plagiasi merupakan tindakan tidak terpujirepository.stieykpn.ac.id/436/1/jurnal dheni indra...

15
1 PENGARUH AMORTISASI GOODWILL, GOODWILL IMPAIRMENT dan EARNINGS PER SHARE (EPS) TERHADAP HARGA SAHAM DENGAN IFRS SEBAGAI VARIABEL MODERASI Dheni Indra Kusuma Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN Yogyakarta Jalan Seturan Yogyakarta 55281 Telepon +62274486160, 486321, Fax. +62274486155 E-mail: [email protected] ABSTRACT This research aimed to examine the effect of goodwill amortization and goodwill impairment on the stock price and also examined the effect of earnings per share which considered goodwill amortization and goodwill impairment on the stock price. Researcher conducted the research of International Financial Reporting Standards (IFRS) which was estimated as moderation variable to the changes of goodwill, that was from goodwill amortization to goodwill impairment. This study used 106 firm-year observations which had been selected purposively from all companies listed on the Indonesia Stock Exchange that reported goodwill for the period of 2009 to 2012, as sample. The hypotheses in this study was tested using regression analysis and moderated regression analysis (MRA). This study was not able to prove that the goodwill amortization and goodwill impairment directly influenced the stock price. While the earnings per share that had considered the value of goodwill amortization or the goodwill impairment gave signifcant impact to the share’s price. IFRS was a variable that moderated the changes of the rule of goodwill amortization to became goodwill impairment to the share’s price. However, it was not the moderation variable of earnings per share to the share’s price. Keywords: goodwill amortization, goodwill impairment, earnings per share, IFRS PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI repository.stieykpn.ac.id

Upload: others

Post on 28-Nov-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

PENGARUH AMORTISASI GOODWILL, GOODWILL

IMPAIRMENT dan EARNINGS PER SHARE (EPS) TERHADAP

HARGA SAHAM DENGAN IFRS SEBAGAI VARIABEL

MODERASI

Dheni Indra Kusuma

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN Yogyakarta

Jalan Seturan Yogyakarta 55281

Telepon +62274486160, 486321, Fax. +62274486155

E-mail: [email protected]

ABSTRACT

This research aimed to examine the effect of goodwill amortization and

goodwill impairment on the stock price and also examined the effect of earnings

per share which considered goodwill amortization and goodwill impairment on

the stock price. Researcher conducted the research of International Financial

Reporting Standards (IFRS) which was estimated as moderation variable to the

changes of goodwill, that was from goodwill amortization to goodwill impairment.

This study used 106 firm-year observations which had been selected

purposively from all companies listed on the Indonesia Stock Exchange that

reported goodwill for the period of 2009 to 2012, as sample. The hypotheses in

this study was tested using regression analysis and moderated regression analysis

(MRA).

This study was not able to prove that the goodwill amortization and

goodwill impairment directly influenced the stock price. While the earnings per

share that had considered the value of goodwill amortization or the goodwill

impairment gave signifcant impact to the share’s price. IFRS was a variable that

moderated the changes of the rule of goodwill amortization to became goodwill

impairment to the share’s price. However, it was not the moderation variable of

earnings per share to the share’s price.

Keywords: goodwill amortization, goodwill impairment, earnings per share, IFRS

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

2

PENDAHULUAN

Permasalahan goodwill telah menjadi sesuatu yang berkepanjangan di beberapa

negara. Perubahan mengenai peraturan, termasuk standar akutansi internasional

Statement of Financial Accounting Standards (SFAS) No. 142 yang dikeluarkan

Financial Accounting Standards Board (FASB) mengenai Goodwill dan Other

Intangible Asets mengakibatkan perusahaan harus menyesuaikan dengan aturan

tersebut. Pada awalnya, goodwill diperlakukan dengan dikapitalisasi dan

diamortisasi selama tidak lebih dari 20 tahun. Tetapi, dengan adanya aturan baru

melalui SFAS No. 142 serta meningkatnya penggunaan akuntansi nilai wajar

dalam standar akuntansi tersebut, maka perlakuan akuntansi goodwill juga

mengalami pergesaran. Aturan impairment test (uji penurunan nilai) diterapkan

untuk menggantikan perlakuan sebelumnya yaitu amortisasi.

Peraturan mengenai akuntansi goodwill di Indonesia dahulu menganut

aturan dari Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 22 tentang

Akuntansi Pengabungan Usaha yang menyatakan bahwa goodwill harus

diamortisasi sebagai beban selama masa manfaatnya. Selama ini, perusahaan di

Indonesia menggunakan aturan amortisasi goodwill dengan periode amortisasi

goodwill selama 5 tahun dan dapat diperpanjang sampai dengan 20 tahun dengan

alasan yang tepat. Peraturan itu ternyata mendapat banyak kritikan dari pembuat

laporan keuangan dan analisis keuangan. Amortisasi goodwill dianggap tidak

dapat memberikan gambaran mengenai kinerja perusahaan saat ini dan yang akan

datang. Perlakuan akuntansi dengan amortisasi goodwill dianggap mengurangi

kegunaan laba akuntansi sebagai dasar penilaian saham (Jennings et al., 2000)

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

3

Pertemuan International Forum of Accounting Standard Setters (IFASS)

tanggal 4-7 Maret 2014 di New Delhi, India, membahas salah satu topik yang

cukup menarik, yaitu mengenai perlakuan akuntansi atas goodwill (Buletin

Akuntan, IAI April - Mei 2014). Pada poin pendekatan penurunan nilai dan

amortisasi, perlu dipertimbangkan apakah lebih tepat untuk memperkenalkan

kembali amortisasi sebagai suplemen atas penurunan nilai atau menggantinya

secara utuh. Konsep penurunan nilai yang berlaku sekarang sebenarnya sudah

merupakan suatu perubahan dari amortisasi yang dulu digunakan. Ada suatu

kekhawatiran bahwa tes penurunan nilai yang dilakukan sangat mudah dapat

dipermainkan oleh manajemen karena besarnya diskresi yang dimiliki manajemen

dalam menentukan banyak hal terkait dengan tes ini.

Berdasarkan hasil audit oleh KPMG dengan data perusahaan di U.S dan

eropa pada rentang tahun 2005-2010 mencerminkan tren yang terus menurun

untuk mencantumkan penurunan goodwill yang terjadi pada laporan keuangan

tahunan sejak mulai berlakunya aturan goodwill impairment di negara-negara

tersebut. Sebagai catatan bahwa aturan goodwill impairment sudah mulai

diterapkan oleh U.S dan negara eropa sejak tahun 2008. Sedangkan di Indonesia

sendiri baru mulai diterapkan tahun 2011. Berdasarkan data tersebut maka

fenomena tersebut akan berpeluang besar terjadi juga pada negara-negara lain

yang juga mengadopsi aturan tersebut, termasuk Indonesia.

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Menganalisis pengaruh amortisasi goodwill terhadap harga saham.

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

4

2. Menganalisis pengaruh EPS yang telah memperhitungkan amortisasi

goodwill terhadap harga saham.

3. Menganalisis pengaruh goodwill impairment terhadap harga saham.

4. Menganalisis pengaruh EPS yang telah memperhitungkan goodwill

impairment terhadap harga saham.

5. Menganalisis dampak perubahan aturan akuntansi (IFRS) pada penurunan

nilai goodwill keseluruhan terhadap harga saham.

6. Menganalisis dampak perubahan aturan akuntansi (IFRS) pada EPS yang

telah memperhitungkan penurunan nilai goodwill keseluruhan terhadap harga

saham.

Adapun manfaat penelitian ini diharapkan dapat membantu manajemen dalam hal

pengambilan keputusan yang tepat untuk melaporkan goodwill impairment sesuai

dengan aturan yang berlaku. Bagi investor, temuan ini dapat membantu investor

untuk menganalisis laporan keuangan khususnya dalam laporan laba dan laporan

arus kas. Bagi Otoritas Pembuat Aturan Akuntansi Internasional (FASB) hasil

penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan di dalam

penyusunan aturan akuntansi internasional yang dapat mencerminkan keadaan

sekarang dan dapat mencerminkan keadaan yang akan datang sebagai alat

pengambilan keputusan.

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

5

TELAAH LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Amortisasi Goodwill

Kieso (2002:126) menyatakan tentang amortisasi goodwill sebagai berikut:

“Harga perolehan goodwill yang umurnya terbatas harus diamortisasi dan

dibebankan pada rugi-laba selama jangka waktu kegunaannya. Tetapi bila ternyata

kemudian jangka waktu kegunaan yang diperkirakan kemudian berbeda dari

jangka waktu yang sesungguhnya, maka diperkenankan untuk mengadakan

koreksi terhadap program amortisasinya. Amortisasi goodwill harus dihitung

dengan menggunakan metode garis lurus kecuali jika metode lainnya dianggap

lebih sesuai. Hal ini harus diperlakukan sebagai beban operasi yang biasa. Jika

amortisasi dianggap material, maka pengungkapan atas pembebanan itu akan

diperlakukan, termasuk metode dan periode amortisasi. Amortisasi goodwill saat

ini tidak dapat dikurangkan untuk tujuan pajak”.

Goodwill impairment

IAS 36 menjelaskan pengujian impairment dan pengakuan dari impairment loss

untuk PPE, intangible asset, goodwill, dan investment. Dalam IAS 36, asset

dikatakan impaired ketika carrying amount melebihi recoverable amount.

Recoverable amount adalah nilai tertinggi antara net selling price dan value in

use. Net selling price adalah harga dari asset di pasaran dikurangi dengan biaya

disposal. Value in use adalah present value dari future net cash flow yang timbul

dari penggunaan asset secara continue sampai umur manfaatnya berakhir. Dalam

PSAK No. 48 dinyatakan bahwa unit penghasil kas yang telah memperoleh

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

6

alokasi goodwill harus diuji penurunan nilai secara tahunan, dan setiap kali

apabila terdapat indikasi bahwa unit tersebut mengalami penurunan nilai, dengan

membandingkan jumlah tercatat unit tersebut (termasuk goodwill) dengan jumlah

terpulihkannya.

Laba per Lembar Saham (Earning per Share-EPS)

Themin (2012:11) dalam (Surtikanti, 2012) mendefinisikan laba sebagai berikut:

“Laba adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi

(misalnya, kenaikan aset atau penurunan kewajiban) yang menghasilkan

peningkatan ekuitas, selain yang menyangkut transaksi dengan pemegang saham”.

Penelitian Shahwan (2002) menyatakan bahwa goodwill memiliki

hubungan yang signifikan terhadap nilai pasar perusahaan serta penelitian

Aninditha et al. (2005) yang menyatakan bahwa amortisasi goodwill hanya sedikit

berpengaruh terhadap market adjusted return maka diperoleh hipotesis 1 sebagai

berikut:

H1: Amortisasi goodwill berpengaruh negatif terhadap harga saham.

Penelitian Jennings et al. (2000) menyatakan bahwa harga saham

penutupan dipengaruhi oleh kandungan informasi laba per saham baik sebelum

amortisasi goodwill maupun sesudah amortisasi goodwill, sehingga dapat

dikembangkan hipotesis 3 sebagai berikut:

H2: EPS yang telah memperhitungkan amortisasi goodwill berpengaruh

positif terhadap harga saham.

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

7

Pada penelitian Dennis (2007) menyatakan bahwa pengujian penurunan

nilai goodwill tahunan meningkatkan pelaporan keuangan. Dari penelitian tersebut

maka dapat dikembangkan hipotesis 2 sebagai berikut:

H3: Goodwill impairment berpengaruh negatif terhadap harga saham.

Adanya hubungan negatif antara laporan transisional kerugian goodwill

impairment per lembar saham dengan harga saham menurut Lapointe, 2009

sehingga dapat dikembangkan hipotesis 4 sebagai berikut:

H4: EPS yang telah memperhitungkan goodwill impairment berpengaruh

positif terhadap harga saham.

Setelah menguji amortisasi goodwill dan EPS terhadap harga saham

(H1,H2) serta goodwill impairment dan EPS terhadap harga saham (H3,H4),

peneliti mencoba meneliti ketahap berikutnya. Peneliti mencoba meneliti dampak

perubahan aturan akuntansi (IFRS) sebagai moderasi. Perubahan aturan akuntansi

dari amortisasi goodwill kemudian berubah menjadi goodwill impairment setelah

IFRS diterapkan menjadi dasar peneliti menduga bahwa IFRS merupakan variabel

moderasi dalam penelitian ini. Dengan dugaan tersebut dapat dikembangkan

hipotesis sebagai berikut:

H5: IFRS memoderasi penurunan nilai goodwill keseluruhan dalam

mempengaruhi harga saham.

H6: IFRS memoderasi EPS yang telah memperhitungkan penurunan nilai

goodwill keseluruhan dalam mempengaruhi harga saham.

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

8

Pemilihan Sampel

Penelitian ini menggunakan sampel seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia (BEI) yang melaporkan goodwill dalam laporan keuangan

tahunannya pada periode 2009 sampai dengan 2012. Pemilihan sampel ditentukan

dengan metode purposive sampling.

Sampel penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang sesuai dengan

kriteria pemilihan sampel sebagai berikut:

1. Perusahaan dengan laporan keuangan yang berakhir tahun fiskal 31

Desember.

2. Perusahaan yang menampilkan data laporan keuangan dan harga saham

penutupan tersedia. Harga saham penutupan yang digunakan adalah harga

saham penutupan pada hari dipublikasikannya laporan keuangan tahunan

perusahaan yang bersangkutan.

3. Perusahaan yang melaporkan baik amortisasi goodwill maupun goodwill

impairment dalam akun tersendiri pada laporan laba ruginya.

4. Memiliki laba positif, karena laba negatif kemungkinan mengandung banyak

komponen transitori dan oleh karena itu cenderung merupakan inidikator nilai

yang buruk (Hayn, 1995; Chambers, 1999).

Metode Analisis

Penelitian ini menggunakan rumus regresi cross-sectional untuk setiap tahun

amatan dari tahun 2009 sampai dengan 2012 dan seluruh tahun amatan (pooled

regression). Pendekatan dengan rumus tersebut sesuai dengan penelitian dahulu

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

9

(Jennings et al., 2000) dengan modifikasi terhadap goodwill impairment seperti

dengan aturan sekarang yang berlaku. MRA menggunakan pendekatan analitik

yang mempertahankan integritas sampel dan memberikan dasar untuk mengontrol

pengaruh variabel moderator (Ghozali, 2005). Teknik ini digunakan karena

penelitian ini menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen

dengan dimoderasi oleh variabel pemoderasi.

Berdasarkan kerangka model analisis, maka persamaan regresi adalah

sebagai berikut:

SP = a1

+ b11

GWA + b12

EPSGWA + e1 (1)

SP = a2 + b

21GWI +b

22EPSGWI + e

2 (2)

SP = a3+ b31GW + b32IFRS + b33GW*IFRS + e3 (3)

SP = a4+ b41EPS + b42IFRS + b43EPS*IFRS + e2 (4)

Keterangan:

SP = harga saham penutupan pada hari dipublikasikannya laporan

keuangan tahunan perusahaan yang bersangkutan

EPSGWA = laba per saham amortisasi goodwill

EPSGWI = laba per saham goodwill impairment

GWI = goodwill impairment per saham

GWA = amortisasi goodwill per saham

EPS = laba per saham keseluruhan

GW = penurunan nilai goodwill keseluruhan

IFRS = aturan pencatatan akuntansi

ANALISIS DATA

Data diambil dari laporan keuangan semua perusahaan yang terdaftar pada Bursa

Efek Indonesia dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2012, terdapat 84

perusahaan yang melaporkan goodwill serta amortisasi goodwill dan 20

perusahaan yang melaporkan goodwill impairment untuk tahun berjalan di dalam

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

10

laporan keuangan tahunan dengan total observasi sebanyak 115 untuk perusahaan

yang melaporkan goodwill serta amortisasi goodwill dan 21 untuk perusahaan

yang melaporkan goodwill impairment. Berdasarkan kriteria sampel yang telah

ditetapkan, maka jumlah sampel yang dapat digunakan dalam analisis adalah 85

observasi untuk goodwill impairment dan 21 untuk goodwill impairment.

Deskripsi data sampel disajikan dalam tabel 1 di bawah ini.

Tabel 1

Statistik Deskriptif Data Sampel Amortisasi Goodwill

Variabel N Minimum Maksimum Mean Deviasi

Standar

Amortisasi goodwill 85 5,97 11,35 9,433 1,063

EPS dari amortisasi goodwill 85 -1,4 3,17 1,625 0,847

Harga saham 85 1,7 4,45 2,883 0,667

Tabel 2

Statistik Deskriptif Data Sampel Goodwill Impairment

Variabel N Minimum Maksimum Mean Deviasi

Standar

Goodwill impairment 21 6,08 8,56 7,145 0,731

EPS dari goodwill impairment 21 -1,52 3,26 1,489 1,079

Harga saham 21 1,7 4,59 2,817 0,77

Hasil Uji Hipotesis

Uji t (parsial) dilakukan untuk melihat pengaruh variabel independen secara

parsial terhadap variabel dependen. Tabel 3 menerangkan mengenai t hitung serta

nilai signifikan yang dimiliki oleh hipotesis.

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

11

Tabel 3

Hasil Pengujian Hipotesis dengan Uji t

Hipotesis Koefisien Expected

Sign Signifikansi Hasil

H1: Amortisasi goodwill

berpengaruh negatif terhadap

harga saham.

b11

- 0,163 Ditolak

H2: EPS yang telah

memperhitungkan amortisasi

goodwill berpengaruh positif

terhadap harga saham.

b12

+ 0,000 Didukung

H3: Goodwill impairment

berpengaruh negatif terhadap

harga saham.

b21

- 0,889 Ditolak

H4: EPS yang telah

memperhitungkan goodwill

impairment berpengaruh

positif terhadap harga saham.

b22

+ 0,000 Didukung

H5: IFRS memoderasi

penurunan nilai goodwill

keseluruhan dalam

mempengaruhi harga saham.

b33 + 0,022 Didukung

H6: IFRS memoderasi EPS

yang berasal dari penurunan

nilai goodwill keseluruhan

dalam mempengaruhi harga

saham.

b43 + 0,475 Ditolak

Hipotesis pertama yang diajukan menyatakan bahwa amortisasi goodwill

berpengaruh negatif terhadap harga saham. Hasil pengujian menunjukkan bahwa

signifikansi variabel ukuran amortisasi goodwill sebesar 0,163 lebih tinggi dari

0,05 atau 5%. Hal ini berarti hipotesis pertama ditolak dan tidak terbukti bahwa

amortisasi goodwill berpengaruh negatif terhadap harga saham. Bukti empiris

sebenarnya sejalan dengan penelitian sebelumnya yaitu Shahwan (2002) dan juga

Anindhita (2005) hanya saja tidak signifikan meskipun arah pengaruhnya sama.

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

12

Hipotesis kedua yang diajukan menyatakan bahwa EPS yang telah

memperhitungkan amortisasi goodwill berpengaruh terhadap harga saham. Hasil

pengujian menunjukkan bahwa signifikansi variabel EPS yang berasal dari

amortisasi goodwill sebesar 0,000 lebih rendah dari 0,05 atau 5%. Hal ini berarti

hipotesis didukung dan terbukti bahwa EPS yang berasal dari amortisasi goodwill

mempunyai pengaruh terhadap harga saham. Bukti empiris ini sejalan dengan

penelitian Jennings et al. (2000) yang menyatakan bahwa harga saham penutupan

dipengaruhi oleh kandungan informasi laba per saham baik sebelum amortisasi

goodwill maupun sesudah amortisasi goodwill.

Hipotesis ketiga yang diajukan menyatakan bahwa goodwill impairment

berpengaruh negatif terhadap harga saham. Hasil pengujian menunjukkan bahwa

signifikansi variabel goodwill impairment sebesar 0,889 lebih tinggi dari 0,05 atau

5%. Hal ini berarti hipotesis kedua ditolak dan tidak terbukti bahwa goodwill

impairment mempunyai pengaruh terhadap harga saham. Bukti empiris ini tidak

sejalan dengan penelitian sebelumnya yaitu Dennis (2007) yang menyatakan

bahwa pengujian penurunan nilai goodwill tahunan meningkatkan harga saham.

Hipotesis keempat yang diajukan menyatakan bahwa EPS yang telah

memperhitungkan goodwill impairment berpengaruh positif terhadap harga

saham. Hasil pengujian menunjukkan bahwa signifikansi variabel ukuran

amortisasi goodwill sebesar 0,000 lebih rendah dari 0,05 atau 5%. Hal ini berarti

hipotesis keempat didukung dan terbukti bahwa EPS yang telah memperhitungkan

goodwill impairment berpengaruh positif terhadap harga saham. Bukti empiris

sebenarnya sejalan dengan penelitian sebelumnya yaitu Lapointe, 2009 yang

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

13

menyatakan bahwa ada hubungan negatif antara laporan kerugian goodwill

impairment perlembar saham dengan harga saham.

Hipotesis kelima yang diajukan menyatakan bahwa IFRS sebagai variabel

moderasi akan mampu memoderasi penurunan nilai keseluruhan dalam

mempengaruhi harga saham. Hasil pengujian menunjukkan bahwa signifikansi

variabel IFRS sebagai moderasi sebesar 0,022 lebih rendah dari 0,05 atau 5%. Hal

ini berarti hipotesis kelima didukung dan terbukti bahwa IFRS merupakan

variabel moderasi untuk penurunan nilai goodwill keseluruhan dalam

mempengaruhi harga saham.

Hipotesis keenam yang diajukan menyatakan bahwa IFRS sebagai variabel

moderasi akan mampu memoderasi EPS yang telah memperhitungkan penurunan

nilai goodwill keseluruhan dalam mempengaruhi harga saham. Hasil pengujian

menunjukkan bahwa signifikansi variabel IFRS sebagai moderasi sebesar 0,475

lebih tinggi dari 0,05 atau 5%. Hal ini berarti hipotesis keenam ditolak dan tidak

terbukti bahwa IFRS merupakan variabel moderasi EPS yang telah

memperhitungkan penurunan nilai goodwill keseluruhan dalam mempengaruhi

harga saham.

Simpulan

Penelitian yang dilakukan ini menguji mengenai pengaruh amortisasi goodwill,

goodwill impairment, EPS dan perubahan akuntansi goodwill melalui IFRS

terhadap informasi laba dengan membandingkan amortisasi goodwill dan goodwill

impairment Serta earning per share (EPS) dari masing-masing aturan terhadap

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

14

harga saham sebagai informasi laba. Sampel penelitian menggunakan data semua

perusahaan yang terdaftar di BEI yang melaporkan goodwill impairment maupun

amortisasi goodwill dalam laporan keuangan tahunannya untuk tahun 2009-2012.

Pengujian telah dilakukan baik dengan uji regresi linear maupun dengan uji

Moderating Regression Analysis (MRA).

IFRS menjadi salah satu variabel yang memoderasi antara hubungan

penurunan nilai goodwill dengan harga saham. Perubahan akuntansi yang terjadi

dari penggunaan aturan amortisasi goodwill kemudian berubah menjadi goodwill

impairment ternyata memunculkan dampak secara tidak langsung. Berdasar data

penelitian saja terdapat perubahan signifikan yang terjadi pada jumlah perusahaan

yang menampilkan goodwill impairment. Lebih dari 50% perusahaan yang

sebelumnya menampilka namortisasi goodwill pada laporan keuangannya

kemudian ketika menggunakan aturan baru tentang goodwill impairment, banyak

perusahaan yang kemudian tidak mencantumkan goodwill impairment pada

laporan keuangan mereka. Bisa karena memang tidak tidak terjadi penurunan atau

memang sengaja tidak mencantumkan supaya mendapat laba yang smooth. IFRS

ternyata terbukti menjadi variabel yang memoderasi hubungan tersebut.

Keterbatasan Penelitian dan Saran Penelitian

1. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah data laporan keuangan untuk

goodwill impairment yang hanya dua tahun periode dikarenakan peraturan

baru IFRS yang baru diterapkan dan berjalan selama dua tahunan di

Indonesia. Saran yang dapat diberikan oleh peneliti adalah

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

15

Mengembangkan dengan terus mengikuti isu-isu terkini mengenai

perubahan peraturan akuntansi khususnya mengenai goodwill. Menguji

dengan uji beda goodwill sebelum dan sesudah IFRS diterapkan, tentunya

dengan data mencukupi antara sebelum dan sesudah IFRS kedepannya.

Daftar Pustaka

Anindhita, A. A., & Martani, D. (2005). "Manfaat Kandungan Informasi

Amortisasi Goodwill Dalam Laporan Keuangan". SNA VIII.

FASB. (2001). "Goodwill and Other Intangible Assets". In Financial Accounting

Standards Board No. 142. Financial Accounting Standards Board.

Jennings, R., Duvall, L., Leclere, M., & and R. B Thomson, I. (2000). "The

Relation Between Accounting Goodwill Numbers and Equity Values".

Journal of Business Finance and Accounting.

Lapointe-Antunes, P., Cormier, D., & Magnan, M. (2009). "Value Relevance and

TImeliness of Transitional Goodwill Impairment Losses: Evidence from

Canada (2009).

Lestari, T., & Baridwan, Z. (2008). "Pengaruh Amortisasi Goodwill Terhadap

Kegunaan Informasi Laba". Jurnal Riset Akuntansi Indonesia Vol. 11, No.

3.

Lestari, Y. O. (2011). "Konvergensi International FInancial Reporting Standards

(IFRS) dan Manajemen Laba di Indonesia".

Palatnik, S., & Charles, E. (2010).

http://www.kpmg.com/Global/en/IssuesAndInsights/ArticlesPublications/D

ocuments/evaluating-impairment-riskv2.pdf.

Pratama, A. (2014). "Dunia Berteriak, IASB (Harus) Mendengar". Ikatan Akuntan

Indonesia.

Shahwan, Y. S. (2002). "The Australian Market Perception of Goodwill and

Identifiable Intangible". Thesis. University of Western.

Standar Akuntansi Keuangan. (2012). Ikatan Akuntan Indonesia.

Surtikanti., & Hary., P. (2012). "Pengaruh Amortisasi Goodwill Negatif dan

Likuiditas Terhadap Laba".

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id