perspektif pengelolaan kawasan industri terhadap kebijakan ... filedata kawasan industri di...
TRANSCRIPT
Perspektif Pengelolaan
Kawasan Industri Terhadap
Kebijakan Pengembangan
Kawasan Industri di Indonesia
Disampaikan oleh :
FAHMI SHAHABDirektur Eksekutif
Himpunan Kawasan Industri Indonesia
Dalam Acara Rapat Sinkronisasi Kebijakan Pusat dan Daerah
Dalam Rangka Sinergitas Pengelolaan dan Pengembangan Kawasan Khusus Lingkup II
Hotel Orchardz Industri,24 – 25 April 2018
Posisi dan Kontribusi Industri
Industri Pengolahan masih mendominasi kontribusi terhadap
pertumbuhan PDB Nasional pada tahun 2017 sebesar 20,16%,
Kontribusi (%) Pertumbuhan (%)
Pertumbuhan PDB Nasional 2017
Sumber: BPS
Regulasi Yang Terkait Dengan Kawasan Industri
UU No.3/2014
“Perindustrian”
PP No.142/2015
“Kawasan Industri”
PerMen. Perindustrian
No.39/2016
“Tata Cara Pemberian Izin Usaha
Kawasan Industri dan Izin Perluasan
Kawasan Industri
PerMen. Perindustrian
No.40/2016
“Pedoman Teknis Pengembangan
Kawasan Industri”
Draft/Rancangan
PerMen Perindustrian :
o Standar Kawasan Industri
o Industri Yang Dikecualikan Di Dalam
Kawasan Industri
Catatan : Asumsi 400 orang per industri
( Per Desember 2017 )
No WilayahJumlah
KI
Total Area
(Ha)
Nett Area
(Ha) (70%)
Telah
Dimanfaatkan
(Ha) (70%)
Sisa Lahan
(Ha)%
Jumlah
Industri
Asumsi
Tenaga Kerja
1 JAKARTA 2 1.078,00 754,60 731,70 22,90 3% 483 193.200
2 BANTEN 6 6.890,00 4.823,00 1.163,15 3.659,85 76% 1.457 582.800
3 JAWA BARAT 20 12.896,79 9.027,75 6.640,44 2.387,31 26% 4.285 1.714.000
4 JAWA TENGAH 7 4.076,00 2.853,20 537,00 2.316,20 81% 1.003 401.200
5 JAWA TIMUR 7 3.019,20 2.113,44 826,50 1.286,94 61% 955 382.000
6 KEPULAUAN RIAU 8 1.494,00 1.045,80 526,05 519,75 50% 350 140.000
7 RIAU 1 1.785,00 1.249,50 153,00 1.096,50 88% 10 4.000
8 SUMATERA UTARA 4 3.646,80 2.552,76 578,40 1.974,36 77% 351 140.400
9 SUMATERA BARAT 1 616,00 431,20 45,00 386,20 90% 8 3.200
10 SULAWESI SELATAN 1 703,00 492,10 243,98 248,12 50% 270 108.000
11 SULAWESI TENGAH 1 2.000,00 1.400,00 346,00 1.054,00 75% 1 400
12 KALIMANTAN TIMUR 1 246,00 172,20 52,00 120,20 70% 6 2.400
TOTAL 59 38.450,79 26.915,55 11.843,22 15.072,33 9.179 3.671.600
Data Kawasan Industri di Indonesia( Anggota HKI yang Sudah Operasional )
JAKARTA; 2 KI; 3%
BANTEN;
6 KI; 10%
JAWA BARAT;
20 KI; 34%
JAWA TENGAH;
7 KI; 12%
JAWA TIMUR;
7 KI; 12%
KEPULAUAN RIAU;
8 KI; 13%
RIAU; 1 KI; 1%
SUMATERA UTARA; 4 KI;
7%
SUMATERA BARAT; 1
KI; 2%
SULAWESI SELATAN; 1 KI;
2% SULAWESI
TENGAH; 1
KI; 2%
KALIMANTAN TIMUR; 1
KI; 2%
JAKARTA
BANTEN
JAWA BARAT
JAWA TENGAH
JAWA TIMUR
KEPULAUAN RIAU
RIAU
SUMATERA UTARA
SUMATERA BARAT
SULAWESI SELATAN
SULAWESI TENGAH
KALIMANTAN TIMUR
Sebaran Kawasan Industri( yang sudah operasional )
Data Kawasan Industri di Indonesia( Anggota HKI yang Belum Operasional )
No WilayahJumlah
KI
Total Area
(Ha)
Nett Area
(Ha) (70%)
Telah
Dimanfaatkan
(Ha) (70%)
Sisa Lahan
(Ha)%
Jumlah
Tenant
Asumsi
Tenaga Kerja
1 BANTEN 2 912,00 638,40 - - - - -
2 JAWA BARAT 5 2.202,00 1.541,40 - - - - -
3 JAWA TENGAH 2 700,00 490,00 - - - - -
4 JAWA TIMUR 1 3.000,00 2.100,00 - - - - -
5 KEPULAUAN RIAU 1 240,00 168,00 - - - - -
6 RIAU 1 5.192,00 3.634,40 - - - - -
7 SULAWESI SELATAN 2 8.000,00 5.600,00 - - - - -
8 SULAWESI TENGAH 1 1.500,00 1.050,00 - - - - -
9 KALIMANTAN TIMUR 3 1.100,00 770,00 - - - - -
10 KALIMANTAN UTARA 1 400,00 280,00 - - - - -
11 KALIMANTAN SELATAN 1 6.370,00 4.459,00 - - - - -
12 BANGKA BELITUNG 1 1.414,70 990,29 - - - - -
13 LAMPUNG 1 3.500,00 2.450,00 - - - - -
14 JAMBI 1 2.000,00 1.400,00 - - - - -
15 SUMATERA SELATAN 1 307,00 214,90
TOTAL 24 36.837,70 25.786,39 0,00 0,00 0 0
( Per Desember 2017 )
Sebaran 14 Kawasan Industri Prioritas di Luar Jawa
ALKI
IALKI
IIALKI
III
ALKI III
B
ALKI III
C
Sumber: Kementerian Perindustrian
No NamaKawasanIndustri Luas Fokus
1 Teluk Bintuni 2.344 Ha Industri Pupuk dan Petrokimia
2 Palu (Status KEK Palu) 1.500 Ha Industri Rotan dan Agro Industri Lainnya
3 Morowali 1.200 Ha Industri Ferronikel
4 Konawe 5.500 Ha Industri Ferronikel
5 Bitung (Status KEK Bitung) 534 Ha Industri Agro dan Logistik
6 Buli,Haltim 300 Ha Industri Ferronikel
7 Bantaeng 3.000 Ha Industri Ferronikel
8 Ketapang 1.000 Ha Industri Alumina
9 Batu Licin 530 Ha Industri Besi Baja
10 Landak 306 Ha Industri Pengolahan Karet
11 Sei Mangkei (Status KEK Sei Mangkei) 2.002 Ha Industri Pengolahan CPO
12 Tanggamus 3.500 Ha Industri Maritim
13 KualaTanjung 1.000 Ha Industri Alumina
14 Jorong 6.370 Ha Industri Agro dan Besi Baja
Total 29.086 Ha
14 Kawasan Industri Prioritas
12 Kawasan Ekonomi Khusus
No Kawasan Ekonomi Khusus Luas Fokus
1 KEK Arun Lhokseumawe 582,08 Ha Industri Minyak, Gas, Energi / Industri Petrokimia / Industri Pendukung
Ketahanan Pangan / Logistik / Industri Penghasil Kertas Kantong Semen
2 KEK Sei Mangkei 2.002,77 Ha Industri Pengolahan Kelapa Sawit / Industri Pengolahan Karet / Pupuk dan
Aneka Industri / Logistik / Pariwisata
3 KEK Tanjung Api-api 2.030 Ha Industri Pengolahan Karet / Industri Pengolahan Sawit / Industri Petrokimia
4 KEK Tanjung Kelayang 324,40 Ha Pariwisata
5 KEK Tanjung Lesung 1.500 Ha Pariwisata
6 KEK Mandalika 1.035,67 Ha Pariwisata
7 KEK MBTK 557,34 Ha Industri Kelapa Sawit / Logistik
8 KEK Palu 1.500 Ha Industri Manufaktur / Industri Agroi Berbasis Kakao, Karet, Rumput Laut, Rotan /
Industri Pengolahan Nikel, Biji Besi, Emas / Logistik
9 KEK Bitung 534 Ha Industri Pengolahan Perikanan / Industri Berbasis Kelapa & Tanaman Obat /
Aneka Industri / Logistik
10 KEK Morotai 1.101,76 Ha Pariwisata / Industri Pengolahan Perikanan / Bisnis dan Logistik
11 KEK Sorong 523,7 Ha Pariwisata / Industri Pengolahan Perikanan / Bisnis dan Logistik
12 KEK Galang Batang 2.333,6 Ha Industri Pengolahan dan Pemurnian Bijih Bausik menjadi Alumina.
Pengolahan Alumina menjadi Aluminium Ingot
Total 11.691,72 Ha
12 Kawasan Ekonomi Khusus Indonesia
Sumber: Dewan Nasional KEK
Pariwisata
Industri
KEK Arun Lhokseumawe, Aceh (1840,8 Ha)
Industri minyak dan gas, petrokimia,
pengolahan kertas
KEK Sei Mangkei, Sumut (2.002,77 Ha)
Industri Pengolahan Kelapa Sawit, Karet, Pupuk dan
Aneka Industri, Logistik, Pariwisata
KEK Galang Batang, Bintan, Kepri (2333,6 Ha)
Industri minyak dan gas, petrokimia, pengolahan
kertas
KEK Maloy Batuta Trans Kalimantan
(MBTK) Kaltim (557,34 Ha)
Industri Kepala Sawit, LogistikKI & KEK Bitung,
(534 Ha)
Industri Pengolahan
Perikanan,Industri Berbasis
Kelapa & Tanaman Obat,
Aneka Industri, Logistik
KI & KEK Palu (1500 Ha)
Industri Manufaktur Industri Agro Berbasis Kakao,
Karet, Rumput Laut, Rotan, Pengolahan Nikel, Biji
Besi, Emas Logistik
KEK Tanjung Kelayang,
Bangka Belitung (324,4 Ha)
Pariwisata
KEK Tanjung Api-api, Sumsel (2.030 Ha)
Industri pengolahan karet, sawit & petrokimia
KEK Tanjung Lesung , Banten (1500Ha)
Pariwisata
KEK Mandalika, NTB
(1.035,67 Ha)
- Pariwisata
KEK Sorong, Papua Barat
(523,7 Ha)
Pariwisata Bahari, Industri Pengolahan,
Perikanan, Bisnis & Logistik
KEK Morotai, Maluku Utara (1.010,76 Ha)
Pariwisata, Industri Pengolahan, Perikanan,
Bisnis dan Logistik
Potensi & Tantangan Pengembangan Kawasan Industri ke Luar Jawa
1) Kondisi Perkembangan Kawasan Industri Saat Ini
(1) Pulau Jawa menempati pertumbuhan Kawasan Industri terpadat saat ini
berjumlah :- Perusahaan Kawasan Industri 52 atau (63,41%);
- Total area 34.773,99 hektar (46,38%);
- Total industri 8.183 perusahaan (89,15%);
- Total tenaga kerja 3.273.200 orang (89,15%).
(2) Bahkan ada prediksi bahwa industri dikoridor tol Jakarta-Cikampek yang
ekspornya melalui Pelabuhan Tanjung Priok diperkirakan sekitar 50% dari
ekspor industri Nasional Non Migas;
(3) Daya tarik investasi di Pulau Jawa, antara lain :- Lokasi sangat strategis dan mudah diakses;
- Infrastruktur yang sudah siap;
- Pasar dalam negeri yang potensial;
- Kemudahan ekspor / impor;
- Ketersediaan SDM.
(4) Kendala investasi di Pulau Jawa, antara lain :- Harga tanah yang sudah mahal;
- Keterbatasan ketersediaan tanah;
- Padatnya penduduk;
- Isyu lingkungan dan sosial.
2) Potensi Pengembangan ke Luar Jawa
(1) Beberapa daerah di luar Jawa Kawasan Industri sudah cukup berkembang,
antara lain :- Sumatera : 5 Kawasan Industri (6,10%)
- Kepulauan Riau : 9 Kawasan Industri (10,98%)
- Sulawesi : 5 Kawasan Industri (6,10%)
- Kalimantan : 6 Kawasan Industri (7,32%)
- Lain-lain : 5 Kawasan Industri (6,10%)
Total di luar Pulau Jawa terdapat 30 Kawasan Industri (36,59%) dan dari sisi
luas 40.207,50 hektar atau 53,62% dari Nasional
(2) Potensi pengembangan Kawasan Industri ke luar Jawa :1. Ketersediaan tanah yang masih luas;
2. Harga peroleh tanah yang masih murah;
3. Ketersediaan Sumber Daya Alam.
(3) Tantangan pengembangan Kawasan Industri ke luar Jawa :1. Masalah infrastruktur dasar seperti pelabuhan, jalan, listrik;
2. Fasilitas pendukung;
3. Lokasi;
4. Sumber Daya Manusia (SDM).
3) Bagi Daerah yang memiliki potensi dan sumber daya alam yang akan
dijadikan pusat pertumbuhan ekonomi baru, hendaknya
mempersiapkan:a. Kajian/studi tentang lokasi yang akan dibangun Kawasan Industri, seperti kondisi
lahan dan aksesbilitas.
b. Kajian/studi tentang sumber daya alam yang akan dikembangkan;
c. Mempersiapkan sarana pengembangan SDM;
d. Memberikan fasilitas dan insentif untuk pembangunan Kawasan Industri dan industri di
dalamnya;
e. Membuka informasi dan promosi tentang potensi daerah yang luas kepada dunia usaha.
Upaya Memajukan Kawasan Industri di
Daerah
Sesuai amanat Pasal 14, UU No.3 Tahun 2014 tentang
“Perindustrian”, Perwilayahan Industri dilakukan melalui
pengembangan Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri (WPPI),
Kawasan Peruntukan Industri (KPI), Pembangunan Kawasan
Industri (KI) dan Pengembangan Sentra Industri Kecil & Industri
Menengah (SIKIM).
Pasal 106, UU No.3 Tahun 2014 “Perusahaan Industri yang akan
menjalankan Industri wajib berlokasi di Kawasan Industri”.
PP No.14 Tahun 2015 tentang “Rencana Induk Pembangunan
Industri Nasional Tahun 2015 – 2035”, pengembangan WPPI
berperan sebagai penggerak utama (prime mover) ekonomi dalam
wilayah Pengembangan Industri (WPI) disusun berdasarkan keriteria,
sebagai berikut :
1. Regulasi :
a. Potensi sumber daya alam (agro, mineral, migas);
b. Ketersediaan infrastruktur transportasi;
c. Kebijakan affirmatif untuk pengembangan industri ke luar
Pulau Jawa;
d. Penguatan dan pendalaman rantai nilai;
e. Kualitas dan kuantitas SDM;
f. Memiliki potensi energi berbasis sumber daya alam
(batubara, panas bumi, air);
g. Memiliki potensi sumber daya air industri;
h. Memiliki potensi dalam perwujudan industri hijau; dan
i. Kesiapan jaringan pemanfaatan teknologi dan inovasi.
Pasal 62 UU No.3 Tahun 2014 tentang “Perindustrian” :
(1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah menjamin tersedianya
infrastruktur Industri.
(2) Penyediaan infrastruktur Industri dilakukan di dalam
dan/atau di luar kawasan peruntukan Industri.
(3) Infrastruktur Industri sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
paling sedikit meliputi:
a. Lahan Industri berupa Kawasan Industri dan/atau
kawasan peruntukan Industri;
b. Fasilitas jaringan energi dan kelistrikan;
c. Fasilitas jaringan telekomunikasi;
d. Fasilitas jaringan sumber daya air;
e. Fasilitas sanitasi; dan
f. Fasilitas jaringan transportasi.
2. Tugas Pemerintah :
Mempublikasi potensi unggulan yang dimiliki daerah ;
KI di Daerah siap menerima investor untuk pengolahan
potensi SDA yang ada;
KI di Daerah dapat dikembangkan menjadi “Industrial
City” yang terintegrasi dengan berbagai infrastruktur
dan fasilitas seperti Pelabuhan, Listrik, Jalan, Air, Pusat
Logistik, Perumahan, Komersial, dll.
KI di Daerah siap bekerjasama B to B dengan partner
lokal maupun asing.
3. Potensi :
1) Memanfaatkan Kadin Indonesia, melalui forum-forum
bisnis, website, kerjasama, dll.
2) Memperluas jaringan pemasaran / promosi :
a. Kerjasama dengan Asosiasi;
b. Mengikuti agenda promosi investasi dalam/luar
negeri;
c. Membuka kantor perwakilan di Jakarta.
3) Kunjungan ke Perwakilan Asing di Jakarta.
4) Menyebarluaskan media promosi ke beberapa negara
yang cukup dianggap potensil
4. Promosi / Publikasi :
Terima Kasih