perjuangan bangsa indonesia merebut irian barat
TRANSCRIPT
Perjuangan diplomasi Diplomasi bilateral Diplomasi multilateral
Perjuangan konfrontasi Konfrontasi ekonomi Konfrontasi politik Konfrontasi militer
Kesepakatan mengenai Irian barat Persetujuan New York Pelaksanaan pepera
Tanggal 25 maret 1 april 1950 Tanggal 4 desember 1950 Bulan desember 1951 Bulan september 1952
Berlangsung perundingan antara pemerintah Belanda dengan RIS dalam hubungan Uni Indonesia Belanda di Jakarta Hasil : sepakat membentuk komisi gabungan untuk menyelesaikan masalah Irian Barat
Konferensi Uni Indonesia Belanda di Den Haag, Belanda Delegasi Indonesia mengusulkan kepada Belanda untuk menyerahkan Irba secara de jure Reaksi Belanda : menolak
Pemerintah Indonesia Belanda mengadakan perundingan bilateral Membahas tentang peninjauan kembali pembentukan Uni Indonesia Belanda Hasil : gagal
Pemerintah Indonesia mengirim nota politik kepada pemerintah Belanda Isi nota politik : usulan pemerintah Indonesia untuk mengadakan perundingan dengan Belanda mengenai Irba Hasil : gagal
April 1954 Tahun 1956 Tahun 1957
Diadakan konferensi negara-negara Asia-Afrika di colombo, Sri lanka Delegasi Indonesia mengajukan masalah Irba Hasil : mendapat dukungan peserta KAA
Sidang umum PBB ke 11 Negara KAA mengajukan rancangan resolusi tentang penyelesaian sengketa Irba antara Indonesia Belanda Hasil : gagal Alasan : karena tidak memperoleh dukungan suara lebih dari 2/3 jumlah anggota PBB
Sidang umum PBB ke-12 21 negara AA kembali mengajukan kembali rancangan resolusi mengenai Irba Indonesia meminta ketua Umum PBB untuk menjadi perantara perundingan Hasil : gagal Alasan : karena dukungan suara yang diperoleh Indonesia tidak lebih dari 2/3 anggota PBB
Melarang maskapai penerbangan Belanda Melarang beredarnya terbitan berbahasa Belanda Pemogokan buruh
KLM dilarang melakukan penerbangan dan pendaratan di wilayah Indonesia Pengambilalihan perusahaan KLM oleh pemerintah Indonesia pada bulan desember 1957
Pemerintah Indonesia melarang semua koran berbahasa Belanda Mengambil alih penerbitan De Unie milik swasta Belanda
Tanggal 2 desember 1957 dilakukan pemogokan buruh total pada semua perusahaan-perusahaan milik Belanda di Indnesia Desember 1957, dilakukan aksi pengambilalihan perusahaanperusahaan Belanda di Indonesia NHM menjadi Bank Dagang Negara, Bank Escompto di Jakarta serta perusahaan Philips
Tanggal 15 pebruari 1956 Tanggal 17 agustus 1956 Tanggal 4 januari 1958 Tanggal 17 agustus 1960 Tahun 1961 Tahun 1962
15 pebruari 1956 : pemerintah RI memutuskan secara sepihak hubungan Uni Indonesia Belanda Pembatalan secara sepihak seluruh persetujuan KMB yang ditandatangani oleh presiden Soekarno tanggal 2 maret 1956
17 agustus 1956 : pemerintah RI mengumumkan pembentukan propinsi Irba dengan ibukotanya Soa Siu Wilayah : Irba dan Tidore, Oba, Weda, Patani serta wasile Gubernur : sultan Tidore (Zainal Abidin Syah) yang dilantik pada tanggal 23 september 1956 Dibentuk Partai Cendrawasih
4 januari 1958 : pemerintah membentuk front nasional pembebasan Irba. Tujuan : mengerahkan massa dalam upaya pembebasan Irba.
Pemerintah RI memutuskan hubungan diplomatik dengan Belanda. Presiden Soekarno berpidato di depan Sidang Umum PBB tentang Irba. Presiden menyatakan sikap bangsa Indonesia yang secara tegas menempuh jalan konfrontasi dalam menyelesaikan masalah Irba
Sidang umum PBB mengangkat masalah Irba Sekjen PBB U Thant, menunjuk Ellsworth Bunker untuk mengajukan usul penyelesaian masalah irba
Ellsworth Bunker mengusulkan : agar kerajaan Belanda menyerahkan kedaulatan Irba kepada RI melalui PBB. Reaksi : Indonesia : mendukung Belanda : menolak dan akan membentuk negara boneka papua
14 desember 1961 19 desember 1961 2 januari 1962 15 januari 1962 Operasi militer
Dewan pertahanan Nasional membentuk komando tertinggi pembebasan Irba Susunan komando : Panglima besar : presiden Soekarno Wakil panglima : jenderal A.H.Nasution Kepala staf : mayjen. Achmad Yani
Presiden Soekarno mengeluarkan Trikora Isi Trikora : Gagalkan pembentukan negara boneka papua buatan Belanda kolonial Kibarkan Sang Merah Putih di Irba tanah air Indonesia Bersiaplah untuk mobilisasi umum guna mempertahankan kemerdekaan dan kesatuan tanah air dan bangsa
Dibentuk Komando Mandala Pembebasan Irba Panglima komando Mandala : Mayjen Soeharto Markas komando : Makassar Sulawesi Selatan Tugas pokok komando Mandala Fase-fase operasi militer
Terjadi peristiwa Laut Aru Penyerangan oleh Belanda dari laut dan udara terhadap KRI Macan Tutul, KRI Harimau dan KRI Macan Kumbang Gugurnya KSAL , Laksamana Pertama Yos Sudarso
Operasi Serigala (di Sorong dan Teminabuan) Operasi Naga (di Merauke) Operasi Banteng Ketaton ( di Fak-Fak dan Kaimana) Operasi Jatayu (di Sorong) Operasi Jayawijaya
Merencanakan , mempersiapkan dan melaksanakan operasioperasi militer di daerah sekitar Irian Barat Menciptakan daerah bebas secara de facto atau mendudukkan unsur kekuasaan RI di Irian Barat
Fase infiltrasi (sampai akhir tahun 1962) Memasukkan 10 kompi ke sekitar sasaran tertentu untuk menciptakan daerah bebas de facto
Fase eksploitasi (awal tahun 1963) Mengadakan serangan terbuka terhadap induk militer lawan dan menduduki semua pos pertahanan musuh yang penting
Fase konsolidasi (awal tahun 1964) Menegakkan kekuasaan RI secara mutlak di seluruh Irian Barat
15 agustus 1962 : Belanda berunding dengan Indonesia di New York (markas besar PBB) Isi perjanjian New York Membentuk komando khusus : UNSF yang dpo Brigjen Said Uddin Khan (Pakistan) untuk menjamin keamanan di Irba Mengangkat Gubernur Irba : E.J.Bonay
Penghentian konfrontasi militer Pemerintah Belanda akan menyerahkan Irba kepada PBB melalui UNTEA pada 1 oktober 1962 1 mei 1963, UNTEA menyerahkan pemerintahan di Irba kepada Indonesia Angkatan perang dan pegawai-pegawai sipil Belanda dipulangkan ke negaranya paling lambat 11 mei 1963 Tahun 1969, rakyat Irba diberi kesempatan menyatakan pendapatnya melalui pepera untuk memilih bergabung atau berpisah dari RI
Tahun 1969 diselenggarakan pepera di Irba Hasilnya : memutuskan secara bulat bahwa Irba tetap merupakan bagian dari RI Hasil pepera dibawa ke New York dan dilaporkan dalam Sidang Umum PBB ke 24 pada bulan Nopember 1969
THANK YOU
THANKS