permen karamel (toffee)
DESCRIPTION
yeHTRANSCRIPT
PENGGUNAAN SUSU KEDELAI DALAM PROSES FORMULASI PERMEN
KARAMEL
JUDITH EKA SUSANTY
E1F109202
Usulan Penelitian
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknologi Pertanian
Program Studi Teknologi Industri Pertanian
Fakultas Pertanian
Universitas Lambung Mangkurat
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2014
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Susu merupakan produk yang dikonsumsi masyarakat untuk memenuhi
kebutuhan gizi, dimana susu menyempurnakan dari keseluruhan asupan makananan.
Sesuai dengan semboyan yang digalakan oleh pemerintah di bidang pangan dan gizi
yaitu empat sehat lima sempurna.
Susu kedelai merupakan minuman yang bergizi tinggi, terutama karena
kandungan proteinnya. Selaitu susu kedelai juga mengandung lemak, karbohidrat,
kalsium, phosphor, zat besi, provitamin A, Vitamin B kompleks (kecuali B12), dan
air. Namun perhatian masyarakat kita terhadap jenis minuman ini pada umumnya
masih kurang. Susu kedelai ini harganya lebih murah daripada susu produk hewani.
Diversifikasi produk susu penting sebagai usaha perbaikan gizi masyarakat, terutama
yang kurang minum susu.
Produk olahan susu yang susu yang sudah dikenal dan digemari oleh masyarakat
antara lain adalah karamel. Karamel merupakan salah satu makanan yang bahan
utamanya dari susu ditambah gula. Sedangkan menurut Buckle dkk (1987), karamel
dibuat dengan mencampur sirup glukosa, gula halus atau gula merah, susu, lemak,
garam dan pemekatan campuran. Pembuatan karamel pada prinsipnya adalah
pemasakan, pencampuran susu dan gula pasir dengan penambahan bahan-bahan
pembangkit cita rasa, yang biasa digunakan adalah vanili, coklat, kopi dan moka
(Yulidarma, 2002).
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penelitian ini dimaksudkan untuk
mengetahui pengaruh perbandingan susu kedelai dan gula terhadap mutu
permen yang dihasilkan dan formula terbaik perbandingan susu kedelai dan gula
dalam menghasilkan permen dengan kenampakan dan flavor yang baik yang
diterima oleh konsumen .
Rumusan masalah
Susu kedelai sering kita temui karena memang banyak penjual yang
menjualnya baik melalui kios atau keliling. Pembuatannya sangat sederhana dan
mudah. Tetapi meskipun susu kedelai ini sering dijumpai masyarakat tetapi sampai
saat ini pemanfaatannya oleh masyarakat masih kurang optimal. Salah satu upaya
dalam lebih mengenalkan susu kedelai adalah mengolah menjadi produk permen.
Permasalahannya belum diketahui berapa formulasi yang tepat perbandingan sasusu
kedelai dan gula sehingga menghasilkan permen dengan karakteristik yang baik
sehingga dapat diterima oleh konsumen.
Tujuan
Tujuan dari peneletian ini adalah :
1. Mengetahui formulasi terbaik antara susu kedelai dan gula dalam
menghasilkan permen yang berkarakteristik baik yang dapat diterima
konsumen.
Manfaat Penelitian
Kegunaan dari penelitian ini adalah:
1. Sebagai informasi bagi masyarakat dan juga pelaku industri pangan dalam
pemanfaatan dan penganekaragaman hasil olahan pangan lokal berbahan
dasar susu kedelai. Sehingga dapat meningkatkan nilai komersil dari susu
kedelai.
TINJAUAN PUSTAKA
Permen Karamel Susu
Karamel ditemukan di Arab. Awalnya karamel adalah gula hangus yang
digunakan oleh para putrid untuk perontok rambut bukan sebagai permen. Karamel
dihasilkan saat gula dipanaskan pada suhu sekitar 320-350°C sehingga menjadi cairan
kental dengan warna keemasan hingga coklat gelap. Penambahan vanila, sirup
jagung, mentega, dan susu menghasilkan permen yang lengket dan berawarna coklat
(Kimmerle 2003).
Kembang gula lunak karamel (caramel soft candy) merupakan salah satu jenis
kembang gula yang tidak berkristal (noncrystalline candy), memiliki tekstur yang
lunak dan terbuat dari gula (sukrosa), sirup jagung/glukosa (corn/glucose syrup),
lemak dan produk susu sebagai sumber protein dengan atau tanpa penambahan flavor
(Nakai dan Modler, 2000; Hui, 1992).
Karakteristik kembang gula lunak caramel tergantung dari suhu pemasakan,
reaksi pencoklatan, dan bahan-bahan lain dalam campuran kembang gula lunak
karamel yang membantu mencegah kristalisasi atau senyawa yang terbentuk dari
sukrosa akibat pemanasan suhu tinggi (Vail et al, 1978). Syarat mutu permen lunak
menurut (SNI 3547.02-2008) dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 01. Syarat Mutu Permen Lunak (SNI 3547.02-2008)
N
o
Kriteria Uji Satuan Jelli
1
.
Keadaan
- Rasa
- Bau
Kadar Air %fraksi
Norma
l
Norma
2
.
3
.
4
.
5
.
6
.
7
.
8
.
Kadar Abu
Gula reduksi (gula invert)
Sakarosa
Cemaran logam
- Timbal (Pb)
- Tembaga (Cu)
- Timah (Sn)
- Raksa (Hg)
Cemaran Arsen (As)
Cemaran mikroba
- Bakteri coliform
- E. coli
- Salmonella
- Staphilococcus aureus
- Kapang dan khamir
massa
%fraksi massa
%fraksi massa
%fraksi massa
mg/kg
mg/kg
mg/kg
mg/kg
mg/kg
AMP/g
AMP/g
koloni/
g koloni/g
l
Max
20
Max 3
Max
25
Min 27
Max 2
Max 2
Max 4
Max
0.03
Max 1
Max
20
< 3
Negatif/
25g
Max
1x102 Max
1x102
Sumber : Badan Standarisasi Nasional, 2008.
Produk permen gula atau coklat, yang secara umum dikenal oleh masyarakat
sebagai permen jumlahnya sangat banyak, sehingga mendefinisikan kata “permen”
akan banyak mengalami kesulitan. Dalam hal ini, suatu jenis permen tertentu dapat
dijelaskan dengan mendalam, tetapi tidak dapat didefinisikan secara sempit hanya
dari komposisi kimia dan sifat-sifat fisiknya saja. Karakteristik mutu yang sama
dalam semua jenis permen hanya satu, yaitu kemanisannya. Meskipun demikian
dapat dilakukan penjelasan secara singkat terhadap kisaran komposisi, sifat fisik dan
sensori atau organoleptik yang harus dimiliki oleh produk permen yang baik.
Menurut Alikonis (1979) karamel yang baik memiliki rasa susu dan
mempunyai kelembutan serta tekstur yang baik. Tekstur terutama dipengaruhi oleh
jenis susu dan formulasi karamel. Minifie (1989) menyatakan, dalam pembuatan
karamel ada berbagai jenis formula yang dapat digunakan. Hal ini tergantung pada
biaya dan kualitas yang dikehendaki.
Padatan susu jika dipanaskan dengan adanya gula (sukrosa, gula inver atau
glukosa) akan membentuk flavor khas yang berasal dari reaksi antara protein susu
dengan gula pereduksi. Reaksi ini disebut dengan anam reaksi Maillard, dan
digambarkan sebagai bagian lain dari karamelisasi. Karamelisasi jenis lain juga
terjadi jika gula, glukosa, dan gula invert dicampur jadi sirup dan dididihkan pada
suhu 149 – 157oC. Flavor yang terbentuk dari pemanasan padatan susu, berhubungan
dengan metode dan lama pemasakan. Produk karamel susu tersebut gula seluruhnya
berada dalam keadaan lewat jenuh, dengan lemak dan susu yang terdispersi di
dalamnya.
Parameter mutu yang penting dalam permen adalah tekstur yang merupakan
jumlah beberapa sifat fisik termasuk densitas, kekerasan, plastisitas atau elestisitas
dan konsistensi. Sifat-sifat tersebut bervariasi dalam jenis permen yang berbeda,
antara lain lunak (soft), tekstur empuk pada marshmallow atau “chocolate cream
centers” sampai keras seperti gelas pada permen keras (hard candy). Sifat atau
sifatsifat tertentu yang diinginkan bervariasi tergantung dari tekstur yang diinginkan
pada suatu jenis pemen. Pengukuran kuantitatif sifat-sifat fisik tidak banyak
dilakukan dan sebagian besar masih menggunakan istilah-istilah pembuatan permen
(candy maker), yaitu “short”, “tender”, “firm”, “chewy” dan lain-lain. Tetapi apapun
sifat tekstur tersebut, keseragaman dan kehalusan pada umumnya diinginkan,
sehingga permen yang “grainy” atau “gritty” pada umumnya kurang popular.
Susu Kedelai
Susu kedelai akhir-akhir ini telah banyak dikenal sebagai susu alternatif
pengganti susu sapi karena mempunyai kandungan protein yang cukup tinggi dengan
harga relatif lebih murah jika dibandingkan dengan sumber protein lainnya. Menurut
Koswara (1995), kelebihan dari susu kedelai adalah tidak mengandung laktosa
sehingga susu ini cocok untuk dikonsumsi penderita intoleransi laktosa. Vitamin dan
mineral dapat ditambahkan untuk meningkatkan kandungan gizi susu kedelai. Susu
kedelai mempunyai kandungan protein, besi, asam lemak tidak jenuh dan niacin
paling tinggi dibandingkan dengan susu sapi dan air susu ibu, tetapi paling rendah
kandungan lemak, karbohidrat, dan kalsium. Mutu protein dalam susu kedelai hampir
sama dengan mutu protein susu sapi. Misalnya, Protein Efisiensi Rasio (PER) susu
kedelai adalah 2,3, sedangkan PER susu sapi 2,5. Protein Efisiensi Rasio 2,3 artinya,
setiap gram protein yang dimakan akan menghasilkan pertambahan berat badan pada
hewan percobaan (tikus putih) sebanyak 2,3 g pada kondisi percobaan baku
(Koswara, 1995).
Susu kedelai merupakan cairan hasil ekstraksi protein biji kedelai dengan
menggunakan air panas. Susu kedelai berwarna putih seperti susu dan bergizi tinggi
(Pitojo, 2003). Susu kedelai dapat berfungsi sebagai alternatif pengganti susu sapi
karena mempunyai kandungan gizi yang hampir sama, yaitu dalam 100 gram susu
kedelai mengandung kalori 44%, protein 3,6%, lemak 2%, besi 1,2mg. Isoflavon dan
lesitin kedelai dapat menurunkan resiko penyakit jantung dengan membantu
menurunkan kadar kolesterol darah (Fox et al ., 2008). Sedangkan dalam 100 gram
susu sapi mengandung kalori 59%, protein 2,9%,lemak 3,3% dan besi 0,1 mg
(Bazzoli, et al ., 2002).
Bahan Permen Karamel Susu
Susu Kedelai
Susu kedelai diperoleh dari Home Industry yang dikelola oleh Mahasiswa
Universitas Lambung Mangkurat. Pada pembuatan karamel, susu merupakan salah
satu ingredientnya (bahannya). Protein susu selain berfungsi untuk bereaksi dengan
gula pereduksi yang membentuk warna dan flavor, berfungsi pula sebagai emulsifier
yang menstabilkan emulsi lemak dalam cairan gula dan mengikat air. Protein susu
yang umum digunakan adalah susu kondensasi (sweetened condensed milk). Susu
segar jarang digunakan karena kadar air yang tinggi menyebabkan pemanasan yang
lebih lama untuk mendapatkan konsistensi yang diinginkan dan selama proses
penguapan air protein susu dapat terkoagulasi sehingga berpengaruh pada tekstur
produk akhir.
Sukrosa
Sukrosa merupakan gula meja yang dikonsumsi sehari-hari. Senyawa ini
terkandung dalam gula tebu dan sebagian besar menjadi limbah industri gula.
Komposisinya terdiri dari fruktosa dan glukosa dengan ikatan glukosiklik berupa
jembatan oksigen antara C-1 dari glukosa dan C-2 dari fruktosa dimana kedua jenis
gula ini selanjutnya disebut dengan gula invert.
Gula adalah suatu istilah umum yang sering diartikan bagi setiap karbohidrat
yang digunakan sebagai pemanis, tetapi dalam industri pangan biasanya digunakan
untuk menyatakan sukrosa yang diperoleh dari bit atau tebu. Gula berfungsi untuk
memberikan rasa manis dan kelembutan yang mempunyai daya larut tinggi,
mempunyai kemampuan menurunkan aktivitas air (aw) dan mengikat air (Hidayat
dan Ikariztiana, 2004).
Glukosa
Glukosa, suatu gula monosakarida, adalah salah satu karbohidrat terpenting
yang digunakan sebagai sumber tenaga utama dalam tubuh. Glukosa merupakan
prekursor untuk sintesis semua karbohidrat lain di dalam tubuh seperti glikogen,
ribose dan deoxiribose dalam asam nukleat, galaktosa dalam laktosa susu, dalam
glikolipid, dan dalam glikoprotein dan proteoglikan (Murray R. K. et al., 2003).
Glukosa, dinamakan juga dekstrosa atau gula anggur, terdapat luas di alam
dalam jumlah sedikit, yaitu di dalam sayur, buah, sirup jagung, sari pohon, dan
bersamaan dengan fruktosa dalam madu. Glukosa memegang peranan sangat penting
dalam ilmu gizi. Glukosa merupakan hasil akhir pencernaan pati, sukrosa, maltosa,
dan laktosa pada hewan dan manusia. Dalam proses metabolisme, glukosa
merupakan bentuk karbohidrat yang beredar di dalam tubuh dan di dalam sel
merupakan sumber energi.
BAHAN DAN METODE
Bahan dan Alat
Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini susu kedelai, sukrosa dan
glukosa. Sedangkan bahan pengemas yang digunakan adalah kertas minyak.
Alat
Peralatan yang digunakan antara lain wadah stainlesteels, thermometer, wajan
stainlesteels, batang pengaduk, timbangan, baskom berukuran sedang, kompor,
wadah plastik (Tupperware), loyang, gelas ukur, dan pisau.
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan mulai bulan Januari 2014 dan ditargetkan
selesai pada bulan April 2014. Tempat penelitian dilaksanakan di Laboratorium
Kimia dan Lingkungan Program Studi Teknologi Industri Pertanian Fakultas
Pertanian Universitas Lambung Mangkurat.
Metode Penelitian
1. Pembuatan Permen Karamel
Pembuatan permen karamel ,melalui proses karamelisasi. Pengolahan karamel
susu diawali dengan memasukkan 150 mL susu ke dalam wajan dengan penambahan
sukrosa 75 gram dan glukosa 25 gram. Susu, sukrosa dan glukosa diaduk hingga
sebagian sukrosa dan glukosa larut dan tercampur lalu kompor dinyalakan dengan api
besar sambil terus diaduk sampai suhu 1200C. Api dikecilkan sampai suhu 1000C
apabila susu pada wajan sudah mulai terkaramel sambil terus dilakukan pengadukan.
Apabila bahan telah mengeras setelah dimasukkan ke dalam air, itu menandakan
bahwa bahan telah terkaramelisasi.
Permen karamel yang telah jadi dituang ke dalam cetakan atau wadah dan
diolesi dengan mentega agar karamel tidak lengket pada saat diangkat. Permen
karamel yang telah dituang ke dalam cetakan lalu diratakan dan diolesi dengan
mentega agar permukaan permen caramel tampak mengkilat, kemudian dilakukan
pemotongan sebelum permen karamel mengeras, kemudian didiamkan sampai
mengeras selama kurang lebih 10-15 menit.
Produk permen karamel dikemas menggunakan kertas minyak sebelum
dilakukan pengemasan telebih dahulu dilakukan sterilisasi baik alat dan bahan yang
digunakan selama pengemasan maupun tangan peneliti yang akan digunakan.
2. PerlakuanPada penelitian ini yakni konsentrasi perbandingan antara susu kedelai
sukrosa, dan glukosa.
A = 60% susu kedelai + 40% sukrosa + 7% glukosa
B = 50% susu kedelai + 50% sukrosa + 7% glukosa
C = 40% susu kedelai + 60% sukrosa + 7% glukosa
DAFTAR PUSTAKA
Alikonis, J.J. 1979. Candy Technology. The AVI Pulishing Company, Inc. Westport: Connecticut
Buckle, K.A., R.A. Edwars, G.H. Fleet, and M.Wootton. 1987. Ilmu Pangan. Penerjemah Hari Purnomo dan Adiono. Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.
Vail, G. E., Jean A. P., L. O. Rust, R. M. Griswold, dan M. M. Justin. 1978. Foods 7th ed. Boston: Houghton Miffin Company
Hidayat dan Ikariztiana, 2004. Membuat Permen Jelly. Trubus Agrisarana. Surabaya.
Kimmerle B. 2003. Candy: The Sweet History. Oregon: Collectors Press.
Koswara S. 1995. Teknologi Pengolahan Kedelai: Menjadikan Makanan Bermutu. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Murray R.K, Granner D.K, Mayes P.A, dan Rodwell V.W. 2003. Harper’s Ilustrated Biochemistry. New York: Mc Graw-Hill Inc.
Nakai, S. & H.W. Modler (Ed.). 2000. Food Proteins : Processing Applications. New
York : Wiley-VCH, Inc.
Yulidarma. 2003. Pengaruh Penambahan Natrium Benzoat Terhadap Nilai Gizi dan Penyimpanan Karamel Susu. Skripsi. Fakultas Peternakan. Universitas Andalas, Padang.
[SNI] Standar Nasional Indonesia. 2008. Kembang Gula Karamel. SNI Permen Karamel No. 3547. 2 tahun 2008. Dewan Standarisasi Nasional. Jakarta.
Minifie, BW. 1989. Chocolate, Cocoa and Confectionery : Science and Technology, 3rd edition. Van Nostrand Reinhold: New York
Pitojo, Setijo. (2003). Seni Penangkaran Benih Kedelai. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.