perencanaan kebutuhan listrik kapal

27
BAB I PENDAHULUAN Teknik perkapalan merupakan ilmu yang mempelajari tentang merencanakan, membangun dan mereparasi kapal. Dalam membuat kapal, perancang harus bisa memaksimalkan segala kebutuhan operasional kapal tersebut, dari segi kebutuhan keamanan kapal, keamanan penumpang, dan kebutuhan yang menyangkut jenis kapal. Salah satu kebutuhan itu adalah harus adanya listrik untuk menjalankan berbagai kebutuhan di kapal seperti untuk menghidupkan mesin pertama kalinya, sebagai penerangan, pompa-pompa dan kebutuhan yang lainnya. International Maritime Organization, (IMO) adalah suatu badan organisasi internasional yang mengkoordinasi industri pelayaran antar negara yang bertujuan untuk meningkatkan keselamatan maritim dan mencegah polusi air laut. IMO ini telah menghasilkan sekumpulan peraturan mengenai standar rancangan kapal, konstruksi dan peralatan keselamatannya yang disebut Safety Of Life At Sea (SOLAS), dimana isi peraturan didalamnya terus dimodifikasi dan dimoderenisasi untuk beradaptasi dengan perubahan teknologi dan peristiwa- peristiwa baru di laut. Salah satu peraturan itu adalah tentang perencanaan instalasi listrik. Pada dasarnya persyaratan tersebut untuk menjamin keamanan, kelayakan, dan pemaksimalan operasi instalasi listrik tersebut. kapal merupakan transportasi yang tak menetap (selalu berlayar dan berpindah tempat), maka kapal tidak bisa 1

Upload: tanalialayubi

Post on 09-Jan-2017

2.622 views

Category:

Education


28 download

TRANSCRIPT

Page 1: Perencanaan Kebutuhan Listrik Kapal

BAB I

PENDAHULUAN

Teknik perkapalan merupakan ilmu yang mempelajari tentang merencanakan,

membangun dan mereparasi kapal. Dalam membuat kapal, perancang harus bisa

memaksimalkan segala kebutuhan operasional kapal tersebut, dari segi kebutuhan

keamanan kapal, keamanan penumpang, dan kebutuhan yang menyangkut jenis kapal.

Salah satu kebutuhan itu adalah harus adanya listrik untuk menjalankan berbagai

kebutuhan di kapal seperti untuk menghidupkan mesin pertama kalinya, sebagai

penerangan, pompa-pompa dan kebutuhan yang lainnya.

International Maritime Organization, (IMO) adalah suatu badan organisasi

internasional yang mengkoordinasi industri pelayaran antar negara yang bertujuan untuk

meningkatkan keselamatan maritim dan mencegah polusi air laut. IMO ini telah

menghasilkan sekumpulan peraturan mengenai standar rancangan kapal, konstruksi dan

peralatan keselamatannya yang disebut Safety Of Life At Sea (SOLAS), dimana isi

peraturan didalamnya terus dimodifikasi dan dimoderenisasi untuk beradaptasi dengan

perubahan teknologi dan peristiwa-peristiwa baru di laut. Salah satu peraturan itu adalah

tentang perencanaan instalasi listrik. Pada dasarnya persyaratan tersebut untuk menjamin

keamanan, kelayakan, dan pemaksimalan operasi instalasi listrik tersebut.

kapal merupakan transportasi yang tak menetap (selalu berlayar dan berpindah

tempat), maka kapal tidak bisa memakai listrik dari darat yang tersambung terus menerus.

Oleh karena itu instalasi listrik dalam kapal harus memiliki sumber listrik yang mandiri,

sumber listrik tersebut di hasilkan dari genset atau generator listrik.

Generator adalah mesin listrik yang berfungsi untuk mengubah energi

gerak/mekanik menjadi energi listrik. Sedangkan genset atau generator set adalah sebuah

mesin listrik yang terdiri dari sebuah generator dan motor yang digunakan untuk

menggerakkan motor generator. Dalam perencanaan kapal, merencanakan generator

sebagai penyuplai kebutuhan kapal harus diperhatikan, karena dalam pemilihan generator

harus mengetahui kebutuhan dari kapal yang akan di bangun sehingga dalam

penggunaannya bisa maksimal.

Kebutuhan listrik untuk setiap kapal berbeda-beda tergantung dari jenis dan

ukuran kapal tersebut. Oleh karena itu, penulis sebagai mahasiswa teknik perkapalan

1

Page 2: Perencanaan Kebutuhan Listrik Kapal

mempelajari tentang perhitungan kelistrikan kapal yang di maksudkan agar pada saat

merancang kapal bisa memilih generator yang sesuai untuk kapal yang di rancang

tersebut.

Daya cadangan harus dimasukkan perhitungan untuk menutup kebutuhan daya pada

puncak beben yang terjadi pada periode yang singkat, misalnya bila digunakan untuk

mengasut motor – motor besar. Jika dilihat secara regulasi BKI mensyaratkan untuk daya

keluar dari generator sekurang-kurangnya diperlukan untuk pelayanan dilaut harus 15%

lebih tinggi daripada kebutuhan daya yang ditetapkan dalam balans daya. Selain itu juga

harus

diperhatikan faktor pertumbuhan beban untuk masa akan datang.

Untuk menentukan kapasitas generator di kapal dipergunakan suatu tabel balans

daya yang mana seluruh peralatan listrik yang ada kapasitanya atau dayanya tertera

dalam tabel tersebut.

Sehingga dengan tabel balans daya tersebut dapat diketahui daya listrik yang

diperlukan untuk masing – masing kondisi operasional kapal. Dalam penentuan electric

balans BKI Vol. IV (Bab I, D.I) mengisyaratkan bahwa :

a. Seluruh perlengkapan pemakaian daya yang secara tetap diperlukan untuk

memelihara pelayanan normal harus diperhitungkan dengan daya kerja penuh.

b. Beban terhubung dari seluruh perlengkapan cadangan harus dinyatakan. Dalam hal

perlengkapan pemakaian daya nyata yang hanya bekerja bila suatu perlengkapan

serupa rusak, kebutuhan dayanya tidak perlu dimasukkan dalam perhitungan.

c. Daya masuk total harus ditentukan, dari seluruh pemakaian daya yang hanya untuk

sementara dimasukkan, dikalikan dengan suatu faktor kesamaan waktu bersama

(common simultancity factor) dan ditambahkan kepada daya masuk total dari seluruh

perlengkapan pemakaian daya yang terhubung tetap.

d. Daya masuk total sebagaimana telah ditentukan sesuai a. dan c. Maupun daya yang

diperlukan untuk instalasi pendingin yang mungkin ada, harus dipakai sebagai dasar

dalam pemberian ukuran instalasi generator.

2

Page 3: Perencanaan Kebutuhan Listrik Kapal

BAB II

PEMBAHASAN

A. Teori Dasar Listrik

Kelistrikan adalah sifat benda yang muncul dari adanya muatanlistrik. Muatan

listrik adalah pengukuran muatan dasar yang dimiliki suatu benda. Muatan dasar listrik

adalah coulomb. Dalam sistem tenaga listrik kita mengenal peralatan yang dapat

mengubah energy listrik, baik dari energi listrik ke energi mekanis, ataupun dari energi

mekanis ke energy listrik, serta mengubah energy listrik dari rangkaian yang satu ke

rangkaian yang lainnya. Peralatan yang di gunakan secara singkat adalah:

1) Generator, adalah peralatan yang digunakan untuk mengubah energy mekanis menjadi

energi listrik. Generator dibagi menjadi dua jenis, yaitu generator AC, dan Generator

DC.

2) Motor, adalah peralatan listrik yang digunakan untuk mengubah energi listrik untuk

menjadi energy mekanis. Motor juga dibagi menjadi dua, yaitu motor AC dan motor

DC.

3) Transformator (Trafo), adalah peralatan yang digunakan untuk mengubah energy

listrik menjadi energy listrik lainnya, dimana tegangan keluaran (output) dapat

dinaikkan ataupun diturunkan sesuai kebutuhannya.

Muatan listrik dapat bernilai positif, negative, dan nol (tidak terdapat muatan atau

jumlah satuan muatn positif dan negatif sama). Tanda muatan menentukan apakah garis-

garis medan listrik yang disebabkannya berasar dari atau menuju darinya. Telah

ditentukan (berdasarkan gaya yang dialami oleh muatan uji positif) bahwa:

Muatan positif (+) akan menyebabkan garis-garis medan listrik berarah dari padanya

menuju keluar.

Muatan negative (-) akan menyebabkan garis-garis medan listrik berarah menuju

masuk padanya.

Muatan no; ( ) tidak menyebabkan adanya garis-garis medan listrik.

Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang mengalir tiap satuan waktu.

Muatan tersebut dapat mengalir melalui penghantar listrik. Dalam fisika, arus listrik

(Ampere) dilambangkan dengan A. satu ampere adalah suatu arus listrik yang mengalir.

Suatu material yang dapat menghantarkan listrik adalah konduktor, contoh-contoh

3

Page 4: Perencanaan Kebutuhan Listrik Kapal

konduktor salah satunya adalah logam-logam seperti tembaga, perak, besi, dan material

lain yang dapat menghantarkan listrik. Sebaliknya, material yang tidak dapat

meghantarkan listrik disebut insulator, contohnya seperti plastic, keramikm karet dan lain

sebagainya.

Pada perkembangannya arus yang dibangkitkan dari suatu pembangkit terdapat

dua, yaitu arus bolak-balik (arus AC) dan arus searah (arus DC). Arus AC (alternating

current) adalah arus listrik dimana besarnya dan arahnya arus berubah-ubah secara bolak-

balik. Bentuk gelombang dari listrik arus bolak-balik biasanya berbentuk gelombang

sinusoida, karena ini yang memugkinkan pengaliran energy yang paling efisien. Namun

dalam aplikasi –aplikasi spesifik yang lain bentuk gelombang lain pun dapat digunakan.

Arus DC (Direct Current) adalah aliran arus listrik yang konstan dari potensial tinggi ke

potensial rendah. Pada umumnya ini terjadi dalam sebuah konduktor seperti kabel, namun

bias juga terjadi ppada semikonduktor, isolator, atau juga vakum seperti halnya pancaran

electron atau pancaran ion. Dalam listrik arus searah, muatan listrik mengalir ke satu arah,

berbeda dengan arus AC. Istilah lama yang di gunakan pada arus searah ini adalah Arus

Galvanis.

B. Motor Induksi di Kapal

Motor induksi merupakan aplikasi dari motor-motor elektrik. Motor induksi

(asinkron) merupakan aplikasi motor elektrik yang sering digunakan . hal tersebut

disebabkan oleh strukturnya yang sederhana, kokoh, dan harganya yang relative murah,

mudah dirawat, dan sedikit gangguan dan pengoperasinya.

Rotor motor induksi memiliki dua jenis rotor, yaitu:

Rotor Belitan

Pada rotor ini rotornya berupa belitan kumparan tiga fase sama seperti kuparan

pada stator. Motor induksi dengan rotor ini memungkinkan penambahan (pengaturan)

tahanan luar. Tahanan luar dapat diatur ini dihubungkan ke rotor melalui cincin. Hal

tersebut dimaksudkan untuk membatasi arus start yang besar. Selain itu dengan

merubah sebuah tahanan luar, kecepatan motor dapat di atur.

Rotor Sangkar

Rotor sangkar berupa batang konduktor yang disusun sedemikian rupa

menyerupai sangkar tupai. Pada rotor ini batang konduktor secara permanen

4

Page 5: Perencanaan Kebutuhan Listrik Kapal

terhubung singkat sehingga tidak mungkin memasangkan rangkaian tambahan seperti

rotor belitan.

Aplikasi motor induksi di kapal

Kecepatan, daya, dan siklus pengoperasian motor induksi dikapal disesuaikan

dengan kebutuhan peralatan yang membutuhkan daya. Siklus pengoperasian motor

induksi dibagi menjadi siklus kontinyu dan siklus intermittent. Tugas kontinyu jika motor

melayani kebutuhan listrik pada interval waktu tertentu yang secara terus menerus. Tugas

intermitten jika kapal melayani peralatan yang interval waktu tidak tentu.

Motor induksi yang digunakan diatas kapal biasanya mempunyai torsi start normal

dan arus start yang rendah serta slip yang rendah. Motor induksi ini biasanya digunakan

untuk pompacentrifugal, fan, blower, motor genset, dan kompresor yang belum dibebani

saat start awal.

Motor listrik jenis kedua yang digunakan mempunyai torsi start yang tinggi, arus

start yang rendah dan slip yang kecil. Motor jenis ini biasanya digunakan untuk aplikasi

seperti anchor, windlass, dan compressor yang dibebani saat start awal.

Jenis motor induksi yang ketiga adalah motor yang mempunyai torsi start yang

tinggi, arus start yang moderat, dan slip yang tinggi. Motor jenis ini biasanya digunakan

untuk capstan, whinces, katup operator,conveyor, elevator, dan hoist.

C. Perhitungan Load Generator Kapal

Generator dikapal merupakan auxiliary engine atau alat bantu yang fungsinya

adalah sumber pembangkit daya listrik yang ada. Sehingga keberadaannya sangat vital

bagi operasional sebuah kapal. Faktor terpenting yang mempengaruhi pemilihan sistem

pembangkit listrik di kapal adalah dengan pemilihan kapasitas generator yang sesuai.

Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) Vol IV Tahun 2004 mesyaratkan bahwa

sekurang-kurangnya 2 agregat yang terpisah dari mesin penggerak utama harus

disediakan untuk pemberi daya listrik. Daya keluaran harus berukuran sedemikian

sehingga keluaran generator sih tersisa dan cukup untuk menutup kebutuhan daya dalam

pelayaran dilaut ketika salah satu agregat rusak ataupun dihentikan.

Daya cadangan harus dimasukkan dalam perhitngan untuk meutup kebutuhan

daya pada puncak beban waktu singkat. Bila tidak ada petunjuk yang terperinci untuk

menentukan persediaan daya yang cukup, daya keluar dari generator yang sekurang-

5

Page 6: Perencanaan Kebutuhan Listrik Kapal

kurangnya diperlukan untuk pelayanan selama pelayaran di laut harus 15% lebih besar

dari kebutuhan daya yang di tentukan dalam balance daya.

Dalam penentuan electric balance BKI Vol. IV Tahun 2004 juga mensyaratkan

bahwa:

1) Seluruh perlengkapan pemakain daya yang secara tetap diperlukan untuk memelihara

pelayanan yang normal harus diperhitungkan dengan daya kerja penuh.

2) Beban terhubung dari seluruh perlengkapan cadangan harus dinyatakan. Dalam hal

perlengkapan serupa rusak, kebutuhan dayanya tidak perlu dimasukkan perhitungan.

3) Daya masuk total yang harus ditentukan, dari seluruh pemakaian daya yang hanya

dimasukkan, dikalikan dengan suatu faktor kesamaan waktu bersama (common

simultancy faktor) dan di tambahkan kepada daya masuk total dari seluruh

perlengkapan pemakaian daya yang terhubung tetap.

4) Daya masuk total sebagaimana ditentukan sesuai 1) dan 3) maupun kebutuhan daya

utuk instalasi pendingin yang mungkin ada, harus dipakai sebagai dasar dalam

pemberian ukuran instalasi generator.

Sistem pembangkit listrik arus bolak-balik (Generator Arus AC) menjadi standar

bagi kebanyakan instalasi listrik dikapal. Pemilihan sistem dengan arus bolak balik

memiliki keuntungan yang signifikan daripada menggunakan sistem dengan arus searah

(Arus DC). Keuntungan tersebut adalah:

Penghematan dalam biaya, berat peralatan dan kebutuhan ruang.

Pemeliharaan yang rendah

Ketersediaan peralatan yang tinggi

Keandalan yang tinggi

Banyak dari keuntungan ini direalisir melalui penggunaan motor sangkar tupai

menggantikan motor DCyang memiliki komutator dan sikat arang. Frekuensi 60 cps

merupakan standar AC plants dan dapat berupa salah satu dari type-type berikut:

1) 120 volt, 3 phase 3 kawat

2) 230 volt, 3 phase 3 kawat

3) 450 volt, 3 phase 3 atau 4 kawat.

6

Page 7: Perencanaan Kebutuhan Listrik Kapal

Type 450 volt, 3 phasa 4 kawat kebanyakan digunakan dimana tegangan line 450 volt

digunakan untuk sistem ketenagaan dan tegangan phasa 230 volt digunakan untuk sistem

dengan daya yang relative kecil seperti penerangan dan lain sebagainya.

Daya pada sistem bintang

Daya satu phasa = Vph . Iph . Cos ᶲ (watt)

Iph = IL dan

√3 . Vph = VL

Daya satu phasa = VL / √3 . IL . Cos ᶲ (watt)

Total daya tiga phasa = 3VL / √3 . IL . Cos ᶲ (watt)

= √3 . VL . IL . Cos ᶲ (watt)

Daya pada sistem sigitiga

Daya satu phasa = Vph . Iph . Cos ᶲ (watt)

Vph = VL atau

Iph = IL / √3

Daya satu phasa = VL . IL / √3 . Cos ᶲ (watt)

Total daya tiga phasa = √3 . VL . IL . Cos ᶲ (watt)

Dimana : Vph = tegangan phasa

VL = tegangan line

Iph = arus phasa

IL = arus line

Cos ᶲ = faktor daya

7

Page 8: Perencanaan Kebutuhan Listrik Kapal

Hubungan antara arus (I), Tegangan (V), dan daya (P) dalam hubungan bintang dan

segitiga untuk rangkaian tiga phasa adalah seperti berikut ini :

Bintang Segitiga (delta)

Tegangan (V) VL = √3 .Vph VL = Vph

Arus (I) IL = Iph IL = √3 . Iph

Daya (P) √3 . VL . IL . Cos ᶲ √3 . VL . IL . Cos ᶲ

Perencanaan sistem pembangkit listrik pada suatu kapal perlu memperhatikan

kapasitas dari generator agar dapat mensuplai kebutuhan listrik pada semua kondisi

operasional kapal. Pemilihan kapasitas generator dipengaruhi oleh jenis dan fungsi kapal

masing-masing.

Kapasitas generator yang dipilih harus lebih besar dari kebutuhan daya listrik pada

kondisi beban puncak.

Kebutuhan maximum penting diketahui untuk menentukan kapasitas generator

yang diperlukan. Sedangkan kebutuhan minimum digunakan untuk menentukan

konfigurasi dari sistem pembangkit listrik yang sesuai serta untuk menentukan kapan

generator di operasikan. Secara umum terdapat empat kelompok beban di kapal yang

harus dilayani oleh generator berdasarkan fungsinya masing-masing:

Beban yang terdapat pada geladak lambung (hull part)

Beban yang berupa peralatan yang menunjang sistem pendinginan palka

Beban berupa electromotor yang menunjang sistem permesinan kapal

Beban berupa penerangan, peralatan komunikasi, navigasi, dan sistem tanda bahaya.

Berdasarkan aktifitas kapal terkait dengan peralatan-peralatan tersebut diatas

dikelompokkan dalam lima kondisi, yaitu:

1) Persiapan berlayar

2) Berlayar

3) Berlabuh

4) Bongkar muat

5) Manuver

Pengelompokkan berdasarkan aktifitas kapal diatas bertujuan untuk memudahkan

dalam penentuan faktor beban masing-masing peralatan, karena tidak semua peralatan

listrik diatas bekerja secara kontinyu pada kondisi-kondisi pelayaran diatas.

8

Page 9: Perencanaan Kebutuhan Listrik Kapal

Dalam penentuan beban digunakan perhitungan analisa beban listrik (electric load

analisis) yang berupa table dan biasanya disebut juga dengan tabel kalkulasi

keseimbangan beban listrik (calculation of electric power balance) (sarwito. S, 1993).

Faktor beban (Load faktor) peralatan

Salah satu faktor yang penting dalam perencanaan kapasitas generator untuk

mensuplay seluruh kebutuhan daya listrik di atas kapal adalah faktor beban. Faktor

beban didefinisikan sebagai perbandingan antara waktu bekerjanya peralatan pada

suatu kondisi dengan total waktu aktifitas suatu kondisi (sardono sawito 1993) dengan

demikian:

Faktor beban =

Untuk peralatan yang jarang sekali digunakan nilai faktor bebannya dianggap

nol seperti : Fire pump, anchor windlass, capstan, dan boat winches.

Perhitungan faktor beban dipengaruhi hal-hal sebagai berikut:

- Jenis kapal : berpengaruh terhadap jenis penggunaan suatu peralatan listrik

- Rute pelayaran : berpengaruh mengenai jarak pelayaran yang berbeda akan

diperoleh faktor beban yang berbeda.

- Karakter pembebanan dari peralatan yang terkait dengan jarak, jenis kapal, rute,

jumlah ABK dan penumpang serta kondisi cuaca.

Faktor ketidaksamaan (Diversity Faktor)

peralatan listrik diatas kapal memiliki karakteristik pembebanan yang spesifik,

dimana peralatan tersebut beroperasi tidak pada waktu penggunaan yang teratur dan

secara bersamaan. Yang dimaksud disini ialah peralatan tersebut jarang beroperasi

secara kontinyu pada periode tertentu secara bersamaan. Oleh karena itu adalah

penting untuk memperhatikan faktor ketidaksamaan ini dalam perencanaan kapasitas

generator.

Terdapat dua jenis pembebanan dalam pengoperasian peralatan listrik dikapal yaitu :

a) Beban yang bekerja terus-menerus (continues load) yaitu peralatan yang

beroperasi secara kontinu pada kondisi pelayaran normal, seperti: lampu-lampu

navigasi, pompa untuk CPP, dan lain sebagainya.

b) Beban terputus-putus (intemiten load), yaitu peralatan yang beroperasi secara

terputus-putus (periodic) pada kondisi pelayaran normal dengan periode waktu

9

Page 10: Perencanaan Kebutuhan Listrik Kapal

yang tidak tetap seperti pompa transfer bahan bakar, pompa air tawar, dan lain

sebagainya.

Deversity Faktor =

Sesuai peraturan BKI Vol IV, tahun 2004, faktor kesamaan harus ditetapkan

dengan dimasukan pertimbangan beban tertinggi yang diharapkan dapat terjadi pada

waktu yang sama. Jika penentuan yang tepat tidaklah mungkin faktor kesamaan

waktunya yang digunakan tidak boleh lebih kecil dari 0,5.

Sehingga dari faktor beban dan faktor ketidaksamaan, penentuan kapasitas

generator dengan berdasarkan data load faktor dari peralatan-peralatan diatas kapal yang

tepat akan dapat dijadikan sebagai dasar perencanaan sistem pembangkit listrik yang

handal di kapal. Data ini dapat diuji dengan kapasitas generator terpasang telah sesuai

untuk kebutuhan operasioal kapal.

D. Perhitungan Kapasitas

Dalam perhitungan kapasitas selain load faktor dan faktor diversity ada beberapa hal

yang harus diperhatikan :

a. Kondisi kapal.

Kondisi kapal umumnya terdiri dari sandar atau berlabuh, manuver, berlayar,

bongkar muat dan Emergency. Berbagai kondisi ini sangat tergantung dari type

kapal.

b. Data peralatan.

Data ini dipergunakan untuk mengetahui jumlah daya atau beban yang

diperlukan dan jumlah unit yang tersedia diatas kapal. Data peralatan ini

berdasarkan perhitungan dan telah diverifikasi dengan data yang ada dipasaran.

c. Penggolongan Peralatan

Peralatan digolongkan berdasarkan :

Kondisi kapal (Poin a).

Letak atau fungsi (Hull part, Machinery Part dan Electrical part).

Tipe beban (Beban kontinyu atau beban Intermitten).

10

Page 11: Perencanaan Kebutuhan Listrik Kapal

BAB III

PERHITUNGAN

A. Data Ukuran Utama Kapal

Kapal Tanker MT. T ALITAN

11

Type of ship = Oil Tanker

Tonnages (GT) = 3600

Tonnages (NT) = 2000

Tons (DWT) = -

LOA = 102.1 M

LPP = 97.00 M

B = 15.10 M

H = 7.80 M

D / T = 6.83 M

Cb = 0.74MESIN INDUK = 4000 BHPRPM = 700 Rpm

Vs = 13.00 Knots

= 6.68772 m/s

Page 12: Perencanaan Kebutuhan Listrik Kapal

B. Perhitungan Beban Daya Listrik

Table.1 perhitungan beban daya listrik kapal tanker MT. T ALITAN

12

Page 13: Perencanaan Kebutuhan Listrik Kapal

13

Page 14: Perencanaan Kebutuhan Listrik Kapal

C. Perhitungan Daya

Tabel 2. Perhitungan Daya pada Kapal Tanker MT. T ALITAN

Pada tabel perhitungan daya diatas, maka dapat diambil kebutuhan daya yang

terbesar ataupun maksimal, yakni sekitar 143,397 Kw. Hal ini di maksudkan untuk

batasan pemilihan dalam memilih generator listriknya.

D. Pemilihan Generator Listrik

Dari perhitungan daya diatas, maka dapat direncanakan generator listrik untuk

memenuhi kebutuhan kelistrikan di kapal MT. T ALITAN dengan memilih generator 14

Page 15: Perencanaan Kebutuhan Listrik Kapal

merek Carterpilar type C4.4 yang berjumlah dua sebagai generator primer di kapal

dan generator merek Carterpilar type C6.6 ACERT dengan jumlah 1 buah, sebagai

generator cadangan. Generator cadangan ini beroperasi ketika generator primer

mengalami masalah, sehingga pada saat kapal beroperasi tidak mengalami gangguan

dengan listriknya.

Tabel 3 a. Generator set primer pada kapal MT. T ALITAN

Tabel 3 b. Generator set cadangan pada kapal MT. T ALITAN

E. Rute Pelayaran

Rute pelayaran yang di rencanakan untuk kapal tanker MT. T ALITAN adalah

kapal dengan daerah pelayaran nasional, yaitu dari pelabuhan Tanjung emas –

Semarang ke daerah Samarinda dengan kecepatan dinas 13 knot.

15

Page 16: Perencanaan Kebutuhan Listrik Kapal

Jarak yang ditempuh dari pelabuhan Tanjung Emas – Semarang ke Samarinda

yaitu 637 miles dengan waktu pelayaran sekitar 2 sampai 3 hari.

16

Page 17: Perencanaan Kebutuhan Listrik Kapal

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Muatan listrik adalah pengukuran muatan dasar yang dimiliki suatu benda. Dalam

listrik ada tiga jenis peralatan yang dapat mengubah energi listrik, yaitu Generator (listrik

– mekani), Motor (mekanis – listrik), dan Trafo (listrik – listrik).

Kecepatan, daya, dan siklus pengoperasian motor induksi dikapal disesuaikan

dengan kebutuhan peralatan yang membutuhkan daya. Siklus pengoperasian motor

induksi dibagi menjadi siklus kontinyu dan siklus intermittent.

Generator dikapal merupakan auxiliary engine atau alat bantu yang fungsinya

adalah sumber pembangkit daya listrik yang ada. Sehingga keberadaannya sangat vital

bagi operasional sebuah kapal.

Pada Perencanaan kapal tanker MT. T ALITAN, perhitungan kebutuhan listrik

dihitung dalam tiga jenis beban, yaitu berlabuh, berlayar, maneuver. Pada tiap-tiap beban

dibagi menjadi beban siang dan malam. Dari perhitungan tersebut akhirnya di pilih

generator primer dengan daya 86 Kw sebanyak 2 buah dengan merek carterpilar marine

generator type C4.4, dan ditambah 1 generator cadangan dengan daya 170 Kw dengan

merek Carterpilar marine generator type C6.6 ACERT.

Rute pelayaran yang diambil untuk kapal ini adalah dari Semarang ke Samarinda

dengan waktu dua sampai tiga hari dengan jarak 637 mill dan kecepatan 13 knot.

B. Saran

Saran yang dapat penulis sampaikan adalah:

- Adanya penambahan materi untuk kelistrikan kapal, serta penambahan referensi yang

lebih akurat sehingga bisa melengkapi kekurangan-kekurangan yang terdapat dalam

laporan ini

- Mengembangkan teori-teori dan teknologi dalam bidang kelistrikan khususnya

kelistrikan di kapal.

17

Page 18: Perencanaan Kebutuhan Listrik Kapal

DAFTAR PUSTAKA

- Ariany Zulfaidah; 2012; Teknik Kelistrikan Kapal; Semarang

- Margudani, A.R; 1991, Dasar-dasar Teori Rangkaian; Airlangga; Jakarta

- Marine Electric (listrik perkapalan), Pusat Pengembangan dan aktifitas Instruksional

(P3AI), Sardono Sarwito, ITS Surabaya

- Michael Tooley, BA; 2002; Rangkaian Electronik Prinsip dan Aplikasi; Jakarta.

- Zuhal; 2000; Dasar Teknik Tenaga Listrik dan Elektronika Gaya; Jakarta

- http//:www.sea-distances.org

18

Page 19: Perencanaan Kebutuhan Listrik Kapal

LAMPIRAN – LAMPIRAN

Gambar 1. Generator Set Carterpilar type C4.4

Gambar 2. Generator Set Carterpilar type C6.6 ASERT

19