persepsi mahasiswa universitas lampung dalam …digilib.unila.ac.id/56463/3/skripsi tanpa bab...
TRANSCRIPT
PERSEPSI MAHASISWA UNIVERSITAS LAMPUNG
DALAM MENILAI BERITA HOAX
(Skripsi)
Oleh
Kartika Nur Fitriana
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
ABSTRAK
PERSEPSI MAHASISWA UNIVERSITAS LAMPUNG DALAM MENILAI
BERITA HOAX
Oleh:
Kartika Nur Fitriana
Berita hoax atau berita bohong marak dikalangan politk disebar melalui media
massa untuk menjatuhkan lawan politik yang juga untuk menyebarkan ujaran
kebencian. Tujuan penelitan ini untuk mengetahui Persepsi Mahasiswa
Universitas Lampung Dalam Menilai Berita Hoax. Tipe penelitian ini adalah
deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan menggunakan teori persepsi menurut
Effendy yaitu stimulus, organism, response. Teknik pengumpulan data
menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian ini yaitu
Indikator Stimulus, infroman mengetahui berita hoax tentang penistaan agama
yang dilakukan oleh Basuki Tjahja Purnama. Informan menemukan berita hoax
tersebut melalui media massa online seperti facebook dan twitter, serta dari berita
yang tayang di televisi. Indikator Organism, informan menerima stimulus (berita
hoax) melalui media massa online yang mereka pilah sendiri dengan berita yang
berasal dari media lainnya, untuk memastikan bahwa berita tersebut benar berita
hoax dengan cara memahami kalimat judul yang ada dalam sebuah berita, berita
hoax kerapkali membubuhi judul sensasional yang provokatif, serta melihat
alamat website yang sudah terverifikasi (resmi). Indikator Response informan
memberi tanggapan bahwa berita hoax merupakan hal yang tidak baik karena hal
tersebut dapat menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu atau
kelompok masyarakat tertentu berdasarkan suku, agama, ras dan antar golongan.
Infroman dalam penelitian ini menyikapi berita hoax dengan cara lebih berhati-
hati dalam membaca berita dengan cara mencari sumber berita yang lebih akurat.
Dapat disimpulkan bahwa mahasiswa universitas lampung menilai bahwa berita
hoax merupakan suatu hal yang tidak baik yang dapat menimbulkan rasa
kebencian atau permusuhan antar individu.
Kata Kunci : Persepsi, Mahasiswa, Berita Hoax
ABSTRACT
PERCEPTION OF LAMPUNG UNIVERSITY STUDENTS IN ASSESSING
HOAX NEWS
By:
Kartika Nur Fitriana
Hoax news or false news spread among politicians spread through the mass media
to overthrow political opponents who were also to spread hate speech. The
purpose of this research is to find out the University of Lampung Student
Perception in Assessing Hoax News. This type of research is descriptive with a
qualitative approach and uses perception theory according to Effendy, namely
stimulus, organism, response. The technique of collecting data uses interviews,
observation and documentation. The results of this study, namely the Stimulus
Indicator, information about hoax news about blasphemy carried out by Basuki
Tjahja Purnama. Informants found the hoax news through online mass media such
as Facebook and Twitter, as well as from news that aired on television. Indicator
Organism, informants receive stimulus (hoax news) through online mass media
that they separate themselves with news from other media, to ensure that the news
is true hoax news by understanding the title of the title in a news, hoax news often
affix the title sensational provocative, and see the website address that has been
verified (official). The respondent's response indicator responded that hoax news
was a bad thing because it could lead to hatred or hostility of certain individuals or
groups of people based on ethnicity, religion, race and between groups. Infroman
in this study addresses news hoaxes by being more careful in reading news by
finding more accurate news sources. It can be concluded that the university
students of Lampung assess that hoax news is something that is not good which
can lead to feelings of hatred or hostility between individuals.
Keywords: Perception, Students, Hoax News
PERSEPSI MAHASISWA UNIVERSITAS LAMPUNG
DALAM MENILAI BERITA HOAX
Oleh
Kartika Nur Fitriana
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar
SARJANA ILMU PEMERINTAHAN
Pada
Jurusan Ilmu Pemerintahan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Kartika Nur Fitriana, dilahirkan di
Metro, 03 Febuari 1996, penulis merupakan anak
pertama dari dua bersaudara, putri dari pasangan
Bapak Hartadi dan Ibu Sri Sundari S.IP, M.Si.
Jenjang pendidikan penulis dimulai dari SD
Muhammadiyah Metro Pusat diselsaikan pada
tahun 2008. Penulis melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Pertama di
SMP Negeri 1 Metro dan lulus pada tahun 2011. Selanjutnya, penulis mengenyam
pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1 Metro yang diselsaikan
pada tahun 2014.
Pendidikan dilanjutkan ke jenjang lebih tinggi melalui jalur SNMPTN pada tahun
2014, dan diterima sebagai mahasiswa jurusan Ilmu Pemerintahan pada Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Lampung. Pada tahun 2017 di bulan
Januari, penulis melaksanakan kuliah kerja nyata (KKN) di Dusun Bumisari
Kelurahan Terbanggi Subing, Kecamatan Gunung Sugih, Kabupaten Lampung
Tengah selama 40 hari.
Motto
“Fasaqa lahuma thumma tawalla ila alththilli faqala rabbi innee lima anzalta ilayya min khayrin faqeerun”.
“Ya Tuhanku sesungguhnya aku sangat memerlukan sesuatu kebaikan yang
Engkau turunkan kepadaku”. (QS. Al-Qasas 28: 24)
“Robbisy rohlii shodrii, Wa yassirlii amrii, Wahlul „uqdatan
min lisaani, Yafqohuu qoulii”
“Ya Tuhanku, lapangkan untukku dadaku, Dan mudahkanlah untuk urusanku, dan
lepaskan kekakuan dari lidahku, agar mereka dapat dengan mudah mengerti
perkataanku”
.(QS. Thaha ayat 25-28)
“Temukan dia yang bersedia menjaga dirinya serta menjaga dirimu ketika berada
jauh maupun dekat denganmu”
(Andre Rianda)
“You cannot live without love”
(Kartika Nur Fitriana)
Dengan Menyebut Nama Allah yang Maha Pengsih lagi Maha Penyayang
PERSEMBAHAN
Dengan menyebut nama ALLAH SWT Alhamdulillahirabbil’alamiin atas segala
kemudahan,limpahanrahmad, rezeki dan karunia yang Engkau berikan selama
ini. Teriring doa, rasa syukur dan segala kerendahan hati.
Dengan segala cinta dan kasih sayang kupersembahkan karya ini untuk orang-
orang yang akan selalu berharga dalam hidupku:
Bapakku Hartadi dan Ibuku Sri Sundari S.IP, M.Si
Kedua orangtuaku terimakasih atas segalanya yang telah diberikan untukku.
Terimakasih telah mendidikku dan merawatku sedari kecil hingga mengantarku
keperguruan tinggi untuk meraih cita-cita yang selama ini aku harapkan.
Terimakasih atas segala dukungan untuk mengutkanku saat aku terjatuh.
Adikku tersayang Ardya Wira Dharma
Terimakasih telah memberikan semangat dan do’anya.
Almamaterku Tercinta Universitas Lampung
SANWACANA
Segala puji bagi Allah SWT atas nikmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat
menyusun skripsi yang berjudul “Persepsi Mahasiswa Universitas Lampung
Dalam Menilai Berita Hoax” sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar
Sarjana Ilmu Pemerintahan. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari
sempurna sebagai akibat dari keterbatasan yang ada pada diri penulis.
Pada kesempatan ini, penulis sampaikan ucapan terimakasih kepada pihak-pihak
yang telah banyak membantu dalam penyusunan skripsi ini antara lain:
1. Bapak Dr. Syarief Makhya selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Lampung.
2. Bapak Drs. R. Sigit Krisbintoro, M.IP. selaku Ketua Jurusan Ilmu
Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung
sekaligus selaku Dosen Pembimbing utama yang telah memberikan kritik,
saran dan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan
skripsi ini. Semoga segala kebaikan dari Allah SWT selalu tercurah untuk
bapak.
3. Ibu Lilih Muflihah, S.IP, M.P. selaku Dosen Pembimbing kedua.
Terimakasih telah memberikan seluruh ilmunya dan sabar membimbing
serta memberikan saran yang sangat begitu berharga untuk penulis dalam
menyelsaikan skripsi ini. Semoga segala kebaikan dari Allah SWT selalu
tercurah untuk ibu.
4. Bapak Drs. Denden Kurnia Drajat, M.Si selaku Dosen Pembahas yang
telah memberikan kritik dan sarannya kepada peneliti, terimakasih atas
segala ilmu yang telah diberikan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat
terselsaikan. Bapak adalah dosen terbaik. Semoga segala kebaikan dari
Allah SWT selalu tercurah untuk bapak.
5. Kepada kedua orangtuaku yang hebat. Bapakku dan Ibuku tercinta,
Hartadi dan Sri Sundari S.IP, M.Si terimakasih untuk setiap do’a yang
tidak pernah putus, semangat, dukungan, nasihat, motivasi dan cinta serta
kasih sayang yang luar biasa. Terimakasih untuk segala bentuk dukungan
maupun sindiran untukku agar segera menyelesaikan skripsi ini.
Terimakasih telah menjadi kedua orangtuaku, menjadi penyemangat
hidupku dan menjadi tempat melampiaskan kebahagian serta keluh
kesahku. Terimakasih untuk semua yang telah Bapak dan Ibu lakukan, aku
sangat bangga terlahir sebagai anak TNI- AD. Terimakasih telah menjadi
bank disepanjang hidupku. Semoga penulis dapat menjadi anak yang
berbakti dan membalas kebaikan kalian serta dapat mengangkat drajat
kalian semua. Semoga Bapak dan Ibu selalu mendapatkan rezeky dan
selalu dilindungi Allah SWT.
6. Seluruh Dosen dan Staf Jurusan Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas
Lampung, terimakasih atas ilmu dan waktu yang telah diberikan kepada
penulis selama masa belajar di Jurusan Ilmu Pemerintahan.
7. Kepada seluruh informan Mahasiswa Universitas Lampung terutama
Gubernur dan Wakil Gubernur BEM di setiap Fakultas pada priode 2018
yang telah memberikan informasi dan meluangkan waktunya untuk
membantu penulis dalam menyelsaikan skripsi ini.
8. Kepada adikku satu-satunya Ardya Wira Dharma terimakasih atas doa dan
dukungannya selama ini. Terimakasih telah menjadi musuh terbesar
dirumah. Semoga di hari esok engkau dapat mewujudkan cita-cita kedua
orangtua kita untuk menjadi salah satu anggota TNI AD.
9. Sahabatku Ulfa Putri Andani terimakasih telah menjadi temanku selama
ini, menjadi sumber kegembiraanku di kota orang ini dan juga pernah
menjadi sumber amarahku. Terimakasih untuk semua waktunya baik suka,
duka, canda dan tawa karena banyak sekali waktuku yang telah dihabiskan
dan saya sekarang sangat kecewa akan kamu.
10. Sahabat jawaku Mega Putri Lestari terimakasih untuk selama ini telah
menjadi sahabat terlemotku. Terimakasih sudah saling mengerti.
Terimakasih telah terlahir menjadi gadis jawa hahaha. Banyak yang telah
kita lewati bersama suka maupun duka, banyak kenangan yang akan selalu
teringat. Semoga pertemanan kita tak usai sampai masa perkuliahan.
11. Teruntuk Nia Novita Putriansyah Terimakasih Ya Allah telah menciptakan
nia kedunia, karena berkat pertolongan-Mu melalui nia mungkin skripsi ini
belum berakhir karena nia adalah motivator terbaik. Terimakasih nia telah
menjadi temanku dari awal masuk kuliah. Terimaksih telah membantuku
selama ini. Nia semoga kamu selalu diberikan rezeky oleh Allah SWT
karena kebaikanmu. Terimakasih nia kamu terbaik.
12. Teman-Teman wanita seperjuangan ku, Ulfa Umaya Sari panutan ku, Ana
Puspita cabe ku, Dhian Safitri, Miss Retno, Elvina Sari, Tika Wuri, Debby
Nurlita, Mirani Simanungkalit, Ani Aminah, Meriyantika, Riris Resita
Simamora, Sinta Oktavia Pratiwi, Bos-Bosku Ikhsan, Doelkenyot, Ade
dan seluruh Jurusan Ilmu Pemerintahan 2014.
13. Teruntuk adik-adikku yang ncess sayangi Erina Sari, Putri Permatasari,
Putu Lusyana, Nimade Lesyana, Refty Aulia, Ranisa Virranda, Nindi.
Terimakasih telah menjadi adik-adik terbaikku selama ini. Terimakasih
untuk canda dan tawanya. Terimakasih sudah menerima kelebihan umurku
ini untuk masuk diantara kalian hahaha aku merasa awet muda.
Terimakasih telah mendukungku dalam perkuliahan dan perdagangan
online. Semoga kita sukses yaahhh..
14. Teman persejulidan GUCCI GENG Fitriana, Origo Hasiholan, Galang
Syailendra, Irvan Nurgaman, Annisa Surachman, Nisa Istanawati
terimakasih telah menjadi teman selama kurang lebih 10 tahun dan
Insyallah selamanya, terimakasih telah memberikan keceriaan dihari-hari
penulis. Semoga kita semua sukses.
15. Teruntuk temain terbaik-ku selama ini Defrila Nastaselly dan Almarhumah
Kartika Indrawati, terimakasih untuk selama pertemanan ini tidak ada
dusta diantara kita. Terimakasih untuk semua canda dan tawanya. Semoga
kita bertemu di rumah terabaik Allah SWT. Semoga akan selalu menjadi
saudara. Dan do’a terbaik untukmu Almrh. Kartika semoga di tempatkan
di tempat tebaik di sisi Allah SWT. Amin
16. Untuk teman-teman anggota TNI, Polri dan Polsuspas, Pratu Herudin,
Prada David, Bripda Febri, Bripda Alfiansyah, Bripda Adityapn, Bripda
Fahmi, Bripda Mahendra, Bripda Preja, Bripda Rizky, Bripda Elang, Mas
Riskhi Pass, dll terimakasih telah menjadi cerita dalam perjalanan kuliah
yang sangat panjang ini. Dan untuk Bripda Deka Pamsunggowo
terimakasih untuk kenangan manis yang masih tertinggal. Semoga kalian
semua diberikan kemudahan dalam menjalankan semua urusan.
17. Teruntuk Bastian Novan Almahdy terimakasih sudah menjadi sahabat
paling setia sejak SMA, dimana menjadi tempat amarah terbaik sepanjang
masa. Semoga Allah SWT memberikan balasan yang istimewa untuk
semua kebaikanmu,selalu dimudahkan dalam setiap langkah kedepan dan
selalu memberi perlindungan dimanapun kau berada.
Bandar Lampung, 9 April 2019
Kartika Nur Fitriana
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ........................................................................................................ i
DAFTAR TABEL ............................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... iv
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 14
C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 14
D. Manfaat Penelitian ................................................................................. 14
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Tentang Persepsi.................................................................... 15
1. Pengertian Persepsi.......................................................................... 15
2. Sifat-sifat Persepsi...................................................................... ...... 17
3. Komponen Persepsi...................................................................... .... 19
4. Presepsi Positif dan Negatif.............................................................. 20
B. Konsep Berita....................................................................................... . 21
1. Pengertian Berita............................................................................ .. 21
2. Nilai-nilai Berita............................................................................ ... 21
C. Konsep Surat Kabar.............................................................................. . 22
1. Pengertian Surat Kabar Harian (SKH)............................................. 22
2. Fungsi Surat Kabar......................................................................... .. 23
D. Konsep Komunikasi Massa.................................................................. . 24
E. Konsep Mahasiswa............................................................................... . 24
1. Pengertian Mahasiswa.................................................................... .. 24
2. Karakteristik Perkembangan Mahasiswa....................................... .. 25
F. Konsep Politik...................................................................................... .. 28
1. Pengertian Politik........................................................................... .. 28
G. Konsep Berita Hoaks............................................................................. 29
1. Pengertian Berita Hoks................................................................... .. 29
2. Penyebab Maraknya Hoaks ............................................................. 33
3. Dampak yang Ditimbulkan Berita Hoaks ....................................... 34
4. Pencegahan Hoaks ........................................................................... 34
E. Kerangka Pikir Penelitian ...................................................................... 36
III. METODE PENELITIAN
A. Tipe Penelitian ..................................................................................... 38
B. Lokasi Penelitian .................................................................................. 41
C. Fokus Penelitian ................................................................................... 41
D. Teknik Penentuan Informan ................................................................. 42
E. Jenis Data………………. ..................................................................... 43
F. Teknik Pengumpulan Data……….. ..................................................... 45
G. Teknik Pengolahan Data………….. .................................................... 47
H. Teknik Analisis Data……………. ....................................................... 48
I. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ................................................... 51
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Profil dan Sejarah Universitas Lampung ............................................. 52
1. Sejarah Universitas Lampung ......................................................... 52
2. Visi dan Misi Universitas Lampung ................................................ 54
B. Struktur Organisasi ............................................................................... 55
C. Contoh Beritra Hoax ........................................................................... 56
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pesan (Stimulus) ................................................................................. 58
B. Komunikan (Organism) ....................................................................... 62
C. Efek (Respon) ...................................................................................... 69
VI. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ............................................................................................. 82
B. Saran .................................................................................................... 82
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Perbandingan Berita Hoax Dalam Bentuk Sosial dan SARA.......................... 6
2. Perbandingan Bentuk Berita Hoax................................................................. . 7
3. Sumber Berita Hoax................ ....................................................................... . 7
4. Informan Penelitian......................................................................................... 43
5. Struktur Organisasi BEM Fakultas................................................................. 55
6. Tabel Triangulasi............................................................................................ 77
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. UNILA-Polda Lampung Jalani Kesepakatan Perangi Hoax............................ 3
2. Survey Berita Hoax Menurut Mastel............................................................... . 4
3. Contoh Berita Hoax........................................................................................ 11
4. Kerangka Pikir ............................................................................................... 37
5. Contoh Berita Hoax........................................................................................ 56
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada kemajuan teknologi informasi komunikasi saat ini tidak hanya
memberikan dampak yang positif tetapi juga memberikan dampak yang
negatif. Penyampaian akan informasi begitu cepat dimana setiap orang telah
dengan mudah memproduksi informasi, dan informasi yang begitu cepat
tersebut melalui beberapa media sosial seperti facebook, twitter, ataupun pesan
telpon genggam seperti, whatsapp dan lain sebagainya yang tidak dapat
difilter dengan baik.
Informasi yang dikeluarkan baik orang perorang maupun badan usaha melalui
media sosial dan elektronik ketika telah terkirim dan dibaca oleh banyak orang
dapat mempengaruhi emosi, perasaan, pikiran bahkan tindakan seseorang atau
kelompok. Sangat disayangkan apabila informasi yang disampaikan tersebut
adalah informasi yang tidak akurat terlebih informasi tersebut adalah
informasi bohong (hoax) dengan judul yang sangat provokatif mengiring
pembaca dan penerima kepada opini yang negatif.
2
Opini negatif, fitnah, penyebar kebencian yang diterima dan menyerang pihak
ataupun membuat orang menjadi takut, terancam dan dapat merugikan pihak
yang diberitakan sehingga dapat merusak reputasi dan menimbulkan
kerugian materi.
CNN Indonesia menyebutkan bahwa dalam data yang dipaparkan oleh
Kementerian Komunikasi dan Informatika menyebutkan ada sebanyak 800
ribu situs di Indonesia yang terindikasi sebagai penyebar berita palsu dan
ujaran kebencian (hate speech) (Pratama, 2016). Kemkominfo juga selama
tahun 2016 sudah memblokir 773 ribu situs berdasar pada 10 kelompok.
Kesepuluh kelompok tersebut di antaranya mengandung unsur pornografi,
SARA, penipuan/dagang ilegal, narkoba, perjudian, radikalisme, kekerasan,
anak, keamanan internet, dan Hak Kekayaan Intelektual (HKI). Dari jumlah
itu, paling banyak yaitu unsur pornografi (Jamaludin, 2016).
Media konvensional sekarang mulai beralih ke dalam jaringan (daring) atau
online, namun tetap saja susah untuk menjaring pembaca karena budaya baca
di Indonesia masih rendah. Mahasiswa banyak menggunakan media sosial
untuk mendapatkan informasi, misalnya dari Twitter, Facebook, Instagram,
Line dan lain sebagainya. Jarang mahasiswa yang membaca langsung dari
sumber aslinya. Pada 2016 data yang dipaparkan oleh Kementerian
Komunikasi dan Informatika menyebut ada sebanyak 800 ribu situs di
Indonesia yang terindikasi sebagai penyebar berita palsu dan ujaran
kebencian (hate speech). Belum lagi ditambah berita atau informasi yang
disebarkan di media sosial.
3
Berdasarkan paparan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa berita hoax ialah
berisikan berita bohong yaitu dengan menampilkan sesuatu yang salah
sebagai suatu kebenaran, dilakukan dengan sengaja (a deliberate attempt, dan
bertujuan untuk membohongi publik. Publik digiring untuk mempercayai
berita tersebut, sehingga membuat publik seakan memang benar berita itu
adanya (CNN-Indonesia, 22 Januari 2018).
Gambar 1. Unila-Polda Lampung Jalani Kesepakatan Perangi Hoax.
Prof. Hasriadi Mat Akin, M.P. mengingatkan akan begitu pentingnya
memerangi berita hoax melalu media, yaitu:
“Di era melek teknologi saat ini ada hal-hal negatif yang harus Unila
hadapi contohnya seperti berita-berita hoax dan ujaran kebencian (hate
speech). Jika dikaji dari data penggunaan ponsel pintar yang kian pesat,
membuat potensi hoax menjadi tinggi. Dengan demikian narkoba dan
penyalahgunaan media sosial menjadi tugas bersama” (Prof. Hasriadi
Mat Akin, 13 Maret 2018).
Mahasiswa menurut Knopfemacher (Suwono, 1978) adalah insan-insan calon
sarjana yang dalam keterlibatannya dengan perguruan tinggi, dididik dan
diharapkan menjadi calon-calon intelektual. Mahasiswa sebagai kelompok
yang mempunyai rasa sosialis dan mempunyai sebuah persepsi terhadap apa
yang dilihat dari suatu fenomena yang baru sehingga mahasiswa atau khalayak
dapat mengemukakan persepsi tersebut dan berkeinginan untuk mencari tahu
apa saja yang seorang individu rasakan terhadap perubahan tersebut. Pada
4
penelitian ini peneliti melakukan penelitian dikalangan Mahasiswa Universitas
Lampung.
Tingginya tingkat kepopuleran dan dampak yang ditimbulkan oleh berita hoax,
memicu Peneliti untuk mengkaji dan meneliti lebih dalam mengenai kajian
tentang berita hoax. Hasil survey Mastel tentang wabah hoax nasional
menunjukan tingkat yang mengkhawatirkan. Hasil survey Mastel menunjukan
bahwa beberapa tingkatan korban wabah hoax sebagai berikut:
Gambar 2. Survey Berita Hoax menurut Mastel
Berdasarkan gambar diatas menunjukan bahwa tingkat wabah hoax sesuai
jenisnya ialah berita sosial politik menyentuh angka 91,80% dan berita hoax
berbau sara menyentuh angka 88,60% . Kedua hal tersebut menunjukan bahwa
hoax menjadi wabah yang mengkhawatirkan dimana dapat mengganggu
kestabilan berbangsa dan bernegara.
Berita hoax tentang isu sosial dan politik setiap hari kita temui, mengingat
masalah politik menjadi aspek yang amat menarik untuk dibincangkan, hal itu
membuat berita hoax tentang sosial dan politik begitu laris untuk dibagikan
kepada para individu dan kelompok yang begitu simpati maupun antipati
5
terhadap suatu peristiwa politik maupun tokoh politik yang menjadi bahan
perbincangan. Berita politik yang menyangkut isu isu maupun kasus dalam
pemerintahan dan menyangkut para tokoh menjadi begitu laris untuk
dibagikan. Begitu banyak oknum oknum yang mengatasnamakan rakyat yang
tak lain hanya oknum sebuah simpatisan yang gemar memfitnah tokoh
oposisinya. Hal ini tentu amat berbahaya terhadap tingkat kepercayaan
masyarakat terhadap pemerintahan.
Selain berita hoax politik, berita hoax sara pun sanggup merengkuh dan
menjadi trending yang begitu kuat dalam membangun imej suatu individu atau
kelompok tertentu atau bahkan menjatuhkan individu ataupun kelompok
tersebut. Berita hoax berbau sara amat digemari oleh masyarakat Indonesia.
Hal ini disebabkan mayoritas masyarakat Indonesia amat tertarik dengan
persoalan sara atau agama. Sehingga berbagai isu dan persoalan yang
menyangkut agama sangat mudah untuk menjadi viral dan bahkan ditelan bulat
bulat tanpa menyaringnya terlebih dahulu.
Fenomena hoax akhir-akhir ini sedang hangat diperbincangkan dikalangan
mahasiswa khususnya penggunaan media sosial, karena fenomena ini dinilai
sangat meresahkan mahasiswa dengan informasi yang tidak dapat dipastikan
kebenarannya. Hal ini yang membuat banyak mahasiswa dapat mengerti dan
juga banyak yang terpengaruhi oleh berita hoax tersebut. Perkembangan
tekhnologi informasi turut serta mendorong penyebaran berita atau informasi
hoax, di Indonesia sendiri teknologi informasi ikut berkembang pesat dimana
pengguna internet di Indonesia saat ini berjumlah 132,7 juta atau 52% dari
6
jumlah penduduk Indonesia. Dari jumlah pengguna internet di atas 129,2 juta
memiliki akun media sosial yang aktif dan pengguna internet rata-rata
menghabiskan waktu sekitar 3 jam/hari untuk konsumsi internet melalui telpon
seluler. (Pakpahan dalam jurnal”Analisis Fenomena Hoax Diberbagai Media
Sosial dan Cara Menanggulangi Hoax”,2017).
Berita hoax tentang isu sosial dan politik setiap hari kita temui, mengingat
masalah politik menjadi aspek yang amat menarik untuk dibincangkan, hal itu
membuat berita hoax tentang sosial dan politik begitu laris untuk dibagikan
kepada para individu dan kelompok yang begitu simpati maupun antipati
terhadap suatu peristiwa politik maupun tokoh politik yang menjadi bahan
perbincangan. Berita politik yang menyangkut isu-isu maupun kasus dalam
pemerintahan dan menyangkut para tokoh menjadi begitu laris untuk
dibagikan. Begitu banyak oknum oknum yang mengatasnamakan rakyat yang
tak lain hanya oknum sebuah simpatisan yang gemar memfitnah tokoh
oposisinya. Hal ini tentu amat berbahaya terhadap tingkat kepercayaan
mahasiswa terhadap pemerintahan.
Berdasarkan uraian diatas dapat kita lihat perkembangan jenis berita hoax
yang sering diterima oleh mahasiswa ataupun juga masyarakat. Berikut data
uraian perkembangan jenis hoax:
Tabel.1. Perbandingan Berita Hoax Dalam Bentuk Sosial dan Sara
Berita Hoax Berisi Muatan Sosial Politik 91,80%
Berita Hoax Berisi Muatan Sara 88,60%
Sumber: Hasil Survey Mastel Tentang Wabah Hoax Nasional 2017.
7
Tabel 2. Perbandingan Bentuk Berita Hoax
Berita Hoax Dalam Bentuk
TULISAN GAMBAR VIDEO
62.10% 37.50% 0.40%
Sumber: Hasil Survey Mastel Tentang Wabah Hoax Nasional 2017.
Tabel 3. Sumber Berita Hoax
Saluran Penyebaran Berita Hoax
RADIO 1.20%
EMAIL 3.10%
MEDIA CETAK 5%
TELEVISI 8.70%
SITUS WEB 34.90%
APLIKASI CHATTING 62.80%
SOSIAL MEDIA 92.40%
Sumber: Hasil Survey Mastel Tentang Wabah Hoax Nasional 2017.
Berdasarkan data data diatas maka dapat disimpulkan bahwa hoax yang
menyangkut sosial politik maupun sara sangat tinggi dikalangan mahasiswa.
Selain data diatas penyebaran berita hoax juga terjadi diberbagai wilayah
kampus. Informasi palsu atau hoax marak beredar di kalangan terdidik
mahasiswa di kampus-kampus Jakarta salah satunya disebabkan tidak tuntasnya
membaca informasi yang diterima lalu disebarluaskan melalui aplikasi pesan
singkat.
Survei yang dilakukan mahasiswa kelas etika dan hukum media Ilmu
Komunikasi Universitas Bakrie terhadap 300 mahasiswa-mahasiswi di 30
kampus swasta dan negeri di Jakarta secara tatap muka mendapati temuan yang
dapat menjadi indikasi tentang perilaku konsumsi media generasi Z, generasi
yang lahir setelah tahun 1995.
8
Survei yang dilakukan pada 6-13 Juni didapati 81 % mahasiswa-mahasiswi yang
disurvei aktif menggunakan aplikasi pesan singkat, 72 % diantaranya selalu
mengecek aplikasi pesan singkatnya dan 61% diantaranya menerima informasi
melalui aplikasi tersebut. Didapati lebih dari separuh diantaranya kadang
membagi informasi yang mereka peroleh tersebut dan mayoritas mahasiswa-
mahasiswi tersebut mengaku menggunakan aplikasi pesan singkat Line,
sebagian kecil WhatsApp dan aplikasi lain. Hampir separuh dari jumlah
mahasiswa-mahasiswi di Jakarta rupanya tidak tuntas membaca berita dan
hampir 30 % diantaranya berbagi informasi dengan alasan sebagai bagian dari
pergaulan atau bahkan tidak memiliki alasan ketika membagikan informasi
tersebut melalui aplikasi pesan singkat.
Menariknya, sekitar 77 % dari mahasiswa-mahasiswi yang ditemui menyadari
menyebar hoax dapat dipidana, dan 68 % menyadari kredibilitas sumber berita
sangat penting namun hanya 54 % diantara mereka yang kadang memverifikasi
sumber berita yang diterima.Dalam survei yang menggunakan metode purposive
sampling tersebut didapati temuan yang memperkuat sejumlah survei terdahulu
yaitu tingginya durasi konsumsi sosial media sekaligus menjadikannya sumber
informasi. Dimana generasi Z menempatkan sosial media sebagai sumber
informasi paling utama. Baik dalam hal durasi konsumsi maupun sumber
informasi. Sementara media elektronik seperti TV dan radio menempati
peringkat selanjutnya, namun yang mengejutkan dari temuan pilihan konsumsi
media, portal berita sebagai media baru yang mudah diakses melalui telepon
pintar ternyata ada di bawah peringkat radio. Sedangkan media pilihan terakhir
mahasiswa generasi Z adalah media cetak.
9
Fenomena hoax akhir-akhir ini sedang hangat diperbincangkan dikalangan
mahasiswa khususnya penggunaan media sosial, karena fenomena ini dinilai
sangat meresahkan mahasiswa dengan informasi yang tidak dapat dipastikan
kebenarannya, hal ini yang membuat banyak mahasiswa dapat mengerti dan juga
banyak yang terpengaruhi oleh berita hoax tersebutPerkembangan tekhnologi
informasi turut serta mendorong penyebaran berita atau informasi hoax, di
Indonesia sendiri tekhnologi informasi ikut berkembang pesat dimana pengguna
internet di Indonesia saat ini berjumlah 132,7 juta atau 52% dari jumlah
penduduk Indonesia.
Berdasarkan jumlah pengguna internet di atas 129,2 juta memiliki akun media
sosial yang aktif dan pengguna internet rata-rata menghabiskan waktu sekitar 3
jam/hari untuk konsumsi internet melalui telpon seluler. (Pakpahan dalam
jurnal”Analisis Fenomena Hoax Diberbagai Media Sosial Dan Cara
Menanggulangi Hoax”,2017). Berita hoax tentang isu sosial dan politik setiap
hari kita temui, mengingat masalah politik menjadi aspek yang amat menarik
untuk dibincangkan, hal itu membuat berita hoax tentang sosial dan politik
begitu laris untuk dibagikan kepada para individu dan kelompok yang begitu
simpati maupun antipati terhadap suatu peristiwa politik maupun tokoh politik
yang menjadi bahan perbincangan.
Berita politik yang menyangkut isu-isu maupun kasus dalam pemerintahan dan
menyangkut para tokoh menjadi begitu laris untuk dibagikan. Begitu banyak
oknum oknum yang mengatasnamakan rakyat yang tak lain hanya oknum
sebuah simpatisan yang gemar memfitnah tokoh oposisinya. Hal ini tentu amat
10
berbahaya terhadap tingkat kepercayaan mahasiswa terhadap pemerintahan,
tidak berbeda jauh dengan berita hoax politik, berita hoax sara pun sanggup
merengkuh dan menjadi trending yang begitu kuat dalam membangun imej
suatu individu atau kelompok tertentu atau bahkan menjatuhkan individu
ataupun kelompok tersebut. Berita hoax berbau sara amat digemari oleh
masyarakat Indonesia, hal ini disebabkan mayoritas masyarakat Indonesia amat
tertarik dengan persoalan sara atau agama, sehingga berbagai isu dan persoalan
yang menyangkut agama sangat mudah untuk menjadi viral dan bahkan ditelan
bulat bulat tanpa menyaringnya terlebih dahulu.
Semakin pesatnya kemajuan teknologi semakin memudahkan manusia dalam
mengakses informasi dari berbagai belahan dunia dalam bentuk apa saja dan
kapan saja, hal ini menjadi salah satu penyebab berita hoax begitu mudah
diakses oleh manusia modern seperti sekarang. Perlu diketahui, bahwa
penggunaan media elektronik seperti handphone begitu berperan dalam
perkembangan berita hoax, tidak dapat dipungkiri berita hoax ini tidak hanya
mengincar kaum kaum non-akademik, tapi juga mengincar kaum akademik
seperti contohnya mahasiswa.
Selanjutnya dapat dikatakan bahwa kaum akademik seperti mahasiswa pun
tidak luput dari bahaya hoax. Menyikapi hal ini Peneliti tertarik akan mengkaji
fenomena hoax ini dan ingin mengetahui seberapa jauhnya dampak yang
ditimbulkan berita hoax terhadap mahasiswa. Pada kesempatan ini, Peneliti yang
notabene sedang menempuh pendidikan di Universitas Lampung, tentunya
tertarik mengkaji dampak berita hoax oleh mahasiswa Universitas Lampung. Di
11
era sekarang yang serba modern dan kaya akan teknologi dengan diberikannya
kemudahan manusia mengakses informasi menyebabkan mahasiswa tidak luput
dari jeratan bahaya berita hoax. Salah satunya, yang sempat menghebohkan
media pemberitaan ialah tentang pemberitaan berita grup medsos lgbt yang
menyangkut nama mahasiswa Universitas Lampung.
Gambar 3. Contoh Berita Hoax
Berita tersebut sempat menghebohkan jagat dunia maya, pihak universitas pun
ikut ambil tindakan dimana pemberitaan tersebut turut mencoreng nama baik
Universitas Lampung. Namun, hingga kini tidak kunjung ada kejelasan mengenai
berita tersebut. Ini menunjukan begitu berbahayanya berita yang tidak dilatari atau
dilandasi dengan sumber dengan bukti yang jelas, mengakibatkan dampak negatif
yang mencoreng nama baik Universitas Lampung. Hal ini menunjukan, betapa
berita hoax sangat berbahaya bila tidak dipertnaggungjawabkan. Untuk itu,
mahasiswa khususnya mahasiswa Universitas Lampung harus paham dan
mengerti cara mengatasi berita hoax.
12
Berdasarkan permasalahan dan data-data yang sudah diuraikan diatas maka topik
yang menarik untuk diteliti adalah Persepsi Mahasiswa Universitas Lampung
Dalam Mengatasi Berita Hoax Dan Sara Berisi Muatan Politik. Berikut adalah
penelitian terdahulu yang peneliti sajikan dalam bentuk narasi di bawah ini:
1. Penulis : Putra Anugrah Pramana (Skripsi, 2016)
Judul : Presepsi Mahasiswa Terhadap Tindakan Cyber Bullying pada gambar
meme di media sosial.
Fokus Penelitian : Ingin menggambarkan dampak yang timbul akibat cyber
bullying dengan menggunakan meme di media sosial.
Hasil Penelitian : Dampak yang ditimbulkan dari cyber bullying lebih bersifat
sementara. Hal itu ditunjukan dengan tingginya tingkat cyber bullying pada
saat tren dan akan menghilang begitu tren tersebut menghilang. Dampak yang
ditimbulkan kadang lebih bersifat sarkas atau kritik sosial yang umumnya
masih dalam taraf normal.
2. Penulis : Dedi Rianto Rahadi (Jurnal, 2016)
Judul : Perilaku Pengguna dan Informasi Hoax di Media Sosial.
Fokus Penelitian: Penelitian ini berfokus pada konten hoax di media sosial dan
perilaku pengguna dalam menyikapi berita dan infromasi hoax tersebut.
Hasil Penelitian : Informasi hoax sengaja dibuat untuk mempengaruhi publik
dan kian marak lantaran faktor stimulan seperti isu sosial politik dan SARA,
namun penerima hoax cukup kritis karena mereka telah terbiasa untuk
memeriksa kebenaran berita. Ini artinya sudah bagus, tinggal bagaimana
mencegah kelompok silent majority berpindah ke haters. Pencegahan kuatnya
arus informasi hoax dapat dilakukan dengan meningkatkan literasi masyarakat
13
melalui peran aktif pemerintah, pemuka masyarakat dan komunitas,
menyediakan akses yang mudah kepada sumber informasi yang benar atas 69
setiap isu hoax, melakukan edukasi yang sistematis dan berkesinambungan
serta tidakan hukum yang efektif bagi penyebarnya Sebaiknya dilakukan
pembekalan kepada masyarakat mengenai pengetahuan akan internet sehat
dengan literasi media sehingga dapat mengenali ciri-ciri berita hoax, dan
penerima berita dapat mengakses, menganalisis, mengevaluasi, dalam
mengambil makna dari suatu berita
Mahasiswa sebagai kelompok yang mempunyai rasa sosialis dan mempunyai
sebuah persepsi terhadap apa yang dilihat dari suatu fenomena yang baru
sehingga mahasiswa atau khalayak dapat mengemukakan persepsi tersebut
dan berkeinginan untuk mencari tahu apa saja yang seorang individu rasakan
terhadap perubahan tersebut. Serta disini peneliti melakukan penelitian
dikalangan Mahasiswa Universitas Lampung. Hoax memiliki peranan penting
dalam perkembangan situasi saat ini serta dapat mempengaruhi pola pikir
korban berita hoax tersebut, oleh karena itu, peneliti akan berusaha melakukan
penelitian tentang berita hoax ini khususnya dikalangan mahasiswa
Universitas Lampung, hal ini peneliti lakukan dikarenakan kalangan
mahasiswa saat ini merupakan salah satu incaran atau target dari penyebar
berita hoax, karena dengan terkena nya sasaran berita hoax pada mahasiswa,
maka akan dengan mudah berita tersebut menyebar luas di masyarakat.
14
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dan identifikasi di atas, maka peneliti memperoleh
beberapa rumusan penelitian yang akan di teliti yaitu bagaimana Persepsi
Mahasiswa Universitas Lampung Dalam Menilai Berita Hoax
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian yang akan dilakukan adalah untuk mengetahui
Persepsi Mahasiswa Universitas Lampung Dalam Menilai Berita Hoax
D. Manfaat Penelitian
1. Kegunaan Teoritis
Secara teoritis, penelitian ini berguna sebagai pengembangan Ilmu Sosial
dan Politik secara umum antarpribadi secara khusus yaitu tentang
“Persepsi Mahasiswa Universitas Lampung dalam Menilai Berita Hoax”
selain itu dapat menjadi bahan penelitian selanjutnya.
2. Kegunaan Praktis
Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi Sebagai
sumbangan pemikiran dalam menyikapi persepsi Mahasiswa Fisip
Universitas Lampung Memberikan kontribusi nyata kepada mahasiswa
dalam bentuk karya tulis ilmiah yang dapat membantu mahasiswa
mengetahui dan memahami mengenai berita hoax di Kota Bandar
Lampung.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Tentang Persepsi
1. Pengertian Persepsi
Menurut Desiderato menyatakan persepsi adalah pengalaman tentang
objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan
menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah
memberikan makna pada stimulasi inderawi (sensory stimuli). (Rakhmad,
2014:51). Persepsi merupakan proses pengamatan seseorang yang
berasal dari pengamatan langsung, proses belajar atau sosialisasi,
cakrawala, dan pengetahuan.
Persepsi diartikan sebagai proses seorang individu memilih
mengorganisasikan dan menafsirkan masukan-masukan, dari pengertian
diatas, dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa persepsi merupakan
pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang
diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.
16
Persepsi seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang
diantaranya (Mar'at, 1981:22):
a. Faktor Pengalaman
b. Faktor Proses belajar
c. Cakrawala
d. Pengetahuan.
Selanjutnya, perbedaan persepsi disebutkan oleh beberapa hal, yaitu
(Sarwano,1983:43) :
a. Harapan seseorangan pada rangsangan yang akan muncul.
b. Kebutuhan
c. Sistem Nilai
d. Ciri kepribadian
e. Gangguan kejiwaan
Menurut David Krech dan Richard S. Crutchfield, menjelaskan bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang terhadap suatu objek
yaitu (Rakhmad, 2004:51) :
a. Faktor Fungsional
Faktor fungsional berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu dan
hal-hal lain yang termasuk dalam faktor personal. Faktor fungsional
ini terdiri atas :
1). Kebutuhan, kebutuhan sesaat dan kebutuhan menetap pada diri
seseorang akan menentukan persepsi seseorang.
2). Kesiapan mental, suasana mental seseorang akan mempengaruhi
17
persepsinya.
3). Suasana emosi, suasana emosi seseorang baik ia dalam keadaan
sedih bahagia, marah ataupun susah akan berpengaruh terhadap
persepsi seseorang.
4) Latar belakang budaya, latar belakang dimana orang tersebut
berasal akan berpengaruh terhadap suatu rangsangan.
b. Faktor Struktural
Faktor struktural semata-mata berasal dari sifat struktur fisik dan
efek-efek saraf, yang di timbulkan dalam sistem saraf individu yang
meliputi :
1) Kemampuan berfikir.
2) Daya tangkap indra manusia
3) Kemampuan daya tangkap yang terdapat dalam diri manusia.
2. Sifat-sifat persepsi
Persepsi terjadi dalam benak individu yang mempersepsikan, bukan di
dalam objek dan selalu merupakan pengetahuan tentang penampakan.
Untuk membantu rnempermudah memahami arti persepsi, maka lebih
lanjut dapat kita lihat sifat-sifat persepsi itu sendiri yang meliputi :
a. Persepsi adalah pengalaman
Untuk mengartikan makna dari seorang, objek atau peristiwa, harus
dimiliki basis dalam melakukan interprestasi, yang biasa di tentukan
pada pengalaman masa lalu dengan orang, objek, peristiwa tersebut.
18
b. Persepsi adalah selektif
Ketika mempersepsikan sesuatu, biasanya hanya memperhatikan
bagian-bagian tertentu dari objek atau tertentu berdasarkan atas sikap,
nilai dan keyakinan yang ada dalam diri yang bersangkutan dan
mengabaikan karateristik yang tidak relevan atau berlawanan dengan
nilai dan keyakinan tersebut.
c. Persepsi adalah Penyimpulan
Proses psikologi dari persepsi mencakup penarikan kesimpulan
melalui suatu proses induksi secara logis. lnterprestasi yang dihasilkan
melalui persepsi pada dasarnya penyimpulan atas informasi yang tidak
lengkap, dengan kata lain mempersepsikan makna adalah melompat
pada suatu kesimpulan yang tidak sepenuhnya didasarkan atas data
yang dapat ditangkap oleh indra.
d. Persepsi bersifat tidak akurat.
Setiap persepsi yang dilakukan akan mengandung kesalahan dalam
kadar tertentu, yang disebabkan oleh pengaruh masa lalu, selektivitas
dan penyimpulan.
f. Persepsi bersifat evaluatif.
Persepsi tidak akan pernah objektif karena dalam proses
menginterprestasikan makna berdasarkan pengalaman dan
merefleksikan sikap, nilai dan keyakinan pribadi, Sehingga dalam
mempersepsikan suatu objek perlu dilihat baik atau buruknya adalah
sangat langka jika dapat mempersepsikan suatu secara sepenuhnya
netral.
19
3. Komponen Persepsi
Setiap individu pasti mengalami apa yang disebut persepsi sebagai hasil
penghayatannya terhadap berbagai perangsang atau stimulus yang berasal
dari lingkungan. (Ali dan Asrori, 2006:26). Janis dan Kelly
mengemukakan bahwa dalam teori ini ada tiga unsur yang sangat penting
yaitu (Effendy, 2003:253):
a. Pesan (Stimulus)
Pesan adalah lambang-lambang baik verbal maupun non verbal yang
mengandung makna tertentu. Pesan yang diberikan komunikator
kepada komunikan dapat diterima atau ditolak. Jika komunikan
menolak stimulus yang diberikan, berarti stimulus tersebut kurang
efektif untuk digunakan dalam mempengaruhi komunikan. Namun
apabila stimulus diterima, menandakan adanya perhatian dari
komunikan. Jika komunikan mengerti stimulus yang diberikan oleh
komunikator, berarti stimulus tersebut efektif untuk digunakan.
b. Komunikan (organism)
Komunikan adalah orang-orang yang dijadikan sasaran untuk
menerima pesan-pesan tertentu. Komunikasi akan berlangsung jika
ada perhatian dari organism. Proses berikutnya organism mengerti.
Kemampuan organism inilah yang melanjutkan ke proses berikutnya.
c. Efek (respons)
Efek adalah reaksi dari komunikan atas pesan yang didapatkannya
dari si komunikator. Setelah stimulus mendapatkan perhatian, proses
20
berikutnya organism mengerti dan mengolahnya untuk perubahan
perilaku.
4. Persepsi Positif Dan Negatif
Menurut Harvey persepsi adalah bentuk kesiapan dalam menentukan
sikap, baik dalam bentuk positif atau negatif terhadap suatu objek atau
situasi.(Robbins, 2002:14). Persepsi positif merupakan penilaian individu
terhadap suatu objek atau informasi dengan pandangan yang positif atau
sesuai dengan yang diharapkan dari objek yang dipersepsikan atau dari
aturan yang ada, sedangkan persepsi negatif merupakan persepsi individu
terhadap objek atau informasi tertentu dengan pandangan yang negatif,
berlawanan dengan yang diharapkan dari objek yang dipersepsikan atau
dari atauran yang ada.
Penyebab munculnya persepsi negatif seseorang dapat muncul karena
adanya ketidakpuasan individu terhadap objek yang menjadi sumber
persepsinya, adanya ketidaktahuan individu serta tidak adanya
pengalaman individu terhadap objek yang dipersepsikan dan sebaliknya.
Penyebab munculnya persepsi positif seseorang karena adanya kepuasan
individu terhadap objek yang menjadi sumber persepsinya, adanya
pengetahuan individu, serta adanya pengalaman individu terhadap objek
yang dipersepsikan.(Robbins, 2002:14)
21
B. Konsep Berita
1. Pengertian Berita
Menurut Assegaf (1991:179), pengertian definisi berita dalam teknis
jurnalistik adalah laporan tentang fakta atau ide yang termasa yang dipilih
oleh staf redaksi suatu harian untuk disiarkan, yang dapat menarik
perhatian pembaca, bisa jadi karena luar biasa, bisa karena pentingnya
atau akibatnya, bisa pula karena ia mencakup segi-segi human interest
seperti humor, emosi dan ketegangan.
2. Nilai-Nilai berita
Beberapa faktor yang mendasari derajat nilai berita yang layak
dipublikasikan (news worthiness), ukuran yang dipakai oleh wartawan
adalah ukuran-ukuran professional yang dinamakan sebagai nilai berita.
Secara umum, nilai-nilai berita yang layak dipublikasikan dapat
digambarkan sebagai berikut:
a. Kedekatan (proximity), peristiwa yang mengandung unsur kedekatan
dengan pembaca akan menarik perhatian.
b. Kebaruan (timelines), berita yang baru terjadi tentunya memiliki nilai
lebih dibandingkan dengan berita yang telah terjadi di masa lalu.
c. Konflik, Kejadian yang menimbulkan kontroversi berita berupa
konflik akan lebih menarik untuk dibaca dari pada berita lainnya.
Dalam ungkapan itu sangat pentingnya mengukur luasnya dampak
dari suatu peristiwa.
22
d. Kepopuleran, Berita yang melibatkan figur terkenal di mata khalayak
memiliki nilai berita yang lebih tinggi dibandingkan dengan khalayak
biasa.
e. Konsekuensi, sering sekali diungkapkan bahwa “news” itu adalah
“history in hurry”, berita adalah sejarah yang keadaannya tergesa-
gesa. Tersirat dalam ungkapan itu pentingnya mengukur luasnya
dampak dari suatu peristiwa.
f. Human interest, dalam berita human interest terkandung unsur yang
menarik empati, simpati atau menggugah perasaan khalayak yang
membacanya.
C. Konsep Surat Kabar
1. Pengertian Surat Kabar Harian (SKH)
Pengertian koran/surat kabar harian dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(1990:298) adalah surat kabar atau koran yang terbit setiap hari, sedangkan
kata umum dibelakang kata harian adalah mengenai seluruhnya atau
semuanya: secara menyeluruh, tidak menyangkut yang khusus, dengan
demikian dapat disimpulkan yang dimaksudkan dengan surat kabar harian
(SKH) adalah surat kabar atau koran yang terbit setiap hari, kecuali hari
libur, hari-hari besar, kepada khalayak umum.
23
Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa surat kabar
merupakan salah satu media massa cetak yang berisi informasi mengenai
berbagai bidang yang ditunjukkan untuk khalayak umum dan diterbitkan
secara berkala setiap harinya.
2. Fungsi Surat Kabar
Menurut Effendi fungsi surat kabar adalah (Fathillah, 2012:25):
a. Menyiarkan Informasi
Fungsi ini adalah fungsi surat kabar yang utama. Khalayal pembaca
berlangganan atau memberi surat kabar karena memerlukan informasi
mengenai peristiwa yang terjadi, gagasan atau pikiran orang lain dan
sebagainya.
b. Mendidik
Surat kabar adalah sarana pendidikan massa (massa education). Surat
kabar memuat tulisan-tulisan yang mengandung pengetahuan sehingga
khalayak pembaca bertambah pengetahuannya.
c. Menghibur
Hal-hal yang bersifat hiburan di surat kabar dapat menyimbangi berita-
berita berat (hard news) dan artikel yang berbobot. Isi surat kabar yang
bersifat hiburan dapat berupa cerita pendek, cerita bersambung, pojok,
dan karikatur. Pemuatan isi berita yang mengandung hiburan, semata-
mata hanya untuk melemaskan ketegangan pikiran setelah dihidangkan
berita dan artikel baru.
24
d. Mempengaruhi
Fungsi ini menyebabkan pers memegang peran penting dalam
kehidupan bermasyarakat. Surat kabar yang ditakuti adalah surat kabar
yang independent, bebas menyatakan atau menyuarakan pendapat,
bebas melakukan kontrol sosial.
D. Konsep Komunikasi Massa
Definisi komunikasi massa yaitu komunikasi massa sebagai proses
komunikasi yang dilakukan melalui media massa dengan berbagai tujuan
komunikasi dan untuk menyampaikan informasi kepada khalayak luas.
Komunikasi massa merupakan komunikasi yang bekerja melalui media
massa, yakni surat kabar, radio, televisi, internet dan sebagainya. (Bungin,
2006:71)
E. Konsep Mahasiswa
1. Pengertian Mahasiswa
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), mahasiswa adalah
mereka yang sedang belajar di perguruan tinggi (Poerwadarminta, 2005).
Mahasiswa dapat didefinisikan sebagai individu yang sedang menuntut
ilmu ditingkat perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta atau lembaga
lain yang setingkat dengan perguruan tinggi.
25
Umumnya mahasiswa berada pada tahapan remaja akhir, yaitu berusia 18–
21 tahun. Mahasiswa dinilai memiliki tingkat intelektualitas yang tinggi,
kecerdasan dalam berpikir dan kerencanaan dalam bertindak. Berpikir
kritis dan bertindak dengan cepat dan tepat merupakan sifat yang
cenderung melekat pada diri setiap mahasiswa, yang merupakan prinsip
yang saling melengkapi. Mahasiswa adalah manusia yang tercipta untuk
selalu berpikir yang saling melengkapi. (Siswoyo, 2007:11).
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa mahasiswa ialah
seorang peserta didik berusia 18 sampai 25 tahun yang terdaftar dan
menjalani pendidikannnya di perguruan tinggi baik dari akademik,
politeknik, sekolah tinggi, institut dan universitas. Sedangkan dalam
penulisan ini, subyek yang digunakan ialah dua mahasiswa yang berusia
23 tahun dan masih tercatat sebagai mahasiswa aktif.
2. Karakteristik Perkembangan Mahasiswa
Seperti halnya transisi dari sekolah dasar menuju sekolah menengah
pertama yang melibatkan perubahan dan kemungkinan stres, begitu pula
masa transisi dari sekolah menengah atas menuju universitas. Dalam
banyak hal, terdapat perubahan yang sama dalam dua transisi itu. Transisi
ini melibatkan gerakan menuju satu struktur sekolah yang lebih besar dan
tidak bersifat pribadi, seperti interaksi dengan kelompok sebaya dari
daerah yang lebih beragam dan peningkatan perhatian pada prestasi dan
penilaiannya (Santrock, 2002: 74).
26
Perguruan tinggi dapat menjadi masa penemuan intelektual dan
pertumbuhan kepribadian. Mahasiswa berubah saat merespon terhadap
kurikulum yang menawarkan wawasan dan cara berpikir baru seperti;
terhadap mahasiswa lain yang berbeda dalam soal pandangan dan nilai,
terhadap kultur mahasiswa yang berbeda dengan kultur pada umumnya,
dan terhadap anggota fakultas yang memberikan model baru. Pilihan
perguruan tinggi dapat mewakili pengejaran terhadap hasrat yang
menggebu atau awal dari karir masa depan (Papalia dkk, 2008: 672 ).
Ciri-ciri perkembangan remaja lanjut atau remaja akhir (usia 18 sampai 21
tahun) dapat dilihat dalam tugas-tugas perkembangan yaitu (Gunarsa,
2001: 129):
a. Menerima keadaan fisiknya; perubahan fisiologis dan organis yang
sedemikian hebat pada tahun-tahun sebelumnya, pada masa remaja
akhir sudah lebih tenang. Struktur dan penampilan fisik sudah menetap
dan harus diterima sebagaimana adanya. Kekecewaan karena kondisi
fisik tertentu tidak lagi mengganggu dan sedikit demi sedikit mulai
menerima keadaannya.
b. Memperoleh kebebasan emosional; masa remaja akhir sedang pada
masa proses melepaskan diri dari ketergantungan secara emosional dari
orang yang dekat dalam hidupnya (orangtua). Kehidupan emosi yang
sebelumnya banyak mendominasi sikap dan tindakannya mulai
terintegrasi dengan fungsi-fungsi lain sehingga lebih stabil dan lebih
terkendali. Dia mampu mengungkapkan pendapat dan perasaannya
27
dengan sikap yang sesuai dengan lingkungan dan kebebasan
emosionalnya.
c. Mampu bergaul; dia mulai mengembangkan kemampuan mengadakan
hubungan sosial baik dengan teman sebaya maupun orang lain yang
berbeda tingkat kematangan sosialnya. Dia mampu menyesuaikan dan
memperlihatkan kemampuan bersosialisasi dalam tingkat kematangan
sesuai dengan norma sosial yang ada.
d. Menemukan model untuk identifikasi; dalam proses ke arah
kematangan pribadi, tokoh identifikasi sering kali menjadi faktor
penting, tanpa tokoh identifikasi timbul kekaburan akan model yang
ingin ditiru dan memberikan pengarahan bagaimana bertingkah laku
dan bersikap sebaik-baiknya.
e. Mengetahui dan menerima kemampuan sendiri; pengertian dan
penilaian yang objektif mengenai keadaan diri sendiri mulai terpupuk.
Kekurangan dan kegagalan yang bersumber pada keadaan kemampuan
tidak lagi mengganggu berfungsinya kepribadian dan menghambat
prestasi yang ingin dicapai.
f. Memperkuat penguasaan diri atas dasar skala nilai dan norma; nilai
pribadi yang tadinya menjadi norma dalam melakukan sesuatu
tindakan bergeser ke arah penyesuaian terhadap norma di luar dirinya.
Baik yang berhubungan dengan nilai sosial ataupun nilai moral. Nilai
pribadi adakalanya harus disesuaikan dengan nilai-nilai umum (positif)
yang berlaku dilingkungannya.
28
g. Meninggalkan reaksi dan cara penyesuaian kekanak-kanakan; dunia
remaja mulai ditinggalkan dan dihadapannya terbentang dunia dewasa
yang akan dimasuki sendiri. Dapat dikatakan masa ini ialah masa
persiapan ke arah tahapan perkembangan berikutnya yakni masa
dewasa muda.
h. Apabila telah selesai masa remaja ini, masa selanjutnya ialah jenjang
kedewasaan. Sebagai fase perkembangan, seseorang yang telah
memiliki corak dan bentuk kepribadian tersendiri. Menurut Langeveld
ciri-ciri kedewasaan seseorang antara lain (Ahmadi, 1991: 90):
1) Dapat berdiri sendiri dalam kehidupannya. Ia tidak selalu minta
pertolongan orang lain dan jika ada bantuan orang lain tetap ada
pada tanggung jawabnya dalam menyelesaikan tugas-tugas hidup.
2) Dapat bertanggung jawab dalam arti sebenarnya terutama moral.
3) Memiliki sifat-sifat yang konstruktif terhadap masyarakat dimana
ia berada.
F. Konsep Politik
1. Pengertian Politik
Banyak para ahli menyikapi politik dengan berbagai pendapat, menurut
Joyce Mitchel mengemukakan politik bahwasanya pengambilan
keputusan kolektif atau pembuatan kebijaksanaan umum untuk
masyarakat seluruhnya. (Philipus,2004: 92)
29
Menurut David Easton mendefinisikan politik merupakan semua aktivitas
yang mempengaruhi kebijaksanaan itu dilakukan. (Philipus,2004: 90).
Dipertegas oleh pernyataan Maran dalam mengatakan, politik merupakan
studi khusus tentang cara-cara manusia memecahkan permasalahan
bersama dengan masalah lain. Dengan kata lain, politik merupakan
bermacam-macam kegiatan dalam suatu sistem politik atau negara
menyangkut proses penentuan dan pelaksanaan tujuan-tujuan (Susilo,
2003: 4). Menurut Surbakti tentang konsep politik yang merupakan
interaksi antara pemerintah dan masyarakat dalam rangka bersama
masyarakat yang tinggal dalam suatu wilayah tertentu (Susilo, 2003: 5).
Berdasarkan berbagai definisi politik tersebut, dapat disimpulkan bahwa
politik sebagai aktivitas yang mempengaruhi pengambilan keputusan dan
pelaksanaan kebijaksanaan serta aktivitas antara masyarakat dan
pemerintah untuk tujuan bersama.
G. Konsep Berita Hoax
1. Pengertian Berita Hoax
Pada kemajuan teknologi informasi komunikasi saat ini tidak hanya
memberikan dampak yang positif tetapi juga memberikan dampak yang
buruk. Penyampaian akan informasi begitu cepat dimana setiap orang
telah dengan mudah memproduksi informasi, dan informasi yang begitu
cepat tersebut melalui beberapa media sosial seperti facebook,
30
twitter, ataupun pesan telpon genggam seperti, whatsapp dan lain
sebagainya yang tidak dapat difilter dengan baik.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, hoaks memiliki beberapa
pengertian. Hoaks dapat diartikan 1) kata yang berarti ketidakbenaran
suatu informasi; 2) berita bohong dan tidak bersumber. Pemberitaan
palsu (hoaks) adalah informasi yang sesungguhnya tidak benar, tetapi
dibuat seolah-olah benar adanya (Idris, 2018:10).
Hoax adalah usaha untuk menipu atau mengakali pembaca atau
pendengarnya untuk mempercayai sesuatu, padahal sang pencipta berita
palsu tersebut tahu bahwa berita tersebut adalah palsu. Salah satu contoh
pemberitaan palsu yang paling umum adalah mengklaim sesuatu barang
atau kejadian dengan suatu sebutan yang berbeda dengan barang atau
kejadian sejatinya. Suatu pemberitaan palsu berbeda dengan misalnya
pertunjukan sulap; dalam pemberitaan palsu, pendengar atau penonton
tidak sadar sedang dibohongi, sedangkan pada suatu pertunjukan sulap,
penonton justru mengharapkan supaya ditipu (Wikipedia, n.d.).
Menurut pandangan psikologis, ada dua faktor yang dapat menyebabkan
seseorang cenderung mudah percaya pada hoax. Orang lebih cenderung
percaya hoax jika informasinya sesuai dengan opini atau sikap yang
dimiliki (Respati, 2017:60). Contohnya jika seseorang penganut paham
bumi datar memperoleh artikel yang membahas tentang berbagai teori
konspirasi mengenai foto satelit maka secara naluri orang tersebut akan
mudah percaya karena mendukung teori bumi datar yang diyakininya.
31
Terdapat empat mode dalam kegiatan penemuan informasi melalui
internet, diantaranya adalah:
a. Undirected viewing
Pada undirected viewing, seseorang mencari informasi tanpa tahu
informasi tertentu dalam pikirannya. Tujuan keseluruhan adalah untuk
mencari informasi secara luas dan sebanyak mungkin dari beragam
sumber informasi yang digunakan, dan informasi yang didapatkan
kemudian disaring sesuai dengan keinginannya.
b. Conditioned viewing
Pada conditioned viewing, seseorang sudah mengetahui akan apa yang
dicari, sudah mengetahui topik informasi yang jelas, Pencarian
informasinya sudah mulai terarah.
c. Informal search
Mode informal search, seseorang telah mempunyai pengetahuan
tentang topik yang akan dicari. Sehingga pencarian informasi melalui
internet hanya untuk menambah pengetahuan dan pemahaman
tentang topik tersebut. Dalam tipe ini pencari informasi sudah
mengetahui batasan-batasan sejauh mana seseorang tersebut akan
melakukan penelusuran. Namun dalam penelusuran ini, seseorang
membatasi pada usaha dan waktu yang ia gunakan karena pada
dasarnya, penelusuran yang dilakukan hanya bertujuan untuk
menentukan adanya tindakan atau respon terhadap kebutuhannya.
32
d. Formal search
Pada formal search, seseorang mempersiapkan waktu dan usaha untuk
menelusur informasi atau topik tertentu secara khusus sesuai dengan
kebutuhannya. Penelusuran ini bersifat formal karena dilakukan
dengan menggunakan metode-metode tertentu. Tujuan penelusuran
adalah untuk memperoleh informasi secara detail guna memperoleh
solusi atau keputusan dari sebuah permasalahan yang dihadapi
(Turnbull, 1999:69).
Perilaku penyebaran hoax melalui internet sangat dipengaruhi oleh
pembuat berita baik itu individu maupun berkelompok, dari yang
berpendidikan rendah sampai yang tinggi, dan terstruktur rapi.
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara seseorang yang
memiliki keahlian khusus dalam menggunakan search engine dengan
orang yang masih baru atau awam dalam menggunakan search engine.
Mereka dibedakan oleh pengalaman yang dimiliki. Individu yang
memiliki pengalaman lebih banyak dalam memanfaatkan search
engine, akan cenderung lebih sistematis dalam melakukan penelusuran
dibandingkan dengan yang masih minim pengalaman (novice).
(Wopereis, 2000:70)
Berita hoax semakin sulit dibendung walaupun sampai dengan 2016
pemerintah telah memblokir 700 ribu situs, namun setiap harinya pula
berita hoax terus bermunculan. Pada Januari 2017 pemerintah
melakukan pemblokiran terhadap 11 situs yang mengandung konten
33
negatif, namun kasus pemblokiran tersebut tidak sampai menyentuh
meja hijau. Beberapa kasus di indonesia terkait berita hoax telah
memakan korban, salah satunya berita hoax akan penculikan anak
yang telah tersebar di beberapa media sosial dan menyebabkan orang
semakin waspada terhadap orang asing.
2. Penyebab Maraknya Hoaks.
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh Masyarakat Telematika
(MasTel) Indonesia pada Februari 2017 bahwa sosial media memegang
peranan penting terhadap penyebaran berita hoaks. Sebanyak 92,40 %
masyarakat menerima berita yang bersumber dari media sosial.
Selanjutnya jenis hoaks paling banyak adalah tentang sosial politik
(pilkada, pemerintahan) dan sara.( idris, 2018:67)
Penyebaran berita hoax saat ini jauh lebih masif lantaran didorong oleh
media sosial. Di internet, penyebar berita hoaks merasa aman karena tidak
berhadapan langsung dengan pihak lain yang dijadikan sasaran berita
hoaks. Hal inilah yang menjadi salah satu penyebab maraknya berita
hoaks saat ini. Hoaks dibuat seseorang atau kelompok dengan beragam
tujuan, mulai dari sekedar main-main atau having fun hingga tujuan
ekonomi (penipuan), dan politik (propaganda/pembentukan opini publik)
atau agitasi (hasutan). Biasanya hoaks muncul ketika sebuah isu mencuat
ke permukaan, namun banyak hal yang belum terungkap atau menjadi
tanda tanya.
34
3. Dampak yang Ditimbulkan Berita Hoaks.
Berita hoaks dan ujaran kebencian yang marak di media sosial telah
menjadi ancaman nasional. Semua pihak perlu bekerja sama untuk
melawannya. Ujaran kebencian dan hoaks di dunia maya telah menjadi
ancaman nasional, sebab gangguan kejahatan cyber dapat berdampak
pada aspek ekonomi, ideologi politik dan pertahanan keamanan. Berita
hoaks sebagai upaya penipuan publik tentunya memiliki dampak yang
luas, terutama pada moral masyarakat.
4. Pencegahan Hoax
Adapun langkah sederhana yang dapat membantu dalam menghadapi
berita hoaks adalah sebagai berikut :
a. Ikut serta dalam grup diskusi anti hoaks. Di media sosial misalnya
Facebook, terdapat sejumlah grup diskusi tentang anti hoaks.
Didalam grup tersebut, kita dapat ikut aktif danbisa bertanya apakah
suatu informasi merupakan hoaks atau bukan, sekaligus melihat
klarifikasi yang sudah diberikan oleh orang lain. Semua anggota grup
bisa ikut berkontribusi sehingga grup berfungsi sebagai forum diskusi
yang memuat banyak pendapat.
b. Meningkatkan literasi media dan literasi media sosial. Literasi
memiliki peranan penting dalam membentuk pemahaman masyarakat
ketika menerima hoaks dan bagaimana cara mereka menghadapi
berita palsu yang diterima.
35
Ada beberapa kemampuan literasi media yang harus dimiliki, antara lain
mencakup :
a. Kemampuan mengkritisi media (internet)
b. Kemampuan memproduksi informasi yang sehat
c. Kemampuan mengajarkan atau berbagai isi media yang
mencerdaskan
d. Kemampuan mengeksplorasi sistem pembuatan informasi online
e. Kemampuan mengeksplorasi berbagai posisi informasi online.
f. Kemampuan berpikir kritis atas isi media.
Penanggulangi fenomena hoaks yang sedang terjadi, maka pemerintah
telah membentuk Badan Cyber Nasional yang bertugas melacak sumber
kabar hoaks dan melindungi situs pemerintah dari serangan peretas serta
bertugas melindungi institusi negara dari serangan peretas, untuk
memperkuat dasar penanggulangan hoaks ini, pemerintah mengeluarkan
Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik atau Undang-undang
nomor 11 tahun 2008 yang kemudian diperbaharui dengan Undang-
undang Republik Indonesia nomor 19 tahun 2016 yang mengatur tentang
informasi serta transaksi elektronik dan teknologi informasi secara umum
dan berlaku bagi seluruh warga Indonesia, dalam Undang-undang
tersebut dijelaskan bahwa memang terdapat kebebasan bagi masyarakat
untuk menyatakan pikiran dan berpendapat serta memperoleh informasi
melalui pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi, namun
pemerintah tetap harus membatasi.
36
Sebagaimana ditetapkan dalam Undang-undang tersebut untuk menjamin
penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain dan untuk memenuhi
tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama,
keamanan dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis.
H. Kerangka Pikir Penelitian
Hoax adalah suatu kata yang digunakan untuk menunjukan pemberitaan palsu
atau usaha untuk menipu atau mengakali pembaca/pendengarnya untuk
mempercayai sesuatu yang biasanya digunakan dalam forum internet seperti
facebook, twiter, dan Instagram.
Penyampaian berita mengenai isu-isu yang akan terjadi, atau sedang terjadi
maupun yang telah terjadi akan memberikan suatu dampak kepada pengguna
atau pegiat media sosial. Hoax menjadi wabah yang mengkhawatirkan
dimana dapat mengganggu kestabilan berbangsa dan bernegara. Berita politik
yang menyangkut isu isu maupun kasus dalam pemerintahan dan menyangkut
para tokoh menjadi begitu laris untuk dibagikan. Begitu banyak oknum
oknum yang mengatas namakan rakyat yang tak lain hanya oknum sebuah
simpatisan yang gemar memfitnah tokoh oposisinya. Hal ini tentu amat
berbahaya terhadap tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pemerintahan.
Maka dari itu peneliti menggambarkan suatu permasalahan Persepsi
Mahasiswa Universitas Lampung Dalam Menilai Berita Hoax dengan
menggunakan kerangka pikir sebagai berikut:
37
Gambar 4. Kerangka Pikir Penelitian
PERSEPSI MAHASISWA
UNIVERSITAS LAMPUNG DALAM
MENILAI BERITA HOAX
STIMULUS (Berita,
Informasi yang bersifat
hoax)
ORGANISME
(Perhatian, Pengertian
Pemahaman)
RESPONSE
(Pengetahuan,
Asumsi, Perasaan,
Penilaian, Motivasi,
Sikap)
MAHASISWA
YANG CERDAS
DAN KRITIS
III. METODE PENELITIAN
A. Tipe Penelitian
Pada penelitian ini penulis menjelaskan tentang persepsi mahasiswa
Universitas Lampung dalam menilai berita hoax. Dengan demikian penelitian
ini menggunakan tipe penelitian deskriptif. Pada penelitian ini digambarkan
suatu keadaan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan tipe
penelitian deskriptif.
Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk mengungkapkan kejadian atau
fakta, keadaan, fenomena, variabel dan keadaan yang terjadi saat penelitian
berlangsung dengan menyuguhkan apa yang sebenarnya terjadi. Penelitian ini
menafsirkan dan menguraikan data yang bersangkutan dengan situasi yang
sedang terjadi, sikap serta pandangan yang terjadi di dalam suatu masyarakat,
pertentangan antara dua keadaan atau lebih, hubungan antar variable yang
timbul, perbedaan antar fakta yang ada serta pengaruhnya terhadap suatu
kondisi, dan sebagainya (Nazir, 1988:31).
39
Metode deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti status sekelompok
manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu
kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini
adalah untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis,
faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan
antarfenomena yang diselidiki.Metode deskriptif adalah suatu metode yang
digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian
tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas (Sugiyono,
2005:21).Metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang
tepat (Whitney, 1960:34).
Pada penelitian ini, pada umumnya terjadi 3 hal kemungkinan masalah yang
dibawa oleh peneliti ke penelitian tersebut, diantaranya sebagai berikut :
1. Masalah yang dibawa peneliti adalah masalah tetap, yaitu judul dari
penelitian deskriptif mulai awal pengajuan proposal hingga akhir laporan
tetap sama.
2. Masalah yang diajukan oleh peneliti menjadi berkembang serta lebih
mendalam sesudah peneliti melakukan penelitian tersebut di lapangan,
dalam hal ini tidak terlalu banyak hal yang berubah, hanya butuh
penyempurnaan saja.
3. Masalah yang diajukan oleh peneliti sesudah melakukan penelitian
tersebut di lapangan berubah total, terjadi pergantian objek masalah
secara menyeluruh dan berbeda dari penelitian awal sebelum memasuki
lapangan penelitian.
40
Setiap penelitian tentunya mempunyai tujuan yang berbeda-beda, termasuk
juga penelitian deskriptif ini.Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah
tidak hanya untuk menjelaskan secara menyeluruh masalah yang diteliti dan
diamati saja, namun juga ada tujuan lainnya.Tujuan dari penelitian deskriptif
menjadi pedoman bagi kita ketika melakukan suatu penelitian (Nazir,
1988:33).
Tujuan dari penelitian deskriptif searah dengan rumusan masalah serta
pertanyaan penelitian/ identifikasi masalah penelitian, hal ini disebabkan tujuan
dari penelitian ini menjawab pertanyaan yang sebelumnya dikemukakan oleh
rumusan masalah serta pertanyaan penelitian/ identifikasi masalah.Tujuan ini
juga menentukan bagaimana anda mengolah atau menganalisis hasil
penelitian yaitu dengan membuat analisisnya memakai metode
penelitian.(Nazir, 1988:34).
Memilih pendekatan tertentu dalam kegiatan penelitian harus disadari bahwa
ia memiliki konsekuensi tersendiri sebagai sebuah proses yang harus diikuti
secara konsisten dari awal hingga khir agar memperoleh hasil yang maksimal
dan bernilai ilmiah sesuai dengan kapasitas, daya jangkau dan maksud dari
pendekatan tersebut (Bungin, 2012:18). Pada pelaksanaannya ,berpikir ilmiah
ini juga memerlukan adanya suatu sarana agar semua tahapannya dapat
dilakukan dengan baik(Widi, 2010:11).
41
Berdasarkan hal tersebut, dalam penelitian ini segala bentuk data dan
informasi baik yang terdapat pada individu, kelompok, lokasi penelitian tak
dapat terpisahkan dimana semua aspek objek penelitian dapat memiliki data
dan informasi dalam memecahkan masalah dalam penelitian ini
B. Lokasi Penelitian
Adapun lokasi penelitian dalam penelitian ini ialah Areal Universitas
Lampung. Lalu, areal setiap fakultas di Universitas Lampung yang terdiri dari;
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Hukum, Fakultas Ekonomi,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Fakulta Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Fakultas Kedokteran, dan Fakultas Pertanian.
C. Fokus Penelitian
Sesuai dengan judul penelitian, sasaran dan fokus penelitian adalah untuk
Mengetahui bagaimana Persepsi Mahasiswa Universitas Lampung Dalam
Menilai Berita Hoaxdengan menggunakan tiga indikator yang sesuai dengan
kerangka pikir menurut janis dan kelly yaitu ( Effendy, 2003:254) :
1. Stimulus adalah pesan (message). Pada aspek ini penulis memberikan
pesan dengan memberikan berita hoax atau informasi hoax kepada
mahasiswa Universitas Lampung, baik itu di media sosial maupun media
elektronik lainnya.
42
2. Organism adalah yang responden terima tentang berita hoax. Pada
tahapan ini, komunikan akan diwawancari mengenai suatu kasus atau
suatu berita yang berisi muatan politik dan sara yang bersifat hoax.
3. Response adalah reaksi dari komunikan. Pada aspek ini komunikan dilihat
dan diamati serta diwawancarai terkait informasi tersebut, kemudian
dilihat dan diamati bagaimana reaksinya.
D. Teknik Penentuan Informan
Informan merupakan seseorang yang dijadikan sebagai sumber pengumpulan
data melalui wawancara. Teknik sampling yang sering digunakan dalam
penelitian kualitatif adalah purposive sampling. Purposive sampling adalah
teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu dengan
memilih orang yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan
(Sugiyono, 2012: 208).
Menurut Maxwell terdapat empat tujuan digunakannya sampel purposif, yaitu:
1. Mencapai keterwakilan (representativeness) dari setting, individu-individu
dan aktivitas-aktivitas yang dipilih.
2. Menggambarkan secara memadai heterogenitas populasi.
3. Memilih sampel secara sengaja untuk menguji kasus-kasus yang kritis
terhadap teori yang dijadikan acuan studi.
4. Membangun perbandingan-perbandingan untuk menggambarkan alasan
atas perbedaan yang terjadi antara setting dan individu (Alwasilah, 2011:
103).
43
Informan yang digunakan dalam penelitian ini ditentukan dengan purposive
sampling. Alasan penulis menggunakan penentuan informan secara purposive
sampling karena penulis meyakini bahwa Informan yang dipilih adalah sebagai
aktor dan kelompok sasaran dari persepsi dalam menghadapi berita hoax.
Sehingga menurut penulis teknik purposive sampling sangat tepat untuk
digunakan untuk penelitian ini. Informan penelitian ini ialah sebagai berikut:
Tabel 4. Informan Penelitian
No Nama Jabatan Waktu Wawancara
1. Bramantyo Cahyo
Nugroho
WAGUB BEM FP Sabtu, 22 September
2018
2. Inatsan Qurrota A’
Yun Dz
WAGUB BEM FKIP Sabtu, 22 September
2018
3. M. Azie Baginda
Ganie
GUB BEM FK Selasa, 25 September
2018
4. Roby Julian Rusanda GUB BEM FISIP Sabtu, 29 September
2018
5. Randy Yuki Pratama GUB BEM FMIPA Sabtu, 29 September
2018
6. Saptori Bintang
Langit
GUB BEM FH Senin, 1 Oktober 2018
7. Mauldan Agusta
Rifanda
GUB BEM FEB Selasa, 2 Oktober
2018
8 Angga Resa Yuzi
Panitin
WAGUB BEM FT Selasa, 2 Oktober
2018
Sumber: Diolah Oleh Peneliti (2018)
E. Jenis Data
1. Data Primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh Peneliti langsung
dari sumber pertama atau tempat objek penelitian dilakukan (Siregar,
2012: 128). Data primer pada penelitian ini diperoleh dari lokasi penelitian
44
menggunakan teknik wawancara dan observasi kepada seluruh sumber
atau informan yang telah ditetapkan.
Wawancara dilakukan dengan delapan informan, yang terdiri dari
WAGUB BEM FP pada 22 September 2018, WAGUB BEM FKIP pada
22 September 2018, GUB BEM FK pada 25 September 2018, GUB BEM
FISIP pada 29 September 2018, GUB BEM FMIPA pada 29 September
2018, GUB BEM FH pada 1 Oktober 2018, GUB BEM FEB pada 2
Oktober 2018 dan WAGUB BEM FT pada 2 Oktober 2018.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang bukan dari sumber pertama sebagai sarana
untuk memperoleh data atau informasi untuk menjawab masalah yang
diteliti (Sarwono, 2006: 17). Data ini pada umumnya berupa dokumen-
dokumen tertulis yang berkaitan dengan penelitian. Data sekunder pada
penelitian ini berupa:
a. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang Peraturan Hukum
Pidana Pasal 14
b. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Pelanggaran
Informasi dan Pelanggaran Transaksi Elektronik
c. Artikel-artikel yang didapat dari surat kabar online, website resmi
yaitu https://www.cnn.com diakses pada 22 Januari 2018,
http://m.detik.com diakses pada 20 September 2018 serta jurnal dan
referensi lainnya.
45
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan penulis untuk
mendapatkan data dalam suatu penelitian. Pada penelitian kali ini penulis
memilih jenis penelitian deskriptif maka data yang diperoleh haruslah
mendalam, jelas dan spesifik sesuai dengan fakta di lapangan.Pengumpulan
data dapat diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dokumentasi, dan
gabungan/triangulasi. Pada penelitian ini peneliti menggunakan teknik
pengumpulan data dengan cara observasi, dan, wawancara(Sugiyono,
2009:225). Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini ialah sebagi
berikut:
1. Wawancara
Teknik pengumpulan data didapatkan melalui proses wawancara.
Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi secara langsung
dengan mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan pada informan.
Wawancara tersebut dilakukan dengan cara bertemu langsung dan
melakukan wawancara Gubernur BEM sebagai perwakilan dari seluruh
mahasiswa diseluruh fakultas tentang berita hoax yang tersebar di media
massa. Penulis dapat menemukan data yang lebih mendalam dengan
mencatat dan mendengarkan keterangan dari informan.
Wawancara telah dilakukan pada 22 September 2018, 25 September 2018,
29 September 2018, 1 Oktober 2018 dan 2 Oktober 2018 dengan delapan
informan, yang terdiri dari WAGUB BEM FP, WAGUB BEM FKIP,
46
GUB BEM FK, GUB BEM FISIP, GUB BEM FMIPA, GUB BEM FH,
GUB BEM FEB dan WAGUB BEM FT.
2. Observasi
Observasi merupakan kegiatan pengumpulan data dengan melakukan
penelitian langsung terhadap kondisi lingkungan objek penelitian yang
mendukung kegiatan penelitian sehingga didapat gambaran secara jelas
tentang kondisi objek penelitian tersebut (Siregar, 2012: 124). Observasi
dalam penelitian ini dilakukan dengan cara pengamatan langsung di lokasi
penelitian yaitu Universitas Lampung untuk mendapatkan informasi lebih
banyak yang berhubungan dengan masalah yang diteliti berkaitan dengan
kebijakan penyediaan ruang menyusui.
3. Dokumentasi
Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi ialah, pengumpulan data
yang data atau informasinya berupa catatan peristiwa yang lampau atau
sudah terjadi. Dokumentasi dapat berupa catatan, tulisan, gambar, foto,
video, rekaman suara, dll.
Sumber data dalam penelitian ini adalah Undang-Undang Nomor 1 Tahun
1946 tentang Peraturan Hukum Pidana Pasal 14, Undang-Undang Nomor
11 Tahun 2008 tentang Pelanggaran Informasi dan Pelanggaran Transaksi
Elektronik. Artikel-artikel yang didapat dari surat kabar online, website
resmi yaitu https://www.cnn.com diakses pada 22 Januari 2018,
47
http://m.detik.com diakses pada 20 September 2018 serta jurnal dan
referensi lainnya.
G. Teknik Pengolahan Data
Teknik pengolahan data merupakan bagian yang amat penting dalam sebuah
penelitian, karena dengan menggunakan teknik pengolahan data, data
tersebut dapat diberi arti dan makna yang berguna untuk memecahkan
masalah penelitian. Adapun kegiatan pengolahan data dalam penelitian
iniadalah sebagai berikut:
1. Editing Data
Editing data merupakan sebuah proses yang bertujuan agar data yang
dikumpulkan dapat memberikan kejelasan, mudah dibaca, konsisten dan
lengkap. Dalam tahap ini, data yang dianggap dapat merugikan suatu
pihak atau berisi konten dan hal yang tidak bernilai ataupun tidak relevan
dengan penelitian harus disingkirkan.
Penulis melakukan kegiatan memilih hasil wawancara, observasi dan
dokumentasi yang relevan, data yang relevan dengan fokus penelitian
dilakukan pengolahan kata dalam bentuk bahasa yang lebih baik sesuai
dengan EYD. Data yang telah diolah menjadi rangkaian bahasa kemudian
dikorelasikan dengan data yang lain sehingga memiliki keterkaitan
informasi.
48
Hasil wawancara bersama WAGUB BEM FP, WAGUB BEM FKIP, GUB
BEM FK, GUB BEM FISIP, GUB BEM FMIPA, GUB BEM FH, GUB
BEM FEB dan WAGUB BEM FT yang tidak relevan dengan data yang
diinginkan Peneliti harus dibuang dan melakukan pengolahan kata dalam
bahasa yang sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan.
2. Interpretasi Data
Interpretasi data digunakan untuk mencari makna dan hasil penelitian
dengan jalan tidak hanya menjelaskan atau menganalisis data yang
diperoleh, tetapi data diinterprestasikan untuk kemudian mendapatkan
kesimpulan sebagai hasil penelitian. Peneliti memberikan penjabaran dari
berbagai data yang telah melewati proses editing sesuai dengan fokus
penelitian. Pelaksanaan interpretasi dilakukan dengan memberikan
penjelasan berupa kalimat bersifat narasi dan deskriptif. Data yang telah
memiliki makna dilakukan kegiatan analisis data berdasarkan hasil
wawancara dan dokumentasi.
H. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya
kedalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar (Neuman, 2007:328).
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan model interaktif yang
terdiri dari beberapa langkah yaitu: reduksi data, penyajian data dan verifikasi
49
data. Data kualitatif yang berupa data dalam bentuk foto, kata-kata, tindakan
peneliti dan peristiwa di kehidupan sosial.
1. Reduksi Data
Reduksi data dilakukan dengan memfokuskan hasil penelitian padahal
yang dianggap penting oleh penulis. Reduksi data bertujuan untuk
mempermudah pemahaman terhadap data yang telah terkumpul dari hasil
catatan lapangan dengan cara merangkum dan mengklasifikasikan sesuai
masalah dan aspek-aspek permasalahan yang diteliti. Penulis
mengumpulkan data persepsi para mahasiswa (Gubernur BEM Fakultas)
Universitas Lampung di Kota Bandar Lampung melalui wawancara.
Peneliti mewawancarai informan yaitu WAGUB BEM FP dan WAGUB
BEM FKIP pada 22 September 2018, GUB BEM FK pada 25 September
2018, GUB BEM FISIP dan GUB BEM FMIPA pada 29 September 2018,
GUB BEM FH pada 1 Oktober, serta GUB BEM FEB dan WAGUB BEM
FT pada 2 Oktober 2018.
2. Penyajian Data
Penyajian data adalah sekumpulan informasi yang memberikan gambaran
penelitian secara menyeluruh. Penyajian data yang disusun secara
singkat,jelas,terperinci,dan menyeluruh lebih memudahkan dalam
memahami gambaran terhadap aspek-aspek yang diteliti baik secara
keseluruhan maupun secara parsial. Hasil reduksi data disusun dan
disajikan dalam bentuk teks narasi deskriptif. Peneliti melakukan
50
pengumpulan data yang telah melalui reduksi untuk menggambar kejadian
yang terjadi pada saat di lapangan.
Catatan-catatan penting dilapangan, kemudian disajikan dalam bentuk teks
deskriptif untuk mempermudah pembaca memahami secara praktis.
Kegiatan lanjutan penulis pada penyajian data adalah data yang didapat
disajikan dalam bentuk table dengan tujuan untuk menggabungkan
informasi yang tersusun dalam bentuk yang padu.
3. Verifikasi Data dan Kesimpulan
Verifikasi merupakan tahap terakhir dalam menganalisis data.Data diuji
keabsahannya melalui validita sinternal yaitu aspek kebenaran,validitas
eksternal yaitu penerapan, reliabilitas yaitu konsistensi dan obyektifitas.
Data yang sudah teruji kemudian dapat ditarik kesimpulan.Kesimpulan
merupakan tahap mencari arti, makna dan menjelaskan yang disusun
secara singkat agar mudah dipahami sesuai tujuan penelitian. Kegiatan
penulis dalam verifikasi data adalah melakukan penggunaan penulisan
yang tepat dan padu sesuai data yang telah mengalami proses display data.
Proses pengolahan data dimulai dengan pencatatan data lapangan yaitu
data mentah, kemudian ditulis kembali dalam bentuk dan kategori data,
setelah data mengalami proses reduksi dan disesuaikan dengan fokus
masalah penelitian. Data dianalisis dan diperiksa keabsahannya untuk
disimpulkan.
51
I. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
Teknik keabsahan data adalah cara menyelaraskan antara data yang dilaporkan
peneliti dengan data yang terjadi pada obyek penelitian. Teknik keabsahan
data dilakukan untuk mendapatkan data yang sahih. Penelitian ini
menggunakan teknik keabsahan data dengan cara uji kredibilitas melalui
proses triangulasi. Hasil wawancara, observasi dan dokumentasi dikumpulkan
berdasarkan derajat kesamaan informasi, sehingga data yang diperoleh
memiliki keselarasan yang sesuai.
Penelitian ini menggunakan teknik triangulasi sumber. Triangulasi sumber
adalah teknik menguji data dan informasi dengan cara mencari data yang sama
dengan informan satu dan lainnya. Data dari informan telah dikompilasikan
dengan hasil dokumentasi yang diperkuat oleh observasi yang memiliki
kesamaan informasi.
Triangulasi data dilakukan untuk menguji kebenaran dan keabsahan data.
Dalam penelitian ini Peneliti menggunakan triangulasi sumber yang dilakukan
dengan cara mencocokkan data yang didapat melalui teknik wawancara,
observasi dan dokumentasi. Data yang didapat dari hasil wawancara dengan
seluruh informan pihak kemudian di analisis dan dicocokkan dengan data-data
yang didapat melalui dokumentasi. Melalui triangulasi data, maka diperoleh
informasi yang valid dan jelas mengenai Persepsi Mahasiswa Universitas
Lampung Dalam Menilai Berita Hoax.
52
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Profil dan Sejarah Universitas Lampung
1. Sejarah Universitas Lampung
Keinginan mendirikan perguruan tinggi di Lampung merupakan cita-cita
para tokoh masyarakat Lampung sejak tahun 1960-an, yang dimaksudkan
sebagai wahana untuk mencerdaskan masyarakat pada jenjang pendidikan
tinggi, karena semakin banyak putera-puteri terbaik lulusan SMA yang
harus pergi ke Jawa atau Palembang untuk dapat melanjutkan studinya, di
pihak lain, Propinsi Lampung yang baru terbentuk juga sangat
memerlukan tenaga lulusan perguruan tinggi dalam jumlah banyak guna
melaksanakan kegiatan pembangunan di daerah ini.
Cita-cita pendirian perguruan tinggi di Lampung tersebut diupayakan
terwujud oleh dua panitia, yaitu:
a. Panitia Pendirian dan Perluasan Sekolah Lanjutan (P3SL) yang
berubah menjadi Panitia Pendirian dan Perluasan Sekolah Lanjutan
dan Fakultas (P3SLF) diketuai oleh Zainal Abidin Pagaralam.
b. Panitia Persiapan Pembentukan Yayasan Perguruan Tinggi
Lampung (P3YPTL) diketuai oleh Nadirsyah Zaini, M.A. Kedua
panitia dilebur menjadi Yayasan Pembina Perguruan Tinggi
Lampung (YPPTL). Yayasan ini membentuk Fakultas Ekonomi,
53
Hukum, dan Sosial (FEHS), berkedudukan di Jalan Hasanuddin
34 Telukbetung.
YPPTL ditugasi membina FEHS tersebut dan mengupayakan status
negeri. Jalan yang ditempuh adalah dengan bekerjasama
dengan Universitas Sriwijaya (Unsri) di Palembang. Berdasarkan
keputusan Presiden Unsri Nomor D-40-7-1961, tanggal 14 Februari
1961, terhitung sejak 1 Februari 1961, FEHS Lampung ditetapkan
sebagai Fakultas Ekonomi Cabang Unsri dan Fakultas Hukum
Cabang Unsri berkedudukan di Telukbetung, Lampung.
Pada tanggal 23 September 1965, keluar Surat Keputusan Menteri
Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan (PTIP) Nomor 195 tahun
1965, yang meresmikan berdirinya Universitas Lampung sebagai
universitas negeri di Lampung. Keputusan PTIP tersebut
dikukuhkan dengan Keputusan Presiden RI No. 73 tahun 1966.
Pada saat diresmikan, Universitas Lampung disingkat Unila, terdiri
dari dua fakultas yaitu: Fakultas Ekonomi dan Fakultas Hukum
yang semula keduanya merupakan fakultas-fakultas cabang Unsri.
Pada tahun 1968 Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP)
Cabang Jakarta diintegrasikan ke dalam Unila berdasarkan
Keputusan Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi Nomor 1 Tahun
1968 menjadi Fakultas Keguruan dan Fakultas Ilmu Pendidikan.
Kemudian fakultas-fakultas di lingkungan Unila terus bertambah,
yaitu Fakultas Pertanian, Fakultas Teknik, Fakultas Ilmu Sosial dan
54
Ilmu Politik, dan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Hari jadi Unila ditetapkan pada tanggal 23 September 1965,
berdasarkan pada keluarnya Surat Keputusan Menteri PTIP yang
menetapkan berdirinya Unila.
Unila terus berkembang dengan adanya 7 (tujuh) fakultas sampai
pada tahun 2002/2003 dibuka Program Pendidikan Dokter.
Berdasarkan SK Dikti Nomor 3195/D/I/2003 Unila mendapat izin
menyelenggarakan Program Pendidikan Dikter yang tahun ajaran
2002/2003 mulai menerima mahasiswa baru. Dengan demikian saat
ini Unila terdirio dari 7 (tujuh) fakultas, yaitu Fakultas Hukum,
Fakultas Ekonomi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Fakultas Pertanian, Fakultas Teknik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik, dan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dan 1
(satu) Program Pendidikan Dokter.
2. Visi dan Misi Universitas Lampung
a. Visi
Unila telah menetapkan tekad untuk melanjutkan dharma
membangun Unila dan bangsa secara bersama-sama. Dengan
keteguhan hati, dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang
(RPJP) Unila 2005-2025 telah ditetapkan visi Unila yaitu :
"Pada Tahun 2025 Unila Menjadi Perguruan Tinggi Sepuluh Terbaik
di Indonesia".
55
b. Misi
Misi Unila seperti yang tertera di dalam dokumen RPJP 2005-2015
dan dokumen Renstra 2007-2011 sebagai berikut.Butir-butir Misi
Unila yang telah disempurnakan sebagai berikut:
1. menyelenggarakan tridarma PT yang berkualitas dan relevan;
2. menjalankan tata pamong organisasi Unila yang baik (good
university governance);
3. menjamin aksesibilitas dan ekuitas pendidikan tinggi;
4. menjalin kerja sama dengan berbagai pihak di dalam dan luar
negeri.
B. Struktur Organisasi
Adapun struktur organisasi BEM Fakultas di Universitas Lampung ialah
sebagai berikut:
Tabel 5. Struktur Organisasi BEM Fakultas
No. Jabatan
1. Gubernur
2. Wakil Gubernur
3. Sekretaris Eksekutif
4. Bendahara Eksekutif
5. Dinas Internal dan AKM
6. Dinas Eksternal
7. Dinas PSDM
8. Dinas Kominfo
9. Dinas Kes-Wus
10. Dinas Lit-Bang
11. Dinas Sos-Pol
Sumber: Diolah Olah Peneliti (2019)
56
C. Contoh Berita Hoax
Contoh berita hoax adalah sebagai berikut:
1. Grup Medsos LGBT Coreng Unila
2. Penistaan Terhadap Agama oleh Basuki Tjahja Purnama (Ahok)
82
VI. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang dilakukan Peneliti tentang Persepsi
Mahasiswa Universitas Lampung Dalam Menilai Berita Hoax menunjukkan
hasil yang positif dikarenakan pada indikator stimulus, informan mengetahui
berita hoax yang diberikan oleh Peneliti. Pada indikator organism, informan
mengetahui berita mengenai Basuki Tjahja Purnama atau Ahok adalah berita
hoax. Pada indikator response, informan tidak ikut menyebarluaskan berita
hoax yang beredar dan lebih selektif dalam membaca berita
B. Saran
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian, maka peneliti dapat
memberikan saran sebagai berikut:
1. Diharapkan kepada narasumber untuk tidak mengabaikan suatu berita
palsu (hoax) ketika telah membacanya, mencoba mencari berita yang
sama dari sumber berita yang berbeda dan telah diverifikasi oleh sumber
berita lain, karena dengan mengabaikan suatu berita palsu (hoax) akan
berpengaruh terhadap lingkungan di sekitar, jika hanya bersikap apatis.
83
2. Mahasiswa harus rajin membaca, baik dalam bacaan literatur sosial
maupun ilmu pengetahuan dan berita nasional serta fenomena sosial.
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Ahmadi dan Sholeh. 1991. Psikologi Perkembangan. Jakarta. Rineka Cipta.
Ali, M. Asrori, M. 2006. Psikologi Remaja, Perkembangan Peserta Didik.
Jakarta: Bumi Aksara
Assegaf, D. 1991. Jurnalis Masa Kini. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya
Bungin, B. 2006. Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan, Diskursus.
Jakarta. Kencana Perdana Media.
Choo, CW, B. Detlor, D. Turnbull. 1999. Information Seeking On The Web. New
York. US Patent.
Effendy, O. U. 2003. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung. Remaja
Rosda Karya.
Fatahillah, F. 2012. Media Informasi : Sebuah Pemahaman. Jakarta. Kompas.
Idris, I. 2018. Klarifikasi Al-Qur’an atas Berita Hoax. Jakarta: PT. Gramedia
Rakhmad, J. 2004. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung. PT. Remaja
Rosdakarya
Jamaludin. 2016. Solusi Atas Problem-problem Psikologi. Yogyakarta. Pustaka
Pelajar.
Lazonder, Biemans, Woopereis. Investigated The Diffrences. New York. US
Patent.
Mar'at, Prof. Dr. 1981. Sikap Manusia, Perubahan, Serta Pengukurannya.
Bandung Ghalian.
Nazir, M. 1988. Metode Penelitian. Jakarta. Ghalia. Indonesia.
Papalia, Dkk. 2008. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta. Gadjah Mada
University Press.
Philipus. 2004. Sosiologi dan Politik. Jakarta. PT. Raja Grasindo Persada.
Robbins. Judge. 2002. Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba Empat.
Santrock, J.W. 2002. Life-Span Development: Perkembangan Masa Hidup (Edisi
Kelima), Penerjemah Achmad Chusairi, Juda Damanik. Jakarta. Erlangga.
Siswoyo, Dwi, Dkk. 2007. Ilmu Pendidikan. Yogyakarta. UNY Press.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Susilo, Y. 2003. Menuju Keselarasan Lingkungan. Jakarta: Averroes Press.
Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1990. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Whitney. 1960. The Elements Of Research Asian Eds. Osaka. Overseas Book.Co.
Widi, Restu. Kartiko. 2010. Asas Metodologi Penelitian. Yogyakarta. Graha Ilmu.
Jurnal
Rahadi, D. I. 2016. “Perilaku Penggguna dan Informasi Hoax Di Media Sosial”.
Jurnal Manajemen dan Kewirusahaan. Vol.5 No 1.
Pakpahan. 2017.”Analisis Fenomena Hoax Di Berbagai Media Sosial Dan Cara
Menanggulangi Hoax”.
Suryanef. 2011. ”Persepsi Politik Mahasiswa”. Vol.X No.2.
Undang-undang
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan
Aatas Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik.