persentasi akhir

28
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hingga akhir tahun 2011, produksi minyak Indonesia mencapai 902 ribu barel per hari, terdiri dari minyak 794 ribu barel per hari dan kondensat 108 ribu barel per hari. Nilai ini lebih rendah 4,5% dibandingkan produksi minyak Indonesia tahun sebelumnya dan target produksi/lifting minyak bumi di dalam APBN-P 2011 sebesar 945 ribu barel per hari. Seharusnya tingkat produksi minyak nasional dapat mencapai 912 ribu barel per hari, karena sepanjang 2011 terdapat 7 proyek baru yang dapat meningkatkan produksi minyak hingga 15 ribu barel per hari, namun karena proyek tersebut baru dapat onstream pada kuartal 3 atau 4 maka efek penambahan produksi yang dapat diberikan rata-rata dalam setahun hanya sekitar 5 ribu barel per hari. Grafik 1.1 Produksi Minyak Nasional

Upload: ariyasujatmiko

Post on 07-Dec-2015

47 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

PERANCANGAN KONTRUKSI MESIN UR

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hingga akhir tahun 2011, produksi minyak Indonesia mencapai 902 ribu

barel per hari, terdiri dari minyak 794 ribu barel per hari dan kondensat 108 ribu

barel per hari. Nilai ini lebih rendah 4,5% dibandingkan produksi minyak

Indonesia tahun sebelumnya dan target produksi/lifting minyak bumi di dalam

APBN-P 2011 sebesar 945 ribu barel per hari.

Seharusnya tingkat produksi minyak nasional dapat mencapai 912 ribu

barel per hari, karena sepanjang 2011 terdapat 7 proyek baru yang dapat

meningkatkan produksi minyak hingga 15 ribu barel per hari, namun karena

proyek tersebut baru dapat onstream pada kuartal 3 atau 4 maka efek penambahan

produksi yang dapat diberikan rata-rata dalam setahun hanya sekitar 5 ribu barel

per hari.

Grafik 1.1 Produksi Minyak Nasional

Dari grafik diatas sudah terlihat jelas bahwa tiap tahun produksi minyak

bumi di indonesia semakin lama menurun, karena minyak bumi merupakan sisa-

sisa fosil yang tidak bisa di daur ulang lagi atau di produksi lagi. Sehingga butuh

energi terbarukan untuk menghindari punahnya minyak bumi berupa seperti mobil

listrik, motor listrik, dll. Oleh karena itu kami ingin membuat suatu alat re-desain

yang inovatif dan ramah lingkungan serta tahan lama, dengan judul “flywheel

electric bicycle”.

Kondisi alat saat ini yang ditemukan pada tahun 2011, oleh Maxwell von

Stein, seorang mahasiswa di Cooper Union adalah sebuah sepeda yang memiliki

prinsip yang sama seperti mobil hibrida yang mengunakan flywheel sebagai

penyimpan dan menyalurkan energi kinetik dari sepeda. Teknologi ini

mengunakan 7 kg besi cor yang diambil dari mesin mobil. Roda gila ditaruh di

tengah bingkai sepeda dan direkatkan ke roda belakang melalui transmisi variable

berkelanjutan. Untuk kendala alat yang telah ditemukan ini adalah tidak bisa

memanfaatkan putaran dari roda gila dari sepeda tersebut.

Gambar 1.2 Kondisi alat yang telah ada

Dari kendala alat tersebut maka dari kelompok kami memberikan solusi berupa penambahan sebagai berikut:

1. Generator

Yang digunakan untuk merubah putaran dari roda gila menjadi energi

listrik yang dihubungkan ke roda belakang.

2. Baterai Lithium

Yang digunakan untuk menyimpan energi listrik dari generator sehingga

energi listrik yang dihasilkan dapat dimanfaatkan kembali.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan alat ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui Kegunaan Flywheel dikalangan masyarakat

BAB II

KONSEP DESAIN

2.1 Konsep Produk

Dari konsep produk yang telah ditentukan ada beberapa alternatif desain

perancangan alat flywheel electric bicycle ini yang mana akan dilanjutkan dalam

proses pembuatan desain 3D.

Adapun alternatif desain yang dihasikan adalah sebagai berikut:

2.1.1 Pengembangan Konsep Produk Pertama

Gambar 3.1 Skets Konsep Produk Pertama

Keterangan :

Konsep ini mengunakan flywheel yang diletakan ditengah bingkai sepeda

yang mana dihubungkan mengunakan rantai. Sedangkan untuk menghubungkan

flywheel ke generator mengunakan rantai. Kemudian generator menghasilkan

listrik dari gaya dayung pedal menuju beterai sepeda, sehingga listrik yang

dihasilkan dapat digunakan dengan sebaik mungkin.

Namun dari alternatif desain ini memiliki kesulitan dalam proses

pembuatan bingkai yang sesuai dari alternatif desain pertama. Dan lendutan yang

terjadi pada bingkai roda depan sangat fatal, sehingga tidak dilanjutkan untuk

didesain

Flywheel

Generator

Baterai

Rantai

2.1.2 Pengembangan Konsep Produk Kedua

Gambar 3.2 Skets Konsep Produk Kedua

Keterangan :

Konsep ini hampir identik dengan konsep produk pertama, namun

perbedaannya terletak pada desain bingkai sepeda dan transmisi yang digunakan

dari flywheel ke generator mengunakan belt. Kemudian letak baterai yang berada

diatas bingkai yang tujuanya agar memudahkan untuk mengunakan listrik yang

dihasilkan.

2.1.3 Pengembangan Konsep Produk Ketiga

Gambar 3.3 Skets Konsep Produk Ketiga

Keterangan :

Konsep desain produk ketiga ini digunakan untuk keluarga, prinsip kerja

dari konsep produk ketiga berbeda dari sebelumnya yang mana gaya yang

diberikan kepada pedal langsung menuju flywheel kemudian ditransmisikan roda

Flywheel

Baterai

Generator

Flywheel

GeneratorBaterai

Rantai

Belt

belakang menuju generator kemudian dialirkan ke baterai untuk menyimpan

energi listrik sehingga dapat menguragi pengeluran biaya bulanan.

2.2 Evaluasi Konsep Produk

Untuk menentukan desain yang akan dipilih maka ada beberapa kriteria

yang menjadi pertimbangan yang akan dilanjutkan menjadi sebuah benda jadi

yaitu berupa berat, ergonomis, perawatan, ongkos produksi, kesulitan proses

manufaktur, keamanan, transmisi, kuat dan tahan lama.

Tabel 3.1 Matriks Pengambil Keputusan Untuk Flywheel Electric Bicycle

No Kriteria Bobot (%)

Alternatif Konsep Produk Total Keseluruhan 1 2 3

1 Berat 10 4x10% 4x10%4x10

%5x10%

2 Ergonomis 10 3x10% 4x10%4x10

%5x10%

3 Perawatan 10 3x10% 3x10%3x10

%5x10%

4 Ongkos produksi 12 3x12% 4x12%3x12

%5x12%

5Kesulitan Proses

Manufaktur12 3x12% 4x12%

3x12

%5x12%

6 Keamana 12 2x12% 4x12%3x12

%5x12%

7 Transmisi 15 3x15% 3x15%3x15

%5x15%

8Kuat dan Tahan

Lama13 4x13% 4x13%

4x13

%5x13%

9Komponen Tidak

Banyak 6  3x6% 4x6% 3x6% 5x6%

Total 100 34,56% 41,67 % 37 % 55,56%

Keterangan :

Nilai : 1, 2, 3, 4, 5

1. : Sangat Buruk

2. : Buruk

3. : Cukup

4. : Baik

5. : Sangat Baik

Berdasarkan penilaian di atas maka yang memiliki bobot tertinggi adalah

alternatif konsep kedua, yaitu dengan jumlah nilai 41,56 % dari total keseluruhan

55,56% , desain kedua berupa flywheel yang dilekakan ditengah-tengah bingkai,

kemudain desain dari alternatif ke-2 dengan bingkai yang sederhana dan

komponen yang tidak banyak. Sehingga bisa ditetapkan sebagai konsep rancangan

yang akan dilanjutkan.

BAB IV

PERHITUNGAN GAYA

Gambar 4.1 Illustrasi Sistematika Putaran

Keterangan :

1. Sprocket Pedal

2. Sprocket Roda Belakang

3. Roda Belakang

4. Sprocket Penghubung Flywheel

5. Flywheel

6. Pully Diameter Kecil

7. Pully Diameter Besar

4.1 Sistem Transmisi Rantai

21

3

4

5

6

7

Gambar 2. Bagian-Bagian Sprocket

Tabel 1: Ukuran Sprocket Yang Akan Digunakan

Z PCD ODBD max HD HL W

9 27.85 32 11 22 20 0.0614 42.80 47 18 32 20 0.1244 133.52 139 42 63 25 0.9755 166.85 172 42 63 25 1.25

Diasumsikan Rata-rata kecepatan bersepada adalah 15 km /h=4.16 m / s , pada

sepeda dengan diameter roda belakang 700 mm

Sehingga kecepatan sudut roda menjadi:

ωroda=vr=4.16 m /s

0.35 m=11.89

rads

=113.54 rpm

1 rad /s=

1602 π

rpm

Sprocket yang digunakan adalah sprocket 18T untuk belakang dan sprocket 44T untuk depan dengan diameter pitch masing-masing adalah 54.85 mm dan 133.52 mm.

Sehingga:

ωroda=ωsprocketbelakang , dan

vsprocketbelakang (1 )=v sprocketbelakang (2)

Maka, kecepatan sudut yang dibutuhkan pada pedal adalah:

ω1r1=ω2 r2

ω1 x133,52 mm

2=113.54 rpm x

54.85 mm2

ωPedal=113.54rpm x27.425 mm

66.76 mm=46,64 rp m

Diketahui N roda=113.54 rpm, Z roda=55 T , ZFlywheel=9T . Berapakah N Flywheel ?

N sproket Flywheel=N roda . Z roda

ZFlywheel

=113.54 rpm.559

=694 rpm

N pully generator=N flywheel . r pullykecil

r pullybesar

=694 rpm.50.8 mm76.2mm

¿462.6 rpm

4.2 Daya pada pedal

Daya pada pedal adalah jumlah seluruh daya minimum pada setiap

element yang digunakan. Dan waktu yang diperlukan adalah sama 1 menit.

Daya pada sproket Pedal (44T)

D pitch=133.52 mm, r=0.06676m, dan massa 0.97kg, n= 46.64 rpm

I=12

×m ×r2=0.97 × 0.066762

2=2.16 ×10−3 kg . m2

α=ωt=46.64 rpm× 2× π

60 s×60 s=0.081

rad

s2

T=I × α=2.16 ×10−3kg .m2 ×0.081rad

s2=1.74 ×10−3 Nm

P 2=T × ω=1.74×10−3 Nm× 4.88rad

s=8.49× 10−3 w

Daya pada sproket kecil roda belakang (18T)

Dpitch=54.85 mm, r=0.027 m, dan massa 0.25kg, n=113.54 rpm

I=12

×m ×r2=0.25 × 0.0272

2=9.1125× 10−5 kg . m2

α=ωt=113.54 rpm× 2× π

60 s× 60 s=0.198

rad

s2

T=I × α=9.1125× 10−5 kg . m2× 0.198rad

s2=1.8 ×10−5 N m

P 1=T × ω=1.8 × 10−5 Nm× 7.94rad

s=14.292× 10−5 w

Daya pada sproket besar roda belakang (55T)

D pitch=166.85 mm, r= 0.0834 m, dan massa 1.25 kg , n=113.54 rpm

I=12

×m ×r2=1.25 ×0.08342

2=4.35 ×10−3 kg .m2

α=ωt=113.54 rpm× 2× π

60 s× 60 s=0.198

rad

s2

T=I × α=4.35 ×10−3 kg . m2×0.198rad

s2=0.86 ×10−3 Nm

P 4=T × ω=0.86 ×10−3 Nm×7.94rad

s=6.828 × 10−3 w

Daya pada Sproket Flywheel (9T)

D pitch=27.85 mm, r= 0.013925 m, dan massa 0.06 kg , n=694 rpm

I=12

×m ×r2=0.06 × 0.0139252

2=0.0058 ×10−3kg .m2

α=ωt=694 rpm ×2× π

60 s×60 s=1.21

rad

s2

T=I × α=0.0058 ×10−3kg .m2 ×0.198rad

s2=1.1484 ×10−3 Nm

P 5=T × ω=1.1484 ×10−3 Nm× 72.67rad

s=83.45 × 10−3 w

Pulley kecil

D= 50.8mm, tebal=15 mm, ρalumuni um=2700 kg /m3, n= 694 rpm

m=ρ ×V =2700kg

m3× 2× π × 0,02542×0.015=0.164 kg

I=m× r2

2=0.164 × 0,02542

2=5.2 x10−5 kg .m2

α=ωt=694 rpm ×2 × π

60 s×60 s=1.21

rad

s2

T=I × α=5.2 x 10−5 kg . m2× 1.21rad

s2=6.292 x10−5 Nm

P 6=T ×ω=6.292 x10−5 Nm×72.67rad

s=4,57 x10−3 w

Pulley besar

D= 76.2 mm, tebal= 15 mm, ρalumunium=2700 kg /m3, n= 462.6 rpm

m=ρ ×V =2700kg

m3× 2× π× 0. 03812× 0.015=0.36 kg

I=m× r2

2=0.36 × 0. 03812

2=2.61 x10−4 kg . m2

α=ωt=426.6 rpm×2 × π

60 s×60 s=0.7445

rad

s2

T=I × α=2.61 x 10−4 kg . m2 ×0.7445rad

s2=1.94 x10−4 Nm

P 3=T × ω=1.94 x10−4 Nm× 48.44rads

=9.39 x10−3 w

Daya minimum pada pedal adalahPpedal=Pgeneratror+P sproket44 T+P sproket18 T+P sproket55 T

+P sproket9 T+Ppully kecil+P pullybesar

Ppedal=150W +8.49 ×10−3 w+14.292 ×10−5w+6.828 ×10−3w

+83.45 × 10−3 w+4,57 x10−3w+9.39 x10−3 w

Ppedal=150.1129W

4.3 Pitch of chain

adalah jarak antara pusat engsel link dan pusat engsel yang sesuai dari link

yang berdekatan, seperti ditunjukkan pada Gambar dibawah ini biasanya

dilambangkan dengan p.

Gambar 3 : Ilustrasi Jarak Antar Pitch

A. Jarak Pitch Rantai Dari Pedal Ke Roda Belakang

p=D sin (180°

Z )p=133,52 mm. sin( 180°

44 )=9,525 mm

B. Jarak Jarak Pitch Rantai Dari Pedal Ke Flywheel

p=D sin (180°

Z )p=166,85 mm. sin( 180°

55 )=9,525 mm

Rumus

p=D sin (360°

2Z )=D sin( 180°

Z )D=pcosec (180°

Z )Keterangan

D = Diameter Lingkaran

Z = Jumlah Gigi Sprocket

4.4 Panjang Rantai dan Jarak antar Pusat

Gambar 4. Ilustrasi Jarak Antar Pitch

Keterangan :

Z1 = Jumlah gigi pada sproket kecil,

Z2 = Jumlah gigi pada sproket yang lebih besar,

p = Pitch rantai, dan

x = Jarak antar pusat.

A. Dari pedal ke roda belakang

Jarak antar pusat dapat dicari dengan persamaan dibawah ini, namun

dalam perancangan desain yang telah dibuat berjarak 600 mm

x= p4 [K−

Z1+Z2

2+√(K−

Z1+Z2

2 )2

−8( Z1+Z2

2π )2]

Jumlah link rantai dapat diperoleh dari ekspresi berikut (jika jarak antar

pusat poros diketahui), yaitu :

K=Z1+Z2

2+ 2x

p+[ Z1+Z2

2 π ]2

px

Diketahui : x=600 mm

Z1=44

Z2=14

p=9,525 mm

K= 44+142

+2(600mm)9,525mm

+[ 44+142π ]

29,525mm600mm

K=29+125,98+¿

K=156,335 link

Panjang rantai (L) harus sama dengan dengan jumlah link rantai (K)

dan pitch rantai (p). Secara matematis,

L=K . p

Diketahui : K=156,335 link

p=9,525 mm

L=156,335 link .9,525 mm=1489,1 mm ≈ 1490 mm

B. Dari roda belakang ke flywheel

Jarak antar pusat dapat dicari dengan persamaan dibawah ini, namun

dalam perancangan desain yang telah dibuat berjarak 900 mm

x= p4 [K−

Z1+Z2

2+√(K−

Z1+Z2

2 )2

−8( Z1+Z2

2π )2]

Jumlah link rantai dapat diperoleh dari ekspresi berikut (jika jarak antar

pusat poros diketahui), yaitu :

K=Z1+Z2

2+ 2x

p+[ Z1+Z2

2 π ]2

px

Diketahui : x=900 mm

Z4=¿ 55

Z5=9

p=9,525 mm

K=55+92

+2(900 mm)9,525 mm

+[ 55+92π ]

29,525 mm900 mm

K=32+188,97+¿

K=222,07 link

Panjang rantai (L) harus sama dengan dengan jumlah link rantai (K)

dan pitch rantai (p). Secara matematis,

L=K . p

Diketahui : K=222,07 link

p=9,525 mm

L=222,07 link . 9,525 mm=2115,2mm≈ 2116mm

4.5 Pitch Line Velocity

v=π Dn Nn

60

A. Kecepatan Dari Pedal Ke Roda Belakang

Diketahui : D1=133,52 mm atau 0,13352 m

N1=46,64 rpm

v=π D1 N 1

60

v=π 0,13352 m 46,64 rpm60

=0 , 326 m /s

B. Kecepatan Dari Roda Belakang Ke Flywheel

Diketahui : D4=166,85 mmatau 0,16685 m

N2=113,54 rpm

v=π D4 N2

60

v=π 0,16685 m113,54 rpm60

=0.99 m /s

4.6 Beban (W) Pada Rantai

W = Rated PowerPitch line velocity

A. Beban Pada Rantai Dari Pedal Ke Roda Belakang

Diketahui : Rate Power =150,113 watt

Pitch Line Velocity = 0,419 m /s

W = Rated PowerPitch line velocity

=150,113 watt0,419 m /s

=358,26 N

B. Beban Pada Rantai Dari Roda Belakang ke flywheel

Diketahui : Rate Power = 150,113 watt

Pitch Line Velocity = 1,647 m /s

W = Rated PowerPitch line velocity

=150,113 watt1,647 m /s

=91,14 N

4.7 Sistem Transmisi Sabuk

Daya yang di hasilkan flywheel kemudian ditransmisikan oleh sabuk dan

pully dan dihubungkan generator. Berikut adalah keterangan dan data yang

diperoleh untuk melengkapi perhitungan puli dan sabuk.

Material puli : Allumunium

Material sabuk : Karet

Massa jenis karet : 1,14 ( gr

cm3 ) (Khurmi danGupta , 1992)

Koefisien gesek : 0,3 (Khurmi dan Gupta , 1992)

σ t= 17,5 [Kg/cm2] = 1,72 [N/mm2] (Khurmi dan Gupta , 1992)

Diameter pully besar = D7 = ᴓPulley7 = 3” = 76,2 mm

Diameter pully kecil = d6 = ᴓPulley6 = 2” = 50,8 mm

Jarak antara puli rencana (Cd) = 350 mm

Rasio Kecepatan pully 2:1

1. Putaran pully flywheel N pully=N flywheel; 694 rpm = 694 rpm

2. Pully Flywheel ke Pully Generator

N pully generator=N flywheel . r pullykecil

r pullybesar

=694 rpm.50.8 mm76.2mm

=462,6 rpm

R=D pully besar

D pully kecil

=76,2 mm50,8 mm

=1,5

3. Panjang Sabuk (L)

Gambar 5. Ilustrasi dimensi jarak antara puli

Mencari jarak antara puli. Maka mengacu kepada :

L=2 Cd+ π2

(dp+Dp )+ 14.Cd

( Dp−dp)2(Sularso dan Kiyokatsu , 1994)

L=2×350 mm+ π2

(50,8 mm+76,2mm )+ 14×350 mm

(76,2 mm−50,8 mm)2

L=700mm+199,39 mm+0,461 mm

L=899,9 mm atau 0,8999 m

4. Jarak kedua sumbu poros yang dipakai

x=b+√b2(Dp−dp)2

8(Sularso dan Kiyokatsu , 1994)

dimana b = 2L – 3,14 (Dp + dp)

= (2) (899,9mm) – (3,14)(76,2 mm + 50,8 mm)

= 1799,8 mm – 398,78

= 1401,02 mm

Jadi,

x=1401,02 mm+√(1401,02 mm)2−8(76,2 mm−50,8 mm)2

8

x=1401,02 mm+1399,1 mm8

x=350,015 mm

5. Kecepatan Linear sabuk

Kecepatan Linear sabuk dapat diketahui dg menggunakan:

v=π D N7

60( Khurmi danGupta , 1992)

v=π ×76,2 mm × 462,6 rpm60

v=1844,7mm

s

v=1,8447ms

Keterangan:

v = kecepatan linear, m/s

N = Putaran poros follower, Rpm

D = Diameter poros follower, mm

6. Berat Sabuk per meter panjang ( w )

Berat sabuk didapat dengan menggunakan:

w=a ×100 × ρsabuk

1000(Khurmi dan Gupta ,1992)

a = luas penampang sabuk type A

Gambar 6. Luas penampang sabuk type A

tan α= x9

→ α=12

× 400=200

tan200= x9

=

x=9 × tan 200

x=3,2757 mm

y=12,5−2 ( x )

y=12,5−2 (3,2757 )

y=5,9485 mm

a=12

(12,5+5,9485 ) ×9

a=83,01825 mm2=0,83018 cm2

w=a ×100 × ρsabuk

1000

w=0,8301825 ×100 ×1,141000

y

w=0,09464Kgm

=0,9284Nm

7. Gaya Sentrifugal sabuk

Gaya sentrifugal sabuk dapat diketahui dengan :

T c=wg

× v2(Khurmi dan Gupta , 1992)

T c=0,9284

9,81×(1,8447

ms )

2

T c=0,322 N

8. Gaya maksimum sabuk (Tmaks)

Gaya maksimum sabuk dapat dicari dengan menggunakan

Tmaks=σ t x a ....

Tmaks=1,72N

mm2x 83,01825 mm2

Tmaks=142,79 N

9. Gaya untuk sisi kencang sabuk

Mencari besarnya gaya yang terjadi pada sisi kencang sabuk, maka dapat

menggunakan

F1=T maks−TC

F1=142,79 N−0 , 322 N

F1=142,468 N

Open belt drive dapat dicari dengan menggunakan

Keterangan:

Tc = Gaya sentrifugal sabuk, N

w = berat sabuk, kg/m

v = kecepatan linear sabuk, m/s

g = grafitasi, 9,81 m/s2

Gambar 7. Open belt drive

sin α=r1−r2

x

sin α=76,2 mm−50,8 mm350,015 mm

sin α=0,0726

α=4,160

10. Sudut kontak pada pulley kecil

dapat diketahui sengan menggunakan

θ=1800−2 α

θ=1800−2(4,160)

θ=171,680×π

180

θ=2,994 rad

11. Gaya untuk sisi kendur sabuk

Dengan mempertimbangkan besarnya tegangan pada sisi kencang yang

terjadi, maka untuk mencari tegangan pada sisi kendur dapat menggunakan:

2,3 logF1

F2

=eπθ ( Khurmi danGupta , 1992 )

2,3 logF1

F2

=e0,3×2,994

logF1

F2

=2,4552,3

F1

F2

=11,678

Keterangan:

F1 = Tegangan sabuk sisi kencang, N

F2 = Tegangan sabuk sisi kendur, N

F2=142,468 N

11,678

F2=12,19 N

Sehingga

F1 = 142,468 N

F2 = 12,19 N

12. Torsi output dan input

T output=(F1−F2)× D pullybesar

T output=(142,468−12,19 N )×76,2mm

T output=9927,18 Nmm=9,92718 Nm

T input=(F1−F2)× D pully kecil

T input= (142,468−12,19 N )× 50,8 mm

T input=6618,12 Nmm=6,61812 Nm

13. Horsepower output dan input

HPoutput=2πNT

60

HPoutput=2 π × 694 ×9,92718

60

HPoutput=726,2=0,972 HP

HPinput=2πNT

60

HPinput=2 π × 694 ×6,61812

60

HPinput=480,9 Watt=0 , 643 HP

Catatan : 1 HP = 75 kg m /s = 0,747 Kw

Daya yang dibutuhkan menggerakkan puli adalah

P =0,972 HP - 0,643 HP = 0,329 HP ≌ 0,245 Kw14. Flywheel

V olume=π4

¿-202).40 + π4

¿-202).40

= 693940 + 82425

= 776365 mm3

= 0,000776365 m3

M assa=Massa Jenis xVolume

= 7849,99 kg

m3 x 0,000776365 m3

= 6,094457 kg ≈ 6,1 kg

I nersia=12

m r2

=12

. 6,1 kg .(0,075 m)2

= 0,01715 kg.m2

v flywheel=π . d .n

60=

π . (0,15 m ) .694 rpm60

=5,45 m / s

ωflywheel=vr=5,45 m /s

0,075 m=¿ 72,66 rad/s ≌ 694 rpm

E flywheel=12

I ω2=12

. 0,0530 m. (72,66 rad / s)2=140 joule

Gambar 8 : Desain Flywheel 2d (AISI 1045)