perilaku pencarian informasi pemilihan umum tahun 2019 … · 2020. 4. 25. · jumlah daftar...
TRANSCRIPT
-
Jurnal KOMUNIKATIF Vol. 8 No. 2 Desember 2019 191
Perilaku Pencarian Informasi Pemilihan Umum Tahun 2019 Pemilih Pemula di Kota Pekanbaru
Belli Nasution*, Rumyeni, Nita Rimayanti
Universitas Riau Kampus Bina Widya, Jalan Hr. Soebrantas KM 12.5 Simpang Baru, Pekanbaru 28293
*e-mail : [email protected]
ABSTRACT
The aim of this study is to determine the source of election information and the election information
seeking behavior in 2019 among novice voters in Pekanbaru City. This research uses descriptive
quantitative method. Data collection using a questionnaire by distributing questionnaires to research
respondents as many as 377 people. Data analyzed by using the average score calculated using SPSS 2.5.
The results showed that the majority of beginner voters in Pekanbaru (66.8 percent) accessed election
information through social media. The most accessed information is news about presidential and vice
presidential candidates. Beginner voter information seeking behavior in Pekanbaru includes the stages of
starting, chaining, browsing, differentiating, monitoring, extracting, verifying, and ending.
Keywords: Information, General Elections, Beginner Voters, Information Seeking Behavior Theory
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sumber informasi pemilu dan perilaku pencarian informasi pemilu serentak tahun 2019 di kalangan pemilih pemula di Kota Pekanbaru. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif deskriptif. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan menyebarkan angket kepada responden penelitian sebanyak 377 orang. Analisis data menggunakan nilai skor rata-rata yang dihitung dengan menggunakan SPSS 2.5. Hasil penelitian menujukkan bahwa pemilih pemula di Kota Pekanbaru mayoritas (66,8 persen) mengakses informasi pemilu melalui media sosial. Informasi yang paling banyak diakases adalah berita yang berkaitan dengan calon presiden dan wakil presiden. Perilaku pencarian informasi pemilih pemula di Kota pekanbaru mencakup tahapan starting, chaining, browsing, differentiating, monitoring, extracting, verifying, dan ending. Kata kunci: Informasi, Pemilu, Pemilih Pemula, Teori Perilaku Pencarian Informasi
-
Nasution, Rumyeni, Rimayanti Perilaku Pencarian Informasi Pemilihan...
Jurnal KOMUNIKATIF Vol. 8 No. 2 Desember 2019 192
Latar Belakang Bagian ini berisi deskripsi permasalahan
Manusia dalam kehidupannya senantiasa
membutuhkan informasi. Informasi
merupakan data yang diolah sehingga
memiliki nilai tambah dan memberikan
manfaat bagi penggunanya (Riani 2018).
Informasi merupakan sumber
pengetahuan bagi seseorang. Semakin
banyak informasi yang dimiliki oleh
seseorang, maka orang tersebut dianggap
semakin memiliki pengetahuan yang baik.
Kehidupan modern saat ini telah
menjadikan informasi sebagai kebutuhan
yang harus dipenuhi oleh setiap orang.
Berbagai upaya dapat dilakukan agar
dapat memperoleh informasi secara
lengkap dan akurat. Informasi tersebar di
mana-mana, mulai dari media massa
seperti televisi, radio, surat kabar, media
daring, media sosial maupun dari interaksi
dengan orang-orang yang ada disekeliling
kita.
Saat ini masyarakat disuguhkan dengan
terpaan berbagai macam informasi, baik
yang penting maupun tidak, yang
bermanfaat maupun sia-sia, yang dapat
dipercaya maupun yang mengandung
berita post truth. Oleh sebab itu, sudah
sementinya masyarakat memiliki
kemampuan literasi informasi yang baik
sehingga bisa menseleksi informasi mana
layak untuk dikonsumsi dan mana yang
seharusnya diabaikan.
Dalam menjelaskan pemenuhan
kebutuhan informasi, Wilson (1981) dan
Ellis (1989) memperkenalkan sebuah
pendekatan yang dikenal dengan model
perilaku pencarian informasi atau istilah
lainnya model of seeking information
behavior (Wilson 1999). Model ini
mengasumsikan bahwa penggunaan
informasi disebabkan karena adanya
kebutuhan informasi. Hal inilah yang
menyebkan seseorang melakukan
pencarian informasi. Informasi dapat dicari
melalui berbagai sumber. Apabila
seseorang berhasil melakukan pencarian
dan ia merasa puas, maka biasanya orang
tersebut akan meneruskan informasi itu
kepada orang lain. Model ini
memperlihatkan bahwa perilaku pencarian
informasi harus melibatkan orang lain agar
terjadi pertukaran informasi. Informasi
yang diperoleh tersebut digunakan baik
untuk kepentingan diri sendiri maupun
kepentingan orang lain (Limilia and Fuady,
2016).
Beberapa penelitian sejenis terdahulu
telah melakukan pengujian terhadap
model perilaku pencarian. Misalnya
penelitian oleh Rohmiyati (2018), yang
menemukan sebuah pola baru perilaku
pencarian informasi generasi millenial
dengan tahapan yang mencakup
Pendorong, Searching/ Browsing/ Surfing,
Seleksi, Evaluasi, Share, Repost, Evaluasi
dan Respon (Rohmiyati 2018)
Penelitian lain dilakukan oleh Limilia
dan Fuady (2016). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pemilih pemula
menggunakan beberapa media dalam
pencarian informasi politik, seperti media
konvensional, media sosial, dan media
tatap muka. Terdapat beberapa topik
politik yang banyak dicari oleh pemilih
pemula diantaranya profil, program kerja,
kepemimpinan, dan ideologi (Limilia and
Fuady, 2016).
Dilihat dari hasil riset terdahulu,
terbukti bahwa masyarakat memiliki
perilaku pencarian informasi seperti yang
dijelaskan oleh asumsi dari model
pencarian informasi Wilson dan Ellis.
Secara bertahap masyarakat melakukan
pencarian guna memenuhi kebutuhan
mereka terkait dengan informasi tertentu.
Melalui proses pencarian informasi
tersebut para pengguna informasi dapat
memperoleh informasi melalui berbagai
sumber, setelah mereka memperolehnya
mereka menggunakan informasi tersebut
-
Nasution, Rumyeni, Rimayanti Perilaku Pencarian Informasi Pemilihan...
Jurnal KOMUNIKATIF Vol. 8 No. 2 Desember 2019 193
sesuai dengan kebutuhan mereka dan
selanjutnya mereka akan menyebarkan
informasi yang ada pada mereka kepada
pihak lain.
Saat ini, informasi yang paling banyak
dicari, dibicarakan dan disebarkan salah
satunya adalah informasi tentang
pemilihan umum. Menjelang pelaksanaan
pemilu pada 17 April 2019, berbagai media
saling berlomba-lomba untuk memberikan
informasi kepada masyarakat.
Pemilu merupakan ajang pesta
demokrasi bagai masyarakat Indonesia.
Pemilu yang dilaksanakan tahun ini
berbeda dibandingkan dengan peridode-
periode sebelumnya. Berbeda
dibandingkan dengan periode-periode
sebelumnya, pada tahun 2019
pelaksanaan pemilu di Indonesia diadakan
secara serentak. Penyelenggaraan pemilu
legislatif dan eksekutif dilakukan pada
waktu yang bersamaan. Dasar
pelaksanaan pemulu serentak ini adalah
Keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) No
14/PUU-11/2013 Tentang Pemilihan Umum
Serentak. Keputusan Hukum ini dihasilkan
setelah dikabulkannya usulan uji materi
Undang-Undang No. 42 Tahum 2008
tentang Pemilihan Presiden dan Wakil
Presiden yang diajukan oleh Dr. Effendi
Gazali Pakar Komunikasi Politik
Universitas Indonesia bersama Koalisi
Masyarakat untuk Pemilu Serentak.
Masyarakat Indonesia yang memiliki
hak pilih diberikan kesempatan untuk
memberikan suaranya pada pelaksanaan
pemilu. Berdasarkan informasi resmi KPU,
jumlah daftar pemilih tetap (DPT) pemilu
tahun 2019 adalah sebanyak 192.828.520
jiwa (kompas.com, 2018. Diakses 12 Maret
2019). Selanjutnya dari jumlah tersebut
terdapat 5.035.887 pemilih yang masuk
kategori pemilih pemula.
Pemilih pemula merupakan warga
Negara Indonesia yang baru pertama kali
menggunakan hak pilihnya dalam pemilu.
Jumlah pemilih pemula yang relatif besar
disertai dengan minimnya pengalaman
dan pengetahuan dari pemilih pemula,
acapkali membuat mereka dijadikan
sebagai sasaran kampanye. Kondisi
tersebut semakin diperparah dengan
banyaknya terpaan informasi hoax dan
minimnya sumber informasi politik yang
netral dan mendidik (Limilia and Fuady,
2016). Perludem, sebuah lembaga nirlaba
yang memfokuskan aktivitasnya pada
pemilu, menyebutkan beberapa
karakteristik dari pemilih pemula
diantaranya: pemilih kritis, social
influencer, dan swing voters. KPUD
Surabaya menjelaskan beberapa
karakteristik pemilih pemula berdasarkan
usia, di antaranya adalah: “a) belum
pernah memilih atau melakukan
penentuan suara di dalam TPS, b) belum
memiliki pengalaman memilih, c) memiliki
antusiasme yang tinggi dan kurang
rasional, d) pemilih muda yang masih
penuh gejolak dan semangat, e) memiliki
rasa ingin tahu dan mencoba, f)
berpartisispasi dalam pemilu meskipun
kadang dengan berbagai latar belakang
yang berbeda” (Limilia and Fuady, 2016).
Pemilih pemula merupakan swing-
voter, dimana sekitar 33,9 persen masih
belum menentukan partai politik yang
akan dipilih dan hanya 1,5 persen saja
mengetahui eksistensi dari partai baru
(Soeprapto, Dn, and Suparno 2014).
Menilik dari karakteristik pemilih
pemula di atas, keberadaan pemilih
pemula bisa mengakibatkan dampak hasil
pemilu yang positif maupun negatif.
Dampak positifnya adalah keingingan
yang kuat dan semangat dari mereka
untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan
pemilu. Tentu saja ini mengurangi
kekhawatiran kita pada aksi golput. Di sisi
lain mereka merupakan konstituen yang
baru akan pertama kali menggunakan hak
suaranya pada pemilu, sehingga
-
Nasution, Rumyeni, Rimayanti Perilaku Pencarian Informasi Pemilihan...
Jurnal KOMUNIKATIF Vol. 8 No. 2 Desember 2019 194
pengetahuan dan pengalaman mereka
masih rendah, ditambah dengan
karakteristik lain seperti kurang rasional,
penuh gejolak dan rasa ingin tahu. Apabila
mereka tidak memiliki informasi politik
yang memadai, hal ini bisa berdampak
pada kesalahan dalam menentukan pilihan
calon legislatif dan eksekutif.
Perkembangan media massa saat ini
telah begitu massif. Semua media seolah
berlomba-lomba untuk menyajikan
informasi terkait pelaksanaan pemilu.
Keberadaan media dan keluasan informasi
tersebut diharapkan dapat dimanfaatkan
oleh para pemilih pemula untuk
memperkaya pengetahuan politik mereka
dalam menghadapi pengalaman pertama
mereka untuk ikut berpartisipasi aktif
dalam pelaksanaan pemilu serentak tahun
2019. Apatah lagi dengan hadirnya media
daring yang begitu mudah untuk diakses
oleh siapa pun, kapan pun dan di mana
pun. Hal ini memberikan harapan yang
besar, terkait dengan pencarian informasi
politik oleh para pemilih pemula.
Ketepatan dan kecukupan informasi
politik sangat dibutuhkan bagi pemilih
pemula sebelum menentukan pilihan
dalam bilik suara. Berdasarkan paparan
latar belakang, tujuan penelitian ini
adalah: 1) mengetahui sumber informasi
pemilu serentak tahun 2019 di kalangan
pemilih pemula di Kota Pekanbaru, dan 2)
mengetahui perilaku pencarian informasi
pemilu serentak tahun 2019 di kalangan
pemilih pemula di Kota Pekanbaru.
Kajian Pustaka
a. Teori Perilaku Pencarian Informasi
(Information Seeking Behavior)
Perilaku pencarian Informasi adalah
usaha untuk menemukan berbagai
informasi dengan tujuan tertentu yang
diakibatkan oleh adanya kebutuhan untuk
memenuhi tujuan tertentu (Rohmiyati
2018). Dalam upaya tersebut, seseorang
bisa saja melakukannya dengan cara
berinteraksi dengan sistem informasi
manual seperti surat kabar atau
perpustakaan, atau dengan sistem daring
berbasis komputer, misalnya internet
(Wilson 1999). Model Wilson
mengasumsikan bahwa perilaku pencarian
informasi berasal dari kebutuhan informasi
pengguna, dan akibat dari kebutuhan
tersebut menuntut tersedianya sistem
informasi (seperti perpustakaan atau
database), dan sumber informasi lainnya
(seperti textbook, handout, dosen dan yang
lainnya). Pesatnya perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi
seperti yang terjadi saat ini,
mengharuskan pengguna untuk lebih
banyak mengakses media daring guna
memenuhi kebutuhannya akan informasi.
Ellis mengembangkan teori perilaku
pencarian informasi dan menyebutkan
indikator perilaku pencarian informasi
yang terdiri dari:
Starting: tahapan dimana individu
mulai mencari informasi, dengan cara
misalnya bertanya pada seseorang
yang ahli di bidang keilmuan tertentu.
Chaining: tahapan dimana individu
fokus pada hal-hal yang dianggap
penting dan mengingatnya,
selanjutnya menghubungkan
informasi atau materi apa saja yang
akan dicari kemudian.
Browsing: merupakan kegiatan
mencari informasi secara terstruktur
atau semi terstruktur.
Differentiating: perilaku memilah data
mana yang akan digunakan dan mana
yang tidak perlu.
Monitoring: selalu mengikuti atau
melakukan pencarian informasi yang
terbaru.
Extracting: mengambil beberapa
informasi yang bermanfaat dari
sumber informasi tertentu.
-
Nasution, Rumyeni, Rimayanti Perilaku Pencarian Informasi Pemilihan...
Jurnal KOMUNIKATIF Vol. 8 No. 2 Desember 2019 195
Verifying: memeriksa akurasi data
yang diambil.
Ending: merupakan tahap akhir dari
proses pencarian informasi. (Riani,
2018)
Selanjutnya, Khulthau (1991)
sebagaimana yang dikutip oleh Pendit
(2006) mengatakan kegiatan pencarian
informasi sebagai sebuah proses
konstruksi yang dilalui seseorang dari
tahap ketidakpastian (uncertainly) ke arah
pemahaman (understanding). Terdapat 6
tahapan atau langkah yang terkandung
dalam proses ini, yaitu: awalan (initiation),
pemilihan (selection), penjelajahan
(exploration), penyusunan (formulation),
pengumpulan (collection), dan penyajian
(presentation) (Rohmiyati, 2018).
Penelitian ini penulis mengambil
karakteristik perilaku pencarian informasi
yang disampaikan oleh Ellis (Riani, 2018)
dan mengujinya pada konteks pencarian
informasi politik terkait dengan
pelaksanaan pemilu serentak tahun 2019
di kalangan pemilih pemula yang
berdomisili di Kota Pekanbaru.
b. Pemilih Pemula
Pemilih pemula merupakan warga
negara Indonesia yang berada pada
kelompok usia 17 hingga 20 tahun atau
mereka yang baru untuk pertama kalinya
menggunakan hak pilihnya pada pemilu.
Pemilih pemula merupakan konstituen
swing-voter, dimana sekitar 33,9 persen
masih belum menentukan pilihan partai
politik dan hanya 1,5 persen saja
mengetahui eksistensi dari partai baru
(Soeprapto, Dn, & Suparno 2014).
Setiajid (Emilia & Ichwanuddin, 2015)
menyebutkan karakter pemilih pemula
sebagai berikut: “(1) belum pernah
memilih atau menentukan suara di tempat
pemungutan suara, (2) belum mempunyai
pengalaman memilih, (3) mempunyai
antusiasme yang tinggi, (4) kurang bersifat
rasional, (5) pemilih muda yang masih
penuh gejolak dan semangat, yang apabila
tidak dikendalikan akan berdampak
terhadap konflik-konflik sosial di dalam
pemilu, (6) menjadi sasaran peserta pemilu
karena jumlahnya relatif besar, (7)
memiliki rasa ingin tahu, mencoba, dan
berpartisispasi dalam pemilu, meskipun
kadang dengan berbagai latar belakang
yang berbeda” (Emilia and Ichwanuddin,
2015)
Terdapat beberapa alasan yang
mendasari para pemilih pemula ikut
berpartisipasi dalam pemilu. Pertama,
mayoritas pemilih pemula masih memiliki
kepercayaan kepada pemerintah bisa
mengubah bangsa Indonesia ke arah lebih
baik. Kedua, pemilih pemula berpartisipasi
dikarenakan ajakan oleh orang lain. Ketiga,
disebabkan iming-imingi honor yang
tinggi, dan terakhir karena ikut-ikutan
(Sasmita 2011). DI sisi lain, pemilih pemula
tidak bersedia untuk berpartisipasi dalam
pemilu disebabkan karena
ketidakpercayaan kepada partai politik
dan kandidat yang ada, kesalahan
administrasi data pemilih, dan minimnya
sosialisasi yang dilakukan KPU.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan
pendekatan kuantitatif deskriptif.
Penelitian deskriptif digunakan untuk
mengetahui nilai variabel mandiri, baik
satu variabel atau lebih tanpa bermaksud
melakukan perbandingan, atau
mengetahui hubungan satu variabel
dengan variabel lain (Sugiyono, 2011).
Penelitian ini dilakukan pada kelompok
usia pemilih pemula yang berdomisili di
Kota Pekanbaru. Penelitian dilaksanakan
pada bulan Maret hingga April 2019.
Populasi dalam peneltian ini adalah
seluruh warga Kota Pekanbaru yang
masuk dalam kategori pemilih pemula
berusia 17 hingga 21 tahun, atau yang baru
-
Nasution, Rumyeni, Rimayanti Perilaku Pencarian Informasi Pemilihan...
Jurnal KOMUNIKATIF Vol. 8 No. 2 Desember 2019 196
pertama kali mengikuti pemilihan umum
pada tahun 2019. Menurut data dari KPU
Provinsi Riau, jumlahnya adalah 18.927.
Berdasarkan perhitungan tabel Krejci,
sampelnya menjadi 377 orang. Teknik
sampling yang digunakan adalah random
sampling. Teknik ini dilakukan dengan
menyebarkan kuesioner baik secara online
maupun langsung secara tatap muka
kepada responden. Penulis menyebarkan
kuesioner secara acak kepada akun
pemilih pemula menggunakan aplikasi
google drive dan secara langsung kepada
pemilih pemula yang berdomisili di Kota
Pekanbaru yang berpeluang menjadi
sampel penelitian. Sebelum disebarkan
kuesioner telah diuji dengan nilai
reliabilitas sebesar 0,970.
Hasil dan Pembahasan
Pemilih pemula merupakan pemilih
dengan rentang usia antara 17 hingga 21
tahun. Mereka merupakan pemilih
potensial yang jumlahnya relatif besar.
Namun demikian biasanya mereka belum
memiliki kecukupan informasi dalam
menentukan pilihan pada saat
pelaksanaan pemilu. Mereka adalah warga
negara yang baru pertama kali
menggunakan hak suaranya, dengan
demikian pengetahuan dan pengalaman
mereka masih rendah, ditambah dengan
karakteristik lain seperti kurang rasional,
penuh gejolak dan rasa ingin tahu. Kondisi
tersebut seringkali dimanfaatkan oleh
partai politik untuk mempengaruhi suara
mereka.
Guna memberikan gambaran tentang
latar belakang responden peneliti
menjelaskan demografi responden dari
segi jenis kelamin, usia, dan pendidikan.
Gambar 1 Jenis kelamin responden
Gambar 1 memperlihatkan bahwa jenis
kelamin responden penelitian didominasi
oleh laki-laki dengan jumlah mencapai 61,7
persen, sedangkan sisanya 38,3 persen
berjenis kelamin perempuan.
Gambar 2 Usia Responden
Dilihat dari usia, responden dalam
penelitian ini mayoritas berusia 21 tahun
yaitu berjumlah 38,3 persen, kemudian
usia 20 tahun sebanyak 29,6 persen, yang
lainnya berjumlah tidak lebih dari 20
persen, bahkan yang berusia 17 tahun
hanya 3,8 persen saja.
-
Nasution, Rumyeni, Rimayanti Perilaku Pencarian Informasi Pemilihan...
Jurnal KOMUNIKATIF Vol. 8 No. 2 Desember 2019 197
Gambar 3 Pendidikan Responden
Selanjutnya untuk kategori pendidikan,
penelitian ini membaginya dalam dua
kelompok, yaitu sekolah menengah dan
pendidikan tinggi. Pendidikan dalam
penelitian ini dimaksudkan jenjang
pendidikan yang sedang ditempuh oleh
responden penelitian. Rata-rata responden
penelitian ini sedang menempuh jenjang
pendidikan di perguruan tinggi, yaitu
sebanyak 91,1 persen, dan sisanya yang
menduduki jenjang sekolah menengah
hanya berjumlah 8,9 persen saja.
Penelitian ini memang lebih memfokuskan
pada mereka yang masuk kategori pemilih
pemula namun lebih banyak diambil yang
memasuki akhir sebagai pemilih pemula.
Alasannya adalah agar responden yang
menjadi sampel penelitian sudah memiliki
referensi yang cukup dalam hal informasi
pemilu.
Sebelum menentukan pilihan pada saat
pelaksanaan pemilu, pemilih pemula di
Kota Pekanbaru telah secara aktif mencari
inforasi dari berbagai sumber.
Gambar 3 Sumber informasi pemilu pemilih
pemula di Kota Pekanbaru
Media memiliki peran yang besar dalam
memenuhi kebutuhan informasi pemilu di
kalangan pemilih pemula di Kota
Pekanbaru. Dalam penelitian ini diketahui
bahwa pemilih pemula mayoritas
menggunakan media sosial sebagai media
referensi pemilu, yaitu sebanyak 66,8
persen. Hal ini dapat dimaklumi
mengingat karakteristik dari pemilih
pemula adalah berusia remaja akhir atau
dewasa awal yang notabene lebih
menyukai penggunaan media daring
dalam berbagai aktivitas mereka.
Sebagaimana YPMA (Pramiyanti, Putri,
and Nureni 2011) mengatakan bahwa
remaja merupakan kategori digital native,
yaitu generasi internet, generasi digital,
atau para milenial. Generasi ini mengakses
teknologi internet, dan memiliki
ketrampilan dan pengetahuan yang baik
tentang komputer. Meskipun demikian
masih relatif banyak jumlah pemilih
pemula di Kota Pekanbaru yang juga
mengakses informasi pemilu dari sumber
yang lain misalnya dari media massa.
Jumlahnya mencapai 21 persen dari total
keseluruhan responden. Mereka
memperoleh informasi pemilu dari berita-
berita di televisi, surat kabar dan radio.
Sementara itu sumber informasi lain
seperti sumber langsung dari orang
disekitar mereka hanya memiliki
kontribusi kecil, tidak lebih dari 5 persen.
Temuan ini sejalan dengan asumsi teori
perilaku pencari informasi oleh Wilson
(1999) yang menjelaskan bahwa perilaku
pencarian informasi bersumber dari
kebutuhan akan informasi pengguna, dan
respon terhadap kebutuhan tersebut
menuntut pada tersedianya sistem
informasi (Wilson 1999). Perkembangan
internet yang pesat seperti saat ini,
mengakibatkan pengguna lebih banyak
-
Nasution, Rumyeni, Rimayanti Perilaku Pencarian Informasi Pemilihan...
Jurnal KOMUNIKATIF Vol. 8 No. 2 Desember 2019 198
mengakses media daring untuk memenuhi
kebutuhan informasinya.
Gambar 4 Informasi Pemilu yang Paling
Banyak Dicari Pemilih Pemula
Berbagai jenis informasi dicari oleh
pemilih pemula di Kota Pekanbaru. Pada
penelitian ini ditemukan bahwa informasi
yang paling banyak dicari adalah informasi
tentang calon presiden dan wakil presiden,
yaitu sebanyak 84,1 persen. Hal ini
menunjukkan bahwa informasi calon
presiden dan wakil presiden merupakan
informasi yang paling ingin diketahui oleh
pemilih pemula di Kota Pekanbaru. Dari
sudut pandang media, penelitian yang
dilakukan oleh Pratiwi juga menunjukkan
bahwa tokoh partai politik atau capres dan
cawapres merupakan sumber berita yang
paling banyak diberitakan di media yang
diteliti (Pratiwi, 2019).
a. Perilaku Pencarian Informasi Pemilu
2019 Pemula di Kota Pekanbaru
Setelah menjabarkan tentang profil
demografi responden dan sumber
informasi pemilu, selanjutnya penulis akan
mendeskripsikan tentang tanggapan
responden terkait dengan tahapan
perilaku pencarian informasi.
b. Starting
Starting merupakan tahapan dimana
pemilih pemula mulai melakukan
pencarian informasi, misalnya dengan
bertanya pada seseorang yang dianggap
memiliki pengetahuan yang baik terkait
informasi politik dan pemilu. Informasi
tersebut bisa juga dicari dari sumber lain
seperti media massa atau referensi
lainnya. Terdapat dua pernyataan dalam
indikator Starting. Jawaban responden
menunjukkan rata-rata mereka setuju
pada ke dua item pertanyaan tersebut.
Tabel 1 Perilaku Pencarian Informasi Pemilu Tahapan Starting
Starting
Tanggapan Responden
STS
(%)
TS
(%)
R
(%)
S
(%)
SS
(%)
Saya mulai mencari informasi pemilu melalui media/
bertanya pada orang lain
1,3 6,7 10,5 70,4 14,8
Pencarian awal dilakukan karena belum memahami
pelaksanaan pemilu
3,5 6,7 12,4 64,2 13,2
N: 377, Mean: 3,8621, SD: 0,69840
Sumber: Data Olahan Peneliti, 2019
Berdasarkan hasil perhitungan mean,
diperoleh rata-rata skor indikator starting
ialah 3,9, nilai tersebut berada pada
kategori setuju. Hal ini berarti responden
setuju bahwa pemilih pemula memulai
pencarian informasi melalui berbagai
media dan bertanya kepada orang-orang
yang dianggap mengetahui tentang
pelaksanaan pemilu dan aktivitas tersebut
mereka lakukan karena mereka merasa
belum banyak tahu tentang informasi
pemilu serentak tahun 2019.
c. Chaining
-
Nasution, Rumyeni, Rimayanti Perilaku Pencarian Informasi Pemilihan...
Jurnal KOMUNIKATIF Vol. 8 No. 2 Desember 2019 199
Chaining merupakan tahapan dimana
pemilih pemula mencatat hal-hal yang
dianggap penting dan mengaitkan
informasi atau materi apa saja yang akan
dicari kemudian. Tabel 2 menjabarkan
tanggapan responden tentang indikator
chaining.
Tabel 2 Perilaku Pencarian Informasi Pemilu Tahapan Chaining
Chaining
Tanggapan Responden
STS
(%)
TS
(%)
R
(%)
S
(%)
SS
(%)
Saya mendapatkan informasi tentang pemilu dari berbagai
sumber
1,1 1,6 8,4 69,8 19,1
Saya selalu mengaitkan informasi dari satu sumber dengan
sumber yang lain
1,1 3,2 16,4 59,8 19,4
Saya memiliki sumber informasi pemilu utama dan sumber
informasi lain sebagai pelengkap
1,9 3,5 18,3 63,1 13,2
N: 377, Mean: 3,9333, SD: 0,65220
Sumber: Data Olahan Peneliti, 2019
Sebagaimana yang terlihat pada tabel
2, responden dalam penelitian ini rata-rata
menjawab setuju pada tiga item
pernyataan yang tersaji. Hal ini juga
didukung oleh hasil perhitungan nilai rata-
rata (mean), diperoleh rata-rata skor
indikator chainning ialah 3,9. Hal ini berarti
responden setuju bahwa pemilih pemula
mendapatkan informasi pemilu dari
berbagai sumber, mereka mengaitkan
informasi yang diperoleh dari satu sumber
informasi dengan sumber lainnya, dan
pemilih pemula selain memiliki sumber
informasi yang utama, mereka juga
mengakses sumber lain sebagai
pelengkap.
d. Browsing
Tahapan browsing merupakan kegiatan
pencarian informasi pemilu yang
terstruktur atau semi terstruktur. Untuk
mengetahui tanggapan responden
tentang indikator atau tahapan pencarian
informasi browsing, penulis
menyampaikan dua pernyataan yang
terangkum dalam tabel 3.
Tahap Browsing terdapat dua item
pernyataan yang diajukan kepada
responden. Sebagaimana yang tersaji
pada Tabel 3 terlihat bahwa mayoritas
responden menjawab setuju untuk setiap
pernyataan.
Tabel 3 Perilaku Pencarian Informasi Pemilu Tahapan Browsing
Browsing
Tanggapan Responden
STS
(%)
TS
(%)
R
(%)
S
(%)
SS
(%)
Saya mencari informasi pemilu secara lebih detail melalui
penelusuran di berbagai sumber informasi
1,6 4,6 14,8 63,6 15,4
Pemahaman politik tentang pemilu menjadi semakin
bertambah setelah menelusuri informasi pemilu dari berbagai
sumber.
1,1 1,6 11,6 64,2 21,6
N: 377, Mean: 3,9536, SD: 0,65220
Sumber: Data Olahan Peneliti, 2019
Selanjutnya, berdasarkan hasil
perhitungan mean, diperoleh rata-rata
skor indikator browsing ialah 3,9536. Hal ini
berarti responden setuju bahwa pemilih
-
Nasution, Rumyeni, Rimayanti Perilaku Pencarian Informasi Pemilihan...
Jurnal KOMUNIKATIF Vol. 8 No. 2 Desember 2019 200
pemula mendapatkan informasi pemilu
secara detail dengan melakuakn
penelusuran ke berbagai sumber baik
media konvensional, media sosial, portal
berita maupun kepada orangorang yang
kredibel. Setelah mereka melakukan
penelusuran tersebut pengetahuan dan
pemahaman politik mereka semakin
meningkat.
Tabel 4 Perilaku Pencarian Informasi Pemilu Tahapan Differentiating
Differentiating
Tanggapan Responden
STS
(%)
TS
(%)
R
(%)
S
(%)
SS
(%)
Setelah memiliki pengetahuan yang cukup, saya menjadi lebih
selektif dalam mencari atau menerima informasi
1,6 1,3 11,1 64,7 21,3
Informasi disaring dengan cara mengidentifikasi sumber
informasinya dan siapa yang menyampaikan
1,6 0,8 11,9 67,1 18,6
Saya tidak mempercayai informasi yang sumbernya kurang
jelas dan tidak kredibel
7
1,9
5
1,3
21
5,7
218
58,8
120
32,3
N: 377, Mean: 4,0743, SD: 0,60195
Sumber: Data Olahan Peneliti, 2019
e. Differentiating
Tahapan Differenting mengacu pada
pemilihan data mana yang akan digunakan
oleh pemilih pemula dan mana yang tidak
perlu.
Pemilih pemula melakukan
penyaringan terhadap berbagai informasi
yang mereka terima. Berdasarkan jawaban
responden dapat diketahui bahwa
mayoritas responden menjawab opsi
setuju pada tiga item pernyataan yang
disediakan.
Hasil perhitungan mean diperoleh rata-
rata skor indikator differentiating adalah
4,0743. Hal ini berarti pemilih pemula
setuju bahwa mereka menjadi lebih
selektif terhadap infomasi yang diterima
setelah mereka memiliki pengetahuan
yang cukup. Mereka menyaring informasi
yang diperoleh dengan mengenali
komunikatornya, dan mereka tidak
mempercayai sumber informasi yang
kurang kredibel.
f. Monitoring
Monitoring adalah tahapan ketika
pemilih pemula selalu mengikuti atau
mencari informasi yang terbaru. Tabel 5
menunjukkan bahwa mayoritas responden
menjawab setuju pada dua pernyataan
yang diajukan.
Berdasarkan perhitungan nilai mean,
diperoleh rata-rata skor indikator
monitoring adalah 3,7440. Hal ini berarti
pemilih pemula setuju bahwa mereka
memantau perkembangan informasi
pemilu melalui berbagai media dan
sumber yang dipilih dan diyakini
kebenarannya. Selanjutnya, mereka
mengikuti akun media sosial dan portal
berita agar informasi politik dan pemilu
selalu update.
Tabel 5 Perilaku Pencarian Informasi Pemilu Tahapan Monotoring
Monitoring
Tanggapan Responden
STS
(%)
TS
(%)
R
(%)
S
(%)
SS
(%)
Informasi pemilu dipantau melalui sumber-sumber yang
dipilih dan diyakini kebenarannya
2,4 2,4 15,4 66,8 12,9
-
Nasution, Rumyeni, Rimayanti Perilaku Pencarian Informasi Pemilihan...
Jurnal KOMUNIKATIF Vol. 8 No. 2 Desember 2019 201
Saya mengikuti akun media sosial atau portal berita agar
informasi pemilu selalu update
3 11,3 16,7 58,5 10,5
N: 377, Mean: 3,7440, SD: 0,73577
Sumber: Data Olahan Peneliti, 2019
g. Extracting
Tahapan Extracting merupakan
tahapan ketika pemilih pemula mengambil
salah satu informasi yang berguna dalam
sebuah sumber informasi tertentu.
Tanggapan responden pada indikator
extracting disajikan pada tabel 6.
Sebagaimana yang terlihap pada tabel
6, mayoritas rensponden memberikan
jawaban setuju untuk indikator extracting.
Tabel 6: Perilaku Pencarian Informasi Pemilu Tahapan Extracting
Extracting
Tanggapan Responden
STS
(%)
TS
(%)
R
(%)
S
(%)
SS
(%)
Saya hanya mengakses sumber informasi pemilu yang sesuai
dengan kebutuhannya
1,9 4,6 12,1 69 12,4
Saya memilih sumber informasi pemilu yang dianggap paling
penting
1,3 3,2 12,7 71,2 11,6
N: 377, Mean: 3,8753, SD: 0,64750
Sumber: Data Olahan Peneliti, 2019
Hasil jawaban responden juga didukung
oleh hasil perhitungan nilai mean, yang
diperoleh rata-rata skor indikator
monitoring adalah 3, 8753. Hasil
perhitungan nilai mean bermakna pemilih
pemula setuju bahwa mereka hanya
mengakses sumber infromasi pemilu yang
relevan dengan kebutuhan mereka.
Pemilih pemula yang setuju bahwa
memilih sumber informasi yang paling
penting dan sesuai dengan kebutuhan.
h. Verifying
Pada tahapan Verifying pemilih pemula
mengecek akurasi data yang telah diambil
dari berbagai sumber informasi.
Terdapat dua pertanyaan yang diajukan
kepada responden untuk indikator ini. Dari
kedua pertanyaan tersebut, jawaban
responden didominasi oleh opsi setuju.
Tabel 7: Perilaku Pencarian Informasi Pemilu Tahapan Verifying
Verifying
Tanggapan Responden
STS
(%)
TS
(%)
R
(%)
S
(%)
SS
(%)
Saya selalu mengecek kebenaran informasi dengan cara
dengan sumber berita yang lain
0,8 2,7 11,3 69,8 15,4
Saya hanya mempercayai sumber informasi yang faktual dan
tidak pernah menyebarkan hoax
1,6 1,3 9,4 61,5 26,1
N: 377, Mean: 4,0318, SD: 0,60872
Sumber: Data Olahan Peneliti, 2019
Tanggapan responden untuk indikator
ferifying selanjutnya dimasukkan dalam
analisis perhitungan skor rata-rata yang
dimaksudkan untuk mengetahui secara
-
Nasution, Rumyeni, Rimayanti Perilaku Pencarian Informasi Pemilihan...
Jurnal KOMUNIKATIF Vol. 8 No. 2 Desember 2019 202
pasti rata-rata dari keseluruhan jawaban
responden. Diperoleh rata-rata skor
indikator monitoring adalah 4,0318. Hal ini
berarti pemilih pemula setuju bahwa
dalam menerima informasi mereka selalu
mengecek kebenaran dari informasi
tersebut. Kemudian, pemilih pemula juga
setuju bahwa mereka hanya mempercayai
sumber berita yang faktual dan tidak
pernah menyebarkan berita bohong
(hoax).
i. Ending
Tahapan Ending merupakan akhir dari
proses pencarian informasi. Terdapat tiga
pernyataan untuk indikator ini. Pernyataan
pada indikator ending mayoritas dijawab
setuju oleh responden. Tanggapan
responden untuk indikator ending
selanjutnya dimasukkan dalam analisis
perhitungan skor rata-rata.
Tabel 7 Perilaku Pencarian Informasi Pemilu Tahapan Ending
Ending
Tanggapan Responden
STS
(%)
TS
(%)
R
(%)
S
(%)
SS
(%)
Saya mendiskusikan informasi pemilu dengan pihak lain 2,7 2,7 13,7 65,2 15,6
Saya menggunakan hasil diskusi tersebut sebagai dasar
pertimbangan dalam melakukan pemungutan suara
3,2 3,5 12,9 64,4 15,9
Aktivitas diskusi dengan pihak lain menjadikan keyakinan saya
dalam memberikan hak suara pada pemilu 2019 semakin tinggi
2,7 4,3 9,4 63,1 20,5
N: 377, Mean: 3,9019, SD: 0,71188
Sumber: Data Olahan Peneliti, 2019
Berdasarkan hasil perhitungan,
diperoleh rata-rata skor indikator
monitoring adalah 3,9019. Hal ini berarti
pemilih pemula setuju bahwa mereka
mendiskusikan informasi pemilu yang
diperoleh dengan pihak lain yang dianggap
memiliki pengetahuan yang baik.
Pemilih pemula setuju bahwa mereka
menggunakan hasil diskusi tersebut
sebagai dasar perimbangan dalam
melakukan pemungutan suara. Dan
pemilih pemula juga setuju bahwa
aktivitas diskusi dan sharing dengan pihak
lain menjadikan keyakinan pemilih pemula
dalam memberikan hak suara pada
pemulu 2019 semakin tinggi.
Berdasarkan pada pengujian berbagai
indikator perilaku pencarian informasi
dalam penelitian ini, hasilnya
menunjukkan bahwa pemilih pemula di
Kota Pekanbaru memiliki antusiasme yang
tinggi dalam setiap tahapan pencarian
informasi. Hal ini sejalan dengan pendapat
Setiajid (Emilia and Ichwanuddin, 2015)
yang menyatakan bahwa salah satu
karakteristik dari pemilih pemula adalah
memiliki antusiasme yang tinggi.
Seterusnya Setiajid juga mengatakan
bahwa pemilih pemula memiliki rasa ingin
tahu yang tinggi. Hal ini terbukti dalam
penelitian ini dimana sejak tahapan
starting, pemilih pemula telah mulai
mencari berbagai informasi pemilu dari
berbagai sumber informasi seperti media
sosial, portal berita, media massa, maupun
bertanya langsung kepada orang-orang
yang dianggap memiliki pengetahuan
yang baik terkait dengan pemilu, seperti
orang tua, keluarga, maupun dosen atau
guru mereka. Hasil penelitian ini sejalan
dengan temuan penelitian sejenis
terdahulu oleh Limilia & Fuady (2016)
dimana pemilih pemula juga
menggunakan beberapa media dalam
pencarian informasi politik, seperti media
-
Nasution, Rumyeni, Rimayanti Perilaku Pencarian Informasi Pemilihan...
Jurnal KOMUNIKATIF Vol. 8 No. 2 Desember 2019 203
konvensional, media sosial, dan media
tatap muka (Limilia and Fuady, 2016).
Tidak sekedar melakukan pencarian
informasi, pemilih pemula di Kota
Pekanbaru juga melakukan verifikasi data
dan informasi yang mereka peroleh
dengan cara membandingkan dengan
sumber berita yang lain. Selanjutnya
mereka juga melakukan diskusi dengan
orang lain sebagai akhir dari pencarian
informasi guna dijadikan sebagai dasar
pertimbangan dalam melakukan
pemungutan suara.
Meskipun demikian, hasil penelitian ini
belum bisa membuktikan tingkat
partisipasi politik pemilih pemula di Kota
Pekanbaru. Apakah antusiasme mereka
dalam mencari informasi pemilu benar-
benar membuat mereka merealisasikan
tindakan pemilihan pada pelaksanaan
pemilu serentak tahun 2019. Oleh sebab
itu, peneliti menyarankan bagi peneliti
selanjutnya yang tertarik dengan masalah
ini untuk menggali keterkaitan antara
perilaku pencarian informasi dengan
tingkat partisipasi politik di kalangan
pemilih pemula.
Kesimpulan
Terdapat dua kesimpulan yang dapat
dirumuskan dalam penelitian ini yaitu: 1)
Sumber informasi yang paling banyak
digunakan oleh pemilih pemula di Kota
Pekanbaru dalam mengakses informasi
tentang pemilahan umum serentak tahun
2019 adalah media sososial seperti
Facebook, Instagram, Tweeter, dan
Youtube. Media sosial diakses oleh 66,8
persen dari keseluruhan responden.
Selanjutnya informasi yang paling banyak
dicari oleh pemilih pemula di Kota
Pekanbaru adalah informasi tentang calon
presiden dan wakil presiden, jumlahnya
mencapai 84,1 persen. 2) Perilaku
pencarian informasi yang dilakukan oleh
pemilih pemula di Kota Pekanbaru
meliputi pertama tahap starting dimana
pemilih pemula mulai mencari informasi
melalui berbagai media dan bertanya
langsung kepada orang yang dianggap
memiliki pengetahuan pemilu yang baik.
Kedua chaining dimana pemilih pemula
mulai mengaitkan satu informasi dengan
informasi lainnya. Ketiga browsing dimana
pemilih pemula secara detail mencari
informasi pemilu melalui media daring dan
media massa. Keempat differentiating,
dimana pemilih pemula yang telah
memiliki informasi yang cukup tentang
pemilu menjadi semakin selektif dalam
menerima informasi. Kelima monitoring,
dimana pemilih pemula memantau
informasi pemilu melalui media sosial dan
akun berita agar mereka bisa selalu
mendapatkan informasi yang up to date.
Keenam extracting, yaitu pemilih pemula
hanya mengakses sumber informasi yang
relevan dan sesuai dengan kebutuhan
mereka. Ketujuh verifying, dimana pemilih
pemula selalu mengecek kebenaran
informasi dengan membandingkannya
dengan sumber yang lain, mereka
menyatakan hanya mempercayai
informasi yang faktual dan tidak
menyebarkan hoax. Tahapan terakhir
adalah ending. Pada tahapan ini pemilih
pemula mendiskusikan informasi yang
diperoleh dengan pihak lain. Hasil diskusi
tersebut dijadikan sebagai dasar
pertimbangan dalam melakukan
pemungutan suara. Aktivitas diskusi ini
menjadikan pemilih pemula semakin yakin
untuk memberikan hak suaranya pada
pemilu 2019.
Referensi
Emilia, R R, and Wawan Ichwanuddin.
2015. “Political Participation and
Voting Behavior In General Election
2014.” Jurnal Penelitian Politik. (12)
1: 117–35.
-
Nasution, Rumyeni, Rimayanti Perilaku Pencarian Informasi Pemilihan...
Jurnal KOMUNIKATIF Vol. 8 No. 2 Desember 2019 204
Kompas.com. (2018, 12 15). News: Daftar
Pemilih Tetap Hasil Perbaikan II
Sebanyak 192.828.520 Orang.
Retrieved 12 15, 2018, from
Kompas.com:
https://nasional.kompas.com/read/2
018/12/15/16471061/daftar-
pemilih-tetap-hasil-perbaikan-ii-
sebanyak-192828520-orang
Limilia, Putri, and Ikhsan Fuady. Pencarian
Informasi Topik Politik Di Kalangan
Pemilih Pemula (Studi Kasus Pola
Pencarian Infomasi Politik Pada
Mahasiswa Fikom Unpad ).
http://kpu.go.id/dmdocuments/mod
ul_1d.pdf.
Pramiyanti, Alila, Idola Perdini Putri, and
Reni Nureni. 2011. “Motif Remaja
dalam Menggunakan Media Baru (
Studi Pada Remaja Di Daerah Sub-
Urban Kota Bandung )". KomuniTi.
6(2): 95 - 103
Pratiwi, Ratri Ayu. 2019. “Perbandingan Isi
Berita Kampanye Presiden Dan
Wakil Presiden Masa Bhakti 2014-
2019 Di Indonesia.” Jurnal Ilmu
Komunikasi. 13 (1): 11–28.
Riani, Nur. 2018. “Model Perilaku
Pencarian Informasi Guna
Memenuhi Kebutuhan Informasi
(Studi Literatur).” Publication Library
and Information Science 1(2): 14.
Rohmiyati, Yuli. 2018. “Model Perilaku
Pencarian Informasi Generasi
Milenial.” Jurnal Publis. 2(4): 387–92.
Sasmita, Siska. 2011. “Peran Informasi
Politik Terhadap Partisipasi Pemilih
Pemula Dalam Pemilu/Pemilukada.”
Jurnal Ilmiah Administrasi Publik dan
Pembangunan. 2(1): 217–24.
Soeprapto, Adi, Susilasti Dn, and Agus
Suparno. 2014. “Komunikasi Dalam
Proses Pendidikan Politik Pemilih
Pemula Dalam Pemilihan Umum
2014 Di DIY.” Jurnal Ilmu
Komunikasi. 12 (1): 39–54.
Wilson. 1999. "Models in Information
Behaviour Research". Journal of
Documentation. 55 (3): 249 - 270.