perkembangan dan peran sosiologi

21
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini masyarakat dunia telah mengalami dua kali kejadian perang. Karenanya hal itu bukan hanya meninggalkan trauma mendalam dalam diri masyarakat tetapi juga hubungan antar masyarakat itu sendiri sederhananya masyarakat tidak ingin kejadian pahit akan perang terulang kembali dan menimpa keturunannya. Akhirnya masyarakat menyadari untuk memperbaiki hubungan antar manusia dan mulai mempelajarinya. Sosiologi merupakan ilmu yang memiliki ruang lingkup sangat luas. Sosiologi dibagi dalam beberapa bidang kajian misalnya sosiologi budaya, sosiologi industri, sosiologi hukum dan masyarakat, sosiologi perkawinan dan keluarga, sosiologi militer, sosiologi perkotaan, sosiologi pedesaan, sosiologi pendidikan, dan lain-lain.Topik itu bukan bidang khusus kajian sosiologi artinya bisa jadi bidang kajian tersebut ditelaah pula oleh disiplin ilmu lainnya termasuk bidang kajian sosiologi kedokteran dan kesehatan. B. Rumusan Masalah 1

Upload: shintiakhairunisa

Post on 24-Sep-2015

168 views

Category:

Documents


28 download

DESCRIPTION

tr

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang MasalahDewasa ini masyarakat dunia telah mengalami dua kali kejadian perang. Karenanya hal itu bukan hanya meninggalkan trauma mendalam dalam diri masyarakat tetapi juga hubungan antar masyarakat itu sendiri sederhananya masyarakat tidak ingin kejadian pahit akan perang terulang kembali dan menimpa keturunannya. Akhirnya masyarakat menyadari untuk memperbaiki hubungan antar manusia dan mulai mempelajarinya. Sosiologi merupakan ilmu yang memiliki ruang lingkup sangat luas. Sosiologi dibagi dalam beberapa bidang kajian misalnya sosiologi budaya, sosiologi industri, sosiologi hukum dan masyarakat, sosiologi perkawinan dan keluarga, sosiologi militer, sosiologi perkotaan, sosiologi pedesaan, sosiologi pendidikan, dan lain-lain.Topik itu bukan bidang khusus kajian sosiologi artinya bisa jadi bidang kajian tersebut ditelaah pula oleh disiplin ilmu lainnya termasuk bidang kajian sosiologi kedokteran dan kesehatan.B. Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang tersebut, rumusan masalahnya adalah sebagai berikut.

1. Bagaimanakah perkembangan sosiologi setelah perang dunia ke II?

2. Apa saja peran sosiologi dalam praktik kesehatan?

C. Tujuan Penulisan

Sesuai dengan rumusan masalah tersebut, tujuannya adalah sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui perkembangan sosiologi setelah perang dunia ke II.2. Untuk mengetahui peran sosiologi dalam praktik kesehatan.D. Manfaat Manfaat dari penulisan makalah tentang Perkembangan dan Peran Sosiologi adalah sebagai berikut.1. Mampu mempermudah penyusun dan pembaca guna memahami materi tentang perkembangan dan peran sosiologi.

2. Menambah pengetahuan kita sebagai mahasiswa tentang perkembangan dan peran sosiologi.BAB II

PENDAHULUANA. Perkembangan Sosiologi Setelah Perang Dunia II

Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, seorang sarjana Indonesia yaitu Soenaryo Kolopaking, untuk pertama kalinya memberikan kuliah sosiologi pada tahun 1948 pada Akademi Ilmu Politik Yogyakarta (Akademi tersebut kemudian dilebur menjadi Universitas Negeri Gadjah Mada, yang menjadi Fakultas Sosial Politik). Beliau memberikan kuliah tersebut dalam Bahasa Indonesia, dan hal ini merupakan hal yang baru karena sebelum perang dunia II semua kuliah di Perguruan Tinggi diberikan dengan Bahasa Belanda.

Pada Akademi Ilmu Politik, sosiologi juga dikuliahkan sebagai ilmu pengetahuan dalam jurusan pemerintahan dalam negeri, hubungan luar negeri dan publisistik. Oleh sebab itu, kuliah-kuliah dalam ilmu pengetahuan tersebut sukar sekali untuk mencetuskan keinginan pada para sarjana untuk memperdalam, kemudian mengembangkan sosiologi. Dengan dibukanya kesempatan bagi para sarjana dan mahasiswa Indonesia untuk belajar di luar negeri sejak tahun 1950, mulailah ada beberapa orang Indonesia yang memperdalam pengetahuannya tentang sosiologi, bahkan ada diantaranya yang mempelajari ilmu tersebut secara khusus. Bertambahnya orang-orang yang memperdalam dan mengkhususkan diri dalam sosiologi tidak hanya menjadi dorongan untuk berkembangnya dan meluasnya ilmu pengetahuan tadi, tetapi sekaligus membawa perubahan dalam sifat dan sosiologi di Indonesia. Buku sosiologi dalam bahasa Indonesia mulai diterbitkan sejak satu tahun setelah pecahnya revolusi fisik, yaitu Sosiologi Indonesia oleh Djody Gondokusumo yang memuat beberapa pengertian elementer dari sosiologi yang teoritis dan bersifat sebagai filsafat. Buku itu pada saat tersebut mendapat sambutan baik mengingat suasana revolusi fisik pada waktu itu, dimana mulai terasa suatu kehausan pada golongan terpelajar akan ilmu pengetahuan yang mungkin akan dapat membantu mereka di dalam usaha-usahanya memahami perubahan-perubahan yang terjadi dengan cepat dalam masyarakata Indonesia. Kira-kira dalam tahun 1950, setelah usai revolusi fisik, menyusullah suatu buku Sosiologi yang diterbitkan oleh Bardosono, yang sebenarnya merupakan suatu diktat yang ditulis seorang mahasiswa yang mengikuti kuliah-kuliah sosiologi dari seorang guru besar yang tak disebutkan namanya dalam buku tersebut.Selanjutnya dapatlah dikemukakan buku karangan Hassan Shadily dengan judul Sosiologi untuk Masyarakat Indonesia yang merupakan buku pelajaran pertama di dalam bahasa Indonesia yang memuat bahan-bahan sosiologi yang modern. Dalam suasana perkembangan perguruan tinggi di Indonesia, juga karena kurangnya buku-buku sosiologi dalam bahasa Indonesia, maupun yang diimpor dalam luar negeri, ditambah pula kekurangan kemampuan yang ada pada para mahasiswa tingkat Persiapan, buku Hassan Shadily (lulusan Cornell University di Amerika Serikat) memenuhi keperluan para mahasiswa yang mulai belajar ilmu pengetahuan tersebut sebagai ilmu pembantu.Para pengajar yang mengikuti ajaran sosiologi teoritis filosofis lebih banyak mempergunakan terjemahan buku-bukunya P.J.Bouman, yaitu Algemene Maatschappijleer dan Sociologie, bergrippen en problemen serta buku Lysen yang berjudul Individu en Maatschappij. Buku lain yang lebih luas, tetapi uraian mengenai pengertian-pengertian pokoknya kurang sistematis adalah buku pelajaran sosiologi yang berjudul Sosiologi Suatu Pengantar Ringkas yang merupakan hasil karya Mayor Polak, seorang warga negara Indonesia bekas anggota Pangreh Praja Belanda, yang telah mendapat pelajaran sosiologi sebelum Perang Dunia Kedua pada Universitas Leiden di negeri Belanda. Mayor Polak juga telah menulis suatau buku mengenai Sosiologi khusus yang berjudul Pengantar Sosiologi Pengetahuan, Hukum dan Politik yang terbit pada 1967. Sesuai dengan taraf permualaan dalam perkembangan ilmu sosiologi dewasa ini di Indonesia, adanya buku-buku berbahasa Indonesia dalam bidang tersebut masih bersifat sebagai buku pelajaran untuk menolong para mahasiswa di dalam pelajarannya tentang asas-asas serta persoalan-persoalan dari ilmu pengetahuan itu. Sepanjang pengetahuan, kecuali buku Mayor Polak, pada dewasa ini buku lain dalam bahasa Indonesia mengenai masalah-masalah sosiologi khusus adalah Sosiologi Hukum oleh Satjipto Rahardjo, Soerjono Soekanto, dan lain-lain, serta juga Sosiologi Kota oleh N.Daldjoeni, dan seterusnya.Dapat disebutkan pula buku-buku sosiologi lain yang dikarang oleh orang Indonesia, yaitu buku Social Changes in Yogyakarta, yang merupakan hasil karya Selo Soemardjan yang terbit dalam tahun 1962. Buku yang ditulis dalam bahasa Inggris itu merupakan disertasi penulis untuk mendapatkan gelar doktor pada Cornell University, Amerika Serikat. Isinya adalah perihal perubahan-perubahan dalam masyarakat di Yogyakarta sebagai akibat dari revolusi politik dan sosial pada waktu revolusi masih berpusat di kota Yogyakarta. Bersama Soelaeman Soemardi, pengarang yang sama telah menghimpun bagian-bagian terpenting dari beberapa text-book ilmu sosiologi dalam bahasa Inggris yang disertai dengan pengantar ringkas dalam bahsa Indonesia. Buku yang berjudul Setangkai Bunga Sosiologi itu diterbitkan pada 1964 dan dipakai sebagai bacaan wajib pada beberapa perguruan tinggi negeri dan swasta. Tidak kurang pentingnya pula bagi perkembangan sosiologi adalah karangan-karangan pendek mengenai masalah-masalah sosiologi yang tersebar di sana-sini, baik dalam bentuk publikasi yang dicetak dalam majalah-majalah berkala atau tak berkala, maupun dalam bentuk stensilan yang hanya dapat dibaca dalam kalangan peminat yang tidak luas.Pada dewasa ini telah ada sejumlah Universitas Negeri yang mempunyai Fakultas Sosial dan Politik atau Fakultas Ilmu Sosial dimana sosiologi dikuliahkan sampai tingkat yang lebih tinggi daripada tingkat persiapan. Namun, belum ada universitas yang mempunya fakultas tersendiri khusus untuk sosiologi. Yang telah ada ialah jurusan sosiologi pada beberapa fakultas, misalnya pada Fakultas Sosial dan Politik Universitas Gadjah Mada, Fakultas Ilmu Sosial Universitas Indonesia, dan Fakultas Sosial dan Politik Universitas Pajajaran. Dari jurusan sosiologi itulah diharapkan sumbangan dan dorongan lebih besar untuk mempercepat dan memperluas perkembangan sosiologi di Indonesia untuk kepentingan umum dan masyarakat. Peneliatian-penelitian sosiologis di Indonesia belum mendapat tempat yang sewajarnya karena masyarakat masih terlampau percaya pada angka-angka yang relatif mutlak. Sosiologi tidak akan mungkin menghasilkan hal-hal yang berlaku mutlak, karena masing-masing manusia mempunya kekhususan sehingga sulit sekali untuk menerapkan teori-teori sosiologi secara umum. Apalagi masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang mencakup beratus suku. Dalam hal ini masih diperlukan usaha yang tekun dan keras untuk menempatkan penelitian sosiologis pada tempat yang wajar.B. Terminologi Sosiologi KesehatanPerkembangan ilmu sosiologi kesehatan dimulai sejak manusia itu sadar bahwa kesehatan tidak hanya sebatas fisik, melainkan juga mental serta kondisi seseorang. Dalam ilmu ini dikenal beberapa istilah yang menunjukan sumbangan atau peran sosiologi pada bidang kesehatan, yaitu:1. Sosiology in MedicineSosiolog yang bekerjasama secara langsung dengan dokter dan staf kesehatan lainnya di dalam mempelajari faktor sosial yang relevan dengan terjadinya gangguan kesehatan ataupun sosiolog berusaha berhubungan langsung dengan perawatan pasien atau untuk memecahkan problem kesehatan masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa fenomena sosial dapat menjadi faktor penentu atau mempengaruhi orang-orang untuk menangani penyakit atau mempengaruhi kesehatan mereka ataupun tingkah laku lain saaat sedang sait maupun setelah sakit.2. Sosiology of MedicineBerhubungan dengan organisasi, nilai, kepercayaan terhadap praktek kedokteran sebagai bentuk dari perilaku manusia yang berada dalam lingkup pelayanan kesehatan, misalnya bentuk pelayanan kesehatan, sumber daya manusia untuk membangun kesehatan dan pelatihan bagi petugas kesehatan.3. Sosiology for MedicineBerhubungan dengan strategi metodologi yang dikembangkan sosiologi untuk kepentingan bidang pelayanan kesehatan. Misalnya teknik skala pengukuran Thurstone, Likert, Guttman yang membantu mengenali atau mengukur skala sikap. Peran ini juga meliputi peosedur matematis multivariate serta analisis faktor dan analisis jaringan yang biasa digunakan para sosiolog dalam mengumpulkan data atau menjelaskan hasil penelitian.4. Sociology From MedicineMenganalisa lingkungan kedokteran dari perspektif social. Misalnya bagaimana pola pendidikan, perilaku, gaya hidup para dokter, atau sosialisasi mahasiswa kedokteran selama mengikuti pendidikan kedokteran.5. Sociology at MedicineMerupakan bagian yang lebih banyak mengamati orientasi politik dan ideology yang berhubungan dengan kesehatan. Misalnya bagaimana suatu struktur pengobatan cara barat akan mempengaruhi perubahan pola pengobatan sekaligus merubah pola interaksi masyarakat.6. Sociology Around MedicineMenunjukkan bagaimana sosiologi menjadi bagian atau berinteraksi dengan ilmu lain seperti antropologi, ekonomi, etnologi, filosofi hukum maupun bahasa.

Pernyataan yang mengemuka bahwa perspektif sosiologi utama yang dirasakan bermanfaat untuk diterapkan dalam bidang kesehatan adalah konsep struktur. Suatu konsep yang menunjukkan adanya unsur-unsur umum yang senantiasa terdapat pada setiap situasi dan interaksi. Dengan membayangkan sikap umum yang biasa terjadi dalam interaksi antara dokter-pasien maka akan didapat suatu model atau gambaran mengenai segala sesuatu yang terjadi dan dapat dimengerti mengenai apa yang keliru dan apa penyebabnya. Dari segi sosiologi setiap individu memainkan peran dalam semua situasi sosial. Hal ini mengingatkan kita pada hukum-hukum yang terlibat dalam menjalankan peran dan juga mengingatkan kita pada hukum-hukum yang terlibat dalam menjalankan peran dan juga mengingatkan kita kepada sifat-sifat umum dari seorang dokter, pasien, istri, anak dan seterusnya. Artinya bahwa situasi yang dibentuk secara formil sebenarnya bisa dianalisis secara nyata di masyarakat.Dalam menganalisis situasi kesehatan, sosiologi bermanfaat untuk mempelajari cara orang mencari pertolongan medis (help-seeking). Selain itu, perhatian sosiologi terhadap perilaku sakit umumnya dipusatkan pada pemahaman penduduk mengenai gejala penyakit serta tindakan yang dianggap tepat menurut tata nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat. Manfaat sosiologi yang lain adalah menganalisis faktor-faktor social dalam hubungannya dengan etiolog penyakit. Aspek lain yang menjadikan sosiologi bermanfaat bagi praktek medis bahwa sakit dan cacat fisik selain sebagai kenyataan sosial sekaligus juga sebagai kenyataan medis. Manfaat sosiologi berikutnya juga memberikan analisis tentang hubungan dokter-pasien. Dikemukakan bahwa hubungan tersebut meliputi konflik potensial, seperti konflik kepentingan pasien dengan kepentingan keluarga dan dokter. Penelitian menunjukkan bahwa beberapa sikap yang kebanyakan ditunjukkan dokter memperlihatkan bahwa mereka kurang memahami konflik tersebut. Mereka hanya berpegang pada moto tertentu yang ditanamkan pada diri dan diproses dalam situasi latar belakang pendidikan formal dan informalnya guna menghadapi konflik tersebutC. Peran Sosiologi dalam Praktik KesehatanDi samping sebagai anggota masyarakat yang mesti memahami sosiologi untuk bekal mengarungi kehidupan dan interaksi dengan manusia lainnya, kita pun bisa mendalami sosiologi untuk lebih mengembangkan pengetahuan sosiologi itu sendiri. Orang yang mendalami ilmu sosiologi dan kemudian menjadi ahli dalam ilmu tersebut disebut sosiolog. Secara teoritis peran sosiologi /sosiolog sangat penting dalam pengembangan ilmu atau pelayana kesehatan, peran-peran sosiolog antara lain adalah :

1. Sosiolog sebagai ahli riset

Sebagai seorang ilmuan, sosiolog bertanggung jawab untuk melaksanakan penelitian penelitian ilmiah, sosialisasi hasil penelitian, juga melakukan pembinaan terhadap pola pikir masyarakat. Dalam hal ini sosiolog berkewajiban untuk mencari, mengumpulkan, dan menganalisis, serta menyimpulkan fakta fakta sosial. Sosiolog juga berkewajiban untuk meluruskan atau menjernihkan berbagai anggapan keliru yang berkembang dalam masyarakat awam atau kalangan tertentu yang lebih disebabkan karena salah informasi atau bahkan takhayul. Misalnya pendapat masyarakat tentang penyebab penyakit dari roh roh halus serta pengobatan. Dari hasil penelitiannya, sosiolog bisa menghadirkan kebenaran-kebenaran. Selain itu, dampak negatif yang mungkin ditimbulkan oleh kekeliruan dalam masyarakat tersebut dapat dihindari. Oleh karena itu, seorang sosiolog bisa menghadirkan ramalan sosial berdasarkan pola-pola atau kecenderungan serta perubahan-perubahan yang paling mungkin terjadi.

2. Sosiolog sebagai konsultan kesehatan

Berdasarkan ilmu, kajian-kajian, dan riset yang dilakukannya, sosiologi mempunyai kemampuan untuk menganalisis fakta sosial, dinamika sosial, kecenderungan protes, serta perubahan sosial sehingga dapat memberikan masukan terhadap kebijakan untuk masyarakat yang akan diputuskan oleh para pengambil kebijakan, seperti pemerintah. Dalam skala jangka panjang sosiolog harus dapat meramalkan pengaruh dari sebuah kebijakan terhadap kehidupan sosial. Sosiolog membantu menganalisis serta memperkirakan pengaruh apa yang akan terjadi jika suatu kebijakan diambil dan diterapkan oleh pemerintah pada suatu masyarakat tertentu, ataupun pembangunan seperti apa yang cocok bagi suatu masyarakat. Artinya, agar kebijakan yang diambil memenuhi suatu harapan serta dapat menghasilkan pengaruh yang diinginkan. Misalnya kebijakan tentang berobat gratis bagi masyarakat miskin, maka pengaruhnya untuk beberapa tahun mendatang sudah bisa diramalkan.3. Sosiolog sebagai teknisi

Sosiolog dapat terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan program kegiatan masyarakat untuk memberikan saran saran moral, baik dalam penyelesaian berbagai masalah hubungan masyarakat, hubungan antar kelompok dalam organisasi, dan penyelesaian masalah mengenai hubungan antar manusia. Dalam kedudukan seperti ini, sosiolog bekerja sebagai ilmuwan terapan (applied scientist). Mereka dituntut untuk menggunakan pengetahuan ilmiahnya dalam mencari nilai-nilai tertentu, seperti efisiensi kerja atau efektivitas suatu program pembangunan atau atau suatu kegiatan masyarakat.4. Meningkatkan peran penyuluh kesehatanDengan mempelajari sosiologi, seorang tenaga kesehatan akan lebih memahami sifat, karakter, atau norma masyarakat yang berlaku, sehingga pada akhirnya program promosi kesehatan dapat berlangsung secara efektif. Karena itu dapat dikatakan bahwa sosiologi dapat memberikan kontribusi wawasan dan pemahaman terhadap tenaga kesehatan atau para pengambil kebijakan dalam bidang kesehatan. seorang sosiolog dalam menyajikan fakta harus bersifat netral dan objektif. Contohnya, dalam menyajikan masalah kemiskinan, seorang sosiolog tidak boleh menciptakan anggapan sebagai pendukung suatu proyek tertentu atau mengubahnya sehingga terkesan reform reformis dan konservatif.D. Hubungan Pasien dengan Tenaga KesehatanDalam kehidupan bermasyarakat, sering dijumpai masalah masalah yang dianggap tabu, tidak dapat diungkapkan secaraberterus terang. Misalnya kehamilan sebelum menikah. Bagi orang barat hal ini mungkin dianggap hal yang biasa, tetapi di Indonesia sebagai masyarakat Timur, peristiwa ini dikatakan sebagai AIB. Keadaan ini bukan hanya disebabkan karena adanya norma agama saja, melainkan nilai adat Timur biasanya belum mentolerir keadaan ini, sehingga gadis yang mengalami hal ini berusaha menutupi kehamilannya, termasuk kepada orang tuanya dan bahkan kepada dokterpun kehamilan tersebut berusaha ditutup tutupi. Ketika si gadis sudah tidak mamapu memecahkan masalahnya, misalnya ada keinginan untuk menggugurkan kandungan barulah mungkin mau berterus terang dengan tenaga kesehatan.Kehamilan yang terjadi akan diketahui setelah gadis berkonsultrasi dengan tenaga kesehatan, sehingga mungkin akan ditemukan penyebab kehamilan tersebut, seperti ; akibat pemerkosaan, melakukan free sex, atau hal lain. Dalamkondisi psikologis ini menuntut para tenaga kesehatan untuk menjaga privasi pasien. Sehingga saat melakukan anamnesis memerlukan pertanyaan berulanh ulang secara kritis dan cermat sehingga tidak terkecoh oleh keinginan negatif pasien.Mengatasi hal tersebut, maka dalam hubungan antara pasien dengan tenaga kesehatan perlu memahami tiga jarak seperti berikut :

1. Jarak psikologis

Pasien, perawat dan dokter merupakan individu individu yang unik. Sehingga saat berkomunikasi akan terjadi interaksi anatar pribagi yang berbeda, baik dari latar belakang kehidupan, status ekonomi, status sosial dan lain lain. Kehadiran seorang pasien kepada tenaga kesehatan merupakan posisi individu yang sedang membutuhkan bantuan medis untuk mendapatkan kesembuhan, sedangkan tenaga kesehatan merupakan individu yang akan memberikan bantuan. Pertemuan kedua perbedaan karakter antara tenaga kesehatan dengan pasien potensial menimbulkan masalah, kesenjangan karakter inilah yang disebut dengan yang disebut jarak psikologis antara pasien dengan tenaga kesehatan.jarak ini hendaknya diperpendek melalui komunikasi yang efektif.

2. Jarak Sosiologis

Dalam pandangan sosial, setiap orang memiliki status dan peran yang berbeda. Misalnya Dokter dan tenaga kesehatan memiliki profesi dengan posisi prestisius dibandingkan dengan buruh dan petani. Kondisi inilah yang disebut dengan jarak sosiologis, yaitu adanya perasaan orang lain bukan bagian dari kelompok diriya. Sesungguhnya orang lain ingin menjadi bagian dari kelompok tersebut, namun ini merupakan hal yang tidak mudah. Dengan demikian maka seorang tenaga kesehatan hendaknya mampu mengembangkan sikap simpati dan empati, sehingga diterima sebagai in group oleh pasien.

3. Jarak kepentingan

Merupakan akibat dari adanya kebutuhan yang berbeda, pada saat kepentingan tidak terakomodir oleh pihak lain maka seseorang akan menjaga jarak atau mungkin menolak kehadiran dihadapan orang lain. Seperti contoh sebelumnya, seorang gadis hamil sebelum menikah dan ingin melakukan aborsi, gadis tersebut berharap keadaan tersebut harus dirahasiakan oleh tenaga oleh tenaga kesehatan.namun apabila si gadis tidak yakin bahwa tenaga kesehatan mampu merasiakan tersebut, maka si gadis tidak akan terbuka sepenuhnya terhadap tenaga kesehatan, sehingga tidak terjadi komunikasi yang baik. Kesimpulan dari pemahaman ini adalah bahwa tenaga kesehatan harus waspada terhadap perilaku atau ucapan pasien,karena pada awalnya mungkin pasien akan menutp nutupi keadaan yang dianggap tidak baik karena menjaga gengsi sosialnya. Namun, apabila komunikasi yang dilakukan oleh tenaga kesehatan berjalan dengan baik, maka keadaan sesungguhnya akan dapat diungkap.E. Manfaat Sosiologi Bagi KesehatanSelain memiliki peran dalam praktik kesehatan, sosiologi juga memiliki manfaat bagi kesehatan. Manfaat sosiologi bagi kesehatan adalah sebagai berikut.

Mempelajari cara orang meminta pertolongan medis

Memberikan analisis hubungan dokter pasien. Dikemukakan bahwa hubungan tersebut meliputi berbagai koflik potensial,seprti konflik kepentingan pasien dengan kepentingan keluarga dan dokter. Mengetahui latar belakang sosial ekonomi masyarakat dalam pemanfaatan layanan kesehatan.

Menganalisis faktor-faktor sosial dalam hubungannya dengan etiologi penyakit. Aspek lain yang menjadikan sosiologi bermanfaat bagi praktek medis bahwa sakit dan cacat fisik selain sebagai kenyataan social sekaligus juga sebagai kenyataan medis.

BAB III

PENUTUPANA. Kesimpulan Dari bahasan materi siatas dapat disimpulkan bahwa :

Perkembangan sosiologi setelah perang dunia ke II yaitu perubahan masyarakat Indonesia yang lebih memperdalam ajaran sosiologi disetiap aspek perkuliahan diluar mata kuliah ilmu pengetahuan dalam jurusan pemerintahan dalam negeri, hubungan luar negeri dan publisistik. Penelitian - penelitian tentang sosiologipun mendapat tempat yang sewajarnya. Selain itu juga terjadi peralihan bahasa ajar dari bahasa Belanda menjadi bahasa Indonesia.

Sosiologi terdiri dari empat peran : sosiolog sebagai ahli riset, sosiolog sebagai konsultan kesehatan, sosiolog sebagai teknisi, meningkatkan peran penyuluh kesehatan.

DAFTAR PUSTAKASoekanto, Soerjono. 2013. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.

Sudarma, Momon. 2008. Sosiologi Untuk Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.

http://www.anneahira.com/artikel-kesehatan/sosiologi-kesehatan.htmhttp://blog.unila.ac.id/young/sosiologi-kesehatanhttp://riakhumairah.blogspot.com/2014/03/sosiologi-kesehatan.htmlhttp://mamien-go.blogspot.com/2011/08/sosiologi-kesehatan.html6