persepsi pasien peserta jaminan kesehatan …lib.unnes.ac.id/20334/1/6411411119-s.pdf · kesehatan...
TRANSCRIPT
PERSEPSI PASIEN PESERTA
JAMINAN KESEHATAN NASIONALTERHADAP
PELAYANAN KESEHATAN DI INSTALASI
RAWAT INAP SA’AD IBNU ABI WAQQASH
RUMAH SAKIT ISLAM SUNAN KUDUS
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat
Oleh :
Diah Ayu Latifah
NIM. 6411411119
JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015
i
PERSEPSI PASIEN PESERTA
JAMINAN KESEHATAN NASIONALTERHADAP
PELAYANAN KESEHATAN DI INSTALASI
RAWAT INAP SA’AD IBNU ABI WAQQASH
RUMAH SAKIT ISLAM SUNAN KUDUS
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat
Oleh :
Diah Ayu Latifah
NIM. 6411411119
JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015
ii
Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Semarang
Juni 2015
ABSTRAK
Diah Ayu Latifah
Persepsi Pasien Peserta Jaminan Kesehatan Nasional terhadap Pelayanan
Kesehatan di Instalasi Rawat Inap Sa’ad Ibnu Abi Waqqash Rumah Sakit
Islam Sunan Kudus
XV + 113 halaman + 10 tabel + 5 gambar + 14 lampiran
Mutu pelayanan rumah sakit dapat mempengaruhi penilaian dari pasien
sebagai customer rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Persepsi
peserta JKN terhadap pelayanan kesehatan di Instalasi Rawat Inap Sa’ad Ibnu Abi
Waqqash Rumah Sakit Islam Sunan Kudus. Penelitian ini menggunakan metode
penelitian kualitatif dengan teknik pengambilan responden purposive sampling.
Responden berjumlah 5 pasien peserta JKN Non-PBI kelas 3, Kepala Rekam
Medis, dan Wakil Kepala Perawat. Teknik pengambilan data menggunakan teknik
observasi dan wawancara, kemudian dilanjutkan dengan analisis data deskriptif
dan disajikan dalam bentuk narasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara
umum pengetahuan pasien tentang program JKN terbatas. pasien tidak
mengetahui banyak mengenai program JKN. Persepsi pasien terhadap pelayanan
yang diberikan oleh pihak rumah sakit, baik pelayanan administrasi, medis,
keperawatan, serta penunjang medis sudah baik. Berdasarkan hasil penelitian,
pelayanan yang diberikan rumah sakit sudah baik. Namun, rumah sakit harus tetap
melakukan evaluasi terkait fasilitas yang disediakan, karena hal tersebut
menyangkut kenyamanan pasien.
Kata Kunci : Jaminan Kesehatan Nasional, Pelayanan Rumah Sakit,
Persepsi Pasien
Kepustakaan : 51 (2005-2015)
iii
Public Health Science Departement
Faculty of Sport Science
Semarang State University
June 2015
ABSTRACT
Diah Ayu Latifah
Patient’s Perception of Jaminan Kesehatan Nasional’s Member for Health
Service in Sa’ad Ibnu Abi Waqqash Room, Sunan Kudus Muslim Hospital
XV + 113 pages + 10 tables + 5 images + 14 attachments
Hospital services quality may affect the assessment of hospital patients as
customers. Research purposes was to describe the perception of JKN participants
for health care in Sa'ad Ibnu Abi Waqqahs Inpatient Unit, Sunan Kudus Islamic
Hospital. This study used qualitative research methods with capturing-respondent
technique used purposive sampling. Respondents were 5 patients who JKN
participants grade 3, a Head of Medical Record, and a Deputy Head of Nursing.
Data collection technique used observation and in-depth interviews, then
descriptive data analysis and presented in narrative form. The results showed that
patients generally did not know to much about JKN program. Patients perception
about provided services by the hospital, whether administrative services, medical
services, nursing services, medical support services was good. Based on the
research result, provided services by the hospital was good. However, the hospital
must conduct an evaluation about the facilities, because it was concern the
patient's comfort.
Keywords : National Health Insurance, Hospital Service, Patient’s
Perception
Reference : 51 (2005-2015)
iv
v
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto :
1. Kemenangan yang seindah-indahnya dan sesukar-sukarnya yang boleh
direbut oleh manusia ialah menundukan diri sendiri. (Ibu Kartini )
2. Sesungguhnya bersama kesukaran itu ada keringanan. Karena itu bila kau
sudah selesai (mengerjakan yang lain). Dan berharaplah kepada Tuhanmu.
(Q.S Al Insyirah : 6-8).
3. Ingatlah, boleh jadi manusia itu mencintai sesuatu yang membahayakan
dirinya atau membenci sesuatu yang bermanfaat baginya. Mohonlah
petunjuk-Nya.
4. You can do anything you set your mind to...
Persembahan :
Tanpa mengurangi rasa syukur kepada
Allah SWT, saya persembahkan skripsi ini
untuk :
1. Kedua Orang Tua tercinta ( Bapak Alm.
H. Farkhan dan Ibu Muslimah ) yang
telah membesarkan, mendidik dengan
rasa sayang penuh kesabaran serta
pengorbanannya.
2. Keluarga besar yang ada di Jepara
3. Sahabat-sahabat ku tercinta
4. Almamater tercinta jurusan Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu
Keolahragaan Universitas Negeri
Semarang
vii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala karunia-
Nya, yang telah melimpahkan rahmat kepada setiap hambanya sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Persepsi Pasien Peserta Jaminan
Kesehatan Nasional terhadap Pelayanan Kesehatan di Instalasi Rawat Inap Sa’ad
Ibnu Abi Waqqash Rumah Sakit Islam Sunan Kudus “.Skripsi ini disusun untuk
memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat di
Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang (UNNES).
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini banyak sekali
memperoleh bantuan baik moril maupun materil dari berbagai pihak, maka pada
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus dan ikhlas
kepada :
1. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang, Dr. Harry
Pramono, M.Si., atas izin penelitiannya.
2. Ketua Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Semarang Irwan Budiono, SKM., M.Kes (Epid), atas izin
penelitiannya.
3. Dosen Pembimbing, Bapak Drs. Bambang Wahyono, M.Kes., yang telah
banyak meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam membimbing dan
memberikan pengarahan dalam menyusun skripsi ini.
4. Seluruh dosen pengajar dan staf Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat.
5. Direktur Rumah Sakit Islam Sunan Kudus, Dr. H. Farid Noor. M. Kes., atas
izin penelitian yang diberikannya.
viii
6. Seluruh responden penelitian, atas bantuannya dalam penelitian ini.
7. Alm. Bapak dan Ibu tercinta atas do’a, motivasi, dan segala pengorbanan serta
bantuannya dalam penyelesaian skripsi ini.
8. Mbak In, Mbak Sun, Mas Ais, dan seluruh keluarga besar saya, atas doa,
motivasi dan bantuannya.
9. Sahabat-sahabat tersayang ( Asni, Ndari, Fay, Wiran, Ulfa, Rizsa, Budi, Adit,
Astri, Hamid, Iqbal ), teman-teman Peminatan AKK, dan teman-teman
Jurusan IKM angkatan 2011, atas motivasi, do’a, dan bantuannya dalam
penyelesaian skripsi ini.
10. Keluarga besar Himpunan Mahasiswa Ilmu Kesehatan Masyarakat 2012 dan
2013 atas do’a, motivasi, dan bantuannya.
11. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.
Semoga amal baik dari semua pihak, mendapat pahala yang berlipat ganda
dari Allah SWT.
Penulis menyadari dengan sepenuh hati, bahwa dalam penyusunan skripsi
ini masih banyak kekurangan baik dari segi materi maupun teknis penulisan
karena keterbatasan yang dimiliki penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat
bagi kita semua khususnya penulis sendiri.Oleh karena itu, kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan.
Semarang, Juni 2015
Diah Ayu Latifah
ix
DAFTAR ISI
SAMPUL ......................................................................................................... i
ABSTRAK ...................................................................................................... ii
ABSTRACT ..................................................................................................... iii
PERNYATAAN .............................................................................................. iv
PENGESAHAN .............................................................................................. v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. vi
KATA PENGANTAR .................................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 6
1.4 Manfaat Hasil Penelitian .......................................................................... 7
1.5 Keaslian Penelitian ................................................................................... 8
1.6 Ruang Lingkup Penelitian ........................................................................ 9
1.6.1 Ruang Lingkup Tempat ......................................................................... 9
1.6.2 Ruang Lingkup Waktu........................................................................... 10
1.6.3 Ruang Lingkup Keilmuan ..................................................................... 10
x
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori ......................................................................................... 11
2.1.1 Persepsi .................................................................................................. 11
2.1.2 Pelayanan Kesehatan ............................................................................. 17
2.1.3 Rumah Sakit .......................................................................................... 19
2.1.4 Jaminan Kesehatan Nasional ................................................................. 26
2.2 Kerangka Teori ......................................................................................... 42
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Alur Pikir .................................................................................................. 44
3.2 Fokus Penelitian ....................................................................................... 44
3.3 Jenis dan Rancangan Penelitian ................................................................ 45
3.4 Sumber Informasi ..................................................................................... 45
3.5 Instrumen Penelitian dan Teknik Pengambilan Data ............................... 48
3.6 Prosedur Penelitian ................................................................................... 49
3.7 Pemeriksaan Keabsahan Data ................................................................... 50
3.8 Teknik Analisis Data ................................................................................ 51
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum ..................................................................................... 53
4.1.1 Sejarah dan Perkembangan Rumah Sakit Islam SunanKudus............... 53
4.1.2 Visi, Misi, Tujuan Rumah Sakit Islam Sunan Kudus ............................ 54
4.1.3 Struktur Organisasi Rumah Sakit Islam Sunan Kudus .......................... 55
4.1.4 Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Islam SunanKudus ........................ 55
4.2 Hasil Penelitian ......................................................................................... 57
xi
4.2.1 Karakteristik Responden ........................................................................ 57
4.2.2 Pengetahuan Responden mengenai Program Jaminan Kesehatan
Nasional ................................................................................................ 60
4.2.3 Pelayanan Administrasi Rumah Sakit ................................................... 65
4.2.4 Pelayanan Medis Rumah Sakit .............................................................. 68
4.2.5 Pelayanan Keperawatan Rumah Sakit ................................................... 73
4.2.6 Pelayanan Penunjang Medis Rumah Sakit ............................................ 78
4.2.7 Pelayanan Rujukan Rumah Sakit .......................................................... 80
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Pembahasan .............................................................................................. 85
5.1.1 Karakteristik Responden ........................................................................ 85
5.1.2 Identitas Informan Triangulasi Sumber ................................................. 87
5.1.3 Pengetahuan Responden tentang Program Jaminan Kesehatan Nasional 88
5.1.4 Persepsi Responden tentang Pelayanan Administrasi Rumah Sakit ..... 94
5.1.5 Persepsi Responden tentang Pelayanan Medis Rumah Sakit ................ 96
5.1.6 Persepsi Responden tentang Pelayanan Keperawatan Rumah Sakit ..... 98
5.1.7 Persepsi Responden tentang Pelayanan Penunjang Medis Rumah Sakit 99
5.1.8 Persepsi Responden tentang Pelayanan Rujukan Rumah Sakit............. 100
5.2 Hambatan dan Kelemahan Penelitian ....................................................... 102
5.2.1 Hambatan Penelitian .............................................................................. 102
5.2.2 Kelemahan Penelitian ............................................................................ 103
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 105
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 109
xii
LAMPIRAN .................................................................................................... 114
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Penelitian-penelitian yang Relevan dengan Penelitian ini ............. 8
Tabel 4.1 Jumlah Tenaga Kerja Rumah Sakit Islam Sunan Kudus ............... 55
Tabel 4.2 Dokter Prakter Rumah Sakit Islam Sunan Kudus .......................... 56
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin ......................... 57
Tabel 4.4 Karakteristik Responden Menurut Kategori Umur ........................ 58
Tabel 4.5 Karakteristik Responden Menurut Kategori Agama ...................... 58
Tabel 4.6 Karakteristik Responden Menurut Kategori Pekerjaan.................. 59
Tabel 4.7 Karakteristik Responden Menurut Kategori Pendidikan Terakhir. 59
Tabel 5.1 Karakteristik Responden Utama .................................................... 85
Tabel 5.2 Identitas Informan Triangulasi Sumber ......................................... 88
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Proses Terjadinya Persepsi ........................................................... 12
Gambar 2.2 Alur Pelayanan Kesehatan ........................................................... 42
Gambar 2.3 Kerangka Teori ............................................................................. 43
Gambar 3.1 Alur Pikir Penelitian ..................................................................... 44
Gambar 5.1 Alur Pelayanan Kesehatan ............................................................ 91
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Keputusan Pembimbing Skripsi
Lampiran 2 Surat Ehtical Clearance
Lampiran 3 Surat Ijin Penelitian dari Fakultas
Lampiran 4 Surat Persetujuan Ijin Penelitian Rumah Sakit Islam Sunan Kudus
Lampiran 5 Lembar Persetujuan Keikutsertaan Responden dalam Penelitian
Lampiran 6 Daftar Responden
Lampiran 7 Daftar Informan Triangulasi
Lampiran 8 Lembar Checklist Observasi
Lampiran 9 Lembar Panduan Wawancara
Lampiran 10 Lembar Panduan Triangulasi Sumber
Lampiran 11 Lembar Validitas Data
Lampiran 12 Surat Keterangan Telah Mengambil Data dari Tempat Penelitian
Lampiran 13 Lembar Persetujuan Keikutsertaan dalam Penelitian
Lampiran 14 Dokumentasi
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Kesehatan adalah hak dasar setiap orang, dan semua warga negara
berhak mendapatkan pelayanan kesehatan.UUD 1945 mengamanatkan bahwa
jaminan kesehatan bagi masyarakat, khususnya yang miskin dan tidak
mampu, adalah tanggung jawab pemerintah pusat dan daerah. Pada UUD
1945 Perubahan, Pasal 34 ayat 2 menyebutkan bahwa negara
mengembangkan Sistem Jaminan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pemerintah menjalankan UUD 1945 tersebut dengan mengeluarkan UU
Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) untuk
memberikan jaminan sosial menyeluruh bagi setiap orang dalam rangka
memenuhi kebutuhan dasar hidup yang layak menuju terwujudnya
masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil, dan makmur. Dalam UU Nomor
36 Tahun 2009 tentang Kesehatan juga ditegaskan bahwa setiap orang
mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di
bidang kesehatan dan memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu,
dan terjangkau.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah mencanangkan
cakupan menyeluruhkepesertaan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan pada
tahun 2014 yang berarti bahwa seluruh penduduk di Indonesia mulai 1
Januari 2014 harus memiliki Jaminan Pemeliharaan
2
Kesehatan, meskipun demikian data yang peneliti peroleh dari Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial pada 6 Januari 2015 jumlah peserta BPJS baru
133.610.852 orang (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, 2015).
Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) ini bertujuan menjamin
agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan
dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan.Melalui program ini diharapkan
dapat memenuhi kebutuhan dasar kesehatan masyarakat Indonesia sehingga
dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia.
Program Jaminan Kesehatan Nasional menjamin beberapa pelayanan
kesehatan di beberapa fasilitas kesehatan yang bekerjasama dengan Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).Sesuai Undang-undang Nomor 44
Tahun 2009, Rumah sakit sebagai pelayanan kesehatan rujukan tingkat
lanjutan menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna
yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
Diberlakukannya program Jaminan Kesehatan Nasional, pasien yang
terdaftar sebagai peserta JKN tidak perlu membayar biaya pengobatan lagi,
karena setiap bulannya telah membayar premi ke BPJS Kesehatan atau telah
dibayarkan preminya oleh pemerintah jika peserta tersebut masuk ke dalam
golongan Penerima Bantuan Iuran (PBI). Akan tetapi, berdasarkan Peraturan
Menteri Kesehatan No. 69 Tahun 2013, pasien mendapatkan pelayanan
kesehatan rujukan tingkat lanjutan sesuai paket layanan yang didasarkan
kepada pengelompokan diagnosis penyakit yang disebut denganIndonesian
Case Based Groups (INA-CBG’s).
3
Saat ini, sesuai data yang peneliti dapatkan dari BPJS, dari total 2.300
Rumah Sakit di Indonesia (Swasta maupun Pemerintah), sebanyak 1.613
Rumah Sakit yang telah melakukan perjanjian kerjasama dengan Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan per 6 Januari 2015,
termasuk Rumah Sakit Islam Sunan Kudus.
Rumah Sakit Islam “Sunan Kudus” merupakan institusi pelayanan
kesehatan milik Yayasan Islam Kudus (YAKIS).Tujuan utama didirikan
Yayasan Islam Kudus (YAKIS) adalah penyelenggara usaha kesehatan
masyarakat sebagai perwujudan amaliyah sesuai dengan ajaran Islam, turut
membantu pemerintah dalam rangka menyediakan sarana dan prasarana
kesehatan di Kudus. Tepat pada tanggal 01 Oktober 1990 M / 12 Rabi’ul
Awal 1411 H Rumah Sakit Islam “Sunan Kudus” dioperasikan pertama kali
yang peresmiannya dilakukan oleh Bapak H. Moh. Ismail Gubernur Kepala
Daerah Tingkat I Jawa Tengah. Status dari Rumah Sakit Islam “Sunan
Kudus” adalah Rumah Sakit Umum swasta type Madya (type C) berdasarkan
penetapan kelas oleh Dirgen Yanmed Nomer : YM.00.02.3.4.312 tanggal 28
April 1990 M.
Diantara beberapa rumah sakit di Kabupaten Kudus yang bekerjasama
dengan BPJS Kesehatan, peneliti melakukan studi pendahuluan di dua rumah
sakit, yakni Rumah Sakit Umum Daerah Kudus dan Rumah Sakit Islam
Sunan Kudus. Hasil dari studi pendahuluan yang dilakukan pada bulan
November 2014 tersebut menunjukkan bahwa angka kunjungan pasien di
Rumah Sakit Islam Sunan Kudus relatif lebih sedikit dibandingkan Rumah
4
Sakit Umum Daerah Kudus. Pada bulan Januari 2014 Bed Occupation Rate
(BOR) Rumah Sakit Islam Sunan Kudus hanya sebesar 62,26 %. Hingga
pada bulan November 2014 BOR tersebut masih sebesar 69,53 %. Sedangkan
BOR Instalasi Rawat Inap Sa’ad Ibnu Abi Waqqash pada bulan Januari 2014
sebesar 57,98% dan pada bulan November 2014 sebesar 65,89% (SIRS
Rumah Sakit Islam Sunan Kudus). Hal tersebut menunjukkan bahwa BOR
Rumah Sakit Islam Sunan Kudus masih dibawah stadar nasional asuhan
kesehatan RSU di Indonesia, yakni sebesar 75-85% (Muninjaya Gde, 2013:
164).
Bed Occupation Rate merupakan prosentase pemakaian tempat tidur
pada satuan waktu tertentu.Indikator ini memberikan gambaran tinggi
rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur yang menjadi salah satu hal
penting dalam penilaian mutu efisiensi rumah sakit (Sabarguna, BS, 2008:
36).SalahsatupenyebabrendahnyaBORadalahpasien
yangpernahdirawatmerasakurangpuaskemudianmemutuskantidakakanmengg
unakanjasapelayananrumahsakititulagibaikbagidirinyamaupunkeluargayang
akhirnyamembentukpersepsikurangbaikterhadappelayananrawatinaprumahsa
kittersebut. Meskipun demikian rendahnya BOR tidak menjadi indikator
mutlak jeleknya mutu pelayanan suatu rumah sakit.
Mutu pelayanan rumah sakit dapat mempengaruhi penilaian dari pasien
sebagai customer rumah sakit. Penilaian merupakan suatu cara yang
sistematis dari pengalaman yang dimiliki untuk meningkatkan pencapaian,
pelaksanaan, dan perencanaan terhadap suatu program melalui pemilihan
5
secara seksama berbagai kemungkinan yang tersedia guna penerapan
selanjutnya (Husein Umar, 2005: 42). Mutu ditentukan sebagian oleh
kenyataan, maka pengukuran mutu diukur dengan menggunakan persepsi
pelanggan, dalam hal ini pasien, tentang jasa yang diterima (Supranto J,
2011: 6).
Hasil kesimpulan Kuat Mustarom (2005) yang melakukan penelitian
pada Instalasi Rawat Inap Umar Bin Khattab Rumah Sakit Islam Sunan
Kudus bahwa secara umum, pelayanan di RSI Sunan Kudus belum sampai
pada taraf memuaskan, namun juga tidak sampai menyebabkan keluhan pada
pasien. Terdapat beberapa atribut yang harus segera diperbaiki, yaitu
keramahan dan kesopanan dokter, perawat, maupun staf RS dalam melayani
pasien atau pengunjung; keluasan tempat parkir di RS; kebersihan dan
kenyamanan ruang tunggu di RS; kebersihan toilet/wc di ruang rawat inap;
tampilan dan letak fasilitas penunjuk informasi (untuk memudahkan pasien
dalam mengetahui ruangan, waktu pelayanan, dan dokter yang bertugas);
serta kemudahan pasien dalam menghubungi dokter bila diperlukan.Sampai
pada tahun 2015 belum dilakukan penelitian lagi mengenai mutu maupun
kepuasan pelayanan di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Islam Sunan
Kudus.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Sesuai dengan latar belakang tersebut maka dapat dirumuskan masalah
yang akan dikemukakan yaitu
6
1. Bagaimana persepsi pasien peserta Jaminan Kesehatan Nasionalterhadap
pelayanan administrasi di Instalasi Rawat Inap Sa’ad Ibnu Abi Waqqash
Rumah Sakit Islam Sunan Kudus?
2. Bagaimana persepsi pasien peserta Jaminan Kesehatan Nasional terhadap
pelayanan medis di Instalasi Rawat Inap Sa’ad Ibnu Abi Waqqash Rumah
Sakit Islam Sunan Kudus?
3. Bagaimana persepsi pasien peserta Jaminan Kesehatan Nasional terhadap
pelayanan keperawatan di Instalasi Rawat Inap Sa’ad Ibnu Abi Waqqash
Rumah Sakit Islam Sunan Kudus?
4. Bagaimana persepsi pasien peserta JKN terhadap pelayanan penunjang
medis di Instalasi Rawat Inap Sa’ad Ibnu Abi Waqqash Rumah Sakit
Islam Sunan Kudus?
1.3 TUJUAN PENELITIAN
Tujuan Umum
Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui Persepsi peserta
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) terhadap pelayanan kesehatan di Instalasi
Rawat Inap Sa’ad Ibnu Abi Waqqash yang diberikan oleh Rumah Sakit Islam
Sunan Kudus.
Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui persepsi pasien peserta JKN terhadap pelayanan
administratif di instalasi rawat inap Sa’ad Ibnu Abi Waqqash Rumah
Sakit Islam Sunan Kudus
7
2. Untuk mengetahui persepsi pasien peserta JKN terhadap pelayanan medis
yang diberikan oleh dokter di instalasi rawat inap Sa’ad Ibnu Abi
Waqqash Rumah Sakit Islam Sunan Kudus
3. Untuk mengetahui persepsi pasien peserta JKN terhadap pelayanan
keperawatan di instalasi rawat inap Sa’ad Ibnu Abi Waqqash Rumah
Sakit Islam Sunan Kudus
4. Untuk mengetahui persepsi pasien peserta JKN terhadap pelayanan
penunjang klinis di instalasi rawat inap Sa’ad Ibnu Abi Waqqash Rumah
Sakit Islam Sunan Kudus
1.4 MANFAAT HASIL PENELITIAN
1. Bagi Rumah Sakit Islam Sunan Kudus
Sebagai masukan kepada pihak manajemen rumah sakit tentang
persepsi pasien peserta JKN di RSI Sunan Kudus mengenai pelayanan
kesehatan yang telah dirasakan dan diterima oleh pasien serta sebagai
evaluasi dari pelaksanaan program Jaminan Kesehatan Nasional.
2. Bagi Peneliti
Bermanfaat untuk menambah pengalaman tentang manajemen
pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Islam Sunan Kudus
3. Bagi Masyarakat
Sebagai bahan pertimbangan atau referensi dalam pemilihan
fasilitas pelayanan kesehatan.
8
1.5 KEASLIAN PENELITIAN
Tabel 1.1 Penelitian-penelitian yang Relevan dengan Penelitian ini
No. Judul
Penelitian
Nama
Peneliti
Tahun dan
tempat
penelitian
Hasil
Penelitian
1. Analisa Kualitas
Pelayanan
Kesehatan
Bagian Rawat
Inap Umar Bin
Khattab
Rumah Sakit
Islam Sunan
Kudus
Menggunakan
Zona Toleransi
Kuat
Mustarom
2005
Di Rumah Sakit
Islam Sunan
Kudus
Secara umum,
Pelayanan di
RSI Sunan
Kudus belum
sampai pada
taraf
memuaskan,
namun juga
tidak
Sampai
menyebabkan
keluhan pada
pasien.
2. Persepsi
Pengguna
Jaminan
Kesehatan
Masyarakat
(JAMKESMAS)
terhadap
Pelayanan
Kesehatan di
Rumah Sakit
Haji Medan
Siti Chotimah
2008
Di Rumah Sakit
Haji Medan
Persepsi
pengguna
Jamkesmas
terhadap
pelayanan
kesehatan di
Rumah Sakit
Haji Medan baik
itu dari segi
fasillitas atau
sarana dan
prasarana,
pelayanan medis
maupun
pelayanan
administrasi
adalah positif.
3. Persepsi Pasien
Terhadap
Layanan Rawat
Inap Di Rumah
Sakit Umum
Daerah Prof.
DR. Margono
Soekarjo
Purwokerto,
Sunrestia Wiji
One
2012
Di Rumah Sakit
Umum Daerah
Prof. DR.
Margono
Soekarjo
Purwokerto
Persepsi pasien
berbeda
tergantung pada
kondisi
latar belakang
pasien serta
faktor intern
berupa harapan
dan perasaan.
9
Jawa Tengah Pasien
kelas atas
memiliki
perasaan senang
karena tingkat
kesembuhan
yang cukup
cepat, sehingga
mempersepsikan
layanan rawat
inap yang ada
cukup bagus.
Pasien bawah
dengan latar
belakang yang
berbeda
menpersepsikan
layanan
rawat inap yang
diberikan
kurang.
Hal yang membedakan penelitian ini dengan penelitian-penelitian
sebelumnya adalah Penelitianmengenai persepsi pasien peserta Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN) terhadap pelayanan kesehatan di suatu rumah
sakit belum pernah dilakukan.
1.6 RUANG LINGKUP
1.6.1 Ruang Lingkup Tempat
Lokasi penelitian ini adalah di Rumah Sakit Islam Sunan Kudus
yang beralamat di Jalan Kudus Permai No. 1, Garunglor, Kaliwungu,
Kudus, Jawa Tengah.
10
1.6.2 Ruang Lingkup Waktu
Pelaksanaan penelitian ini dimulai pada bulan Maret sampai Mei
2015.
1.6.3 Ruang Lingkup Keilmuan
Bidang ilmu kesehatan masyarakat yang berhubungan dengan
administrasi rumah sakit khususnya sub bidang pelayanan medis
rumah sakit.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. LANDASAN TEORI
2.1.1. Persepsi
2.1.1.1. Pengertian Persepsi
Menurut Suranto (2010: 197) Persepsi merupakan proses internal
yang dilalui individu dalam menyeleksi dan mengatur stimuli yang
datang dari luar. Stimuli itu ditangkap oleh indera, dan secara spontan
pikiran dan perasaan kita akan memberi makna atas stimuli tersebut.
informasi atau stimuli ditangkap oleh indera dengan cara mendengar,
melihat, meraba, mencium, dan merasa. Stimuli dikirim ke otak untuk
dipelajari dan diinterpretasikan.
Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses
penginderaan, yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh
individu melalui alat indera atau juga disebut proses sensori. Stimulus
tersebut diteruskan dan proses selanjutnya merupakan proses persepsi.
Proses persepsi tidak dapat lepas dari proses dari penginderaan, dan
proses penginderaan merupakan proses pendahulu dari proses persepsi.
Stimulus yang diindera kemudian oleh individu kemudian
diorganisasikan dan diinterpretasikan, sehingga individu menyadari dan
mengerti tentang apa yang diindera tersebut, dan proses ini disebut
persepsi (Walgito Bimo, 2010: 99).
12
2.1.1.2. Proses Terjadinya Persepsi
Pertama terjadinya persepsi adalah karena adanya objek/stimulus
yang merangsang untuk ditangkap oleh panca indera (objek tersebut
menjadi perhatian panca indera) (Widayatun TS, 2009: 111), kemudian
stimulus/objek perhatian tadi dibawa ke otak. Dari otak terjadi adanya
“kesan” atau jawaban (response) adanya stimulus, berupa kesan atau
response dibalikkan ke indera kembali berupa “tanggapan” atau persepsi
atau hasil kerja indera berupa pengalaman hasil pengolahan otak.
Gambar 2.1. Proses Terjadinya Persepsi
(Sumber :Ilmu Perilaku, 2009, 111)
2.1.1.3. Bentuk-Bentuk Persepsi
Menurut Widyatun TS (2009: 112) terdapat beberapa bentuk
persepsi, yakni:
a. Persepsi bentuk yang dipersepsi bentuk obyek
b. Persepsi kedalaman
Ada mono dan bi atau disebut dengan Monoculer Cues
c. Persepsi gerak
Persepsi gerak ini terdiri dari gerak nyata dan gerak maya
d. Persepsi terhadap diri sendiri
Persepsi
output
Indra di otak
(pusat syaraf)
Deproses
Indra(input) Sensoris
Obyek/
stimulasi
13
e. Persepsi dengan berbagai jenis yang berhubungan dengan gerak
motoris
1. Persepsi auditif/suara
2. Persepsi vision/penglihatan
3. Persepsi bau/penciuman
4. Persepsi motoris/gerak
5. Persepsi pengecap/lidah/rasa
6. Persepsi peraba/kulit
f. Persepsi yang dilihat dari konstansinya
1. Persepsi warna
2. Persepsi bentuk
3. Persepsi besar/kecil (persepsi ukuran)
4. Persepsi tempat
5. Persepsi jauh/dekat (objek)
2.1.1.4. Faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Menurut Notoatmodjo (2010: 104) Ada banyak faktor yang akan
menyebabkan stimulus dapat masuk dalam rentang perhatian kita. Faktor
penyebab ini dapat kita bagi menjadi dua bagian besar yaitu faktor
eksternal dan faktor internal.Faktor eksternal adalah faktor melekat pada
objeknya, sedangkan faktor internal adalah faktor yang ada pada orang
yang mempersepsikan stimulus tersebut.
14
a. Faktor Eksternal
1. Kontras
Cara termudah untuk menarik perhatian adalah dengan
membuat kontras baik pada warna, ukuran, bentuk atau gerakan.
2. Perubahan Intensitas
Suara yang berubah dari pelan menjadi keras, atau cahaya
yang berubah dengan intensitas tinggi akan menarik perhatian
kita.
3. Pengulangan (Repetition)
Iklan yang diulang-ulang akan lebih menarik perhatian kita,
walaupun seringkali kita merasa jengkel dibuatnya.
4. Sesuatu yang baru (novelty)
Suatu stimulus yang baru akan lebih menarik perhatian kita
daripada sesuatu yang telah kita ketahui.
5. Sesuatu yang menjadi perhatian orang banyak
Suatu stimulus yang menarik perhatian orang banyak akan
menarik perhatian kita.
b. Faktor Internal
1. Pengalaman/pengetahuan
Pengalaman atau pengetahuan yang dimiliki seseorang
merupakan faktor yang berperan dalam menginterpretasikan
stimulus yang diperoleh. Pengalaman masa lalu atau apa yang
15
telah kita pelajari akan menyebabkan terjadinya perbedaan
persepsi.
2. Harapan atau Expectation
Harapan terhadap sesuatu akan mempengaruhi persepsi
terhadap stimulus.
3. Kebutuhan
Kebutuhan akan menyebabkan stimulus tersebutdapat masuk
dalam rentang perhatian kita dan kebutuhan ini akan
menyebabkan kita menginterpretasikan stimulus secara berbeda.
4. Motivasi
Motivasi akan mempengaruhi persepsi seseorang.
5. Emosi
Emosi seseorang akan mempengaruhi persepsinya terhadap
stimulus yang ada.
6. Budaya
Seseorang dengan latar belakang budaya yang sama akan
menginterpretasikan orang-orang dalam kelompoknya secara
berbeda, namun akan mempersepsikan orang-orang di luar
kelompoknya sebagai sama saja. Inilah yang membentuk
terjadinya stereotip.
Menurut Bimo Walgito (2010: 101) berkaitan dengan faktor-faktor
yang berperan dalam persepsi dapat dikemukakan adanya beberapa
faktor, yaitu :
16
1. Objek yang dipersepsi
Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau
reseptor.Stimulus dapat datang dari luar individu yang mempersepsi,
tetapi juga dapat datang dari dalam individu yang bersangkutan yang
langsung mengenai syaraf penerima yang bekerja sebagai
reseptor.Namun sebagian besar stimulus datang dari luar individu.
2. Alat indera, syaraf, dan pusat susunan syaraf
Alat indera atau reseptor merupakan alat untuk menerima
stimulus.Disamping itu juga harus ada syaraf sensoris sebagai alat
untuk meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan
syaraf, yaitu otak sebagai pusat kesadaran.Sebagai alat untuk
mengadakan respon diperlukan syaraf motoris.
3. Perhatian
Untuk menyadari atau mengadakan persepsi diperlukan adanya
perhatian, yaitu merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan
dalam rangka mengadakan persepsi.Perhatian merupakan pemusatan
atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditunjukan
kepada sesuatu atau sekumpulan objek.
2.1.1.5. Pentingnya Persepsi
Menurut Sabaruna BS (2008: 12), penilaian kepuasan pasien
karena hal-hal berikut :
17
1. Bagian dari mutu pelayanan
Kepuasan pasien merupakan bagian dari mutu pelayanan,
karena upaya pelayanan harus dapat memberikan kepuasan, tidak
hanya untuk kesembuhan saja.
2. Berhubungan dengan pemasaran rumah sakit
a. Pasien yang puas akan member tahu pada teman, keluarga, dan
tetangga
b. Pasien yang puas akan datang lagi control atau membutuhkan
pelayanan yang lain
c. Iklan dari mulut ke mulut akan menarik pelanggan baru
3. Berhubungan dengan prioritas peningkatan pelayanan dalam dana
yang terbatas, peningkatan pelayanan harus selektif, dan sesuai
dengan kebutuhan pasien
2.1.2. Pelayanan Kesehatan
2.1.2.1. Pengertian Pelayanan Kesehatan
Layanan kesehatan merupakan suatu produk berupa jasa atau
barang yang dihasilkan oleh suatu produsen, dalam hal ini bisa provider
ataupun institusi kesehatan ( Retnaningsih Ekowati, 2013: 29). Menurut
Depkes RI (2009) Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang
diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu
organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah
dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan,
keluarga, kelompok dan ataupun masyarakat.
18
Pelayanan kesehatan adalah bagian dari pelayanan kesehatan yang
tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kesehatan dan mencegah
penyakit dengan sasaran utamanya adalah masyarakat (Satrianegara MF
dan Sitti, 2009: 29).Ruang lingkup pelayanan kesehatan masyarakat
menyangkut kepentingan masyarakat banyak, maka peran pemerintah
dalam pelayanan kesehatan masyarakat cukup besar.
2.1.2.2. Jenis Pelayanan Kesehatan
Menurut Notoatmodjo (2007: 104), jenis pelayanan kesehatan dapat
dibedakan menjadi :
a. Pelayanan kesehatan tingkat pertama (primary health care)
Pelayanan kesehatan ini diperlukan untuk masyarakat yang sakit
ringan dan masyarakat yang sehat untuk meningkatkan kesehatan
mereka atau promosi kesehatan.Oleh karena jumlah kelompok ini di
dalam suatu populasi sangat besar (lebih kurang 85%), pelayanan
yang diperlukan oleh kelompok ini bersifat pelayanan kesehatan
dasar (basic health service), atau juga merupakan pelayanan primer
atau utama (primary health care).Bentuk pelayanan ini di Indonesia
adalah Puskesmas, Puskesmas pembantu, Puskesmas Keliling, dan
Balkesmas.
b. Pelayanan kesehatan tigkat kedua (secondary health service)
Pelayanan kesehatan jenis ini diperlukan oleh kelompok
masyarakat yang memerlukan perawatan inap, yang sudah tidak
dapat ditangani oleh pelayanan kesehatan primer.Bentuk pelayanan
19
ini misalnya Rumah Sakit tipe C, dan memerlukan tersedianya
tenaga-tenaga spesialis.
c. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga (tertiary health service)
Pelayanan kesehatan ini diperlukan oleh kelompok masyarakat
atau pasien yang sudah tidak dapat ditanganni oleh pelayanan
kesehatan sekunder. Pelayanan sudah kompleks,dan membutuhkan
tenaga-tenagan super spesialis.
2.1.3. Rumah Sakit
2.1.3.1. Pengertian Rumah Sakit
Menurut WHO (World Health Organization), rumah sakit adalah
bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi
menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan
penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit (preventif) kepada
masyarakat. Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga
kesehatan dan pusat penelitian medik.
Sesuai UU RI No. 44 Tahun 2009, Rumah Sakit adalah institusi
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap,
rawat jalan, dan gawat darurat.
Berdasarkan Permenkes No. 340 Tahun 2010 Rumah Sakit harus
mempunyai kemampuan pelayanan sekurang-kurangnya pelayanan
medik umum, gawat darurat, pelayanan keperawatan, rawat jalan, rawat
inap, operasi/bedah, pelayanan medik spesialis dasar, penunjang medik,
20
farmasi, gizi, sterilisasi, rekam medik, pelayanan administrasi dan
manajemen, penyuluhan kesehatan masyarakat, pemulasaran jenazah,
laundry, dan ambulance, pemeliharaan sarana rumah sakit, serta
pengolahan limbah.
Berdasarkan fasilitas dan kemampuan pelayanan, Rumah Sakit
Umum diklasifikasikan menjadi :
a. Rumah Sakit Umum Kelas A;
b. Rumah Sakit Umum Kelas B;
c. Rumah Sakit Umum Kelas C;
d. Rumah Sakit Umum Kelas D.
2.1.3.2. Tugas dan Fungsi Rumah Sakit
2.1.3.2.1.Tugas Rumah Sakit
Rumah Sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna.
2.1.3.2.2.Fungsi Rumah Sakit
Untuk menjalankan tugasnya, Rumah Sakit mempunyai fungsi :
a. penyelenggaraan pelayanan pengobatan danpemulihan kesehatan
sesuai dengan standarpelayanan rumah sakit;
b. pemeliharaan dan peningkatan kesehatanperorangan melalui
pelayanan kesehatan yangparipurna tingkat kedua dan ketiga
sesuaikebutuhan medis;
21
c. penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumberdaya manusia
dalam rangka peningkatankemampuan dalam pemberian pelayanan
kesehatan;dan
d. penyelenggaraan penelitian dan pengembangan sertapenapisan
teknologi bidang kesehatan dalam rangkapeningkatan pelayanan
kesehatan denganmemperhatikan etika ilmu pengetahuan
bidangkesehatan;
2.1.3.3. Jenis Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Umum Kelas C
Rumah Sakit Umum Kelas C merupakan rumah sakit yang harus
mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4
(empat) Pelayanan Medik Spesialis Dasar dan 4 (empat) Pelayanan
Spesialis Penunjang Medik. Kriteria, fasilitas dan kemampuan Rumah
Sakit Umum Kelas C meliputi Pelayanan Medik Umum, Pelayanan
Gawat Darurat, Pelayanan Medik Spesialis Dasar, Pelayanan Spesialis
Penunjang Medik, Pelayanan Medik Spesialis Gigi Mulut, Pelayanan
Keperawatan dan Kebidanan, Pelayanan Penunjang Klinik dan
Pelayanan Penunjang Non Klinik.
a. Pelayanan Medik Umum terdiri dari Pelayanan Medik Dasar,
Pelayanan Medik Gigi Mulut dan Pelayanan Kesehatan Ibu Anak
/Keluarga Berencana.
b. Pelayanan Gawat Darurat harus dapat memberikan pelayanan gawat
darurat 24 (dua puluh) jam dan 7 (tujuh) hari seminggu dengan
22
kemampuan melakukan pemeriksaan awal kasus-kasus gawat
darurat, melakukan resusitasi dan stabilisasi sesuai dengan standar.
c. Pelayanan Medik Spesialis Dasar terdiri dari Pelayanan Penyakit
Dalam, Kesehatan Anak, Bedah, Obstetri dan Ginekologi.
d. Pelayanan Medik Spesialis Gigi Mulut minimal 1 (satu) pelayanan.
e. Pelayanan Spesialis Penunjang Medik terdiri dari Pelayanan
Anestesiologi, Radiologi, Rehabilitasi Medik dan Patologi Klinik.
f. Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan terdiri dari pelayanan asuhan
keperawatan dan asuhan kebidanan.
g. Pelayanan Penunjang Klinik terdiri dari Perawatan intensif,
Pelayanan Darah, Gizi, Farmasi, Sterilisasi Instrumen dan Rekam
Medik.
2.1.3.4. Pelayanan Administrasi
Administrasi merupakan suatu proses yang menyangkut
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan,
pengoordinasian, penilaian terhadap sumber, tata cara, dan kesanggupan
(Ismainar Hetty, 2015: 1). Administrasi berarti memberikan layanan.
Menurut George R. Tery, Administrasi kesehatan adalah upaya
mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan mempergunakan orang
lain. Tertib administrasi merupakan salah satu faktor yang menentukan
di dalam upaya pelayanan kesehatan di rumah sakit (Ismainar Hetty,
2015: 83)
23
2.1.3.5. Pelayanan Medis
Berdasarkan Permenkes RI Nomor 1045 tahun 2006, Pelayanan
medis adalah upaya kesehatan perorangan meliputi pelayanan promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif yang diberikan kepada pasien oleh
tenaga medis sesuai dengan standard pelayanan medisdengan
memanfaatkan sumber daya dan fasilitas secara optimal. Sedangkan
pelayanan medis spesialistik dasar adalah pelayanan medik spesialistik
penyakit dalam, kebidanan dan penyakit kandungan, bedah dan
kesehatan anak.
2.1.3.6. Pelayanan Keperawatan
Menurut John Griffith (1987) dalam Aditama TY (2010),
kegiatan keperawatan di rumah sakit dapat dibagi menjadi
keperawatan klinik dan manajemen keperawatan. Kegiatan
keperawatan klinik antara lain terdiri dari :
a. Pelayanan keperawatan personal (Personal nursing care), yang
antara lain berupa pelayanan keperawatan umum dan atau spesifik
untuk sistem tubuh tertentu, pemberian motivasi dan dukungan
emosi pada pasien, pemberian obat, dan lain-lain.
b. Berkomunikasi dengan dokter dan petugas penunjang medis,
c. Menjalin hubungan dengan keluarga pasien
d. Menjaga lingkungan bangsal tempat perawatan
e. Melakukan penyuluhan kesehatan dan upaya pencegahan penyakit.
24
Sedangkan manajemen keperawatan di rumah sakit tuugas
perawat yang harus dilakukan adalah :
a. Penanganan administratif
b. Membuat penggolongan pasien sesuai berat ringannya penyakit
c. Memonitor mutu pelayanan pada pasien
d. Manajemen ketenagaan dan logistic keperawatan.
2.1.3.7. Pelayanan Penunjang Medis
Menurut John R Griffith (1987) dalam Aditama TY (2010) jenis
pelayanan penunjang medis meliputi pelayanan diagnostik, terapeutik,
dan kegiatan di masyarakat umum. Pelayanan penunjang medis
diagnostik meluputi :
a. Laboratorium
b. Diagnostik imaging
c. Laboratorium kardiopulmoner
d. Lain-lain : elektroensefalografi, elektromiografi, audiologi
Pelayanan penunjang medis terapeutik meliputi :
a. Farmasi
b. Ruang operasi
c. Ruang persalinan
d. Unit Gawat Darurat
e. Bank darah
f. Rehabilitasi medis, dan lain-lain.
25
Sedangkan pelayanan penunjang medis di masyarakat umum
adalah :
a. Imunisasi
b. Program skrining penyakit tertentu
c. Keluarga Berencana dan KIA, dan lain-lain.
2.1.3.8. Pelayanan Rujukan
Sistem rujukan yaitu suatu sistem penyelengaaraan pelayanan
kesehatan yang melakukan pelimpahan tanggungjawab timbal balik
terhadap satu kasus penyakit atau masalah kesehatan secara vertikal
maupun secara horizontal (Mubarok WI dan Nurul, 2009: 143). Terdapat
dua macam rujukan dalam sistem kesehatan nasional :
a. Rujukan kesehatan
Pada dasarnya berlaku untuk pelayanan kesehatan
masyarakat.Rujukan ini dikaitkan dengan upaya pencegahan
penyakit dan peningkatan derajat kesehatan.
b. Rujukan medis
Pada dasarnya berlaku untuk pelayanan kedokteran. Rujukan
ini dikaitkan dengan upaya penyembuhan penyakit
2.1.3.9. Rawat Inap
Menurut Depkes (2012) Ruang rawat inap adalah Ruang untuk
pasien yang memerlukan asuhan dan pelayanan keperawatan dan
pengobatan secara berkesinambungan lebih dari 24 jam. Untuk tiap-tiap
rumah sakit akan mempunyai ruang perawatan dengan nama sendiri-
26
sendiri sesuai dengan tingkat pelayanan dan fasilitas yang diberikan oleh
pihak rumah sakit kepada pasiennya.
2.1.4. Jaminan Kesehatan Nasional
2.1.4.1. Pengertian Jaminan Kesehatan Nasional
Berdasarkan Perpres No. 12 Tahun 2013 Jaminan Kesehatan adalah
jaminan berupa perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh
manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi
kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang
telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah.Jaminan
kesehatan diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip asuransi
sosial dan prinsip ekuitas.
2.1.4.2. Tujuan
Sesuai UU No. 40 Tahun 2004 Jaminan kesehatan diselenggarakan
dengan tujuan menjamin agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan
kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar
kesehatan.
2.1.4.3. Manfaat
Sesuai Peraturan Presiden RI No. 12 tahun 2013, Jenis manfaat
yang didapat oleh peserta JKN adalah :
1. Peserta mendapat manfaat medis dan manfaat non medis (akomodasi
dan ambulan)
2. Peserta mendapatkan pelayanan promotif dan preventif meliputi
pemberian pelayanan
27
a. Penyuluhan kesehatan perorangan
Meliputi paling sedikit penyuluhan mengenai pengelolaan
faktor risiko penyakit dan perilaku hidup bersih dan sehat.
b. Imunisasi dasar
Meliputi Baccile Calmett Guerin (BCG). Difteri Pertusis
Tetanus dan Hepatitis-B (DPT-HB), Polio, dan Campak.
c. Keluarga berencana
Meliputi konseling, kontrasepsi dasar, vasektomi dan
tubektomi bekerjasama dengan lembaga yang membidangi
keluarga berencana.
d. Skrining kesehatan
Diberikan secara selektif yang ditujukan untuk mendeteksi
risiko selektif yang ditujukan untuk mendetekdi risiko penyakit
tertentu.
2.1.4.4. Prinsip-prinsip Penyelenggaraan
Dalam pelaksanaan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN),
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan)
mengacu pada prinsip-prinsip sebagaimana diamanatkan dalam Undang-
Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional
(SJSN), yaitu:
1. Kegotongroyongan
Dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN), prinsip gotong
royong berarti peserta yang mampu membantu peserta yang kurang
28
mampu, peserta yang sehat membantu yang sakit. Hal ini terwujud
karena kepesertaannya bersifat wajib untuk seluruh penduduk.
2. Nirlaba
Dana yang dikelola oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Kesehatan (BPJS Kesehatan) adalah dana amanah yang dikumpulkan
dari masyarakat secara nirlaba bukan untuk mencari laba (for profit
oriented). Tujuan utamanya adalah untuk memenuhi sebesar-
besarnya kepentingan peserta.
3. Keterbukaan, kehati-hatian, akuntabilitas, efisiensi, dan efektivitas.
Prinsip manajemen ini mendasari seluruh kegiatan pengelolaan
dana yang berasal dari iuran peserta dan hasil pengembangannya.
4. Portabilitas
Prinsip portabilitas jaminan sosial dimaksudkan untuk
memberikan jaminan yang berkelanjutan kepada peserta sekalipun
mereka berpindah pekerjaan atau tempat tinggal dalam wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
5. Kepesertaan bersifat wajib
Kepesertaan wajib dimaksudkan agar seluruh rakyat menjadi
peserta sehingga dapat terlindungi.Meskipun kepesertaan bersifat
wajib bagi seluruh rakyat, penerapannya tetap disesuaikan dengan
kemampuan ekonomi rakyat dan pemerintah, serta kelayakan
penyelenggaraan program.
29
6. Dana Amanah
Dana yang terkumpul dari iuran peserta merupakan dana titipan
kepada badan penyelenggara untuk dikelola sebaik-baiknya dalam
rangka mengoptimalkan dana tersebut untuk kesejahteraan peserta.
7. Hasil pengelolaan dana Jaminan Sosial
Dipergunakan seluruhnya untuk pengembangan program dan
untuk sebesar-besar kepentingan peserta.
2.1.4.5. Kepesertaan
Peserta adalah setiap orang, termasuk orang asing yang bekerja
paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, yang telah membayar
iuran.Peserta jaminan kesehatan adalah setiap orang yang telah
membayar iuran atau iurannya dibayar oleh Pemerintah. Setiap peserta
dapat mengikutsertakan anggota keluarga yang lain menjadi
tanggungannya dengan penambahan iuran.
Sesuai Perpres No. 12 Tahun 2013 Peserta Jaminan kesehatan
meliputi :
1. Penerima Bantuan Iuran(PBI) Jaminan Kesehatan
PBI atau Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan adalah
masyarakat yang tergolong fakir miskin dan orang tidak
mampu.Penetapan peserta PBI Jaminan Kesehatan dilakukan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
30
2. Peserta bukan Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan
Peserta bukan PBI Jaminan Kesehatan merupakan peserta yang
tidak tergolong fakir miskin dan orang tidak mampu yang terdiri
atas:
a. Pekerja penerima upah dan anggota keluarganya (Pegawai Negeri
Sipil, Anggota TNI, Anggota Polri, Pejabat Negara, Pegawai
pemerintar non pegawai negeri, pegawai swasta);
b. Pekerja bukan penerima upah dan anggota keluarganya (pekerja
di luar hubungan kerja atau pekerja mandiri); dan
c. Bukan pekerja dan anggota keluarganya (investor, pemberi kerja,
penerima pension, veteran, perintis kemerdekaan).
2.1.4.6. Besaran Iuran
Sesuai Perpres No. 12 Tahun 2013 Iuran Jaminan Kesehatan bagi
peserta PBI jaminan kesehatan dibayar oleh pemerintah, dimana peserta
berhak mendapatkan layanan rawat inap pada ruang perawatan kelas III.
Iuran jaminan kesehatan bagi peserta pekerja penerima upah dibayar
oleh pemberi kerja dan pekerja, dimana peserta berhak mendapatkan
layanan rawat inap pada ruang perawatan kelas III.
Sedangkan iuran jaminan kesehatan bagi peserta pekerja bukan
penerima upah dan peserta bukan pekerja dibayar oleh peserta yang
bersangkutan, dimana peserta berhak memilih layanan rawat inap
padakelas ruang perawatan sesuai dengan keinginan dan kebutuhan
peserta tersebut.
31
Peserta pekerja bukan penerima upah serta iuran peserta bukan
pekerja adalah sebesar:
a. Sebesar Rp.25.500,- (dua puluh lima ribu lima ratus rupiah) per orang
per bulan dengan manfaat pelayanan di ruang perawatan Kelas III.
b. Sebesar Rp.42.500 (empat puluh dua ribu lima ratus rupiah) per orang
per bulan dengan manfaat pelayanan di ruang perawatan Kelas II.
c. Sebesar Rp.59.500,- (lima puluh sembilan ribu lima ratus rupiah) per
orang per bulan dengan manfaat pelayanan di ruang perawatan Kelas I.
2.1.4.7. Fasilitas Kesehatan yang Dijamin
Berdasarkan Buku Panduan Layanan bagi Peserta BPJS Kesehatan
Fasilitas kesehatan yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan terdiri
dari:
1. Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama :
a. Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Non Perawatan dan
Puskesmas Perawatan (Puskesmas dengan Tempat Tidur).
b. Fasilitas Kesehatan milik Tentara Nasional Indonesia (TNI)
1) TNI Angkatan Darat : Poliklinik kesehatan dan Pos
Kesehatan.
2) TNI Angkatan Laut : Balai kesehatan A dan D, Balai
Pengobatan A, B, dan C, Lembaga Kesehatan Kelautan dan
Lembaga Kedokteran Gigi.
32
3) TNI Angkatan Udara : Seksi kesehatan TNI AU,
LembagaKesehatan Penerbangan dan Antariksa (Laksepra)
danLembaga Kesehatan Gigi & Mulut (Lakesgilut).
c. Fasilitas Kesehatan milik Polisi Republik Indonesia (POLRI),
terdiridari Poliklinik Induk POLRI, Poliklinik Umum POLRI,
PoliklinikLain milik POLRI dan Tempat Perawatan Sementara
(TPS) POLRI.
d. Praktek Dokter Umum / Klinik Umum, terdiri dari Praktek
Dokter Umum Perseorangan, Praktek Dokter Umum Bersama,
Klinik Dokter Umum / Klinik 24 Jam, Praktek Dokter Gigi,
Klinik Pratama, RS Pratama.
2. Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan :
a. Rumah Sakit, terdiri dari RS Umum (RSU), RS Umum
Pemerintah Pusat (RSUP), RS Umum Pemerintah Daerah
(RSUD), RS Umum TNI, RS Umum Bhayangkara (POLRI), RS
Umum Swasta, RS Khusus, RS Khusus Jantung
(Kardiovaskular), RS Khusus Kanker (Onkologi), RS Khusus
Paru, RS Khusus Mata, RS Khusus Bersalin, RS Khusus Kusta,
RS Khusus Jiwa, RS Khusus Lain yang telah terakreditasi, RS
Bergerak dan RS Lapangan.
b. Balai Kesehatan, terdiri dari : Balai Kesehatan Paru Masyarakat,
Balai Kesehatan Mata Masyarakat, Balai Kesehatan Ibu dan
Anak dan Balai Kesehatan Jiwa.
33
3. Fasilitas kesehatan penunjang yang tidak bekerjasama secara
langsung dengan BPJS Kesehatan namun merupakan jejaring dari
fasilitas kesehatan tingkat pertama maupun fasilitas kesehatan
tingkat lanjutan yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan, meliputi:
a. Laboratorium Kesehatan
b. Apotek
c. Unit Transfusi Darah
d. Optik
2.1.4.8. Pelayanan Kesehatan yang Dijamin
Pelayanan kesehatan yang dijamin sesuai dalam Buku Panduan
Layanan bagi Peserta BPJS Kesehatan terdiri atas :
a. Pelayanan kesehatan tingkat pertama, meliputi pelayanan
kesehatan non spesialistik yang mencakup :
1. Administrasi pelayanan;
2. Pelayanan promotif dan preventif;
3. Pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi medis;
4. Tindakan medis non spesialistik, baik operatif maupun non
operatif;
5. Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai;
6. Transfusi darah sesuai dengan kebutuhan medis;
7. Pemeriksaan penunjang diagnostic laboratorium tingkat pertama;
dan
8. rawat inap tingkat pertama sesuai dengan indikasi.
34
b. Pelayanan kesehatan rujukan tingkat lanjutan, meliputi pelayanan
kesehatan yang mencakup :
1. Rawat jalan tingkat lanjutan, meliputi :
a. Administrasi pelayanan; meliputi biaya administrasi
pendaftaran peserta untuk berobat, penerbitan surat
eligilibitas peserta, termasuk pembuatan kartu pasien;
b. Pemeriksaan, pengobatan dan konsultasi spesialistik oleh
dokter spesialis dan sub spesialis;
c. Tindakan medis spesialistik sesuai dengan indikasi medis;
d. Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai;
e. Pelayanan alat kesehatan;
f. Pelayanan penunjang diagnostik lanjutan sesuai dengan
indikasi medis;
g. Rehabilitasi medis;
h. Pelayanan darah;
i. Pelayanan kedokteran forensik klinik meliputi pembuatan
visum et repertum atau surat keterangan medik berdasarkan
pemeriksaan forensik orang hidup dan pemeriksaan psikiatri
forensik; dan
j. Pelayanan jenazah terbatas hanya bagi peserta meninggal
dunia pasca rawat inap di Fasilitas Kesehatan yang bekerja
sama dengan BPJS tempat pasien dirawat berupa
pemulasaran jenazah dan tidak termasuk peti mati
35
2. Rawat inap tingkat lanjutan
Cakupan pelayanan rawat inap tingkat lanjutan adalah sesuai
dengan seluruh cakupan pelayanan di RJTL dengan tambahan
akomodasi yaitu perawatan inap non intensif dan perawatan inap
intensif dengan hak kelas perawatan sebagaimana berikut:
a. Ruang perawatan kelas III bagi:
1) Peserta PBI Jaminan Kesehatan; dan
2) Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah dan Peserta bukan
Pekerja yang membayar iuran untuk Manfaat pelayanan
di ruang perawatan kelas III.
b. Ruang perawatan kelas II bagi:
1) Pegawai Negeri Sipil dan penerima pensiun Pegawai
Negeri Sipil golongan ruang I dan golongan ruang II
beserta anggota keluarganya;
2) Anggota TNI dan penerima pensiun Anggota TNI yang
setara Pegawai Negeri Sipil golongan ruang I dan
golongan ruang II beserta anggota keluarganya;
3) Anggota Polri dan penerima pensiun Anggota Polri yang
setara Pegawai Negeri Sipil golongan ruang I dan
golongan ruang II beserta anggota keluarganya;
4) Peserta Pekerja Penerima Upah dan Pegawai Pemerintah
Non Pegawai Negeri dengan gaji atau upah sampai
dengan 1,5 (satu koma lima) kali penghasilan tidak kena
36
pajak dengan status kawin dengan 1 (satu) anak, beserta
anggota keluarganya; dan
5) Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah dan Peserta bukan
Pekerja yang membayar iuran untuk Manfaat pelayanan
di ruang perawatan kelas II.
c. Ruang perawatan kelas I bagi:
1) Pejabat Negara dan anggota keluarganya;
2) Pegawai Negeri Sipil dan penerima pensiun pegawai
negeri sipil golongan ruang III dan golongan ruang IV
beserta anggota keluarganya;
3) Anggota TNI dan penerima pensiun anggota TNI yang
setara Pegawai Negeri Sipil golongan ruang III dan
golongan ruang IV beserta anggota keluarganya;
4) Anggota Polri dan penerima pensiun Anggota Polri yang
setara Pegawai Negeri Sipil golongan ruang III dan
golongan ruang IV beserta anggota keluarganya;
5) Veteran dan Perintis Kemerdekaan beserta anggota
keluarganya;
6) janda, duda, atau anak yatim piatu dari Veteran atau
Perintis Kemerdekaan;
7) Peserta Pekerja Penerima Upah dan Pegawai Pemerintah
Non Pegawai Negeri dengan gaji atau upah di atas 1,5
(satu koma lima) sampai dengan 2 (dua) kali penghasilan
37
tidak kena pajak dengan status kawin dengan 1 (satu)
anak, beserta anggota keluarganya; dan
8) Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah dan Peserta bukan
Pekerja yang membayar iuran untuk Manfaat pelayanan
di ruang perawatan kelas I.
3. Persalinan. Persalinan yang ditanggung BPJS Kesehatan di
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama maupun Tingkat Lanjutan
adalah persalinan sampai dengan anak ketiga, tanpa melihat anak
hidup/meninggal.
4. Ambulan. Ambulan hanya diberikan untuk pasien rujukan dari
Fasilitas Kesehatan satu ke fasilitas kesehatan lainnya, dengan
tujuan menyelamatkan nyawa pasien.
2.1.4.9. Prosedur Mendapatkan Pelayanan Kesehatan
1. Ketentuan Umum
a. Peserta harus memperoleh pelayanan kesehatan pada Fasilitas
Kesehatan tingkat pertama tempat Peserta terdaftar
b. Ketentuan di atas dikecualikan pada kondisi:
1) Berada di luar wilayah Fasilitas Kesehatan tingkat pertama
tempat Peserta terdaftar; atau
2) Dalam keadaan kegawatdaruratan medis.
c. Peserta dianggap berada di luar wilayah apabila peserta
melakukan kunjungan ke luar domisili karena tujuan tertentu,
bukan merupakan kegiatan yang rutin. Untuk mendapatkan
38
pelayanan di fasilitas kesehatan tingkat pertama tempat tujuan,
maka peserta wajib membawa surat pengantar dari kantor BPJS
kesehatan tujuan.
d. Dalam hal Peserta memerlukan pelayanan kesehatan tingkat
lanjutan, Fasilitas Kesehatan tingkat pertama harus merujuk ke
Fasilitas Kesehatan rujukan tingkat lanjutan terdekat sesuai
dengan sistem rujukan yang diatur dalam ketentuan peraturan
perundang- undangan.
e. Peserta yang melakukan mutasi padatanggal 1 s/d akhir bulan
berjalan, tidak dapat langsung mendapatkan pelayanan di fasilitas
kesehatan tingkat pertama yang baru sampai dengan akhir bulan
berjalan. Peserta berhak mendapatkan pelayanan di fasilitas
kesehatan tingkat pertama yang baru di bulan berikutnya.
f. Peserta dapat memilih untuk mutasi Fasilitas Kesehatan tingkat
pertama selain Fasilitas Kesehatan tempat Peserta terdaftar
setelah jangka waktu 3 (tiga) bulan atau lebih.
g. Untuk peserta yang baru mendaftar sebagai peserta BPJS
Kesehatan dan sudah membayar iuran, maka pada bulan berjalan
tersebut peserta dapat langsung mendapatkan pelayanan di
fasilitas kesehatan tingkat pertama tempat peserta terdaftar.
2. Rawat Jalan Tingkat Pertama dan Pelayanan Gigi
a. Peserta menunjukkan kartu identitas BPJS Kesehatan (proses
administrasi).
39
b. Fasilitas kesehatan melakukan pengecekan keabsahan kartu
peserta.
c. Fasilitas kesehatan melakukan pemeriksaan kesehatan/pemberian
tindakan.
d. Setelah mendapatkan pelayanan peserta menandatangani bukti
pelayanan pada lembar yang disediakan. Lembar bukti pelayanan
disediakan oleh masing-masing fasilitas kesehatan.
e. Bila diperlukan atas indikasi medis peserta akan memperoleh
obat.
f. Apabila peserta membutuhkan pemeriksaan kehamilan,
persalinan dan pasca melahirkan, maka pelayanan dapat
dilakukan oleh bidan atau dokter umum.
g. Bila hasil pemeriksaan dokter ternyata peserta memerlukan
pemeriksaan ataupun tindakan spesialis/sub-spesialis sesuai
dengan indikasi medis, maka fasilitas kesehatan tingkat pertama
akan memberikan surat rujukan ke fasilitas kesehatan tingkat
lanjutan yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan sesuai
dengan sistem rujukan yang berlaku.
h. Surat rujukan dibutuhkan untuk pertama kali pengobatan ke
Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan, dan selanjutnya selama
masih dalam perawatan dan belum di rujuk balik ke Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama tidak dibutuhkan lagi surat rujukan.
40
Dokter yang menangani memberi surat keterangan masih dalam
perawatan.
i. Fasilitas kesehatan wajib melakukan pencatatan pelayanan dan
tindakan yang telah dilakukan ke dalam Aplikasi Sistem
Informasi Manajemen yang telah disediakan BPJS Kesehatan.
j. Ketentuan Khusus Pelayanan pemeriksaan kehamilan (ANC) dan
pemeriksaan pasca melahirkan (PNC)
1) Peserta memeriksakan kehamilan (ANC) pada fasilitas
kesehatan tingkat pertama atau jejaringnya sesuai dengan
prosedur pemeriksaan di fasilitas kesehatan tingkat pertama;
2) Pemeriksaan kehamilan (ANC) dan pemeriksaan pasca
melahirkan (PNC) diharapkan dilakukan pada satu tempat
yang sama, misalnya pemeriksaan kehamilan (ANC)
dilakukan pada bidan jejaring maka diharapkan proses
persalinan dan pemeriksaan pasca melahirkan (PNC) juga
dilakukan pada bidan jejaring tersebut;
3) Pemeriksaan kehamilan (ANC) dan pemeriksaan pasca
melahirkan (PNC) pada tempat yang sama dimaksudkan
untuk :
a) Monitoring terhadap perkembangan kehamilan;
b) Keteraturan pencatatan partograf;
c) Memudahkan dalam administrasi pengajuan klaim ke
BPJS kesehatan;
41
3. Rawat Inap Tingkat Pertama
a. Peserta datang ke fasilitas kesehatan tingkat pertama yang
memiliki fasilitas rawat inap.
b. Fasilitas kesehatan dapat melayani peserta yang terdaftar maupun
peserta yang dirujuk dari fasilitas kesehatan tingkat pertama lain.
c. Peserta menunjukkan identitas BPJS kesehatan.
d. Fasilitas kesehatan melakukan pengecekan keabsahan kartu
peserta.
e. Fasilitas kesehatan melakukan pemeriksaan, perawatan,
pemberian tindakan, obat dan bahan medis habis pakai (BMHP).
f. Setelah mendapatkan pelayanan peserta menandatangani bukti
pelayanan pada lembar yang disediakan. Lembar bukti pelayanan
disediakan oleh masing-masing fasilitas kesehatan.
g. Fasilitas kesehatan wajib melakukan pencatatan pelayanan dan
tindakan yang telah dilakukan ke dalam Aplikasi Sistem
Informasi Manajemen yang telah disediakan BPJS kesehatan
h. Peserta dapat dirujuk ke fasilitas kesehatan tingkat lanjutan bila
secara indikasi medis diperlukan.
4. Pelayanan darah sesuai indikasi medis
a. Darah disediakan oleh fasilitas pelayanan darah yang
bekerjasama dengan BPJS Kesehatan;
b. Penggunaan darah sesuai indikasi medis berdasarkan surat
permintaan darah yang ditandatangani oleh dokter yang merawat.
42
2.1.4.10. Alur Pelayanan Kesehatan
Gambar 2.2. Alur Pelayanan Kesehatan
(Sumber : Buku Panduan Layanan bagi Peserta BPJS
Kesehatan, 2013, 32)
2.2. KERANGKA TEORI
Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) bertujuan untuk menjamin
agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan
dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan.Program JKN memberikan
jaminan kesehatan pada beberapa fasilitas kesehatan yang bekerjasama
dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), salah satunya adalah
Rumah Sakit Islam Sunan Kudus. Terdapat beberapa pelayanan kesehatan
yang dimiliki oleh Rumah Sakit Islma Sunan Kudus yang turut dijamin oleh
program JKN, yakni pelayanan administrasi, pelayanan medis, pelayanan
keperawatan, dan pelayanan penunjang medis.
43
Rumah Sakit Islam Sunan Kudus merupakan salah satu rumah sakit
yang bekerjasama dengan Badan Pemeliharaan Jaminan Sosial (BPJS)
memberikan pelayanan yang dijamin oleh program JKN sesuai dengan
fasilitas kesehatan yang dimiliki oleh rumah sakit kelas C.
Pelayanan kesehatan yang diberikan oleh pihak rumah sakit merupakan
stimulus bagi pasien dalam mempersepsikan pelayanan kesehatan yang telah
pasien terima selama menjadi pasien di RSI Sunan Kudus.Selain itu persepsi
pasien juga dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal.
Keterkaitan antar faktor-faktor ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.3. Kerangka Teori
( Sumber : Ilmu Perilaku, 2009, 111. Promosi Kesehatan Teori dan
Aplikasi, 2010, 104. Panduan Layanan bagi Peserta BPJS Kesehatan,
2014, 30 )
Program
Jaminan Kesehatan Nasional
Persepsi Pasien
Pelayanan
RSI Sunan Kudus
1. P. Administrasi
2. P. Medis
3. P. Keperawatan
4. P. Penunjang Medis
Faktor Internal :
1. Pengalaman /
Pengetahuan
2. Harapan
3. Kebutuhan
4. Motivasi
5. Emosi
6. Budaya
Faktor Eksternal :
1. Kontras
2. Perubahan Intensitas
3. Pengulangan
4. Sesuatu yang baru
5. Sesuatu yang mejadi
perhatian banyak orang
44
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 ALUR PIKIR
Gambar 3.1. Alur pikir penelitian
( Sumber : Ilmu Perilaku, 2009, 111. Promosi Kesehatan Teori
dan Aplikasi, 2010, 104. Panduan Layanan bagi Peserta BPJS
Kesehatan, 2014, 30 )
3.2 FOKUS PENELITIAN
Menurut Moleong Lexy (2005: 93) masalah dalam penelitian kualitatif
bertumpu pada suatu fokus.Tujuan ditetapkannya fokus penelitian adalah
agar dapat membatasi studi serta untuk memenuhi kriteria inklusi-eksklusi
informan.
Fokus permasalahan pada penelitian ini adalah Persepsi pasien peserta
Jaminan Kesehatan Nasional terhadap pelayanan medis, pelayanan
keperawatan, pelayanan penunjang klinis, serta pelayanan administratif di
1. P. Administrasi
2. P. Medis
3. P. Keperawatan
4. P. Penunjang
Pengalaman /
Pengetahuan
Kebutuhan
Budaya
Kontras
Harapan
P
E
R
S
E
P
S
I
P
A
S
I
E
N
45
Instalasi Rawat Inap Sa’ad Ibnu Abi Waqqash Rumah Sakit Islam Sunan
Kudus.
3.3 JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN
Menurut Bogdan dan Taylor (1993) dalam Prastowo Andi (2012)
Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif kualitatif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
perilaku yang dapat diamati.
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami
fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku,
persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik, dan dengan cara deskripsi
dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah
dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah (Moleong Lexy, 2007:
6).
Penelitian deskriptif ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana
gambaran persepsi peserta Jaminan Kesehatan Nasional terhadap pelayanan
kesehatan di Rumah Sakit Islam Sunan Kudus.
3.4 SUMBER INFORMASI
Dalam penelitian kualitatif ini sumber data yang digunakan untuk
mendapatkan informasi yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :
46
a. Data Primer
Sumber informasi penelitian ini berasal dari informan
penelitian.Informan penelitian adalah orang yang bisa memberikan
informasi-informasi utama yang dibutuhkan dalam penelitian (Prastowo
Andi, 2012: 195).
Pada penentuan informan penelitian, peneliti menggunakan prosedur
purposive.Prosedur purposive informan dipilih dengan pertimbangan dan
tujuan tertentu. (Prastowo Andi, 2012: 197).
Informan menjadi salah satu hal yang sangat penting dalam sebuah
penelitian.Oleh sebab itu ada persyaratan tertentu yang harus calon
informan miliki untuk layak ditetapkan sebagai informan penelitian.
Menurut Moleong (2006) dalam Prastowo Andi (2012) terdapat lima
persyaratan yang harus dimiliki oleh seseorang agar layak dijadikan
informan :
1. Harus jujur dan bisa dipercaya
2. Memiliki kepatuhan pada peraturan
3. Suka berbicara, bukan orang yang sukar berbicara ataupun pendiam
4. Bukan termasuk salah satu anggota kelompok yang bertikai dalam
latar penelitian
5. Memiliki pandangan tertentu tentang peristiwa yang terjadi
Penentuan kriteria informan sangat membantu peneliti untuk
mengurangi bias hasil penelitian (Nursalam, 2008: 93).Pada penentuan
sampel penelitian ini, peneliti menetapkan kriteria inklusi dan kriteria
47
eksklusi.Menurut Nursalam (2003) dalam Abd. Nasir dkk (2011) Kriteria
inklusi merupakan penentuan sampel yang didasarkan atas karakteristik
umum subjek penelitian dari suatu populasi target yang terjangkau yang
akan diteliti. Kriteria inklusi sampel penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Pasien merupakan peserta Jaminan Kesehatan Nasional
2. Pasien merupakan peserta Jaminan Kesehatan Nasional bukan
Penerima Bantuan Iuran
3. Pasien merupakan pasien rujukan dari Pemberi Pelayanan Kesehatan
Tingkat 1
4. Pasien merupakan pasien rawat inap yang sudah dirawat minimal 3
hari masa perawatan di instalasi rawat inap Sa’ad Ibnu Abi Waqqash
Kriteria eksklusi merupakan kriteria untuk menghilangkan /
mengeluarkan subjek yang memenuhi kriteria inklusi dari studi oleh
karena beberapa hal. Kriteria eksklusi penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Pasien yang telah diperbolehkan pulang pada hari ketiga keperawatan
2. Pasien yang pada hari ketiga telah dipindahkan ke instalasi rawat inap
lain atau telah dirujuk ke rumah sakit lain.
b. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dengan literature study (studi dokumen),
Data sekunder adalah keterangan yang diperoleh dari pihak kedua, baik
berupa orang maupun catatan, seperti buku, laporan, buletin, dan majalah
yang sifatnya dokumentasi (WaluyaBagja, 2007: 79).
48
Pada penelitian ini data sekunder diperoleh dari dokumen-dokumen
Rumah Sakit Islam Sunan Kudus.
3.5 INSTRUMEN PENELITIAN DAN TEKNIK PENGAMBILAN DATA
Adapun instrumen dan teknik pengambilan data yang digunakan dalam
penelitian iniadalah :
a. Observasi
Observasi merupakan sebuah teknik pengumpulan data yang
mengharuskan peneliti turun ke lapangan mengamati hal-hal yang
berkaitan dengan penelitian. Metode observasi merupakan cara yang
sangat baik untuk mengawasi perilaku subjek penelitian (Ghony MD dan
Fauzan A, 2012: 165).
Instrument penelitian yang digunakan saat observasi adalah kamera,
lembar / checklist observasi dan alat tulis.
b. Wawancara
Menurut Prastowo (2010) dalam Prastowo Andi (2012) Wawancara
adalah suatu metode pengumpulan data yang berupa pertemuan dua orang
atau lebih secara langsung untuk bertukar informasi dan ide dengan tanya
jawab secara lisan sehingga dapat di bangun makna dalm suatu topik
tertentu.
Pada proses Tanya jawab sekaligus bertatap muka antara
pewawancara dengan responden, peneliti menggunakan guide interview
kepadainforman di Rumah Sakit Islam Sunan Kudus.
49
3.6 PROSEDUR PENELITIAN
Prosedur atau tahap penelitian memberikan gambaran tentang
keseluruhan perencanaan, pelaksanaan pengumpulan data, analisis data,
penafsiran data, sampai penulisan laporan (Moleong Lexy, 2007: 126).
Tahap-tahap penelitian ini terdiri dari:
a. Tahap Pra Lapangan
Kegiatan pada tahap pra-lapangan meliputi :
1. Menyusun rancangan penelitian
2. Memilih penelitian
3. Mengurus perizinan penelitian
4. Menjajaki dan menilai lokasi penelitian
5. Memilih dan memanfaatkan informan
6. Menyiapkan perlengkapan penelitian
b. Tahap pekerjaan lapangan
1. Memahami latar penelitian dan persiapan diri
2. Memasuki lapangan
3. Berperan serta sambil mengumpulkan data
c. Tahap analisis data
1. Analisis domein. Dilakukan terhadap data yang diperoleh melalui
pengamatan
2. Analisis taksonomi. Dilakukan pengamatan dan wawancara terfokus
berdasarkan fokus yang sebelumnya telah dipilih oleh peneliti
50
3. Analisis komponen. Dilakukan wawancara atau pengamatan terpilih
untuk memperdalam data yang telah ditemukan
4. Analisis tema. Seperangkat prosedur untuk memahami secara holistik
persoalan yang sedang diteliti.
3.7 PEMERIKSAAN KEABSAHAN DATA
Pada penelitian kualitatif, ada empat bentuk uji keabsahan data, yaitu:
kredibilitas data (validitas internal), uji dependabilitas (Reliabilitas) data, uji
transferabilitas (validitas eksternal / generalisasi), dan uji konfirmabilitas
(objektivitas) data (Prastowo Andi, 2012: 265). Pada penelitian ini teknik
yang digunakan adalah melalui Uji Dependabilitas dan Uji Kredibilitas
dengan menggunakan teknik Member Checkdan Triangulasi Sumber.
Pengujian dependabilitas dilakukan oleh auditor yang independen atau
pembimbing untuk mengaudit keseluruhan aktivitas peneliti dalam
melakukan penelitian (Prastowo Andi, 2012: 274).Pada penelitian ini auditor
tersebut adalah dosesn pembimbing penelitian.
Member Checkadalah proses pengecekan data yang peneliti peroleh
kepada pemberi data. Tujuannya untuk mengetahui seberapa jauh data yang
kita peroleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Jika data
yang kita temukan itu disepakati oleh para pemberi data, berarti data tersebut
valid sehingga semakin kredibel (dipercaya).Setelah disepakati bersama,
pemberi data diminta untuk menandatangani, supaya lebih autentik (Prastowo
Andi, 2012: 272).
51
Triangulasi sumber adalah suatu teknik pengecekan kredibilitas data
yang dilakukan dengan memeriksa data yang didapatkan melalui beberapa
sumber (Prastowo Andi, 2012: 269). Pada penelitian ini untuk menguji
kredibilitas data tentang persepsi pasien terhadap pelayanan yang diberikan
oleh pihak rumah sakit, pengumpulan dan pengujian data yang diperoleh
dilakukan kepada staf administrasi, staf keperawatan, dokter, dan staf yang
bertanggungjawab terhadap bagian yang menjadi pelayanan penunjang klinis.
3.8 TEKNIK ANALISIS DATA
Menurut Bogdan dan Bikle (1982) dalam Moleong Lexy (2007),
Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja
dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan
yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola,
menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa
yang dapat diceriterakan kepada orang lain.
Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan teknik analisis
interaktif Miles dan Huberman.Miles dan Huberman menawarkan suatu
teknik analisis yang lazim disebut dengan interactive model(Prastowo Andi,
2012: 242). Teknik analisis ini pada dasarnya terdiri dari tiga komponen,
yakni :
1. Reduksi Data (Data Reduction)
Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan, perhatian
pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang
muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan.
52
2. Penyajian Data (Data Display)
Penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun yang memberi
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.
3. Penarikan Kesimpulan
Peneliti mulai mencari arti benda-benda, mencatat keteraturan, pola-
pola, penjelasan, alur sebab-akibat, konfigurasi-konfigurasi yang
mungkin, dan proposisi.
Kesimpulan pada penelitian kualitatif ini merupakan temuan baru
yang sebelumnya belum pernah ada.Temuan dapat berupa deskripsi atau
gambaran suatu objek.
105
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
6.1 SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian mengenai gambaran persepsi pasien
peserta Jaminan Kesehatan Nasional yang dirawat di Instalasi Rawat Inap
Sa’ad Ibnu Abi Waqqash, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1. Pasien peserta Jaminan Kesehatan Nasional yang dirawat di Instalasi
Rawat Inap Sa’ad Ibnu Abi Waqqash belum mempunyai pengetahuan
yang cukup mengenai program Jaminan Kesehatan Naisonal (JKN),
seperti definisi, tujuan, maupun alur pelayanan JKN. Meskipun
demikian, responden tetap menggunakan kartu BPJS dibantu oleh
keluarga dengan alasan karena dengan adanya program JKN responden
merasa dibantu dalam keringanan biaya pengobatan di rumah sakit.
2. Persepsi responden terkait pelayanan administrasi yang diberikan oleh
pihak rumah sakit sudah baik. Hal tersebut dapat dilihat dari penilaian
responden bahwa jumlah petugas administrasi yang cukup memadai
dalam memberikan pelayanan administrasi. Tidak ada kontras pelayanan
yang diberikan oleh petugas administrasi antara pasien peserta Jaminan
Kesehatan Nasional maupun pasien umum, serta kemampuan petugas
yang cukup baik dalam memberikan pelayanan serta informasi terkait
pelayanan administrasi.
3. Persepsi responden terkait pelayanan medis yang diberikan oleh pihak
rumah sakit sudah baik. Hal tersebut dapat dilihat dari penilaian
106
responden bahwa pelayanan medis yang diberikan kepada responden
dilakukan oleh dokter spesialis sesuai jenis penyakit. Keramahan dokter,
kesigapan dokter, serta kemampuan dokter dalam memberikan
pelayanan medis yang baik.
4. Persepsi responden terkait pelayanan keperawatan yang diberikan oleh
pihak rumah sakit sudah baik. Hal tersebut dapat dilihat dari penilaian
responden bahwa responden mendapatkan pelayanan keperawatan sesuai
dengan harapan dan kebutuhan responden. Keramahan perawat,
kesigapan perawat ketika dibutuhkan oleh responden serta kemampuan
perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan.
5. Persepsi responden terkait pelayanan penunjang medis yang diberikan
oleh pihak rumah sakit sudah baik. Hal tersebut dapat dilihat dari
penilaian responden bahwa responden merasa tidak dipersulit dalam
memperoleh pelayanan penunjang karena sudah disediakan oleh petugas
serta kemampuan petugas dalam memberikan penjelasan terkait
pelayanan penunjang tersebut sudah baik.
6. Persepsi responden terkait pelayanan rujukan yang diberikan oleh pihak
rumah sakit sudah baik. Hal tersebut dapat dilihat dari penilaian
responden bahwa responden tidak dipersulit dalam memperoleh
pelayanan kesehatan di rumah sakit sebagai pasien rujukan. Tidak
adanya kontras pelayanan yang diberikan antara pasien rujukan maupun
pasien gawat darurat.
107
7. Meskipun penilaian responden tentang pelayanan kesehatan yang
diberikan sudah baik, akan tetapi terdapat koreksi , kritik, dan saran
terkait fasilitas yang disediakan oleh rumah sakit, yakni ruang rawat inap
yang berupa bangsal dengan satu ruangan berisi dua puluh pasien tanpa
disediakan penyekat antara masing-masing tempat tidur, tidak
disediakannya kipas, serta pasien merasa jarak antar masing-masing
tempat tidur relatif sempit.
6.2 SARAN
1. Bagi Rumah Sakit Islam Sunan Kudus
Rumah Sakit Islam Sunan Kudus diharapkan dapat dengan segera
menyediakan survey kepuasan pasien agar setiap periode tertentu dapat
diketahui penilaian pasien rumah sakit terhadap pelayanan maupun
sarana-dan prasarana yang disediakan oleh rumah sakit, sebagai bahan
evaluasi dalam memberikan pelayanan kepada pasien.
2. Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus
Dinas Kesehatan dapat melakukan evaluasi pelaksanaan pelayanan
kesehatan tidak hanya dari pihak pemberi pelayanan kesehatan, tetapi
juga dari pasien.
3. Bagi Badan Pelayanan Jaminan Sosial
Badan Pelayanan Jaminan Sosial (BPJS) harus lebih aktif dan
mendalam dalam memberikan sosialisasi tentang program JKN kepada
108
masyarakat, agar masyarakat dapat mengetahui secara jelas tentang
program-program JKN.
4. Bagi Masyarakat
Masyarakat diharapkan lebih aktif mencari tahu tentang program
Jaminan Kesehatan Nasional, agar sebagai peserta JKN bisa
mendapatkan pelayanan kesehatan secara maksimal.
5. Bagi Peneliti Selanjutnya
Peneliti selanjutnya diharapkan untuk melakukan penelitian lanjutan
mengenai perbedaan persepsi pasien antara peserta Jaminan Kesehatan
Nasional Penerima Bantuan Iuran dengan yang bukan Penerima Bantuan
Iuran, atau persepsi pasien antar peserta Jaminan Kesehatan Nasional
masing-masing kelas pelayanan kesehatan.
109
DAFTAR PUSTAKA
Aditama, TY, 2010, Manajemen Administrasi Rumah Sakit, UI-Press, Jakarta.
Alrubaiee, L, Alkaa’ida, F, 2011, The Mediating Effect of Patient Satisfaction in
the Patients' Perceptions of Healthcare Quality – Patient Trust Relationship,
International Journal of Marketing Studies, Volume 3, No 1, Februari 2011,
hlm. 103-127.
Aw, Suranto, 2010, Komunikasi Sosial Budaya, Graha Ilmu, Yogyakarta.
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, Jumlah Fasilitas Kesehatan, Tues 6 Januari
2015, diakses tanggal 14 Februari 2015, (http://bpjs-kesehatan.go.id).
Badan Penyelengaran Jaminan Sosial Kesehatan, 2013, Panduan Layanan bagi
Peserta BPJS Kesehatan, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan,
Jakarta.
Badan Penyelengaran Jaminan Sosial Kesehatan, 2013, Panduan Praktis Sistem
Rujukan Berjenjang, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan,
Jakarta.
Chotimah, Siti, 2008, Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat
(JAMKESMAS) terhadap Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Haji Medan,
Skripsi, Universitas Sumatera Utara.
Dewi, NKSS, 2014, Pengaruh Aksesibilitas Terhadap Kepuasan Pasien di Rumah
Sakit Gigi dan Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Mahasaraswati
Denpasar, Skripsi, Universitas Mahasaraswati
Diklat Rumah Sakit Islam Sunan Kudus, 2015, Profil Rumah Sakit Islam “Sunan
Kudus”, Rumah Sakit Islam Sunan Kudus.
110
Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan, Direktorat
Bina Upaya Kesehatan, 2012, Pedoman Teknis Bangunan Rumah Sakit
Ruang Rawat Inap, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Ghony MD, Fauzan A, 2012, Metodologi Penelitian Kualitatif, Arruz Meida,
Yogyakarta.
Handayani E, Gondodiputro S, Saefullah A, 2013, Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Kemauan Masyarakat Membayar Iuran Jaminan Kesehatan
di Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Laporan Penelitian, Universitas
Padjajaran.
Hesselink, G, etc., 2012, Quality and Safety of Hospital Discharge: a Study on
Experiences and Perceptions of Patients, Relatives and Care Providers,
International Journal of Quality in Health Care, Volume 25, No 1,
November 2012, hlm. 66-74.
Husein, Umar, 2005, Evaluasi Kinerja Perusahaan, PT. Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.
Ismaniar, Hetty, 2015, Administrasi Kesehatan Masyarakat, Deepublish,
Yogyakarta.
----------------------, 2015, Manajemen Unit Kerja: Untuk Perekam Medis dan
Informatika Kesehatan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Keperawatan, dan
Kebidanan, Deepublish, Yogyakarta.
Moleong, Lexy, J, 2007, Metodologi Penelitian Kualitatif, Remaja Rosdakarya,
Bandung.
Mubarok, WI, Chayatin, Nurul, 2009, Ilmu Kesehatan Masyarakat: Teori dan
Aplikasi, Salemba Medika, Jakarta.
Muninjaya, Gde, 2013, Manajemen Kesehatan Edisi 3, EGC, Jakarta.
111
Mukti, WY, Hamzah A, Nyorong, M, 2013, Pengaruh Mutu Layanan Kesehatan
Terhadap Kepuasan Paien Rawat Inap di Rumah Sakit Woodward Kota Palu,
AKK, Volume II, No 3, September 2013, hlm 35-41.
Musliha, Fatmawati, Siti, 2009, Komunikasi Keperawatan, Nuha Medika,
Yogyakarta.
Mustarom, Kuat, 2005, Analisa Kualitas Pelayanan Kesehatan Bagian Rawat
Inap Umar Bin Khattab Rumah Sakit Islam Sunan Kudus Menggunakan Zona
Tolerans, Tesis, Universitas Diponegoro Semarang.
Nasir, Abd., dkk., 2011, Buku Ajar Metodologi Penelitian Kesehatan : Konsep
Pembuatan Karya Tulis dan Thesis untuk Mahasiswa Kesehatan, Nuha
Medika, Yogyakarta.
Noviana, H, Sugiarsi, S, 2011, Hubungan Mutu Pelayanan Pendaftaran Dengan
Kepuasan Paien Rawat Jalan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Karanganyar, Kesehatan, Volume V, No 1, Maret 2011, hlm 90-106.
Notoatmodjo, Soekidjo, 2007, Kesehatan Masyarakat : Ilmu dan Seni, Rineka
Cipta, Jakarta.
------------------------------, 2010, Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi, Rineka
Cipta, Jakarta.
Nursalam, 2008, Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan, Salemba Medika, Jakarta.
One, SW, 2012, Persepsi Pasien Terhadap Layanan Rawat Inap Rumah Sakit
Umum Daerah Prof. DR. Margono Soekarjo Purwokerto Jawa Tengah,
Skripsi, Universitas Negeri Yogyakarta.
Pohan, IS, 2007, Jaminan Mutu Layanan Kesehatan, EGC, Jakarta
Prastowo, Andi, 2012, Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan
Penelitian, Ar-ruzz Media, Yogyakarta.
112
Republik Indonesia, 2010, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 340/Menkes/Per/III/2010 tentang Klasifikasi Rumah Sakit, Sekretariat
Negara, Jakarta.
Republik Indonesia, 2013, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 69 Tahun 2013 tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan pada
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama dan Fasilitas Kesehatan Tingkat
Lanjutan dalam Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan, Sekretariat
Negara, Jakarta.
Republik Indonesia, 2006, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1045/Menkes/Per/XI/2006 tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit
di Lingkungan Departemen Keehatan, Sekretariat Negara, Jakarta.
Republik Indonesia, 2013, Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 12
Tahun 2013 Tentang Jaminan Kesehatan, Sekretariat Negara, Jakarta.
Republik Indonesia, 1992, Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No. 983/Menkes/SK/XI/1992 tentang Pedoman Organisasi Rumah
Sakit Umum, Sekretariat Negara, Jakarta.
Republik Indonesia, 2009, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun
2009 tentang Kesehatan, Sekretariat Negara, Jakarta.
Republik Indonesia 2014, Undang-undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun
2014 tentang Keperawatan, Sekretariat Negara, Jakarta.
Republik Indonesia, 2004, Undang-undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun
2004 tentang Sistem Jaminan Sosial, Sekretariat Negara, Jakarta.
Republik Indonesia, 2009, Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun
2009 tentang Rumah Sakit, Sekretariat Negara, Jakarta.
Retnaningsih, Ekowati, 2013, Akses Layanan Kesehatan, Rajawali Pers, Jakarta.
113
Sabarguna, BS, 2008, QualityAssurance Pelayanan Rumah Sakit Edisi Revisi,
CV. Sagung Seto, Jakarta.
Samina, M, etc., 2008, Patient’s Perception of Nursing Care at a Large Teaching
Hospital in India, International Journal of Health Sciences, Volume 2, No 2,
Juli 2008, hlm. 92-100.
Satrianegara, MF, Saleha, S, 2009, Buku Ajar dan Manajemen Pelayanan
Kesehatan serta Kebidanan, Salemba Medika, Jakarta.
Simamora, Bilson, 2008, Panduan Riset Perilaku Konsumen, PT. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.
Sistem Informasi Rumah Sakit, 2014, Data Bed Occupation Rate Rumah Sakit
Islam Sunan Kudus, Rumah Sakit Islam Sunan Kudus, Kudus.
Supranto, J, 2011, Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan untuk Menaikkan
Pangsa Pasar, Rineka Cipta, Jakarta.
Walgito, Bimo, 2010, Pengantar Psikologi Umum, Andi, Yogyakarta.
Waluya, Bagja, 2007, Sosiologi: Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat, PT.
Setia Purna Invers, Bandung
Wicaksono, Inu, 2008, Mereka Bilang Aku Sakit Jiwa, Kanisius, Yogyakarta.
Widayatun T,S, 2009, Ilmu Prilaku, Sagung Seto, Jakarta.
Zhao, SH, Akkadechanunt, T, 2011, Patients’ Perceptions of Quality Nursing
Care in a Chinese Hospital, International Journal of Nursing and Midwifery,
Volume 3, No 9, September 2011, hlm. 145-149.
LAMPIRAN
114
115
116
117
118
DAFTAR RESPONDEN
Responden 1
Nama : Rumiah
Jenis Kelamin : Wanita
Umur : 45 tahun
Agama : Islam
Alamat : Nglegahwaru, Undakan, Kudus
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan Terakhir : Sekolah Dasar
Responden 2
Nama : Mukri
Jenis Kelamin : Pria
Umur : 55 tahun
Agama : Islam
Alamat : Mayong, Jepara
Pekerjaan : Petani
Pendidikan Terakhir : Sekolah Dasar
Responden 3
Nama : Kadisi
Jenis Kelamin : Wanita
Umur : 60 tahun
119
Agama : Islam
Alamat : Getasrabi, Kudus
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan Terakhir : Madrasah
Responden 4
Nama : Sulasmi
Jenis Kelamin : Wanita
Umur : 46 tahun
Agama : Islam
Alamat : Bae, Kudus
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan Terakhir : Sekolah Dasar
Responden 5
Nama : Suhadi
Jenis Kelamin : Pria
Umur : 56 tahun
Agama : Islam
Alamat : Padurenan, Gebok, Kudus
Pekerjaan : Buruh
Pendidikan Terakhir : Sekolah Dasar
120
DAFTAR INFORMAN
TRIANGULASI SUMBER
Informan Triangulasi Sumber 1
Nama : Eko Sayekti Wulandari, S.KM
Jabatan : Kepala Rekam Medis Rumah Sakit Islam Sunan Kudus
Waktu Triangulasi : Kamis, 14 Mei 2015
Tempat Triangulasi : Ruang Rekam Medis
Informan Triangulasi Sumber 2
Nama : Setiyani
Jabatan : Wakil Kepala Keperawatan Instalasi Rawat Inap Sa’ad Ibnu
Abi Waqqash Rumah Sakit Islam Sunan Kudus
Waktu Triangulasi : Kamis, 14 Mei 2015
Tempat Triangulasi : Ruang Perawat Instalasi Rawat Inap Sa’ad Ibnu Abi
Waqqash
121
LEMBAR CHECKLIST OBSERVASI
PENELITIAN
PERSEPSI PASIEN PESERTA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
TERHADAP PELAYANAN KESEHATAN
DI INSTALASI RAWAT INAP SA’AD IBNU ABI WAQQASH
RUMAH SAKIT ISLAM SUNAN KUDUS
Petunjuk :
Lembar ini diisi oleh peneliti untuk mengamati pelayanan kesehatan yang
diberikan oleh pihak Rumah Sakit Islam Sunan Kudus.Beri tanda cek (√) pada
kolom checklist sesuai pelayanan yang diberikan dan tuliskan keterangan (jika
ada) sesuai dengan keadaan hasil dari observasi.
Nama Observer : Diah Ayu Latifah
Waktu Observasi : Maret – Mei 2015
No. Fokus Observasi Indikator Checklist Keterangan
1 Gambaran Umum
Rumah Sakit
Islam Sunan
Kudus
1. Profil Rumah
Sakit dan data
umum
2. Jenis Pelayanan
3. Jumlah sumber
daya
4. Pelaksanaan
program JKN
√
√
√
√
Terdapat profil
rumah sakit yang
diterbitkan pada
2015
Terdapat
beberapa
pelayanan
kesehatan yang
ada di rumah
sakit
Jumlah sumber
daya manusia di
rumah sakit
adalah 421 orang
Pelaksanaan
program JKN
berlangsung
122
secara baik,
2 Pelayanan
Administrasi
1. Jumlah SDM
mencukupi
2. Alur dan proses
pelayanan bidang
administrasi
3. Lama waktu
pelayanan
4. Ketersediaan
media informasi
5. Ketersediaan
loket pelayanan
BPJS
√
√
√
√
√
Jumlah SDM
pada ruang
pelayanan
admnistrasi
masih mengalami
kekurangan
Rumah sakit
memiliki
Standard
Operational
Prosedure (SOP)
Lama waktu
pelayanan sesuai
Standar
Pelayanan
Minimal (SPM)
Tidak tersedia
media informasi
terkait alur
pelayanan
administrasi
Tersedia loket
khusus BPJS
yang bergabung
dengan ruang
rekam medis ,
meskipun baru
sementara karena
rumah akit masih
dalam tahap
perbaikan.
3 Pelayanan Medis 1. Jenis pelayanan
medis
2. Waktu Visite
dokter tepat
waktu
√
√
Terdapat
beberapa
pelayanan medis
di rumah sakit
Visite dokter
dilakukan sesuai
jadwal visite
4 Pelayanan
Keperawatan
1. Jenis pelayanan
keperawatan
√
Terdapat
beberapa
123
2. Jumlah SDM
mencukupi
3. Proses asuhan
keperawatan
4. Waktu pemberian
pelayanan
keperwatan
√
√
√
pelayanan
keperawatan di
ruang rawat inap
Jumlah SDM
keperawatan
masih kurang
Proses asuhan
keperawatan
dilakukan sesuai
prosedur yang
ada
Pemberian
pelayanan
keperawatan
sesuai jadwal dan
juga dilakukan
sewaktu-waktu
ketika pasien
membutuhkan
perawat
5 Pelayanan
Penunjang
1. Jenis pelayanan
penunjang
2. Alur dan proses
pelayanan
penunjang
√
√
Rumah skait
memiliki
berbagai
pelayanan
penunjang medis
Alur dan proses
pelayanan
penunjang
dilakukan sesuai
prosedur dibantu
oleh petugas
keperawatan
124
PANDUAN WAWANCARA
PENELITIAN
PERSEPSI PASIEN PESERTA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
TERHADAP PELAYANAN KESEHATAN
DI INSTALASI RAWAT INAP SA’AD BIN ABI WAQQASH
RUMAH SAKIT ISLAM SUNAN KUDUS
Nama Pewawancara :
Tanggal Wawancara :
Jam Wawancara :
Saya yang bertanda tangan di bawah ini sebagai informan penelitian
“Persepsi Pasien Peserta Jaminan Kesehatan Nasional terhadap Pelayanan
Kesehatan di Instalasi Rawat Inap Sa’ad Bin Abi Waqqash Rumah Sakit
Islam Sunan Kudus” menyatakan bahwa jawaban dari pertanyaan wawancara
yang disampaikan kembali oleh peneliti sudah sesuai dengan jawaban yang saya
sampaikan pada saat proses wawancara. Sehingga dapat dinyatakan bahwa hasil
wawancara sebagai data penelitian dapat dipercaya kebenarannya.
Kudus, …………. 2015
………………………..
125
A. Identitas / Karakteristik Responden
1. Nama :
2. Jenis Kelamin :
3. Umur :
4. Agama :
5. Alamat :
6. Pekerjaan :
7. Pendidikan terakhir :
B. Pengetahuan Responden tentang Program JKN
1. Apakah yang Anda ketahui tentang Program Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN) ?
2. Dari mana Anda mengetahui tentang Program Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN) ?
3. Sudah berapa lama Anda menjadi peserta Program Jaminan Kesehatan
(JKN) ?
4. Apakah Anda setuju dengan adanya Program Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN) ?
- Apa alasan Anda ?
5. Apakah Anda sudah merasakan manfaat / kerugian dari adanya Program
Jaminan Kesehatan (JKN) ?
- Apa saja yang Anda Rasakan ?
- Bagaimana tanggapan Anda mengenai hal tersebut ?
6. Apakah Anda mengetahui prosedur atau alur pelayanan peserta Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN) ?
126
- Jika iya, apakah Anda merasa bahwa prosedur dan alur pelayanan itu
mudah atau justru susah / ribet ?
- Jika tidak, apakah tidak pernah ada sosialisasi terkait prosedur dan alur
pelayanan JKN dari pemerintah ?
C. Pelayanan Administratif Rumah Sakit Islam Sunan Kudus
1. Apa saja yang Anda lakukan saat proses pelayanan administrasi ?
2. Menurut Anda, apakah jumlah tenaga administrasi yang ada di ruangan
administrasi sudah mencukupi ?
3. Apakah pihak Rumah Sakit selalu memberikan petunjuk atau informasi
yang benar dalam memberikan pelayanan administratif kepada Anda ?
- Jika iya, apakah menurut Anda petunjuk atau informasi tersebut mudah
atau susah / ribet ?
- Jika belum, apa tanggapan Anda akan hal tersebut ?
4. Bagaimana penilaian dan tanggapan Anda mengenai pelayanan
administrasi yang diberikan oleh petugas administrasi kepada Anda
sebagai pasien peserta JKN ? Jelaskan alasan Anda !
D. Pelayanan Medis Rumah Sakit Islam Sunan Kudus
1. Berapa kali dokter memeriksa Anda setiap harinya ?
2. Apakah dokter selalu datang tepat waktu ketika melakukan pemeriksaan ?
- Bagaimana tanggapan Anda akan hal tersebut ?
3. Apa saja pelayanan medis yang Anda terima dari dokter ?
4. Bagaimana kesigapan dokter jika Anda memerlukan bantuannya ?
- Bagaimana tanggapan Anda akan hal tersebut ?
127
5. Apakah dokter yang memeriksa Anda dapat menjelaskan dengan jelas
tentang penyakit yang Anda derita atau kondisi Anda saat ini ?
- Bagaimana tanggapan Anda akan hal tersebut ?
6. Bagaimana penilaian dan tanggapan Anda mengenai pelayanan medis
yang diberikan oleh dokter kepada Anda sebagai pasien peserta JKN ?
Jelaskan alasan Anda !
E. Pelayanan Keperawatan Rumah Sakit Islam Sunan Kudus
1. Berapa kali perawat datang ke ruangan Anda setiap harinya ?
2. Apakah perawat selalu datang tepat waktu ketika melakukan pemeriksaan
?
- Bagaimana tanggapan Anda akan hal tersebut ?
3. Apa saja pelayanan keperawatan yang dilakukan oleh perawat setiap
harinya ?
4. Bagaimana kemampuan perawat saat melakukan pemeriksaan dan
kesigapan perawat jika Anda memerlukan bantuannya ?
- Bagaimana tanggapan Anda akan hal tersebut ?
5. Menurut Anda, apakah jumlah perawat yang memeriksa Anda sudah
mencukupi?
6. Bagaimana penilaian dan tanggapan Anda mengenai pelayanan
keperawatan yang diberikan oleh perawat kepada Anda sebagai pasien
peserta JKN ? Jelaskan alasan Anda !
F. Pelayanan Penunjang Medis Rumah Sakit Islam Sunan Kudus
1. Bagaimana proses Anda mendapatkan pelayanan penunjang ?
128
2. Bagaimana sikap petugas saat memberikan pelayanan tersebut kepada
Anda ?
3. Apakah Anda puas dengan ketersediaan penunjang medis di Rumah Sakit
Islam Sunan Kudus ? Berikan alasan Anda !
4. Bagaimana penilaian dan tanggapan Anda mengenai pelayanan penunjang
yang diberikan oleh petugas pada masing-masing bagian pelayanan
penunjang kepada Anda sebagai pasien peserta JKN ?
G. Pelayanan Rujukan
1. Sudah berapa kali Anda menggunakan kartu BPJS untuk berobat ?
- Sedangkan Sudah berapa kali Anda menggunakan kartu BPJS untuk
berobat di Rumah Sakit Islam Sunan Kudus ?
2. Berasal dari mana Pemberi Pelayanan Kesehatan 1 yang memberikan
Anda rujukan ke Rumah Sakit Islam Sunan Kudus ?
- Apakah menurut Anda, sebagai pasien rujukan dari PPK 1, pelayanan
yang diberikan RSI Sunan Kudus lebih baik dari PPK 1 ?
3. Apakah menurut Anda pihak rumah sakit membeda-bedakan antara pasien
peserta JKN dengan pasien umum / non-JKN ?
- Jika iya, bagaimana tanggapan Anda mengenai hal tersebut ?
4. Bagaimana sistem dan proses rujukan yang Anda lakukan / alami sebelum
mendapatkan pelayanan kesehatan rujukan di RSI Sunan Kudus? Berikan
tanggapan Anda atas sistem dan proses tersebut !
5. Bagaimana tanggapan dan penilaian Anda mengenai pelayanan yang
diberikan kepada Anda sebagai pasien rujukan ? Berikan alasan Anda !
129
6. Apa harapan Anda sebagai pasien peserta JKN terkait pelayanan kesehatan
yang diberikan oleh pihak rumah sakit ?
130
PANDUAN TRIANGULASI
PENELITIAN
PERSEPSI PASIEN PESERTA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
TERHADAP PELAYANAN KESEHATAN
DI INSTALASI RAWAT INAP SA’AD IBNU ABI WAQQASH
RUMAH SAKIT ISLAM SUNAN KUDUS
Pelayanan Administrasi Rumah Sakit
1. Bagaimana proses dan prosedur pelayanan Administrasi di rumah sakit,
khususnya di Instalasi Rawat Inap Sa’ad Bin Abi Waqqash ?
- Apakah terdapat perbedaan proses dan prosedur pelayanan Administrasi
antara pasien JKN dan pasien umum ?
- Apakah terdapat perbedaan proses dan prosedur pelayanan Administrasi
antara pasien JKN rujukan dan non rujukan ?
2. Apa saja jenis pelayanan administrasi yang diberikan pihak rumah sakit,
khusunya di Instalasi Rawat Inap Sa’ad Bin Abi Waqqash ?
3. Berapa jumlah tenaga administrasi di Rumah Sakit Islam Sunan Kudus ?
4. Menurut Anda, apakah jumlah tenaga administrasi di rumah akit sudah
mencukupi ?
131
PANDUAN TRIANGULASI
PENELITIAN
PERSEPSI PASIEN PESERTA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
TERHADAP PELAYANAN KESEHATAN
DI INSTALASI RAWAT INAP SA’AD IBNU ABI WAQQASH
RUMAH SAKIT ISLAM SUNAN KUDUS
Pelayanan Medis, Keperawatan, dan Penunjang Medis
Rumah Sakit
1. Siapa tenaga medis yang menangani pasien ? Apakah masing-masing pasien
akan ditangani oleh dokter spesialis sesuai penyakit masing-masing pasien ?
2. Berapa kali doketr melakukan visite ke pasien setiap harinya ?
3. Pelayanan medis apa yang diberikan oleh dokter ketika melakukan visite
kepada pasien ?
4. Berapa kali dalam sehari perawat datang untuk memeriksa keadaan pasien ?
5. Berapa jumlah perawat di rumah sakit, khususnya di Instalasi Rawat Inap
Sa’ad Bin Abi Waqqash ?
6. Menurut Anda, apakah jumlah perawat di rumah sakit, khususnya di Instalasi
Rawat Inap Sa’ad Bin Abi Waqqash sudah mencukupi ?
7. Apa saja jenis pelayanan asuhan keperawatan yang diberikan di Instalasi
Rawat Inap Sa’ad Bin Abi Waqqash ?
8. Bagaimana proses dan prosedur pelayanan penunjang di Instalasi Rawat Inap
Sa’ad Bin Abi Waqqash ?
132
LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK
Saya, Diah Ayu Latifah, Mahasiswa S1 Peminatan Administrasi dan Kebijakan
Kesehatan, Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu
Keolahragaan Universitas Negeri Semarang, Semarang akan melakukan penelitian
yang berjudul “Persepsi Pasien Peserta Jaminan Kesehatan Nasional terhadap
Pelayanan Kesehatan di Instalasi Rawat Inap Sa’ad Bin Abi Waqqash Rumah
Sakit Islam Sunan Kudus”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi
pasien peserta Jaminan Kesehatan Nasional terhadap pelayanan kesehatan di
Instalasi Rawat Inap Sa’ad Bin ABI Waqqash Rumah Sakit Islam Sunan Kudus.
Saya mengajak Bapak/Ibu/Saudara untuk ikut dalam penelitian ini.Penelitian ini
membutuhkan beberapa subjek penelitian, dengan jangka waktu keikutsertaan
masing masing subjek sekitar setengah sampai satu jam.
A. Kesukarelaaan untuk ikut penelitian
Keikutsertaan Bapak/Ibu/Saudara dalam penelitian ini adalah bersifat
sukarela, dan dapat menolak untuk ikut dalam penelitian ini atau dapat
berhenti sewaktu-waktu tanpa denda sesuatu apapun.
B. Prosedur penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan wawancara (berkomunikasi dua arah) antara
saya sebagai peneliti dengan Bapak/Ibu/Saudara sebagai subjek penelitian/
informan. Saya dan/atau enumeratorakan mencatat hasil wawancara ini untuk
kebutuhan penelitian setelah mendapatkan persetujuan dari
Bapak/Ibu/Saudara. Penelitian ini tidak ada tindakan dan hanya semata-mata
wawancara dan ceklist untuk mendapatkan informasi seputar identitas,
keluhan, perasaan dan penilaian Bapak/Ibu/Saudara terhadap pelayanan di
Rumah Sakit.
C. Kewajiban Subjek Penelitian
Bapak/Ibu/Saudara diminta memberikan jawaban ataupun penjelasan yang
sebenarnya terkait dengan pertanyaan yang diajukan untuk mencapai tujuan
penelitian ini.
D. Risiko dan efek samping dan penangananya
Tidak ada resiko dan efek samping dalam penelitian ini, karena tidak ada
perlakuan kepada Bapak/Ibu/Saudara dan hanya wawancara (komunikasi dua
arah) saja.
E. Manfaat
Adapun manfaat yang bisa diperoleh dari penelitian ini adalah untuk evaluasi
pelayanan kesehatan yang diberikan pihak rumah sakit dan pelaksanaan
program JKN di RSI Sunan Kudus serta memberikan informasi kepada
masyarakat, sehingga masyarakat dapat mengetahui berbagai hal yang
133
berhubungan dengan pelayanan kesehatan dan pelaksanaan program JKN di
RSI Sunan Kudus.
F. Kerahasiaan
Informasi yang didapatkan dari Bapak/Ibu/Saudara terkait dengan penelitian
ini akan dijaga kerahasiaanya dan hanya digunakan untuk kepentingan ilmiah
(ilmu pengetahuan).
G. Kompensasi / ganti rugi
Dalam penelitian ini tersedia dana untuk kompensasi atau ganti rugi untuk
Bapak/Ibu/Saudara, yang diwujudkan dalam bentuk handuk kecil.
H. Pembiayaan
Penelitian ini dibiayai oleh peneliti pribadi
I. Informasi tambahan
Penelitian ini dibimbing oleh Drs. Bambang Wahyono, M.Kes sebagai
pembimbing tunggal penelitian.
Bapak/Ibu/Saudara diberikan kesempatan untuk menanyakan semua hal yang
belum jelas sehubungan dengan penelitian ini. Bila sewaktu-waktu ada efek
samping atau membutuhkan penjelasan lebih lanjut, Bapak/Ibu/Saudara dapat
menghubungi
Diah Ayu Latifah, no Hp 085878727123 di Kost Ceria, Gang Cempakasari Timur,
Sekaran, Gunungpati, Semarang.
Bapak/Ibu/Saudara juga dapat menanyakan tentang penelitian ini kepada Komite
Etik Penelitian Kesehatan (KEPK) Universitas Negeri Semarang, dengan nomor
telefon (021) 8508107 atau email [email protected]
Semarang, 16 Maret 2015
Hormat saya,
Diah Ayu Latifah
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
DOKUMENTASI
Kondisi Ruang Rawat Inap Sa’ad Ibnu Abi Waqqash (Laki-laki)
Sedang berlangsung wawancara dengan responden 1
148
Sedang berlangsung wawancara dengan responden 3
Sedang berlangsung wawancara dengan responden 2
149
Sedang berlangsung wawancara dengan responden 5
Sedang berlangsung wawancara dengan informan triangulasi sumber 2