pkm-p (lazuardi asri): analisis perkembangan sektor ekonomi provinsi aceh pasca tsunami 2004
DESCRIPTION
PKM-P (Lazuardi Asri): ANALISIS PERKEMBANGAN SEKTOR EKONOMI PROVINSI ACEH PASCA TSUNAMI 2004.merupakan contoh PKM-P (Prorgram Kreatfitas Mahasiswa - Penelitian) yang disusun oleh Lazuardi Asri, dkk (mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang).TRANSCRIPT
-
USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
Analisis Perkembangan Sektor Ekonomi Provinsi Aceh Pasca Tsunami 2004
BIDANG KEGIATAN
PKM-P
Diusulkan Oleh:
Lazuardi Asri 201220180312152 Angkatan 2012
Anang Adenansih A. R. 201010060311089 Angkatan 2010
Ardhyn Yanuar Pratama 201010170311282 Angkatan 2010
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2013
-
1
1. Judul Kegiatan : Analisis Perkembangan Sektor Ekonomi Provinsi Aceh Pasca Tsunami 2004
2. Bidang Kegiatan : PKM-P 3. Bidang Ilmu : Sosial Ekonomi
4. Ketua Pelaksana Kegiatan a.Nama Lengkap : Lazuardi Asri
b.NIM :201220180312152
c.Jurusan : IESP
d.Universitas/Institut/Politeknik : Universitas Muhammadiyah
Malang
e.Alamat Rumah dan No Tel./HP : 082370747447
f.Alamat email : [email protected]
5. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 2 orang 6. Dosen Pendamping
a.Nama Lengkap dan Gelar : Ida Nuraini, S.E. M.Si
b. NIDN : 196706131994032001
c.Alamat Rumah dan No Tel./HP : Jl. Semangka 12 A Mulyoagung-Dau-
Malang/08125271207
7. Biaya Kegiatan Total : a.Dikti : Rp. 9.950.000,00
b.Sumber lain : -
8. Jangka Waktu Pelaksanaan : 4 bulan
Malang, 23 Juni 2013
Menyetujui
Ketua Jurusan/Departemen/Program Studi Ketua Pelaksana Kegiatan
(Ida Nuraini, S.E. M.Si) (Lazuardi Asri)
NIP.196706131994032001 NIM. 201220180312152
Pembantu Rektor II Dosen Pendamping
(Dr. Diah Karmiyati,P.si) (Ida Nuraini, S.E. M.Si)
NIP. 10988020064 NIP.196706131994032001
-
2
A. Judul Program
ANALISIS PERKEMBANGAN SEKTOR EKONOMI PROVINSI ACEH PASCA
TSUNAMI 2004
B. Latar Belakang Masalah
Tsunami dahsyat di akhir tahun 2004 telah memporak-porandakan Aceh dan menelan
korban sebanyak 160 ribu jiwa. Demi rekonstruksi Aceh, GAM dan Pemerintah
Indonesia mengumumkan gencatan senjata. Di saat yang sama, masyarakat internasional
juga menyalurkan bantuan dana dan tenaga ahli dalam jumlah besar untuk membangun
kembali Aceh.
Irwandi Yusuf mengatakan, masyarakat internasional memainkan peranan penting dalam
pembangunan kembali Aceh. Pemerintah dan rakyat Tiongkok telah memberikan bantuan
dana senilai 500 juta yuan Renminbi atau sekitar 74,6 juta dolar AS. 60 gedung sekolah
di Aceh kini sudah berdiri tegak, sistem peringatan dini gempa dan tsunami telah
dipasang, dan kampung persahabatan Tiongkok-Indonesia di Aceh sudah dibangun.
Banyak perusahaan Tiongkok yang berpartisipasi dalam pembangunan kembali Aceh dan
proyek kerja sama kedua pihak telah berlangsung lancar.
Melihat dari fakta bencana yang telah melanda Aceh beberapa tahun silam, masyarakat
tiongkok telah banyak berperan penting dalam menyalurkan bantuan kemanusiaan kepada
masyarakat Aceh pasca tsunami, namun sepatutnya masyarakat Aceh tidak hanya hidup
berpangku tangan pada bantuan kemanusiaan. Aceh merupakan provinsi yang notabennya
-
3
memiliki hasil alam melimpah, telah sepatutnya Aceh mampu hidup mandiri dan
mensejahterakan masyrakatnya. Banyak sektor penggerak perkonomian yang terdapat di
provinsi Nanggroe Aceh Darusallam (NAD), salah satunya adalah pertanian. Tahun 2005
produksi Padi Aceh tercatat mencapai 1.411.649 ton Gabah Kering Giling (GKG) dimana
mengalami penurunan dibandingkan tahun 2004 sebesar 1.552.083 atau 9,22%,
penurunan ini akibat luasnya kerusakan lahan akibat tsunami.
Potensi hasil tambang di Aceh, antara lain meliputi gas alam, minyak bumi, batu
bara, emas, dan tembaga. Gas alam dan minyak bumi yang ada di Arun dan daerah
lainnya di Aceh telah memberikan sum-bangan yang cukup besar terhadap devisa negara.
Sayangnya, jumlah yang diambil oleh pemerintah pusat selama lebih dari tiga dekade
pada masa Orde Baru terlalu besar, sementara yang dikembalikan untuk rakyat Aceh
terlampau kecil (tak lebih dari 5%). Selain itu, rakyat Aceh sering diperlakukan kurang
manu-siawi, terutama ketika DOM di Aceh (1989-1999) diberlakukan oleh rezim Orde
Baru, sehingga tidak mengherankan jika Aceh bergolak. Semua yang terjadi sekarang di
daerah Serambi Mekkah adalah akibat dari perlakuan yang kurang adil dan manusiawi di
masa lalu.
Di bidang industri, daerah Aceh memiliki potensi cukup besar terutama industri hasil
hutan, perkebunan, dan pertanian, seperti minyak kelapa sawit, atsiri, karet, kertas, serta
industri hasil pengolahan tambang yang belum berkembang secara optimal. Aceh
memiliki sejumlah industri besar. Antaranya :
a. PT. Arun
b. PT. PIM
c. PT. AAF
-
4
d. Lafarge Semen Andalas
e. Exxon Mobil
f. CALTEX
Walaupun Aceh kaya akan hasil alam, namun ada beberapa hal yang patutnya kita
perhatikan untuk membangun ekonomi Aceh saat ini, seperti yang penulis kutip dari
artikel yang berjudul Problematika Kemiskinan di Aceh dan Langkah-langkah
Pengentasannya yang ditulis oleh Deputi Bidang Koordinasi Penanggulangan
Kemiskinan adalah sebagai berikut:
Pembangunan dapat dijalankan dengan baik bilamana didukung oleh 3 prasyarat :
a. Sumberdaya manusia yang berkualitas termasuk mempunyai kemampuan dan
ketrampilan yang cukup
b. Sumberdaya alam yang cukup
c. Lingkungan politik, ekonomi dan sosial budaya yang kondusif.
Prasyarat yang tidak terpenuhi akan menciptakan hambatan dan kendala dalam
pembangunan antara lain berupa:
a. Kemiskinan
b. Kesenjangan sosial dan wilayah
c. Kebodohan/keterbelakangan
d. ketertinggalan
e. Penindasan, penyalah-gunaan, KKN dsb.
-
5
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengangkat sebuah judul ANALISIS
PERKEMBANGAN SEKTOR EKONOMI PROVINSI ACEH PASCA TSUNAMI
2004 sekaligus menyajikan data penting terkait pertumbuhan ekonomi pada masyarakat
Aceh di mulai tahun 2004 hingga tahun 2012.
C. Rumusan Masalah
1. Berapa jumlah PDRB Provinsi Aceh pasca tsunami tahun 2005 hingga tahun 2012?
2. Bagaimana pengaruh investasi terhadap PDRB Provinsi Aceh?
3. Bagaimana pengaruh jumlah tenaga kerja terhadap jumlah PDRB Provinsi Aceh?
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui jumlah PDRB Provinsi Aceh tahun 2005 hingga tahun 2012
2. Untuk mengetahui pengaruh investasi terhadap pendapatan PDRB Provinsi Aceh
3. Untuk mengetahui pengaruh tenaga kerja terhadap pendapatan PDRB Provinsi Aceh
E. Luaran yang di Harapkan
1. Ingin mengetahui data PDRB pemerintah Provinsi Aceh pasca tsunami periode 2005
sampai 2012
2. Ingin menyajikan sekaligus memberi informasi hasil analisis pengaruh investasi
terhadap pendapatan PDRB pemerintah Provinsi Aceh
3. Ingin menyajikan sekaligus memberi informasi hasil analisis pengaruh tenaga kerja
terhadap pendapatan PDRB pemerintah Provinsi Aceh
-
6
F. Kegunaan Penelitian
1. Bagi pemerintah Aceh
Sebagai sumber informasi dan masukan untuk dijadikan pertimbangan kepada pihak-
pihak terkait khususnya pemerintah Provinsi Aceh sebagai upaya pembangunan
ekonomi dan memberantas kemiskinin pada masyarakat Aceh.
2. Bagi mahasiswa atau peneliti selanjutnya
Sebagai informasi dan acuan untuk peneliti selanjutnya yang mengambil topik yang
sama dan juga dapat memberikan sumbangan pengetahuan serta pikiran bagi peneliti
selanjutnya yang ingin mengambil topik yang sama pula.
G. TINJAUAN PUSTAKA
1. Peneliti Pendahulu
Berdasarkan penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh Agus Naufal. Salah
satu mahasiswa Departemen Ilmu Ekonomi Universitas Pertanian bogor dengan judul
Peranan Sektor Pertanian Dalam Pertumbuhan Ekonomi dan Mengurangi
Ketimpangan Pendapatan Di Pemerintah Aceh yang mana memiliki tujuan untuk
menganalisa pentingnya sektor pertanian sebagai upaya menanggulangi ketimpangan
yang terjadi dalam perolehan pendapatan pada pemerintah Aceh.
Hasil penelitian tersebut dapat diketahui secara singkat bagaimana peneliti dapat
memberikan gambaran terhadap kontribusi hasil pertanian terhadap laju pertumbuhan
perkenomian di Provinsi Aceh sendiri.
-
7
Namun dalam penelitian ini penulis akan mencoba menyajikan data-data penting
terkait pertumbuhan ataupun laju ekonomi di pemerintah Aceh, berbeda dengan
peneliti sebelumnya yang menitik beratkan penelitian pada sektor pertanian sebagai
pondasi pertumbuhan ekonomi, maka penulis sendiri akan menyajikan hasil penelitian
yang bersifat umum atau dihitung dari PDRB (Produk Domestik dan Regional Bruto)
secara menyeluruh dan terhitung semenjak pasca tsunami yang telah melanda Provinsi
Aceh tahun 2004, sehingga dapat menjadi suatu perbandingan penting secara periodik
(tahunan), apakah perekonomian di pemerintah Aceh telah meningkat setiap tahunnya,
atau sebaliknya. Maka dari itu peneliti akan mencoba mengangkat sebuah judul
Perkembangan Perekonomian Masyarakat Aceh Pasca Tsunami Tahun 2004
2. Pengertian PDRB dan Pertumbuhannya
a. Pengertian PDRB
1) Produk Domestik dan Produk Regional
Semua barang dan jasa sebagai hasil dari kegiatan-kegiatan ekonomi yang
beroperasi di wilayah domestik, tanpa memperhatikan apakah faktor
produksinya berasal dari atau dimiliki oleh penduduk daerah tersebut,
merupakan Produk Domestik daerah bersangkutan. Pendapatan yang timbul
oleh karena adanya kegiatan produksi tersebut merupakan Pendapatan
Domestik.
Kenyataan menunjukkan bahwa sebagian dari faktor produksi yang digunakan
dalam kegiatan produksi di suatu daerah berasal dari daerah lain atau dari luar
negeri, demikian juga sebaliknya faktor produksi yang dimiliki penduduk
-
8
daerah tersebut dapat ikut serta dalam proses produksi di daerah lain atau di
luar negeri. Hal ini menyebabkan nilai produk domestik yang timbul di suatu
daerah tidak sama dengan pendapatan yang diterima penduduk daerah tersebut.
Dengan adanya arus pendapatan yang mengalir antar daerah (termasuk juga
dari dan ke luar negeri) yang pada umumnya berupa upah/gaji, bunga, deviden
dan keuntungan maka timbul perbedaan antara Produk Domestik dan Produk
Regional.
Produk Regional adalah Produk Domestik ditambah dengan pendapatan yang
diterima dari luar daerah/negeri dikurangi dengan pendapatan yang dibayarkan
keluar daerah/negeri tersebut. Akan tetapi untuk mendapatkan angka-angka
tentang pendapatan yang mengalir keluar dan masuk ke suatu daerah (yang
secara nasional dapat diperoleh dari neraca pembayaran luar negeri) masih
sangat sulit saat ini, hingga Produk Regional ini belum dapat dihitung. Untuk
sementara dalam perhitungan ini Produk Regional dianggap sama dengan
Produk Domestik Regional Netto (PDRN) Atas Dasar Biaya Faktor.
Bila Pendapatan Regional ini dibagi dengan jumlah penduduk yang tinggal di
region tersebut, maka dihasilkan Pendapatan Per Kapita.
2) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Pasar
Angka Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Pasar dapat
diperoleh dengan menjumlahkan nilai tambah bruto (Gross Value Added) yang
timbul dari seluruh sektor ekonomi di wilayah itu. Yang dimaksud dengan nilai
-
9
tambah bruto adalah nilai lebih yang timbul setelah melalui suatu proses
produksi atau nilai produksi (output) dikurangi dengan biaya antara. Nilai
tambah bruto disini mencakup komponen-komponen faktor pendapatan (upah
dan gaji, bunga, sewa tanah dan keuntungan), penyusutan dan pajak tak
langsung netto. Dengan menghitung nilai tambah bruto dari masing-masing
sektor dan menjumlahkan nilai tambah bruto dari seluruh sektor, akan
diperoleh Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Pasar.
3) Produk Domestik Regional Neto (PDRN) Atas Dasar Harga Pasar
Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Pasar
dikurangi penyusutan akan diperoleh Produk Domestik Regional Netto Atas
Dasar Harga Pasar. Penyusutan yang dimaksud adalah nilai susut (ausnya) dari
barang-barang modal yang terjadi selama barang tersebut ikut serta dalam
proses produksi.
4) Produk Domestik Regional Neto (PDRN) Atas Dasar Biaya Faktor
Perbedaan antara konsep biaya faktor dengan harga pasar adalah karena adanya
pajak tidak langsung yang dipungut oleh pemerintah dan subsidi yang
diberikan oleh pemerintah kepada unit-unit produksi. Pajak tidak langsung
yang dibayar oleh perusahaan terdiri dari iuran wajib ke pemerintah yang
diberlakukan sebagai biaya untuk kegiatan produksi. Pajak tidak langsung ini
termasuk segala jenis pajak yang dikenakan atas kegiatan produksi, penjualan,
pembelian atau penggunaan barang dan jasa oleh perusahaan. Suatu
-
10
perusahaan/usaha dapat membayar pajak tidak langsung kepada Pemerintah
Daerah maupun ke Pemerintah Pusat.
Pajak Tidak Langsung ini meliputi pajak penjualan, bea ekspor, cukai dan lain-
lain pajak, kecuali pajak pendapatan dan pajak perseorangan. Pajak tidak
langsung dan subsidi mempunyai pengaruh terhadap harga barang-barang.
Pajak berpengaruh menaikkan harga sedangkan subsidi menurunkan harga.
Pajak tidak langsung neto diperoleh dari pajak tidak langsung dikurangi
subsidi. Produk Domestik Regional Netto Atas Dasar Harga Pasar dikurangi
pajak tidak langsung neto, hasilnya adalah Produk Domestik Regional Neto
Atas Dasar Biaya Faktor.
5) Ringkasan Agregat PDRB
Dari uraian di atas, maka konsep-konsep yang dipakai dalam Produk Domestik
Regional Bruto adalah sebagai berikut :
a) Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Pasar (GRDP at
Market Prices), dikurangi penyusutan akan sama dengan ;
b) Produk Domestik Regional Neto Atas Dasar Harga Pasar (NRDP at Market
Price) dikurangi pajak tidak langsung neto akan sama dengan ;
c) Produk Domestik Regional Neto Atas Dasar Biaya Faktor (NRDP at
Factor Cost) ditambahkan pendapatan neto yang mengalir dari / ke
daerah lain akan sama dengan ;
d) Pendapatan Regional (Regional Income) dikurangi pajak pendapatan
perusahaan (Cooperate Income Tax), keuntungan yang tidak dibagikan
-
11
(Undistributed Profit), iuran kesejahteraan sosial (Social Security
Contribution) ditambah transfer yang diterima oleh rumah tangga, bunga
neto atas bunga pemerintah akan sama dengan ;
e) Pendapatan Orang Seorang (Personal Income) dikurangi pajak rumah
tangga, transfer yang dibayarkan rumah tangga, akan sama dengan ;
f) Pendapatan Yang Siap Dibelanjakan (Disposible Income).
b. Pertumbuhan Regional
Pertumbuhan ekonomi wilayah adalah pertambahan pendapatan
masyarakat yang terjadi di wilayah tersebut, yaitu kenaikan seluruh nilai tambah
yang terjadi di wilayah tersebut. Pertambahan pendapatan itu diukur dalam nilai
rill, artinya diukur dalam harga konstan. Hal itu juga menggambarkan balas jasa
bagi faktor-faktor produksi yang beroperasi di daerah tersebut. Kemakmuran
suatu wilayah selain ditentukan oleh besarnya nilai tambah yang tercipta di
wilayah tersebut juga oleh seberapa besar terjadi transfer payment yaitu bagian
pendapatan yang mengalir ke luar wilayah atau mendapat aliran dana dari luar
wilayah (Richardson, 1991). Ada dua cara pendekatan yang dapat digunakan
(Richardson, 1991). Pertama, mengadaptasi model-model ekonomi makro yang
digunakan dalam teori pertumbuhan agregatif dan yang kedua menafsirkan
pertumbuhan suatu daerah menurut struktur dinamika industrinya. Untuk
pendekatan yang pertama terdapat tiga model umum yang digunakan yaitu model
Neo-klasik, Basis Ekspor, dan Harrod-Domar.
-
12
Dalam model Neo-klasik tingkat pertumbuhan terdiri dari tiga sumber
yaitu akumulasi modal, tenaga kerja, dan residuyang dapat dinamakan sebagai
kemajuan teknik (Richardson, 1991). Sedangkan menurut model Basis Ekspor,
pertumbuhan suatu daerah tergantung pada pertumbuhan industri-industri
ekspornya dan kenaikan permintaan yang bersifat ekstrim bagi daerah yang
bersangkutan adalah penentu pokok dari pertumbuhan regional. Sektor-sektor
perekonomian suatu daerah dikelompokkan menjadi sektor basis dan non basis.
Sektor basis merupakan sektor yang memiliki keunggulan komparatif (dibanding
dengan daerah lain dalam lingkup wilayah yang lebih luas) dengan sasaran utama
untuk diekspor ke daerah lain. Pada model Harrod-Domar, memfokuskan peranan
kunci kepada investasi dalam proses pertumbuhan ekonomi, lebih diutamakan
tentang watak ganda yang dimiliki investasi. Dia menciptakan pendapatan
(dampak permintaan) dan memperbesar kapasitas produksi perekonomian dengan
cara meningkatkan stok modal (dampak penawaran). Selama investasi neto tetap
berlangsung, pendapatan nyata dan output akan semakin membesar. Model ini
juga dapat digunakan untuk menganalisa pertumbuhan regional dengan cara
memperhitungkan perpindahan modal dan tenaga kerja interregional (Richardson,
1991). Semakin tinggi hasrat masyarakat di suatu daerah untuk menabung dan
apabila rasio modal-output mereka semakin rendah, dengan demikian daerah
tersebut akan bertumbuh semakin cepat. Impor neto adalah tambahan kepada
tabungan total suatu daerah, maka daerah-daerah yang memiliki surplus impor
dapat tumbuh lebih cepat dari daerah-daerah lainnya.
-
13
c. Produk Domestik Regional Bruto
Salah satu indikator ekonomi makro yang berperan dalam membuat
perencanaan kebijaksanaan dalam pembangunan, menentukan arah pembangunan
serta mengevaluasi hasil pembangunan suatu wilayah adalah Produk Domestik
Regional Bruto. PDRB dapat dijadikan sebagai indikator laju pertumbuhan
ekonomi sektoral agar dapat diketahui sektor-sektor mana saja yang menyebabkan
perubahan pada pertumbuhan ekonomi.
Besar kecilnya PDRB yang dapat dihasilkan oleh suatu wilayah/daerah
tergantung oleh besarnya sumberdaya alam yang telah dimanfaatkan, jumlah dan
mutu sumberdaya manusia, kebijaksanaan pemerintah, letak geografis serta
tersedianya sarana dan prasarana di wilayah tersebut. Terdapat beberapa ukuran
pendapatan nasional , diantaranya: Gross National Product (GNP) atau Produk
Nasional Bruto (PNB), Gross Domestic Product (GDP) atau Produk Domestik
Bruto (PDB), Net National Product (NNP) atau Produk Nasional Neto (PNN), dan
National Income (NI) atau Pendapatan Nasional (PN) (Dumairy, 1996). Menurut
Gilis et al (2004), Produk Nasional Bruto (PNB) adalah penjumlahan nilai produk
akhir barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat selama jangka waktu tertentu
(biasanya satu tahun) tanpa menghitung nilai produk antara.
Produk Domestik bruto (PDB) sama dengan PNB tetapi dalam
perhitungannya mengeluarkan pendapatan warga negara yang berada di luar
negeri tapi memasukkan seluruh produksi dalam negeri termasuk pendapatan yang
diterima warga negara asing. Sedangkan PDB untuk tingkat wilayah regional pada
-
14
sebuah Negara dikenal dengan sebutan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).
Perhitungan PDRB dapat dilakukan dengan dua metode antara lain (Dumairy,
1996):
1) Metode Langsung
Dalam menghitung PDRB dengan metode langsung, perhitungan
diserahkan sepenuhnya pada kepada data daerah yang terpisah dari data
nasional, sehingga hasil perhitungannya mencakup seluruh produk barang dan
jasa yang dihasilkan oleh daerah tersebut. Dalam metode ini PDRB dapat
diukur dengan tiga pendekatan yaitu:
a) Pendekatan Produksi
PDRB merupakan jumlah barang dan jasa terakhir yang dihasilkan
oleh berbagai unit produksi di dalam suatu wilayah dalam jangka waktu
tertentu. Unit-unit produksi dimaksud secara garis besar dipilah-pilah
menjadi 11 sektor (dapat juga dibagi menjadi 9 sektor) yaitu (1) pertanian;
(2) pertambangan dan penggalian; (3) industry pengolahan; (4) listrik, gas,
dan air minum; (5) bangunan; (6) perdagangan; (7) pengangkutan dan
komunikasi; (8) bank dan lembaga keuangan lainnya; (9) sewa rumah; (10)
pemerintahan; dan (11) jasa-jasa.
b) Pendekatan Pendapatan
PDRB adalah jumlah balas jasa yang diterima oleh faktor-faktor
produksi yang turut serta dalam proses produksi di suatu wilayah dalam
jangka waktu setahun. Balas jasa produksi yang dimaksud meliputi upah
-
15
dan gaji, sewa tanah, modal, dan keuntungan. Semuanya dihitung sebelum
dipotong pajak penghasilan dan pajak langsung lainnya. Dalam hal ini
mencakup juga penyusutan dan pajak-pajak tak langsung neto. Jumlah
semua komponen pendapatan ini per sektor disebut nilai tambah bruto
sektoral. Oleh sebab itu PDRB menurut pendekatan pendapatan merupakan
penjumlahan dari nilai tambah bruto seluruh sektor atau lapangan usaha.
c) Pendekatan Pengeluaran
PDRB adalah jumlah seluruh komponen permintaan akhir,
meliputi (1) pengeluaran konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta yang
tidak mencari keuntungan; (2) pembentukan modal tetap domestik bruto dan
perubahan stok; (3) pengeluaran konsumsi pemerintah; serta (4) ekspor neto
(yaitu ekspor dikurang impor) dalam jangka waktu setahun.
2) Metode Tidak Langsung / Alokasi
Menghitung nilai tambah suatu kelompok kegiatan ekonomi dengan
mengalokasikan nilai tambah nasional kedalam masing-masing kelompok
kegiatan ekonomi pada tingkat regional. Sebagai alokator digunakan indikator
yang paling besar pengaruhnya atau erat kaitannya dengan produktivitas
kegiatan ekonomi tersebut. Pemakaian masing-masing metode pendekatan
sangat tergantung pada data yang tersedia. Pada kenyataannya, pemakaian
kedua metode tersebut akan saling mendukung satu sama lain, karena metode
langsung akan mendorong peningkatan mutu atau kualitas data daerah. Dilihat
dari penjelasan diatas PDRB dari suatu daerah/wilayah lebih menunjukkan
-
16
pada besaran produksi suatu daerah bukan pendapatan yang sebenarnya
diterima oleh penduduk sekitar yang bersangkutan. Walaupun demikian,
PDRB merupakan data yang paling representatif dalam menunjukkan
pendapatan dibandingkan dengan data-data yang lainnya.
H. Metode Pelaksanaan Program
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan diadakan di Provinsi Aceh, dan berpusat di kantor Bappeda
Provinsi Aceh di Jl. Tgk. H. Mohd. Daud Bereu-eh No. 26, yang mana sebagai pusat
pengambilan data skunder.
2. Waktu Penelitian
Kegiatan penelitian pengambilan data akan dilaksanakan dalam jangka waktu empat
bulan.
3. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif bersifat deskriptif.
Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menyisihkan dan menentukan ubahan-
ubahan (variabel) dan kategori-kategori ubahan. Ubahan-ubahan ini secara bersama-
sama terkait dengan bingkai hipotesis yang seringkali ada sebelum data simpulkan
dan kemudian diujikan terhadap data. (Sumarno, 2005)
4. Jenis data dan Teknik Pengumpulan Data
a. Jenis Data
Data yang dianalisis dalam penelitian ini bersifat data sekunder atau data tidak
langsung yang diperoleh dari Bappeda Provinsi Aceh. Data Sekunder yaitu data
yang telah dikumpulkan oleh pihak lain atau dengan kata lain data yang diperoleh
dalam bentuk sudah jadi, sudah dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain biasanya
-
17
sudah dalam bentuk publikasi. Sedangkan data yang akan dianalisis jika dilihat
bentuknya menggunakan data time series. Data yang dikumpulkan meliputi:
1) Data PDRB Provinsi Aceh pasca tsunami tahun 2005 sampai 2012
2) Data jumlah investasi PMDN dan PMA di Provinsi Aceh
3) Data jumlah tenaga kerja di Provinsi Aceh
b. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan jenis pengumpulan
data bersifat dokumentasi. Metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
membaca, mempelajari dan menganalisa dokumen-dokumen yang diperoleh di
Bappeda Provinsi Aceh, Perpustakaan Bank Indonesia dan Badan Pusat Statistik
Indonesia agar dapat dipercaya kebenarannya.
5. Teknik Analisis Data
Model Analisis yang digunakan dalam menganalisis data adalah Regresi
Linear Berganda. Regresi Linier berganda merupakan bentuk kualitatif pertama yang
paling sering digunakan dalam analisis. Model ini dikatakan berganda karena di
dalam model regresi linier berganda variabel bebas (explanatory) yang digunakan
lebih dari satu jenis variabel (Satria, 2009). Metode estimasi yang digunakan adalah
metode kuadrat terkecil biasa (Ordinary Least Square). Metode Kuadrat Terkecil
Biasa adalah suatu metode estimasi yang dilakukan dengan cara memperkecil
kesalahan penaksiran dengan cara menderivasi jumlah kuadrat kesalahan terhadap
nilai penaksir parameter hingga nol.
Pengaruh dari investasi dan jumlah tenaga kerja terhadap pertumbuhan
ekonomi di Provinsi Aceh dispesifikasi dalam model yang akan dijadikan sebagai
model penelitian merupakan fungsi matematis, sebagai berikut:
PDRB = f (PMDN, PMA, TK)
Dengan spesifikasi model sebagai berikut:
Y= +1X1+2X2+3X3+ei
-
18
Dimana:
Y : PDRB Provinsi Aceh (milyar Rp.)
: Intercept
1,2,3,4 : Koefisien Regresi
X1 : Investasi PMDN tahun sebelumnya (milyar Rp.)
X2 : Jumlah tenaga kerja yang berkerja (orang)
ei : term of error
a. Pengujian Hipotesis
1) Uji statistik
Pengujian Hipotesis pengujian hipotesa secara statistik yang digunakan adalah
pendekatan uji signifikasi untuk memeriksa keabsahan hipotesa, yaitu:
a) Uji t
Uji t merupakan sutu pengujian yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya
pengaruh variabel independent terhadap variabel dependent secara parsial. Pada
penelitian, peneliti akan menggunakan 5% atau dengan kata lain tingkat
kepercayaan 95% Adapun rumusan Hipotesis pengujian adalah sebagai berikut:
H0:1= 0 : Berarti secara parsial variabel independent tidak mampu
mempengaruhi variabel dependent
H1:1# 0 : Berarti secara parsial Variabel independet mampu
mempengaruhi variabel dependent
Hasil perbandingan antara P-value nilai t dari setiap variabel independent
dengan menggunakan tingkat signifikasi yang digunakan merupakan dasar dalam
menarik kesimpulan.
b) Uji F
Uji F adalah pengujian yang bertujuan untuk mengetahui signifikasi koefisien
regresi secara bersama-sama terhadap dependent variabel. Pada penelitian,
peneliti akan menggunakan 5% atau dengan kata lain tingkat kepercayaan
95%. Untuk pengujian ini digunakan hipotesa sebagai berikut:
HO: 1, 2, 3 = 0 Artinya secara simultan variabel independent tidak mampu
mempengaruhi variabel dependent
-
19
H1: 1, 2, 3 # 0 Artinya secara simultan variabel independent mampu
mempengaruhi variabel dependent
Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan nilai F hitung dengan F tabel ,
jika Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak yang berarti variabel independent secara
simultan dapat mempengaruhi variabel dependent.
c) Koefisien Determinasi
Tahap selanjutnya adalah mencari nilai dari koefisien determinasi. Koefisien
determinasi merupakan ukuran ringkas yang menginformasikan kepada kita
seberapa baik sebuah garis regresi sampel sesuai dengan datanya. Koefisien
determinasi R menunjukkan kemampuan model (Variabel Independent
Menjelaskan Variabel Dependent). Sifat Determinasi Koefisien R antara lain
yaitu: besarannya tidak pernah negatif batasan nilainya 0
-
20
DW stat : | ei, ej |
ei
Bentuk perumusan Hipotesis Uji Autokorelasi:
HO : = 0 Artinya tidak terjadi korelasi berseri antara kesalahan pengganggu
atau terjadi non autokorelasi
H1 : # 0 Artinya terjadi korelasi berseri antara kesalahan pengganggu atau
terjadi autokorelasi
b) Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas menunjukkan adanya keberadaan dari hubungan linear yang
sempurna atau tepat diantara sebagaian atau seluruh variabel penjelas dalam
sebuah model regresi. (Gujarti, 2012). Untuk mendeteksi ada tidaknya
multikolinearitas dapat dilihat dari nilai R-square, F hitung, t hitung serta standart
error. Kemungkinan adanya multikolinearitas jika R-square dan Fhitung tinggi
sedangkan nilai t hitung banyak yang tidak signifikan, korelasi berpasangan yang
tinggi diantara Regresor, pemeriksaan korelasi parsial, eigenvalue dan indeks
kondisi, toleransi dan variance inflating factor, scatterplot.
c) Uji Heterokedastisitas
Uji Heterokesdastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah faktor pengganggu
mempunyai variasi yang sama atau tidak. Varians dari setiap faktor gangguan ei,
kondisional terhadap variabel independent yang dipilih adalah suatu angka-angka
konstan tertentu yang setara dengan , maka dapat kita simpulkan ini adalah
kondisi homokedastisitas/varians yang sama. Sedangkan Heterokedastisitas
menunjukkan varians yang berbeda.
Adapun hipotesa yang akan diuji adalah sebagai berikut:
HO:1, 2, 3 = 0 artinya tidak terjadi Heterokedastisitas
H1:1, 2, 3 # 0 artinya terjadi Heterokedastisitas
-
21
I. Jadwal Kegiatan Penelitian
No
Jenis kegiatan Bulan Ke 1 Bulan Ke 2 Bulan Ke 3
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Tahap persiapan
a. menyusun proposal penelititian b. melekukan observasi di
Provinsi Aceh
v
v
v
v
v
2. Tahap pelaksanaan
a. pengumpulan data
v
v
v
v
3. Tahap penulisan
a. penulisan hasil penelitian b. pengumpulan hasil penulisan
v
v
v
v
J. Rancangan Biaya
No. Item Pengeluaran Jumlah
1 Biaya Perjalanan
a. Transportasi 3 orang x @ Rp.150.000.00
b. Temu wicara 4 kali
c. Akomodasi dan Konsumsi
Rp. 450.000,00
Rp. 1.000.000,00
Rp. 1.000.000,00
Peralatan Penunjang
a. Flash disk
b. Sewa Printer 4 bulan
Rp. 200.000,00
Rp. 400.000,00
Pengeluaran Biaya Lain-lain
a. Pembuatan proposal
Rp. 300.000,00
-
22
b. Laporan Penelitian
c. Transparansi
d. Foto Copy dan Penjilidan
e. Kertas HVS 4rim
f. Tinta Printer
g. ATK
h. Administrasi
i. Pengumpulan Data
j. Lain-lain
k. Komunikasi (3 orang)
l. Ijin Penelitian
Rp. 400.000,00
Rp. 400.000,00
Rp. 400.000,00
Rp. 300.000,00
Rp. 200.000,00
Rp. 400.000,00
Rp. 500.000,00
Rp. 1.500.000,00
Rp. 1.500.000,00
Rp. 600.000,00
Rp. 400.000,00
Total Biaya Rp.9.950.000,00
K. Nama dan Biodata Ketua Serta Anggota Kelompok :
1. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Lazuardi Asri
b. NIM : 201220180312152
c. Fakultas / Program Studi : Ekonomi & Pembangunan/Ekonomi Pembangun
d. Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang
e. Waktu untuk Kegiatan PKM : 12 Jam / minggu
2. Anggota Pelaksana 1
a. Nama Lengkap : Ardhyn Yanuar Pratama
b. NIM : 201010170311282
c. Fakultas / Program Studi : Ekonomi & Pembangunan/Akuntansi
d. Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang
e. Waktu untuk Kegiatan PKM : 12 Jam / minggu
-
23
3. Anggota Pelaksana 2
a. Nama Lengkap : Anang Adenansih Auliya Rahmah
b. NIM : 201010060311089
c. Fakultas / Program Studi : FKIP/Pendidikan Matematika
d. Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang
e. Waktu untuk Kegiatan PKM : 12 Jam /minggu
L. Nama dan Biodata Dosen Pendamping :
1. Nama Dosen (dengan gelar) : Ida Nuraini, SE, M.Si
2. Jabatan/Pangkat/Gol : Pembina/Lektor Kepala/Iva
3. Jabatan Struktural : Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan
4. NIP/NIK/Identitas lainnya : 1968120819930420001
5. NIDN : 0008126801
6. Tempat dan Tanggal Lahir : Madiun, 8 Desember 1968
7. Alamat Rumah : Jl. Semangka 12 A Mulyoagung-Dau-Malang
8. Nomor Telepon/Faks/HP : 0341-467225/08125271207
9. Alamat Kantor : Jl.Raya Tlogomas 246 Malang
10. Nomor Telepon/Faks : 0341-464318/0341-460435
11. Alamat e-mail : [email protected]
12. Lulusan yang telah dihasilkan : Lulusan yang Telah Dihasilkan S-1= orang; S-
2= Orang; S-3= orang
13. Mata Kuliah yg Diampu : 1. Metodologi Penelitian
2. Perencanaan Pembangunan
3. Ekonomi Mikro
4. Kewirausahaan
-
24
M. Daftar Pustaka
Bappeda, 2013. Provinsi Aceh dalam Angka. http://www.bappeda.acehprov.go.id/v2/. Diakses
pada tanggal 20 Juni 2013.
Dikti, Ditjen. 2012. Menulis Proposal Program Kreatifitas Mahasiswa Penelitian. Jakarta.
Depnakertrans, 2004. Penanggulangan Pengangguran di Indonesia, Majalah Nakertrans Edisi
03 TH.XXIV-Juni.
Dumairy, M.A. 1996. Perekonomian Indonesia. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Gujarati, Damodar. 2012. Dasar-Dasar Ekonometrika Edisi kelima: Salemba Empat. Jakarta.
Mankiw, Gregory. 2012. Pengantar Ekonomi Makro: Salemba Empat. Jakarta Selatan
Richardsons, H. W. 1991. Dasar-Dasar Ilmu Ekonomi Regional. LP FE-UI. Jakarta.
Satria, Dias. 2010. Skripsi dalam 30 Hari: Its Pres. Surabaya.
Sitompul, Novita Linda, 2007. Analisis Pengaruh Investasi dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB
Sumatera Utara. Tesis, Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Medan.
Sumarno. 2005. Memadu Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif: Pustaka Pelajar Offset.
Yogyakarta
-
25
Lampiran
Daftar Riwayat Hidup Ketua Serta Anggota Kelompok
1. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama : Lazuardi Asri
b. Tempat Tanggal Lahir : Meulaboh, 27 Maret 1991
c. Jenis Kelamin : Laki-laki
d. NIM : 201210180312058
e. Fak/Jurusan : Ekonomi dan Bisnis/ IESP
f. Alamat di Malang : Jl. Tirto Utomo Gg. 12, Landungsari
g. No Tlp : 082370747447
h. Alamat Asal : Jl. Imam Bonjol Lr.Bonsai No.17, Meulaboh, Aceh Barat
i. Riwayat Pendidikan
1) 1997-2003 :MIN Drien Rampak
2) 2003-2006 :MTsN 1 Jeuram
3) 2006-2009 :SMAN 4 Wira Bangsa Meulaboh
4) 2009-2012 :D3 Universitas Muhammadiyah Malang,
Jurusan Keuangan dan Perbankan
5) 2012-Sekarang :S1 Universitas Muhammadiyah Malang,
Jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan
2. Anggota Pelaksana 1
a. Nama : Ardhyn Yanuar Pratama
b. Tempat Tanggal Lahir : Malang, 9 Januari 1992
c. Jenis Kelamin : Laki-laki
d. NIM : 201010170311282
e. Fak/Jurusan : Ekonomi dan Bisnis/Akuntansi
f. Alamat di Malang : Jl. Jaya Simandara I 6A/05 Malang
g. No Tlp : 085646685066
h. Alamat Asal : Jl. Jaya Simandara I 6A/05 Malang
i. Riwayat Pendidikan
1) 1998-2004 :SD Sawojajar V
2) 2004-2007 :SMP Kartika IV
-
26
3) 2007-2010 :SMAN 10 Malang
4) 2010-Sekarang :S1 Universitas Muhammadiyah Malang,
Jurusan Akuntansi
3. Anggota Pelaksana 2
j. Nama : Anang Adenansih Auliya Rahmah
k. Tempat Tanggal Lahir : Lanta, 16 Maret 1992
l. Jenis Kelamin : Perempuan
m. NIM : 201010060311089
n. Fak/Jurusan : FKIP/Pendidikan Matematika
o. Alamat di Malang : Jl. Tlogomas Gg.15c No.09c
p. No Tlp : 081945334322
q. Alamat Asal : Jl. Terusan Dam Diwumoro, Lanta Barat, Bima NTB
r. Riwayat Pendidikan
1) 1998-2004 :SDN Lanta
2) 2004-2007 :SMPN 1 Lambu
3) 2007-2010 :SMAN 1 Kota Bima
4) 2010-Sekarang :S1 Universitas Muhammadiyah Malang,
Jurusan Pendidikan Matematika