perdarahan intrakranial pada neonatus kumpulan asuhan keperawatan

18
 PERDARAHAN INTRAKR ANIAL P ADA NEONA TUS | KUMPULAN ASUHAN KEPERAWATAN  Search Blog.. Go Perdarahan intrakranial pada neonatus July 27th, 2010 Fauzan Adde 0 Comments

Upload: likusaja

Post on 14-Oct-2015

350 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

hjbjbjb

TRANSCRIPT

Perdarahan intrakranial pada neonatus | Kumpulan Asuhan Keperawatan

Perdarahan intrakranial pada neonatus|Kumpulan Asuhan KeperawatanTop of Form

Go

Bottom of Form

Perdarahan intrakranial pada neonatus

July 27th, 2010 Fauzan Adde 0 Comments

PREVIEW VIDEO ISI DVD KEPERAWATAN

Perdarahan intrakranial pada neonatus:Perdarahan intrakranial pada neonatus (PIN) tidak jarangdijumpai. PIN mempunyai arti penting karena dapat menye-babkan kematian atau cacat jasmani dan mental1 . PIN ialah perdarahan dalam rongga kranium dan isinya pada bayi sejaklahir sampai umur 4 minggu. Sebabnya PIN banyak. SeringPIN tak dikenal/dipikirkan karena gejala gejalanya tidak khas.PIN meliputi perdarahan epidural, subdural, subaraknoid,intraserebral/parenkim dan intraventrikuler2 . Penatalaksanaan dan penanggulangan PIN masih kurang memuaskan. Untukmenurunkan angka kejadian PIN, usaha yang lebih pentingialah profilaksis seperti perawatan prenatal, pertolonganpersalinan dan perawatan postnatal yang sebaik-baiknya. Padaumumnya prognosis PIN tidak terlalu menggembirakan.Makalah ini membahas sekedar insidensi, etiologi, patogene-sis, gambaran klinik, diagnosis, penatalaksanaan, prognosis danpencegahan PIN yang berkaitan dengan persalinan.

INSIDENSIDilaporkan angka berbeda-beda tentang insidensi PIN. Holt 3 menemukan pada otopsi bayi-bayi lahir mati dan yang meninggal dalam 2 minggu pertama, 30% PI. Menurut Saxena 4 13,1% kematian perinatal oleh PI. Angka kematian PI pada bayi prematur 5x lebih tinggi daripada bayi cukup bulan (BCB). Laki-laki : perempuan = 5 : 2,7 (Saxena), 1,9 : 1 (Banerjee) 4 , 6

ETIOLOGI Trauma kelahiran1. partus biasa. pemutaran/penarikan kepala yang berlebihan. disproporsi antara kepala anak dan jalan lahir sehingga terjadi mulase 6 .2. partus buatan (ekstraksi vakum, cunam).3. partus presipitatus. Bukan trauma kelahiran:umumnya ditemukan pada bayi kurang bulan (BKB). Faktor dasar ialah prematuritas dan yanglain merupakan faktor pencetus PIN seperti hipoksia dan iskemia otak yang dapat timbul pada syok, infeksi intrauterin, asfiksia, kejang- kejang, kelainan jantung bawaan, hipotermi, juga hiperosmolaritas/hipernatremia 1,5,7Ada pula PIN yang disebabkan oleh penyakit perdarahan/gangguan pembekuan darah.

PATOGENESISPada trauma kelahiran, perdarahan terjadi oleh kerusakan/ robekan pembuluh pembuluh darah intrakranial secara langsung. Pada perdarahan yang bukan karena trauma kelahiran, faktor dasar ialah prematuritas; pada bayi-bayi tersebut, pembuluh darah otak masih embrional dengan dinding tipis, jaringan penunjang sangat kurang dan pada beberapa tempattertentu jalannya berkelok kelok, kadang kadang membentuk huruf U sehingga mudah sekali terjadi kerusakan bila ada faktor faktor pencetus (hipoksia/iskemia). Keadaan ini ter- utama terjadi pada perdarahan intraventrikuler/periventrikuler.Perdarahan epidural/ ekstradural terjadi oleh robekan arteri atau vena meningika media antara tulang tengkorak dan duramater. Keadaan ini jarang ditemukan pada neonatus. Tetapi perdarahan subdural merupakan jenis PIN yang banyak dijumpai pada BCB. Di sini perdarahan terjadi akibat pecahnya vena-vena kortikal yang menghubungkan rongga subduraldengan sinus-sinus pada duramater. Perdarahan subdural lebih sering pada BCB daripada BKBsebab pada BKB vena-vena superfisial belum berkembang baik dan mulase tulang tengkorak sangat jarang terjadi 6 . Perdarahan dapat berlangsung perlahan-lahan dan membentuk hematoma subdural. Pada robekan tentorium serebeli atau vena galena dapat terjadi hematoma retroserebeler. Gejala-gejala dapat timbul segera dapat sampai berminggu-minggu, memberikan gejala gejala kenaikan tekanan intrakranial. Dengan kemajuan dalam bidang obstetri, insidensi perdarahan subdural sudah sangat menurun. Cermin Dunia Kedokteran No. 41, 1986 43

Pada perdarahan subaraknoid, perdarahan terjadi di rongga subaraknoid yang biasanya ditemukan pada persalinan sulit. Adanya perdarahan subaraknoid dapat dibuktikan denganfungsi likuor. Pada perdarahan intraserebral/intraserebeler, perdarahan terjadi dalam parenkim otak, jarang pada neonatus karena hanya terdapat pada trauma kepala yang sangat hebat (ke-celakaan) 8 .Perdarahan intraventrikuler dalam kepustakaan ada yang gabungkan bersama perdarahan intraserebral yang disebut perdarahan periventrikuler 7. Dari semua jenis PIN, perdarahan periventrikuler meme- gang peranan penting, karena frekuensi dan mortalitasnya tinggi pada bayi prematur. Sekitar 7590% perdarahan peri ventrikuler berasal dari jaringan subependimal germinal matriks/jaringan embrional di sekitar ventrikel lateral.Pada perdarahan intraventrikuler, yang berperanan penting ialah hipoksia yang menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah otak dan kongesti vena. Bertambahnya aliran darah ini, meninggikan tekanan pembuluh darah otak yang diteruskan ke daerah anyaman kapiler sehingga mudah ruptur. Selain hipoksia, hiperosmolaritas pula dapat menyebabkan perdarahanintraventrikuler 1 Hiperosmolaritas antara lain terjadi karena hipernatremia akibat pemberian natrium bikarbonat yang berlebihan/plasma ekspander. Keadaan ini dapat meninggikantekanan darah otak yang diteruskan ke kapiler sehingga dapat pecah.

GAMBARAN KLINIKGejala-gejala PIN tidak khas, dan umumnya sukar didiagnosis jika tidak didukung, oleh riwayat persalinan yang jelas. Gejala-gejala berikut dapat ditemukan : Fontanel tegang dan menonjol oleh kenaikan tekanan intrakranial, misalnya pada perdarahan subaraknoid. Iritasi korteks serebri berupa kejang-kejang, irritable, twitching, opistotonus. Gejala-gejala ini baru timbul beberapa jam setelah lahir dan menunjukkan adanya perdarahan subdural , kadang-kadang juga perdarahan subaraknoid oleh robekan tentorium yang luas. Mata terbuka dan hanya memandang ke satu arah tanpa reaksi. Pupil melebar, refleks cahaya lambat sampai negatif. Kadang-kadang ada perdarahan retina, nistagmus dan eksoftalmus. Apnea: berat dan lamanya apnea bergantung pada derajat perdarahan dan kerusakan susunan saraf pusat. Apnea dapat berupa serangan diselingi pernapasan normal/takipnea dan sianosis intermiten. Cephalic cry (menangis merintih). Gejala gerakan lidah yang menjulur ke luar di sekitar bibir seperti lidah ular (snake like flicking of the tongue) menunjuk- kan perdarahan yang luas dengan kerusakan pada korteks 9. Tonus otot lemah atau spastis umum. Hipotonia dapat berakhir dengan kematian bila perdarahan hebat dan luas. Jika perdarahan dan asfiksia tidak berlangsung lama, tonus otot akan segera pulih kembali. Tetapi bila perdarahan berlangsung lebih lama, flaksiditas akan berubah menjadi spastis yang menetap. Kelumpuhan lokal dapat terjadi misalnya kelumpuhan otot-otot pergerakan mata, otot-otot muka/anggota gerak (monoplegi/hemiplegi) menunjukkan perdarahan subdural/ parenkim. 44 Cermin Dunia Kedokteean No. 41, 1986 Gejala-gejala lain yang dapat ditemukan ialah gangguan kesadaran (apati, somnolen, sopor atau koma), tidak mau minum, menangis lemah, nadi lambat/cepat, kadang-kadang ada hipotermi yang menetap. Apabila gejala-gejala tersebut di atas ditemukan pada bayi prematur yang 2448 jam sebelumnya menderita asfiksia, maka PI dapat dipikirkan. Berdasarkan perjalanan klinik, PIN dapat dibedakan 2 sindrom 7:1. saltatorysyndrome: gejala klinik dapat berlangsung berjam- jam/berhari-hari yang kemudian berangsur-angsur menjadi baik. Dapat serabuh sempurna tetapi biasanya dengan gejala sisa.2. catastrophic syndrome. gejala klinik makin lama makin berat, berlangsung beberapa menit sampai berjam-jam dan akhirnya meninggal.

LABORATORIUM pemeriksaan likuor terutama untuk perdarahan subaraknoid dan intraventrikuler/periventrikuler. Tujuan fungsi lumbal pada PIN untuk diagnostik, sebagai pengobatan (mengurangi tekanan intrakranial) dan untuk mencegah komplikasi hidrosefalus (fungsi lumbal berulang-ulang). Pada pemeriksaan likuor dapat dijumpai tekanan yang meninggi, warna merah/santokrom, kadar protein meninggi, kadar glukose menurun. Bilacairan likuor berdarah, dianjurkan CT Scan untuk mengetahui lokalisasi dan luasnyaperdarahan. pada pemeriksaan darah dapat ditemukan: tanda-tanda anemi posthemoragik analisa gas darah (0 2 dan CO 2 )gangguan pembekuan darah terutama pada PIN yang non traumatik. Mc Donald dkk mendapat kadar rendah fibrinogen, trombosit, antitrombin III faktor VIII 10. Faktor-faktor inimenjadi normal bila keadaan bayi membaik. Foto kepala tidak dapat menunjukkan adanya perdarahan, hanya fraktur yang sukar dibedakan dengan sutura, lipatan- lipatan kulit kepala dan mulase. Pemeriksaan ultrasonografi banyak digunakan. Berdasarkan USG, Burstein dkk menentukan derajat perdarahan intraven- trikuler sebagai berikut l1 derajat 0 : tidak ada perdarahan intrakranial.derajat I : perdarahan hanya terbatas pada daerah sub- ependimal.

derajat II : perdarahan intraventrikuler.derajat III : perdarahan intraventrikuler + dilatasi ventrikel.derajat IV : perdarahan intraventrikuler + dilatasi ventrikeldengan perluasan ke parenkim otak.Derajat I, II umumnya ringan, pada pemeriksaan ulangan 34 minggu kemudian biasanya tidak ditemukan kelainan lagi. Derajat III ,IV umumnya berprognosis buruk, bila tidakmeninggal akan disertai komplikasi berat seperti hidrosefalus. Dengan computerized tomography (CT Scan) semua jenis PIN dapat diketahui 12. Cara ini tidak secara rutin karena biayanya sangat mahal.

DIAGNOSISDiagnosis PIN sangat sukar, terutama bila tidak ada hubungan dengan trauma kelahiran karena gejala-gejalanya tidak khas. Khusus pada neonatus/BKB, sekitar 20% kasus dengan gejala- gejala yang diduga PIN, ternyata bukan. Oleh karena itu, PIN harus didiagnosis banding dengan beberapa penyakit pada neonatus yang memberikan gejala gejala yang hampir sama, misalnya Infeksi pada bayi baru lahir/neonatus yang dapat memberikan gejala gejala kesukaran bernapas (apnea, takipnea, siano- sis), lemah (letargi), kejang kejang, muntah dan lain-lain.Untuk membedakan dengan PIN yaitu riwayat persalinan seperti ketuban pecah dini, infeksi perinatal pada ibu, ketuban keruh/berbau. Yang agak khas pada infeksi ialah hepato splenomegali, ikterus, pneumoni 13. Selain itu lekositosis. Tetanus neonatorum dengan kejang kejang, dibedakan dengan PIN karena partus tetanus neonatorum umumnya oleh dukun. TN hampir selalu terjadi pada akhir minggu pertama,bayi mula-mula minum baik dan tiba-tiba sukar minum karena trismus dan gejala lain. Penyakit metabolisme (hipoglikemi) yang dapat memberikan kejang letargi. Ibunya penderita DM dan perlu pemeriksaan kadar glukosa darah bayi. Kecanduan obat dari ibu, antara lain bayi kejang kejang akibat ketergantungan vitamin B6karena ibunya sebelumnya mendapat pengobatan vitamin B6 dosis tinggi. Dibedakan dengan PIN berdasarkan anamnesis dan pengobatan ex juvantibus pada bayi. Kelainan kongetinal saraf pusat memberikan gejala kejang dan letargi. Biasanya disertai kelainan kongenital lain, fungsi lumbal pada PIN kadang-kadang ada perdarahan. Respiratory distress of the newborn dengan apnea, sianosis, retraksi sternum dan kosta, merintih (expiratory grunting), bradikardi, hipotermi, kejang kejang, hipotoni. Dibedakandengan PIN yaitu gejala gangguan pernapasan dan riwayat persalinan (ibu toksemia, seksio sesar, perdarahan antepartum dan lain-lain).Lebih jelas, diagnosis PIN ditegakkan berdasarkan : anamnesis: riwayat kehamilan, persalinan, prematuritas,keadaan bayi sesudah lahir dan gejala-gejala yang men-curigakan. pemeriksaan fisik: adanya tanda-tanda PI, gejala-gejalanerologik, fraktur tulang kepala dan tanda-tanda peninggi-an tekanan intrakranial. pemeriksaan laboratorium: likuor dan darah. pemeriksaan penunjang: CT Scan USG dan foto kepala.PENATALAKSANAANDiusahakan tindakan dibatasi untuk mencegah terjadinyakerusakan/kelainan yang lebih parah14. Bayi dirawat dalam inkubator yang memudahkan observasikontinu dan pemberian O2. Perlu diobservasi secara cermat:suhu tubuh, derajat kesadaran, besarnya dan reaksi pupil,aktivitas motorik, frekuensi pernapasan, frekuensi jantung(bradikardi/takikardi), denyut nadi dan diuresis. Diuresis kurang dari 1 ml/kgBB/jam berarti perfusi ke ginjal berkurang, diuresis lebih dari 1 ml/kgBB/jam menunjukkan fungsi ginjalbaik 15 Menjaga jalan napas tetap bebas, apalagi kalau penderita dalam koma diberikan 02. Bayi letak dalam posisi miring untuk mencegah aspirasi serta penyumbatan larings oleh lidah dan kepala agak ditinggikan untuk mengurangi tekanan vena serebral. Pemberian vitamin K serta transfusi darah dapat dipertim- bangkan. Infus untuk pemberian elektrolit dan nutrisi yang adekuat berupa larutan glukosa (510%) dan NaCl 0,9% 4:1 atau glukosa 510%dan Nabik 1,5% 4:1. Pemberian obat obatan : valium/luminal bila ada kejang kejang. dosis valium 0,30,5 mg/kgBB, tunggu 15 menit, kalau belum berhenti diulangi dosis yang sama; kalau berhenti diberikan luminal 10 mg/kgBB (neonatus 30 mg), 4 jam kemudian luminal per os 8 mg/kgBB dibagi dalam 2 dosisselama 2 hari, selanjutnya 4 mg/kgBB dibagi dalam 2 dosis sambil perhatikan keadaan umum seterusnya. kortikosteroid berupa deksametason 0,51 mg/kgBB/24 jam yang mempunyai efek baik terhadap hipoksia dan edema otak. antibiotika dapat diberikan untuk mencegah infeksi sekunder, terutama bila ada manipulasi yang berlebihan. Fungsi lumbal untuk menurunkan tekanan intrakranial, mengeluarkan darah, mencegah terjadinya obstruksi aliran likuor dan mengurangi efek iritasi pada permukaan korteks. Tindakan bedah darurat:Bila perdarahan/hematoma epidural walaupun jarang dilakukan explorative burrhole dan bila positif dilanjutkan dengan kraniotomi, evakuasi hematoma dan hemostasis yang cermat 8. Pada perdarahan/hematoma subdural, tindakan explorative burrhole dilanjutkan dengankraniotomi, pembukaan duramater, evakuasi hematoma dengan irigasi menggunakan cairan garam fisiologik. Pada perdarahan intraventrikuler karena sering terdapat obstruksialiran likuor, dilakukan shunt antara ventrikel lateral dan atrium kanan.

PROGNOSISKarena kemajuan obstetri, PIN oleh trauma kelahiran sudah sangat berkurang. Mortalitas PIN non traumatik 5070% 7.Prognosis PIN bergantung pada lokasi dan luasnya perdarahan, umur kehamilan, cepatnya didiagnosis dan pertolongan. Pada perdarahan epidural terjadi penekanan pada jaringan otak kearah sisi yang berlawanan, dapat terjadi herniasi unkus dan kerusakan batang otak. Keadaan ini dapat fatal bila tidak men- dapat pertolongan segera. Pada penderita yang tidak meninggal, dapat disertai spastisitas, gangguan bicara atau strabismus. Kalau ada gangguanserebelum dapat terjadi ataksi serebeler. Perdarahan yang me- liputi batang otak padabagian formasi retikuler, memberikan sindrom hiperaktivitet. Pada perdarahan subdural akibat trauma, menurut Rabe dkk, hanya 40% dapat sembuh sempurna setelah dilakukan fungsi subdural berulang-ulang atau tindakan bedah 16. Perdarahan subdural dengan hilangnya kesadaran yang lama, nadi cepat, pernapasan tidak teratur dan demam tinggi, mempunyai prognosis jelek. Pada perdarahan intraventrikuler, mortalitas bergantung pada derajat perdarahan 17. Pada derajat 12 (ringan-sedang), angka kematian 1025%, sebagian besar sembuh sempurna, sebagian kecil dengan sekuele ringan. Pada derajat 34 (sedang-berat), mortalitas 5070% dan sekitar 30% sembuh dengan sekuele berat. Sekuele dapat berupa cerebral palsy, gangguan bicara, epilepsi, retardasi mental dan hidrosefalus. Hidrosefalus merupakan komplikasi paling sering (44%) dari perdarahan periventrikuler 7. Cermin Dunia Kedokteran No. 41, 1986 45

PENCEGAHANUntuk mengurangi terjadinya PIN, yang paling penting ialah pencegahan, yang meliputi pemeriksaan ibu-ibu hamil secara teratur, memberikan pertolongan dan perawatan yang sebaik- baiknya, baik waktu persalinan maupun sesudah anak lahir. Perhatian khusus harus diberikan kepada bayi-bayi prematur (BKB) yaitu mencegah episode asfiksia sebelum dan sesudah persalinan. Dalam hal ini perlu monitoring keadaan bayi intrapartum, resusitasi segera sesudah lahir dan mencegah kemungkinan hipoksia oleh sebab-sebab lain 18. Pemberian koagulans sebagai usaha untuk mencegah timbulnya PIN sampai saat ini belum ada persesuaian paham, tetapi pemberian vitamin K secara rutin pada BKB dapat dianjurkan.

RINGKASANTelah dilaporkan tinjauan kepustakaan perdarahan intra krakranial pada neonatus yang berkaitan dengan persalinan. Menurut etiologi dapat dibedakan PIN yang traumatik/traumakelahiran dan non-traumatik. Berkat kemajuan obstetri, PIN oleh trauma kelahiran sudah sangat berkurang. PIN non-traumatik yang ditemukan pada BKB merupakan masalah pediatrik, baik menyangkut diagnosis maupun penatalaksanaan dan pencegahannya.

KEPUSTAKAAN1. Roberton NRC and Howart P. Hypernatremia as a Cause of Intracranial Haemorrhage. Arch Dis Child. 1975; 50: 938-41.2. Menkes JH. Textbook of Child Neurology, 2nd ed. Philadelphia: Lea Febiger. 1980; pp 421-8.3. Holt LE, Mc Intosh R and Barnett HL. Paediatrics. 13th ed, Appleton-Century-Crofts, Inc. 1962; pp 1034-8.4. Saxena HMK, Mithilesh C, Santos KB and Gosh S. Intracranial Haemorrhage, A Cause of Perinatal Mortality. Indian Ped. 1978; 15: 403.5. Banerjee CK, Narang A and Bhakov ON. Cerebral Intraventricular Haemorrhage and Autopsy. Indian Ped. 1977; 14: 115-6.6. Behrman RE and Driscoll JM. Neonatology. St Louis: CV Mosby Co. 1973; pp 527-9.7. Volpe JJ. Neonatal Periventricular Haemorrhage: Past, Present and Future. J Paed. 1978; 92: 693-5.8. Leksmono PR, Hafid A dan Sajid DM. Cedera Otak dan Dasar-dasar Pengelolaannya. Cermin Dunia Kedokteran. 1984; 34: 32-4.9. Schaffer and Avery. Intracranial Haemorrhage, Disease of New- born. 3rd ed. Philadelphia-London-Toronto: WB Saunders Co. 1971; pp 601-5.10. Mc Donald MM, Johnson ML, Rumack CM, Koops BL, Guggen- heim MA and Hathaway WE. Role of Coagulopathy in Newborn Intracranial Haemorrhage. Pediatrics. 1984;74: 26-7.11. Mc Donald MM, Koops BL, Johnson ML, Guggenheim MA and Hathaway WE. Timing and Antecedent of Intracranial Haemorrhage in The Newborn Pediatrics. 1984; 74: 32.12. Susworo. Peranan Radiologik Pada Kelainan Otak. Cermin Dunia Kedokteran.1984; 34: 28-9. 13. Purnomo Suryantoro, Moch Bachtiar dan Achmad Suryono. Penanganan Infeksi Pada Bayi Baru Lahir. Kumpulan Naskah Ilmiah Simposium dan Seminar Neonatologi, Jakarta 1977.14. Nelson. Texbook of Pediatrics. 10th ed. Tokyo: Igaku Shoin Ltd. 1975.15. Arhan Arief. Renjatan Pada Neonatus. BIKA I KUI. 1983; hal 36-40.

16. Mealy J. Infantile Subdural Hematomas. The Ped Clinics NorthAm. 1975; 22: 433-5.17. Volpe JJ. Intracranial Hemorrhage in The Newborn: Current Understanding and Dilemmas. Neurol. 1979; 29: 32-4.18. Cole VA, Durbin GM, 011afson A, Reynolds EO, Rivers RP and Smith 1F. Pathogenesis. of Intraventicular Haemorrhage in New- born Infants. Arch Dis Child. 1974;49: 722-3.

Artikel:

contoh makalah partus presipitatusArtikel Lainnya Selain Perdarahan intrakranial pada neonatus

Perdarahan intrakranial pada neonatusPerdarahan intrakranial pada neonatus:Perdarahan intrakranial pada neonatus (PIN) tidak jarangdijumpai. PIN mempunyai arti penting karena dapat menye-babkan kematian atau cacat jasmani dan mental1 . PIN ...

HIDROSEFALUSHIDROSEFALUSDarto SaharsoDivisi NeuropediatriBag./SMF Ilmu Kesehatan Anak FK Unair/RSU Dr. Soetomo SurabayaBATASANHidrosefalus adalah suatu keadaan patologis otak yang mengakibatkan bertambahnya cairan serebrospinalis, disebabkan baik oleh ...

Askep Cedera KepalaASUHAN KEPERAWATAN CEDERA KEPALAA. PENGERTIANCidera kepala yaitu adanya deformasi berupa penyimpangan bentuk atau penyimpangan garis pada tulang tengkorak, percepatan dan perlambatan (accelerasi - decelerasi ) ...

Askep Cidera KepalaASUHAN KEPERAWATAN CEDERA KEPALAPENGERTIANCidera kepala yaitu adanya deformasi berupa penyimpangan bentuk atau penyimpangan garis pada tulang tengkorak, percepatan dan perlambatan (accelerasi - decelerasi ) yang ...

Askep Trauma KepalaASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TRAUMA KEPALAA. Prinsip - Prinsip pada Trauma Kepala( Tulang tengkorak sebagai pelindung jaringan otak, mempunyai daya elastisitas untuk mengatasi adanya pukulan.( ...

(sisa plasenta)Tertinggalnya sebagian plasentaSewaktu suatu bagian dari plasenta (satu atau lebih lobus) tertinggal, maka uterus tidak dapat berkontraksi secara efektif dan keadaan ini dapat menimbulkan perdarahan. ...

Biomekanik Dan Patofisiologi Cidera OtakBIOMEKANIK DAN PATOFISIOLOGI CIDERA OTAKA. Anatomi1. Tulang Kalvaria( Elastis( Permukaan intrakranial( Sutura2. Otak, Saraf Otak dan Pembuluh Darah( Lunak ( tidak ada serabut kolagen dan ...

PERDARAHAN POST PARTUMKONSEP DASAR PERDARAHAN POST PARTUM2.2.1. Pengertian Perdarahan Post Partum1. Perdarahan psot partum adalah perdarahan dalam kala IV yang lebih dari 500 600 cc dalam ...

Biomekanik Dan Patofisiologi Cidera OtakBIOMEKANIK DAN PATOFISIOLOGI CEDERA OTAKI. ANATOMI1. Tulang Kalvaria( Elastis( Permukaan intrakranial( Sutura2. Otak, Saraf Otak dan Pembuluh Darah( Lunak ( tidak ada serabut kolagen dan ...

Askep Cedera Kepala Berat dan Sub Dural HematomaASUHAN KEPERAWATAN CEDERA KEPALA BERAT DAN SUB DURAL HEMATOMAPENGERTIANCedera kepala yaitu adanya deformasi berupa penyimpangan bentuk atau penyimpangan garis pada tulang tengkorak, percepatan dan perlambatan ...

Uncategorized

Suka artikel ini, Bagikan dengan teman-teman kamu!

GravidaASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN PLASENTA PREVIA TOTALIS TERHADAP Ny. N DI RB. BUAH HATI SEMARANG TAHUN 2009

Top of Form

Go

Bottom of Form

Archives

Categories

Artikel Terakhir

Asuhan Keperawatan Hipoglikemia

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN BERAT BADAN LAHIR RENDAH

Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Pada Sistem Penglihatan dan Sistem Penghidu

APLIKASI NANDA, NOC DAN NIC PADA ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN KANKER KOLON POST KOLOSTOMI

Asuhan Keperawatan atresia Ani

ASUHAN KEPERAWATAN KRISIS DAN KECEMASAN

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN IDR

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN IBU PENDERITA DIABETES MELITUS

Artikel Air dan Mineral untuk Keperawatan

ALDEHID DALAM KEPERAWATAN

Dilihat Terakhir:

kumpulan kuesioner manajemen keperawatan lp episiotomi pengertian intake sulit pathway ca rektum deformitas pada luka bakar adalah analisa sintesa tindakan keperawatan nebulizer protap memandikan bayi askep hambatan mobilitas fisik nanda pdf jurnal askep lengkap empisema askep demensia cara menggunakan pispot aktivitas sehari - hari penyakit ami pdf askep nic noc bronkhiolitis pada anak makalah askep contusio cerebri tanda tanda abses payudara jelaskan ruang-ruang jantung serta mekanisme kerja katub-katubnya dapat bekerja dengan baik pathway dispepsia contoh askep asma jurnal askep hernia ketidakefektifan perfusi ginjal askep resiko ketidakefektifan perfusi ginjal pathway dan pato hiperglikemia contoh askep dengan kasus hernia materi gastritis laporan pendahuluan gangguan alam perasaan mania askep penyakit pterigium GbPP kdm diagnosa keperawatan keluarga yang dapat muncul berkaitan dengan kasus hipertensi berdasarkan nanda kehamilan matur pengertian diagnosa resiko syok pelayanan kesehatan reproduksi essensial dan komprehensif pada remaja strategi pelaksanaan diare pdf penelitian menurut toro 2010 tentang PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI BERDASARKAN PENDIDIKAN yhs-fh_lsonsw lp panggul sempit perawatan klien post matur dampak penyedap rasa laporan analisa sintesa tindakan keperawatan askep termoregulasi pada anak strategi pelaksanaan diare pada anak contoh askep termoregulasi contoh askep gawat darurat stroke ansin pemberian nebulizer pada pasien ppok pathways retensi urin penyimpangan kdm broncho pneumonia asuhan keperawatan nic noc ca recti askep sectio caesaria yhs-mystartdefault nifas setelah operasi secar selama 30 hari askep gadar mimisanOnline Visitor

INCLUDEPICTURE "Perdarahan%20intrakranial%20pada%20neonatus%20%20%20Kumpulan%20Asuhan%20Keperawatan_files/valid-xhtml.gif" \* MERGEFORMAT \d Copyright 2012 - Kumpulan Asuhan Keperawatan - is proudly powered by Kumpulan Askep Online

Theme mod by: Ciluk-Ba.Com_1463194213.unknown

_1463194214.unknown

_1463194212.unknown

_1463194211.unknown