pinguecula scribd

60
Status pasien IDENTITAS PASIEN Nama pasien : Tn. M.z Umur : 58 tahun Jenis Kelamin : Laki-laki Agama : Islam Pekerjaan : Petani Alamat : Progowati mungkid Tanggal pemeriksaan : 19 Juni 2013

Upload: putih-nurani

Post on 20-Jan-2016

510 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pinguecula Scribd

Status pasien IDENTITAS PASIEN Nama pasien : Tn. M.z Umur : 58 tahun Jenis Kelamin : Laki-laki Agama : Islam Pekerjaan : Petani Alamat : Progowati mungkid Tanggal pemeriksaan : 19 Juni 2013

Page 2: Pinguecula Scribd

Keluhan Utama :

Mata kanan dan kiri timbul selaput seperti daging dan terasa mengganjal  

Page 3: Pinguecula Scribd

Riwayat Penyakit Sekarang Pasien datang dengan keluhan mata kanan dan kiri timbul selaput seperti daging dan terasa seperti ada yang mengganjal dan mengganggu pandangan. Keluhan dirasakan sejak ± 3 tahun, secara perlahan-lahan. Awalnya timbul selaput pada mata kanan, kemudian muncul pula pada mata sebelah kiri. Selaput tersebut makin hari makin melebar. Apabila kena sinar mata terasa tidak enak dan terasa cekot-cekot. Pasien bekerja sebagai petani, apabila sedang bertani pasien hanya menggunakan topi tani. Karena pasien sering terpapar angin dan debu, pasien sering kali merasa matanya merah, gatal, terasa perih dan teraa eperti ada sesuatu yang menempel di matanya namun pasien menyangkal ada benda asing yang masuk ke matanya. Untuk mengurangi keluhan tersebut dengan mencuci muka menggunakan sabun dan dirasakan lebih enak setelah membasuh mukanya.

Page 4: Pinguecula Scribd

Riwayat penyakit sekarangPasien juga mengeluhkan mengeluhkan, apabila

melihat dekat dalam waktu yang lama, penglihatannya kabur, terasa matanya lelah dan terasa sakit pada kepalanya.

Pasien memakai kacamata untuk membaca sejak ± 8 tahun yang lalu sejak pasien kesulitan apabila membaca dekat. sejak 8 tahun tersebut pasien pernah mengganti kacamatanya namun pasien tidak ingat kapan terakhir kali mengganti kacamatanya. Dengan kacamata yang sekarang pasien merasa masih nyaman, tidak pusing, namun kadang mata terasa cepat lelah apabila sedang membaca.

Page 5: Pinguecula Scribd

Riwayat Penyakit Dahulu : Riwayat terpapar sinar matahari terus

menerus, angin dan debu diakui. Pasien tidak pernah menderita penyakit

seperti ini sebelumnya. Riwayat penyakit mata disangkal Riwayat memakai kacamata baca diakui Riwayat trauma pada mata disangkal. Riwayat penyakit diabetes melitus disangkal. Riwayat penyakit hipertensi disangkal.

Page 6: Pinguecula Scribd

Riwayat Penyakit Keluarga:

Tidak ada anggota keluarga yang pernah menderita sakit seperti pasien

Tidak ada anggota keluarga yang menggunakan kacamata.

Riwayat Pemakaian Obat

Pasien mengaku belum pernah berobat sebelumnya. Apabila mata dirasa tidak enak, pasien membasuh mukanya dengan sabun. Oleh karena belum terdapat perubahan maka pasien datang ke poli mata RST Magelang.

Riwayat Sosial Ekonomi

Pasien bekerja sebagai petani. Kesan ekonomi kurang.

Page 7: Pinguecula Scribd

Pemeriksaan fisik STATUS GENERALIS Keadaan Umum : Baik Kesadaran : Composmentis Tanda Vital : Tekanan Darah :

120/70 mmHgNadi : 80

kali/menitPernapasan : 20

kali/menitSuhu : 36,5ºC

Status gizi : Baik

Page 8: Pinguecula Scribd

Status Oftalmologi

Pterygium

Gambar :

OD OS

Page 9: Pinguecula Scribd

OSOD

Page 10: Pinguecula Scribd

OCULUS DEXTER (OD) PEMERIKSAAN OCULUS SINISTER (OS)

6/12 nc VisusAdd S+2,75 Jaeger 6

6/30Dikoreksi dengan S+1,25 6/7,5

(nbc)

Gerak bola mata

normal, tidak ada

enoftalmus, tidak

ada

eksoftalmus ,tidak

ada strabismus

Bulbus okuliGerak bola mata

normal, tidak ada

enoftalmus, tidak

ada

eksoftalmus ,tidak

ada strabismus

Tidak Edema,

Tidak hiperemis,

Tidak nyeri tekan ,

Tidak ada blefarospasme,

tidak ada lagoftalmus,

Tidak ada ektropion,

Tidak ada entropion

PalpebraTidak Edema,

Tidak hiperemis,

Tidak nyeri tekan ,

Tidak ada blefarospasme,

tidak ada lagoftalmus,

Tidak ada ektropion,

Tidak ada entropion

Page 11: Pinguecula Scribd

Tidak Edema, hiperemis,

tidak ditemukan sekret,

tidak ada injeksi

konjungtiva, tidak ada

injeksi siliar, terdapat

bangunan patologis

penonjolan jaringan ikat

fibrovaskular bentuk

segitiga dari arah nasal

dengan apeks melewati

limbus ke arah kornea >

2mm dan menutupi pupil

KonjungtivaTidak edema ,

hiperemis,tidak

ditemukan sekret,

tidak ada injeksi

konjungtiva, tidak ada

injeksi siliar, terdapat

bangunan patologis

selaput berbentuk

segitiga dari arah

nasal dengan apeks

melewati limbus dan

belum mencapai pupilKejernihan, tidak ada

edema, tidak ada infiltrat, tidak ada

sikatrik, Terdapat jaringan

fibrovaskuler > 2 mm dari limbus

Kornea Kejernihan, tidak ada edema, tidak ada infiltrat,

tidak ada sikatrik, Terdapat jaringan fibrovaskuler < 2

mm dari limbus

Page 12: Pinguecula Scribd

Jernih,

Kedalaman cukup,

tidak ada hipopion,

tidak ada hifema

Camera Oculi Anterior

(COA)

Jernih,

Kedalaman cukup,

tidak ada hipopion,

tidak ada hifema

Kripta normal, warna

coklat, tidak ada

edema, tidak ada

sinekia

IrisKripta normal, warna

coklat, tidak ada

edema, tidak ada

sinekia

Bentuk bulat,

terdapat jaringan

fibrovaskuler yang

menutupi pupil,

diameter ± 2mm,

reflek pupil sulit

dinilai.

PupilBentuk bulat, diameter ±

2mm, reflek pupil

langsung/tidak langsung (+/+),

isokhoris (+)

Jernih, iris shadow (-) Lensa Jernih, iris shadow (-)

Page 13: Pinguecula Scribd

Sulit dilakukan

pemeriksaan karena

terhalang oleh

jaringan fibrovaskuler

Fundus reflek + cemerlang

Sulit dilakukan

pemeriksaan karena

terhalang oleh

jaringan fibrovaskuler

Funduskopi

Papil nervus opticus

: merah muda,

batas tegas

Vasa : AVR 2:3

Makula lutea :

cemerlang

Retina : dalam

batas normal

Normal TIO Normal

Page 14: Pinguecula Scribd

Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada pterygium adalah topografi kornea untuk menilai seberapa besar komplikasi berupa astigmtisme  ireguler yang disebabkan oleh pterygium

Page 15: Pinguecula Scribd

Diagnosis Banding I

ODS: OD pterigium simpleks grade IV: dipertahankan

karena dari anamnesa terdapat selaput yang terasa mengganjal pada bagian mata.Dan pada pemeriksaan status opthalmologi terdapat jaringan fibrovaskular yang berbentuk segitiga di daerah nasal ke arah kornea >2 mm dari limbus dan menutupi pupil.

OS Pterigium simpleks grade II: dipertahankan karena dari anamnesa terdapat selaput yang terasa mengganjal pada bagian mata, riwayat terpapar angin dan debu secara terus - menerus. Dan pada pemeriksaan status opthalmologi terdapat jaringan fibrovaskular yang berbentuk segitiga di daerah nasal dengan puncak pada kornea < 2mm dari limbus.

Page 16: Pinguecula Scribd

ODS Pseudopterigium: disingkirkan karena tidak didapatkan adanya riwayat trauma pada kornea dan tidak ada perlekatan antara konjungtiva dan kornea akibat ulkus di kornea yang menahun.

ODS Pinguekula: disingkirkan karena kelainan pada mata pasien terutama berbentuk segitiga dari konjungtiva ke kornea

Page 17: Pinguecula Scribd

Diagnosis banding II OS Hipermetropi: dipertahankan karena pasien

mengeluh apabila melihat dekat dalam waktu yang lama penglihatannya buram, mata cepat lelah, dan sakit kepala. Pada pemeriksaan visus pada mata mata kiri didapatkan visus 6/30 dikoreksi dengan lensa sferis positif 1,25 pada mata kiri.

ODS Presbiopi: dipertahankan, karena dari anamnesa didapatkan pasien menggunakan kacamata baca sejak ± 8 tahun yang lalu sejak pasien kesulitan membaca dekat. Dari pemeriksaan visus juga dikoreksi dengan lensa sfreris positif 2,75 J6, pada mata kanan dan kiri.

Page 18: Pinguecula Scribd

Diagnosis Kerja OD Pterygium Grade IV OS Pterygium Grade II ODS Presbiopi OS Hipermetropi

Page 19: Pinguecula Scribd

TerapiTerapi medikamentosa Topical :

Inmatrol S 3 dd gtt I ODS

Oral : - Parenteral : -

Page 20: Pinguecula Scribd

Edukasi Pasien sebaiknya menggunakan topi dan kacamata

apabila sedang bertani untuk mengurangi paparan terhadap sinar matahari, debu, dan angin yang merupakan salah satu factor resiko pterygium.

Menyarankan pasien untuk minum obat teratur dan meneteskan obat tetes sesuai anjuran yang diberikan dokter

Pasien disarankan untuk kembali lagi berobat apabila masih terasa gejala-gejala perih

Memotivasi pasien untuk dilakukan ekstirpasi pterygium, terutama pada mata yang kanan.

Menjelaskan bahwa penurunan tajam penglihatan yang dialami salah satunya disebabkan oleh melemahnya otot mata karena usia tua

Memberitahu kepada pasien untuk menggunakan kacamata untuk mengurangi pandangannya yang kabur.

Page 21: Pinguecula Scribd

PrognosisOD OS

Quo ad vitam Ad Bonam Ad Bonam

Quo ad sanam Dubia ad Bonam Dubia Ad Bonam

Quo ad fungsionam Ad Bonam Ad Bonam

Quo ad visam Dubia ad Bonam Dubia Ad Bonam

Quo ad kosmeticam Dubia ad Bonam Dubia Ad Bonam

Page 22: Pinguecula Scribd

KomplikasiKomplikasi dari pterigium meliputi sebagai berikut Gangguan penglihatan (astigmatisme) Mata kemerahan Iritasi Gangguan pergerakan bola mata. Timbul jaringan parut kronis dari konjungtiva dan kornea Dry Eye sindrom.

Komplikasi post-operatif bisa sebagai berikut: Infeksi Ulkus kornea Graft konjungtiva yang terbuka Diplopia Adanya jaringan parut di kornea.

Page 23: Pinguecula Scribd

RujukanDalam kasus ini tidak dilakukan Rujukan ke Disiplin Ilmu Kedokteran Lainnya, karena dari pemeriksaan klinis tidak ditemukan kelainan yang berkaitan dengan Disiplin Ilmu Kedokteran lainnya.

Page 24: Pinguecula Scribd

TINJAUAN PUSTAKA

Page 25: Pinguecula Scribd

ANATOMIKonjungtiva merupakan membran yang menutupi

sklera dan kelopak bagian belakang. Konjungtiva terdiri dari tiga bagian, yaitu:

Konjungtiva palpebra Melekat erat pada tarsus, cukup tebal, permukaan licin Fungsinya supaya bola mata dapat bergerak dengan bebas Makin ke belakang perlekatan makin tak erat, diisi dengan

jaringan ikat longgar. Konjungtiva bulbi

Sangat tipis dan transparan, sehingga vasa-vasa pada episklera nampak dari luar

Episklera adalah jaringan pengikat longgar antara konjungtiva bulbi dan capsula tenoni

Konjungtiva bulbi mereka erat pada kornea dan merupakan salah satu fiksasi dari kornea

Page 26: Pinguecula Scribd

Konjungtiva forniks Batas antara konjungtiva palpeba dan konjungtiva bulbi.

Diisi oleh jaringan ikat longgar dan lemak. Forniks superior terdapat muara kecil-kecil dari saluran glandula lakrimalis

Retrotarsal terdapat kelenjar asinotubuler yang menghasilkan sekret mukus

Kelenjar-kelenjar tersebut adalah : Kelenjar wolfring Kelenjar kraue

Sekretnya seperti air mata dan disebut glandula lakrimalis asesoria. Ia menmbah sekret dari glandula lakrimalis.

Gunanya sekres mukus ini : Enzym lysozim yang bersifat bakterisida yang menghambat

pertumbuhan bakteri-bakteri baik saprofit maupun yang patogen Menyapu bersih semua kotoran dari bola mata Sebagai pelicin/lubrikasi

Page 27: Pinguecula Scribd

Vaskularisasi berasal dari cabang a. Oftalmika. Arcus palpebra superior mempercabangkan :

A. Konjungtiva posterior A. Siliaris anterior, berjalan ke depan bersama

insertio m.rectus lateralis, masuk bola mata di limbus kornea, membentuk kapiler yang beranastomose dengan a. Kongjungtivalis poterior

A. Siliaris posterior longus yang memberi vaskularisasi ke korpus siliar.Sedangkan innervasi konjungtiva oleh serabut-serabut sensibel yang berasal dari n. trigeminus.

Page 28: Pinguecula Scribd

DefinisiPterygium adalah pertumbuhan jaringan fibrovaskular berbentuk segitiga yang tumbuh dari arah konjungtiva menuju kornea pada daerah interpalpebra. Pterygium tumbuh berbentuk sayap pada konjungtiva bulbi. Asal kata pterygium adalah dari bahasa Yunani, yaitu pteron yang artinya sayap.

Page 29: Pinguecula Scribd

EtiologiPterygium diduga disebabkan iritasi kronis

akibat debu, cahaya sinar matahari, dan udara yang panas. Etiologinya tidak diketahui dengan jelas dan diduga merupakan suatu neoplasma, radang, dan degenerasi.

Pterygium diduga merupakan fenomena iritatif akibat sinar ultraviolet, pengeringan dan lingkungan dengan angin banyak. Faktor lain yang menyebabkan pertumbuhan pterygium antara lain uap kimia, asap, debu dan benda-benda lain yang terbang masuk ke dalam mata. Beberapa studi menunjukkan adanya predisposisi genetik untuk kondisi ini.

Page 30: Pinguecula Scribd

Faktor resiko 1. Usia (dewasa > anak-anak)2. Pekerjaan (sering terpapar sinar UV)3. Tempat tinggal (daerah khatulistiwa)4. Jenis kelamin 5. Herediter (autosomal dominan)6. Infeksi (Human Papiloma Virus (HPV))7. Faktor resiko lainnya (kelembaban yang

rendah, mikrotrauma (asap rokok, pasir))

Page 31: Pinguecula Scribd

Klasifikasi Berdasarkan stadium pterygium dibagi ke dalam 4

stadium yaitu: Stadium I : jika pterygium hanya terbatas pada

limbus kornea Stadium II : jika pterygium sudah melewati

limbus dan belum mencapai pupil, tidak lebih dari 2 mm melewati kornea.

Stadium III : jika pterygium sudah melebihi stadium II tetapi tidak melebihi pinggiran pupil mata dalam keadaan cahaya normal (diameter pupil sekitar 3-4 mm).

Stadium IV : jika pertumbuhan pterygium sudah melewati pupil sehingga mengganggu penglihatan.

Page 32: Pinguecula Scribd

Gejala Klinik Gejala klinis pterigium pada tahap awal biasanya ringan bahkan

sering tanpa keluhan sama sekali (asimptomatik). Bila masih baru, banyak mengandung pembuluh darah, warnanya menjadi merah, kemudian menjadi membran yang tipis berwarna putih dan stasioner. Bagian sentral melekat pada kornea dapat tumbuh memasuki kornea dan menggantikan epitel, juga membran Bowman, dengan jaringan elastis dan hialin. Pertumbuhan ini mendekati pupil. Biasanya didapat pada orang-orang yang banyak berhubungan dengan angin dan debu, terutama pelaut dan petani Beberapa keluhan yang sering dialami pasien antara lain:

mata sering berair dan tampak merah merasa seperti ada benda asing timbul astigmatisme akibat kornea tertarik oleh pertumbuhan

pterigium tersebut, biasanya astigmatisme with the rule ataupun astigmatisme irreguler sehingga mengganggu penglihatan

pada pterigium yang lanjut (derajat 3 dan 4) dapat menutupi pupil dan aksis visual sehingga tajam penglihatan menurun.

Page 33: Pinguecula Scribd

Diagnosis Anamnesis Pemeriksaan fisik

Terlihat sebagai jaringan fibrovaskular pada permukaan konjungtiva

Paling sering ditemukan pada daerah nasal Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan tambahan yang dapat dilakukan pada pterygium adalah topografi kornea untuk menilai seberapa besar komplikasi berupa astigmtisme  ireguler yang disebabkan oleh pterygium

Page 34: Pinguecula Scribd

Diagnosis banding

Pinguekula Penebalan terbatas pada konjungtiva bulbi, berbentuk nodul yang berwarna kekuningan.

Page 35: Pinguecula Scribd

Pterigium umumnya didiagnosis banding dengan pseudopterigium yang merupakan suatu reaksi dari konjungtiva oleh karena ulkus kornea. Pada pengecekan dengan sonde, sonde dapat masuk di antara konjungtiva dan kornea.

Pseudopterigium merupakan perlekatan konjungtiva dengan kornea yang cacat akibat ulkus. Sering terjadi saat proses penyembuhan dari ulkus kornea, dimana konjungtiva tertarik dan menutupi kornea. Pada pseudopterigium melalui anamnesa selalu didapatkan riwayat adanya kelainan kornea sebelumnya, seperti ulkus kornea.

Page 36: Pinguecula Scribd

Penatalaksanaan Konservatif

Pada pterigium yang ringan tidak perlu di obati. Untuk pterigium derajat 1-2 yang mengalami inflamasi, pasien dapat diberikan obat tetes mata kombinasi antibiotik dan steroid 3 kali sehari selama 5-7 hari. Diperhatikan juga bahwa penggunaan kortikosteroid tidak dibenarkan pada penderita dengan tekanan intraokular tinggi atau mengalami kelainan pada kornea.

Operatif Pada pterigium derajat 3-4 dilakukan tindakan bedah berupa avulsi pterigium. Sedapat mungkin setelah avulsi pterigium maka bagian konjungtiva bekas pterigium tersebut ditutupi dengan cangkok konjungtiva yang diambil dari konjugntiva bagian superior untuk menurunkan angka kekambuhan. 

Page 37: Pinguecula Scribd

Indikasi Operasi Pterigium yang menjalar ke kornea sampai lebih

3 mm dari limbus Pterigium mencapai jarak lebih dari separuh

antara limbus dan tepi pupil Pterigium yang sering memberikan keluhan mata

merah, berair dan silau karena astigmatismus Kosmetik, terutama untuk penderita wanitaTeknik pembedahan Teknik bare sclera Teknik autograft konjungtiva Cangkok membran amnion

Page 38: Pinguecula Scribd

Terapi tambahan : Untuk mencegah terjadi kekambuhan setelah

operasi, dikombinasikan dengan pemberian: Mitomycin C 0,02% tetes mata (sitostatika) 2x1

tetes/hari selama 5 hari, bersamaan dengan pemberian dexamethasone 0,1% : 4x1 tetes/hari kemudian tappering off sampai 6 minggu.

Mitomycin C 0,04% (0,4 mg/ml) : 4x1 tetes/hari selama 14 hari, diberikan bersamaan dengan salep mata dexamethasone.

Sinar Beta Topikal Thiotepa (triethylene thiophosphasmide)

tetes mata : 1 tetes/ 3 jam selama 6 minggu, diberikan bersamaan dengan salep antibiotik Chloramphenicol, dan steroid selama 1 minggu.

Page 39: Pinguecula Scribd

Komplikasi Komplikasi pterygium meliputi sebagai berikut:6,12

Pra-operatif: Astigmat Salah satu komplikasi yang disebabkan oleh pterygium adalah

astigmat karena pterygium dapat menyebabkan perubahan bentuk kornea akibat adanya mekanisme penarikan oleh pterygium serta terdapat pendataran daripada meridian horizontal pada kornea yang berhubungan dengan adanya astigmat. Mekanisme pendataran itu sendiri belum jelas. Hal ini diduga akibat “tear meniscus” antara puncak kornea dan peninggian pterygium. Astigmat yang ditimbulkan oleh pterygium adalah astigmat “with the rule” dan iireguler astigmat.

Kemerahan Iritasi Bekas luka yang kronis pada konjungtiva dan kornea Keterlibatan yang luas otot ekstraokular dapat membatasi

penglihatan dan  menyebabkan diplopia.

Page 40: Pinguecula Scribd

Intra-operatif: Nyeri, iritasi, kemerahan, graft oedema,

corneoscleral dellen (thinning), dan perdarahan subkonjungtival dapat terjadi akibat tindakan eksisi dengan conjunctival autografting, namun komplikasi ini secara umum bersifat sementara dan tidak mengancam penglihatan. 12

Pasca-operatif:Komplikasi pasca eksisi adalah sebagai berikut: Infeksi, reaksi bahan jahitan, diplopia, jaringan parut,

parut kornea, graft konjungtiva longgar, perforasi mata, perdarahan vitreus dan ablasi retina.

Penggunaan mitomycin C post operasi dapat menyebabkan ektasia atau nekrosis sklera dan kornea

Pterygium rekuren.

Page 41: Pinguecula Scribd

PENCEGAHAN Memperkecil terpaparnya radiasi UV,

angin, debu untuk mengurangi risiko berkembangnya Pterygium pada individu yang mempunyai resiko tinggiJadi sebaiknya untuk para pekerja lapangan dianjurkan untuk menggunakan kacamata dan topi pelindung

Page 42: Pinguecula Scribd

PROGNOSIS Penglihatan dan kosmetik pasien setelah

dieksisi adalah baik. Kebanyakan pasien dapat beraktivitas lagi setelah 48 jam post operasi. Pasien dengan pterygium rekuren dapat dilakukan eksisi ulang dan graft dengan konjungtiva autograft atau transplantasi membran amnion.

Page 43: Pinguecula Scribd

HIPERMETROPIA

Page 44: Pinguecula Scribd

Definisi Hipermetropia adalah suatu kelainan refraksi dimana sinar sejajar yang datang dari jarak tak terhingga oleh mata dalam keadaan istirahat atau tanpa akomodasi difokuskan dibelakang retina.

Page 45: Pinguecula Scribd

Etiologi Hipermetrop aksial

Hipermetrop disebabkan sumbu mata akibat bola mata terlalu pendek atau (jarak kornea-retina) terlalu pendek.

Hipermetrop RefraktifTerdapat indeks bias yang kurang pada sistem mata

Hipermetrop Kurvatur Kelengkungan kornea atau lensa kurang sehingga bayangan difokuskan dibelakang retina

Page 46: Pinguecula Scribd

Klasifikasi Hipermetropi manifes

Ditentukan dengan lensa sferis positif terbesar yang menghasilkan visus sebaik-baiknya. Pemeriksaan dilakukan tanpa siklopegi. Dibedakan menjadi hipetmetropi manifest absolut dan fakultatif, dimana hipetmetropi manifest absolut merupakan hipetropi yang tak dapat diatasi dengan akomodasi, sedangkan hipermetropi manifest fakultatif masih dapat diatasi dengan akomodasi

Hipetmetropi totalMerupakan seluruh derajat hipermetropi yang didapatkan setelah akomodasi dilenyapkan misalnya setelah pemberian siklopegi

Page 47: Pinguecula Scribd

Hipermetropi fakultatifKelainan hipermetropi dapat diimbangi dengan akomodasi ataupun dengan kacamata positif

Hipermetropia absolut Kelainan refraksi tidak diimbangi dengan akomodasi dan memerlukan kaca mata positif untuk melihat

Hipermetropi latenMerupakan selisih antara hipetropi total dan manifes, menunjukkan kekuatan tonus dari mm.siliaris

Page 48: Pinguecula Scribd

Gejala Gejala pada hipermetropi dapat dibedakan menjadi

berdasarkan gejala subjektif dan gejala objektif :Gejala subjektif terdiri dari : Penglihatan dekat kabur, kecuali pada

hipermetrop tinggi atau pada usia tua, penglihatan jauh juga terganggu

Asthenophia akomodatif dengan gejala sakit sekitar mata, sakit kepala, konjungtiva merah, lakrimasi, fotofobi ringan, mata terasa panas dan berat, mengantuk. Gejala biasanya timbul setelah melakukan pekerjaan dekat seperti menulis, membaca, dan sebagainya

Page 49: Pinguecula Scribd

Gejala objektif terdiri dari : Bilik mata depan dangkal karena akomodasi

terus menerus sehingga menimbulkan hipertrofi otot siliaris yang disertai terdorongnya iris ke depan

Pupil miosis karena berakomodasi. Pseudopapilitis (pseudoneuritis) karena

hiperemis papil N.II akibat akomodasi terus menerus sehingga seolah-olah meradang

Page 50: Pinguecula Scribd

PenatalaksanaanTerapi dilakukan dengan koreksi menggunakan lensa spheris positif terbesar yang memberikan visus terbaik dan dapat melihat dekat tanpa kelelahan. Secara umum tidak diperlukan lensa spheris positif pada hipermetropi ringan, tidak ada astenopia akomodatif, dan tidak ada strabismus.

Page 51: Pinguecula Scribd

KomplikasiKomplikasi yang dapat ditemukan antara lain: Glaukoma sudut tertutup karena sudut bilik

mata depan dangkal Strabismus konvergen (esotrofia) akibat

akomodasi terus menerus karena akomodasi disertai dengan konvergens

Page 52: Pinguecula Scribd

PRESBIOPI

Page 53: Pinguecula Scribd

Definisi Presbiopi merupakan kondisi mata dimana

lensa kristalin kehilangan fleksibilitasnya sehingga membuatnya tidak dapat fokus pada benda yang dekat.

Presbiopi adalah suatu bentuk gangguan refraksi, dimana makin berkurangnya kemampuan akomodasi mata sesuai dengan makin meningkatnya umur. Presbiopi merupakan bagian alami dari penuaan mata. Presbiopi ini bukan merupakan penyakit dan tidak dapat dicegah.

Page 54: Pinguecula Scribd

Etiologi Terjadi gangguan akomodasi lensa pada usia

lanjut Kelemahan otot-otot akomodasi Lensa mata menjadi tidak kenyal, atau

berkurang elastisitasnya akibat kekakuan (sklerosis) lensa

Page 55: Pinguecula Scribd

Patofisiologi Pada mekanisme akomodasi yang normal terjadi peningkatan daya refraksi mata karenaadanya perubahan keseimbangan antara elastisitas matriks lensa dan kapsul sehingga lensa menjadi cembung. Dengan meningkatnya umur maka lensa menjadi lebih keras (sklerosis)dan kehilangan elastisitasnya untuk menjadi cembung. Dengan demikian kemampuan melihat dekat makin berkurang.

Page 56: Pinguecula Scribd

Klasifikasi Presbiopi Insipien – tahap awal perkembangan presbiopi,

dari anamnesa didapati pasien memerlukan kaca mata untuk membaca dekat, tapi tidak tampak kelainan bila dilakukan tes, dan pasien biasanya akan menolak preskripsi kaca mata baca

Presbiopi Fungsional – Amplitud akomodasi yang semakin menurun dan akan didapatkan kelainan ketika diperiksa

Presbiopi Absolut – Peningkatan derajat presbiopi dari presbiopi fungsional, dimana proses akomodasi sudah tidak terjadi sama sekali

Presbiopi Prematur – Presbiopia yang terjadi dini sebelum usia 40 tahun dan biasanya berhungan dengan lingkungan, nutrisi, penyakit, atau obat-obatan

Presbiopi Nokturnal – Kesulitan untuk membaca jarak dekat pada kondisi gelap disebabkan oleh peningkatan diameter pupil

Page 57: Pinguecula Scribd

Gejala Kesulitan membaca tulisan dengan cetakan huruf yang

halus / kecil Setelah membaca, mata menjadi merah, berair, dan

sering terasa pedih. Bisa juga disertai kelelahan mata dan sakit kepala jika membaca terlalu lama

Membaca dengan menjauhkan kertas yang dibaca atau menegakkan punggungnya karena tulisan tampak kabur pada jarak baca yang biasa (titik dekat mata makin menjauh)

Sukar mengerjakan pekerjaan dengan melihat dekat, terutama di malam hari

Memerlukan sinar yang lebih terang untuk membaca Terganggu secara emosional dan fisik Sulit membedakan warna

Page 58: Pinguecula Scribd

Diagnosis

1. Anamnesa gejala-gejala dan tanda-tanda presbiopi

2. Pemeriksaan Oftalmologi Visus – Pemeriksaan dasar untuk mengevaluasi

presbiopi dengan menggunakan Snellen Chart Refraksi – Periksa mata satu per satu, mulai

dengan mata kanan. Pasien diminta untuk memperhatikan kartu Jaeger dan menentukan kalimat terkecil yang bisa dibaca pada kartu. Target koreksi pada huruf sebesar 20/30.

Page 59: Pinguecula Scribd

Penatalaksanaan Kacamata lensa positif

Pembedahan refraktif seperti keratoplasti konduktif, LASIK, LASEK, dan keratektomi fotorefraktif

Usia (tahun) Koreksi

40 s.d <45 +1.00 D s.d +1.25 D

45 s.d < 50 +1.50 D s.d +1.75 D

50 .d < 55 +2.00 D s.d +2.25 D

55 s.d <60 +2.50 D s.d +2.75 D

≥ 60 +3.00 D

Page 60: Pinguecula Scribd

TERIMA KASIH