pestisida nabati dari perasan daun pepaya

7
Pengaruh Air Perasan Daun Pepaya (Carica papaya, linn) terhadap Hama Bayam Cabut (Amaranthus tricolor Sp.) Faidzin F. Al-Qodar SMA Sugar Group E-mail: [email protected] ABSTRACT Papaya leaf (Carica papaya) is usually used as meat tenderizer. Papaya leaf contains papain that can be as used natural pesticide. Papain is best extracted from papaya leaves that are still young and fresh. One of ways to obtain papain is to crush papaya leaf and mix it with water. The plants that will be observed in this experiment is spinach plant which the type is one time of harvest time. The method used in the experiment is by comparing spinach that was sprayed by using papaya leaf juice (treatment 1 and treatment 2) and the one that was not sprayed with papaya leaf juice. The focus attention in this experiment is from the number and mass of spinach in harvest result. The result of experiment prove that the most effective is by spraying spinach twice a day and it shows that 40 % more than total number mass of control. Key words: Natural pesticide, papain essence, in vivo, Spinach (Amaranthus tricolor Sp.), spinach pest ABSTRAK Sejak zaman dahulu masyarakat biasa menggunakan daun pepaya sebagai pelunak daging. Daun pepaya mengandung bahan aktif papain yang berpotensi sebagai pestisida nabati. Daun pepaya yang memiliki kandungan papain terbanyak yaitu daun pepaya yang masih muda dan segar. Untuk mendapatkan papain dapat dilakukan pemerasan daun pepaya dengan cara menumbuk dan mencampurnya dengan air. Tanaman yang akan diujicobakan dalam penelitian ini adalah bayam cabut (satu kali masa panen). Dalam percobaan ini digunkan metode perbandingan hasil antara bayam yang disemprot air perasan daun pepaya dengan tanaman yang tidak di semprot dengan air perasan daun pepaya. Sesuatu yang akan diamati dilihat dari jumlah dan massa daun bayam cabut saat masa panen. Hasil percobaan membuktikan bahwa penyemprotan pestisida nabati dengan menggunakan air perasan daun pepaya lebih efektif dilakukan sebanyak dua kali dalam sehari dan hasil lebih masa yang didapat yaitu 40% dari massa tanaman kontrol. Kata kunci :Pestisida nabati, enzim papain, in vivo, Bayam cabut (Amaranthus tricolor Sp.), Hama bayam cabut

Upload: faidzin-fitrah-alqodar

Post on 25-Jun-2015

1.126 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pestisida Nabati dari Perasan Daun Pepaya

Pengaruh Air Perasan Daun Pepaya (Carica papaya, linn) terhadap Hama Bayam Cabut (Amaranthus tricolor Sp.)

Faidzin F. Al-Qodar

SMA Sugar GroupE-mail: [email protected]

ABSTRACT

Papaya leaf (Carica papaya) is usually used as meat tenderizer. Papaya leaf contains papain that can be as used natural pesticide. Papain is best extracted from papaya leaves that are still young and fresh. One of ways to obtain papain is to crush papaya leaf and mix it with water.

The plants that will be observed in this experiment is spinach plant which the type is one time of harvest time. The method used in the experiment is by comparing spinach that was sprayed by using papaya leaf juice (treatment 1 and treatment 2) and the one that was not sprayed with papaya leaf juice. The focus attention in this experiment is from the number and mass of spinach in harvest result. The result of experiment prove that the most effective is by spraying spinach twice a day and it shows that 40 % more than total number mass of control.

Key words: Natural pesticide, papain essence, in vivo, Spinach (Amaranthus tricolor Sp.), spinach pest

ABSTRAK

Sejak zaman dahulu masyarakat biasa menggunakan daun pepaya sebagai pelunak daging. Daun pepaya mengandung bahan aktif papain yang berpotensi sebagai pestisida nabati. Daun pepaya yang memiliki kandungan papain terbanyak yaitu daun pepaya yang masih muda dan segar. Untuk mendapatkan papain dapat dilakukan pemerasan daun pepaya dengan cara menumbuk dan mencampurnya dengan air.

Tanaman yang akan diujicobakan dalam penelitian ini adalah bayam cabut (satu kali masa panen). Dalam percobaan ini digunkan metode perbandingan hasil antara bayam yang disemprot air perasan daun pepaya dengan tanaman yang tidak di semprot dengan air perasan daun pepaya. Sesuatu yang akan diamati dilihat dari jumlah dan massa daun bayam cabut saat masa panen. Hasil percobaan membuktikan bahwa penyemprotan pestisida nabati dengan menggunakan air perasan daun pepaya lebih efektif dilakukan sebanyak dua kali dalam sehari dan hasil lebih masa yang didapat yaitu 40% dari massa tanaman kontrol.

Kata kunci :Pestisida nabati, enzim papain, in vivo, Bayam cabut (Amaranthus tricolor Sp.), Hama bayam cabut

1. LATAR BELAKANG

Penggunaan pestisida sintetis (menggunakan bahan kimia sintetis) yang dinilai praktis untuk mengendalikan serangan hama, ternyata membawa dampak negatif bagi lingkungan sekitar bahkan bagi penggunanya sendiri. Maka dari itu dibutuhkan suatu alternatif lain yang tidak berdampak negatif seperti pestisida nabati yang ramah lingkungan. Pada percobaan ini digunakan

air perasan daun pepaya yang mengandung bahan aktif papain.

Perkembangan hama bayam sangat tinggi dan dengan melakukan percobaan ini diharapkan dapat mengetahui pengaruh air perasan daun pepaya untuk meningkatkan hasil panen bayam cabut. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa air perasan daun pepaya dapat dijadikan sebagai pengendali hama yang efektif untuk mengendalikan hama bayam cabut.

Page 2: Pestisida Nabati dari Perasan Daun Pepaya

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai alternatif pengendalian hama berbahan baku daun pepaya tanpa penggunaan deterjen. Dalam penelitian ini hanya akan mengamati tentang kondisi fisik dari tanaman yang diujicobakan dan tidak menjelaskan secara detail reaksi yang terjadi secara kimiawi maupun reaksi hama tanaman bayam. Pengamatan yang dilakukan dapat dilihat dari perbandingan jumlah daun yang sehat dan jumlah daun yang rusak saat masa panen.

2. TINJAUAN PUSTAKA

Tanaman pepaya adalah tanaman yang tergolong kedalam genus carica, famili caricaceae. Tanaman pepaya hampir semua bagiannya mulai dari akar, daun, getah sampai biji dapat dimanfaatkan. Papain adalah enzim proteolitik yang telah dikenal sebagai pelunak daging. Zat tersebut melakukan proses pemecahan jaringan ikat yang disebut proses proteolitik. Semakin banyak protein yang dipecah, daging yang dihasilkan semakin lunak. Papain melemaskan cacing dengan cara merusak protein tubuh cacing dan cacing akan keluar dalam keadaan hidup. Hal tersebut menunjukkan bahwa papain bekerja sebagai vermifuga. Beberapa species Carica papaya ternyata cukup berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai pestisida nabati. Menurut Subiyakto Sudarmo (2005), daun pepaya mengandung enzim papain yang efektif untuk mengendalikan ulat dan hama penghisap[1]. Dalam pembuatan pestisida nabati Subiyakto S. menggunakan daun pepaya yang dihaluskan dan dicampur dengan 50 gram deterjen, 2 sendok makan minyak tanah dan 10 liter air. Pengaruh hama bayam terhadap tanaman bayam dapat menyebabkan beberapa kerugian, diantaranya yaitu berat batang berkurang, tanaman bayam menjadi kerdil dan pertumbuhan tidak normal.

Dalam percobaan ini digunakan daun pepaya yang masih muda dan segar. Kemudian daun pepaya ditumbuk dan dicampurkan air untuk diambil perasannya. Percobaan ini menggunakan metode perbandingan antara kontrol, perlakuan 1 dan perlakuan 2.

3. PROSEDUR PENELITIAN

Percobaan ini dilakukan di ladang perumahan housing 1 F.394 pada tanggal 3 November - 25 Desember 2008. Alat yang digunakan yaitu; gelas beker, alat tumbuk dari besi, pisau, alat penyemprot. Bahan yang digunakan yaitu; 1

kilogram daun pepaya dan 10 liter air. Cara kerja dari percobaan ini yaitu:

3.1 PEMBUATAN PETAK LAHAN UNTUK TANAMAN BAYAM

Lahan yang akan ditanami dapat dicangkul/dibajak sedalam 30-40 cm. Lahan kemudian dibiarkan selama dua minggu agar tanah matang benar. Setelah tahap pencangkulan kemudian dibuat petak lahan dengan lebar kurang lebih 120 cm dan panjang 200 cm, tergantung jumlah populasi tanaman yang akan ditanam. Dibuat parit antar petakan selebar 20-30 cm, kedalaman 30 cm untuk drainase. Pada petak lahan dibuat lubang tanam dengan jarak antar baris 60-80 cm dan jarak antar lubang 40-50 cm. Hal ini kerena setiap bayam membutuhkan ruang untuk melakukan penyerapan air yang cukup.

3.2 PEMINDAHAN BIBIT BAYAM

Setelah bibit tumbuh berumur sekitar 7-14 hari dari masa penyemaian, bibit dipindah-tanam ke dalam pot-pot yang terbuat dari daun pisang atau kantong plastik es mambo yang sebelumnya telah diisi dengan campuran tanah dan pupuk organik. Bibit dalam pot disiram teratur dan setelah berumur sekitar 14 hari setelah dipotkan, bibit tersebut telah siap untuk dipindah-tanam ke lapangan. Masa panen dilakukan saat bayam cabut berumur 25 hari setelah ditanam di lapangan.

Gambar 1. Bibit bayam berumur 14 hari saat dipotkan

Gambar 2. Bibit bayam berumur 17 hari saat di lapangan

Page 3: Pestisida Nabati dari Perasan Daun Pepaya

3.4 MACAM-MACAM

Bayam merupakan tanaman yang mudah teserang hama. Secara umum bayam mempunyai 4 macam hama. Hama tersebut adalah Serangga ulat daun (Spodoptera plusia Hymenia), Serangga kutu daun (Myzus persicae Thrips sp.), serangga tungau (Polyphagotarsonemus latus), dan serangga lalat (Liriomyza sp.). Berikut gambar serangga yang sering menyerang hama bayam ;

Gambar 3. Serangga daun bayam berwarna coklat

Gambar 4. Serangga daun bayam berwarna hijau

Gambar 5. Kutu daun bayam

3.5 PEMBUATAN AIR PERASAN DAUN PEPAYA

Disiapkan satu kilogram daun pepaya yang masih muda. Kemudian dilakukan penggilasan daun pepaya dengan cara menumbuk atau memblendernya. Penumbukan dapat dilakukan dengan mencampurkan sepuluh liter air sebagai campuran supaya mendapatkan air perasan daun pepaya. Kemudian tuangkan air perasan daun pepaya ke dalam tempat penyemprot.

3.6 PERLAKUAN TERHADAP SETIAP PETAK LAHAN TANAMAN BAYAM

Di dalam percobaan ini menggunakan metode perbandingan antara kontrol, perlakuan 1 dan perlakuan 2. Pada tanaman kontrol hanya dilakukan penyiraman tanaman. Air merupakan zat yang tepat digunakan sebagai kontrol, karena air merupakan senyawa yang tidak memiliki kandungan zat berbahaya. Pada perlakuan 1 dilakukan penyiraman dan penyemprotan pestisida nabati sebanyak satu kali dalam sehari yang dilakukan saat pagi hari. Pada perlakuan 2 dilakukan penyiraman dan penyemprotan pestisida nabati sebanyak dua kali dalam sehari yang dilakukan saat pagi dan sore hari.

3.7 METODE PENYEMPROTAN

Dalam proses penyemprotan terdapat dua metode yaitu metode in vivo dan in vitro. Metode In vivo merupakan metode penyemprotan yang dilakukan secara langsung terhadap tanaman dengan tidak mengambil sampel hama. Sedangkan metode in vitro merupakan metode penyamprotan yang dilakukan dengan mengambil sampel hama yang diinginkan dan meleta kkannya di sebuah tempat untuk dilakukan penyemprotan. Tempat yang bisa digunakan dalm metode in vitro yaitu cawan petri. Percobaan ini merupakan percobaan yang dilakukan dengan metode in vivo, yaitu dengan menyemprotkan pestisida nabati secara langsung ke tanaman bayam dengan kondisi alami.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

HasilHasil dari percobaan di atas disajikan dalam bentuk tabel dan grafik sebagai berikut:

Penga-matan

Kontrol Perlakuan 1 (1x siram)

Perlakuan 2 (2x siram)

Total jumlah daun saat pa-

88 90 98

Page 4: Pestisida Nabati dari Perasan Daun Pepaya

nenTotal jumlah daun sehat saat panen

51 59 72

Total jumlah daun rusak saat panen

37 31 26

Hasil panen (Daun sehat)

100 Gram

120 Gram 140 Gram

Hasil panen (Daun rusak)

60 gram 40 Gram 20 Gram

Tabel 1. Hasil perbandingan jumlah dan masa daun bayam cabut.

Grafik perbandingan hasil panen

88

5137

90

59

31

98

72

26

0

20

40

60

80

100

120

Total jumlahdaun saat

panen

Total jumlahdaun sehatsaat panen

Total jumlahdaun rusaksaat panen

Hasil pengamatan

Jum

lah

dau

n

Kontrol

Perlakuan 1

Perlakuan 2

Grafik 1. Perbandingan jumlah daun dari hasil panen yang telah didapat

Grafik perbandingan hasil panen

100

60

120

40

140

20

0

20

40

60

80

100

120

140

160

Hasil panen(Daun sehat)

Hasil panen(Daun rusak)

Hasil pengamatan

Ber

at d

aun

saa

t p

anen

(G

ram

)

Kontrol

Perlakuan 1

Perlakuan 2

Grafik 2. Perbandingan masa daun dari hasil panen yang telah didapat

Gambar 6. Keadaan daun bayam sehat

Gambar 7. Keadaan daun bayam rusak

Pembahasan

Terlihat bahwa masa hasil panen daun sehat pada tanaman bayam yang disemprot menggunakan pestisida nabati lebih bagus dibandingkan masa pada tanaman kontrol. Namun, perbandingan masa daun sehat yang diberikan pestisida nabati antara perlakuan 1 dan perlakuan 2 berbeda. Hasil panen daun sehat pada perlakuan 2 lebih berat dibandingkan pada perlakuan 1. Hal ini membuktikan bahwa penyemprotan pestisida nabati lebih efektif dilakukan sebanyak dua kali dalam sehari.

Rusaknya daun bayam tidak hanya disebabkan oleh serangan hama melainkan karena adanya faktor luar yang mempengaruhi seperti; kondisi cuaca, curah hujan yang berkepanjangan dan faktor-faktor lainnya. Pada percobaan ini, terlihat banyaknya daun bayam yang terserang hama. Pada saat bayam belum disemprot, bayam dalam keadaan terserang hama dan saat bayam disemprotkan, sebagian besar hama lebih memilih untuk berpindah tempat menuju tanaman yang dijadikan sebagai kontrol.

Adanya bahan aktif papain dalam daun pepaya yang tidak disukai oleh ulat dan serangga, dibuktikan dengan percobaan yang telah dilakukan bahwa jumlah daun rusak pada bayam kontrol lebih banyak dibandingkan dengan jumlah daun rusak pada perlakuan 1 dan 2. Dari hasil yang telah diperoleh, hasil lebih yang didapat 40% dari massa jumlah daun pada tanaman kontrol.

Page 5: Pestisida Nabati dari Perasan Daun Pepaya

5. KESIMPULAN

Perasan air daun papaya ternyata mampu menjadi larutan yang efektif sebagai penolak datangnya hama bayam dengan penyemprotan yang dilakukan dua kali dalam sehari saat pagi dan sore hari.

6. SARANUntuk penelitian yang selanjutnya akan lebih baik apabila dilkukan dengan variasi penyemprotan yang berbeda dan tidak melakukan penelitian ini pada saat musim hujan.

7. REFERENSI

[1] Subiyakto.2005.”Insektisida nabati” Sebagai Alternatif Pengendalian Serangga, Ballitas diunduh Malang 31 Maret 1999.

[2] Wilda. 2007.”Kamus Biologi”, Yayasan Ohor Indonesia, diunduh Mei 2007.

[3] Irningsih, “Hasil laporan PDF “ MPLaboratorium Pengujian Mutu Pupuk dan Pestisida Kimia Agro, Jl. Tangkuban Perahu Km.22 Cikole -Lembang 40391, 12 Januari 2009.

[4] Nurcahyo. 2007. Pestisida Organik Aman UntukEkosistem.http:// www.indonesiaindonesia.com diunduh tanggal 03 Mei 2009 ((16:07:02 PM))

[5] Djojosumarto. PESTISIDA & APLIKASINYA. PT Agromedia Pustaka, Jakarta diunduh 24 Desember 2008.

[6] Horn, C.W. et. al. 2001. Black Spot symptoms on Papaya, Plant Pathology and Microbiology.http://plantpathology.tamu.edu/Texlab/Fruit/Papaya/pbs.html Diunduh tanggal 13 Januari 2009 (12:07:02 PM).

[7] Sintia Mona. 2006. Data Jenis Pestisida Alami dari Berbagai Sumber. http://www.alibaba.com/trade/search. diunduh tanggal 03 April 2009 (9:07:02 PM).