perempuan lebih berisiko

5
Perempuan Lebih Berisiko Kerusakan pada pembuluh balik yang salah satunya menyebabkan varises wajib diwaspadai. Banyak orang berpikir bahwa varises bukan penyakit berat. Faktanya, pada kasus varises kronis bisa menyebabkan kematian pada penderitanya. Bagaimana mewaspadainya? Menurut dr Dedy Pratama, SpB(K)V dari pusat pembuluh darah RS Cipto Mangunkusumo (RSCM), pada kasus pasien dengan varises kronis atau dikenal dengan Chronic Vein Insufficiency (CVI), bisa mengakibatkan kematian. ’’Varises atau pembengkakan pembuluh vena masih dianggap sebagai gangguan estetika saja karena mengganggu penampilan. Padahal varises merupakan risiko penyumbatan pembuluh darah atau emboli paru (pulmonary embolism /PE),’’ jelas Dedy yang juga sebagai dokter bedah vaskuler di Venosan Clinic, dalam sebuah seminar kesehatan tentang varises di Jakarta, belum lama ini. Emboli paru merupakan penyumbatan arteri paru-paru oleh suatu embolus (bekuan darah) yang terjadi secara tiba-tiba, yang bisa mengakibatkan kematian secara mendadak. Hal yang sama juga diungkapkan Spesialis Bedah Vaskuler dan Endovaskuler FKUI/RSCM dr R Suhartono, MD. Dia mengatakan, varises sebaiknya jangan disepelekan karena dapat menimbulkan komplikasi serius seperti PE. Varises, kata Suhartono, terjadi akibat terganggunya fungsi pembuluh vena untuk mengalirkan darah kembali ke jantung. Vena merupakan pembuluh darah yang bertugas untuk mengembalikan darah dari tubuh ke jantung.

Upload: hipmmastunpatti

Post on 18-Nov-2015

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Perempuan Lebih BerisikoKerusakan pada pembuluh balik yang salah satunya menyebabkan varises wajib diwaspadai. Banyak orang berpikir bahwa varises bukan penyakit berat. Faktanya, pada kasus varises kronis bisa menyebabkan kematian pada penderitanya. Bagaimana mewaspadainya?Menurut dr Dedy Pratama, SpB(K)V dari pusat pembuluh darah RS Cipto Mangunkusumo (RSCM), pada kasus pasien dengan varises kronis atau dikenal dengan Chronic Vein Insufficiency (CVI), bisa mengakibatkan kematian.Varises atau pembengkakan pembuluh vena masih dianggap sebagai gangguan estetika saja karena mengganggu penampilan. Padahal varises merupakan risiko penyumbatan pembuluh darah atau emboli paru (pulmonary embolism /PE), jelas Dedy yang juga sebagai dokter bedah vaskuler di Venosan Clinic, dalam sebuah seminar kesehatan tentang varises di Jakarta, belum lama ini.Emboli paru merupakan penyumbatan arteri paru-paru oleh suatu embolus (bekuan darah) yang terjadi secara tiba-tiba, yang bisa mengakibatkan kematian secara mendadak.Hal yang sama juga diungkapkan Spesialis Bedah Vaskuler dan Endovaskuler FKUI/RSCM dr R Suhartono, MD. Dia mengatakan, varises sebaiknya jangan disepelekan karena dapat menimbulkan komplikasi serius seperti PE.Varises, kata Suhartono, terjadi akibat terganggunya fungsi pembuluh vena untuk mengalirkan darah kembali ke jantung. Vena merupakan pembuluh darah yang bertugas untuk mengembalikan darah dari tubuh ke jantung.Vena memiliki katup untuk menjaga tekanan dari otot tetap normal sehingga darah dapat dialirkan menuju jantung. Vena pada kaki memiliki tugas yang lebih berat dibanding pada bagian tubuh lain karena paling jauh jaraknya dengan jantung.Bila katup vena rusak, maka darah tidak dapat dikembalikan dengan normal. Akibatnya terjadi penimbunan darah yang mengakibatkan pembengkakan vena. Inilah yang menimbulkan varises atau yang dikenal dengan istilah medis CVI, ulas dokter berambut gondrong itu.Bila varises sudah parah akan mengakibatkan penimbunan darah karena aliran darah balik yang tidak normal. Akibatnya darah rentan untuk membeku dan berpotensi menyumbat aliran darah ke paru-paru. Inilah yang mengakibatkan kematian mendadak.Kematian mendadak akibat pulmonary embolism sering disalah artikan serangan jantung. Maka penyakit ini masih belum terlalu menjadi perhatian, ungkapnya.Sekadar diketahui,Varises memiliki beberapa ragamnya. Yaitu varises kecil dan varises besar. Varises kecil biasanya disebut dengan spider veins, sedangkan varises besar disebut truncal varicose vains dan side branch varicose veins.Tahap-tahapan gangguan vena (varises), jelas Dedy, dimulai dari timbulnya garis-garis kemerahan di betis yang merupakan penampakan dari vena yang mulai membengkak. Selanjutnya pembengkakan vena makin besar hingga menimbulkan luka karena sel-sel kulit di atas pembuluh darah yang mati.Angka kejadian varises di Indonesia sebenarnya cukup besar. Hanya saja, karena kebiasaan orang Indonesia yang tidak aware terhadap penyakit, sampai kondisi sudah parah, sehingga Dedy mengaku tidak memiliki data pasti berapa jumlah penderita varises.Tapi jika melihat dari angka kejadian di Singapura dan Malaysia yang cukup tinggi, Indonesia yang memiliki kultur yang hampir sama sepertinya juga memiliki kecenderungan kasus varises yang tinggi, ungkap Dedy.Dedy mengatakan, wanita dewasa memiliki risiko 25-50 persen mengalami varises. Sedangkan pria memiliki risiko terkena varises lebih rendah, yaitu berkisar pada 15-30 persen.Penelitian di Amerika bahkan menemukan data bahwa varises menjadi penyakit no 1 di sana. Faktor penyebabnya, karena kurangnya gerak, kegemukan, dan pola hidup tidak sehat.Dedy menjelaskan, apabila varises belum terlampau parah dan belum sampai menonjol, maka dapat dicegah agar tidak bertambah lebar. Biasanya dengan mengenakan stocking khusus anti varises.Pipa vena ditekan secara elastis oleh kaus kaki stocking yang wajib dipakai terus sehingga mencegah vena tidak terus melebar. Lebih jauh, Suhartono juga pernah mengatakan, bahwa obat-obatan anti varises tidak semuanya menyembuhkan.Sebagian hanya bersifat agar tidak bertambah parah, termasuk pemberian vitamin yang membantu memelihara kekuatan dinding pembuluh vena. Obat bisa membantu dinding pipa vena tidak mengendur oleh tekanan aliran darah yang semakin penuh bendungannya, ulas dia.Risiko varises meningkat pada mereka yang terlalu lama duduk atau berdiri, kurangnya aktivitas fisik, obesitas, hamil, merokok dan faktor genetik, tambah Suhartono di tempat terpisah. Perubahan hormonal saat menopause, riwayat varises dalam keluarga, riwayat penyakit pada vena seperti tromboflebitis (peradangan pembuluh vena) juga bisa memperparah.Menghindari VarisesVarises tergolong penyakit sillent killer karena dapat menyebabkan kematian mendadak. Namun penyakit ini dapat dihindari.Jika penyebabnya karena gaya hidup, Suhartono menganjurkan, hal pertama yang dilakukan adalah dengan merubah gaya hidup. Seperti dengan mempertahankan berat badan ideal dan tidak berdiri atau duduk dalam jangka waktu lama.Akan tetapi kalau penyebabnya karena faktor keturunan, dia menyarankan agar dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu. Ini karena pembuluh darah dapat saja melebar atau tersumbat. Gejala yang biasa ditimbulkan adalah rasa pegal di bagian tertentu, dan terlihat urat atau garis yang menonjol di permukaan kulit, detilnya.Penyakit kram kaki juga diungkapkan Suhartono jangan dianggap sepele, karena itu bisa menyebabkan pembengkakan pada kaki yang berujung varises. Kram kaki terjadi karena peredaran darah di pembuluh vena terhambat dan terakumulasi di betis.Menurut Suhartono, dari hasil penelitian, terungkap bahwa 64,5 persen seseorang yang terkena variseskerjanya terlalu lama berdiri. Sementara 29, 2 persen terjadi pada seorang yang terlalu lama duduk.Dia juga menambahkan, sebanyak 6,3 persen dialami dengan orang yang berjalan. Dari kecilnya prosentase itu, sudah menunjukkan bahwa berjalan merupakan cara mengurangi risiko itu. (sic)- See more at: file:///C:/Users/TOSHIBA/Downloads/Varises%20Kronis%20Ternyata%20Bisa%20Membunuh%20-%20www.indopos.co.id.htm#sthash.1GMc9yux.dpuf