persiapan kunjungan lapangan dan seminar - bpsdm.pu.go.id filepengantar pembiayaan sekunder...
TRANSCRIPT
PENGANTAR PEMBIAYAAN SEKUNDER PERUMAHAN i
MODUL 9
Persiapan Kunjungan Lapangan dan Seminar 2016
DIKLAT RENCANA TATA BANGUNAN
DAN LINGKUNGAN TINGKAT DASAR I
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
Persiapan Kunjungan Lapangan dan Seminar i
KATA PENGANTAR
Modul Persiapan Kunjungan Lapangan dan Seminar memberikan pemahaman
tentang kunjungan lapangan dan seminar hasil kunjungan lapangan kepada
peserta yang meliputi pengumpulan data lapangan, penyusunan laporan dan
penyajian pada seminar.
Buku ini terdiri atas 5 (lima) bab yang terdiri dari Pendahuluan, Persiapan
Kunjungan Lapangan, Data Lapangan, Seminar, dan Penutup. Modul ini disusun
secara sistematis agar peserta pelatihan dapat mempelajari materi dengan lebih
mudah. Fokus pembelajaran diarahkan pada peran aktif peserta diklat.
Ucapan terimakasih dan penghargaan kami sampaikan kepada tim penyusun atas
tenaga dan pikiran yang dicurahkan untuk mewujudkan modul ini.
Penyempurnaan, maupun perubahan modul di masa mendatang senantiasa
terbuka dan dimungkinkan mengingat akan perkembangan situasi, kebijakan dan
peraturan yang terus menerus terjadi. Semoga modul ini dapat membantu dan
bermanfaat bagi peningkatan kompetensi aparatur di Pusat dan Daerah dalam
bidang penataan bangunan.
Semarang, Desember 2016
Kepala Balai Uji Coba Sistem Diklat
Perumahan dan Permukiman
ii Persiapan Kunjungan Lapangan dan Seminar
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................. I
DAFTAR ISI ............................................................................................................. II
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL ...................................................................... VI
Deskripsi ................................................................................................... vi A.
Persyaratan .............................................................................................. vi B.
Metode ..................................................................................................... vi C.
Alat Bantu/Media ..................................................................................... vi D.
Indikator Keberhasilan ............................................................................. vi E.
BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................................... 5
Latar Belakang .......................................................................................... 6 A.
Deskripsi Singkat ...................................................................................... 7 B.
Tujuan Pembelajaran ............................................................................... 7 C.
Materi dan Submateri Pokok ................................................................... 8 D.
Estimasi Waktu ......................................................................................... 8 E.
BAB 2 PERSIAPAN KUNJUNGAN LAPANGAN ......................................................... 9
Indikator Keberhasilan ........................................................................... 10 A.
Umum ..................................................................................................... 10 B.
Review Mata Diklat Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) ... 10 C.
Pembentukan Kelompok ........................................................................ 11 D.
Objek Survey Lapangan .......................................................................... 12 E.
Objek Survey Lapangan .......................................................................... 12 F.
Rangkuman ............................................................................................ 12 G.
BAB 3 DATA LAPANGAN ........................................................................................ 9
Indikator Keberhasilan ........................................................................... 10 A.
Umum ..................................................................................................... 10 B.
Pengertian Survey .................................................................................. 10 C.
Jenis Survey ............................................................................................ 10 D.
Tujuan Survey ......................................................................................... 11 E.
Pelaksanaan Survey ................................................................................ 11 F.
Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 12 G.
Objek Kunjungan Lapangan ................................................................... 13 H.
Penyusunan Laporan Hadil Kunjungan Lapangan .................................. 24 I.
Penyusunan Laporan Hadil Kunjungan Lapangan .................................. 24 J.
Rangkuman ............................................................................................ 26 K.
BAB 4 SEMINAR ................................................................................................... 27
Persiapan Kunjungan Lapangan dan Seminar iii
Indikator Keberhasilan ........................................................................... 28 A.
Umum ..................................................................................................... 28 B.
Maksud dan Tujuan Seminar.................................................................. 28 C.
Penggunaan Seminar ............................................................................. 29 D.
Pihak – pihak yang Berperan dalam Seminar ......................................... 30 E.
Rangkuman ............................................................................................ 32 F.
BAB 5 PENUTUP .................................................................................................. 35
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 37
GLOSARIUM ........................................................................................................ 38
iv Persiapan Kunjungan Lapangan dan Seminar
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 REKAPITULASI RTBL YANG SUDAH ADA PERBUP/PERWAL WILAYAH I
............................................................................................................... 38
LAMPIRAN 2 REKAPITULASI RTBL YANG SUDAH ADA PERBUP/PERWAL WILAYAH II
............................................................................................................... 57
LAMPIRAN 3 REKAPITULASI RTBL YANG BELUM ADA PERBUP/PERWAL WILAYAH II
YANG DIFASILITASI PADA TA 2013 ........................................................ 67
vi Persiapan Kunjungan Lapangan dan Seminar
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL
Deskripsi A.
Modul Persiapan Kunjungan Lapangan dan Seminar terdiri dari tiga kegiatan
belajar mengajar, yaitu:
1. Persiapan Kunjungan Lapangan
2. Data Lapangan
3. Seminar
Persyaratan B.
Dalam mempelajari modul ini peserta diklat dilengkapi dengan peraturan
perundang-undangan, peraturan Bupati / Walikota tentang RTBL, pedoman, dan
teori yang terkait dengan materi survey dan seminar.
Metode C.
Dalam pelaksanaan pembelajaran ini, metode yang dipergunakan adalah dengan
kegiatan pemaparan yang dilakukan oleh pemberi materi (narasumber), adanya
kesempatan tanya jawab, curah pendapat, bahkan diskusi.
Alat Bantu/Media D.
Untuk menunjang tercapainya tujuan pembelajaran ini, diperlukan Alat
Bantu/Media pembelajaran tertentu, yaitu:
1. LCD/projector
2. Laptop
3. Papan tulis atau whiteboard dengan penghapusnya
4. Flip chart
5. Bahan tayang
6. Modul dan /atau bahan ajar
Indikator Keberhasilan E.
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta mampu memahami:
1. Persiapan Kunjungan Lapangan
2. Data Lapangan
3. Seminar
6 Persiapan Kunjungan Lapangan dan Seminar
PENDAHULUAN
Latar Belakang A.
Setiap bangunan gedung harus memenuhi persyaratan administratif dan
persyaratan teknis sesuai dengan fungsi bangunan gedung. Persyaratan
administratif bangunan gedung meliputi persyaratan status hak atas tanah, status
kepemilikan bangunan gedung, dan izin mendirikan bangunan. Sedangkan
persyaratan teknis bangunan gedung meliputi persyaratan tata bangunan dan
persyaratan keandalan bangunan. Persyaratan tata tata bangunan meliputi
persyaratan peruntukan dan intensitas bangunan gedung, arsitektur bangunan
gedung, dan persyaratan pengendalian dampak lingkungan. Persyaratan Tata
bangunan ditetapkan lebih lanjut dalam Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan
oleh Pemerintah Daerah ( UU Nomor : 28 Tahun 2002 Psl. 9 ).
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan ( RTBL ) merupakan pengaturan
persyaratan tata bangunan sebagai tindak lanjut Rencana Tata Ruang Wilayah
( RTRW ) Kabupaten / Kota dan atau Rencana Detail Tata Ruang Kawasan
Perkotaan (RDTRKP) digunakan dalam pengendalian pemanfaatan ruang suatu
kawasan dan sebagai panduan rancangan kawasan untuk mewujudkan kesatuan
karakter serta kualitas bangunan gedung dan lingkungan yang berkelanjutan. RTBL
memuat materi pokok ketentuan program bangunan dan lingkungan, rencana
umum dan panduan rancangan, rencana investasi, ketentuan pengendalian
rencana dan pedoman pengendalian pelaksanaan. Penyusunan RTBL didasarkan
pada pola penataan bangunan gedung dan lingkungan yang meliputi perbaikan,
pengembangan kembali, pembangunan baru, dan / atau pelestarian untuk :
Kawasan terbangun.
Kawasan yang dilindungi dan dilestarikan.
Kawasan baru yang potensial berkembang dan / atau
Kawasan yang bersifat campuran.
RTBL disusun oleh pemerintah daerah, atau berdasarkan kemitraan pemerintah
daerah, swasta, dan / atau masyarakat sesuai dengan tingkat permasalahan pada
lingkungan / kawasan yang bersangkutan. RTBL ditetapkan dengan peraturan
bupati / walikota dan untuk Daerah khusus Ibukota Jakarta dengan peraturan
Persiapan Kunjungan Lapangan dan Seminar 7
Gubernur. (PP nomor : 36 Tahun 2005 Tentang Peraturan Pelaksanaan UU Nomor :
28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung, Pasal 27 dan Pasal 28).
Untuk memfasilitasi ketersedian tenaga teknis Pusat dan Pemerintah Daerah,
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Jalan, Perumahan, Permukiman dan
Pengembangan Infrastruktur Wilayah menyusun program Diklat Rencana Tata
Bangunan dan Lingkungan Tingkat Dasar.
Diklat ini diharapkan akan memberikan bekal kemampuan tentang pengetahuan,
dan mampu menjelaskan dalam penyelenggaraan RTBL. Adapun mata diklat yang
akan diberikan adalah :
1. Kebijakan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan.
2. Pengantar Penyelenggaraan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan.
3. Identifikasi kawasan potensial.
4. Program bangunan dan Lingkungan.
5. Rencana Umum dan Panduan rancangan.
6. Rencana Investasi.
7. Ketentuan Pengendalian Rencana.
8. Pedoman Pengendalian Pelaksanaan
9. Pembinaan Penyelenggaraan RTBL
10. Kunjungan Lapangan dan Seminar.
Deskripsi Singkat B.
Mata diklat ini memberikan pemahaman tentang kunjungan lapangan dan
Seminar hasil kunjungan lapangan kepada peserta yang meliputi pengumpulan
data lapangan, penyusunan laporan dan penyajian pada seminar melalui ceramah
interaktif, dan diskusi.
Alokasi waktu : 90 menit (2 JP)
Tujuan Pembelajaran C.
Tujuan pembelajaran dijelaskan dalam bentuk hasil belajar dan indikator hasil
belajar, sebagai berikut:
Hasil Belajar 1.
Setelah mengikuti sesi pembelajaran mata diklat persiapan kunjungan
lapangan dan seminar ini, peserta diklat diharapkan mampu melaksanakan
kunjungan lapangan dan seminar hasil kunjungan lapangan.
8 Persiapan Kunjungan Lapangan dan Seminar
Indikator Hasil Belajar 2.
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta mampu :
a. Melaksanakan kunjungan lapangan.
b. Memahami dan mengumpulkan data yang diperlukan selama kunjungan
lapangan.
c. Memaparkan dan mendiskusikan hasil kunjungan lapangan dalam
Seminar.
Materi dan Submateri Pokok D.
Materi dan submateri pokok dalam modul Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan
ini adalah sebagai berikut:
1. Persiapan Kunjungan Lapangan
a. Review materi diklat
b. Pembentukan kelompok peserta
c. Objek Survey Lapangan
2. Data Lapangan
a. Pengertian Survey
b. Jenis Survey
c. Tujuan Survey
d. Teknik Pengumpulan Data
e. Identifikasi dan Tahapan Pelaksanaan Pembangunan
3. Seminar
a. Maksud dan Tujuan Seminar
b. Penggunaan Seminar
c. Pihak-Pihak yang Berperan Dalam Seminar
Estimasi Waktu E.
Waktu yang diperlukan dalam mata pelatihan ini adalah : 2 ( dua ) JP untuk
Persiapan Kunjungan Lapangan, 8 (delapan) JP untuk Kunjungan Lapangan dan
Penyusunan Laporan serta 6 (enam) JP untuk Seminar.
10 Persiapan Kunjungan Lapangan dan Seminar
PERSIAPAN KUNJUNGAN LAPANGAN
Indikator Keberhasilan A.
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu melaksanakan
kunjungan lapangan.
Umum B.
Persiapan kunjungan meliputi review mata diklat Rencana Tata Bangunan dan
Lingkungan (RTBL) termasuk penjelasan kunjungan lapangan serta pembentukan
kelompok, dan objek yang diteliti.
Review Mata Diklat Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) C.
Identifikasi Kawasan Potensial 1.
Mata diklat ini memberikan pemahaman tentang identifikasi kawasan
potensial yang terdiri atas variabel kawasan, indikator kawasan, parameter
kawasan, deliniasi kawasan dan skala penanganan kepada peserta melalui
ceramah interaktif, diskusi dan latihan.
Program Bangunan dan Lingkungan 2.
Mata diklat ini memberikan pemahaman tentang program bangunan dan
lingkungan kepada peserta yang terdiri atas analisis kawasan dan wilayah
perencanaan, analisis pengembangan berbasis peran masyarakat untuk
menghasilkan konsep perancangan tata bangunan dan lingkungan, melalui
ceramah interaktif, diskusi dan latihan.
Rencana Umum dan Panduan Rancangan 3.
Mata diklat ini dimaksudkan untuk memberikan pemahaman tentang rencana
umum dan panduan rancangan kepada peserta melalui ceramah interaktif,
diskusi dan latihan yang antara lain meliputi rencana umum dan panduan
rancangannya.
Rencana Investasi 4.
Mata diklat ini dimaksudkan untuk memberikan pemahaman tentang rencana
investasi kepada peserta yang terdiri atas skenario strategi rencana Investasi
Persiapan Kunjungan Lapangan dan Seminar 11
dan pola kerjasama operasional investas melalui ceramah interaktif, diskusi
dan latihan.
Ketentuan Pengendalian Rencana. 5.
Mata diklat ini dimaksudkan untuk memberikan pemahaman tentang
pengendalian rencana kepada peserta yang terdiri atas strategi pengendalian
rencana dan arahan pengendalian rencana melalui ceramah interaktif, diskusi
dan latihan.
Pedoman Pelaksanaan 6.
Mata diklat ini dimaksudkan untuk memberikan pemahaman tentang
Pedoman Pengendalian Pelaksanaan yang terdiri atas pengendalian
pelaksanaan dan pengelolaan kawasan kepada peserta melalui ceramah
interaktif, diskusi dan latihan.
Pembinaan Penyelenggaraan RTBL. 7.
Mata diklat ini dimaksudkan untuk memberikan pemahaman tentang
pembinaan penyelenggaraan RTBL kepada peserta melalui ceramah interaktif,
diskusi dan latihan.
Persiapan kunjungan lapangan dan seminar 8.
Mata diklat ini dimaksudkan untuk memberikan pemahaman tentang
kunjungan lapangan dan seminar hasil kunjungan lapangan kepada peserta
yang meliputi pengumpulan data lapangan, penyusunan laporan dan penyajian
pada seminar melalui ceramah interaktif, diskusi dan latihan.
Pembentukan Kelompok D.
Pengajar / Instruktur memetakan peserta kelompok berdasarkan latar belakang
pendidikan seperti jumlah strata 1 atau Strata 2 dengan disiplin Ilmu teknik
Planologi, Arsitektur, Sipil, Mekanikal, Elektrikal, Lingkungan dsb nya.
Peserta dibagi atas 3 ( tiga ) kelompok dengan masing-masing kelompok 1.
terdiri atas latar pendidikan yang relatif merata jumlahnya.
Pengajar / Instruktur dapat menunjuk langsung Ketua kelompok 2.
berdasarkan hasil pengamatan terhadap kedudukan dan tempat tugas
peserta ( SKPD ) dan selanjutnya pembagian peserta masuk ke setiap
kelompok dengan tetap mempertahankan pemerataan disiplin ilmu pada
setiap kelompok. Ketua kelompok atas musyawarah dan mufakat dapat
menunjuk Penyaji dan Moderator serta anggotanya.
12 Persiapan Kunjungan Lapangan dan Seminar
Objek Survey Lapangan E.
Pengamatan atas dokumen Peraturan Bupati / Walikota tentang RTBL 1.
yang telah dikeluarkan di kota tempat penyelenggaraan diklat Rencana
Tata Bangunan dan Lingkungan yang akan berlangsung.
Daftar Peraturan Bupati / Walikota yang telah dikeluarkan sampai akhir 2.
tahun 2015 dapat dilihat pada lampiran modul ini atau penyelenggara
diklat dapat menghubungi Instansi terkait seperti Bappeda Kabupaten /
Kota untuk mendapatkan dokumen RTBL tersebut.
Melakukan identifikasi kawasan potensial seperti kawasan strategis 3.
Nasional, Provinsi ataupun kawasan strategis kabupaten / kota, hal ini
dapat dilakukan dengan mengacu kepada Peraturan Daerah ( Perda )
tentang Rencanan Tata Ruang Wilayah ( RTRW ) kabupaten / kota atau
Peraturan Daerah tentang Rencana Detail Tata Ruang Wilayah Kawasan
Perkotaan ( RDTRKP ) kabupaten / kota, tempat penyelenggaraan diklat
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan yang akan berlangsung.
Pengamatan atas Dokumen RTBL yang telah tersusun baik yang 4.
dilaksanakan oleh Direktorat Bina Penataan Bangunan ( BPB ), Dirjen Cipta
Karya kementerian PUPR sumber dana APBN, ataupun yang dilaksanakan
oleh Pemerintah Daerah dan / atau oleh masyarakat.
Objek Survey Lapangan F.
(Pembahasan materi ini pada bab selanjutnya)
Rangkuman G.
Kegiatan kunjungan lapangan meliputi pengumpulan data lapangan, penyusunan
laporan dan penyajian pada seminar. Objek pengamatan didasarkan pada
Peraturan Bupati/Walikota, identifikasi kawasan potensial seperti kawasan
strategis Nasional, Provinsi ataupun kawasan strategis kabupaten / kota, hal ini
dapat dilakukan dengan mengacu kepada Peraturan Daerah ( Perda ) tentang
Rencanan Tata Ruang Wilayah ( RTRW ) kabupaten / kota atau Peraturan Daerah
tentang Rencana Detail Tata Ruang Wilayah Kawasan Perkotaan ( RDTRKP )
kabupaten / kota ataupun pengamatan atas Dokumen RTBL yang telah tersusun
baik yang dilaksanakan oleh Direktorat Bina Penataan Bangunan ( BPB ), Dirjen
Cipta Karya kementerian PUPR sumber dana APBN, ataupun yang dilaksanakan
oleh Pemerintah Daerah dan / atau oleh masyarakat.
10 Persiapan Kunjungan Lapangan dan Seminar
DATA LAPANGAN
Indikator Keberhasilan A.
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu memahami dan
mengumpulkan data yang diperlukan selama kunjungan lapangan.
Umum B.
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai survey, teknik pengumpulan data, serta
identifikasi dan pelaksanaan pembangunan. Kemudian akan dibahas juga objek
kunjungan lapangan.
Pengertian Survey C.
Pada umumnya survey dilakukan dalam penelitian untuk menguji objek secara
kuantitatif ataupun kualitatif. Ketika melakukan penelitian kuantitatif, survei lebih
merupakan pertanyaan yang bersifat tertutup, sementara dalam penelitian
kualitatif berupa tanya jawab mendalam dengan wawancara terbuka. Menurut
kamus Webster, pengertian survei adalah suatu kondisi tertentu yang
menghendaki kepastian informasi, terutama bagi orang – orang yang bertanggung
jawab atau yang tertarik. Menurut Singarimbun (1991, p.3) survei yaitu “penelitian
yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai
alat pengumpul data yang pokok”. Sedangkan menurut suhermin (dalam blognya
suhermin.blogspot.com) survei adalah aktivitas untuk mengestimasi sesuatu
(seperti : jumlah orang, persepsi ataupesan-pesan tertentu). Dari berbagai definisi
tentang survei tersebut di atas dapat di simpulkan bahwa survei merupakan suatu
aktivitas atau kegiatan penelitian yang dilakukan untuk mendapatkan suatu
kepastian informasi dengan cara mengambil sampel dari satu populasi
menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang pokok.
Jenis Survey D.
1. Penelitian Exploratif (Penjajagan): Terbuka, mencari-cari, pengetahuan
peneliti tentang masalah yang diteliti masih terbatas. Pertanyaan dalam
studi penjajagan ini misalnya : Apakah yang paling mencemaskan anda
dalam hal infrastruktur di daerah Kalbar dalam lima tahun terakhir ini?
Persiapan Kunjungan Lapangan dan Seminar 11
Menurut anda, bagaimana cara perawatan infrastruktur jalan dan
jembatan yang baik?
2. Penelitian Deskriptif : mempelajari masalah dalam masyarakat, tata cara
yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi, sikap, pandangan,
proses yang sedang berlangsung, pengaruh dari suatu fenomena,
pengukuran yang cermat tentang fenomena dalam masyarakat. Peneliti
mengembangkan konsep, menghimpun fakta, tapi tidak menguji hipotesis;
3. Penelitian Evaluasi : mencari jawaban tentang pencapaian tujuan yang
digariskan sebelumnya. Evaluasi disini mencakup formatif (melihat dan
meneliti pelaksanaan program), Sumatif (dilaksanakan pada akhir program
untuk mengukur pencapaian tujuan);
4. Penelitian Eksplanasi (penjelasan) : menggunakan data yang sama,
menjelaskan hubungan kausal antara variabel melalui pengujian hipotesis;
5. Penelitian Prediksi : meramalkan fenomena atau keadaan tertentu;
6. Penelitian Pengembangan Sosial : dikembangkan berdasarkan survei yang
dilakukan secara berkala, misal : jumlah dan persentase penduduk miskin
di suatu daerah dan periode tahun tertentu
Tujuan Survey E.
1. Tujuan dari survey adalah memaparkan data dari objek penelitian,
menginterpretasikan dan menganalisisnya secara sistematis. Kebenaran
informasi itu tergantung kepada metode yang digunakan dalam survei.
2. Kegunaan dari survei antara lain:
a. Untuk memperoleh fakta dari gejala yang ada;
b. Mencari keterangan secara faktual;
c. Melakukan evaluasi ; dan
d. Hasilnya untuk pembuatan rencana dan pengambilan keputusan
Pelaksanaan Survey F.
Survei instansi dilakukan dengan cara mendatangi instansi - instansi terkait dengan
tujuan untuk memperoleh data - data berupa peta, data kualitatif, dan data
kuantitatif. Instansi yang dikunjungi diantaranya adalah SKPD Bappeda, SKPD Tata
Kota, SKPD Dinas PU Cipta Karya, Kantor Kecamatan / Kelurahan. Pada tahap
12 Persiapan Kunjungan Lapangan dan Seminar
pertama para peserta dibekali dengan data dokumen peraturan bupati / walikota
tentang Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan pada suatu kawasan perkotaan
dan para peserta sebelum melanjutkan ketahap kedua telah mempelajari dan
memahami substansi peraturan tersebut. Para peserta diklat akan mendapat
penjelasan terkini dari Instansi / pejabat yang berwenang tentang pengendalian
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan tersebut disertai diskusi seperlunya.
Selanjutkan melakukan kunjungan ke lokasi.
Teknik Pengumpulan Data G.
Data dan informasi yang diperoleh meliputi data primer dan data sekunder. Data
primer merupakan data yang didapat secara langsung dalam bentuk kualitatif,
sedangkan data sekunder merupakan data yang tidak didapat secara langsung
berupa kualitatif maupun kuantitatif. Dalam pengumpulan data yang akan
dibutuhkan, digunakan dua metode untuk mendapatkannya, yaitu metode
pengumpulan data primer dan metode pengumpulan data sekunder. Dalam
penelitian ini metode pengumpulan data sekunder banyak dilakukan untuk
mendukung kebutuhan data, sedangkan metode pengumpulan data primer
digunakan sebagai data pendukung.
Teknik pengumpulan data primer merupakan metode penelitian yang dilakukan
dengan cara terjun langsung ke lapangan. Survei data primer dilakukan agar data
yang diperoleh lebih akurat, karena tingkat ketelitian dapat diketahui secara
langsung oleh pengumpul data (surveyor). Pengumpulan data primer dapat
dilakukan dengan dua cara, yaitu Observasi. Obeservasi visual dilakukan dengan
mengamati langsung ke wilayah studi. Hasil observasi visual direkam dan disimpan
(foto, film, ataupun sketsa) sesuai dengan kondisi eksisting yang ada di wilayah
studi. Observasi visual ini akan dilakukan di setiap wilayah amatan dengan cara
seperti pengambilan foto. Pengambilan foto adalah kegiatan survei lapangan yang
berfungsi untuk mendokumentasikan keadaan eksisting wilayah studi. Hal ini
dilakukan untuk memudahkan dalam pendeskripsian wilayah studi sehingga dapat
membantu dalam menganalisis data.
Pengumpulan data sekunder dilakukan untuk mendukung data yang dibutuhkan.
Tidak semua data dapat diperoleh dari observasi maupun wawancara. Untuk itu,
pengumpulan data sekunder tetap memegang peranan penting. Pengumpulan
data sekunder dapat dilakukan dengan cara instansional yaitu memperoleh data
dari instansi - instansi terkait sesuai data yang dibutuhkan.
Persiapan Kunjungan Lapangan dan Seminar 13
Objek Kunjungan Lapangan H.
1. Pengamatan atas dokumen Peraturan Bupati / Walikota tentang RTBL yang
telah dikeluarkan di kota tempat penyelenggaraan diklat Rencana Tata
Bangunan dan Lingkungan yang akan berlangsung. Daftar Peraturan Bupati /
Walikota yang telah dikeluarkan sampai akhir tahun 2015 dapat dilihat pada
lampiran modul ini atau penyelenggara diklat dapat menghubungi Instansi
terkait seperti Bappeda, SKPD Tata Kota, SKPD Tata Ruang / Cipta Karya
Kabupaten / Kota untuk mendapatkan dokumen RTBL tersebut.
Pada umumnya Substansi pada peraturan bupati ( Perbup ) atau peraturan
walikota ( Perwal ) memuat antara lain :
Contoh : Peraturan Walikota Palembang Nomor : 32 Tahun 2015 Tentang
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan kawasan 3 Ilir – Palembang.
Bab 1, Ketentuan Umum ( berisi pengertian-pengertian )
Bab 2, Maksud dan Tujuan.
Maksud dari Peraturan Walikota adalah untuk menjadikan RTBL
sebagai panduan rancang bangun lingkungan / kawasan guna
mengendalikan pemanfaatan ruang, penataan bangunan dan
lingkungan, serta memuat materi pokok ketentuan program
bangunan dan lingkungan, rencana umum dan panduan rancangan,
rencana investasi, dan pedoman pelaksanaan pengembangan
lingkungan / kawasan pemerintah kota.
Tujuan adalah untuk menjadikan RTBL sebagai acuan pengendali
pembangunan dalam penyelenggaraan penataan bangunan dan
lingkungan pada kawasan tersebut agar dapat memenuhi kriteria
perencanaan tata bangunan dan lingkungan yang berkelanjutan.
Bab 3, Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan ( Ruang lingkup dan batasan
lokasi perencanaan lengkap dengan peta delineasi area perencanaan )
Bab 4, a. Visi pembangunan dan pengembangan kawasan.
b. Membagi blok – blok pengembangan kawasan.
c. Struktur pembentukan lahan pada blok – blok tersebut dan
intensitasnya seperti KDB, KLB dan ketinggian bangunan untuk
permukiman, perdagangan, jasa, peribadatan, perkantoran,
konservasi bangunan, daerah hijau, taman dan fasilitas umum.
14 Persiapan Kunjungan Lapangan dan Seminar
d. Tata bangunan, pengaturan blok, pengaturan kavling dan persyaratan ketinggian elevasi.
e. Rencana sistem sirkulasi, jalan penghubung dan parkir,
f. Ruang terbuka dan tata hijau.
g. Tata kualitas lingkungan dan sistem prasarana dan utilitas
lingkungan.
Bab 5, Pedoman Pengendalian Pelaksanaan dan Pengelolaan Kawasan.
Bab 6, Ketentuan penutup.
2. Melakukan identifikasi kawasan potensial seperti kawasan strategis Nasional,
Provinsi ataupun kawasan strategis kabupaten / kota, hal ini dapat dilakukan
dengan mengacu kepada Peraturan Daerah ( Perda ) tentang Rencanan Tata
Ruang Wilayah ( RTRW ) kabupaten / kota atau Peraturan Daerah tentang
Rencana Detail Tata Ruang Wilayah Kawasan Perkotaan ( RDTRKP )
kabupaten / kota, tempat penyelenggaraan diklat Rencana Tata Bangunan
dan Lingkungan yang akan berlangsung.
Pada Umumnya dalam Peraturan Daerah ( Perda ) Rencana Tata Ruang
wilayah ( RTRW ) kabupaten / kota memuat substansi:
Contoh : PERDA Kota Medan Nomor : 13 Tahun 2011 Tentang RENCANA
TATA RUANG WILAYAH KOTA MEDAN - TAHUN 2011-2031
BAB I, KETENTUAN UMUM
Bagian Kesatu, Pengertian
Peran dan Fungsi
Pasal 2, RTRW Kota Medan disusun sebagai alat operasionalisasi
pelaksanaan pembangunan di Wilayah Kota Medan.
RTRW Kota Medan menjadi pedoman untuk :
a. acuan dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah (RPJPD) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD);
b. acuan dalam pemanfaatan ruang wilayah kota;
c. acuan untuk mewujudkan keseimbangan pembangunan dalam
wilayah kota;
d. acuan lokasi investasi dalam wilayah kota yang dilakukan
pemerintah, masyarakat dan swasta;
Persiapan Kunjungan Lapangan dan Seminar 15
e. pedoman untuk penyusunan rencana rinci tata ruang di wilayah
kota; dan
f. dasar pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah kota yang
meliputi penetapan peraturan zonasi, perijinan, pemberian
insentif dan disinsentif, serta pengenaan sanksi; dan acuan dalam
administrasi pertanahan.
Paragraf 1
RTRW Kota Medan memuat: tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang
wilayah Kota Medan;
a. rencana struktur ruang wilayah kota Medan yang meliputi sistem pusat kegiatan dan sistem jaringan prasarana kawasan;
b. rencana pola ruang wilayah kota Medan yang meliputi kawasan lindung dan kawasan budi daya;
c. penetapan kawasan strategis kota;
d. arahan pemanfaatan ruang wilayah Kota Medan yang terdiri dari indikasi program utama jangka menengah lima tahunan; dan
e. ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah Kota Medan yang berisi ketentuan umum peraturan zonasi, ketentuan perizinan, ketentuan insentif dan disinsentif, serta arahan sanksi.
BAB II, TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI
BAB III, RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH KOTA MEDAN
(1) Rencana struktur ruang wilayah kota, meliputi :
a. rencana sistem pusat pelayanan kota;
b. rencana sistem jaringan transportasi;
c. rencana sistem jaringan energi;
d. rencana sistem jaringan telekomunikasi;
e. rencana sistem jaringan sumber daya air; dan
f. rencana sistem infrastruktur perkotaan.
Rencana struktur ruang wilayah kota digambarkan pada peta Rencana Struktur Ruang Kota Medan dengan tingkat ketelitian 1:25.000
BAB IV, RENCANA POLA RUANG WILAYAH KOTA MEDAN
Rencana pola ruang wilayah Kota Medan meliputi :
a. kawasan lindung; dan
16 Persiapan Kunjungan Lapangan dan Seminar
b. kawasan budidaya
c. Kawasan budidaya terdiri atas :
d. kawasan perumahan;
e. kawasan perdagangan dan jasa;
f. kawasan perkantoran;
g. kawasan industri;
h. kawasan pariwisata;
i. Kawasan RTNH kota;
j. Kawasan ruang evakuasi bencana;
k. Kawasan peruntukan ruang bagi sektor informal; dan
l. Kawasan peruntukan lainnya.
Rencana pola ruang digambarkan pada peta Pola Ruang Kota Medan dengan
tingkat ketelitian 1:25.000.
BAB V, PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS
(1) Kawasan Strategis Nasional (KSN) yang terdapat dalam wilayah Kota
Medan adalah Kawasan Perkotaan Mebidangro.
(2) Kawasan Strategis Provinsi (KSP) yang terdapat dalam wilayah
Kabupaten Deli Serdang adalah Kawasan Andalan Perkotaan Mebidangro
(3) Kawasan strategis kota terdiri atas :
a. kawasan strategis bidang pertumbuhan ekonomi;
b. kawasan strategis bidang sosial budaya; dan
c. kawasan strategis bidang fungsi dan daya dukung lingkungan
hidup.
Kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi adalah
kawasan yang memiliki nilai strategis kota dengan kepentingan
pertumbuhan ekonomi kota.
Kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi
ditetapkan di Kecamatan Medan Belawan, Kecamatan Medan Labuhan,
Kecamatan Medan Deli, Kecamatan Medan Amplas, Pusat Kota (CBD
Polonia) yang menjadi pusat kegiatan primer kota.Kawasan strategis
bidang sosial budaya.
Persiapan Kunjungan Lapangan dan Seminar 17
Pasal 53
Kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial budaya adalah kawasan
yang memiliki nilai strategis kota dengan sudut kepentingan sosial
budaya kota.ditetapkan di kawasan Polonia, kawasan Kota Lama
Labuhan Deli (Toapekong Labuhan), Rumah-rumah Toko Pekong,
Rumah-rumah Melayu, Mesjid Raya Labuhan, bangunan yang semula
Bea Cukai dan Stasiun Kereta Api Belawan, Kawasan Perumahan dan
Pergudangan yang semula DSM di Pulo Brayan, Kawasan Istana Maimun,
Kawasan Kampung Keling dan Kawasan Kesawan.
Kawasan strategis bidang fungsi dan daya dukung lingkungan hidup
Pasal 54
Kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung
lingkungan hidup adalah kawasan yang memiliki nilai strategis kota
dengan kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.
ditetapkan di:
a. kawasan agrobisnis di Kecamatan Medan Marelan;
b. kawasan hutan mangroove dan rawa di Kecamatan Medan Belawan;
c. kawasan wisata berupa Theme Park dan Natural Park di Kecamatan Medan Marelan; dan
d. kawasan rencana pengembangan waduk-waduk buatan yang menyebar di Kecamatan Medan Labuhan.
BAB VI, ARAHAN PEMANFAATAN RUANG WILAYAH KOTA MEDAN
BAB VII, KETENTUAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG
BAB VIII, PERAN MASYARAKAT DAN KELEMBAGAAN
BAB IX, KETENTUAN PERALIHAN
BAB X, PENINJAUAN KEMBALI DAN PENYEMPURNAAN
Jangka waktu RTRW Kota Medan adalah 20 (dua puluh) tahun terhitung
mulai tahun 2011 sampai tahun 2031 dan ditinjau kembali 1 (satu) kali
dalam 5 (lima) tahun.
Peninjauan kembali rencana tata ruang dapat dilakukan lebih dari 1
(satu) kali dalam 5 (lima) tahun apabila terjadi perubahan lingkungan
strategis berupa bencana alam skala besar yang ditetapkan dengan
18 Persiapan Kunjungan Lapangan dan Seminar
peraturan perundang-undangan, perubahan batas wilayah daerah yang
ditetapkan dengan undang-undang.
Peninjauan kembali sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan
apabila terjadi perubahan kebijakan nasional dan strategi yang
mempengaruhi pemanfaatan ruang provinsi dan/atau dinamika internal
provinsi.
BAB XI,KETENTUAN PENUTUP
Pada Umumnya dalam Peraturan Daerah ( Perda ) Rencana Tata Ruang
wilayah Kawasan Perkotaan ( RDTRKP ) kabupaten / kota memuat substansi
Contoh : Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 1 Tahun 2015
Tentang Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kota
Yogyakarta Tahun 2015 – 2035
Kota Yogyakarta merupakan satu kesatuan BWP yang dibagi menjadi 14
(empat belas) Sub BWP yang merupakan wilayah kecamatan dan 45 (empat
puluh lima) blok yang merupakan wilayah kelurahan, terdiri atas:
a. Sub BWP A Danurejan dengan luas lebih kurang 47 Ha (empat
puluh tujuh hektar) terdiri atas Blok A1 Tegalpanggung, Blok A2
Suryatmajan dan Blok A3 Bausasran;
b. Sub BWP B Gedongtengen dengan luas lebih kurang 96Ha
(sembilan puluh enam hektar) terdiri atas Blok B1
Sosromenduran dan Blok B2 Pringgokusuman;
c. Sub BWP C Gondokusuman dengan luas lebih kurang 399 Ha (tiga
ratus sembilan puluh sembilan hektar) terdiri atas Blok C1 Terban,
Blok C2 Kotabaru, Blok C3 Baciro, Blok C4 Klitren dan Blok C5
Demangan;
d. Sub BWP D Gondomanan dengan luas lebih kurang 112 Ha
(seratus dua belas hektar) terdiri atas Blok D1 Prawirodirjan dan
Blok D2 Ngupasan;
e. Sub BWP E Jetis dengan luas lebih kurang 170 Ha (seratus
tujuh puluh hektar) terdiri atas Blok E1 Cokrodiningratan, Blok E2
Bumijo dan Blok E3 Gowongan;
f. Sub BWP F Kotagede dengan luas lebih kurang 307 Ha (tiga
ratus tujuh hektar) terdiri atas Blok F1 Rejowinangun, Blok F2
Prenggan dan Blok F3 Purbayan;
Persiapan Kunjungan Lapangan dan Seminar 19
g. Sub BWP G Kraton dengan luas lebih kurang 140 Ha (seratus
empat puluh hektar) terdiri atas Blok G1 Patehan, Blok G2
Panembahan dan Blok G3 Kadipaten;
h. Sub BWP H Mantrijeron dengan luas lebih kurang 261 Ha (dua
ratus enam puluh satu hektar) terdiri atas Blok H1
Suryodiningratan, Blok H2 Gedongkiwo dan Blok H3Mantrijeron;
i. Sub BWP I Mergangsan dengan luas lebih kurang 231 Ha (dua
ratus tiga puluh satu hektar) terdiri atas Blok I1 Brontokusuman,
Blok I2 Keparakan dan Blok I3 Wirogunan;
j. Sub BWP J Ngampilan dengan luas lebih kurang82 Ha (delapan
puluh dua hektar) terdiri atas Blok J1 Notoprajan dan Blok J2
Ngampilan;
k. Sub BWP K Pakualaman dengan luas lebih kurang 63 Ha (enam
puluh tiga hektar) terdiri atas Blok K1 Purwokinanti dan Blok K2
Gunungketur
l. Sub BWP L Tegalrejo dengan luas lebih kurang 291 Ha (dua ratus
sembilan puluh satu hektar) terdiri atas Blok L1 Bener, Blok
L2 Karangwaru, Blok L3 Kricak dan Blok L4Tegalrejo;
m. Sub BWP M Umbulharjo dengan luas lebih kurang 812 (delapan
ratus dua belas hektar) terdiri atas Blok M1 Pandeyan, Blok
M2Warungboto, Blok M3 Sorosutan, Blok M4Tahunan, Blok
M5 Muja-muju, Blok M6 Semaki, Blok M7 Giwangan;
n. Sub BWPN Wirobrajan dengan luas lebih kurang 176 Ha
(seratus tujuh puluh enam hektar) terdiri atas Blok N1
Patangpuluhan, Blok N2 Wirobrajan dan Blok N3 Pakuncen.
(2) BWP Kota Yogyakarta dan cakupan sub BWP Kota Yogyakarta dengan
ketelitian skala 1: 5.000
(3) Pembagian Blok Kota Yogyakarta digambarkan dalam Peta Rencana
Peruntukan Blok Kota Yogyakarta dengan ketelitian skala 1:5.000
BAB III, RENCANA POLA RUANG
Rencana pola ruang terdiri dari :
a. Zona lindung; dan
b. Zona budidaya.
20 Persiapan Kunjungan Lapangan dan Seminar
(2) Rencana Pola Ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digambarkan
dalam Peta Rencana Peruntukan Blok dengan ketelitian skala 1: 5.000
sebagaimana tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
(3) Peta rencana pola ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terbagi
menjadi 14 (empat belas) Peta Rencana Pola Ruang dan Garis Sempadan
Bangunan untuk masing-masing Sub BWP/kecamatan yang tercantum
dalam Lampiran IIIA-IIIN dengan skala 1: 5.000 yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dariPeraturan Daerah ini.
Zona Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan
(1) Zona cagar budaya (SC) ameliputi subzona cagar budaya bersejarah dan ilmu
pengetahuan yang terdiri dari :
a. cagar budaya bersejarah Kota Gede ditetapkan seluas lebih
kurang 8 Ha (delapanhektar) di Blok F3 Purbayan untuk kegiatan
Bangunan Cagar Budaya untuk pemakaman;
b. cagar budaya bersejarah Benteng Vredeburg ditetapkan seluas
lebih kurang 7,5Ha (tujuh setengahhektar) di Blok D2 Ngupasan
untuk kegiatan Bangunan Cagar Budaya dalam bentuk Benteng;
c. cagar budaya bersejarah Kompleks Gedung Agung ditetapkan seluas
lebih kurang 6 Ha (enamhektar) di Blok D2 Ngupasan untuk
kegiatan Bangunan Cagar Budaya dengan fungsi sebagai Istana
Kepresidenan Yogyakarta;
d. cagar budaya bersejarah Masjid Agung Kauman ditetapkan seluas
lebih kurang 1,5 Ha (satu setengahhektar) di Blok D2
Ngupasanuntuk kegiatan Bangunan Cagar Budaya sebagai tempat
peribadatan;
e. cagar budaya bersejarah Kompleks Keraton Yogyakarta
ditetapkan seluas lebih kurang 28,5 Ha (dua puluh delapan
setengahhektar) di sub BWP G Kraton sebagian Blok G3 Kadipaten,
sebagian Blok G1 Patehan dan sebagian Blok G2 Panembahan untuk
kegiatan Bangunan Cagar Budaya sebagai Pusat Pemerintahan
Kasultanan Yogyakarta;
Persiapan Kunjungan Lapangan dan Seminar 21
f. Cagar budaya bersejarah Tamansari ditetapkan kurang lebih 10 Ha
(sepuluh hektar) di sebagian Blok G1 Patehan untuk kegiatan
bangunan cagar budaya sebagai obyek wisata;dan
g. cagar budaya bersejarah Kompleks Puro Pakualaman ditetapkan
seluas lebih kurang 4,5 hektar di Blok K1 Purwokinanti untuk
kegiatan Bangunan Cagar Budaya.
Sebaran zona dan subzona cagar budaya bersejarah digambarkan dalam Peta
Rencana Peruntukan Blok dengan ketelitian skala 1: 5.000
Zona Budidaya (Pasal 14)
Zona budidaya, terdiri dari :
a. Zona perumahan (R);
b. Zona perdagangan dan jasa (K);
c. Zona perkantoran (KT);
d. Zona sarana pelayanan umum (SPU);
e. Zona industri (I); dan
f. Zona peruntukan lain (PL).
Zona budidaya digambarkan dalam Peta Rencana Peruntukan Blok dengan
ketelitian skala 1:5.000 ( tercantum dalam Lampiran II ).
BAB IV, RENCANA JARINGAN PRASARANA
BAB V, PENETAPAN SUB BWP YANG DIPRIORITASKAN PENANGANANNYA
Pasal 34
Kawasan Strategis Kota Yogyakarta yang merupakan bagian dari Kawasan
Strategis Nasional merupakan kawasan yang diprioritaskan penanganannya.
Penetapan Sub BWP yang diprioritaskan penanganannya meliputi:
a. Kawasan Kotagede yang terletak pada Sub BWP F Kotagede
meliputi sebagian Blok F2 Prenggan dan Blok F3 Purbayan dengan
luas kurang lebih 100,5 Ha (seratus setengah hektar);
b. Kawasan Malioboro yang meliputi Sub BWP A Danurejan pada
sebagian Blok A2 Suryatmajandan Blok A1 Tegalpanggung dengan
luas kurang lebih 20,45 Ha (dua puluh koma empat puluh lima
22 Persiapan Kunjungan Lapangan dan Seminar
hektar), Sub BWP D Gondomanan pada sebagian Blok D2
Ngupasan dengan luas kurang lebih 44 Ha (empat puluh empat
hektar), dan Sub BWP B Gedongtengen pada sebagian Blok B1 Blok
B1 Sosromenduran dengan luas kurang lebih 32,2 Ha (tiga puluh dua
koma dua hektar);
c. Kawasan Kotabaru yang terletak pada Sub BWP C Gondokusuman
meliputi sebagian Blok C2 Kotabaru dengan luas kurang lebih 74 Ha
(tujuh puluh empat hektar);
d. Kawasan Kraton yang terletak pada Sub BWP G Kraton meliputi
sebagian Blok G2 Panembahan, Blok G1 Patehan dan Blok G3
Kadipaten dengan luas kurang lebih 75,6 Ha (tujuh puluh lima koma
enam hektar); dan
e. Kawasan Pura Pakualaman yang terletak pada Sub BWP K
Pakualaman meliputi sebagian Blok K1 Purwokinanti dan Blok K2
Gunungketur dengan luas kurang lebih 1,6 Ha (satu koma enam
hektar).
Penanganan sub BWP yang diprioritaskan dikembangkan untuk :
a. Rencana penanganan Kawasan Kotagede dilakukan melalui
pengembangan zona cagar budaya, pariwisata budaya dan industri
kerajinan yang menyiratkan citra budaya;
b. Rencana penanganan Kawasan Malioboro dilakukan melalui
pengembangan zona cagar budaya dan perdagangan dan jasa yang
menyiratkan citra budaya, pariwisata dan perjuangan;
c. Rencana penanganan Kawasan Kotabaru dilakukan melalui
pengembangan zona perdagangan dan jasa, perkantoran dan
pendidikan yang menyiratkan citra perjuangan dan pendidikan ;
d. Rencana Kawasan Kraton dilakukan melalui pengembangan zona
cagar budaya yang menyiratkan citra filosofis dan peninggalan
sejarah budaya ; dan
e. Rencana Kawasan Pura Pakualaman sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf e dilakukan melalui pengembangan zona cagar
budaya yang menyiratkan citra filosofis dan peninggalan sejarah
budaya.
Persiapan Kunjungan Lapangan dan Seminar 23
(4) Penetapan sub BWP yang diprioritaskan penanganannya digambarkan
dalam Peta Penetapan Sub BWP yang Diprioritaskan Kota Yogyakarta
dengan ketelitian skala 1: 5.000 ( tercantum dalam Lampiran XIII ).
BAB VI, KETENTUAN PEMANFAATAN RUANG
(1) Ketentuan pemanfaatan ruang berpedoman pada:
a. Rencana pola ruang;
b. Rencana jaringan prasarana;
c. Peraturan zonasi; dan
d. Renetapan sub BWP yang diprioritaskan penanganannya.
(2) Pemanfaatan ruang BWP Kota Yogyakarta dilaksanakan melalui
penyusunan dan pelaksanaan program pemanfaatan ruang yang disertai
perkiraan pendanaannya.
(3) Perkiraan pendanaan program pemanfaatan ruang disusun sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
(4) Pendanaan program pemanfaatan ruang bisa bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara, Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah, dana swasta dan/atau kerja sama pendanaan.
(5) Kerja sama pendanaan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang- undangan.
(6) Program pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disusun
berdasarkan indikasi program utama lima tahunan ( Lampiran XIV ).
BAB VII, PERATURAN ZONASI
BAB VIII, HAK, KEWAJIBAN DAN PERAN MASYARAKAT
BAB IX, PENYIDIKAN
BAB X, KETENTUAN PIDANA
BAB XI, KETENTUAN LAIN-LAIN
BAB XII KETENTUAN PERALIHAN
BAB XIII KETENTUAN PENUTUP
3. Pengamatan atas Dokumen RTBL yang telah tersusun baik yang dilaksanakan
oleh Direktorat Bina Penataan Bangunan (BPB), Dirjen Cipta Karya kementerian
24 Persiapan Kunjungan Lapangan dan Seminar
PUPR sumber dana APBN, ataupun yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah
dan / atau oleh masyarakat.
Penyusunan Laporan Hasil Kunjungan Lapangan I.
Ketua kelompok bersama seluruh anggotanya melakukan kegiatan
menganalisis data primer dan data sekunder yang didapat dalam kegiatan
survey ini sehingga dapat menemukan kondisi yang ada meliputi potensi dan
permasalahan.
Selanjutnya setiap kelompok menyusun hasil laporan survey sesuai kaidah
laporan secara sistematis minimal memuat :
a. Pendahuluan
b. Survey instansional dan lapangan.
c. Analisis dan Tanggapan
d. Kesimpulan dan Saran.
e. Menyusun bahan paparan.
Setiap kelompok melalui masing-masing ketua kelompoknya menyerahkan
hasil survey lapangan ke penyelenggara diklat dan siap untuk di seminarkan.
Penyusunan Laporan Hadil Kunjungan Lapangan J.
Penyusunan tahapan pelaksanaan program merupakan tahap akhir dari proses
penyusunan rencana tata ruang kawasan/daerah. Untuk maksud tersebut
diperlukan beberapa langkah, meliputi: (a) Menemukenali potensi dan
masalah yang ada di kawasan terencanakan, (b) Menerjemahkan potensi dan
masalah tersebut menjadi program program indikatif, dan (c) Menyusun
program indikatif yang berhasil ditem ukenali manjadi suatu daftar urutan
prioritas yang akan menjadi dasar bagi penyusunan tahapan pelaksanaan
program. Metode yang digunakan pada masing-masing tahapan tersebut
adalah sebagai berikut.
Metode Identifikasi Potensi dan Masalah 1.
Cukup sulit untuk memilih metode identifikasi potensi dan masalah yang
handal dan sesuai, dikarenakan masing-masing metode mempunyai
keunggulan dan kelemahan. Kevalidan hasil identifikasi lebih banyak
dipengaruhi oleh keahlian dan pengalaman dari seorang perencana (planner)
sendiri. Salah satu metode identifikasi yang sering dipilih dalam kegiatan ini
Persiapan Kunjungan Lapangan dan Seminar 25
adalah analisis pohon masalah (tree problem analysis). Untuk memudahkan
proses identifikasi, potensi kawasan terencanakan dapat dikelompokkan
menjadi: potensi sumberdaya alam, potensi sumberdaya manusia, dan potensi
ruang. Sedangkan masalah yang dihadapi kawasan terencanakan dapat
dibedakan ke dalam topik bahasan seperti: kemiskinan, penggangguran,
keterisolasian, lingkungan permukiman, kebodohan dan kesehatan dasar, atau
disesuaikan dengan isu-isu pokok pengembangan kawasan tersebut.
Metode Identifikasi Program 2.
Berlandaskan pada strategi pembangunan yang berupa upaya pendaya-gunaan
dan pengelolaan potensi sumberdaya alam dan sumberdaya manusia
seoptimal mungkin, maka hasil identifikasi masalah dan potensi yang telah
dilakukan pendayagunaan potensi tersebut serta untuk penanggulangan
masalah-masalah yang ditemui pada kawasan terencanakan. Pendekatan yang
dapat dipakai adalah bahwa potensi kawasan bisa melahirkan kesempatan,
dan sebaliknya masalah yang ditemui dapat dilihat pula sebagai ancaman. Oleh
karena itu dengan menganalogikan potensi dan masalah yang ditemukenali
pada tahap analisis sebelumnya sebagai kesempatan dan ancaman, maka
metode SWOT dapat digunakan untuk mengidentifikasi program-program
indikatif. Metode SWOT bertumpu pada evaluasi faktor-faktor Strength
(kekuatan), Weakness (kelemahan), Oportunities (kesempatan), dan
Threathening (ancaman) yang dimiliki oleh kawasan terencanakan.
Dengan mengetahui kesempatan dan ancaman yang potensial terjadi, maka
dihubungkan dengan arah pengembangan yang telah ditetapkan sebelumnya,
dapat ditemukenali program-program indikatif dimaksud, yaitu berupa upaya-
upaya untuk mendayagunakan kesempatan (potensi sumberdaya) dan/ atau
menanggulangi ancaman (masalah-masalah) yang ditemui, dengan tetap
memperhatikan kekuatan dan kelemahan yang ada pada wilayah
terencanakan.
Metode Penentuan Urutan Prioritas Pelaksanaan Program 3.
Program-program yang sudah berhasil ditemukenali diurutkan berdasarkan
peran program terhadap tujuan pembangunan kawasan ke depan, dengan
mempertimbangkan pula: kemampuan daerah untuk membiayai, kemampuan
/ daya serap daerah untuk melaksanakan pekerjaan/program tersebut, serta
karakteristik program itu sendiri yang biasanya bersifat sekuensial (suatu
program biasanya harus didahului atau diikuti oleh program lainnya). Metode
26 Persiapan Kunjungan Lapangan dan Seminar
yang dapat diterapkan untuk maksud tersebut adalah Goals Objectives
Achievment Matrices (GOAM). Metode GOAM merupakan kelanjutan metode
pembobotan klasik. Metode ini cocok diterapkan pada perencanaan
pembangunan wilayah yang bersifat multi objectives planning dan terkadang
tidak sejalan. Dengan penerapan metode analisa ini, benturan antar tujuan
pembangunan dapat dikawinkan sedemikian rupa sehingga tidak
mengorbankan salah satu diantara tujuan-tujuan pembangunan yang tidak
sejalan tersebut.
Penyusunan Laporan Hasil Kunjungan Lapangan. 4.
Ketua kelompok bersama seluruh anggotanya melakukan kegiatan
menganalisis data primer dan data sekunder yang didapat dalam kegiatan
survey ini sehingga dapat menemukan kondisi yang ada meliputi potensi dan
permasalahan.
Selanjutnya setiap kelompok menyusun hasil laporan survey sesuai kaidah
laporan secara sistematis minimal memuat :
a. Pendahuluan
b. Analisis hasil survey instansional dan lapangan.
c. Tanggapan
d. Kesimpulan dan Saran.
e. Menyusun bahan paparan.
Setiap kelompok melalui masing-masing ketua kelompoknya menyerahkan
hasil survey lapangan ke penyelenggara diklat dan siap untuk di seminarkan.
Rangkuman K.
Data dan informasi yang diperoleh meliputi data primer dan data sekunder. Kaidah
laporan secara sistematis minimal memuat pendahuluan, analisis hasil survey
instansional dan lapangan, tanggapan, kesimpulan dan saran, dan menyusun
bahan paparan.
28 Persiapan Kunjungan Lapangan dan Seminar
SEMINAR
Indikator Keberhasilan A.
Dengan mengikuti pembelajaran ini, peserta diklat diharapkan dapat memaparkan
dan mendiskusikan hasil kunjungan lapangan dalam seminar.
Umum B.
Pada bagian seminar, akan dijelaskan maksud dan tujuan seminar, kelebihan dan
kekurangan , serta pihak-pihak yang berperan dalam seminar
Maksud dan Tujuan Seminar C.
Maksud dari seminar adalah agar peserta diklat dapat mengaktualisasikan
pengetahuan yang telah diperoleh selama pembelajaran dikelas maupun informasi
dan data serta kesan yang didapatkan pada kegiatan kunjungan lapangan
sedangkan tujuannya membangun prakarsa peserta dalam rangka penerapan dan
penyempurnaan kebijakan, program dan kegiatan yang terkait dengan Penugasan
sebagai Tim Teknis penyusunan RTBL. Salah satu fungsi seminar yaitu untuk
menyampaikan suatu gagasan ataupun sesuatu yang baru kepada para peserta
seminar dan berharap para peserta dapat memperoleh ilmu dan nantinya dapat
dikembangkan lagi untuk menyelesaikan masalah.
Seminar merupakan sebuah bentuk pengajaran akademis. Kegiatan seminar
umumnya memiliki fokus pada suatu topik yang khusus dan semua yang hadir
dapat berpartisipasi di dalamnya. Kegiatan seminar bukanlah sebuah ilmu
melainkan sebuah pengetahuan belaka, sehingga pengertian seminar tidak jauh
beda dengan pengertian diskusi yaitu saling bertukar pikiran secara lisan. Aktivitas
ini adalah kodrat dari setiap manusia sehingga melalui kegiatan ini diperoleh
manfaat seperti:
1. Melatih untuk bersikap demokratis
2. Melatih untuk bersikap toleransi
3. Mengembangkan kepribadian
4. Sarana melatih berfikir lebih baik
Persiapan Kunjungan Lapangan dan Seminar 29
5. Menambah pengetahuan dan pengalaman
6. Pengembangan kecendekiaan dan kreatifitas
Penggunaan Seminar D.
Seminar akan efektif bila:
1. Tersedia waktu yang cukup untuk membahas persoalan.
2. Problema sudah dirumuskan dengan jelas.
3. Para peserta dapat diajak berfikir logis.
4. Problema memerlukan pemecahan yang sistematis.
5. Problema akan dipecahkan secara menyeluruh.
6. Pimpinan sidang cukup terampil dalam menggunakan metode ini.
7. Kelompok tidak terlalu besar sehingga memungkinkan setiap peserta
mengambil bagian dalam berpendapat.
8. Kelebihan dan kelemahan Seminar
Kelebihan seminar antara lain :
a. Membangkitkan pemikiran yang logis.
b. Mendorong pada analisa menyeluruh.
c. Prosedurnya dapat diterapkan untuk berbagai jenis problema.
d. Membangkitkan tingkat konsentrasi yang tinggi pada diri peserta.
e. Meningkatkan keterampilan dalam mengenal problema.
Kelemahan seminat antara lain :
a. Membutuhkan banyak waktu.
b. Memerlukan pimpinan yang terampil.
c. Sulit dipakai bila kelompok terlalu besar.
d. Mengharuskan setiap anggota kelompok untuk mempelajari terlebih
dahulu.
e. Mungkin perlu dilanjutkan pada diskusi yang lain.
30 Persiapan Kunjungan Lapangan dan Seminar
Pihak – pihak yang berperan dalam seminar E.
Pembawa Acara 1.
Pengajar / Instruktur dapat sebagai pembawa acara yang memiliki fungsi untuk
membuka acara seminar, mengenalkan kelompok dan menutup acara seminar
Ketua Kelompok. 2.
Ketua kelompok membuka acara pemaparan materi yang akan diseminarkan,
memperkenalkan penyaji, moderator, anggota kelompoknya dan
menyampaikan hasil pembahasan serta menutup seminar pada kelompoknya.
Moderator 3.
Tugas pemandu atau moderator adalah : 1) menjelaskan tujuan dan maksud
seminar, 2) menjamin kelangsungan seminar secara teratur dan tertib, 3)
memberikan stimulasi, anjukan, ajakan agar setiap peserta benar-benar
mengambil bagian dalam seminar, 4) menyimpulkan dan merumuskan setiap
pembicaraan dan membuat beberapa kesimpulan kesepakatan yang berhasil
setiap pembicara dalam seminar.
Fungsi pemandu atau moderator adalah:
a. Sebagai pengarah, pemandu harus dapat mengarahkan seminar menuju
tujuan yang ingin dicapai.
b. Sebagai layar pemantul. Maksudnya, pemandu dapat meneruskan
pembicaraan dari peserta satu ke peserta lainnya.
c. Sebagai penengah bila timbul ketegangan, pemandu harus cakap melerai
bila timbul ketegangan dalam seminar, untuk itu moderator harus memiliki
sifat adil dan tidak berat sebelah.
d. Sebagai pencari jalan, bila seminar macet, pemandu harus cakap mencari
jalan keluar, bila perlu meminta bantuan kepada peserta yang pandai
berinisatif.
e. Sebagai pemberi semangat, adakalanya seminar berlangsung dingin, tidak
bergairah dan peserta menjadi pasif, karenanya seorang pemandu harus
pandai membangkitkan semangat peserta menjadi aktif, untuk itu seorang
pemandu harus pandai membangkitkan pehatian peserta,
f. Sebagai penyimpul dan penentu keputusan, pemandu haruslah bisa
menyimpulkan pembicara, bila perlu dengan keputusan jika pembicara
Persiapan Kunjungan Lapangan dan Seminar 31
sudah cukup memberikan petunjuk tentang kesimpulan apa yang harus
dicapai.dapat terarah.
Penyaji 4.
Pihak utama yang harus ada dalam sebuah seminar adalah penyaji ataupun
pemateri. Penyaji merupakan peserta seminar yang bertugas menyajikan
materi yang akan dibahas pada seminar. Dalam aktivitas penyajian materi,
seorang penyaji dapat menggunakan berbagai macam alat fasilitas pendukung
seperti alat peraga, komputer, proyektor, dan fasilitas pendukung lainnya.
Tata krama penyaji atau pemrasaran yaitu:
a. Menyiapkan makalah yang sesuai dengan topik dan landasan pemikiran
yang akurat;
b. Menyampaikan makalah secara berurutan, singkat, dan jelas;
c. Menerima kritik dan saran dari berbagai pihak;
d. Menjawab pertanyaan dengan objektif.
Pembahas 5.
Sama seperti halnya pembawa acara, pembahas pada dasarnya tidak harus ada
dalam aktivitas seminar. Pembahas biasanya dihadirkan dari unsur instansi /
lembaga yang di jadikan objek survey.
Notulen 6.
Notulis merupakan orang yang ditugaskan sebagai pencatat ataupun penulis
hal-hal penting yang terjadi dalam aktivitas dan merumuskan hasil seminar.
Hasil rangkuman yang dibuat oleh notulis biasanya akan digunakan oleh
moderator dan / atau ketua kelompok dalam membuat kesimpulan seminar.
Audience 7.
Meskipun memiliki peran yang sangat terbatas, Audience merupakan salah
satu pihak yang harus ada dalam setiap acara seminar. Audience biasanya
berperan sebagai orang yang mendengar dan memberikan tanggapan (berupa
kritik, saran, atau pun komentar) terhadap apa yang disampaikan oleh penyaji.
Dalam memberikan tanggapan, audience harus mengikuti peraturan dan juga
panduan yang diberikan oleh moderator.
Secara umum tugas peserta seminar adalah sebagai berikut. :
a. Menunjukkan solidaritas dan partisipasi
32 Persiapan Kunjungan Lapangan dan Seminar
b. Menjaga suasana yang aktif memberi usul dan saran
c. Aktif memberikan informasi dan pendapat
d. Aktif meminta pendapat dan informasi
e. Mengajukan pertanyaan dan meminta dasar pendirian seseorang
f. Mengajukan keberatan dan mengajukan contoh serta bukti jika ia tidak
setuju terhadap gagasan dan pendapat peserta lain
g. Mengikuti dan memusatkan perhatian selama berlangsungnya seminar.
Mengusulkan kesimpulan, meminta atau berusaha untuk menyimpulkan
bersama
Waktu Pelaksanaan Seminar. 8.
Setiap Kelompok tersedia waktu 60 Menit, dengan alokasi waktu adalah
sebagai berikut :
a. Pembukaan Seminar oleh Moderator, moderator membuka seminar
diawali dengan salam kepada seluruh peserta dan menjelaskan kelompok
yang akan tampil dengan makalahnya, 2 ( dua ) menit
b. Pengantar dari Ketua Kelompok, menjelaskan maksud dan tujuan
seminar serta mengharapkan tanggapan dari peserta lainnya serta
memeperkenalkan penyaji, moderator dan para anggotanya, 5 (lima )
menit.
c. Pemaparan oleh Penyaji, 10 s/d 15 menit.
d. Tanggapan 2 kelompok lainnya, mengajukan pertanyaan, diskusi,
klarifikasi, terbuka untuk dua sesi, 25 s/d 30 ( tiga puluh ) menit.
e. Tanggapan narasumber, memberikan masukan dan pengkayaan
terhadap permasalahan, 5 ( lima ) menit.
f. Kesimpulan oleh Ketua kelompok, menyampaikan hasil seminar berupa
perbaikan, penambahan atas pemaparan tim nya 5 ( lima ) menit.
g. Penutup oleh Moderator, memberikan beberapa catatan penting, ucapan
terima kasih, maaf, dan memberikan applaus kepada kelompok yang
baru selesai melakukan seminar, 3 ( tiga ) menit.
Rangkuman F.
Seminar merupakan sebuah bentuk pengajaran akademis. Kegiatan seminar
umumnya memiliki fokus pada suatu topik yang khusus dan semua yang hadir
Persiapan Kunjungan Lapangan dan Seminar 33
dapat berpartisipasi di dalamnya. Pihak-pihak yang berperan dalam seminar adalah
pembawa acara, ketua kelompok, moderator, penyaji, pembahas, notulen, dan
audiece dengan tugasnya masing-masing.
36 Persiapan Kunjungan Lapangan dan Seminar
PENUTUP
1. Pengarahan kunjungan kelapangan kepada peserta diklat bertujuan agar
didalam pelaksanaan kunjungan lapangan yang meliputi kegiatan survey
pengumpulan data primer dan sekunder terhadap objek penyelenggaraan
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan, menyusun laporan hasil kunjungan
lapangan dan mendiskusikannya atar peserta diklat di dalam suatu Seminar
dapat berjalan lancar, tertib dan baik.
2. Review keseluruhan mata ajar pada diklat rencana tata bangunan dan
lingkungan disampaikan oleh pengajar sebagai arahan substansi untuk
pengumpulan data primer dan data sekunder yang dilakukan melalui survey
Instansional dan observasi kelokasi kegiatan.
3. Kunjungan lapangan dimaksudkan untuk melihat praktek penerapan
pengetahuan yang didapatkan dari hasil pembelajaran di kelas sedangkan
tujuannya adalah melihat sejauhmana pengetahuan yang didapat dikelas dapat
secara efektif dilaksanakan di lapangan termasuk faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat keberhasilannya.
4. Pelaksanaan seminar bermanfaat kepada peserta diklat dalam upaya, melatih
untuk bersikapdemokratis, untuk bersikap toleransi, mengembangkan
kepribadian, arana melatih berfikirlebih baik, menambah pengetahuan dan
pengalaman, pengembangan kecendekiaan dan kreatifitas, disisi lain
pelaksanaan seminar dimaksudkan untuk mengaktualisasikan pengetahuan
yang telah diperoleh selama pembelajaran dikelas maupun informasidan data
serta kesan yang didapatkan pada kegiatan kunjungan lapangan sedangkan
tujuannya adalah untuk membangun prakarsa peserta dalam rangka penerapan
dan penyempurnaan kebijakan, program dan kegiatan yang terkait dengan
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL).
Persiapan Kunjungan Lapangan dan Seminar 37
DAFTAR PUSTAKA
1. UU No 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung.
2. UU N0. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang.
3. UU No. 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya
4. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 Tentang Peraturan Pelaksanaan UU No.
28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung.
5. Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang
6. Permen PU No.6 Tahun 2007 Tentang Pedoman Umum RTBL
38 Persiapan Kunjungan Lapangan dan Seminar
GLOSARIUM Izin Mendirikan
Bangunan
Perizinan yang diberikan oleh Kepala Daerah kepada pemilik bangunan untuk membangun baru, mengubah, memperluas, mengurangi, dan/atau merawat bangunan sesuai dengan persyaratan administratif dan persyaratan teknis yang berlaku.
RDTRK Rencana pemanfaatan ruang kota secara terinci yang disusun untuk penyiapan perwujudan ruang dalam rangka pelaksanaan program-program pembangunan kota.
Problem Tree
Analysis
Suatu langkah pemecahan masalah dengan mencari sebab dari suatu akibat.
38 Persiapan Kunjungan Lapangan dan Seminar
LAMPIRAN 1 REKAPITULASI RTBL YANG SUDAH ADA PERBUP/PERWAL WILAYAH I
NO PROVINSI KAB / KOTA KAWASAN RTBL TA. PERBUP / PERWAL
1 ACEH Kab Bireun
Kawasan Bireuen Kecamatan Kota Juang
2008
2 ACEH Kota Langsa Kawasan Kota Langsa Perwal No. 75 Tahun 2013
2011 Perwal No. 75 Tahun
2013
3 ACEH Kota Lhoksumawe
Kawasan Kota Lhoksumawe 2011
4 ACEH Kota Sabang Kawasan Tapin Layeu Gapang Perwal No. 10 Tahun 2013
2012 Perwal No. 10 Tahun
2013
5 ACEH Kota Banda Aceh
Kawasan Ulee Kareng (PUSAT) Perwal No. 4 Tahun 2015
2013 Perwal No. 4 Tahun
2015
6 ACEH Kota Banda Aceh
Kawasan Pusat Kota Baru (PUSAT) Perwal No. 3 Tahun 2015
2013 Perwal No. 3 Tahun
2015
7 ACEH Kab Simeulue Kawasan Strategis Taman Raja Rayo, Kab. Simelue Perbup No. 05 Tahun 2014
2013 Perbup No. 05 Tahun
2014
8 ACEH KAB ACEH BARAT
Kawasan Pendidikan Alue Penyareng
2014
9 ACEH KAB ACEH BARAT
Kawasan Cagar Budaya Makam Teuku Umar
2014
10 ACEH KOTA BANDA ACEH
Kawasan Mesjid Baiturrahman, Kec Baiturrahman
2014
11 ACEH KOTA BANDA ACEH
Kawasan Simpang Tujuh, Kec Ulee Kareng
2014
12 SUMUT Kota Medan Kawasan Koridor Jalan Sisingamangaraja Kota Medan
2006
13 SUMUT Kab Karo Kawasan Pengembangan Perhotelan Berastagi, Kota Berastagi
2006
14 SUMUT Kab Serdang Bedagai
Kawasan Pengembangan Jalan Lingkar Dalam Sei Rampah, Kab. Serdang Bedagai
2006
15 SUMUT Kab Toba Samosir
Kawasan Pengembangan Kota Baru Balige, Kota Balige
2006
Persiapan Kunjungan Lapangan dan Seminar 39
NO PROVINSI KAB / KOTA KAWASAN RTBL TA. PERBUP / PERWAL
16 SUMUT Kab Humbang Hasandutan
Kawasan Perkantoran Kabupaten Humbang Hasundutan
2007
17 SUMUT Kab Serdang Bedagai
Kawasan Kumuh Kecamatan Tanjung Beringin, Kabupaten Serdang Bedagai
2007
18 SUMUT Kab Deli Serdang
Kawasan Tembung Kecamatan Deli Serdang Kabupaten Deli Serdang
2008
19 SUMUT Tapanuli Selatan
Kawasan Sipirok Kab. Tapanuli Selatan
2010
20 SUMUT Kota Padang Sidempuan
Kawasan Kota Padang Sidempuan
2011
21 SUMUT Kab Asahan 2011
22 SUMUT Kab Tapanuli Tengah
Kawasan Kota Pandan 2012 Perbup No. 89 Tahun
2012
23 SUMUT Kab Deli Serdang
Kawasan Bandara Kuala Namu (PUSAT)
2013
24 SUMBAR Kab. Limapuluh Kota
Kawasan Pendidikan Bung Hatta, Ds. Batu Ampar, Kab. Limapuluh Kota
2006
25 SUMBAR Kota Bukit Tinggi
Kawasan Gulai Bancah Kota Bukit Tinggi
2007
26 SUMBAR Kab. Limapuluh Kota
Kawasan …….Kab. Lima Puluh Kota
2007
27 SUMBAR Kota Sawahlunto
Kawasan Muaro Kalaban Kota Sawahlunto
2008
28 SUMBAR Kota Padang Panjang
Kawasan Kota Padang Panjang (Sekitar RSUD)
2008
29 SUMBAR Kab. Tanah Datar
Kawasan Istana Pagar Ruyung Kabupaten Tanah Datar
2008
30 SUMBAR Kota Padang Kawasan Purus Kota Padang 2010
31 SUMBAR Kota Payakumbuh
Kawasan Kota Payakumbuh 2011
32 SUMBAR Kab. Sawahlunto Sijunjung
Kawasan Tanah Badantuang, Kab. Sijunjung
2011
33 SUMBAR Kab. Sawahlunto Sijunjung
Kawasan Renti Tradisional Kab. Sijunjung
2011
40 Persiapan Kunjungan Lapangan dan Seminar
NO PROVINSI KAB / KOTA KAWASAN RTBL TA. PERBUP / PERWAL
34 SUMBAR Kota Bukit Tinggi
Kawasan Ngarai Sianok 2012 Perwal No 5 Tahun 2013
35 SUMBAR Kota Bukit Tinggi
Kawasan Ngarai Sianok 2012
36 SUMBAR Kab. Agam Kawasan Puncak Lawang dan Embun Pagi - Kab Agam
2012 Perbup No 38 Tahun
2012
37 SUMBAR Kab. Solok Kawasan Alahan Panjang (PUSAT)
2013 Perbup No. 2 Tahun
2014
38 SUMBAR Kab Agam
Kawasan Strategis Ekonomi, Kawasan Pusat Pemerintahan Kota Lubuk Basung, Kec. Lubuk Basung
2014
39 SUMBAR Kab Agam Kawasan Perbatasan Agam-Bukittinggi, Nagari Gadut (Kluster A)
2014
40 SUMBAR Kota Padang Kawasan Pusat Pemerintahan Kota di Air Pacah, Kec Koto Tengah (Kluster A)
2014
41 SUMBAR Kota Padang Kawasan Strategis Teluk Bayur, Kec Padang Selatan (Kluster A)
2014
42 SUMBAR Kab. Padang Pariaman
Kawasan RSUD Pariaman di Kota Pariaman
43 SUMSEL Kota Palembang
Kawasan Pangkalan Balai 2006
44 SUMSEL Kab. Musi Banyuasin
Kawasan Sekayu 2006
45 SUMSEL Kab. Banyuasin Kawasan Kota Pangkalan Balai 2006
46 SUMSEL Kota Palembang
Kawasan 26 Ilir Kota Palembang 2007 Perwal No. 62 Tahun
2009
47 SUMSEL Kota Palembang
Kawasan 3 Ilir kota Palembang 2007
48 SUMSEL Kab. Ogan Komering Ilir
Kawasan Kota Kayu Agung 2008
49 SUMSEL Kab. Muara Enim
Kawasan Kota Muara Enim, Kota Muara Enim
2008
50 SUMSEL Kab. Ogan Ilir Kawasan Indralaya Kecamatan Indralaya, Kabupaten Okan Ilir
2008
51 SUMSEL Kab. Ogan Kom Ulu Tmr
Kawasan Kota Martapura 2010
Persiapan Kunjungan Lapangan dan Seminar 41
NO PROVINSI KAB / KOTA KAWASAN RTBL TA. PERBUP / PERWAL
52 SUMSEL Kota Palembang
Kawasan ……..Kota Palembang 2011
53 SUMSEL Kab. Empat Lawang
Kawasan …….. Kab Empat Lawang
2011
54 SUMSEL Kota Palembang
Kawasan Kertapati 2012 Perwal No. 72 Tahun
2012
55 SUMSEL Kota Palembang
Kawasan Terminal Alang-Alang Lebar (PUSAT)
2013 Perwal No. 76 Tahun
2013
56 SUMSEL Kab. Banyuasin Kawasan Hutan Larangan, Kab. Banyuasin
2013 Perbup No. 916 Tahun
2014
57 SUMSEL Kab. Ogan Komering Ilir
Kawasan Cagar Budaya Kota Lama, Kec Kayuagung
2014
58 SUMSEL Kab. Ogan Komering Ilir
Kawasan penyangga Kota Palembang, Kec Sirah Pulau Padang
2014
59 SUMSEL Kota Palembang
Kawasan Pusat Kota/CBD , Kec Ilir Barat 2
2014
60 SUMSEL Kota Palembang
Kawasan tepian sungai musi, Kec Seberang Ulu
2014
61 BENGKULU Kota Bengkulu Kawasan ………. Kota Bengkulu 2006
62 BENGKULU Kota Bengkulu Kawasan ………. Kota Bengkulu 2007
63 BENGKULU Kota Bengkulu Kawasan ………. Kota Bengkulu 2008
64 BENGKULU Kab. Rejang Lebong
Kawasan Pasar Atas Kecamatan Curup, Kabupaten Rejang Lebong
2008
65 BENGKULU Kab. Bengkulu Selatan
Kawasan Pasar Bawah Manna Kab. Bengkulu Selatan
2010
66 BENGKULU Kab. Lebong Kawasan ………. Kab Lebong 2011
67 BENGKULU Kab. Rejang Lebong
Kawasan Batu Menangis (PUSAT)
2013 Perbup No. 16 Tahun
2014
68 BENGKULU Kab. Lebong Kawasan Pemerintahan (PUSAT) 2013 Perbup No. 04 Tahun
2014
69 BENGKULU Kab. Rejang Lebong
Kawasan Kota Terpadu Mandiri, Kec. Padang Ulak Tanding, Kab. Rejang Lebong (Kluster A)
2014
42 Persiapan Kunjungan Lapangan dan Seminar
NO PROVINSI KAB / KOTA KAWASAN RTBL TA. PERBUP / PERWAL
70 BENGKULU Kab. Rejang Lebong
Kawasan Taman Wisata Alam Bukit Kaba, Kec Curup, Kab.Rejang Lebong(Kluster A)
2014
71 BENGKULU Kota Bengkulu Kawasan Benteng Marlborough, Kec Teluk Segara Kota Bengkulu (Kluster A)
2014
72 BENGKULU Kota Bengkulu Kawasan perkantoran baru Bentiring, Kec Muara Bangka Hulu Kota Bengkulu (Kluster A)
2014
73 BENGKULU Kota Bengkulu Kawasan Perbatasan Betungan
74 BENGKULU Kota Bengkulu Kawasan Panorama Lingkar Timur Kota Bengkulu
75 BABEL Kab. Belitung Timur
Kawasan Pasar Lipat Kajang Kec.Manggar Kab. Belitung Timur
2007
76 BABEL Kota Pangkal Pinang
Kawasan Koridor Jalan Depatri Hamzah
2008
77 BABEL Kab. Bangka Kawasan Parit Pekir, Kecamatan Sungai Liat, Kabupaten Bangka
2008
78 BABEL Kab. Bangka Barat
Kawasan Kelurahan Sungai Daeng, Kec.Muntok, Kabupaten Bangka Barat
2008
79 BABEL Kab. Belitung Kawasan …….. Kelurahan Parit, Kecamatan Tanjung Pandan, Kabupaten Belitung
2008
80 BABEL Kab. Bangka Barat
Kawasan …….. Kab Bangka Barat 2011
81 BABEL Kab. Bangka Selatan
Kawasan …….. Kab. Bangka Selatan
2011
82 BABEL Kab. Belitung Kawasan Sijuk 2012 Perbup No. 1 Tahun
2013
83 BABEL Kab. Belitung Kawasan Sungai Padang (PUSAT) 2013
84 BABEL Kota Pangkal Pinang
Kawasan industri, Kec Bukit Intan
2014
85 BABEL Kota Pangkal Pinang
Kawasan Wisata Pasir Padi Kota Pangkal Pinang
2014
86 BABEL Kab. Bangka Tengah
Kawasan …….. Kab. Bangka Tengah
87 LAMPUNG Kota Bandar Lampung
Kawasan ……… Kota Bandar Lampung
2006
Persiapan Kunjungan Lapangan dan Seminar 43
NO PROVINSI KAB / KOTA KAWASAN RTBL TA. PERBUP / PERWAL
88 LAMPUNG Kota Bandar Lampung
Kawasan ……… Kota Bandar Lampung
2007
89 LAMPUNG Kota Bandar Lampung
Kawasan Rajabasa (Kws. Pendidikan), Kecamatan Kedaton, Kota Bandar Lampung
2008
90 LAMPUNG Kab. Tanggamus
Kawasan Pringsewu (Kws.Perdagangan) Kecamatan Pringsewu, Kabupaten Tanggamus
2008
91 LAMPUNG Kab. Tanggamus
Kawasan Kota Agung Kab. Tanggamus
2010
92 LAMPUNG Kota Metro Kawasan ……… Kota Metro 2011
93 LAMPUNG Kab. Lampung Selatan
Kawasan ……… Kab. Lampung Selatan
2011
94 LAMPUNG Kab. Lampung Selatan
Kawasan Siger - Kawasan Strategis Bakauheni, Kabupaten Lampung Selatan
2012 Perbup No 04 Tahun
2013
95 LAMPUNG Kab. Tanggamus
Kawasan Strategis Minapolitan Kota Agung Barat, dan Wonosobo, Kec Kota Agung
2014
96 LAMPUNG Kab. Tanggamus
Kawasan Strategis Teluk Kiluan, Kec Kelumbayan
2014
97 LAMPUNG Kota Bandar Lampung
Kawasan Strategis Teluk Betung Selatan, Kec Teluk Betung Selatan
2014
98 LAMPUNG Kota Bandar Lampung
Kawasan water front city, Kec Teluk Betung Selatan
2014
99 LAMPUNG Kota Bandar Lampung
Kawasan Koridor Yos Sudarso Kota Bandar Lampung
100 LAMPUNG Kab. Lampung Selatan
Kawasan Bakauheni
101 JAMBI Kota Jambi Kawasan Cempaka Putih, Kota Jambi
2006
102 JAMBI Kota Jambi Kawasan ……. Kota Jambi 2006
103 JAMBI Kota Jambi Kawasan ……. Kota Jambi 2007
104 JAMBI Kab. Tebo Kawasan CBD Kota Muara Tebo 2007
105 JAMBI Kab. Tebo Kawasan Kota Wiroto Agung KecamatanRimbo Bujang
2007
44 Persiapan Kunjungan Lapangan dan Seminar
NO PROVINSI KAB / KOTA KAWASAN RTBL TA. PERBUP / PERWAL
Kabupaten Muara Tebo
106 JAMBI Kab. Kerinci Kawasan Batu Sangir dan Kws. Kersik Tuo, Kab. Kerinci
2008
107 JAMBI Kab. Merangin Kawasan Pasar Baru Bangko, Kecamatan Bangko, Kabupaten Merangin
2008
108 JAMBI Kab. Sarolangun
Kawasan Kota Sarolangun, Kecamatan Sarolangun, Kabupaten Sarolangun
2008
109 JAMBI Kab. Batang Hari
Kawasan Kota Muara Bulian, Kecamatan Muara Bulian, Kabupaten Bantanghari
2008
110 JAMBI Kota Jambi Kawasan ……. Kota Jambi 2010
111 JAMBI Kab. Muaro Jambi
Kawasan ……. Kab.Muaro.Jambi 2011
112 JAMBI Kota Jambi Kawasan ……. Kota Jambi 2012
113 JAMBI Kab. Bungo Kawasan Kuamang Kuning Kecamatan Pelepat Ilir
2012 Perbup No. 5 Tahun
2013
114 JAMBI Kab. Tjg Jabung Barat
Kawasan Merlung (PUSAT) 2013
115 JAMBI Kab. Batang Hari
Kawasan perkotaan Muara Tembesi, Kec Muara tembesi
2014 Perbup 18 Tahun 2015
116 JAMBI Kab. Batang Hari
Kawasan minapolitan, Kec Pemayung
2014 Perbup 19 Tahun 2015
117 RIAU Kota Pekanbaru
Kawasan Sport Center Rumbai, Kota Rumbai
2006
118 RIAU Kota Pekanbaru
Kawasan ….. Kota Pekanbaru 2007
119 RIAU Kab. Rokan Hulu
Kawasan Bersejarah Benteng Tujuh Lapis Kecamatan Tambusai Kabupaten Rokan Hulu
2007
120 RIAU Kota Pekanbaru
Kawasan ….. Kota Pekanbaru 2008
121 RIAU Kab. Indragiri Hulu
Kawasan Danau Raja Kabupaten Indragiri Hulu
2008
Persiapan Kunjungan Lapangan dan Seminar 45
NO PROVINSI KAB / KOTA KAWASAN RTBL TA. PERBUP / PERWAL
122 RIAU Kab. Indragiri Hilir
Kawasan Pelabuhan Parit 21 Tembilahan Kabupaten Indragiri Hilir
2010
123 RIAU Kota Pekanbaru
Kawasan ….. Kota Pekanbaru 2011
124 RIAU Kab. Rokan Hulu
Kawasan ….. Kab. Rokan Hulu 2011
125 RIAU Kab. Rokan Hulu
Kawasan Pasir Putih Barat, Kota Pasir Pangaraian, Kab. Rokan Hulu
2012 Perbup No. 49 Tahun
2012
126 RIAU Kota Dumai Kawasan Teluk Makmur (PUSAT) 2013
127 RIAU Kab. Indragiri Hulu
Kawasan Eks Tugu Kedondong (PUSAT)
2013 Perbup No. 34 Tahun 2014
128 RIAU KOTA PEKANBARU
Kawasan Waterfront City (Blok Jalan Yos Sudarso sekolah/Khayangan, Kelurahan Meranti Pandak Kecamatan Rumbai)
2014
129 RIAU KOTA PEKANBARU
Kawasan Jalan Sudirman, Jalan Datuk Setia Maharaja, Jalan Citralabersa dan Jalan Unggas Kecamatan Bukit Raya
2014
130 KEPULAUAN RIAU
Kota Tanjung Pinang
Kawasan Kota Tanjung Pinang 2006
131 KEPULAUAN RIAU
Kota Batam Kawasan Civic Center Senggarang
2007
132 KEPULAUAN RIAU
Kab. Lingga Kawasan Dabo Singkep Kabupaten Lingga
2007
133 KEPULAUAN RIAU
Kota Tanjung Pinang
Kawasan Batu Sembilan (KM. 9) Kecamatan Tanjung Pinang Timur, Kota Tanjung Pinang
2008
134 KEPULAUAN RIAU
Kota Tanjung Pinang
Kawasan Kampung Bugis Kecamatan Tanjung Pinang Kota, Kota Tanjung Pinang
2008
135 KEPULAUAN RIAU
Kab. Natuna Kawasan Kota Ranai Kecamatan Bunguran Timur, Kabupaten Natuna
2008
136 KEPULAUAN RIAU
Kota Batam Kawasan Belakang Padang Kota Batam
2010
46 Persiapan Kunjungan Lapangan dan Seminar
NO PROVINSI KAB / KOTA KAWASAN RTBL TA. PERBUP / PERWAL
137 KEPULAUAN RIAU
Kab. Bintan Kawasan Lintas Barat, Kec Tua Paya, Kab Bintan
2011
138 KEPULAUAN RIAU
Kota Batam Kawasan Nagoya 2012
139 KEPULAUAN RIAU
Kota Tanjung Pinang
Kawasan Kota Tanjung Pinang (PUSAT)
2013
140 KEPULAUAN RIAU
Kab. Bintan Kawasan Teluk Bintan (PUSAT) 2013
141 KEPULAUAN RIAU
Kab. Bintan Kawasan Ibukota Kabupaten Bandar Seri Bentan, KecTeluk Bintan (Kluster A)
2014
142 KEPULAUAN RIAU
Kab. Bintan Kawasan Industri Maritim, Kec Bintan Timur (Kluster A)
2014
143 DKI JAKARTA Jakarta Selatan Kawasan Wisata Budaya Betawi Setu Babakan
2006
144 DKI JAKARTA Jakarta Pusat Kawasan Daerah Aliran Sungai Ciliwung (Manggarai - Pengadegan) Jakarta
2007
145 DKI JAKARTA Jakarta Utara Kawasan Nelayan Cilincing Jakarta Utara
2007
146 DKI JAKARTA Jakarta Pusat Prop. DKI 2008
147 DKI JAKARTA Jakarta Selatan Kawasan Daerah Aliran Sungai Ciliwung (Kalibata-Cawang) Jakarta
2008
148 DKI JAKARTA Jakarta Selatan Kawasan Pasar Rumput Kecamatan Setiabudi, Kota Jakarta Selatan
2008
149 DKI JAKARTA Jakarta Timur Kawasan Daerah Aliran Sungai Ciliwung (Kelurahan Bidaracina) Jakarta Timur
2008
150 DKI JAKARTA Jakarta Timur Kawasan Daerah Aliran Sungai Ciliwung (Kampung Melayu) Jakarta Timur
2008
151 DKI JAKARTA Jakarta Timur Kawasan Kramat Jati 2010
152 BANTEN Kota Serang Kawasan Pusat Kota Serang 2006
153 BANTEN Kota Tangerang
Kawasan Koridor Daan Mogot - Sudirman Kota Tangerang
2007
154 BANTEN Kota Cilegon Kawasan Pelabuhan Merak, Kel. Mekarsari, Kecamatan Pulo
2008
Persiapan Kunjungan Lapangan dan Seminar 47
NO PROVINSI KAB / KOTA KAWASAN RTBL TA. PERBUP / PERWAL
Merak, Kota Cilegon
155 BANTEN Kota Serang Kawasan Pusat Kota Serang 2010
156 BANTEN Kota Serang Kawasan Pusat Kota Serang 2011
157 BANTEN Kota Tangerang Selatan
Kawasan Kota Tangerang Selatan
2011
158 BANTEN Kota Cilegon Kawasan Jombang Wetan, Kec. Jombang (PUSAT)
2013 Perwal No. 4 Tahun
2015
159 BANTEN Kab. Serang Kawasan Pusat Kota Kec Ciruas 2014
160 BANTEN Kab. Serang Kawasan Sosial Budaya Kec Tanara
2014
161 BANTEN Kab. Pandeglang
Kawasan koridor Labuan - Panimbang, Kec Labuan
2014
162 BANTEN Kab. Pandeglang
Kawasan Wisata Tanjung Lesung - Panimbang, Kec Panimbang
2014
163 BANTEN Kota Tangerang
Kawasan Pusat Kota Kec Tangerang
2014
164 BANTEN Kota Cilegon Kawasan Strategis Kec Cilegon Selatan
2014
165 BANTEN Kota Cilegon Kawasan Strategis Kec Cilegon Timur
2014
166 BANTEN Kota Serang Kawasan Pelabuhan Karangantu, Kec Kasemen
2014
167 BANTEN Kota Serang Kawasan Cepat Tumbuh Kota Serang
2014
168 JABAR Kota Bandung Kawasan Bersejarah Taman Lalu Lintas, Kota Bandung
2006
169 JABAR Kota Bandung Kawasan Kumuh Pangarang Sungai Cikapundung, Kota Bandung
2006
170 JABAR Kota Bandung Kawasan Taman Sari Kota Bandung
2007
171 JABAR Kota Cirebon Kawasan Keraton Cirebon, Kota Cirebon
2007
48 Persiapan Kunjungan Lapangan dan Seminar
NO PROVINSI KAB / KOTA KAWASAN RTBL TA. PERBUP / PERWAL
172 JABAR Kota Bandung Kawasan Cihampelas (Atas), Kecamatan Coblong, Kota Bandung
2008
173 JABAR Kota Bandung Kawasan Koridor Ir. H. Djuanda (Dago), Kecamatan Sumur Bandung, Kota Bandung
2008
174 JABAR Kota Cirebon Kawasan Batas Air Cirebon (Kasunean), Kota Cirebon
2008
175 JABAR Kab. Cianjur Kawasan Pasar Cipanas, Kabupaten Cianjur
2008
176 JABAR Kab. Ciamis Kawasan ………. 2010
177 JABAR Kab. Bogor Kawasan …... Kab. Bogor 2011
178 JABAR Kota Tasikmalaya
Kawasan Wisata Alam Situ Gede, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat ( Pusat )
2012 Perwal No. 100 Tahun
2012
179 JABAR Kab. Sumedang Kawasan Jatinangor, Kab. Sumedang, JAWA BARAT (PUSAT)
2012 Perbup No. 12 Tahun
2013
180 JABAR Kota Bandung Kawasan Kampus ITB (PUSAT) 2013
181 JABAR Kota Bogor Kawasan Strategis Stasiun Kereta Api, Kota Bogor
2013
182 JABAR Kota Bogor Kawasan Strategis Permukiman Padat Bantaran Sungai Ciliwung, Kota Bogor
2013
183 JABAR Kota Cirebon Kawasan Keraton Cirebon Kec. Pekalipan: (Kacirebonan) Kota Cirebon
2013
184 JABAR Kota Cirebon
Kawasan Keraton Cirebon Kec. Lemahwungkuk (Kasepuhan,Kanoman,Keprabon) Kota Cirebon
2013
185 JABAR Kota Depok Kawasan Civic Center, Koridor jati Jajar (PUSAT)
2013
186 JABAR Kota Cimahi Kawasan Strategis Kota Cimahi 2013
187 JABAR Kota Banjar Kawasan Langen Sari (PUSAT) 2013
Persiapan Kunjungan Lapangan dan Seminar 49
NO PROVINSI KAB / KOTA KAWASAN RTBL TA. PERBUP / PERWAL
188 JABAR Kab. Bogor Kawasan Strategis Cikeas, Kabupaten Bogor
2013
189 JABAR Kab. Garut Kawasan Strategis Cangkuang Kab. Garut
2013
190 JABAR Kab. Garut Kawasan Strategis Pamempeuk Kab. Garut
2013
191 JABAR Kab. Tasikmalaya
Kawasan Strategis Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya
2013
192 JABAR Kab. Sumedang Kawasan Strategis Waduk Jatiigede Kab. Sumedang
2013
193 JABAR Kab. Bogor Kawasan strategis industri, Kec Citeureup (Kluster A)
2014
194 JABAR Kab. Bogor Kawasan Strategis Perbatasan, Kec Cibinong (Kluster A)
2014
195 JABAR Kab. Bandung Kawasan Pusat Kota, Kec Soreang (Kluster A)
2014
196 JABAR Kota Bandung Kawasan Perkotaan Alun-alun, Kec Sumur Bandung (Kluster A)
2014
197 JABAR Kota Bandung Kawasan Perkotaan, Kec. Cibaduyut
2014
198 JABAR Kota Bandung Kawasan Gedebage, Kota Bandung
2014
199 JABAR Kota Bandung Kawasan Kawalunyan Kota Bandung
2014
200 JABAR Kota Bogor Kawasan Taman Kencana, Kec Bogor Tengah (Kluster A)
2014
201 JABAR Kota Bogor Kawasan Situgede dan Hutan Cifor, Kec. Bogor Barat
2014
202 JABAR Kota Sukabumi Kawasan Kelurahan Gunung Parang, Kota Sukabumi
2014
203 JABAR Kota Sukabumi
Kawasan Pusat Kota - Kelurahan Benteng Kec Warudoyong (Kluster)/Kawasan Limus Nunggal Kota Sukabumi
2014
50 Persiapan Kunjungan Lapangan dan Seminar
NO PROVINSI KAB / KOTA KAWASAN RTBL TA. PERBUP / PERWAL
204 JABAR Kota Sukabumi Kawasan Lingkar Selatan Kota Sukabumi
2014
205 JABAR Kota Sukabumi Kawasan Gedong Panjang Kota Sukabumi
2014
206 JABAR Kota Cirebon Kawasan Stadion Bima, Kec Plered (Kluster A)
2014
207 JABAR Kab. Cirebon KawasanHarjamukti, Kota. Cirebon
2014
208 JABAR Kota Tasikmalaya
Kawasan sentra bisnis baru Kel Kahuripan Kec Tawang (Kluster A)
2014
209 JABAR Kota Tasikmalaya
Kawasan Rancabango Kec. Purbabatu dan Cibeureum
2014
210 JATENG Kab. Jepara Kawasan …….. Kab. Jepara 2006
211 JATENG Kota Semarang
Kawasan …….. Kelurahan Kuningan dan Dadap Sari Kecamatan Semarang Utara Kota Semarang
2006
212 JATENG Kota Semarang Kawasan …….. Kab. Semarang 2007
213 JATENG Kota Semarang Kawasan …….. Kota Semarang 2007
214 JATENG Kota Surakarta
Kawasan Mojosongo (Relokasi Korban Banjir Bengawan Solo), Kecamatan Mojosongo, Kota Surakarta
2008
215 JATENG Kota Surakarta Penyusunan Masterplan RTLB Kota Surakarta
2009
216 JATENG Kota Pekalongan
Penyusunan Masterplan RIK Kota Pekalongan
2009
217 JATENG Kab. Semarang Kawasan Museum Kereta Api Kota Ambarawa, Kabupaten Semarang
2009
218 JATENG Kota Surakarta Kawasan Bantaran Bengawan Solo Kota Surakarta
2010
219 JATENG Kota Magelang Kawasan Cagar Budaya Candi Pawon-Mendut Kab. Magelang, Jawa Tengah
2010
Persiapan Kunjungan Lapangan dan Seminar 51
NO PROVINSI KAB / KOTA KAWASAN RTBL TA. PERBUP / PERWAL
220 JATENG Kab. Karanganyar
Kawasan Colomadu Kab. Karanganyar
2011
221 JATENG Kab Banjarnegara
Kawasan …….. Kec. Mandiraja, Kec. Purwareja Klampok dan Kec. Susukan, Kab. Banjarnegara, Jawa Tengah (PUSAT)
2012 Perbup No.17 Tahun
2013
222 JATENG Kab Sukoharjo
Kawasan Kartasura, Kws Grogol, Kws Sukoharjo, Kws Purbayan, Kws Palur - Kab. Sukoharjo, Jawa Tengah (PUSAT)
2012 Perbup No. 46 Tahun
2012
223 JATENG Kab Wonosobo Kawasan Alun - alun Kota, Kab. Wonosobo
2013 Perbup No. 69 Tahun
2014
224 JATENG Kab Cilacap Kawasan Strategis Lomanis, Kab. Cilacap, Provinsi Jawa Tengah
2013
225 JATENG Kota Semarang Kawasan Strategis Tembalang, Kota Semarang
2013
226 JATENG Kab. Cilacap Kawasan Agropolitan dan Minapolitan Kec Majenang (Kluster A)
2014
227 JATENG Kab. Purworejo Kawasan Kec. Kutoarjo 2014
228 JATENG Kab. Pati Kawasan kepentingan Lingk Hidup, Kec Kayen, Kab.Pati
2014
229 JATENG Kab. Cilacap
Kawasan Koridor Barat (Pelabuhan Tanjung Intan - Jl. Wiratno - Jl. MT. Haryono -Jl.Nusantara)
2014
230 JATENG Kota Semarang Kawasan perkotaan Kec. Gunungpati Kota Semarang
2014
231 JATENG Kab. Klaten Kawasan Perkotaan Kec. Klaten Tengah, Kab.Klaten
2014
232 JATENG Kab. Boyolali Kawasan perkotaan Kec. Mojosongo
2014
233 JATENG Kab. Sukoharjo Kawasan perkotaan Kecamatan Sukoharjo
2014
52 Persiapan Kunjungan Lapangan dan Seminar
NO PROVINSI KAB / KOTA KAWASAN RTBL TA. PERBUP / PERWAL
234 JATENG Kab. Magelang Kawasan perkotaan Mertoyudan 2014
235 JATENG Kab. Sukoharjo Kawasan perkotaan, Kec Grogol (Kluster A)
2014
236 JATENG Kab. Purworejo Kawasan Perkotaan, Kec Purworejo (Kluster A)
2014
237 JATENG Kab. Pati Kawasan pusat kota Pati Kws. Koridor Jl. P. Sudirman Pati
2014
238 JATENG Kota Surakarta
Kawasan Pusat Kota Surakarta (Kws. Koridor Jl. Radjiman-segmen Kampung Batik Kauman s/d Kampung Batik Laweyan)
2014
239 JATENG Kab. Kendal Kawasan Pusat Kota, Kec Kendal (Kluster A)
2014
240 JATENG Kab. Klaten Kawasan Religi Kec. Jatinom 2014
241 JATENG Kab. Boyolali Kawasan resapan air Lereng Gunung Merapi dan Merbabu , Kec Selo (Kluster A)
2014
242 JATENG Kota Surakarta Kawasan Solo Utara Kota Surakarta
2014
243 JATENG Kab. Magelang Kawasan strategis cepat tumbuh kec. Secang
2014
244 JATENG Kab. Kendal Kawasan strategis ekonomi Kec. Kaliwungu
2014
245 JATENG Kab. Karanganyar
Kawasan Strategis Kec. Karanganyar
2014
246 JATENG Kab. Karanganyar
Kawasan Strategis kota jaten, Kec. Jaten Kab. Karanganyar
2014
247 JATENG Kota Semarang Kawasan Waduk Jatibarang Kec. Gunungpati Kota Semarang
2014
248 JATENG Kota Surakarta Kawasan Budaya dan Perdagangan Jalan Slamet Riyadi Kota Surakarta
249 D.I. YOGYAKARTA
Kab. Sleman Kawasan Jl. Tentara Pelajar Kab Sleman
2006
250 D.I. Kota Penyusunan RTBL 2006
Persiapan Kunjungan Lapangan dan Seminar 53
NO PROVINSI KAB / KOTA KAWASAN RTBL TA. PERBUP / PERWAL
YOGYAKARTA Yogyakarta
251 D.I. YOGYAKARTA
Kab. Kulon Progo
Kawasan Pantai Glagah Kabupaten Kulon Progo
2007
252 D.I. YOGYAKARTA
Kab. Gunung Kidul
Pusat Kota Wonosari Kabupaten Gunung Kidul
2007
253 D.I. YOGYAKARTA
Kab. Bantul Kawasan Kota Bantul, Kecamatan Bantul, Kabupaten Bantul
2008
254 D.I. YOGYAKARTA
Kab. Kulon Progo
Kawasan Kota Brosot, Kecamatan Galur, Kabupaten Kulon Progo
2008
255 D.I. YOGYAKARTA
Kota Yogyakarta
Kawasan Kotagede, Kota Yogyakarta
2010
256 D.I. YOGYAKARTA
Kab. Bantul Kawasan Gabusan, Desa Sabdodadi, Kabupaten Bantul
2011
257 D.I. YOGYAKARTA
Kab. Sleman
Kawasan Candi Gebang-Stadion Maguwoharjo - Embung Tambakboyo, Kab. Sleman, DI. YOGYAKARTA (PUSAT)
2012
258 D.I. YOGYAKARTA
Kab. Gunung Kidul
KAWASAN GUNUNG GAMBAR, KABUPATEN GUNUNG KIDUL
2013
259 D.I. YOGYAKARTA
Kota Yogyakarta
Kawasan Njero Benteng (PUSAT)
2013
260 D.I. YOGYAKARTA
Kab. Sleman
Kawasan Koridor Tempel-Parangtritis, Penggal Tridadi-Sendangadi-Sinduadi, Kab. Sleman
2014
261 D.I. YOGYAKARTA
Kota Yogyakarta
Kawasan Kotabaru Kel. Kotabaru, Kec. Gondokusumo
2014
262 D.I. YOGYAKARTA
Kota Yogyakarta
Kawasan Pakualaman Kec. Pakualaman
2014
263 D.I. YOGYAKARTA
Kab. Kulon Progo
Kawasan Perkotaan Wates, Kab. Kulonprogo
2014
264 D.I. YOGYAKARTA
Kab. Kulon Progo
Kawasan Sentolo, Kec. Sentolo, Kab. Kulonprogo
2014
265 D.I. YOGYAKARTA
Kab. Sleman Kawasan Seturan Babarsari Kec. Depok Kab. Sleman
2014
266 D.I. YOGYAKARTA
Kota Yogyakarta
Kawasan Monjali (Monumen Jogja Kembali)
54 Persiapan Kunjungan Lapangan dan Seminar
NO PROVINSI KAB / KOTA KAWASAN RTBL TA. PERBUP / PERWAL
267 D.I. YOGYAKARTA
Kab. Bantul Kawasan Pantai Parangtritis, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul
268 JATIM Kota Surabaya Kawasan Koridor Jalan Kertajaya Kota Surabaya
2006
269 JATIM Kab. Bondowoso
Kawasan Pusat (Alun-alun) Kota Bondowoso
2007
270 JATIM Kab. Gresik Kawasan Koridor Jl. Kartini - Jl. Dr. sutomo Kota Gresik
2007
271 JATIM Kota Probolinggo
Kawasan Triwung Kecamatan Kademangan, Kota probolinggo
2008
272 JATIM Kota Mojokerto
Kawasan Benteng Pancasila, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto
2008
273 JATIM Kota Surabaya Kawasan ……….. Kota Surabaya 2010
274 JATIM Kota Probolinggo
Kawasan ……….. Kota Probolinggo
2010
275 JATIM Kab. Probolinggo
Kawasan ……….. Kab. Probolinggo
2010
276 JATIM Kota Surabaya Kawasan ……….. Kota Surabaya 2011
277 JATIM Kota Surabaya Kawasan ……….. Kota Surabaya 2011
278 JATIM Kota Surabaya Kawasan ……….. Kota Surabaya 2011
279 JATIM Kab. Lamongan Kawasan Koridor Jalan Kota Lamongan, JAWA TIMUR (PUSAT)
2012 Perbup No. 33 Tahun
2012
280 JATIM Kab. Pacitan Kawasan GOR Pacitan, Jawa Timur (PPBLS)
2012 Perbup No. 45 Tahun
2012
281 JATIM Kab. Pacitan Kawasan Pacitan Jawa Timur 2012
282 JATIM Kab. Lumajang Kawasan Sukarno-Hatta (PUSAT) 2013 Perbup No. 9 Tahun
2014
283 JATIM Kab. Ngawi Kawasan Benteng Van Den Bosch (Benteng Pendem) (PUSAT)
2013 Perbup No. 1323 Tahun
2013
284 JATIM Kab. Pacitan Kawasan Strategis Goa Gong, Kab. Pacitan, Prov. Jawa Timur
2013
285 JATIM Kab. Tuban Kawasan Situs Bersejarah Makam Sunan Bonang (PUSAT)
2013
Persiapan Kunjungan Lapangan dan Seminar 55
NO PROVINSI KAB / KOTA KAWASAN RTBL TA. PERBUP / PERWAL
286 JATIM Kab. Gresik Kawasan Suci, Kec. Manyar, Kab. Gresik
2014
287 JATIM Kab. Gresik Kawasan Makam Dewi Sekardadu dan Putri Cempo Kec. Kebomas, Kab. Gresik
2014
288 JATIM Kab. Sidoarjo Kawasan Tambak Sawah Kecamatan Waru
2014
289 JATIM Kab. Sidoarjo Kawasan Strategis Ekonomi Kec Jabon
2014
290 JATIM Kab. Jombang Kawasan Strategis Ekonomi Mojowarno, Kec Mojowarno (Kluster A)
2014
291 JATIM Kab. Jombang Kawasan Startegis Ekonomi Bareng Kecamatan Bareng Kab. Jombang
2014
292 JATIM Kab. Sumenep Kawasan Pusat Kota, Kec Sumenep (Kluster A)
2014
293 JATIM Kab. Bangkalan Kawasan Pusat Kota, Kec Bangkalan (Kluster A)
2014
294 JATIM Kab. Bangkalan Kawasan Pusat Kota Burneh Kecamatan Burneh Kabupaten Bangkalan
2014
295 JATIM Kab. Bondowoso
Kawasan Pusat Kota, Kec Bondowoso (Kluster A)
2014
296 JATIM Kab. Bondowoso
Kawasan situs megalitikum Desa Glingseran dan Desa Banyuputih, Kec Wringin
2014
297 JATIM Kab. Pacitan Kawasan Pusat Kota, Kec. Pacitan (Kluster A)
2014
298 JATIM Kab. Pacitan Kawasan Pantai Klayar Kec. Donorejo Kab. Pacitan
2014
299 JATIM Kab. Lamongan Kawasan Makam Sendang Duwur, Kec.Paciran, Kab. Lamongan
2014
300 JATIM Kab. Lamongan Kawasan Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong, Kec. Brondong (Kluster A)
2014
301 JATIM Kota Malang Kawasan Pasar Besar Kota Malang, Kec. Klojen (Kluster A)
2014
56 Persiapan Kunjungan Lapangan dan Seminar
NO PROVINSI KAB / KOTA KAWASAN RTBL TA. PERBUP / PERWAL
302 JATIM Kota Malang Kawasan sentra industri keripik Sanan, Kec. Blimbing (Kluster A)
2014
303 JATIM Kota Pasuruan Kawasan Strategis Ekonomi Terpadu Kec. Panggungrejo Kota Pasuruan
2014
304 JATIM Kota Pasuruan Kawasan Strategis Sosial Budaya Masjid Agung Al-Anwar
2014
305 JATIM Kota Blitar Kawasan Pusat Kota Kecamatan Sukorejo Kota Blitar
2014
306 JATIM Kota Blitar Kawasan Wisata Makam Bung Karno, Kec. Sananwetan (Kluster A)
2014
307 JATIM Kota Blitar Kawasan Mata Air Sumber Udel, Kel. Kepanjen Kidul Kota Blitar
2014
Persiapan Kunjungan Lapangan dan Seminar 57
LAMPIRAN 2 REKAPITULASI RTBL YANG SUDAH ADA PERBUP/PERWAL WILAYAH II
NO. PROVINSI KOTA /
KABUPATEN RTBL (Kawasan)
TAHUN PENYUSUNAN
1 Kalimantan
Barat Kota Pontianak
RTBL Kws. Kec Pontianak Kota APBN (PUSAT) Perbup. No. 3 Tahun 2013
2012
2 Kalimantan
Timur Kota Bontang
RTBL Kws Kota Bontang APBN TA 2008 Perbup. No 4/2012
2008
3
Kalimantan Selatan
Kota Banjarmasin
RTBL Kws. Veteran dan Tendean APBN TA 2011 Perwali No. 38 Tahun 2013
2011
Kab Tapin RTBL Kws Koridor Hasan Basry Kota Rantau Perbup No. 33 Thn 2013
2013
Kab Banjar Baru
RTBL Kws. Almunawaroh Kec. Loktabat Utara APBN TA 2012 Perbup No. 15 Thn 2013
2012
Desain Kawasan Loktabat, Kota Banjarbaru Perwal No 15 tahun 2013, Tanggal 03 Juni 2013
2013
Kab. Barito Kuala
RTBL Desain Kawasan Panglima Wangkang, Kab. Barito Kuala Perbup Nomor 39 tahun 2014, Tanggal 03 Nov 2014
2014
Kab. Hulu Sungai Utara
RTBL Desain Kawasan Masjid Tua Sungai Banar, Kab. Hulu Sungai Utara Perbup Nomor 03 tahun 2015 tgl 10 Feb 2015
2015
Desain Kawasan Tikar Purun, Kab. Hulu Sungai Utara Perbup Nomor 04 tahun 2015, Tanggal 10 Feb 2015
2015
Kab. Kotabaru
Desain Kawasan Pusat Bisnis Koridor Siring Pulau Laut, Kab. Kotabaru Perbup Nomor 16 tahun 2014
2014
58 Persiapan Kunjungan Lapangan dan Seminar
NO. PROVINSI KOTA /
KABUPATEN RTBL (Kawasan)
TAHUN PENYUSUNAN
Kab. Tapin
Desain Kawasan Koridor Hasan Basry, Kota Rantau, Kab. Tapin Perbup No 33 tahun 2013, Tanggal 16 Des 2013
2013
4 Sulawesi
Utara Kota Manado
RTBL Kawasan jembatan Soekarno dan pasar Bersehati APBN TA 2012 Perwal No. 8 Tahun 2013
2012
5 Gorontalo
Kab Boalemo RTBL Kawasan Wisata Pantai Bolihutuo Perbup. No. 53 Tahun 2013
2013
Kota Gorontalo Desain Kawasan Taruna Remaja, Kota Gorontalo Perwal No 31 tahun 2014
2014
6 Sulawesi Tengah
Kota Poso RTBL Kws. Pusat Kota Poso APBN (PUSAT) Perbup. No. 2 Tahun 2013
2012
Kota Palu
RTBL Kawasan Koridor Sukarno Hatta APBN (PUSAT) Perbup No 26 Tahun 2012
2012
RTBL Kawasan Religi Sis Al-Djufrie Perbup RTBL No 25 Tahun 2012
2012
RTBL Kws Pantoloan Kota Palu Perbup RTBL No 08 Tahun 2014
2013
Kab Tojo Una - Una
RTBL Kws Perkantoran Ampana APBN 2011 Perbup No 1888.45/i-259/BAPPEDA
2011
Kab Sigi RTBL Kws Perkantoran Bora APBN 2010 Perbup No 14 Tahun 2012
2010
7 Sulawesi Tenggara
Kab Bombana RTBL Kws. Rumbia - Kasipute APBN (PUSAT) Perbup. No. 12 Tahun 2012
2012
Persiapan Kunjungan Lapangan dan Seminar 59
NO. PROVINSI KOTA /
KABUPATEN RTBL (Kawasan)
TAHUN PENYUSUNAN
Kab Buton RTBL Kws Pasar Wajo Perbup. No. 2 Tahun 2014
2013
Kab Buton Utara RTBL Kws. Kalisusu - Bonegono APBN (PUSAT) Perbup. No. 25 Tahun 2012
2012
Kota Kendari
RTBL Kws Pantai Nambo - Kendari Beach APBD 2012 Perbup No 3 Tahun 2013
RTBL Kws Kali Kadia - Ex. MTQ, Kawasan Benu - Benua- Taman Kendari Beach dan Kws Kampus Unsultra - Stain - Hutan Kota Baruga APBD 2010 Perbup No 10 Tahun 2011
2010
Desain Kawasan Teluk KendariI dan Pusat Kota, Kec. Mandonga, Kota Kendari Perwal No. 7 / 2013 Kawasan Kota Kendari
2013
Kab Kolaka
RTBL Kawasan kota Kolaka APBN 2007 Perbup No 25 Tahun 2007
2007
RTBL Kws. 19 Nopember Kota Kolaka APBD TA 2011 Perbup No 18 Tahun 2012
2011
Kab. Kolaka Utara
RTBL Kws Kota Lasusua APBD TA 2012 Perbup no. 1 /2013
2012
RTBL Kws Kota Lasusua (perkantoran) APBD 2011 Perbup no.2/2013
2011
RTBL Kws Alun - Alun Kota Lasusua Perbup no.21/2013
2013
Desain Kawasan Kota Lasusua, Kab. Kolaka Utara Perbup No. 5 Tahun 2012
2012
Kab Wakatobi RTBL Kws Ibukota kabupaten (APBD 2008) Perbup no.06 /2012
2008
60 Persiapan Kunjungan Lapangan dan Seminar
NO. PROVINSI KOTA /
KABUPATEN RTBL (Kawasan)
TAHUN PENYUSUNAN
RTBL Kws Wangi-Wangi (Mola) (APBD 2009 ) Perbup no.7/2012
2009
Kab Muna RTBL Kawasan kota Raha (APBD 2011) Perbup no 6/2013
2011
Kab Konawe RTBL Kws Pusat Kota (APBD 2009) Perbup No. 9/2012
2011
8 Sulawesi
Barat
Kab Polewali Mandar
RTBL Kws. Wonomulyo APBN (PUSAT) Perbup. No. 47 Tahun 2012
2012
Kab. Mamuju
Desain Kawasan Kota Tua Tambi, Kab. MamujuPerbup Kab. Mamuju No 14 tahun 2014, tanggal 10 Des 2014
2014
Desain Kawasan Stadion Manakarra, Kab. Mamuju Perbup Kab. Mamuju No 12 tahun 2014, tanggal 10 Des 2014
2014
9 Sulawesi Selatan
Kab Wajo
RTBL Kws. Sengkang APBN (PUSAT) Perbup. No. 37 Tahun 2012
2012
RTBL Kws Pusat Kota (APBD 2011) Perbup No. 357 Tahun 2012
2011
Desain Kawasan Pelestarian Budaya dan Penyebaran Agama Islam Sengkang, Kec. Belawa, Kab. Wajo Perbup No. 06 Tahun 2015, tgl 23 Feb 2015
2015
Desain Kawasan Cepat Tumbuh Perkotaan, Kec. Tempe, Kab. Wajo Perbup No. 07 Tahun 2015, tgl 23 Feb 2015
2015
Kab Bantaeng RTBL Kws.Bisappu APBN (PUSAT) Perbup. No. 05 Tahun 2013
2011
Persiapan Kunjungan Lapangan dan Seminar 61
NO. PROVINSI KOTA /
KABUPATEN RTBL (Kawasan)
TAHUN PENYUSUNAN
Kab Maros
RTBL Kws. Turikale Kota Maros (APBN 2010) Perbup No. 39 Tahun 2012
2010
Desain Kawasan Perkotaan Barandasi, Kec. Lau, Kab. Maros Perbup No. 16 Tahun 2015, tgl 24 Feb 2015
2015
Desain Kawasan Kota Baru Moncongloe, Kec. Moncongloe, Kab. Maros Perbup No. 15 Tahun 2015 tgl 24 Feb 2015
2015
Kabupaten Tana Toraja
RTBL Kota Makale (APBN 2008) Perbup No. 03 Tahun 2013
2008
Desain Kawasan Wisata Alam Hutan Pango - Pango, Kec. Makale Selatan, Kab. Tana Toraja Perbup No. 24 Tahun 2014, tgl 20 Nov 2014
2014
Kab Toraja Utara
RTBL Kws Pusat Kota (APBD 2011) Perbup No. 124/III/2013
2011
Desain Kawasan Perdagangan dan Jasa Pusat Perkotaan Rantepao, Kec. Rantepao, Kab. Toraja Utara Perbup No. 23 Tahun 2014 tgl 28 November 2014
2014
Desain Kawasan Pasar dan Terminal Penumpang Type C, Kec. Tallunglipu, Kab. Toraja Utara Perbup No. 24 Tahun 2014 tgl 28 November 2014
2014
Kab Bone RTBL Kws. Watampone (APBD 2011) Perbup No. 4 Tahun 2013
2011
62 Persiapan Kunjungan Lapangan dan Seminar
NO. PROVINSI KOTA /
KABUPATEN RTBL (Kawasan)
TAHUN PENYUSUNAN
Kab Takalar
RTBL Kws Pusat Kota Kabupaten Takalar Perbup No. 43 Tahun 2014
2013
Desain Kawasan Pusat Perkotaan, Kec. Galesong, Kab. Takalar Perbup No. 83 Tahun 2014 tgl 16 Des 2014
2014
Desain Kawasan Perkenomian Pusat Jasa dan Perdagangan Kota Pattalasang, Kab. Takalar Perbup No. 84 Tahun 2014 tgl 16 Des 2014
2014
Kab Barru
RTBL Kws. Mallusentani (APBN 2011) Perbup No. 63 Tahun 2012
2011
Desain Kawasan Terpadu Pelabuhan, Industri, Perdagangan, Pergudangan dan Peti Kemas Garongkong, Kec. Barru, Kab. Barru Perbup No. 2 Tahun 2015, tgl 02 Jan 2015
2015
Desain Kawasan Agrowisata, Kec. Taneteriaja, Kab. Barru Perbup No. 3 Tahun 2015, tgl 02 Jan 2015
2015
10 Bali
Kab. Gianyar
1. RTBL Kws. Ubud APBN (PUSAT) Perbup No. No. 46 Tahun 2012
2012
2. RTBL Kws. Kota Gianyar APBNPerbup No. No. 46 Tahun 2012
2011
Kab. Jembrana RTBL Kws. Gilimanuk APBN (PUSAT) Perbup No. 50 Tahun 2012
2012
Persiapan Kunjungan Lapangan dan Seminar 63
NO. PROVINSI KOTA /
KABUPATEN RTBL (Kawasan)
TAHUN PENYUSUNAN
Kab. Buleleng
RTBL Kws. Sukadasa, Danau Buyan dan Danau Tamblingan APBN (PUSAT) Perbup No. 72 Tahun 2013
2013
Kab. Tabanan RTBL Kawasan Pusat Kota Tabanan APBN (PUSAT) Perbup No. 86 Tahun 2013
2013
Kab. Bangli RTBL Kawasan Wisata Kintamani APBN (PUSAT) Perbup No. 52 Tahun 2013
2013
11 NTB
Kab. Sumbawa RTBL Kws. Istana dalam Loka APBN (PUSAT) Perbup No. 1 Tahun 2013
2012
Kab. Sumbawa Barat
RTBL Kawasan Taliwang APBD Perbup No. 23 Th. 2013
2012
Kota Mataram RTBL Kawasan Pusat Kota Tuan Ampenan APBN (PUSAT) Perwal No. 35 Tahun 2013
2013
Kota Taliwang RTBL Kota Taliwang Perbup No. 16 Tahun 2015, Tanggal 16 Mei 2015
2015
12
NTT
Kab. Manggarai Barat
RTBL Kws. Pusat Kota Labuan Bajo APBN (PUSAT) Perbup No. 1 Tahun 2013
2012
Kab. Sumba Barat Daya
RTBL Kws. Waitabula (APBD) Peraturan Bupati Sumba Barat Daya No.08 Th. 2013
2013
Kota Kupang
RTBL Kawasan Kota Lama Kota Kupang APBN (PUSAT) Perwal No. 29 Tahun 2013
2013
RTBL Kawasan Pantai Oesapa dan Pantai Lasiana Kota Kupang Perwal No. 24 Tahun 2014, Tanggal 9 Desember 2014.
2014
RTBL Kawasan Pantai Pasir Panjang dan Kelapa Lima Kota KupangPerwal No. 23 Tahun 2014, Tanggal 9 Desember 2014
2014
64 Persiapan Kunjungan Lapangan dan Seminar
NO. PROVINSI KOTA /
KABUPATEN RTBL (Kawasan)
TAHUN PENYUSUNAN
Kab. Alor
RTBL Kawasan Strategis Perkotaan Kalabahi Kab. Alor Perbup No.3 Tahun 2015, Tanggal 13 Februari 2015
2015
13 Maluku
Kab. Maluku Tengah
RTBL Kws. Bandaneira APBN (PUSAT) Peraturan Bupati Maluku Tengah No. 660-310 Tahun 2006
2006
Kota Ambon
RTBL Kws Perkotaan Kec Nusaniwe Peraturan Walikota No.31 tahun 2015, Tanggal 30 Juli 2015
RTBL Kws Leitimur selatan Peraturan Walikota No.32 tahun 2015, Tanggal 30 Juli 2015
14 Maluku Utara
Kota Ternate
RTBL Koloncucu APBN Peraturan Walikota Ternate No 22 tahun 2013
2010
RTBL Kws.Kota Tua Gamalama (APBD) Peraturan Walikota Ternate No. 21 Th. 2013
2013
Kab.Pulau Morotai
RTBL Kws.Kota Daruba (APBN) Peraturan Bupati Pulau Morotai No.08 Tahun 2013
2011
Kab. Halmahera Barat
RTBL.Kws Teluk Jailolo (APBD) Peraturan Bupati Halmahera Barat No.03 Tahun 2013
2013
15 Papua
Kab. Jayawijaya
RTBL Kws. Pusat Kota Wamena APBN Peraturan Bupati Jayawijaya No.600/848/BUP Tahun 2008
2008
Kota Jayapura
RTBL Kws. Eks Pasar Lama Abepura APBN Peraturan Walikota Jayapura No.07/2012
2011
Persiapan Kunjungan Lapangan dan Seminar 65
NO. PROVINSI KOTA /
KABUPATEN RTBL (Kawasan)
TAHUN PENYUSUNAN
RTBL Kws. Expo Waena APBN (PUSAT)Perwal No. 14 Tahun 2013
2013
Kab.Nabire RTBL Kws.Oyehe (APBN) Peraturan Bupati Nabire No. 04 Tahun 2012
2010
16 Papua Barat
Kota Sorong
RTBL Kws. Bandara Eduard Osok (APBN Pusat) Peraturan Walikota Sorong No. 30 Tahun 2012
2012
Kab. Raja Ampat
RTBL Kawasan Waisai APBN (PUSAT) Perbup No. 13 Tahun 2013
2013
TOTAL 85
Persiapan Kunjungan Lapangan dan Seminar 67
LAMPIRAN 3 REKAPITULASI RTBL YANG BELUM ADA PERBUP/PERWAL WILAYAH II YANG DIFASILITASI PADA TA 2013
NO. PROVINSI KOTA /
KABUPATEN RTBL (Kawasan)
TAHUN PENYUSUNAN
1 Kalimantan Timur
Balikpapan Kws. Pasar Damai 2013
2 Sulawesi Utara
Manado Kws. Boulevard II 2013
Kotamobagu Kws. Gogaguman & Mogolaing 2013
3 Sulawesi Barat
Mamuju Kws. Pusat Kota Mamuju 2013
4 NTB Kota Bima Kws. Istana Kerajaan Bima APBN (PUSAT)
2013
5 Maluku Kota Ambon Kws. Batu Merah Mardika APBN (PUSAT)
2013
6 Papua Kab. Mimika Kws. Pusat Kota Timika APBN 2013
7 Papua Barat
Kota Sorong Kws. Pulau Doom APBN (PUSAT)
2013
TOTAL 8
Persiapan Kunjungan Lapangan dan Seminar 69
Tim Penyempurna
Ir. Antonius Budiono, MCM
Ir. Ismono Yahmo, MA
Ir. Sugeng Sentausa, MSc
Ir. Natsir Gunansyah, MM
Ir. Normansyah Machmud, MM
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA