pitiriasis alb1
TRANSCRIPT
-
8/13/2019 PITIRIASIS ALB1
1/7
1
PITIRIASIS ALBA
Tessa Rulianty, S.Ked
Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya
Rumah Sakit Dr. Mohammad Hoesin
Palembang 2013
PENDAHULUAN
Pitiriasis alba merupakan dermatitis tidak spesifik dengan ciri yang paling
mencolok berupa hipopigmentasi. Pitiriasis alba dianggap sebagai bentuk ringan dari
dermatitis atopik, karena seringkali disertai riwayat atopi. Etiologi dan patogenesisnya sampai
saat ini belum diketahui secara pasti, namun diduga adanya hubungan langsung dengan
riwayat atopi, jumlah pajanan sinar matahari dan tidak memakai tabir surya. Pitiriasis alba
juga digolongkan sebagai penyakit yang timbul setelah terjadi inflamasi.Hal lain yang dapat
mencetuskan pitiriasis alba adalah gigitan serangga, iritasi mekanis dari scrubbing, atau
bentuk lain dari dermatitis eksomatosa. 1-3
Pitiriasis albabiasa terjadi pada anak dan dewasa muda, 90% kasus terjadi pada usia
antara 6-12 tahun dan 10% pada usia antara 13-16 tahun. Dari salah satu penelitian didapatkan
angka kejadian pada pria lebih tinggi dibandingkan wanita tetapi pada beberapa kepustakaan
lainnya angka kejadian antara pria dan wanita pada pitiriasis alba ini sama. Meskipun dapat
terjadi pada semua ras dan jenis kelamin, hipopigmentasi pitiriasis alba lebih jelas terlihat
pada individu berkulit gelap, terutama saat musim panas. Sedangkan pada musim dingin
skuama jelas terlihat karena kulit kering.2-5
Sebagian besar kasus pitiriasis alba terdiagnosis secara klinis. Hipopigmentasi yang
tampak diakibatkan oleh berkurangnya jumlah melanosit dan melanosom. Pemeriksaan
histologi tidak ditemukan hasil yang spesifik, berupa akantosis yang tidak mencolok dan
spongiosis ringan, dengan hiperkeratosis sedang dan parakeratosis yang tidak sempurna.1,2
Pitiriasis alba merupakan penyakit yang asimptomatis dan kebanyakan pengobatan
tidak memberikan hasil yang maksimal. Obat yang umum digunakan yakni emolien dan
topikal steroid yang dalam beberapa kepustakaan dapat memberikan hasil yang cukup
maksimal.1,2
-
8/13/2019 PITIRIASIS ALB1
2/7
2
Tujuan dari penulisan referat ini untuk meguraikan lebih lanjut mengenai etiologi,
patogenesis, manifestasi klinis, pemeriksaan penunjang, diagnosis banding, penatalaksanaan,
serta prognosis dari pitiriasis alba.
PEMBAHASAN
Definisi
Pitiriasis alba merupakan istilah yang berasal dari bahasa latin, yang berarti sisik atau
skuama (pityron) dan putih (albus). Pitiriasis alba merupakan penyakit yang tidak menular
dengan ciri yang paling mencolok berupa hipopigmentasi.1,5,6
Epidemiologi
Penyakit ini tidak memiliki predileksi jenis kelamin tertentu, walaupun pernah tercatat
penderita laki-laki sedikit lebih banyak daripada perempuan. Pitiriasis alba lebih sering
dijumpai pada anak dan remaja yang usianya berkisar antara 3-16 tahun. Dalam suatu
penelitian analisa retrospektif didapatkan 90% kasus dijumpai pada usia antara 6-12 tahun dan
10% kasus pada usia antara 13-16 tahun. Pada penelitian lain didapatkan peningkatan
insidensi pitirasis alba pada anak dengan sosialekonomi yang rendah. Pitiriasis alba tidak
memiliki kecenderungan timbul pada ras tertentu, walaupun penyakit ini memang terlihat
lebih jelas pada penderita berkulit gelap karena nampak kontras.2,5,6
Etiopatogenesis
Etiologi dan patogenesis pitiriasis alba masih belum jelas. Pitiriasis alba dipercaya
terjadi akibat paparan matahari berulang, dan hipopigmentasi yang terjadi pada pitiriasis alba
dikarenakan perubahan melanosit akibat hidrasi kulit yang kurang. Penyebab lainnya diduga
akibat faktor inflamasi seperti atopi dan faktor non inflamasi seperti frekuensi mandi,higienitas kulit yang buruk. Kebiasaan hidup bersih berkorelasi kuat terhadap perkembangan
pitiriasis alba. Peningkatan frekuensi mandi dan penggunaan air panas untuk mandi
dihubungkan dengan xeroderma atau kekeringan kulit yang diduga memicu timbulnya
penyakit ini.Selain itu, seringnya mandi dapat mempengaruhi hilangnya daya tahan epidermis
dan substansi pelindung lainnya dari permukaan kulit. Hal lain yang dapat mencetuskan
pitiriasis alba adalah gigitan serangga, iritasi mekanis dari scrubbing, atau bentuk lain dari
eczematous dermatitis.2,6,7
-
8/13/2019 PITIRIASIS ALB1
3/7
3
Pitiriasis alba dianggap sebagai bentuk yang ringan dari dermatitis atopik, diduga
terdapat hubungan langsung dengan riwayat atopi. Pada penelitian terhadap penderita
pityriasis albadi India, latar belakang atopi terdeteksi dalam 85,5% kasus. Pitiriasis alba juga
dikaitkan dengan kekurangan vitamin. Pasien dengan pitiriasis alba memiliki kadar level
serum tembaga yang rendah. Tembaga merupakan kofaktor enzim yang dibutuhkan untuk
memproduksi melanin (tirosinase), sehingga kekurangan serum tembaga pada tubuh
kemungkinan berperan dalam patogenesis terjadinya pitiriasis alba. Selain itu, menurut
pendapat para ahli diduga adanya infeksistreptococcus, tetapi belum dapat dibuktikan.1,2,7,10
Berdasarkan musim, hipopigmentasi pityriasis alba lebih jelas terlihat saat musim
panas karena proses tanningpada kulit sekitarnya yang normal membuatnya menjadi kontras.
Sedangkan pada musim dingin, kulit menjadi kering dan skuama jelas terlihat. Pada penelitian
anak-anak di Turki yang menderita pityriasis alba, sebagian besar (45,9%) mengalami
eksaserbasi saat musim dingin.1,2,8
Gambaran Klinis
Sering dijumpai pada anak berusia 3-16 tahun. Lesi pitiriasis alba biasanya
asimtomatik terkadang disertai rasa gatal ringan. Kebanyakan lesi terdapat pada wajah dan
ekstremitas. Terdapat tiga tingkatan gejala klinis dari pitiriasis alba, yaitu :
a. Lesi papular eritematosaBerupa patch eritem dengan tepi meninggi disertai krusta minimal. Biasanya pada
tahap ini eritem yang terlihat sangat ringan sehingga kebanyakan pasien tidak
menyadarinya.
b. Lesi Papular hipokromikMerupakan tingkat intermediet ditandai dengan adanya pinpoin papul folikular.
Pada fase ini eritem mulai memudar.c. Lesi hipokromik
Biasanya kebanyakan pasien datang pada fase ini dimana sudah terlihat makula
hipopigmentasi, bentuk bulat atau oval, diameter ukuran 0,5 sampai 5 cm, berbatas
tegas disertai skuama. Hipopigmentasi lebih jelas terlihat pada kulit berwarna
gelap, terutama setelah berjemur.4,11
-
8/13/2019 PITIRIASIS ALB1
4/7
4
Gambar 1.Pitiriasis alba1
Pemeriksaan Penunjang2,3,5,6
Pemeriksaan penunjang yang sering dilakukan adalah :
Pemeriksaan potassium hidroksida (KOH)Pemeriksaan ini dapat menyingkirkan pitiriasis versikolor dan tinea korporis
Pemeriksaan histopatologi dari biopsi kulitPemeriksaan histopatologis dari biopsi kulit tidak banyak membantu karena tidak
patognomonik untuk menegakkan diagnosis. Pada pemeriksaan histopatologis
didapatkan : adanya akantosis ringan, spongiosis dengan hiperkeratosis dan
parakeratosis setempat, pigmentasi melanin yang ireguler pada lapisan basal kulit.
Kadang ditemukan pula kelenjar sebum yang atrofi.
Pemeriksaan mikroskop elektronTerlihat penurunan jumlah serta berkurangnya ukuran melanosom.
Diagnosis
Diagnosis pitiriasis alba ditegakkan berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik serta
pemeriksaan penunjang. Berdasarkan anamnesis, harus ditanyakan usia timbulnya penyakit,
untuk menyingkirkan penyakit kongenital. Setelah itu ditanyakan faktor risiko yang dapat
menimbulkan pitiriasis alba, seperti riwayat atopi, riwayat pajanan sinar matahari, riwayat
inflamasi sebelumnya, hingga kebiasaan mandi untuk menunjang diagnosis.
Dari gambaran klinis, sisik yang tipis dan distribusi lesi biasanya mengarahkan
diagnosis. Diagnosis banding meliputi bentuk hipopigmentasi terlokalisir, khususnya kondisi
-
8/13/2019 PITIRIASIS ALB1
5/7
5
kulit yang setelah mengalami inflamasi. Pitiriasis versicolor juga berbatas tegas dan biasanya
bersisik. Pemeriksaan potassium hydroxide (KOH) dari kerokan skuama harus didapatkan
jika timbul keraguan. Pada vitiligo, bercaknya lebih putih, dengan batas yang lebih jelas dan
tidak selalu disertai sisik.. Untuk mempermudah penegakan diagnosis, algoritma di bawah ini
dapat digunakan sebagai pedoman:
Gambar 2. Algoritma Penegakan Diagnosis2
-
8/13/2019 PITIRIASIS ALB1
6/7
6
Hipopigmentasi yang jelas terkadang salah didiagnosis dengan vitiligo. Pada vitiligo,
bercaknya lebih putih, dengan batas yang lebih jelas dan tidak selalu disertai sisik.Pada anak
yang lebih besar dan dewasa, lesi pada trunkus, sepanjang fase eritematosa, mungkin salah
didiagnosis dengan psoriasis tetapi distribusi dan sisik yang relatif ringan dapat
menyingkirkan diagnosis ini. Mycosis fungoides, walaupun relatif jarang, dapat menyerupai
lesi pitiriasis alba. Kondisi ini sulit dibedakan secara histologis, sehingga tindak lanjut dan
biopsi ulangan kadang diperlukan.2,7
Pengobatan
Pitiriasis alba merupakan penyakit yang asimptomatis dan kebanyakan pengobatan
tidak memberikan hasil yang maksimal. Untuk mencegah perluasan lesi atau terbentuknya lesi
baru penderita harus menghindari hal-hal yang menjadi faktor resiko seperti pajanan matahari
dan mandi berlebihan dan menggunakan air panas, serta cukupi kebutuhan nutrisi. Jika faktor
pencetusnya adalah eczema ringan, terapi dengan kortikosteroid lemah seperti hidrokortison
0.5% atau 1%, atau krim yang mengandung calcineurin inhibitor seperti tacrolimus dan
pimecrolimus.1,2
Obat yang umum digunakan untuk pengobatan pitiriasis alba yakni emolien dan
steroid topikal yang telah dilaporkan dapat memberikan hasil yang cukup maksimal. Emolien
digunakan untuk mengurangi skuama pada lesi terutama lesi yang terletak dimuka, sedangkan
steroid topikal untuk mengurangi eritema dan gatal pada lesi inisial, serta mempecepat
repigmentasi dari lesi tersebut.1-3
Prognosis
Pitiriasis alba memiliki prognosis yang baik. Depigmentasi yang terjadi biasanya tidak
permanen dan biasanya sembuh spontan setelah beberapa bulan sampai beberapa tahun.
2,7,11
Ringkasan
Pitiriasis alba merupakan penyakit kulit yang tidak menular, ditandai dengan
makula atau bercak dengan hipopigmentasi dan sisik tipis. Penyakit ini lebih banyak
mengenai anak dan remaja, tanpa kecenderungan terhadap ras dan jenis kelamin tertentu.
Etiologi dan patogenesisnya belum jelas, diduga berkaitan dengan riwayat atopi, paska
inflamasi kulit, pajanan sinar matahari, kebiasaan mandi, maupun nutrisi. Proses
hipopigmentasi diduga terkait dengan gangguan pada sel pigmen kulit.
-
8/13/2019 PITIRIASIS ALB1
7/7
7
Diagnosis dapat ditegakkan melalui anamnesis faktor risiko, pemeriksaan fisik dan
penunjang untuk menyingkirkan diagnosis banding. Distribusi lesi, pemeriksaan lampu
Wood, dan riwayat inflamasi sebelumnya merupakan hal yang penting dalam mempersempit
diagnosis banding.
Pitiriasis alba merupakan penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinya, bahkan
tanpa intervensi. Pemberian emollient dinilai efektif untuk tatalaksana bila tidak disertai
inflamasi. Tidak pernah dilaporkan adanya mortalitas akibat penyakit ini.