pkmp 2012 biogas

26
PKM-P PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM OPTIMALISASI PEMBUATAN BIOGAS FESES KUDA (Equus Caballus) PLUS LIMBAH CAIR AMPAS TAHU DAN FESES SAPI PLUS LIMBAH CAIR AMPAS TAHU BIDANG KEGIATAN: PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PENELITIAN Diusulkan oleh: Nasrul Hidayat Mochammad Fahmi Habibi (10/300970/PT/ 05832) (10/302165/PT/ i

Upload: nasrul-al-khilafah

Post on 03-Aug-2015

193 views

Category:

Documents


14 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pkmp 2012 Biogas

PKM-P

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWAJUDUL PROGRAM

OPTIMALISASI PEMBUATAN BIOGAS FESES KUDA (Equus Caballus) PLUS LIMBAH CAIR AMPAS

TAHU DAN FESES SAPI PLUS LIMBAH CAIR AMPAS TAHU

BIDANG KEGIATAN:

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PENELITIAN

Diusulkan oleh:

Nasrul HidayatMochammad Fahmi Habibi

(10/300970/PT/05832)(10/302165/PT/05938)

UNIVERSITAS GADJAH MADAYOGYAKARTA

2012

i

Page 2: Pkmp 2012 Biogas

HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul Kegiatan : Optimasi Pembuatan Biogas Feses Kuda (Equus Caballus) Plus Limbah Cair Ampas Tahu Dan Feses Sapi Plus Limbah Cair Ampas Tahu

2. Bidang Kegiatan : (√) PKM-P( ) PKM-T

( ) PKM-K( ) PKM-M

3. Bidang Ilmu : ( ) Kesehatan( ) MIPA( ) Sosial Ekonomi( ) Pendidikan

(√) Pertanian( ) Teknologi dan( ) Humaniora

4. Ketua Pelaksana Kegiatana. Nama Lengkap : Nasrul Hidayatb. NIM : 10/300970/PT/05832c. Program Studi : Ilmu dan Industri Peternakand. Universitas : Universitas Gadjah Madae. Alamat Rumah dan No. Tel./HP : Jl. Cempaka Gg 2 No. 7

Mojongapit Jombangf. Alamat Email : [email protected]

5. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 5 orang 6. Dosen Pendamping

a. Nama Lengkap dan Gelar : .b. NIP :c. Alamat Rumah dan No. Tel./HP :

7. Biaya Kegiatan Total:a. Dikti : Rp 9.546.000,00b. Sumber Lain : -

8. Jangka Waktu Pelaksanaan : 5 bulan

Yogyakarta, 0 Oktober 2012MenyetujuiWakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Pengembangan Usaha

(Ir. Edi Suryanto, M.Sc., Ph.D.)NIP. 196007071986031003

Ketua Pelaksana Kegiatan

(Nasrul hidayat )NIM.10/300970/PT/05834

Direktur Kemahasiswaan Dosen Pembimbing

ii

Page 3: Pkmp 2012 Biogas

1

A. Judul

Optimasi Pembuatan Biogas Feses Kuda (Equus Caballus) Plus Limbah

Cair Ampas Tahu Dan Feses Sapi Plus Limbah Cair Ampas Tahu.

Latar Belakang Masalah

Berkurangnya cadangan sumber energi dan kelangkaan bahan bakar

minyak yang terjadi di Indonesia saat ini, maka dibutuhkan suatu sumber energi

alternatif yang murah dan ramah lingkungan. Energi dari bahan tambang seperti

rninyak bumi dan gas bumi diperkirakan akan habis dalam waktu yang relatif

singkat.

Indonesia harus segera mencari sumber energi yang dapat diperbaharui

(renewable energi) untuk memenuhi kebutuhan energi di masa depan. Salah satu

sumber energi terbarukan yang belum banyak dimanfaatkan adalah energi dari

biomassa. Indonesia sebenarnya memiliki potensi energi terbarukan sebesar

311.232 MW, namun kurang lebih hanya 22% yang dimanfaatkan. Masyarakat

Indonesia terlena dengan harga BBM yang murah, sehingga lupa untuk

memanfaatkan dan mengembangkan sumber energi alternatif yang dapai

diperbarui. Energi terbarukan yang tersedia antara lain bersumber dari tenaga air

( hydro ), panas bumi, energi cahaya, energi angin, dan. biomassa. Potensi energi

tarbarukan yang besar dan belum banyak dimanfaatkan adalah energi dari

biomassa. Bhattacharya (2002) mengatakan bahwa densifikasi biomassa

mempunyai beberapa keuntungan, yaitu mudah disimpan, mempunyai ukuran dan

kualitas yang seragam, dan menaikkan nilai kalor per unit volume.

Pembuatan biodigester merupakan salah satu solusi untuk mengatasi

kesulitan masyarakat akibat kenaikan harga BBM, teknologi ini bisa segera

diaplikasikan, terutama untuk kalangan peternak sapi, kuda, dan pemilik pabrik

tahu . Alat ini dapat menghasilkan biogas dengan mencampurkan feses sapi dan

air serta limbah cair ampas tahu, feses kuda dan air serta limbah cair ampas tahu

kemudian disimpan dalam tempat tertutup (anaerob). Feses ternak ini akan diubah

dulu menjadi gas oleh bakteri metanogen yang selanjutnya akan menghasilkan gas

dengan kandungan gas metana yang cukup tinggi. Dalam rumah tangga biogas ini

dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar untuk memasak dengan menggunakan

Page 4: Pkmp 2012 Biogas

2

kompor gas biasa yang telah dimodifikasi atau dengan membuat kompor biogas

sendiri. Selain itu biogas ini dapat digunakan sebagai bahan bakar penerangan.

Suatu hal yang terpenting dalam biogas adalah adanya bakteri. Bakteri

yang mampu menghasilkan gas metan yang berfungsi untuk memakan feses-feses

atau limbah pertanian yang lain dan akan dihasilkan gas methan . Beberapa

percobaan oleh isat menunjukan bahwa aktifitas metbolisme dari bakteri

metahanogenik akan optimal pada nilai rasio C/N 8-25. Bakteri akan menggukan

karbon 30 lebih cepat dibandingkan Nitrogen. Maka untuk mengoptimalisasi hasil

gas methan diperlukan substrat yang bisa menyediakan rasio C/N 8-25. Feses

kuda memiliki rasio C/N 25 dan Feses sapi memiliki rasio C/N 18. Jumlah feses

sapi yang melimpah dan banyak dan jumlah feses kuda yang sedikit perlu untuk

digabungkan supaya mampu memberikan rasio C/N 20-30 , sehingga energi kalor

yang dihasilkan akan semakin tinggi untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan

energi.

Pemenuhan keperluan energi rumah tangga, teknologi biogas ini

diharapkan dapat membantu masyarakat dalam menghadapi kelangkaan minyak

dan mahalnya harga bahan bakar di masyarakat.

B. Perumusan Masalah

Prinsip pembuatan biogas adalah adanya dekomposisi bahan organik

secara anaerobik (tertutup dari udara bebas) untuk menghasilkan gas yang

sebagian besar adalah berupa gas metan (yang memiliki sifat mudah terbakar) dan

karbondioksida. Proses dekomposisi anaerobik dibantu oleh sejumlah

mikroorganisme, terutama bakteri metan. Rasio ideal C/N untuk proses

dekomposisi anaerob untuk menghasilkan gas metan adalah 25 - 30. Oleh karena

itu, pada proses pencampuran bahan baku diusahakan memenuhi rasio ideal.

kotoran kuda mempuyai kandungan C/N ratio 25, lebih tinggi daripada C/N ratio

kotoran sapi yang mempunyai nilai C/N ratio 18. Selain itu kotoran kuda juga

mempunyai kadar nitrogen (N) sebesar 2,8%, lebih tinggi daripada kadar N dalam

Page 5: Pkmp 2012 Biogas

3

kotoran sapi. Namun jumlah feses kuda dibandingkan dengan jumlah feses sapi

per kg / hari masih jauh. Oleh karena itu agar bisa menyuplai reaktor biogas

dengan substrat yang memiliki rasio C/N 25-30 maka dibuatnya campuran

substrat antara kotoran kuda dan kotoran sapi sehingga diperoleh ratio C/N yang

idial yang akan menghasilkan energi yang tinggi dibandingkan substrat yang lain

sehingga komposisi campuran substrat ini perlu untuk diteliti berapa persen

kotoran kuda dan berapa persen kotoran sapi yang akan dicampurakan untuk

menghasilkan energi kalor yang lebih tinggi.

C. Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas dan Efisiensi gas

yang dihasilkan oleh digester biogas dengan bahan dasar pencampuran feses kuda

dan feses sapi perah dalam meningkatkan energi kalor.

D. Luaran yang Diharapkan

Luaran dari penelitian ini adalah Mampu Menciptakan biogas yang

mampu menghasilkan energi yang lebih tinggi dan ramah lingkungan serta

meminimalisir biaya pembuatan reaktor digester.

E. Kegunaan

Penelitian ini berguna untuk meningkatkan kualitas feses kuda dan sapi

sebagai bahan dasar sumber energi terbaruhkan dalam menghadapi tantangan

krisis energi dan Memberikan informasi kepada masyarakat akan pemanfaatan

campuran feses kuda dan sapi dalam menghasilkan energi kalor.

F. Tinjauan Pustaka

Feses ternak

Peningkatan kebutuhan dan permintaan terhadap protein hewani

mendorong perkembangan sektor peternakan. Peningkatan populasi ternak secara

otomatis menyebabkan peningkatan jumlah feses yang dihasilkan dan menumpuk

di daerah peternakan. Penumpukan feses menjadi sumber masalah kesehatan dan

Page 6: Pkmp 2012 Biogas

4

lingkuangan. Feses dari hewan ternak termasuk sapi, kambing, dan domba dapat

menjadi sumber penyebaran penyakit, baik dari hewan lain maupun dari hewan ke

manusia (soejoedono,2004). Selain itu, feses dapat menyebabkan polus perairan

maupun polusi udara denagn bau dan gas tokhis.

Berikut ini gambaran jumlah rata- rata feses dari seekor ternak dewasa

setiap harinya,

Tabel.1.feses dari seekor ternak dewasa (Kg/hari)

Jenis Ternak Kotoran Padat Kotoran Cair

Sapi 23,59 9,07

Kuda 16,10 3,63

Babi 2,72 1,59

Domba 1,13 0,68

Ayam 0,05 -

Sumber: Soeminto (1987) dalam setiawan (2007)

No Karakteristik Fisik dan

Kimia Limbah Tahu

Nilai

1 Padatan Terendap 170-190mg/L

2 Padatan Tersuspensi 638-660 mg/L

3 Padatan Total 668-703 mg/L

4 Warna 2225-250 pt Co

5 Kekeruhan 524-585 FTU

6 Amoniak nitrogen 23,3-23,5 mg/L

7 Nitrit nitrogen 0,1-0,5 mg/L

8 Nitrat nitrogen 3,5-4,0 mg/L

9 PH 4-6

10 BOD 6000-8000mg/L

11 COD 7500-14000mg/L

12 Abu 0,19

13 Karbohidrat 0,51

Page 7: Pkmp 2012 Biogas

5

14 Protein 0,08

15 Pati 0,46

Biogas

Biogas banyak dibuat dari sampah peternakan yaitu sisa makanan dan kotoran

ternakTapi, pada prinsipnya biogas dapat dibuat dari segala jenis sampah organik.

Yang disebut biogas sebenarnya adalah senyawa metana (CH4). Sering juga

disebut gas klar “sewerage gas “, gas gobar, bioenergi RDF (refuse derived fuel =

bahan bakar dari sampah) dan merupakan bahan bakar masa datang. Gas metana

bersifat tidak berbau, tidak berwarna dan mudah terbakar. Pada umumnya biogas

bukan sebagai gas yang murni, namun merupakan campuran antara metana (CH4

65%), karbon dioksida (CO2 30%), hidrogen sulfida (H2S 1%) dan gas-gas yang

lain dalam jumlah yang kecil (Hadiwiyorto, 1983)

Biogas dapat terbakar apabila mengandung kadar metana minimal 57%

yang menghasilkan api biru (Beni dkk,2007). Melihat daya yang dihasilkan pada

masing-masing komposisi menunjukkan bahwa pada masing-masing komposisi

mengahsilkan biogas dengan kandungan unsur CH4 , CO2 , H2S yang berbeda

pula, CH4 merupakan unsur yang dominan pada biogas dalam terbakar. Energi

yang terkandung dalam biogas tergantung dari konsentrasi metana (CH4).

Semakin tinggi kandungan metana maka semakin besar kandungan energi (nilai

kalor) pada biogas dan sebaliknya semakin kecil kandungan metana semakin kecil

pula nilai kalor (mujigtlo-aji blogspot). Dengan demikian daya yang dikeluarkan

oleh biogas dengan kapasitas yang lebih besar tentunya mempunyai kandungan

metana (CH4) yang lebih bayak dibandingkan dengan daya yang kecil.

Tabel.2.Komponen Biogas

Jenis Gas Jumlah(%)

Metana (CH4) 50 - 70

Nitrogen (N2) 0 - 0,3

Karbondioksida (CO2) 25 - 45

Hidrogen (H2) 1 - 5

Oksigen (O2) 0,1 - 0,5

Hidrogen sulfida (H2S) 0 - 3

Page 8: Pkmp 2012 Biogas

6

Sumber : Jungga, 2007

Kandungan biogas didominasi oleh gas methan (CH4) yang merupakan

hasil sampingan dari proses dekomosisi mikrobia pada suatu biomasa. Mikrobia

tersebut merupakan bakteri pembentuk methan yang banyak terdapat dalam tubuh

hewan Ruminansia( Sihombing, 1980)

Kotoran kuda mengandung karbon yang tinggi dan nitrogen rendah.

Sementara itu feses sapi yang diberi pakan konsentrat, mempunyai C/N rasio

rendah. Pencampuran antara feses kuda dan feses sapi akan menghasilkan C/N

rasio yang dapat memenuhi kebutuhan digesti mikrobia . Menurut Markel (1981)

C/N rasio proses digesti mikrobia antara 26 – 30. Kotoran kuda menghasilkan

volume total biogas (577,735 liter), kotoran sapi (373,839 liter) dan kotoran

kerbau (352,973 liter) diukur pada tekanan 1atm. Daya biogas yang paling tinggi

berturut-turut yaitu kotoran kuda 732,425 watt, kemudian kotoran sapi 556,521

watt dan kotoran kerbau 539,759 watt. (Mara,2011)

Proses pembuatan biogasProses pembuatan biogas dilakukan secara fermentasi yaitu proses

terbentuknya gas metana dalam kondisi anaerob dengan bantuan bakteri anaerob

di dalam suatu digester sehingga akan dihasilkan gas metana (CH4) dan gas

karbon dioksida (CO2) yang volumenya lebih besar dari gas hidrogen (H2), gas

nitrogen (N2) dan gas hydrogen sulfida (H2S). Proses fermentasi memerlukan

waktu 7 sampai 10 hari untuk menghasilkan biogas dengan suhu optimum 35 oC

dan pH optimum pada range 6,4 – 7,9. Bakteri pembentuk biogas yang

Page 9: Pkmp 2012 Biogas

7

digunakan yaitu bakteri anaerob seperti Methanobacterium, Methanobacillus,

Methanococcus dan Methanosarcina (Price and Paul, 1981).

Laju proses fermentasi anaerob sangat ditentukan oleh faktor-faktor yang

mempengaruhi mikroorganisme, faktor-faktor tersebut diantaranya adalah

(Amaru, 2004) :

1. Temperatur

Bakteri metana pada umumnya adalah bakteri golongan mesofil yaitu

bakteri yang hidupnya dapat subur hanya pada temperatur disekitar temperatur

kamar. Oleh karena itu, pembentukan biogas harus disesuaikan dengan temperatur

kehidupan bakteri metana. Temperatur pembentukan biogas antara 20-40oC.

Dengan temperatur optimum yaitu 27oC- 30oC.

2. Derajat Keasaman (pH)

Pada dekomposisi anaerob faktor pH sangat berperan, karena pada rentang

pH yang tidak sesuai, mikroba tidak dapat tumbuh dengan maksimal dan bahkan

dapat menyebabkan kematian yang menghambat perolehan gas metana. Nilai pH

yang dibutuhkan untuk digester adalah antara 6,2 – 8.

3. Kandungan Air

Bentuk bubur hanya dapat diperoleh apabila bahan yang dihancurkan

mempunyai kandungan air yang tinggi. Apabila sampah tersebut memiliki

kandungan air yang sedikit maka bisa ditambahkan air supaya pembentukan

biogas bisa optimal.

4. Bahan Baku Isian

Bakteri anaerob membutuhkan nutrisi sebagai sumber energi. Level

nutrisi harus lebih dari konsentrasi optimal yang dibutuhkan oleh bakteri

metanogenik, karena apabila terjadi kekurangan nutrisi akan menjadi penghambat

bagi pertumbuhan bakteri. Penambahan nutrisi dengan bahan yang sederhana

seperti glukosa, buangan industri, dan sisa tanaman diberikan dengan tujuan untuk

menambah pertumbuhan di dalam digester. Unsur nitrogen adalah unsur yang

paling penting, disamping adanya selulosa sebagai sumber karbon. Bakteri

penghasil metana menggunakan karbon 30 kali lebih cepat daripada nitrogen.

Pada bahan yang memiliki jumlah karbon 15 kali dari jumlah nitrogen akan

Page 10: Pkmp 2012 Biogas

8

memiliki C/N ratio 15 berbanding 1, C/N ratio dengan nilai 30 (C/N = 30/1 atau

karbon 30 kali dari jumlah nitrogen) akan menciptakan proses pencernaan pada

tingkat yang optimal, bila kondisi yang lain juga mendukung.

Berikut adalah tabel yang menunjukkan C/N rasio dari beberapa jenis bahan

organik (Haryati,2006)

Tabel.3. Perbandingan berat C/N dari limbah organik (berat kering)

Limbah C/N

Kotoran binatang

Air kencing 113,0

Darah 3,0

Ikan 5,1

Kotoran Kuda 25,0

Kotoran sapi 18,0

Sumber: Anonim, 1978

Nilai Kalor Pembakaran Biogas

Panas pembakaran dari suatu bahan bakar adalah panas yang dihasilkan dari

pembakaran sempurna bahan bakar pada volume konstan dalam kalorimeter dan

dinyatakan dalam kal/kg atau Btu/lb. Panas pembakaran dari bahan bakar bisa

dinyatakan dalam High Heating Value (HHV) dan Lower Heating Value (LHV). High

Heating Value merupakan panas pembakaran dari bahan bakar yang di dalamnya

masih termasuk latent heat dari uap air hasil pembakaran. Low Heating Value

merupakan panas pembakaran dari bahan bakar setelah dikurangi latent heat dari uap

air hasil pembakaran Nilai kalor pembakaran yang terdapat pada biogas berupa High

Heating Value (HHV) dan Lower Heating Value (LHV) pembakarannya dapat

diperoleh dari Tabel 2.3 berikut (Price dan Cheremisinoff,1981). Tabel 2.3 Nilai

Kalor Pembakaran Biogas dan Natural Gas (Price dan Cheremisinoff,1981).

Tabel.4. Nilai Kalor Pembakaran Biogas dan Natural Gas

Komponen Heat Heating Value Low Heating Value

(Kkal/m3) (Kkal/kg) (Kkal/m3) (Kkal/kg)

Page 11: Pkmp 2012 Biogas

9

Hidrogen (H2) 2.842,21 33.903,61 2.402,2 28.661,13

Karbon Monoksida (CO) 2.811,95 2.414,31 2.811,5 2.414.31

Gas Methan (CH4) 8.851,43 13.265,91 7.973,3 11.953,76

Natural gas 9.165,55 12.943,70 8.320,8 11.749,33

Sumber : Price dan Cheremisinof, 1981

G. Metode Pelaksanaan

Materi

Alat

Peralatan yang digunakan dalam penelitian meliputi Digester anaerob

tipe batch dengan kapasitas 30 liter, Penampung gas dari plastik, Pengukur pH

(PH meter), timbangan, selang gas, keran gas, ember, sekop untuk mengaduk,

Pengukur volume biogas, meteran, Stop watch, termometer, manometer, kompor

gas, panci untuk memasak air

Bahan

Bahan yang digunkan pada penelitian ini adalah kertas, feses kuda, feses

sapi ,Limbah cair ampas tahu dan Air.

Metode

Penelitian ini dilakukan dengan pembuatan miniatur biogas dengan

sistem batch kemudian disisi dengan berbagi macam persentase campurkan feses

kuda dan feses sapi dengan persentase yang berbeda dan penambahan air dengan

volume yang sama setiap sampel substratnya. Substrat biogas yang pertama

persentase campuran feses kuda 50% dan Feses sapi 50%. Substrat yang ke dua

persentase feses kuda 60 % dan feses sapi 40% . Substrat ke 3 persentase

campuran feses kuda 70 % dan feses sapi 30 %. Substrat ke 4 persentase

campuran feses kuda 40% dan feses sapi 60%. Substrat ke 5 persentase campuran

feses kuda 30% dan feses sapi 70%. Substrat tersebut akan diteliti tentang

Perubahan PH,Temperatur dan Tekanan ,Voleme gas yang dihasilkan, Kecepatan

Page 12: Pkmp 2012 Biogas

10

produksi biogas, dan jumlah kalor yang dihasilkan dan dibandingankan datanya

tersebut kemudain apabila tejadi perbedaan yang sangat nyata akan diuji

Duncan’s New Multiple Range Test (DMRT)

1. Perubahan PH,Temperatur dan Tekanan

Perubahan PH, Temperatur dan Tekanan dilakukan dengan mengukur

PH, Temperatur dan Tekanan awal substrat setelah pencampuran bahan,

kemudian diukur ketika pertama kali menghasilkan gas , dan diukur ketika

produksi gas mengalami statis.

2. Kecepatan Produksi biogas

Pengukuran kecapatan produksi biogas dilakaukan dengan cara

pengamatan setiap hari pada digester , hingga digester menghasilkan gas

yang pertama kali.

3. Volume gas yang dihasilkan

Pengukuran volume biogas yang dihasilkan, alat yang digunakan

cukup sederhana dan disamping itu prinsip yan digunakan dalam

pengukuran tersebut adalah prinsip Archimedes: Sebuah benda yang

tenggelam seluruhnya atau sebagian dalam suatu fluida akan mendapatkan

gaya angkat ke atas yang sama besar dengan berat fluida yang

dipindahkan, yang dimaksudkan dengan fluida yang dipindahnkan adalah

volume fluida yang sama dengan volume benda yang tercelup dalam

fluida. Prinsip Archimedes juga tidakhanya berlaku untuk cairan, tetapi

juga berlaku untuk gas, tabung atau balon yang berisi gas lain

memindahkan udara sebanyak volum tabung.

4. Jumlah kalor yang dihasilkan

Pengukuaran nilai kalor biogas berdasarkan rumus dibawah ini

dilakukan setelah volume gas bio tidak mengalami peningkatan lagi atau

sudah mencapai kondisi statis. Perhitungan nilai kalor biogas dilakukan

dengan percobaan memanaskan air sebanyak 3 liter kemudian dilakukan

pengukuran peningkatan suhu sampai nyala api padam, yang berarti bahwa

biogas sudah habis terbakar. Nilai kalor biogas (Q) dihitung berdasarkan

rumus: Q = m x c x T

Page 13: Pkmp 2012 Biogas

11

Vb

I. Analisis data

Data hasil uji energi kalor setiap masing masing substrat akan dianalisis

variansi pola searah, kemudian bila ada perbedaan nyata dilanjutkan dengan uji

Duncan’s New Multiple Range Test (DMRT) (Astuti, 1981).

J. Jadwal Kegiatan.

Tabel 5. Jadwal kegiatan penelitian

KegiatanBulan

Ke-1 Ke-2 Ke-3 Ke-4 Ke-5Persiapan

Persiapan bahan dan alat √ Pembuatan miniatur digester √ Pemasukan substrat √

Pelaksanaan Pengukuran PH, Temperatur,

dan tekanan√ √ √

Pengukuran volume gas √ √ √ Pengukuruan Kecepatan

Produksi gas√ √

Pengukuran Produksi kalor √ √Penyelesaian

Data hasil Penelitian √ Analisis data √ Penarikan kesimpulan √ Pembuatan Laporan √ Penyerahan Laporan √

K. RANCANGAN BIAYA Tabel.6.Rancangan Biaya

Jenis Pengeluaran Anggaran

Pembuatan 5 miniatur digester @ 1000.000 Rp 5.000.000,00

Operasional

Transportasi

Rp 500.000,00

Rp 250.000,00

Lain-lain

Page 14: Pkmp 2012 Biogas

12

Dokumentasi dan poster

Analisis data

Kertas 1 Rim

Cliboard 10 X 7500

Peralatan

Kompor gas 5 @ 250.000

Selang gas 2M X 5 @M 150.000

Termometer 2 @ 50.000

PH meter 2 @ 150.000

Timbangan 2 @ 250.000

Selang air 10 M @ M 10.000

Ember besar 5 @ 35.000

Ember kecil 5 @ 15.000

Plastik penampung gas 5 @ 50.000

Sarung tangan Latex 5 pasang @

1.5000

Meteran 2 @ 15.000

Stop watch 2 @ 75.000

Kran 5 @47.500

Ceret air 5 @ 35.700

Manometer 5 @150.000

Rp 200.000,00

RP 500.000,00

RP 42.000,00

Rp 75.000,00

Rp 1.250.000,00

RP 1.500.000,00

Rp 100.000,00

Rp 300.000,00

Rp 300.000,00

Rp 500.000,00

Rp 100.000,00

Rp 175.000,00

Rp 75 .000,00

Rp 250.000,00

Rp 75.000,00

Rp 30.000,00

Rp 150.000,00

Rp 112.500,00

Rp 178.500,00

Rp 750.000,00

Total RP

L. Daftar Pustaka Anonim, Metahne generation from Human, Animal, and Agrivultural

wastes. National Academy of Sciences (1978)

Astuti, M. 1981. Rancangan Percobaan dan Analisis Statistik. Bagian I.

Fakultas Peternakan. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta

Page 15: Pkmp 2012 Biogas

13

Bhattacharya, S.C., D.O. Albina and P.A. Salam, “Emission Factors of

Wood and Charcoal-Fired Cookstoves”, Biomass and Bioenergy, 23,

2002, pp.453-469

Beni Hermawan, Lailatul Qodriyah, dan Candrarini Puspita, 2007,

Pemanfaatan Sampah Organik sebagai Sumber Biogas untuk

Mengatasi Krisis energi Dalam Negeri. Karya Tulis Ilmiah Universitas

Lampung, Bandar Lampung.

Hadiwiyorto, Soewedo, 1983, Penanganan dan Pemamfaatan Sampah.

Yayasan Idayu, Jakarta.

Juangga, 2007, “ Proses Anaerobic Digestion”, USU Press: Medan

Kristoferson L.A., and Bokalders V., 1991, Renewable Energy

Technologies- Their Application in Devoloping Countries, ITDG

Publishing

Price, Elizabeth C, Paul N.C, 1981, Biogas Production and Utilization, Ann

Arbor Science Publishers, Inc., Michigan, pp.6 – 8, pp.65 – 68.

Markel,J.A.1981. Managing Livestock Wastes. AVI Publishing Company,

INC, Westport, Connecticut.

Price,E.C and Cheremisinoff,P.N.1981.Biogas Production and

Utilization.Ann Arbor Science Publishers, Inc .United States of

America

Sihombing, D.T,H., 1980, Prospek Penggunaan Biohas untuk Energi

Pedesaan i Indonesia, LPL, No. 11 Tahun XIV, Lemigas, Jakarta

Soeminto B. 1987. Pupuk kandang, Asri

Page 16: Pkmp 2012 Biogas

14

Soejoedono R.R. 2004. Zoononis. Bogor: Laboratorium Kesmavet Fakultas

Kedokteran Hewan IPB.

Yudi Susetyo, Ida Betanursanti, “Pemanfaatan Bahan Galian Serbuk Batu

Kapur Di Kabupaten Kebumen Sebagai Media Penyerap Gas CO2 yang

Terkandung Didalam Bahan Bakar Gas Dari Sekam Padi”, Riset

Unggulan Daerah BAPPEDA Kabupaten Kebumen, Tahun 2009

M. Lampiran