peta potensi dan persebaran obyek wisata alam di kabupaten kebumen berdasarkan bentuklahan sebagai...
TRANSCRIPT
448
PETA POTENSI DAN PERSEBARAN OBYEK WISATA ALAM DI KABUPATENKEBUMEN BERDASARKAN BENTUKLAHAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN
BERFIKIR SPASIAL1)
Yanuar Sulistiyaningrum2), Rita Noviani3)
ABSTRAK
Terbentuknya obyek wisata alam sangat bergantung pada kondisi geografis suatu wilayah.Salah satu faktor geografis yang menjadi faktor pembentuk obyek wisata alam adalah variasibentuk permukaan bumi. Variasi bentuk permukaan bumi serta proses - proses yang berlangsungterhadap permukaan bumi tersebut, akan menciptakan berbagai macam bentuklahan dan akanmemunculkan banyak obyek wisata yang menarik. Kabupaten Kebumen merupakan salah satukabupaten yang memiliki bentuklahan yang bervariasi, sehingga di Kabupaten Kebumen terdapatbanyak obyek wisata alam. Obyek wisata alam yang ada di Kabupaten Kebumen merupakanobyek wisata yang potensial dan layak untuk dikembangkan. Tujuan dari penelitian ini adalahuntuk mengidentifikasi kembali potensi - potensi dan persebaran obyek wisata alam yang ada, danuntuk mengetahui keterampilan berfikir spasial apa saja yang diperoleh dari informasi geospasialberupa Peta persebaran dan potensi obyek wisata alam di Kabupaten Kebumen berdasarkanbentuklahan.
Penelitian ini mengambil lokasi di Kabupaten Kebumen, karena Kabupaten Kebumenmemiliki bentuklahan yang bervariasi dengan banyak obyek wisata alam. Analisis data dilakukandengan menggunakan analisis tetangga terdekat, skoring dan analisis spasial. Obyek wisata alamdi Kabupaten Kebumen berjumlah 31 obyek wisata alam, yang tersebar pada 3 bentuklahan yangberbeda. Obyek wisata pada bentuklahan marin berjumlah 14 obyek wisata, pada bentuklahanstruktural 7 obyek wisata dan pada bentuklahan solusional berjumlah 10 obyek wisata. Obyekwisata yang memiliki potensi tinggi sebanyak 5 (16,13%) obyek wisata, yang memiliki potensisedang berjumlah 17 (54,84%) obyek wisata dan yang memiliki potensi rendah sebanyak 9 (29%)obyek wisata. Analisis spasial yang dapat dilakukan pada peta persebaran obyek wisata alam diKabupaten Kebumen berdasarkan bentuklahan adalah analisis region/wilayah, pattern/pola, aura,analogi, dan asosiasi. Analisis spasial yang dapat dilakukan pada peta potensi obyek wisata alamdi Kabupaten Kebumen berdasarkan bentuklahan adalah heirarki/hirarki,comparation/perbandingan dan aura.
Kata kunci: obyek wisata alam, bentuklahan, potensi, persebaran, analisis spasial
A. PENDAHULUANBerwisata sejak dulu telah menjadi salah satu kebutuhan hidup semua orang,
dengan cara dan motivasinya masing-masing setiap orang melakukan kegiatan wisata.Kabupaten Kebumen memiliki kekayaan berupa obyek wisata yang beraneka ragam, olehkarena itu Kebumen merupakan daerah tujuan wisata yang perlu dipertimbangkan untukdikunjungi. Obyek wisata alam merupakan wisata unggulan Kabupaten Kebumen, yangbanyak diminati oleh masyarakat. Terbentuknya obyek wisata alam sangat bergantungpada kondisi geografis suatu wilayah, salah satu faktor geografis yang menjadi faktor
1) Makalah disampaikan dalam Seminar Nasional ” Informasi Geospasial untuk KajianKebencanaan Dalam Pelaksanaan Pembangunan Berkelanjuatn dan PengembanganKecerdasan Spasial (Spatial Thinking) Masyarakat)” dalam rangka Geospatial Day diUniversitas Sebelas Maret, Tanggal 22 Maret 2012
2) Mahasiswa Prodi Geografi FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta
e-mail: [email protected] ) Staff Pengajar Prodi Pendidikan Geografi FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta
449
T ju
pembentuk obyek wisata alam adalah variasi bentuk permukaan bumi. Variasi bentukpermukaan bumi serta proses - proses yang berlangsung terhadap permukaan bumitersebut, akan menciptakan berbagai macam bentuklahan dan akan memunculkanbanyak obyek wisata yang menarik. Ada banyak obyek wisata alam di KabupatenKebumen yang memiliki keindahan dan panorama serta kealamian lingkungan yangsangat menarik namun belum diketahui oleh publik, dan belum dikelola dan dimanfaatkansecara optimal. Berdasarkan hal tersebut maka perlu adanya usaha untukmengidentifikasi kembali potensi - potensi obyek wisata alam yang ada sehingga dapatmemunculkan potensi obyek wisata sesuai kemampuan daerah dalam hal sumberdaya,sumber dana, dan kemampuan perencanaan serta pengelolaan yang berkelanjutan.Dalam melakukan identifkasi sebaran dan potensi obyek wisata diperlukan adanyaketerampilan untuk berfikir spasial yang terdiri dari 8 ketermpilan yaitu:comparation/perbandingan, aura, region/wilayah, transition/transisi, analogy/analogi,hierarki/hirarki, Pattern/Pola, Association/Asosiasi.
B. TujuanBerdasarkan permasalahan yang ada maka tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui potensi dan persebaran obyek wisata alam di KabupatenKebumen berdasarkan bentuklahan.
2. Untuk mengetahui keterampilan berfikir spasial apa saja yang diperoleh dariinformasi geospasial berupa Peta persebaran dan potensi obyek wisata alam diKabupaten Kebumen berdasarkan bentuklahan.
C. Metodologi PenelitianLokasi dilaksanakannya penelitian ini adalah di Kabupaten Kebumen, yang secara
geografis terletak pada 7°27' LS - 7°50' LS dan 109°22' BT - 109°50' BT. Obyek – obyekwisata alam yang ada di Kabupaten Kebumen terbentuk pada wilayah – wilayah tertentudan tidak pada sembarang tempat, oleh karena itu kajian obyek wisata pada penelitian inididasarkan pada unit analisis bentuklahan. Teknik analisis data yang digunakan dalampenelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Analisis Tetangga TerdekatBintarto dan Surastopo Hadisumarno, (1979:74) menyatakan bahwa, pola
persebaran yang dilakukan seragam (uniform), acak (random), mengelompok (clustered)dan lain sebagainya dapat diberi ukuran yang bersifat kuantitatif, pendekatan ini disebutanalisis tetangga terdekat. Dengan cara demikian maka perbandingan antara polapersebaran dapat dilakukan dengan baik, bukan saja dari segi waktu tetapi juga dapatsegi ruang (space). Cara perhitungan analisis tetangga terdekat tersebut adalah sebagaiberikut:
T ju jh P
Keterangan :
T : Indeks persebaran tetangga terdekat
Ju : Jarak rata-rata yang diukur antara satu titik dengan titik tetangganya yangterdekat
Jh : Jarak rata-rata yang diperoleh andai kata semua titik mempunyai pola random
J : Jarak antar titik
450
P : Kepadatan titik dalam tiap Km² yaitu jumlah titik (N) dibagi luas wilayah (A)
T = 0 T = 1,0 T = 2,15
Pola Mengelompok Pola Random Pola Seragam
2. SkoringPotensi Obyek Wisata alam dalam penelitian ini dapat diketahui dengan
menggunakan 3 parameter potensi yaitu, atraksi/daya tarik obyek wisata, aksesibilitasobyek wisata dan amenitas obyek wisata. Berikut ini adalah parameter potensi obyekwisata beserta skoringnya:
Tabel 1. Skoring Aksesibilitas Obyek Wisata
Parameter Indikator Kriteria Skor
Aksesibilitas
Jarak dari jalan raya
≥ 4 km 1
2 – 3 km 2
1 – 2 km 3
< 1 km 4
Jalan menuju obyek wisata
Setapak 1
Tanah 2
Berbatu 3
Beraspal 4
Kendaraan menuju obyek wisata
Jalan kaki 1
Roda dua / kuda 2
Pribadi roda 4 3
Umum roda 4 4
Sumber : Cook dan Kamp dalam Sugiyanto ( 2004 ) dimodifikasi
Tabel 2. Skoring Daya Tarik Obyek Wisata / Atraksi Obyek Wisata
451
Parameter Indikator Kriteria Skor
DayaTarik
ObyekWisata
Tingkat kelangkaan atau keunikan
Tingkat lokal 5
Tingkat regional 10
Tingkat nasional 15
Tingkat internasional 20
Macam sumberdaya rekreasi alamyang tersedia/pilihan kegiatanrekreasi (geologi, flora, fauna, air,dll)
Ada 1 macam obyek 3
Ada 2 macam obyek 6
Ada 3 macam obyek 9
Ada ≥ 4 macam obyek 12
Nilai obyek wisata (rekreasipengetahuan, kebudayaan,pengobatan, kepercayaan)
Ada 1 nilai obyek 3
Ada 2 nilai obyek 6
Ada 3 nilai obyek 9
Ada ≥ 4 nilai obyek 12
Ketersediaan lahan untuk rekreasi(bersantai, bermain, berolahraga)
Tidak tersedia 1
Tersedia tetapi hanya salah satu 4
Tersedia tetapi terbatas 6
Tersedia cukup luas 8
Variasi pandangan menuju obyek
1 variasi pandangan menuju obyek 3
2 variasi pandangan menuju obyek 6
3 variasi pandangan menuju obyek 9
≥ 4 variasi pandangan menuju obyek 12
Kebersihan udara lokasi (tidak adapengaruh polusi dari : alam,industri, permukiman, sampah,binatang )
Ada > 5 sumber polusi 1
Ada 3 – 4 sumber polusi 3
Ada 1-2 sumber polusi 4
Tidak ada sumber polusi 5
Sumber : Departemen Kehutanan dimodifikasi dalam Sugiyanto (2004)
Tabel 3. Skoring Amenitas Obyek Wisata
452
Parameter Indikator Kriteria Skor
SaranaPrasarana danFasilitas Dasar(Amenitas )
Sarana air bersih Sulit didapat 1
Tersedia tetapi terbatas 2
Tersedia memadai 4
Sarana ibadah
Belum tersedia 1
Tersedia tetapi belum memadai 2
Tersedia dengan kondisi baik 4
Listrik
Belum terjangkau 1
Sudah terjangkau tetapi sebagian 2
Terjangkau baik 4
Jaringan Telekomunikasi
(Signal HP dan Jaringan telfonrumah)
Belum tersedia 1
Tersedia 1 – 3 jaringan 2
Terdapat > 4 jaringan 4
Tempat parkir Belum tersedia 1
Tersedia tetapi sempit 2
Tersedia luas 4
MCK Tidak ada 1
Ada 1 – 4 unit 2
Ada > 5 unit 4
Warung makan Tidak ada 1
Ada 1 – 4 unit 2
Ada > 5 unit 4
Akomodasi Belum ada sama sekali 1
Kurang lengkap 4
Lengkap 8
Sumber : Departemen Kuhutanan dengan modifikasi dalam Singgih Prihadi (2005)
Cara perhitungan potensi gabungan dapat dilihat di bawah ini:
I .............................( Sutrisno Hadi 1987:12)
453
R = Total Skor tertinggi – Total Skor terendah
Total Skor tertinggi = T1 + T2 + T3 69 + 12 + 36 = 117
Total Skor terendah = R1 + R2 + R3 16 + 3 + 8 = 27
I
I = = 30
Tabel 4. Klasifikasi Potensi Obyek Wisata
No Kelas Rentang
Nilai Kriteria
1 I = obyek wisatapotensi tinggi 87 – 117
Merupakan obyek wisata yang menarik untuk dikunjungi.Obyek wisata dengan potensi tinggi memiliki total skortinggi, baik dari segi daya tarik obyek wisata, aksesibilitasdan sarana prasarana obyek wisata.
2II = Obyek
wisata potensisedang
57 – 86Merupakan obyek wisata yang cukup menarik. Obyekdengan aksesibilitas dan sarana prasarana yang kuranglengkap
3III = obyek
wisata potensirendah
27 – 56Obyek wisata yang kurang menarik, pengunjungnyaadalah masyarakat sekitar obyek wisata. tingkataksesibilitas dan amenitas masih rendah.
Sumber:analisis data
3. Analisis SpasialAnalsis spasial dapat dilakukan untuk meningkatkan kecerdasan spasial atau
spatial thinking siswa. Dalam melakukan analisis spasial ada 8 keterampilan yang harusdilakukan dalam melakukan analisis, keterampilan dalam analisis spasial dapat dilihatpada tabel 5.
Tabel 5. Delapan mendasar Keterampilan Berpikir Spasial tercantum di bawah ini.
No Ketrampilan Definisi Contoh
1 Comparation/Perbandingan
Membandingkan satu tempatdengan yang lain
misalnya, curah hujan, pendapatan,citra satelit,peta, grafik
2 aura Menggambarkan letak suatutempat dapat berpengaruh dengantempat didekatnya. (lokasitetangga)
misalnya, asap daripabrik,kebisingandarijalan raya, nilai property dekattaman
3 Region/Wilayah
Mendeleiniasi tempat-tempat yangmemiliki karakterikstik yang sama
misalnya, wilayah pertanian Jagung,dataran tinggi, wilayah pedesaan,perkotaan
454
4 Transition/Transisi
Menggambarkan apa yang terjadiantara duatempat dengan kondisi yangdiketahui
misalnya, Apakah kenampakanberubah secara bertahap atau tiba-tibaa berpindah dari satu tempat ketempat lainnya.
5 Analogy/Analogi
Mencari tempat di(desa, kota,gunug dan lainnya) memiliki posisiyang sama dan karena itu memilikikondisi yang sama
Misalnya iklim, Mediterania, zonasubduksi,daerah urban fringe
6 Heirarki/Hirarki
Mengidentifikasi hirark ispasial,atau bagaimana sekumpulankenampakan berhubungan satusama lain
misalnya, jaringan sungai, hirarkidistribusi,politik hirarki(kota,kabupaten, negara bagian, negara)
7 Pattern/ Pola Menggambarkan susunankenampakan atau kondisidi suatudaerah
misalnya, tersebar merata, melingkar,mengelompok, sejajar
8 Association/Asosiasi
Mengidentifikasi kenampakansuatu obyek dengan kenampakanobyek di dekatnya.
misalnya, mal dan jalan bebashambatan keluar, malaria dan nyamukAnopheles
D. Hasil dan Pembahasan
Kabupaten Kebumen memiliki luas daerah 128.111,50 ha atau 1.281,11 km2
dengan kondisi beberapa wilayah merupakan pantai, pegunungan, dan sebagian besarmerupakan dataran rendah. Berikut ini adalah hasil penelitian yang berupa peta sebaranobyek wisata alam di Kabupaten Kebumen.
455
Peta 1 merupakan peta persebaran obyek wisata alam di Kabupaten Kebumenberdasarkan bentuklahan. Peta sebaran obyek wisata alam di Kabupaten kebumenberdasarkan bentuklahan dapat dijaddikan sebagai media untuk melatih siswa berfikirspasial, dimana guru dapat menerangkan obyek wisata alam di Kabupaten Kebumendengan menggunakan analisis spasial. Berdasarkan peta tersebut terdapat beberapaanalisis spasial yang dapat dilakukan diantaranya:
1. Region/wilayahWilayah merupakan tempat – tempat yang memiliki karakteristik atau ciri yang
sama. Keterampilan spasial dalam hal region atau wilayah adalah mengubungkantempat – tempat yang memiliki karakteristik yang sama. Berdasarkan peta tersebutdapat dilihat bahwa setiap region dideleniasi atau ditarik garis yangmenghubungkan tempat – tempat yang sama dan diberi simbol area yang berbeda,pada peta tersebut setiap region digambarkan dengan menggunakan simbol areaatau poligon sesuai dengan bentuklahannya. Pada peta 1 dapat diketahui bahwa diKabupaten Kebumen terdapat 4 region atau wilayah, yaitu wilayah bentuklahanmarin yang disimbolkan dengan warna hijau, wilayah bentuklahan solusionaldisimbolkan dengan warna orange, wilayah bentuklahan struktural disimbolkandengan warna ungu dan wilayah bentuklahan fluvial disimbolkan dengan warna birutua.
2. Pattern/PolaBerdasarkan peta 1, pola sebaran obyek wisata alam pada setiap bentuklahan
dapat diketahui. Salah satu cara untuk mengetahui pola persebaran suatu obyekadalah menggunakan analisis tetangga terdekat. Penentuan pola sebaran untuksetiap bentuklahan dapat dilihat pada tabel 6.
Tabel 6. Pola Sebaran Obyek Wisata Alam di Kabupaten Kebumen BerdasarkanBentuklahan.
No.
Bl.Marin Bl.Struktural Bl.Solusional
Garis
Titik Jarak Garis
Titik Jarak Garis
Titik Jarak
1A
11-12 0,769 I
25 -26 1,097 M 1-2 1,852
2B
13-14 2,685 J
27 -28 7,162 N 2-3 0,326
3C
15-16 0,472 K
29 -28 8,307 O 4-3 0,264
4D
17-18 1,461 L
30 -31 2,111 P 3-5 0,291
5E
18-19 1,081 Q 6-5 0,865
6F
19-20 3,885 R 7-6 4,525
7G
21-22 4,287 S 8-9 1,095
456
8H
23-24 8,622 T
10-9 0,403
Jumlah23,262 18,677 9,621
Luas (Km)41,5 417,500 133,7
N 14 7 10
P0,337 0,0168 0,0747
Ju1,66 2,668 0,962
Jh0,862 3,876 1,830
T 1,9 0,7 0,5
Pola Uniform Random Cluster
Sumber: analisis peta 1
Berdasarkan hasil analisis tetangga terdekat, didapatkan hasil bahwa obyekwisata yang berada pada bentuklahan marin memiliki pola seragam atau uniform,bentuklahan struktural memiliki pola random atau acak dan bentuklahan solusioanlmemiliki pola mengelompok atau cluster. Berdasarkan hasil pola tersebut kemudiandapat dianalisis mengapa polanya seperti itu dan bagaimana bisa terjadi.Contohnya adalah obyek wisata yang berada pada bentuklahan solusional, obyekwisata pada bentuklahan solusional memiliki pola mengelompok. Lokasi obyekwisata yang sangat berdekatan atau mengelompok disebabkan karena obyekwisata hanya dapat terbentuk pada kondisi tertentu yang memenuhi syarat, yaitumemiliki faktor fisik yang mendukung (struktur geoligis, batuan, air) ada pula faktorkimiawi, faktor biologis, faktor iklim dan faktor lingkungan. Faktor geologi yangmendukung terjadinya pelarutan adalah jenis batugamping yang masif.Pembentukan topografi karst dimulai pada saat air permukaan memasuki rekahanyang diikuti dengan pelarutan batuan pada zona rekahan tersebut. Berdasarkanpenjelasan tersebut, maka dapat diketahui bahwa memang tidak semua tempatpada bentuklahan solusional dapat terbentuk obyek berupa gua, ataupun obyekwisata lain. Obyek wisata yang berada pada bentuklahan marin memiliki polaseragam, karena jaraknya yang berdekatan dan teratur memanjang dari barat ketimur di sepanjang pesisir Kabupaten Kebumen. Pola sebaran obyek wisata padabentuklahan struktural menyebar atau acak karena, obyek wisata alam hanya dapatterbentuk pada kondisi topografi tertentu. Jarak antar obyek wisata padabentuklahan struktural saling berjauhan, sehingga pola sebarannya membentukacak.
3. Association/AsosiasiAssociation atau asosiasi merupakan kemampuan untuk mengidentifikasi
kenampakan suatu obyek dengan kenampakan obyek di dekatnya. Berdasarkanpeta 1 dapat diketahun bahwa keberadaan bentuklahan solusional berbatasan
457
langsung dengan bentuklahan marin di bagian selatan. Berdasarkan hal tersebutmaka dapat diasosiasikan bahwa pada bentuklahan solusional yang berbatasanlangsung dengan bentuklahan marin akan terbentuk pantai cliffs, karena dindingkarst terkikis oleh ombak di pantai.
4. AuraAnalisis spasial aura merupakan kemampuan spasial untuk menggambarkan
letak suatu tempat dapat berpengaruh dengan tempat didekatnya (lokasi tetangga).Berdasarkan peta 1 dapat diketahui bahwa Kabupaten Kebumen berbatasanlangsung dengan Samudera Hindia. Berdasarkan hal tersebut maka dapat dianalisisbahwa laut dapat berpengaruh terhadap wilayah disekitar pantai. Intrusi air lautmerupakan satu hal yang dapat terjadi akibat pengaruh lokasi laut di dekatnya.
5. Analogy/AnalogiAnalogi merupakan analisis spasial untuk mencari tempat (di desa, kota,
gunug dan lainnya) yang memiliki posisi yang sama, oleh karena itu memiliki kondisiyang sama. Berdasarkan peta 1 dapat dianalogikan bahwa masyarakat yang tinggalpada bentuklahan fluvial baik bentuklahan fluvial di bagaian barat ataupun di bagiantimur akan memiliki pekerjaan yang sama, yaitu sebagai petani. Sama halnyadengan masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir, baik pesisir di KabupatenKebumen ataupun di Kabupaten Cilacap memiliki pekerjaan yang sama yaitusebagai nelayan.
Obyek wisata alam yang berada di Kabupaten Kebumen memiliki potensi yangbervariasi, mulai dari potensi tinggi, sedang maupun rendah. Potensi masing – masingobyek wisata alam di Kabupaten Kebumen pada setiap bentuklahan dapat dilihat padatabel 7.
Tabel 7. Potensi Obyek Wisata Alam pada Bentuklahan Solusional
No Obyek Wisata Alampada Bl Marin
SkorAtraksi
SkorAksesibilitas
SkorAmenitas
SkorTotal
PotensiObyekWisata
1 Pantai Ayah 50 12 28 90 Tinggi
2 Pantai dan TPIPedalen 40 11 26 77 Sedang
3 Pantai Menganti danTanjung Karangbata 44 9 16 69 Sedang
4 Pantai Pasir 40 10 23 73 Sedang
5 PantaiKarangbolong 49 12 24 85 Sedang
6 Pantai Suwuk 50 12 26 88 Tinggi
7 Pantai Bopong 35 10 12 57 Sedang
458
8 PantaiCliringsilongob 35 8 12 55 Rendah
9 Pantai Gilianyar 38 7 12 57 Sedang
10 Pantai Petanahan 49 12 28 89 Tinggi
11 Pantai Taggulangin 32 8 12 52 Rendah
12 Pantai Bocor 31 10 17 58 Sedang
13 Pantai Ambal 32 9 12 53 Rendah
14 Pantai Rowomirit 35 9 13 57 Sedang
No Obyek Wisata Alampada Bl Solusional
SkorAtraksi
SkorAksesibilitas
SkorAmenitas
SkorTotal
PotensiObyekWisata
15 Curug Gintung Tugu 41 5 14 60 Sedang
16 Gua Lawet 34 5 9 48 Rendah
17 Gua Asrep 31 5 12 48 Rendah
18 Gua Ubalan 31 7 17 55 Rendah
19 Gua Penganten 31 5 11 47 Rendah
20 Gua Jatijajar 66 12 36 114 Tinggi
21 Gua Petruk 53 12 20 85 Sedang
22 Langan Ujung 32 9 15 56 Rendah
23 Kolam Renang AlamSarimugiharjo 31 9 21 61 Sedang
24 Sendang pelus 34 10 15 59 Sedang
No Obyek Wisata Alampada BL Struktural
SkorAtraksi
SkorAksesibilitas
SkorAmenitas
SkorTotal
PotensiObyekWisata
25 WadukWadaslintang 46 12 17 75 Sedang
26 Sungai Bedegolan 38 10 13 61 Sedang
27 LIPIKarangsambung 53 12 24 89 Tinggi
28 PAP Krakal 45 12 21 78 Sedang
29 Curug Pandansari 38 8 13 59 Sedang
459
30 Curug Bonosari 35 5 12 52 Rendah
31 Waduk Sempor 40 12 30 82 Sedang
Sumber : Analisis Data Primer
Potensi obyek wisata alam di Kabupaten Kebumen dibagi menjadi 3 yaitu tinggi,sedang dan rendah. hasil analisis data primer dapat dipetakan menjadi peta potensiobyek wisata alam di Kabupaten Kebumen sebagai berikut:
Peta 2 merupakan peta potensi obyek wisata alam di Kabupaten Kebumenberdasarkan bentuklahan. Berdasarkan peta tersebut terdapat beberapa analisis spasialyang dapat dilakukan diantaranya:
1. Heirarki/HirarkiAnalisis spasial hirarki merupakan analisis spasial dengan mengidentifikasi
hirarki spasial, atau bagaimana sekumpulan kenampakan berhubungan satu samalain. Berdasarkan peta 2 dapat dilihat bahwa di dalam peta tersebut terdapat hirarkipotensi obyek wisata alam, yang disimbolkan dengan warna bertingkat. Semakintinggi potensi obyek wisata maka simbol warna yang digunakan semakin gelap,sebaliknya semakin rendah potensi obyek wisata maka simbol warna yangdigunakan semakin terang. berdasarkan analisis peta 2 dapat diketahui bahwaobyek wisata yang memiliki potensi tinggi sebanyak 5 obyek wisata, sedangkanyang memiliki potensi sedang berjumlah 17 obyek wisata dan sisanya sebanyak 9obyek wisata memiliki potensi rendah. berdasarkan hal tersebut dapat dianalisiskembali, bahwa obyek wisata yang memilki potensi tinggi memiliki pengunjung yanglebih tinggi daripada obyek wisata yang berpotensi rendah.
2. Comparation/Perbandingan
460
Komparasi merupakan analisis dengan membandingkan satu tempat dengantempat yang lainnya. Berdasarkan peta 2 dapat diketahui bahwa KabupatenKebumen memiliki potensi wisata pada bentuklahan solusional, KabupatenKebumen juga memiliki potensi wisata pada bentuklahan marin. Jika potensi antarakedua wilayah tersebut dibandingkan, maka obyek wisata pada bentuklahansolusional memiliki potensi yang lebih unggul daripada potensi obyek wisata padabentuklahan marin. Obyek wisata marin merupakan obyek wisata yang tidak hanyadimiliki oleh Kabupaten Kebumen, akan tetapi dimiliki juga oleh kabupaten di bagianbarat (Kabupaten Cilacap) dan bagian timur Kabupaten Kebumen (KabupatenPurworejo). Keberadaan pantai merupakan suatu hal yang biasa dan banyakditemui, akan tetapi gua pada bentuklahan solusional hanya ada di Kebumensehingga bentuklahan solusional memiliki kunggulan koparatif jika dibandingkandengan obyek wisata pada bentuklahan lainnya.
3. AuraAnalisis spasial aura merupakan kemampuan spasial untuk menggambarkan
bahwa letak suatu tempat dapat berpengaruh dengan tempat didekatnya (lokasitetangga). Obyek wisata yang memiliki potensi tinggi memiliki aura yang positif bagikehidupan di sekitar obyek wisata. karena obyek wisata yang memiliki potensi tinggiakan menjadi daerah yang ramai dikunjungi. Keramaian obyek wisata tersebut akanberpengaruh terhadap mata pencaharian masyarakat sekitar obyek wisata,masyarakat yang tinggal di sekitar obyek wisata yang ramai pengunjung akanbermata pencaharian di sektor jasa dan perdagangan.
E. Kesimpulan dan Saran1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis hasil penelitian maka dapat dirumuskankesimpulan penelitian sebagai berikut :
a. Obyek wisata alam di Kabupaten Kebumen berjumlah 31 obyek wisata alam,yang tersebar pada 3 bentuklahan yang berbeda. Obyek wisata padabentuklahan marin berjumlah 14 obyek wisata, pada bentuklahan struktural 7obyek wisata dan pada bentuklahan solusional berjumlah 10 obyek wisata.Obyek wisata yang memiliki potensi tinggi sebanyak 5 (16,13%) obyek wisata,yang memiliki potensi sedang berjumlah 17 (54,84%) obyek wisata dan yangmemiliki potensi rendah sebanyak 9 (29%) obyek wisata.
b. Analisis spasial yang dapat dilakukan pada peta persebaran obyek wisata alamdi Kabupaten Kebumen berdasarkan bentuklahan adalah analisis region/wilayah,pattern/pola, aura, analogi, dan asosiasi. Analisis spasial yang dapat dilakukanpada peta potensi obyek wisata alam di Kabupaten Kebumen berdasarkanbentuklahan adalah heirarki/hirarki, comparation/perbandingan dan aura.
2. SaranPerlu adanya penggunaan media peta dalam pembelajaran geografi untuk
meningkatkan kecerdasan spasial atau spatial thinking siswa. Melalui peta siswa dapatbelajar untuk menganalisis peta dengan menggunakan 8 keterampilan spasial sepertiyang dijelaskan pada penelitian ini.
F. Daftar Pustaka
Bintarto, dan Surastopo, Hadisumarno. 1979. Metode Analisa Geografi. Jakarta : LP3ES.
461
Endarto, Danang. 2007.Geomorfologi Umum. Surakarta: UNS Press.
Hadi, Sutrisno. 1987. Statistik. Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM.
Huggett,Richard J. 2007. Fundamentals of GeomorphologySecond Edition. New York:Taylor & Francis e-Library.
Lobeck, A. K. 1939. Geomorphology. New York : Mc Graw Hill Book Company
Prihadi, Singgih. 2005. Analisis Potensi Obyek Wisata Pendukung dan ArahPengembangannya di Kawasan Wisata Utama Waduk Serbaguna WonogiriKecamatan Wonogiri Kabupaten Wonogiri.Skripsi. Surakarta: PendidikanGeografi FKIP UNS.
Sugiyanto. 2004. Analisis Medan untuk Pengembangan Lokasi Objek dan FasilitasPariwisata di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar. Tesis.Yogyakarta: Program Pasca Sarjana UGM
TIM. 2002. Pengenalan Bentanglahan Parangtritis – Bali. Yogyakarta: Badan PenerbitFakultas Geografi UGM.