pkm - p tawir dkk
TRANSCRIPT
A. JUDUL
Pemanfaatan minyak atsiri daging buah kakao (Theobroma cacao) afkir
sebagai semiokimia serangga hama tanaman kakao.
B. LATAR BELAKANG MASALAHKakao merupakan salah satu komoditas perkebunan yang menjanjikan
dan mempunyai nilai ekonomis yang sangat tinggi. Di Indonesia, kakao
merupakan penghasil devisa terbesar ketiga sub sektor perkebunan setelah kelapa
sawit dan karet. Persebaran tanaman kakao antara lain di Sulawesi (63,8%),
Sumatera (16,3%), Jawa (5,3%), Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat dan
Bali (4,0%), Kalimantan (3,6%), Maluku dan Papua (7,1%). Pengelolaannya
dapat dimanfaatkan sebagai pemasok devisa negara dengan produksi 792.761 ton
dan total ekspor 655.429 ton (Direktorat Perlindungan Perkebunan, 2010).
Berbagai pihak telah melakukan upaya untuk meningkatkan produksi
kakao. Upaya tersebut antara lain intensifikasi, ekstensifikasi, deversifikasi, dan
rehabilitasi. Dari berbagai bentuk upaya tersebut, pelaksanaannya sering
mengalami hambatan sehingga menyebabkan rendahnya produksi. Salah satu
kendala rendahnya produksi tersebut adalah serangan hama.
Bagian dari tanaman kakao yang sering diserang adalah buahnya. Buah
yang disenangi adalah bagian buah yang masih muda dan yang mendekati matang.
Buah yang terserang menunjukkan bekas tusukan berupa bercak-bercak hitam
pada permukaan buah. Pada serangan berat, seluruh permukaan buah dipenuhi
oleh bekas tusukan berwarna hitam dan kering, kulitnya mengeras serta retak-
retak. Serangan berat pada buah muda yang berukuran kurang dari 5 cm
menyebabkan buah kering dan rontok. Serangan hama dapat menimbulkan
kerusakan besar. Serangan berat hama terhadap tanaman kakao dalam satu musim
dapat menurunkan daya hasil rata-rata 42% selama tiga tahun berturut-turut
(Warsi R.A,2003). Hama yang menyerang tanaman kakao itu berjenis serangga,
misalnya Helopeltis sp, Conopomorpha cramerella ( penggerek buah coklat), dan
Zeuzer a sp ( penggerek cabang). .
Selama ini pengendalian hama dilakukan menggunakan insektisida.
Menurut Djoko Widodo 1987, insektisida yang sering digunakan dalam
pengendalian hama kakao adalah Azodrin 60, WSC, Lebaycide 550 EC, Orthene
75 SP, Dimecron SCW, Lanate 25 WP, Sumithion 50 EC, dan Dimecron SCW.
Namun penggunaan insektisida tersebut secara berkesinambungan akan
menimbulkan dampak negatif, seperti merusak lingkungan, menimbulkan
kekebalan, membunuh parasit serta predator yang berguna, dan harganya relatif
mahal. Peningkatan kesadaran manusia terhadap dampak negatif penggunaan
insektisida salah satunya adalah dengan pengendalian hama yang ramah
lingkungan dengan mengandalkan interaksi antara serangga hama dan tumbuhan
inang (tanaman kakao). Daya interaksi antara serangga hama dengan tumbuhan
inang ini dipelajari dalam semiokimia.
Semiokimia merupakan senyawa kimia yang terlibat dalam interaksi
antara organisme. Senyawa tersebut dapat berasal dari tumbuhan-tumbuhan
maupun hewan. Semiokimia memegang peranan sebagai mediator dalam interaksi
suatu organisme dengan organisme yang lain, baik antara tumbuhan dengan
serangga, antara serangga dengan serangga, dan antara tumbuhan dengan hewan
lainnya. Semiokimia dibedakan menjadi dua kelompok besar, yaitu: feromon dan
alelokimia, tergantung interaksinya dengan organisme. Feromon adalah senyawa
kimia yang dikeluarkan oleh suatu organisme dan menyebabkan reaksi
interspesifik dalam penerimaan organisme. Sedangkan alelokimia adalah senyawa
yang dikeluarkan oleh suatu organisme dan menyebabkan reaksi interspesifik dari
organisme yang berbeda spesiesnya. Semiokimia yang dikeluarkan oleh suatu
organisme untuk menarik organisme lain dikategorikan sebagai zat penarik
(atraktan). Zat penarik dapat digunakan untuk mengontrol secara langsung
aktivitas serangga sehingga dapat mencegah penyebaran atau menghambat
perkembangan serangga hama. Saat ini penggunaan zat penarik paling banyak
untuk tujuan menjebak serangga dan mendeteksi keberadaan serangga atau
menentukan populasi serangga terutama serangga hama.
Hama serangga utama tanaman kakao sebagian besar menyerang bagian
buahnya. Hal ini menunjukkan ada bagian yang menarik serangga di dalam bagian
buah tersebut. Biasanya ketertarikan serangga terhadap buah bertujuan untuk
makan, berkembang biak, dan meletakkan telur. Suatu senyawa dapat diterima
oleh sistem penerimaan serangga jika mudah dibawa oleh medium udara.
Senyawa ini biasanya bersifat volatil (mudah menguap). Pada tanaman salah satu
sumber senyawa volatil memebrikan aroma khas tanaman adalah minyak atsiri.
Dari besarnya kerusakan yang ditimbulakan oleh berbagai macam hama
menyebabkan adanya buah yang tidak dapat digunakan lagi yang disebut buah
afkir. Buah afkir adalah buah yang sudah tidak dapat dimanfaatkan karena telah
mengalami kerusakan oleh serangan hama. Padahal, masih banyak bagian dari
buah ini yang dapat dimanfaatkan untuk diambil minyak atsirinya dan
dimanfaatkan sebagai bahan dasar zat penarik.
Peran zat penarik atraktan (dalam pengendalian hama) adalah sebagai
penggiring serangga pada tempat tertentu, dan kemudian membunuhnya dengan
insektisida. Cara ini menguntungkan, karena dapat melokalisasi penggunaan
insektisida, dan tidak langsung mengenai bahan makanan. Zat penarik yang
didapatkan secara alami misalnya minyak atsiri, Minyak atsiri dikenal juga
dengan nama minyak teris atau minyak terbang (volatile oil) yang dihasilkan oleh
tanaman. Minyak tersebut mudah menguap pada temperatur kamar tanpa
mengalami dekomposisi, mempunyai rasa getir (pungent teste), berbau wangi
sesuai dengan bau tanaman penghasilnya.
Minyak atsiri dapat diisolasi dengan beberapa metode, diantaranya
ekstraksi dan distilasi. Perbedaan kedua metode ini didasarkan pada sifat zat
atraktannya, yaitu volatil atau non-volatil. Perbedaan kedua metode proses
ekstraksi ini, tentunya akan menghasilkan profil komponen penyusun minyak
atsiri yang berbeda. Sehingga, hal ini juga mempengaruhi perbedaan aktifitasnya
sebagai zat penarik. Dari sini, dapat dilihat mana dari kedua metode tersebut yang
memiliki potensi yang lebih baik. Untuk mengetahui aktifitas minyak atsiri
sebagai zat penarik maka dapat dilakukan di laboratorium dan di lapangan. Uji
laboratorium, dilakukan untuk menentukan daya tarik atau atraktansinya
menggunakan alat Olfaktometer Y metode dual choice. Dan untuk mengetahui
ketertarikannya di lapangan digunakan alat perangkap serangga (trap insect).
Berdasarkan uraian di atas, pada penelitian ini akan dilakukan isolasi
minyak atsiri daging buah kakao afkir, melalui dua metode distilasi uap dan
metode ekstraksi soxhlet. Kemudian dilakukan karakterisasi minyak atsiri dengan
penentuan indeks bias dari GC-MS untuk mengetahui komponen-komponen yang
terkandung di dalam masing-masing esktrak. Terakhir dilakukan uji aktivitas
minyak atsiri sebagai senyawa atraktan melalui dua tahap, yaitu uji aktivitas
laboratorium dan uji aktivitas lapang.
C. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian di atas, rumusan masalah yang dapat di ambil dalam
proposal ini adalah :
1. Apa saja komponen penyusun minyak atsiri daging buah kakao hasil isolasi
menggunakan metode distilasi uap dan ekstraksi soxhlet ?
2. Apakah perbedaan metode isolasi minyak atsiri dari daging buah kakao
menghasilkan perbedaan potensi atraktan melalui percobaan uji aktivitas ?
3. Bagaimana hubungan struktur komponen minyak atsiri daging buah kakao
terhadap aktivitas serangga hama perusak kakao ?
D. TUJUANBerdasarkan rumusan masalah, tujuan dari penulisan proposal ini adalah :
1. Mengetahui komponen penyusun minyak atsiri daging buah kakao hasil
isolasi menggunakan metode distilasi uap dan ekstraksi soxhlet.
2. Mengetahui aktivitas optimum minyak atsiri hasil isolasi menggunakan
metode distilasi uap dan ekstraksi soxhlet.
3. Mengetahui hubungan struktur komponen minyak atsiri daging buah kakao
terhadap aktivitas serangga hama perusak kakao.
E. LUARAN YANG DIHARAPKANLuaran yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah dapat diketahui
komponen penyusun minyak atsiri daging buah kakao dengan menggunakan
metode distilasi uap dan ekstraksi soxhlet, serta diketahui potensi minyak atsiri
daging buah kakao sebagai semiokimia hama serangga perusak tanaman kakao.
F. KEGUNAAN
Manfaat yang diperoleh dari program ini adalah membantu
memonitoring keberadaan populasi hama pada perkebunan tanaman kakao.
G. TINJAUAN PUSTAKAG.1 Tanaman Kakao
Kakao merupakan tanaman yang menumbuhkan bunga dari batang atau
cabang. Karena itu tanaman ini digolongkan ke dalam kelompok tanaman
caulifloris. Adapun klasifikasi botani tanaman kakao adalah(Tumpal,1989) :
Divisio : Spermatophyta
Klas : Dicotyledon
Ordo : Malvales
Famili : Sterculiceae
Genus : Theobroma
Spesies: : Theobroma cacao Gambar 1 Tanaman kakao
G.2 Hama Tanaman Kakao
Sebagian besar hama yang menyerang tanaman kakao adalah dari
jenis serangga. Menurut Tumpal H.S.Siregar ,1988 hama yang menyerang
tanaman kakao antara lain :
G.2.1 Helopeltis sp
Hama ini menyerang buah muda pada tanaman kakao. Gejala serangan
berupa bercak –bercak cekung berwarna coklat. Bercak ini dikarenakan cairan
ludah yang dikeluarkan serangga sewaktu menghisap tanaman coklat. Helopeltis
sp banyak tersebar di Sri lanka, Papua Nugini, Afrika Barat, dan Timur ( Hatta
Sunanto, 1992 )
.2.2 Penggerek buah kakao ( PBK )
Hama ini disebut juga dengan Connopomorpha cramerella. Serangan hama ini
kerusakan menyebabkan daging buah coklat menjadi busuk, pertumbuhan biji
terganggu menjadi hitam dan keriput. Kerugian yang disebabkan oleh hama ini
sangat besar, baik dalam segi jumlah maupun hasil. Di Indonesia, perkebunan
coklat yang terserang hama ini adalah Jawa Tengah dan Maluku (Bambang
priyono,2006).
G.2.4 Kutu Putih ( Planococus citri )
Tunas tanaman yang terserang oleh hama Planococus citri pertumbuhan
tidak normal,yaitu pembengkokan, sehingga pertumbuhan tajuk tanaman tidak
sempurna. Bunga dan calon buah yang terserang akan sangat terganggu
pertumbuhannya.Sedangkan serangan pada buah cokelat yang telah cukup besar
hampir tidak menimbulkan kerugian yang berarti (tumpal 1989).
G.2.6 Toxoptera aurantii Bayer
Kutu Toxoptera aurantii Bayer menghisap cairan daun tanaman kakao
yang masih muda, buah muda, dan atau tangkai muda. Serangannya menyebabkan
bunga gugur atau daun mengeriting.
G.3 Minyak Atsiri
Minyak atsiri adalah minyak yang dihasilkan oleh tanaman. Minyak
tersebut mudah menguap pada suhu kamar (volatil) tanpa mengalami
dekomposisi, mempunyai rasa getir (pungent teste), berbau wangi sesuai dengan
bau tanaman penghasilnya. (Guenther,1990).
Tanaman penghasil minyak atsiri diperkirakan berjumlah 150-200
spesies tanaman yang termasuk dalam famili Pinaceae, Labiatae, Compositae,
Lauraceae, Myrtaceae dan Umbelliferaceae. Minyak atsiri dapat bersumber pada
setiap bagian tanaman yaitu, dari daun, bunga, buah, biji, batang atau kulit dan
akar. Minyak atsiri selain dihasilkan oleh tanaman, dapat juga dibentuk dari hasil
degradasi oleh enzim atau dibuat secara sintetis (Narpati, 2009).
Perbedaan komposisi kimia dalam minyak atsiri akan menyebabkan
perbedaan dalam kehalusan dan kelembutan aromanya. Pada dasarnya, makin
tinggi kandungan geraniol, sitronelal, hidroksi sitronelal, linalol dan linalil asetat,
aromanya akan makin halus dan lembut (Narpati, 2009).
Berdasarkan proses biosintesisnya, minyak atsiri dapat dibedakan
menjadi dua golongan. Golongan pertama adalah turunan terpena yang terbentuk
dari asam asetat melalui jalur biosintesis asam mevalonat. Golongan kedua adalah
senyawa aromatik yang terbentuk dari biosintesis asam sikimat melalui jalur fenil
propanoid (Agusta,2000).
G.4 Semiokimia
Semiokimia adalah senyawa kimia yang terlibat dalam interaksi diantara
organisme. Senyawa tersebut dapat berasal dari tumbuh-tumbuhan maupun
hewan. Semiokimia berfungsi sebagai mediator dalam interaksi suatu organisme
dengan organisme yang lain, baik antara tumbuhan dengan serangga, antara
serangga dengan serangga serta antara tumbuhan dengan hewan lainnya
(Permana,1992). Semiokimia dibedakan menjadi dua kelompok yaitu : feromon
dan alelokimia, tergantung kepada interksinya yaitu intraspesifik atau
interspesifik. Disebut feromon jika interaksinya intraspesifik yaitu interaksi antara
spesies yang sama. Disebut alelokimia apabila interaksinya interspesifik, yaitu
interaksinya antara spesies yang berbeda . Feromon dapat dibedakan menjadi :
feromon seks,feromon tanda bahaya, feromon berkelompok (agregasi) , dan
feromon untuk meletakkan telur.Sedangkan alelo kimia dapat dibedakan menjadi:
alomon,kaeromon, sinomon dan agneomon. Tergantung organisme mana yang
diuntungkan dalam berinteraksi. Alomon adalah senyawa yang diperoleh oleh
suatu organisme yang apabila mengenai organisme spesies lain akan
menyebabkan perilaku tertentu pada organisme penerima yang secara adaptif
menguntungkan organisme pelepas senyawa tetapi bukan kepada organisme
penerima senyawa tersebut. Kaeromon adalah senyawa yang dihasilkan atau
diperoleh oleh suatu organisme yang apabila mengenai organisme spesies lain
akan menyebabkan perilaku tertentu pada organisme penerima yang secara adaptif
menguntungkan organisme penerima tetapi bukan kepada organisme pelepas
senyawa tersebut . Sinomon adalah senyawa yang dihasilkan atau diperoleh oleh
suatu organisme yang apabila mengenai organisme spesies lain akan
menyebabkan perilaku tertentu pada organisme penerima yang secara adaptif
menguntungkan organisme penerima maupun organisme pelepas senyawa
tersebut. Sedangkan Agneumon adalah senyawa yang dilepaskan oleh suatu
materi tak hidup yang menghasilkan suatu perilaku tertentu pada organisme
penerima yang secara adaptif menguntungkan organisme penerima tetapi
merugikan terhadap organisme spesies lain yang dapat berada disekitar atau pada
materi tak hidup tersebut (Nordlund,1981
G.5 Distilasi uap
Distilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia
berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan.
Dalam distilasi, campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini
kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik
didih lebih rendah akan menguap lebih dulu.
Distilasi uap digunakan pada campuran senyawa-senyawa yang memiliki
titik didih mencapai 200 °C atau lebih. Distilasi uap dapat menguapkan senyawa-
senyawa ini dengan suhu mendekati 100 °C dalam tekanan atmosfer dengan
menggunakan uap atau air mendidih. Sifat yang fundamental dari distilasi uap
adalah dapat mendistilasi campuran senyawa di bawah titik didih dari masing-
masing senyawa campurannya. Selain itu distilasi uap dapat digunakan untuk
campuran yang tidak larut dalam air di semua temperatur, tapi dapat didistilasi
dengan air. distilasi Uap bekerja pada prinsip bahwa benda bercampur bila
dicampur bersama-sama dapat menurunkan titik didih sama lain (Hardjono,2004).
G.6 Ekstraksi soxhlet
Ekstraksi soxhlet adalah ekstraksi padat cair yang banyak digunakan untuk
mengisolasi substansi yang terkandung didalam bahan dengan menggunakan
ekstraktos soxhlet (Bresnick,2003).
Isolasi suat bahan menggunakan ekstraktor soxhlet dilakukan dalam pelarut
yang sesuai, yaitu pelarut yang dapat melarutkan minyak yang terkandung dalam
bahan alam tersebut. Pemisahan pelarut dari hasil ekstrak dilakukan dengan cara
penguapan menggunakan rotary evaporator (syukri, 1999).
H. METODE PELAKSANAAN
Penelitian ini dilakukan selama 4 bulan di Laboratorium Kimia Organik
Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas Brawijaya
H.1 Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah daging buah kakao
afkir, MgSO4 anhidrat, akuades, alumunium foil, pelarut n-heksan, kapas. Bahan
yang digunakan untuk uji aktivitas minyak atsiri daging buah kakao adalah hama
tanaman kakao.
H.2 Alat-alat Penelitian
Alat – alat yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
seperangkat alat distilasi uap, seperangkat alat Kromatografi Gas spektrometer
Massa (GC-MS) GCMS-QP2010S SHIMADZU, Olfaktometer tabung Y dual
choice, corong pisah 100 ml,neraca analitik, rotary evaporator, corong gelas, gelas
kimia 250 mL, pipet ukur 5 mL, pipet ukur 10 mL, pipet tetes, pipet mikro, labu
ukur 100 mL, spatula, gelas arloji, botol semprot, gunting, pisau, botol sampel dan
oven, dan untuk uji aktivitas di lapangan digunakan perangkap serangga atau trap
insect.
H.3 Tahapan Penelitian
1. Persiapan sampel daging buah kakao afkir.
2. Isolasi minyak atsiri daging buah kakao dengan metode distilasi uap dan
ekstraksi soxhlet.
3. Karakterisasi minyak atsiri daging buah kakao menggunakan Kromatografi
gas massa (GC-MS)
4. Uji aktivitas ketertarikan minyak atsiri daging buah kakao menggunakan
hama perusak tanaman kakao.
H.4 Tahapan Kerja Penelitian
H.4.1 Persiapan Sampel
Sampel yang digunakan adalah daging buah kakao afkir yang diperoleh
dari kecamatan Nglegok Kabupaten Blitar. Diambil bagian daging buah kakao,
dipotong 1 cm.
H.4.2 Isolasi Minyak Atsiri Daging Buah Kakao
H.4.2.1 Metode Distilasi uap.
Daging buah kakao yang telah dipotong ditimbang 5 kg. Daging
buah tersebut dimasukkan ke dalam distilator uap kemudian proses distilasi uap
dilakukan selama 5 jam. Distilat yang diperoleh dimasukkan ke dalam corong
pisah dan ditambahkan pelarut n-heksan, kemudian dilakukan ekstraksi cair-cair
dan didiamkan beberapa saat sampai terlihat adanya dua lapisan. Fasa organik
kemudian dipisahkan dari fasa airnya dan fasa organik setelah dipindah dalam
beaker glas ditambahkan MgSO4 anhidrat untuk menyerap kandungan airnya.
MgSO4 dopisahkan dari filtrat dengan cara didekantasi. Filtrat kemudian di
uapkan pelarutnya menggunakan rotary evaporator. Konsetrat yang diperoleh
kemudian dialiri dengan gas N2.
H.4.2.2 Metode Ekstraksi Soxhlet
Daging buah kakao yang telah kering ditimbang 500 gram dan
dimasukkan kedalam kertas saring kemudian dimasukkan dalam ekstraktor
soxhlet. Daging buah kakao kemudian diekstraksi soxhlet dengan pelarut n-
heksan hingga daging buah kakao terekstrak seluruhnya. Pelarur diuapkan dengan
alat rotary evaporator. Konsentrat yang diperoleh kemudian dialiri dengan gas N2.
H.4.3 Karakterisasi Minyak Atsiri Daging buah kakao Menggunakan
Kromatografi Gas-Spektrometri masa (GC-MS).
Sebanyak 0,1 μL masing-masing sampel minyak atsiri daging buah kakao
hasil isolasi dengan metode distilasi uap dan ekstraksi soxhlet diinjeksikan dengan
menggunakan syring mikro melalui septum pada instrumen GCMS-QP2010S
SHIMADZU.Data yang diperoleh berupa spektrum massa untuk menentukan
jenis atau struktur komponen penyusun. Sedangkan kromatogram digunakan
untuk menentukan kadar tiap komponen minyak daging buah kakao.
H.4.4 Uji Aktivitas Ketertarikan Hama Perusak Tanaman Kakao terhadap
Minyak Atsiri Daging Buah Kakao
H.4.4.1 Uji laboratorium
Uji aktivitas hama perusak tanaman kakao terhadap minyak atsiri daging
buah kakao pada uji laboratorium menggunakan Olfaktometer tabung Y dual
choise. Olfaktometer yang terdiri atas 3 lubang pada bagian bawah diisi dengan
serangga, pada ujung yang kanan diisi dengan minyak atsiri daging buah kakao.
setelah ditunggu selama 2 jam dapat diketahui banyaknya serangga yang
mendatangi atau menjauh dari minyak atsiri daging buah kakao
H.4.4.2 Uji Lapangan
Uji aktivitas hama perusak tanaman kakao terhadap minyak atsiri daging
buah kakao pada uji lapang menggunakan perangkap serangga (trap insect) yang
dibuat dari toples plastik yang dilubangi pada empat sisi dan dipasang corong
pada lubang tersebut. Pada bagian tengah diberi umpan berupa minyak atsiri
daging buah kakao yang dicelupkan pada kapas dan kapas ini diletakkan di dalam
trap insect. Perangkap ini dipasang pada 5 titik dari area perkebunan. Kemudian
ditunggu hingga perangkap ini didatangi oleh serangga.
H.5 Analisis Data
Hasil analisa dari data kromatografi gas spektometri massa (GC-MS)
digunakan untuk mengetahui kadar komponen penyusun dan menentukan jenis
atau struktur komponen penyusun minyak atsiri daging buah kakao hasil isolasi
dari daging buah kakao dengan menggunakan metode distilasi uap dan metode
ekstraksi soxhlet. Hasil uji aktivitas hama terhadap minyak atsiri daging buah
kakao untuk mengetahui potensi dari minyak atsiri daging buah kakao sebagai
semiokimia menggunakan Hama perusak tanaman kakao. potensi minyak atsiri
daging buah kakao sebagai semiokimia dapat diketahui dari hasil uji lapang dan
laboratorium.
H.5.1 Uji laboratorium
Dari hasil uji laboratorium menggunakan olfaktometer tabung Y
dapat dihitung persen atraktansi dari serangga hama perusak tanaman kakao yang
mendatangi bagian olfaktometer yang diberi minyak atsiri daging buah kakao
(Rurini dkk,2006):
% A=
Apabila hasil persen atraktansi bernialai positif, maka minyak atsiri daging buah
kakao berpotensi sebagai atraktan serangga hama perusak tanaman kakao, namun
apabila persen atraktansi bernialai negatif, maka minyak atsiri daging buah kakao
berpotensi sebagai repell (penolak hama).
H.5.2 Uji lapangan
Dari hasil uji lapangan, dari trap insect yang telah dipasang, akan
dapat dilihat ada atau tidaknya serangga hama yang mendatangi perangkap. Bila
ada serangga yang mendatangi, maka minyak atsiri daging buah kakao berpotensi
sebagai atraktan dan bila tidak ada serangga hama yang mendatangi perangkap
maka minyak atsiri daging buah kakao berpotensi sebagai repell (penolak hama).
I. JADWAL KEGIATAN
No Nama Kegiatan Bulan I Bulan II Bulan III Bulan IV
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1Ijin Penggunaan Laboratorium
2Ijin kepada pihak perkebunan cokelat
3 Pembelian alat dan bahan
4
-Preparasi daging buah kakao
- Isolasi minyak atsiri daging buah kakao dengan distilasi uap
- Isolasi minyak atsiri daging buah kakao dengan ekstraksi soxhlet
- Pemurnian minyak atsiri
5 Karakterisasi minyak atsiri daging buah kakao (GC-MS)
6 Uji aktivitas di laboratorium
7 Uji aktivitas di lapangan
8 Evaluasi Kegiatan
9 Penyusunan Laporan Akhir
J. RANCANGAN BIAYA
J.1 Biaya Alat
No Jenis Peralatan Harga (Rp)
1. Peralatan Gelas
-beaker glass(5x30.000)
-Pipet tetes(5x5.000)
-Corong Pisah(1x350.000)
-Pipet Mikro(2x2x30.000)
150.000
25.000
350.000
120.000
2. Sewa Alat 1.060.000
3. Alat trapping (2x5x40.000) 400.000
4. Olfaktometer tabung Y (2x150.000) 300.000
TOTAL 2.405.000
J.2 Biaya Bahan Habis Pakai
No. Jenis Bahan Jumlah
Kebutuhan
Harga Satuan
(Rp)
Harga (Rp)
1. Aquades 25 L 5000/L 125.000
2. Pelarut n-heksan 5 L 80.000/L 400.000
3. MgSO4.H2O 1 Gram 400.000/Gram 400.000
4. Pengembang biakan serangga
(selama 4bulan)
75.000 300.000
5. Aluminium foil 1 gulung 60.000 60.000
TOTAL 1.285.000
J.3 Biaya Transportasi
No. Jenis Kegiatan Biaya Satuan Harga (Rp)
1. Pembelian Alat dan Bahan 100.000
2. Observasi Uji Lapang(3x) 150.000/observasi 450.000
3. Akomodasi Uji Lapang (2x6) 80.000/orang 960.000
T O T A L 1.510.000
J.4 Biaya Lain-Lain
No. Nama Biaya Satuan Harga (Rp)
1. Analisis dengan GC-MS 2x2sampel 200.000 800.000
2 Karakterisasi komponen minyak atsiri
30x2 sampel
10.000/komponen 600.000
3. Fotokopi dan Penjilidan 100.000
4. Penelusuran Pustaka 100.000
5. Pembuatan Laporan Akhir 200.000
T O T A L 1.800.000
REKAPITULASI DANA
No Jenis Biaya Harga (Rp)
1. Biaya Peralatan 2.405.000
2. Biaya Bahan 1.285.000
3. Biaya Transportasi 1.510.000
4. Biaya Lain-Lain 1.800.000
JUMLAH 7.000.000
J. DAFTAR PUSTAKA
Agusta, A., 2000, Minyak Atsiri Tumbuhan Tropika Indonesia, Penerbit ITB,
Bandung, hal. 80
Bresnick, s. 2003. Kimia Organik. Jakarta. Hipokrates
Atmadja, R.A,2003,Status Helop Tanaman Perkebunan dan Pengendaliaannya,
Jurnal Litbang Pertanian,hal 57-63.
Dethier, V.G, 1948, Chemical Insect Attractants and Rapellents, H.K. Lewis &
CO. LTD, London.
Dicke, M., 1988, Microbial Alelochemicals Affecting the Behavior of Insects,
Mites, Nematodes, and Protozoa in Different Thophic Level dalam
Novel Aspect of Insect – Plant Interaction, John Willey & Sons, New
York, 125 – 129.
Dent, D., 1991, Insect Pest Management, CAB International, Wallingford
Guenther, E.,1990, Minyak Atsiri, Jilid IVB. Universitas Indonesia Press, Jakarta
Heddy, Suwasono.1989.Budidaya Tanaman Cokelat.Angkasa.Bandung
Narpati, S., 2009, Kaffir Lime Leaf Oil (Minyak Daun Jeruk Purut),
http://indonetwork.net/djasula_wangi/598536/nutmeg-oil-minyak-daun
jeruk purut.htm, tanggal akses 26 Oktober 2008
Nordlund, V.B, 1948, Semiochemicals: a Review of The Terminology dalam
Semiochemicals: Their Role in Pest Control, Bab II,Nordlund, D.A.,
R.L. Jones and W.J. Lewis, Edition, John Willey & Sons, New York,
13 – 28.
Priyono, bambang.2006. Pedoman Teknis Pengendalian Hama Penggerek Buah
Kakao (PBK) Pada Tanaman Kakao.jakarta. Dirjen Perkebunan
Departemen Pertanian
Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. 2004. Kakao. Agromedia
Pustaka.Jakarta
Sastrohamidjojo, Hardjono.2004.Kimia Minyak Atsiri.Gadjah Mada University
Press.Yogyakarta
Siregar, Tumpal H.S, Slamet Riyadi, Laeli Nuraeni. 1989. Budidaya, Pengolahan
Dan Pemasaran Cokelat. Penebar Swadaya. Jakarta
Syukri, s.1999. Kimia dasar 1. ITB. Bandung
Sunanto, Ir Hatta.1992.Budidaya, Pengolahan hasil, dan Aspek
Ekonominya.Penerbit Kanisius.Yogyakarta.
K. LAMPIRAN
K.1 Daftar Riwayat Hidup Ketua dan Anggota PelaksanaKetua Pelaksana1. Nama Lengkap : Winda Yulia Kurniangsih
2. NIM : 0810920067
3. Fakultas/jurusan : MIPA/ Kimia
4. Tahun Angkatan : 2008
5. Tempat/Tanggal Lahir : Ponorogo, 25 Juli 1989
6. Alamat di Malang : Jalan Ciamis No. 08 Malang
7. Nomor Telepon : 0852235093158
8. E-mail : [email protected]
9. Waktu untuk kegiatan PKM : 10 jam/minggu
10. Riwayat pendidikan :
SDN Sawoo 03 Ponorogo
SMPN 01 Ponorogo
SMAN 01 Ponorogo
Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas Brawijaya, Malang
11. Pengalaman Organisasi :
Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Kimia Universitas Brawijaya
12. Pengalaman Ilmiah : -
Anggota Pelaksana 1
1. Nama Lengkap : Monica Elizabeth Simanjuntak
2. NIM : 0810920051
3. Fakultas/jurusan : MIPA/ Kimia
4. Angkatan : 2008
5. Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 25 Juli 1990
6. Alamat di Malang : Jalan Gambuta No. D25 Malang
7. Nomor Telepon : 085749503220
8. E-mail : [email protected]
9. Waktu untuk kegiatan PKM : 10 jam/minggu
10. Riwayat pendidikan :
SDK St. Pius Kraksaan Probolinggo
SMPK St. Paulus Kraksaan Probolinggo
SMAK St. Albertus Malang
Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas Brawijaya, Malang
11. Pengalaman Organisasi :
Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Kimia Universitas Brawijaya
Ketua Umum Paduan Suara Mahasiswa Cientifico Choir Fakultas
MIPA Periode 2010 -2011
12. Pengalaman Ilmiah : -
Anggota Pelaksana 21. Nama Lengkap : Oktawirandy Rajaki
2. NIM : 0810920057
3. Fakultas/jurusan : MIPA/ Kimia
4. Angkatan : 2008
4. Tempat/Tanggal Lahir : Malang, 11 Oktober 1990
5. Alamat di Malang : Jalan Mandasia Dalam No. 35 Malang
6. Nomor Telepon : 085649696375
7. E-mail : [email protected]
8. Waktu untuk kegiatan PKM : 10 jam/minggu
9. Riwayat pendidikan :
SDN Tulusrejo I Malang
SMP ”Islam” Terakreditasi B Malang
SMA ”Islam” Terakreditasi A Malang
Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas Brawijaya, Malang
10. Pengalaman Organisasi :
Staff Divisi Penelitian dan Pengembangan Keilmuan (LBI)
Himpunan Mahasiswa Kimia Universitas Brawijaya Periode 2009 - 2010
Anggota Ikatan Alumni Paskibra SMA “Islam” Terakreditas A
Malang
11. Pengalaman Ilmiah : -
Anggota Pelaksana 31. Nama Lengkap : Priska Pardede
2. NIM : 0810923020
3. Fakultas/jurusan : MIPA/ Kimia
4. Angkatan : 2008
4. Tempat/Tanggal Lahir : Sampit, 05 Desember 1990
5. Alamat di Malang : Jalan Teluk Etna 14 Kav.169/1ª Malang
6. Nomor Telepon : 085649520279
7. E-mail : [email protected]
8. Waktu untuk kegiatan PKM : 10 jam/minggu
9. Riwayat pendidikan :
SDN Sampit 04 Sampit
SMPK Marsudi Siwi Malang
SMAK Cor Jesu Malang
Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas Brawijaya, Malang
10. Pengalaman Organisasi :
Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Kimia Universitas Brawijaya
11. Pengalaman Ilmiah : -
Anggota Pelaksana 41. Nama Lengkap : Erwin Prasetya Toepak
2. NIM : 0910923007
3. Fakultas/jurusan : MIPA/ Kimia
4. Angkatan : 2008
4. Tempat/Tanggal Lahir : Kuala Kapuas, 17 Juni 1991
5. Alamat di Malang : Jalan Bendungan Tangga No. 03 Malang
6. Nomor Telepon : 085248906900
7. E-mail : [email protected]
8. Waktu untuk kegiatan PKM : 10 jam/minggu
9. Riwayat pendidikan :
SDK St. Paulus Kuala Kapuas
SMPK St. Paulus Kuala Kapuas
SMAN 01 Kuala Kapuas
Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas Brawijaya, Malang
10. Pengalaman Organisasi :
Staff Divisi Hubungan Masyarakat Himpunan Mahasiswa Kimia
Universitas Brawijaya Periode 2010 - 2011
11. Pengalaman Ilmiah : -
L.2 Daftar Riwayat Hidup Dosen Pembimbing1. Nama Lengkap : Dr. Rurini Retnowati, M. Si.
2. Nomor Induk Pegawai : 19601209 198802 2 001
3. Gelar depan : Doktor
4. Gelar belakang : Magister Sains
5. Pangkat / Jabatan :Penata/Lektor/III-d
6. Unit Kerja : Jurusan Kimia - Fakultas MIPA -
Universitas Brawijaya Malang
Jl. Veteran Malang Telp: (0341) 575838
7. Tempat/Tanggal Lahir : Malang, 09 Desember 1960
8. Alamat : Jl. Brigjend Katamso No. 20 Malang
9. Nomor Telepon : (0341) 361876
10. E-mail : [email protected]
11. Riwayat pendidikan :
Universitas Gelar Tahun Selesai Bidang studi
Universitas Gajah Mada (UGM)
YogyakartaS.Si 1986 Kimia
Institut Teknologi Bandung M.Si 1994 Kimia Organik / Bio-organik
(ITB) Bandung
Institut Teknologi Bandung
(ITB) BandungDr. 2004 Kimia Organik / Bio-organik
12. Pengalaman Kerja dalam Penelitian :
Rekayasa Pembuatan Umpan Toksik Menggunakan Dedak gandum
sebagai “Carrier” untuk Monitoring Serangga Hama Tribolium castaneum
Herbst (Bogasari Nugraha, 2002).
Aktifitas Asam Oleat dan Turunannya sebagai Zat penarik Serangga
Sitophilus oryzae L. dan Tenebrio molitor L. (Disertasi S3, ITB, 2004)
Esterifikasi Terkendali Pada Produksi Senyawa Beraroma Berbasis
Minyak Nilam (Patchouli Oil) dalam Upaya Meningkatkan Nilai Ekonomi
(Hibah Penelitian PHK A2 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Brawijaya,
2006)
13. Pengabdian Masyarakat :
Pengenalan Preparasi Aroma Terapi dan Khasiatnya Kepada Peserta
Wisata IPTEK IKABDI di Lingkungan Universitas Brawijaya (2005)
Sosialisasi tentang : Pemilahan Sampah sebagai Awal Keberhasilan
Pemanfaatan Sampah di Kabupaten Tulungagung (2006).
14. Karya ilmiah Terpenting :
Respon Kumbang Tribolium castanetum Herbst. Terhadap Umpan
Berbasis Semiokimia 9 : 2, 2003
Transformasi Gugus Fungsi Asam Oleat dan Uji Aktivitasnya Sebagai Zat
Penarik Serangga Hama Gudang Sitophilud oryzae L. Disampaikan pada
Seminar Nasional Basic Science 3, FMIPA Universitas Brawijaya, 25
Februari 2006
Rendemen dan Profil Komponen Ekstrak Flavor Daun Salam yang
Dihasilkan dari Beberapa Metode Separasi. Disampaikan pada Seminar
Nasional Basic Science 3, FMIPA Universitas Brawijaya, 25 Februari
2006