpun. Ini berarti setiap individu populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk diambil (dipilih) dan tanpa pilih kasih. Atau dengan kata lain “setiap individu populasi mempunyai peluang yang sama untuk dipilih”
Tanpa pilih kasih maksudnya bahwa subyek (pengacak) hanya sebagai pelaksana dan meniadakan keinginan pengacak (enak, bagus, mudah).
30
Peubah (variable) merupakan sifat mutu (kaulitas) yang dapat menunjukkan perbedaan antara satu individu dengan lainnya dalam suatu populasi.
Peubah sinambung (continous variable) adalah hasil-hasil penga-matan berupa angka-angka pecahan.
Peubah terputus (descrete variable) adalah hasil-hasil pengamatan berupa angka-angka bulat.
Peubah
Upaya (proses) pengambilan setiap individu populasi secara bebas tanpa pilih kasih disebut sebagai proses acak atau pengacakan (randomized).
Kelemahannya adalah bagaimanapun kondisi individu yang terpilih
tidak ada alasan untuk menolaknya.
31
Keragaman (variation) atau variasi adalah perubahan nilai yang berbeda-beda dari sekumpulan hasil pengamatan. Misal hasil pengamatan akan menunjukkan angka-angka (nilai data) yang tidak selalu sama.
Keragaman
Galat Percobaan dan Pengendaliannya
Setiap hasil pengamatan selalu mengandung kesalahan–kesalahan yang dinyatakan sebagai galat percobaan (experimental error).
Galat percobaan (experimental error) merupakan ukuran keragaman diantara semua pengamatan yang berasal dari satuan percobaan dan mendapat perlakuan sama.
32
Pada dasarnya keragaman tersebut bersumber dari setiap
bahan percobaan dan saat pelaksanaan percobaan.
Keragaman (kesalahan) tersebut dapat disebabkan/ dipengaruhi oleh faktor dalam dan atau faktor luar.
Faktor dalam berasal dari perlakuan itu sendiri, yaitu pada saat menentukan ukuran satuan perlakuan dan atau saat pemberian perlakuan terhadap obyek pengamatan. Sehingga dalam pelaksa-naanya diupayakan secermat mungkin.
Misalnya dua anakan meranti yang dianggap sama (seragam), ternyata mempunyai susunan genetik yang berbeda. Ini merupa-kan keragaman yang bersumber dari dalam bahan percobaan itu sendiri (intern). Bila kedua anakan meranti tsb diberi pupuk dengan dosis yang berbeda (perlakuan) maka akan menimbulkan keragam-an (ketidak seragaman) yang disebabkan tidak seragamnya pelak-sanaan percobaan.
33
Faktor luar yang mempengaruhi tergantung dari keadaan percoba-an, yaitu apakah pelaksanaan percobaan di laboratorium atau di lapangan. Faktor luar tsb ada yang dapat diatur dan ada pula yang tidak. Temperatur (bukan sebagai perlakuan) misalnya; dapat diatur dalam laboratorium dan tidak bila di lapangan. Umumnya faktor luar ini yang lebih banyak menyebabkan kesalahan perco-baan. Sehingga faktor-faktor yang memungkinkan dapat mempe-ngaruhi ketelitian hasil pengamatan (kecuali perlakuan) harus diupayakan seseragam (sehomogen) mungkin.
Memperhatikan sumber keragaman dalam suatu percobaan maka tidak mungkin kiranya berupaya untuk meniadakan keragam-an dalam percobaan. Lebih bijak bila memperkecil keragaman tsb sehingga galat percobaan yang timbul dapat dikendalikan. Dengan terkendalinya galat percobaan diharapkan kuasa uji bertambah tinggi, lebar selang kepercayaan menjadi sempit.
34
Upaya pengendalian galat tsb dapat dilakukan pada rancangan percobaan, penggunaan analisis bantu atau penyeragaman ukuran dan bentuk satuan percobaan.
Asumsi yang biasa digunakan agar upaya pengujian statistik menjadi sah; berupa sifat aditif, ragam yang seragam (homogen), normalitas dan linieritas model.
Asumsi analisis (model)
Agar pengujian statistik menjadi sah, maka data hasil penga-matan lapangan sebelum dianalisis lebih dahulu diuji tentang keaditifannya, keragamannya dan kenormalannya. Sedangkan linieritas model dilakukan pada persamaan regresi linier.
35
Koefisien keragaman (KK)
Koefisien keragaman merupakan indeks keterandalan yang baik suatu percobaan. Nilai koefisien keragaman menunjukkan derajat ketepatan dalam suatu percobaan tertentu.
KK menunjuk galat percobaan sebagai persentase dari nilai tengah umum, sehingga nilai KK semakin besar menunjukkan keterandalan suatu percobaan semakin rendah.
KK =(KTG)½
x 100%–Y..
Nilai koefisien korelasi diperoleh dengan rumus :
KTG = kuadrat tengah galat
Y.. = rataan umum
36
Batas terbesar nilai KK belum ada patokan yang jelas. Pengala-man menunjukkan bahwa percobaan yang cukup terandal mempu-nyai nilai KK tidak lebih dari 20%. Nilai KK yang relatif kecil sangat diharapkan, tetapi nilai yang sangat kecil perlu “curigai”. Karena keragaman di alam sangat bervariasi, sehingga nilai KK yang sangat kecil cenderung terjadi pengaturan data percobaannya.
Nilai KK yang menunjukkan keterandalan cukup baik sekitar 10%.