pertahanan tubuh
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Pertahanan TubuhTRANSCRIPT

11
PERTAHANAN TUBUHPERTAHANAN TUBUH
dr. Simon Marpaung, M.Kes
Departemen Fisiologi
Fakultas Kedokteran
Universitas HKBP Nommensen

22
PendahuluanPendahuluan
Imunitas mengacu kepada kemampuan tubuh
menahan atau mengeliminasi benda asing
atau sel abnormal yang potensial berbahaya.
Sistem pertahanan imun Sistem pertahanan imun menghasilkan proteksi terhadap sel menghasilkan proteksi terhadap sel asing dan abnormal dan asing dan abnormal dan membersihkan debris sel.membersihkan debris sel.

33
1. Pertahanan terhadap patogen penginvasi, misalnya virus dan bakteri.
2. Pengeluaran sel-sel yang “aus”.3. Identifikasi dan destruksi sel abnormal
atau muatan yang berasal dari tubuh sendiri, diberi nama surveilans imun, adalah mekanisme pertahanan internal utama terhadap kanker.
4. Respons imun yang tidak sesuai yang menimbulkan alergi atau penyakit otoimun, menghasilkan antibodi terhadap tubuh sendiri.
5. Penolakan sel-sel jaringan asing dalam transplantasi organ.

44
Bakteri dan virus patogenik adalah Bakteri dan virus patogenik adalah sasaran utama sistem pertahanan sasaran utama sistem pertahanan imun.imun.Bakteri adalah mikroorganisme bersel tunggal
yang tidak berinti. Bakteri patogen
mencetuskan kerusakan jaringan dan
menimbulkan penyakit dengan mengeluarkan
enzim atau toksin. Daya suatu patogen
menimbulkan penyakit dikenal sebagai
virulensi.

55
Virus hanya terdiri dari asam nukleat (DNA
atau RNA) yang terbungkus di dalam suatu
selubung protein. Virus tidak mampu
menjalankan metabolisme atau reproduksi,
kecuali jika mereka menginvasi sel pejamu
(sel pada individu yang terinfeksi). Virus
melemahkan sumber energi sel pejamu,
memerintahkan sel pejamu untuk mensintesis
protein-protein yang diperlukan oleh replikasi
virus.

66
Virus dapat menimbulkan kerusakan atau
kematian sel melalui empat cara umum, yaitu :
• Deplesi komponen-komponen sel yang esensial oleh virus.
• Pembentukan zat yang toksik bagi sel pejamu.
• Transformasi sel-sel pejamu normal menjadi sel-sel kanker.
• Penyatuan virus ke dalam sel sehingga sel-sel tersebut tidak lagi dianggap sebagai sel “diri normal” (dianggap asing).

77
Leukosit adalah sel-sel efektor pada Leukosit adalah sel-sel efektor pada sistem pertahanan imun.sistem pertahanan imun.Sel-sel yang bertanggung jawab atas berbagai strategi pertahanan imun adalah leukosit (sel darah putih) dan turunannya.1. Neutrofil adalah spesialis fagositik yang
sangat mudah bergerak (mobil).2. Eosinofil mengeluarkan zat-zat kimiawi
yang menghancurkan cacing parasit dan berperan dalam manifestasi alergi.
3. Basofil mengeluarkan histamin dan heparin, dan juga terlibat dalam manifestasi reaksi alergi.

88
4. Limfosit
a. Limfosit B berubah menjadi sel plasma, mengeluarkan antibodi, menyebabkan destruksi benda asing.
b. Limfosit T melibatkan destruksi langsung sel-sel yang terinvasi virus dan sel-sel mutan.
5. Monosit berubah menjadi makrofag, yaitu spesialis fagositik.

99
Sebagian besar leukosit keluar dari pembuluh
untuk berada di jaringan dalam tugas
pertahanannya.
Hampir semua leukosit berasal dari prekursor
sel bakal yang umum di sumsum tulang dan
kemudian dikeluarkan ke dalam darah. Satu-
satunya pengeculian adalah limfosit. Jaringan
limfoid menghasilkan atau mengolah limfosit,
mencakup kelenjar limfe, limpa, timus, tonsil,
adenoid, apendiks (usus buntu), agregat
jaringan limfoid di lapisan dalam saluran

1010
pencernaan yang disebut bercak Peyer atau
gut associated lymphoid tissue (GALT) dan
sumsum tulang. Jaringan-jaringan limfoid
memiliki letak strategis untuk mencegat
mikroorganisme invasif. Sebagai contoh,
limfosit yang menempati tonsil dan adenoid
berada di tempat yang strategis untuk
menyambut mikroba-mikroba yang masuk
melalui inhalasi, sedangkan mikroorganisme
yang masuk melalui sistem pencernaan akan
Segera bertemu dengan limfosit di apendiks
dan GALT.

1111
Patogen-patogen potensial disaring oleh
kelenjar-kelenjar limfe. Limpa, jaringan limfoid
terbesar, melakukan fungsi imun terhadap
darah serupa dengan fungsi yang dilakukan
oleh kelenjar limfe terhadap limfe. Timus dan
sumsum tulang masing-masing berperan
penting dalam mengolah limfosit T dan B
untuk mempersiapkan sel-sel tersebut
menjalankan strategi-strategi imun spesifik
mereka.

1212
Respons imun mungkin bersifat non Respons imun mungkin bersifat non spesifik atau spesifik.spesifik atau spesifik.Respons imun non spesifik adalah respons
pertahanan inheren yang secara non selektif
mempertahankan tubuh dari invasi benda
asing atau abnormal dari jenis apapun
walaupun baru pertama kali terpajan terhadap
berbagai faktor yang mengancam, termasuk
agen infeksi, iritan kimiawi, dan cedera
jaringan yang menyertai trauma mekanis atau
luka bakar.

1313
Respons imun spesifik, di pihak lain, secara
selektif menyerang benda asing tertentu yang
telah mereka temui sebelumnya, diperantarai
oleh limfosit, setelah mendapat pajanan
berikutnya ke agen yang sama, mengenali dan
secara diskriminatif melawan agen tersebut.

1414
Respons Imun Non SpesifikRespons Imun Non Spesifik
Pertahanan-pertahanan non spesifik yang
beraksi adalah :
1. Peradangan, suatu respons non spesifik terhadap cedera jaringan, neutrofil dan makrofag berperan penting, disertai bantuan dari sel-sel imun jenis lain.
2. Interferon, sekelompok protein yang secara non spesifik mempertahankan
Pertahanan non spesifik mencakup Pertahanan non spesifik mencakup peradangan, interferon, sel natural peradangan, interferon, sel natural killer, dan sistem komplemen.killer, dan sistem komplemen.

1515
tubuh terhadap infeksi virus.3. Sel natural killer, sel jenis khusus mirip
limfosit yang secara spontan dan relatif non spesifik melisiskan (menyebabkan ruptur) dan menghancurkan sel pejamu yang terinfeksi virus dan sel kanker.
4. Sistem komplemen, sekelompok protein plasma inaktif, diaktifkan secara sekuensial, menghancurkan sel asing dengan menyerang membran plasma. Secara non spesifik diaktifkan oleh adanya benda asing, juga dapat diaktifkan oleh antibodi yang dihasilkan sebagai bagian dari respons imun spesifik terhadap mikro organisme tertentu.

1616
Berbagai komponen dalam sistem imun
melakukan interaksi yang erat dan saling
bergantung satu sama lain, sehingga sistem
ini sangat canggih dan efektif.

1717
Peradangan adalah respons non Peradangan adalah respons non spesifik terhadap invasi benda asing spesifik terhadap invasi benda asing atau kerusakan jaringan.atau kerusakan jaringan.Peradangan mengacu kepada serangkaian
proses non spesifik inheren sebagai respons
terhadap invasi benda asing, kerusakan
jaringan, atau keduanya. Tujuan akhir dari
peradangan adalah untuk menarik protein
plasma dan fagosit ke tempat yang cedera
atau terinvasi agar keduanya dapat :
1. Mengisolasi, menghancurkan, atau menginaktifkan agen yang masuk.

1818
2. Membersihkan debris.
3. Mempersiapkan jaringan untuk proses penyembuhan dan perbaikan.

1919
Rangkaian kejadian pada respons Rangkaian kejadian pada respons peradangan terhadap masuknya peradangan terhadap masuknya bakteri melalui celah di kulit.bakteri melalui celah di kulit.Kejadian → Komentar
Pertahanan oleh makrofag residen →
melakukan pertahanan sebelum mekanisme
lain dapat dimobilisasi.
Vasodilatasi lokal → menginduksi
pengeluaran histamin dari sel mast,
meningkatkan aliran darah lokal untuk lebih
banyak menyalurkan leukosit fagositik dan

2020
protein plasma, misalnya protein dari sistem
pembekuan dan komplemen, ke tempat
peradangan, menimbulkan kemerahan dan
rasa panas setempat.
Peningkatan permeabilitas kapiler →
diinduksi oleh histamin, memungkinkan
protein plasma keluar ke jaringan yang
meradang.
Edema lokal → terjadi akibat peningkatan
tekanan osmotik koloid di cairan interstisium
yang disebabkan oleh kebocoran protein

2121
plasma dan peningkatan tekanan darah
kapiler akibat peningkatan aliran darah lokal,
menimbulkan pembengkakan dan nyeri
setempat.
Pembatasan (pengepungan) daerah yang
meradang → ditimbulkan oleh pembentukan
bekuan di cairan interstisium yang
mengelilingi bakteri setelah faktor pembekuan
yang bocor diaktifkan oleh kontak dengan
tromboplastin jaringan.

2222
Emigrasi leukosit, terutama monosit, yang
matang menjadi makrofag jaringan, dan
neutrofil → dilakukan melalui proses
marginalisasi, diapedesis, gerakan amuboid,
dan kemotaksis.
Proliferasi leukosit → disebabkan oleh
pengeluaran leukosit (yang sudah dibentuk
sebelumnya) dari sumsum tulang, serta
peningkatan pembentukan leukosit baru.
Destruksi bakteri oleh leukosit → dilakukan
oleh neutrofil dan makrofag di tempat
kejadian, ditingkatkan oleh kerja opsonin.

2323
Sekresi mediator peradangan oleh fagosit →
membunuh bakteri melalui cara-cara non
fagositik, merangsang pengeluaran histamin,
menginduksi manifestasi sistemik seperti
demam, mencetuskan sistem pembekuan dan
anti pembekuan, mengaktifkan sistem kinin
yang memperkuat banyak proses peradangan
dan mengaktifkan reseptor nyeri lokal,
menurunkan konsentrasi besi dalam plasma
yang diperlukan untuk multiplikasi bakteri,
merangsang pelepasan protein fase akut dari

2424
hati yang menggunakan berbagai respons
imun, merangsang produksi neutrofil,
meningkatkan proliferasi dan deferensiasi sel
B dan T.
Perbaikan jaringan → dilakukan dengan
mengganti sel-sel yang hilang melalui
pembelahan sel-sel spesifik organ yang sehat
di sekitarnya atau pembentukan jaringan
parut oleh fibroblas jaringan ikat.

2525
Emigrasi Leukosit dari DarahEmigrasi Leukosit dari Darah
Leukosit beremigrasi dari darah ke dalam
jaringan dengan berperilaku seperti amuba
dan menyelinap melalui pori-pori kapiler
suatu proses yang dikenal sebagai
diapedesis.

2626
Destruksi Bakteri oleh LeukositDestruksi Bakteri oleh Leukosit
Neutrofil dan makrofag membersihkan daerah
yang meradang dari zat-zat toksik atau
infeksius serta debris jaringan. Kedua sel
tersebut melakukan dengan cara fagositik dan
non fagositik.

2727
FagositosisFagositosis
Fagositosis melibatkan pencaplokan dan
degradasi (penguraian) intrasel partikel asing
dan debris jaringan.

2828
Pus (nanah) yang terbentuk pada luka
terinfeksi adalah kumpulan dari sel-sel
fagositik ini, baik yang hidup maupun mati,
jaringan nekrotik (mati) dicairkan oleh enzim-
enzim lisosom yang dikeluarkan oleh sel
fagositik dan bakteri.
Beberapa prosedur selektif yang
memungkinkan fagosit “mengenali” sasaran
untuk dihancurkan.
1. Jaringan mati dan banyak benda asing memiliki karakteristik permukaan yang berbeda dengan sel tubuh normal.

2929
Sebagai contoh, kekasaran permukaan yang terjadi akibat cedera traumatik meningkatkan kemungkinan fagositosis debris sel.
2. Partikel asing secara sengaja ditandai untuk difagositosis dengan melapisinya dengan mediator-mediator kimiawi yang dihasilkan oleh sistem imun, dikenal sebagai opsonin. Opsonin yang paling penting adalah antibodi dan salah satu protein sistem komplemen yang sudah diaktifkan.

3030
Mekanisme Kerja OpsoninMekanisme Kerja Opsonin
Salah satu molekul komplemen yang sudah
diaktifkan, menghubungkan sebuah sel asing,
misalnya bakteri, dan sebuah sel fagositik
dengan berikatan secara non spesifik dengan
permukaan sel asing dan secara spesifik
dengan reseptor membran plasma di
permukaan fagosit. Hubungan ini memastikan
bahwa korban tidak melarikan diri sebelum
dimakan oleh fagosit.

3131
Mediasi Respons Peradangan oleh Mediasi Respons Peradangan oleh Zat Kimia yang Dikeluarkan FagositZat Kimia yang Dikeluarkan Fagosit
Fagosit yang dirangsang oleh mikroba
menghasilkan banyak zat kimiawi, yang
berfungsi sebagai mediator respons
peradangan, menginduksi berbagai aktivitas
imun yang saling berkaitan, bervariasi dari
respons lokal sampai manifestasi sistemik.

3232
Fungsi terpenting sekresi fagositik adalah :1. Sebagian zat kimia, mematikan mikroba
yang belum difagosit. Sebagai suatu cara destruksi, neutrofil mengeluarkan laktoferin, suatu protein yang mengikat erat besi, sehingga tidak tersedia besi untuk digunakan oleh bakteri.
2. Sekresi fagositik merangsang pengeluaran histamin dari sel mast di sekitarnya, menginduksi vasodilatasi lokal dan meningkatkan permeabilitas vaskuler yang menyertai peradangan.
3. Sekresi fagositik mencetuskan sistem pembekuan dan anti pembekuan.

3333
4. Sekresi fagositik memecah kininogen, yaitu protein plasma prekursor inaktif yang disintesis di hati, menjadi kinin yang aktif. Kalikrein yang dihasilkan oleh neutrofil dapat melaksanakan pengaktifan ini. Kinin akan meningkatkan berbagai proses peradangan.
a. Merangsang sistem komplemen.
b. Memperkuat perubahan vaskuler oleh histamin.
c. Mengaktifkan reseptor-reseptor nyeri di sekitarnya.
d. Sebagai kemotaksin.

3434
Melalui mekanisme umpan balik positif, neutrofil yang baru datang mengeluarkan kalikrein.
5. Sekresi fagositik menginduksi timbulnpenya demam, melalui pelepasan pirogen endogen (endogenous pyrogen, EP). Pirogen endogen menyebabkan pengeluaran prostaglandin, suatu perantara kimiawi lokal, di dalam hipotalamus yang “menaikkan termostat” hipotalamus yang mengatur suhu tubuh, suhu yang lebih tinggi meningkatkan proses fagositosis dan meningkatkan kecepatan aktivitas peradangan yang bergantung pada enzim, peningkatan

3535
suhu tubuh meningkatkan kebutuhan bakteri akan besi sekaligus menurunkan konsentrasi besi dalam plasma, mengganggu multiplikasi bakteri. Demam yang sangat tinggi dapat merusak, terutama pengaruhnya pada susunan saraf pusat, mengalami kejang akibat demam tinggi.
6. Sekresi fagositik menurunkan konsentrasi besi, menunjang multiplikasi bakteri berkurang.
7. Sekresi fagositik merangsang granulopoiesis, sintesis dan pelepasan neutrofil dan granulosit lain oleh sumsum tulang.

3636
8. Sekresi fagositik merangsang pengeluaran protein fase akut dari hati, menimbulkan berbagai efek yang berkaitan dengan proses peradangan, perbaikan jaringan, dan aktivitas sel imun. Ketiga efek terakhit (reduksi besi plasma, peningkatan granulopoiesis dan pengeluaran protein fase akut) semuanya disebabkan oleh mediator endogen leukosit (leukocyte endogenous mediator, LEM), suatu mediator kimiawi yang disekresikan oleh makrofag. LEM dan EP merupakan zat yang sama atau paling sedikit berhubungan sangat erat.

3737
9. Sekresi itu meningkatkan proliferasi dan diferensiasi limfosit B dan T, menghasilkan antibodi dan imunitas seluler. Interleukin 1 (IL-1) suatu produk sekretorik yang dikeluarkan oleh makrofag berperan menimbulkan efek ini pada limfosit. IL-1 dengan EP dan LEM menyebabkan berbagai efek di seluruh tubuh, yang semuanya ditujukan untuk mempertahankan tubuh dari infeksi atau cedera jaringan. Pengeluaran EP/LEM/IL-1 dapat dipicu oleh keadaan-keadaan penuh stress yang tidak berkaitan dengan invasi mikroba (sebagai contoh, selama olahraga).

3838
Perbaikan JaringanPerbaikan Jaringan
Tujuan akhir proses peradangan adalah untuk
mengisolasi dan menghancurkan zat-zat
perusak dan untuk membersihkan darah
tersebut agar dapat dilakukan perbaikan
jaringan. Di sebagian jaringan (sebagai
contoh, kulit, tulang, dan hati), sel-sel spesifik
organ yang masih sehat mengalami
pembelahan sel sehingga perbaikannya
sering sempurna.

3939
Di jaringan yang bersifat non regeneratif, misalnya saraf dan otot, sel-sel yang hilang diganti oleh jaringan parut. Fibroblas, sejenis sel jaringan ikat, mulai membelah secara cepat di sekitar tempat cedera dan mengeluarkan sejumlah besar proteinkolagen, menyebabkan terbentuknya jaringan parut. Kadang-kadang terbentuk jika struktur-struktur kompleks di bawahnya, misalnya folikel rambut dan kelenjar keringat, mengalami kerusakan permanen akibat luka dalam.

4040
Salisilat dan glukokortikoid menekan Salisilat dan glukokortikoid menekan respons peradanganrespons peradanganBerbagai obat dapat menekan proses
peradangan adalah salisilat dan senyawa
terkaitnya (obat jenis aspirin) dan
glukokortikoid (obat yang mirip dengan
hormon steroid kortisol yang dihasilkan oleh
korteks adrenal). Salisilat mengganggu
respons peradangan dengan menurunkan
pengeluaran histamin, sehingga terjadi
penurunan pembengkakan, kemerahan,

4141
dan nyeri. Selain itu, salisilat menurunkan
demam dengan menghambat pembentukan
prostaglandin, mediator lokal pada demam
yang disebabkan oleh EP.
Glukokortikoid menekan hampir semua aspek
respons peradangan, menghancurkan
limfosit, dan menurunkan produksi antibodi,
mengobati imun yang tidak diinginkan,
misalnya reaksi alergi (sebagai contoh, asma
dan ruam poison ivy), dan peradangan yang
berkaitan dengan artritis, juga menurunkan
kemampuan tubuh menahan infeksi.

4242
Interferon secara sementara Interferon secara sementara menghambat multiplikasi virus di menghambat multiplikasi virus di sebagian besar selsebagian besar selInterferon secara singkat menghasilkan
resistensi non spesifik terhadap infeksi virus
dengan secara sementara menghambat
replikasi virus yang sama atau virus terkait
lainnya. Sewaktu virus menginvasi sebuah
sel, keberadaan asam nukleat virus
menginduksi perangkat genetik sel untuk
membentuk interferon, yang kemudian
dikeluarkan ke dalam cairan ekstasel.

4343
Setelah dilepaskan, interferon berikatan
dengan reseptor di membran plasma sel-sel,
memberi sinyal agar sel-sel tersebut
mempersiapkan diri terhadap kemungkinan
serangan virus. Interferon memicu
pembentukan enzim-enzim penghambat virus
oleh sel pejamu, menginduksi sel-sel lain ini
untuk membentuk enzim-enzim yang dapat
merusak RNA messenger virus dan
menghambat sintesis protein, yang keduanya
esensial bagi replikasi virus.

4444
Enzim-enzim inhibitor yang baru dibentuk ini
tetap inaktif di dalam sel-sel pejamu. Enzim
menjadi aktif oleh keberadaan asam nukleat
virus. Perlunya pengaktifan tersebut
melindungi RNA messenger dan tidak terjadi
invasi virus.
Interferon dikeluarkan secara non spesifik.
Interferon merupakan suatu strategi
pertahanan yang dengan cepat berespons
dan bersifat umum terhadap invasi virus
sampai mekanisme imun yang lebih spesifik,

4545
namun lebih lambat beraksi, mempermudah
inhibisi replikasi virus, juga memperkuat
aktivitas imun lain. Sebagai contoh, interferon
meningkatkan aktivitas fagositik makrofag
dan merangsang pembentukan antibodi,
memiliki efek anti kanker selain efek anti
virus. Interferon sangat meningkatkan kerja
sel-sel pembunuh, sel natural killer, dan jenis
khusus limfosit T, yaitu sel T sitotoksik, yang
menyerang dan menghancurkan sel yang
terinfeksi virus dan sel kanker, memperlambat

4646
pembelahan sel, dan menekan pertumbuhan
tumor.

4747
Sel natural killer menghancurkan sel Sel natural killer menghancurkan sel yang terinfeksi virus dan sel kanker yang terinfeksi virus dan sel kanker pada perjumpaan pertama merekapada perjumpaan pertama merekaSel natural killer adalah sel-sel mirip limfosit
yang secara non spesifik menghancurkan sel
yang terinfeksi virus dan sel kanker dengan
secara langsung melisiskan membran sel-sel
tersebut pada saat pertama kali berjumpa.
Cara kerja sel ini dan sasaran utamanya
serupa dengan sel T sitotoksik.

4848
Sel natural killer membentuk pertahanan yang
bersifat segera dan non spesifik terhadap sel
yang terinfeksi virus dan sel kanker sebelum
sel T sitotoksik yang lebih spesifik dan lebih
banyak berfungsi.

4949
Sistem komplemen mematikan Sistem komplemen mematikan mikroorganisme secara langsung mikroorganisme secara langsung sendiri atau dengan bekerja sama sendiri atau dengan bekerja sama dengan antibodi pada saat dengan antibodi pada saat memperkuat respons peradanganmemperkuat respons peradanganSistem komplemen adalah mekanisme
pertahanan lain yang diaktifkan secara non
spesifik sebagai respons terhadap invasi
organisme. Sistem ini juga dapat diaktifkan
oleh antibodi sebagai bagian dari strategi
imun spesifik, melengkapi (complement) kerja

5050
antibodi, yaitu mekanisme primer yang
diaktifkan oleh antibodi untuk mematikan sel-
sel asing.
Sistem komplemen terdiri dari protein-protein
plasma yang dihasilkan oleh hati dan beredar
dalam darah dalam bentuk inaktif. Setelah
komponen pertama, C1, diaktifkan, komponen
tersebut akan mengaktifkan komponen
berikutnya, C2, dan demikian seterusnya.
Lima komponen terakhir C5 sampai C9
membentuk kompleks protein besar, seperti

5151
donat, membrane attack complex, yang
menyerang membran permukaan
mikroorganisme di dekatnya dengan
membenamkan dirinya, sehingga terbentuk
sebuah saluran besar di membran permukaan
mikroba tersebut. Teknik membolongi ini
menyebabkan membran bocor, terjadi fluks
osmotik air ke dalam sel korban, sehingga sel
tersebut membengkak dan pecah. Lisis yang
diinduksi oleh komplemen ini adalah cara
utama pembunuhan mikroba tanpa proses
fagositosis.

5252
Jenjang komplemen dapat diaktifkan melalui
dua cara , yaitu :
1. Memajankannya ke rantai karbohidrat tertentu yang terdapat di permukaan mikroorganisme, tetapi tidak terdapat di sel manusia (jalur alternatif respons imun non spesifik).
2. Memajankannya ke antibodi yang dibentuk untuk melawan zat asing tertentu (jalur klasik, respons imun spesifik).

5353
Respons Imun Spesifik : Respons Imun Spesifik : Konsep UmumKonsep Umum
Respons imun spesifik adalah serangan
selektif yang ditujukan untuk membatasi atau
menetralisasi sasaran tertentu yang oleh
Respons imun spesifik mencakup Respons imun spesifik mencakup imunitas yang diperantarai oleh imunitas yang diperantarai oleh antibodi yang dilaksanakan oleh antibodi yang dilaksanakan oleh turunan limfosit B dan imunitas yang turunan limfosit B dan imunitas yang diperantarai oleh sel yang diperantarai oleh sel yang dilaksanakan oleh limfosit Tdilaksanakan oleh limfosit T

5454
tubuh telah dipersiapkan untuk dihadapi
karena tubuh sebelumnya sudah pernah
terpajan ke sasaran tersebut. Terdapat dua
kelas respons imun spesifik, yaitu :
1. Imunitas yang diperantarai oleh antibodi atau imunitas humoral oleh turunan limfosit B yang dikenal sebagai sel plasma.
2. Imunitas yang diperantarai oleh sel atau imunitas seluler yang melibatkan pembentukan limfosit T aktif yang secara langsung menyerang sel-sel yang tidak diinginkan.

5555
Kedua jenis limfosit berasal dari sel bakal
yang sama di sumsum tulang, akan menjadi
sel B atau T bergantung pada tempat
diferensiasi dan pematangan akhir dari sel
semula, sebagian limfosit imatur bermigrasi
melalui darah ke timus, menjadi limfosit T.
Timus adalah suatu jaringan limfoid yang
terletak di garis tengah di dalam rongga dada
di atas jantung dalam ruang di antara kedua
paru. Limfosit yang matang tanpa
memperoleh “pendidikan dari timus” menjadi
limfosit B.

5656
Tempat pematangan dan diferensiasi sel B
masih belum jelas, diperkirakan berlangsung
di sumsum tulang.
Setelah dikeluarkan ke dalam darah dari
sumsum tulang atau timus, sel B dan T
matang berdiam di jaringan limfoid perifer.
Setelah mendapat stimulasi yang tepat,
menghasilkan generasi baru sel B atau T.
Timus secara bertahap mengalami atrofi dan
menjadi kurang penting seiring dengan
semakin dewasanya individu.

5757
Timus tetap menghasilkan timosin, suatu
hormon yang penting untuk mempertahankan
turunan sel T. Timosin meningkatkan
proliferasi sel T baru di dalam jaringan limfoid
perifer dan memperkuat kemampuan
imunologik sel-sel T yang sudah ada.

5858
Limfosit B : Limfosit B : Imunitas Yang Diperantarai AntibodiImunitas Yang Diperantarai Antibodi
Setiap sel B dan sel T memiliki reseptor di
permukaannya untuk mengikat salah satu
jenis antigen. Pada kasus sel B, pengikatan
dengan suatu antigen berdiferensiasi menjadi
sel plasma, yang menghasilkan antibodi.
Antibodi memperkuat respons Antibodi memperkuat respons peradangan untuk meningkatkan peradangan untuk meningkatkan destruksi antigen yang merangsang destruksi antigen yang merangsang produksi merekaproduksi mereka

5959
Antibodi dikeluarkan ke dalam darah atau
limfe, pada akhirnya memperoleh akses ke
darah, tempat mereka dikenal sebagai
globulin gamma atau imunoglobulin. Menurut
perbedaan dalam aktivitas biologis, antibodi
dikelompokkan menjadi lima sub kelas, yaitu :
1. Imunoglobulin IgM berfungsi sebagai reseptor permukaan sel B untuk tempat antigen melekat dan disekresikan dalam tahap-tahap awal respons sel plasma.

6060
2. IgG, imunoglobulin yang paling banyak di dalam darah, dihasilkan dalam jumlah besar ketika tubuh terpajan ulang ke antigen yang sama.
Bersama-sama, antibodi IgG dan IgM bertanggung jawab bagi sebagian besar respons imun spesifik terhadap bakteri dan beberapa jenis virus.
3. IgE adalah mediator antibodi untuk respons alergi, misalnya hay fever, asma, dan biduran.

6161
4. Imunoglobulin IgA ditemukan dalam sekresi sistem pencernaan, pernafasan, dan genitourinaria, serta di dalam air susu dan air mata.
5. IgD terdapat di permukaan sel B, tetapi fungsinya masih belum jelas.
Protein antibodi dari kelima sub kelas terdiri
dari empat rantai polipeptida yang saling
berhubungan, dua rantai panjang yang berat
dan dua rantai pendek yang ringan, yang
tersusun seperti huruf Y.

6262
Karakteristik daerah lengan Y menentukan
dengan antigen mana antibodi dapat diikat
(yaitu, spesifisitas antibodi yang
bersangkutan). Sifat bagian ekor antibodi, di
pihak lain menentukan sifat fungsional
antibodi (apa yang dilakukan antibodi setelah
berikatan dengan antigen).
Bagian ekor setiap antibodi dalam setiap sub
kelas identik satu sama lain. Bagian ekor
disebut daerah konstan (constant region, Fc)
antibodi.

6363
Perbedaan di daerah konstan merupakan dasar untuk membedakan sub kelas – sub kelas antibodi. Contoh, daerah konstan antibodi IgG, apabila diaktifkan oleh pengikatan antigen di daerah Fab, akan berikatan dengan sel fagositosis. Daerah konstan antibodi IgE berikatan dengan sel mast dan basofil. Apabila antigen atau hapten yang sesuai masuk ke dalam tubuh dan berikatan dengan antibodi yang sudah melekat ke sel tersebut, mencetuskan pengeluaran histamin dari sel

6464
mast dan basofil, kemudian mencetuskan
manifestasi alergi.
Imunoglobulin tidak dapat menghancurkan
organisme asing atau benda yang tidak
diinginkan secara langsung. Antibodi
menjalankan efek protektifnya melalui dua
cara umum, yaitu merintangi antigen secara
fisik dan penguatan respons imun non
spesifik.

6565
Antibodi secara fisik dapat menghalangi
sebagian antigen menimbulkan efek yang
merugikan. Contoh : mengikat toksin bakteri,
mencegah zat kimia berbahaya ini
berinteraksi dengan sel yang rentan, dikenal
sebagai netralisasi.

6666
Setiap antigen merangsang klon Setiap antigen merangsang klon limfosit B yang berbeda untuk limfosit B yang berbeda untuk menghasilkan antibodimenghasilkan antibodiSetiap limfosit B telah diprogram terhadap
satu dari jutaan jenis antigen yang berlainan
tersebut. Antigen lain tidak dapat berikatan
dengan sel B yang sama dan menginduksinya
untuk menghasilkan antibodi yang berbeda.
Pengikatan antigen menyebabkan klon sel B
yang sudah diaktifkan bermultiplikasi dan
berdiferensiasi menjadi dua jenis sel, yaitu sel
plasma dan sel pengingat.

6767
Tidak semua limfosit B baru yang dihasilkan
oleh pengaktifan klon berdiferensiasi menjadi
sel plasma penghasil antibodi. Sebagian kecil
limfosit B berubah menjadi sel pengingat
(memory cell), yang tidak ikut serta dalam
respons imun yang sedang berlangsung. Jika
orang yang bersangkutan kembali bertemu
dengan antigen yang sama, sel-sel pengingat
ini sudah bersiap untuk melakukan tindakan
yang lebih cepat daripada limfosit awal dalam
klon.

6868
Selama kontak awal dengan antigen mikroba,
respons antibodi tertunda selama beberapa
jam sampai sel-sel plasma terbentuk dan
belum mencapai puncaknya sampai beberapa
minggu, dikenal sebagai respons primer.
Jika antigen yang sama muncul kembali, sel-
sel pengingat yang berumur panjang tersebut
melancarkan respons sekunder yang lebih
cepat, lebih kuat, dan bertahan lebih lama
dibandingkan dengan yang terjadi selama
respons primer.

6969
Imunitas aktif dihasilkan secara Imunitas aktif dihasilkan secara spontan. Imunitas pasif merupakan spontan. Imunitas pasif merupakan “pinjaman”“pinjaman”Pembentukan antibodi akibat pajanan ke
suatu antigen disebut sebagai imunitas aktif
terhadap antigen tersebut. Imunitas
“pinjaman” yang diperoleh segera setelah
menerima antibodi yang sudah jadi dikenal
sebagai imunitas pasif.

7070
Limfosit T : Limfosit T : Imunitas Yang Diperantarai SelImunitas Yang Diperantarai Sel
Sel B mengeluarkan antibodi yang dapat
menyerang antigen yang terletak jauh. Sel T
tidak mengeluarkan antibodi.
Tiga jenis sel T dikhususkan untuk Tiga jenis sel T dikhususkan untuk mematikan sel pejamu yang mematikan sel pejamu yang terinfeksi virus serta untuk terinfeksi virus serta untuk membantu atau menekan sel imun membantu atau menekan sel imun lainlain

7171
Sel- sel ini harus berkontak langsung dengan
sasaran, suatu proses yang dikenal sebagai
imunitas yang diperantarai oleh sel (cell-
mediated immunity, imunitas seluler). Sel T
bersifat klonal dan sangat spesifik antigen. Di
membran plasmanya, setiap sel T memiliki
protein-protein reseptor unik.
Biasanya diperlukan waktu beberapa hari
setelah pajanan ke antigen tertentu sebelum
sel T tersensitisasi atau teraktivasi bersiap
untuk melancarkan serangan imun seluler.

7272
Selama beberapa hari, menghasilkan
sejumlah besar sel T teraktivasi yang
melaksanakan berbagai respons imunitas
seluler. Terdapat tiga sub populasi sel T,
bergantung pada peran mereka setelah
diaktifkan oleh antigen.
1. Sel T sitotoksik, yang menghancurkan sel pejamu yang memiliki antigen asing, misalnya sel tubuh yang dimasuki oleh virus, sel kanker, dan sel cangkokan.

7373
2. Sel T penolong, yang meningkatkan perkembangan sel B aktif menjadi sel plasma, memperkuat aktivitas sel T sitotoksik dan sel penekan (supresor) yang sesuai, dan mengaktifkan makrofag.
3. Sel T penekan, yang menekan produksi antibodi sel B dan aktivitas sel T sitotoksik dan penolong.
Secara kolektif, sub populasi – sub populasi
di atas disebut sel T regulatorik.

7474
Sebagian kecil tetap berfungsi sebagai
cadangan sel T pengingat yang siap
berespons secara lebih cepat dan kuat
apabila antigen asing tersebut muncul
kembali di sel tubuh pejamu.

7575
Penyakit ImunPenyakit Imun
Abnormalitas fungsi sistem imun dapat
menyebabkan timbulnya penyakit imun
melalui dua cara, yaitu penyakit defisiensi dan
serangan imun yang tidak sesuai. Penyakit
defisiensi terjadi apabila sistem imun gagal
berespons secara adekuat terhadap invasi
benda asing, dapat bersifat kongenital
Penyakit defisiensi imun Penyakit defisiensi imun menurunkan resistensi terhadap menurunkan resistensi terhadap invasi benda asinginvasi benda asing

7676
(terdapat sejak lahir) atau didapat
(nonherediter), dan mungkin secara spesifik
mengenai imunitas humoral, imunitas seluler,
atau keduanya.
Penyakit defisiensi imun yang paling baru dan
tragisnya yang paling sering dijumpai adalah
AIDS yang seperti dijelaskan sebelumnya,
disebabkan oleh HIV, suatu virus yang
menyerang dan melumpuhkan sel T penolong.

7777
Serangan imun yang tidak sesuai Serangan imun yang tidak sesuai terhadap bahan lingkungan yang terhadap bahan lingkungan yang tidak berbahaya menimbulkan alergitidak berbahaya menimbulkan alergiKategori lain penyakit imun adalah serangan imun spesifik yang tidak sesuai dan menimbulkan reaksi yang merugikan tubuh. Kategori ini mencakup :1. Respons otoimun, yakni sistem imun
menyerang jaringan tubuh sendiri.2. Penyakit kompleks imun, yakni respons
antibodi yang berlebihan dan “tumpah” merusak jaringan normal.
3. Alergi.

7878
Alergi adalah akuisisi reaktivitas imun
spesifik yang tidak sesuai, atau
hipersensitivitas, terhadap bahan-bahan
lingkungan yang dalam keadaan normal tidak
berbahaya, misalnya debu atau serbuk sari.
Bahan penyebab, yang dikenal sebagai
alergen, mungkin merupakan antigen atau
berupa hapten yang menjadi antigen hanya
apabila berikatan dengan suatu protein tubuh.

7979
Respons alergi dapat diklasifikasikan menjadi
dua kategori yang berlainan, yaitu
hipersensitivitas tipe cepat (immediate
hypersensitivity) dan hipersensitivitas tipe
lambat (delayed hypersensitivity). Pada
hipersensitivitas tipe cepat, respons alergi
muncul dalam waktu sekitar dua puluh menit
setelah orang yang tersensitisasi terpajan ke
alergen, sementara pada hipersensitivitas tipe
lambat, reaksi biasanya muncul satu hari atau
lebih setelah pajanan.

8080
Reaksi alergi tipe cepat melibatkan sel B dan
dicetuskan oleh interaksi antibodi dengan
alergen. Reaksi tipe lambat melibatkan sel T
dan proses imunitas seluler terhadap alergen
yang berlangsung lebih lambat.

8181
Pertahanan EksternalPertahanan Eksternal
Mekanisme pertahanan eksternal yang
dirancang untuk mencegah penetrasi mikroba
apabila jaringan tubuh terpajan ke lingkungan
eksternal. Pertahanan eksternal adalah kulit,
atau integumen yang menutupi bagian luar
tubuh.

8282
Kulit terdiri dari epidermis protektif Kulit terdiri dari epidermis protektif di sebelah luar dan dermis jaringan di sebelah luar dan dermis jaringan ikat di sebelah dalamikat di sebelah dalamKulit terdiri dari dua lapisan, epidermis di
sebelah luar dan dermis di sebelah dalam.
Epidermis terdiri dari banyak lapisan sel
epitel. Lapisan epidermis di bagian dalam
terdiri dari sel-sel berbentuk kubus yang
hidup dan cepat membelah diri, sementara
sel-sel di lapisan luar mati dan menggepeng.

8383
Sel-selnya mendapat makanan melalui difusi
nutrien dari jaringan pembuluh di dermis di
bawahnya. Lapisan luar secara kontinu
mengalami tekanan dan “wear and tear”,
menyebabkan sel-sel tua mati dan
menggepeng.
Sewaktu sel-sel di brosa yang membentuk
skuama keras-gepeng dan menjadi lapisan
keratinisasi protektif-kuat. Skuama pada
lapisan keratinisasi paling luar yang
terkelupas atau tanggal akibat abrasi, secara

8484
terus menerus diganti melalui pembelahan sel
di lapisan epidermis sebelah dalam.
Lapisan ini berfungsi menahan lewatnya
bahan dalam kedua arah antara tubuh dan
lingkungan eksternal. Sebagai contoh, lapisan
ini memperkecil kehilangan air dan konstituen
vital lain dari tubuh. Pada jaringan yang tidak
terlindung, terjadi infeksi bakteri, pengeluaran
air tubuh dan protein plasma.
Umumnya kulit memodifikasi senyawa-
senyawa yang berkontak dengannya.

8585
Sebagai contoh, enzim-enzim epidermis
mampu mengubah banyak zat berpotensi
karsinogen menjadi senyawa yang tidak
berbahaya.
Dermis adalah lapisan jaringan ikat yang
mengandung banyak serat elastin (untuk
peregangan) dan serat kolagen (untuk
kekuatan), serta sejumlah besar pembuluh
darah dan ujung-ujung saraf khusus.
Pembuluh darah dermis tidak hanya memasok
darah ke dermis dan epidermis, tetapi juga
berperan penting dalam mengatur suhu.