percobaan viii senyawa karboksilat dan ester.pdf

Upload: meitri-wulandari-kohar

Post on 12-Oct-2015

394 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

  • 1

    PERCOBAAN VIII

    SENYAWA ASAM KARBOKSILAT DAN ESTER

    I. Tujuan Percobaan

    Adapun tujuan yang ingin dicapai setelah dilakukan percobaan ini adalah

    1. Mengetahui sifat serta reaksi senyawa asam karboksilat dan ester

    2. Melakuakan pengujian terhadap senyawa karboksilat dan ester

    II. Landasan Teori

    Asam karboksilat mempunyai gugus fungs (juga ditulis

    sebagai COOH ), yang merupakan produk oksidasi aldehida, sama seperti aldehida

    yang merupakan produk oksidasi alkohol primer. Asam karboksilat bereaksi dengan

    alkohol dan fenol menghasilkan ester, membentuk air sebagai produk lainnya.

    Ester juga tidak berwarna dan merupakan cairan atsiri, yang sering memiliki

    bau yang enak. Banyaknya ester secara alami terdapat dalam bunga dan buah. Isoamil

    asetat dalam apel ketika masak dan memberikan cita rasa dan bau buah ini. Benzil

    asetat, ester yang terbentuk dari asam asetat dan benzil alkohol ialah komponen

    utama dari binyak melati dan digunakan dalam pembuatan parfum.

    (David Oxtoby, 2004)

    Asam karboksilat ialah segolongan senyawa organik yang dicirikan oleh

    gugus karboksil yaitu nama yang berasal dari nama gugus fungsi karbonil dan

    hidroksil. Rumus umum asam karboksilat ialah RCOOH. Asam karboksilat tergolong

    asam karena senyawa ini mengion dalam larutan, menghasilkan ion karboksilat dan

    proton.

    Banyak asam karboksilat rantai lurus mula-mula dipisahkan dari lemak

    sehingga dijuluki juga sebagai asam lemah. Asam propionat yaitu asam dengan tiga

    karbon, secara harfiah berarti asam lemak pertama (Yunani : protos = pertama; pion =

    lemak). Asam berkarbon empat atau asam butirat diperoleh dari lemak mentega

    (Latin : butyrum = mentega)

    (Wilbraham dan Matta, 1992)

  • 2

    Adapun sifat-sifat yang dimiliki oleh asam karboksilat adalah:

    1. Reaksi Pembentukan Garam

    Garam organik yang membentuk dan memiliki sifat fisik dari garam anorganik

    padatannya, NaCl dan KNO3 adalah garam organik yang meleleh pada temperatur

    tinggi, larut dalam air dan tidak berbau. Reaksi yang terjadi adalah:

    HCOOH + Na+ HCOONa + H2O

    2. Reaksi Esterifikasi

    Ester asam karboksilat ialah senyawa yang mengandung gugus COOR dengan R

    dapat berbentuk alkil. Ester dapat dibentuk berkat reaksi langsung antara asam

    karboksilat dengan alkohol. Secara umum reaksinya adalah:

    RCOOH + ROH RCOOR + H2O

    3. Reaksi Oksidasi

    Reaksi terjadi pada pembakaran atau oleh reagen yang sangat kokoh dan kuat

    seperti asam sulfat, CrO3, panas. Gugus asam karboksilat teroksidasi sangat

    lambat.

    4. Pembentukan Asam Karboksilat

    Beberapa cara pembentukan asam karboksilat dengan jalan sintesa dapat

    dikelompokkan dalam 3 cara yaitu: reaksi hidrolisis turunan asam karboksilat,

    reaksi oksidasi, reaksi Grignat.

    (Fessenden, 1997)

    Beberapa anggota awal deret asam karboksilat berwujud cairan tak berwarna

    dengan bau tajam atau tidak enak. Asam asetat, yang mneyusun sekitar 4 sampai 5%

    cuka, memberi ciri bau dan cita rasanya. Asam butirat menyebabkan bau tengik pada

    mentega, dan asam kambing (kaproat, kaprilat, dan kaprat) berbau seperti kambing.

    Asam 3-metil-2-heksenoat, yang diproduksi oleh bakteri, menyebabkan bau

    menyengat pada ketiak manusia.

    Asam karboksilat tergolong polar. Sama halnya dengan alkohol, asam

    karboksilat membentuk ikatan hidrogen dengan sesamanya atau dengan molekul lain.

    Jadi, asam karboksilat memiliki titik didih tinggi untuk bobot molekulnya, bahkan

  • 3

    lebih tinggi dibandingkan alkohol padanannya. Misalnya, asam asetat dan propil

    alkohol, yang sama bobot rumusnya (60), masing masing mendidih pada 118 dan

    97 . Asam karboksilat membentuk dimer, dengan dua satuan yang terhubung rapi

    oleh dua ikatan hidrogen. Ikatan hidrogen juga menjelaskan kelarutan asam

    karboksilat berbobot molekul rendah di dalam air.

    (Harold Hart, 2003)

    Ester adalah molekul polar, namun titik didihnya lebih rendah dibandingkan

    dengan asam karboksilat dan alkohol dengan berat molekul serupa karena ikatan

    hidrogen antar molekul antara molekul ester adalah tidak mungkin.

    Ester dapat berikatan hidrogen melalui atom oksigen dan atom hidrogen dari

    molekul air. Dengan demikian, ester yang sedikit larut dalam air. Namun, karena

    ester tidak memiliki atom hidrogen untuk membentuk sebuah ikatan hidrogen atom

    oksigen dari air, mereka kurang larut dari asam karboksilat.

    (Ouellette, 1994)

    Ester dapat dihidrolisis dengan menggunakan asam atau basa. Hidrolisis

    ester disebut juga rekasi penyabunan. Hidrolisis adalah mengubah ester menjadi

    alkohol dan garam yang berasal dari turunannya. Misalnya, hidrolisis etil asetat :

    CH3COO C2H5 + NaOH CH3COO-Na

    + + C2H5OH

    Ester basa garam dari asam alkohol

    Proses hidrolisis akan berlangsung sempurna apabila didihkan dengan

    pelarut basa, seperti natrium hiroksida. Perlu diketahui bahwa reaksi penyabunan

    bukan merupakan reaksi kesetimbangan sebagaimana dalam esterifikasi. Hal ini

    terjadi karena pada akhir reaksi, ion alkoksida yang merupakan basa kuat menngikat

    proton asam karboksilat dan terbentuk alkohol yang tidak dalam keadaan setimbang.

    Ester asam karboksilat dengan massa molekul relatif rendah umumnya tidak

    berwarna, berwujud cair, mudah menguap, dan memiliki bau yang sedap. Ester

    dengan massa molekul rendah berwujud cair, sukar menguap, dan umumnya

    memiliki rasa buah. Ester tersebut sering ditemukan dalam buah buahan atau bunga.

  • 4

    Ester banyak digunakan sebagai esens buatan yang berbau buah buahan :

    misalnya etil asetat (esens pisang), amil asetat (esens nanas), oktil asetat (esens jeruk

    orange), etil butirat (esens stroberi), dan lainnya.

    (Yayan Sunarya, 2012)

    III. Prosedur Percobaan

    3.1 Alat dan Bahan

    Alat

    1) Kaca arloji

    2) Pipet tetes

    3) Cawan penguap

    4) Pembakar bunsen

    5) Kaki tiga + kasa

    6) Tabung reaksi

    Bahan

    1) Na Bikarbonat 5%

    2) Asam murni

    3) Etanol 95%

    4) H2SO4 pekat

    5) Asam dikarboksilat

    6) Asam monokarboksilat

    7) FeSO4 5%

    8) KOH 5%

    9) NaOH 5%

    10) NaOH 6 N

    11) Hidroksilamin hidroklorida 0,5 N dalam etanol 95%

    12) HCl 1 N

    13) FeCl3 5%

  • 5

    3.2 Skema Kerja

    A. Asam Karboksilat

    1. Reaksi dengan Na-Bikarbonat

    Dimasukkan ke dalam kaca arloji

    Ditambahkan 1 tetes asam murni

    Diamati gas yang terbentuk

    2. Pembentukan Ester

    Dipanaskan dengan sedikit 2 bagian

    etanol 95% dan 1 bagain H2SO4 pekat

    Didinginkan dan dituangkan pada

    cawan penguap yang berisi Na-

    Bikarbonat

    Diamati bau yang terbentuk

    3. Asam Monokarboksilat dan Dikarboksilat

    Diamsukkan ke dalam dua tabung

    reaksi berbeda

    Ditambahkan 3-5 tetes FeSO4 5%

    Ditambahkan KOH 5%

    Diamati perubahan yang terjadi

    Na-Bikarbonat 5%

    HASIL

    Asam

    HASIL

    Asam monokarboksilat dan

    Dikarboksilat

    HASIL

  • 6

    B. Ester

    Tes Asam Hidroksiamat

    Dicampurkan dengan 1 mL

    hidroksilamin hidroklorida dalam etanol

    Ditambahkan 0,2 mL NaOH 6N

    Dipanaskan sampai mendidih

    Didinginkan dan ditambahkan 2 mL

    HCl 1N

    Ditambahkan 2 mL etanol jika larutan

    keruh

    Diamati warna yang dihasilkan

    1 tetes ester

    HASIL

  • 7

    IV. Hasil dan Pembahasan

    4.2 Data Pengamatan

    A. Asam Karboksilat

    Percobaan Perlakuan Hasil

    Reaksi dengan Na-

    Bikarbonat

    Na-Bikarbonat 5% + asam

    murni

    Terdapat gelembung gelembung gas.

    Pembentukan Ester 2 mL etanol + 1 mL

    H2SO4 + pemanasan + Na-

    Bikarbonat

    - Terbentuk gelembung gelembung

    - Mengeluarkan aroma balon

    Asam Monokarboksilat

    dan Dikarboksilat As. Dikarboksilat +

    FeSO4 5% + KOH 5%

    As Monokarboksilat +

    FeSO4 5% + KOH 5%

    Larutan menjadi keruh,

    dingin, erbentuk endapan,

    dan asam sedikit larut.

    Ketika ditambah FeSO4

    larutan menajadi ungu

    pekat. Ketika ditambah

    KOH menajdi merah bata

    B. Ester

    Percobaan Perlakuan Hasil

    Tes As. Hidroksiamat Ester + 1 mL

    Hidroksilamin

    Hidroklorida dalam

    etanol 95% + NaOH +

    Pemanasan + HCl 1N +

    Larutan berwarna

    ungutua dan bening

    4.2 Pembahasan

    4.2.1 Asam Karboksilat

    Asam karboksilat ialah segolongan senyawa organik yang dicirikan oleh

    gugus karboksil yaitu nama yang berasal dari nama gugus fungsi karbonil dan

    hidroksil. Rumus umum asam karboksilat ialah RCOOH. Asam karboksilat tergolong

    asam karena senyawa ini mengion dalam larutan, menghasilkan ion karboksilat dan

    proton. Asam karboksilat tergolong polar. Sama halnya dengan alkohol, asam

    karboksilat membentuk ikatan hidrogen dengan sesamanya atau dengan molekul lain.

    Asam karboksilat membentuk dimer, dengan dua satuan yang terhubung rapi oleh dua

  • 8

    ikatan hidrogen. Ikatan hidrogen juga menjelaskan kelarutan asam karboksilat

    berbobot molekul rendah di dalam air.

    Pada percobaan mengenai asam karboksilat ini, kita dapat melihat reaksi

    reaksi yang terjadi pada asam karboksilat dengan senyawa senyawa lain yang dapat

    membentuk suatu senyawa lainnya. Disini kita dapat melihat reaksi antara asam

    karboksilat dengan Na-Bikarbonat, alkohol, FeSO4, dan basa.

    1. Reaksi dengan Na-Bikarbonat

    Pada percobaan pertama, kita dapat mengetahui bagaimana reaksi yang

    terjadi asam karboksilat dengan Na-Bikarbonat. Asam yang dipergunakan adalah

    asam murni, dimana dipergunakan asam asetat glasial. Asam asetat merupakan satu

    diantara asam karboksilat yang paling sederhana, dan mudah pula dijumpai. Biasanya

    asam asetat dapat dipergunakan sebagai penyedap rasa yang sudah dalam bentuk

    asam cuka, didalam asam cuka mengandung sekitar lima persen asam asetat. Bentuk

    asam ini sangat korosif dan bisa berbahaya jika mengenai kulit. Asam asetat juga

    memiliki bau yang kuat dan tajam. Selain sebagai penyedap makanan, asam ini juga

    digunakan sebagai pengawet. Kondisi asam akan menghambat pertumbuhan bakteri,

    menjaga makanan aman dari kontaminasi.

    Dalam industri, asam asetat digunakan dalam berbagai proses. Senyawa ini

    juga digunakan dalam produksi bahan kimia dan penelitian, dimana dibutuhkan asam

    lemah. Seperti asam lainnya, asam asetat bersifat korosif bagi banyak zat dan bisa

    terlibat dalam berbagai reaksi kimia. Asam asetat dikenal digunakan sebagai pelarut,

    reagen, katalis, dan pestisida.

    Percobaan reaksi dengan Na-Bikarbonat yaitu terbentuknya gas CO2 yang

    menunjukan terdapat senyawa asam. Pada percobaan ini digunakan Na-Bikarbonat,

    yang mana penggunaan Na-Bikarbonat adalah untuk mengidentifikasi keberadaan

    gugus karboksil dalam suatu senyawa, dimana dari reaksi ini akan menghasilkan gas

    CO2. Dari percobaan ini, praktikan mereaksikan 1 mL N-Bikarbonat dengan 1 tetes

    asam asetat glasial, dimana hasil pengamatan yaitu pada tabung reaksi terbentuk

    gelembung gelembung gas, gas ini merupakan gas CO2. Reaksi yang terjadi adalah:

    CH3COOH + NaHCO3 CH3COONa + H2O + CO2

  • 9

    Asam karboksilat bereakasi dengan natrium bikarbonat (Na+HCO3

    -) menghasilkan

    natrium karboksilat dan asam karbonat. Asam karbonat tidak stabil dan membentuk

    gas CO2 dan air. Na-bikarbonat merupakan senyawa amfoter yang bersifat alkali.

    HCO3- + H2O H2CO3 + OH

    -

    Na-Bikarbonat dapat digunakan untuk sebagai pencuci untuk menghapus apapun

    yang bersifat asam. Reaksi dari sodium bikarbonat dan asam menghasilkan garam

    dan asam karbonat, yang mudah terurai menjadi karbondioksida dan air.

    2. Pembentukan Ester

    Terdapat banyak metode untuk pembuatan ester. Salah satu metode yang

    secara luas dipergunakan adalah reaksi alkohol dengan asam karboksilat. Pada reaksi

    tersebut ditambahkan H2SO4 sebagai zat dehidrasi. Reaksi pembentukan ester

    merupakan reaksi kesetimbangan. Oleh karena itu, untuk mendapatkan hasil yang

    banyak dapat dilakukan dengan menggunkan alkohol atau asam berlebih. Selain itu

    dapat juga diperoleh dengan cara memisahkan ester yang terbentuk dari air agar

    kesetimbangan bergeser ke arah produk.

    Pada percobaan ini, pembentukan ester dilakukan dengan mereaksikan asam

    panas dengan etanol dan ditambahkan H2SO4. Dari percobaan didapatkan bau ester

    yang khas, yaitu bau balon. Yang berarti menandakan terjadinya rekasi antara etil

    alcohol dengan asam sulfat pekat dan as.asetat yang membentuk suatu uap akibat dari

    pemanasan dari asam dan direaksikan dengan natrium bikarbonat, sehingga

    menimbulkan bau ester yang khas. Penambahan Na-Bikarbonat dimaksudkan untuk

    mengetahu keberadaan asam pada reaksi tersebut, sedangkan penambahan H2SO4

    sebagai zar dehidrasi, dehidrasi merupakan peristiwa keluarnya molekul air dari suatu

    bahan.

    Reaksi pembentukan ester dinamakan dengan reaksi esterifikasi,

    persamaannya adalah

    CH3COOH + C2H5OH Asam Sulfat Pekat

    CH3COOC2H5 + H2O

  • 10

    Dalam reaksi pembentukan ester, asam asetat melepaskan gugus OH, sedangkan

    alkohol melepaskan gugus H dan dikeluarkan sebagai H2O.

    3. Asam Monokarboksilat dan Dikarboksilat

    Pada percobaan ini, suatu asam monokarboksilat dan dikarboksilat

    direaksikan dengan FeSO4 dan KOH yang menghasilkan warna yang berbeda, warna

    larutan dari asam monokarboksilat adalah ungu pekat setelah ditambahkan KOH

    menjadi merah bata, sedangkan asam dikarboksilat larutan keruh dan terbentuk

    endapan.

    Asam karboksilat dapat memiliki lebih dari satu gugus fungsional. Asam

    monokarboksilat adalah asam karboksilat yang memiliki satu gugus karboksil seperti

    asam format, asam asetat, dan asam butirat. Sedangkan asam karboksilat yang

    memiliki dua gugus karboksil disebut asam dikarboksilat (alkandioat) seperti asam

    oksalat, asam maleat, dan asam fumarat. Asam karboksilat dengan banyak atom

    karbon (berantai banyak) lebih umum disebut sebagai asam lemak karena sifat-sifat

    fisiknya.

    Persamaan reaksi monokarboksilat : HCOOH+FeSO4 Fe(COOH) + HSO4

    Persamaa reaksi dikarboksilat : 2H (COOH)2 + FeSO4 Fe(COOH)2+H2SO4

    4.2.2 Ester

    Tes Asam Hidroksiamat

    Tes asam hidroksiamat merupakan tes yang biasa digunakan untuk

    mengkonversikan suatu ester menjadi asan hidroksiamat, karena ester tidak gampang

    menampakan diri sebagai agen yang baik untuk dianalisis. Pada tes asam

    hidroksiamat ini, ester yang diperoleh dari percobaan sebelumnya direaksikan dengan

    hidroksilamin hirdoklorida dalam etanol 95%, kemudian ditambahkan NaOH dan

    dipanaskan. Dalam percobaan ini, asam hidroksilamin digantikan oleh ester yang

    merupakan pengganti gugus hidroksilamin (NH-OH) untuk radikal alkoksi ester.

  • 11

    Produk yang dihasilkan merupakan asam hidroksiamat yang merupakan ligan

    bidentat dalam pembentukan kompleks berwarna ungu dengan Fe3+

    .

    Larutan didinginkan dan dilakukan penambahan HCl 1 N kemudian

    ditambahkan etanol untuk menjernihkan larutan, karena sebelum ditambhkan etanol

    larutan ini keruh. Larutan yang terbentuk berwarna ungu. Kemudian dilakukan

    penambahan FeCl3 dan larutan berubah menjadi menjadi ungu pekat atau lebih ke

    warna burgundy. Warna ini terbentuk disebabkan oleh kompleks antara asam

    hydroksiamat dan ion besi. Reaksi yang terjadi

  • 12

    V. Kesimpulan dan Saran

    5.1 Kesimpulan

    1) penggunaan Na-Bikarbonat pada asam karboksilat bertujuan

    mengidentifikasi keberadaan gugus karboksil dalam suatu senyawa, dimana

    dari reaksi ini akan menghasilkan gas CO2.

    2) Reaksi antara asam asetat dan alkohol dengan katalis H2SO4 membentuk

    senyawa ester yang dapat diidentifikasi dengan timbulnya bau.

    3) Membedakan asam monokarboksilat dan dikarboksilat dapat dilihat dari

    perbedaaan warna pada percobaan yang dilakukan.

    4) Asam Monokarboksilat adalah asam karboksilat yang memiliki satu gugus

    karboksil, sedangkan asam karboksilat yang memiliki dua gugus karboksil

    disebut asam dikarboksilat (alkandioat)

    5) Percobaan tes asam hidroksiamat untuk mengkonversikan ester menjadi

    asam hidroksiamat.

    5.2 Saran

    Disarankan untuk melengkapi alat serta bahan sehingga praktikan dapat

    melakukan percobaan dengan baik. Untuk praktikan diharapkan dapat benar benar

    memahami prosedur kerja dari percobaan ini sehingga dapat meminimalisir terjadinya

    kesalahan dalam percobaan.

    V. Daftar Pustaka

    Fessenden, Ralp J. 1997. Kimia Organik Jilid 2. Jakarta : Erlangga

    Hart, Harold. 2003. Kimia Organik. Jakarta : Erlangga

    Ouelette, Robert J, 1995. Organic Chemistry. New York : Macmillan Publishing

    Company.

    Oxtoby, David. 2004. Kimia Dasar Prinsip dan Teraopan Modern. Jakarta : Erlangga

    Wilbraham, Antony C, Matta, Michael S. 1992. Pengantar Kimia Organik Dan

    Hayati. Bandung : ITB

    Sunarya, Yayan. 2012. Kimia Dasar. Bandung : Yrama Widya

  • 13