pkm non poned tulungagung1

24
TEMUAN LAPANGAN PKM NON PONED KEDUNG WARU KABUPATEN TULUNGAGUNG STAKEHOLDER KECAMATAN 1. Bagaimana kerjasama lintas sektoral di daerah ini? Ada berbagai program yang dilakukan, program yang berhubungan dengan kesehatan ibu dan anak (KIA) salah satunya adalah Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). 2. Kerjasama lintas sektoral di bidang kesehatan apa saja yang telah dilakukan di daerah ini? Pencanangan Desa Siaga. Desa Siaga ini bekerjasama dengan kecamatan untuk pembuatan SK nya. Kegiatannya antara lain Tabulin, penyediaan ambulance. 3. Bagaimana dengan kerjasama lintas sektoral dalam bidang kesehatan ibu dan anak? Semua saling mendukung dengan melibatkan berbagai sektor. 4. Siapa leading sektornya? Tergantung program masing-masing. Jika program kesehatan, leading sektornya PKM. 5. Bagaimana peranan dari leading sector? (wewenang, tanggung jawab) Leading sector misalnya PKM. PKM mengurus hal-hal teknis lalu didukung oleh perangkat lain (Perangkat desa dan sector lainnya yang terkait) agar bias sampai ke masyarakat. 6. Bagaimana persepsi bapak/ibu terhadap leading sector? Apa sarannya? Leading sector sebagai penggerak semua unsure yang terkait. 7. Sektor-sektor, LSM, swasta , apa saja yang terlibat dalam kerjasama lintas sektoral ini? Perangkat desa, kecamatan, Puskesmas, KUA, Diknas dan PKK. Sektor swasta belum terlibat tetapi sudah ada sosialisasi program dari LSM yang bergerak dalam Perlindungan Anak. 8. Bagaimana peranan dari masing-masing sektor/LSM/swasta dalam kerjasama tersebut? (wewenang, tanggung jawab) Semua saling mendukung. 9. Sejak kapan sektor-sektor/LSM/swasta mulai diikutsertakan (perencanaan, pelaksanaan, evaluasi). Sejak dahulu sudah ada kerjasama lintas sektoral. Lintas sektoral kesehatan sudah terbentuk sejak ada PKM. Selama ini belum ada pihak swasta yang bergabung dalam kerjasama lintas sektoral, tetapi ada LSM sedang melakukan sosialisasi di tingkat kecamatan. LSM ini

Upload: burhan

Post on 07-Dec-2015

24 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

kuantitatif

TRANSCRIPT

Page 1: Pkm Non Poned Tulungagung1

TEMUAN LAPANGAN PKM NON PONED KEDUNG WARU

KABUPATEN TULUNGAGUNG

STAKEHOLDER KECAMATAN

1. Bagaimana kerjasama lintas sektoral di daerah ini?Ada berbagai program yang dilakukan, program yang berhubungan dengan kesehatan ibu dan anak (KIA) salah satunya adalah Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).

2. Kerjasama lintas sektoral di bidang kesehatan apa saja yang telah dilakukan di daerah ini? Pencanangan Desa Siaga. Desa Siaga ini bekerjasama dengan kecamatan untuk pembuatan SK nya. Kegiatannya antara lain Tabulin, penyediaan ambulance.

3. Bagaimana dengan kerjasama lintas sektoral dalam bidang kesehatan ibu dan anak?Semua saling mendukung dengan melibatkan berbagai sektor.

4. Siapa leading sektornya? Tergantung program masing-masing. Jika program kesehatan, leading sektornya PKM.

5. Bagaimana peranan dari leading sector? (wewenang, tanggung jawab) Leading sector misalnya PKM. PKM mengurus hal-hal teknis lalu didukung oleh perangkat lain (Perangkat desa dan sector lainnya yang terkait) agar bias sampai ke masyarakat.

6. Bagaimana persepsi bapak/ibu terhadap leading sector? Apa sarannya?Leading sector sebagai penggerak semua unsure yang terkait.

7. Sektor-sektor, LSM, swasta , apa saja yang terlibat dalam kerjasama lintas sektoral ini? Perangkat desa, kecamatan, Puskesmas, KUA, Diknas dan PKK. Sektor swasta belum terlibat tetapi sudah ada sosialisasi program dari LSM yang bergerak dalam Perlindungan Anak.

8. Bagaimana peranan dari masing-masing sektor/LSM/swasta dalam kerjasama tersebut? (wewenang, tanggung jawab) Semua saling mendukung.

9. Sejak kapan sektor-sektor/LSM/swasta mulai diikutsertakan (perencanaan, pelaksanaan, evaluasi). Sejak dahulu sudah ada kerjasama lintas sektoral. Lintas sektoral kesehatan sudah terbentuk sejak ada PKM. Selama ini belum ada pihak swasta yang bergabung dalam kerjasama lintas sektoral, tetapi ada LSM sedang melakukan sosialisasi di tingkat kecamatan. LSM ini mensosialisasikan program perlindungan pekerja anak. Kerjasama ini melibatkan pengusaha-pengusaha yang mempekerjakan anak. Salah satu kegiatannya adalah memonitor anak-anak yang bekerja di home industry dan wanita hamil yang bekerja. PKM sering melakukan penyuluhan kepada perusahaan pengelolaan tembakau agar tidak mempekerjakan wanita hamil di bagian pekerjaan yang membahayakan kehamilan. Selain itu PKM mengundang pedagang kaki lima untuk memberikan penyuluhan.

10. Kegiatan apa yang telah dilakukan sektor-sektor, LSM, swasta dalam mengatasi masalah kesehatan ibu dan anak? Kegiatan penyuluhan untuk ke Posyandu, suntik TT1 untuk calon pasangan suami istri.

11. Bagaimana mekanisme koordinasi dan kerjasama antar sektor?Pertemuan dilaksanakan setiap bulan dengan melibatkan perangkat desa. Ada banyak hal yang dibicarakan disesuaikan dengan kebutuhan dan situasi yang sedang dihadapi masyarakat. Misalnya di musim hujan, biasanya membicarakan tentang pencegahan demam berdarah dengan PSN (Program Pemberantasan Sarang Nyamuk) atau sedang menghadapi musim kawin diadakan Program Imunisasi Calon Pengantin Perempuan .

Page 2: Pkm Non Poned Tulungagung1

KUA: Ada program yang berhubungan dengan P2KSS nya. Materi-materi yang disampaikan ada yang berhubungan dengan program pembinaan keluarga sakinah. Jika pekerjaan sedikit bisa ditangani sendiri tetapi jika program ini membutuhkan tenaga besar dilakukan secara terpadu bekerja dengan pihak lain.Imunisasi Calon Pengantin Wanita bekerjasama dengan PKM. Selain itu juga beberapa program kesehatan lain seperti PSN disosialisasikan dengan bantuan pembantu penghulu yang ada di setiap desa. Ada forum kemitraan umat yang merupakan gabungan dari NU, LDII. Muhamadiyah untuk sosialisasi program. Melihat contoh Madura yang melibatkan kyia dalam program KB.

Untuk Kasie Kesos: camat sebagai koordinator. Menampung semua pencatatan dari kegiatan yang ada. Setiap pihak membuat laporan masing-masing terlebih dahulu untuk kemudian disatukan.

Pokja IV: Setiap bulan diadakan rapat Pokja IV di setiap desa untuk membicarakan banyak hal seperti PSN, Gerakan Sayang Ibu. Kader Pkk menyampaikan pada masyarakat agar datang ke Posyandu dan memanfaatkan fasilitas kesehatan. Peran di tingkat desa adalah PKK. Sebagai bidkor sangat berhubungan dengan pekerjaan Pokja IV PKK.

Ada claim imunisasi untuk calon istri. Suntik TT 1 dan TT2. Biasanya untuk TT2 tidak diketahui kelanjutannya karena dilakukan setelah menikah. TT1 diketahui KUA.

Diknas: Koordinasi dengan pihak kecamatan dan PKM. Jika ada hal-hal baru mengenai kesehatan, disampaikan ke kepala sekolah untuk disampaikan kepada orangtua murid. Sosialisasi dilakukan pada sekolah formal dan non formal. (UKS: Usaha Kesehatan Sekolah). Setiap jumat ada kegiatan pertemuan dengan kepala sekolah untuk koordinasi UKS.

12. Dalam kerjasama tersebut, memerlukan dukungan dana, tenaga, darimana diperolehnya?Pada dasarnya tergantung dengan program masing-masing. Seperti di KUA: dana berasal dari masyarakat yang menjadi pasangan calon pengantin. Dan ada dana dari Departemen Agama yaitu dana Dik-Es. Terjadi pengaturan secara bergilir, misalnya penyelenggaraan rapat di kantor desa A dan untuk esoknya lagi di B. Untuk ke KUA masyarakat mampu membayar tetapi setelah menikah dan membutuhkan pembayaran pelayanan kesehatan menggunakan ASKES-KIN atau SKTM.

13. Bagaimana peranan dan dukungan camat dalam kerjasama tersebut?Camat sangat mendukung karena sebagai koordinator. Misalnya membutuhkan dana untuk kerjabakti.

14. Bagaimana persepsi ibu/bapak terhadap kerjasama bidan di desa dengan dukun bayi?PKM sering melaksanakan penyuluhan sehingga kesadaran masyarakat sudah meningkat. Pernah dilaksanakan pelatihan dukun bayi dan diberi dukun kit. Selain itu dukun tidak regenerasi. Bidan dan dukun bisa bekerjasama. Jika ada kelaianan persalinan di bawah ke rumah sakit. Selain itu karena adanya pengggunaan kartu sehat. Ada anggapan dalam masyarakat bahwa mengapa zaman sekarang persalinan lebih banyak dioperasi.

Terdapat daftar isian kegiatan suplemen yang berisi semua laporan kegiatan KUA. Hal ini bertujuan untuk pendanaan.

15. Bagaimana persepsi ibu/bapak terhadap pelayanan kesehatan ibu dan anak bagi penduduk miskin? Apa saran ibu/bapak untuk memperbaikinya?Pelayan kesehatan dan camat sangat membantu masyarakat yang sangat antusias untuk mendapatkan pelayanan gratis. Pada dasarnya semua dilayani sehingga sangat

Page 3: Pkm Non Poned Tulungagung1

sulit memilih masyarakat yang benar-benar sepantasnya mendapat fasilitas ASKES-KIN atau SKTM.

16. Bagaimana persepsi ibu/bapak terhadap peranan wanita/ibu dalam mendapatkan pelayanan kesehatan ibu dan anak? Apa saran ibu/bapak untuk memperbaikinya? Sebenarnya sudah disediakan fasilitas kesehatan untuk masyarakat tetapi belum bisa dimanfaatkan dengan baik karena kesadaran masyarakat yang masih kurang.

17. Hambatan-hambatan apa saja yang dialami masyarakat dalam mencari pelayanan kesehatan ibu dan anak (sosial, budaya, ekonomi, geografi, akses terhadap informasi, dll)Kesadaran masyarakat yang masih kurang karena pendidikan yang masih rendah.Misalnya secara periodic sudah disampaikan kepada masyarakat untuk memeriksakan kehamilan ke nakes. Masyarakat tidak akan ke nakes sebelum merasa parah. Fasilitas sudah diberikan kepada masyarakat tetapi masih sulit. Ada rasa malu pergi ke nakes. Misalnya, membawa anak ke Nakes takut dibilang anaknya kurus atau punya penyakit.Saat ini hambatan relatif bisa diatasi karena ada Gerakan Sayang ibu dengan berbagai kegiatan untuk mengurangi angka kematian bayi. Seperti ada kegiatan tabungan ibu bersalin, ambulance desa, donor darah, dasolin. Masyarakat sudah ada yang menabung untuk biaya persalinan. Selain itu, diambil, dana dari dana sosial bersalin yang berasal dari donatur tetap. Sudah ada pengkoordinasian ambulance desa yang dilakukan secara periodik. Hampir semua desa sudah ada GSI nya. Tidak semua desa memiliki Dasolin tetapi tabulin hampir semua. Kegiatan donor darah dan ambulance tidak terlalu sulit. Masyarakatnya mudah digerakan. Masyarakat yang bisa memanfaatkan desa siaga ini cukup berespon.

18. Coba bapak/ibu jelaskan tentang keberhasilan dari kerjasama lintas sektor dalam bidang kesehatan ibu dan anak di kecamatan ini?

19. Kendala apa dalam kerjasama lintas sektoral kesehatan ibu dan anak?Tidak ada kendala karena ada koordinasi.

20. Dengan kerjasama tersebut, bagaimana sistim pencatatan dan prosedur pelaporan masalah kesehatan ibu dan anak tersebut?Masing-masing membuat terlebih dahulu. Lalu ada feedback. Baru disatukan. Ada penjadwalan laporan.

21. Apa yang sebaiknya ditingkatkan, supaya kerjasama lintas sektoral tsb dapat berjalan lebih baik? Dibutuhkan payung hukum yang jelas dan diberikan pancingan-pancingan seperti dana dan fasilitas (motivator) untuk meningkatkan kerjasama lintas sektoral.

22. Bagaimana pemanfaatan SKTM/ ASKES-KIN dan bagaimana keterkaitannya dengan rujukan? Camat sangat melayani penggunaan SKTM. Askes melakukan survey. Yang tidak memiliki ASKES KIN menggunakan SKTM. Dalam pendataan Gakin melibatkan banyak pihak. Ada pemutakhiran data. Ada yang berasal dari data BPS dll. Dilakukan crosscheck data ke lapangan. Sehingga banyak petugas yang tidak mendata secara detail. Selain itu ada juga kelonggaran untuk mendapatkan SKTM. Keluarga miskin ini menerima macam-macam bantuan seperti Raskin, bantuan ternak samasekali. Ada juga sebagian kecil masyarakat yang tidak menggunakan ASKES KIN. Secara umum masyarakat memanfaatkan ASKES-KIN atau SKTM. Untuk SKTM /ASKES-Kin tidak dipungut bayaran

23. Persentasi pemanfaat kartu miskin di Kecamatan Kedung Waru?12-17%

Page 4: Pkm Non Poned Tulungagung1

FGD Bidan di Desa PKM NON PONED KEDUNG WARU

KABUPATEN TULUNGAGUNG

Pengetahuan dan Praktek perawatan bayi baru lahir

1. Perawatan antenatal masa kehamilan

1. Sudah berapa lama, ibu bekerja sebagai bidan desa? Lama bekerja bervariasi. Ada yang 2, 6, 8, dan belasan tahun.

2. Dimana ibu tinggal?, dimana ibu ditugaskan ? Untuk kecamatan Kedung Waru Di desa Ploso Kandang, Papan, Ringin Pitu, Tunggul Sari, Bangoan. Rata-rata tinggal di desa binaan masing-masing.

3. Jika tidak tinggal di tempat tugas, apa sebabnya?Yang tidak tinggal di desa, tidak di Polindes. Di rumah sendiri

4. Berapa kali rata-rata ibu hamil di desa tempat tugas ibu memeriksakan kehamilannya ?Bervariasi. Ada yang satu kali setiap satu bulan. Ada yang ke Polindes dan ke swasta. Untuk periksa kehamilan dibutuhkan tempat tertutup. Banyak yang menggunakan JPS. Namun untuk persalinan banyak yang ke swasta. Sudah jarang ditemukan ditemukan ibu yang melahirkan di rumah dengan alasan malu jika banyak yang melihat. Bidan melakukan kunjungan untuk ibu yang tidak melakukan pemeriksaan kehamilan. Aktivitas Posyandu: penimbangan, deteksi dini, imunisasi, penyuluhan.Satu bidan menangani satu desa. Dalam satu desa terdiri dari 3-5 Posyandu yang disesuaikan dengan jumlah penduduknya.

5. Coba ibu jelaskan apa yang ibu lakukan pada waktu memeriksa kehamilan ?Memeriksa Tensi, berat badan, tinggi Badan, apakah ada keluhan atau tidak selama kehamilan.

6. Menurut ibu, tanda-tanda apa yang menunjukkan bahaya dalam kehamilan? Apa yang ibu lakukan jika menghadapi kasus tsb? Hipertensi, lalu memberi saran agar selalu meriksa kehamilan dan antisipasi jika akan melahirkan.

7. Komplikasi (kelainan) apa saja yang banyak terjadi pada kehamilan di daerah ini? Apa yang ibu lakukan untuk mengatasi komplikasi tsb? Banyak ditemui ibu kurang gizi, anemia dan ibu hamil beresiko tinggi. Hypermeses, tekanan darah tinggi. Resiko tinggi dilihat dari segi umur (umur ibu yang sudah tua), jarak umur anak yang berdekatan. Sedangkan tanda-tanda persalinan yang berbahaya adalah sungsang, udem, panggul sempet, ketuban pecah dini, pre-eklampsia.

8. Jika dirujuk, kemana merujuk, kenapa dirujuk? Hambatan dalam merujuk?Bidan menolong persalinan resiko tinggi. Bidan mencoba identifikasi ibu, lalu membuat rujukan disesuaikan dengan keinginan ibu apakah melahirkan di PKM atau swasta. Ada juga yang takut untuk menandatangani SKTM.Keterlambatan dari nakes tidak ada. Yg ada keterlambatan dari masyarakat, terutama masalah biaya (masyarakat yang tidak mampu). Bidan hanya memberi motivasi agar keluarganya tetap melakukan rujukan sebelum terjadi sesuatu yang lebih membahayakan. Pada tahap dirujuk saat kehamilan, saat akan persalinan ke bidan lagi. Dan jika memang benar-benar tidak bisa ditangani, bidan segera merujuk ke rumah sakit.

9. Upacara apa yang yang biasa dilakukan ibu-ibu pada masa kehamilan? (istilah lokal, waktu, alasannya)? Tiga bulanan dan 7 bulanan . Dilakukan supaya ibu selamat ketika melahirkan

Page 5: Pkm Non Poned Tulungagung1

10. Coba ibu jelaskan tentang program tabulin di daerah ini? Tidak ada tabulin. Satu, dua ibu inisiatif menabung sendiri

11. Bantuan apa yang ada di desa ini untuk ibu/bayi yang mengalami gawat darurat? (dana, transport, darah) Belum ada sistem tabungan untuk ibu bersalin. Mereka memiliki tabungan sendiri berupa hewan ternak. Tidak ada tabungan/bantuan dalam masyarakat untuk ibu bersalin. Yang dilakukan ketika menemui ibu yang tidak mampu adalah memberi kemudahan dan keringanan fasilitas kesehatan.

2. Persalinan

12. Apakah ibu-ibu bidan pernah menolong persalinan ?Rata-rata bidan pernah menolong persalinan. Saat itu kira-kira 5 persalinan yang ditolong dalam satu bulan. Hampir semua bidan pernah menangani persalinan sisa dukun. Biasanya, partus lama, plasenta tertinggal. Pada saat-saat tertentu banyak yang melahirkan (musim melahirkan). Jumlah target persalinan dilihat dari pasangan usia subur.

13. Menurut ibu, apa yang dimaksud dengan bersih dikaitkan dengan penolong persalinan (tangan bersih, peralatan persalinan, tempat melahirkan yang bersih? Semua harus bersih. Bersih tempat, alat-alat harus dikukus atau direbus

14. Apa hubungannya antara kebersihan dengan persalinan ?Semua harus dalam kondisi bersih. Alat-alat harus direbus atau dikukus. Begitu juga dengan tempat persalinan harus disiapkan.

15. Coba jelaskan apa yang dilakukan ibu bidan sebelum menolong persalinan ( mencuci tangan, tempat,alat, alasan)?Memeriksa tekanan darah, menanyakan apakah ibu sudah mengeluarkan cairan atau darah. Dan kapan merasakan itu. Setelah mengetahui hiss nya, dilakukan pemeriksaan dalam. Harus dipastikan apakah terjadi kelahiran palsu atau sudah pasti melahirkan (Hiss nya sering, ada pembukaan, ada darah yang keluar).

16. Menurut ibu, tanda-tanda apa yang menunjukkan bahaya pada waktu melahirkan? Apa yang ibu bidan lakukan jika menemui kasus ibu bersalin yang menunjukkan tanda bahaya?perdarahan. segera dirujuk jika bidan tidak bisa menangani

17. Komplikasi persalinan apa yang banyak terjadi pada persalinan di daerah ini ? Apa yang ibu bidan lakukan jika menemui kasus tsb? Perdarahan dan segera dirujuk jika bidan tidak bisa menangani

18. Jika dirujuk, apa sebabnya dirujuk?Plasenta sulit keluar dan tidak ada pendarahan. Jika sampai 30 menit plasenta tidak dapat keluar, segera dirujuk. Atau sudah pasti perdarahan segera dirujuk.

19. Kesulitan apa yang ditemukan saat merujuk ? (transport, dana, persediaan darah, pengambilan keputusan, dll) Keluarga merasa khawatir dengan masalah dana meskipun ada ASKESKIN. Hal itu disebabkan karena ketidaktahuan.

20. Upacara apa yang dilakukan ibu-ibu di daerah ini sesudah bersalin?kapan? apa sebabnya?. Apa dampaknya terhadap kesehatan ibu? apa dampaknya pada pemberian ASI segera? Upacara yang dilakukan setelah melahirkan adalah Selapanan (36 hari setelah melahirkan). Hal-hal yang disiapkan antara lain: air putih diberi garam, diberi doa,

3. Perawatan bayi baru lahir

21. Apakah ibu pernah menemukan kasus bayi afiksia? Apa yang ibu lakukan untuk mengatasinya? Pertama dikeringkan dulu, lalu jalan nafasnya dibersihkan, lalu diberi oksigen. Sedangkan untuk bayi yang kuning sering dijemur atau diberi minum. Bidan memiliki pengetahuan bahwa bayi yang kuning karena kurang sinar matahari dan kurang air minum.

22. Kendala apa yang ibu alami untuk mengatasi bayi afiksia?.......

Page 6: Pkm Non Poned Tulungagung1

23. Apa yang biasa dilakukan masyarakat di desa ini, jika bayinya afiksia? (siapa yang melakukan, berapa lama, alasannya) Masyarakat tidak berani melakukan apapun. Jika menemui kasus ini segera memanggil bidan.

24. Berapa kali ibu bidan mengunjungi ibu setelah persalinan ? Kapan? Apa yang ibu lakukan (imunisasi Hep B,perawatan tali pusar,perawatan payudara,penyuluhan,dll)? 0-7 hari dilakukan sebanyak 2 kali. Yang dilakukan adalah pemeriksaan bayi, imunisasi Hepatitis B dan BCG, pemeriksaan tali pusat, pemeriksaan jahitan. Penyuluhan ASI. 8-28 hari dilakukan sekali kun jungan ke rumah. Selebihnya di Posyandu. Ibu memasang KB biasanya setelah masa nifas.

25. Coba jelaskan hambatan apa yang ibu alami dalam mengimunisasi bayi?sejauh ini tidak mengalami hambatan

26. Apa yang ibu bidan lakukan segera setelah bayi lahir? (dikeringkan, dibungkus)? bagaimana caranya? Dimana diletakan setelah lahir?Bayi tidak dimandikan, tetapi dielap lalu dikeringkan, dihangatkan lalu dibungkus dengan kain. Bayi dimandikan setelah 6 jam persalinan atau tergantung kondisi bayi. Bidan membantu ibu untuk menyusui (penyuluhan langsung). Bidan juga memberitahu pada keluarganya bagaimana cara menyusui. Biasanya bidan memberi tahu pada ibu yang baru pertamakali melahirkan, sedangkan ibu yang pernah melahirkan biasanya tidak pernah menanyakan bagaimana cara menyusui. Penyuluhan menyusui biasanya dilakukan secara langsung oleh bidan. Penyuluhan ini dilakukan secara langsung karena menurut bidan jika langsung praktek akan lebih mudah. Sedangkan penyuluhan tentang perawatan payudara dilakukan saat ibu hamil 7 bulan.

27. Segera setelah dilahirkan, apakah ibu bidan meletakan bayi ke pelukan ibu? Apa sebabnya?Masih sulit untuk mempraktekkan karena ibu masih dalam keadaan kotor dan lemah.

28. Apakah ibu bidan menganjurkan bayi tidur bersama ibu segera setelah lahir? apa sebabnya?.......

29. Coba ibu jelaskan tentang kebiasaan ibu dukun dalam memandikan bayi (kapan dimandikan, air mandi, tempat mandi, perawatan sesudah mandi, apa akibat memandikan segera setelah lahir)?sudah jarang ditemukan melahirkan dengan dukun.

30. Coba ibu jelaskan tentang cara pemotongan tali pusat (alat, cara membersihkannya, perawatan)? Untuk perawatan menggunakan kain kasa.

31. Tanda-tanda apa yang menunjukkan bahaya pada bayi baru lahir?....32. Apa yang ibu bidan lakukan untuk mengatasinya? ....33. Makanan /minuman apa yang biasanya diberikan ibu-ibu dimasyarakat ini kepada

bayinya sebelum ASI keluar? Apa sebabnya? Susu formula34. Berapa jam setelah melahirkan, pada umumnya ibu-ibu di masyarakat ini, mulai

menyusui bayinya? Apa sebabnya? setelah lahir segera diberikan kepada bayi, paling lama 30 menit setelah melahirkan.

35. Apa yang ibu-ibu lakukan terhadap ASI yang pertama kali keluar, yang berwarna kuning? Apa sebabnya? setelah lahir segera diberikan kepada bayi, paling lama 30 menit setelah melahirkan. Ibu biasanya minum jamu lancar ASI (Jamu kepiyuk an).

36. Kapan ibu-ibu mulai memberikan makanan tambahan kepada bayi? Berbeda-beda. Ada yang 4 bulan, 6 bulan, bahkan ada yang satu bulan.

37. Saya mendengar didaerah lain, bayi tidak boleh dibawa keluar sebelum berusia 40 hari, bagaimana kebiasaan di daerah ini, apa sebabnya tidak boleh dibawa keluar? Tidak boleh keluar karena bayi takut kemasukan setan.

38. Jika bayi tidak boleh keluar, apa yang ibu lakukan jika bayi ibu sakit sesak napas/bayi biru, bayi kuning? Apa alasannya?jika kuning menyarankan untuk dijemur

39. Saya mendengar didaerah lain, bayi tidak boleh dibawa keluar sebelum berusia 40 hari, bagaimana kebiasaan di daerah ini, apa sebabnya?takut kemasukan setan.

4. Kepercayaan tentang kematian

Page 7: Pkm Non Poned Tulungagung1

40. Bagaimana kepercayaan ibu tentang bayi (neonatus) yang meninggal ? (dikaitkan dengan konsep pencarian pertolongan pada keadaan darurat pada bayi neonatus). Sudah takdir. Peristiwa ini tidak dikaitkan dengan hal lain

41. Bagaimana kepercayaan ibu tentang ibu bersalin yang meninggal ? (dikaitkan dengan konsep pencarian pertolongan pada keadaan darurat pada ibu hamil, bersalin).Sudah takdir. Peristiwa ini tidak dikaitkan dengan hal lain

5. Sumber informasi dan pola –pola komunikasi

42. Coba ibu bidan jelaskan tentang penyuluhan yang pernah di lakukan tentang kesehatan ibu dan anak? (materi, metode, sasaran, tempat). Penyuluhan yang dilakukan secara kelompok dan individu, namun saat ini lebih banyak dilakukan penyuluhan secara langsung per individu. Saat pemeriksaan langsung diberikan penyuluhan. Apakah ibu menggunakan buku KIA untuk penyuluhan? Apa sebabnya?Iya, untuk mengetahui perkembangan ibu. Tapi tidak semua ibu mendapat buku KIA.

43. Kendala apa yang ibu bidan alami dalam memberikan penyuluhan? Apa saran ibu bidan untuk mengatasinya? Penyuluhan yang dianggap efektif adalah penyuluhan secara langsung karena jika dikumpulkan dikhawatirkan membawa anak yang menganggu.

6. Kemitraan bidan dan dukun bayi

44. Bagaimana kemitraan ibu bidan dengan dukun bayi dalam menolong persalinan?Jumlah dukun sedikit. Dalam satu desa, tidak mesti ada dukun. Frekuensi melahirkan dengan dukun dalam sebuah desa sekitar 1 kali dalam setahun. Ibu yang melahirkan dengan dukun adalah mereka yang orangtuanya tidak berpendidikan, sedangkan ibu yang hamil mengikuti orangtuanya meskipun secara ekonomi berkecukupan. Termasuk memilih persalinan dengan bidan, orangtua yang mengambil keputusan. Terutama untuk kelahiran anak pertama. Bidan berusaha untuk merangkul dukun. Jika dukun mengalami kesulitan memanggil bidan. Ibu yang baru saja melahirkan juga minta disuntik.

45. Kendala apa dalam kemitraan tsb?apa saran ibu untuk mengatasinya?Tidak ada kendala karena jumlah dukun sedikit.

7. Pelatihan, Supervisi

46. Pelatihan kegawatdaruratan apa saja yang pernah ibu bidan dapat? Sesudah mendapat pelatihan, apakah BDD pernah mendapat pelatihan penyegaran? Bagaimana pendapat ibu bidan terhadap pelatihan penyegaran? Bidan di PKM Kedung Waru hampir semua berpendidikan Diploma Kebidanan. Hanya 3 orang yang sudah memperoleh pelatihan APN (Asuhan Persalinan Normal), pelatihan kegawatdaruratan medik, pelatihan asfiksia, pelatihan tumbuh kembang, pelatihan penanganan BBLR. Pada umumnya tenaga nakes PKM Kedung Waru memiliki pengalaman lebih dari 6 tahun.

47. Menurut ibu bidan, pelatihan apa lagi yang ibu perlukan? apa sebabnya?Pelatihan APN dianggap sangat perlu dan penyegarannya sangat dibutuhkan. Penyegarannya berupa praktek kembali ilmu dan pengetahuan dari pelatihan APN dengan menggunakan phantom. Sedangkan untuk petugas PKM dibutuhkan pelatihan kegawatdaruratan dan perlengkapan alat-alat nakes. Alat-alat yang ada sudah tua dan bidan kit yang tidak lengkap.

48. Coba ibu bidan jelaskan tentang supervisi ( berapa kali dalam setahun, siapa supervisornya, apa yang disupervisi, umpan balik supervisi, apa manfaat supervisi, saran

Page 8: Pkm Non Poned Tulungagung1

supervisi). Supervisi dilakukan oleh penyelenggara pelatihan misalnya IBI, Dinas Kesehatan. Diharapkan dan disarankan agar pelatihan yang diselenggarakan tidak membayar karena beberapa pelatihan dilakukan dengan biaya.

8. Persediaan obat dan alat

49. Obat-obat apa yang tersedia di Polindes ? Persedian obat-obatan cukup tetapi jika sudah kurang, bidan ngebon dulu. Ada FE, vitamin B Complex, Kalsium. Paling lama menunggu obat 2 bulan. Bidan membeli obat sendiri untuk praktek swasta dan menggunakan.Biaya nakes di Polindes Rp.3500 sedangkan di Pustu Rp.3000 sedangkan pasien JPS gratis. Ibu mendapat 30 tablet FE untuk satu kali kunjungan ke Polindes. Buku KIA belum tercukupi diharapkan dapat diberikan secara gratis obat-obat paten. Untuk pemberian obat kepada pasien 9 buah untuk 3 hari. Untuk TTD diberikan kepada ibu sebanyak 30 butir untuk satu bulan dengan biaya Rp.3500 ditambah obat-obat lain jika ibu mengalami keluhan. Seperti ibu mengalami gatal-gatal lalu diberi salap.

50. Obat-obat apa yang diperlukan membantu persalinan tetapi tidak tersedia ?...51. Alat-alat apa yang tersedia untuk menolong persalinan kegawatdaruratan ? alat–alat apa

yang tidak tersedia ?Alat-alat yang digunakan sangat minim jika membantu persalinan di rumah ibu, tetapi jika melahirkan di tempat bidan (Polindes) relatif lebih lengkap.

Wawancara Mendalam dengan Dukun BeranakPKM NON PONED KEDUNG WARUKABUPATEN TULUNGAGUNG

FGD dukun tidak dapat dilakukan karena yang hadir hanya 1 orang. Hari kemarinnya sudah diinformasikan bahwa akan dilakukan FGD dukun. Undangan disampaikan untuk 5 orang dukun. Dukun yang diwawancara tidak lancar berbahasa Indonesia sehingga harus diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Dukun tersebut tinggal di daerah yang cenderung rural dan belum lama menjadi dukun.

I. Perawatan antenatal (masa kehamilan)

1. Bagaimana kepercayaan masyarakat disini tentang kehamilan pada wanita?(takdir, pasrah, kodrat) . Dalam hubungan dengan kepercayaan tsb, bagaimana jika ibu Hamil mengalami kelainan?Tidak mengerti maksud pertanyaan

2. Menurut ibu berapa kali sebaiknya ibu hamil memeriksakan kehamilannya selama kehamilan? Setiap bulan kehamilan

3. Coba ibu jelaskan apa yang ibu lakukan pada waktu memeriksa kehamilan? Dukun melakukan pemijatan tangan, kaki dan perut. (Mempraktekan cara memijat perut)

4. Menurut ibu, tanda-tanda kehamilan yang bagaimana yang menunjukkan kelainan/komplikasi (tanda bahaya). Apa yang ibu lakukan untuk mengatasinya? Tanda-tanda kehamilan normal yang diketahui oleh dukun: Ibu berbadan lemas, tidak suka makan. Yang melakukan pemeriksaan kehamilan bidan. -Tanda-tanda bahaya kehamilan yang dukun ketahui antara lain posisi bayi tidak normal. Jika dukun meraba-raba perut ibu dan terasa kepala bayi besar, dukun merasa ada sesuatu yang tidak normal. Dukun hanya menganjurkan ibu agar beristirahat dan memeriksakan kehamilan.

Page 9: Pkm Non Poned Tulungagung1

Keluhan utama ibu saat hamil adalah keju-keju (pegal-pegal)

4. Makanan apa yang tidak boleh dimakan pada waktu hamil? Apa sebabnya? Dukunmerasa tidak ada pantangan makanan. Sedangkan pantangan lainnya Tidak boleh

berdiri di depan pintu. Orang zaman dahulu tidak pernah diberi obat-obatan. Tidak boleh makan ikan karena arus (amis), tidak boleh banyak minum.Sedangkan tradisi yang ada dalam masyarakat antara lain:

Upacara/tradisi yang dilakukan masyarakat adalah upacara mitoni (Upacara 7 bulanan), Sepasaran, pagutan, telonan, dan ada juga upacara 3 bulanan. Dalam acara tersebut, dukun datang untuk menata-nata (noto) untuk menyiapkan upacara. Yang disiapkan ambeng (tumpeng), lodho, pisang. Upacara 7 bulan lebih lengkap dan dilakukan sesuai dengan tingkat ekonomi. Segoro (nasi dalam bejana, diatasnya diletakkan telur), hal ini sebagai simbol kelahiran anak. Ada juga sesepuh yang memberi doa, biasanya laki-laki. Ibu membuat rujak, menyiapkan kembang telon, jajan pasar.

II.Persalinan

5. Sudah berapa lama ibu menolong persalinan ? Sejak tahun 1980an6. Coba ibu jelaskan cara ibu menolong persalinan? (langkah-langkah, posisi ibu, cara

mengeluarkan plasenta/ari-ari, tempat persalinan, minuman yg diberikan kepada ibu,apa sebabnya)?

jika ada yang mau melahirkan sebenarnya dukun tidak ingin melakukan apa-apa. Dukun tidak melakukan apa-apa. Kecuali jika tidak ada bidan.

Praktek yang dilakukan, pertama-tama melihat perut. Jika sering bergerak-gerak berarti akan melahirkan. Dukun tidak menolong persalinan. Hanya membantu ibu mengejan. Jika menemui persalinan sulit, dukun memanggil bidan. Tidak pernah melakukan persalinan sendiri. Jika tidak ada bidan, dukun menggunakan gunting yang sudah digodok untuk memotong. Dulu dukun menggunakan welat (sembilu).Untuk posisi melahirkan, dukun menggunakan teknik sundang yaitu posisi melahirkan, dimana ibu membelakangi suaminya, ibu dipangku suami, tangan ibu merangkul leher/kepala suami. Suami memangku ibu, tangan suami memegang pundak, atau kaki ibu dan kadang-kadang meniup kepala ibu untuk memberi dukungan psikologis.Setelah membantu persalinan, dukun membersihkan batur bayi (plasenta) dan memberi kepiyuan yaitu jamu untuk melancarkan ASI yang terdiri dari kencur, kunyit, daun dadap, serep, asam jawa, daun papaya, gula, garam, air. Posisi ini tidak berbahaya secara medis. Bayi melihat ke arah perut. Jika bayi sulit dilahirkan, ibu menunggu bidan. Dukun memberikan rasa nyaman dengan memijat-mijat ibu.

7. Siapa yang mendampingi ibu pada waktu menolong persalinan? Bidan8. Menurut ibu, tanda-tanda apa yang menunjukkan bahaya pada waktu ibu melahirkan?

Ibu sulit melahirkan (Lama keluar bayi). 9. Apa yang ibu lakukan jika ibu menemukan tanda-tanda bahaya tersebut?

cara mengeluarkan ari-ari dengan menekan perutnya. (dukun mempraktekan bagaimana menekan perut untuk mengeluarkan ari-ari).

Page 10: Pkm Non Poned Tulungagung1

Menekan perut ibu, lalu keluar plasenta. Jika ari-ari tidak keluar dan sedang tidak ada bidan, dukun segera membawa ke rumah sakit. Rumah dukun tidak jauh dari rumah sakit

10. Kelainan persalinan apa saja yang ibu temukan dalam menolong persalinan (ari-ari sulit keluar, bayi lahir lama, perdarahan). Menurut ibu apa sebabnya terjadi kelainan tsb?

Ari-ari sulit keluar. Ari-ari cepat keluar. Cara mengeluarkan ari-ari dengan menekan perutnya. (dukun mempraktekan bagaimana menekan perut untuk mengeluarkan ari-ari).Menekan perut ibu, lalu keluar plasenta. Jika ari-ari tidak keluar dan sedang tidak ada bidan, dukun segera membawa ke rumah sakit. Rumah dukun tidak jauh dari rumah sakit

11. Apa yang ibu lakukan untuk mengatasinya?Segera memanggil bidan12. Pada keadaan persalinan yang bagaimana, ibu minta bantuan kepada bidan?Selalu

dengan bidan sekarang. Dulu, tidak ada bidan memang sendiri menolong persalinan.13. Bagaimana pandangan ibu terhadap kerjasama dengan bidan dalam menolong

persalinan? (pembagian kerja, pembagian honor)dukun hanya membantu merawat bayi14. Menurut ibu, bagaimana sebaiknya kerjasama dukun dengan bidan?

Harus bersama-sama bidan. Selalu bekerjasama. Dukun hanya membantu bidan. 15. Selama ibu dukun membantu pertolongan persalinan, apakah pernah ibunya meninggal

dunia?, apa sebab kematian tersebut?, (perdarahan, kejang, lahir lama, dll), ceritakan kejadiannya. Tidak pernah

16. Selama ibu dukun membantu pertolongan persalinan, apakah pernah bayinya meninggal dunia? apa sebab kematian tersebut ?, ceritakan kejadiannya. Tidak pernah

III. Perawatan ibu dan bayi baru lahir

17. Apa yang pertama kali ibu perhatikan pada bayi yang baru lahir? (pernapasan bayi, apakah menangis?)

Semuanya dukun perhatikan dan tidak khawatir karena bersama bidan. Bidan sekaligus memberi tahu apa-apa yang harus dilakukan dukun. Tugas dukun antara lainSetelah membersihkan kotoran-kotoran melahirkan lalu dukun membersihkan plasenta dan memasukannya ke dalam pendil. Plasenta diberi garam, brembeng, lombok, bawang, buku tulis, jarum benang, bunga telon. Kemudian ditanam ke dalam tanah

18. Apa yang ibu lakukan, jika bayi susah bernapas? berapa lama? Alasannya?Tidak pernah menemukan

19. Apa yang ibu lakukan jika bayi kecil (BBLR) ? Dukun belum pernah menangani bayi yang BBLR. Dukun berpikir bahwa kelahiran berisiko, sudah pasti bidan yang menangani.

20. Berapa kali ibu dukun mengunjungi ibu bersalin setelah persalinan? Apa yang ibu lakukan? Setiap hari dating, memandikan bayi atau bersama-sama bidan.

21. Coba ibu jelaskan bagaimana caranya mengeringkan dan membungkus bayi baru lahir?. Dukun hanya memberi membersihkan, mengeringkan dan membungkus

bayi. Di elap pakai air hangat, lalu dibungkus pakai kain. Lalu dukun memberi bayi ke pelukan ibu.

22. Coba ibu jelaskan tentang memandikan bayi (kapan dimandikan, air mandi, tempat mandi, perawatan sesudah mandi, akibat memandikan segera setelah lahir)?memandikan bayi setelah ibu melahirkan 2 hari. Hari pertama yang memandikan bidan.

Page 11: Pkm Non Poned Tulungagung1

22. Coba ibu jelaskan tentang tali pusar (alat pemotongan tali pusar, cara membersihkannya, ramuan, manfaat perawatan)?

Sebelum mendapat pelatihan, dukun menggunakan suruh (daun sirih) yang dihaluskan dengan kunyit, lalu ditempelkan ke vagina ibu (ditapel) agar vagina cepat kering setelah melahirkan. Selain itu menggunakan bedak yang terbuat dari padi dan kencur untuk bayi. Untuk posisi melahirkan, dukun menggunakan teknik sundang yaitu posisi melahirkan, dimana ibu membelakangi suaminya, ibu dipangku suami, tangan ibu merangkul leher/kepala suami. Setelah membantu persalinan, dukun membersihkan batur bayi (teman bayi) (plasenta) dan memberi kepiyuan yaitu jamu untuk melancarkan ASI yang terdiri dari kencur, kunyit, daun dadap, serep, asam jawa, daun papaya, gula, garam, air. Saat ini sudah tidak ada.

23. Apa kaitan/hubungan antara kebersihan dengan persalinan?Harus bersih. Semua alat-alat direbus, dikukus.

24. Menurut ibu dukun, apa yang dimaksud dengan bersih dikaitkan dengan penolong persalinan (tangan bersih, peralatan persalinan, tempat melahirkan yang bersih? Harus bersih. Semua alat-alat direbus, dikukus.

25. Coba ibu dukun jelaskan apa yang dilakukan sebelum menolong persalinan (mencuci tangan, tempat, alat, alasannya )? Cuci tangan yang bersih harus.

26. Bagaimana kepercayaan masyarakat terhadap ari-ari (plasenta) ?, apa yang dilakukan ibu dukun terhadap ari-ari? Apa sebabnya? Plasenta adalah teman bayi (batur bayi), harus segera dikeluarkan. cara mengeluarkan ari-ari dengan menekan perut ibu. (dukun mempraktekan bagaimana menekan perut untuk mengeluarkan ari-ari). Jika ari-ari tidak keluar dan sedang tidak ada bidan, dukun segera membawa ke rumah sakit. Rumah dukun tidak jauh dari rumah sakit

27. Tanda-tanda apa yang menunjukkan bahaya pada bayi baru lahir? Apa yang ibu lakukan jika bayi menunjukkan tanda bahaya tersebut? (sesak, tidak menangis, biru, kuning, kejang, dll)….(dukun tertawa-tawa, menjawab dengan bahasa Jawa. Merasa tidak tahu karena sudah lama tidak menolong persalinan)

28. Jika ada bayi yang baru lahir (kurang dari 40 hari) sakit kemana sebaiknya mencari pengobatan? apa sebabnya?, alasannya) Ke bidan.

29. Saya mendengar didaerah lain, bayi tidak boleh dibawa keluar sebelum berusia 40 hari, bagaimana kebiasaan di daerah ini, apa sebabnya tidak boleh dibawa keluar? Takut kesawanan. Bayi yang baru lahir harum sehingga disukai setan.

30. Jika bayi tidak boleh keluar, apa yang ibu lakukan jika bayi ibu sakit sesak napas/bayi biru, bayi kuning? Apa alasannya?Tidak pernah menemukan bayi kuning

IV. Kepercayaan tentang kematian

31. Bagaimana kepercayaan ibu dukun tentang ibu bersalin yang meninggal ? Dalam hubungan dengan kepercayaan tsb, apakah perlu ibu bersalin yang sakit keras dibawa ke pelayanan kesehatan? Apa alasannya?Tidak ada kepercayaan apa-apa

V. Pembinaan/pelatihan

Page 12: Pkm Non Poned Tulungagung1

32. Selama menjadi dukun bayi, pelatihan apa saja yang telah ibu ikuti? apa manfaatnya dalam membantu pekerjaan ibu. Tahun 1980 dukun memperoleh pelatihan dan mendapat alat-alat seperti gunting, pinset, korentang, bengkok, cucing (tempat alkohol), tas. Dukun hanya satu kali mendapat peralatan ini.

33. Kendala apa yang ibu temukan untuk dapat menjalankan hasil pelatihan tersebut (ketersediaan bahan/alat, obat dll)?tidak mendapat peralatan lagi.udah tua alat-alatnya.

34. Alat/obat apa saja yang pernah ibu terima dari puskesmas (penggunaan alat, bagaimana keadaannya sekarang)?Selama ini bagaimana bentuk pembinaan yang diberikan oleh puskesmas? (arisan dukun bayi, pertemuan rutin, kapan dan frekuensi dalam 1 bulan ) Pelatihan yang pernah diterima berupa penyuluhan. Dalam penyuluhan tersebut dukun mengemukakan masalah yang dihadapi di desa. Yang ditekankan adalah perawatan tali pusat. Dukun diberi pengetahuan, kebersihan dan tanda-tanda bahaya setelah melahirkan. Alat-alat yang diterima antara lain gunting, pinset, korentang, bengkok, cucing (tempat alkohol), tas. Dukun hanya satu kali mendapat peralatan ini

VI. Nilai

35. Bagaimana pandangan ibu tentang kehamilan yang tidak diinginkan?Tidak tahu36. Selama menjadi dukun bayi, pernahkah ibu menolong untuk mengugurkan kandungan ?,

alasannya ? Tidak

FGD IBU NEONATUS PKM KEDUNG WARUPENGETAHUAN DAN PRAKTEK PERAWATAN BAYI BARU LAHIR

1. Perawatan kehamilan

1. Bagaimana pendapat ibu tentang kehamilan? (takdir, pasrah,dll) Kehamilan adalah kodrat perempuan yang harus diterima dan dijalani

2. Jika kehamilan adalah takdir, bagaimana jika ibu mengalami komplikasi/kelainan pada waktu hamil? Melakukan pemeriksaan selama hamil, dan jika disarankan untuk melakukan pemeriksaan ke dokter/rumah sakit, ibu pergi ke rumah sakit untuk mencegah terjadinya komplikasi persalinan.

3. Coba ibu jelaskan tentang kebiasaan ibu memeriksakan kehamilan? (siapa yang mendampingi, manfaat pendamping, siapa yang memeriksa, berapa kali ibu memeriksakan kehamilan selama kehamilan , manfaat pemeriksaan, hambatan, saran untuk meningkatkan pemeriksaan, apa saja yang diperiksa(5 T). Satu bulan sekali ke Posyandu, melakukan pemeriksaan kehamilan, penimbangan.

Catatan:

Page 13: Pkm Non Poned Tulungagung1

5 T: Tinggi fundus/tinggi kehamilan, Imunisasi TT, Timbang, Tablet Fe/TTD, Tekanan darah)

.4. Coba ibu jelaskan tentang penerimaan tablet besi (Tablet tambah darah/TTD) selama

kehamilan (berapa kali, berapa tablet dalam sekali penerimaan, biaya). Ibu menerima tablet tambah darah (TTD) setiap satu bulan sekali sebanyak 30 butir dengan biaya Rp.15.000

5. Coba ibu jelaskan tentang cara minum TTD (berapa kali minum dalam sehari, waktu minum, jumlah pil yang diminum, dengan apa ibu minum TTD, hambatan minum TTD, pendapat Thdp TTD dan saran terhadap TTD).Beberapa ibu belum mengetahui manfaat minum TTD. Sebagian hanya mengetahui sebagai vitamin tambah darah semasa hamil. Mereka merasa khawatir dengan kotoran berwarna hitam setelah minum TTD sehingga menghentikan peminumannya. Ada juga yang mengetahui manfaat minum TTD dengan minum setiap hari. Menurut ibu ini, penyuluhan tentang manfaat minum TTD masih kurang.

6. Coba ibu jelaskan tanda-tanda bahaya kehamilan? (istilah lokal, akibatnya).....

7. Komplikasi (kelainan) apa saja yang bisa terjadi pada kehamilan ?, kemana sebaiknya mencari pertolongan ?

Komplikasi yang paling dikenal ibu adalah pendarahan atau plasenta sulit keluar. Dukun mengetahui tindakan yang harus dilakukan dengan segera ke rumah sakit atau mencari pertolongan medis terdekat. Namun, selama ini semua diatasi oleh bidan terlebih dahulu karena pertolongan persalinan dilakukan oleh bidan.

8. Coba ibu ceritakan kelainan/komplikasi apa saja yang ibu alami pada kehamilan bayi terakhir (pengambil keputusan mencari pertolongan, kemana mencari pertolongan, hambatan dalam mencari pertolongan, hasil) ?Selalu bersama bidan. Tidak pernah sendiri. Pengambil keputusan utama adalah orangtua, lalu suami, kemudian ibu sendiri. Tetapi lebih banyak orangtua yang mengambil keputusan karena umumnya mereka menikah pada usia muda yang memiliki keterbatasan pengetahuan dan kemampuan finansial.

9. Upacara apa yang ibu lakukan pada masa kehamilan ? (istilah lokal, waktu, alasannya)?Ada upacara 3 bulan yang dilakukan saat usia kehamilan ibu 3 bulan bertujuan memohon keselamatan kepada Tuhan. Upacara 7 bulanan yang dilakukan pada saat usia kehamilan ibu 7 bulan. Pada upacara ini umumnya dilakukan lebih besar daripada upacara 3 bulan. Tujuan utama dilakukan upacara ini memohon perlindungan kepada Tuhan dan memohon keselamatan agar bayi lahir dengan selamat dan lancar.

10. Pantangan apa yang ibu lakukan selama kehamilan (makanan, tingkah laku ibu/suami, alasannya)?Tidak boleh makan ikan karena air susu menjadi amis , cumi-cumi karena bayi akan lemas dan berbau amis. Suami dan ibu tidak boleh melilitkan handuk di leher karena akan menyebabkan tali pusar melilit. Tidak makan sayur setelah melahirkan karena dianggap dapat membuat peranakan tidak cepat kering. Tidak makan nanas saat hamil karena dapat menyebabkan gatal-gatal dan borokan.

11. Persiapan apa saja yang ibu lakukan untuk kelahiran bayi ibu ? (Tabulin, menentukan penolong persalinan, alasannya)? Tidak ada yang dipersiapkan. Ibu dan keluarganya hanya mempersiapkan pakaian bayi dan uang secukupnya bahkan tidak mempersiapkan uang sama sekali karena ada ASKESKIN, SKTM sehingga tidak terlalu khawatir tentang biaya persalinan.

12. Bantuan apa yang ada di desa ini untuk ibu /bayi yang mengalami gawat darurat? (dana, transport, darah). Tidak ada bantuan berupa dana, tetapi ada spontanitas masyarakat yang memberi bantuan transportasi.

Page 14: Pkm Non Poned Tulungagung1

2. Persalinan

13. Siapa saja yang terlibat dalam mengambil keputusan untuk mencari pertolongan persalinan? Orangtua, suami dan ibu yang mau melahirkan sendiri. 14. Jika ibu tidak dilibatkan, bagaimana pendapat ibu ?

Tidak masalah karena pada saat melahirkan, biasanya ibu dalam kondisi lemah sehingga keputusan berada di tangan orangtua.

15. Coba ibu jelaskan persalinan bayi ibu yang terakhir (penolong persalinan, alasan memilih penolong persalinan, tempat bersalin, siapa yang memperhatikan kebutuhan untuk

persalinan)? Hampir Dari 6 ibu yang menjadi informan FGD, hanya 1 orang yang melahirkan dengan normal selebihnya mengalami permasalahan seperti perdarahan, asfiksia, sulit melahirkan karena sudah berumur tua (partus lama) dan pinggul sempit. Yang memperhatikan kebutuhan untuk persalinan adalah orangtua/keluarga.

16. Menurut ibu, persalinan yang bersih itu yang bagaimana? Alat-alatnya bersih, tempat jugabersih. Semuanya harus bersih

17. Menurut ibu, apa yang dimaksud penolong persalinan yang bersih? (tangan bersih, peralatan persalinan, tempat melahirkan yang bersih)? Alat-alat bersih.18. Coba ibu jelaskan apa yang dilakukan penolong persalinan (bidan /dukun) bayi ibu

sebelum menolong persalinan (mencuci tangan, tempat, alat, manfaatnya) ? Membersihkan alat-alat, merebus gunting, mencuci tangan.

19. Menurut ibu, tanda-tanda apa yang menunjukkan bahaya pada waktu melahirkan ?, kemana sebaiknya ibu mencari pertolongan? Ada perdarahan atau bayinya sulit keluar. Ibu segera ke rumah sakit setelah mendapat rujukan bidan bidan.

20. Kelainan/komplikasi apa yang bisa terjadi pada persalinan ?, kemana sebaiknya ibu mencari pertolongan?Bayi sulit keluar, terjadi perdarahan, segera ke bidan atau ke rumah sakit.

21. Coba ibu ceriterakan kelainan/komplikasi apa yang ibu alami dalam melahirkan bayi ibu yang terakhir (kemana mencari pertolongan, pengambil keputusan, hambatan, hasilnya) ?Bayi sulit keluar karena panggul ibu kecil, bidan segera membawa ibu ke rumah sakit. Semua komplikasi pertama kali ditangani oleh bidan. Setelah bidan tidak bisa menangani, segera ditangani di rumah sakit.

22. Siapa yang mendampingi ibu pada waktu ibu bersalin? (laki-laki, perempuan). Apa gunanya?pendamping?Orangtua, suami dan keluarga. Tetapi lebih banyak orangtua (mertua), ada juga yang ditemani adik laki-laki.

23. Coba ibu jelaskan larangan apa yang harus dilakukan pada waktu ibu akan bersalin (makanan, perilaku, alasan). Tidak boleh makan yang pedas

24. Coba ibu jelaskan apa yang harus dilakukan pada waktu ibu akan bersalin? (makanan, perilaku, alasan) Menjaga tutur kata karena saat hamil dan persalinan, perilaku ibu akan mempengaruhi kelancaran dan keselamatannya. Ada yang mematuhi pantangan dan ada juga yang tidak mematuhi pantangan karena disarankan oleh orangtua. Seperti tidak makan ikan, tidak makan cumi-cumi supaya anak tidak lemas.

3. Perawatan bayi baru lahir

25. Apa yang pertama kali ibu perhatikan pada bayi ibu yang baru lahir? (pernapasan bayi, apakah menangis?) Yang pertama kali diperhatikan adalah apakah bayi menangis dan kondisi bayi dalam keadaan sehat, sedangkan pernapasan bayi tidak diperhatikan.

26. Apa yang biasa dilakukan masyarakat di desa ini, jika bayinya susah bernapas? (siapa yang melakukan, berapa lama, alasannya) Menepuk-nepuk punggung bayi sampai nafas bayi normal.

27. Berapa kali penolong persalinan mengunjungi ibu setelah persalinan ? Apa yang dilakukan penolong persalinan ( imunisasi Hep B,perawatan tali pusar,perawatan

Page 15: Pkm Non Poned Tulungagung1

payudara,penyuluhan,dll)?Bidan mengunjungi ibu setelah persalinan sampai tali pusat puput. Bidan mengontrol jahitan vagina, menyuntik ibu dan melakukan penyuluhan ASI secara langsung dan melakukan imunisasi.

28. Coba ibu jelaskan apa yang dilakukan segera pada bayi ibu yang baru lahir? ( dikeringkan , dibungkus)? siapa yang melakukan ? bagaimana caranya? dimana diletakkan setelah lahir? Bayi dikeringkan dengan cara dielap dengan air hangat, lalu dibungkus dengan kain dan diletakkan di dekat ibu. Semua dilakukan oleh bidan. Setelah bidan melakukan hal ini, esok harinya dukun atau orangtua yang memandikan bayi. Sebagian ibu, tidak mengetahui apa yang dilakukan bidan atau perawat ketika di Rumah Sakit karena ibu dalam kondisi tidak sadar karena mengalami komplikasi saat melahirkan. Selain itu ibu dan bayinya telah dipisah ruangannya. Perawatan yang dilakukan ibu di rumah sakit sekitar 4-5 hari.

29. Segera setelah dilahirkan, apakah bayi ditaruh ke pelukan ibu ? Apa sebabnya? Ada yang segera diletakan di pelukan ibu dan ada juga yang tidak. Hal ini disesuaikan dengan kondisi ibu. Ibu yang melahirkan di Polindes dan tidak mengalami masalah persalinan bisa dengan segera memeluk bayinya. Sedangkan ibu yang melahirkan di rumah sakit karena mengalami komplikasi persalinan tidak bisa dengan segera memeluk bayinya karena bayi dan ibu dipisahkan.

30. Apakah bayi tidur bersama ibu segera setelah lahir? apa sebabnya?Ada yang tidur bersama ibu, bertujuan agar ibu dengan mudah menyusui bayi danmengurus segala keperluan bayi. Ada juga yang tidak tidur dengan bayi karena ibu harus melakukan perawatan dan bayi masuk inkubator.

30. Coba ibu jelaskan tentang memandikan bayi (kapan dimandikan, air mandi, tempat mandi, perawatan sesudah mandi, siapa yang memandikan, akibat memandikan segera setelah lahir)? Tidak segera dimandikan, ada juga ibu yang tidak mengetahui apakah bayinya dimandikan atau tidak.

31. Coba ibu jelaskan tentang pemotongan tali pusar bayi ibu? (alat, cara membersihkannya, ramuan, manfaat perawatan)? Tali pusar dipotong dengan gunting, lalu diberi kasa dan betadine.

32. Tanda-tanda apa yang menunjukkan bahaya pada bayi baru lahir?Bayi berwarna kuning33. Apa yang ibu berikan kepada bayi ibu sebelum ASI keluar? Apa sebabnya?

Diberi susu formula sampai menunggu ASI keluar.34. Berapa jam setelah melahirkan, ibu mulai menyusui bayi ibu? Apa sebabnya?

Dari ke-6 ibu, rata-rata menjawab ASI nya tidak segera keluar sampai beberapa hari dan ada yang sampai 2-3 bulan bahkan ada yang tidak menyusui karena ibu terkena kanker payudara.

35. Apa yang ibu lakukan terhadap ASI yang pertama kali keluar, yang berwarna kuning? Apa sebabnya?Dibuang karena menurut orangtua, ASI yang pertama kali keluar adalah ASI yang basi, ada juga yang diberikan kepada bayi karena sudah mengetahui kegunaannya.

36. Menurut ibu apa yang dimaksud dengan ASI eksklusif? dari mana informasi tersebut ibu dapat ? ASI eksklusif adalah pemberian ASI kepada bayi sampai usia 6 bulan (hanya satu ibu yang menjawab ini) sedangkan yang lain tidak mengetahui istilah ASI Ekslusif

37. Kapan ibu mulai memberikan makanan tambahan kepada bayi? Usia 4 atau 6 bulan38. Kapan ibu merencanakan untuk menjadi akseptor KB? metode KB apa yang diinginkan,

alasannya? Setelah masa nifas ibu menjadi akseptor KB. Rencananya akan menggunakan KB suntik atau pil karena lebih praktis dan cocok.

39. Menurut ibu, Alat KB apa yang baik bagi ibu menyusui? apa sebabnya? Tidak tahu alat KB apa yang baik untuk ibu menyusui. Tetapi sebagian ibu menggunakan KB suntik atau pil

40. Apakah bayi ibu sudah mendapat imunisasi Hepatitis B? jika belum, apa sebabnya ?Belum. Baru berusia 6 hari

41. Saya mendengar didaerah lain, bayi tidak boleh dibawa keluar sebelum berusia 40 hari, bagaimana kebiasaan di daerah ini, apa sebabnya tidak boleh dibawa keluar?Tidak boleh dibawa keluar sebelum 36 hari atau 40 hari karena akan kemasukan setan.

Page 16: Pkm Non Poned Tulungagung1

42. Jika bayi tidak boleh keluar, apa yang ibu lakukan jika bayi ibu sakit sesak napas/bayi biru, bayi kuning? Apa alasannya?Memanggil bidan

4. Perawatan ibu post partum

43. Upacara apa yang dilakukan sesudah ibu bersalin? kapan? apa sebabnya?Selamatan puput pusar

44. Apa yang dilakukan oleh penolong persalinan setelah menolong persalinan Ibu? (pemijatan, alasan) . Kadang0kadang dukun memijat

45. Menurut ibu, tanda-tanda apa yang menunjukkan bahaya pada ibu sesudah persalinan? (panas badan, kejang, perdarahan) kemana sebaiknya ibu mencari pertolongan? Bayi susah keluar, perdarahan. Segera panggil bidan

46. Coba ibu ceriterakan kelainan/komplikasi apa yang ibu alami setelah melahirkan bayi yang terakhir (kemana mencari pertolongan, pengambil keputusan, hambatan, hasilnya)?setelah melahirkan tidak ada masalah. Masalahnya saat melahirkan.

4. Kepercayaan tentang kematian

47. Bagaimana kepercayaan ibu tentang bayi (neonatus) yang meninggal ? Jika bayi ibu sakit keras apakah perlu mencari pertolongan pengobatan ? apa alasannya? kurang cepat ditangani sehingga tidak tertolong.

48. Bagaimana kepercayaan ibu tentang ibu bersalin yang meninggal ? Dalam hubungan dengan kepercayaan tsb, apakah perlu ibu bersalin yang sakit keras dibawa ke pelayanan kesehatan? Ibu perlu segera ditangani ke rumah sakit

5. Sumber informasi dan pola –pola komunikasi

49. Dari siapa ibu pernah mendapat penjelasan tentang kesehatan ibu dan bayi? (materinya apa; ASI dan pre lacteal feeding, tanda-tanda bahaya pada ibu hamil, bersalin dan bayi baru lahir, dll ; metode, media, tanggapan)

Pengetahuan ibu dalam bidang kesehatan maternal dan neonatal sudah cukup, meskipun mereka umumnya berpendidikan rendah, namun akses terhadap informasi kesehatan sudah cukup. Pengetahuan yang mereka miliki antara lain tentang imunisasi yang diberikan sebelum bayi berusia 1 bulan. Mereka mengetahui jenis-jenis imunisasi yang lain.Rata-rata ibu mengetahui manfaat ASI melalui bidan, namun tanda-tanda bahaya pada ibu hamil dan bayi baru lahir kurang mengetahui

50. Bagaimana tanggapan ibu terhadap penyuluhan tsb? (penyuluh, metode, materi,media) Penyuluhan sudah cukup, tetapi penyuluhan tentang manfaat TTD masih kurang sehingga banyak ibu yang tidak minum TTD secara teratur.

51. Dari media apa saja ibu mendapat penjelasan tentang kesehatan ibu dan anak? (Radio, TV, selebaran, layar tancap, media tradisionil dll). Media mana yang paling disukai?Televisi adalah media yang paling disukai karena ibu dapat melihat secara audiovisual

52. Apabila radio dan tv, dalam acara apa dan jam berapa, berapa kali dalam seminggu terakhir? Tidak menentu waktunya, kadang-kadang pagi, siang, atau malam. Di acara sinetron. Dalam seminggu tidak menentu waktunya untuk menonton penjelasan tentang kesehatan ibu dan anak.

53. Menurut ibu, siapa yang paling disukai (tokoh agama, petugas kesehatan) untuk memberikan penyuluhan tentang kesehatan ibu dan anak (alasan)?Penyuluhan secara langsung oleh bidan karena bisa langsung bertanya dengan bidan.

Page 17: Pkm Non Poned Tulungagung1