pkm-p (lazuardi asri): analisis perkembangan sektor ekonomi provinsi aceh pasca tsunami 2004

27
USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA Analisis Perkembangan Sektor Ekonomi Provinsi Aceh Pasca Tsunami 2004 BIDANG KEGIATAN PKM-P Diusulkan Oleh: Lazuardi Asri 201220180312152 Angkatan 2012 Anang Adenansih A. R. 201010060311089 Angkatan 2010 Ardhyn Yanuar Pratama 201010170311282 Angkatan 2010 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2013

Upload: asyraf-al-azuardi

Post on 25-Nov-2015

178 views

Category:

Documents


19 download

DESCRIPTION

PKM-P (Lazuardi Asri): ANALISIS PERKEMBANGAN SEKTOR EKONOMI PROVINSI ACEH PASCA TSUNAMI 2004.merupakan contoh PKM-P (Prorgram Kreatfitas Mahasiswa - Penelitian) yang disusun oleh Lazuardi Asri, dkk (mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang).

TRANSCRIPT

  • USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

    Analisis Perkembangan Sektor Ekonomi Provinsi Aceh Pasca Tsunami 2004

    BIDANG KEGIATAN

    PKM-P

    Diusulkan Oleh:

    Lazuardi Asri 201220180312152 Angkatan 2012

    Anang Adenansih A. R. 201010060311089 Angkatan 2010

    Ardhyn Yanuar Pratama 201010170311282 Angkatan 2010

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

    2013

  • 1

    1. Judul Kegiatan : Analisis Perkembangan Sektor Ekonomi Provinsi Aceh Pasca Tsunami 2004

    2. Bidang Kegiatan : PKM-P 3. Bidang Ilmu : Sosial Ekonomi

    4. Ketua Pelaksana Kegiatan a.Nama Lengkap : Lazuardi Asri

    b.NIM :201220180312152

    c.Jurusan : IESP

    d.Universitas/Institut/Politeknik : Universitas Muhammadiyah

    Malang

    e.Alamat Rumah dan No Tel./HP : 082370747447

    f.Alamat email : [email protected]

    5. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 2 orang 6. Dosen Pendamping

    a.Nama Lengkap dan Gelar : Ida Nuraini, S.E. M.Si

    b. NIDN : 196706131994032001

    c.Alamat Rumah dan No Tel./HP : Jl. Semangka 12 A Mulyoagung-Dau-

    Malang/08125271207

    7. Biaya Kegiatan Total : a.Dikti : Rp. 9.950.000,00

    b.Sumber lain : -

    8. Jangka Waktu Pelaksanaan : 4 bulan

    Malang, 23 Juni 2013

    Menyetujui

    Ketua Jurusan/Departemen/Program Studi Ketua Pelaksana Kegiatan

    (Ida Nuraini, S.E. M.Si) (Lazuardi Asri)

    NIP.196706131994032001 NIM. 201220180312152

    Pembantu Rektor II Dosen Pendamping

    (Dr. Diah Karmiyati,P.si) (Ida Nuraini, S.E. M.Si)

    NIP. 10988020064 NIP.196706131994032001

  • 2

    A. Judul Program

    ANALISIS PERKEMBANGAN SEKTOR EKONOMI PROVINSI ACEH PASCA

    TSUNAMI 2004

    B. Latar Belakang Masalah

    Tsunami dahsyat di akhir tahun 2004 telah memporak-porandakan Aceh dan menelan

    korban sebanyak 160 ribu jiwa. Demi rekonstruksi Aceh, GAM dan Pemerintah

    Indonesia mengumumkan gencatan senjata. Di saat yang sama, masyarakat internasional

    juga menyalurkan bantuan dana dan tenaga ahli dalam jumlah besar untuk membangun

    kembali Aceh.

    Irwandi Yusuf mengatakan, masyarakat internasional memainkan peranan penting dalam

    pembangunan kembali Aceh. Pemerintah dan rakyat Tiongkok telah memberikan bantuan

    dana senilai 500 juta yuan Renminbi atau sekitar 74,6 juta dolar AS. 60 gedung sekolah

    di Aceh kini sudah berdiri tegak, sistem peringatan dini gempa dan tsunami telah

    dipasang, dan kampung persahabatan Tiongkok-Indonesia di Aceh sudah dibangun.

    Banyak perusahaan Tiongkok yang berpartisipasi dalam pembangunan kembali Aceh dan

    proyek kerja sama kedua pihak telah berlangsung lancar.

    Melihat dari fakta bencana yang telah melanda Aceh beberapa tahun silam, masyarakat

    tiongkok telah banyak berperan penting dalam menyalurkan bantuan kemanusiaan kepada

    masyarakat Aceh pasca tsunami, namun sepatutnya masyarakat Aceh tidak hanya hidup

    berpangku tangan pada bantuan kemanusiaan. Aceh merupakan provinsi yang notabennya

  • 3

    memiliki hasil alam melimpah, telah sepatutnya Aceh mampu hidup mandiri dan

    mensejahterakan masyrakatnya. Banyak sektor penggerak perkonomian yang terdapat di

    provinsi Nanggroe Aceh Darusallam (NAD), salah satunya adalah pertanian. Tahun 2005

    produksi Padi Aceh tercatat mencapai 1.411.649 ton Gabah Kering Giling (GKG) dimana

    mengalami penurunan dibandingkan tahun 2004 sebesar 1.552.083 atau 9,22%,

    penurunan ini akibat luasnya kerusakan lahan akibat tsunami.

    Potensi hasil tambang di Aceh, antara lain meliputi gas alam, minyak bumi, batu

    bara, emas, dan tembaga. Gas alam dan minyak bumi yang ada di Arun dan daerah

    lainnya di Aceh telah memberikan sum-bangan yang cukup besar terhadap devisa negara.

    Sayangnya, jumlah yang diambil oleh pemerintah pusat selama lebih dari tiga dekade

    pada masa Orde Baru terlalu besar, sementara yang dikembalikan untuk rakyat Aceh

    terlampau kecil (tak lebih dari 5%). Selain itu, rakyat Aceh sering diperlakukan kurang

    manu-siawi, terutama ketika DOM di Aceh (1989-1999) diberlakukan oleh rezim Orde

    Baru, sehingga tidak mengherankan jika Aceh bergolak. Semua yang terjadi sekarang di

    daerah Serambi Mekkah adalah akibat dari perlakuan yang kurang adil dan manusiawi di

    masa lalu.

    Di bidang industri, daerah Aceh memiliki potensi cukup besar terutama industri hasil

    hutan, perkebunan, dan pertanian, seperti minyak kelapa sawit, atsiri, karet, kertas, serta

    industri hasil pengolahan tambang yang belum berkembang secara optimal. Aceh

    memiliki sejumlah industri besar. Antaranya :

    a. PT. Arun

    b. PT. PIM

    c. PT. AAF

  • 4

    d. Lafarge Semen Andalas

    e. Exxon Mobil

    f. CALTEX

    Walaupun Aceh kaya akan hasil alam, namun ada beberapa hal yang patutnya kita

    perhatikan untuk membangun ekonomi Aceh saat ini, seperti yang penulis kutip dari

    artikel yang berjudul Problematika Kemiskinan di Aceh dan Langkah-langkah

    Pengentasannya yang ditulis oleh Deputi Bidang Koordinasi Penanggulangan

    Kemiskinan adalah sebagai berikut:

    Pembangunan dapat dijalankan dengan baik bilamana didukung oleh 3 prasyarat :

    a. Sumberdaya manusia yang berkualitas termasuk mempunyai kemampuan dan

    ketrampilan yang cukup

    b. Sumberdaya alam yang cukup

    c. Lingkungan politik, ekonomi dan sosial budaya yang kondusif.

    Prasyarat yang tidak terpenuhi akan menciptakan hambatan dan kendala dalam

    pembangunan antara lain berupa:

    a. Kemiskinan

    b. Kesenjangan sosial dan wilayah

    c. Kebodohan/keterbelakangan

    d. ketertinggalan

    e. Penindasan, penyalah-gunaan, KKN dsb.

  • 5

    Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengangkat sebuah judul ANALISIS

    PERKEMBANGAN SEKTOR EKONOMI PROVINSI ACEH PASCA TSUNAMI

    2004 sekaligus menyajikan data penting terkait pertumbuhan ekonomi pada masyarakat

    Aceh di mulai tahun 2004 hingga tahun 2012.

    C. Rumusan Masalah

    1. Berapa jumlah PDRB Provinsi Aceh pasca tsunami tahun 2005 hingga tahun 2012?

    2. Bagaimana pengaruh investasi terhadap PDRB Provinsi Aceh?

    3. Bagaimana pengaruh jumlah tenaga kerja terhadap jumlah PDRB Provinsi Aceh?

    D. Tujuan Penelitian

    1. Untuk mengetahui jumlah PDRB Provinsi Aceh tahun 2005 hingga tahun 2012

    2. Untuk mengetahui pengaruh investasi terhadap pendapatan PDRB Provinsi Aceh

    3. Untuk mengetahui pengaruh tenaga kerja terhadap pendapatan PDRB Provinsi Aceh

    E. Luaran yang di Harapkan

    1. Ingin mengetahui data PDRB pemerintah Provinsi Aceh pasca tsunami periode 2005

    sampai 2012

    2. Ingin menyajikan sekaligus memberi informasi hasil analisis pengaruh investasi

    terhadap pendapatan PDRB pemerintah Provinsi Aceh

    3. Ingin menyajikan sekaligus memberi informasi hasil analisis pengaruh tenaga kerja

    terhadap pendapatan PDRB pemerintah Provinsi Aceh

  • 6

    F. Kegunaan Penelitian

    1. Bagi pemerintah Aceh

    Sebagai sumber informasi dan masukan untuk dijadikan pertimbangan kepada pihak-

    pihak terkait khususnya pemerintah Provinsi Aceh sebagai upaya pembangunan

    ekonomi dan memberantas kemiskinin pada masyarakat Aceh.

    2. Bagi mahasiswa atau peneliti selanjutnya

    Sebagai informasi dan acuan untuk peneliti selanjutnya yang mengambil topik yang

    sama dan juga dapat memberikan sumbangan pengetahuan serta pikiran bagi peneliti

    selanjutnya yang ingin mengambil topik yang sama pula.

    G. TINJAUAN PUSTAKA

    1. Peneliti Pendahulu

    Berdasarkan penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh Agus Naufal. Salah

    satu mahasiswa Departemen Ilmu Ekonomi Universitas Pertanian bogor dengan judul

    Peranan Sektor Pertanian Dalam Pertumbuhan Ekonomi dan Mengurangi

    Ketimpangan Pendapatan Di Pemerintah Aceh yang mana memiliki tujuan untuk

    menganalisa pentingnya sektor pertanian sebagai upaya menanggulangi ketimpangan

    yang terjadi dalam perolehan pendapatan pada pemerintah Aceh.

    Hasil penelitian tersebut dapat diketahui secara singkat bagaimana peneliti dapat

    memberikan gambaran terhadap kontribusi hasil pertanian terhadap laju pertumbuhan

    perkenomian di Provinsi Aceh sendiri.

  • 7

    Namun dalam penelitian ini penulis akan mencoba menyajikan data-data penting

    terkait pertumbuhan ataupun laju ekonomi di pemerintah Aceh, berbeda dengan

    peneliti sebelumnya yang menitik beratkan penelitian pada sektor pertanian sebagai

    pondasi pertumbuhan ekonomi, maka penulis sendiri akan menyajikan hasil penelitian

    yang bersifat umum atau dihitung dari PDRB (Produk Domestik dan Regional Bruto)

    secara menyeluruh dan terhitung semenjak pasca tsunami yang telah melanda Provinsi

    Aceh tahun 2004, sehingga dapat menjadi suatu perbandingan penting secara periodik

    (tahunan), apakah perekonomian di pemerintah Aceh telah meningkat setiap tahunnya,

    atau sebaliknya. Maka dari itu peneliti akan mencoba mengangkat sebuah judul

    Perkembangan Perekonomian Masyarakat Aceh Pasca Tsunami Tahun 2004

    2. Pengertian PDRB dan Pertumbuhannya

    a. Pengertian PDRB

    1) Produk Domestik dan Produk Regional

    Semua barang dan jasa sebagai hasil dari kegiatan-kegiatan ekonomi yang

    beroperasi di wilayah domestik, tanpa memperhatikan apakah faktor

    produksinya berasal dari atau dimiliki oleh penduduk daerah tersebut,

    merupakan Produk Domestik daerah bersangkutan. Pendapatan yang timbul

    oleh karena adanya kegiatan produksi tersebut merupakan Pendapatan

    Domestik.

    Kenyataan menunjukkan bahwa sebagian dari faktor produksi yang digunakan

    dalam kegiatan produksi di suatu daerah berasal dari daerah lain atau dari luar

    negeri, demikian juga sebaliknya faktor produksi yang dimiliki penduduk

  • 8

    daerah tersebut dapat ikut serta dalam proses produksi di daerah lain atau di

    luar negeri. Hal ini menyebabkan nilai produk domestik yang timbul di suatu

    daerah tidak sama dengan pendapatan yang diterima penduduk daerah tersebut.

    Dengan adanya arus pendapatan yang mengalir antar daerah (termasuk juga

    dari dan ke luar negeri) yang pada umumnya berupa upah/gaji, bunga, deviden

    dan keuntungan maka timbul perbedaan antara Produk Domestik dan Produk

    Regional.

    Produk Regional adalah Produk Domestik ditambah dengan pendapatan yang

    diterima dari luar daerah/negeri dikurangi dengan pendapatan yang dibayarkan

    keluar daerah/negeri tersebut. Akan tetapi untuk mendapatkan angka-angka

    tentang pendapatan yang mengalir keluar dan masuk ke suatu daerah (yang

    secara nasional dapat diperoleh dari neraca pembayaran luar negeri) masih

    sangat sulit saat ini, hingga Produk Regional ini belum dapat dihitung. Untuk

    sementara dalam perhitungan ini Produk Regional dianggap sama dengan

    Produk Domestik Regional Netto (PDRN) Atas Dasar Biaya Faktor.

    Bila Pendapatan Regional ini dibagi dengan jumlah penduduk yang tinggal di

    region tersebut, maka dihasilkan Pendapatan Per Kapita.

    2) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Pasar

    Angka Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Pasar dapat

    diperoleh dengan menjumlahkan nilai tambah bruto (Gross Value Added) yang

    timbul dari seluruh sektor ekonomi di wilayah itu. Yang dimaksud dengan nilai

  • 9

    tambah bruto adalah nilai lebih yang timbul setelah melalui suatu proses

    produksi atau nilai produksi (output) dikurangi dengan biaya antara. Nilai

    tambah bruto disini mencakup komponen-komponen faktor pendapatan (upah

    dan gaji, bunga, sewa tanah dan keuntungan), penyusutan dan pajak tak

    langsung netto. Dengan menghitung nilai tambah bruto dari masing-masing

    sektor dan menjumlahkan nilai tambah bruto dari seluruh sektor, akan

    diperoleh Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Pasar.

    3) Produk Domestik Regional Neto (PDRN) Atas Dasar Harga Pasar

    Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Pasar

    dikurangi penyusutan akan diperoleh Produk Domestik Regional Netto Atas

    Dasar Harga Pasar. Penyusutan yang dimaksud adalah nilai susut (ausnya) dari

    barang-barang modal yang terjadi selama barang tersebut ikut serta dalam

    proses produksi.

    4) Produk Domestik Regional Neto (PDRN) Atas Dasar Biaya Faktor

    Perbedaan antara konsep biaya faktor dengan harga pasar adalah karena adanya

    pajak tidak langsung yang dipungut oleh pemerintah dan subsidi yang

    diberikan oleh pemerintah kepada unit-unit produksi. Pajak tidak langsung

    yang dibayar oleh perusahaan terdiri dari iuran wajib ke pemerintah yang

    diberlakukan sebagai biaya untuk kegiatan produksi. Pajak tidak langsung ini

    termasuk segala jenis pajak yang dikenakan atas kegiatan produksi, penjualan,

    pembelian atau penggunaan barang dan jasa oleh perusahaan. Suatu

  • 10

    perusahaan/usaha dapat membayar pajak tidak langsung kepada Pemerintah

    Daerah maupun ke Pemerintah Pusat.

    Pajak Tidak Langsung ini meliputi pajak penjualan, bea ekspor, cukai dan lain-

    lain pajak, kecuali pajak pendapatan dan pajak perseorangan. Pajak tidak

    langsung dan subsidi mempunyai pengaruh terhadap harga barang-barang.

    Pajak berpengaruh menaikkan harga sedangkan subsidi menurunkan harga.

    Pajak tidak langsung neto diperoleh dari pajak tidak langsung dikurangi

    subsidi. Produk Domestik Regional Netto Atas Dasar Harga Pasar dikurangi

    pajak tidak langsung neto, hasilnya adalah Produk Domestik Regional Neto

    Atas Dasar Biaya Faktor.

    5) Ringkasan Agregat PDRB

    Dari uraian di atas, maka konsep-konsep yang dipakai dalam Produk Domestik

    Regional Bruto adalah sebagai berikut :

    a) Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Pasar (GRDP at

    Market Prices), dikurangi penyusutan akan sama dengan ;

    b) Produk Domestik Regional Neto Atas Dasar Harga Pasar (NRDP at Market

    Price) dikurangi pajak tidak langsung neto akan sama dengan ;

    c) Produk Domestik Regional Neto Atas Dasar Biaya Faktor (NRDP at

    Factor Cost) ditambahkan pendapatan neto yang mengalir dari / ke

    daerah lain akan sama dengan ;

    d) Pendapatan Regional (Regional Income) dikurangi pajak pendapatan

    perusahaan (Cooperate Income Tax), keuntungan yang tidak dibagikan

  • 11

    (Undistributed Profit), iuran kesejahteraan sosial (Social Security

    Contribution) ditambah transfer yang diterima oleh rumah tangga, bunga

    neto atas bunga pemerintah akan sama dengan ;

    e) Pendapatan Orang Seorang (Personal Income) dikurangi pajak rumah

    tangga, transfer yang dibayarkan rumah tangga, akan sama dengan ;

    f) Pendapatan Yang Siap Dibelanjakan (Disposible Income).

    b. Pertumbuhan Regional

    Pertumbuhan ekonomi wilayah adalah pertambahan pendapatan

    masyarakat yang terjadi di wilayah tersebut, yaitu kenaikan seluruh nilai tambah

    yang terjadi di wilayah tersebut. Pertambahan pendapatan itu diukur dalam nilai

    rill, artinya diukur dalam harga konstan. Hal itu juga menggambarkan balas jasa

    bagi faktor-faktor produksi yang beroperasi di daerah tersebut. Kemakmuran

    suatu wilayah selain ditentukan oleh besarnya nilai tambah yang tercipta di

    wilayah tersebut juga oleh seberapa besar terjadi transfer payment yaitu bagian

    pendapatan yang mengalir ke luar wilayah atau mendapat aliran dana dari luar

    wilayah (Richardson, 1991). Ada dua cara pendekatan yang dapat digunakan

    (Richardson, 1991). Pertama, mengadaptasi model-model ekonomi makro yang

    digunakan dalam teori pertumbuhan agregatif dan yang kedua menafsirkan

    pertumbuhan suatu daerah menurut struktur dinamika industrinya. Untuk

    pendekatan yang pertama terdapat tiga model umum yang digunakan yaitu model

    Neo-klasik, Basis Ekspor, dan Harrod-Domar.

  • 12

    Dalam model Neo-klasik tingkat pertumbuhan terdiri dari tiga sumber

    yaitu akumulasi modal, tenaga kerja, dan residuyang dapat dinamakan sebagai

    kemajuan teknik (Richardson, 1991). Sedangkan menurut model Basis Ekspor,

    pertumbuhan suatu daerah tergantung pada pertumbuhan industri-industri

    ekspornya dan kenaikan permintaan yang bersifat ekstrim bagi daerah yang

    bersangkutan adalah penentu pokok dari pertumbuhan regional. Sektor-sektor

    perekonomian suatu daerah dikelompokkan menjadi sektor basis dan non basis.

    Sektor basis merupakan sektor yang memiliki keunggulan komparatif (dibanding

    dengan daerah lain dalam lingkup wilayah yang lebih luas) dengan sasaran utama

    untuk diekspor ke daerah lain. Pada model Harrod-Domar, memfokuskan peranan

    kunci kepada investasi dalam proses pertumbuhan ekonomi, lebih diutamakan

    tentang watak ganda yang dimiliki investasi. Dia menciptakan pendapatan

    (dampak permintaan) dan memperbesar kapasitas produksi perekonomian dengan

    cara meningkatkan stok modal (dampak penawaran). Selama investasi neto tetap

    berlangsung, pendapatan nyata dan output akan semakin membesar. Model ini

    juga dapat digunakan untuk menganalisa pertumbuhan regional dengan cara

    memperhitungkan perpindahan modal dan tenaga kerja interregional (Richardson,

    1991). Semakin tinggi hasrat masyarakat di suatu daerah untuk menabung dan

    apabila rasio modal-output mereka semakin rendah, dengan demikian daerah

    tersebut akan bertumbuh semakin cepat. Impor neto adalah tambahan kepada

    tabungan total suatu daerah, maka daerah-daerah yang memiliki surplus impor

    dapat tumbuh lebih cepat dari daerah-daerah lainnya.

  • 13

    c. Produk Domestik Regional Bruto

    Salah satu indikator ekonomi makro yang berperan dalam membuat

    perencanaan kebijaksanaan dalam pembangunan, menentukan arah pembangunan

    serta mengevaluasi hasil pembangunan suatu wilayah adalah Produk Domestik

    Regional Bruto. PDRB dapat dijadikan sebagai indikator laju pertumbuhan

    ekonomi sektoral agar dapat diketahui sektor-sektor mana saja yang menyebabkan

    perubahan pada pertumbuhan ekonomi.

    Besar kecilnya PDRB yang dapat dihasilkan oleh suatu wilayah/daerah

    tergantung oleh besarnya sumberdaya alam yang telah dimanfaatkan, jumlah dan

    mutu sumberdaya manusia, kebijaksanaan pemerintah, letak geografis serta

    tersedianya sarana dan prasarana di wilayah tersebut. Terdapat beberapa ukuran

    pendapatan nasional , diantaranya: Gross National Product (GNP) atau Produk

    Nasional Bruto (PNB), Gross Domestic Product (GDP) atau Produk Domestik

    Bruto (PDB), Net National Product (NNP) atau Produk Nasional Neto (PNN), dan

    National Income (NI) atau Pendapatan Nasional (PN) (Dumairy, 1996). Menurut

    Gilis et al (2004), Produk Nasional Bruto (PNB) adalah penjumlahan nilai produk

    akhir barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat selama jangka waktu tertentu

    (biasanya satu tahun) tanpa menghitung nilai produk antara.

    Produk Domestik bruto (PDB) sama dengan PNB tetapi dalam

    perhitungannya mengeluarkan pendapatan warga negara yang berada di luar

    negeri tapi memasukkan seluruh produksi dalam negeri termasuk pendapatan yang

    diterima warga negara asing. Sedangkan PDB untuk tingkat wilayah regional pada

  • 14

    sebuah Negara dikenal dengan sebutan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).

    Perhitungan PDRB dapat dilakukan dengan dua metode antara lain (Dumairy,

    1996):

    1) Metode Langsung

    Dalam menghitung PDRB dengan metode langsung, perhitungan

    diserahkan sepenuhnya pada kepada data daerah yang terpisah dari data

    nasional, sehingga hasil perhitungannya mencakup seluruh produk barang dan

    jasa yang dihasilkan oleh daerah tersebut. Dalam metode ini PDRB dapat

    diukur dengan tiga pendekatan yaitu:

    a) Pendekatan Produksi

    PDRB merupakan jumlah barang dan jasa terakhir yang dihasilkan

    oleh berbagai unit produksi di dalam suatu wilayah dalam jangka waktu

    tertentu. Unit-unit produksi dimaksud secara garis besar dipilah-pilah

    menjadi 11 sektor (dapat juga dibagi menjadi 9 sektor) yaitu (1) pertanian;

    (2) pertambangan dan penggalian; (3) industry pengolahan; (4) listrik, gas,

    dan air minum; (5) bangunan; (6) perdagangan; (7) pengangkutan dan

    komunikasi; (8) bank dan lembaga keuangan lainnya; (9) sewa rumah; (10)

    pemerintahan; dan (11) jasa-jasa.

    b) Pendekatan Pendapatan

    PDRB adalah jumlah balas jasa yang diterima oleh faktor-faktor

    produksi yang turut serta dalam proses produksi di suatu wilayah dalam

    jangka waktu setahun. Balas jasa produksi yang dimaksud meliputi upah

  • 15

    dan gaji, sewa tanah, modal, dan keuntungan. Semuanya dihitung sebelum

    dipotong pajak penghasilan dan pajak langsung lainnya. Dalam hal ini

    mencakup juga penyusutan dan pajak-pajak tak langsung neto. Jumlah

    semua komponen pendapatan ini per sektor disebut nilai tambah bruto

    sektoral. Oleh sebab itu PDRB menurut pendekatan pendapatan merupakan

    penjumlahan dari nilai tambah bruto seluruh sektor atau lapangan usaha.

    c) Pendekatan Pengeluaran

    PDRB adalah jumlah seluruh komponen permintaan akhir,

    meliputi (1) pengeluaran konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta yang

    tidak mencari keuntungan; (2) pembentukan modal tetap domestik bruto dan

    perubahan stok; (3) pengeluaran konsumsi pemerintah; serta (4) ekspor neto

    (yaitu ekspor dikurang impor) dalam jangka waktu setahun.

    2) Metode Tidak Langsung / Alokasi

    Menghitung nilai tambah suatu kelompok kegiatan ekonomi dengan

    mengalokasikan nilai tambah nasional kedalam masing-masing kelompok

    kegiatan ekonomi pada tingkat regional. Sebagai alokator digunakan indikator

    yang paling besar pengaruhnya atau erat kaitannya dengan produktivitas

    kegiatan ekonomi tersebut. Pemakaian masing-masing metode pendekatan

    sangat tergantung pada data yang tersedia. Pada kenyataannya, pemakaian

    kedua metode tersebut akan saling mendukung satu sama lain, karena metode

    langsung akan mendorong peningkatan mutu atau kualitas data daerah. Dilihat

    dari penjelasan diatas PDRB dari suatu daerah/wilayah lebih menunjukkan

  • 16

    pada besaran produksi suatu daerah bukan pendapatan yang sebenarnya

    diterima oleh penduduk sekitar yang bersangkutan. Walaupun demikian,

    PDRB merupakan data yang paling representatif dalam menunjukkan

    pendapatan dibandingkan dengan data-data yang lainnya.

    H. Metode Pelaksanaan Program

    1. Lokasi Penelitian

    Penelitian ini akan diadakan di Provinsi Aceh, dan berpusat di kantor Bappeda

    Provinsi Aceh di Jl. Tgk. H. Mohd. Daud Bereu-eh No. 26, yang mana sebagai pusat

    pengambilan data skunder.

    2. Waktu Penelitian

    Kegiatan penelitian pengambilan data akan dilaksanakan dalam jangka waktu empat

    bulan.

    3. Metode Penelitian

    Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif bersifat deskriptif.

    Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menyisihkan dan menentukan ubahan-

    ubahan (variabel) dan kategori-kategori ubahan. Ubahan-ubahan ini secara bersama-

    sama terkait dengan bingkai hipotesis yang seringkali ada sebelum data simpulkan

    dan kemudian diujikan terhadap data. (Sumarno, 2005)

    4. Jenis data dan Teknik Pengumpulan Data

    a. Jenis Data

    Data yang dianalisis dalam penelitian ini bersifat data sekunder atau data tidak

    langsung yang diperoleh dari Bappeda Provinsi Aceh. Data Sekunder yaitu data

    yang telah dikumpulkan oleh pihak lain atau dengan kata lain data yang diperoleh

    dalam bentuk sudah jadi, sudah dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain biasanya

  • 17

    sudah dalam bentuk publikasi. Sedangkan data yang akan dianalisis jika dilihat

    bentuknya menggunakan data time series. Data yang dikumpulkan meliputi:

    1) Data PDRB Provinsi Aceh pasca tsunami tahun 2005 sampai 2012

    2) Data jumlah investasi PMDN dan PMA di Provinsi Aceh

    3) Data jumlah tenaga kerja di Provinsi Aceh

    b. Teknik Pengumpulan Data

    Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan jenis pengumpulan

    data bersifat dokumentasi. Metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

    membaca, mempelajari dan menganalisa dokumen-dokumen yang diperoleh di

    Bappeda Provinsi Aceh, Perpustakaan Bank Indonesia dan Badan Pusat Statistik

    Indonesia agar dapat dipercaya kebenarannya.

    5. Teknik Analisis Data

    Model Analisis yang digunakan dalam menganalisis data adalah Regresi

    Linear Berganda. Regresi Linier berganda merupakan bentuk kualitatif pertama yang

    paling sering digunakan dalam analisis. Model ini dikatakan berganda karena di

    dalam model regresi linier berganda variabel bebas (explanatory) yang digunakan

    lebih dari satu jenis variabel (Satria, 2009). Metode estimasi yang digunakan adalah

    metode kuadrat terkecil biasa (Ordinary Least Square). Metode Kuadrat Terkecil

    Biasa adalah suatu metode estimasi yang dilakukan dengan cara memperkecil

    kesalahan penaksiran dengan cara menderivasi jumlah kuadrat kesalahan terhadap

    nilai penaksir parameter hingga nol.

    Pengaruh dari investasi dan jumlah tenaga kerja terhadap pertumbuhan

    ekonomi di Provinsi Aceh dispesifikasi dalam model yang akan dijadikan sebagai

    model penelitian merupakan fungsi matematis, sebagai berikut:

    PDRB = f (PMDN, PMA, TK)

    Dengan spesifikasi model sebagai berikut:

    Y= +1X1+2X2+3X3+ei

  • 18

    Dimana:

    Y : PDRB Provinsi Aceh (milyar Rp.)

    : Intercept

    1,2,3,4 : Koefisien Regresi

    X1 : Investasi PMDN tahun sebelumnya (milyar Rp.)

    X2 : Jumlah tenaga kerja yang berkerja (orang)

    ei : term of error

    a. Pengujian Hipotesis

    1) Uji statistik

    Pengujian Hipotesis pengujian hipotesa secara statistik yang digunakan adalah

    pendekatan uji signifikasi untuk memeriksa keabsahan hipotesa, yaitu:

    a) Uji t

    Uji t merupakan sutu pengujian yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya

    pengaruh variabel independent terhadap variabel dependent secara parsial. Pada

    penelitian, peneliti akan menggunakan 5% atau dengan kata lain tingkat

    kepercayaan 95% Adapun rumusan Hipotesis pengujian adalah sebagai berikut:

    H0:1= 0 : Berarti secara parsial variabel independent tidak mampu

    mempengaruhi variabel dependent

    H1:1# 0 : Berarti secara parsial Variabel independet mampu

    mempengaruhi variabel dependent

    Hasil perbandingan antara P-value nilai t dari setiap variabel independent

    dengan menggunakan tingkat signifikasi yang digunakan merupakan dasar dalam

    menarik kesimpulan.

    b) Uji F

    Uji F adalah pengujian yang bertujuan untuk mengetahui signifikasi koefisien

    regresi secara bersama-sama terhadap dependent variabel. Pada penelitian,

    peneliti akan menggunakan 5% atau dengan kata lain tingkat kepercayaan

    95%. Untuk pengujian ini digunakan hipotesa sebagai berikut:

    HO: 1, 2, 3 = 0 Artinya secara simultan variabel independent tidak mampu

    mempengaruhi variabel dependent

  • 19

    H1: 1, 2, 3 # 0 Artinya secara simultan variabel independent mampu

    mempengaruhi variabel dependent

    Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan nilai F hitung dengan F tabel ,

    jika Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak yang berarti variabel independent secara

    simultan dapat mempengaruhi variabel dependent.

    c) Koefisien Determinasi

    Tahap selanjutnya adalah mencari nilai dari koefisien determinasi. Koefisien

    determinasi merupakan ukuran ringkas yang menginformasikan kepada kita

    seberapa baik sebuah garis regresi sampel sesuai dengan datanya. Koefisien

    determinasi R menunjukkan kemampuan model (Variabel Independent

    Menjelaskan Variabel Dependent). Sifat Determinasi Koefisien R antara lain

    yaitu: besarannya tidak pernah negatif batasan nilainya 0

  • 20

    DW stat : | ei, ej |

    ei

    Bentuk perumusan Hipotesis Uji Autokorelasi:

    HO : = 0 Artinya tidak terjadi korelasi berseri antara kesalahan pengganggu

    atau terjadi non autokorelasi

    H1 : # 0 Artinya terjadi korelasi berseri antara kesalahan pengganggu atau

    terjadi autokorelasi

    b) Uji Multikolinearitas

    Multikolinearitas menunjukkan adanya keberadaan dari hubungan linear yang

    sempurna atau tepat diantara sebagaian atau seluruh variabel penjelas dalam

    sebuah model regresi. (Gujarti, 2012). Untuk mendeteksi ada tidaknya

    multikolinearitas dapat dilihat dari nilai R-square, F hitung, t hitung serta standart

    error. Kemungkinan adanya multikolinearitas jika R-square dan Fhitung tinggi

    sedangkan nilai t hitung banyak yang tidak signifikan, korelasi berpasangan yang

    tinggi diantara Regresor, pemeriksaan korelasi parsial, eigenvalue dan indeks

    kondisi, toleransi dan variance inflating factor, scatterplot.

    c) Uji Heterokedastisitas

    Uji Heterokesdastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah faktor pengganggu

    mempunyai variasi yang sama atau tidak. Varians dari setiap faktor gangguan ei,

    kondisional terhadap variabel independent yang dipilih adalah suatu angka-angka

    konstan tertentu yang setara dengan , maka dapat kita simpulkan ini adalah

    kondisi homokedastisitas/varians yang sama. Sedangkan Heterokedastisitas

    menunjukkan varians yang berbeda.

    Adapun hipotesa yang akan diuji adalah sebagai berikut:

    HO:1, 2, 3 = 0 artinya tidak terjadi Heterokedastisitas

    H1:1, 2, 3 # 0 artinya terjadi Heterokedastisitas

  • 21

    I. Jadwal Kegiatan Penelitian

    No

    Jenis kegiatan Bulan Ke 1 Bulan Ke 2 Bulan Ke 3

    1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

    1. Tahap persiapan

    a. menyusun proposal penelititian b. melekukan observasi di

    Provinsi Aceh

    v

    v

    v

    v

    v

    2. Tahap pelaksanaan

    a. pengumpulan data

    v

    v

    v

    v

    3. Tahap penulisan

    a. penulisan hasil penelitian b. pengumpulan hasil penulisan

    v

    v

    v

    v

    J. Rancangan Biaya

    No. Item Pengeluaran Jumlah

    1 Biaya Perjalanan

    a. Transportasi 3 orang x @ Rp.150.000.00

    b. Temu wicara 4 kali

    c. Akomodasi dan Konsumsi

    Rp. 450.000,00

    Rp. 1.000.000,00

    Rp. 1.000.000,00

    Peralatan Penunjang

    a. Flash disk

    b. Sewa Printer 4 bulan

    Rp. 200.000,00

    Rp. 400.000,00

    Pengeluaran Biaya Lain-lain

    a. Pembuatan proposal

    Rp. 300.000,00

  • 22

    b. Laporan Penelitian

    c. Transparansi

    d. Foto Copy dan Penjilidan

    e. Kertas HVS 4rim

    f. Tinta Printer

    g. ATK

    h. Administrasi

    i. Pengumpulan Data

    j. Lain-lain

    k. Komunikasi (3 orang)

    l. Ijin Penelitian

    Rp. 400.000,00

    Rp. 400.000,00

    Rp. 400.000,00

    Rp. 300.000,00

    Rp. 200.000,00

    Rp. 400.000,00

    Rp. 500.000,00

    Rp. 1.500.000,00

    Rp. 1.500.000,00

    Rp. 600.000,00

    Rp. 400.000,00

    Total Biaya Rp.9.950.000,00

    K. Nama dan Biodata Ketua Serta Anggota Kelompok :

    1. Ketua Pelaksana Kegiatan

    a. Nama Lengkap : Lazuardi Asri

    b. NIM : 201220180312152

    c. Fakultas / Program Studi : Ekonomi & Pembangunan/Ekonomi Pembangun

    d. Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang

    e. Waktu untuk Kegiatan PKM : 12 Jam / minggu

    2. Anggota Pelaksana 1

    a. Nama Lengkap : Ardhyn Yanuar Pratama

    b. NIM : 201010170311282

    c. Fakultas / Program Studi : Ekonomi & Pembangunan/Akuntansi

    d. Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang

    e. Waktu untuk Kegiatan PKM : 12 Jam / minggu

  • 23

    3. Anggota Pelaksana 2

    a. Nama Lengkap : Anang Adenansih Auliya Rahmah

    b. NIM : 201010060311089

    c. Fakultas / Program Studi : FKIP/Pendidikan Matematika

    d. Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang

    e. Waktu untuk Kegiatan PKM : 12 Jam /minggu

    L. Nama dan Biodata Dosen Pendamping :

    1. Nama Dosen (dengan gelar) : Ida Nuraini, SE, M.Si

    2. Jabatan/Pangkat/Gol : Pembina/Lektor Kepala/Iva

    3. Jabatan Struktural : Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan

    4. NIP/NIK/Identitas lainnya : 1968120819930420001

    5. NIDN : 0008126801

    6. Tempat dan Tanggal Lahir : Madiun, 8 Desember 1968

    7. Alamat Rumah : Jl. Semangka 12 A Mulyoagung-Dau-Malang

    8. Nomor Telepon/Faks/HP : 0341-467225/08125271207

    9. Alamat Kantor : Jl.Raya Tlogomas 246 Malang

    10. Nomor Telepon/Faks : 0341-464318/0341-460435

    11. Alamat e-mail : [email protected]

    12. Lulusan yang telah dihasilkan : Lulusan yang Telah Dihasilkan S-1= orang; S-

    2= Orang; S-3= orang

    13. Mata Kuliah yg Diampu : 1. Metodologi Penelitian

    2. Perencanaan Pembangunan

    3. Ekonomi Mikro

    4. Kewirausahaan

  • 24

    M. Daftar Pustaka

    Bappeda, 2013. Provinsi Aceh dalam Angka. http://www.bappeda.acehprov.go.id/v2/. Diakses

    pada tanggal 20 Juni 2013.

    Dikti, Ditjen. 2012. Menulis Proposal Program Kreatifitas Mahasiswa Penelitian. Jakarta.

    Depnakertrans, 2004. Penanggulangan Pengangguran di Indonesia, Majalah Nakertrans Edisi

    03 TH.XXIV-Juni.

    Dumairy, M.A. 1996. Perekonomian Indonesia. Penerbit Erlangga. Jakarta.

    Gujarati, Damodar. 2012. Dasar-Dasar Ekonometrika Edisi kelima: Salemba Empat. Jakarta.

    Mankiw, Gregory. 2012. Pengantar Ekonomi Makro: Salemba Empat. Jakarta Selatan

    Richardsons, H. W. 1991. Dasar-Dasar Ilmu Ekonomi Regional. LP FE-UI. Jakarta.

    Satria, Dias. 2010. Skripsi dalam 30 Hari: Its Pres. Surabaya.

    Sitompul, Novita Linda, 2007. Analisis Pengaruh Investasi dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB

    Sumatera Utara. Tesis, Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Medan.

    Sumarno. 2005. Memadu Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif: Pustaka Pelajar Offset.

    Yogyakarta

  • 25

    Lampiran

    Daftar Riwayat Hidup Ketua Serta Anggota Kelompok

    1. Ketua Pelaksana Kegiatan

    a. Nama : Lazuardi Asri

    b. Tempat Tanggal Lahir : Meulaboh, 27 Maret 1991

    c. Jenis Kelamin : Laki-laki

    d. NIM : 201210180312058

    e. Fak/Jurusan : Ekonomi dan Bisnis/ IESP

    f. Alamat di Malang : Jl. Tirto Utomo Gg. 12, Landungsari

    g. No Tlp : 082370747447

    h. Alamat Asal : Jl. Imam Bonjol Lr.Bonsai No.17, Meulaboh, Aceh Barat

    i. Riwayat Pendidikan

    1) 1997-2003 :MIN Drien Rampak

    2) 2003-2006 :MTsN 1 Jeuram

    3) 2006-2009 :SMAN 4 Wira Bangsa Meulaboh

    4) 2009-2012 :D3 Universitas Muhammadiyah Malang,

    Jurusan Keuangan dan Perbankan

    5) 2012-Sekarang :S1 Universitas Muhammadiyah Malang,

    Jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan

    2. Anggota Pelaksana 1

    a. Nama : Ardhyn Yanuar Pratama

    b. Tempat Tanggal Lahir : Malang, 9 Januari 1992

    c. Jenis Kelamin : Laki-laki

    d. NIM : 201010170311282

    e. Fak/Jurusan : Ekonomi dan Bisnis/Akuntansi

    f. Alamat di Malang : Jl. Jaya Simandara I 6A/05 Malang

    g. No Tlp : 085646685066

    h. Alamat Asal : Jl. Jaya Simandara I 6A/05 Malang

    i. Riwayat Pendidikan

    1) 1998-2004 :SD Sawojajar V

    2) 2004-2007 :SMP Kartika IV

  • 26

    3) 2007-2010 :SMAN 10 Malang

    4) 2010-Sekarang :S1 Universitas Muhammadiyah Malang,

    Jurusan Akuntansi

    3. Anggota Pelaksana 2

    j. Nama : Anang Adenansih Auliya Rahmah

    k. Tempat Tanggal Lahir : Lanta, 16 Maret 1992

    l. Jenis Kelamin : Perempuan

    m. NIM : 201010060311089

    n. Fak/Jurusan : FKIP/Pendidikan Matematika

    o. Alamat di Malang : Jl. Tlogomas Gg.15c No.09c

    p. No Tlp : 081945334322

    q. Alamat Asal : Jl. Terusan Dam Diwumoro, Lanta Barat, Bima NTB

    r. Riwayat Pendidikan

    1) 1998-2004 :SDN Lanta

    2) 2004-2007 :SMPN 1 Lambu

    3) 2007-2010 :SMAN 1 Kota Bima

    4) 2010-Sekarang :S1 Universitas Muhammadiyah Malang,

    Jurusan Pendidikan Matematika