pert 11 12 pengantar statistika inferensi
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
PENGANTAR STATISTIKA INFERENSIANDHIN DYAS FITRIANI, M. PD
Ingat kembali!Statistika deskriptifStatistika inferensi
Pengujian parametrik dan non parametrikAsumsi-asumsi yang berlaku terkait
dengan statistika inferensi bergantung dari jenis skala dan macam teknik statistika
Jika sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan jenis skala adalah interval dan rasio, pengujian yang dilakukan adalah pengujian parametrik
Jika sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal dan jenis skala adalah nominal dan ordinal, pengujian yang dilakukan adalah pengujian parametrik
Distribusi normal dan kurva normalDistribusi normal adalah
distribusi yang berbentuk bel, simetris (terhadap sumbu yang melalui reratanya)
Lihat hal 266
Distribusi normal dan kurva normalSkor mentah Skor baku
Skor dinyatakan dengan X Skor dinyatakan dalam z
Reratanya untuk sampel dan untuk populasi
Reratnya 0
Simpangan bakunya s untuk sampel dan untuk populasi
Simpangan bakunya 1
Mengapa normalitas?Beberapa alasan berpegang pada distribusi
normal:a. Pengambilan secara sampel, jika n besar,
maka distribusi rerata sampel dan distribusi proporsi sampel mendekati normal
b. Data hasil pengukuran (pendidikan) yang distribusinya mendekati distribusi normal
c. Untuk n besar, distribusi normal digunakan sebagai pendekatan distribusi lain
Konsekuensi:harus melakukan uji normalitas!
Mengapa homogenitasJika besar n kecil atau tidak samaDalam penelitian n yang kita
rencanakan dan yang benar terjadi kadang berubah. Untuk itu diperlukan uji homogenitas terlebih dahulu
Teorema limit sentral
1. Bila suatu populasi berdistribusi normal, dan kita ambil sampelnya, maka untuk sembarang ukuran sampel akan berdistribusi normal
2. Bila suatu populasi tidak berdistribusi normal, dan kita mabil sampelnya, maka untuk ukuran sampel yang besar distribusi sampelnya mendekasti distribusi normal
Uji hipotesis -1Tes
signifikansi(keberartian)terhadap hipotesis yang kita buat.
Hipotesis diuji melalui data yang telah dikumpulkan
Hipotesis bisa berbentuk hipotesis riset atau juga berbentuk hipotesis nol
Uji hipotesis - 2Hipotesis riseta. Terarah:Mahasiswa yang menerima perkuliahan
pagi hari lebih menunjukkan keseriusan belajar statistika dari pada mahasiswa yang bersekolah sore hari
b. Tidak terarah (2 arah):Ada perbedaan keseriusan belajar
statistika antara mahasiswa yang ebrsekolah pagi hari dengan sore hari
Uji hipotesis - 3Hipotesisi Nola. Terarah:Mahasiswa yang menerima perkuliahan pagi
hari, dalam belajar statistika tidak menunjukkan peningkatan prestasi daripada yang menerima perkuliahan sore hari
b. Tidak Terarah (2 arah):Tidak terdapat perbedaaan peningkatan
prestasi belajar statistika antara mahasiswa yang menerima perkuliahan pagi hari dan sore hari
Uji hipotesis - 4Hipotesis yang diuji adalah
hipotesis nol.Dari suatu pengujian yang
diharap kan adalah penolakan untuk hipotesis nol.
Akibatnya perlu dibuat hipotesis tandingan atau hipotesis alternatif
Kekeliruan pada pengujian Hipotesisa. Kekeliruan Tipe I (menolak
hipotesis nol yang benar).Misal: ingin meneliti kemampuan
mahasiswa pria dan wanita yang seharusnya sama tetapi karena pemilihan sampel hasil menunjukkan bahwa kemampuan mahasiswa wanita lebih tinggi
b. Kekeliruan tipe II (menerima atau tidak menolak hipotesis yang keliru)
Uji sepihak dan uji dua pihak - 1Tingkat signifikansi (keberartian)
(biasanya 5% atau 1%) artinya bahwa kita akan menerima suatu peluang 0,05(jika kita pilih 5%)hipotesis nol ditolak dalam hal hipotesis tersebut benar.
Maka tingkat kepercayaanya 95% (jika diambil = 5%
Uji sepihak dan uji dua pihak - 2Sehubungan terdapat 2 macam
hipotesis nol, uji tes signifikasi pun ada 2 jenis.
Lihat hal 276