plagiasi merupakan tindakan tidak terpujirepository.stieykpn.ac.id/436/1/jurnal dheni indra...
TRANSCRIPT
1
PENGARUH AMORTISASI GOODWILL, GOODWILL
IMPAIRMENT dan EARNINGS PER SHARE (EPS) TERHADAP
HARGA SAHAM DENGAN IFRS SEBAGAI VARIABEL
MODERASI
Dheni Indra Kusuma
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN Yogyakarta
Jalan Seturan Yogyakarta 55281
Telepon +62274486160, 486321, Fax. +62274486155
E-mail: [email protected]
ABSTRACT
This research aimed to examine the effect of goodwill amortization and
goodwill impairment on the stock price and also examined the effect of earnings
per share which considered goodwill amortization and goodwill impairment on
the stock price. Researcher conducted the research of International Financial
Reporting Standards (IFRS) which was estimated as moderation variable to the
changes of goodwill, that was from goodwill amortization to goodwill impairment.
This study used 106 firm-year observations which had been selected
purposively from all companies listed on the Indonesia Stock Exchange that
reported goodwill for the period of 2009 to 2012, as sample. The hypotheses in
this study was tested using regression analysis and moderated regression analysis
(MRA).
This study was not able to prove that the goodwill amortization and
goodwill impairment directly influenced the stock price. While the earnings per
share that had considered the value of goodwill amortization or the goodwill
impairment gave signifcant impact to the share’s price. IFRS was a variable that
moderated the changes of the rule of goodwill amortization to became goodwill
impairment to the share’s price. However, it was not the moderation variable of
earnings per share to the share’s price.
Keywords: goodwill amortization, goodwill impairment, earnings per share, IFRS
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
2
PENDAHULUAN
Permasalahan goodwill telah menjadi sesuatu yang berkepanjangan di beberapa
negara. Perubahan mengenai peraturan, termasuk standar akutansi internasional
Statement of Financial Accounting Standards (SFAS) No. 142 yang dikeluarkan
Financial Accounting Standards Board (FASB) mengenai Goodwill dan Other
Intangible Asets mengakibatkan perusahaan harus menyesuaikan dengan aturan
tersebut. Pada awalnya, goodwill diperlakukan dengan dikapitalisasi dan
diamortisasi selama tidak lebih dari 20 tahun. Tetapi, dengan adanya aturan baru
melalui SFAS No. 142 serta meningkatnya penggunaan akuntansi nilai wajar
dalam standar akuntansi tersebut, maka perlakuan akuntansi goodwill juga
mengalami pergesaran. Aturan impairment test (uji penurunan nilai) diterapkan
untuk menggantikan perlakuan sebelumnya yaitu amortisasi.
Peraturan mengenai akuntansi goodwill di Indonesia dahulu menganut
aturan dari Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 22 tentang
Akuntansi Pengabungan Usaha yang menyatakan bahwa goodwill harus
diamortisasi sebagai beban selama masa manfaatnya. Selama ini, perusahaan di
Indonesia menggunakan aturan amortisasi goodwill dengan periode amortisasi
goodwill selama 5 tahun dan dapat diperpanjang sampai dengan 20 tahun dengan
alasan yang tepat. Peraturan itu ternyata mendapat banyak kritikan dari pembuat
laporan keuangan dan analisis keuangan. Amortisasi goodwill dianggap tidak
dapat memberikan gambaran mengenai kinerja perusahaan saat ini dan yang akan
datang. Perlakuan akuntansi dengan amortisasi goodwill dianggap mengurangi
kegunaan laba akuntansi sebagai dasar penilaian saham (Jennings et al., 2000)
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
3
Pertemuan International Forum of Accounting Standard Setters (IFASS)
tanggal 4-7 Maret 2014 di New Delhi, India, membahas salah satu topik yang
cukup menarik, yaitu mengenai perlakuan akuntansi atas goodwill (Buletin
Akuntan, IAI April - Mei 2014). Pada poin pendekatan penurunan nilai dan
amortisasi, perlu dipertimbangkan apakah lebih tepat untuk memperkenalkan
kembali amortisasi sebagai suplemen atas penurunan nilai atau menggantinya
secara utuh. Konsep penurunan nilai yang berlaku sekarang sebenarnya sudah
merupakan suatu perubahan dari amortisasi yang dulu digunakan. Ada suatu
kekhawatiran bahwa tes penurunan nilai yang dilakukan sangat mudah dapat
dipermainkan oleh manajemen karena besarnya diskresi yang dimiliki manajemen
dalam menentukan banyak hal terkait dengan tes ini.
Berdasarkan hasil audit oleh KPMG dengan data perusahaan di U.S dan
eropa pada rentang tahun 2005-2010 mencerminkan tren yang terus menurun
untuk mencantumkan penurunan goodwill yang terjadi pada laporan keuangan
tahunan sejak mulai berlakunya aturan goodwill impairment di negara-negara
tersebut. Sebagai catatan bahwa aturan goodwill impairment sudah mulai
diterapkan oleh U.S dan negara eropa sejak tahun 2008. Sedangkan di Indonesia
sendiri baru mulai diterapkan tahun 2011. Berdasarkan data tersebut maka
fenomena tersebut akan berpeluang besar terjadi juga pada negara-negara lain
yang juga mengadopsi aturan tersebut, termasuk Indonesia.
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Menganalisis pengaruh amortisasi goodwill terhadap harga saham.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
4
2. Menganalisis pengaruh EPS yang telah memperhitungkan amortisasi
goodwill terhadap harga saham.
3. Menganalisis pengaruh goodwill impairment terhadap harga saham.
4. Menganalisis pengaruh EPS yang telah memperhitungkan goodwill
impairment terhadap harga saham.
5. Menganalisis dampak perubahan aturan akuntansi (IFRS) pada penurunan
nilai goodwill keseluruhan terhadap harga saham.
6. Menganalisis dampak perubahan aturan akuntansi (IFRS) pada EPS yang
telah memperhitungkan penurunan nilai goodwill keseluruhan terhadap harga
saham.
Adapun manfaat penelitian ini diharapkan dapat membantu manajemen dalam hal
pengambilan keputusan yang tepat untuk melaporkan goodwill impairment sesuai
dengan aturan yang berlaku. Bagi investor, temuan ini dapat membantu investor
untuk menganalisis laporan keuangan khususnya dalam laporan laba dan laporan
arus kas. Bagi Otoritas Pembuat Aturan Akuntansi Internasional (FASB) hasil
penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan di dalam
penyusunan aturan akuntansi internasional yang dapat mencerminkan keadaan
sekarang dan dapat mencerminkan keadaan yang akan datang sebagai alat
pengambilan keputusan.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
5
TELAAH LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Amortisasi Goodwill
Kieso (2002:126) menyatakan tentang amortisasi goodwill sebagai berikut:
“Harga perolehan goodwill yang umurnya terbatas harus diamortisasi dan
dibebankan pada rugi-laba selama jangka waktu kegunaannya. Tetapi bila ternyata
kemudian jangka waktu kegunaan yang diperkirakan kemudian berbeda dari
jangka waktu yang sesungguhnya, maka diperkenankan untuk mengadakan
koreksi terhadap program amortisasinya. Amortisasi goodwill harus dihitung
dengan menggunakan metode garis lurus kecuali jika metode lainnya dianggap
lebih sesuai. Hal ini harus diperlakukan sebagai beban operasi yang biasa. Jika
amortisasi dianggap material, maka pengungkapan atas pembebanan itu akan
diperlakukan, termasuk metode dan periode amortisasi. Amortisasi goodwill saat
ini tidak dapat dikurangkan untuk tujuan pajak”.
Goodwill impairment
IAS 36 menjelaskan pengujian impairment dan pengakuan dari impairment loss
untuk PPE, intangible asset, goodwill, dan investment. Dalam IAS 36, asset
dikatakan impaired ketika carrying amount melebihi recoverable amount.
Recoverable amount adalah nilai tertinggi antara net selling price dan value in
use. Net selling price adalah harga dari asset di pasaran dikurangi dengan biaya
disposal. Value in use adalah present value dari future net cash flow yang timbul
dari penggunaan asset secara continue sampai umur manfaatnya berakhir. Dalam
PSAK No. 48 dinyatakan bahwa unit penghasil kas yang telah memperoleh
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
6
alokasi goodwill harus diuji penurunan nilai secara tahunan, dan setiap kali
apabila terdapat indikasi bahwa unit tersebut mengalami penurunan nilai, dengan
membandingkan jumlah tercatat unit tersebut (termasuk goodwill) dengan jumlah
terpulihkannya.
Laba per Lembar Saham (Earning per Share-EPS)
Themin (2012:11) dalam (Surtikanti, 2012) mendefinisikan laba sebagai berikut:
“Laba adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi
(misalnya, kenaikan aset atau penurunan kewajiban) yang menghasilkan
peningkatan ekuitas, selain yang menyangkut transaksi dengan pemegang saham”.
Penelitian Shahwan (2002) menyatakan bahwa goodwill memiliki
hubungan yang signifikan terhadap nilai pasar perusahaan serta penelitian
Aninditha et al. (2005) yang menyatakan bahwa amortisasi goodwill hanya sedikit
berpengaruh terhadap market adjusted return maka diperoleh hipotesis 1 sebagai
berikut:
H1: Amortisasi goodwill berpengaruh negatif terhadap harga saham.
Penelitian Jennings et al. (2000) menyatakan bahwa harga saham
penutupan dipengaruhi oleh kandungan informasi laba per saham baik sebelum
amortisasi goodwill maupun sesudah amortisasi goodwill, sehingga dapat
dikembangkan hipotesis 3 sebagai berikut:
H2: EPS yang telah memperhitungkan amortisasi goodwill berpengaruh
positif terhadap harga saham.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
7
Pada penelitian Dennis (2007) menyatakan bahwa pengujian penurunan
nilai goodwill tahunan meningkatkan pelaporan keuangan. Dari penelitian tersebut
maka dapat dikembangkan hipotesis 2 sebagai berikut:
H3: Goodwill impairment berpengaruh negatif terhadap harga saham.
Adanya hubungan negatif antara laporan transisional kerugian goodwill
impairment per lembar saham dengan harga saham menurut Lapointe, 2009
sehingga dapat dikembangkan hipotesis 4 sebagai berikut:
H4: EPS yang telah memperhitungkan goodwill impairment berpengaruh
positif terhadap harga saham.
Setelah menguji amortisasi goodwill dan EPS terhadap harga saham
(H1,H2) serta goodwill impairment dan EPS terhadap harga saham (H3,H4),
peneliti mencoba meneliti ketahap berikutnya. Peneliti mencoba meneliti dampak
perubahan aturan akuntansi (IFRS) sebagai moderasi. Perubahan aturan akuntansi
dari amortisasi goodwill kemudian berubah menjadi goodwill impairment setelah
IFRS diterapkan menjadi dasar peneliti menduga bahwa IFRS merupakan variabel
moderasi dalam penelitian ini. Dengan dugaan tersebut dapat dikembangkan
hipotesis sebagai berikut:
H5: IFRS memoderasi penurunan nilai goodwill keseluruhan dalam
mempengaruhi harga saham.
H6: IFRS memoderasi EPS yang telah memperhitungkan penurunan nilai
goodwill keseluruhan dalam mempengaruhi harga saham.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
8
Pemilihan Sampel
Penelitian ini menggunakan sampel seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) yang melaporkan goodwill dalam laporan keuangan
tahunannya pada periode 2009 sampai dengan 2012. Pemilihan sampel ditentukan
dengan metode purposive sampling.
Sampel penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang sesuai dengan
kriteria pemilihan sampel sebagai berikut:
1. Perusahaan dengan laporan keuangan yang berakhir tahun fiskal 31
Desember.
2. Perusahaan yang menampilkan data laporan keuangan dan harga saham
penutupan tersedia. Harga saham penutupan yang digunakan adalah harga
saham penutupan pada hari dipublikasikannya laporan keuangan tahunan
perusahaan yang bersangkutan.
3. Perusahaan yang melaporkan baik amortisasi goodwill maupun goodwill
impairment dalam akun tersendiri pada laporan laba ruginya.
4. Memiliki laba positif, karena laba negatif kemungkinan mengandung banyak
komponen transitori dan oleh karena itu cenderung merupakan inidikator nilai
yang buruk (Hayn, 1995; Chambers, 1999).
Metode Analisis
Penelitian ini menggunakan rumus regresi cross-sectional untuk setiap tahun
amatan dari tahun 2009 sampai dengan 2012 dan seluruh tahun amatan (pooled
regression). Pendekatan dengan rumus tersebut sesuai dengan penelitian dahulu
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
9
(Jennings et al., 2000) dengan modifikasi terhadap goodwill impairment seperti
dengan aturan sekarang yang berlaku. MRA menggunakan pendekatan analitik
yang mempertahankan integritas sampel dan memberikan dasar untuk mengontrol
pengaruh variabel moderator (Ghozali, 2005). Teknik ini digunakan karena
penelitian ini menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen
dengan dimoderasi oleh variabel pemoderasi.
Berdasarkan kerangka model analisis, maka persamaan regresi adalah
sebagai berikut:
SP = a1
+ b11
GWA + b12
EPSGWA + e1 (1)
SP = a2 + b
21GWI +b
22EPSGWI + e
2 (2)
SP = a3+ b31GW + b32IFRS + b33GW*IFRS + e3 (3)
SP = a4+ b41EPS + b42IFRS + b43EPS*IFRS + e2 (4)
Keterangan:
SP = harga saham penutupan pada hari dipublikasikannya laporan
keuangan tahunan perusahaan yang bersangkutan
EPSGWA = laba per saham amortisasi goodwill
EPSGWI = laba per saham goodwill impairment
GWI = goodwill impairment per saham
GWA = amortisasi goodwill per saham
EPS = laba per saham keseluruhan
GW = penurunan nilai goodwill keseluruhan
IFRS = aturan pencatatan akuntansi
ANALISIS DATA
Data diambil dari laporan keuangan semua perusahaan yang terdaftar pada Bursa
Efek Indonesia dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2012, terdapat 84
perusahaan yang melaporkan goodwill serta amortisasi goodwill dan 20
perusahaan yang melaporkan goodwill impairment untuk tahun berjalan di dalam
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
10
laporan keuangan tahunan dengan total observasi sebanyak 115 untuk perusahaan
yang melaporkan goodwill serta amortisasi goodwill dan 21 untuk perusahaan
yang melaporkan goodwill impairment. Berdasarkan kriteria sampel yang telah
ditetapkan, maka jumlah sampel yang dapat digunakan dalam analisis adalah 85
observasi untuk goodwill impairment dan 21 untuk goodwill impairment.
Deskripsi data sampel disajikan dalam tabel 1 di bawah ini.
Tabel 1
Statistik Deskriptif Data Sampel Amortisasi Goodwill
Variabel N Minimum Maksimum Mean Deviasi
Standar
Amortisasi goodwill 85 5,97 11,35 9,433 1,063
EPS dari amortisasi goodwill 85 -1,4 3,17 1,625 0,847
Harga saham 85 1,7 4,45 2,883 0,667
Tabel 2
Statistik Deskriptif Data Sampel Goodwill Impairment
Variabel N Minimum Maksimum Mean Deviasi
Standar
Goodwill impairment 21 6,08 8,56 7,145 0,731
EPS dari goodwill impairment 21 -1,52 3,26 1,489 1,079
Harga saham 21 1,7 4,59 2,817 0,77
Hasil Uji Hipotesis
Uji t (parsial) dilakukan untuk melihat pengaruh variabel independen secara
parsial terhadap variabel dependen. Tabel 3 menerangkan mengenai t hitung serta
nilai signifikan yang dimiliki oleh hipotesis.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
11
Tabel 3
Hasil Pengujian Hipotesis dengan Uji t
Hipotesis Koefisien Expected
Sign Signifikansi Hasil
H1: Amortisasi goodwill
berpengaruh negatif terhadap
harga saham.
b11
- 0,163 Ditolak
H2: EPS yang telah
memperhitungkan amortisasi
goodwill berpengaruh positif
terhadap harga saham.
b12
+ 0,000 Didukung
H3: Goodwill impairment
berpengaruh negatif terhadap
harga saham.
b21
- 0,889 Ditolak
H4: EPS yang telah
memperhitungkan goodwill
impairment berpengaruh
positif terhadap harga saham.
b22
+ 0,000 Didukung
H5: IFRS memoderasi
penurunan nilai goodwill
keseluruhan dalam
mempengaruhi harga saham.
b33 + 0,022 Didukung
H6: IFRS memoderasi EPS
yang berasal dari penurunan
nilai goodwill keseluruhan
dalam mempengaruhi harga
saham.
b43 + 0,475 Ditolak
Hipotesis pertama yang diajukan menyatakan bahwa amortisasi goodwill
berpengaruh negatif terhadap harga saham. Hasil pengujian menunjukkan bahwa
signifikansi variabel ukuran amortisasi goodwill sebesar 0,163 lebih tinggi dari
0,05 atau 5%. Hal ini berarti hipotesis pertama ditolak dan tidak terbukti bahwa
amortisasi goodwill berpengaruh negatif terhadap harga saham. Bukti empiris
sebenarnya sejalan dengan penelitian sebelumnya yaitu Shahwan (2002) dan juga
Anindhita (2005) hanya saja tidak signifikan meskipun arah pengaruhnya sama.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
12
Hipotesis kedua yang diajukan menyatakan bahwa EPS yang telah
memperhitungkan amortisasi goodwill berpengaruh terhadap harga saham. Hasil
pengujian menunjukkan bahwa signifikansi variabel EPS yang berasal dari
amortisasi goodwill sebesar 0,000 lebih rendah dari 0,05 atau 5%. Hal ini berarti
hipotesis didukung dan terbukti bahwa EPS yang berasal dari amortisasi goodwill
mempunyai pengaruh terhadap harga saham. Bukti empiris ini sejalan dengan
penelitian Jennings et al. (2000) yang menyatakan bahwa harga saham penutupan
dipengaruhi oleh kandungan informasi laba per saham baik sebelum amortisasi
goodwill maupun sesudah amortisasi goodwill.
Hipotesis ketiga yang diajukan menyatakan bahwa goodwill impairment
berpengaruh negatif terhadap harga saham. Hasil pengujian menunjukkan bahwa
signifikansi variabel goodwill impairment sebesar 0,889 lebih tinggi dari 0,05 atau
5%. Hal ini berarti hipotesis kedua ditolak dan tidak terbukti bahwa goodwill
impairment mempunyai pengaruh terhadap harga saham. Bukti empiris ini tidak
sejalan dengan penelitian sebelumnya yaitu Dennis (2007) yang menyatakan
bahwa pengujian penurunan nilai goodwill tahunan meningkatkan harga saham.
Hipotesis keempat yang diajukan menyatakan bahwa EPS yang telah
memperhitungkan goodwill impairment berpengaruh positif terhadap harga
saham. Hasil pengujian menunjukkan bahwa signifikansi variabel ukuran
amortisasi goodwill sebesar 0,000 lebih rendah dari 0,05 atau 5%. Hal ini berarti
hipotesis keempat didukung dan terbukti bahwa EPS yang telah memperhitungkan
goodwill impairment berpengaruh positif terhadap harga saham. Bukti empiris
sebenarnya sejalan dengan penelitian sebelumnya yaitu Lapointe, 2009 yang
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
13
menyatakan bahwa ada hubungan negatif antara laporan kerugian goodwill
impairment perlembar saham dengan harga saham.
Hipotesis kelima yang diajukan menyatakan bahwa IFRS sebagai variabel
moderasi akan mampu memoderasi penurunan nilai keseluruhan dalam
mempengaruhi harga saham. Hasil pengujian menunjukkan bahwa signifikansi
variabel IFRS sebagai moderasi sebesar 0,022 lebih rendah dari 0,05 atau 5%. Hal
ini berarti hipotesis kelima didukung dan terbukti bahwa IFRS merupakan
variabel moderasi untuk penurunan nilai goodwill keseluruhan dalam
mempengaruhi harga saham.
Hipotesis keenam yang diajukan menyatakan bahwa IFRS sebagai variabel
moderasi akan mampu memoderasi EPS yang telah memperhitungkan penurunan
nilai goodwill keseluruhan dalam mempengaruhi harga saham. Hasil pengujian
menunjukkan bahwa signifikansi variabel IFRS sebagai moderasi sebesar 0,475
lebih tinggi dari 0,05 atau 5%. Hal ini berarti hipotesis keenam ditolak dan tidak
terbukti bahwa IFRS merupakan variabel moderasi EPS yang telah
memperhitungkan penurunan nilai goodwill keseluruhan dalam mempengaruhi
harga saham.
Simpulan
Penelitian yang dilakukan ini menguji mengenai pengaruh amortisasi goodwill,
goodwill impairment, EPS dan perubahan akuntansi goodwill melalui IFRS
terhadap informasi laba dengan membandingkan amortisasi goodwill dan goodwill
impairment Serta earning per share (EPS) dari masing-masing aturan terhadap
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
14
harga saham sebagai informasi laba. Sampel penelitian menggunakan data semua
perusahaan yang terdaftar di BEI yang melaporkan goodwill impairment maupun
amortisasi goodwill dalam laporan keuangan tahunannya untuk tahun 2009-2012.
Pengujian telah dilakukan baik dengan uji regresi linear maupun dengan uji
Moderating Regression Analysis (MRA).
IFRS menjadi salah satu variabel yang memoderasi antara hubungan
penurunan nilai goodwill dengan harga saham. Perubahan akuntansi yang terjadi
dari penggunaan aturan amortisasi goodwill kemudian berubah menjadi goodwill
impairment ternyata memunculkan dampak secara tidak langsung. Berdasar data
penelitian saja terdapat perubahan signifikan yang terjadi pada jumlah perusahaan
yang menampilkan goodwill impairment. Lebih dari 50% perusahaan yang
sebelumnya menampilka namortisasi goodwill pada laporan keuangannya
kemudian ketika menggunakan aturan baru tentang goodwill impairment, banyak
perusahaan yang kemudian tidak mencantumkan goodwill impairment pada
laporan keuangan mereka. Bisa karena memang tidak tidak terjadi penurunan atau
memang sengaja tidak mencantumkan supaya mendapat laba yang smooth. IFRS
ternyata terbukti menjadi variabel yang memoderasi hubungan tersebut.
Keterbatasan Penelitian dan Saran Penelitian
1. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah data laporan keuangan untuk
goodwill impairment yang hanya dua tahun periode dikarenakan peraturan
baru IFRS yang baru diterapkan dan berjalan selama dua tahunan di
Indonesia. Saran yang dapat diberikan oleh peneliti adalah
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
15
Mengembangkan dengan terus mengikuti isu-isu terkini mengenai
perubahan peraturan akuntansi khususnya mengenai goodwill. Menguji
dengan uji beda goodwill sebelum dan sesudah IFRS diterapkan, tentunya
dengan data mencukupi antara sebelum dan sesudah IFRS kedepannya.
Daftar Pustaka
Anindhita, A. A., & Martani, D. (2005). "Manfaat Kandungan Informasi
Amortisasi Goodwill Dalam Laporan Keuangan". SNA VIII.
FASB. (2001). "Goodwill and Other Intangible Assets". In Financial Accounting
Standards Board No. 142. Financial Accounting Standards Board.
Jennings, R., Duvall, L., Leclere, M., & and R. B Thomson, I. (2000). "The
Relation Between Accounting Goodwill Numbers and Equity Values".
Journal of Business Finance and Accounting.
Lapointe-Antunes, P., Cormier, D., & Magnan, M. (2009). "Value Relevance and
TImeliness of Transitional Goodwill Impairment Losses: Evidence from
Canada (2009).
Lestari, T., & Baridwan, Z. (2008). "Pengaruh Amortisasi Goodwill Terhadap
Kegunaan Informasi Laba". Jurnal Riset Akuntansi Indonesia Vol. 11, No.
3.
Lestari, Y. O. (2011). "Konvergensi International FInancial Reporting Standards
(IFRS) dan Manajemen Laba di Indonesia".
Palatnik, S., & Charles, E. (2010).
http://www.kpmg.com/Global/en/IssuesAndInsights/ArticlesPublications/D
ocuments/evaluating-impairment-riskv2.pdf.
Pratama, A. (2014). "Dunia Berteriak, IASB (Harus) Mendengar". Ikatan Akuntan
Indonesia.
Shahwan, Y. S. (2002). "The Australian Market Perception of Goodwill and
Identifiable Intangible". Thesis. University of Western.
Standar Akuntansi Keuangan. (2012). Ikatan Akuntan Indonesia.
Surtikanti., & Hary., P. (2012). "Pengaruh Amortisasi Goodwill Negatif dan
Likuiditas Terhadap Laba".
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id