perilaku organisasi 8 kepemimpinan
DESCRIPTION
RMK Perilaku Organisasi materi 8 tentang KepemimpinanTRANSCRIPT
MATERI 8 PERILAKU ORGANISASI
KEPEMIMPINAN
Oleh :
NAMA : I G. N. SATRIA BRAMANTHA
NIM : 1306205148
ABSEN :
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2014
1
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kepemimpinan
Definisi tentang kepemimpinan bervariasi sebanyak orang yang mencoba
mendefinisikan konsep kepemimpinan. Definisi kepemimpinan secara luas adalah
meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi
perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki
kelompok dan budayanya. Selain itu juga mempengaruhi interpretasi mengenai
peristiwa-peristiwa para pengikutnya, pengorganisasian dan aktivitas-aktivitas
untuk mencapai sasaran, memelihara hubungan kerja sama dan kerja kelompok,
perolehan dukungan dan kerja sama dari orang-orang di luar kelompok atau
organisasi.
Kepemimpinan dipahami dalam dua pengertian yaitu sebagai kekuatan
untuk menggerakkan dan mempengaruhi orang. Kepemimpina hanyalah sebuah
alat, sarana atau proses untuk membujuk orang agar bersedia melakukan sesuatu
secara suka rela/ suka cita.
Kepemimpinan adalah proses mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas-
aktivitas yang ada hubungannya dengan pekerjaan para anggota kelompok. Tiga
implikasi penting yang terkandung dalam hal ini yaitu: (1) kepemimpinan itu
melibatkan orang lain baik itu bawahan maupun pengikut, (2) kepemimpinan
melibatkan pendistribusian kekuasaan antara pemimpin dan anggota kelompok
secara seimbang, (3) adanya kemampuan untuk menggunakan berbagai bentuk
kekuasaan yang berbeda-beda untuk mempengaruhi tingkah laku pengikutnya
dengan berbagai cara.1[3]
Kepemimpinan mempunyai arti yang berbeda-beda tergantung pada
sudut pandang atau perspektif-perspektif dari para peneliti yang bersangkutan,
misalnya dari perspektif individual dan aspek dari fenomena yang paling menarik
perhatian mereka. Stogdill (1974: 259) menyimpulkan bahwa terdapat hampir
sama banyaknya definisi tentang kepemimpinan dengan jumlah orang yang telah
mencoba mendefinisikannya. Lebih lanjut, Stogdill (1974: 7-17) menyatakan
bahwa kepemimpinan sebagai konsep manajemen dapat dirumuskan dalam
1
2
berbagai macam definisi, tergantung dari mana titik tolak pemikirannya.
Misalnya, dengan mengutip pendapat beberapa ahli, Paul Hersey dan Kenneth H
Blanchard (1977: 83-84) mengemukakan beberapa definisi kepemimpinan, antara
lain:
Kepemimpinan adalah kegiatan dalam mempengaruhi orang lain untuk
bekerja keras dengan penuh kemauan untuk tujuan kelompok (George P
Terry)
Kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang lain agar ikut serta
dalam mencapai tujuan umum (H.Koontz dan C. O'Donnell)
Kepemimpinan sebagai pengaruh antar pribadi yang terjadi pada suatu
keadaan dan diarahkan melalui proses komunikasi ke arah tercapainya
sesuatu tujuan (R. Tannenbaum, Irving R, F. Massarik).
Untuk lebih mendalami pengertian kepemimpinan, di bawah ini akan
dikemukakan beberapa definisi kepemimpinan lainnya seperti yang dikutip oleh
Gary Yukl (1996: 2), antara lain:
Kepemimpinan adalah peningkatan pengaruh sedikit demi sedikit pada dan
berada di atas kepatuhan mekanis terhadap pengarahan-pengarahan rutin
organisasi (Katz dan Kahn)
Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktivitas-aktivitas sebuah
kelompok yang diorganisasi ke arah pencapaian tujuan (Rauch dan
Behling)
Kepemimpinan adalah proses memberi arti terhadap usaha kolektif yang
mengakibatkan kesediaan untuk melakukan usaha yang diinginkan untuk
mencapai sasaran (Jacobs dan Jacques)
Menurut Wahjosumidjo (1984: 26) butir-butir pengertian dari berbagai definisi
kepemimpinan, pada hakekatnya memberikan makna :
Kepemimpinan adalah sesuatu yang melekat pada diri seorang pemimpin
yang berupa sifat-sifat tertentu seperti kepribadian, kemampuan, dan
kesanggupan.
3
Kepemimpinan adalah serangkaian kegiatan pemimpin yang tidak dapat
dipisahkan dengan kedudukan serta gaya atau perilaku pemimpin itu
sendiri
Kepemimpinan adalah proses antar hubungan atau interaksi antara
pemimpin, bawahan dan situasi.
2.2 Teori – Teori Kepemimpinan
2. Teori-teori Kepemimpinan
a. Teori Sifat, teori yang berusaha untuk mengidentifikasikan karakteristik khas
(fisik, mental, kepribadian) yang dikaitkan dengan keberhasilan kepemimpinan.
Teori ini menekankan pada atribut-atribut pribadi dari para pemimpin. Teori ini
menyatakan bahwa keberhasilan manajerial disebabkan karena memiliki
kemampuan-kemampuan luar biasa dari seorang pemimpin.
Intelegensia. Ralph Stogdill menemukan bahwa para pemimpin lebih pintar dari
pengikut-pengikutnya.
Kepribadian. Beberapa hasil penelitian menyiratkan bahwa sifat kepribadian
seperti kesiagaan, keaslian, integritas pribadi, dan percaya diri diasosiasikan
dengan kepemimpinan yang efektif.
Karakteristik Fisik. Studi mengenai hubungan antara kepemimpinan yang efektif
dan karakteristik fisik seperti usia, tinggi badan, berat badan, dan penampilan
memberikan hasil-hasil yang bertolak belakang.
b. Teori Kepribadian Perilaku
Di akhir tahun 1940-an para peneliti mulai mengeksplorasi pemikiran bahwa
bagaimana perilaku seseorang dapat menentukan keefektifan kepemimpinan
seseorang. Dan mereka menemukan sifat-sifat, mereka meneliti pengaruhnya pada
prestasi dan kepuasan dari pengikut-pengikutnya.
Pemimpin yang job-centered
Pemimpin yang berorientasi pada tugas menerapkan pengawasan ketat sehingga
bawahan melakukan tugasnya dengan menggunakan prosedur yang telah
ditentukan.
Pemimpin yang berpusat pada bawahan
4
Mendelegasikan pengambilan keputusan pada bawahan dan membantu
pengikutnya dalam memuaskan kebutuhannya dengan cara menciptakan
lingkungan kerja yang suportif.
Membentuk struktur
Melibatkan perilaku dimana pemimpin mengorganisasikan dan mendefinisikan
hubungan-hubungan di dalam kelompok, cenderung membangun pola dan saluran
komunikasi yang jelas, dan menjelaskan cara-cara mengerjakan tugas yang benar.
Konsiderasi
Melibatkan perilaku yang menunjukan persahabatan, saling percaya, menghargai,
kehangatan, dan komunikasi antara pemimpin dan pengikutnya.
c. Teori Kepemimpinan Situasional
Suatu pendekatan terhadap kepemimpinan yang menyatakan bahwa pemimpin
memahami perilakunya, sifat-sifat bawahannya, dan situasi sebelum
menggunakan suatu gaya kepemimpinan tertentu.
Model kepemimpinan kontingensi
Model ini dikembangkan oleh Fiedler, model kontingensi dari efektivitas
kepemimpinan memiliki dalil bahwa prestasi kelompok tergantung pada interaksi
antara gaya kepemimpinan dan situasi yang mendukung.
Model partisipasi pemimpin oleh Vroom dan Yetton
Suatu teori kepemimpinan yang memberikan seperangkat aturan untuk
menentukan ragam dan banyaknya pengambilan keputusan partisipatif dalam
situasi-situasi yang berlainan.2[4]
Dalam teori kepemimpinan, Teori yang satu berbeda dengan teori yang
lainnya. Di antara berbagai teori mengenai lahirnya pemimpin, paling tidak, ada
tiga di antaranya yang menonjol yaitu sebagai berikut :
a. Teori Genetis
Inti dari teori ini tersimpul dalam mengadakan “leaders are born and not
made“. bahwa penganut teori ini mengatakan bahwa seorang pemimpin ia telah
dilahirkan dengan bakat pemimpin. Dalam keadaan bagaimana pun seorang
ditempatkan pada suatu waktu ia akan menjadi pemimpin karena ia dilahirkan
untuk itu. Artinya takdir telah menetapkan ia menjadi pemimpin.
2
5
b. Teori Sosial
Jika teori genetis mengatakan bahwa “leaders are born and not made”,
make penganut-penganut sosial mengatakan sebaliknya yaitu : “Leaders are made
and not born“. Penganut-penganut teori ini berpendapat bahwa setiap orang akan
dapat menjadi pemimpin apabila diberi pendidikan dan kesempatan untuk itu.
c. Teori Ekologis
Teori ini merupakan penyempurnaan dari kedua teori genetis dan teori
sosial. Penganut-penganut teori ini berpendapat bahwa seseorang hanya dapat
menjadi pemimpin yang baik apabila pada waktu lahirnya telah memiliki bakat-
bakat kepemimpinan, bakat itu kemudian dikembangkan melalui pendidikan yang
teratur dan pangalaman-pengalaman yang memungkinkannya untuk
mengembangkan lebih lanjut bakat-bakat yang memang telah dimilikinya itu.
Teori ini menggabungkan segi-segi positif dari kedua teori genetis dan
teori sosial dan dapat dikatakan teori yang paling baik dari teori-teori
kepemimpinan. Namun demikian penyelidikan yang jauh yang lebih mendalam
masih diperlukan untuk dapat mengatakan secara pasti apa faktor-faktor yang
menyebabkan seseorang timbul sebagai pemimpin yang baik.3[5]
Kelebihan Pemimpin
Menurut Stogdill dalam Lee (1989), menyatakan bahwa pemimpin itu harus
memiliki beberapa kelebihan, yaitu :
1. Kapasitas: kecerdasan, kewaspadaan, kemampuan berbicara atau verbal
facility, keaslian, kemampuan menilai.
2. Prestasi (Achievement) : gelar kesarjanaan, ilmu pengetahuan, perolehan
dalam olah raga, dan atletik, dan sebagainya.
3. Tanggung Jawab : mandiri, berinisiatif, tekun, ulet, percaya diri, agresif,
dan punya hasrat untuk unggul.
4. Partisipasi : aktif, memiliki sosiabilitas tinggi, mampu bergaul, kooperatif
atau suka bekerjasama, mudah menyesuaikan diri, punya rasa humor.
3
6
5. Status : meliputi kedudukan sosial ekonomi yang cukup tinggi, populer,
tenar.
Menurut Ishak Arep dan Tanjung (2003:93) bahwa kepemimpinan
(leadership) adalah kemampuan seseorang untuk menguasai atau mempengaruhi
orang lain atau masyarakat yang berbeda-beda manuju pencapaian tertentu.
Jadi kepemimpinan atau leadership ini merupakan sifat-sifat yang harus
dimiliki oleh seorang pemimpin (leader), yang dalam penerapannya mengandung
konsekuensi terhadap diri dalam penerapannya mengandung konsekuensi terhadap
diri si pemimpin, antara lain sebagai berikut :
1. Harus berani mengambil keputusan sendiri secara tegas dan tepat (decision
making)
2. Harus berani menerima resiko sendiri
3. Harus berani menerima tanggung jawab sendiri (The Principle of
Absolutenes of Responsibility).
Gaya Kepemimpinan
Selanjutnya Ishak Arep dan Tanjung (2003:23) menyatakan bahwa dalam
mencapai tujuan sebagaimana telah dikemukakan diatas, yakni untuk dapat
menguasai atau mempengaruhi serta memotivasi orang lain, maka dalam
penerapan Manajemen Sumber Daya Manusia lazimnya digunakan 4 (empat)
macam gaya kepemimpinan, yaitu :
1. Democratic Leadership adalah suatau gaya kepemimpinan yang
menitikberatkan kepada kemampuan untuk menciptakan moral dan
kemampuan untuk menciptakan kepercayaan
2. Dictatorial atau Autocratic Leadership, yakni suatu gaya leadership yang
menityikberatkan kepada kesanggupan untuk memaksakan keinginannya
yang mampu mengumpulkan pengikut-pengikutnya untuk kepentingan
pribadinya dan/atau golongannya dengan kesediaan untuk menerima
segala resiko apapun.
7
3. Paternalistic Leadership, yakni bentuk antara gaya pertama (democratic)
dan kedua (dictatorial) diatas. Yang pada dasarnya kehendak pemimpin
juga harus berlaku, namun dengan jalan atau melalui unsur-unsur
demokratis. Sistem dapat diibaratkan diktator yang berselimutkan
demokratis.
4. Free Rein Leadership, yakni salah satu gaya kepemimpinan yang 100%
menyerahkan sepenuhnya seluruh kebijakan pengoperasian Manajemen
Sumber Daya Manusia kepada bawahannya dengan hanya berpegang
kepeda ketentuan-ketentuan pokok yang ditetapkan oleh atasan mereka.
Pimpinan disini hanya sekedar mengawasi dari atas dan menerima laporan
kebijaksanaan pengoperasian yang telah dilaksanakan oleh bawahannya.
Gaya kepemimpinan ini terutama diterapkan oleh Pemerintah Republik
Indonesia.
Tipe Kepemimpinan
Tipe kepemimpinan bermacam-macam, misalnya tipe kharismatis,
paternalistis, militeristis, otokratis, laissez faire, populistis, administratif, dan
demokratis. Tipe pemimpin yang dikemukakan oleh W.J. Reddin dalam What
Kind of Manager yang disunting oleh Wajosumidjo (Dept. P & K, Pusat
Pendidikan dan Latihan Pegawai, 1982), yaitu:
1. Berorientasikan tugas (task orientation)
2. Berorientasikan hubungan kerja (relationship orientation)
3. Berorientasikan hasil yang efektif (effective orientation)
Berdasarkan ketiga orientasi tipe pemimpin tersebut maka terdapat delapan tipe
kepemimpinan, yaitu :
1. Tipe Deserter (Pembelot) Sifatnya : bermoral rendah, tidak memiliki rasa
keterlibatan, tanpa pengabdian, tanpa loyalitas dan kekuatan, sukar
diramalkan.
2. Tipe Birokrat Sifatnya : correct, kaku, patuh pada peraturan dan norma-
norma; ia adalah manusia organisasi yang tepat, cermat, berdisiplin, dan
keras.
8
3. Tipe Misionaris (Missionary) Sifatnya : terbuka, penolong, lembut hati,
ramah tamah.
4. Tipe Developer (Pembangun) Sifatnya : kreatif, dinamis, inovatif,
memberikan/melimpahkan wewenang dengan baik, menaruh kepercayaan
pada bawahan.
5. Tipe Otokrat Sifatnya : keras, diktatoris, mau menang sendiri, keras
kepala, sombong. Bandel.
6. Benevolent Autocrat (otokrat yang bijak) Sifatnya : lancar, tertib, ahli
dalam mengorganisir, besar rasa keterlibatan diri.
7. Tipe Compromiser (kompromis) Sifatnya : plintat plintut, selalu
mengikuti angin tanpa pendirian, tidak mempunyai keputusan,
berpandangan pendek dan sempit.
8. Tipe Eksekutif Sifatnya : bermutu tinggi, dapat memberikan motivasi
yang baik, berpandangan jauh, tekun.
2.4 Pemimpin Versus Manajer
Menurut Warren Bennis yang dikutip oleh LPMM Jakarta(1998),
perbedaan pemimpin dan manajer adalah orang yang menguasai lingkungan dan
mereka yang menyerah kepadanya. Ada perbedaan-perbedaan lain yang sangat
besar dan penting, yaitu:
1. Manajer mengelola, pemimpin menemukan(inovasi)
2. Manajer adalah tiruan, pemimpin adalah orisinal
3. Manajer mempertahankan, pemimpin mengembangkan
4. Manajer berfokus pada sistem dan struktur, pemimpin berfokus pada orang
5. Manajer bergantung pada pengendalian, pemimpin membangkitkan
kepercayaan
6. Manajer memiliki pandangan jangka pendek, pemimpin memiliki
perspektif jangka panjang
7. Manajer bertanya bagaimana dan kapan, pemimpin bertanya apa yang
berikutnya dikerjakan dan bagaimana
8. Manajer lebih memperhatikan pada hasil akhir, pemimpin memberi
perhatian pada masa depan
9
9. Manajer meniru, pemimpin memulai
10. Manajer menerima status quo, pemimpin menentangnya
Menurut Djanalis Djanaid(1996) perbedaa manajer dengan pemimpin
adalah sebagai berikut:
1. Manajer diangkat oleh kekuasaan, pemimpin oleh pengikut
2. Manajer menghandalkan pada kekuasaan, pemimpin
mengandalkan personal power
3. Manajer bertindak sebagai penguasa, pemimpin sebagai pencetus
ide
4. Manajer bagian dari organisasi, pemimpin bagian dari pengikut
2.5 Peran Pemimpin
Menurut Burt Nanus yang dikutip LPMM (1998), seorang pemimpin
diharapkan dapat berperan sebagai berikut:
1. Pemberi Arah(Direction Setter)
Seorang pemimpin diharapkan mampu memberi pengarahan, sehingga
dapat diketahui sampai sejauh mana efektivitas maupun efisiensi
pelaksanaan dalam upaya pencapaian tujuan
2. Agen Perubahan
Seorang pemimpin berperan sebagai katalisator perubahan pada
lingkungan internal
3. Pembicara(Spokesperson)
Pemimpin sebagau pembicara ahli, pendengar yang baik, dan penentu visi
organisasi merupakan penasihat dan negoisiator organisasi dengan pihak
luar
4. Pembina(Coach)
Pemimpin adalah pembina team yang memberdayakan individu-individu
dalam organisasinya dan mengarahkan perilaku mereka sesuai visi yang
telah dirumuskan. Dengan kata lain ia berperan sebagai mentor, yang
menjadikan visi sebagai realitas.
10
Menurut Djanalis Djanaid(1996) peran/fungsi pemimpin adalah sebagai
berikut:
1. Sebagai pengambil keputusan
2. Memotivasi anak buah
3. Sebagai sumber informasi
4. Menciptakan inspirasi
5. Menciptakan keadilan
6. Sebagai katalisator
7. Sebagai wakil organisasi
8. Menyelesaikan konflik
9. Memberi sugesti pada anak buah
2.6 Pemimpin yang Efektif
Menurut hasil penelitian “in search of the ASEAN leader” yang
dilakukan Chistoper T. Selvarajah dan kawan-kawan yang dikutip oleh LPMM
Jakarta(1998), kategori seorang pemimpin yang efektif dibedakan berdasarkan:
1. Kualitas Pribadi
Kualitas pribadi meliputi nilai-nilai pribadi, keterapilan, keyakinan,
sikap, dan perilaku-perilaku pimpinan suatu profesi atau organusasi.
Peringkat kualitas pribadi yang dimiliki seorang manajer/pimpinan adalah
sebagai berikut:
a) Jujur
b) Berbicara jelas dan lugas
c) Tenang
d) Inisiator bukan pengikut
e) Konsisten
f) Bertanggung jawab atas kegagalan
g) Menghargai orang lain
h) Praktis
i) Saling bergantung dan percaya
2. Perilaku Manajerial
11
Perilaku manajerial meliputi nilai-nilai, sikap, tindakan, dan gaya
memimpin yang dituntut dalam tugas manajemen. Peringkat perilaku
manajerial yang dimiliki seorang manajer/pimpinan adalah sebagai
berikut:
a) Memotivasi bawahan
b) Memberikan penghargaan bagi hasil kerja yang baik
c) Mendengarkan ketika bawahan ingin mengatakan sesuatu
d) Mengembangkan orientasi pada tujuan dan antusiasme dalam
lingkungan kerja
e) Konsisten dalam penetapan keputusan
f) Logis dalam memecahkan permasalahan
g) Obyektif dalam menangani konflik
3. Tuntutan Organisasional
Tuntutan organisasional menunjukkan cara manajer berespon
terhadap sasaran organisasi, peran-peran, peraturan-peraturan, struktur,
tuntutan, tekanan dan imbalan-imbalan(rewards).
Peringkat kriteria dimensi tuntutan organisasional adalah sebagai
berikut:
a) Memiliki visi strategik bagi organisasi
b) Memfokuskan pada upaya memaksimalkan produktivitas
c) Menetapkan prioritas pada sasaran jangka panjang
d) Berdaya adaptasi
e) Menjual citra profesional atau perusahaan kepada publik
4. Pengaruh-pengaruh Lingkungan
Pengaruh-pengaruh lingkungan merupakan faktor-faktor luar
organisasi yang berpengaruh pada operai=sional dan kesuksesan
organisasi. Peringkat kriteria untuk dimensi pengaruh lingkungan adalah
sebagai berikut:
a) Memiliki tanggung jawab sosial dan lingkungan
b) Mencari dan menerapkan aspek-aspek kultur positif
c) Mengidentifikasi kecenderungan sosial yang berdampak pada
pekerjaan
12
d) Memiliki orientasi dan pendekatan yang multi budaya
e) Tanggap terhadap realitas politik dan lingkungan
f) Mengembangkan perspektif internasional dalam organsasi
Menjadi manajer sekaligus pemimpin seperti yang dipaparkan di
atas bukanlah hal yang mustahil. Untuk itu, para manajer perlu
mengembangkan diri agar memiliki ciri pribadi pemimpin yang efektif
dalam menjawab tantangan dan lingkungan yang berubah.
Ada juga yang berpendapat bahwa efektivitas atau keberhasilan
seseorang pemimpin sangat tergantung pada:
1) Keputusan yang diambil apakah sering, tepat dan berdimensi besar
bagi organisasi
2) Kemampuannya menjual ide-ide dalam bentuk komunikasi yang
persuasif
3) Gaya kepimpinannya terutama dalam mempengaruhi orang lain.
Gaya yang ideal adalah demokratif, delegatif, dan menyesuaikan
dengan situasi anak buah
4) Sifat-sifat positif yang dimiliki dan mampu dikembangkan dengan
mahir
5) Kemampuan menghimpun kekuatan dalam bentuk wibawa, baik
yang bersumber pada position power atau personal power
6) Teknik memotivasu anak buah. Disini ia haus mampu sebagau
motivator yang tangguh
7) Teknik dalam memecaholan masalah atau konflik/memanajemeni
konflik
2.7 Fungsi Kepemimpinan dalam Organisasi
Fungsi kepemimpinan berhubungan langsung dengan situasi sosial dalam
kehidupan kelompok/ organisasi masing-masing, yang mengisyaratkan bahwa
setiap pemimpin berada di dalam dan bukan di luar situasi itu.
Fungsi kepemimpinan memiliki dua dimensi seperti:
a) Dimensi yang berkenaan dengan tingkat kemampuan mengarahkan (direction)
dalam tindakan atau aktivitas pemimpin.
13
b) Dimensi yang berkenaan dengan tingkat dukungan (support) atau keterlibatan
orang-orang yang dipimpin dalam melaksanakan tugas-tugas pokok kelompok/
organisasi.
Secara operasional dapat dibedakan dalam lima fungsi pokok kepemimpinan,
yaitu:
a. Fungsi instruktif
Fungsi ini bersifat komunikasi satu arah. Pemimpin sebagai komunikator
merupakan pihak yang menentukan apa, bagaimana, bilamana, dan di mana
perintah itu dikerjakan agar keputusan dapat dilaksanakan secara efektif.
b. Fungsi konsultatif
Fungsi ini bersifat komunikasi dua arah. Pada tahap pertama dalam usaha
menetapkan keputusan, pemimpin kerapkali memerlukan bahan pertimbangan,
yang mengharuskanya berkonsultasi dengan orang-orang yang dipimpinya yang
dinilai mempunyai berbagai bahan informasi yang diperlukan dalam menetapkan
keputusan. Tahap berikutnya konsultasi dari pimpinan pada orang-orang yang
dipimpin dapat dilakukan setelah keputusan ditetapkan dan sedang dalam
pelaksanaan.
c. Fungsi partisipasi
Dalam menjalankan fungsi ini pemimpin berusaha mengaktifkan orang-orang
yang dipimpinya, baik dalam keikutsertaan mengambil keputusan maupun dalam
melaksanakanya.
d. Fungsi delegasi
Fungsi ini dilaksanakan dengan memberikan pelimpahan wewenang membuat/
menetapkan keputusan, baik melalui persetujuan maupun tanpa persetujuan dari
pimpinan. Fungsi delegasi pada dasarnya berarti kepercayaan.
e. Fungsi pengendalian
Fungsi pengendalain bermaksud bahwa kepemimpinan yang sukses/ efektif
mampu mengatur aktivitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang
efektif, sehingga memungkinkan tercapainya tujuan bersama secara maksimal.
Fungsi pengendalian dapat diwujudkan melalui kegiatan bimbingan, pengarahan,
koordinasi, dan pengawasan.4[6]
4
14
2.8 Isu-Isu Kontemporer dalam Kepemimpinan
1. Isu Gender dan Kepemimpinan
Kesamaan pria dan wanita dalam kepemimpinan lebih besar
daripada perbedaannya, salah satunya dalam hal gaya kepemimpinan,
dimana wanita lebih senang dengan gaya demokratis/ partisipatif dan
kurang otokratis, sementara pria lebih cenderung menggunakan gaya
pengarahan, komando, dan kendali.
2. Isu Kepemimpinan Tim
Peranan yang menonjol dalam kepemimpinan tim adalah sebagai
penghubung dengan pihak luar, penyelesai masalah, manajer konflik dan
sebagai pembina.
3. Isu Pemberdayaan Karyawan
Kini pemimpin harus rela membagi kekuasaan dan tanggung
jawab melalui pemberdayaan karyawan. Intinya adalah membuat
karyawan mampu menguasai apa yang harus mereka lakukan melalui
kegiatan pelatihan dan aspek lainnya yang memotivasi.
4. Isu Kepengikutan
Disamping memiliki pemimpin yang efektif, sebuah organisasi
yang ingin sukses juga membutuhkan pengikut yang baik (efektif)
seperti amu mengelola diri dengan baik, berkomitmen, berkompeten,
berani, jujur, dapat dipercaya.
5. Isu Budaya Nasional
Pemimpin yang efektif tidak memakai gaya tunggal tetapi
situasional, dan budaya nasional adalah factor yang cukup penting untuk
mengefektifkan gaya melalui para pengikut.
6. Isu Kepemimpinan yang memiliki agar Biologis
15
Pemimpin yang baik tidak perlu tercerdik, terkuat, atau teragresif
dari suatu kelompok, tetapi mereka yang paling pintar dalam berinteraksi
social.
7. Isu Moral/ Etika
Etika menjadi hal yang penting dalam kepemimpinan sehingga
tidak terjadi penyalahgunaan kekuasaan. Karena faktanya, banyak
pemimpin yang saking bersemangat dan berambisi untuk
memertahankan kekuasaan yang digenggamnya sering melanggar etika
sehingga citra/ reputasinya menjadi hancur.
3.1 Kesimpulan
Kepemimpinan yaitu merupakan suatu proses mempengaruhi,
mengarahkan, atau memberi contoh kepada pengikutnya untuk mencapai tujuan
organisasi yang diharapkan. Pemimpin dalam kepemimpinan dibagi atas dua
bagian yaitu pemimpin formal, pemimpin yang secara resmi dipilih oleh suatu
organisasi berdasarkan keputusan secara resmi untuk menempati suatu jabatan.
Dan pemimpin informal yaitu orang yang tidak mendapatkan pengangkatan
formal sebagai pemimpin.
DAFTAR PUSTAKA
Arep, Ishak dan Hendri Tanjung. (2003). Manajemen Motivasi. Penerbit PT.Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta.
Kartono, Kartini. (1998). Pemimpin dan Kepemimpinan : Apakah Pemimpinan Abnormal Itu ? PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. .
Winardi. (1990). Kepemimpinan Dalam Manajemen. PT. Rineka Cipta, Jakarta
16
Ardana, Komang, dkk. 2009. Perilaku Keorganisasian Edisi 2. Yogyakarta : Graha Ilmu
http://desndesty.blogspot.com/2012/11/arti-penting-kepemimpinan-dalam_7976.html
http://ismapuenyaipin.blogspot.com/2014/03/makalah-kepemimpinan.html
17