perilaku konsumtif akibat pengaruh hedonisme

27
Perilaku Konsumtif Akibat Pengaruh Hedonisme di Kalangan Mahasiswa Jurusan Geografi Universitas Negeri Malang --------------------------------------------------------- ------------------------- Oleh: Sulusy Audia Zulkha Abstrak: Perubahan sosial banyak mengubah struktur tatanan masyarakat sosial dan segala sesuatu di dalamnya. Salah satu dampak perubahan sosial adalah munculnya globalisasi. Globalisasi membawa pengaruh yang besar bagi masyarakat salah satunya adalah westernisasi sebagai sebab munculnya hedonisme. Hedonisme sendiri merupakan suatu gaya hidup bangsa barat yang hanya mengutamakan kesenangan terutama pada materi saja. Hedonisme inilah yang akan menimbulkan sifat konsumtif dalam masyarakat yang salah satu korbannya adalah mahasiswa. Dalam jurnal ini dibahas perilaku konsumtif akibat pengaruh hedonisme di kalangan mahasiswa jurusan Geografi Universitas Negeri Malang. Metode penelitian menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif dimana peneliti memberikan kuisioner yang berisi sejumlah pertanyaan diantaranya adalah minat belanja, intensitas belanja, alokasi dana belanja, sumber pendapatan belanja serta barang yang sering dibeli responden saat berbelanja. Kuisioner diberikan kepada 20 responden mahasiswa jurusan Geografi Universitas Negeri Malang. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 90% responden memiliki minat belanja yang tinggi dengan intensitas belanja sedang. Dapat diindikasikan perilaku konsumtif mahasiswa masih tergolong sedang meskipun minat belanja mahasiswa sudah tergolong tinggi. Dalam hal ini mahasiswa lebih bijak dalam mengatur 1

Upload: alfian-fitrio

Post on 14-Dec-2015

41 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

perilaku hedon

TRANSCRIPT

Page 1: Perilaku Konsumtif Akibat Pengaruh Hedonisme

Perilaku Konsumtif Akibat Pengaruh Hedonisme di Kalangan Mahasiswa Jurusan Geografi Universitas Negeri Malang

----------------------------------------------------------------------------------

Oleh: Sulusy Audia Zulkha

Abstrak:

Perubahan sosial banyak mengubah struktur tatanan masyarakat sosial dan segala sesuatu di dalamnya. Salah satu dampak perubahan sosial adalah munculnya globalisasi. Globalisasi membawa pengaruh yang besar bagi masyarakat salah satunya adalah westernisasi sebagai sebab munculnya hedonisme. Hedonisme sendiri merupakan suatu gaya hidup bangsa barat yang hanya mengutamakan kesenangan terutama pada materi saja. Hedonisme inilah yang akan menimbulkan sifat konsumtif dalam masyarakat yang salah satu korbannya adalah mahasiswa. Dalam jurnal ini dibahas perilaku konsumtif akibat pengaruh hedonisme di kalangan mahasiswa jurusan Geografi Universitas Negeri Malang. Metode penelitian menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif dimana peneliti memberikan kuisioner yang berisi sejumlah pertanyaan diantaranya adalah minat belanja, intensitas belanja, alokasi dana belanja, sumber pendapatan belanja serta barang yang sering dibeli responden saat berbelanja. Kuisioner diberikan kepada 20 responden mahasiswa jurusan Geografi Universitas Negeri Malang. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 90% responden memiliki minat belanja yang tinggi dengan intensitas belanja sedang. Dapat diindikasikan perilaku konsumtif mahasiswa masih tergolong sedang meskipun minat belanja mahasiswa sudah tergolong tinggi. Dalam hal ini mahasiswa lebih bijak dalam mengatur keuangan dan lebih selektif dalam memilih barang agar perilaku konsumtif dapat dihindarkan.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------

Kata Kunci: Perubahan Sosial, Hedonisme, Mahasiswa

1

Page 2: Perilaku Konsumtif Akibat Pengaruh Hedonisme

Pendahuluan:

Perubahan sosial secara umum dapat diartikan sebagai suatu proses

pergeseran atau berubahnya struktur/tatanan didalam masyarakat, meliputi pola pikir

yang lebih inovatif, sikap, serta kehidupan sosialnya untuk mendapatkan penghidupan

yang lebih bermartabat. Pada dasarnya setiap masyarakat yang ada di muka bumi ini

dalam hidupnya dapat dipastikan akan mengalami apa yang dinamakan dengan

perubahan-perubahan. Adanya perubahan-perubahan tersebut akan dapat diketahui

bila kita melakukan suatu perbandingan dengan menelaah suatu masyarakat pada

masa tertentu yang kemudian kita bandingkan dengan keadaan masyarakat pada

waktu yang lampau. Perubahan-perubahan yang terjadi di dalam masyarakat,pada

dasarnya merupakan suatu proses yang terus menerus, ini berarti bahwa setiap

masyarakat pada kenyataannya akan mengalami perubahan-perubahan. Tetapi

perubahan yang terjadi antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain

tidak selalu sama. Hal ini dikarenakan adanya suatu masyarakat yang mengalami

perubahan yang lebih cepat bila dibandingkan dengan masyarakat lainnya. Perubahan

tersebut dapat berupa perubahan-perubahan yang tidak menonjol atau tidak

menampakkan adanya suatu perubahan. Juga terdapat adanya perubahan-perubahan

yang memiliki pengaruh luas maupun terbatas. Di samping itu ada juga perubahan-

perubahan yang prosesnya lambat, dan perubahan yang berlangsung dengan cepat.

Menurut Selo Soemardjan perubahan sosial merupakan perubahan-perubahan

yang terjadi pada lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam suatu masyarakat yang

memengaruhi sistem sosialnya, termasuk nilai, sikap-sikap sosial, dan pola perilaku

di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat. Menurut Gillin perubahan sosial

adalah perubahan yang terjadi sebagai suatu variasi dari cara hidup yang telah

diterima karena adanya perubahan kondisi geografi, kebudayaan material, komposisi

penduduk, ideologi, maupun adanya difusi atau penemuan-penemuan baru dalam

masyarakat. Sedangkan menurut Emile Durkheim perubahan sosial terjadi sebagai

hasil dari faktor-faktor ekologis dan demografis, yang mengubah kehidupan

masyarakat dari kondisi tradisional yang diikat solidaritas mekanistik, ke dalam

2

Page 3: Perilaku Konsumtif Akibat Pengaruh Hedonisme

kondisi masyarakat modern yang diikat oleh solidaritas organistik. Tidak semua

gejala-gejala sosial yang mengakibatkan perubahan dapat dikatakan sebagai

perubahan sosial, gejala yang dapat mengakibatkan perubahan sosial memiliki ciri-

ciri antara lain: (1) Setiap masyarakat tidak akan berhenti berkembang karena mereka

mengalami perubahan baik lambat maupun cepat. (2) Perubahan yang terjadi pada

lembaga kemasyarakatan tertentu akan diikuti dengan perubahan pada lembaga-

lembaga sosial lainnya. (3) Perubahan sosial yang cepat dapat mengakibatkan

terjadinya disorganisasi yang bersifat sementara sebagai proses penyesuaian diri. (4)

Perubahan tidak dibatasi oleh bidang kebendaan atau bidang spiritual karena

keduanya memiliki hubungan timbal balik yang kuat.

Bentuk-bentuk perubahan sosial meliputi perubahan yang cepat dan

perubahan yang lambat. Perubahan sosial yang berlangsung dengan cepat, pada

umumnya disebut dengan revolusi. Hal yang pokok dari revolusi adalah terdapatnya

perubahan yang terjadi dengan cepat, disamping itu perubahan tersebut menyangkut

dasar-dasar atau sendi-sendi pokok dari kehidupan manusia. Perubahan yang terjadi

secara revolusi dapat direncanakan terlebih dahulu ataupun tidak direncanakan.

Sedangkan perubahan-perubahan sosial yang berlangsung lama dinamakan dengan

evolusi. Perubahan yang terjadi secara lambat atau evolusi, biasanya terjadi tanpa

adanya rencana dulu. Evolusi pada umumnya terjadi karena usaha-usaha masyarakat

untuk menyesuaikan diri dengan kepentingan-kepentingan, keadaan-keadaan, dan

kondisi-kondisi baru yang tumbuh seiring dengan pertumbuhan masyarakat.

Rangkaian perubahan-perubahan itu tidak perlu sejalan dengan serangkaian

peristiwa-peristiwa pada sejarah masyarakat yang bersangkutan.

Perubahan-perubahan pada masyarakat-masyarakat di dunia dewasa ini

merupakan gejala yang normal, yang pengaruhnya menjalar dengan cepat ke bagian-

bagian dunia lainnya, antara lain berkat adanya komunikasi yang modern. Penemuan-

penemuan baru di bidang teknologi yang terjadi di suatu tempat dengan cepat dapat

diketahui oleh masyarakat-masyarakat lain yang jauh dari tempat tersebut. Hal ini

menyebabkan suatu perubahan sosial budaya pada masyarakat di suatu tempat. Salah

3

Page 4: Perilaku Konsumtif Akibat Pengaruh Hedonisme

satu faktor yang mempengaruhi perubahan sosial adalah adanya penemuan-penemuan

baru hasil karya manusia yang disebut inovasi. Inovasi adalah suatu proses sosial dan

kebudayaan yang besar tetapi yang terjadi dalam jangka waktu yang tidak terlalu

lama. Proses tersebut meliputi suatu penemuan baru, jalannya unsur kebudayaan baru

tersebar ke lain-lain bagian dari masyarakat dan cara-cara unsur kebudayaan baru

diterima, dipelajari dan akhirnya dipakai dalam masyarakat yang bersangkutan.

Penemuan-penemuan baru ini menimbulkan berbagai macam gejala diantaranya

adalah globalisasi. Globalisasi mengambil peran aktif di dalam perubahan sosial

budaya. Dimana karena pengaruh globalisasi ini masyarakat dapat dengan bebas

bertukar pikiran, kebudayaan, bahkan gaya hidup.

Globalisasi adalah keterkaitan dan ketergantungan antar bangsa dan antar

manusia di seluruh dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer,

dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi

semakin sempit. Globalisasi adalah suatu proses di mana antar individu, antar

kelompok, dan antar negara saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan memengaruhi

satu sama lain yang melintasi batas negara. Menurut asal katanya, kata "globalisasi"

diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal. Achmad Suparman

menyatakan Globalisasi adalah suatu proses menjadikan sesuatu (benda atau perilaku)

sebagai ciri dari setiap individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah. Ada yang

memandang globalisasi sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses

alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu

sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko-eksistensi

dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat.

Globalisasi berpengaruh pada hampir semua aspek kehidupan masyarakat.

Ada masyarakat yang dapat menerima adanya globalisasi, seperti generasi muda,

penduduk dengan status sosial yang tinggi, dan masyarakat kota. Namun, ada pula

masyarakat yang sulit menerima atau bahkan menolak globalisasi seperti masyarakat

di daerah terpencil, generasi tua yang kehidupannya stagnan, dan masyarakat yang

belum siap baik fisik maupun mental. Kennedy dan Cohen menyimpulkan bahwa

4

Page 5: Perilaku Konsumtif Akibat Pengaruh Hedonisme

transformasi ini telah membawa kita pada globalisme, sebuah kesadaran dan

pemahaman baru bahwa dunia adalah satu. Giddens menegaskan bahwa kebanyakan

dari kita sadar bahwa sebenarnya diri kita turut ambil bagian dalam sebuah dunia

yang harus berubah tanpa terkendali yang ditandai dengan selera dan rasa ketertarikan

akan hal sama, perubahan dan ketidakpastian, serta kenyataan yang mungkin terjadi.

Sejalan dengan itu, Peter Drucker menyebutkan globalisasi sebagai zaman

transformasi sosial.

Berangkat dari perubahan sosial dan globalisasi tersebut, penulis ingin

membahas masalah yang berkaitan dengan dampak globalisasi. Salah satu dampak

globalisasi adalah adanya westernisasi. Westernisasi adalah suatu budaya barat

(kebarat-baratan) yang muncul di Indonesia karena pengaruh negatif globalisasi yang

dirasakan oleh bangsa Indonesia saat ini. Kenyataannya saat ini banyak sekali budaya

barat yang sedang populer di Indonesia, salah satunya adalah hedonisme. Hedonisme

adalah pandangan hidup yang menganggap bahwa kesenangan dan kenikmatan materi

adalah tujuan utama hidup. Bagi para penganut paham ini, bersenang-senang, pesta-

pora, dan pelesiran merupakan tujuan utama hidup, entah itu menyenangkan bagi

orang lain atau tidak. Karena mereka beranggapan hidup ini hanya sekali, sehingga

mereka merasa ingin menikmati hidup senikmat-nikmatnya. Di dalam lingkungan

penganut paham ini, hidup dijalani dengan sebebas-bebasnya demi memenuhi hawa

nafsu yang tanpa batas. Hedonisme sudah menjadi panutan hidup, ketika kaum

hedonis menilai segala sesuatu dengan praktis dan serba cepat. Mereka sudah terjebak

dalam lingkungan kehidupan yang pragmatis dan hedonistik. Kehidupan hedonistik

menjadi segala sesuatu ukuran di nilai dari materi saja.

Ada banyak tanda ciri-ciri hedonisme sifat orang yang menganut paham

hedonisme, selama mereka masih menganggap bahwa materi adalah tujuan akhir

untuk mendapatkan kesenangan, entah dengan cara bagaimana mendapatkan materi

baik halal ataupun haram yang di larang agama. Hal ini tentu berkaitan dengan

sekulerisme yaitu aliran baru dalam gerakan perusak yang berorentasi untuk

memisahkan agama dari negara, dan menyibukkan diri dengan nafsu dunia dan

5

Page 6: Perilaku Konsumtif Akibat Pengaruh Hedonisme

kesenangannya, serta menjadikan hal tersebut satu-satunya tujuan hidup. Jenis tipikal

orang yang senang memuja kesenangan materi adalah sangat berkaitan erat dengan

konsumerisme, yang berhubungan bagaimana kita mendapatkan kesenangan dunia

itu, dengan membeli materi-materi yang berlimpah, yang mungkin kita menganggap

materi itu bukan merupakan sebuah kebutuhan yang mutlak. Perilaku ini

mencerminkan perilaku konsumtif sebagai dampak adanya gejala hedonisme.

Konsumtif merupakan perilaku dimana timbulnya keinginan untuk membeli

barang barang yang kurang diperlukan untuk memenuhi kepuasan pribadi. Dalam

psikologi dikenal istilah compulsive buying disorder (kecanduan belanja) orang yang

terjebak didalamnya tidak bisa membedakan mana kebutuhan dan keinginan. Perilaku

konsumtif adalah tindakan konsumen membeli produk yang kurang diperlukan untuk

memuaskan kesenangan dan keinginan dari pada fungsi atau kebutuhannya. Perilaku

ini didorong oleh dominannya features emotional lain yang dijadikan identifikasi bagi

dirinya, demi pengakuan serta dilakukan tanpa berpikir realistis. Perilaku ini dapat

menimbulkan pemborosan dan infisiensi biaya, kecemasan dan rasa tidak aman,

semangat pengabdian yang menurun pada perusahaan dan masyarakat, menimbulkan

sifat permissive, mengurangi solidaritas sosial dan menimbulkan kecemburuan sosial.

Gaya perilaku konsumtif semacam ini terjadi pada hampir semua golongan lapisan

masyarakat yang memiliki pekerjaan yang berbeda. Biasanya perilaku ini didukung

oleh kekuatan finansial yang memadai. Seperti pernah penulis lihat di sebuah acara

program televisi bagaimana seorang artis ibu kota mampu menghabiskan uang

ratusan juta demi harga sebuah tas. Itu sudah menjadi pendidikan yang buruk bagi

pemirsa. Terutama anak muda yang melihat kesuksesan hanya di nilai dari benda

yang melekat di tubuh bukan sebuah proses perjuangan yang berat.

Konsumerisme yang merupakan akar jiwa seseorang untuk menjadi sifat

hedonisme malah mengajarkan bagaimana membeli barang-barang yang bukan

merupakan kebutuhan konsumen. Tidak penting apakah barang itu berguna atau

tidak, diperlukan atau tidak oleh konsumen. Realitas sosial ini yang sering

diidentifikasikan oleh Jean Baudrillard sebagai masyarakat konsumeristik penganut

6

Page 7: Perilaku Konsumtif Akibat Pengaruh Hedonisme

konsumerisme. Orang yang dalam hidupnya hanya mementingkan tindakan

konsumsi, hidup tidak lain adalah konsumsi. Dalam masyarakat modern yang

konsumtif, objek-objek konsumsi yang berupa komoditi tidak lagi sekedar memiliki

manfaat (nilai guna) dan harga (nilai tukar) seperti dijelaskan oleh Marx. Lebih dari

itu objek konsumsi melambangkan status, prestise, dan kehormatan (nilai-nilai dan

nilai simbol). Nilai tanda dan nilai simbol yang berupa status, prestise, ekspresi gaya

dan gaya hidup kemewahan dan kehormatan adalah motif utama aktivitas konsumsi

masyarakat konsumen. Jadi masyarakat modern sekarang ini berperilaku konsumtif

tidak hanya untuk sekedar memenuhi kebutuhan saja, namun untuk meningkatkan

status diri/kehormatan. Hal ini merupakan suatu gejala hedonisme, dimana rasa

gengsi tinggi yang diperoleh dari menonjolkan merek-merek terkenal dan mahal, atau

simbol-simbol kemewahan lainnya adalah merupakan gejala umum sekarang ini.

Lihat saja di kota-kota besar saat ini semakin banyak bermunculan butik-butik atau

toko-toko pakaian dan perlengkapan lainnya yang merupakan barang impor dan

bermerek dengan harga yang cukup membuat kantong kosong. Ciri ini sangat jelas

sekali terlihat pada masyarakat Indonesia dewasa ini. Sehingga menjadikan bangsa ini

target pasar yang sangat empuk bagi perusahaan-perusahaan luar negeri untuk

mengeruk keuntungan yang sangat besar.

Dalam perkembangannya, hedonisme lebih cenderung menyerang remaja atau

dalam konteks ini mahasiswa. Karena pada masa remaja, individu itu sedang dalam

keadaan bingung mencari jati diri mereka yang sebenarnya. Hal ini sesuai dengan

teori Erickson (1902-1994) tentang identity versus identity confuse. Ketika dalam

masa pencarian itu, hedonisme datang dengan tawaran yang menggiurkan mahasiswa.

Sehingga itu akan sangat mudah mempengaruhi mereka untuk ikut melestarikannya.

Mahasiswa pada umumnya telah mempunyai kebebasan dalam menentukan suatu hal.

Kebebasan ini didapatkan karena kebanyakan orang menganggap bahwa mereka

sudah bisa menentukan suatu hal itu baik atau buruk. Konsep hidup ke depannya

biasanya juga mereka yang menentukan sendiri. Tetapi faktanya, terkadang mereka

masih belum mampu sehingga banyak sekali penyimpangan yang terjadi. Sebagian

besar mahasiswa cenderung berorientasi pada gaya hidup glamor dan bersenang-

7

Page 8: Perilaku Konsumtif Akibat Pengaruh Hedonisme

senang sehingga banyak mahasiswa yang mengabaikan nilai-nilai agama, dan mereka

hanya terlibat dengan agama jika ada hal-hal tertentu saja. Dapat dikatakan

hedonisme berkaitan erat dengan perilaku konsumtif dan sekulerisme.

Permasalahan yang ingin dikaji penulis dalam jurnal ini yaitu penulis ingin

meneliti perkembangan perilaku hedonisme berkaitan dengan tingkat perilaku

konsumtif di kalangan mahasiswa khususnya mahasiswa jurusan geografi Universitas

Negeri Malang. Dimana kebanyakan mahasiswa sekarang ini gaya hidupnya sudah

mengikuti gaya hidup kebarat-baratan yang dimana mereka tidak lagi hanya sebagai

seorang terpelajar yang berkewajiban menuntut ilmu namun mereka juga mengalami

perubahan diri akibat pengaruh globalisasi. Diantaranya yang dikaji penulis terkait

perilaku konsumtif akibat hedonisme yang pertama, peneliti ingin mengetahui minat

belanja dan tingkat intensitas belanja responden, yang kedua alokasi dana berkaitan

dengan penggunaan dana untuk berbelanja, yang ketiga sumber alokasi dana belanja

responden dan yang keempat sumber pendapatan alokasi dana belanja dan barang

yang sering dibelanjakan oleh responden. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

tingkat perkembangan perilaku hedonisme yang berkaitan dengan perilaku konsumtif

di kalangan mahasiswa khususnya jurusan geografi Universitas Negeri Malang.

Penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan untuk meneliti kebiasaan mahasiswa

yang berperilaku konsumtif kaitannya dengan hedonisme di era globalisasi akibat

perubahan sosial.

Metode Penelitian dan Kajian Teori

Metode Penelitian dalam jurnal ini menggunakan metode penelitian deskriptif

kuantitatif dimana peneliti mendeskripsikan dasar teori yang mencakup masalah yang

dibahas yang kemudian melakukan pengukuran data kuantitatif dan statistik objektif

melalui perhitungan ilmiah berasal dari sampel mahasiswa jurusan geografi yang

diminta menjawab atas sejumlah pertanyaan tentang survei untuk menentukan

frekuensi dan persentase tanggapan mereka. Penelitian di lakukan di kampus

Universitas Negeri Malang tepatnya di gedung Anggrek Jl. Veteran Kota Malang.

Teknik penelitian menggunakan kuisioner yang berisi beberapa pertanyaan yang

8

Page 9: Perilaku Konsumtif Akibat Pengaruh Hedonisme

harus dijawab oleh responden yang diberikan kepada 20 responden mahasiswa

Jurusan Geografi.

Teori yang digunakan dalam penulisan jurnal ini adalah Teori

Perkembangan/Teori Linier, Teori konsumsi oleh Jean Baudrillard. Menurut teori

perkembangan/teori linier, perubahan sosial bersifat linier atau berkembang menuju

ke suatu titik tujuan tertentu. Penganut teori ini percaya bahwa perubahan sosial bisa

direncanakan atau diarahkan ke suatu titik tujuan tertentu. Masyarakat berkembang

dari tradisional menuju masyarakat kompleks modern. Bentuk perubahan sosial

menurut teori ini dapat digambarkan dari masyarakat awal yaitu masyarakat primitive

kemudian berkembang menuju masyarakat tradisional yang kemudian meningkat

menuju kepada masyarakat modern sekarang ini. Teori linier dapat dibagi menjadi

dua, yaitu teori evolusi dan teori revolusi. Teori evolusi melihat perubahan secara

lambat, sedangkan teori revolusi melihat perubahan secara sangat drastis. Menurut

teori evolusi bahwa masyarakat secara bertahap berkembang dari primitif, tradisional,

dan bersahaja menuju masyarakat modern. Teori ini dapat kita lihat di antaranya

dalam karya sosiolog Herbert Spencer, Emile Durkheim, dan Max Weber. Herbert

Spencer seorang sosiolog Inggris, berpendapat bahwa setiap masyarakat berkembang

melalui tahapan yang pasti. Herbert Spencer mengembangkan teori evolusi Darwin

untuk diterapkan dalam kehidupan sosial. Menurut Spencer orang-orang yang cakap

akan memenangkan perjuangan hidup, sedangkan orang-orang lemah akan tersisih

sehingga masyarakat yang akan datang hanya diisi oleh manusia-manusia tangguh

yang memenangkan perjuangan hidup. Masyarakat terbagi-bagi secara beragam atau

terjadi proses diferensiasi kerja. Teori revolusioner dapat kita lihat dalam karya Karl

Marx sebagai sosiolog. Karl Marx juga melihat masyarakat berubah secara linier,

namun bersifat revolusioner. Semula masyarakat bercorak feodal lalu berubah secara

revolusioner menjadi masyarakat kapitalis. Kemudian, berubah menjadi masyarakat

sosialis-komunis sebagai puncak perkembangan masyarakat. Max Weber berpendapat

bahwa masyarakat berubah secara linier dan masyarakat yang diliputi oleh pemikiran

mistik menuju masyarakat yang rasional. Terjadi perubahan dari masyarakat

9

Page 10: Perilaku Konsumtif Akibat Pengaruh Hedonisme

tradisional yang berorientasi pada tradisi turun-temurun menuju masyarakat modern

yang rasional.

Teori konsumsi oleh Jean Baudrillard menyatakan masyarakat modern adalah

masyarakat konsumtif. Masyarakat yang terus menerus berkonsumsi. Namun

konsumsi yang dilakukan bukan lagi sekedar kegiatan pemenuhan kebutuhan-

kebutuhan dasar dan fungsional manusia. Masyarakat tidak cukup hanya

mengkonsumsi “sandang, pangan, papan” saja untuk bisa bertahan hidup. Walaupun

secara biologis terpenuhinya kebutuhan makanan dan pakaian telah cukup, namun

dalam tatanan pergaulan sosial dengan sesama manusia lainnya, manusia modern

harus mengkonsumsi lebih daripada itu. Bisa dikatakan bahwa masyarakat modern

sekarang hidup dalam budaya konsumen. Sebagai suatu budaya, konsumsi

mempengaruhi kehidupan sehari-hari dan menstruktur praktek keseharian

masyarakat. Nilai-nilai, pemaknaan dan harga dari segala sesuatu yang dikonsumsi

menjadi semakin penting dalam pengalaman personal dan kehidupan sosial

masyarakat. Konsumsi telah terinternalisasi dalam rasionalitas berpikir masyarakat

dan teraplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Secara nyata dapat dilihat dan

dibuktikan bagaimana rasionalitas konsumsi telah beroperasi pada masyarakat

berbudaya konsumtif. Setiap harinya, sekian banyak waktu biasa dihabiskan untuk

berkonsumsi, berpikir tentang apa yang dikonsumsi dan menyiapkan apa yang akan

dikonsumsi. Sebagian besar orang merasa memerlukan pekerjaan untuk bisa

berkonsumsi, melanjutkan pendidikan demi bisa berkonsumsi lebih baik, menilai

orang lain dengan apa-apa yang dikonsumsinya, menunjukkan identitas diri dengan

benda-benda konsumsi, berafiliasi dengan orang lain berdasarkan keterikatan pada

benda konsumsi, dan seterusnya. Bentuk sosialisasi dan afiliasi masyarakat saat ini,

terutama di sekolah, di kampus dan di kantor, sangat dipengaruhi dan ditentukan oleh

pola konsumsi. Keinginan untuk bisa masuk dalam pergaulan sosial, tidak ingin

dianggap aneh atau berbeda, tidak mengalami penolakan, bisa bertahan dan bahkan

berupaya menunjukkan eksistensi diri dalam pergaulan tersebut membuat orang

berupaya menjaga conformity–keselarasan. Orang berusaha mengikuti arus pergaulan,

10

Page 11: Perilaku Konsumtif Akibat Pengaruh Hedonisme

dan selalu takut dianggap ’tidak gaul’, ’kuno’, ’katro’, atau ’ndeso’(Hapsari, 2005).

Faktor tersebut mendorong pola konsumsi masyarakat. Untuk bisa masuk dalam

’pergaulan yang luas’, orang harus punya modal, minimal pengetahuan tentang

barang-barang konsumsi. Terlebih lagi jika memilki banyak pengalaman konsumtif,

tentu saja itu akan meningkatkan nilai orang tersebut dimata orang-orang di

sekitarnya.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Dari hasil penelitian ini dilakukan analisis setiap pertanyaan. Yang pertama

mengenai minat belanja dan intensitas belanja responden. Hasil penelitian

menunjukkan sebanyak 16 (80%) responden menjawab iya, dan sebanyak 4 (20%)

responden / partisipan menjawab tidak. Hasil tersebut menunjukkan bahwa partisipan

memiliki minat untuk belanja yang bisa dikatakan tinggi. Sedangkan untuk intensitas

belanja responden, sebanyak 18 (90%) responden menjawab tidak tentu dan sisanya

sebanyak 2 (10%) responden menjawab setiap bulan berbelanja. Untuk tingkat

intensitas belanja ini, masih belum dapat diprediksi karena sebagian besar responden

kebanyakan berbelanja hanya karena memenuhi kebutuhan saja. Hal ini menunjukkan

minat belanja responden dan tingkat intensitas belanja responden berbanding terbalik.

Dimana jika minat belanja responden semakin tinggi maka tingkat intensitas belanja

semakin tidak menentu/tidak dapat diprediksi. Hal ini dikarenakan tiap-tiap

responden tidak memiliki rencana belanja yang pasti setiap bulannya. Dapat

dikatakan virus hedonisme mulai menyerang tiap-tiap mahasiswa, yang mana

perilaku konsumtif (minat belanja) semakin tinggi, namun untuk tingkat intensitas

belanja masih kurang. Hal ini dapat disebabkan berbagai faktor diantaranya adalah

faktor ekonomi keluarga yang tidak mencukupi. Bisa saja responden adalah seorang

anak dari keluarga yang kurang mampu sehingga kurang dapat mendukung minat

belanjanya (perilaku konsumtif).

Yang kedua mengenai alokasi dana yang dikhususkan untuk belanja oleh

responden. Hasil penelitian adalah sebanyak 11 (55%) responden menjawab iya dan 9

11

Page 12: Perilaku Konsumtif Akibat Pengaruh Hedonisme

(45%) responden menjawab tidak. Dapat dikatakan responden mengalokasikan

sejumlah dana setiap bulan untuk berbelanja. Hal ini dapat disimpulkan tingkat

konsumerisme sebagian mahasiswa berada pada tingkat sedang, karena semakin

banyak atau semakin tinggi faktor pendukung konsumerisme, maka perilaku

konsumerisme akan semakin tinggi. Alokasi dana belanja ini juga bergantung dari

ekonomi keluarga responden yang dapat mendukung terlaksananya aktivitas belanja

responden.

Yang ketiga mengenai jumlah alokasi dana setiap bulan untuk belanja oleh

responden. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 14 (70%) partisipan menjawab

alokasi dana untuk belanja setiap bulan kurang dari 150 ribu dan sebanyak 6 (30%)

menjawab alokasi dana lebih dari 150 ribu perbulannya. Dalam hal ini tingkat

pengeluaran biaya untuk berbelanja masih belum begitu tinggi namun minat belanja

partisipan sudah tergolong tinggi. Hal ini dikarenakan tiap-tiap responden memiliki

uang saku yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Sehingga dapat

disimpulkan responden yang memiliki keluarga dengan tingkat ekonomi yang

mapanlah yang dapat melaksanakan perilaku konsumtifnya dengan alokasi dana yang

lebih banyak.

Dan yang keempat Mengenai sumber alokasi untuk berbelanja dan barang

yang sering dibeli responden saat berbelanja. Sebanyak 16 (80%) responden

menjawab sumber alokasi dana mereka berasal dari uang jatah bulanan pemberian

orang tua, dan sisanya sebanyak 4 (20%) responden menjawab alokasi dana belanja

berasal dari hasil kerja responden/mahasiswa itu sendiri. Dalam hal ini,

ketergantungan mahasiswa terhadap orang tua masih tinggi sehingga mengakibatkan

rasa manja yang timbul dari dalam diri mahasiswa. Karena berawalnya hedonisme

disebabkan munculnya rasa nikmat atau rasa senang dalam diri seseorang. Hal ini

menyebabkan hedonisme semakin berkembang dalam dunia mahasiswa. Mahasiswa

banyak dipengaruhi berbagai faktor dimana mahasiswa sebagai obyek dari perubahan

sosial semakin terpengaruh dengan keadaan sekitar / lingkungan mereka. Untuk

barang-barang yang sering dibeli saat berbelanja responden menjawab sebanyak 11

12

Page 13: Perilaku Konsumtif Akibat Pengaruh Hedonisme

(55%) responden berbelanja sesuai kebutuhan mereka, ada yang berbelanja keperluan

kuliah, belanja laptop/PC, dan belanja keperluan lainnya. Sedangkan sisanya

sebanyak 9 (45%) responden yang kebanyakan adalah mahasiswa perempuan

menjawab sering membeli baju / fashion saat berbelanja. Hal ini merupakan salah

satu indikator mahasiswa sudah terserang virus hedonisme diantaranya senang

dengan kehidupan glamour dengan membelanjakan keperluan yang tidak terlalu

penting. Salah satunya adalah belanja pakaian yang dimana mode pakaian ini

semakin bervariasi dengan berkembangnya zaman. Hal ini berkaitan dengan teori

konsumsi Jean P. Baudrillard dimana orang mengkonsumsi bukan karena suatu

kebutuhan namun karena ingin meningkatkan eksistensi diri dalam masyarakat.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan minat belanja mahasiswa tergolong

tinggi dengan intensitas belanja sedang dan jumlah alokasi dana untuk berbelanja

masih tergolong sedang. Untuk barang yang dibelanjakan setiap mahasiwa tidak sama

tergantung kebutuhan masing-masing. Sedangkan untuk sumber alokasi dana

sebagian besar mahasiswa masih bergantung pada orang tua. Hal ini dapat

diindikasikan perilaku konsumtif mahasiswa masih tergolong sedang meskipun minat

belanja mahasiswa sudah tergolong tinggi. Dapat dikatakan virus hedonisme sudah

menyerang mahasiswa jurusan Geografi Universitas Negeri Malang meskipun masih

dapat dikendalikan. Dan terdapat faktor lain yang mempengaruhi diantaranya adalah

faktor ekonomi keluarga sebagai penentu perilaku konsumtif mahasiswa tersebut.

Kesimpulan dan Saran

Menurut Selo Soemardjan perubahan sosial merupakan perubahan-perubahan

yang terjadi pada lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam suatu masyarakat yang

memengaruhi sistem sosialnya, termasuk nilai, sikap-sikap sosial, dan pola perilaku

di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat. Dimana perubahan sosial

menghasilkan penemuan-penemuan baru yang menimbulkan dampak salah satunya

adalah globalisasi. Dampak globalisasi sendiri meliputi dampak negative maupun

positif. Salah satu dampak negative dari globalisasi adalah terciptanya westernisasi

13

Page 14: Perilaku Konsumtif Akibat Pengaruh Hedonisme

yang menimbulkan perilaku hedonisme. Perilaku hedonisme ini erat kaitannya

dengan sekulerisme dan konsumerisme. Belakangan ini sering sekali muncul perilaku

konsumtif yang salah satu penyebabnya adalah gaya hidup hedonisme yang

menjamur di masyarakat. Bahkan perilaku konsumtif ini tidak hanya menyerang

orang tua namun salah satu korban perilaku konsumtif akibat hedonisme yang paling

sering adalah kaum mahasiswa. Dimana mahasiswa seharusnya belajar namun malah

semakin menjadi berubah gaya hidupnya akibat perilaku hedon (konsumtif) ini. Hasil

penelitian yang dilakukan kepada 20 responden mahasiswa jurusan geografi

Universitas Negeri Malang menyebutkan sebanyak 90% responden memiliki minat

belanja yang tinggi, namun intensitas belanja tidak begitu tinggi karena disebabkan

ketidakpastian responden dalam merencanakan kegiatan belanja. Hal ini dipengaruhi

berbagai faktor salah satunya adalah faktor ekonomi keluarga yang diketahui dari

sumber pendapatan alokasi dana belanja responden dan jumlah alokasi dana yang

dikeluarkan oleh responden setiap bulannya.

Budaya konsumtif yang muncul dalam diri mahasiswa ini tentunya tidak

terlepas dari watak individu sebagai makhluk yang hedonis dimana rasa tidak puas

akan sesuatu hal akan timbul dalam diri manusia, perkembangan sosial dan teknologi

juga turut mempengaruhi di dalamnya, inilah yang akhirnya mempercepat lahirnya

watak konsumtif dan budaya (brand it) khususnya dalam diri mahasiswa sebagai

salah satu golongan menengah keatas yang ada di masyarakat. Mahasiswa sebagai

agen perubahan harus menunjukkan perubahan yang lebih baik. Untuk menghindari

perilaku hedonisme kaitannya dengan perilaku konsumtif tersebut dengan cara

bersikap lebih bijak dalam memilih barang agar tidak terjebak dalam perilaku

konsumtif, dapat mengontrol keuangan dengan baik maksudnya kita lebih hemat

dalam setiap pengeluaran, serta memiliki kesadaran diri tinggi bahwa perilaku

konsumtif adalah salah satu bentuk dari gaya hidup hedonisme.

14

Page 15: Perilaku Konsumtif Akibat Pengaruh Hedonisme

Daftar Rujukan

Soekanto, Soerjono. 2006. Sosiologi suatu pengantar. PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta

Belajar berbagi catatan-catatan sekolah dan kuliah. Tugas dan Catatan Sekolah (online) diakses melalui http://mengerjakantugas.blogspot.com/2009/05/pengertian-globalisasi.html pada tanggal 4 mei 2014 pukul 07.30

Haryanto, S.Pd . 2012. Bentuk bentuk perubahan sosial masyarakat (online) diakses melalui http://belajarpsikologi.com/bentuk-bentuk-perubahan-sosial-masyarakat/. Pada tanggal 4 mei 2014 pukul 08.02

Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. (online) diakses melalui http://id.wikipedia.org/wiki/Perubahan_sosial. pada tanggal 4 mei 2014 pukul 08.36

Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. (online) diakses melalui http://id.wikipedia.org/wiki/Globalisasi. pada tanggal 4 mei 2014 pukul 08.45

Admin. 2013. Dampak positif dan negative globalisasi terhadap bangsa (online) diakses melalui http://www.invonesia.com/dampak-positif-dan-negatif-globalisasi-terhadap-bangsa-indonesia.html. pada tanggal 4 mei 2014 pukul 09.15

Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. (online) diakses melalui http://id.wikipedia.org/wiki/Hedonisme. pada tanggal 4 mei 2014 pukul 09.20

Pengertian Hedonisme. 2011. (online) diakses melalui http://fadhlyashary.blogspot.com/2011/01/pengertian-hedonisme.html. pada tanggal 4 mei 09.50Admin. Remaja dan Perilaku Konsumtif. 2013. (online) diakses melalui http://sosbud.kompasiana.com/2013/10/18/remaja-dan-prilaku-konsumtif-599965.html pada tanggal 5 mei 2014 pukul 19.00

Yahoo. 2009. (online) diakses melalui https://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20090613044553AAzrIHD. Pada tanggal 5 mei 2014 pukul 19.21

Admin. 2013. DUNIA MAHASISWA ANTARA BELAJAR DAN GAYA HIDUP. (online) diakses melalui http://foundtheworld.blogspot.com/2012/05/dunia-mahasiswa-antara-belajar-dan-gaya.html. pada tanggal 5 mei 2014 pukul 20.01

15

Page 16: Perilaku Konsumtif Akibat Pengaruh Hedonisme

Admin. 2011. Hedonisme : Penyakit Yang Menghancurkan Manusia Indonesia. (online) diakses melalui http://sok79.blogspot.com/2011/04/hedonisme-penyakit-yang-menghancurkan.html. pada tanggal 5 mei 2014 pukul 20.35

Admin. 2012. Kehidupan Hedonisme. Diakses melalui http://nyocotblog.blogspot.com/2012/07/kehidupan-hedonisme_09.html pada tanggal 6 mei 2014 pukul 19.00

Admin. 2012. Virus hedonisme. (online) diakses melalui http://www.dakwatuna.com/2012/01/16/17571/virus-hedonisme-telah-menyerang-mahasiswa/#ixzz30i2SQcmz. pada tanggal 6 mei 2014 pukul 19.21

Admin. 2012. Pengertian Dan Teori-Teori Tentang Proses Perubahan Sosial. (online) diakses melalui http://bangkusekolah-id.blogspot.com/2012/07/pengertian-teori-tentang-proses.html pada tanggal 6 mei 2014 pukul 19.25

Nurist Surayya. 2013. KONSUMSI SEBAGAI PENANDA KESEJAHTERAAN DAN STRATIFIKASI SOSIAL (Dalam Bingkai Pemikiran Jean Baudrillard) (online) diakses melalui http://nurriest.wordpress.com/2013/04/11/konsumsi-sebagai-penanda-kesejahteraan-dan-stratifikasi-sosial-dalam-bingkai-pemikiran-jean-baudrillard/. Pada tanggal 6 mei 2014 pukul 19.45

Muhammad Harir. 2010. GAYA HIDUP DAN PERILAKU KONSUMTIF MAHASISWA. (online) diakses melalui http://lkmunissula.wordpress.com/2010/10/07/gaya-hidup-dan-perilaku-konsumtif-mahasiswa/ pada tanggal 6 mei 2014 pukul 20.10

Deni Tarudin. 2014. Hedonisme lumpuhkan karakter mahasiswa (online) diakses melalui http://www.bantenhits.com/rumah-kata/opini/4455-hedonisme-lumpuhkan-karakter-mahasiswa.html. pada tanggal 6 mei 2014 pukul 20.15

16