pkm akuu revisi
TRANSCRIPT
A. JUDUL:
PELATIHAN PEMBUDIDAYAAN BUAH NAGA (Hylocereus undakus)
SEBAGAI DIVERSIFIKASI PRODUK PERTANIAN BERNILAI
EKONOMIS DALAM UPAYA MENINGKATKAN PEREKONOMIAN
MASYARAKAT PADA KELOMPOK TANI SARI GADING DESA PED
KECAMATAN NUSA PENIDA, BALI.
B. LATAR BELAKANG MASALAH
Nusa Penida merupakan bagian dari wilayah Kabupaten Klungkung yang
merupakan kepulauan. Nusa Penida merupakan pulau kecil yang terletak di
seberang laut. Nusa Penida dapat dilalui tiga jalur penyeberangan yaitu:
Pelabuhan Kusamba (Kabupaten Klungkung), Pelabuhan Sanur (Denpasar), dan
Pelabuhan Padang Bai (Kabupaten Karangasem) yang waktu tempuhnya berkisar
antara 45 menit sampai 90 menit.
Dilihat dari kondisi geografis, Nusa Penida merupakan daerah kering
dengan tekstur tanah berkapur. Walaupun tidak bisa ditanami padi, bukan berarti
Kecamatan Nusa Penida tidak bisa menghasilkan tanaman pangan. Penduduk
setempat berupaya menanami lahan kering dengan tanaman yang tidak
memerlukan pengairan rutin, seperti jagung, ketela pohon, dan tanaman lainnya.
Tanaman yang ditanam di kawasan Nusa Penida hanya mampu digunakan untuk
konsumsi sehari-hari, dan belum memberikan nilai untuk peningkatan ekonomi.
Keadaan ini hampir seluruh kawasan pulau Nusa Penida mengalaminya, salah
satunya Desa Ped dalam hal ini kelompok tani Sari Gading.
Kelompok Tani Sari Gading merupakan kelompok tani yang
mengembangkan pertanian di daerah Dusun Seming. Mata pencaharian
kelompoknya sebagian besar sebagai petani dan peternak. Namun, hasil
pertaniannya belum dirasakan masyarakat menghasilkan sesuatu yang dapat
bernilai ekonomis. Beberapa kelompok tani mengetahui tanaman-tanaman yang
baik dikembangkan di daerah kering yang bernilai ekonomis, salah satunya adalah
buah naga (Hylocereus undakus). Namun, kelompok tani ini belum mengetahui
cara pembudidayaan dari pembibitan, cara penanaman, dan pemeliharaan dengan
baik. Keterampilan pembudidayaan tanaman bernilai ekonomis ini diperlukan
oleh masyarakat agar mampu memperoleh peningkatan penghasilan.
Buah naga merupakan tanaman sejenis kaktus. Buah asal Mexico ini
mempunyai sulur batang yang tumbuh menjalar. Batangnya berwarna hijau
dengan bentuk segi tiga. Bunganya besar, berwarna putih, harum dan mekar di
malam hari. Setelah bunga layu akan terbentuk bakal buah yang menggelantung di
setiap batangnya. Kultivar aslinya tanaman ini berasal dari hutan teduh. Orang
biasanya memperbanyak tanaman dengan cara setek atau menyemai biji. Tanaman
akan tumbuh subur jika media tanam porous (tidak becek), kaya akan unsur hara,
berpasir, cukup sinar matahari dan bersuhu antara 38-40o C. Jika perawatan cukup
baik, tanaman akan mulai berbuah pada umur 11- 17 bulan. Buah naga dapat
berkembang dengan kondisi tanah dan ketinggian lokasi apapun, namun
tumbuhan ini cukup rakus akan unsur hara, sehingga apabila tanah mengandung
pupuk yang bagus, maka pertumbuhannyapun akan pesat sekali. Dalam waktu 1
tahun, tanaman bisa mencapai ketinggian 3 meter lebih. Buah naga tidak terlalu
banyak memerlukan air sehingga sangat cocok dibudidayakan di daerah Nusa
Penida, hal ini didukung oleh banyaknya tanaman kaktus yang mampu tumbuh
subur pada lahan petani.
Pembudidayaan buah naga memerlukan suatu keterampilan khusus agar
mampu tumbuh secara maksimal. Pembudidayaan tersebut dapat meliputi
pembibitan, teknik penanaman sesuai dengan karakteristik tanaman, dan
perawatan. Oleh karena itu masyarakat membutuhkan suatu pengetahuan atau
pelatihan yang dapat memberikan informasi teknik pembudidayaan buah naga.
Budidaya buah naga di kelompok tani Sari Gading diharapkan mampu
memberikan peningkatan ekonomi secara berkelanjutan. Budidaya ini akan
ditumpangsarikan dengan tanaman bahan makanan pokok yang ada, dan sistem
penanamannya dapat seperti sistem pagar. Buah naga prospektif dikembangkan di
Nusa Penida, karena merupakan kawasan pariwisata bahari dan spiritual, sehingga
buah naga yang dihasilkan dapat dipasarkan kepada wisatawan ataupun dijual
langsung ke daerah lain. Selain itu, pembudidayaan buah naga di kelompok tani
ini diharapkan mampu memberikan motivasi kepada kelompok tani lainnya dalam
meningkatkan taraf ekonominya. Berdasarkan hal tersebut, maka dalam proposal
pengabdian ini berusaha memberikan informasi atau pelatihan untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat khususnya kelompok tani Sari Gading dalam
pembudidayaan buah naga secara optimal.
C. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, adapun rumusan masalah yang dapat
diajukan adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah pengenalan teknik pembudidayaan tanaman buah naga pada
kelompok tani Sari Gading, Desa Ped, Kecamatan Nusa Penida secara tumpang
sari?
2. Bagaimana tanggapan kelompok tani mengenai teknik pembudidayaan
tanaman buah naga secara tumpang sari?
D. TUJUAN PROGRAM
Tujuan umum dari program pengabdian masyarakat ini adalah untuk memberikan
informasi dan pelatihan teknik pembudidayaan buah naga pada kelompok tani
Sari Gading, serta merupakan salah satu alternatif diversifikasi tanaman pertanian
di lahan kering untuk meningkatkan perekonomian masyarakat. Tujuan khusus
dari program kreativitas mahasiswa pengabdian masyarakat ini adalah sebagai
berikut.
1. Pelatihan digunakan untuk mengenalkan teknik pembudidayaan tanaman buah
naga pada kelompok tani Sari Gading, Desa Ped, Kecamatan Nusa Penida
secara tumpang sari.
2. Untuk mengetahui tanggapan atau persepsi kelompok tani Sari Gading
mengenai teknik pembudidayaan tanaman buah naga secara tumpang sari.
E. LUARAN YANG DIHARAPKAN
Luaran atau hasil program kreativitas mahasiswa melalui pengabdian masyarakat
ini diharapkan:
1. Kelompok Tani Sari Gading mampu dan terampil dalam pembudidayaan buah
naga mulai dari cara pembibitan, teknik penanaman, dan
pemeliharaan/perawatan.
2. Mampu menambah wawasan dan pengetahuan baru bagi masyarakat terkait
dengan teknik menanam buah naga.
3. Buku dan poster mengenai petunjuk pembudidayaan buah naga khususnya
daerah seperti kawasan pulau Nusa Penida, sehingga dapat sebagai acuan
secara berkelanjutan.
4. Diversifikasi tanaman produktif dan ekonomis di lahan kering khususnya
masyarakat kelompok tani Sari Gading, sehingga diharapkan membantu
meningkatkan perekonomian masyarakat setempat, khususnya yang bergelut di
bidang pertanian dan dapat mengembangkannya menjadi kelompok tani yang
produktif menghasilkan buah naga.
F. KEGUNAAN PROGRAM
Kegunaan dari program pelatihan teknik budidaya buah naga ini adalah
sebagai berikut.
1. Diversifikasi Pemberdayaan Lahan Kering yang Produktif
Teknik budidaya buah naga pada kelompok tani Sari Gading bermanfaat untuk
diversifikasi produk pertanian lahan kering yang bernilai ekonomis. Luaran
buku budidaya buah naga di lahan kering dalam PKMM ini diharapkan mampu
memberikan pola pengembangan pemberdayaan lahan kering yang produktif
dengan tumpang sari.
2. Pemberdayaan Masyarakat
Pada pelatihan ini bermanfaat untuk peningkatan pengetahuan dan
keterampilan masyarakat di kawasan lahan kering dalam mengelola pertanian,
khususnya budidaya buah naga.
3. Dampak Sosial secara Nasional
Keberhasilan budidaya buah naga secara tumpang sari di lahan kering seperti
daerah kelompok tani Sari Gading berdampak terhadap petani-petani lainnya
yang belum produktif. Sehingga nantinya pelatihan ini sebagai motivator atau
inspirator dalam upaya diversifikasi produktivitas pertanian lahan kering yang
bernilai ekonomis.
G. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN
Kelompok Tani Sari Gading terletak di Desa Ped, Kecamatan Nusa
Penida. Kelompok ini terdapat sebanyak 50 kepala keluarga yang
bermatapencaharian utama sebagai petani/berladang. Tekstur lahan pertanian yang
dimiliki oleh kelompok tani ini adalah tekstur lahan kering berpasir, dan berkapur.
Pada kawasan pertanian banyak tumbuh kaktus-kaktus liar. Kelompok tani ini
menghasilkan produk pertanian yang khas dengan lahan kering seperti jagung,
ketela pohon, dan beberapa pisang. Produk tersebut kebanyakan digunakan untuk
keperluan kebutuhan sehari-hari, dan lebihnya dijual untuk keperluan yang lain.
Penjualan produk pertanian tersebut belum memberikan penghasilan yang baik
oleh petani. Lahan yang digunakan oleh petani sebenarnya dapat
ditumpangsarikan dengan tanaman lainnya yang bernilai ekonomis, seperti pada
sisi pagar antar kebun dapat ditanami tanaman ekonomis seperti misalnya buah
naga. Buah naga sangat prospektif dikembangkan di kelompok tani ini, selain
cocok bagi lahan, juga kelompok ini berdekatan dengan kawasan wisata Pura
Dalem Ped. Hal ini tentu akan berpengaruh besar pada pemasarannya. Selain itu,
buah naga dapat juga dipasarkan pada swalayan-swalayan di Pulau Bali. Lokasi
masyarakat sasaran terdapat pada peta di bawah ini pada bagian yang dilingkari.
Gambar 1. Lokasi Pelatihan Budidaya Buah Naga di Kelompok Tani Sari Gading
Masyarakat kelompok tani Sari Gading selama ini hanya mengandalkan
bercocok tanam jagung dan ketela pohon. Sehingga perekonomian masyarakatnya
masih tergolong menengah ke bawah. Lahan yang dimiliki oleh petani masih
dapat ditanami tanaman lainnya seperti buah naga. Buah naga mampu hidup di
daerah yang kering dan berpasir seperti layaknya kaktus. Di samping itu buah ini
tidak memerlukan lahan yang khusus dapat ditumpangsarikan. Masyarakat
kelompok tani ini telah mengetahui buah naga dapat dibudidayakan di lahan
pertaniannya. Namun, karena kesulitan bibit dan keterampilan teknik budidaya
K T Sari Gading
yang baik menyebabkan petani di kelompok tani ini belum mampu
mengembangkannya. Oleh karena itu pada pelatihan ini diharapkan sebagai awal
mula budidaya buah naga di pulau Nusa Penida.
Buah naga atau dragon fruit (buah dari tanaman Hylocereus undatus)
termasuk pendatang baru yang cukup popular. Masuk akal, selain penampilannya
yang eksotik, rasanya asam manis menyegarkan dan memiliki beragam manfaat
untuk kesehatan. Pendatang baru satu ini langsung terkenal. Bentuknya yang unik
dengan warna mencolok, mengundang keingina-tahuan orang. Kini buah naga
telah dibudidayakan di Indonesia dan ternyata, bukan cuma buahnya yang unik,
bentuk pohonnya juga bagus dengan bunga harum semerbak. Cukup cantik
sebagai tanaman hias penyemarak taman.
Di negeri asalnya, RRC, buah naga atau thang-loy tergolong buah purba.
Masyarakat setempat menganggap buah ini membawa berkah, sebab itu selalu
muncul di setiap acara pemujaan. Orang-orang suku Indian dan penduduk Mexico
juga mengkonsumsi buah naga, mereka menyebutnya dengan pitaya roja atau
pitaya merah. Buah naga dihasilkan tanaman sejenis kaktus. Buah asal Mexico ini
mempunyai sulur batang yang tumbuh menjalar. Batangnya berwarna hijau
dengan bentuk segi tiga. Bunganya besar, berwarna putih, harum dan mekar di
malam hari. Setelah bunga layu akan terbentuk bakal buah yang menggelantung di
setiap batangnya. Kultivar aslinya tanaman ini berasal dari hutan teduh. Orang
biasanya memperbanyak tanaman dengan cara setek atau menyemai biji. Tanaman
akan tumbuh subur jika media tanam porous (tidak becek), kaya akan unsur hara,
berpasir, cukup sinar mata hari dan bersuhu antara 38-40o C. Jika perawatan
cukup baik, tanaman akan mulai berbuah pada umur 11- 17 bulan. Selain buah
naga merah dengan daging putih, varietas buah naga banyak ragamnya. Ada yang
berkulit kuning dengan daging buah putih (selenicereus megalanthus) atau
berkulit merah dengan daging buah merah (Hylocereus costaricensis). Berat rata-
rata buah ini berkisar antara 300-500 gr.
Buah naga memiliki banyak manfaat sehingga banyak diminati walaupun
harganya cukup mahal. Banyak orang percaya buah ini dapat menurunkan
kolesterol dan penyeimbang gula darah. Memang belum ada penelitian pasti
tentang manfaat buah ini. Namun, mengingat asalnya dari jenis buah kaktus, maka
buah naga mengandung vitamin C, beta karoten, kalsium dan karbohidrat. Buah
naga tinggi serat sebagai pengikat zat karsinogen penyebab kanker dan
memperlancar proses pencernaan.
H. METODE PELAKSANAAN PROGRAM
Metode yang digunakan dalam program kreativitas mahasiswa ini adalah
sebagai berikut:
1. Metode Observasi dan wawancara
Observasi dilakukan setelah memperoleh izin dari pihak-pihak terkait.
Selain observasi penulis juga melakukan wawacara dengan pihak terkait
guna menunjang pengumpulan data awal sebelum membuat usulan
kegiatan program dan pelaksanaan program. Untuk kedepannya pun jika
program telah telaksana maka akan diadakan observasi dan wawancara
lanjutan terkait dalam memperolah informasi tindak lanjut kegiatan yang
dilakukan masyarakat dari hasil pengabdian.
2. Metode Penyuluhan dan pelatihan
Tim PKMM mengadakan penyuluhan dan pelatihan tentang budidaya
tanaman buah naga dan pemeliharaan tanaman buah naga. Pembudidayaan
ini dimulai dari cara pembibitan, teknik penanaman, serta
pemeliharaannya. Pelatihan ini dilatihkan dan diikuti oleh 50 orang
peserta. Pelatihan dan penyuluhan dilakukan secara bertahap dengan
harapan pelatihan ini optimal dilakukan.
(1) Tahap Observasi
Pada tahap ini penulis melakukan observasi kembali ke tempat
pelaksanaan pelatihan. Hal ini dilakukan diidentifikasi untuk
konfirmasi pelaksanaan program dan observasi penentuan tempat
pembudidayaan buah naga. Pada kegiatan ini dilakukan peninjauan
sepanjang wilayah lahan penanaman buah naga di kawasan Kelompok
Tani Sari Gading yang dilakukan oleh kelompok PKM dan dibantu
kelompok tani.
(2) Tahap Penyuluhan dan Pelatihan
Pelatihan akan dilaksanakan antara bulan Februari – Maret tahun 2011.
Hal ini berdasarkan pertimbangan pada bulan ini masih terdapat
musim hujan yang dalam kalender Bali yaitu sasih Kaulu dan Kesanga.
Sebelum dilaksanakan pelatihan dipersiapkan alat dan bahan yang
diperlukan. Pelatihan ini dilakukan selama 3 hari. Pada tahap ini selain
pelatihan pembudidayaan buah naga dan pembuatan lubang tanam juga
proses dan cara pemeliharaan dan penanaman buah naga. Jumlah buah
naga yang akan ditanam adalah sebanyak 100 batang dengan panjang
bibit 80-120 cm. Pada tahapan ini juga diberikan teknik penanaman
dan pembuatan tempat tanam budidaya buah naga dengan penyangga
beton. Penyangga beton dibuat agar tempat tumbuh buah naga
berkelanjutan tanpa diganti. Dari 100 batang buah naga ini diharapkan
masyarakat dapat membuat bibit sendiri dan membudidayakannya.
Pada kegiatan ini juga diserahkan buku dan poster panduan budidaya
buah naga di lahan kering yang dibuat sendiri oleh tim PKMM.
(3) Tahap Evaluasi
Evaluasi dilakukan terhadap tanaman buah naga yang telah ditanam
selama 3 bulan yang dibantu oleh kelompok tani. Pemantauan
dilakukan setelah tanaman buah naga berumur satu bulan.
I. JADWAL KEGIATAN PROGRAM
Jenis KegiatanBulan ke-
1 2 3 4 5
1. Persiapan
a. Observasi ke lapangan
b.Bimbingan dari dosen
2. Tahap Penyuluhan dan Pelatihan
a. Persiapan alat atau bahan untuk
melakukan pelatihan.
b. Pelatihan dan penyuluhan teknik
budidaya (pembibitan,
penanaman, dan pemeliharaan)
3. Tahap observasi dan evaluasi
a. Observasi kondisi budidaya buah
naga.
b. Evaluasi perkembangan
budidaya dan kendala yang
dihadapi masyarakat
4. Penyusunan laporan kegiatan
a. Pengumpulan data hasil
pelaksanaan dan observasi
b. Penyusunan laporan akhir
J. RANCANGAN BIAYA
J.1 Biaya Pembelian Habis Pakai
No Nama Bahan Jumlah Biaya Satuan (Rp) Biaya (Rp)
1 Pupuk 10 kg 10.000 100.000
2. Bibit Buah Naga 100 batang 20.000 2.000.000
3. Beton tiang tempat
budidaya
100 batang 15.000 1.500.000
4. Bambu 20 batang 10.000 200.000
Jumlah 3.800.000
J.2 Biaya Peralatan Penujang PKMM
No Nama Alat Jumlah Biaya Satuan
(Rp)
Biaya (Rp)
1 Cangkul 5 buah 40.000 200.000
2 Linggis 3 buah 35.000 105.000
Jumlah 305.000
J.3 Biaya Transportasi
No Uraian JumlahBiaya Satuan
(Rp)
Biaya
(Rp)
1 Persiapan tempat dan
pelaksanaan
5 orang (PP) 100.000,- 500.000,-
(mahasiswa dan dosen)
2 Biaya transport bibit 100 batang 100,- 10.000,-
3 Evaluasi (mahasiswa
dan dosen)
5 orang x 2
kali (PP)
100.000,- 1.000.000,-
Jumlah Biaya 1.510.000
J.4. Biaya Pengeluaran Lain-lain
No. Uraian JumlahBiaya Satuan
(Rp)Biaya(Rp)
1Fotokopi dan jilid laporan
45 x 1010 eks
100,-5.000,-
45.000,-50.000,-
2Biaya pencetakan laporan
45 lembar 300,- 13.500,-
3Biaya Pengetikan Laporan
5 kali 10.000,- 50.000,-
4
Konsumsi untuk tim PKMM1. Persiapan tempat2. Pelaksanaan 3. Evaluasi
5 orang5 orang5 orang x 2 kali
14.000,- 14.000,-14.000,-
70.000,-70.000,-
140.000,-
5Konsumsi Peserta Pelatihan
50 orang x 2 kali
14.000,- 1.400.000,-
Total Pengeluaran 1.838.500,-
Total Biaya Pengeluaran:
Biaya Pembelian Habis Pakai : Rp. 3.800.000,-
Biaya Peralatan Penunjang PKM : Rp. 305.000,-
Biaya Transportasi : Rp. 1.510.000,-
Biaya Pengeluaran lain-lain : Rp. 1.838.000,-
Total Pengeluaran : Rp. 7.453.500,-
K. LAMPIRAN
Biodata ketua dan anggota (4 orang)
Biodata dosen pembimbing
Surat perjanjian kerjasama
GAMBARAN TEKNOLOGI YANG DIKEMBANGKAN
Pada pelatihan budidaya buah naga ini dikembangkan teknik penanaman
dengan tumpang sari. Penanaman dilakukan dengan sistem pengikatan pada beton
dan seperti pagar sehingga tidak mengganggu tanaman yang lainnya. Pada
masing-masing buah naga yang ditanam, pada samping betonnya ditempatkan
kaleng bekas sebagai penempatan air pada musim kemarau. Bentuk teknik
budidaya yang dimadsud dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Teknik Penanaman Budidaya Buah Naga di Kelompok Tani
Beberapa teknik lain yang juga akan dikembangkan dalam pelatihan ini seperti
Gambar 3.
Gambar 2. Bentuk Teknik Budidaya Buah Naga di Lahan Pertanian
Gambar 3. Beberapa Teknik Budidaya Tanaman Buah Naga
LOKASI PELATIHAN BUDIDAYA BUAH NAGA
1,5 m
2 m
K T Sari Gading
Undiksha
BIODATA DOSEN PENDAMPING
I. IDENTITAS DIRI
Nama Lengkap : I Wayan Karta, S.Pd. Tempat dan Tanggal Lahir : Desa Ped, Nusa Penida / 09 Maret 1986Alamat Tinggal : Jl. Sahadewa Gg.IVA No.1 SingarajaNomor HP : 081 805 339 884Alamat Kantor : Jurusan Analis Kimia, FMIPA Undiksha,
Jalan Udayana 11 C Singaraja 81116 BaliNomor Telepon/Fax : (0362)25702/(0362)25335Alamat e-mail : [email protected] kuliah yang diampu 1. Kimia Anorganik I
2. Kimia Anorganik II3. Komputasi Data4. Jaminan Mutu Lab5. Keselamatan dan Kesehatan Kerja6. Kimia Fisika I7. Analisis Spektrometri I
II. RIWAYAT PENDIDIKAN
No.Nama Sekolah/Perguruan Tinggi
TempatTahun Sertifikat
/GelarBidang
Dari Sampai
1. SD Negeri 3 Ped 1992 1998 Ijasah -
2. SLTP Negeri 1 Nusa Penida 1998 2001 Ijasah -
3. SMU Negeri 1 Nusa Penida 2001 2004 Ijasah -
4. Universitas Pendidikan Ganesha Undiksha
Singaraja 2004 2008 Ijasah/ S.Pd.
Pend.
Kimia
5. Program Studi Magister Kimia Terapan Universitas Udayana
Denpasar 2010 sekarang Sedang studi
Karya Ilmiah:
1) Pengaruh Temperatur Terhadap Korosi Besi Beton yang Terlindung Secara Katodik dengan Menggunakan Elektrode Korban Magnesium
2) Prospek Budidaya Tembakau di wilayah Buleleng Bagi Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Buleleng.
3) Studi Dampak Pengeboran Geothermal Pada Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB) Terhadap Lingkungan dan Masyarakat Bedugul dan Sekitarnya
4) Peluang dan Tantangan Potensi Kain Cepuk Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Komunitas Adat Terpencil Di Desa Tanglad Kecamatan Nusa Penida Kabupaten Klungkung Bali
5) Uji Mikrobiologi Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) “ Yeh Buleleng“ dengan Teknik Tabung Ganda.
6) Studi elektroplating partisi alloy Cu-Al pada pernak-pernik kayu nangka dengan Metode Pembentukan Thin Layer Graphite
7) Upaya Pemanfaatan Rumput Laut sebagai Olahan makanan melalui pelatihan untuk kelompok tani Merta Sari Desa Adat Nyuh Kukuh Nusa Penida
8) Problem solving memadukan desentralisasi pendidikan (manajemen berbasis sekolah dan masyarakat ) dengan program bantuan operasional sekolah (BOS)
9) Revitalisasi Pengembangan Sistem Manajemen dan Pemasaran UKM Melalui Model Coordination Covalen Bonding (Studi Kasus UKM Kain Cepuk di Desa Tanglad Nusa Penida)
10) Metode Ikatan Koordinasi Forum Kampus-Badan Narkoba Sebagai Alternatif Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Di Kalangan Mahasiswa
11) Pengaruh Temperatur Terhadap Korosi Besi Beton yang Terlindung Secara Katodik dengan Menggunakan Elektrode Korban Magnesium
12) Peran dan Efektifitas Hukum Adat “Awig-awig” Desa Adat di Nusa Penida dalam Usaha Pelestarian Burung Jalak Bali (Leucopsar rothschildi)
13) Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil di Nusa Penida melalui pendekatan Ecotorism ber icon Burung Jalak Bali dan Terumbu Karang
14) Upaya Pemanfaatan Dan Pengembangan Hasil Perkebunan Jeruk, Ubi Jalar, Dan Talas, Sebagai Olahan Produk Makanan Dan Minuman Melalui Program Pelatihan Untuk Masyarakat Desa Batukaang, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli
15) Upaya Pengembangan Agrowisata Subak Berlandaskan Konsep Tri Hita Karana dalam Rangka Meningkatkan Perekonomian Masyarakat yang Berbasis Lingkungan
16) Revitalisasi Adat Bali di Tengah Dualisme Kehidupan Sosial dan Budaya Guna Menjaga Sistem Adat sebagai Refleksi Kasus-Kasus Adat dalam Dinamika Perkembangan Zaman serta Konsistensinya Memajukan Kebudayaan Bali
17) Kombinasi Proses Anaerob-Aerob Berbasis Biofilm Bakteri Isolat Lokal Sebagai Upaya Bioremediasi Limbah Cair Hotel dan Restoran secara Berkelanjutan
Singaraja, 27 September 2010Dosen Pembimbing
I Wayan Karta, S.Pd.