persepsi masyarakat lokal terhadap kawasan … · sejauh mana manfaat yang diperoleh oleh...
TRANSCRIPT
1
PERSEPSI MASYARAKAT LOKAL TERHADAP
KAWASAN PARIWISATA NUSA DUA
OLEH
NI PUTU RATNA SARI, S ST.Par., M.Par.
FANNY MAHARANY SUARKA, S ST.Par., M.Par.
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV PARIWISATA
FAKULTAS PARIWISATA
UNIVERSITAS UDAYANA
2015
2
\ KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat
beliaulah kami bisa menyelesaikan laporan persepsi masyarakat terhadap kawasan Pariwisata
Nusa Dua.
Laporan ini jauh dari sempurna, untuk itu kami mohon saran dan kritik yang membangun
guna kesempurnaan laporan ini. Tak lupa pula ucapan terima kasih kami kepada semua pihak
yang membantu dalam penyelesaian laporan yaitu kepada Lurah Benoa beserta aparatnya,
Bendesa Adat Peminge, Bendesa Adat Bualu, Pemangku Pura, nelayan , pedagang acung dan
masyarakat lokal yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu.
Besar harapan kami semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
3
DAFTAR ISI
COVER…………………………………........................................................................................1
KATA PENGANTAR………….....................................................................................................2
DAFTAR ISI………………………………………………………………………… ...................3
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang……………………………………………………………...................…..4
1.2. Rumusan Masalah………………………………………………………...................…….4
1.3. Tujuan dan Sasaran Penelitian…………………………………………...................……..5
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Konsep Partisipasi Masyarakat…………………………………………………......................6
2.2 Teori Pariwisata Berbasis Masyarakat………………………………………....................…...6
METODE PENELITIAN
2.1 Lokasi
Penelitian…………………………………………………………........................................……..9
2.2 Definisi Operasional Variabel ……………………………………………….....................….9
2.3. Jenis dan Sumber data …………………………………………………….....................…….9
2.4. Sampel Penelitian ………………………………………………………….....................……9
2.5 Teknik Pengumpulan data ………………………………………………….....................……9
2.6 Teknik Analisis Data …………………………………………………….....................……..10
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Gambaran umum............. ……………………………………………………........................11
3.2 Persepsi masyarakat..………………………………………………………….......................12
BAB IV PENUTUP
4.1 Simpulan ……………………………………………………………………........................33
4.2 Rekomendasi ………………………………………………………………….......................33
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………….......................35
LAMPIRAN KUESIONER …………………………………………………….........................36
LAMPIRAN SURAT PENGESAHAN …………………………………………. ......................39
LAMPIRAN RESPONDEN..........................................................................................................40
4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan di sektor pariwisata tidak bisa lepas dari campur tangan pemerintah dan
pelaku industri pariwisata sebagai pemangku kepentingan (stakeholder). Dalam sektor
pariwisata, ada aktor-aktor kunci yang berperan menggerakkan sebuah sistem. Aktor-aktor kunci
tersebut berperan dalam menggerakkan sektor pariwisata untuk mendukung pariwisata
berkelanjutan. Menurut Swarbrooke aktor-aktor yang terlibat tersebut dapat dikelompokkan
menjadi enam aktor yaitu sektor publik (public sector) yang mencakup pemerintah pusat, dan
pemerintah daerah; industri pariwisata; organisasi sektor sukarela terutama kelompok penekan
dan badan-badan profesional; masyarakat ; media; dan wisatawan (Swarbrooke,1999). Untuk
meningkatkan pariwisata berkelanjutan, peran dari masing-masing aktor tersebut sangat
diperlukan.
Semenjak tahun 1980, kawasan terdekat dari Tanjung Benoa yaitu Nusa Dua, di bangun
kawasan wisata mewah yang bernama BTDC yang sekarang namanya berubah menjadi ITDC.
Di kawasan ITDC Nusa Dua, berdiri hotel-hotel mewah yang hampir sebagian besar hotel
bintang lima. Dengan perkembangan signifikan dari ITDC Nusa Dua, berhimbas terhadap daerah
Tanjung Benoa. Tentunya dengan kelebihan pantai pasir putih, air laut yang tenang, pohon palem
dan kelapa di daerah sekitar pantai, menjadikan kawasan ITDC lebih menarik untuk dikunjungi.
Berkembangnya pariwisata di kawasan ITDC ini tentunya berdampak pada kehidupan sosial
ekonomi masyarakat setempat. Sejauh mana manfaat yang diperoleh oleh masyarakat lokal
dengan berkembangnya kawasan ITDC ini maka penelitian tentang persepsi masyarakat lokal
terhadap kawasan pariwisata Nusa Dua penting dilakukan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka rumusan masalahnya yaitu
Bagaimanakah persepsi masyarakat lokal terhadap kawasan pariwisata Nusa Dua ?
5
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Kajian ini secara umum bertujuan untuk mengungkapkan secara jelas tentang persepsi
masyarakat lokal terhadap kawasan pariwisata Nusa Dua
1.4 Sasaran Penelitian
1. Untuk menerapkan serta mengaplikasikan konsep Pariwisata Berbasis Masyarakat.
2. Sebagai bahan pertimbangan dalam mengevaluasi dan menetapkan kebijakan lebih
lanjut terhadap masyarakat lokal dalam kawasan ITDC
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Konsep Partisipasi Masyarakat
Adisasmita (2006) menyebutkan partisipasi diartikan sebagai prakarsa, peran serta dan
keterlibatan seluruh anggota masyarakat dalam pengambilan keputusan, perumusan rencana dan
program pembangunan yang dibutuhkan masyarakat setempat, implementasi dan pemantauan
serta pengawasannya. Hal ini untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Partisipasi
anggota masyarakat adalah keterlibatan anggota masyarakat dalam pembangunan meliputi
kegiatan dalam perencanaan dan pelaksanaan program pembangunan yang dikerjakan di dalam
masyarakat lokal.
Menurut Prayogo dalam Mulyadi (2009) menyebutkan dalam pengembangan pariwisata,
partisipasi masyarakat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :
1. Partisipasi langsung adalah partisipasi masyarakat secara sadar yang memang
diarahkan untuk mengembangkan pariwisata, meliputi pembangunan secara gotong
royong, keterlibatan dalam pengusaha pariwisata atau dengan melalui pembinaan rasa
ikut memiliki di kalangan masyarakat oleh pemerintah.
2. Partisipasi tidak langsung adalah partisipasi yang dilakukan secara tidak langsung
bersentuhan dengan kegiatan pariwisata. Masyarakat secara individu tidak langsung
mendapatkan kontribusi dari kegiatan pariwisata meliputi pemeliharaan kebersihan
lingkungan, pembinaan seni dan budaya yang bermutu, pembinaan keindahan dan
pembinaan kepribadian.
2.2 Teori Pariwisata Berbasis Masyarakat
Menurut Hausler dalam Nurhidayati, Community Based Tourism (CBT) merupakan suatu
pendekatan pembangunan pariwisata yang menekankan pada masyarakat lokal (baik yang
terlibat langsung dalam industri pariwisata maupun tidak) dalam bentuk memberikan kesempatan
(akses) dalam manajemen dan pembangunan pariwisata yang berujung pada pemberdayaan
politis melalui kehidupan yang lebih demokratis, termasuk dalam pembagian keuntungan dari
kegiatan pariwisata yang lebih adil bagi masyarakat lokal”. Hausler memandang bahwa
7
masyarakat perlu diperhatikan lebih kritis untuk ikut serta dalam kegiatan pembangunan
pariwisata karena masyarakat berperan penting dalam menyediakan sumber daya di daerahnya.
Murphy (1985) menyebutkan untuk mencapai tujuan masyarakat tuan rumah dan
keinginan serta kemampuan mereka menyerap manfaat pariwisata perlu adanya perencanaan dan
pengelolaan untuk mengembangkan industri dalam kerangka ekologi. Pendekatan ini
memungkinkan integrasi dan pengembangan komponen industri untuk skala yang lebih selaras
dengan kemampuan fisik dan manusia daerah destinasi.
Yaman & Mohd dalam Kusuma (2012) mengemukakan beberapa pendekatan CBT yaitu:
CBT berorientasi pada manusia (pemerintah dan masyarakat) yang mendukung dan tetap
menjaga sumber daya alam dan budaya. Pemerintah akan berfungsi sebagai fasilitator,
koordinator atau badan penasehat SDM dan penguatan kelembagaan. Kedua, partisipasi dari
stakeholder. CBT dideskripsikan sebagai berbagai bentuk aktivitas yang meningkatkan dukungan
yang lebih luas terhadap pembangunan ekonomi dan sosial masyarakat. Mata pencaharian atau
penghidupan masyarakat dapat ditingkatkan dengan konservasi sumber daya sebagai upaya
perlindungan dan pelestarian lingkungan dalam sosial masyarakat. Peningkatan lingkup
partisipasi yang lebih luas ini termasuk partisipasi dalam sektor informal, hak dan hubungan
langsung/tidak langsung dari sektor lainnya. Pariwisata berperan dalam pembangunan internal
dan mendorong pembangunan aktivitas ekonomi yang lain seperti industri, jasa dan sebagainya.
Anggota masyarakat juga dapat berpartisipasi dalam bentuk kewirausahaan. Ketiga, pembagian
keuntungan yang adil. Tidak hanya berkaitan dengan keuntungan langsung yang diterima
masyarakat yang memiliki usaha di sektor pariwisata tetapi juga keuntungan tidak langsung yang
dapat dinikmati masyarakat yang tidak memiliki usaha. Keempat, penggunaan sumber daya lokal
secara berkesinambungan. Sumber daya lokal adalah sumber daya alam dan budaya yang
dimiliki dan dikelola oleh masyarakat setempat yang merupakan suatu aset baik secara individu
maupun berkelompok. Hal itu bisa menumbuhkan kepedulian, penghargaan diri sendiri dan
kebanggaan pada seluruh anggota masyarakat. Sumber daya yang ada menjadi lebih
meningkatkan nilai, harga dan menjadi alasan pengunjung atau wisatawan ingin datang ke desa.
Kelima, penguatan institusi lokal. Penting untuk melibatkan komite dengan anggota berasal dari
masyarakat. Tujuan utamanya adalah mengatur hubungan antara penduduk, sumber daya dan
pengunjung. Hal ini membutuhkan perkembangan kelembagaan yang ada di sana. Sehingga
perlu membentuk lembaga dengan pimpinan yang dapat diterima semua anggota masyarakat.
8
Penguatan kelembagaan bisa dilakukan melalui pelatihan dan pengembangan individu dengan
ketrampilan kerja yang diperlukan (teknik, managerial, komunikasi, pengalaman kewirausahaan
dan pengalaman organisasi).
9
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian terletak di Kawasan ITDC Nusa Dua Bali. Kawasan ini bisa ditempuh
kurang lebih 20 menit ke Bandara Internasional Ngurah Rai dan sekitar 30 menit menuju Kuta.
3.2. Definisi Operasional Variabel
Persepsi Masyarakat lokal yang dimaksud pada penelitian ini adalah tanggapan masyarakat lokal
terhadap kawasan pariwisata Nusa Dua
3.3 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Data kualitatif
diperoleh dari informasi responden yang tertuang dalam variabel penelitian. Sumber data yang
dipergunakan yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang didapat dari
sumber pertama yang dipergunakan sebagai sampel, seperti data hasil wawancara . Data
sekunder adalah data yang diperoleh dari instansi berwenang seperti Dinas Pariwisata Bali yang
terkait dengan topik yang diteliti.
3.4. Sampel Penelitian
Sampel penelitian berupa masyarakat lokal, nelayan pantai Samuh dan nelayan pantai
Mengiat, Ketua Koperasi nelayan, Bendesa Adat Peminge , Bendesa Adat Bualu, Lurah Benoa,
sopir taxi, Beberapa sampel dengan cara Accidental Sampling (Menurut Sugiono 2007) Jumlah
sampel yang ambil sebanyak 30 orang
3.5.Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah :
1) Observasi, yaitu mengadakan pengamatan langsung ke kawasan ITDC untuk mendapat
gambaran yang sebenarnya terhadap masalah yang diteliti.
10
2) Wawancara terstruktur yaitu mengadakan wawancara dengan informan kunci yang
dipakai sebagai sampel dengan berpedoman pada kuesioner yang telah disusun.
3) Kuesioner berupa daftar pertanyaan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
3.6. Teknik Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis deskriptif kualitatif yaitu
mendeskripsikan persepsi masyarakat lokal terhadap keberadaan ITDC dan mentabulasinya
dengan bentuk tabel persepsi.
No.
Skala Sikap Tanggapan Konsumen
Sikap Skor Kategori
1 Sangat Setuju / Sangat Baik 5 4,20 - 5,00
2 Setuju/ Baik 4 3,40 - 4,19
3 Cukup Setuju / Cukup Baik 3 2,60 - 3,39
4 Tidak Setuju / Tidak Baik 2 1,80 - 2,59
5 Sangat Tidak Setuju / Sangat
Tidak Baik
1 1,00 – 1,79
Sumber : Hasil Modifikasi Skala Likert ( Y.Slamet, 1993:19)
11
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Gambaran umum
Pantai Mengiat
Pantai Mengiat memiliki panorama yang indah dengan pasirnya yang berwarna putih. Hotel-hotel
yang berada di pantai Mengiat Nusa Dua adalah Inaya Putri Bali, Ayodya Resort Bali, .Pantai Mengiat
memiliki akses jalan dan tempat parkir yang luas. Di pantai ini juga terdapat kafe yang bernama Yasa
Segara yang dikelola oleh masyarakat lokal yang bergabung dalam koperasi Yasa Segara. Kafe ini
menyediakan kursi pantai yang dapat disewa oleh wisatawan dan harga sewanya adalah Rp 20.000 untuk
sehari.
Masyarakat lokal yang menjadi anggota koperasi adalah masyarakat lokal yang bekerja sebagai
nelayan di pantai Mengiat. Jumlah anggota koperasi Yasa Segara terdiri dari jumlah Nelayan Mengiat :
29 orang yang terdiri atas 6 nelayan tradisional (pencari ikan) dan 23 nelayan pariwisata, yang
terbagi menjadi 4 kelompok. Setiap anggota diberikan jadwal kerja untuk mengurus atraksi wisata
pantai yang dikelola oleh koperasi Yasa Segara. Anggota koperasi bertugas menjaga kebersihan pantai,
menyediakan kursi pantai, dan melayani tamu. Setiap anggota koperasi memperoleh gaji tiap bulan
sebesar Rp 1.400.000,00. Gaji tersebut dipotong Rp 200.000,00 untuk tabungan wajib tiap anggota.
Wisatawan yang berkunjung ke pantai Mengiat selain dapat berjemur di pantai juga dapat
menikmati massage yang ditawarkan oleh ibu-ibu yang merupakan istri atau keluarga nelayan. Ibu-ibu
yang saat ini berjumlah 30 orang bergabung dalam 1 kelompok yang menyedikan jasa massage bagi
wisatawan. Harga untuk jasa massage perjamnya sebesar Rp 150.000,00 yang dikerjakan oleh 2 sampai 3
orang tukang massage dimana harga masih bisa ditawar. Setiap bulan ibu-ibu tersebut harus menyetor
iuran wajib sebesar Rp 85.000,00 ke koperasi Yasa Segara.
Kafe Yasa Segara juga memiliki tempat shower, toilet dan menyediakan makanan serta minuman.
Pantai Mengiat di apit oleh karang besar, yang membuat ombak pantai ini tidak terlalu besar dan sangat
bagus untuk berenang. Jika wisatawan ingin berselancar maka wisatawan harus menaiki perahu untuk ke
tengah pantai agar mendapatkan ombak besar. Para nelayan menyediakan perahu boat bagi wisatawan
yang ingin pergi ke pantai Geger dengan biaya sebesar Rp 50.000,00 per orang.
12
Pantai Samuh
Pantai Samuh terletak di sebelah selatan Tanjung Benoa. Pantai Samuh sendiri sebagai tempat pelestarian
terumbu karang, akan dibangun media terumbu karang yang dirancang sesuai kondisi topografi perairan
di kawasan ini, sehingga nantinya diharapkan mampu meningkatkan fungsi serta kondisi habitat biota
laut, begitu juga untuk menjaga ekosistem serta keseimbangan laut. Jumlah nelayan di pantai Samuh ada
63 orang. Terdapat 10 orang tukang pijat.
Di Pantai Samuh terdapat tempat penyewaan jet ski yaitu CV Segara Mas yang dimiliki oleh
Bapak Wayan Sukadana yang berasal dari Nusa Dua. Tempat penyewaan jet ski tersebut
memiliki 15 jet ski dengan 10 orang karyawan. Untuk dapat mengendarai jet ski selama 15
menit, wisatawan harus membayar Rp 500.000,00. CV Segara Mas bekerjasama dengan guide
untuk mendatangkan wisatawan yang akan menyewa jet ski. Perusahaan memberikan fee
sebesar 70 persen kepada guide yang mengantarkan tamu. Menurut Bapak Wayan Sukadana
kedatangan wisatawan ke Pantai Samuh paling banyak bulan Juli sampai bulan Desember. Jam
operasional penyewaan jetsky dari jam 9 pagi sampai air laut surut. Untuk menjaga kebersihan
pantai dikelola oleh PT Nanda yaitu perusahaan yang bekerja sama dengan pihak hotel.
Karyawan yang menjadi petugas pembersih pantai merupakan masyarakat yang berasal dari
Nusa Dua.Wisatawan yang berkunjung ke Pantai Samuh juga dapat berselancar. Masyarakat
lokal memiliki tempat penyewaan papan surfing. Tempat penyewaan ini menyediakan 15 papan
surfing beserta kelengkapan surfing. Tempat penyewaan ini dimiliki oleh Bapak Rinso yang
dikelola bersama keluarga.
3.2 Persepsi Masyarakat
Persepsi masyarakat lokal terdiri dari keresahan penduduk lokal, keresahan masyarakat/nelayan
anggota kud pengelola wisata bahari, terganggunya Kegiatan Agama /adat dan kesucian Pura,
terganggunya keamanan dan ketertiban masyarakat, interaksi sosial antara penduduk lokal dengan
wisatawan dan pengunjung. Dari hasil rata- rata persepsi masyarakat lokal terhadap kawasan pariwisata
Nusa Dua adalah 4,0 yang berarti baik/setuju. Berikut ini tabel rekapitulasi persepsi masyarakat lokal
terhadap kawasan pariwisata Nusa Dua
13
TABEL RAKAPITULASI PERSEPSI MASYARAKAT LOKAL TERHADAP
KAWASAN PARIWISATA NUSA DUA 2015
ASPEK KAJIAN PERNYATAAN RATA-
RATA
KATEGORI
Point 1
Keresahan
penduduk lokal
Masyarakat lokal tidak mempermasalahkan terkait
dengan pembebasan /ganti rugi tanah di kawasan ITDC
4.0 Setuju
Lebih dari 30% masyarakat lokal telah diterima
sebagai tenaga kerja di kawasan ITDC
3.9 Setuju
Tidak ada keresahan masyarakat lokal terkait dengan
keberadaan gedung SD yang baru
4.1 Setuju
Terdapat kesepakatan dengan pihak desa untuk
penempatan tenaga kerja di kawasan ITDC
4.0 Setuju
Masyarakat lokal bisa dengan bebas masuk ke
kawasan ITDC untuk berekreasi seperti berenang,
bermain , mencari ikan , ngacung
4.0 Setuju
RATA RATA 4.0 Setuju
Point 2
Keresahan
masyarakat/nelayan
anggota KUD
pengelola wisata
bahari
Penambatan jukung/perahu nelayan dan anggota
KUD telah diatur
4.1 Setuju
Selain sebagai nelayan, msyarakat lokal juga memiliki
profesi lain
4.0 Setuju
pendapatan rata rata perhari /perbulan anggota nelayan
telah mampu mencukupi kebutuhan sandang,pangan,
papan
3.7 Setuju
Keamanan wisatawan mandi di laut sudah dijaga oleh
pengaman pantai
4.1 Setuju
Lalulintas jukung di sepanjang pantai Nusa Dua lancar
dan tidak pernah terjadi tabrakan antar jukung.
4.0 Setuju
Penggunaan pantai oleh hotel dan nelayan untuk wisata
bahari sudah diatur
3.7 Setuju
14
RATA-RATA 3.9 Setuju
Point 3.
Terganggunya
Kegiatan Agama
/adat dan kesucian
Pura
Masyarakat lokal penyungsung Pura Samuh dan Pura
Mengiat bisa menggunakan jalan darat melalui hotel
club med ke Pura Samuh
4.0 Setuju
Wisatawan menggunakan pakaian yang sopan saat
menonton kegiatan upacara di pantai saat melasti atau
odalan
3.8 Setuju
Masyarakat adat desa bualu dan peminge bebas
melakukan kegiatan agama di pantai Samuh dan
mengiat
4.3 Setuju
Masyarakat pendatang maupun wisatawan tidak
mengganggu saat berlangsungnya kegiatan keagamaan
di pura
4.0 Setuju
RATA-RATA 4.0
Point 4
Terganggunya
keamanan dan
ketertiban
masyarakat
Kriminalitas sangat minim terjadi di kawasan ITDC 4.3 Setuju
Pedagang acung tidak membuat wisatawan merasa
terganggu
4.0 Setuju
Keberadaan tukang pijat di kawasan pantai tidak
mengganggu kenyamanan wisatawan
3.9 Setuju
Pedagang acung memiliki tempat berjualan yang
tetap dan nyaman
3.7 Setuju
Wisatawan merasa nyaman terhadap keberadaan taxi
di kawasan itdc.
3.9 Setuju
RATA-RATA 3.96 Setuju
Point 5
Interaksi sosial
antara penduduk
lokal dengan
wisatawan dan
pengunjung
Kehidupan sosial budaya masyarakat berkembang
dengan baik dengan adanya pengembangan kawasan
ITDC
3.6 Setuju
perubahan perilaku masyarakat lokal dengan
pengembangan kawasan ITDC
4.1 Setuju
perubahan perilaku muda mudi setempat dengan
pengembangan kawasan ITDC
3.9 Setuju
15
perilaku wisatawan bisa merubah perilaku masyarakat
lokal
3.6 Setuju
perkembangan kehidupan beragama masyarakat lokal
terjalin baik
4.4 Setuju
Interaksi sosial masyarakat lokal dengan wisatawan
terjalin baik
4.1 Setuju
Interaksi sosial masyarakat lokal dengan masyarakat
lainnya (pendatang) terjalin baik
4.4 Setuju
Terdapat sanggar kesenian yang sering pentas di hotel
di kawasan ITDC
3.86 Setuju
Penertiban penduduk pendatang telah diatur di
Kelurahan
4.0 Setuju
RATA-RATA 4.0 Setuju
TABEL HASIL WAWANCARA PERSEPSI MASYARAKAT LOKAL TERHADAP
KAWASAN PARIWISATA NUSA DUA 2015
PERNYATAAN Hasil wawancara Rekomendasi
Pengelolaan Point 1
Keresahan
penduduk lokal
Masyarakat lokal
tidak
mempermasalahkan
terkait dengan
pembebasan /ganti
rugi tanah di
kawasan ITDC
1) Selama ini tidak ada
permasalahan terkait
pembebasan tanah
dikawasan ITDC
2) Setelah tahun 1970an
tidak ada lagi
permasalahan mengenai
pembebesan tanah di
kawasan ITDC, pada
tahun 70an pernah
terjadi suatu sengketa
antara masyarakat
dengan ITDC mengenai
pembebasan lahan,
sempat ada demo
3) Sebelumnya sempat ada
konflik karena pantai
mengiat merupakan
pembebasan lahan
ITDC sehingga tidak
memiliki sertifikat
kepemilikan, namun
sekarang sudah
dibuatkan sertifikat atas
Sudah Terlaksana
16
nama pengemong dan
pengempon pura segara
mengiat, yang ditaruh
di BPD badung,
sehingga tidak ada
konflik lagi sehubungan
dengan pembebasan
lahan
4) Hasil wawancara
dengan Bendesa adat
Peminge Pak Lemes
dan Bendesa Adat
Bualu pak Reta bahwa
saat ini belum pernah
ada pengaduan
pembebasan lahan di
kawasan ITDC
Lebih dari 30%
masyarakat lokal
telah diterima
sebagai tenaga
kerja di kawasan
ITDC
1) Hampir sebagian besar
masyarakat lokal dapat
diterima bekerja di
hotel kawasan ITDC
2) Tidak semudah itu
bekerja di hotel karena
harus memiliki skill,
baru bisa bekerja di
hotel.
3) Telah ada kesepakatan
tertulis dengan
kelurahan Benoa
mengenai tenaga kerja
dalam pasal 3 bahwa
masyarakat lokal
dieberikan kesempatan
kerja minimal 35%
sesuai dengan
kebutuhan berdasarkan
kompetensi dan
kualifikasi basic
keilmuan yang
dipersyaratkan oleh
investor
4) Pak lemes (bendesa
adat peminge) dan
pernyataan dari
Bendesa adat bualu
(Reta) (80%) bekerja
di luar ITDC terutama
setelah dibukanya hotel
Mulia. Jika ada
pengusaha/ hotel-hotel
yang bersangkutan
Sudah ada kesepakatan
17
mensosialisasikan
tentang perekrutan
tenaga kerja kepada
banjar/ desa maka
bendesa akan
menginformasikan
kepada warga melalui
surat edaran dengan
perantara masing-
masing kepala
lingkungan setempat.
5) Masyarakat lokal yang
bekerja sebagai nelayan
di pantai Mengiat
mengatakan 30 % saja
yang diterima kerja di
kawasan ITDC.
Sedangkan nelayan
yang berasal dari banjar
penyarikan mengatakan
bahwa ada sekitar 20
% diterima kerja di
kawasan ITDC
Tidak ada
keresahan
masyarakat lokal
terkait dengan
keberadaan gedung
SD yang baru
1) Tidak ada keresahan
sama sekali, justru
dapat meningkatkan
perekonomian
masyarakat sekitar,
serta dapat membantu
memperbaiki
pendidikan anak-anak
di kelurahan Benoa,
terutama dalam
pendidikan dasar
2) Tidak ada keresahan
sama sekali justru dapat
meningkatkan
kesejahteraan
masyarakat desa di
sekitaran lokasi terkait
3) Tidak ada keresahan
masyarakat terkait
dengan
pembangunan/keberada
an gedung SD yang
baru, justru sangat
menguntungkan karena
pihak ITDC telah
memfasilitasi anak-
anak kami dibidang
Tidak ada keresahan
18
pendidikan. Selain itu
perekonomian di
sekitaran kawasan SD
baru ini juga semakin
membaik Saat ini
semuanya berjalan
normal, dan lancar.
(sumber Wayan
Suwidya, Nyoman
Suwita )
Terdapat
kesepakatan
dengan pihak desa
untuk penempatan
tenaga kerja di
kawasan ITDC
1) Biasanya disampaikan
oleh pihak desa melalui
perangkat desa kepada
masyarakat jika ada
lowongan pekerjaan di
sekitaran kawasan
ITDC
2) Biasanya pihak hotel
yang ada di kawasan
ITDC yang
menyampaikan kepada
pengurus Desa/
lingkungan jikalau
membuka lowongan
pekerjaan, kemudian
perangkat desa yang
akan mensosialisasikan
kepada masyarakat
melalui rapat desa
maupun langsung ke
yang bersangkutan
3) Ada kesepakatan
namun presentasenya
masih belum jelas,
selain, selain itu juga
sudah ada LPM serta
adanya surat
rekomendasi dari
kelurahan setempat
Sudah ada kesepakatan
Masyarakat lokal
bisa dengan bebas
masuk ke kawasan
ITDC untuk
berekreasi seperti
berenang, bermain ,
mencari ikan ,
ngacung
1) Bebas jika hanya
sekedar berekreasi,
memancing, berenang,
bermain di kawasan
umum ITDC seperti
pantai dan taman,
namun tidak boleh
sembarangan masuk ke
areal hotel
2) Bebas terbatas,
maksudnya masyarakat
boleh masuk ke
Sudah terlaksana
19
kawasan ITDC
sepanjang tidak
mengganggu ketertiban
serta keamanan di
kawasan ITDC
3) Bebas, yang penting
tahu aturan-aturan yang
berlaku. Namun
masyarakat luar tidak
boleh ngacung di areal
pantai
Point 2
Keresahan
masyarakat/nelayan
anggota kud
pengelola wisata
bahari
Penambatan
jukung/perahu
nelayan dan
anggota KUD telah
diatur
1) Sudah diatur dengan
baik. salah satu
caranya dengan
dibuatkan grup-grup
atau kelompok-
kelompok . selain itu
ITDC juga sudah
memberikan lahan
untuk penambatan
jukung tersebut.
2) Dahulunya sebagian
besar masyarakat
nelayan punya jukung,
namun sekarang
kebanyakan beralih
profesi ke nelayan
pariwisata. Hanya ada
6 orang nelayan
tradisional. selain itu
sudah menjadi nelayan
pariwisata yang
dilengkapi oleh 2 glass
bottom boat untuk
menunjang wisata
bahari seperti
snorkeling, diving, trip
ke pulau penyu dll.
3) Ketua koperasi nelayan
Samuh Nyoman Sayun,
Secara umum tidak ada
keresahan nelayan dan
anggota KUD terkait
pengaturan/penambatan
jukung di darat karena
sudah ada perda yang
mengatur yaitu perda
no.13 th 1994. Akan
tetapi berbeda dengan
dilaut, keresahan
timbul akan adanya
Sudah terlaksana
20
water spot yang
beroperasi di sekitaran
pantai Samuh, dapat
mengganggu lalulintas
jukung nelayan.
4) Keresahan dari
nelayan justru saat
adanya konferensi
besar tidak diijinkan
bekerja, sehingga
pemasukan juga
berkurang, Ketua
koperasi menghimbau
pihak ITDC agar bisa
diberikan kompensasi
jika tidak diijinkan
bekerja saat konferensi
berlangsung ,
memberikan pekerjaan
sampingan lainnya .
Selain sebagai
nelayan, msyarakat
lokal juga
memiliki profesi
lain
1) Menjadi Guide untuk
tamu wisata, terutama
“watersport”
2) Selain sebagai nelayan
tradisional yang
pekerjaan utamanya
menangkap ikan,
nelayan di pantai
Samuh juga terjun
sebagai nelayan
pariwisata, yang
bertugas mengantarkan
wisatawan berwisata
ke pulau penyu,
snorkeling, diving, dan
segala bentuk rekreasi
air lainnya
3) Pekerjaan sampingan
nelayan adalah :
sebagai nelayan
pariwisata, tukang
acung maupun tukang
massage yang terdiri
dari 29 KK yg dibagi 4
grup
Sudah terlaksana
pendapatan rata
rata perhari
/perbulan anggota
nelayan telah
mampu mencukupi
1) Cukup untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari
dan biaya sekolah anak
2) 70 % pendapatan
nelayan berasal dari
Sudah terlaksana
21
kebutuhan
sandang,pangan,
papan
pariwisata
3) Pendapatan tergantung
season, ada high
adapula low. namun
nelayan di pantai
mengiat sudah
mendapatkan gaji tetap
dari KUD sebesar Rp.
1.500.000/bulan
Keamanan
wisatawan mandi di
laut sudah dijaga
oleh pengaman
pantai
1) Sudah aman, karena
pada setiap pantai di
Nusa Dua sudah ada
Balawistanya, khusus di
pantai Samuh sudah ada
3 orang balawista yang
bertugas bergiliran,
serta 1 orang waker
yang bertugas pada
malam hari
2) Aman sudah ada 3
orang balawista
POLAIR, Kapolsek
kuta selatan, dan
ditunjang juga dengan
adanya tugas jaga pada
malam hari sebanyak 7
orang secara bergantian
3) Dahulu pernah ada
wisatawan yang hampir
tenggelam karena tidak
mematuhi rambu-
rambu, namun karena
kesigapan balawista
akhirnya tidak sampai
terjadi hal yang fatal
atau kematian
Sudah Terlaksana
Lalulintas jukung
di sepanjang pantai
Nusa Dua lancar
dan tidak pernah
terjadi tabrakan
antar jukung.
1) Lancar, belum pernah
didengar ada tabrakan
atau kecelakaan antar
jukung
2) Sementara ini jukung
tidak pernah ada
tabrakan, namun waktu
lalu pernah terjadi
tabrakan antara jetski
Sudah Terlaksana
Penggunaan pantai
oleh hotel dan
nelayan untuk
wisata bahari sudah
diatur
1) Sudah diatur dengan
baik, sehingga antara
pihak hotel dengan
nelayan tidak ada
masalah mengenai
penggunaan pantai
Sudah Terlaksana
22
untuk wisata bahari
maupun water sport.
Namun kadangkala
yang sering melanggar
batas-batas pantai itu
adalah perusahaan-
perusahaan
watersportnya itu
sendiri, sehingga kalu
itu terjadi
dikhawatirkan akan
terjadi kecelakaan
karena melewati jalur.
2) Karena sudah ada zona-
zona yang sudah
ditetapkan atau
diterapkan yaitu jarak
minimal hotel ke public
beach adalah antara 0,5
– 1 KM dari kawasan
hotel.
Point 3.
Terganggunya
Kegiatan Agama
/adat dan kesucian
Pura
Masyarakat lokal
penyungsung Pura
Samuh dan Pura
Mengiat bisa
menggunakan jalan
darat melalui hotel
club med ke Pura
Samuh
1) Untuk akses ke pura
segara Samuh sudah
memiliki akses jalan
tersendiri di luar lobby
atau kawasan hotel,
sehingga tidak
menggangu wisatawan/
tamu. selain itu hotel
juga berpartisipasi jika
ada piodalan di pura
segara Samuh berupa
Punia maupun sarana
penunjang upacara
lainnya
2) Tidak ada keresahan
masyarakat
penyungsung pura
tentang sulitnya
mendapat ijin jalan
darat melalui hotel,
tetapi permasalahannya
adalah kondisi jalan yg
rusak, sempit serta
kurangnya perbaikan
trotoar
Sudah Terlaksana
Wisatawan
menggunakan
pakaian yang sopan
saat menonton
kegiatan upacara di
1) Sejauh ini wisatawan
sudah sopan, dengan
menggunakan kamen
saat masuk ke kawasan
pura dan menonton
Sudah terlaksana
23
pantai saat melasti
atau odalan
upacara adat. jikalau
ada yang kurang sopan
sudah diatur, ditegur,
dan diarahkan oleh para
pecalang
Masyarakat adat
desa bualu dan
peminge bebas
melakukan
kegiatan agama di
pantai Samuh dan
mengiat
1) Bebas, tidak ada
larangan dari pihak
hotel karena kawasan
pura segara Samuh
sudah diklaim milik
desa/kelurahan, selain
sebagai “pura swagina”
pura segara Samuh juga
sebagai pura kahyangan
di kelurahan benoa
Sudah Terlaksana
Masyarakat
pendatang maupun
wisatawan tidak
mengganggu saat
berlangsungnya
kegiatan
keagamaan di pura
1) Wisatawan tidak ada
mengganggu karena
sudah dipasang papan
peringatan, selain itu
juga sudah ada rasa
toleransi antara
wisatawan terhadap
masyarakat dikawasan
pura segara Samuh
sehingga gangguan-
gangguan secara fatal
tidak terjadi.
2) Selama ini tidak pernah
wisatawan maupun
pendatang mengganggu
justru sebagian
wisatawan yang ikut
berpaartisipasi
Sudah Terlaksana
Point 4
Terganggunya
keamanan dan
ketertiban
masyarakat
Kriminalitas
sangat minim
terjadi di kawasan
ITDC
1) Sejauh ini tidak ada
kriminalitas yang parah
dan sampai terekspose,
tapi kadangkala ada
saja tindakan-tindakan
criminal yang ringan
seperti pencurian dan
kecopetan
2) Sementara ini
keamanan di kawasan
ITDC aman terkendali,
tidak pernah ada
tindakan criminal yang
parah, karena
pengamanan dikawasan
ITDC sudah sangat
ketat
3) Selama bekerja disini
Sudah Terlaksana
24
jarang ada tindakan
tindakan kriminalitas
hal ini tidak terlepas
dari system
pengamanan yang
diterapkan di kawasan
ITDC
4) Ada tapi dahulu
sekitaran 30 tahun yang
lalu sempat ada
perselisihan tanah
dalam pembuatan candi
bentar, selain itu juga
karena ada gesekan
masyarakat pantai,
Pedagang acung
tidak membuat
wisatawan merasa
terganggu
1) Secara umum
wisatawan tidak merasa
terganggu karena
pedagang acung sudah
diberikan edukasi atau
pembinaan sebelumnya
2) wisatawan tidak merasa
terganggu karena
pedagang tidak pernah
memaksakan menjual
barangnya ke
wisatawan
Sudah Terlaksana
Keberadaan tukang
pijat di kawasan
pantai tidak
mengganggu
kenyamanan
wisatawan
1) Secara umum
wisatawan tidak merasa
terganggu karena
tukang pijit sudah
diberikan edukasi atau
pembinaan sebelumnya
1) Secara umum pedagang
acung, massage, taxi
sesungguhnya tidak
menggangu para
wisatawan, kalau
tukang massage sudah
punya pengurus,
masing-masing
kelompok serta selalu
dibina ITDC.
sedangkan taxi tidak
ada masalah karena
ITDC punya
pengawasan dengan
satpam
2) Secara umum tukang
pijat yang berada di
Sudah terlaksana
25
kawasan pantai mengiat
tidak pernah melanggar
peraturan yang berlaku
3) Pendapatan rata-rata
perhari Rp. 50rb-60rb/
hari (jika ramai). Kalau
sepi ( 10rb-20rb/hari).
Biasanya wisatawan
mancanegara yg berasal
dari : Rusia dan
Australia
4) Biasanya tariff massage
rp 150rb/tamu, tapi
biasanya ditawar Rp.
100rb-50rb selama 1
jam
Pedagang acung
memiliki tempat
berjualan yang
tetap dan nyaman
1) Pedagang acung
sebagian besar sudah
diberikan tempat
berjualan yang tetap
dan nyaman, namun
ada saja yang masih
sering berpindah-
pindah
2) Terdapat 10 orang
pekerja yang memiliki
masing-masing meja.
3) Jika ada konfrensi tidak
boleh ngacung tapi
tidak pernah ada ganti
rugi .
4) Rata-rata pendapatan
per hari adalah sebesar
100rb, tamu lebih
banyak membeli
kain(sarung), dan tidak
pernah ada pemaksaan
dari tukang acung
terhadap wisatawan
5) Tidak pernah ada
permasalahan antara
hotel dng pedagang,
karena pedangang
acung sebatas berjualan
di pasir
6) Tidak ada pekerjaan
lain selain mengacung,
mulai kerja pkul 8.00
pagi sampai 15.00
Sudah terlaksana
26
Wisatawan merasa
nyaman terhadap
keberadaan taxi di
kawasan itdc.
1) Keberadaan taxi sudah
diatur dengan baik
selain itu keamanan
serta kenyamanan
penumpang taxi
dikawasan ITDC sudah
terjamin karena sudah
memiliki system
keamanan yang baik.
2) Kalau di wilayah ITDC
sudah tertata dengan
rapid an sesuai antraian
sehingga tertib, namun
taxi diluar yang bikin
masalah karena tidak
tertata
3) Tidak pernah ada
complain dari
wisatawan tentang
service taxi.
4) Permasalahan sopir taxi
adalah karena
menjamurnya shuttle
taxi menjadi sepi dan
omzet menurun, shuttle
tersebut diantaranya
(kura-kura,bali galleria,
dan bali collection)
5) Kebanyakan sopir taxi
di kawasan ini berasal
dari luar nusa dua
sekitar 60% diantaranya
buleleng,karangasem
dan 40% warga lokal.
6) Para sopir taxi memberi
saran, diantaranya :
diberikan kesempatan
parkir bila ada event-
event.
7) Penghasilan sopir taxi
tidak tetap, tergantung
setoran yg diterima.
Terdapat kurang lebih
275 unit
8) Terdapat 8 pos taxi
diantaranya : Nikko, st
regis,Westin,
Goodway,Grand
Hyatt,dan Central
Parkir
9) Perusahaan ini dikelola
Sudah Terlaksana
27
oleh koperasi wisata
nusa windu
Point 5
Interaksi sosial
antara penduduk
lokal dengan
wisatawan dan
pengunjung
Kehidupan sosial
budaya masyarakat
berkembang
dengan baik dengan
adanya
pengembangan
kawasan ITDC
1) Secara umum
kehidupan sosial
budaya masyarakat
berkembang dengan
baik setelah ditatanya
kawasan ITDC hal ini
dilihat dari pola
interaksi masyarakat
serta peninggatan taraf
hidup masyarakat lokal.
2) Dengan penataan
kawasan ITDC
kehidupan sosial
masyarakat menjadi
semakin berkembang,
sehingga dapat
menciptakan lapangan
pekerjaan sendiri
3) Secara umum
masyarakat
berkembang kearah
yang positif engan
adanya pengembangan
kawasan ITDC karena
masyarakat lokal
khususnya dapat
menciptakan lapangan
pekerjaan sendiri,
sehingga dapat
meningkatkan taraf
hidup masyarakat
kearah yang lebih baik.
Sudah Terlaksana
perubahan perilaku
masyarakat lokal
dengan
pengembangan
kawasan ITDC
1) Perubahan perilaku
masyarakat lokal
cenderung kearah yang
modern, tanpa
menghilangkan
kebudayaan serta
adatnya
2) Dengan adanya
pengembangan ITDC
perubahan perilaku
masyarakat lokal jelas
ada yaitu ada yang
kearah positif, berupa
pola pikir yang semakin
berkembang dan dapat
menerima perubahan
Sudah Terlaksana
28
zaman,namun tak
sedikit pula kearah
yang negative salah
satunya pola hidupyang
konsumtif (boros)
3) Ada perubahan pola
perilakun masyarakat
diantaranya masyarakat
terdahulu sebagian
besar petani akan tetapi
sekarang lebih ke
pariwisata.
perubahan perilaku
muda mudi
setempat dengan
pengembangan
kawasan ITDC
1) Dengan adanya
pengembangan
kawasan ITDC perilaku
muda-mudi cenderung
lebih kompak dan
kreatif serta selalu ingin
menunjukkan
identitasnya yang lebih
unggul dibandingan
dengan daerah daerah
lainnya.
2) Terdapat pengaruh
terutama dalam hal
berpakaian, perkataan,
dan perilaku yaitu
cenderung mengikuti
tren para wisatawan.
3) Perubahan perilaku
muda-mudi juga
mengalami perubahan
tapi di nusa dua sangat
selektif karena
wisatawan tidak
bersentuhan langsung
dengan masyarakat
4) Ada pengaruh yaitu
perilaku muda-mudi
kearah yang positif
yaitu semakin
berkreatifitas ,namun
ada juga pengaruh
negatifnya yaitu busana
muda-mudi semakin
terbuka dan cenderung
ke arah barat-baratan.
5) Perilaku muda-mudinya
masih sangat terkontrol,
dan tidak terlalu
terpengaruh oleh
Sudah Terlaksana
29
budaya luar, sedangkan
perilaku wisatawannya
masih dalam kondisi
tertib ,sopan, dan tidak
pernah ada kasus antara
wisatawan dengan
masyarakat sekitar.
Begitu pula dari lurah
benoa bahwa perilaku
muda mudi masih bias
dikontrol dengan baik
belum ada masalah
serius yang
mengakibatkan
pertikaian
perilaku wisatawan
bisa merubah
perilaku
masyarakat lokal
1) Sampai saat ini belum
ada pengaruh yang
signifikan perilaku
wisatawan terhadap
perilaku serta sosial
masyarakat lokal
2) Ada pengaruhnya yaitu
pengaruh positif berupa
perkembangan
teknologi, namun ada
pula yang berdampak
negative yaitu pola
hidup yang cenderung
mengikuti orang barat.
3) Tidak ada pengaruh
yang signifikan antara
wisatawan terhadap
perilaku masyarakat
lokal.
Sudah Terlaksana
perkembangan
kehidupan
beragama
masyarakat lokal
terjalin baik
1) Perkembangan
kehidupan beragama
juga terjalin baik dan
kompak hal ini dilihat
dari kegiatan ngayah
serta meningkatnya
kemampuan beryadnya
masyarakat di kawasan
ITDC
2) Perkembangan
kehidupan beragama
masyarakat lokal
terjalin baik hal ini
diwujudkan dalam
kegiatan ngayah
terutama piodalan di
pura segara Samuh
Sudah Terlaksana
30
3) Perubahan kehidupan
sosial pasti ada
perubahan termasuk
kegiatan adat, agama
pun mengalami
pergeseran disesuaikan
dengan kondisi
perkembangan
pariwisata
4) Sangat baik, justru
semakin kompak, salah
satunya dalam upacara
puja wali, semua warga
berbondong-bondong,
baik masyarakat lokal
dan pendatang
mengaturkan bakti dan
ngayah di pura.
Interaksi sosial
masyarakat lokal
dengan wisatawan
terjalin baik
1) Sampai saat ini
unteraksi sosial antar
masyarakat lokal
dengan wisatawan
terjalin baik dan tidak
pernah terdengar
adanya konflik antar
warga dan wisatawal,
hal ini dikarenakan
adanya rasa saling
menghormati
2) Interaksi sosial
masyarakat dan
wisatawan terjalin baik
3) Sampai saat ini masih
terjalin dengan baik dan
tidak pernah ada
konflik
Sudah Terlaksana
Interaksi sosial
masyarakat lokal
dengan masyarakat
lainnya (pendatang)
terjalin baik
1) Secara umum terjalin
baik terutama sesame
warga hindu lebih cepat
akrab, namun dengan
non hindu lebih lambat
dalam bersosialisasi
karena ada sebagian
masyarakat yang
bersifat individualistis
2) Interaksi sosial
masyarakat terjalin baik
dan saling toleransi,
namun ada juga
sebagian kecil yang
masih bersifat
Sudah Terlaksana
31
individualistis
3) Terjalin baik dan saling
menghormati satu
dengan yang lainnya.
Terdapat sanggar
kesenian yang
sering pentas di
hotel di kawasan
ITDC
1) Ada sanggar yang
menjalin kerjasama
dengan hotel di ITDC,
yaitu Asti Pradnyasari
yang menyajikan
legong, joget dan rindik
2) Sebagian besar sanggar
kesenian disini
dipanggil untuk pentas
di Hotel kawasan
ITDC, sehingga akan
berdampak positif
terhadap perkembangan
sanggar-sanggar yang
ada di kelurahan benoa,
dan dapat menjaga serta
memelihara kelestarian
kesenian bali.
Sudah Terlaksana
Penertiban
penduduk
pendatang telah
diatur di Kelurahan
1) Dengan Kipem dan
Sidak. Di kelurahan
Benoa sidak dilakukan
dengan 3 lapisan yaitu :
1) Tim Sidak kelurahan
: dipimpin oleh lurah,
babinkam,
babinkamtibnas, hansip
di seluruh wilayah
kelurahan benoa, 2)
Tim Sidak Lingkungan
: disetiap banjar/
lingkunag diberikan
suatu kewenangan
untuk melakukan sidak
yang dikomandoi oleh
ketua lingkungan itu
sendiri dan hanya
dilakukan pada
lingkungan itu saja, 3)
Tim sidak Harian :
sidak yang dilakukan
oleh Trantib, Babinsan,
Babinkamtibnas,
Hansip kelurahan yang
berpatroli ke semua
wilayah kelurahan
Benoa
2) Penertiban penduduk
Sudah Terlaksana
32
sudah ditangani oleh
banjar adat sesuai
dengan lingkungan
dibawah koordinasi
kelurahan.
33
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian bahwa persepsi masyarakat lokal terhadap keberadaan ITDC
sekarang ini adalah baik yaitu
1. Tidak lagi ada keresahan masyarakat lokal mengenai pembebasan tanah, telah ada
kesepakatan tertulis dengan kelurahan Benoa mengenai tenaga kerja dalam pasal 3
bahwa masyarakat lokal deberikan kesempatan kerja minimal 35% sesuai dengan
kebutuhan berdasarkan kompetensi dan kualifikasi basic keilmuan yang dipersyaratkan
oleh investor, keberadaan gedung SD sudah sangat bermanfaat
2. Tidak ada lagi keresahan nelayan terkait dengan penambatan jukung, keamanan
wisatawan mandi di laut, kelancaran lalu lintas jukung, penggunaan pantai juga sudah
tidak ada masalah.
3. Mengenai kegiatan agama /adat dan kesucian Pura sudah terlaksana
4. Keamanan dan ketertiban masyarakat pun sudah terlaksana dengan baik
5. Interaksi sosial antara penduduk lokal dengan wisatawan dan pengunjung tidak
menunjukkan perubahan yang mencolok masih berjalan sesuai norma. Interaksi sosial
masyarakat setempat dengan pendatang baik dan belum ada konflik kepentingan.
Bendesa adat peminge dan bendesa adat bualu menjelaskan , jarang terjadi konflik atau
selisih paham antara penduduk lokal dengan pendatang.
4.2 Rekomendasi
1. Perlu lebih ditingkatkan koordinasi antara nelayan, tukang pijat, tukang acung terutama
saat konferensi besar di kawasan ITDC agar masyarakat bisa bekerja atau bisa dialihkan
pada kegiatan lainnya yang tetap bisa mendatangkan pendapatan
2. Menghimbau kepada hotel hotel sekitar kawasan agar memberitahukan kepada
wisatawan saat upacara keagamaan berlangsung agar menggunkan pakaian yang lebih
sopan
34
3. Mensosialisasikan mengenai perekrutan tenaga kerja lokal agar lebih banyak yang bisa
diserap di hotel hotel kawasan ITDC
4. Diberikan Kompensasi apabila ada event- event di kawasan ITDC seperti konfrensi dll,
karena jika ada event pedagang tidak dapat berjualan, sehingga selama rentang waktu
tertentu tidak memperoleh penghasilan.
35
DAFTAR PUSTAKA
Adisasmita, Raharjo.2006.Membangun Desa Partisipatif.Yogyakarta: Graha Ilmu.
Kusuma, Luh Gede Leli.2012.Partisipasi dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Beraban dalam
Pengelolaan Secara Berkelanjutan Daya Tarik Wisata Tanah Lot (Tesis).Denpasar:
Universitas Udayana.
Mulyadi,Asep.2009.Pengembangan Sumber Daya Manusia Dalam Mendukung Program
Konservasi Lingkungan Laguna Segara Anakan. Jurnal Geografi, Vol.9,No.1,Hal 4.
Murphy, Peter E.1985.Tourism, A Community Approach.Great Britain: University Cambridge.
Nurhidayati, Sri Endah. Community Based Tourism (CBT) sebagai Pendekatan Pembangunan
Pariwisata Berkelanjutan (Jurnal).Surabaya: Program Studi D3 Pariwisata FISIP
Universitas Airlangga dan diakses dalam
http://journal.unair.ac.id/filerPDF/Community%20Based%20Tourism%20_CBT_.pdf
diunduh dan disalin tanggal 3 mei 2013
Swarbrooke,J.1999.Sustainable Tourism Management.USA: CAB International.
36
LAMPIRAN KUESIONER PENELITIAN
KUESIONER PERSEPSI MASYARAKAT LOKAL TERHADAP
KEBERADAAN ITDC
TGL :
NAMA :
ALAMAT :
UMUR :
PEKERJAAN :
NOTELP/HP :
PERNYATAAN S
S
S C
S
T
S
ST
S
ALAS
AN
5 4 3 2 1
POINT 1
Keresahan
penduduk lokal
Masyarakat lokal tidak mempermasalahkan
terkait dengan pembebasan /ganti rugi tanah di
kawasan ITDC
Lebih dari 30% masyarakat lokal telah diterima
sebagai tenaga kerja di kawasan ITDC
Tidak ada keresahan masyarakat lokal terkait
dengan keberadaan gedung SD yang baru
Terdapat kesepakatan dengan pihak desa untuk
penempatan tenaga kerja di kawasan ITDC
Masyarakat lokal bisa dengan bebas masuk ke
kawasan ITDC untuk berekreasi seperti
berenang, bermain , mencari ikan , ngacung
37
Point 2
Keresahan
masyarakat/nelayan
anggota kud
pengelola wisata
bahari
Penambatan jukung/perahu nelayan dan
anggota KUD telah diatur
Selain sebagai nelayan, msyarakat lokal juga
memiliki profesi lain
pendapatan rata rata perhari /perbulan anggota
nelayan telah mampu mencukupi kebutuhan
sandang,pangan, papan
Keamanan wisatawan mandi di laut sudah dijaga
oleh pengaman pantai
Lalulintas jukung di sepanjang pantai Nusa Dua
lancar dan tidak pernah terjadi tabrakan antar
jukung.
Penggunaan pantai oleh hotel dan nelayan untuk
wisata bahari sudah diatur
Point 3.
Terganggunya
Kegiatan Agama
/adat dan kesucian
Pura
Masyarakat lokal penyungsung Pura Samuh dan
Pura Mengiat bisa menggunakan jalan darat
melalui hotel club med ke Pura Samuh
Wisatawan menggunakan pakaian yang sopan
saat menonton kegiatan upacara di pantai saat
melasti atau odalan
Masyarakat adat desa bualu dan peminge bebas
melakukan kegiatan agama di pantai Samuh dan
mengiat
Masyarakat pendatang maupun wisatawan tidak
mengganggu saat berlangsungnya kegiatan
keagamaan di pura
Point 4
Terganggunya
keamanan dan
ketertiban
masyarakat
Kriminalitas sangat minim terjadi di kawasan
ITDC
38
Pedagang acung tidak membuat wisatawan
merasa terganggu
Keberadaan tukang pijat di kawasan pantai tidak
mengganggu kenyamanan wisatawan
Pedagang acung memiliki tempat berjualan
yang tetap dan nyaman
Wisatawan merasa nyaman terhadap keberadaan
taxi di kawasan itdc.
Point 5
Interaksi sosial
antara penduduk
lokal dengan
wisatawan dan
pengunjung
Kehidupan sosial budaya masyarakat
berkembang dengan baik dengan adanya
pengembangan kawasan ITDC
perubahan perilaku masyarakat lokal dengan
pengembangan kawasan ITDC
perubahan perilaku muda mudi setempat dengan
pengembangan kawasan ITDC
perilaku wisatawan bisa merubah perilaku
masyarakat lokal
perkembangan kehidupan beragama masyarakat
lokal terjalin baik
Interaksi sosial masyarakat lokal dengan
wisatawan terjalin baik
Interaksi sosial masyarakat lokal dengan
masyarakat lainnya (pendatang) terjalin baik
Terdapat sanggar kesenian yang sering pentas di
hotel di kawasan ITDC
Penertiban penduduk pendatang telah diatur di
Kelurahan
39
Lampiran pengesahan
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Penelitian : Persepsi Masyarakat Lokal Terhadap Kawasan Pariwisata Nusa Dua
Bidang Ilmu : Kepariwisataan
Ketua Peneliti
a. Nama lengkap dengan gelar : Ni Putu Ratna Sari , SST. Par., M.Par
b. NIP/NIDN : 197807022008122001/ 0002077806
c. Pangkat / Gol. : Penata /III c
d. Jabatan Fungsional/Struktural : Lektor
e. Program Studi/Jurusan : Diploma IV Pariwisata
f. Fakultas : Pariwisata
g. Alamat rumah /HP : Jl Nangka Utara Perumahan Taman Nangka
Indah E16
h. E-mail : [email protected]
Jumlah Tim Peneliti : 2 (dua ) orang
Lokasi Penelitian : Kawasan pariwisata Nusa Dua
Denpasar, 25 Oktober 2015
Mengetahui, Ketua Peneliti,
Ketua Program Studi Diploma IV Pariwisata
Universitas Udayana
Ni Made Ariani, SE.,M.Par. Ni Putu Ratna Sari , SST. Par., M.Par
NIP. 197801282006042027 NIP. 197807022008122001
Mengetahui
Dekan Fakultas Pariwisata
Universitas Udayana
Drs. I Made Sendra, M.Si
NIP. 196508222000031001
40
Lampiran rekapitulasi responden
P1 P2 P3 P4 P5 P1 P2 P3 P4 P5 P6 P1 P2 P3 P4 P1 P2 P3 P4 P5 P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9
1 I Wayan Sadra (dekat SD) 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
2 Pemangku pura samuh 4 4 5 4
3 Drs. I Wayan Solo, M.Si (Lurah) 5 4 4 4 4 4 5 5 2 5 4 5 4 5
4 Wayan Ramin (Tukang pijit) 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
5 Bu Gendri (tukang Pijit) 5 4 4 3 4 3 3 3 4 5 4 4 4 4
6 Made Sarini (tukang Pijit) 4 5 4 4 4 4 4 2 2 4 4 5 4 4
7 Made Sayun (Ketua KUD) 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4
8 Nyoman Kusumanata (wakil KUD) 4 4 5 5 4 5 4 4 5 4 4
9 Made Wena (Nelayan) 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
10 Ketut Sinar (Sekretaris KUD) 3 4 4 4 4 5 5 3 4 3 4
11 Wayan Pindah (Nelayan) 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4
12 Wayan Sudika (Bendahara KUD) 5 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4
13 Pak Ranteb (Nelayan) 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5
14 Putu Geret (Nelayan) 4 5 4 4 4 5 4 3 4 4 5
15 Pak Karta (Nelayan) 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4
16 Pak Dogles (Nelayan) 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
17 I Made Retha (bendesa bualu) 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
18 I Wayan Nuratna (sopir Taxi) 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
19 Jero Mangku Lika (mangku Mengiat) 4 3 4 4
20 I Wayan Lemes (bendesa peminge) 4 4 4 4 5 4 4 4 4 2 5 5 5 5 5 5 3 4
21 I Ketut Koder (Ketua KUD) 4 2 4 4 4 4 4 4 5 5 4
22 Nyoman Tirman (Nelayan) 4 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4
2 Wayan Dirna (Nelayan) 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
24 Nyoman Sadnya (nelayan) 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
25 Wayan Setel (Nelayan) 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
26 Ketut Sono (Nelayan) 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
27 Ketut Rintia (Nelayan) 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
28 Nyoman Mulyanto (Nelayan) 4 3 4 4 4 4 4 2 4 4 4
29 Wayan Lampias (Nelayan) 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4
30 I Ketut Karsa (Nelayan) 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Total Skor per item Pertanyaan 83 82 87 84 84 87 84 78 87 85 82 16 15 17 16 26 28 27 26 27 25 29 27 25 31 29 31 27 29
Rata-rata Skor 4 3,9 4,1 4 4 4,1 4 3,7 4,1 4 4,1 4 3,8 4,3 4 4,3 4 3,9 3,7 3,9 3,6 4,1 3,9 3,6 4,4 4,1 4,4 3,86 4
Point 11 Point 13
TABULASI DATA KUESIONER
No. Responden
Point 8 Point 9 Point 10
41
42
43