perubahan wujud zat
TRANSCRIPT
PERUBAHAN WUJUD ZAT
RESUME KIMIA DASAR
Dibuat sebagai tugas mata kuliah Kimia Dasar
Jurusan Teknik Pertambangan UNSRI
Disusun oleh :
Muhammad Al-Fikrie
03121002062
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2012
PERUBAHAN KEADAAN ZAT (PADAT CAIR DAN GAS)
MAKALAH MATA KULIAH KIMIA DASAR
Disetujui untuk Jurusan Teknik Pertambangan
Oleh Dosen Mata Kuliah Kimia Dasar
Selpiana, ST.MT.
NIP. 197809192003122001
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah ‘Azza wa Jalla atas limpahan taufiq dan hidayah-
Nya yang telah menolong penulis menyelesaikan makalah kimia dasar untuk
memenuhi Tugas yang telah diberikan dosen mata kuliah kimia dasar dengan
penuh kemudahan.
Pada kesempatan kali ini pula, penulis mengucapkan terimakasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu dalam menyusun laporan tetap ini, yaitu
diantaranya :
1. Ibu Selpiana, ST, MT. Selaku dosen pembimbing mata kuliah geologi dasar.
2. Kedua Orang tua yang senantiasa memberikan bantuan moral maupun
material.
3. Segala pihak yang bersangkutan dalam pembuatan dalam makalah ini
Penulis juga menyadari terdapat banyaknya kesahan dalam penulisan
makalah ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun. Maka dari itu, Kritik dan saran yang diberikan nantinya bisa
membantu untuk mencapai keinginan penulis agar terwujud, dan terciptanya
tulisan yang bermanfaat serta berguna.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca dan dapat berguna bagi kita semua terutama bagi penulis dalam
melanjutkan proses pembelajaran mengenai geologi dasar ini.
Indralaya, Desember 2012 Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................iii
DAFTAR ISI.............................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR.................................................................................v
DAFTAR TABEL.....................................................................................vi
BAB
I. Pendahuluan...............................................................................I-1
I.1. Latar Belakang....................................................................I-1I.2. Maksud dan Tujuan Penulisan............................................I-1I.3. Batasan Masalah.................................................................I-2I.4. Metodologi Penelitian.........................................................I-2
II. Pembahasan...............................................................................II-1
II.1. Wujud Zat..........................................................................II-1II.2. Sifat Fisik Suatu Molekul..................................................II-3II.3. Pengaruh Ikatan Kimia Terhadap Sifat Zat.......................II-8II.4. Pengaruh Ikatan Hidrogen Terhadap Titik Didih, Titik Leleh dan Kelarutan Senyawa...........................................II-10II.5 Pengaruh Ikatan Hidrogen Terhadap Kelarutan Dalam Air dan Titik Didih Suatu Zat...........................................II-10II.6. Pengaruh Ikatan Ion (Senyawa Ion)..................................II-11
III. Kesimpulan..............................................................................III-1
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Keadaan Partikel Zat.........................................................................II-2
2.2 Perubahan Wujud Zat........................................................................II-2
2.3 Ikatan Hidrogen dan Hubungannya...................................................II-4
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
II.1. Hubungan Kepolaran dan Titik Didih................................................II-3
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Wujud zat terbagi menjadi tiga yaitu padat, cair dan gas. Pada saat
tertentu umumnya zat hanya berada dalam satu wujud saja, tetapi zat dapat
berubah dari wujud yang satu ke wujud yang lain.
Pernahkah kamu memperhatikan ibumu memasak air ? Jika air sudah
mendidih dan dibiarkan dalam selang waktu tertentu, maka air akan
berkurang dan lama kelamaan akan habis. Kemanakah air itu ? Air itu
menguap menjadi gas.
Perubahan wujud zat cair menjadi padat disebut membeku, contohnya
adalah air menjadi es ketika didalam kulkas dan coran besi yang
dimasukkan ke dalam cetakan menjadi keras. Zat dapat mengalami
perubahan wujud karena energi.
Perubahan wujud padat menjadi cair disebut melebur atau meleleh,
contohnya adalah es mencair dan mentega berubah menjadi minyak ketika
dimasukkan kedalam penggorengan yang panas.
Perubahan wujud cair menjadi gas disebut menguap contohnya adalah air
menjadi uap dan spiritus menjadi gas. Perubahan dari gas menjadi cair
disebut mengembun, contohnya adalah embun di pagi hari.
Perubahan gas ke padat, contohnya jelaga yang merupakan hasil
pembakaran pada lampu minyak. Perubahan padat menjadi gas disebut
menyublim, contohnya penguapan kapur barus.
I.2. Maksud dan Tujuan PenulisanPenulisan makalah ini ialah bertujuan agar pembaca dapat
memahami karakteristik, dan keadaan suatu zat dalam beberapa keadaan serta hal-hal yang mempengaruhi perubahan keadaan zat tersebut.
I.3. Pembatasan Makalah.Pembatasan masalah yang akan di bahas adalah seputar karateristik
dan hal-hal yang mempengaruhi perubahan keadaan suatu zat.
I.4. Metodologi Penelitian
Metode penulisan yang dilakukan oleh penulis adalah dengan studi
pustaka dan juga mencari data melalui media internet.
BAB II
PEMBAHASAN
II.1. Wujud Zat
Zat disebut juga materi. Zat adalah segala sesuatu yang memiliki massa dan
menempati ruang. Ditinjau dari wujudnya zat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1. Zat Padat, seperti kayu tanah dan pasir.
2. Zat Cair, seperti air dan minyak.
3. Zat Gas, seperti udara.
1. Wujud Zat
a. Zat Padat
Ciri-ciri partikel zat padat, yaitu:
1) Bentuk dan volumenya selalu tetap
2) Susunan partikelnya teratur dan sangat berdekatan
3) Partikel tidak dapat bergerak bebas
4) Gaya tarik-menarik antar partikel sangat kuat.
b. Zat Cair
Ciri-ciri partikel zat cair, yaitu:
1) Bentuk berubah sesuai dengan wadahnya, tapi volumenya selalu tetap
2) Susunan partikelnya agak teratur dan jarak antar partikel agak renggang
3) Partikel-partikelnya dapat bergerak bebas
4) Gaya tarik-menarik antar partikelnya lebih lemah
c. Zat Gas
Ciri-ciri partikel zat gas, yaitu:
1) Bentuk dan volumenya selalu berubah mengikuti wadah dan ruangannya
2) Susunan partikelnya tidak teratur dan jarak antar partikel sangat berjauhan
3) Gaya tarik-menarik antar partikelnya sangat lemah
4) Pergerakan antar partikel sangat cepat
Gambar di bawah ini merupakan gambar gerakan partikel zat padat, cair dan gas.
a. zat padat, b. zat cair, c. zat gas
2. Perubahan Wujud Zat
Perubahan wujud zat terbagi menjadi dua, yaitu:
a. Perubahan Fisika
Perubahan fisika adalah perubahan wujud zat yang tidak disertai dengan
terbentuknya zat baru.
Contoh: es mencair, cokelat mencair, lilin meleleh.
Perubahan wujud zat dapat digambarkan secara skematik sebagai berikut:
Keterangan pada gambar:
• Mencair, perubahan wujud zat dari padat menjadi cair
Contoh: es batu menjadi air dan lilin meleleh
• Membeku, perubahan wujud zat dari cair menjadi padat
Contoh: air menjadi es dan logam cair yang membeku
• Menguap, perubahan wujud zat dari cair menjadi gas
Contoh: air yang dipanaskan lambat laun akan menguap
• Mengembun, perubahan wujud zat dari gas menjadi cair
Contoh: uap air yang menjadi titik air, terjadinya embun pada pagi hari
• Menyublim, perubahan wujud zat dari padat menjadi gas
Contoh: kapur barus yang disimpan di tempat terbuka lama-kelamaan menjadi
habis
• Mengkristal, perubahan wujud zat dari gas menjadi padat
Contoh: gas dari kapur barus dapat dipadatkan lagi melalui metode kristalisasi
b. Perubahan Kimia
Perubahan kimia adalah perubahan zat yang disertai terbentuknya zat baru.
Contoh: keras dibakar menjadi nyala api, asap dan abu (zat baru)
II.2. Sifat Fisik Suatu Molekul
Sifat fisik suatu molekul ditentukan oleh gaya tarik antar molekul antara
lain titik didih dan titik leleh.
Marilah kita pelajari pengaruh masing-masing gaya tarik antar molekul terhadap
titik didih molekulnya suatu molekul
Gaya London mengakibatkan titik leleh dan titik didih molekulnya menjadi lebih
rendah daripada molekul lain dengan massa atom relatif (Mr) sama yng tidak
memiliki Gaya London. Jika molekul-molekulnya kecil, zat-zat ini biasanya
berbentuk gas pada suhu kamar.
Molekul yang mempunyai gaya tarik-menarik dipol-dipol menyebabkan titik didih
dan titik leleh lebih tinggi daripada molekul yang memiliki Gaya London pada
molekul dengan massa molekul relatif sama. Hal ini karena gaya tarik dipol-dipol
lebih kuat daripada Gaya London.
Bagaimana titik didih dan titik leleh senyawa yang massa molekul relatifnya (Mr)
berbeda jauh sedangkan keduanya bersifat polar ?
Silahkan Anda perhatikan tabel berikut ?
Tabel 3. Hubungan kepolaran dengan titik didih
No. Nama Rumus Mr Kepolaran
Titik
Didih
(°C)
1 Neopentana CH3 72 Non Polar 9,5
|
CH3 - C - CH3
|
CH3
2 Pentana CH3 - CH2 - CH2 - CH2 - CH3 72 Non Polar 36,1
3 Butana CH3 - CH2 - CH2 - CH3 58 Non Polar -0,5
4 Aseton
O
||
CH3 - CH2 - CH2
58 Polar 56,2
5 Asam Klorida HCl 36,5 Polar -84,9
6 Asam Iodida HI 128 Polar -35,2
Dari tabel dapat Anda lihat bahwa HI memiliki titik didih yang lebih tinggi
daripada HCl sehingga lebih polar dari HI. Massa molekul relatif HI lebih besar
daripada HCl sehingga titik didih HI lebih tinggi dari HCl. Hal ini menunjukkan
bahwa Gaya London lebih dapat digunakan dalam membandingkan sifat zat
dengan massa molekul relatif yang jauh berbeda. Selanjutnya, bagaimana
pengaruh ikatan hidrogen terhadap sifat fisik suatu senyawa ? Ikatan hidrogen
tidak hanya berpengaruh pada titik didih dan titk leleh suatu zat tetapi juga
kalarutannya dalam suatu pelarut. Senyawa yang berikatan hidrogen mudah larut
dalam senyawa lain yang juga berikatan hidrogen. Contohnya NH3 dalam H2O
seperti pada gambar 11.
Gambar 11 . Ikatan Hidrogen antara NH3 dengan air.
Senyawa organik-alkohol, asam karboksilat, amina, glukosa-larut dalam air
karena membentuk ikatan hidrogen dengan molekul air.
Gambar 12. Ikatan Hidrogen antar Molekul Etanol dengan air
Senyawa yang memilih ikatan hydrogen akan memilih titik didih lebih tinggi dari
pada molekul yang memilih ikatan Van Der Waals atau gaya tarik dipol-dipol.
Senyawa hydrida dari unsur golongan IV, V dan VI memilih gaya Van Der Waals
yang bertambah dari atas ke bawah setiap golongannya, sehingga titik didih dan
titik lelehnya seharusnya meningkat tetepi kenyataannya berbeda.
Perhatikan gambar 13 grafik berikut ini.
Gambar 13. Titik leleh dan titik didih gas mulia dan
senyawa Hidrogen dari golongan IVA,VA,VIA dan VIIA.
Pada gambar 13 ditunjukan titik didih dan titik leleh untuk lima golongan zat.
Perhatikan grafik Ne Ke Xe dan CH4 ke SnH4, molekul non polar saling tarik
menarik oleh dipol terimbas sesaat atau Gaya London. Kedua grafik ini untuk
membandingkan titik didih dari pasangan molekul yang Massa Molekul relatif
hampir sama. Perhatikan Ne dan CH4. molekul gas mulia mempunyai distribusi
elektron yang sederhana sedangkan CH4 merupakan tetrahedron (segi empat)
yang menggembung dan saling tarik menarik lebih kuat. Akibatnya titik didih
CH4 lebih tinggi daripada Ne. Bandingkan molekul yang strukturnya berlainan
tetapi massa molekul relatifnya hampir sama. Perhatikan titk didih Ve, SnH4, HI,
SbH3, dan H2Te. Tiga yang terakhir ini memiliki titik didh yang lebih tinggi
karena molekul-molekul ini merupakan senyawa polar yang memerlukan energi
kinetik yang lebih besar untuk memisahkan masing-masing unsurnya satu sama
lain. Untuk lebih memperjelas pemahaman, gambar 13 dapat kita uraikan saru
persatu, sebagai berikut :
Gambar 14. Titik leleh dan titik didih senyawa dari unsur golongan IVA dari
periode 2 sampai 5.
Gambar 15. Titik leleh dan titik didih senyawa dari unsur golongan VA dari
periode 2 sampai 5.
Gambar 16. Titik leleh dan titik didih senyawa dari unsur golongan VIIA dari
periode 2 sampai 5.
Gambar 17. Titk leleh dan titik didih senyawa dari unsur golongan IVA dari
periode 2 sampai 5.
Gambar 18. Titik leleh dan titik didih unsur golongan gas mula dari periode 2
sampai 5.
Dapat Anda perhatikan unsur satu golongan (gambar 18) akan memiliki titik didih
dan titik leleh yang bertambah, sesuai dengan bertambahnya nomor atom, massa
atom relatif dan perioda. Senyawa yang memiliki ikatan Hidrogen akan memiliki
titk didih dan titik leleh yang lebih tinggi dari senyawa lain yang tidak memiliki
ikatan hidrogen. Perhatikan gambar 14 sampai 17. Bandingkanlah molekul yang
memiliki ikatan hidrogen (HF, NH3, H2O) dengan molekul segolongannya. Titik
didih H2O lebih tinggi daripada H2S, H2Se dan H2Te. Begitu pula titik didih
NH3 lebih tinggi daripada PH3, AsH3, SbH3. Hal ini ternyata disebabkan
terdapatnyan ikatan Hidrogen yang kuat antar molekul-molekulnya. Bagaimana
senyawa organik ? Apakah ikatan Hidrogen dapat mempengaruhi titik didihnya
juga ? Coba Anda bandingkan titik didih propane dengan etanol menggunakan
data dalam tabel 4.
Tabel 4. Hubungan titik didih dengan Mr senyawa organik
Senyawa Mr Titik Didih
Propana 44 12°C
Etanol 46 78°C
Etanol memiliki titik didih yang sangat tinggi dibandingkan dengan propana
walaupun massa molekul relatif (Mr) keduanya tidak jauh berbeda. Hal ini terjadi
karena dalam molekul etanol terdapat ikatan hidrogen sedangkan propana tidak.
Perhatikan rumus struktur etanol dan propana berikut ini :
Gambar 19. Rumus struktur etanol dan propana
Akibat lain dari adanya ikatan hidrogen adalah terjadinya penyimpanan massa
molekul relatif. Seperti halnya asam etanoat (asam asetat) atau dalam kehidupan
sehari-hari dikenal dengan asam cuka, yang biasa di jumpai dalam wujud larutan
tetapi dapat di jumpai dalam wujud gas. Wujud yang terakhir ini terjadi karena du
molekul asam cuka bergabung bersama dengan ikatan hidrogen sehingga massa
molekul relatifnya (Mr) menjadi 120, dua kali besar dari biasanya yaitu 60.
Terjadinya pengabungan dua molekul sehingga berpasangan di sebut
“dimerisation”. Peristiwa ini dapat di gambarkan sebagai berikut :
Gambar 20. Rumus struktur dua molekul asam etanoat.
Senyawa yang membentuk ikatan hidrogen inter molekul akan memiliki titik didih
dan titik leleh yang lebih tinggi dibandingkan dengan senyawa yang membentuk
ikatan hidrogen intra molekul. Hal ini karena energi kinetik ikatan hidrogen inter
molekul lebih besar dari pada ikatan hidrogen intra molokul.
II.3. Pengaruh Ikatan Kimia Terhadap Sifat Zat
“Benda adalah kumpulan dari molekul-molekul yang saling berikatan”
Dari definisi diatas akan dengan mudah kita bisa memahami pengaruh
ikatan kimia dengan sifat zat. Ikatan kimia yang kita bicarakan adalah ikatan antar
molekul. Mari kita bayangkan lima molekul saling terikat, atau boleh kita
bayangkan dan bandingkan dua geng kelas yang masing-masing terdiri dari 5
orang. Misal geng satu terbentuk karena merasa sama-sama cantik, sementara
geng yang kedua terbentuk karena sama-sama suka traveling. Nah bisa
dibayangkan toh apa yang masing-masing geng lebih banyak lakukan? Ya.. yang
membedakan adalah jenis ikatannya. Zat pun akan mengalami hal yang mirip,
karena mereka terbentuk karena adanya ikatan antara beberapa molekul. Mari kita
bahas beberapa:
1. Titik didih, definisi “perubahan fase suatu benda dari cair menjadi gas” jadi
jelas ini menyangkut kumpulan, yaitu dari asalnya berkumpul secara berdekatan
(cair) menjadi kumpulan kecil-kecil yang saling terpisah atau berjauhan (gas).
Intinya ketika cairan berubah menjadi gas adalah karena adanya pemutusan ikatan
antar molekul. Sehingga bila ikatan lebih kuat maka akan lebih susah diputus,
artinya titik didih lebih tinggi (suhu lebih tinggi)
2. kekentalan (viskositas), definisi: ” Viskositas adalah sebuah ukuran penolakan
sebuah fluid terhadap perubahan bentuk di bawah tekanan shear. Biasanya
diterima sebagai “kekentalan”, atau penolakan terhadap penuangan
(wikipedia.org”)”, sederhanya cairan yang kental susah dituang. Ini juga jelas
sangat berhubungan dengan ikatan antar molekul, yang susah kental (viskositas
tinggi) adalah karena iaktan antar melekulnya sangat kuat, dan sebaliknya yang
ikatannya lemah jadinya ya ..encer.
3. sifat fisik yang lain sama saja bahasannya. Bahkan sebagian besar reaksi kimia
pun terjadi dipengaruhi oleh ikatan antar molekul, contoh (tapi untuk ikatan antar
atom) reaksi antara asam dan basa yang menghasilkan garam : bukankah dalam
reaksi itu terjadi pertukaran pasangan? 2HX + YOH –> X2Y + H2O
Bisa terjadi karena ikatan masing-masing menganggap atau merasa lebih tepatnya,
ikatan dengan pasangan yang baru lebih kuat dan lebih stabil.
II.4. Pengaruh Ikatan Hidrogen Terhadap Titik Didih, Titik Leleh dan
Kelarutan Senyawa
Tampak pada gambar diatas bahwa senyawa HF, H2O dan NH3 mempunyai titik
didih yang luar biasa tinggi dibanding dengan anggota lainnya. Fakta ini
menunjukkan bahwa dalam senyawa tersebut terdapat ikatan hidrogen. Ikatan
jenis ini terjadi karena gaya elektrostatik yang khusus antara dipol-dipol. Adanya
ikatan hidrigen antarmolekul menyebabkan titik senyawa relatif lebih tinggi
dibandingkan dengan senyawa lain yang memilki berat molekul sebanding. Titik
didih senyaea golongna alkohol lebih tinggi daripada senyawa golongan alkana,
demikian juga titik didih air lebih tinggidaripada aseton. Pengaruh ikatan hidrogen
terhadap titik leleh tidak begitu besar karena pada wujud padat jarak antarmolekul
cukup berdekatan dan yang paling berperan terhadap titik leleh adalah berat
molekul zat dan bentuk simetris molekul. Senyawa yang mampu membentuk
ikatan hidrogen dalam air akan mudah larut dalam air. Panjang atau pendeknya
rantao karbon (gugus alkil-R) memiliki pengaruh terhadap kealrutan senyawa
dalam air.
II.5. Pengaruh Ikatan Hidrogen Terhadap Kelarutan Dalam Air dan Titik
Didih Suatu Zat
Senyawa-senyawa ion umumnya larut dalam air, walaupun beberapa
senyawa ion tidak larut dalam air. Kelarutan senyawa ion dalam air bergantung
pada harga Ksp-nya.
Sedangkan senyawa-senya kovalen yang bersifat polar dapat larut dalam air
karena air merupakan pelarut polar dan senyawa tersebut dapat membentuk ikatan
hidrogen dengan air. Senyawa yang tidak mampu membentuk ikatan hidrogen
umumnya kelarutan dalam rendah.
Perlu ditekankan bahwa ikatan hidrogen hanya terbentuk bila satu atom H ditarik
atau diikat bersama oleh dua atom yang memiliki keelektronegatifa tinggi yakni
N, O, F dan memiliki elektron bebas (lone pair electron). selain unsur-unsur
tersebut berarti bukan ikatan hidrogen. Secara sederhana ikatan hidrogen dapat
digambarkan sebagai berikut.
atom berkeelektronegafan tinggi-H-atom berkeelektronegafan tinggi
Ikatan hidrogen dapat terjadi karena elektron bebas pada atom yang
berkeelektronegatifan tinggi menarik proton yang dimiliki oleh atom H. Hal
mengakibatkan seolah-olat terbentuk suatu ikatan kimia.
Selain kelarutan dalam air, terbentuknya ikatan hidroogen intramolekul (dalam
satu molekul) atau antarmolekul (minimal 2 molekul) menyebabkan titik didih
senyawa lebih tinggi bila dibanding senyawa-senyawa yang massa molekul
relatifnya sama atau hampir sama. Oleh sebab itu,jika terdapat senyawa yang
memiliki unsur-unsur berkeelektronegatifan tinggi yang mengikat atom H
kemudian memiliki titik didih tinggi, hal ini pasti disebabkan karena adanya
ikatan hidrogen.
Senyawa-senyawa yang bersifat nonpolar titik didih umumnya ditentukan oleh
massa molekul relatif (Mr) senyawa tersebut. Makin besar Mr senyawa, makin
tinggi titik didihnya.
II.6. Pengaruh Ikatan Ion (Senyawa Ion)
Tiga dari pengaruh utama pada pola khas yang di bentuk oleh senyawa ion adalah:
1. Muatan ion
2. Ukuran relative kedua ion yang terlibat
3. Kemudian ion itu terdistorsi atau terpolarisasi
Sesuai dengan hukum coloumb gaya ini berkurang dengan cara berbanding
terbalik dan kuadrat jarak antar muatan,oleh karena itu gaya ini paling kuat antara
tetangga terdekat.Titik leleh dan titik didih senyawa ion tinggi.Dalam senyawa
ion,angka bandingjari-jari merupakan factor penting dalam menentukan suatu
struktur Kristal.Untuk senyawa ion dari stokiometri yang lebih kompleks ,terdapat
struktur yang lebih kompleks.
Ion positif dengan muatan tinggi mempunyai jari-jari kecil,sehingga ion-
ion ini mempunyai rapatan muatan yang tinggi.Ion semacam itu menarik dengan
kuat electron-elektron dari ion dan molekul di dekatnya.ion yang terdistorsi
bersifat lebih negatifpada sisiyang menghadap ke ion positif,dan lebih positif pada
sisi yang lain,maka dikatakan ion negative itu terpolarisasi.Dari suatu senyawa
yang terbuat dari ion negative besar dan ion positif kecil,polarisasi itu dapat
begitu nyata sehingga ikatan itu menjadi sangat kovalen.
BAB III
KESIMPULAN
III.1 KESIMPULANPada dasarnya zat merupakan sesuatu yang menempati ruang dan memiliki
massa. Zat memiliki tiga bentuk yaitu padat, cair dan gas. Zat dapat merubah atau dirubah keadaannya dengan menyerap atau melepaskan kalor atau panas. Kalor yang digunakan untuk merubah bentuk misalnya menyerap sama dengan banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk membuat zat tersebut pada keadaan sebelumnya, dalam hal ini banyaknya kalor yang dilepaskan.perubahan keadaan zat terdapat enam macam, yaitu diantaranya:a) Membeku : Peristiwa perubahan wujud dari cair menjadi
padat. Dalam peristiwa ini zat melepaskan energi panas.b) Mencair : perubahan dari padat menjadi cair. Zat menyerap
panas.c) Menguap : dari cair menjadi gas. Zat menyerap panasd) Mengembun : dari gas menjadi cair. Zat melepaskan panase) Menyublim : dari padat menjadi gas. Zat menyerap panasf) Deposisi / Penghabluran : dari ggas menjadi padat. Zat melepaskan panas.
Dalam proses perubaha suatu zat terdapat beberapa istilah berikut :
Titik didih : Temperatur maksimal dimana suatu zat apabila diberikan panas melewati temperatur tersebut maka akan terjadi perubahan wujud dari cair menjadi gas.
Titik Beku : Temperatur maksimal dimana suatu zat apabila kehilangan panas melewati temperatur tersebut maka akan terjadi perubahan wujud dari cair menjadi Padat.
Titik Leleh : Temperatur maksimal dimana suatu zat apabila diberikan panas melewati temperatur tersebut maka akan terjadi perubahan wujud dari padat menjadi cair.
Titik Uap : Temperatur maksimal dimana suatu zat apabila dikehilangan panas melewati temperatur tersebut maka akan terjadi perubahan wujud dari gas menjadi cair.
Kapasitas Panas : Banyaknya kalor yang diperlukan suatu zat dengan bobot tertentu untuk menaikkan temperatur sebanyak 1 °C.
Kapasitas Pelelehan : Banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk mengubah 1 mol suatu zat padat pada titik lelehnya menjadi cairanpada temperaturnya yang sama.
Kemudian, perubahan wujud zat juga dipengaruhi oleh adanya gaya tarik antar molekul, tekanan dan jenis senyawa atau jenis zat yang terkandung pada zat yang akan mengalami perubahan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Budiman. 2005. Bimbingan Pemantapan Kimia. Bandung : Yrama Widya, 2005.ikhwan, bagoes. 2012. Perubahan keadaan zat. kreasihatiikhwan. [Online] april 2, 2012.
[Cited: 12 7, 2012.] http://kreasihatiikhwan.blogspot.com/2012/04/perubahan-keadaan-cairan-dan-zat-padat.html.
2012. Konsep Zat dan Perubahan Wujudnya. United science. [Online] anonim, april 4, 2012. [Cited: 12 7, 2012.] http://unitedscience.wordpress.com/ipa-1/bab-4-konsep-zat-dan-wujudnya/.