petunjuk teknis pelaksanaan organisme...
TRANSCRIPT
PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN
GERAKAN PENGENDALIAN
ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT) SEREALIA
DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN
TAHUN 2018
Petunjuk Teknis Gerakan Pengendalian OPT Serealia
i
KATA PENGANTAR
Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) adalah salah satu faktor pembatas pencapaian produksi tanaman pangan.
Penanganan OPT dapat dilakukan dengan strategi preemptif maupun responsif. Gerakan pengendalian OPT Serealia merupakan upaya responsif yang dilakukan secara bersama sama
untuk menurunkan populasi/serangan OPT di lapangan, khususnya pada komoditas padi dan jagung.
Pelaksanaan gerakan pengendalian OPT didasarkan pada hasil pengamatan di lapangan dan rekomendasi dari Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) setempat. Kegiatan
yang dilakukan dapat berupa pengendalian fisik seperti gropyokan atau aplikasi bahan pengendali OPT baik berupa
agens pengendali hayati (APH) maupun insektisida kimia.
Selain ketepatan waktu dan cara yang dilakukan, keberhasilan gerakan pengendalian OPT ditentukan oleh dukungan dari
berbagai pihak terkait Dinas Pertanian Provinsi/kabupaten, UPT BPTPH/LPHP/BPT, Keltan/RPH/ Alumni SLPHT, petani/ masyarakat.
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Gerakan Pengendalian OPT Serealia disusun sebagai acuan bagi pelaksana kegiatan dalam melakukan
gerakan pengendalian di lapangan. Diharapkan kegiatan dapat berjalan optimal sehingga populasi OPT terkendali.
Jakarta, Januari 2018
Direktur Perlindungan Tanaman Pangan,
Ir. Yanuardi, M.M. NIP. 195810131986031001
Petunjuk Teknis Gerakan Pengendalian OPT Serealia
ii
UCAPAN TERIMA KASIH
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Gerakan Pengendalian OPT Seralia disadur dari berbagai sumber, diperkaya dan disusun kembali
oleh Tim Penyunting dengan arahan oleh Tim Pengarah. Untuk itu, kami menyampaikan penghargaan kepada semua pihak yang berperan serta dalam penyusunan, sehingga tercetaknya buku
ini.
Tim Pengarah
Ir. Yanuardi, MM
Ir. R. Deddy Ruswansyah, MM
Gandi Purnama, SP, M.Si.
Edi Eko Sasmito, SP, M.Sc.
Tim Penyunting
Aat Ahadiati
Ir. Dyah Mutiawari
Nurhalisa, L.N., SP
Desain dan Layout
Fakih Zakaria, SP
Petunjuk Teknis Gerakan Pengendalian OPT Serealia
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................. i DAFTAR ISI ............................ iii
DAFTAR GAMBAR ............................ iv
BAB I. PENDAHULUAN ........................... 1
1.1. Latar Belakang ........................... 1 1.2. Tujuan ........................... 2
1.3. Dasar Hukum ........................... 2 1.4. Pengertian ........................... 4
BAB II. RUANG LINGKUP GERAKAN PENGENDALIAN OPT ........................... 7
2.1. Pengertian ........................... 6 2.2. Tujuan ........................... 6 2.3. Keluaran ........................... 6
2.4. Sasaran ........................... 6
2.5. Pelaksanaan kegiatan............................ 6
BAB III. TATA LAKSANA GERAKAN PENGENDALIAN OPT 3.1. Perencanaan ............................ 8
3.2. Pelaksanaan ............................ 8
3.3. Evalusi Hasil Kegiatan ........................... 11
BAB IV. PELAPORAN ........................... 12
BAB V. PENUTUP ........................... 13
Daftar Gambar
Lampiran
Petunjuk Teknis Gerakan Pengendalian OPT Serealia
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Gambar Operasional Gerakan Responsif “Spot Stop” Pengendalian OPT ................. 9
Gambar 2. Langkah-langkah Gerakan Pengendalian
OPT ........................................................ 14
Petunjuk Teknis Gerakan Pengendalian OPT Serealia
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) merupakan salah
satu faktor risiko dalam budidaya tanaman yang menyebabkan kehilangan hasil. Perubahan waktu tanam dan budidaya tanaman yang intensif dapat mendukung
perkembangan OPT antara lain tikus, wereng batang cokelat (WBC), penggerek batang padi (PBP), tungro dan
Bacterial Leaf Blight (BLB), serta kerdil rumput/kerdil hampa.
Sesuai dengan amanat Undang-Undang No 12 Tahun 1992
tentang Sistem Budidaya Tanaman, Pasal 20 menyatakan bahwa perlindungan tanaman dilaksanakan dengan sistem
Pengendalian Hama Terpadu (PHT). Penerapan PHT dilakukan melalui upaya preemtif dan responsif. Upaya preemtif adalah upaya perencanaan agroekosistem dengan
merekayasa lingkungan pertanaman agar terjadi keseimbangan sehingga perkembangan OPT terkelola tidak melebihi ambang pengendalian. Kegiatannya adalah
penerapan budidaya tanaman sehat, antara lain tanam jajar legowo, pergiliran tanaman/varietas, penggunaan varietas
tahan, pemupukan berimbang, penanaman refugia, dan pemanfaatan musuh alami/agens pengendali hayati.
Upaya responsif adalah tindakan pengendalian OPT
berdasarkan hasil pengamatan agroekosistem secara periodik. Apabila ditemukan serangan/populasi OPT di
bawah ambang pengendalian dilakukan pengendalian menggunakan Agens Pengendali Hayati (APH)/pestisida nabati, dan apabila di atas ambang pengendalian dapat
digunakan pestisida kimia dengan menerapkan prinsip enam tepat (6T) yaitu (1) tepat sasaran, (2) tepat jenis,
(3) tepat dosis dan konsentrasi, (4) tepat cara, (5) tepat waktu, dan (6) tepat mutu.
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Gerakan Pengendalian OPT Serealia
2
Kebijakan pembangunan pertanian yang berkelanjutan perlu didukung dengan pengendalian OPT yang didasarkan
pada pertimbangan ekologi agar tidak mengakibatkan resistensi dan resurjensi OPT, serta tidak membahayakan kesehatan manusia maupun lingkungan. Oleh karena itu,
pengendalian OPT diutamakan menggunakan bahan pengendali yang ramah lingkungan.
Kunci keberhasilan pengendalian OPT ditentukan oleh
berbagai faktor, antara lain bersifat spesifik lokasi, dilaksanakan dalam hamparan yang luas, serentak,
koordinasi yang baik antar instansi/aparat terkait, dan peran aktif petani. Oleh karena itu perlu disusun acuan untuk mengoptimalkan gerakan pengendalian OPT di
lapangan. Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan selaku institusi yang bertanggungjawab terhadap pengendalian
OPT menerbitkan Petunjuk Teknis Pelaksanaan Gerakan Pengendalian OPT. Petunjuk teknis ini diharapkan dapat dijadikan panduan oleh para pemangku kepentingan dalam
hal pengendalian OPT.
1.2. Tujuan
1) Menyediakan acuan bagi pelaksanaan kegiatan gerakan
pengendalian OPT serealia 2) Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam
melaksanakan gerakan pengendalian
1.3 Dasar Hukum
a. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup;
b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 46, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3478);
c. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintah Daerah;
Petunjuk Teknis Gerakan Pengendalian OPT Serealia
3
d. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah;
e. Undang-undang Nomor 19 Tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani;
f. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2014 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara;
g. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 1995 tentang Perlindungan Tanaman
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 12; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 258.6);
h. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi
sebagai Daerah Otonom;
i. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan Nasional;
j. Peraturan Presiden Nomor 162 Tahun 2014 tentang Rincian APBN TA 2015 (Seluruh Alokasi Transfer ke
Daerah TA 2015);
k. Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 1986 tentang
Peningkatan Pengendalian Hama Wereng Cokelat pada Tanaman Padi.
l. Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2011 tentang
Pengamanan Produksi Beras Nasional Dalam Menghadapi Kondisi Iklim Ekstrim.
m. Peraturan Menteri Keuangan No : 143/PMK.02/2015 tentang Petunjuk Penyusunan dan Penelahaan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga dan
Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran.
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Gerakan Pengendalian OPT Serealia
4
n. Keputusan Menteri Pertanian No. 887/Kpts/OT.210/9/1997 tentang Pedoman
Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan
o. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 39 Tahun 2015 tentang Pendaftaran Pestisida.
p. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 135/Permentan/OT.140/12/2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pertanian Nomor
125/Permentan/OT.140/11/2014 tentang Penugasan Kepada Gubernur dalam Pelaksanaan Kegiatan dan
Tanggung Jawab Pengelolaan Dana Tugas Pembantuan Provinsi Tahun Anggaran 2015;
q. Keputusan Menteri Pertanian Nomor
887/Kpts/OT.210/9/97 tentang Pedoman Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan;
r. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 156 Tahun 2008 tentang Pedoman Pengelolaan Dana Dekonsentrasi dan Dana Tugas Pembantuan;
1.4 Pengertian
a. Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) adalah semua
organisme yang dapat merusak, menganggu kehidupan atau menyebabkan kematian pada tanaman, termasuk di
dalamnya adalah hama, penyakit, gulma, dan virus.
b. POPT-PHP adalah sumberdaya manusia perlindungan tanaman (THL dan PNS) yang diberi tugas dan tanggung
jawab serta hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang pada suatu organisasi lingkup pertanian untuk
melakukan kegiatan pengelolaan OPT dan DPI di lapangan.
c. Gerakan pengendalian adalah tindakan pengelolaan untuk
menekan serangan OPT pada aras/ambang yang tidak merugikan secara ekonomi, yang dilakukan secara massal
Petunjuk Teknis Gerakan Pengendalian OPT Serealia
5
dan serentak, baik melalui upaya preemptif maupun responsif.
d. Brigade Proteksi Tanaman (BPT) adalah institusi/kelembagaan perlindungan yang secara khusus menangani masalah pengendalian OPT, mempunyai
tenaga terampil, bergerak cepat, dan mempunyai sarana pengendalian yang memadai.
e. Regu Pengendalian Hama (RPH) adalah organisasi/bagian
organisasi dari kelompok tani yang bergerak di bidang perlindungan tanaman, dan bertugas dalam pengendalian
OPT.
f. Spot stop adalah tindakan yang dilakukan secara dini untuk mengendalikan sumber serangan OPT agar tidak
menyebar dan menimbulkan kerusakan.
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Gerakan Pengendalian OPT Serealia
6
BAB II RUANG LINGKUP GERAKAN PENGENDALIAN
OPT SEREALIA 2.1 Pengertian
Gerakan pengendalian OPT Serealia adalah upaya pengendalian responsif yang dilaksanakan secara bersama – sama dalam hamparan yang luas berdasarkan hasil
pengamatan OPT yang dilakukan oleh Pengendali OPT.
2.2 Tujuan
Gerakan Pengendalian OPT Serealia bertujuan untuk:
1. Mengendalikan serangan OPT di lokasi sumber serangan.
2. Menurunkan intensitas serangan OPT pada hamparan yang luas
2.2 Keluaran
1) Teratasinya sumber serangan OPT di hamparan yang luas
2) Menurunnya luas intensitas serangan OPT
2.3 Sasaran
1) Memberdayakan dan meningkatkan peran serta petani
dan masyarakat dalam pelaksanaan gerakan massal pengendalian OPT
2) Mengamankan pertanaman dari serangan OPT dan meminimalkan kerugian secara ekonomi.
2.4 Pelaksana Kegiatan
Pelaksana kegiatan adalah Dinas Pertanian Provinsi/UPTD
Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura, Laboratorium Pengamatan Hama dan Panyakit, Brigade Proteksi Tanaman Pangan, Regu Pengendalian Hama (RPH),
dan petani. Pelaksanaan di lapangan dapat melibatkan
Petunjuk Teknis Gerakan Pengendalian OPT Serealia
7
instansi terkait seperti aparatur pemerintahan (Camat/Lurah/Kepala Desa), TNI, Tokoh Masyarakat, dan
pemangku kepentingan lainnya.
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Gerakan Pengendalian OPT Serealia
8
BAB III
TATA LAKSANA GERAKAN PENGENDALIAN OPT
3.1 Perencanaan
1) POPT melakukan pengamatan dan menyusun rekomendasi pengendalian berdasarkan hasil pengamatan
baik pengamatan keliling maupun pengamatan tetap.
2) POPT, Penyuluh Pertanian, dan Kepala UPTD Pertanian melakukan pertemuan koordinasi dengan kelompok
tani/gabungan kelompok tani yang lahannya terdapat populasi OPT. Pertemuan tersebut membahas rencana
gerakan pengendalian OPT meliputi SDM, lokasi, waktu pelaksanaan, jenis OPT sasaran dan sarana pengendalian.
3) Sarana pengendalian yang digunakan dapat berupa
APH/pestisida nabati atau pestisida kimia sesuai kondisi lapangan.
3.2. Pelaksanaan
1) Mekanisme Pelaksanaan
Langkah-langkah gerakan pengendalian sebagai berikut :
a) Hasil pengamatan yang dilakukan POPT-PHP ditemukan adanya spot serangan OPT yang dinilai membahayakan
b) Laporan hasil pengamatan POPT-PHP atau Laporan Peringatan Bahaya/Peringatan Dini disampaikan
kepada Koortikab POPT-PHP, kemudian berkoordinasi dengan Penyuluh Pertanian dan Mantri Tani/Kepala Cabang Dinas (KCD)/Ka UPTD Tk. Kecamatan.
c) Penyuluh dan Mantri Tani/KCD/Ka UPTD Tingkat Kecamatan meneruskan laporan hasil pengamatan OPT
kepada Camat
d) Camat selaku Koordinator Gerakan Masyarakat di tingkat kecamatan menggunakan laporan tersebut
Petunjuk Teknis Gerakan Pengendalian OPT Serealia
9
sebagai dasar untuk melaksanakan gerakan massal pengendalian OPT
e) Petugas lapangan melakukan bimbingan teknis dan pembinaan pelaksanaan gerakan massal pengendalian OPT serta mengupayakan bantuan bahan dan sarana
pengendalian OPT sesuai rekomendasi POPT-PHP kepada Dinas Pertanian Kabupaten/Kota, LPHP/BPT, atau Dinas Pertanian Provinsi/BPTPH.
f) Pelaksanaan gerakan pengendalian OPT melibatkan SDM sesuai yang direncanakan.
Gambar 1. Operasional Gerakan Responsif Pengendalian OPT
2) Bimbingan Teknis
Bimbingan teknis dilaksanakan untuk memberikan penjelasan teknis kepada peserta gerakan pengendalian OPT oleh petugas lapangan. Materi yang disampaikan
adalah:
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Gerakan Pengendalian OPT Serealia
10
a) Jenis OPT yang akan dikendalikan dan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan OPT(abiotik dan
biotik).
b) Jenis bahan pengendali yang sesuai dengan OPT sasaran
c) Waktu pelaksanaan yang tepat
d) Penggunaan alat dan bahan pengendali OPT dengan penyemprotan perlu memperhatikan hal-hal sebagai
berikut :
Kalibrasi alat pengendalian
Penentuan dosis dan konsentrasi bahan pengendali
OPT Penentuan jenis nozzel sesuai dengan OPT sasaran
Pembuatan larutan semprot sesuai OPT sasaran dan luasan yang akan dikendalikan
Cara aplikasi yang tepat sesuai dengan OPT sasaran
e) Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada saat
aplikasi pestisida. Alat Pelindung Diri tersebut adalah : baju lengan panjang, celana panjang, topi, kaca mata pelindung, masker, sarung tangan, dan sepatu boot.
3) Pelaksanaan pengendalian
a) Bahan pengendali OPT :
Apabila dari hasil pengamatan di pertanaman ditemukan populasi/intensitas serangan OPT di
bawah ambang pengendalian, aplikasi menggunakan APH/Pesnab
Apabila hasil pengamatan ditemukan populasi/intensitas serangan OPT di atas ambang
pengendalian dan cenderung meningkat, dilakukan aplikasi pestisida kimia secara tepat sesuai ketentuan.
Petunjuk Teknis Gerakan Pengendalian OPT Serealia
11
b) Membuat larutan semprot :
Sesuai dengan luas hamparan
Dilarutkan dalam drum plastik/seng
Dibagikan sesuai kapasitas takaran tanki
c) Mengaplikasikan :
Aplikasi bahan pengendali sebaiknya dilakukan pada
sore hari (pukul 15.00 – 17.00) untuk menghindari terpaparnya musuh alami oleh bahan pengendali,
yang aktif pada pagi hari.
Aplikasi dilakukan dengan memperhatikan arah
angin
Aplikasi diarahkan sesuai dengan keberadaan OPT
sasaran
3.3 Evaluasi Hasil Kegiatan
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui keberhasilan pelaksanaan gerakan pengendalian OPT. Evaluasi dilakukan dengan cara pengamatan pertanaman, paling lambat
dilakukan 3 – 7 hari setelah kegiatan gerakan pengendalian OPT. Untuk OPT tertentu misalnya Wereng Batang Coklat (WBC)/kerdil rumput/kerdil hampa, dalam keadaan eksplosi
evaluasi paling lambat dilakukan 3 hari setelah aplikasi. Apabila populasi masih di atas ambang pengendalian
dilakukan pengendalian lanjutan pada hari ke-4
Kegiatan evaluasi dilakukan oleh petani dengan bimbingan petugas lapangan. Hasil evaluasi dapat digunakan untuk
perencanaan tindakan selanjutnya.
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Gerakan Pengendalian OPT Serealia
12
BAB IV PELAPORAN
Laporan lengkap kegiatan gerakan pengendalian OPT disusun oleh penanggung jawab yang menangani kegiatan
gerakan pengendalian OPT Serealia. Laporan meliputi laporan fisik pelaksanaan dan hasil evaluasnya, serta laporan keuangan disampaikan oleh penanggung jawab
kegiatan kepada provinsi dan pusat (form laporan terlampir).
Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura berkewajiban menyampaikan laporan singkat per triwulan tentang pelaksanaan gerakan pengendalian OPT padi dan
jagung serta melaporkan gerakan pengendalian OPT sesuai form pada lampiran. Laporan singkat pelaksanaan gerakan
pengendalian OPT dikirimkan paling lambat tanggal 10 pada bulan pertama triwulan berikutnya melalui alamat e-mail : [email protected]
Petunjuk Teknis Gerakan Pengendalian OPT Serealia
13
BAB V PENUTUP
Pengamanan produksi dari serangan OPT mutlak diperlukan untuk menuju swasembada pangan berkelanjutan. Pengendalian OPT adalah tanggung jawab petani/masyarakat dan Pemerintah.
Pemerintah dapat membantu petani/masyarakat pada saat terjadi eksplosi. Pengendalian OPT akan berjalan dengan baik apabila ada koordinasi antar instansi terkait dan partisipasi aktif
petani/masyarakat dalam pengendalian OPT.
Gerakan pengendalian OPT merupakan upaya pengamanan
produksi tanaman pangan dari serangan OPT. Pelaksanaan gerakan pengendalian OPT hendaknya mengutamakan penggunaan bahan pengendali hayati, dilakukan secara massal
dan dalam hamparan yang luas. Pelaksanaan gerakan pengendalian OPT diharapakan akan meningkatkan peran serta
petani/masyarakat dalam upaya pengamanan produksi dari serangan OPT.
Jakarta, Januari 2018
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Gerakan Pengendalian OPT Serealia
14
Gambar 2 Langkah-langkah Gerakan Pengendalian OPT
Lampiran 1. Form Laporan Kegiatan Gerakan Pengendalian OPT
PETANI
REGU PENGENDALIAN
HAMA (RPH)
BRIGADE PROTEKSI TANAMAN
(BPT)
POPT-PHP
CAMAT
DIPERTA KAB/LPHP
DIPERTA PROV/BPTPH
MANTRI TANI/PPL
KOORTIKAB POPT - PHP
G
E
R
A
K
A
N
P
E
N
G
E
N
D
A
L
I
A
N
O
P
T PUSAT
(DITLIN TP) PROV/BPTP
H
Melakukan pengamatan OPT di wilayah pengamatan
Meneruskan laporan
pengamatan OPT
Mengkoordinasikan
laporan dari POPT-PHP
Koordinator kegiatan
Gerakan Masyarakat
Kecamatan, laporan
sebagai dasar kampanye
pengendalian secara
massal oleh petani dan
memberi bantuan bila
memungkinkan
Melakukan pencanangan/
pendampingan gerakan pengendalian OPT di
daerah endemis OPT/potensi
Membina POPT dan
mempertimbangkan
bantuan pengendalian
kepada petani jika
dinilai Meneruskan laporan
dari Diperta kab/kota ke
Pusat Sebagai gudang
penyimpanan
sarana pengendalian
OPT/sarana
penanggulangan DPI
dan membina RPH
Petunjuk Teknis Gerakan Pengendalian OPT Serealia
15
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Kondisi Umum Lokasi Pelaksanaan
1.3. Tujuan
1.4. Sasaran
BAB II. PERSIAPAN KEGIATAN
2.1. Penentuan Lokasi
2.2. Pertemuan Koordinasi
2.3. Peserta
2.4. Penggunaan Sarana Pengendalian
BAB III. PELAKSANAAN KEGIATAN
3.1. Waktu dan Lokasi
3.2. Peserta yang hadir
3.3. Varietas dan Stadia Pertanaman
3.4. Jenis OPT, Kategori Serangan dan Bahan Pengendali
3.5. Pelaksanaan Gerakan Pengendalian
BAB IV. EVALUASI HASIL KEGIATAN
BAB V. PENUTUP
Lampiran
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Gerakan Pengendalian OPT Serealia
16
Lampiran 2.
REKAPITULASI LAPORAN TRIWULANAN PELAKSANAAN GERAKAN PENGENDALIAN OPT PADI DAN JAGUNG
No. Kelompok
Tani Desa Kecamatan
Kabupaten/ Kota
Waktu Pelaksanaan
Varietas Stadia
Pertanaman Jenis OPT
Kategori Serangan
Bahan Pengendali Sumber
Bahan Pengendali
Luas Pengendalian
Luas Hamparan di
Lokasi
Pengendalian
Kondisi Pertanaman
1 Minggu setelah
Pengendalian Jenis Volume
PROVINSI : ......................................................
Petunjuk Teknis Gerakan Pengendalian OPT Serealia
17
Lampiran 3.
VolumeAnggaran
(Rp. 000,-)Kali % Fisik Anggaran Fisik Anggaran
Kali Rp. 000 % Rp. 000 % Unit Rp. 000,- Unit Rp. 000,-
Keterangan *) : pi l ih sa lah satu
Rekapitulasi Laporan Keuangan Pelaksanaan Gerakan Pengendalian OPT Padi dan Jagung
Anggaran AnggaranVolume
Kabupaten/
KecamatanNo
SP2DDefinitif
Gerakan Pengendalian Padi/Jagung *)
Realisasi Sisa Target