perencanaan audit da prosedur analitis
TRANSCRIPT
TUGAS AUDITING I
Disusun oleh Kelompok 4 :
Kartika Kusuma N – 1209216349Dwi Agustina – 1209216366Irma Arniasih - 1209216379Dewi noviyanti –
1209216381Rahmalia T N – 1209216391Nina Qoriah – 1209216417
Fakultas Ekonomi – AkuntansiUniversitas Pancasila
BAB 8PERENCANAAN AUDIT
DANPROSEDUR ANALITIS
Sumber dari buku Auditing dan Pelayanan Verifikasi Pendekatan Terpadu karangan Alvin A. Arens ; Randal
J. Elder ; Mark S. Beasley Edisi 9 jilid 1
Tujuan Pembelajaran
Membahas mengapa perencanaan audit yang memadai merupakan hal yang penting
Membuat keputusan penerimaan klien dan melakukan perencanaan audit awal
Memahami bisnis dan industri klien Menilai risiko bisnis klien Melakukan prosedur analitis awal Menyatakan tujuan prosedur analitis dan
penetapan waktu atas setiap tujuan Memilih prosedur analitis yang paling tepat
diantara kelima jenis utama Menghitung rasio keuangan umum
A. Perencanaan Audit
“Standar pekerjaan lapangan dalam standar auditing mengharuskan
bahwa audit harus direncanakan dengan sebaik-baiknya”
Tiga alasan utama auditor merencanakan audit dengan baik ;
1) memperoleh bukti kompeten yang memadai
2) membantu menjaga biaya audit dikeluarkan dalam jumlah wajar
3) menghindari kesalahpahaman dengan klien
A. Perencanaan Audit
Dua istilah risiko ;
1) Acceptable Audit Risk /AAR (Risiko Akseptibilitas Audit) : ukuran untuk menilai seberapa besar kesediaan auditor untuk menerima bahwa laporan keuangan mungkin saja disajikan dengan kesalahan penyajian yang material setelah proses audit dilaksanakan dan pendapat wajar tanpa pengecualian dinyatakan
2) Inherent Risk /IR (Risiko Inheren / Risiko Bawaan) : ukuran penilaian auditor atas kemungkinan adanya kesalahan penyajian yang material atas akun sebelum mempertimbangkan efektivitas pengendalian intern.
Penilaian terhadap AAR dan IR merupakan bagian penting dari perencanaankarena penilaian tersebut mempengaruhi jumlah bukti audit yang
harusdikumpulkan dan penugasan staf yang lebih berpengalaman dan
pelaksanaanAudit.
A. Perencanaan Audit
7 Bagian Utama Dalam Perencanaan Audit
1. Menerima klien dan melakukan perencanaan audit awal
2. Memahami Bisnis dan Industri Klien
3. Menilai Risiko Bisnis Klien
4. Melaksanakan Prosedur Analitik Awal
5. Menetapkann materialitas, dan menilai risiko AAR serta IR
6. Memahami pengendalian Intern dan menilai risiko pengendalian
7. Menyusun seluruh rencana serta program audit
1. Menerima Klien dan Melakukan Perencanan Audit Awal
Ada 5 tahapan yang harus dilakukan dalam hal ini, seperti ;
a. Penerimaan dan kalangsungan kerja sama dengan klien
b. Mengidentifikasikan berbagai alasan klien meminta penugasan audit
c. Membuat serta memperoleh kesepahaman dengan klien
d. Memilih staf untuk melaksanakan penugasan audit
e. Mengevaluasi kebutuhan akan spesialis dari luar
1. Menerima Klien dan Melakukan Perencanan Audit Awal
a. Penerimaan dan kalangsungan kerja sama dengan klien
KAP harus mengevaluasi klien-klien yang dimilikinya saat ini untuk menentukan apakan terdapat alasan - alasan untuk tidak melanjutkan perikatan audit pada tahun berikutnya
Hal-hal yang harus dipertimbangkan antara lain: konflik mengenai lingkup audit, jenis opini yang diberikan, atau jumlah fee audit
Kode etik mengenai independensi mempersyaratkan KAP tidak dapat melakukan perikatan audit pada tahun berikutnya apabila klien melakukan gugatan hukum terhadap KAP; atau terdapat fee audit yang belum dibayarkan untuk periode penugasan lebih dari satu tahun sebelumnya
1. Menerima Klien dan Melakukan Perencanan Audit Awal
a. Penerimaan dan kalangsungan kerja sama dengan klien
Untuk calon klien yang sebelumnya diaudit oleh KAP lain, KAP baru disyaratkan untuk melakukan komunikasi dengan KAP Sebelumnya
Untuk pelaksanaan Kode Etik, KAP sebelumnya harus mendapat ijin dari Klien sebelum memberikan informasi pada KAP baru.
Informasi yang diberikan antara lain dapat berupa: integritas klien, prinsip akuntansi, prosedur audit, atau fee audit
KAP baru dalam mempertimbangkan penerimaan klien, dapat memperoleh informasi dari pengacara, bank, maupun perusahaan lain
1. Menerima Klien dan Melakukan Perencanan Audit Awal
b. Mengidentifikasikan berbagai alasan klien meminta penugasan audit
Sesuai dengan dua faktor yang mempengaruhi Resiko Akseptibilitas Audit /AAR : (a) siapakah yang akan menjadi pengguna laporan keuangan ; (b) apa maksud menggunakan laporan keuangan tersebut
Contoh :“bukti audit yang lebih banyak apabila klien akan menggunakan laporan keuangan untuk IPO atau klien telah memiliki hutang dalam jumlah yang besar”
Informasi tersebut dapat diperoleh dari komunikasi dengan klien serta
pengalaman KAP pada periode sebelumnya
1. Menerima Klien dan Melakukan Perencanan Audit Awalc. Membuat serta memperoleh kesepahaman dengan klien
KAP harus mendokumentasikan pemahaman mereka akan penugasantertentu di dalam kertas kerjanya, termasuk tujuan penugasan, tanggungjawab auditor dan manajemen, serta batasan-batasan penugasan, yangdituangkan dalam surat penugasan..
Surat penugasan adalah kesepakatan antara KAP dan pihak klien untukmelaksanakan jasa audit serta jasa lainnya yang terkait dengan audit yangberisi tentang ; (a) Jasa yang diberikan , (b) Batasan-batasan dalampelaksanaan audit, (c) Jangka waktu pelaksanaan audit , (d) Bantuan yangakan disediakan oleh pegawai klien , (e) Informasi kepada klien bahwaauditor tidak dapat memberi jaminan bahwa semua kecurangan akan dapatdiungkapkan, (f) Fee yang disepakati
1. Menerima Klien dan Melakukan Perencanan Audit Awald. Memilih staf untuk melaksanakan penugasan audit
Pemilihan staf untuk melaksanakan penugasan audit terkait dengan SPAP (Standar Profesional Akuntan Publik) yang menyatakan bahwa audit dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknik yang cukup sebagai auditor.
Staf harus memahami karakteristik industri klien
Pertimbangan utama dalam pemilihan staf adalah kontinyuitas (continuity) penugasan seorang staf
1. Menerima Klien dan Melakukan Perencanan Audit Awal
e. Mengevaluasi kebutuhan akan spesialis dari luar
Jika bidang usaha klien atau salah satu prosedur audit memerlukan penggunaan keahlian khusus, maka KAP dapat berkonsultasi/ menggunakan seorang spesialis dari luar KAP
KAP harus mengevaluasi kualifikasi dan kemampuan spesialis tersebut dalam pemahaman dan pencapaian tujuan dari pekerjaan mereka
KAP juga harus mempertimbangkan hubungan spesialis dengan klien agar tidak mempengaruhi obyektifitas pelaksanaan tugasnya
2. Memahami Bisnis dan Industri Klien
“Sifat dari bisnis dan industri klien mempengaruhi risiko bisnis klien (client
business risk) dan risiko adanya salah saji yang material (risk of material
misstatements) dalam laporan keuangan”
Faktor yang meningkatkan pentingnya pemahaman akan bisnis dan industri
klien :
Teknologi informasi
Operasional ke seluruh dunia
Modal manusia
2. Memahami Bisnis dan Industri Klien
Memahami Industri dan Lingkungan
Eksternal
Operasi dan Bisnis Proses
Manajemen dan Kepemerintahan
Tujuan dan Strategi Klien
Pengukuran dan Kinerja
2. Memahami Bisnis dan Industri Klien
Alasan utama untuk Memahami Industri dan Lingkungan Eksternal
a) Terdapat risiko yang terkait dengan klien dan industri tertentu.
b) Terdapat inheren risk yang umumnya dimiliki oleh semua perusahaandalam sejumlah industri tertentu
c) Banyak industri yang memiliki persyaratan akuntansi yang unik yang harus dipahami auditor untuk mengevaluasi apakah laporan keuangan klien sudah sesuai dengan PABU
2. Memahami Bisnis dan Industri Klien
Operasi dan proses bisnis
Auditor harus memahami faktor – faktor yang dapat menunjukkan risiko
bisnis klien, seperti :
a) sumber utama pendapatan
b) pelanggan dan pemasok utama
c) sumber keuangan
d) informasi tentang pihak terkait
2. Memahami Bisnis dan Industri Klien
Operasi dan proses bisnis
Mengunjungi pabrik dan kantor Mengamati kegiatan perusahaan secara langsung
dengan tujuan melihat fasilitas fisik maka, auditor akan mampu untuk menilai fisik pengamanan atas aset dan menafsirkan data akuntansi yang terkait dengan aset.
Mengidentifikasi pihak terkait Pihak terkait disini didefinisikan sebagai perusahaan
afiliasi, pemegang saham utama dari perusahaan klien atau pihak lainnya yang berhubungan dengan klien dimana salah satu dari kedua belah pihak itu dapat mempengaruhi manajemen atau kebiajakan operasional pihak lainnya (SAS 45 (AU 334))
2. Memahami Bisnis dan Industri Klien
Manajemen dan Kepemerintahan
Filosofi manajemen dan gaya operasional manajemen sangat mempengaruhi kemampuan mengidentifikasi dan merespons sehingga berdampak pada risiko salah saji material dalam LK (laporan keuangan)
Kepemerintahan, meliputi struktur organisasi, aktivitas dewan komisaris, dan komite audit.
Pemahaman mengenai manajemen dan kepemerintahan dapat diperoleh dari penelaahan terhadap ; (a) anggaran dasar (corporate charter), (b) anggaran rumah tangga (bylaws), (c) notulen rapat (corporate minutes).
2. Memahami Bisnis dan Industri Klien
Tujuan dan Strategi Klien
Strategi merupakan pendekatan yang diikuti oleh perusahaan untuk mencapai tujuan organisasi (klien) seperti ;
a) Keandalan dari pelaporan keuangan
b) Efektivitas dan efisiensi operasi
c) Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan
2. Memahami Bisnis dan Industri Klien
Pengukuran dan KInerja
Sistem pengukuran kinerja klien meliputi indikator prestasi kunci yang digunakan manajemen untuk mengukur kemajuan pencapaian tujuan, seperti : (a) pembagian pasar, (b) penjualan per karyawan, (c) pertumbuhan unit penjualan, (d) pengunjung unik ke sebuah situs web, (e) penjualan toko yg sama, (f)penjualan per kaki persegi penjual eceran
Risiko salah saji keuangan dapat meningkat apabila klien menetapkan tujuan yang tidak wajar atau bila sistem pengukuran prestasi mendorong terjadinya aggressive accounting.
Penilaian terhadap pengukuran dapat dilakukan dengan analisis rasio dan benchmarking dengan pesaing utama
3. Menilai Risiko Bisnis Klien
Risiko bisnis klien adalah risiko dimana klien gagal dalam mencapai tujuan bisnisnya.
Apa yang menjadi perhatian utama auditor ?“Resiko dari salah saji material dalam LK yang disebabkan oleh risiko bisnis klien”
Contoh: sebuah perusahaan supplier peralatan IT memiliki persediaan peralatan komputer dalam jumlah besar karena memprediksi tingkat penjualan yang akan meningkat pesat. Tetapi penurunan kondisi ekonomi mengakibatkan penurunan penjualan yang signifikan. Perusahaan IT biasanya memiliki siklus yang pendek, sehingga auditor harus memperhatikan nilai persediaan ini agar tidak disajikan secara tidak wajar dalam LK
3. Menilai Risiko Bisnis Klien
Industri Klien, Risiko Bisnis Klien dan Risiko Salah Saji Material
Memahami bisnis & industri klien
Menilai risiko bisnis klien
Menilai risiko salah saji material
Industri & lingkungan eksternal
Tujuan & strategi
Operasi & proses bisnis
Manajemen &kepemerintahan
Pengukuran & kinerja
4. Melaksanakan Prosedur Analitis Pendahuluan
Bagian penting untuk memahami bisnis klien dan penilaian resiko
Dilakukan dengan membandingkan antara rasio klien dengan benchmark industri atau pesaing sebagai indikasi kinerja perusahaan
Bagian penting dari pengujian disepanjang audit
B. Ikhtisar Atas Tujuan – Tujuan Perencanaan Audit
Tujuan utama mendapatkan sebuah pemahaman tentang bisnis dan industri klien.
“Hal ini digunakan umtuk menilai risiko bisnis klien dan risiko salah saji material dalam laporan keuangan”
C. Komponen Utama Dalam Merencanakan Audit
1. Menerima klien dan melaksanakan perencanaan awala) penerimaan klien baru dan kesinambunganb) identifikasi alasan klien meminta auditc) Memperoleh kesepahaman dengan kliend) Memilih staf untuk penugasan audit
2. Memahami bisnis dan industri kliena) Memperoleh pemahaman akan industri dan lingkngan eksternal klienb) Memahami operasi, strategi dan sistem kinerja klien
3. Menilai resiko bisnis kliena) Menilai risiko bisnis klienb) Mengevaluasi kontrol manajemen yg mempengaruhi risiko bisnisc) Menilai risiko salah saji material
4. Melaksanakan prosedur analitis pendahualuan
D. Prosedur Analitis
Definisi menurut SAS 56 (AU 329) lebih ditujukan pada penekanan pada pengharapan yang dikembangkan oleh auditor
1. Diwajibkan untuk dilakukan dalam Fase perencanaan untuk membantu dalam menentukan sifat, luasan & penetapan waktu pekerjaan yg akan dilakukan
2. Seringkali dilakukan Fase pengujian dari audit yg berhubungan dengan prosedur audit lainnya
3. Diwajibkan untuk dilakukan selama Fase penyelesaian dari audit
D. Prosedur Analitis
Tujuan prosedur analitis untuk ketiga fase
TUJUANFASE
Perencanaan Pengujian Penyelesaian
Memahami industri & bisnis klien Tujuan utama - -
Menilai kelangsungan
Tujuan sekunder
- Tujuan sekunder
Menunjukkan kemungkinan salah saji (pengarahan perhatian)
Tujuan utama Tujuan sekunder
Tujuan utama
Mengurangi ujian rinci
Tujuan sekunder
Tujuan utama -
E. Lima Jenis Prosedur Analitis
Membandingkan data klien dengan :
1. Data industri
2. Data periode sama yg sebelumnya
3. Hasil dugaan yg telah ditentukan klien
4. Hasil dugaan yg telah ditentukan auditor
5. Hasil dugaan, menggunakan data non keuangan
F. Rasio Keuangan Umum
Terdapat 4 rasio keuangan yg pada umumnya digunakan, seperti :
1. Kemampuan Membayar Utang Jangka Pendek
2. Rasio Aktivitas Likuiditas
3. Kemampuan Memenuhi Kewajiban Utang Jangka Panjang
4. Rasio Profitabilitas
F. Rasio Keuangan Umum
1. Kemampuan Membayar Utang Jangka Pendek
kas + surat berharga
Utang lancar
kas + surat berharga + piutang dagang bersih Utang bersih
kas + surat berharga + piutang dagang bersih Utang bersih
Aktiva lancar Utang lancar
Rasio Kas
Rasio Paling lancar
Rasio Paling lancar
Rasio Lancar
F. Rasio Keuangan Umum
2. Rasio Aktivitas Likuiditas
Perputaran piutang dagang
Penjualan bersihPiutang kotor rata -
rata
365 hariPerputaran piutang
dagang
365 hariPerputaran piutang
dagang
Jumlah hari untuk menagih piutangJumlah hari untuk menagih piutang
Perputaran persediaan
Jumlah hari untuk menjual persediaanJumlah hari untuk
menjual persediaan
Biaya barang yg terjualRata – rata persediaan
365 hariPerputaran persediaan
365 hariPerputaran persediaan
F. Rasio Keuangan Umum
3. Kemampuan Memenuhi Kewajiban Utang Jangka Panjang
Utang terhadap income
Kewajiban totalEkuitas total
Income operasiBiaya bunga
Income operasiBiaya bunga
Berapa kali bunga yang dihasilkan
Berapa kali bunga yang dihasilkan
F. Rasio Keuangan Umum
4. Rasio Profitabilitas
Persentase keuntungan kotor
Persentase keuntungan kotor
Pendapatan per saham
Margin keuntungan
Pemasukan bersih Rata – rata saham biasa yg beredar
Penjualan bersih +biaya brg yg terjual
Perputaran piutang dagang
Penjualan bersih +biaya brg yg terjual
Perputaran piutang dagang
Penjualan bersih + lbarang yg terj
Perputaran piutang dagang
F. Rasio Keuangan Umum
4. Rasio Profitabilitas
Tingkat pengembalian atas
aktiva
Pengembalian atas modal biasa
Pengembalian atas modal biasa
Pemasukan sebelum pajakAktiva total rata - rata
Pemasukan – Dividen istimewa
Ekuitas pemegang saham
Pemasukan – Dividen istimewa
Ekuitas pemegang saham
CONTOH KASUS
CONTOH KASUS
CONTOH KASUS
CONTOH KASUS
Kesimpulan
Dalam Prosedur Analitis akan melibatkan perhitungan rasio dan perbandingan lain dari jumlah yang telah dicatat untuk nilai dugaan bagiauditor
Prosedur Analitis juga digunakan dalam perencanaan untuk memahamibisnis dan industri klien serta sepanjang audit akan digunakan untuk mengidentifikasi dalam kemungkinan salah saji, mengurangi tes rinci, danuntuk menilai masalah yg diperhatikan.
Penggunaan Prosedur Analitis mengalami peningkatan karena efektivitasnyadalam mengidentifikasikan semua kemungkinan salah saji dengan biayarendah. Selain itu, hal ini sangat dibutuhkan dalam fase perencanaan danpenyelesaian audit
Terima kasih