perhitungan pelat lantai
DESCRIPTION
pelat lantaiTRANSCRIPT
Perhitungan pelat lantai (sederhana) part 1JUL 26
Posted by sanggapramana 9 Votes
Pelat lantai atap terbuat dari bahan beton
Tebal = 10 cm
Beban-beban yang bekerja pada pelat beton lantai atap tersebut dihitung setiap
meter panjang(m1)
menjadi berat total pelat (q) dengan satuan t/ m1 .
Berat total pelat merupakan penjumlahan dari Berat sendiri pelat
Beban hidup pada pelat
Berat sendiri plafond
Berat penutup aspal/ubin
Adukana) Berat sendiri pelat = 0,10 x 1 x 2,4 t/ m1 = 0,240 t/ m1
b) Beban hidup pada pelat = 0,150 t/ m1 ( diambil beban hidup untuk lantai )c) Berat sendiri plafond = 0,018 t/ m1
d) Berat penutup aspal/ubin = ( ketebalan 2 cm ) = 2 x ( 21 + 24 ) = 0,090 t/
m1 ( angka 21 dan 24 diperoleh dari PMI 1971 ).
Jadi, berat total pelat adalah 0,498 t/ m1
MOMEN
Selain beban dari pelat atap juga bekerja momen-momen sehingga perlu dihitung.
Momen adalah gaya atau beban yang bekerja pada suatu benda kemudian dikalikan
jarak, sehingga satuan untuk momen adalah ton meter ( tm ). Bekerjanya gaya
selalu tegak lurus terhadap jarak.
Sebagai missal, di suatu perumahan terdapat portal untuk menyaring agar
kendaraan-kendaraan dengan tinggi tertentulah yang hanya dapat
melewati portal tersebut, jika kita berjalan di atas portal tersebut, bila
sudah sampai ditengah bentang maka portal akan semakin
lentur.Kelenturan portal maximum terdapat ditengah-tengah portal
diantara 2 tiang,Dalam istilah teknik tengah balok portal itu
adalah lapangan . Lenturan inilah yang dinamakan momen lapangan
maximum ( Mlap.Max ) dengan satuan ton meter ( tm ). Itulah sebabnya dalam
perhitungan konstruksi beton, momen tersebut akan menimbulkan
pembesian sebagai penahan lentur. Adanya momen akan berakibat suatu
bangunan lama kelamaan runtuh.
Pada saat kita berdiri di atas sautu tiang atau dalam istilah teknik dinamakan
tumpuan maka mengalami pembebanan adalah tiang. Bila tiang tersebut dari beton
maka tiang hanya menerima daya tekan murni sehingga tidak diperlukan
pembesian. Hal ini sesuai dengan sifat beton yang kuat terhadap daya tekan, tetapi
lemah terhadap daya tarik. Namun, kenyataannya gaya yang bekerja pada tiang
selalu terdapat jarak dari pusat penampang tiang sehingga menimbulkan momen.
OLeh karena itu, tiang beton perlu pembesian.
1. Pelat Tipe A
Pelat tipe A ini adalah pelat lantai yang terjepit pada ke-empat sisinya, dengan sisi
panjang nya (ly) = 4 meter, dan panjang sisi lebar nya (lx) = 2,5 meter, sehingga
ly/lx = 1,6
Nilai ly/lx ini dicari untuk mendapatkan momen yang sesuai dengan tabel 13.32. PBI
1971
Menghitung Pembesian Pelat
Untuk menghitung pembesian pelat tipe A, perlu dihitung momen-momen pada pelat
tersebut.Dalam menghitung momen pelat, jarak terhadap gaya atau beban yang ada
dihitung langsung ke arah x dan arah y.Dengan demikian, penghitungan momen
pada pelat lantai digunakan tabel 13.32.2 dari PBI 1971. Dengan ly/lx = 1,6 maka
diperoleh
Momen ke arah x ( Mlx) = – Mtx = 0,058 * q * lx2
= 0,058 * 0,498 * 2,52
= 0,181 tm
Momen kea rah y (Myx) = -Mty = 0,036 * q * lx2
= 0,036 * 0,498 * 2,52
= 0,112 tm
Keterangan :
Arah x = perhitungan ke arah lebar pelat
Arah y = perhitungan ke arah panjang pelat
Mlx = momen lapangan ke arah x
Mtx = momen tumpuan ke arah x
Mly = momen lapangan ke arah y
Mty = momen tumpuan ke arah y
Dari pembebanan pelat lantai atap yang sudah dihitung momennya tersebut, dapat
dihitung besi yang akan digunakan untuk pelat tersebut. Pembesian pelat ini
dihitung per meter panjang (m1).Sementara momen ke arah x (Mlx) = 0,181
kgm.Namun, sebelum menghitung pembesian tersebut perhatikan gambar denah
pembesian pelat atap.
Tebal pelat bersih (h) diperoleh dengan rumus berikut :
h= ht – d
= 10 – 1/10 ht
= 10 – 8 = 8 cm
Denah pembesian pelat
Selanjutnya dihitung dahulu perbandingan antara tegangan baja tarik dan n kali
tegangan tekan beton di serat yang paling tertekan pada keadaan
seimbang.Tujuannya untuk pembesian dengan ketentuan
Untuk mendapatkan pembesian pelat ruang dapur tersebut digunakan perhitungan
lentur dengan cara “n” sebagai berikut :
Ber
dasarkan PBI 1971 disebutkan bahwa tulangan minimum pelat ialah :
A min = 0,25 * b * ht
= 0,25 * 100 * 10
= 2,5 cm2
Bila menggunakan tulangan 8 mm atau 0,8 cm, maka luas penampang tulangan
adalah :
A = 0,25 * pi * d2
= 0,25 * 3,14 * 0,82
= 0,502 cm2
Catatan : Menurut ketentuan, untuk rumah tinggal digunakan tulangan 8 mm,
sedangkan ruko 10 mm dan untuk gedung bertingkat banyak seperti perkantoran
dan pertokoan 10 – 12 mm ( tergantung luas pelat dan besar kecilnya beban-beban
yang bekerja pada pelat tersebut )
Banyaknya tulangan
Pelat Tipe B
Pelat Tipe B pada konstruksi ini merupakan pelat yang terjepit elastis pada ketiga
sisinya dengan sisi panjang (ly) = 4 meter dan sisi pendek (lx) = 0,8 meter.
Sehingga ly/lx = 5
Dari tabel PBI 1971 diperoleh perhitungan momen sebagai berikut :
–> Arah x = Mlx = -Mtx = 0,054 * q * lx2
= 0,054 * 0,498 * 0,82
= 0,017 tm
–> Arah y = Mly = 0,019 * q * lx2
= 0,019 * 0,498 * 0,82
= 0,006 tm
–> – Mty = 0,056 * q * lx2
=0,056 * 0,498 * 0,82
= 0,018 tm
Dengan demikian, pembesian pelat tipe B ini adalah sebagai berikut :
Arah x = Mlx = -Mtx = 0,017 tm = 17 kgm (Momen kecil)
Arah y = Mly = 0,006 tm = 6 kgm (Momen kecil)
dan -Mty = 0,018 tm – 18 kgm