percobaan vi
TRANSCRIPT
PERCOBAAN VIPENENTUAN INDEKS KEPEDASAN
A. Tujuan
Untuk memahami cara menentukan mutu atau kualitas kepedasan dari
simplisia Capsicum sp.
B. Dasar Teori
1. Cabai
Cabai berasal dari famili Solanaceae genus Capsicum. Cabai banyak
digunakan di berbagai tempat di dunia sebagai pengaroma, penyedap dan
pewarna. Kepedasan, sebuah hal yang khas dari cabai disebabkan adanya enam
senyawa kimia yang berkaitan yaitu kapsaisin, dihidrokapsaisin, norkapsaisin,
norhidrokapsaisin, homokapsaisin dan homodihidrokapsaisin yang merupakan
bagian dari kelompok senyawa capsaicinoids. Dua zat yang paling banyak
terkandung dalam cabai yaitu kapsaisin dan dihidrokapsaisin dengan jumlah 90%.
Kandungan kapsaisin dalam cabai adalah salah satu parameter utama yang
menentukan kualitas dari cabai tersebut (Nwokem, dkk, 2010).
Kapsaisin adalah zat aktif yang penting dalam bidang farmasi. Kapsaisin
telah digunakan sebagai zat analgesik dalam pengobatan arthritis dan inflamasi.
Telah dilaporkan juga memiliki efek antikanker dan inflamasi neurogenik (untuk
mengobati luka bakar atau sengatan pada tangan, mulut dan mata). Kapsaisin juga
menunjukkan efek protektif terhadap kolesterol dan obesitas (Nwokem, dkk,
2010).
Indeks kepedasan dari cabai dapat diukur dengan Scoville Heat Units (SHU)
dan tes atau uji organoleptik Scoville digunakan untuk mengukur SHU. Ada lima
kategori tingkat kepedasan yang diklasifikasikan berdasarkan Scoville Heat Units
(SHU), yaitu sebagai berikut:
a. Tidak Pedas (0 – 700 SHU)
b. Agak Pedas (700 SHU – 3000 SHU)
c. Cukup Pedas (3000 SHU – 25000 SHU)
d. Sangat Pedas (25.000 SHU – 70000 SHU)
e. Sangat-sangat Pedas (> 80000 SHU)
(Nwokem, dkk, 2010)
Dalam perdagangan internasional, cabai dibedakan berdasarkan
kepedasannya menjadi tiga kelompok yaitu sebagai berikut:
a. Cabai sangat pedas
b. Cabai dengan kepedasan pertengahan (kurang pedas)
c. Paprika
Kapsaisin (C18H27NO3) terdiri dari enam komponen Capsaicinoids sebagai
berikut:
Struktur Nama
(CH3)2 – CH = CH – (CH2)4 – CO – R Kapsaisin
(CH3)2 – CH = (CH2)6 – CO – R Dihidrokapsaisin
(CH3)2 – CH = (CH2)5 – CO – R Norhidrokapsaisin
(CH3)2 – CH = (CH2)9 – CO – R Homokapsaisin
(CH3) – (CH2)7 – CO – R Nonanoic acid vanillylamide
(CH3) – (CH2)8 – CO – R Decanoic acid vanillylamide
R : - NH – CH2 – OH
(Lubis, 2000)
Tingkat kepedasan cabai yang dilihat dari kadar oleoresin dibagi menjadi
tiga kelompok yaitu:
a. Oleoresin capsicum, yaitu oleoresin cabai rawit / kecil yang tumbuh di Afrika
dan beberapa daerah lainnya. Cabai ini mempunyai tingkat kepedasan yang
tinggi, yaitu antara 500.000 – 1.500.000 SHU.
b. Oleoresin cabai besar, tingkat kepedasannya antara 80.000 – 500.000 SHU.
c. Paprika dari varietas Capsicum annum, kepedasannya antara 10.000 – 12.000
SHU
(Lubis, 2000)
Pengelompokan cabai merah pada perdagangan internasional berdasarkan tingkat
kepedasannya dapat dilihat pada tabel berikut:
Kelompok CabaiKepedasan
(x 103 SHU)Kapsaisin
(%)Penggunaan
Sangat Pedas105 - 175 100 – 600 Oleoresin
70 40 Rempah-rempah
Pedas 35 20 Produk makanan
Tidak Pedas 0 0Pewarna, bumbu
sayur
SHU : Scoville Heat Units
(Lubis, 2000)
Secara umum cabai dibedakan menjadi tiga meurut jenisnya yaitu:
a. Cabai Jepang, dari tanaman Capsicum frutescens dan panjangnya 3-4 cm.
Biasanya mempunyai kulit berwarna merah dan rasa pedasnya seperempat
rasa pedas cabai Afrika.
b. Cabai Bombay, dari tanaman Capsicum annum L, perikarpnya tebal dan kuat,
rasa pedasnya sangat kurang jika dibandingkan dengan cabai Afrika.
c. Cabai Natal, lebih besar dari cabai Bombay, panjangnya sampai 8 cm, warna
merahnya sangat cerah dan rasanya kurang pedas.
(Wiryowidagdo, 2007)
Kadar kapsaisin dalam cabai sangat bervariasi, tergantung pada kondisi
lingkungan penanaman dan umur buah. Senyawa ini terutama terdapat dalam
jaringan sekat buah. Rasa pedas kapsaisin tidak dapat dihilangkan dengan
penambahan alkali (ini berbeda dengan gingerol yang mempunyai gugus vanilil),
tetapi dapat dihilangkan dengan larutan KMnO4. Kapsaisin masih memiliki rasa
pedas pada pengenceran 1 : 2 juta. Adapun struktur kapsaisin (asam vanilinamida
isodesenoat) yaitu:
(Wiryowidagdo, 2007)
Selain kapsaisin, dalam cabai terkandung pigmen karotenoid dalam daging
buah cabai merah, yang terdiri dari kristal kapsantin. Kapsantin memiliki panjang
gelombang maksimum 486 nm dan 520 nm dalam benzena, 475 nm dan 504 nm
dalam n-heksana, 503 n dan 542 nm dalam karbondisulfida (Harborne, 1987)
2. Uraian Sampel
a. Cabai Merah
Klasifikasi tanaman cabai merah yaitu:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Asteridae
Ordo : Solanes
Famili : Solanaceae
Genus : Capsicum
Spesies : Capsicum annum L
Kandungan cabai merah yaitu kapsaisin, vitamin C, damar, zat warna
kapsantin, kapsarubin, zeasantin, kriptosantin, lutein, dan beta-karoten.
Penggunaannya yaitu sebagai zat stomakikum (DEPKES RI, 1979).
b. Cabai Rawit
Klasifikasi tanaman cabai rawit yaitu:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Asteridae
Ordo : Solanes
Famili : Solanaceae
Genus : Capsicum
Spesies : Capsicum fructescens L
Tanaman cabai rawit berupa terna atau setengah perdu, tinggi 50 – 150 cm. Buah
memiliki bentuk bulat memanjang atau setengah kerucut. Kandungan buah cabai
rawit diantaranya kapsaisin, vitamin C, damar, zat warna kapsantin, kapsarubin,
zeasantin, kriptosantin, lutein, dan beta-karoten (DEPKES RI, 1979).
c. Cabai Keriting
Klasifikasi tanaman cabai keriting yaitu:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Asteridae
Ordo : Solanes
Famili : Solanaceae
Genus : Capsicum
Spesies : Capsicum annum L
Cabai keriting dicirikan dengan bentuk buah yang panjang, ramping, dengan
ujung buah lancip. Permukaan kulit buah berkerut dan cenderung mengeriting
dengan warna hijau saat umur buah masih muda dan berubah merah ketika buah
masak (DEPKES RI, 1979).
d. Cabe Hijau
Klasifikasi tanaman cabai merah yaitu:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Asteridae
Ordo : Solanes
Famili : Solanaceae
Genus : Capsicum
Spesies : Capsicum annum L
Cabai hijau merupakan tanaman musiman dengan tinggi dapat mencapai
satu meter, daun berwarna hijau tua, berbentuk bujur telur dan bunga soliter
dengan daun bunga putih. Buah cabai hijau baik yang muda maupun yang telah
masak berwarna hijau, mulai dari hijau muda hingga hijau tua. Buahnya
berbentuk lonjong berukuran 3 – 5 cm, dengan rasa pedas serupa cabai rawit.
Tanaman cabai keriting merupakan tumbuhan perdu yang berkayu, tumbuh di
daerah dengan iklim tropis. Tanaman ini dapat tumbuh dan berkembang biak
didataran tinggi maupun dataran rendah (DEPKES RI, 1979).
e. Menthol
Menthol adalah alkohol yang diperoleh dari macam-macam minyak permen
atau yang dibuat secara sintesis berupa r-menthol atau menthol rosenik. Pemerian
hablur heksagonal atau serbuk hablur, tidak berwarna, biasanya berbentuk jarum,
bau enak seperti minyak permen (DEPKES RI, 1995).
C. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Cawan porselen 35 mL
b. Corong
c. Gelas kimia 100 mL
d. Gelas ukur 10 Ml
e. Mikropipet
f. Labu ukur 25 mL
g. Lumpang dan alu
h. Pipet volume 50 mL
i. Timbangan digital
j. Sendok tanduk
2. Bahan
a. Larutan glukosa 10 %
b. Menthol
c. Sampel cabai kecil warna warni
d. Sampel cabai hijau
e. Sampel cabai hijau besar
f. Sampel cabai keriting
g. Sampel cabai rawit
D. Prosedur Kerja
1. Pembuatan Sampel
a. Dimasukkan 500 mg sampel ke dalam 25 mL labu takar
b. Diencerkan dengan aquades hingga 25 mL, kemudian dikocok kuat-kuat
c. Dibiarkan bagian yang tidak larut mengendap
2. Pembuatan larutan glukosa
a. Dibuat larutan glukosa 10 % b/v dalam air dengan cara melarutkan 10 gram
glukosa dalam 100 mL air
3. Pembuatan larutan standar
a. Ditambahkan 0,075 mL preparat atau larutan sampel ke dalam 70 mL larutan
glukosa
b. Dihomogenkan, larutan ini mengandung 240.000 satuan pedas Scoville
4. Pembuatan Larutan Uji
a. Dibuat pengenceran sesuai tabel di modul, bila sampel oleoresin diklaim
mengandung lebih dari 240.000 SHU.
b. Dibuat satu atau lebih pengenceran sesuai tabel di modul, bila sampel diklaim
mengandung kurang dari 240.000 satuan pedas Scoville.
5. Penentuan Indeks Kepedasan
a. Digunakan tiga panelis yang sudah berpengalaman dengan metode ini.
b. Diperintahkan kepada masing-masing panelis untuk merasakan 5 mL larutan
yang telah diteteskan pada gelas kimia.
c. Sampel memenuhi syarat bila dua dari tiga panelis merasakan pedas pada
tenggorokannya.
E. Hasil Pengamatan1. Tabel PengamatanE. Hasil Pengamatan1. Tabel Pengamatan
No SampelScoville
Heat Unit (SHU)
PanelisKesimpulanI II III
1
Cabe rawit 240.000 Tidak pedas
Tidak pedas
Tidak pedas
Tidak pedas
Cabe rawit 360.000 Sangat pedas
Sangat pedas
Sangat pedas
Sangat pedas
Cabe rawit 480.000 Pedas Pedas Pedas PedasCabe rawit 600.000 Pedas Pedas Pedas PedasCabe rawit 720.000 Kurang
pedasKurang pedas
Kurang pedas
Kurang pedas
2
Cabe hijau besar
240.000 Tidak pedas
Tidak pedas
Tidak pedas
Tidak pedas
Cabe hijau besar
360.000 Pedas Pedas Pedas Pedas
Cabe hijau besar
480.000 Pedas Pedas Pedas Pedas
Cabe hijau besar
600.000 Pedas Pedas Pedas Pedas
Cabe hijau besar
720.000 Kurang pedas
Kurang pedas
Kurang pedas
Kurang pedas
3
Cabe keriting
240.000 - - - -
Cabe keriting
360.000 Tidak pedas
Tidak pedas
Tidak pedas
Tidak pedas
Cabe keriting
480.000 Pedas Pedas Pedas Pedas
Cabe keriting
600.000 Pedas Pedas Pedas Pedas
Cabe keriting
720.000 - - - -
4
Cabe warna-warni
240.000 Tidak pedas
Tidak pedas
Tidak pedas
Tidak pedas
Cabe warna-warni
360.000 Pedas Pedas Tidak pedas
Pedas
Cabe warna-warni
480.000 Pedas Pedas Pedas Pedas
Cabe warna-warni
600.000 Pedas Pedas Pedas Pedas
Cabe warna-warni
720.000 Pedas Pedas Pedas Pedas
5 cabe hijau kecil
240.000 Tidak pedas
Tidak pedas
Tidak pedas
Tidak pedas
cabe hijau kecil
360.000 Kurang pedas
Kurang pedas
Kurang pedas
Kurang pedas
cabe hijau kecil
480.000 Pedas Pedas Pedas Pedas
cabe hijau kecil
600.000 Kurang pedas
Kurang pedas
Kurang pedas
Kurang pedas
cabe hijau kecil
720.000 Kurang pedas
Kurang pedas
Kurang pedas
Kurang pedas
6Menthol 240.000 Kurang
mintKurang mint
Kurang mint
Kurang mint
Menthol 360.000 Agak mint
Agak mint
Agak mint
Agak mint
F. PembahasanCapsicum sp atau cabai memiliki rasa pedas yang disebabkan oleh senyawa
kapsaisinoid yang terdiri dari kapsaisin, dihidrokapsaisin, homokapsaisin,
homodihidrokapsaisin dan nordihidrokapsaisin, dimana komponen utamanya
adalah kapsaisin. Kapsaisin disintesis dan diakumulasi pada jaringan plasenta
yaitu tempat menempelnya biji, maka dari itu bagian terpedas dari cabai adalah
bijinya. Tetapi adanya rasa pedas pada kulit buah (epikarp) disebabkan oleh
adanya hubungan antar jaringan tersebut sehingga tetap akan terasa pedas.
Indeks kepedasan dari cabai dapat diukur dengan Scoville Heat Units (SHU)
dan tes atau uji organoleptik Scoville digunakan untuk mengukur SHU. Angka
pada SHU mengindikasikan jumlah dari kandungan kapsaisin pada cabai.
Semakin tinggi nilai SHU maka kandungan kapsaisin semakin banyak sehingga
cabai semakin pedas.
Ada lima kategori tingkat kepedasan yang telah diklasifikasikan
berdasarkan SHU yaitu sebagai berikut : tidak pedas (0 – 700 SHU), agak pedas
atau mildly pungent (700 SHU – 3000 SHU), cukup pedas atau moderately
pungent (3.000 SHU – 25.000 SHU), sangat pedas atau highly pungent (25.000
SHU – 70.000 SHU), dan sangat sangat pedas atau very highly pungent (> 80.000
SHU).
Metode yang digunakan untuk penentuan indeks kepedasan dalam
percobaan ini yaitu dengan cara uji organoleptik. Hal yang pertama kali dilakukan
adalah pembuatan larutan sampel, larutan standar, dan larutan glukosa 10 %.
Larutan sampel dibuat dengan menimbang sejumlah sampel (500 mg) yang
telah dihaluskan dan dilarutkan dalam aquades. Larutan standar yaitu larutan yang
telah diketahui konsentrasinya dan digunakan sebagai kontrol positif. Larutan
standar dibuat dengan cara melakukan pengenceran larutan sampel hingga
mencapai konsentrasi ambang pedas yang dinyatakan sebagai 240.000 satuan
pedas Scoville (SHU), yaitu sebanyak 0,075 mL larutan sampel dalam 70 mL
larutan glukosa 10 %. 240.000 SHU dijadikan sebagai standar karena nilai
tersebut merupakan konsentrasi ambang pedas standar. Sampel yang digunakan
dalam percobaan ini yaitu cabe rawit, cabe hijau besar, cabe keriting, cabe warna
warni, dan cabe hijau kecil.
Pengujian dilakukan terhadap tiga orang panelis untuk masing-masing
sampel. Larutan standar awal (240.000 SHU) dirasakan oleh tiga panelis. Dari
semua sampel tidak ada satupun yang merasakan sensasi pedas sehingga
dilakukan pengenceran tahap kedua. Kali ini dengan menambahkan larutan
sampel langsung (dengan asumsi penggunaan larutan sampel yang lebih tinggi
konsentrasi sampelnya dibandingkan larutan standar). Larutan sampel
ditambahkan dengan larutan glukosa 10 % sesuai perbandingan untuk nilai SHU
360.000, 480.000, 600.000, dan 720.000.
Larutan glukosa 10 % berfungsi sebagai pembanding. Pada konsentrasi
larutan sampel yang sama, terjadi penambahan larutan glukosa. Semakin
bertambah larutan glukosa maka akan semakin besar kekuatan Scoville, karena
glukosa memiliki fungsi untuk menghapuskan pedas. Kaitan antara larutan
glukosa dengan indeks kepedasan yaitu rasa pedas yang masih terasa pada
penambahan glukosa yang semakin bertambah menandakan bahwa sampel
tersebut memiliki kekuatan Scoville atau nilai SHU yang semakin besar, begitu
juga sebaliknya.
Pedas bukan merupakan rasa yang dapat dirasakan oleh lidah, pedas
merupakan suatu sensasi yang muncul akibat kapsaisin. Disinilah letak perbedaan
sensasi pedas ini dengan rasa lainnya. Jika rasa lain memiliki reseptor sendiri dari
saraf manusia untuk merasakannya, kapsaisin penyebab sensasi pedas diterima di
papilla lidah oleh reseptor saraf sensorik khusus panas tinggi. Inilah yang
menyebabkan sensasi pedas itu muncul. Reseptor saraf ini menyampaikan isyarat
ke otak berupa iritasi sel atau terbakarnya sel, hampir sama seperti kulit yang
terkena panas, sehingga otak mengirimkan respon seperti kepanasan saat sensasi
pedas ini terasa. Padahal, panas yang muncul akibat pedas ini hanyalah sensasi
dan bukan benar-benar terbakar. Glukosa mampu menetralkan dan menyerap rasa
pedas sehingga dapat menghilangkannya.
Sampel cabe rawit pada unit Scoville 360.000 ketiga panelis merasakan
sangat pedas, pada unit Scoville 480.000 mengatakan pedas, unit Scoville
600.000 pedas dan unit Scoville 720.000 kurang pedas. Dapat disimpulkan indeks
kepedasan dari cabe rawit dibawah 720.000 Scoville.
Sampel cabe hijau besar pada unit Scoville 360.000 ketiga panelis
merasakan pedas, begitu juga pada unit Scoville 480.000 dan 600.000, sedangkan
pada unit Scoville 720.000 panelis menyatakan kurang pedas.
Sampel cabe keriting menunjukkan pada unit Scoville 240.000 tidak pedas,
360.000 tidak pedas, 480.000 dan 600.000 pedas, sedangkan pada unit Scoville
720.000 tidak pedas. Pada sampel cabe warna warni pada semua unit Scoville
seluruh panelis merasakan pedas. Untuk sampel cabe hijau kecil hanya pada unit
Scoville 480.000 panelis merasakan pedas sedangkan untuk unit Scoville yang
lebih tinggi ketiga panelis menyatakan kurang pedas.
Selain pada cabe, diujikan pula indeks kepedasan untuk sampel menthol
pada unit Scoville 240.000 dan 360.000. Digunakan pembanding menthol karena
pada beberapa orang sering menyatakan bahwa menthol memiliki rasa pedas dan
panas sebagaimana cabai. Namun, menthol tidak mengandung kapsaisin, sehingga
sensasi yang dirasakan berbeda. Menthol memiliki rasa dingin seperti mint,
sedangkan cabe memiliki rasa yang panas dan pedas. Pada pengujian sampel
menthol dilakukan juga oleh tiga orang panelis. Tujuan dari diambilnya jumlah
tiga untuk panelis adalah untuk akurasi data, karena kesimpulan baru dapat
diambil jika dua dari tiga panelis menyatakan pedas (hasil uji).
Menthol adalah senyawa yang diperoleh dari tumbuhan
mint. Zat menthol ini akan menstimulasi otak untuk berpikir
bahwa daerah area yang mengandung menthol memiliki suhu
yang lebih dingin dibandingkan daerah di sekitarnya. Meskipun
sebenarnya suhu menthol ini sama saja dengan area yang tidak
mengandung menthol.
Zat menthol dapat menipu otak dengan cara berikatan
secara khusus dengan reseptor yang sensitif terhadap suhu
dingin pada kulit atau lidah. Pada reseptor-reseptor tersebut
terkandung apa yang disebut dengan "saluran ion", yang dalam
hal ini adalah reseptor TRPM8 (Transient Receptor Potential cation
channel subfamily M member 8), yang juga dikenal dengan CMR1 (Cold
and Menthol Receptor 1), yaitu protein yang dikodekan oleh gen TRPM8.
Menthol akan membuat saluran ion ini jauh lebih sensitif
dibandingkan dengan keadaan normal sehingga otak akan
berpikir bahwa kulit atau lidah sedang merasakan sensasi suhu
dingin, padahal sebenarnya suhunya masih sama seperti
sebelumnya.
Hal ini juga lah yang menyebabkan ketika mengkonsumsi
menthol dalam jumlah yang relatif tinggi, dan menarik napas
dalam-dalam melalui mulut, maka mulut akan terasa sangat
dingin. Reseptor dingin akan bereaksi jauh lebih kuat daripada
biasanya terhadap udara yang lebih dingin dibandingkan dengan
bagian dalam pada mulut.
Seluruh hasil yang diperoleh dari masing-masing sampel tidak satupun yang
sesuai dengan teori atau literatur mengenai indeks kepedasan masing-masing
sampel. Hasil yang didapatkan pada SHU 360.000 sampai 720.000 sampel cabe
rawit masih terasa pedas, sedangkan menurut teori sampel cabe rawit memiliki
nilai unit Scoville 50.000 – 100.000 SHU. Pada sampel cabe hijau besar terlihat
bahwa pada SHU 360.000 – 720.000 sampel masih terasa pedas sedangkan pada
literatur cabe hijau besar memiliki nilai unit Scoville sebesar 5.000 – 30.000 SHU.
Sampel cabe keriting masih terasa pedas pada unit Scoville 360.000 – 600.000
SHU, sedangkan pada literatur nilai unit Scoville untuk cabe keriting adalah
85.000 – 115.000 SHU. Sampel cabe warna warni memiliki rasa pedas pada range
SHU 360.000 – 720.000, pada literatur nilai unit Scoville untuk cabe warna warni
adalah 50.000 – 300.000 SHU. Untuk sampel cabe hijau kecil pada pengujian
masih terasa pedas pada unit Scoville 480.000. sedangkan dalam literatur nilai
SHU untuk cabe hijau kecil yaitu 50.000 – 100.000 SHU. Urutan SHU sampel
pada pengujian juga tidak sesuai dengan teori.
Ketidaksesuaian ini dapat terjadi akibat beberapa faktor. Diantaranya adalah
salah satu kelemahan dari uji indeks kepedasan dengan cara organoleptik dengan
panelis sangat bersifat subjektif, sehingga bisa saja terjadi perbedaan antara satu
panelis dengan yang lainnya. Selain itu pengenceran yang dilakukan juga
seharusnya menggunakan larutan standar, namun pada percobaan digunakan
larutan sampel dengan asumsi bahwa kepedasan sampel dapat terasa, sebab, saat
dilakukan pengenceran menggunakan larutan standar, kepedasan dari sampel tidak
terasa. Hal ini dapat terjadi karena dalam literatur nilai indeks kepedasan sampel
mayoritas dibawah konsentrasi ambang pedas pada larutan standar yaitu 240.000
SHU. Pengujian organoleptik juga seharusnya menggunakan etanol untuk larutan
sampel sehingga kapsaisin dapat tersari lebih banyak, karena sifat kapsaisin ini
sendiri adalah non-polar. Namun dalam percobaan ini larutan sampel dibuat
dengan aquades.
Pengujian indeks kepedasan ini dapat lebih akurat bila dilakukan dengan
metode kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT/HPLC) dimana kadar kapsaisin
masing-masing sampel dapat diukur langsung dengan sangat akurat.
Kapsaisin merupakan hasil dari metabolit sekunder pada tanaman cabe yang
digunakan dalam pertahanan melawan herbivora. Kapsaisin murni bersifat
hidrofobik (non-polar), tidak berwarna, tidak berbau, berbentuk kristal sampai
seperti lilin.
Kapsaisin pada umumnya digunakan pada sediaan topikal untuk meredakan
nyeri pada periferal neuropatik. Sensasi terbakar dan panas dari kapsaisin
ditimbulkan oleh interaksi kimia dengan saraf sensori. Kapsaisin yang merupakan
golongan vaniloid akan berikatan dengan reseptor vaniloid reseptor subtipe I (VR
I). VR I adalah reseptor tipe ion channel yang dapat terstimulasi oleh panas atau
abrasi fisik dimana stimulan akan melewati membran sel dan masuk ke dalam sel
sehingga sensasi rasa terbakar muncul. Kapsaisin ini juga berkhasiat sebagai
analgesik untuk beberapa nyeri.
Indeks kepedasan perlu dilakukan untuk menentukan kualitas dari suatu
jenis cabe. Semakin tinggi nilai indeks kepedasan maka kualitas cabe tersebut
semakin baik. Dalam bidang farmasi indeks kepedasan berguna untuk mengetahui
kandungan kapsaisin dalam suatu sampel cabe yang dapat digunakan sebagai zat
aktif dalam sediaan farmasi.
E. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
bahwa:
1. Nilai indeks kepedasan untuk sampel cabe rawit, cabe hijau besar, cabe
keriting, cabe warna warni, dan cabe hijau kecil adalah < 720.000 SHU.
2. Terdapat perbedaan rasa antara cabe dan menthol, dimana cabe memberikan
sensasi panas dan rasa pedas, sedangkan menthol memberikan sensasi dingin
dan rasa mint.
DAFTAR PUSTAKA
DEPKES RI. 1979. Materia Medika Indonesia Jilid III. BPOM RI: Jakarta.
DEPKES RI. 1995. Farmakope Indonesia Edisi Ketiga. BPOM RI: Jakarta.
Harborne, J. B. 1987. Metode Fitokimia. Penerbit ITB: Bandung.
Lubis, Yenny. 2000. Studi Proses Pembuatan Cabai Merah (Capsicum annum L) Giling. Fakultas Teknologi Pertanian IPB: Bogor.
Nwoken, C. O., E. B. Agbaji, J. A. Kagbu, E. J. Ekanem. 2010. Determination of Capsaicin Content and Pungency Level of Five Different Peppers Grown in Nigeria. Department of Chemistry. Ahmadu Bello University: Nigeria.
Wiryowidagdo, Sumali. 2007. Kimia dan Farmakologi Bahan Alam. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta.