plagiat merupakan tindakan tidak terpuji pdf/f. psikologi/psikologi/079114131_full.pdf(studi...
TRANSCRIPT
KEPEMIMPINAN MAHASISWA DALAM TANTANGAN ZAMAN
(STUDI FENOMENOLOGI TENTANG PENGALAMAN
KEPEMIMPINAN MAHASISWA PADA ORMAS MAHASISWA)
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Disusun Oleh
Lusiana Bintang Siregar
NIM : 07 9114 131
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2012
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PENGESAIIAN
SKRIPSIKEPEMIMPINAN MAHASISWA DALAM TANTANGAN ZAMAN
(STUDI FENOMENOLOGI TENTANG PENGALAMANKEPEMIMPINAN MAHASISWA PADA ORMAS MAHASISWA)
Dipersiapkan dan ditulis oleh :
Lusiana Bintang Siregar
NIM:07 9'tl4l3l
Dpertalnnkan di depan Panitia F'enguji
pada tanggal I Maret Zlt 12
dartr dinyatakan meruenuhi syarat
Susunan Panitia Penguii
Nama Lengkap
Penguji 1 : Dr. Christina Siwi Handayani
Penguji 2:Dr. Tjipto Susa.na, M.Si.
Penguji 3 : P. Henrietta PDADS, S.Psi., M.A.
Yogyakarta, t 3 lt&fi ?[1e
Fakultas Psikologi
'' U-niversitas Sanata Dharma
lil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
MOTTO
Dalam keadaan kritis tidak bersikap netral, melainkan berani
mengambil sikap yang jelas dan tegas, dan tidak oportunitis
“asal aman, selamat dan menguntungkan”. Ukuran yang
menentukan bagi seseorang adalah bukan pada saat nyaman
dan menyenangkan, tetapi pada saat ada tantangan dan
pertentangan – Martin Luther King
Pengalaman adalah apa yang Anda peroleh saat Anda tidak
memperoleh apa yang Anda inginkan- Dan Stanford. Karakter
seseorang mungkin terlihat dalam peristiwa besar, tapi itu
terbentuk dari kejadian-kejadian kecil- Phillips Brooks, *kualitas
dan karakter seseorang akan lebih terlihat dalam situasi krisis*
Dengan berjanji kita dapat memperoleh sahabat, tetapi dengan
menepati janjilah mereka dapat dipertahankan- Benjamin
Franklin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
dengan penuh cinta karya yang sederhana ini kupersembahkan pada …
Papa Mama
Allah
Erik Ian
Negriku Opung
My Self
Juga kepada Mami …………..yang menambah inspirasi dan pengalaman hidup ….
PMKRI dan keluarga besar ….tempat aku ditempa …menjadi ‘seseorang’ …
seluruh sejarah hidupku ….
Ad Maiorem Dei Gloriam
PRO ECCLECIA ET PATRIA !
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN
Saya, Lusiana Bintang Siregar yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan
bahwa skripsi yang saya tulis ini adalah karya sendiri dan tidak terdapat karya
atau pendapat yang ditulis atau diterbitkan orang lain. Terkecuali yang terdapat
dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya sebuah karya ilmiah.
Yogyakarta, 13 Maret 2012
Penulis
Lusiana Bintang Siregar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
KEPEMIMPINAN MAHASISWA DALAM TANTANGAN ZAMAN(STUDI FENOMENOLOGI TENTANG PENGALAMAN
KEPEMIMPINAN MAHASISWA PADA ORMAS MAHASISWA)
Lusiana Bintang Siregar
ABSTRAK
Penelitian ini merupakan penelitian fenomenologi yang bertujuan untukmendeskripsikan pengalaman mahasiswa dalam memimpin ormas mahasiswa. Data pengalamandalam penelitian ini didapatkan melalui wawancara yang mendalam kepada tiga (3) oranginforman yang merupakan mahasiswa dan sedang atau pernah menjadi pemimpin ormasmahasiswa. Selain itu, dalam penelitian ini juga menggunakan metode dokumentasi yaitumengambil data dari dokumen tertentu pada ormas mahasiswa yang relevan dengan kontekspenelitian. Langkah-langkah analisis data pada penelitian ini terdiri dari menyusun verbatim,membuat horizonaliting, textural description dan structural description serta menyimpulkanmakna dari pengalaman. Hasil penelitian ini mengungkapkan dua makna dari pengalamankepemimpinan mahasiswa pada ormas mahasiswa. Makna yang pertama adalah memiliki karakterdan nilai keutamaan sebagai pemimpin dan makna yang kedua adalah belum dilakukannya sistempendampingan yang optimal untuk menyiapkan anak muda termasuk menjadi pemimpin. Olehkarena itu, peneliti menyarankan kepada mahasiswa untuk lebih terlibat dalam organisasi dankepada masyarakat pada umumnya agar lebih memperhatikan pendampingan kepada anak mudadalam mengembangkan kemampuan kepemimpinan.
.Kata Kunci : Fenomenologi, Kepemimpinan, Mahasiswa, Ormas Mahasiswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
STUDENT LEADERSHIP IN CHALLENGING TIMES(STUDY OF THE PHENOMENOLOGY OF THE STUDENT
LEADERSHIP EXPERIENCE IN STUDENT SOCIETY ORGANIZATION)
Lusiana Bintang Siregar
ABSTRACT
This phenomenology research aimed to describe the student experience as a leader instudent society organizations. Data obtained in this study experience through in-depth interviewsto three informants who are students a leader of student society organizations. Moreover, in thisstudy also used the method of documentation that is retrieving data from a specific document onthe student organizations that are relevant to the research context. The step of data analysis madeverbatim, horizonaliting, textural description, structural description and the sense of theleadership experience. The results of this study revealed two meanings. The first meaning has thecharacter and value of virtue as a leader and the second meaning do not have optimal mentoringsystem to prepare young people including the leader. For students, researcher suggest that studentmust have activity in organization and for all of people more have attention to mentoring youngpeople to have a leadership ability.
Keywords : Phenomenology, Leadership, Student, Student Society Organization
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUANPUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Lusiana Bintang Siregar
NIM : 07 9114 131
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
KEPEMIMPINAN MAHASISWA DALAM TANTANGAN ZAMAN
(STUDI FENOMENOLOGI TENTANG PENGALAMAN
KEPEMIMPINAN MAHASISWA PADA ORMAS MAHASISWA)
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian, saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya di internet atau di media
lain, untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun
memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya dan untuk digunakan
dengan semestinya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 13 Maret 2012
Penulis,
Lusiana Bintang Siregar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur senantiasa dipanjatkan kepada Allah Bapa, Putra, dan Roh
Kudus atas segala segala berkat dan pendampingan pada tiap-tiap langkah hidup.
Rasa syukur yang mendalam juga dihaturkan pada Bunda Maria yang selalu
mendengarkan dan mengabulkan doa. Dalam penulisan karya ini selalu
mendapatkan berkat dan makna yang luar biasa. Terima kasih untuk Engkau,
Yesus.
Penulis telah lama tertarik dengan bahasan mengenai kepemimpinan dan
pemimpin. Banyak pengalaman dan pembelajaran hidup yang penulis dapatkan
dari kepemimpinan. Ketertarikan ini juga didasari oleh keprihatinan penulis
terhadap rekan-rekan muda terutama mahasiswa yang jarang mengambil peran
sebagai pemimpin dan terkesan apatis dengan fenomena sosial kemasyarakatan di
negri sendiri. Penulis memahami bahwa posisi pemimpin memang menuntut
tanggung jawab dan pengorbanan lebih. Di samping itu juga perlu adanya
pendampingan dari seluruh pihak untuk anak muda ini. Semoga melalui karya
sederhana ini dapat berguna dan menggugah lebih banyak rekan-rekan muda
berperan sebagai pemimpin.
Penyelesaian karya ini adalah untuk melengkapi satu tahapan proses
belajar di Fakultas Psikologi. Peran serta dukungan yang selalu hadir terutama
dari orang tua sangat dirasakan. Rasa terima kasih yang mendalam kepada
ayahanda Bonifasius B. P Siregar dan ibunda Berliana Nababan untuk segenap
perhatian, lindungan, kesempatan berharga, pengorbanan, nilai hidup, dan cinta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
kasih yang tak pernah habis. Rasa terima kasih juga disampaikan kepada adikku,
Federikus Bonar Reynara Siregar yang dengan senyum dan kepolosannya selalu
bertanya dan mendorong agar cepat lulus. Terima kasih juga tak lupa disampaikan
pada Ian yang senantiasa hadir, menemani, dan memberi dukungan dalam
kesulitan maupun suka, terima kasih untuk proses belajar dan kasih yang
diberikan.
Dalam proses pendidikan hingga penyelesaian karya ini tentunya banyak
pihak yang hadir, mendukung baik secara langsung maupun tidak langsung serta
secara moril dan materil mengiringi langkah penulis. Untuk itu, dengan hormat,
rasa terima kasih ini secara khusus penulis sampaikan kepada :
1. Dr. Christina Siwi Handayani, selaku Dekan Fakultas Psikologi Sanata
Dharma. Terlebih dengan kesabaran dan keteguhan ibu dalam
membimbing penulis menyelesaikan karya skripsi ini memberi
motivasi dan inspirasi bagi penulis untuk selalu terbuka bagi sesama.
2. Pak Heri dan Pak Agung yang telah membimbing dan memberi
kesempatan kepada penulis sebagai asisten penelitian serta terlibat
dalam proses belajar metode SEM.
3. Bu Nimas sebagai dosen pembimbing akademik yang selalu memberi
perhatian
4. Bu Tanti yang juga selalu tersenyum dalam setiap proses belajar di
kelas maupun di luar kelas. Senyum ibu yang khas menginspirasi saya
untuk selalu tersenyum bila bertemu setiap orang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
5. Segenap Bapak dan Ibu dosen Fakultas Psikologi, dengan semangat
dan ciri khasnya masing-masing. Terima kasih telah setia berbagi ilmu
di Fakultas ini.
6. Segenap staff Fakultas : mas Gandung, Bu Nanik, Pak Gie, mas Muji,
Mas Doni untuk setiap pelayanan dan bantuan selama penulis
menuntut ilmu di Fakultas Psikologi.
7. Informan dalam penelitian ini, TS sebagai mantan pengurus PMKRI
cabang Yogyakarta, BA sebagai ketua HMI Bulaksumur, dan ED
sebagai ketua GMKI cabang Yogyakarta. Terima kasih sudah berbagi
pengalaman dan pengetahuan. Semoga apa yang dirasakan bersama
dalam wilayah gerakan mahasiswa ini dapat segera terjawab. HIDUP
MAHASISWA !
8. Rekan-rekan gerakan mahasiswa pada forum Cipayung. Terima kasih
atas penerimaan dan persahabatan serta perjuangan bersama dalam
rangka keberpihakan pada rakyat dan penegakan keadilan.
9. Kawan-kawan angkatan ’07, terima kasih atas kebersamaan selama
proses belajar kita.
10. Teman-teman yang pernah bersama dalam kegiatan kepanitiaan AKSI,
EKM, Paskah Paingan, Valentine, Live in, dan yang lainnya.
11. Kakak, teman, serta adik-adik keluarga besar Paduan Suara Fakultas
(PSF) Psikologi “Angel Voices”. Terima kasih atas tiap-tiap moment
dalam suka duka membangun kelompok ini. Maju terus! tingkatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
jam terbang supaya PSF Psikologi USD lebih terkenal dan bisa
menggelar konser.
12. Teman-teman Srikandi Sariayu, Tisa, Krisna sekaligus teman di
Rengganis, Oca, Putri, Anggun, Helen. Terima kasih untuk
kebersamaan dan tradisi-tradisi ke-sariayu-an..kenangan dalam suka
dan duka tidak pernah terlupakan…Terima kasih Sahabat!
13. Naposo Siregar, terima kasih untuk ito dan eda semua, tetap semangat
dalam kekeluargaan ini. Semoga ke depan komunitas naposo siregar
Yogyakarta dapat lebih berkarya.
14. Teman-teman panitia dan peserta YMCA 2009, kesempatan live in
bersama dan berinteraksi langsung dengan sahabat-sahabat dari Jepang
membawa pengalaman tersendiri.
15. Keluarga cemara 1, diwakili oleh mba Bella yang memberi semangat
dan password jurnal…semoga sukses ..juga keluarga cemara 2 dengan
segala keluh kesah, perjuangan, curhatan, motivasi, dan impian-impian
bersama, Nadya, mba Ninit, mba Wulan. Ayo Kita Pasti Bisa…!
Selalu ingat satu sama lain di kemudian hari..
16. Keluarga besar Bapak Ardian dan Ibu Siwi, dek Jagad yang menjadi
penghibur di saat pusing serta seluruh pribadi yang ada dalam rumah
cemara…. Terima kasih untuk pengalaman dan kesempatan yang
diberi…Teman-teman kempo juga yang ikut menyemangati
pengerjaan skripsi ini, terima kasih…
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
17. Komunitas MAGIS dan suster-suster FCJ….terima kasih untuk
pendampingan dan penyegaran rohani, selama proses ini khususnya
dalam peregrinasi memberikan kesadaran akan hadirnya Allah dalam
setiap pergumulan hidup
18. Dan tentunya untuk PMKRI cabang Yogyakarta “St. Thomas
Aquinas” dan keluarga besarnya….. terima kasih untuk sarana ini,
terima kasih untuk tempaan ini, terima kasih untuk kawan-kawan Rio,
Tata, Aji, Izak, Rosa beserta Angga, Indra, dan Edwin yang sedang
menyelesaikan skripsi (ayo segera menyusul, terima kasih untuk
persaingan yang sehat dalam penyelesaian skripsi), dan teman-teman
yang aktif selama 2010-2012 yang selalu setia dan dihadirkan dalam
proses belajar ini….. Kawan, saat kita menjalaninya itu mungkin terasa
sakit dan melelahkan, tetapi saat kita telah melewatinya, percayalah
hal itu akan terasa sangat menyenangkan dan membanggakan. Tetap
rendah hati dalam proses belajar dan setia dalam karya. ROSA!
PETRA!
19. Anggota Penyatu PMKRI dengan sharing dan partisipasi baik moril
maupun materil, khususnya Dewan Pembina PMKRI cabang
Yogyakarta, Pak Sony dan Pak Lukas. Terima kasih boleh merasakan
proses belajar dan dukungan yang penuh dalam pengembangan diri
saya dan kawan-kawan dalam perhimpunan. Terima kasih atas contoh
komitmen, konsistensi dan integritas yang Bapak berikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
20. semua pihak yang hadir dalam tiap hariku dan yang selalu menanti
saat ini……
Akhir kata, penulis menyadari keterbatasannya dan bahwa karya
skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Maka
dari itu, penulis mohon maaf dan terbuka atas semua saran serta kritik yang
membangun demi sebuah karya yang lebih baik.
Yogyakarta, 13 Maret 2012
Penulis
Lusiana Bintang Siregar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ………………………………………………………. i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING…………………... ii
HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………….. iii
HALAMAN MOTTO ……………………………………………………… iv
HALAMAN PERSEMBAHAN …………………………………………… v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ………….. vi
ABSTRAK ...………………………………………………………………. vii
ABSTRACT ………………………………………………………………... viii
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ……………. ix
KATA PENGANTAR ……………………………………………………… x
DAFTAR ISI ……………………………………………………………….. xvi
DAFTAR TABEL ………………………………………………………….. xix
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………….. xx
BAB I. PENDAHULUAN …………………………………………………. 1
A. Latar Belakang Masalah ………………………………………… 1
B. Rumusan Masalah ………………………………………………. 7
C. Tujuan Penelitian ………………………………………………... 7
D. Manfaat Penelitian ………………………………………………. 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ………………………………………….. 9
A. Kepemimpinan ………………………………………………….. 9
1. Kepemimpinan ……………………………………………… 9
2. Pemimpin …………………………………………………… 12
B. Kepemimpinan Anak Muda dan Ormas Mahasiswa …………… 17
1. Anak Muda ………………………………………………….. 17
2. Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) Mahasiswa …………. 24
3. Kepemimpinan Mahasiswa dalam Ormas Mahasiswa ……. 27
C. Pengalaman Kepemimpinan Mahasiswa Pada Ormas Mahasiswa.. 32
BAB III. METODE PENELITIAN ………………………………………… 34
A. Pendekatan Penelitian Kualitatif ……………………………… 34
B. Batasan Istilah …………………………………………………. 34
C. Subjek Penelitian ……………………………………………… 35
D. Teknik Pengumpulan Data ……………………………………. 36
E. Teknik Analisis dan Interpretasi Data ......................................... 39
F. Kredibilitas Penelitian ………………………………………… 40
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………………....... 42
A. Pandangan dan Peran Peneliti dalam Penelitian ……………… 42
B. Pelaksanaan Penelitian ………………………………………… 44
1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ………………………….. 44
2. Profil Organisasi ……………………………………………. 47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
3. Dinamika Psikologis Informan …………………………….. 54
C. Analisis Data dan Hasil Penelitian ……………………………. 60
1. Analisis Data Pengalaman …………………………………. 60
2. Pengalaman Kepemimpinan
Mahasiswa Pada Ormas Mahasiswa ………………………. 79
D. Pembahasan …………………………………………………… 85
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN …………………………………... 95
A. Kesimpulan ………………………………………...................... 95
B. Saran ……………………………………………….................... 95
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………… 98
LAMPIRAN …………………………………………………….................. 101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jumlah dan Rasio Pemuda Indonesia (2004)……………. 3
Tabel 2. Guide Interview …………………………………………. 38
Tabel 3. Data Demografi ………………………………………….. 54
Tabel 4. Data Sintesis Pengalaman
Kepemimpinan Mahasiswa Pada Ormas Mahasiswa …... 76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xx
DAFTAR LAMPIRAN
Transkrip Verbatim ……………………………………………. 101
1. Informan I ………………………………………………….. 101
2. Informan II …………………………………………………. 126
3. Informan III ………………………………………………… 145
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kebutuhan akan pemimpin, khususnya di Indonesia, yang dirasakan
dewasa ini boleh jadi tidak sesuai dengan tingkat kesediaan seseorang untuk
menjadi pemimpin. Saat ini generasi muda termasuk mahasiswa cenderung
enggan mengambil bagian dalam organisasi dan menjadi pemimpin.
Keterlibatan mereka dalam mengikuti organisasi cenderung rendah, mulai dari
organisasi intra kampus, seperti unit kegiatan mahasiswa (UKM) hingga BEM
(Badan Eksekutif Mahasiswa) yang sudah mulai ditinggalkan (KOMPAS,
2011).
Organisasi kemahasiswaan seperti Perhimpunan Mahasiswa Katolik
Republik Indonesia (PMKRI) pun mengalami penurunan kader. Sebelumnya,
pada tahun 1970an - 2000an, organisasi kemahasiswaan ini masih
mendapatkan kader berjumlah ratusan, namun dalam tujuh (7) tahun terakhir
hanya mampu mendapatkan 30 orang per tahun (buku MPAB PMKRI, 2010).
Pun demikian, kader yang berhasil berpartisipasi juga jarang yang bertahan.
Dalam proses di organisasi tidak sedikit yang mundur dan hilang.
Sementara itu, dalam organisasi HMI (Himpunan Mahasiswa Islam),
GMNI (Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia), GMKI (Gerakan Mahasiswa
Kristen Indonesia), dan PMII (Perhimpunan Mahasiswa Islam Indonesia) yang
juga mengalami hal yang sama. Organisasi ini banyak mengeluhkan mengenai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
kesulitan dalam mencari kader-kader baru yang tertarik mengikuti organisasi
kader atau lebih dikenal sebagai ormas (organisasi kemasyarakatan)
mahasiswa. Organisasi kepemudaan seperti Pemuda Katolik juga mengalami
hal demikian. Menurut ketua Pemuda Katolik (periode 2009-2012) untuk
wilayah Yogyakarta setelah vakum selama 15 tahun ketika dihidupkan kembali
pada tahun 2009, hanya 20 orang yang menjadi anggotanya. Itu pun tidak
semua anggota aktif.
Hasil jajak pendapat yang dilakukan KOMPAS pada pemuda usia 16
– 30 tahun, pada kurun waktu 27-28 Oktober 2010 di beberapa kota di
Indonesia juga mengungkapkan hal senada. Bahwa sebagian besar responden
mengaku tidak pernah menjadi pemimpin di dalam berbagai kegiatan, saat
menempuh pendidikan rendah hingga pendidikan tinggi. Sementara,
pengalaman menjadi pemimpin dalam kegiatan di sekolah, seperti Organisasi
Siswa Intra Sekolah (OSIS), Senat Mahasiswa di perguruan tinggi, organisasi
kepemudaan, atau organisasi profesi, mampu menempa dan membentuk
karakter sebagai pemimpin (KOMPAS, 2010).
Minimnya keterlibatan anak muda termasuk mahasiswa dalam
organisasi dan rendahnya keterlibatan mereka untuk menjadi pemimpin
menunjukkan persoalan serius terkait dengan regenerasi kepemimpinan di
negeri ini. Sementara di negara ini jumlah pemuda hampir setengah jumlah
penduduk di Indonesia, yang dapat dilihat dalam tabel 1 berikut ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Tabel 1.Jumlah dan Rasio Pemuda Indonesia (2004)
Tabel diambil dari makalah Strategi dan Program Pembangunan Pemuda, oleh Ir. Budi
Setiawan pada TANNASDA 2008, yang mengutip sumber BPS tahun 2004
Dapat dilihat dalam tabel tersebut, jumlah pemuda baik di kota
maupun desa hampir setengah dari jumlah penduduk keseluruhan. Bila dilihat
dari jumlah pemuda ini, anak muda termasuk juga mahasiswa sebagai agen
perubahan (agen of change) dapat lebih memiliki peluang mengambil peran
pemimpin dalam kehidupan organisasi dan masyarakat di wilayah perkotaan
dan pedesaan. Namun, perhatian dan pemahaman anak muda mengenai
kepemimpinan serta keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan di organisasi
tertentu masih kurang.
Saat ini, peran organisasi mahasiswa, khususnya ormas-ormas, seperti
: HMI, PMKRI, PMII, GMKI, GMNI, mengalami penurunan dalam dinamika
keterlibatan mereka di nasional maupun dalam pertemuan-pertemuan internal
organisasi, seperti diskusi dan pertemuan anggota serta pertemuan eksternal
dengan beberapa organisasi lain dalam forum tertentu. Bahkan beberapa
diantara mereka justru mengalami konflik internal berkepanjangan. Seperti
konflik dualisme kepemimpinan dalam organisasi PMKRI Nasional sampai
Tipe Daerah Jumlah Pemuda
(dalam jutaan)
Jumlah Penduduk
(dalam jutaan)
Perkotaan
Pedesaan
Total
36,1 (40,0%)
44,6 (35,2%)
80,7 (37,2%)
92
125
217
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
pada konflik internal cabang misalnya pada organisasi HMI cabang
Yogyakarta (BA, wawancara 27 Juli & TS, wawancara 15 Agustus, 2011).
Proses regenerasi dan kaderisasi dalam organisasi untuk anak muda pun masih
belum optimal (Ali, 2008).
Adanya keprihatinan terhadap rendahnya minat anak muda dan
mahasiswa mengambil peran kepemimpinan di Indonesia ternyata menjadi
fenomena umum yang juga dialami oleh banyak negara lain. Salah satunya
dapat dilihat dari hasil penelitian eksperimen Forno dan Merlone (2006) yang
melibatkan dua (2) kelompok mahasiswa tahun pertama di Universitas Turin.
Masing-masing kelompok berjumlah 65 orang mahasiswa dari kelas Bisnis
Administrasi (kelompok A) dan 67 orang mahasiswa dari kelas Informasi dan
Bisnis Relasi (kelompok B). Salah satu hasil penelitian ini menyebutkan bahwa
motivasi mahasiswa untuk mengambil peran sebagai pemimpin ternyata sangat
terbatas. Sebagian besar responden tersebut menyebutkan bahwa alasan untuk
tidak menjadi pemimpin berasal dari diri mereka sendiri dan sebagian lagi
menyebutkan bahwa ada orang yang bisa lebih baik memimpin sehingga
merasa dirinya tidak memiliki kompetensi yang memadai untuk menjadi
pemimpin.
Sementara penelitian Wehman (dalam Edelman, dkk, 1996)
menyatakan bahwa pengalaman keterlibatan dalam organisasi terstruktur selalu
dapat mengembangkan kemampuan kepemimpinan di kalangan anak muda.
Pengembangan kemampuan kepemimpinan melalui kegiatan ekstrakurikuler
terstruktur dapat bersifat rekreasi dan pengembangan sosial, seperti organisasi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
program olahraga, dan kegiatan seni. Namun persoalannya, bagaimana bisa
mengembangkan kemampuan kepemimpinan jika minat untuk berpartisipasi
dalam organisasi sangat terbatas di kalangan anak muda ?
Jumlah pemuda seperti yang telah dipaparkan sebelumnya
menunjukkan bahwa sebenarnya potensi dari segi jumlah sumber daya manusia
dari sisi anak muda untuk menjadi pemimpin sangat mencukupi jika mereka
mau mengembangkan potensi diri dengan terlibat dalam organisasi. Namun,
pada saat ini nyatanya minat anak muda untuk menjadi pemimpin dan terlibat
dalam organisasi masih rendah. Selain itu, di Indonesia sendiri tantangan untuk
mengembangkan kemampuan kepemimpinan juga dipengaruhi oleh kondisi
dan dinamika organisasi. Banyak organisasi anak muda maupun organisasi
kemahasiswaan saat ini mengalami kemandegan dalam hal kaderisasi seperti
yang telah dijelaskan sebelumnya. Meskipun demikian, masih ada anak muda
yang mau menjadi pemimpin serta terlibat dalam organisasi. Peneliti tertarik
dengan pemimpin-pemimpin anak muda termasuk mahasiswa ini, mengapa
mereka masih mau menjadi pemimpin di tengah dinamika organisasi yang
penuh tantangan dan rendahnya minat anak muda termasuk mahasiswa dalam
organisasi dan menjadi pemimpin.
Berkenaan dengan masalah tersebut, ada beberapa penelitian yang
mencoba untuk menggambarkan persoalan dari sudut pandang eksternal anak
muda antara lain, melihat pentingnya berorganisasi pada anak muda (Wehman,
1996), pentingnya partisipasi anak muda dalam program pengembangan diri
(Scales & Leffert, 1996 dalam Edelman, dkk, 1996), dan pentingnya pemimpin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
yang efektif pada kalangan anak muda (Forno & Merlone, 2006). Peneliti
belum menemukan penelitian tentang anak muda dan kepemimpinan yang
mengungkap sisi internal dari pengalaman anak mudanya sendiri. Beberapa
penelitian kepemimpinan lebih fokus pada kondisi eksternal dan belum melihat
dari sisi anak mudanya sendiri.
Di Indonesia, ada satu penelitian yang dilakukan oleh Handayani
(2011) tentang organisasi mahasiswa Katolik dan perkembangan demokrasi di
Indonesia (sebuah tinjauan psikologi) yang mencoba melihat pengalaman
internal anak muda Katolik dalam perannya mengembangkan demokrasi di
Indonesia. Namun, penelitian ini terbatas pada anak muda Katolik dan tidak
secara khusus melihat kepemimpinan di kalangan anak muda. Oleh karena itu,
penelitian tentang pengalaman kepemimpinan pada anak muda dari perspektif
anak mudanya sendiri masih terbatas. Penelitian ini akan fokus pada
pengalaman internal anak muda sendiri. Peneliti ingin melihat bagaimana anak
muda termasuk mahasiswa yang terlibat dalam organisasi dan menjadi
pemimpin memaknai pengalamannya dalam kepemimpinan di tengah
kaderisasi pada anak muda yang belum optimal serta rendahnya minat anak
muda dalam berorganisasi dan menjadi pemimpin.
Penelitian mengenai pengalaman mahasiswa yang terlibat dalam
organisasi dan kepemimpinan ini diharapkan mengungkapkan makna menjadi
pemimpin bagi mahasiswa serta dapat mengetahui tantangan dan hambatan
selama terlibat dalam organisasi hingga mengalami menjadi seorang pemimpin
dari perspektif anak muda sendiri. Dengan mengetahui tantangan dan hambatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
menjadi pemimpin tersebut diharapkan dapat mendeskripsikan fenomena
mengapa masih ada anak muda yang mau menjadi pemimpin ketika kaderisasi
belum optimal dan anak muda yang lain memilih untuk tidak terlibat dalam
organisasi dan menjadi pemimpin.
Dari berbagai paparan tersebut, peneliti tertarik untuk mengetahui
bagaimana pengalaman kepemimpinan dari kader-kader ormas selama
berproses pada masa sekarang ini yang notabene sangat membutuhkan
pemimpin. Kepemimpinan anak muda merupakan aspek krusial guna menata
bangunan peradaban bangsa.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana pengalaman kepemimpinan mahasiswa pada organisasi
kemasyarakatan mahasiswa?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pengalaman
kepemimpinan mahasiswa pada organisasi kemasyarakatan mahasiswa.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
teoritis bagi ruang lingkup psikologi kepemimpinan, khususnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
kepemimpinan dalam organisasi serta dapat menjadi bahan kajian bagi
penelitian selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
Bagi organisasi, khususnya organisasi kemahasiswaan yang
bergerak dalam bidang sosial kemasyarakatan, pembinaan dan kaderisasi,
penelitian ini diharapkan menjadi bahan refleksi dan informasi agar
mereka lebih berperan aktif dalam kaderisasi mahasiswa khususnya
sebagai wadah lahirnya pemimpin-pemimpin baru.
Bagi masyarakat pada umumnya terutama mahasiswa, penelitian
ini diharapkan dapat menjadi media reflektif secara individual maupun
dalam sebuah komunitas atau kelompok. Para mahasiswa diharapkan dapat
menghargai diri dan menyadari bahwa dirinya merupakan anak muda yang
diharapkan dan dibutuhkan untuk menjadi pemimpin-pemimpin bangsa
dan negara berikutnya sehingga dapat lebih mengambil peran dalam
kepemimpinan.
Bagi peneliti, penelitian ini merupakan kesempatan untuk
refleksi, menganalisa serta menarik kesimpulan dan makna dari
pengalaman kepemimpinan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada bagian ini diuraikan sejumlah teori-teori dan pengertian-pengertian
yang diharapkan dapat membantu peneliti untuk menjelaskan bagaimana
pengalaman memimpin pada mahasiswa yang terlibat dalam ormas mahasiswa.
Pada bagian pertama, peneliti akan menjelaskan mengenai teori serta pengertian
dari kepemimpinan dan pemimpin. Dalam bagian ini juga dijelaskan elemen dan
unsur kepemimpinan serta pentingnya pemimpin memiliki kemampuan tertentu
dalam melaksanakan kepemimpinan.
Pada bagian kedua diuraikan pengertian kepemimpinan secara lebih
khusus, yaitu peranan anak muda sebagai generasi penerus dan calon pemimpin.
Salah satu hal yang penting dalam proses kepemimpinan ini adalah keterlibatan
anak muda dalam organisasi. Selain itu, diuraikan juga pengertian anak muda dan
organisasi serta kepemimpinan mahasiswa dalam ormas mahasiswa. Kemudian,
bagian terakhir bab ini akan menguraikan pengertian dari pengalaman mahasiswa
dalam memimpin ormas mahasiswa pada zaman ini yang menjadi tujuan atau
fokus dari penelitian.
A. Kepemimpinan
1. Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan hal yang penting dalam kemajuan suatu
kelompok, organisasi atau bangsa dan negara (Sahrah, 2004). Setiap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
kegiatan manusia secara bersama-sama dalam kelompok tertentu selalu
membutuhkan kepemimpinan. Hal ini disebabkan dalam kepemimpinan
ada sebuah proses dan usaha mempengaruhi orang sehingga mau secara
sukarela dan antusias bekerja sama mencapai tujuan kelompok (Weihrich
dalam Maridjo, 2001). Proses yang ada dalam kepemimpinan untuk
mengarahkan orang lain untuk sebuah tindakan demi tercapainya tujuan
inilah yang mempertegas bahwa kepemimpinan merupakan hal yang
pokok dalam organisasi (Locke dalam Listianto, 2001).
Senada dengan pengertian tersebut, kepemimpinan juga dipahami
sebagai proses mengubah anggota, menciptakan visi dan mencapai tujuan
serta mengkomunikasikan kepada anggota jalan menuju pencapaian tujuan
(Bass, 1985; Tichy & Devanna, 1986 dalam Hughes,dkk, 2006). Dalam
hal ini, ada aksi atau tindakan yang fokus kepada sumber-sumber potensi
dalam organisasi menuju penyelesaian tujuan (Roach & Behling, 1984
dalam Hughes, dkk, 2006).
Kada (1982) menyebutkan bahwa kepemimpinan melibatkan
suasana, usaha dan kemampuan memimpin. Kemampuan memimpin
bukan saja sekedar mengatur dan memimpin namun disertai juga dengan
seni mempengaruhi tingkah laku manusia serta kemampuan membimbing
orang lain sebagai anggotanya (Hoyt dalam Kartono, 2010).
Kepemimpinan pada akhirnya merupakan keterlibatan dari berbagai pihak
dalam arti bahwa kepemimpinan memerlukan kemampuan untuk
membangun kebersamaan tim yang memiliki orientasi pada pencapaian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
tujuan. Pemimpin yang baik adalah seorang yang dapat membangun tim
untuk mencapai hasil melampaui berbagai macam situasi (Hogan, dkk,
1994 dalam Hughes, dkk. 2006).
Proses kepemimpinan memiliki unsur kemampuan mempengaruhi
orang lain, kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan atau orang
lain, dan mencapai tujuan organisasi ( Kartono, 2010). Listianto (2001)
menyebutkan tiga elemen yang bisa didapatkan dari pengertian-pengertian
mengenai kepemimpinan. Elemen pertama yaitu kepemimpinan memiliki
konsep relasi. Dalam hal ini sebuah proses kepemimpinan tidak dapat
dilepaskan dari relasi bersama orang lain yang dinamakan pengikut. Jika
tidak ada pengikut, maka tidak ada pemimpin. Seorang pemimpin yang
efektif harus mengetahui bagaimana menjalin hubungan dengan anggota
dan menginspirasi pengikutnya.
Elemen yang kedua adalah kepemimpinan merupakan sebuah
proses. Dalam memimpin, pemimpin harus melakukan sesuatu untuk
mencapai tujuan. Sementara elemen yang ketiga yaitu kepemimpinan
menginstruksikan orang lain atau pengikutnya untuk melakukan sesuatu.
Pemimpin membujuk pengikutnya dengan banyak cara, seperti mengatur
tujuan, membangun kerja sama tim, dan mengkomunikasikan visi bersama
(Listianto, 2001).
Dari penjelasan mengenai kepemimpinan tersebut dapat dilihat
bahwa sampai saat ini pengertian kepemimpinan tidak jauh berbeda antara
satu teori dengan teori yang lain. Kepemimpinan selalu mengandung unsur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
pemimpin, anggota dan sebuah aksi atau tindakan. Dalam kepemimpinan
juga ditekankan sebuah proses mempengaruhi anggota dalam kelompok
dalam mencapai suatu tujuan.
2. Pemimpin
Kepemimpinan dalam menjalankan prosesnya tentunya
membutuhkan seorang pemimpin. Di samping untuk membimbing dan
mengarahkan anggota, dalam kepemimpinannya, pemimpin perlu memiliki
keterampilan dan keahlian memandang visi ke depan, serta menginspirasi
setiap tindakan. Seorang pemimpin juga perlu memberi wewenang kepada
orang lain. Hal ini dimaksudkan untuk membesarkan hati dan mendorong
orang lain untuk bermacam-macam fungsi, kedisiplinan, serta mengatur
untuk menemukan tujuan bersama dalam memperbaiki keseluruhan
industri, komunitas, negara, bahkan dunia. ( Kanter, 1996 dalam Listianto
2001).
Berdasarkan proses kepemimpinan, pemimpin harus memiliki
sejumlah kemampuan dalam melangsungkan kepemimpinannya.
Kemampuan yang dimiliki pemimpin ini tidak hanya sekedar berasal dari
bakat alami. Pendapat terdahulu mengenai kepemimpinan yang
dimunculkan oleh bakat yang telah ada dalam diri seseorang sehingga
dengan sendirinya menjadi pemimpin telah bergeser. Dalam
perkembangan zaman pada awal abad 20 oleh Frederick W. Taylor
dikembangkan teori kepemimpinan. Teori ini menyebutkan bahwa
kepemimpinan tidak lagi didasarkan pada bakat dan pengalaman saja,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
tetapi pada penyiapan secara berencana dalam melatih calon-calon
pemimpin (Kartono, 2010).
Dalam hal membentuk kemampuan pemimpin ini, The
Conference Board (2002) melakukan penelitian mengenai kemampuan-
kemampuan pemimpin yang dibutuhkan untuk mencapai kesuksesan pada
tahun 2010. Kemampuan tersebut diantaranya kemampuan kognitif,
meliputi kekuatan intelektual dan mental; memiliki kemampuan strategi
dalam kesiapan menghadapi kompetensi global; kemampuan analisis,
terutama untuk menyaring informasi yang didapatkan dan sumber-
sumbernya; kemampuan mengambil suatu keputusan; kemampuan
personal dan komunikasi; kemampuan untuk mempengaruhi kelompok
lain; kemampuan mengatur lingkungan dan orang lain dari berbagai
budaya, gender, dan generasi; kemampuan untuk dapat mendelegasikan
orang secara efektif; kemampuan untuk mengidentifikasi,
mengembangkan, dan menggunakan talenta orang lain; serta kemampuan
mengambil makna dari pengalaman (dalam Hughes, dkk, 2006).
Sementara itu, Wirjana dan Supardo (2005) dari pengalaman di
lapangan mendapatkan bahwa hal utama yang juga harus dimiliki
pemimpin adalah kemampuan memimpin diri sendiri. Kemampuan ini
berkaitan dengan bagaimana pemimpin dapat mengerti dan memahami
suatu keadaan, strategi dan kriteria yang paling tepat digunakan dalam
situasi-situasi tertentu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Keterampilan lain yang juga harus dimiliki seorang pemimpin
adalah kemampuan mengerti, memotivasi, dan berkomunikasi dengan
orang lain sehingga dapat diterima dalam semua situasi oleh semua pihak.
Dalam setiap lembaga baik bisnis, pemerintahan, maupun organisasi sosial
kemasyarakatan, pemimpin juga perlu memiliki kemampuan berpikir
strategik dalam merumuskan tujuan atau sasaran. Selain itu, cara berpikir
yang sitematis juga diperlukan oleh seorang pemimpin. Hal ini disebabkan
karena pemimpin perlu untuk mengindentifikasi setiap situasi ataupun
masalah dalam organisasi serta mengetahui akar permasalahannya dan
menyusun solusi. Cara berpikir sistematis dalam cara praktis dan konkrit
ini menunjukkan ciri pemimpin yang dewasa. (Wirjana & Supardo, 2005).
Selain memiliki keterampilan, pemimpin juga perlu untuk
memahami perannya dalam memimpin. Covey (dalam Wirjana & Susilo,
2005) membagi peran pemimpin dalam 3 aspek. Aspek yang pertama
adalah pemimpin berperan sebagai penunjuk jalan. Peran ini berkaitan
dengan kemampuan pemimpin dalam membangun visi dan misi serta
dapat memandang tujuan dan arah organisasi jauh ke depan. Dalam hal ini,
tujuan organisasi berkaitan dengan menyatukan nilai-nilai yang disepakati
bersama dengan kebutuhan masyarakat dan stakeholders melalui suatu
sistem tertentu sehingga anggota dalam organisasi memiliki semangat
dalam mencapai tujuan yang besar dan transenden.
Aspek kedua adalah peran pemimpin dalam menggalang seluruh
elemen yang ada dalam organisasi untuk dapat mendukung tercapainya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
visi dan misi organisasi. Pemimpin harus dapat merangkul dan
menyatukan sitem, nilai, dan seluruh operasional dalam organisasi untuk
dapat bekerja sama mencapai tujuan. Selain itu, pemimpin harus dapat
memastikan bahwa anggota dapat mengerti dengan benar setiap peran dan
posisinya (Covey dalam Wirjana & Susilo, 2005).
Aspek yang ketiga yaitu peran pemimpin berkaitan dengan
pemberdayaan. Dalam hal ini, pemimpin harus mampu melihat sumber-
sumber potensi yang ada dalam organisasi. sumber potensi yang utama
adalah anggota organisasi. Setiap orang dalam organisasi pasti memiliki
talenta masing-masing. Pemimpin harus dapat memahami kemampuan
setiap orang dan mengembangkannya sehingga satu-sama lain dapat
bekerja sama serta menciptakan sinergi dalam mendukung pencapaian
tujuan (Covey, dalam Wirjana & Susilo, 2005).
Pemimpin yang efektif dan dapat memahami perannya dengan
baik sangat dibutuhkan saat ini. Para anggota dan pengikut memiliki
harapan yang tinggi kepada pemimpin sebagai orang yang dianggap
mampu membawa organisasi dan anggotanya mencapai tujuan. Rosabeth
Moss Kanter menuliskan keterampilan kekal dalam pemimpin perubahan
dalam majalah Leader to Leader ( dalam Wirjana & Supardo, 2005). Pada
Zaman sekarang yang sangat dibutuhkan adalah pemimpin yang mampu
membawa perubahan bagi kebaikan masyarakat dan bangsa. Seperti yang
pernah dipopulerkan pada tahun 1980-an di kalangan organisasi sosial
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
kemasyarakatan disebut sebagai “agen perubahan” ( dalam Wirjana &
Supardo, 2005).
Pemimpin sebagai “agen perubahan” merupakan tantangan zaman
ini. Pada zaman millennium baru, pemimpin merupakan seorang yang
dapat menciptakan kultur dan sistem organisasi yang didasarkan pada
prinsip-prinsip. Menciptakan kultur yang demikian adalah tantangan besar
baik di perusahaan, pemerintahan, organisasi atau di manapun. Pemimpin
semacam ini hanya dapat dicapai oleh pemimpin-pemimpin yang memiliki
keberanian, visi, serta kerendahan hati untuk selalu belajar dan tumbuh (
Covey dalam Wirjana & Supardo, 2005).
Dapat dilihat dari pengertian di atas bahwa dalam proses
kepemimpinan dibutuhkan seorang pemimpin sebagai contoh dan kunci
dalam penentu arah. Pemimpin juga perlu memberi arahan dan bimbingan
bagi orang yang dipimpinnya untuk mencapai tujuan. Dalam hal ini,
masyarakat dan bangsa membutuhkan pemimpin yang mengerti akan
kebutuhan mereka dan dapat memberdayakan serta memberi motivasi
kepada seluruh anggota dalam mencapai tujuan.
Beberapa penjelasan tersebut menggambarkan bahwa
kepemimpinan dan pemimpin adalah hal yang tidak dapat dipisahkan.
Pemimpin merupakan seorang yang dipercayakan untuk memimpin suatu
organisasi sedangkan kepemimpinan adalah proses yang dijalankan oleh
pemimpin. Seorang pemimpin dituntut untuk memiliki sejumlah
keterampilan dalam kepemimpinan, seperti penentu arah, pemberdaya,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
mampu berkomunikasi, dapat memberikan motivasi juga mampu
memimpin diri sendiri. Keterampilan dan kemampuan inilah yang
digunakan dalam proses untuk mengarahkan dan memotivasi seluruh
anggota dalam mencapai visi dan misi organisasi.
B. Kepemimpinan Anak Muda dan Ormas Mahasiswa
1. Anak Muda
Anak muda selalu dikaitkan dengan generasi yang diharapkan
dapat melanjutkan proses zaman di masa depan dengan lebih baik. Hal ini
dikarenakan usia mereka yang masih muda dan dapat menggantikan
generasi sebelumnya. Levinson (dalam Santrock, 2002) menyatakan bahwa
proses menuju kedewasaan merupakan proses yang amat panjang dan
biasanya periode ini berawal pada usia 17 tahun dan berakhir pada usia 33
tahun. Pada masa ini banyak sekali perubahan-perubahan yang terjadi pada
anak muda menuju proses kedewasaan penuh.
Dalam tulisan mengenai anak muda, Handayani (2009)
menyebutkan bahwa kategori anak muda atau “youth” secara popular
digunakan merujuk pada orang yang berumur antara 16-25 tahun. Istilah
youth muncul pertama kali pada periode tahun 1950-an dan 1960-an di USA
dan Inggris terutama terkait dengan tindakan kriminal yang dianggap
melekat pada anak muda. Pada masa itu, anak muda bergabung dalam
bentuk kelompok geng dan anak muda dianggap belum mampu bertanggung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
jawab atas tindakannya, masih belum matang pemikirannya dan emosinya
pun masih labil.
Sementara menurut Piaget, tahapan usia anak muda mulai
memiliki pemikiran logis (lihat Santrock, 2002). Selain berpikir logis, anak
muda juga lebih berpikir idealistis (Kuhn dalam Santrock, 2002). Anak
muda mulai berpikir seperti para ilmuwan, menyusun rencana, dan mencari
solusi atas sebuah masalah. Perkembangan berpikir seperti ini juga disebut
dengan penalaran deduktif hipotesis dimana anak muda memiliki
kemampuan untuk mengembangkan hipotesis dan menemukan cara-cara
terbaik dalam hal pemecahan masalah. Pada tahap pemikiran ini, anak muda
juga dapat berpikir secara lebih sistematis dalam memandang suatu hal dan
menarik kesimpulan.
Di sisi lain, ahli sosiologi Kenneth Kenniston menyebutkan bahwa
masa muda (youth) merupakan periode transisi antara masa remaja dan
masa dewasa. Selain itu, pada masa ini pribadi anak muda masih bersifat
sementara dan merupakan perpanjangan dari kondisi ekonomi. Namun, anak
muda sendiri berbeda dengan masa remaja. Pada masa muda terdapat usaha
dan perjuangan membangun pribadi yang mandiri dan terlibat secara sosial
sedangkan pada remaja merupakan masa mendefinisikan dirinya. Dalam hal
ini ciri dominan yang dilekatkan pada kategori anak muda adalah memiliki
kemampuan atau kemandirian ekonomi dan kemandirian dalam hal
mengambil keputusan (dalam Santrock, 2002).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Sementara itu, kategori anak muda di Indonesia seperti yang diatur
dalam Undang-Undang No. 40 tahun 2009 (dalam Bappenas) adalah anak
muda yang masuk dalam kategori umur 16-30 tahun. Di sisi lain, dalam
pengertian budaya Jawa di Indonesia, seseorang dapat dikatakan dewasa
ketika sudah menikah, sedangkan orang yang belum menikah tidak pernah
dianggap dewasa yang disebut juga “durung jawa” yaitu belum bisa
mengendalikan diri, belum bisa menempatkan diri di ruang sosial
(Handayani, 2009).
Pada perkembangannya, masa anak muda adalah masa yang penuh
dinamika. Dinamika anak muda di Indonesia digambarkan semenjak tahun
1940an. Pada masa ini, anak muda dilibatkan dan dituntut untuk ikut
membela tanah air. Berikutnya, pada tahun 1960an saat kondisi sosial dan
politik Indonesia belum stabil, anak muda digambarkan dalam sosok Soe
Hok Gie dan teman-teman dengan kehidupan pecinta alamnya. Selain itu,
mereka juga menikmati kesenian-kesenian tradisional, menghadiri pesta
serta menonton dan menganalisa film (Handayani, 2005).
Selanjutnya, pada tahun 1970-an dimana kondisi ekonomi, sosial,
dan politik Indonesia mulai stabil, kehidupan anak muda digambarkan
dengan adanya group band dan film. Pada masa 1980an sampai 1990an,
perkembangan anak muda digambarkan dengan film-film bertemakan
roman picisan dan cerita-cerita percintaan yang cengeng di mana anak muda
adalah masa-masa indah yang penuh cinta (Handayani, 2009).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Perkembangan anak muda pada tahun 1990an kembali pada
gambaran pergerakan mahasiswa. Mahasiswa terlibat dalam situasi politik
dan kembali menjadi pemeran utama dalam perubahan besar politik bangsa
Indonesia. Mahasiswa dalam hal ini masuk dalam kategori masa dewasa
awal, yaitu 18-40 tahun yang mempunyai tugas perkembangan penyesuaian
pribadi dalam berhubungan dengan dunia dan diperlukan kemampuan
menjalin hubungan dengan orang lain, kemampuan sosial, pekerjaan, dan
keluarga (Hurlock, 1999). Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor XXX/ 1990 tentang pendidikan tinggi disebutkan pada Bab I, pasal
1 (6) mendefinisikan mahasiswa sebagai anggota masyarakat yang berusaha
mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur, jenjang, dan
jenis pendidikan tertentu.
Oleh karena itu, mahasiswa dikategorikan sebagai kaum intelektual
dengan ciri khas tertentu (Shill dalam Widyanto, 2010). Arbi Sanit
menyebutkan bahwa sebagai kaum intelektual, mahasiswa memiliki fungsi
dalam membina keberdayaan bersama, mempengaruhi perubahan sosial dan
memainkan peran politik. Sanit berpendapat bahwa terdapat empat faktor
pendorong mahasiswa berperan dalam kehidupan politik. Pertama adalah
mahasiswa merupakan kelompok masyarakat yang mempunyai kesempatan
memperoleh pendidikan terbaik.
Setelah itu, faktor yang kedua adalah mahasiswa adalah bagian dari
kelompok masyarakat yang mengalami proses pendidikan di bangku
sekolah paling lama sampai di universitas sehingga mengalami proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
sosialisasi politik terpanjang dari pada anak muda lainnya. Faktor ketiga
adalah adanya pengalaman kehidupan kampus yang beragam dari berbagai
latar belakang yang membentuk gaya hidup tertentu pada mahasiswa. Selain
itu, faktor terakhir mahasiswa memasuki peran politik adalah pada akhirnya,
kelompok mahasiswa ini yang akan masuk dalam lapisan struktur
kekuasaan, struktur perekonomian, dan elit politik (dalam Widyanto, 2010).
Jika pada masa 1990an, kehidupan anak muda ini telah bercampur
antara gaya hidup dan politik, maka pada tahun 2000an, anak muda
digambarkan sebagai komunitas yang modern dan fun. Berbagai fasilitas
modern ditawarkan pada anak muda. Pada masa ini, anak muda juga
meletakkan pekerjaan hanya sebagai hobi (Handayani, 2009).
Mengenai anak muda ini secara sosial sering dipersepsikan sebagai
seorang yang belum dapat mandiri. Di Indonesia sendiri seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya bahwa seseorang yang belum menikah masih
merupakan tanggung jawab orangtua (Handayani, 2009). Sejalan dengan
pandangan di Indonesia, Kurth dan Schai (1988) menyebutkan bahwa saat
ini anak muda dipersepsikan sebagai posisi tengah di mana anak muda baru
belajar menjadi masyarakat dewasa, tidak berkompeten dan tidak sempurna
sehingga memerlukan panduan orang dewasa. Hal inilah yang dianggap
sebagai kesalahan pandangan meremehkan anak muda. Penelitian Toffler
(dalam Kurth dan Schai,1988) menyebutkan bahwa persepsi orang dewasa
yang ada atas anak muda ini dipandang sebagai hambatan utama yang
membatasi kemampuan anak muda untuk berkontribusi. Pada kenyataannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
anak muda juga memiliki kemampuan dan potensi yang besar bahkan dapat
berperan sebagai penentu utama perubahan suatu bangsa.
Menyadari anak muda sebagai generasi harapan bangsa dan
diharapkan sebagai pemimpin kelak inilah perlu adanya perhatian yang
lebih. Di Indonesia sendiri, wacana mengenai pentingnya pembinaan anak
muda telah disadari terutama dalam hal pendampingan dan pemimbanaan
kepemimpinan anak muda. Mengenai pembinaan kepemimpinan anak muda
termasuk di dalamnya mahasiswa ini dilandasi beberapa hal, yaitu landasan
ideologi dan konstitusional, landasan kultural, landasan strategis, dan
landasan operasional (Kartono, 2010).
Landasan ideologi dan konstitusional meliputi 2 hal yaitu landasan
ideologi dan landasan konstitusional. Landasan Ideologi didasarkan pada
Pancasila, sedangkan Landasan Konstitusinal didasarkan pada Undang-
Undang Dasar 1945 sebagai dasar dari hukum tertulis tertinggi di Indonesia
(Kartono, 2010). Landasan Kultural merupakan cerminan dari kebersamaan,
sikap kekeluargaan serta gotong royong. Nilai-nilai luhur bangsa ini harus
melandasi cara pandang dan perilaku pemimpin.
Di samping itu, Landasan Strategis yang ditetapkan pada Garis-
Garis Besar Haluan Negara menekankan pada pengembangan generasi
muda untuk mempersiapkan kader penerus perjuangan bangsa diberi bekal
keterampilan, kepemimpinan, patriotisme, dan kemampuan lainnya dalam
situasi yang sehat dan perlu dilibatkan dalam proses pelaksanaan
pembangunan nasional. Pengembangan wadah pembinaan generasi muda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
seperti sekolah, organisasi perlu ditingkatkan sarananya untuk
pengembangan potensi kepemudaan (Kartono, 2010). Sedangkan landasan
keempat, yaitu landasan operasional yang didasarkan pada keputusan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0323/1978 tentang Pola Dasar
Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda memberikan pengertian dan
arahan pembinaan. Selain itu, Keputusan Presiden No. 23 Tahun 1979
tentang Badan Koordinasi Penyelenggaraan Pembinaan dan Pengembangan
Generasi Muda juga merupakan bentuk dukungan terhadap penyelenggaraan
pengembangan generasi muda (Kartono, 2010).
Anak muda dalam perkembangannya memiliki tugas yang banyak,
diantaranya adalah harus mampu mengidentifikasi dirinya, menempatkan
dirinya dan kemampuan berpikir sistematis dan logis serta memiliki
kemampuan berkomunikasi yang baik. Namun, tuntutan yang dibebankan
kepada anak muda saat ini belum selaras dengan pandangan mengenai anak
muda yang masih dibatasi oleh boleh dan tidaknya anak muda dalam
melakukan sesuatu atau terlibat dalam situasi tertentu.
Di sisi lain, perlu adanya pengembangan pemahaman bahwa anak
muda adalah generasi yang perlu diperhatikan, dibimbing dan diberi banyak
kesempatan. Kemajuan suatu bangsa ada di tangan generasi muda,
khususnya mahasiswa yang sedang menuntut ilmu pengetahuan dan
teknologi. Para mahasiswa aktivis dan pemimpin-pemimpin mahasiswa
merupakan kekuatan sosial, kekuatan moral, dan kekuatan politik baik di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
negara-negara maju maupun di negara yang sedang berkembang (Kartono,
2010).
2. Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) Mahasiswa
Organisasi berasal dari kata Yunani yaitu “ organon” yang berarti
alat (Anwar, 2002). Sementara itu, Monney (dalam Supardi & Anwar, 2002)
menyebutkan bahwa organisasi merupakan suatu bentuk kerja sama
manusia untuk mencapai tujuan bersama. Bentuk kerja sama dalam
organisasi membutuhkan koordinasi yang terencana dari segala komponen
yang ada di dalamnya sebagai bentuk usaha dalam mencapai tujuan bersama
yang dijalankan melalui pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab
(Schein 1980).
Mempertegas gagasan di atas, Chaplin (2005) juga mendefinisikan
organisasi sebagai suatu struktur dan pengelompokkan yang terdiri dari unit-
unit yang berfungsi saling berkaitan dan bekerja sehingga membentuk suatu
kesatuan yang terpadu. Dapat disimpulkan bahwa organisasi itu sendiri
merupakan suatu struktur yang terorganisir dan terpadu dari segala unsur
atau sistem yang ada di dalamnya guna mencapai tujuan bersama. Dalam
hal ini, Supardi dan Anwar (2002) melihat organisasi dari beberapa sudut
pandang, yaitu, organisasi sebagai suatu wadah, organisasi sebagai suatu
proses, dan organisasi sebagai suatu sistem.
Sebagai suatu wadah, organisasi bersifat relatif tetap, karena
merupakan tempat dimana setiap kegiatan dijalankan. Adanya perubahan
dalam organisasi biasanya berupa perubahan-perubahan tugas, tanggung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
jawab dan peran dalam organisasi tersebut. Di sisi lain, organisasi sebagai
suatu proses memiliki makna bahwa dalam organisasi terdapat proses
interaksi antar anggota yang tergabung dalam organisasi tersebut. Sebagai
suatu proses, organisasi lebih dinamis. Berbagai macam hubungan maupun
interaksi yang ada dalam organisasi, diantaranya hubungan formal yang
menunjukkan adanya sifat resmi dari pola hubungan itu sendiri dan biasanya
juga diarahkan oleh pimpinan, hubungan Informal yang bersifat lebih bebas,
tidak resmi dalam stukrtur organisasi. Biasanya anggota dalam organisasi
membentuk pola kerjasama dalam jangka pendek maupun jangka panjang
yang tidak diatur dalam sistem serta berfungsi sebagai sarana komunikasi
dan memelihara perasaan akan keutuhan pribadi (Supardi & Anwar, 2002).
Berikutnya adalah organisasi sebagai suatu sistem. Organisasi
dipandang sebagai suatu sistem karena di dalamnya terdapat sistem sosial
sebagai sistem hubungan antar sesama manusia dengan lingkungannya. Di
samping itu organisasi juga memiliki sistem fungsional yaitu ikatan kerja
atau koordinasi segala fungsi dalam organisasi secara integral sehingga
dapat mencapai tujuan bersama serta sistem komunikasi sebagai sarana
informasi bagi organisasi untuk selalu hidup dan berkembang (Supardi &
Anwar, 2002).
Dari uraian tersebut, dapat dilihat bahwa organisasi tersebut
mengandung unsur interaksi antar anggota secara berkesinambungan untuk
bersama-sama bekerja mencapai visi dan tujuan organisasi. Sama halnya
dengan organisasi pada umumnya, organisasi kemasyarakatan (ormas)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
dalam pembukaan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1985 tentang
Organisasi Kemasyarakatan pada huruf b bahwa Organisasi
Kemasyarakatan merupakan sarana untuk menyalurkan pendapat dan
pikiran bagi anggota masyarakat Warganegara Republik Indonesia. Di
samping itu, organisasi kemasyarakatan mempunyai peranan yang sangat
penting dalam meningkatkan keikutsertaan secara aktif seluruh lapisan
masyarakat dalam mewujudkan masyarakat Pancasila berdasarkan Undang-
Undang Dasar 1945 dalam rangka menjamin pemantapan persatuan dan
kesatuan bangsa, menjamin keberhasilan pembangunan nasional sebagai
pengamalan Pancasila, dan sekaligus menjamin tercapainya tujuan nasional.
Begitu juga dengan ormas mahasiswa. Ormas mahasiswa atau yang
dikenal dengan organisasi sosial kemasyarakatan mahasiswa ialah wadah
perjuangan mahasiswa dalam mengisi kemerdekaan. Dalam ormas
mahasiswa ini biasanya ditanamkan nilai-nilai kebangsaan dan
keberpihakan terhadap rakyat.
Ormas mahasiswa juga biasa dikenal sebagai organisasi kader.
Ormas mahasiswa disebut organisasi kader karena bertujuan untuk
menyiapkan anggotanya menjadi calon pemimpin dengan sistem yang
teratur secara berkesinambungan (Parwadi, 2006). Di samping itu, ormas
mahasiswa memiliki fungsi sebagai kontrol sosial terhadap ketimpangan
kebijakan yang merugikan masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Penjelasan mengenai organisasi di atas memberi gambaran bahwa
organisasi merupakan sarana atau alat untuk berkumpul dan berinteraksi
dalam mencapai tujuan bersama. Ormas mahasiswa dalam hal ini lebih
ditekankan kepada sarana mahasiswa untuk ikut terlibat dalam usaha
mengisi kemerdekaan dan pembangunan bangsa.
3. Kepemimpinan Mahasiswa Dalam Ormas Mahasiswa
Kepemimpinan mahasiswa seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya merupakan hal yang penting, khususnya dalam hal
pembangunan Bangsa dan Negara. Di Indonesia, dalam kurun waktu satu
abad telah membuktikan keterlibatan mahasiswa dalam kepemimpinan yang
dapat dikatakan memegang peran sentral dalam sejarah Bangsa. Peran
mahasiswa ini dimulai dari berdirinya organisasi Budi Utomo pada tahun
1908 yang kemudian dimaknai sebagai awal dari Kebangkitan Nasional.
Selanjutnya pada tahun 1928 ditandai dengan bersatunya pemuda
membentuk pemahaman bersama sebagai suatu bangsa dengan Sumpah
Pemuda. Proses Proklamasi 1945 juga tidak terlepas dari peran aktif pemuda
dan mahasiswa yang mengusahakannya.
Dalam era pasca kemerdekaan disebut dengan istilah Era Orde
Lama, semangat kepemimpinan di kalangan mahasiswa tidak luntur. Pada
saat itu justru para mahasiswa sangat besar pengaruhnya dalam perubahan
rakyat. Gerakan mahasiswa 1966 yang dipelopori oleh Himpunan
Mahasiswa Universitas mampu menggulirkan rezim Orde Lama pada Rezim
Orde Baru. Selain itu, peran kepemimpinan mahasiswa yang tidak kalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
hebat yaitu keberhasilan menjatuhkan Rezim Orde Baru yang selama 32
tahun berkuasa dan dipandang tidak relevan lagi dalam pembangunan
Bangsa ke Era Reformasi yang dikenal dengan Gerakan Reformasi pada
tahun 1998.
Dalam hal ini, pada banyak “peristiwa pembebasan” mahasiswa
tampil memimpin dan menjadi motor penggerak. Pada setiap peristiwa ini
tentunya tidak sedikit tenaga dan pikiran yang dikorbankan bahkan
menanggung resiko kehilangan nyawa, namun dari sinilah justru muncul
tokoh-tokoh mahasiswa sebagai pemimpin (Kartono, 2010).
Fenomena-fenomena ini tentunya bukan tanpa makna. Bila dilihat
dengan seksama dari sejarah perjuangan ini dapat dilihat ciri perjuangan
bangsa. Ciri yang pertama menunjukkan bahwa yang berusia muda selalu
tampil menonjol dari setiap tahap perjuangan Bangsa. Hal ini menunjukkan
peran pemuda dan mahasiswa sebagai pembaharu. Di samping itu,
perjuangan bangsa yang bersifat situasional menjadi ciri yang kedua. Hal ini
dipengaruhi dari kemampuan pemimpin dalam mengenali tantangan dan
peluang pada masa itu dan kemampuan mengenali dan memunculkan
potensi bangsa serta menggunakannya sebagai daya perjuangan (Batubara,
2008).
Ciri perjuangan yang ketiga bahwa untuk dapat berjuang dan
membangun secara efektif diperlukan ideologi yang dikembangkan. Dalam
hal ini perlu adanya hasrat untuk mewujudkan suatu cita-cita yang luhur
sesuai aspirasi Bangsa, yaitu termuat dalam Pancasila dan UUD 1945.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Selain itu, dalam ciri yang keempat, perjuangan yang total, tuntas, dan
berkesinambungan selalu digambarkan dalam setiap gerakan mahasiswa
tersebut. Tidak ada perjuangan yang dapat berhasil dengan usaha setengah-
setengah. Di samping itu, dari perjuangan dapat disimpulkan bahwa bangsa
Indonesia memiliki ciri dan kemampuan dapat memperbaharui diri sehingga
mampu menyesuaikan setiap cara perjuangan dan pembangunannya
(Batubara, 2008).
Melalui berbagai peristiwa tersebut, dapat dilihat bahwa
kepeloporan pemuda dan mahasiswa selalu menjadi tonggak perubahan.
Kemampuan memimpin mahasiswa ini melampaui tantangan zaman pada
saat itu. Hal ini disebabkan adanya kesadaran untuk terlibat dalam
penyelesaian masalah-masalah yang dihadapi bangsa dan pembangunan
bangsa. Namun, kepemimpinan dan perjuangan mahasiswa seperti pada
beberapa tahun tersebut tampaknya belum muncul pada jiwa mahasiswa saat
ini.
Dewasa ini, sebagian mahasiswa cenderung apatis dengan
organisasi dan kepemimpinan. Di samping itu, hanya sebagian kecil
mahasiswa yang tertarik dan terlibat dalam persoalan kebangsaan dan
kemasyarakatan. Di sisi lain, kepemimpinan dari kalangan pemuda dan
mahasiswa sangat dibutuhkan. Palar Batubara (dalam Hasibuan, 2008)
mneyebutkan bahwa regenerasi kepemimpinan sangat mendesak bagi
Indonesia yang semakin menghadapi tantangan strategis nasional, regional,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
dan global. Kebutuhan akan pemimpin pada situasi krisis kepemimpinan
saat ini sangat membutuhkan regenerasi dan kaderisasi (Hasibuan, 2008).
Kaderisasi atau pembinaan calon pemimpin ini bertujuan untuk
mendapat tenaga pemimpin. Tugas pembinaan ini salah satunya melibatkan
organisasi-organisasi masyarakat atau sosial yang menyelenggarakan
bermacam-macam kegiatan kemasyarakatan selain pemerintah dan partai
politik (Kartono, 2010).
Proses keorganisasian mahasiswa, khususnya ormas-ormas
mahasiswa (HMI, PMKRI, PMII, GMKI, dan GMNI) dalam dinamikanya
dapat memberi pengalaman dan menumbuhkan cita-cita untuk dapat berbuat
dan bertindak lebih baik, lebih bermanfaat, dan lebih mantap untuk
menghadapi tantangan masa depan serta memanfaatkan peluang yang
terbuka. Pembinaan seperti ini perlu untuk memupuk dan memperlihatkan
kepedulian para mahasiswa akan masa depan bangsa dan negara Indonesia
(Batubara, 2010).
Mahasiswa sebagai kelompok masyarakat yang memiliki
kesempatan mengemban pendidikan ini diharapkan dapat memanfaatkan
wadah ekstrakurikuler seperti ormas mahasiswa ini sehingga mendapatkan
semangat kepeloporan mahasiswa kembali, memberikan kontribusi
maksimal dan berkelanjutan dalam pembangunan nasional di masa depan
dengan nilai Bhineka Tunggal Ika (Batubara, 2010). Dengan demikian
mahasiswa sebagai kader bangsa yang dilahirkan dari proses yang teratur
dan konsisten serta memiliki penegetahuan dan nilai-nilai kebangsaan dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
menjadi pemimpin bangsa yang memahami setiap tantangan dan persoalan
yang dihadapi dalam masyarakat.
Dari uraian tersebut terlihat bahwa pada setiap zaman dan
perubahan, mahasiswa dapat tampil sebagai “agen of change” atau pelaku
perubahan. Hal ini dapat dilihat dari perjuangan mahasiswa pada setiap era
dan dinamika bangsa sejak era kebangkitan anak muda pertama tahun 1908,
tahun 1928, tahun 1945 pada zaman merebut kemerdekaan, tahun 1966 pada
masa orde lama, dan tahun 1998 saat menumbangkan orde baru menuju
orde reformasi. Hal ini menunjukkan bahwa anak muda termasuk
mahasiswa memiliki potensi dan memegang peranan penting dalam
dinamika bangsa.
Pada bagian ini menunjukkan bahwa anak muda sering disebut
sebagai penerus bangsa. Di samping tuntutan perkembangan yang harus
dilalui, berupa tahap perkembangan pemikiran, kemandirian, dan
identifikasi diri, tuntutan dari sosial dan masyarakat pun perlu diperhatikan
oleh anak muda ini. Keseluruhan tugas anak muda ini sudah seharusnya
disertai dukungan dari orang yang lebih dewasa atau bimbingan dari
generasi sebelumnya. Salah satu sarana yang dapat membantu anak muda
dalam berkembang adalah organisasi. sepeti yang dipahami, organisasi
merupakan sarana untuk proses belajar dan berinteraksi, merumuskan visi
bersama dan bekerja sama mencapai tujuan. Pada mahasiswa, sarana ini
dikhususkan dalam ormas mahasiswa yang secara lebih spesifik digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
sebagai sarana mahasiswa untuk berkumpul dan menempatkan fungsi
mahasiswa sebagai kaum terdidik yang ikut serta dalam pembangunan
Nasional.
C. Pengalaman Kepemimpinan Mahasiswa Pada Ormas Mahasiswa
Pengalaman dipahami sebagai sesuatu yang dialami oleh seseorang
dalam situasi tertentu maupun proses kehidupannya. Melalui pengalaman ini
nantinya akan terlihat pandangan dan pemahaman seseorang tentang sesuatu
yang dialami. Selain itu, data pengalaman seseorang juga dapat
menggambarkan tentang pandangan hidup, cita-cita, sikap, kebiasaan, harapan
serta perasaan seseorang terhadap sesuatu hal ( Kriyantono, 2006).
Dalam penelitian ini akan melihat pengalaman kepemimpinan
mahasiswa pada ormas mahasiswa saat ini, secara khusus pengalaman
mahasiswa dalam memimpin ormas mahasiswa. Moleong (2011) menyebutkan
bahwa penelitian kualitatif bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa
yang dialami oleh informan sebagai subjek penelitian yang meliputi perilaku,
persepsi, motivasi, tindakan. Oleh sebab itu, penelitian ini akan lebih
mengeksplorasi pengalaman subjektif dan mendalam dari informan meliputi
perilaku, perasaan, dan nilai atau pemikiran yang dimiliki informan sebagai
seorang pemimpin maupun pengurus dalam ormas mahasiswa serta bagaimana
mahasiswa tersebut mengalaminya pada masa ini.
Selain itu, dalam penelitian ini juga akan mendekripsikan hal-hal apa
saja yang pernah dialami dan menarik makna atas pengalaman tersebut.
Dengan melihat pengalaman ini juga diharapkan dapat mengetahui setiap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
dinamika dan tantangan yang muncul dalam pengalaman memimpin di ormas
mahasiswa pada zaman ini. Oleh karena itu, sebagai rumusan masalah dalam
penelitian ini peneliti ingin melihat bagaimana pengalaman kepemimpinan
mahasiswa pada ormas mahasiswa?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian Kualitatif
Penelitian dengan menggunakan metodologi kualitatif merupakan
proses penelitian yang menghasilkan data-data deskriptif berupa perilaku yang
dapat diamati dan kata-kata tertulis maupun lisan dari subjek secara menyeluruh
(Bogdan dan Taylor dalam Moleong, 2011). Adapun dalam penelitian ini,
peneliti lebih menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi.
Pendekatan fenomenologi digunakan untuk menjelaskan makna dari
pengalaman-pengalaman individu mengenai konsep atau fenomena (Creswell,
2007). Pendekatan fenomenologi juga bertujuan mengungkap pengalaman
informan melalui pemaknaan realitas yang djumpai (Husserl dalam Widiyanto,
2007). Data akan diperoleh dari orang-orang yang mengalami fenomena atau
pengalaman tertentu kemudian dikembangkan deskripsi gabungan dari esensi
pengalaman semua individu. Penulis menggunakan pendekatan ini karena ingin
menggambarkan dinamika pengalaman dari mahasiswa saat menjadi anggota
organisasi kemahasiswaan dan memerankan fungsi kepemimpinan sehingga
mengembangkan karakter kepemimpinan.
B. Batasan Istilah
Pengalaman kepemimpinan mahasiswa yang mengikuti organisasi
kemasyarakatan mahasiswa dalam penelitian ini, akan mengungkap esensi dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
pengalaman-pengalaman memimpin pada mahasiswa yang menjadi anggota
ormas mahasiswa. Hal ini terkait dengan bagaimana memahami keterlibatan
dalam proses kaderisasi (nilai) pada ormas mahasiswa serta apa yang dilakukan
(perilaku) dan dirasakan mahasiswa (perasaan) tersebut ketika menjadi
pemimpin maupun pengurus dalam ormas mahasiswa. Berdasarkan hal yang
akan diungkap tersebut, maka digunakan beberapa panduan pertanyaan sebagai
berikut.
C. Subjek Penelitian
Penelitian kualitatif berupaya memahami sudut pandang dan konteks
subjek penelitian secara mendalam sesuai dengan permasalahan penelitian
(Poerwandari, 2005). Oleh karena itu, peneliti memilih informan secara
purposive dalam pengambilan data, yaitu pemilihan informan dengan kriteria
tertentu yang telah disusun sebelumnya oleh peneliti. Beberapa kriteria yang
ditetapkan peneliti antara lain :
1. Mahasiswa yang terlibat dan menjadi anggota organisasi
kemasyarakatan mahasiswa, khususnya anggota yang menjadi
ketua atau pengurus maupun mantan pengurus. Pemilihan subjek
dengan kategori ini dimaksudkan karena peneliti ingin melihat
pengalaman memimpin pada mahasiswa sehingga dapat
mengetahui tantangan dan hambatan apa saja yang dialami serta
hasil yang didapat dalam proses kepemimpinan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
2. Ormas mahasiswa yang digunakan dalam penelitian ini adalah
PMKRI, HMI, dan GMKI. Pemilihan ini didasarkan karena ormas
mahasiswa yang tergabung dalam Cipayung merupakan salah satu
ormas mahasiswa yang tertua dan diakui secara resmi oleh
pemerintah dan institusi agama masing-masing. Selain itu ormas
mahasiswa ini dari sejak berdirinya sampai sekarang tetap hidup
dan melakukan proses kaderisasi secara berkesinambungan.
Peneliti memilih tiga ormas dari lima ormas yang bergabung dalam
Cipayung karena ketua maupun pengurus dari ormas mahasiswa
lain, yaitu GMNI dan PMII belum dapat terlibat disebabkan oleh
dinamika internal organisasi.
Selain dari kriteria tersebut, alasan pemilihan informan adalah alasan
praktis, yaitu peneliti cukup familiar dengan subjek dan sering berinteraksi.
Di samping itu, dalam penelitian ini, peneliti hanya menggunakan 3 orang
informan. Hal ini disebabkan peneliti masih belajar sehingga belum cukup
profesional melakukan penelitian dengan subjek yang lebih banyak (Smith,
2008). Sedangkan alasan pemilihan tempat di daerah Yogyakarta adalah
untuk memudahkan akses peneliti dalam melakukan penelitian.
D. Teknik Pengumpulan Data
Seperti yang telah diinginkan penulis bahwa akan menggunakan
metode fenomenologis dengan mengekplorasikan pengalaman dari subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
sendiri, maka peneliti menggunakan metode wawancara dalam pengambilan
data. Dalam menggunakan metode wawancara, akan memudahkan peneliti
melakukan probing sehingga dapat menghasilkan data yang lebih mendalam
(Kahn & Cannel dalam Downs, Smeyak, & Martin, 1980).
Wawancara dalam penelitian ini merupakan wawancara semi
terstruktur dengan mengggunakan media recorder. Wawancara semi
terstruktur merupakan wawancara yang memiliki guide line atau kerangka
pertanyaan, namun penulis dapat melakukan probing sehingga dapat bertanya
di luar kerangka pertanyaan sejauh hal tersebut relevan dengan tema
penelitian dan data yang dibutuhkan. Jenis pertanyaan wawancara dalam
penelitian ini ada 3 (lihat Moleong, 2011), yaitu :
1. Pertanyaan yang berkaitan dengan nilai
Pertanyaan ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman
atau interpretasi serta refleksi seseorang dalam mengalami
sesuatu hal.
2. Pertanyaan yang berkaitan dengan perilaku
Pertanyaan ini bertujuan untuk mengungkap
pengalaman, hal-hal apa saja yang telah dilakukan, tindakan,
dan kegiatan yang dapat diamati.
3. Pertanyaan yang berkaitan dengan perasaan
Pertanyaan ini bertujuan untuk mengetahui pengalaman
seseorang dari sisi emosi dan refleksi ketika mengalami
pengalaman tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Tabel 2.
Guide Interview
PertanyaanPemahaman dalam proses kaderisasi pada ormas mahasiswa
1. Bagaimana pengalaman Anda terlibat dalam proses kaderisasi diorganisasi?
2. Mengapa Anda memutuskan menjadi pemimpin atau pengurusdalam ormas mahasiswa ini?
3. Nilai apa yang Anda dapatkan dalam proses memimpin dalamormas mahasiswa?
4. Pengalaman atau hal apa yang membuat Anda bertahan dalamorganisasi ini?
5. Menurut Anda, sejauh mana peran organisasi ini dalamperkembangan kaderisasi dan kepemimpinan?
Hal-hal yang dilakukan sebagai pemimpin6. Bagaimana pengalaman Anda berinteraksi dalam organisasi dan
kepengurusan?7. Bagaimana bentuk-bentuk interaksi yang Anda terapkan selama
memimpin?8. Bagaimana pengalaman yang Anda dapatkan dalam memimpin?
Perasaan sebagai pemimpin9. Bagaimana perasaan Anda terhadap proses kaderisasi di
organisasi?10. Bagaimana perasaan Anda ketika diberi tanggung jawab sebagai
pemimpin atau pengurus dalam organisasi?11. Bagaimana perasaan Anda selama menjadi pemimpin dalam ormas
mahasiswa?
Di samping itu, metode wawancara yang digunakan bersifat terbuka.
Metode wawancara ini mengandaikan bahwa informan mengetahui bahwa
dirinya sedang diwawancarai serta mengetahui maksud dan tujuan wawancara
(Moleong, 2011).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Peneliti juga menggunakan dokumen dalam pengambilan data.
Dokumen yang digunakan terdiri dari dokumen resmi organisasi. Dokumen
merupakan bahan tertulis selain record (Guba dan Lincoln dalam Moleong,
2011). Dalam hal ini, peneliti menggunakan dokumen internal dari ormas
mahasiswa untuk mengetahui sejarah dan profil organisasi serta beberapa
sistem kaderisasi yang digunakan untuk melengkapi data dari hasil
wawancara.
E. Teknik Analisis dan Interpretasi Data
Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan teknik analisis data
agar didapat hasil penelitian. Proses analisis data biasanya dimulai dari melihat
seluruh data yang diperoleh dari berbagai sumber lalu mulai menyususun
kategori untuk menangkap tema tertentu. Teknik analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini mengacu pada langkah-langkah analisis Moustakas (1994),
sebagai berikut :
1. Peneliti menemukan bahwa masalah penelitian dapat ditelaah
dengan menggunakan pendekatan fenomenologi.
2. Mengidentifikasi fenomena berdasarkan hasil penelitian, mengenali
asumsi filosofi dari fenomenologi, mengkombinasikan antara
realitas dan pengalaman individu.
3. Mengumpulkan data dari individu dan melakukan verbatim data.
4. Membangun data dari pertanyaan dan jawaban pada verbatim serta
menganalisa data dan menemukan significant statement atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
pernyataan dan kalimat relevan yang berguna untuk memahami
bagaimana pengalaman informan tersebut. Proses ini disebut juga
dengan horizonalization. Kemudian peneliti membuat tema dari
pernyataan yang telah dipilih tersebut.
5. Tema dan pernyataan kemudian digunakan untuk mendeskripsikan
pengalaman dari informan. Deskripsi dari data masing-masing
informan ini dinamakan dengan textural description.
6. Mengkombinasikan keseluruhan data informan dan menulis
deskripsi dari apa yang dialami serta konteks dan kondisi yang
mempengaruhi bagaimana informan mengalami hal tersebut.
Proses ini dinamakan dengan structural description.
7. Peneliti menemukan makna dari pengalaman informan
F. Kredibilitas Penelitian
Dalam melihat kredibilitas hasil penelitian, peneliti menggunakan
strategi validitas komunikatif dan validitas argumentatif. Validitas komunikatif
dilakukan dengan mengkonfirmasi kembali data dan hasil analisis pada
informan (Sarantakos dalam Poerwandari, 2005). Dalam hal ini, pernyataan
dianggap dapat dipercaya apabila informan merasa temuan tersebut sesuai
dengan realitas yang dialaminya (Creswell, 2007; Afriani, 2009).
Selanjutnya, peneliti juga menggunakan validitas argumentatif untuk
melihat kredibilitas hasil penelitian. Validitas argumentatif dapat dicapai
apabila penulis dapat memberikan membuktikan kembali gambaran atas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
temuan-temuan penelitian serta kesimpulan dengan melihat data mentah
(Poerwandari, 2005). Dalam hal ini, peneliti telah melampirkan data mentah
yang dapat dibandingkan dengan hasil penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pandangan dan Peran Peneliti dalam Penelitian
Pemimpin adalah seorang yang sangat penting perannya bagi
kemajuan suatu organisasi. Biasanya menjadi seorang pemimpin tidak
semudah yang dibayangkan. Bagi peneliti, jika ingin menjadi pemimpin,
haruslah memiliki sejumlah kemampuan tertentu dan melewati suatu tahapan
yang panjang. Di samping itu, seorang pemimpin juga penting memiliki
motivasi dan mental sebagai pemimpin. Di sinilah letak perjuangan dan
pengorbanannya. Peneliti melihat bahwa semua proses perjuangan dan
pengorbanan serta perjalanan seseorang menjadi pemimpin inilah yang disebut
dengan kepemimpinan.
Lebih dari itu, peneliti memiliki pandangan bahwa pengalaman
menjadi pemimpin dan kepemimpinan bagi mahasiswa sangatlah penting. Hal
ini didasari dari pandangan dan refleksi peneliti bahwa mahasiswa adalah
tumpuan masa depan. Untuk itu diperlukan sebuah pengalaman yang lebih
ketika menjadi mahasiswa, sehingga dalam dunia kerja dan kehidupan
bermasyarakat, dapat menyumbangkan ide-ide yang cemerlang dan berperan
aktif dalam persoalan kemasyarakatan demi kemajuan bangsa.
Namun, berdasarkan pengamatan peneliti saat ini, tidak banyak
mahasiswa yang menyadari peran mereka tersebut. Cukup banyak mahasiswa
sekarang menilai bahwa tidak penting untuk mengambil peran-peran politik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
dalam masyarakat. Dalam hal ini peneliti memiliki pendapat bahwa peran-
peran politik ini erat kaitannya dengan peran pemimpin. Hal ini lebih
dirasakan dari pengalaman peneliti ketika mendapat kepercayaan untuk
menjadi ketua salah satu ormas mahasiswa. Pada saat-saat tertentu, misalnya
masa orientasi mahasiswa di kampus maupun masa rekrutmen organisasi,
tidak jarang mahasiswa apatis ketika ditanya pendapat mengenai politik. Para
mahasiswa setelah itu banyak yang berpendapat bahwa ormas selalu identik
dengan politik dan politik tidak baik diikuti. Hal inilah yang kemudian
menyurutkan minat mahasiswa untuk mengikuti secara khusus ormas
mahasiswa. Belum lagi mengenai kebiasaan mahasiswa sekarang yang
cenderung tidak mau repot dan sudah terlalu sibuk dengan kepentingan sendiri
sehingga menyurutkan keinginan untuk menjadi koordinator maupun
pemimpin.
Dalam hal ini, pengalaman peneliti sebagai ketua salah satu ormas
mahasiswa tersebut menambah pemahaman peneliti dalam berorganisasi dan
kepemimpinan. Peneliti juga semakin mendalami peran pemimpin dan
kepemimpinan dalam proses dan kegiatan di ormas kemahasiswaan tersebut.
Selanjutnya, ketika peneliti tergabung dalam ormas tersebut pada tahun-tahun
terakhir masa pendidikan, peneliti merasakan banyak manfaat dari proses
diskusi dan interaksi di internal organisasi maupun dengan organ yang sejenis.
Dalam berinteraksi, peneliti lebih memahami kondisi sosial yang
ada dalam masyarakat dan nilai-nilai perjuangan mahasiswa yang telah ada
sejak lama. Di samping itu peneliti semakin memahami arti pentingnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
menjadi mahasiswa, bukan hanya sekedar menjalani pendidikan dan lulus,
tetapi ada tugas yang utama setelah itu yaitu mempertahankan kemerdekaan
dan membawa perubahan serta kemajuan Bangsa. Tentu saja ini juga tidak
lepas dari karakter organisasi atau ormas yaitu sebagai organisasi kader dan
kontrol sosial. Oleh karena itu, diperlukan banyak proses dan pengalaman
untuk dapat memahami berbagai peran dalam masyarakat di kemudian hari,
khususnya pengalaman kepemimpinan.
B. Pelaksanaan Penelitian
1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
Seperti yang telah diterangkan sebelumnya, peneliti
memutuskan melakukan penelitian ini dikarenakan peneliti familiar
dengan topik ini dan sering melakukan kegiatan bersama organisasi
maupun informan dalam penelitian ini. Oleh adanya interaksi tersebut,
peneliti berharap bahwa penelitian ini nantinya tidak menemukan kesulitan
yang sangat berarti. Peneliti mengharapkan dalam penelitian ini dapat
mengungkap bagaimana pengalaman kepemimpinan dan karakter serta
kemampuan sebagai pemimpin yang ada dalam setiap pengalaman
tersebut. Oleh karena itu, peneliti memilih informan yang terdiri dari ketua
maupun anggota yang pernah menjadi pengurus dari ormas mahasiswa ini
agar lebih relevan dalam memberikan data pengalaman.
Begitu peneliti siap untuk melakukan penelitian ke lapangan,
peneliti melakukan pendekatan yang lebih mendalam dengan para
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
informan. Hal ini tidak begitu sulit karena adanya interaksi dan diskusi
antar organisasi sehingga penulis dapat lebih sering bertemu dan bertanya
mengenai organisasi informan. Setelah kurang lebih sebulan melakukan
pendekatan mendalam barulah penulis mengutarakan maksud kepada
informan. Gayung pun bersambut, maksud penulis tersebut diterima
dengan baik oleh para informan dan akhirnya penulis bersama informan
menentukan waktu dan tempat untuk melangsungkan wawancara.
Meskipun demikian, penulis membatasi memberikan informasi mengenai
garis besar yang akan ditanyakan.
Pengambilan data yang pertama dilakukan peneliti adalah pada
minggu pertama bulan Juli 2011 yang bertempat di sekretariat GMKI
(Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia). Penulis mewawancarai ketua
GMKI saat itu. Wawancara oleh peneliti menggunakan metode semi
terstrukur agar tidak terlalu kaku namun tetap fokus pada data yang
dibutuhkan sesuai dengan topik penelitian. Wawancara yang dilakukan
hanya satu kali. Hal ini dikarenakan data yang dihasilkan sudah cukup
memberikan jawaban atas pertanyaan penelitian. Setelah melakukan
wawancara yang pertama ini, penulis segera melakukan transkrip verbatim
(data hasil wawancara) dan membuat interpretasi dari data transkrip yang
dibuat.
Sementara menyelesaikan verbatim untuk wawancara yang
pertama, peneliti mengatur jadwal untuk melaksanakan wawancara kedua.
Teknik wawancara yang digunakan sama, yaitu wawancara semi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
terstruktur. Wawancara kedua ini tepatnya berlangsung pada 27 Juli 2011
di sebuah café di Yogyakarta. Penentuan tempat disesuaikan dengan
kenyamanan informan. Informan yang kedua ini juga merupakan pimpinan
dari organisasinya saat itu, yaitu HMI (Himpunan Mahasiswa Islam).
Setelah melaksanakan wawancara, peneliti bergegas untuk melakukan
verbatim, sama seperti pada wawancara yang pertama.
Berbeda dengan pelaksanaan wawancara pertama dan kedua
yang waktunya hampir berdekatan, wawancara kepada informan ke tiga
dilakukan pada bulan Agustus 2011. Hal lain yang juga tidak sama bahwa
informan ke tiga bukanlah ketua dari organisasi PMKRI (Perhimpunan
Mahasiswa Katolik Republik Indonesia) saat itu namun pernah menjadi
salah satu pengurus yang disebut presidium pada PMKRI. Tidak mau
mengambil waktu terlalu lama, peneliti kemudian melakukan verbatim
dari hasil wawancara. Hal ini untuk mengantisipasi kemungkinan data
yang tidak lengkap sehingga dapat segera dikonfirmasi kepada informan.
Dalam melaksanakan penelitian, peneliti melakukan
wawancara satu kali kepada masing-masing informan. Hal tersebut
disebabkan karena adanya kerjasama yang baik dari informan sehingga
informan tidak terlalu sulit untuk mengutarakan diri dan pengalamannya
dan akhirnya dapat melengkapi data yang dibutuhkan. Saat melakukan
wawancara, peneliti juga memohon ijin kepada masing-masing informan
untuk menyimpan hasil wawancara dalam bentuk rekaman menggunakan
alat perekam suara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Setelah verbatim dari ketiga informan terkumpul, peneliti
melakukan organisasi data atau menentukan kata-kata maupun frase yang
sesuai dengan tema penelitian dari tiap data informan. Bagian berikutnya
adalah melakukan horizonaliting yaitu dengan menghilangkan pernyataan
yang tumpang tindih. Kemudian peneliti melakukan koding dari tiap data
yang saling berhubungan untuk mendapatkan tema. Data-data tiap
informan yang dihasilkan ini kemudian disatukan untuk dapat melihat
adanya kesamaan. Setelah itu, peneliti melakukan textural description.
Tema-tema yang didapat dihubungkan satu sama lain sehingga
membentuk tema central.
Tahapan selanjutnya adalah peneliti mendeskripsikan
pengalaman-pengalaman berdasarkan tema central yang didapat serta
melakukan analisis terhadap kategori dan data informan berdasarkan apa
yang dialami dan bagaimana mengalami yang disebut dengan structural
description sehingga dapat menarik makna yang sesungguhnya. Dari
analisis itulah dapat ditemukan makna dan gambaran pengalaman
kepemimpinan pada ormas mahasiswa dan nilai-nilai keutamaan serta
karakter sebagai pemimpin yang didapatkan. Selanjutnya peneliti mulai
membuat laporan dan narasi dari pengalaman informan.
2. Profil Organisasi
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan wawancara dengan
informan yang merupakan pengurus maupun mantan pengurus dari ormas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
mahasiswa. Hal ini karena penelitian yang dilakukan peneliti berkaitan
dengan pengalaman kepemimpinan pada ormas mahasiswa yang memiliki
sistem kaderisasi tertentu dalam membentuk seseorang memiliki karakter
menjadi pemimpin. Untuk lebih jelasnya, berikut pemaparan profil
organisasi dalam penelitian ini.
a. PMKRI (Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia)
Pada awal terbentuknya PMKRI merupakan hasil fusi dari
Federasi 3 organisasi Katholieke Studenten Vereniging (KSV) dan
Perserikatan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI)
Yogyakarta. Federasi KSV ini berdiri tahun 1949 sedangkan PMKRI
Yogyakarta didirikan pada tanggal 25 Mei 1947.
Keinginan Federasi KSV untuk berfusi dengan Perserikatan
Mahasiswa Katolik Republik Indonesia Yogyakarta karena pada
pertemuan antar KSV tahun 1949 menghasilkan keputusan bersama
bahwa “..kita bukan hanya mahasiswa Katolik tetapi juga mahasiswa
Katolik Indonesia..”. Keinginan ini disambut baik oleh PMKRI
Yogyakarta saat itu, sehingga tepatnya dalam kongres Fusi tanggal 11
Juni 1951 di Yogyakarta berhasil menghasilkan keputusan antara lain
Federasi KSV dan PMKRI Yogyakarta berfusi menjadi satu sebagai
organisasi nasional mahasiswa katolik bernama “Perhimpunan
Mahasiswa Katolik Republik Indonesia”. Tujuannya adalah untuk
mampu menampung dan menghimpun organisasi-organisasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
mahasiswa Katolik lain. Penentuan tanggal berdirinya organisasi tidak
lepas dari saran Mgr. Soegijapranata sendiri, yaitu memakai tanggal
berdirinya PMKRI Yogyakarta pada tanggal 25 Mei 1947 yang saat itu
bertepatan dengan hari Pentakosta sehingga dipahami sebagai lambang
turunnya Roh Kudus atas mahasiswa Katolik untuk berkumpul dan
berjuang dengan landasan ajaran Katolik, membela, mempertahankan,
dan mengisi kemerdekaan Republik Indonesia.
Meskipun PMKRI berdiri di Yogyakarta tepatnya di
Gedung Widyamandala, namun sekarang PMKRI yang terdiri dari 59
cabang di Indonesia ini memiliki kepengurusan Pusat di Jakarta Pusat.
Hal ini dengan pertimbangan akses yang diperlukan dapat segera
didapat. Sampai saat ini PMKRI dikenal sebagai wadah formal satu-
satunya di kalangan mahasiswa Katolik Republik Indonesia yang
diakui kehadirannya dan keberadannya oleh pemerintah maupun pihak
hirarki Gereja. Berdasarkan Anggaran Dasar PMKRI pasal 5,
organisasi ini didirikan dengan memiliki visi “Terwujudnya Keadilan
Sosial, Kemanusiaan, dan Persaudaraan Sejati” dengan diwujudkan
dalam usaha-usaha di lapangan kerohanian, kemasyarakatan-
kenegaraan, dan kemahasiswaan (AD PMKRI pasal 7) serta memiliki
spiritualitas yang dikenal dengan 3 benang merah PMKRI yaitu,
intelektualitas, kristianitas, dan fraternitas.
Saat ini PMKRI Yogyakarta sendiri yang telah berusia 64
tahun masih tetap berjuang mewujudkan visi dan melakukan kaderisasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
terhadap mahasiswa Katolik. Meskipun demikian dalam perjalanan
perjuangan mengalami pasang surut oleh tantangan zaman. Namun, hal
tersebut tidak menyurutkan semangat organisasi yang sehari-harinya
berproses di Wisma Mahasiswa Yogyakarta ini. Dengan jumlah
anggota rata-rata 30 orang tiap tahun selama kurang lebih 6 tahun
terakhir yang pada tahun-tahun sebelumnya jumlah anggota mencapai
150 orang per tahun, PMKRI Yogyakarta perlahan bangkit dan terus
membangkitkan semangat dan mental kepemimpinan mahasiswa
Katolik yang terpilih dan mau mewujudkan keadilan sosial,
kemanusiaan, dan persaudaraan sejati bagi Gereja dan Negri. Menjadi
100% Katolik 100% Indonesia.
b. GMKI (Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia)
GMKI merupakan organisasi kemahasiswaan yang berdiri
sejak tangal 9 Februari 1950 di Yogyakarta. Sebelum terbentunya
nama GMKI, telah dikenal organisasi yaitu CSV (Christelijke
Studenten Vereeniging op Java) yang kemudian dikenal sebagai cikal
bakal GMKI. Setelah CSV tidak aktif lagi, dibentuklah PMKI
(Perhimpunan Mahasiswa Kristen Indonesia) pada tahun 1945 yang
diprakarsai oleh sejumlah mahasiswa kedokteran dan hukum di
Jakarta. Saat itu Dr. J. Leimena dipilih sebagai Ketua Umum.
Pada tahun 1946 kemudian muncul kembali CSV yang
baru. Kedua organisasi ini menjadi saksi Kristus dalam dunia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
mahasiswa. CSV yang baru ini ternyata eksistensinya tidak
berlangsung lama karena pada zaman penjajahan Jepang semua
organisasi yang dibentuk pada zaman Belanda tidak dibenarkan.
Barulah setelah kemerdekaan pada tahun 1949 di rumah Dr. J.
Leimena dilahirkan kesepakatan dan pernyataan lahirnya organisasi
Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia dan saat itu juga diadakan
kongres GMKI. Saat ini GMKI pusat berkedudukan di Jakarta. Dalam
menjalankan peran sebagai organisasi mahasiswa yang juga diakui
oleh pemerintah, GMKI berjuang dengan diiringi semangat
nasionalisme dan ekumenisme.
Pada saat sekarang GMKI khususnya cabang Yogyakarta
yang bertempat di Wisma Imanuel ini tetap melakukan usaha-usaha
yang cukup signifikan demi mewujudkan tujuan organisasi, yaitu
terwujudnya kedamaian, kesejahteraan, keadilan, kebenaran, keutuhan
ciptaan, dan demokrasi di Indonesia berdasarkan kasih (AD GMKI,
pasal 3). Di tengah menyurutnya minat mahasiswa terhadap ormas
mahasiswa, GMKI yang juga mengalami penurunan anggota sejak
tahun 2000an menjadi 30an orang per tahun ini tetap setia melakukan
kaderisasi bagi mahasiswa Kristen yang terpanggil.
c. HMI ( Himpunan Mahasiswa Islam)
Himpunan Mahasiswa Islam ini pertama kali dideklarasikan
dalam kongres oleh Lafran Pane bersama 14 orang mahasiswa di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Yogyakarta yang saat ini dikenal sebagai kampus UII (Universitas
Islam Indonesia). Rapat yang kemudian disebut kongres itu setelah
melalui proses debat dan tanya jawab melahirkan sebuah kesepakatan
untuk membentuk organisasi Mahasiswa Islam yang saat itu memiliki
tujuan mempertahankan Negara Republik Indonesia dan meninggikan
derajat bangsa, mengesahkan anggaran dasar HMI, membentuk
kepengurusan HMI dan menegakkan ajaran Islam.
Himpunan Mahasiswa Islam juga merupakan salah satu
organisasi mahasiswa terbesar dan tertua di Indonesia. Namun, pada
proses perjalanannya tahun 1986, HMI mengalami masa kelam
organisasi, yaitu adanya perpecahan di dalam internal HMI. Hal ini
dipicu pada masa orde baru mengenai penyeragaman asas tunggal pada
ormas yang ada di Indonesia. Puncaknya melalui kongres Padang
kemudian disepakatilah asas tunggal Pancasila dan kemudian dikenal
nama HMI DIPO dan HMI MPO. HMI DIPO adalah HMI yang
bermarkas di jalan Diponegoro dan merupakan kelompok HMI yang
menyepakati asas tunggal Pancasila. Dalam tataran pemerintahan HMI
DIPO mendapat pengakuan dan fasilitas resmi dari negara. Di pihak
lain, ada kelompok HMI MPO ( Himpunan Mahasiswa Islam Majelis
penyelamat Organisasi). Kelompok ini dikenal sebagai kelompok HMI
yang tetap pada pendirian menggunakan asas tunggal. Dikatakan MPO
karena menurut kelompok ini HMI harus tetap berada mempertahakan
asas Islam dan tidak berpihak pada pemerintah Orde Baru saat itu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Pada tahun 1999 dalam kongres Jambi sebenarnya HMI,
khususnya HMI DIPO telah kembali menggunakan asas Islam, namun
antara HMI DIPO dan HMI MPO tetap tidak dapat disatukan karena
adanya perbedaan karakter dan budaya organisasi. Meskipun demikian
kedua kelompok ini tetap mengalami dinamika masing-masing dan
membuktikan eksistensinya sebagai organisasi gerakan mahasiswa.
Hal ini dapat dilihat dari cabang-cabang HMI yang tersebar di seluruh
Indonesia, khususnya HMI yang berdiri sejak awal dan tidak
mengalami perpecahan saat ini ada 133 cabang di Indonesia.
Dalam penelitian ini, khususnya pada HMI cabang
Bulaksumur merupakan turunan dari HMI DIPO sendiri. Meskipun
belum terlalu lama dibentuk, namun HMI cabang Bulaksumur yang
memiliki secretariat di daerah Bulaksumur UGM ini sudah memiliki
beberapa komisariat. Jumlah anggota pun mengalami peningkatan
yang baik tiap tahunnya, sekitar 200 sampai 300 orang mahasiswa
yang terlibat dalam organisasi HMI ini. Dalam dinamikanya HMI
tetap menjalankan kaderisasi berjenjang dan sekaligus perjuangan
menyuarakan keadilan demi terwujudnya tujuan yaitu terbinanya
insane akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan Islam dan
bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang di
ridhoi Allah SWT.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
3. Dinamika Psikologis Informan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengalaman
kepemimpinan pada mahasiswa yang mengikuti ormas mahasiswa.
Pengalaman yang dilihat terbagi atas apa yang dialami informan selama
berproses dalam organisasi dan bagaimana informan merasakan dan
mengalaminya, khususnya ketika dipercaya sebagai pimpinan maupun
pengurus. Sebelum melihat analisis pengalaman tersebut, ada baiknya
untuk melihat terlebih dahulu latar belakang dan dinamika psikologis
informan seperti yang dijelaskan dalam tabel dan uraian berikut ini.
Tabel 3.
Data Demografi
Keterangan ED BA TB
Jenis kelamin Pria Pria PriaUsia 25 tahun 25 tahun 25 tahunDaerah Asal Papua Madiun AcehAgama Kristen
ProtestanIslam Kristen Katolik
RiwayatPendidikan
TK MaranathaSorong, SDYPK ImmanuelSorong, SLTPN2 Sorong,SMAN 3Sorong, UJBYogyakarta
SD 1 Madiun,SMP Madiun,SMA Madiun,UPNYogyakarta
SD St. Yoseph,SLTPS PantiHarapan, SMASPanti Harapan,Aceh, ASMI St.Maria, USDYogya
Lamaberorganisasi
6 tahun 5 tahun 6 tahun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
a. Informan I (ED)
ED merupakan mahasiswa angkatan 2005 yang mengambil
pendidikan strata 1 jurusan teknik sipil di salah satu universitas swasta
di Yogyakarta. Dalam pengenalan terhadap organisasi GMKI,
mahasiswa yang berusia 25 tahun ini mengaku telah mengenal dan
mendapatkan informasi sejak tahun 2000. ED juga menyebutkan
bahwa di sorong, daerah asalnya, organisasi GMKI sangat dikenal di
kalangan mahasiswa maupun masyarakat Kristen Protestan. Terlihat
dari pergerakan organisasi yang sangat dinamis dan suara organisasi
yang cukup diperitungkan dalam setiap keputusan pemerintah. ED
banyak juga mendengar dan mengetahui organisasi dari kader-kader
GMKI yang memiliki posisi penting di daerahnya. Sejak saat itu, ED
sudah tidak asing mendengar sebutan ormas, khususnya GMKI.
Dari pengetahuan dan informasi yang telah didapatkannya
ini, ketika merantau, ED kemudian telah bermaksud untuk mencari
GMKI. Ternyata, keinginannya dapat terpenuhi. Pada awal kuliah, ED
bertemu dengan kakak senior yang berasal dari daerah yang sama
dengan ED. Interaksi yang intens dengan kakak senior ditambah
motivasi yang diberikan kepada ED untuk pentingnya aktif
berorganisasi khususnya di ormas GMKI, membuat ED langsung
mengikuti penerimaan anggota GMKI tepat 5 bulan setelah ED
menjadi mahasiswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Tidak hanya di GMKI, ED juga banyak terlibat di
organisasi kemahasiswaan intra kampus, dan organisasi kedaerahan.
Posisi terakhir di BEM (Badan Eksekutif Mahsiswa) adalah sebagai
wakil presiden mahasiswa setelah pada kepengurusan sebelumnya
terlibat sebagai pengurus, Dari semua organisasi yang pernah diikuti,
kepada peneliti ED mengemukakan bahwa ia mendapat pengetahuan
yang lebih dalam ketika di organisasi GMKI. Terutama di GMKI ini,
ED mendapatkan banyak kesempatan untuk berjejaring, meningkatkan
minat baca, dan membantu dalam hal pendewaasaan berorganisasi dari
setiap dialektika dan diskusi. Hal inilah yang membuat ED bertahan di
GMKI dan menjadi pengurus dalam 3 periode kepengurusan berturut-
turut. Meskipun demikian ED yang sedang menyelesaikan tugas
akhirnya ini tidak melupakan pendidikannya dan berharap tahun ini ia
dapat selesai dan mendapat gelar sarjana dengan pengalaman lebih
sembari menyelesaikan mandat di organisasi GMKI saat ini.
b. Informan II (BA)
Bermula dari kegiatan berkeliling dan mengumpulkan
informasi dari berbagai organisasi kemahasiswaan di Yogyakarta
bersama kakak kelas, BA memutuskan untuk menjadi anggota
Himpunan Mahasiswa Islam secara aktif. Saat itu BA baru menempuh
semester 3 di Hubungan Internasional di salah satu perguruan tinggi di
Yogyakarta. Dari awal perkuliahan tahun 2004, BA telah diajak kakak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
kelasnya sewaktu SD tersebut untuk beredar ke organisasi-organisasi
kemasyarakatan yang ada. Barulah pada tahun 2005 BA mantap untuk
terlibat dalam HMI dengan alasan bahwa HMI merupakan salah satu
organisasi yang terbesar dan tertua di Indonesia. Di samping itu, BA
juga merasa nyaman karena HMI benar-benar menerapkan nilai ajaran
Islam serta bebas, artinya tidak memiliki satu faksun Islam manapun
atau partai politik apapun.
Selain organisasi eksternal kampus, BA juga terlibat dalam
organisasi internal kampus seperti di HMJ HI (Himpunan Mahasiswa
Jurusan Hubungan Internasional) dan BEM. Keterlibatannya di
organisasi intra kampus ini dimulai semenjak tahun 2005 dan pada
tahun 2007 menjadi puncak keaktifannya dalam organisasi intra
kampus. Selanjutnya mahasiswa yang berasal dari Madiun ini lebih
banyak memberikan waktunya untuk berdinamika di HMI.
Dalam hal ini, BA merasa lebih mendapatkan peluang yang
banyak di HMI. Selain mendapat pembelajaran dari pelatihan dan
diskusi yang ada, kesempatan untuk dapat langsung mempratekkan
ilmu dan teori di masyarakat itu juga yang membuat BA tetap bertahan
di HMI. Alumnus SMA Negeri 4 Madiun ini juga ingin meneruskan
nilai-nilai HMI kepada teman-teman yang lain. Telah banyak
pengalaman yang didapat di HMI terutama setelah terlibat sebagai
perngurus dalam 3 priode kepengurusan. Mahasiswa berusia 25 tahun
ini merasakan pengembangan kepemimpinan dalam HMI.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
c. Informan III (TS)
Ketertarikan TS mengikuti ormas mahasiswa khususnya
PMKRI ini dimulai dari buku-buku yang pernah ia baca semasa SMA
di pastoran Katolik di kampungnya. Mahasiswa yang berasal dari Aceh
Tenggara ini merasa mendapatkan manfaat yang besar ketika tinggal di
Patoran. Minat baca TS meningkat saat itu, apalagi Pastor yang
membimbingnya sangat menekankan untuk membaca dan terbiasa
untuk berdiskusi satu sama lain. Secara khusus, ketika SMA TS lebih
menyukai bacaan-bacaan yang behubungan dengan sosial
kemasyarakatan, kerohanian, dan sosial politik.
Dari kegemarannya membaca, TS menjadi tahu informasi-
informasi maupun ideologi yang berkembang di masyarakat. Sejak
itulah, ketika pada tahun 2004, TS mendapat kesempatan untuk
melanjutkan pendidikan di Yogyakarta TS pun berniat untuk
mengikuti organisasi gerakan kemasyarakatan. Saat itu, TS masih
tertarik untuk terlibat dalam Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia
(GMNI). Hal ini dikarenakan kekagumannya pada sosok Bung Karno.
Namun, TS kemudian berfikir bahwa ada juga ormas mahasiswa
Katolik, yaitu PMKRI, yang sesuai juga dengan latar belakang
keyakinannya, sehingga ada satu arah spiritualitas dan nilai-nilai yang
telah ia pahami.
Meskipun demikian, TS tidak langsung terlibat dalam
PMKRI. Ia baru bergabung di semester 6 masa kuliahnya dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
pertimbangan bahwa ia tidak banyak kegiatan lagi di kampus. Lagi
pula di awal perkuliahan peraturan di asrama tempat TS menetap
sangat ketat sehingga kecil kemungkinan untuk bisa terlibat dalam
gerakan kemahasiswaan. Tepat setahun setelah bergabung di PMKRI,
mahasiswa jurusan manajemen ini pun diminta dan dipercaya menjadi
salah satu pengurus yaitu Presidium Hubungan Perguruan Tinggi.
Keterlibatannya dalam kepengurusan dianggap sebagai keharusan dan
konsekuensi dalam proses belajar di organisasi. Hal ini juga terlihat
dalam berbagai pengalaman keorganisasian maupun kepanitiaan, TS
selalu menjadi pengurus dan tidak jarang menjadi koordinator maupun
ketua. Misalnya saja dalam proses pendidikan pada diploma tiga (3)
Manajemen sebelumnya, TS pernah menjadi ketua HMJM (Himpunan
Mahasiswa Jurusan Manajemen) dan BEM.
Sekarang, TS yang pada tahun 2011 genap berusia 25 tahun
ini sedang merampungkan pendidikan di strata satu (1) manajemen.
Sembari menyelesaikan studi, TS juga tetap aktif membantu kegiatan-
kegiatan di PMKRI sesuai dengan hak dan kewajibannya sebagai
anggota biasa di PMKRI meskipun tidak menjadi pengurus. TS merasa
berterima kasih kepada PMKRI karena pengalaman yang sangat
berharga terutama pengembangan karakter kepemimpinan yang ia
dapatkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
C. Analisis Data dan Hasil Penelitian
1. Analisis Data Pengalaman
Berdasarkan hasil wawancara dan analisis data dari ketiga
informan, maka didapatlah gambaran pengalaman berupa hal apa saja
yang dialami dan bagaimana informan mengalaminya. Hal ini kemudian
untuk melihat general structure dari pengalaman kepemimpinan informan.
Berikut ini penjabaran hasil penelitian mengenai pengalaman
kepemimpinan pada ormas mahasiswa.
a. Memiliki Keinginan atau Minat Menjadi Kader
Keinginan dan rasa senang berorganisasi merupakan salah
satu hal yang dapat mendukung mahasiswa akan minatnya menjadi
kader.
“..saya masih ingin terlibat di organisasi karenamemang sejak awal saya senang dengan kehidupanberorganisasi terutama yang memiliki arah kewilayah sosial dan juga politik, pengembangankepemimpinan gitu ya..” (TS, 20-24)
Rasa senang berorganisasi dikarenakan mahasiswa
cenderung mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan keorganisasian.
Misalnya dari buku atau pengetahuan lain bahkan sebelum menjadi
mahasiswa. Dari berbagai sumber informasi itulah mahasiswa mulai
mendapat arah minatnya dalam bidang tertentu. Dalam hal ini
menemukan ketertarikan pada bidang sosial kemasyarakatan, politik,
dan kepemimpinan kemudian memutuskan untuk mengikuti organisasi
kaderisasi salah satunya ormas mahasiswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
“….saya mengenal PMKRI sejak SMA dari buku-buku bacaan yang saya dapatkan di paroki, lalukemudian pada tahun 2004 saya kuliah saya maubergabung di PMKRI tetapi karena keterbatasanakses jadi saya belum sempat bergabung sampaikemudian pada tahun 2006 sekitar kalau tidak salahbulan november saya bergabung di PMKRI.” (TS,1-7)
Selain itu, melihat tokoh-tokoh maupun pengalaman
bertemu langsung dengan banyak figur kader-kader yang sukses dan
memiliki pengaruh dalam kepemimpinan di masyarakat yang
dihasilkan dari ormas mahasiswa ini memberi motivasi lebih untuk
menjadi kader.
“Ya kalau sorong itu sudah ada sejak tahun 2000,cuman memang sma ya sempat dengar, kemudianmunculnya kader-kader dari sorong dalam ruang-ruang publik pun sudah didengar sudah dilihatbahwa, dan mereka cukup lumayan sebagai orangberada pada ruang publik yang cukup disegani..kader-kader GMKI pasca GMKI itu, sorong yamereka cukup punya burgaining di daerah.” (ED;19-25, 33-35)
“..itu juga buat kader-kader yang benar-benarsudah mempelajari prinsip dan misi HMI dandiaplikasikan ke masyarakat misalnya karena sudahbanyak kader HMI maupun alumni-alumni yangmereka lebih terlihat dari yang lain..”(BA, 681-686)
“…saya kira banyak hal lain yang sifatnya lebihkepada apa ya, kepada kemudian refleksi personalgitu pengolahan pribadi bahwa pengalaman-pengalaman di permukaan, bahwa bertemu denganmantan-mantan pengurus PMKRI yang menjadiorang besar, jadi sejarah dari republik ini. Itumungkin 1, 2 hal yang berkesan..”(TS, 150-157)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Arahan organisasi untuk memiliki karakter seperti
integritas, intelektualitas, dan membangun spiritualitas yang
merupakan hal pokok dalam kehidupan dapat menarik minat
mahasiswa untuk menjadi kader dalam organisasi.
“..jadi dibilang GMKI ini kader GMKI yangspiritualitas, kita harus spiritualitas itu harusditunjukkan seperti apa, integritas harusditunjukkan seperti apa, profesionalitas harusditunjukkan seperti apa..” (ED, 211-215)
“..Yang penting menjadi anggota HMI itu harusbisa memahami dan mengaplikasikan misi dasarHMI ..terbinanya insan akademik, pencipta,pengabdi yang bernafaskan Islam yangbertanggung jawab atas terbangunnya masyarakatadil dan makmur yang diridoi oleh Allah SWT,kalau dibagi ada 5 kunci, insan akademis, insanpencipta, insan pengabdi, insan bertanggung jawabdan insan yang bernafaskan Islam..” (BA; 125-127,128-135)
“..saya sebelumnya sempat memikirkan untukbergabung dengan Gerakan Mahasiswa NasionalIndonesia, tapi saya pikir-pikir bahwa karna sayaseorang Katolik, saya baiknya mengikuti PMKRI,nilai-nilai kekatolikan yang saya yakini sebagaibagian dari perjuangan yang kemudianmensejahterakan banyak umat dan masyarakatsehingga kemudian ada satu arah spiritualitas yangjuga sama dengan yang saya yakini.”(TS, 28-37)
Di samping itu, kualitas dan kuantitas serta sejarah
organisasi yang sudah tidak diragukan lagi menjadi faktor yang tidak
kalah penting.
“..,jadi secara perkembangan zaman, sudahmelewatinya, sudah melewati tahun emasnya lah,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
sudah melewati 50 tahun jadi untuk kualitasmaupuan kuantitas ya gak perlu diragukan..”(BA,56-60)
Beberapa hal yang dialami mahasiswa dalam meningkatkan
motivasi mahasiswa untuk menjadi kader inilah yang menambah
pemahaman dan keinginan mahasiswa untuk menjadi dewasa dalam
berorganisasi.
b. Memiliki Minat Menjadi Pemimpin
Munculnya minat menjadi pemimpin pada mahasiswa dapat
dipengaruhi terutama oleh pengembangan dan pelatihan jiwa
kepemimpinan secara khusus dalam proses kaderisasi di ormas.
“..ketika saya jadi ketua cabang, cuma satu yangdititipkan bahwa you harus memposisikan dirisebagai pelayan bukan sebagai orang sebagaipemimpin you harus sebagai pelayan, mau sapuruangan pun you harus sapu, kalo rapat you yangharus datang duluan..” (ED, 372-378)
“..setiap organisasi apapun itu, ntah itu HMI,GMNI, LMND, PMKRI itu kan punya misi masing-masing, nah tujuan kaderisasi adalah membinakadernya tidak lepas dari misi organisasitersebut..”(BA, 463-467)
“..Nah waktu saya terlibat di PMKRI waktu itusampai saat ini yang saya rasakan adalah bahwaselain pendidikan kepemimpinan yang berjenjang diPMKRI, terkait dengan wilayah sosial… Ya, nilai-nilai yang mungkin saya tegaskan soal nilai-nilaikemudian kebangsaan, nilai-nilai kepemimpinan,dan terutama dari segi PMKRI nilai-nilaikekatolikan yang saya yakini sebagai bagian dari ee
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
perjuangan yang kemudian mensejahterakanbanyak umat dan masyarakat…di dalam latihankepemimpinan diberi kemudian keterampilan-keterampilan memimpin,” (TS; 78-82, 185-191,393-395)
Dalam proses kaderisasi secara berkelanjutan juga
ditumbuhkan semangat belajar mengambil tanggung jawab dan
berkomitmen terhadap tugas yang diberi
“..ketika kita berkomitmen susah senang kita akanhasilnya tentu ada, kita akan mendapatkan itu..motivasi satu saja, mau belajar, belajar dalam halmemposisikan diri sebagai orang yang bertanggungjawab misalnya dulu kan saya dibawah bahwaketika saya di kabid, di sefung kan banyak kritikketua cabang, dan saya coba saya bilang coba sayadi situ saya mampu bertahan gak” (ED; 269-271,572-578)
Mahasiswa juga mengembangkan prinsip diri yang siap dan
setia menghadapi situasi dan kondisi apapun dengan pengalaman
melatih tanggung jawab dan komitmen dalam organisasi.
“..saya kira memimpin hal yang ia lakukan adalahbagaimana bisa bertahan pada kondisi dimanakondisi itu baik dan tidak baik, dia harus mampudalam kondisi tidak baik, kondisi tertentu harusmampu bagaimana saya menentukan apa dalamkondisi seperti ini.. Jadi pemimpin kan tidak sajamampu untuk berbicara, bukan itu saja, jadipemimpin ini kan bagaimana bisa memetakanorganisasi ini dalam kondisi baik, buruk, dan bisamengarahkan kepada solusi..”(ED; 277-283, 288-292)
“..Saya pelajari itu, pengalaman yang lebih dalamsaat saya jadi ketua umum, saya kan harus siap,siap dengan semuanya, siap dimanapun, kapanpun,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
berapapun, siapapun, jadi secara otomatis sayakebawa oleh belajar mengolah diri saya sendirisemuanya, ngolah waktu, emosi, tenaga, pikiran..”(BA, 170-176)
Kesiapan diri mahasiswa dalam situasi apapun yang dilatih
di organisasi ternyata dapat berdampak positif. Mahasiswa dianggap
mampu dan dapat dipercaya mengemban tugas apapun. Beberapa
pengalaman mahasiswa di organisasi, seperti berusaha membuat orang
lain percaya kepada mereka serta kepercayaan yang diberikan oleh
anggota dan pengurus yang lain semakin mengolah keterampilan
menjadi pemimpin
“..pengurus 2007-2008 itu semuanya menghendakisaya sebagai ketua cabang, terkadang saya berfikirbahwa kalau menjadi pemimpin atau apapun itusuatu saat kita harus berfikir bahwa jangan karnaambisi atau meraih itu, tapi bisa gak kita diberikepercayaan oleh orang lain bahwa you lah yanglayak..” (ED, 580-587)
“..Karna saya dipercayai, kawan-kawanpercayakan kepada saya untuk maju untuk kandidat,kawan-kawan percaya ke saya dan saya dianggapberprestasi karna menjadikan komisariat yanghampir mati menjadi komisariat yang paling cepatpengkaderan, di UNY..”(BA, 326-331)
“..saya menerima jabatan itu karena itu adalahbagian dari proses belajar di PMKRI, saya ketikakemudian masuk dalam sebuah organisasi adakesempatan untuk berkembang menjadi pribadiyang lebih, ada kepercayaan yang diberikan.. adaperasaan kemudian juga dihargai, dinilai kemudianlayak, bisa dikatakan sebuah kepercayaan itukemudian menjadi salah satu tolak ukur bagisaya...”(TS; 230-235, 278-281)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Ketika karakter dan minat menjadi pemimpin sudah mulai
terbentuk, kesadaran akan pentingnya menjaga konsistensi dan
kredibilitas sebagai pemimpin pun mulai tumbuh.
“..diminta menjadi pengurus mestilah menjadikonsekuensi ketika kita kemudian terlibat terlebihketika kita secara antusias menunjukkan keinginankita untuk berdinamika dalam organisasi.. jadibagaimana kemudian organisasi itu mengajarkanatau membantu kita berkembang menjadi pribadiyang mempunyai kredibilitas”(TS; 274-278, 302-205)
Selain itu, pembelajaran dalam mengembangkan inisiatif
dan mengambil keputusan atau pilihan meningkatkan kemampuan
memimpin khususnya bagi mahasiswa yang pernah memiliki
pengalaman sebagai pemimpin.
“..ketua cabang ini kan bertanggung jawab, satuberkaitan pada keputusan -keputusan organisasi yanamanya mengambil keputusan organisasi... ketuacabang bertanggung jawab terhadap kondisiinternal dan eksternal..”(ED; 527-530, 539-541)
“..HMI ya sama kayak orang jawa sih, kalo gakbisa gerak ya gak bisa dapat apa-apa,gak bisamakan, jadi kita tergantung gimana semangat kita,kerja keras kita aja..”(BA, 262-266)
“..ketua cabang pegang semua kunci kan, tinggalkita pilihnya dimana dan itu yang berat, banyakgodaan, banyak cobaan, banyak yang pro banyakyang kontra..”(BA, 429-432)
Kesempatan memiliki jaringan dan kenalan yang luas juga
memotivasi minat mahasiswa menjadi pemimpin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
“..kalau saya tidak di GMKI maka saya tidak sepertiini, saya tidak mampu bersosialisai dengansiapapun, saya tidak mampu berkomunikasi dengansiapa pun, saya tidak berinteraksi tidak punyajaringan..”(ED, 263-268)
“..kemudian alhamdulilah kenalan semakin terbuka,membangun silaturohim, seperti kita tahu kansilaturohim membuka pintu hati, yah silaturohim-silaturohim siapa tahu gimana-gimana bisa dibantugitu kan..” (BA, 152-157)
“..selain itu saya mendapatkan akses baik itu relasipertemanan dengan berbagai orang yang berbagailatar belakang dengan komunitas dan juga banyakjaringan-jaringan lain yang bagi saya itu sangatpenting artinya dalam kelangsungan hidup saya kedepan..” (TS, 473-479)
Pelatihan dan pengembangan karakter kepemimpinan
dalam proses kaderisasi serta memiliki akses yang terbuka
menumbuhkan minat mahasiswa menjadi pemimpin dan memiliki nilai
keutamaan dan karakter kepemimpinan.
c. Kualitas dan Kemampuan diri meningkat
Pengalaman mahasiswa dalam mengikuti ormas mahasiswa
memberikan manfaat dalam mengembangkan pemahaman serta adanya
perubahan pandangan hidup pada mahasiswa.
“..saya di GMKI lah yang kemudian bisa belajaruntuk, apa ya bisa untuk mampu tahu bahwa sayaitu sebenarnya siapa ya. Yang kedua adalah sayabanyak belajar tentang bagaimana menentukan kedepan harus melakukan apa, dan apa yang sayaharus lakukan saat ini, mental dan segala macamdan banyak hal yang saya kira saya dapatkan..”(ED, 253-260)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
“..saya menangkap misalnya nilai-nilai dari apayang diperjuangkan dari PMKRI dan sayakemudian apa, merasakan adanya perubahanpandangan dari hidup saya..”(TS, 140-143)
Selain itu, dari pengalaman berorganisasi, mahasiswa
mendapat pemahaman berpikir secara metodologis dan sistematis.
“..hasilnya pada kemudian berfikir metodologis ini..”(ED, 834-835)
“..Ya hasil kaderisasi PMKRI bagi saya secarapribadi yang jelas membantu saya menjadi orangyang lebih berfikir analitis setidaknya saya bisamenjadi orang yang analitis, sistematis, lalu sayamenjadi orang yang lebih percaya diri ketikakemudian tampil berbicara berkomunikasi, lalu lebihpercaya diri ketika kemudian diminta untukmengelola sebuah program atau mengorganisirorang lain, berani kemudian untuk masuk ke wilayahyang mungkin banyak orang tidak suka..”(TS, 462-472)
Keterampilan dan cara pandang yang lebih luas kemudian
mempermudah mahasiswa untuk mempelajari dan mengolah diri serta
lebih bisa menempatkan diri.
“..belajar mengolah diri saya sendiri semuanya,ngolah waktu, emosi, tenaga, pikiran..”(BA, 174-176)
“..saya memahami ada banyak karakter yangkemudian harus dipahami ketika kita masuk kedalam sebuah komunitas atau organisasi dan itumenuntut kita untuk lebih bisa menempatkandiri..”(TS, 144-149)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Di sisi lain, mahasiswa pada ormas mahasiswa tidak jarang
mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang lebih mendalam
dibanding pengalaman mahasiswa pada organ intra kampus.
“..perbedaan-perbedaannya, banyak banget, kalaumisalnya di HMJ, apapun kalo di universitas,mereka sudah punya anggaran tetap dari kampus,kalo di HMJ itu dari jurusan, kalo di BEM darirektorat, enak, tinggal dapat terima ke kampus, yagimana ngolahnya aja, kurang ya ngajuin proposalke kampus, pasti cair, kalau di HMI mana adakayak gitu..”(BA, 254-263)
“..saat saya menjadi ketua BEM itu, tidak adasemacam design khusus yang kemudian ituberlangsung secara terus menerus setiap generasiyang memungkinkan orang bisa memiliki misalnyastandar pemahaman yang sama..”(TS, 451-456)
Rasa persaudaraan dan kerjasama dalam pengalaman
berdinamika di ormas mahasiswa juga dapat mengembangkan
kemampuan dan kapasitas diri.
“..kemudian dari segi nilai, ya mereka adalahsaudara saya walaupun mereka beda faksun dengansaya.. jadi bukan lagi kawan sesama pengurus, tapisudah jadi seperti saudara sendiri..”(BA, 410-414)
Mahasiswa merasakan bahwa pengalaman terlibat dalam
ormas mahasiswa memiliki manfaat pengembangan diri
membangkitkan perasaan beruntung, bangga dan bersyukur.
“…saya sendiri saya cukup bangga dengan HMIsaya, saya cukup senang dengan kiprah saya di HMI,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
karena kalau saya bicara di internal Bulaksumur,saya mampu merubah sejarah” (BA, 232-236)
“..saya rasakan dalam proses kaderisasi ini ya apaya lebih pada kemudian ya perasaan bersyukurbangga bahwa saya memiliki ruang untuk belajar,memahami persoalan-persoalan sosial, dan itumembuat saya ya merasa lebih beruntungdibandingan misalnya teman-teman yang lain yangmungkin memiliki pilihan sendiri..” (TS, 425-432)
Dari pengalaman dan pernyataan mahasiswa seperti yang
telah dipaparkan, dapat dilihat keinginan aktualisasi diri semasa
mahasiswa masih menjadi hal yang penting.
d. Minat terhadap persoalan-persoalan Kebangsaan Meningkat
Minat terhadap persoalan kebangsaan yang diperoleh
mahasiswa dalam mengikuti ormas mahasiswa ini dipengaruhi oleh
budaya organisasi yang tidak membedakan latar belakang, suku, dan
budaya seseorang.
“.. kita GMKI sebenarnya dalam satu hal adalahdulu dibentuk berangkat dari, penyatuan dariberbagai latar belakang.. teman-teman di sini danbudaya pola kita d GMKI misalnya ya ramah diwisma, ini kan mereka memfasilitasi teman-temannya dari komunitas misalnya mereka tidakpunya ruang untuk rapat..” (ED; 293-295, 323-327)
“Ada beberapa faktor yang memutuskan sayabergabung di HMI, pertama dia bebas, tidak masukfaksun islam manapun, yang penting syahadat,tanpa peduli si A, sunny, syekh atau apapun lha itu,muhammadiyah ataupun NU, yang penting Islam,masuk, kemudian dia sifatnya bebas gak punya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
patron politik dengan salah satu partai politik ataugerakan kepentingan di atas..”(BA, 47-55)
Di samping itu, adanya ciri khas organisasi terutama pada
wilayah kebangsaan juga menumbuhkan pemahaman dan mental
kebangsaan.
“..saya mengatakan di wilayah sosial karena sayamelihat jejak sejarah PMKRI yang terlibat dalampersoalan-persoalan kemasyarakatan terutama ditahun 60an.. selain pendidikan kepemimpinan yangberjenjang di PMKRI, terkait dengan wilayahsosial, kami belajar untuk kemudian peduli , danjuga terlibat dalam wilayah-wilayah sosial.. sayadapatkan di PMKRI dalam arti bahwa PMKRImemiliki kepedulian dalam wilayah sosialkemasyarakatan kemudian bersinggungan jugadengan wilayah politik..”(TS; 75-78, 80-84, 90-93)
Pengalaman mahasiswa berdinamika dalam organisasi yang
sering mengkaji persoalan-persoalan kebangsaan kemudian dapat
mengembangkan kepedulian masyarakat
“..di HMI beda, kita aplikasikan dalam lapangan,ada ansosnya, ada praktek lapangannya, adapelatihannya seperti training advokasi, itu adapelatihannya juga..”(BA, 511-514)
“..dalam konferensi studi dilatih kemudianmengamati dinamika-dinamika sosial berkaitandengan isu-isu apa yang berkembang..”(TS, 395-398)
Dengan demikian, dapat dilihat bahwa pengalaman
mahasiswa dalam organisasi yang banyak terlibat dalam dinamika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
kebangsaan dan pendampingan masyarakat ini kemudian
mengembangkan rasa sosial yang tinggi serta kepedulian terhadap
wilayah sosial kemasyarakatan.
e. Berperan Penting dalam mewujudkan Cita-cita Negara
Mahasiswa mengaku bahwa ormas mahasiswa memiliki
peran penting sebagai representatif dari cita-cita bangsa karena
banyak membahas persoalan kemasyarakatan.
“..setiap organisasi punya paham teori dan misimasing-masing dan kalau digabungkan ini bisamerealisasikan atau merupakan apa ya,representative dari bhineka tunggal ika itusendiri..”(BA, 731-735)
Sebagai wujud keinginan untuk bersatu dan rasa
nasionalisme, mahasiswa yang tergabung dalam ormas tersebut saling
bertemu dan berkomunikasi serta melakukan kegiatan bersama untuk
mewujudkan suatu bangsa yang ideal, Bangsa Indonesia satu.
“..Indonesia luar biasa, dari sisi geografis tetapstrategis, dari sisi religi semua agama ada diIndonesia, dari sisi pemikiran,mau pahamdemokrasi, mau paham sosialis, mau paham komunisada semua di Insonesia, gimana meleburkan jadisatu, dan bisa jalan semuanya, tanpa ada perlumenyinggung sakit menyakiti, tapi gerak bareng buatkemajuan bersama, kemajuan bangsa..”(BA, 772-780)
Kemudian yang lebih utama daripada itu, bagaimana
pengalaman berorganisasi pada ormas ini dapat direalisasikan dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
bentuk kepedulian terhadap nilai kebangsaan baik secara pribadi
maupun bersama dalam organisasi sehingga dapat membawa
pengaruh dan peran dalam masa depan negeri yang lebih baik.
“..bagi saya organisasi-organisasi yang memilikisistem kaderisasi ataupun komunitas-komunitasyang memiliki sistem kaderisasi secara khususuntuk orang-orang muda, saya kira penting artinyabagi masa depan negri ini dimana sekarang banyakorang-orang muda yang mulai apatis terhadappersoalan-persoalan kemasyarakatan kebangsaanseperti itu karena bagaimanapun hanya orang-orang yang dilahirkan dari kaderisasi semacam iniyang bagi saya itu memiliki kesempatan untukkemudian mengubah negri ini menjadi lebih baik dimasa depan..”(TS, 510-522)
Ormas mahasiswa diakui sebagai representasi dari cita-cita
Bangsa. Melalui ormas mahasiswa diharapkan mahasiswa dapat saling
berinteraksi dan memupuk kepedulian terhadap nilai-nilai kebangsaan.
f. Kurangnya Pendampingan Dalam Kaderisasi Pada Ormas
Mahasiswa
Berdasarkan pengalaman informan, mahasiswa sering
mengalami hambatan dalam keterlibatan menjadi pemimpin. Adanya
perubahan pada sistem pendidikan serta mahalnya biaya pendidikan
saat ini menjadi salah satu faktor yang menghambat mahasiswa dalam
pengalaman memimpin. Hal ini menyebabkan orang tua semakin
menuntut anaknya untuk cepat menyelesaikan kuliah dan lebih
memilih untuk tidak menyarankan anaknya terlibat dalam organisasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
“..pemikiran saya lihat realita hidup sekarang sih,mahasiswa kan sekarang dituntut untuk cepat kuliahdan harga kampus sekarang makin mahal..” (BA,365-367)
“..saya mencoba memahami dari perubahan situasimasyarakat sekarang terutama di wilayahkemahasiswaan, adanya kemudian perubahan dalamsistem pendidikan…lalu biaya kuliah yang semakinmeningkat tajam..” (TS; 59-62, 63-64)
“..dari orang tua juga, dari alumni, hierarki, daripihak-pihak yang terlibat, ini terkadang orang tuabelum terlalu terlibat untuk mendampingi danmemotivasi anak untuk berorganisasi, yang lebihdiperhatikan adalah tuntutan perkuliahankebanyakan dan ipk yang bagus..” (TS, 610-616)
Di samping itu, adanya sistem pendidikan dengan beban
tugas yang banyak membuat mahasiswa kesulitan untuk membagi
waktu dengan terlibat di organisasi.
“..perasaan itu kemudian muncul ketika saya masihmelihat beberapa anggota yang masih belum aktif,sehingga saya ingin mereka bisa lebih baik, bisalebih siap, belajar lebih baik lagi tetapi ketika prosesini tidak berjalan saya pun…kondisi ini tidakberjalan normal karena aktivitas kuliah dan segalamacam..” (ED, 621-626, 632-634)
“..kemudian tuntutan-tuntutan tugas perkuliahan..”(TS, 62-63)
Di sisi lain, pilihan hiburan yang banyak semakin membuat
mahasiswa untuk lebih memilih kegiatan yang bersifat rekreatif setelah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
mengerjakan tugas kuliah dibandingkan mengikuti kegiatan organisasi
yang menuntut tanggung jawab atas tugas-tugas organisasi.
“..di satu sisi juga kemudian semakin maraknyamedia-media hiburan dan pusat-pusat hiburan dikota jogja, jadi di satu sisi menurut saya inimempengarui kemudian karakter sosial masyarakatdi kota jogja dan berdampak pada kemudian minatmahasiswa terhadap organisasi..”(TS, 64-70)
Mahasiswa juga merasakan tantangan dari para senior.
Beberapa senior belum mendampingi dengan baik, bahkan tidak jarang
melakukan intrik tertentu dan menimbulkan konflik.
“Senior-senior ini kan intriknya luar biasa juga,melalui facebook, telepon, kritikan-kritikannya.Saya menganggap itu sebagai suatu pelajaran,bahwa kita ya tidak pernah bermimpi bahwamenjalankan sesuatu itu normal, tetapi sesuatuyang kita jalankan ternyata ada ganjalan, dan darisitulah yang bisa menguatkan kita..” (ED, 649-656)
Selain itu, mahasiswa merasakan wilayah gerakan
cenderung dibatasi oleh pemerintah. Undang-undang mengenai ormas
menurut mahasiswa cenderung membatasi ruang gerak ormas
mahasiswa.
“Harus ada dukungan dari pemerintah….kangitu..saat ini cenderung dibatasi ruang geraknya,memang ada UU yang mengatur tapi belakanganmenjadi sempit kesempatan bergerak..” (BA, 787-793)
Berdasarkan informan dari PMKRI, mahasiswa juga
merasakan kurangnya pendampingan dari hierarki Gereja.
“..Saat ini, dari gereja belum ada dukungan secarapersonal yang intens. Romo moderator gak ada di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
cabang Yogyakarta…mahasiswa memerlukanpendampingan secara moral dan spiritual terutamadari Gereja..”(TS, 633-638)
Pemaparan kondisi mahasiswa seperti di atas
menggambarkan tantangan-tantangan yang harus dihadapi mahasiswa
saat ini khususnya yang terlibat dalam ormas mahasiswa. Hal ini
dirasakan mahasiswa sebagai bentuk pendampingan yang belum
optimal terhadap anak muda sehingga belum ada arahan yang khusus
untuk mempersiapkan anak muda menjadi pemimpin.
Uraian hasil penelitian mengenai pengalaman kepemimpinan
mahasiswa pada ormas mahasiswa secara lebih ringkas dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 4.Data SintesisPengalaman Kepemimpinan Mahasiswa Pada Ormas Mahasiswa
Apa YangDialami
Bagaimana Dialami Makna
MemilikiKeinginanatau minatmenjadi kader
Ingin berorganisasi Adanya ketertarikan
mengikuti ormasmahasiswa, berkaitandengan visi dan tujuanorganisasi
Ada identitas kader dannilai spiritualitas yangdidapat dari ormas
Melihat kader yangsukses, adanya figur
Kualitas dan kuantitasorganisasi tidakdiragukan
Menjadi kader yangmemiliki visi, misidan nilai spiritualitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
MemilikiMinat menjadiPemimpin
Pengembangan danpelatihan kepemimpinansecara khusus dalamproses kaderisasi diormas
Ingin berbuat lebih,belajar mengambiltanggung jawab danberkomitmen terhadaptugas yang diberi
Siap dengan semuakondisi
Dipercaya sebagaipemimpin jugamembangun team workdan rasa percaya
Memiliki konsistensidan kredibilitas,merupakan konsekuensidalam proses belajar
Mengembangkaninisiatif dan mengambilkeputusan atau pilihan
Memiliki jaringan dankenalan yang luas
Menjadi dewasadalam berorganisasi
Keinginan memilikikarakter dan nilaikeutamaankepemimpinan
Keinginan memilikijaringan yang luas
Kualitas danKemampuandiri meningkat
Mengembangkanpemahaman sertaadanya perubahanpandangan hidup
Merasa beruntung,bangga dan bersyukur
Berfikir metodologis,sistematis
Lebih bisamenempatkan diri
Pengetahuan danketerampilan yang lebihmendalam dibandingorgan intra kampus
Mengembangkan rasapersaudaraan dan kerjasama
Keinginanmengoptimalkanpotensi diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Minatterhadappersoalan-persoalanKebangsaanmeningkat
Organisasi memilikibudaya tidakmembedakan
Adanya ciri khasorganisasi yaitu padawilayah kebangsaansehingga adapemahaman dan mentalkebangsaan yangdibangun
Mengembangkankepedulian masyarakat
Memiliki rasa sosialyang tinggi,kepedulian terhadapwilayah sosialkemasyarakatan
Bisa berperanpenting dalammewujudkancita-citaNegara
Sebagai representativedari cita-cita Bangsa
Melebur bareng, salingberkomunikasi untukmewujudkan suatubangsa yang ideal,Bangsa Indonesia satu,
Penting bagi masadepan negri
Merupakanrepresentative daribhineka tunggal ikadan merealisasikantujuan negara sertamemiliki kesempatanuntuk melakukanperubahan yang lebihbaik
Kurangnyapendampingandalamkaderisasipada ormasmahasiswa
Perubahan sistempendidikan
Tuntutan tugasperkuliahan yangmenyebabkanmahasiswa kesulitanmembagi waktu untukberorganiasasidikarenakan tugaskuliah yang banyak
Biaya kuliah meningkattajam
Maraknya mediahiburan dan pusathiburan di jogjasehingga memberipilihan yang lebihbersifat menghibur daripada pengalamanorganisasi
Adanya intrik senioryang negatif
Belum dilakukansistem pendampinganyang optimal darikeluarga, sekolah danlingkungan untukmenyiapkan anakmuda termasukmahasiswa menjadipemimpin,
Secara khusus adapembatasan wilayahgerak olehpemerintah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
2. Pengalaman Kepemimpinan Mahasiswa Pada Ormas Mahasiswa
Dari data-data yang dihasilkan berupa bentuk-bentuk
pengalaman yang dialami dan hasil analisis kategori, maka dapat dilihat
beberapa makna pengalaman informan sebagai mahasiswa yang terlibat
dan berproses sebagai ketua atau pengurus dalam ormas seperti yang
terangkum dalam tabel tersebut.
Berdasarkan makna pengalaman yang telah disebutkan dalam
tabel di atas, secara garis besar dapat ditarik dua (2) makna utama yang
mendasari seluruh pengalaman informan dalam penelitian ini, yaitu
memiliki karakter dan nilai keutamaan sebagai pemimpin dan belum
dilakukannya sistem pendampingan yang optimal untuk mempersiapkan
anak muda menjadi pemimpin.
1. Memiliki Karakter dan Nilai Keutamaan Sebagai Pemimpin
Makna yang pertama merupakan gabungan dari
beberapa makna seperti menjadi kader yang memiliki visi,
misi, dan nilai spiritualitas, keinginan memiliki jaringan yang
luas, menjadi dewasa dalam berorganisasi, keinginan
mengoptimalkan potensi diri, memiliki rasa sosial yang tinggi
Merasakan adanyapembatasan wilayahgerak oleh pemerintah
Kurangnyapendampingan moraldan spiritual darihierarki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
dan adanya kepedulian terhadap wilayah sosial
kemasyarakatan serta merupakan respresentatif dari Bhineka
Tunggal Ika dan memiliki kesempatan melakukan perubahan.
Hal ini dikarenakan makna tersebut merupakan bagian dari
nilai keutamaan sebagai pemimpin. Dalam Kartono (2010)
disebutkan bahwa menjadi pemimpin harus memiliki beberapa
persyaratan kepemimpinan, seperti kewibawaan, keunggulan
serta kemampuan teknis dan sosial yang melebihi anggota lain.
Selain itu, makna memiliki kepedulian terhadap persoalan
sosial kemasyarakatan dan merealisasikan Bhineka Tunggal
Ika serta memiliki kesempatan dalam melakukan perubahan
dipandang sebagai ciri khas mahasiswa sebagai anak muda
penggerak perubahan (Kartono, 2010).
Makna yang pertama ini diawali dari memiliki visi,
misi, dan nilai spiritualitas yang muncul dari mahasiswa.
Keinginan ini dimotivasi dari berbagai sumber, seperti
lingkungan sosial dan bacaan-bacaan. Dari sumber-sumber
inilah kemudian mahasiswa mendapat penjelasan mengenai
berbagai hal dan akhirnya tertarik dengan wilayah
keorganisasian, khususnya organisasi yang memiliki karakter
sosial masyarakat dan kebangsaan. Pertimbangan lain yang
mendasari keputusan mahasiswa kemudian terlibat dalam
organisasi adalah dengan mempelajari nilai-nilai yang dianut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
dan diajarkan dalam organisasi serta rekam jejak organisasi,
sejauh mana organisasi ini berperan dalam dunia masyarakat,
kebangsaan, dan kepemimpinan. Adanya sosok dan figur
seorang yang kesuksesannya saat ini didapat dari proses
berorganisasi pun tidak kalah menentukan mahasiswa untuk
ikut berorganisasi khususnya terlibat dalam ormas mahasiswa.
Di samping itu, mahasiswa yang merasakan proses
belajar dalam ormas mahasiswa yang sudah memiliki sistem
kaderisasi lebih dapat menambah pemahaman tentang
pentingnya organisasi. Salah satunya, mahasiswa dapat belajar
meningkatkan kapasitas diri, mendapat banyak pengetahuan
dan bertemu dengan banyak orang. Akses jaringan yang lebih
luas serta terbentuknya konsep berfikir yang lebih dewasa dan
sistematis juga dirasakan mahasiswa selama mengalami proses
dalam organisasi. Hal ini dapat diperoleh dari ciri khas dan
suasana dalam organisasi seperti diskusi mengenai masalah-
masalah lokal maupun nasional dari berbagai latar belakang
ilmu. Selain itu, ormas mahasiswa juga memiliki akses dan
kesempatan dari berbagai instansi untuk mengikuti seminar
maupun pelatihan peningkatan kapasitas diri.
Berdasarkan berbagai kesempatan dan pola
kaderisasi dalam organisasi mahasiswa khususnya ormas
tersebut, keinginan mahasiswa semakin berkembang menjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
keinginan menjadi pemimpin. Hal ini dikarenakan,
bertambahnya pengetahuan dan pengalaman yang didapat dan
merasa bahwa kapasitas diri bertambah serta siap untuk
kesempatan yang lebih baik. Khususnya, ketika mahasiswa
melihat bahwa menjadi seorang pemimpin melalui proses
kaderisasi pasti memiliki nilai-nilai keunggulan seperti
intelektualitas dan komitmen. Berhasilnya seseorang menjadi
pemimpin dan melalui proses kaderisasi saja sudah merupakan
suatu bentuk kekonsistenan dari mahasiswa di tengah
kewajiban dalam masa studinya. Selain itu motivasi menjadi
pemimpin pada mahasiswa juga dikarenakan keinginan untuk
berbuat lebih dan pemikiran bahwa pengalaman akan lebih
bertambah dengan posisi sebagai pemimpin.
Ciri khas dan budaya ormas mahasiswa yang ada
sistem kaderisasi memang bertujuan menghasilkan kader atau
pemimpin. Bagi ormas mahasiswa pemimpin bukankah
sekedar pengurus atau pemimpin dalam organisasi tetapi juga
sebagai kader bangsa dan pemimpin Negeri. Hal ini
disebabkan ormas mahasiswa diakui secara formal dalam
pemerintahan dan berfungsi sebagai kontrol sosial sehingga
memiliki kesempatan besar untuk mengembangkan kepedulian
terhadap masyarakat dan melakukan perubahan untuk masa
depan Negeri yang lebih baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
2. Sistem Pendampingan Untuk Menyiapkan Anak Muda
Menjadi Pemimpin Belum Optimal
Pada makna yang kedua ini lebih dialami mahasiswa
ketika telah berproses dalam kegiatan organisasi. Seperti yang
telah diungkapkan sebelumnya, bahwa seseorang dapat lulus
menjalani proses kaderisasi saja pastilah merupakan seorang
yang ingin belajar bertanggung jawab dan memiliki komitmen.
Namun, dalam melalui tahapan-tahapan proses kaderisasi bagi
mahasiswa tidaklah mudah. Faktor masa kuliah dan banyaknya
tugas-tugas sering menjadi tantangan mahasiswa untuk
membagi waktu. Belum lagi perubahan sistem pendidikan yang
dapat terjadi sewaktu-waktu menuntut mahasiswa harus lebih
fokus.
Pada situasi ini tentunya mahasiswa tidak bisa terlalu
dituntut untuk melakukan kegiatan yang lain meskipun
sebenarnya banyak orang mengetahui bahwa untuk mencapai
kesuksesan dalam hidup tidak bisa diraih hanya melalui
pendidikan formal dalam kuliah. Di sinilah diperlukan
kesadaran yang lebih pada mahasiswa serta kesiapan dalam
menghadapi segala situasi zaman, belum lagi dengan
bertambah maraknya media-media hiburan yang menyebabkan
rendahnya minat mahasiswa dalam berorganisasi saat ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Di sisi lain, pendampingan dan peran aktif dari
keluarga serta lingkungan sosial juga perlu untuk meningkatkan
perhatian dan motivasi mahasiswa untuk lebih meningkatkan
kepedulian sosial mahasiswa yang bisa didapatkan dalam
berorganisasi. Hal ini yang belum dikembangkan, sehingga
mahasiswa merasa tidak ada tuntutan untuk terlibat dalam
organisasi dan memperhatikan masyarakat disekitarnya.
Dalam organisasi, tantangan lain berasal dari senior
atau alumni. Senior dan alumni organisasi diharapkan dapat
membantu dan mendampingi anggota baru secara intens dalam
mentransfer pengetahuan dan tradisi organisasi, namun hal ini
belum optimal dilakukan. Begitu juga dengan pendampingan
dari hierarki Gereja. Mahasiswa mengharapkan pendampingan
secara moral dan spiritual tetapi hal ini tampaknya belum
mendapat perhatian yang serius dari hierarki.
Tantangan lain yang dirasakan mahasiswa adalah
keterbatasan pendampingan bagi ormas mahasiswa dari
pemerintah. Mahasiswa mengalami bahwa Peraturan
pemerintah berupa undang-undang ormas yang seharusnya
dapat mengatur dan mendukung aktivitas mahasiswa cenderung
membatasi ruang gerak mahasiswa dan organisasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
D. Pembahasan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa makna yang didapatkan
mahasiswa dari pengalaman kepemimpinan pada organisasi kemasyarakatan
mahasiswa adalah memiliki nilai-nilai keutamaan dan karakter
kepemimpinan meskipun mereka merasa pendampingan untuk menyiapkan
mereka menjadi pemimpin, seperti dari orang tua, institusi pendidikan, para
senior, gereja dan pemerintah masih belum optimal. Dalam hal ini,
mahasiswa mengaku bahwa keinginan menjadi dewasa dalam berorganisasi
diawali dari minat untuk menjadi kader, bukan karena diarahkan atau karena
pendampingan.
Keinginan menjadi kader ini didapatkan secara pribadi oleh
mahasiswa melalui buku-buku bacaan yang cenderung bertemakan
perjuangan dan kebangsaan yang mereka temukan dari perpustakaan Pastoran
dan kakak angkatan semasa sekolah. Dalam pengertiannya, kader biasa
disebut sebagai orang muda atau perwira yang dipersiapkan untuk memegang
peranan dalam pemerintahan dan kelak menjadi pemimpin (Parwadi, 2006).
Dari pemahaman ini, mahasiswa mendapatkan minat dan ketertarikan sebagai
generasi muda yang bisa dipercaya dan diandalkan menjadi pemimpin.
Selain melalui buku-buku bacaan, mahasiswa juga mengungkapkan
bahwa minat untuk menjadi kader diperoleh dengan mengamati adanya tokoh
dari latar belakang ormas tertentu yang berperan melakukan perubahan dan
perjuangan dalam dinamika kehidupan bangsa semakin mengembangkan
minat untuk menjadi kader khususnya terlibat dalam ormas mahasiswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Menurut mahasiswa, mereka tidak mendapatkan pengarahan secara khusus
untuk benar-benar berorganisasi dalam mengembangkan keterampilan
kepemimpinan maupun didorong menjadi seorang pemimpin.
Hal ini dipandang oleh mahasiswa sebagai lemahnya
pendampingan kepada mereka. Secara pribadi, pendampingan yang
diharapkan terlebih dahulu adalah dari orang tua. Namun, menurut
mahasiswa dalam penelitian ini, pendampingan dari orang tua jarang
didapatkan. Dalam hal ini, orang tua lebih mengutamakan proses perkuliahan
yang diselesaikan tepat waktu bahkan lebih cepat sehingga dapat lebih cepat
pula bekerja. Mahasiswa merasakan bahwa sebagian besar orang tua juga
tidak menganjurkan anaknya untuk terlibat dalam organisasi karena dianggap
menghambat proses perkuliahan. Pemahaman ini menyatakan adanya cara
pandang pragmatis dan instan yang dikembangkan oleh beberapa orang tua
saat ini.
Dalam organisasi sendiri, mahasiswa merasakan banyak anggota yang
jarang datang dikarenakan proses pendampingan ini belum berjalan baik.
Adanya tuntutan dari orang tua untuk cepat lulus dan tuntutan standar nilai
yang tinggi dalam perkuliahan serta banyaknya tugas menjadi alasan utama
dari mereka. Sejalan dengan penelitian ini, hasil penelitian lintas budaya
menunjukkan bahwa seringkali tanggung jawab utama diberikan pada anak
adalah prestasi akademik, sebuah tugas yang dijalankan untuk kepentingan
individual dibandingkan untuk masyarakat (dalam Kuth dan Schai, 1998).
Dari fenomena ini dapat dilihat bahwa mahasiswa dipengaruhi oleh logika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
pragmatis yang tidak mau mengikuti suatu proses. Mahasiswa cenderung
memikirkan kepentingan dirinya sendiri.
Keterlibatan dalam ormas mahasiswa ini mewajibkan mahasiswa
untuk belajar memahami orang lain, mendiskusikan berbagai persoalan yang
terjadi dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara dan memikirkan tidak
hanya kepentingan pribadi tetapi lebih kepada kepentingan umum. Hal ini
dirasakan berat bagi mahasiswa karena menganggap memikirkan diri sendiri
saja sudah sulit. Di sisi lain, institusi pendidikan yang seharusnya
menanamkan nilai-nilai bermasyarakat pun dirasakan ikut memberikan
kontribusi logika pragmatis kepada mahasiswa. Mahasiswa lebih
mementingkan nilai dalam perkuliahan dan apatis terhadap persoalan sosial
di sekitarnya.
Di samping itu, dalam dinamika organisasi, pendampingan yang
diharapkan dari para alumni maupun senior belum dirasakan sepenuhnya.
Hanya sebagian kecil saja yang memiliki perhatian. Mahasiswa menyatakan
bahwa pendampingan ini sangat perlu sebagai proses regenerasi
kepemimpinan, konsep-konsep yang ada maupun kekhasan dan semangat
organisasi yang seharusnya dibagikan kepada anggota yang baru.
Mengenai kurangnya pendampingan ini juga terlihat dari hasil
penelitian, khususnya dengan adanya konflik-konflik internal di tubuh
organisasi yang berkepanjangan. Saat ini mahasiswa dan organisasi yang
terlibat dalam konflik dibiarkan menyelesaikan masalah sendiri. Para senior
terdahulu yang juga pernah mengalami hal yang sama dalam ormas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
mahasiswa bahkan sedikit yang mau terlibat dalam mendampingi konflik.
Mahasiswa juga mengungkapkan bahkan tidak jarang para senior yang
menjadi akar dari konflik tersebut. Di tengah situasi konflik ini, mahasiswa
mencoba bertahan dan memperbaiki mencari solusi serta saling menguatkan.
Hal ini serasi dengan pandangan pemimpin modern bahwa adanya konflik
dapat dijadikan ruang belajar bagi anggota dan melancarkan fungsi organisasi
untuk semakin mengembangkan organisasi dengan adanya introspeksi,
wawasan kembali, refleksi dan reorganisasi (Kartono, 2010). Selain itu,
perselisihan atau konflik dapat mendorong menjadi pribadi yang unggul dan
mengerahkan tenaga untuk berusaha bekerja semaksimal mungkin ( Nawawi
& Martini Hadari, 2006).
Dalam penelitian ini, mahasiswa juga mengemukakan bahwa
mereka pada masa ini juga banyak mengalami tantangan secara personal
seperti tugas-tugas kuliah yang banyak dan pusat-pusat hiburan yang semakin
berkembang di wilayah Yogyakarta. Melihat hal ini, khususnya mahasiswa
yang terlibat aktif dalam organisasi mengharapkan agar pihak-pihak yang
terkait dan seharusnya berinteraksi langsung dengan mahasiswa seperti orang
tua, dosen, dan anggota yang sudah senior memotivasi mahasiswa agar tetap
memiliki semangat berorganisasi dan berkomunitas. Bila diperlukan
pendampingan dapat berupa pendampingan secara personal sehingga lebih
dapat mengetahui kendala dan membantu memberi solusi.
Seperti yang dialami oleh pemimpin organisasi Himpunan
Mahasiswa Islam (HMI). Dalam kepengurusannya, mahasiswa ini mengaku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
bahwa banyak anggota yang mengeluhkan biaya kuliah yang mahal. Dalam
hal ini, diharapkan biaya tidak menjadi penghambat seorang mahasiswa untuk
memiliki kesempatan dan mengembangkan diri. Untuk itu, HMI berusaha
memberi beasiswa secara terbatas yang didapat dari jaringan alumni yang
sudah ada. Sementara pada organisasi GMKI (Gerakan Mahasiswa Kristen
Indonesia) dan PMKRI (Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik
Indonesia) pun mengalami hal yang sama, namun belum memiliki jaringan
alumni atau kelompok yang siap membantu memberi solusi.
Di samping itu, menurut mahasiswa yang merupakan mantan
pengurus PMKRI ini, dukungan secara konsisten yang diharapkan dari
hierarki Gereja belum sepenuhnya dirasakan. Hal ini dapat dilihat dukungan
dari segi pendampingan rohani dan moril yang belum optimal. Saat ini, untuk
PMKRI Cabang Yogyakarta sendiri sulit mendapatkan romo yang ingin
berperan sebagai romo pendamping atau romo moderator PMKRI. Adanya
konflik dalam tubuh PMKRI yang berkepanjangan sampai saat ini semakin
membuat hierarki untuk lepas tangan dengan alasan tidak ingin terlibat dalam
dinamika politik organisasi. Di sisi lain, anggota PMKRI menginginkan
adanya dukungan dan pendampingan secara spiritual dan arahan moral dari
para imam. Seperti yang dimaktubkan dalam Kitab Hukum Kanonik (KHK)
Kan.300 mengenai aturan penggunaan nama Katolik dalam setiap perserikatan
dan ditegaskan lebih lanjut di Kan.305 ayat 1 bahwa semua perserikatan kaum
beriman kristiani berada di di bawah pengawasan otoritas gerejawi yang
berwenang, dan bertugas mengusahakan serta memiliki kewajiban dan hak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
untuk menjaga norma-norma hukum untuk menjaga tidak ada penyelewengan
terhadap tata tertib gerejawi (dokumen PMKRI No. 32/DPC-PMKRI/II -
F/02/2011).
Pendampingan terhadap mahasiswa dan organisasi juga diharapkan
mahasiswa dari pemerintah. Dalam pasal 12 pembinaan ormas UU No. 8
Tahun 1985 tentang Ormas telah disebutkan bahwa mahasiswa membutuhkan
membutuhkan dukungan dan pendampingan dari berbagai pihak terutama dari
pemerintah untuk lebih mendapatkan pemahaman yang menyeluruh mengenai
persoalan kemasyarakatan, berbangsa dan bernegara. Namun, akhir-akhir ini,
mahasiswa merasakan bahwa mereka yang terlibat khususnya dalam ormas
mahasiswa kurang mendapat perhatian. Mahasiswa merasakan bahwa
peraturan pemerintah yang seharusnya dapat mengatur ormas-ormas
cenderung membatasi ruang gerak dengan aturan-aturan. Proses kegiatan
ormas mahasiswa juga cenderung dipersulit, misalnya untuk pendanaan yang
didaptkan dalam waktu lama, tidak jarang dana baru didapatkan ketika
kegiatan sudah selesai.
Beberapa kondisi di atas dirasakan mahasiswa sebagai tantangan-
tantangan yang harus dihadapi. Tidak adanya pendampingan dan arahan
secara konsisten yang dirasakan membuat mahasiswa kebingungan dan
kesulitan menghadapi tuntutan sebagai mahasiswa dan tuntutan organisasi.
Hal ini juga yang dianggap sebagai sebab mahasiswa yang terlibat dalam
organisasi satu-persatu menjadi mundur dan tidak terlibat lagi karena dirasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
tidak ada jaminan dan keuntungan yang jelas, baik dari segi biaya dan
pekerjaan.
Tantangan-tantangan inilah yang juga dirasakan oleh mahasiswa
dalam pengalaman kepemimpinannya. Mahasiswa dalam penelitian ini
mengungkapkan bahwa mereka telah mengalami berbagai kondisi sulit selama
terlibat dalam organisasi. Namun, banyaknya tantangan dalam pengalaman
mereka tidak menyurutkan semangat untuk terus mengembangkan diri.
Keinginan meningkatkan kemampuan diri sehingga terlibat dalam organisasi
kemasyarakatan mahasiswa juga dipahami mereka sebagai keinginan
aktualisasi diri. Hal ini disebabkan bahwa untuk mempertahankan hidup pada
dasarnya manusia harus memenuhi kebutuhan-kebutuhan tertentu (Kartono,
2010). Dalam hal ini, kebutuhan aktualisasi diri pada seseorang merupakan
kebutuhan untuk memuaskan diri dengan mengembangkan segala kompetensi,
bakat, kemampuan dengan cara-cara bekerja, belajar, rekreasi, dan sebagainya
(Maslow dalam Kartono, 2010). Mahasiswa memahami kebutuhannya ini
sebagai bentuk keinginan menjadi sesuatu yang lebih dan berbeda sehingga
menggunakan sarana-sarana yang dapat membantu mereka mengembangkan
diri sesuai dengan kebutuhannya seperti organisasi kemasyarakatan
mahasiswa.
Mahasiswa mencoba mengambil tanggung jawab yang berbeda
dengan tuntutan kompetensi yang lebih tinggi. Di samping itu, adanya akses
dan jaringan yang lebih luas bagi seorang pemimpin menjadi salah satu daya
tarik mahasiswa untuk belajar menjadi pemimpin. Selain itu, mahasiswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
dalam penelitian ini juga mengungkapkan bahwa dari berbagai kesulitan dan
tantangan yang mereka hadapi memotivasi mereka untuk mencoba mengambil
tanggung jawab. Seperti pada GMKI, mahasiswa menyebutkan bahwa dirinya
sering menyudutkan pemimpin ketika mengalami situasi yang sulit, maka dari
itu dirinya ingin mengambil tanggung jawab memimpin untuk mengetahui
seberapa besar kemampuannya dalam menghadapi segala situasi. Serupa
dengan GMKI, pengalaman mahasiswa dalam PMKRI juga dimotivasi oleh
situasi yang penuh dengan tantangan. Mahasiswa dari penelitian ini yang
merupakan pengurus dari PMKRI menyatakan bahwa melalui tantangan yang
ada serta dimotivasi nilai Kekatolikan seperti kejujuran dan semangat
melayani sebagai spririt organisasi melalui semboyan Option For The Poor
mengembangkan niat untuk melayani dengan menjadi pengurus. Bagi
mahasiswa ini, menjadi pemimpin, ketua, maupun pengurus adalah terlebih
dahulu menjadi pelayan bagi sesama.
Mahasiswa mengakui bahwa secara pribadi, kemampuan dan
kepercayaan diri yang mereka miliki saat ini termasuk keinginan memimpin
didapatkan melalui kaderisasi. Secara khusus dalam kaderisasi informal, yaitu
ketika mahasiswa dalam dinamika internal organisasi khususnya dalam ormas
mahasiswa mengalami secara langsung menghadapi berbagai situasi kritis,
mereka saling sharing dan mencoba mencari solusi bersama. Di sisi lain,
mahasiswa juga tergerak hatinya ketika menemukan dalam diskusi bersama
diantara beberapa anggota yang masih ingin berjuang, adanya ketimpangan-
ketimpangan sosial yang terjadi di masyarakat dan negara Indonesia. Hal ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
lebih didapatkan ketika berinteraksi secara langsung dengan ormas mahasiswa
lain.
Mahasiswa memiliki pandangan yang lebih luas mengenai
persoalan berbangsa dan bernegara serta memahami pentingnya peran
mahasiswa dalam mempertahankan keutuhan dan cita-cita Bangsa, yaitu
Bhineka Tunggal Ika, NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia), dan
Pancasila. Kemudian nilai-nilai organisasi yang dipegang oleh beberapa
anggota inilah yang masih tetap dipertahankan dan memberi semangat kepada
mereka untuk tetap setia dalam proses.
Kemampuan dan komitmen tersebut lebih dirasakan ketika
mendapat pengalaman memimpin. Seseorang dapat belajar lebih banyak dari
pengalaman dimana seseorang terlibat dan banyak menghabiskan waktu untuk
berlatih (Kolb,1983 dalam Hughes dkk, 2006). Sebagai pemimpin, mahasiswa
harus siap sedia karena semua koordinasi dan tujuan organisasi ada di tangan
pemimpin. Pemimpin adalah acuan dari keseluruhan tugas dan tanggung
jawab, baik untuk anggota maupun organisasi (Hughes, dkk, 2006). Dari
pengalaman memimpin juga mahasiswa dapat belajar lebih bertanggung jawab
dan setia.
Adanya pengalaman memimpin membuat mahasiswa menjadi
lebih mengetahui kapasitas diri, mengetahui apakah mereka cukup memiliki
ketahanan mental dan fisik dalam menghadapi situasi-situasi tertentu.
Mahasiswa dalam penelitian mendapatkan makna dari pengalaman bahwa
seorang pemimpin harus memiliki konsistensi dan kredibilitas dalam berkarya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
serta siap dalam setiap kondisi, baik atau buruk. Di samping itu, pemimpin
harus dapat dipercaya untuk dapat membangun kerja sama tim, memiliki
integritas, mengembangkan inisiatif serta dapat mengambil keputusan atau
pilihan. Dalam hal ini, Ordway Tead dan George R. Terry (dalam Kartono,
2010) menyebutkan bahwa sifat-sifat pemimpin meliputi energi jasmani dan
mental, memiliki kesadaran tujuan dan arah, antusiasme, keramahan,
integritas, penguasaan teknik, ketegasan dalam mengambil keputusan,
kecerdasan, keterampilan mengajar, dan kepercayaan.
Dengan demikian, mahasiswa menemukan bahwa apa yang
dialaminya saat ini sangat penting untuk kehidupan mereka kelak, bahwa
mahasiswa secara pribadi dimatangkan melalui proses dalam ormas
mahasiswa. Berangkat dari situasi sulit dan penuh dengan tantangan inilah
yang meyakinkan kesiapan mereka menghadapi tantangan dalam hidup yang
mungkin terjadi berikutnya. Lebih dari itu, mahasiswa mengaku bahwa
pengalaman memimpin dalam ormas mahasiswa sangat membantu mereka
memahami potensi-potensi diri mereka, memahami setiap tantangan yang
lebih nyata dalam kehidupan di masyarakat dan mengambil sikap serta
memahami persoalan-persoalan berbangsa dan bernegara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa melalui
proses berorganisasi pada ormas mahasiswa, khususnya pengalaman
memimpin secara langsung dapat lebih mengembangkan kompetensi diri serta
memberi pemahaman mengenai potensi-potensi yang ada dalam diri. Secara
khusus didapatkan dua makna utama dari pengalaman kepemimpinan pada
ormas mahasiswa, yaitu dengan pengalaman memimpin, mahasiswa dapat
memiliki karakter dan nilai keutamaan sebagai pemimpin dan belum adanya
sistem pendampingan yang optimal untuk menyiapkan anak muda menjadi
pemimpin.
B. Saran
1. Bagi Mahasiswa
Melihat gambaran pengalaman mahasiswa yang terlibat dalam
ormas mahasiswa ini dapat dilihat bahwa keterlibatan mahasiswa dalam
aktivitas organisasi dapat mengembangkan kompetensi diri dan
kemampuan kepemimpinan. Berdasarkan hal ini, peneliti menyarankan
kepada mahasiswa agar terlibat aktif dalam organisasi sehingga dapat
memiliki jaringan yang lebih luas serta melatih kemampuan
kepemimpinan. Dalam hal ini, peneliti juga menyarankan agar mahasiswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
lebih mengenal dan terlibat dalam ormas mahasiswa yang secara khusus
melatih kepekaan sosial dan kepemimpinan Indonesia yang lebih
memahami konteks persoalan berbangsa dan bernegara.
2. Bagi Ormas Mahasiswa
Peneliti menyarankan kepada ormas mahasiswa agar lebih jeli
melihat kebutuhan mahasiswa saat ini serta tantangan yang ada dan
melakukan pembenahan. Organisasi kemasyarakatan mahasiswa ini harus
dapat membangun opini publik.
3. Bagi Masyarakat Umum
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti mendapat gambaran bahwa
belum adanya sistem pendampingan yang optimal untuk mempersiapkan
anak muda menjadi pemimpin. Oleh sebab itu, peneliti menghimbau
kepada masyarakat dan seluruh stakeholder agar lebih memperhatikan
anak muda secara personal dan dapat mendorong anak muda khususnya
mahasiswa untuk lebih terlibat dalam organisasi sebagai sarana
mengembangkan kepekaan sosial dan kemampuan kepemimpinan.
4. Bagi Penelitian Selanjutnya
Dari hasil penelitian dapat diketahui hal-hal apa saja yang
dialami serta tantangan yang ada dalam pengalaman memimpin pada
ormas mahasiswa. dalam hal ini, peneliti belum melakukan eksplorasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
terhadap pengalaman memimpin pada organisasi lain. Oleh karena itu,
peneliti menyarankan agar penelitian selanjutnya dapat lebih
mengeksplorasi dan melihat gambaran serta tantangan apa saja yang
dialami mahasiswa khususnya dalam memimpin organisasi intra kampus.
Selain itu, peneliti dalam penelitian selanjutnya dapat juga
melihat gambaran pengalaman mahasiswa yang terlibat dalam komunitas
maupun organisasi yang didasarkan pada gaya hidup. Pengertian gaya
hidup di sini adalah pola hidup yang lebih merujuk pada kegiatan yang
bersifat hiburan atau rekreatif. Peneliti dapat melihat apakah pada
komunitas ini juga terdapat pola atau sistem khusus pengembangan
kepemimpinan pada mahasiswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
DAFTAR PUSTAKA
A, Doni Koesoema. (2007). Pendidikan karakter. Jakarta : Grasindo.
Batubara, Cosmas. (2007). Sebuah otobiografi politik. Jakarta: Kompas.
----------------------. (2008). Panjangnya jalan politik. Jakarta : Jala Permata.
Creswell, John W. (2007). Qualitative inquiry & research design choosing among
five approaches. USA : Sage Publications.
Dwiwibawa, F. Rudy & Theo Riyanto. (2008). Siap jadi pemimpin? latihan dasar
kepemimpinan. Yogyakarta : Kanisius.
Edelman, A., Gill, P., Comerford, K., Larson, M., Hare, R. (2004, Juni). Youth
development and youth leadership. Paper disajikan dalam National
Collaborative on Workforce and Disability for Youth. Diunduh 15
Januari 2012 dari http://
www.nj.gov/dcf/behavioral/providers/YouthDevelopment.pdf
Forno, Arriana Dal & Ugo Merlone. (2006). The emergence of effective leaders :
an experimental and computational approach. ECO Issue Vol. 8, No. 4,
36 – 51. Diunduh 14 Januari dari www.lea.sagepub.com.
Handayani, Christina Siwi. (2009, Mei). Anak muda: aksi sekaligus reaksi,
konsumen sekaligus produsen. Paper disajikan dalam Sidang Istimewa
Seminari Tinggi St Paulus, Akademi Santo Thomas Aquinas.
----------------------. (2011, June). Catholic students and democratic development
in indonesia ( a psychological perspective). Paper disajikan dalam
International workshop of DCCIRP (The Democracy, Culture,
Chatolicism International Research Project), Sanata Dharma
University, Yogyakarta.
Hasibuan, Muhammad. (2008). Revolusi politik kaum muda. Jakarta : Yayasan
Obor Indonesia.
Hughes, R. L., Ginnett, R.C., Curphy, G.J. (2006). Leadership : enhancing the
lessons of experience (ed. Ke-5). New York : McGraw-Hill.
Julianery, B.E. (2010, 10 November). Optimisme kepemimpinan muda. Diunduh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
dari http://nasional.kompas.com/read/2010/11/01/04045266.
Kadha, Thomas. (1982). Psikologi kepemimpinan. Ende-Flores : Percetakan
Arnoldus.
Kartono, Kartini. (2010). Pemimpin dan kepemimpinan. Jakarta : PT Raja
Grafindo Persada.
Kriyantono, Rachmat. (2010). Teknis praktis riset komunikasi. Jakarta : Kencana
Prenada Media Group.
Kurth & Schai. (1998). The roles of youth in society : a reconceptualization. The
Educational Forum, Vol. 52, No. 2.
Latief, M. (2011, 27 Februari). Mahasiswa dan krisis kepemimpinan. Diunduh
dari www. kompas.com.
Listianto, Gabriel A. (2001) . Leaders and followers in the future. Jurnal
Antisipasi, Vol. 5. No. 1, 81-102.
Maridjo, Herry. (2001). Gaya dan kepemimpinan yang efektif. Jurnal Antisipas,
Vol. 5, No. 1, 103-123.
Masrur, Masad, dkk. (2008). Kepemimpinan pemuda yang berbasis national
character building. Paper Disajikan pada acara TANNASDA II
Kementrian Negara Pemuda dan Olahraga. Diunduh 1 Juni 2011 dari
http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/11093959.pdf.
Moleong, Lexy J. (2011). Metodologi penelitian kualitatif. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya.
Moustakas, Clark. 1994. Phenomenological research methods. London : SAGE
Publications.
Nawawi, Hadari & Martini Hadari. (2006). Kepemimpinan yang efektif.
Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Poerwandari, E. Kristi. (1998). Pendekatan kualitatif dalam penelitian psikologi.
Jakarta : Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan
Psikologi ( LPSP3) UI.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Rahardjo, H. Mudjia. (2010, 17 April). Krisis kepemimpinan. Diunduh dari www.
mudjiarahardjo.com.
Sahrah, Alimatus. (2004). Persepsi terhadap kepemimpinan perempuan. Jurnal
Anima, Vol. 19. No. 3. Hal: 222-233.
Santrock, John W. (2002). Life span development-perkembangan masa hidup (ed
Ke-5) (Damanik, J., Chusairi A., terj). Jakarta : Erlangga. (Karya asli
terbit 1995).
Schein, Edgar H. (1991). Psikologi organisasi. Jakarta : PT Pustaka Binaman
Pressindo.
Smith, Jonathan A. (2008). Qualitative psychology a practical guide to research
methods. London : SAGE Publication
Sujak, Abi. (1990). Kepemimpinan manajer (eksistensinya dalam perilaku
organisasi). Jakarta : Rajawali Pers.
Supraktiknya, A. (2007). Kiat merujuk sumber acuan dalam penulisan karya
ilmiah. Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma.
Syam, Nur. (2009). Tantangan multikulturalisme indonesia. Yogyakarta :
Kanisius.
Widyanto, Aloysius Bram. (2010, Oktober). Pemuda dalam perubahan sosial.
Jurnal Historia Vitae, Vol. 24, No. 2. Diunduh 10 Februari dari http ://
www.usd.ac.id/lembaga/lppm/f1I3/
Wirjana & Supardo. (2005). Kepemimpinan, dasar-dasar dan pengembangannya.
Yogyakarta : Andi.
Pernyataan sikap PMKRI cabang Yogyakarta Surat dokumen PMKRI No.
32/DPC-PMKRI/II - F/02/2011.
UU No. 8 Tahun 1985 Tentang Ormas, diunduh 24 Januari 2012 dari
http://ditpolkom.bappenas.go.id/basedir/Peraturan Perundang-
Undangan/1) Bidang Politik Dalam Negeri/ 8) Ormas/UU Nomor 8
Tahun 1985 Tentang Organisasi Kemasyarakatan.pdf.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
LAMPIRAN
Transkrip Verbatim (Cutting)
1. Informan I
Nama : ED
Jabatan : Ketua GMKI Yogyakarta
Lama berorganisasi : 6 tahun
Interview ke :1
Hari / Tanggal : Sabtu / 23 Juli 2011
Waktu : 11.00 – 13.00
Tempat : Sekretariat GMKI
Baris Data Tematik123456789
101112131415161718192021222324
Saya kalo GMKI dari 2006 ya, itu prosesnyabertahap, dari pengurus yang paling bawahdari sefung, sefung pelayanan masyarakat,dibawah ketua bidang pelayanan, lalu periode2007-2009 menjadi ketua bidang akpel.Setelah itu 2009-2011 naik menjadi ketuacabang, sebagai proses dimana kader bisamatang melalui tahapan sehingga satu mentalkita akan terbentuk di situ yang kedua adalahbagaimana pemahaman kita kepada ruangkaderisasi itu akan muncul di situ. Jadimemahami organisasi secara menyeluruh sayakira, Saya masuk GMKI sejak tahun 2005.Jadi begitu datang di jogja, 5 bulan langsungikut masuk di masa perkenalan. Kebetulandulu yang jadi pengurus itu ada abang jugadari sorong, Jadi informasinya dari abang dansedikit menjelaskan bahwa pentingnya ikutorganisasi, Ya kalau sorong itu sudah adasejak tahun 2000, cuman memang sma yasempat dengar, kemudian munculnya kader-kader dari sorong dalam ruang-ruang publikpun sudah didengar, sudah dilihat bahwa, danmereka cukup lumayan sebagai orang berada
Di GMKI melalui prosesnyabertahap 2006, sefung2007-2009, ketua bidangakpel, 2009-2011, ketuacabang
informasinya ada GMKI dariabang dan menjelaskanbahwa pentingnya ikutorganisasi, begitu adapenerimaan langsung ikut
di sorong GMKI sudah adasejak tahun 2000, kader-kader dari sorong sewaktusma sempat dengar, ruangpublik sudah didengar dancukup disegani
ketertarikan ke GMKI ketikakemunculan dari kader-kader gmki pasca GMKI itu,sorong ya mereka cukup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
252627282930313233343536373839404142434445464748495051525354555657585960616263646566
pada ruang publik yang cukup disegani karenamungkin berangkat dari bagaimana diaberdinamika dalam GMKI kemudian pasca itumencoba keluar mengambil ruang yang lebihbesar, tapi ketika itu saya pun melihat ternyatamereka luar biasa, maksudnya, jadisebenarnya informasinya sudah sedikitmengenal GMKI, gitu. Lalu kemudianketertarikan ketika kemunculan dari kader-kader GMKI pasca GMKI itu, sorong yamereka cukup punya burgaining di daerah.Ya, saya waktu pertama masuk GMKI,kemudian di 2006 saya juga ikut di unitkegiatan mahasiswa Kristen. Jadi 2006 itusaya sempat ikut di ukm dan waktu itu jugajadi pengurus di bagian minat dan bakat,setelah itu di 2008 itu masuk di lembagamahasiswa di BEM kebetulan di tingkatanuniversitas menjadi wakil presiden mahasiswasampai 2010, jadi ada di BEM juga berjalan2008-2010, di GMKI juga, karena di ketuabidangnya itu 2007-2009. Jadi semua berjalan,setelah itu ketua cabang, di BEM belumselesai juga, ketua cabang kan 2009-2011,BEM itu baru selesainya 2010. Jadi ternyatasebenarnya bagaimana untuk mengatur saja.kalo untuk organisasi daerah saya kiramemang kalo daerah kita sering,bagaimanapun harus berkecimpung dalamorganisasi daerah sebagai anggota ataupengurus cuma tingkat aktivitasnya tidakterlalu seperti kita di organisasi gerakan kan.Cuma, daerah terkadang ya sering kalaumemang ada persoalan teman-teman di daerah,trus kita, kadang ada agenda momentum,natal, paskah atau pas penerimaan buat acarauntuk mahasiswa baru, mungkin itu yang kitabisa lakukan, tapi tidak bersentuhan denganorang lain dengan lembaga lain, instansi lainitu kan jarang dan energi pun kan tidak begitubanyak energi yang keluar. Kita GMKI cirikhas, dalam ruang kalau dalam konteks
punya burgaining di daerah.
Pertama masuknya GMKI,lalu 2006 ikut di ukm jadipengurus bagian minat danbakat, 2008, di BEM, jadiwakil presiden mahasiswa,lalu jadi ketua cabang,Sebenarnya bagaimanauntuk mengatur, repotnya itupada saat menyikapi isuagenda nasional, karenasemuanya turun
komunitas daerahkegiatannya kalau adapersoalan teman-temandaerah, agenda momentum,natal, paskah, mahasiswabaru, tidak bersentuhandengan orang lain, lembagalain, energi tidak begitubanyak keluar
ciri khas GMKI adalahnasionalisme dan oikumeni,GMKI diarahkan dewasadalam organisasi, untukmenjadi GMKI anggotayang berada dimana tempatyang ada perguruantingginya
Organisasi bukanlah sesuaturuang kita berada untukmencari apa yang menjadikeinginan kita tapiorganisasi adalah tempatuntuk kita belajar dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
676869707172737475767778798081828384858687888990919293949596979899
100101102103104105106107108
perjuangan, kalau kita adalah nasionalismedan oikumeni, dan itu sudah dilakukansemenjak tahun 50. Jadi lalu mungkin hal yangdi tingkat internal bahwa yang selaludiyakinkan adalah kita GMKI selalu diarahkanuntuk dewasa dalam berorganisasi misalnyabegini ketika semua yang berkaitan dengankeputusan organisasi apapun konflik kita didalam tetapi kalau kita mengacu padakeputusan organisasi maka siapapun yangberbeda pendapat, siapapun yang konflik harustunduk kepada keputusan itu sehingga kamisampai hari ini dari tahun 50 sampai sekarangmasih tetap satu. Organisasi bukanlah sesuaturuang kita berada untuk mencari apa yangmenjadi keinginan kita tapi organisasi adalahtempat untuk kita belajar dan berproses, masihada ruang yang lebih besar. Tapi kanterkadang di organisasi ini banyak orangmemandang organisasi sebagai ruang untuk iamendapatkan apa yang menjadi keinginan, apayang menjadi tujuan jangka pendek kemudianmenanggap remeh, lalu kita di internal, salingbersaing, padahal bukan itu. Sehingga konflikterkadang muncul bukan karna kita inginkonflik gagasan, tetapi konflik pragmatis,tetapi saya yakin PMKRI GMKI HMI bahwaruang sekarang adalah belajar dan bukan untukkita mencari apa-apa pun, tapi karakternyaruangnya daerahnya berbeda misalnya GMKIdi jawa, Sumatra, beda dengan teman-teman diwilayah timur, artinya posisi dia sebagai ketuaGMKI itu sudah disamakan dengan bupati,walikota, atau hal-hal yang punya posisi pascaberGMKI hampir banyak menguasasi ruang-ruang publik, sehingga selalu kacamatapemerintah melihat bahwa orang GMKIadalah orang-orang yang bisa dipercayakandan punya kemampuan untuk bisa misalnyadia bisa mampu dalam hal gagasan, kalaubicara ormas, tidak semua orang yang beradadi organisasi itu punya kesiapan menjadi
berproses, masih ada ruangyang lebih besar
Meyakini bahwa PMKRI,GMKI, HMI bahwa ruangsekarang adalah belajar danbukan untuk kita mencariapa-apa pun,
Oikumenisme, bicara haluniversal,
Nasionalisme, bagaimanakemanusian kita mencintaiIndonesia secarakeseluruhan,
makna nasionalisme tidaksaja kita menunjukkanbahwa kita orang Indonesia,pakai bendera merah putihtetapi kita menunjukkanbahwa apa yang menjadi hakkedaulatan Indonesia.Mengenai NKRI, kamiGMKI tentunya bicara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
109110111112113114115116117118119120121122123124125126127128129130131132133134135136137138139140141142143144145146147148149150
pemimpin, tapi orang betul-betul yang maudari awal berproses, mau dari awal belajar,mau dari awal berkomitmen itulah orang yangakan punya peluang dan dia punya kesempatanmembuktikan apa yang telah dia belajar.Jadi oikumenisme ini kita bicara GMKI inikan kita bicara hal universal, oikumene adalahsatu disitu jadi GMKI memandang bahwa diadari latar belakang gereja apapun, latarbelakang sinode apapun, kita adalah satu,oikumene itu adalah maknanya itu, satu,kemudian nasionalisme saya kira sama, satuhal yang menjadi perjuangan teman-temanGMKI kongres tahun 50, ya kongres isu besaradalah pancasila. lalu kita berharap bahwanasionalisme tidak hanya dipandang bahwakita mencintai Indonesia, secara kita adalahIndonesia saja, tetapi bagaimana kemanusiankita mencintai Indonesia secara keseluruhan,ini makna nasionalisme tidak saja kitamenunjukkan bahwa kita orang Indonesia,pakai bendera merah putih tetapi kitamenunjukkan bahwa apa yang menjadi hakkedaulatan Indonesia itulah yang kemudiankita lalu persoalan, NKRI, kami GMKItentunya bicara tentang persoalan integrasibangsa kita pada intinya bahwa Indonesiaadalah satu. Saya kira yang konkrit adalahnasionalisme yang seutuhnya dan itu satu halyang risih ketika pancasila selalu menjadipilihan yang ditempatkan kedua ketiga, danakhir-akhir ini kan persoalan itu kita seringterjadi. Kita semua terlibat dalam kemarinbeberapa hal, membuktikan kita bahwa kitatetap konsisten dalam nasionalisme yangdikemas dalam dan bagaimana memaknaipancasila, NKRI, bhineka tunggal ika danpersoalan bhineka tunggal ika, inilah yangmenjadi ciri khas.ada problem satu dalam tingkat kalo anggotamisalnya kalo secara kuantitas, tapi kalaumemahami ya, kebetulan kami di GMKI itu
tentang persoalan integrasibangsa kita pada intinyabahwa Indonesia adalah satu
bagaimana memaknaipancasila, NKRI, bhinekatunggal ika dan persoalanbhineka tunggal ika, inilahyang menjadi ciri khas
GMKI memiliki pola dasarpendidikan kader yangmengarahkan kader menjadipemimpin
Pola kaderisasi GMKIsekarang dikembalikan kecabang-cabang untukmengaturnya.
Untuk GMKI cabang 3menggunakan sistemkaderisasi level 1 dan level 3yang lebih fokus kepadaberfikir metodologis,keadilan, demokrasi,kesejahteraan, kasih,pancasila, seperti kongresdalam 2 tahun pelayanan,tidak pernah terlepas dariwujudkan persatuan,kesatuan, wujudkankeadilan, kebenaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
151152153154155156157158159160161162163164165166167168169170171172173174175176177178179180181182183184185186187188189190191192
ada punya pola dasar pendidikan kader, jadipola dasar sistem pendidikan kader ini dulunyakarena kita prosesnya masih sentralistis ya,jadi pola dasar sistem pendidikan kader inidisejajarkan, jadi diarahkan pada semuacabang GMKI se Indonesia melakukanpendidikan kader dengan standar yang sudahditentukan jadi kita bicara tentang apanamanya, kader mulai dari tingkat dasarsampai tingkat atas, dengan standar materi danarahannya jelas, bahwa arahannya persiapandalam kader-kader yang akan jadi pemimpin.Karakteristik dinamika cabang dengan anggotayang punya karakter yang berbeda, punyakondisi cabang dan persoalan yang berbeda-beda, apakah kemudian kita harus, walau kitaadalah organisasi yang yang punya kesatuan,tapi dalam wilayah kaderisasi ini harus bisadipilahkan karena kita punya kondisi cabangyang berbeda-beda sehingga pola dasar sistempendidikan kader GMKI itu diubah pada tahun2002, itu mengarahkan pada tiap proseskaderisasi itu dikembalikan kepada cabangmasing-masing,Pola dasar sistem pendidikan kader di GMKI.Jadi level satu sampai level, kan di jogja itumengambil level 1 dan level 3, jadi level 1berbicara tentang apa, kader yang mampuberfikir metodologis, jadi kader yang mampuberfikir metodologis ini kemudian kitaaplikasikan dalam program itu adalah kita buatmodelnya adalah diskusi referensi buku, youbaca buku ini, selesai buat referensinya,silakan buat presentasi di depan, youdiskusikan di depan, dan kau harus mampumempertanggungjawabkan apa isi buku itu,solusinya seperti apa dan apa tawaran solusianda sendiri, kita mampu berfikirmetodologis, level 3 adalah mewujudkankeadilan, demokrasi berdasarkan kasih atauapa, itu lalu kemudian kita coba untuk yaitusatu kita coba kemarin kita buat tentang
Yang menjadi targetan diabisa mendapatkan nilai jadidibilang GMKI ini kaderGMKI yang spiritualitas,kita harus spiritualitas ituharus ditunjukkan sepertiapa, integritas harusditunjukkan seperti apa,profesionalitas
ada problem kalo secarakuantitas, karenasebelumnya pernahmengalami permasalahaninternal cabang, dikaratekeroleh pengurus pusat, namuntetap memikirkan padaproses belajarnya, dinamikadiskusi
Pengalaman yangdidapatkan mahasiswabahwa berangkat darikondisi kekurangan yang adakita tetap bertahan,Di GMKI, mahasiswamerasa kemudian bisabelajar untuk, apa ya bisauntuk mampu tahu bahwasaya itu sebenarnya siapa ya.Yang kedua adalah sayabanyak belajar tentagbagaimana menentukan kedepan harus melakukan apa,dan apa yang saya haruslakukan saat ini, mental
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
193194195196197198199200201202203204205206207208209210211212213214215216217218219220221222223224225226227228229230231232233234
pelatihan tentang ansos, yang kedua pelatihantentang seven habit itu, pengembanganmandiri lalu kemarin terakhir kita cobamemaknai dalam ruang pancasila.Iya, targetnya apa trus kemudian nanti sampaipada indikator penilaiannya, jadi kalau sudahsampai proses uji, kalo belum sampaidianggap belum tuntas, PDSPKnya, belumtuntas level 1 nya dan proses yang kitalakukan sebenarnya belum sampai pada tahappenilaian karena prosesnya memang panjang,dan itu akan diuji oleh tim PDSPK. Tetapikondisi GMKI secara umum saya bilang kitamasih mengalami kendala kader-kaderpotensi, menemukan kader-kader potensialyang mampu mengaplikasikan itu sehinggakita masih minta kepada senior untuk mengisimateri. Hal inilah yang menjadi targetan bisamendapatkan nilai jadi dibilang GMKI inikader GMKI yang spiritualitas, kita harusspiritualitas itu harus ditunjukkan seperti apa,integritas harus ditunjukkan seperti apa,profesionalitas harus ditunjukkan seperti apa,Iya, kita satu sebenarnya begini, jadi sayacerita cabang jogja kita dulu 90-2000 kitapunya anggota luar biasa, kita sampai ada 70kader, pasca 2000-2004 kita punya problembesar adalah GMKI cabang Yogya mengalamidikarateker oleh pengurus pusat.itu dari tahun 2004, dan 2004 itu hancuraktivitas organisasinya, minat anggota,kemudian pasca itu berjalan 2007, 2008 dan2009 kami coba menata kembali danprosesnya tetap berjalan dan anggotanya puntidak begitu banyak, terkadang pada zamansaya untuk apa, maper, itu masa penerimaan,maper pertama penerimaan anggota itu 35orang, maper ke dua 17 orang, karna memangkondisinya saya kira semua organisasimengalami problem utama pada tataranjumlah ya, dan kondisi keanggotaan kami padaintinya tidak semua kampus ada anggota
Mahasiswa mengalamibahwa kalau tidak di GMKI,maka tidak seperti ini, sayatidak mampu bersosialisaidengan siapapun, saya tidakmampu berkomunikasidengan siapa pun, saya tidakberinteraksi tidak punyajaringan, tetapi di GMKItentunya dan dimanapunorganisasi saya kira samaketika kita berkomitmensusah senang kita akanhasilnya tentu ada,
Di internal cabang,menyampaikan bahwajangan kita memandangGMKI secara struktur, sayamenyampaikan silakan kalauketua cabang salah silakankritik, sekretaris salahsilakan kritik siapapunjangan menanggap ketuacabang selalu yang lebihtahu, tetapi di sini yangditanamkan adalah kitasama-sama belajar
Dalam pengalamanmemimpin, mahasiswa jugamenekankan tanggung jawabdan anggap GMKI sebagaitempat belajar sebagaipengalaman, tempat belajarsalah, kemudian belajar darikesalahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
235236237238239240241242243244245246247248249250251252253254255256257258259260261262263264265266267268269270271272273274275276
GMKI, tetapi beberapa kampus ada jadi basisdan penyebaran anggota pun kita tidak secaramenyeluruh. Komisariat secara organisasitetap ada, tetapi kalau struktur belum, itu ada,perwakilan. untuk berkomisariat, kebetulankita model pembentukan komisariatberdasarkan wilayah geografi kedekatankampus, tetapi untuk kondisi itu kita tetapmenyampaikan bahwa jangan berfikirkomisariat, tetapi berfikiran bahwa bagaimanabisa datang, bisa belajar ke cabang, adaagenda, kita mau berdiskusi bersama, lalu kitaini kan sebenarnya mengacu pada, kitasebenarnya mengacu ke berfikir metodologiini tiap minggu ada resensi buku, kita bergilirYa pengalaman satu ya, bahwa berangkat darikondisi kekurangan yang ada kita tetapbertahan. Kalo penglaman itu ya, apanamanya, saya di GMKI lah yang kemudianbisa belajar untuk, apa ya bisa untuk mamputahu bahwa saya itu sebenarnya siapa ya. Yangkedua adalah saya banyak belajar tentangbagaimana menentukan ke depan harusmelakukan apa, dan apa yang saya haruslakukan saat ini, mental dan segala macam danbanyak hal yang saya kira saya dapatkan,artinya mungkin tidak pernah bicara Indonesiayang utuh tetapi mungkin di sini lah tiap kalisaya coba memahami bahwa kalau saya tidakdi GMKI maka saya tidak seperti ini, sayatidak mampu bersosialisai dengan siapapun,saya tidak mampu berkomunikasi dengansiapa pun, saya tidak berinteraksi tidak punyajaringan, tetapi di GMKI tentunya dandimanapun organisasi saya kira sama ketikakita berkomitmen susah senang kita akanhasilnya tentu ada, kita akan mendapatkan itubagaimana dengan problem, seperti sayasekarang dalam kepengurusan ada yang tidakaktif tapi sebuah tantangan dan mental kitaakan terbentuk di sana, dan kepemimpinanataupun kader ormas dimanapun ketika suatu
Ada budaya ramah di wisma,dalam pengalamanmemimpin juga merasakansenang karena beberapapengurus secara pemahamanterhadap GMKI maupunkemampuan untukmengeluarkan, untukberdiskusi, untukmengeluarkan gagasan,kemampuan dia untukberbicara spontan, maupunberbicara, ketika prosesbelajar selama 6 bulanbelum ada nampak sekali,tetapi kemudian setelah 1tahun saya senang karenamereka sudah bisa mampu,
Selain itu, senang ketikateman-teman ini setelah diadi GMKI, di luar diadipercayakan dia sebagai diamemimpin orang lain lagi,itu yang buat terkadang sayasenang di situ, diamemimpin orang lain lagi,
Di GMKI yang palingmenonjol dirasakan sepertiyang pernah diajarkan olehabang, tentang PDSPK ituyang sulit, saya bisamenguasai,Pengalaman lain adalahtentang kewajiban membacabuku tiap bulan kemudiantiap minggu dan buku yangharus dibaca adalah bukutentang marxis, tentang karl
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
277278279280281282283284285286287288289290291292293294295296297298299300301302303304305306307308309310311312313314315316317318
saat dia menjadi pemimpin, saya kiramemimpin hal yang ia lakukan adalahbagaimana bisa bertahan pada kondisi dimanakondisi itu baik dan tidak baik, dia harusmampu dalam kondisi tidak baik, kondisitertentu harus mampu bagaimana sayamenentukan apa dalam kondisi seperti ini,daripada menyerahkan semuanya kepadawaktu, kepada situasi, kalau itu sangat berat,dan kalau itu dilakukan maka ormas akanmampu melahirkan orang-orang yang punyakemampuan. Jadi pemimpin kan tidak sajamampu untuk berbicara, bukan itu saja, jadipemimpin ini kan bagaimana bisa memetakanorganisasi ini dalam kondisi baik, buruk, danbisa mengarahkan kepada solusi,Ya, kita GMKI sebenarnya dalam satu haladalah dulu dibentuk berangkat dari,penyatuan dari berbagai latar belakang ya, adateman-teman dari ambon, jawa, medan, papua,kita itu, hal itulah yang kemudian membudayadalam GMKI, jadi kita di internal, di cabangselalu menyampaikan bahwa jangan kitamemandang GMKI secara struktur, kalaumemandang GMKI secara struktur kalau inidilakukan maka kita akan terjebak padawilayah saling menghargai, penghormatan,dan terlalu besar nanti , maka di cabang sayamenyampaikan silakan kalau ketua cabangsalah silakan kritik, jadi jangan menanggapketua cabang selalu yang lebih tahu, tetapi disini yang saya tanamkan adalah kita sama-sama belajar, jadi selalu menekankan bahwadisinilah kita belajar untuk bertanggungjawab, apa yang menjadi tugas, itu yang sayalakukan, kalo itu bisa dilakukan saya yakinyou besok ketika jadi bupati atau pemimpin,you akan bertanggung jawab artinya kitaberusaha untuk apa yang menjadi tugas kita,kita selesaikan. Dan itu semuanya yang sayasampaikan bahwa, silakan berdinamika.GMKI adalah tempat belajar, dan disinilah
max, jadi pengalaman yangmengasah intelektualKetika menjadi ketuacabang, dititipkan untukmemposisikan diri sebagaipelayan
Pengalaman lainnya adalahmendapat motivasi mentaldari abang yangmengenalkan GMKI untuktetap percaya diri.
Dalam pengalamanberproses di GMKI,mahasiswa merasakanbahwa dirinya belum tuntasbelajar di GMKI, belummendapatkan menjadi kaderGMKI itu sebenarnya apa.
Mahasiswa memahamidalam proses di GMKIbahwa harus belajar terus,mencoba beljar mengambiltanggung jawab,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
319320321322323324325326327328329330331332333334335336337338339340341342343344345346347348349350351352353354355356357358359360
belajar berbuat salah, jadi kita belajar tapikemudian ada sesuatu yang kita lakukan inimenjadi pengalaman, ketika saya lakukansalah lalu besok gak mungkin kan salah.teman-teman di sini dan budaya pola kita diGMKI misalnya ya ramah di wisma, ini kanmereka memfasilitasi teman-temannya darikomunitas misalnya mereka tidak punya ruanguntuk rapat, yang penting mereka sudahsampaikan. Perasaan yang cukup membuatsaya walaupun kepengurusan belum selesaisaya senang, ada beberapa pengurus mulaisefung maupun kabid yang dari awalnya,secara pemahaman terhadap GMKI maupunkemampuan dia untuk mengeluarkankemampuan sesungguhnya untuk berdiskusi,untuk mengeluarkan gagasan, kemampuan diauntuk berbicara spontan, maupun berbicara,ketika proses belajar selama 6 bulan belumada nampak sekali, tetapi kemudian setelah 1tahun saya senang karena mereka sudah bisamampu dan dia itu, beberapa sudah bisamengeluarkan potensi dia yang sesungguhnya,dan mereka mengawali selalu mengatakanbahwa, dulu kita tidak diskusi-diskusi sepertiini saya tidak seperti ini, lalu saya senangketika teman-teman ini setelah, dia di GMKI,di luar dia dipercayakan dia sebagai diamemimpin orang lain lagi, itu yang buatterkadang saya senang di situ, terkadangperasaan, walaupun memang tidak semuanya,tetapi, kita memang belajar bersama kan,sehingga mereka juga menemukan ruang.Iya, saya di GMKI hal yang paling menonjolyang saya dapatkan itu adalah saya pernahdiajarkan oleh abang juga, dulu mantan ketuaGMKI dia mengajarkan saya tentang PDSPKdan untuk jogja yang menguasai, sebagianyang meguasai PDSPK ya saya salah satunyaya, di PDSPK ya itu soal yang paling sulit, ituyang saya kira walaupun tidak semuanya sayakuasai tapi sebagian, itulah pengalaman,
Mahasiswa termotivasidalam proses bahwa adapersaingan yang sehat untukbisa menjadi ketua, yaitukemampuan intelektual,kemudian mahasiswa merasabelum tuntas di GMKI danmasih setia serta adanyapengalaman dari abangsenior sehingga membuatsemakin setia untuk belajardan menjadi pemimpin.
Salah satu ciri khas GMKIdikenal sebagai mediatorpositif, bisa menyelesaikankonflik dengan baik.
Pengalaman setelah menjadiketua ada banyak konflik,ketika ada konflikdiselesikan bersama,diputuskan bersama danketika telah diputuskan makaharus disepakati dandijalankan bersama, tidakada yang menggosip dibelakang
Pada pengalaman mahasiswamenjadi pengurus pertama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
361362363364365366367368369370371372373374375376377378379380381382383384385386387388389390391392393394395396397398399400401402
sehingga terkadang saya bicara PDSPK sedikitbanyak menguasai, lalu belajar tentangpersoalan, itu yang selanjutnya adalahbagaimana saya harus memaksakan diri untuk1 bulan ini harus membaca 1 buku, lalu kitadiperkecil lagi dua minggu satu buku, dan itudi GMKI dan bukunya diarahkan, harus bacabuku tentang marxis, tentang karl max, yahbanyak buku jadi, jadi itulah pengalamanuntuk mengasah intelektualnya, jadi ya,terlepas dari ada pengalaman yang lain,mungkin itu, dan ketika saya jadi ketuacabang, cuma satu yg dititipkan bahwa youharus memposisikan diri sebagai pelayanbukan sebagai orang sebagai pemimpin youharus sebagai pelayan, mau sapu ruangan punyou harus sapu, kalo rapat you yang harusdatang duluan baru anggota setelah itu tidakapa, jangan bahwa ketua tunggu dulu semualengkap baru ketua, kalo itu pola ituditerapkan akan berbeda suatu saat ketika youdan anda selalu menganggap diri anda selaludihormati, selalu disegani dan ketika itu tidakdilakukan kadang energi itu kamu yang keluarhanya marah-marah karena tidak dihormati,saya kira pengalaman yang menonjol…tetapimental saya kira, mental, terkadang yangawal-awal saya juga tidak percaya diri juga,artinya berjumpa dengan orang yang sudahpunya pemikiran yang sudah maju, tetapiselalu dibilang sama abang itu bahwa youanggap dia tidak ada apa-apanya, kau jugabisa, anggap dirimu sama dengan dia, jaditerkadang motivasi-motivasi itu, kalaumenganggap dia lebih you sudah mengecilkandirimu jadi sudah selesailah perjalananhidupmu, haha. Memang tidak semua orangyang kondisi internalnya hancur, konsidikuliahnya hancur, lalu kemudian tetap masihmencintai GMKI, itu terkadang banyakpertanyaan dan saya tidak bisa menjawab kanterkadang begitu, akhirnya saya bilang dan
kali masih baru menjadianggota.Awalnya tidak siap karenabelum terlalu mengertidinamika, tidak percaya diridan hampir minder karenabaru datang dari daerah,namun dalam prosesmengikuti ketua danbertanya serta dimotivasisehingga dapatmenyesuaikan diri
Dalam kepengurusan, adabeberapa proses, dari sefungyang dialami saat itu.Terlibat dalam 2 priodesbelum menjadi ketua.Motivasi menjadi ketuaberawal dari belum tuntaspelayanan dan kebersamaandi GMKI dan merasa dirisudah matang dari prosesyang ada dan siap untukmenjadi pemimpin danakhirnya mencalonkan diri.Kesiapan ini didukung olehkepercayaan dan kebebasanyang diberikan dari teman-teman sesama pengurus.
Ketika pemilihan ketuaharus menyampaikan visimisi, menunjukkankelayakan menjadi ketuacabang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
403404405406407408409410411412413414415416417418419420421422423424425426427428429430431432433434435436437438439440441442443444
sampai banyak yang menyampaikan bahwaapakah you menempatkan GMKI lebih tinggidaripada kuliahmu, apa yang membuat dirimuGMKI, you lebih artinya tetap konsistendalam pelayanan, tapi ketika itu sayamenyampaikan bahwa saya belum tuntasbelajar di GMKI. Saya belum mendapatkanapa yang sebenarnya bahwa menjadi kader diGMKI itu yang sebenarnya saya belumdapatkan dan itu kemudian saya coba harussaya belajar terus di GMKI dan ketika prosesbahwa kita bergantung kepada orang lain,misalnya, dia jadi pemimpin dan saya dibawahnya, semua saya serahkan dia yangngurus, tetapi ketika itu pemikiran saya bahwasaya mencoba mengambil tanggung jawab,mudah-mudahan tanggung jawab itu akansaya jalani seperti apa dan saya bilang ketikadi GMKI cabang jogja selalu mempunyaidinamika yang luar biasa, yang menjadi ketuacabang bahwa kemampuan intelektualnya jugaharus tinggi, baru dianggap you layak menjadiketua cabang dan sebenarnya itulah yangmembuat saya bahwa saya bisa juga menjadiketua cabang dan proses itu juga bisamemotivasi saya, dan saya bilang saya belumtuntas di GMKI jadi saya tetap masih setia diGMKI mudah-mudahan, saya berpikirnya,mudah-mudahan keduanya bisa berjalan, studilalu di sini, apa ya di GMKI yang membuatsaya harus setia begitu saya sebenarnya adasatu orang yang membuat saya menjadi belajardi dia banyak, bang frans mungkinpengalaman dia juga lha yang belajar yangmembuat saya bisa setia juga untuk belajar,Dia menyampaikan bahwa you sekedarmenjadi pengurus atau hanya anggota, belumGMKI yang sesunggguhnya, tetapi kalau youmenjadi GMKI sesungguhnya, itu you sudahbisa mampu memaknai bahwa suatu saat youdi GMKI you melakukan apa, kalau you sudahmenentukan itu maka you GMKI
Job desk ketua cabangadalah bertanggung jawabpada setiap keputusan yangdiambil cabang, baik itukeputusan internal atau yangmenyangkut eksternalcabang.
Persoalan program bukantanggung jawab ketua, tetapisekretaris fungsi untukimplementasi program, kalauketua cabang koordinasinyadengan ketua bidang
ketua cabang tugasnyaadalah komunikasi secaraekternal baik dalamkeputusan maupun ituberhubungan denganinstansi, misalnyamelakukan kerjasama, diinternal bisa tetapi harusjuga ada, direkomendasikanoleh ketua cabang, baru diabisa lakukan, kalau tidak,karna memang itu adalahfungsi ketua cabang bahwatugasnya eksternal, diinternal berkaitan dengankeputusan internal itu adalahmenjadi keputusan bersama,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
445446447448449450451452453454455456457458459460461462463464465466467468469470471472473474475476477478479480481482483484485486
sesungguhya, Tetapi memang secara perlahansaya kira bisa nampak dari berbagai bentukhal yang kita lakukan, artinya, tidak saja kitamenunjukkan identitas sebagai anggota tetapibisa saja kita menentukan dengan cara yanglain, misalnya satu hal GMKI dikenal sebagaimediator positif, GMKI bisa saja hadir dalamruang atau dalam situasi konflik bisamemposisikan diri sebagai orang atau bisasebagai mediasi bisa berkomunikasi baik, bisamenyelesaikan persoalan dan segala macamdan itu ketika saya melakukan pasca sayamenjadi ketua cabang, banyak konflik dilingkaran GMKI ini kan luar biasa, marilahkita coba jadikan konflik itu sebagai persoalanbersama dan kita diskusikan bersama, kalauitu bisa kita diskusikan maka selesailah danmental kita bahwa apa yang sudah diputuskanya sudah, makanya saya belajar dari maksudsaya selalu menerima ketika itu sudah menjadikesepakatan bersama, mungkin itu yangmenjadi pengalaman saya, pada saatdiputuskan walaupun saya punya pemikiranlain tapi kalo keputusan itu, ya sudahselesailah…dan ketika itu saya maper dan setelah mapersaya ikut terus kegiatan, lalu kemudian adapengurus yang di PHW, seharusnya kan 2005-2007, tapi 2006 di PHW, nah saya kan waktuitu masih baru sekali tapi karna keputusanuntuk menggantikan itu keputusan badanpengurus cabang, dan saya itu bahwa kalau itudiminta, memang prosesnya kaku, kaku dalamhal tidak siap masuk dalam dinamika yangsudah jauh, diskusi, pertarungan, perdebatan,apapun kan levelnya sudah tingkat tinggi yakita melihatnya kan sudah tingkat tinggi, lalusaya mengikuti dan melakukan penyesuaiandan biasanya modelnya, kalau saya, kalaurapat sudah selesai saya ikut ketua cabang,tapi memang sempat awalnya saya tidakpercaya diri karena satu baru dari papua juga,
ketusan dalam organisasidiambil secara kolektif,nantinya yangmenyampaikan laporanpertanggungjawaban adalahketua cabang dan sekretariscabang untu tataran programyang telah diimplementasi
motivasi mahasiswa untukmenjadi pemimpin, maubelajar dan memposisikandiri sebagai orang yangbertanggung jawab, apakahdirinya mampu bertahan
persoalan mencalonkandikarenakan dukunganinternal semua pengurus2007-2008.
Interaksi dan komunikasi diinternal pengurus umumnyakomunikasi kami selalutidak hanya di ruang rapat,terkadang kita komunikasiformal informal iniberjalan…terlepas dariadanya perbedaan pendapat.Ketika ada perbedaanpendapat, pengalamanmahasiswa sebagaipemimpin apapun yang diforum selesai, jangan dibawakeluar forum.
Dalam pengalamanmemimpin dua bulanterakhir, baru beberapakegiatan yang dilakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
487488489490491492493494495496497498499500501502503504505506507508509510511512513514515516517518519520521522523524525526527528
maksudnya baru datang, lalu masuk dalamorganisasi gerakan yang berfikirnya jugasudah jauh menurut kita pada awal-awalnya,itu sempat membuat saya down juga dan sayaterkadang hampir jadi minder, tetapi sayatetap dikuatkan oleh abang itu bahwa youharus belajar, dalam komunikasi pun masihkaku, tapi lambat cepat proses itu berjalan.Sefung itu 2006, karena proses lalu 2007 jadikabid, ketua bidang, karena dilihat bahwapada waktu itu, proses dalam organisasi kitamengedepankan sebuah proses, Ya sayamenjadi ketua, jadi ceritanya karna sayamerasa prosesnya sudah matang semua danbelum tuntas pelayanan dan kebersamaan sayadi GMKI dengan teman-teman lalu kuliahsaya pun saya kira saya bisa ya artinyamundur sedikit satu tahun pun saya tidak jadimasalah, itu yang menjadi pertimbangan yasudah dan teman-teman yang diinternalpengurus 2007-2009 tidak ada masalah, kami2 orang yang siap maju, itu diberi kebebasansilakan maju, mencalonkan diri, silakan…kitadiskusikan bareng-bareng, diberi ruang silakanberdua maju, sebelum konvercab, jadi biasakita di GMKI di internal harus didiskusikandulu, siapa yang diminta kesediaannya untukmaju. iya, dua tiga yang mau, oke, kita padaintinya badan pengurus cabang sekarangmendukung, kalian bertiga atau berdua silakanmaju, tunjukkan di konfercab bahwa kalianlayak menjadi ketua cabang, menjadi calonkan harus menyampaikan visi misi terus apatanya, debat visi misi selesai baru kemudianmasuk ke pemilihan dan kita harus objektif,jangan sampai objektif memilih karenahubungan emosional, kedekatan, kalau itu yahsecara umum sah, tetapi pertanggung jawabankan, ketika suatu saat organisasi ini tidakberjalan,kita kan merasa berdosa semua,kalau job desk ketua cabang ini kanbertanggung jawab, satu berkaitan pada
karena sekretaris cabangsedang skripsi.Namun kegiatan-kegiatanyang akan dilakukanberjalan baik.
Perasaan mahasiswa belummelakukan semua kepadaanggota. Mahasiswa sebagaipemimpin ingin angotamendapatkan pembelajaranyang banyak dari GMKI,namun dalam proses masihada beberapa anggota yangbelum aktif.
Proses di GMKI tidakberjalan normal karenaktivitas kuliah dan segalamacam.Mahasiswa sebagaipemimpin mengharap agaranggota mengetahui apasebenarnya GMKI dan apayang didapatkan
sebagai ketua begitu,mahasiswa akan berbuatterbaik untuk organisasi, kitaakan berbuat yang terbaikuntuk anggota,adanya kritikan dari sesameteman maupun seniordianggap sebagai pelajaran.
mendekati ini perasaanbelum begitu, ya labil,belum melakukan yg terbaik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
529530531532533534535536537538539540541542543545546547548549550551552553554555556557558559560561562563564565566567568569570571
keputusan-keputusan organisasi ya namanyamengambil keputusan organisasi, danmungkin siapapun itu pengurus, tapi merekaberkoordinasi, ini misalnya kita GMKI maubergabung di aliansi ini dan ketika saya tidakada tetapi ketua bidang tetap berkomunikasi,jadi tidak bisa kita mengambil keputusansendiri, namanya keputusan kan ini kanberkaitan dengan organisasi, yangbertanggungjwab penuh terhadap organisasiadalah ketua cabang, ketua cabangbertanggung jawab terhadap kondisi internaldan eksternal, maka di persoalan ekternaltingkat pengambilan keputusan berada diketua cabang, tetapi tidak kehadiran sayaharus mengambil tidak. Kalau persoalanprogram bukan ketua cabang, program adalahsekretaris cabang, karena kita di GMKI secarajob desk, bicara tentang implementasiprogram, bicara tentang administrasi ituadalah domain sekretaris cabang, Iya, ketuabidang ada sefungnya,ketua bidang aksi danpelayanan punya sefungnya aksi layananmasyarakat, perguruan tinggi dan gereja,kabid or dia punya sefungnya sefungorganisasi, trus kabid pendidikan dankerohanian punya sefung kerohanian, sefungkader, sefung minat dan bakat, sefungkomisariat,Iya, jadi ketua cabang pokoknya tugasnyaadalah komunikasi secara ekternal baik dalamkeputusan maupun itu berhubungan denganinstansi, misalnya melakukan kerjasama, diinternal bisa tetapi harus juga ada,direkomendasikan oleh ketua cabang, dan diinternal berkaitan dengan keputusan internalitu adalah menjadi keputusan bersama. Yakalau kita kolektif ya, dan yangmenyampaikan laporan pertanggungjawabanadalah ketua cabang dan sekretaris cabangmenyampaikan dalam tataran program-program yang sudah diimplementasi.
untuk anggota, walaupunprogram ada tapiketerlibatan anggota belumsepenuhnya berjalan.
menjadi pengurus kiraterlepas dari kritik juga yangselalu menjadi problemadalah ketika mengadakanagenda kemudian tidakdatang DPC secarakeseluruhan, cuma 2 atau 3orang tapi itu semakinmenguatkan, terkadang sayamenganggap itu sebagaitantangan.
Selain itu, beberapa temanyang ada di kepengurusansebagian besar belum pernahjadi pengurus sebelumnya.Ini merupakan tantangan,apakah yang bersangkutanbisa memahami tugas dantanggung jawab dia atauhanya sekedar mengisistruktur..
Pengalaman mahasiswauntuk proses kepemimpinan,menggunakan ruanginformal sebagai salah satuuntuk menjawab kelemahanyang ada, yang kedua sayaselalu mencari trah dimanadraft yang berkaitan denganstruktur kepengurusan sayaberikan kepada mereka dankebetulan saya punya fileSejauh ini, perkembangansudah maju.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
572573574575576577578579580581582583584585586587588589590591592593594595596597598599600601602603604605606607608609610611612613
Iya, motivasi satu saja, mau belajar, belajardalam hal memposisikan diri sebagai orangyang bertanggung jawab misalnya dulu kansaya dibawah bahwa ketika saya di kabid, disefung kan banyak kritik ketua cabang, dansaya coba saya bilang coba saya di situ sayamampu bertahan gak. Ya, tetapi ketika itupersoalan mencalonkan saya sebenarnya kalaudi internal pengurus, pengurus 2007-2008 itusemuanya menghendaki saya sebagai ketuacabang, terkadang saya berfikir bahwa kalaumenjadi pemimpin atau apapun itu suatu saatkita harus berfikir bahwa jangan karna ambisiatau meraih itu, tapi bisa gak kita diberikepercayaan oleh orang lain bahwa you lahyang layak, tapi kan itu beda ruangnya,sebenarnya motivasi itu dulu saya berfikirnyacuma sederhana, yah pokoknya ketua cabanggitu, gitu, tapi saya bilang ya coba, saya initantangan juga saya jadi ketua cabang, ketikasaya diperlakukan begitu mudah-mudahan,kalau saya sudah di situ, saya tahu betapaberatnya. DPC itu 15, Interaksi kami baik,cuma memang karena 2 orang pengurus yangkebetulan backgroundnya pendeta maka harusapa, praktek pendetanya itu jauh sekali di pososana,sama di nias dan itu satu tahun, tapisecara umum internal komunikasi kami selalutidak hanya di ruang rapat, terkadang kitakomunikasi formal informal ini berjalan,pokoknya kita selalu kalau sudah jenuh maenfutsal, jadi pola-pola itulah yang kemudian,tapi secara umum komunikasi berjalan baik,terlepas dari apa namanya terkadangperbedaan pendapat, saya selalu menekankanbahwa apapun yang di forum selesai, selesai,saling gontok-gontokan di rapat, selesai,jangan pernah setelah ini lalu cerita di bawahpohon itu gak boleh. Kalau koordinasikegiatan kebetulan dalam 2 bulan ini barubeberapa kegiatan saja yang kami lakukan diinternal karena koordinasinya antara sekretaris
kader adalah orang yangmengikuti prosespengkaderan sampai denganlevel ini, tapi ada yangmenyatakan bahwa kaderadalah orang yangmenguasai militansinyamuncul dimana tempat diaberorganisasi, aa kemudiankondisi yang dilihatsekarang, kader kita munculsecara administratif
mahasiswa sebagaipemimpin memahami kaderyang militansi, kader yangmemahami secara garisbesar organisasi, dia adalahorang yang betul militansibahwa saya berada di GMKIsaya perjuangkan apa yangmenjadi nilai perjuanganGMKI, tetapi proses initidak berimbang dankematangan itu hanya beradapada wilayah level tertentukader muncul hanya di ketuacabang tetapi tidakmenyeluruh,
saat ini kader dalam sisimilitansi, kader dalam sisimemahami organisasi secarakeseluruhan, berpegangteguh pada prinsip organisasitidak berimbang,menemukaan 2,3 orang yangmemiliki jiwa itu
kaderisasi, proses dimana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
614615616617618619620621622623624625626627628629630631632633634635636637638639640641642643644645646647648649650651652653654655
cabang kebetulan masih fokus untukmenyelesaikan skripsinya,Iya, kalau perasaan, satu rasa bahwa belummelakukan semuanya maksudnya kitaberharap anggota juga merasakan paling tidaksedikit bahwa dia orang GMKI yang belajarbanyak di GMKI, apa sebenarnya persoalanorganisasi, tetapi perasaan itu kemudianmuncul ketika saya masih melihat beberapaanggota yang masih belum aktif, sehinggasaya ingin mereka bisa lebih baik, bisa lebihsiap, belajar lebih baik lagi tetapi ketika prosesini tidak berjalan saya pun, karena waktu inisemakin dekat saya pun jadi pemikiran sayabahwa suatu saat yang muncul bahwa dia akanbertanya saya memang anggota GMKI tapisaya tidak melakukan apa-apa di GMKI,menjelang akhir ini saya harapan mudah-mudahan teman-teman bisa terlibat. Kondisiini tidak berjalan normal karena aktivitaskuliah dan segala macam, Iya, sebenarnyamasalah anggota ya, harapan saya mereka bisatidak hanya sebagai anggota, tetapimengetahui apa sebenarnya GMKI, apa yangdidapatkan di GMKI, tapi ketika itu belumdilakukan semuanya, maka perasaan itu punjadi beban buat saya bahwa kita ingin berbuatyang terbaik tentunya harapan saya sebagaiketua begitu, kita akan berbuat terbaik untukorganisasi, kita akan berbuat yang terbaikuntuk anggota, sebenarnya yang jadipemimpin dia akan berpikir bahwa zamankepengurusan ini, saya yang ketua, tetapiketika itu tidak ada ya lalu kondisi sekarang yakritik teman-teman dan segala macam lalu itusaya kira sangat menguatkan. Senior-senior inikan intriknya luar biasa juga, melaluifacebook, telepon, kritikan-kritikannya. Sayamenganggap itu sebagai suatu pelajaran,bahwa kita ya tidak pernah bermimpi bahwamenjalankan sesuatu itu normal, tetapi sesuatuyang kita jalankan ternyata ada ganjalan, dan
anggota itu dibentuk dariproses awal ya,di GMKIproses kaderisasi belumberjalan sepenuhnya
butuh proses yang berlanjutdan terus menerus, sehinggainternalisasi nilai kader bisaberjalan.
pengalaman GMKI karenakita tidak dipilah harusmelakukan bertahap, punyapengalaman serta prinsipbahwa kalau sekedarmenyelesaikan proses itu,bisa saja semua melakukantetapi internalisasi darikaderisasi untukmemahami.. marilah kitamenyederhanakan sistempelatihan itu disederhanakanlagi, Karena tidak harusurutan, saya coba untukfokus untuk berfikirmetodologis, tapi lebihmengarahkan kaderbagaimana proses kaderisasiitu dia lebih memahami.
Proses kaderisasi yang adadalam sisi biaya, waktu ituefektif, namun dariketerlibatan anggota belumsemuanya ikut.
perasaan mahasiswa dalampengalaman sebagaipemimpin belum bisa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
656657658659660661662663664665666667668669670671672673674675676677678679680681682683684685686687688689690691692693694695696697
dari situlah yang bisa menguatkan kita, yasaya melihatnya ya mau mendekati iniperasaan belum begitu, ya labil, belummelakukan yg terbaik untuk anggota,walaupun program ada tapi keterlibatananggota belum sepenuhnya berjalan. Ya,menjadi pengurus saya kira terlepas dari kritikjuga yang selalu menjadi problem adalahketika mengadakan agenda kemudian tidakdatang DPC secara keseluruhan, cuma 2 atau 3orang tapi itu semakin menguatkan, terkadangsaya menganggap itu sebagai tantangan yangkita harus berani maju ini yang menjadiproblem juga tetapi saya melihat itu danberapa kali ya kita tetap jalan bahwa 2, 3 dpc,4 tetap jalan, dan sering kita misalnya ada apa-apa, rapat misalnya rapat pengurus lengkapbegitu, harap mulai jam 5 tetapi kumpulakhirnya jam 7, jam 8, tapi itu pun tetap 2,3,orang yg kumpul, tetapi tetap rapat, Iya, sayakira satu ketika teman-teman masuk dipengurus sebagian besar orang yang belumpernah sebagai pengurus, ketika dia di ketuabidang, tetapi belum pernah pengurus disefung, lalu dia di sefung tetapi belum terlibatdulu dalam kegiatan-kegiatan. Hal inikemudian membuat saya pun terkadang initantangan yang harus dibenahi, apakah yangbersangkutan bisa memahami tugas dantanggung jawab dia atau hanya sekedarmengisi struktur. gunakan wilayah ruanginformal untuk kita berdiskusi ketika ada hal,teman-teman di struktur bisa nikmati tapi sayatidak bisa mengerti. sehingga dari situ polaitulah yang saya coba pakai untuk proseskepemimpinan, menggunakan ruang informalsebagai salah satu untuk menjawab kelemahanyang ada, yang kedua saya selalu mencari trahdimana draft yang berkaitan dengan strukturkepengurusan saya berikan kepada merekadan kebetulan saya punya file juga ada, nah itusama-sama belajar kita. Ya kalau sejauh ini
menyampaikan bahwaproses kaderisasi di GMKIberjalan mutlak danmaksimal, belum, karenamemang prosentasi yangmemahami dan tidak ini kanjauh sekali berbeda
Dalam proses kaderisasi,GMKI tidak diharuskanmelakukan secara bertahaplevel-levelnya semenjaktahun 2000an
hasilnya pada kemudianberfikir metodologis ini cobajuga mengarahkan merekauntuk bisa beli buku barudan kemudianmempertanggungjawakandengan presentasi juganampak bagaimana diamenyampaikan pandangan
Perkembangan anggota luarbiasa, tetapi tidak semuanyamasih sebatas pengurus,anggota pun ada beberapaanggota yang kebetulanpunya latar belakangorganisasi, jadi backgrounditulah dia lebih cepat majulebih cepat memahami.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
698699700701702703704705706707708709710711712713714715716717718719720721722723724725726727728729730731732733734735736737738739
perkembangan sudah maju, sekarang sayaterkadang sudah tidak terlibat lagi. Iya, kaderinikan sebenarnya dilihat dari 2 ya, ada yangbiasa dibilang bahwa kader adalah orang yangmengikuti proses pengkaderan sampai denganlevel ini, tapi ada yang menyatakan bahwakader adalah orang yang menguasaimilitansinya muncul dimana tempat diaberorganisasi, kemudian kondisi yang dilihatsekarang, kader kita muncul secaraadministratif, artinya dia dikatakan kaderkarna sudah mengikuti pelatihan, sudahmengikuti kegiatan organisasi dan itu adalahkader administratif keanggotaan, tetapi kalaukader secara militansi, itu memang tidaksecara organisasi internal menyeluruhsemuanya adalah kader yang militansi, kaderyang memahami secara garis besar organisasi,dia adalah orang yang betul militansi bahwasaya berada di GMKI saya perjuangkan apayang menjadi nilai perjuangan GMKI, bahwakita hadir dan memperjuangkan sesuatu tapiterkadang karena kita mobilisasi, kemudianmereka terlibat, tapi dia tidak tahu apa yangdia terlibat, cuma sekedar ikut sehingga sayamelihatnya kader dalam sisi militansi, kaderdalam sisi memahami organisasi secarakeseluruhan, berpegang teguh pada prinsiporganisasi tidak berimbang, malah dalam satuorganisasi kita bisa saja cuma menemukan 2, 3orang yang memiliki jiwa itu. Kalo kaderisasiadalah memang proses dimana anggota itudibentuk dari proses awal ya, tetapi memangproses kaderisasi dalam hal itu adalah proseskaderisasi dalam hal itu apakah kader-kaderitu bisa memahami gak atau kita hanyasekedar membuat program. di GMKI saya kiraproses kaderisasi saya harus mengakui bahwaproses itu belum berjalan sepenuhnya,kaderisasi dalam hal dia mampu untukmemahami apa sih sebenarnya GMKI, apa sihsebenarnya PDSPK di dan terkadang kita
Pengalaman dalamkepemimpinan sejauhmengetahui kaderisasi organlain, FPPI punya standarbaku dan mengalamikemajuan luar biasa, adaproses follow upnya.
kalau organ-organbersangkutan saya kirasecara sejarah yang punyacerita panjang adalah HMI,itu sudah melakukan, secarakepemimpinan itu kita tetapmengakui itu adalah sudahproses, yang merekalakukan, kepemimpinanlokalitas, nasional itu sudahdikuasai
dari pengalaman masalahyang harus dibenahi untukkader yang sekarang untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
740741742743744745746747748749750751752753754755756757758759760761762763764765766767768769770771772773774775776777778779780781
pengurus terjebak untuk proses pengkaderancuma sekedar targetan menyelesaikanprogram, tetapi memang proses ini tidak satukali kita melakukan, tetapi ini butuh prosesyang harus berlanjut, proses yang terusmenerus harus dilakukan sehinggainternalisasi nilai kader bisa berjalan.Iya, saya sebenarnya pengalaman GMKIkarena kita tidak dipilah dalam, harusmelakukan bertahap gitu ya. punyapengalaman serta prinsip bahwa kalau sekedarmenyelesaikan proses itu, bisa saja semuamelakukan tetapi internalisasi dari kaderisasiuntuk memahami itu kemudian bagaimanakelanjutan dari pasca pelatihan dan memangketika pelatihan selesai, saya bilang yapelatihan kan dapat sertifikat tetapi ketikaproses pasca pelatihan biasanya saya ikut, danmemang satu hal yang saya dapatkan bahwakalau sekedar cuma mengadakan pelatihanpengkaderan tetapi dia tidak mengikuti diskusiselanjutnya untuk diskusi pemahaman lebihlanjut untuk pendampingan lebih lanjut, sayakira itu akan sia-sia. saya berfikir beginimarilah kita menyederhanakan sistempelatihan itu disederhanakan lagi, Karena tidakharus urutan, saya coba untuk fokus untukberfikir metodologis, tapi lebih mengarahkankader bagaimana proses kaderisasi itu dialebih memahami sehingga ini yang kemudianmenjadi format kami mengarahkan ke sana,Kalau efektif dalam hal keterlibatan semuanyadalam keterlibatan mengkuti proses saya kirabelum semuanya, belum maksimal, tetapikalau dari sisi yang lain, dalam biaya, waktusaya kira efektif tetapi tidak maksimal dalamketerlibatan semuanya untuk mengikutiproses. Pola-pola yang kami lakukan adalahbagaimana memaksimalkan semua anggotauntuk datang tiap minggu untuk diskusi,berfikir metodologis, tapi belum maksimalsebenarnya, tetapi kalau efektif pola
proses kaderisasimenyiapkan kader ke depan
awal perubahan polakaderisasi sejak 2000an,dulu sebelumnya polakaderisasi di GMKI sifatnyasentralistis, dismakan untuksemua cabang, GMKIkemudian merubah format,profesionalitas, integritasdan spiritualitas untukindikatornya
berdasarkan pengalamanmahasiswa, ada prosespenyesuaian terhadapkondisi zaman, kalau kitatidak melakukanpenyesuaian maka kondisiini akan berat, artinya kitaakan terlambat untukmembaca pergerakan sistemmaupun membacabagaimana gambarankondisi saat ini ketikaorganisasi ingin untukberjuang melawan hal yangdianggap salah,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
782783784785786787788789790791792793794795796798799800801802803804805806807808809810812813814815816817818819820821822823824825
penyelenggaraannya, saya kira memangefektif cuma belum maksimal. Iya kalau yangbaru anggota baru tetap pada intinya adalahdia ikut proses diskusi tetapi tidak ikutmengambil tanggung jawab mengeksekusi,kita arahkan bergilir, itu biasanya harapannyakita ketika dia merasa bahwa dia sudah siapbegitu. Jadi memang tidak ada targetan, hanyakita memang kalau teman-teman yang barumerasa bisa melakukan ini langsungmemberitahu sefung bidang minat dan bakatuntuk bisa diagendakan, makanya proses inikami terkadang kita coba menjaga proses juga,mental juga pengalaman bahwa dia bisa makadia melakukan. Karena proses yang sekarangPDSPK yang diberikan kebebasan kepadacabang menentukan dan perasaan saya kirabelum bisa menyampaikan bahwa proseskaderisasi di GMKI berjalan mutlak danmaksimal, belum, karena memang prosentasiyang memahami dan tidak ini kan jauh sekaliberbeda, belum maksimal saya rasamemahami proses yang ada sehingga masih yainilah dikuasai saja oleh beberapa misalnyaketua cabang, tetapi tidak secara menyeluruhbaik anggota maupun anggota yang lain. Iya,kalau saya organisasi yang punya standartbaku itu HMI. HMI punya standar kaderisasitingkat bawah sampai lanjut, PMII punyastandar kaderisasi, FPPI punya standar bakuya, kedekatan saya dengan beberapa temanHMI, FPPI itulah mereka punya standar bakuya berapa kali kita mereka undang untuk acarapembukaan untuk proses mereka lalu prosespengkaderannya pun berjalan lama dengan sisipelatihan saya kira semua organisasi punyasama, cuma pada tataran kemasan metodemelakukan pelatihan mungkin adalah berbeda,mungkin itu saya bisa tahu. Saya kira merekajika dibandingkan satu mereka melakukanbertahap berjalan, kita GMKI tidak melakukanitu secara bertahap, walaupun 2000an ke
Mahasiswa menilai bahwakaderisasi tetap efektif danlevel-level pada sistemkadreisasi tetap dipakai,hanya lebih jugamenekankan ruangintelektual saat ini.
Harapan mahasiswa sebagaipemimpin. GMKI tentunyaadalah siapapun kader,siapapun anggota harusberpegang teguh pada alasanberdirinya GMKI, jadi yavisi misi organisasi itu harusdikedepankan dalam halapapun, yang harus lebihmengedepankan kemampuanintelektual untukmenyelesaikan sesuatudaripada mengedepankanyang lain, dan di situberangkat daripadabagaimana kemauankeinginan kita untukberproses, belajar
pemimpin tidak sekedarmengisi struktur, yang keduajangan memimpin denganhanya mengandalkan ruang,Jangan pernah berfikirbahwa jadi pemimpin adalahorang yang lebih tinggi,tetapi harus berfikir bahwajadi pemimpin itu adalahtanggung jawab yang harusdijalankan dengan baikdengan harus berkomitmen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
826827828829830831832833834835836837838839840841842843844845846847848849850851852853854855856857858859860861862863864865868867
bawah bertahap lalu keberlanjutan merekadalam, setelah kaderisasi kemudianmelanjutkan proses pendampingan selanjutnyayang itu saya melihatnya FPPI lah yangmelakukan itu, Front Perjuangan PemudaIndonesia yang melakukan itu dan itu kamikalau saya kira mungkin perbedaannya itu ya,mereka bertahap dan GMKI tidak melakukanitu. hasilnya pada kemudian berfikirmetodologis ini coba juga mengarahkanmereka untuk bisa beli buku dan kemudianmempertanggungjawabkan dengan presentasijuga. Nampak bagaimana dia menyampaikanpandangan, isi dari buku itu, menyampaikanhasil pemikiran berkaitan dengan buku itu dansolusinya, itu sedikit mengalamiperkembangan yang luar biasa, lalu kemudiansampai kritikan bagaimana dia bisa mampumenguasai sistem penulisan dalam membuatmakalah ketika bagaimana dia bisamenempatkan kalimat kata kerja benda,merumuskan bagaimana kalimatmenggunakan bahasa asing dan itu kitaterkadang menulis di kampus tidak seperti ini,misalnya kuliah tulisan tugas ya itu asal nulissembarang. Copy paste begitu, dan ketikapengalaman itu muncul, mereka punya niatuntuk belajar lagi, niat untuk baca bukusemakin berkembang memangperkembangannya luar biasa, tetapi tidaksemuanya masih sebatas pengurus, anggotapun ada beberapa anggota yang kebetulanpunya latar belakang organisasi, jadibackground itulah dia lebih cepat maju lebihcepat memahami. Iya pada intinya pastibaiklah, ada kemajuan ketika setelahmengikuti proses kaderisasi. Kalo FPPI punyakemajuan yang luar biasa, mereka pascapelatihan, kaderisasi, mereka buat sekolahdemokrasi untuk menindaklanjuti proseskaderisasi itu, lalu kemudian merekamenganggap yang mengikuti kaderisasi level 2
FPPI punya kemajuan yangluar biasa, pasca pelatihan,kaderisasi, mereka buatsekolah demokrasi untukmenindaklanjuti proseskaderisasi itu, lalu kemudianmereka menganggap yangmengikuti kaderisasi level 2adalah yang secarakemampuan, pengalamanyang itu tidak diragukan lagi
kepemimpinan lokalitas,nasional itu sudah dikuasailah dan mereka saya kirasiap untuk dalam hal itu,cuma memang ukuranmilitansi dalam hal itulahyang kemudian kita bisamempertanyakan
kaderisasi kita bicarabagaimana kemudianmampu untuk melakukanadvokasi kepada orang lain,secara integritas, pekerjaprofessional misalnya kitabagaimana bisa memilikimental yang harus baik,
Perubahan pola kaderisasi diGMKI berangkat dari poladimana proses pengkaderan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
868869870871872873874875876878879880881882883884885886887889890891892893894895896897898890891892893894895896897898899900901902
adalah yang secara kemampuan, pengalamanyang itu tidak diragukan lagi, dan posisi diainternal adalah dia sebagai kalau dalam diskusidia sebagai narasumber, kecuali sesama leveldia yang diskusi tetapi kalau memangmisalnya ketika pelatihan di komisariat ituyang ngisi adalah yang telah level 2, danmereka sudah diwajibkan itu, artinya merekayang sudah level lanjut harus sudah mampumengisi diskusi di level dibawahnya. Ya,kalau organ-organ bersangkutan saya kirasecara sejarah yang punya cerita panjangadalah HMI, itu sudah melakukan, secarakepemimpinan itu kita tetap mengakui ituadalah sudah proses, yang mereka lakukan,kepemimpinan lokalitas, nasional itu sudahdikuasai lah dan mereka saya kira siap untukdalam hal itu, cuma memang ukuran militansidalam hal itulah yang kemudian kita bisamempertanyakan , ketika proses di kaderisasikita bicara bagaimana kemudian mampu untukmelakukan advokasi kepada orang lain, secaraintegritas, pekerja professional misalnya kitabagaimana bisa memiliki mental yang harusbaik, yang harus diatasi sekarang olehorganisasi-organisasi yang punya formatkaderisasi berjenjang. masalah yang harusdibenahi untuk kader yang sekarang untukproses kaderisasi menyiapkan kader ke depan,Iya saya kira efektif tetap efektif,sebenarnya perubahan itu berangkat dari dulupola kaderisasi kan 92, 2002, 82,92 adalahpola dimana proses pengkaderan itu diarahkansentralistis artinya semuanya level 1, 2, 3 itudisamakan, jadi semua arahan kader adalahbagaimana diskusi politik, diskusi bagaimanamereka disiapkan untuk menjadi seorangpemimpin politik. Maka ketika itu dilakukanberarti bersentuhan misalnya GMKI kalodengan itu kan tidak mungkin karna akan adaproduk kebijakan yang berbeda sesuai dengankomparatif wilayahnya masing-masing,
itu diarahkan sentralistis.
Ormas memiliki sejarahyang panjang, contohnyaHM. Mengenaikepemimpinan tetapmengakui itu adalah sudahproses, yang merekalakukan, kepemimpinanlokalitas, nasional itu sudahdikuasai dan siap untukdalam hal itu, cuma memangukuran militansi dalam halitulah yang kemudian kitabisa mempertanyakan
yang harus diatasi sekarangoleh organisasi-organisasiyang punya formatkaderisasi berjenjang,masalah yang harus dibenahiuntuk kader yang sekaranguntuk proses kaderisasimenyiapkan kader ke depan
Tahun 92, 2002, 82,92 polakaderisasi sentralistis,namun kemudian GMKIkesulitan dalam menerapkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
903904905906907908909910911912913914915916917918919920921922923924925926927928929930931932933934935936937938939940941942943944
apakah ini harus disamakan, maka timperumus berkaca dari situ merubah formatPDSPK, GMKI dengan merubah formatsusunan buku yang besar jadi begini kecil.sebenarnya kan perubahan dari PDSPK itu kanberangkat dari 2 hal yaitu kajian internal danekternal, ketika kajian internal kitamenganggap bahwa ya persoalannya hampirsama, tapi persoalan eksternal di GMKI kanyang menjadi perjuangan adalah gereja,perguruan tinggi dan masyarakat danperubahan itu berangkat dari situ bahwa ketikadesentralisasi ini akan terjadi, maka produkkebijakan akan mengakomodir 3 medan iniberbeda juga, lalu kemudian indikatornyadiharapkan berbeda, yaitu profesionalitas,integritas dan spiritualitas untuk indikatornya,maka PDSPK kita buat format yang lebihsederhana tetapi akan menjawab persoalanpersoalan internal dan eksternal organisasidengan metodenya adalah level yang adadiserahkan kepada pengurus atau diserahkankepada cabang masing-masing yang dimanalevel 1, 2, 3, dan 4 sudah bisa dianggap bahwamampu mengakomodir persoalan internal daneksternal organisasi. Iya, wilayah gerakannyasaya kira, cuma memang ketika itu ada prosespenyesuaian terhadap kondisi zaman, kalaukita tidak melakukan penyesuaian makakondisi ini akan berat, artinya kita akanterlambat untuk membaca pergerakan sistemmaupun membaca bagaimana gambarankondisi saat ini ketika organisasi ingin untukberjuang melawan hal yang dianggap salah,tetapi kita tidak tepat untuk respon untuk suatuperubahan itu, maka disitulah lahir ormasdengan metode yang dikembalikan dan silakancabang-cabang dianggap mana dianggapproblem di cabang itu misalnya. Ya, kalausaya melihatnya semuanya tetap dipakai, cumadalam satu hal yang kenapa saya untuk teman-teman cabang jogja yang berfikir metodologis
hal tersebut karena ada cirikhas wilayah atau cabangmasing-masing yang tidakbisa dibandingkan. Olehsebab itu dalam PDSPKGMKI menyerderhanakansistem, masih tetapberjenjang tetapi tidak harusberurutan.
wilayah gerakannya itu adaproses penyesuaian terhadapkondisi zaman, kalau tidakmelakukan penyesuaianmaka kondisi ini akan berat,artinya kita akan terlambatuntuk membaca pergerakansistem maupun membacabagaimana gambarankondisi saat ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
945946947948949950951952953954955956957958959960961962963964965966967968969970971972973974975976977978979980981982983984985986
ini harus dipakai karena ruang intelektual dikhusus kognitif ini kan jadi hilang.Harapan saya untuk GMKI tentunya adalahsiapapun kader, siapapun anggota harusberpegang teguh pada alasan berdirinyaGMKI, jadi ya visi misi organisasi itu harusdikedepankan dalam hal apapun, dan janganpernah bermimpi bahwa di GMKI untukmendapatkan apa-apa, tapi di GMKI untukbelajar dan berbuat sesuatu untuk Indonesiakan begitu dan disitulah harapan saya dansiapapun anggota maupun kader, pengurus dansiapapun itu kita tentu sebagai orang muda ya,orang muda, orang Kristen, yang harus lebihmengedepankan kemampuan intelektual untukmenyelesaikan sesuatu daripadamengedepankan yang lain, dan di situberangkat dari bagaimana kemauan keinginankita untuk berproses, belajar dan kalau itutidak dilakukan ya tidak ada bedanya, cumasekedar sebagai anggota, pengurus tapi tidakakan pernah melakukan apa-apa…lalu secarakepemimpinan, secara umum saya kira,pemimpin tidak sekedar mengisi struktur,yang kedua jangan memimpin dengan hanyamengandalkan ruang bahwa saya adalahseorang jadi ketua tapi harus menjadipemimpin yang punya kemampuan gagasanuntuk bisa menyelesaikan sesuatu. Janganpernah berfikir bahwa jadi pemimpin adalahorang yang lebih tinggi, tetapi harus berfikirbahwa jadi pemimpin itu adalah tanggungjawab yang harus dijalankan dengan baikdengan harus berkomitmen tapi kalau jadipemimpin cuma sekedar berada di ruang manauntuk mendapatkan apa saya kira kondisi iniakan terbawa sampai kapanpun dan kita tidakpernah melakukan apa-apa dan pemimpintidak saja berada di ruang struktur, siapapunyang jadi pemimpin ketika dia punya gagasan,ketika dia mempunyai kemampuan solutif,kemampuan untuk melakukan sesuatu..saya
Harapan saya untuk GMKItentunya adalah siapapunkader, siapapun anggotaharus berpegang teguh padaalasan berdirinya GMKI,jadi ya visi misi organisasiitu harus dikedepankandalam hal apapun
kepemimpinan, secaraumum, pemimpin tidaksekedar mengisi struktur,yang kedua janganmemimpin dengan hanyamengandalkan ruang bahwasaya adalah seorang jadiketua tapi harus menjadipemimpin yang punyakemampuan gagasan untukbisa menyelesaikan sesuatu
harus berfikir bahwa jadipemimpin itu adalahtanggung jawab yang harusdijalankan dengan baikdengan harus berkomitmenkalau jadi pemimpin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
987988
kira begitu, heheiya 100%Kalotik, 100%Indonesia..
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
2. Informan II
Nama : BA
Jabatan : Ketua HMI Yogyakarta
Lama berorganisasi : 6 tahun
Interview ke : 1
Hari / Tanggal : Rabu / 27 Juli 2011
Waktu :17.30 – 19.00
Tempat :Café Mato
Baris Data Tematik123456789
10111213141516171819202122232425262728
Awal mulanya saya diajak oleh kakak kelas sayawaktu SD, yang dia kuliah di HI UPN, diajakberedar ke organisasi-organisasi lain, sepertiPMII, IMM, LMND, SMIT, dan ada gerakan-gerakan masyarakat yang lain, seperti NGO, dansaya lebih ngerasa cocok dengan HMI, karenasatu sisi dia tidak punya faksun, seperti faksunagama, si A sunni ataupun si B, jadi di sininetral dan saya lihat HMI faksun politiksikapnya bebas, gak punya patron-patron politikdengan gerakan-gerakan yang lain. Diajak tapigak langsung HMI. HMI itu yang palingterakhir, Selama setahun saya diajak berputarsemuanya, tapi frekuensinya sama, dua kaliberkunjung, ke FPPI 2 kali, LMND 2 kali danyang lain juga 2 kali, di acara-acara seperti acaraeksternal maupun acara internal. Sebelumnyadia gak bilang ikut HMI, tapi saya tertarik samadia punya posisi di organisasi intra kampus ditingkat fakultas waktu itu, dan kebetulan jugadia kakak kelas saya waktu SD, jadi sudah adakedekatan sebelumnyalah, kedekatan emosional.Yang saya jalani ya itu kegiatan eksternal daninternal, maksudnya internal itu internalorganisasi sendiri. Padahal saya masih belumikut gerakan apapun. Ada beberapa gerakan-gerakan yang lain, kalau dalam cipayung itu adaPMII dan IMM kemudian ada kawan-kawan
Mahasiswa mengenalormas mahasiswa darioleh kakak kelas,diajak mengikuti danmelihat kegiatanorganisasi-organisasidan gerakanmasyarakat yang adaselama 1 tahun di awal.
Mahasiswa lebihmerasa cocok denganormas HMI karenasikapnya bebas, tidakpunya patron politik,
ada figur kakak kelasyang punya posisi diorgan internal kampussekaligus, kedekatanemosional sebelumnya
Dikenalkan dengangerakan lain, namunbelum memiliki statusanggota pada salah satuorganisasi manapunMasuk HMI 2005,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
293031323334353637383940414243444546474849505152535455565758596061626364656667686990
GMNI waktu itu, yang di janabadra itu juga adaLMND, FPPI sama FMI. Hanya menjalinhubungan, tanpa status lha, bukan sebagaianggota. Kalau sampai saat ini, hanya HMI ajadari 2005, kalau organisasi ekstra kampus ya itu.Organisasi intra saya ikut pertama itu HMJ HI,di UPN tahun 2005, tahun 2006 saya terpilihmenjadi presidium ketua mahasiswa HI seIndonesia, terpilih waktu kongres mahasiswa HIse Indonesia di UNPAD, Bandung, saya jugaBEM di universitas UPN tahun 2007, kemudiantahun 2007 juga saya mendirikan kayakkelompok studi di UPN itu khususnya di fisip,itu suara perempuan dan kesetaraan, Iya dariHMJHI. Di BEM saya jadi kepala bidang kajianstatistik tahun 2006-2007, setelah itu tahun 2007sampai sekarang out dari kampus, sampai saatini saya gak ngurus di kampus lagi.Ada beberapa faktor yang memutuskan sayabergabung di HMI, pertama dia bebas, tidakmasuk faksun islam manapun, yang pentingsyahadat, tanpa peduli si A, sunny, syekh atauapapun lha itu, muhammadiyah ataupun NU,yang penting Islam, masuk, kemudian diasifatnya bebas gak punya patron politik dengansalah satu partai politik atau gerakankepentingan di atas, dari segi umur juga HMIdari tahun 47 sudah ada, jadi secaraperkembangan zaman, sudah melewatinya,sudah melewati tahun emasnya lah sudahmelewati 50 tahun jadi untuk kualitas maupunkuantitas ya gak perlu diragukan dari dulusampai sekarang, apalagi HMI tahun 86 kanHMI pecah jadi 2, saya pahami betul HMIsebelum saya masuk HMI, ternyata sama-samakuat dan sama-sama besar, jadi ya pecah itubukan mengecilkan HMI seperti itu, yaberlomba-lomba untuk progresivitas kemajuanHMI, gitu, HMI Dipo dan MPO itu istilahnya,Saya yang masih asli, dari awal sampai akhirtidak mengalami perubahan apapunmemisahkan diri dari HMI induk, kalo dulu kan
organisasi intra kampusyang diikuti, HMJ HI,tahun 2006 terpilihmenjadi presidiumketua mahasiswa HI seIndonesia, BEM diuniversitas UPN tahun2007,
alasan masuk HMI,bebas, tidak punyafaksun islam manapun,tidak punya patronpolitik, dari segi umursejak tahun 47 sudahada, sudah melewati 50tahun
HMI pernah pecahtahun 86, yaitu HMIDipo dan HMI MPO.HMI yang pertama ituHMI Dipo, MPO itupecahan dari HMIdulunya, tetapi dari ADART, lambangnyasama
Ciri khas HMI,persaudaraan kuat,silatrohim antar sesamakader denganjaringannya kuat, kalaumempelajari ayatsucinya Islam Alquranitu sesuai semuadengan ajaran Islam,
Yang penting menjadianggota HMI itu harusbisa memahami danmngaplikasikan misi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
919293949596979899
100101102103104105106107108109110111112113114115116117118119120121122123124125126127128129130131132
istilah MPO berawal dari majelis pengawasorganisasi, jadi itu ditunjuk pada kongres 84HMI, itu ditunjuk majelis pengawas HMI agartidak lepas dari asas Islam, kemudian melebarmendirikan organisasi sendiri, kemudianberanak pinak sampai sekarang, cabangpemulanya ya di jogja, cabang pemula MPO ituHMI ya..istilah orang-orang sih bilang itu DIPO,tapi kalo egois pribadi gak ada itu DIPO, HMIya HMI, yang ada HMI sama MPO gitu aja, danMPO gak layak buat pake nama HMI, karena itujiplakan dari HMI, dari segi lambang, AD ARTatau asal muasal berdirinya itu ciplakan semua,Iya…berdirinya di jogja juga, di kampussekolah tinggi Islam, sekarang UII, yangsekarang jadi kantor pos itu. Ciri khasnya apa yaHMI itu, persaudaraannya kuat kemudiansilatrohim antar sesama kader denganjaringannya kuat sekali, jadi kalau sayamempelajari ayat sucinya Islam Alquran itusesuai semua dengan ajaran Islam, terserahbagaimana kader membreakdown ataumengaplikasikan di lapangan, tapi dari segiajaran semua udah sesuai kok, antara yangdiajarkan di training-training internal HMI,maupun di kegiatan sehari-hari organisasi, kalaumengenai kelakukan kader ya itu tinggalkesiapan masing-masing dan gak ada batasan-batasan dari organisasi, apapun gak ada arahan-arahan dari organisasi kalau kader itu sepertiapa, gak ada, terserah, Ya, kalau kami cumakajian-kajian aja, terserah nanti, kalau dalamkehidupan organisasi harus sesuai denganaturan, kalau dalam kehidupan pribadi terserah,Yang penting menjadi anggota HMI itu harusbisa memahami dan mngaplikasikan misi dasarHMI. Visi misi jadi satu, jadi misinya HMI ituterbinanya insan akademik, pencipta, pengabdiyang bernafaskan Islam yang bertanggung jawabatas terbangunnya masyarakat adil dan makmuryang diridoi oleh Allah SWT, kalau dibagi ada 5kunci, insan akademis, insan pencipta, insan
dasar HMI
misinya HMIterbinanya insanakademik, pencipta,pengabdi yangbernafaskan Islam yangbertanggung jawab atasterbangunnyamasyarakat adil danmakmur yang diridoioleh Allah SWT
untuk kuantitas, sejauhini cukup gakmengalami penurunandan tidak mengalamikenaikan yang cukupprogresif
pengalaman mahasiswamemimpin dalamormas HMI tidak cumasenang saja, lebihbanyak susahnya, lebihprihatin, duit cepathabis, buat fotokopibrosur, pamphlet atauuntuk kepentinganorganisasi, kemudianalhamdulilah kenalansemakin terbuka,membangunsilaturohim, kemudiankenalan
Pengalaman mahasiswaberorganisasi di ormas,pengalaman sepertisecara pribadi bisamelatih diri sendiriuntuk mengolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
134135136137138139140141142143144145146147148149150151152153154155156157158159160161162163164165166167168169170171172173174175
pengabdi, bertanggung jawab dan insan yangbernafaskan Islam. Iya, kalau lepas dari ituwalaupun dalam kehidupan pribadi, kami pecat,Ya alhamdulilah sejauh ini cukup gakmengalami penurunan dan tidak mengalamikenaikan yang cukup progresif ya, kami standar,standarnya itu naik ya tidak terlalu naik dariperiode sebelum saya, tapi turun ya gak turun,kami melakukan promosi di kampus-kampus, yadi beberapa IKPM, di beberapa Ikatan PelajarMahasiswa Daerah, itu peningkatan kader ituper tahun rata-rata 250-300 penambahan kader,Satu periode itu sebenarnya 1 tahun di mulaidari konferensi cabang ke konferensi cabangberikutnya. Banyak sih, gak cuma senang aja,lebih banyak susahnya, susahnya sih lebihprihatin, duit cepat habis, buat yah fotokopibrosur, pamphlet atau apa itulah untukkepentingan organisasi, kemudian alhamdulilahkenalan semakin terbuka, membangunsilaturohim, seperti kita tahu kan silaturohimmembuka pintu hati, yah silaturohim-silaturohim siapa tahu gimana-gimana bisadibantu gitu kan, kemudian kenalan yaalhamdulilah. Banyak sih, pengalaman sepertisecara pribadi yah saya bisa melatih diri sayasendiri untuk mengolah psikologis diri saya,gimana saatnya emosi, kalau emosi gimananahannya. Contohnya kalau misalnya dalampertemuan rapat-rapat gitu ya, kan wajar pastiada emosi gitu kan, ya adakalanya kita marah,pada saat kita marah kita harus tunjukkan sepertiapa? kita harus menahan emosi kita biar gakmeluap-luap itu seperti apa, kita mengolah dirikita sendiri lah untuk bagi waktu bagi emosi,kemudian bagi duit, bagi pulsa, bagi pikiranjuga. Saya pelajari itu, pengalaman yang lebihdalam saat saya jadi ketua umum, saya kanharus siap, siap dengan semuanya, siapdimanapun, kapanpun, berapapun, siapapun,jadi secara otomatis saya kebawa oleh belajarmengolah diri saya sendiri semuanya, ngolah
psikologis diri, gimanasaatnya emosi,
Lebih dalam ketikamahasiswa mengalamisebagai ketua ataupemimpin, harus siap,siap dengan semuanya,siap dimanapun,kapanpun, berapapun,siapapun, jadi secaraotomatis saya kebawaoleh belajar mengolahdiri saya sendirisemuanya, ngolahwaktu, emosi, tenaga,pikiran,
berat jadi ketua itu,harus bertanggungjawab sama ratusan,ribuan kader,
untuk interaksi adasecara formal daninformal, untukpengurus diadakanrapat sekali seminggu
ada juga pertemuandiskusi rutin seminggusekali, saat diskusiorang yang datangsekitar 47an.
Juga ada kegiatanEnglish day, untukmelatih berbahasainggris karena dialamibahwa bahasa inggrissangat perluPengalaman mahasiswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
176177178179180181182183184185186187188189190191192193194195196197198199200201202203204205206207208209210211212213214215216217
waktu, emosi, tenaga, pikiran.kan berat juga jadi ketua itu kan, harusbertanggung jawab sama ratusan, ribuan kader,Kalo interaksi sih saya sering mengadakanpertemuan-pertemuan rutin, seperti contohnyasaat menjadi pengurus ketua cabang ini, sayarutin seminggu sekali rapat harian penguruscabang, kemudian sebulan sekali adakan rapatpimpinan komisariat, jadi semua komisariat sayakumpulkan, saya minta progress reportnya,kalau ada masalah ya kita selesaikan bersama,tapi kalau ada sebuah penat-penat tentang sayaatau gimana ya kita selesaikan bareng-barengjuga atau misalnya ini kita gak bicara terlaluformal organisasi, kalau misalnya ada yangsuntuk ya curhat-curhat lha, teman sharing.Rapat harian pengurus cabang, itu hanyapengurus cabang dan ada juga rapat dan ada jugarapat koordinasi di dalam, dengan ketua bidangsaya minta laporannya gimana.Seminggu 2x paling gak, itu pertemuan formalya, kemudian pertemuan non formal sih yahampir tiap hari, paling gak ngopi-ngopi lha,kalau gak kajian diskusi. Ada, pertemuan diskusirutin, itu saya bebankan bidang pembinaananggota saya untuk mengadakan diskusi rutin,jadi seminggu sekali itu tepatnya kamis malamada diskusi rutin. Beda, kalau misalnya ada halyang krusial perlu dibahas ya ada rapat lagi,kalaupun harinya sama, saya pisahkan ruangnya,pengurus cabang kita pindah di kamar lain.Banyak, kalau dalam diskusi rutin daftar absenkami mencatat paling sedikitnya datang itu 47ananggota yang hadir,diskusi rutin itu setiap harikamis malam, malam jumat, kemudian Englishday juga ada, jadi bisa gak bisa ya asal bunyiaja, itu hari sabtu, sebulan sekali tour keBorobudur, atau ke prambanan atau ke daerahkeraton, cari bule, jadi tujuannya bukan untuktepe-tepe aja, tapi juga melatih biar mereka lebihberani lagi menunjukkan bahwa mereka inginbelajar dan ingin bisa bahasa inggris itu. Gimana
menjadi pemimpinbahwa kita merawat itulebih sulit daripadamencari,
Mahasiswa dapatmengambil sisipositifnya dalam prosesdi HMI, melatih dirisaya sendiri, melatihpola pikir, waktu,keuangan, dansebagainya, kemudiankenalan-kenalan
Pengalaman mahasiswamemimpin adalahbangga denganorganisasi HMI,mampu membuatsejarah baru dengantampil sebagaipemimpin yang bukanmerupakan mahasiswaUGM seperti biasa.
Juga untuk training-training di HMI,mahasiswa merupakanorang kedelapanmenuntaskanpengkaderan formal,
Perbedaan di HMJ,apapun kalo diuniversitas, sudahpunya anggraran tetap,kalau di HMI harusbisa gerak sendiri,kalau tidak bisa geraktidak akan mendapatapa-apa, tergantung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
218219220221222223224225226227228229230231232233234235236237238239240241242243244245246247248249250251252253254255256257258259
ya, kita merawat itu lebih sulit daripada mencari,untuk merawat itulah perlu jurus-jurus jitu juga,ngopi bareng kek, jalan-jalan bareng kek, tahunbaruan bareng pasti. Karena kan dapat positifnyadari itu semua, saya bisa melatih diri sayasendiri, melatih pola pikir, waktu, keuangan, dansebagainya, kemudian kenalan-kenalan juga,bahkan ya gak tau nanti gimana tapi banyakkenal itu gak akan ada habisnya lah, tetap akanberguna suatu saat, jadi sekarang kalau maumain-main ke mana, kota mana, enjoy aja,tinggal sms numpang nginap adalah tempat,paling gak itu lah. Saya gak tau, kalauperbandingan dengan organisasi lain, saya gaktau, tapi kalau saya sendiri saya cukup banggadengan HMI saya, saya cukup senang dengankiprah saya di HMI, karena kalau saya bicara diinternal Bulaksumur, saya mampu merubahsejarah, biasanya di Bulaksumur kan ketua itupasti UGM, kalau dalam pemilihan itu ada yangjadi pasti UGM, itu dalam sejarah, saya mampumembuat sejarah baru, saya baru satu-satunyacalon dari luar UGM dalam sejarah HMIBulaksumur yang dapat dukungan suara dariUGM, itu sih yang buat saya bangga, kemudiansecara training di organisasi, alhamdulilah sayaorang yang ke delapan dalam sejarah HMIBulaksumur yang menuntaskan pengkaderanformal di HMI, walaupun terlambat, hasiltraining sampai akhir ya hasilnya saya punyabanyak kenalan, kemudian kalau training-training akhir itu kan syarat mutlak untuk bisaduduk di struktural propinsi maupun pusat kan,jadi saya di ketua cabang, bebas saya memilih dipropinsi atau di pusat, karena saya belum jadiketua pun saya udah selesai pengkaderan diHMI. Banget bu, perbedaan-perbedaannya,banyak banget, kalau misalnya di HMJ, apapunkalo di universitas, mereka sudah punyaanggaran tetap dari kampus, kalo di HMJ itudari jurusan, kalo di BEM dari rektorat, enak,tinggal dapat terima ke kampus, ya gimana
kerja keras dansemangat
Di HMI, secaraimateriil, mahasiswalebih mendapatkanstrategi taktik untukcari sponsorship,menghubungiperusahaan ataujaringan-jaringanalumni atau mencarijaringan alumni yangbaru, kemudiansilaturohim,pertemuan-pertemuannasional ataupun pusat,menyamakanpemikiran dengankawan-kawan yanglain, yang tidakdidapatkan dalamperkuliahan.
HMJ dan BEM baikuntuk awalberorganisasi, tetapikita tidak selamanya dikampus, Di HMImenemukan real livesulitnya, menyamakanpemikiran, mencarihubungan, kemudiansatu yang paling sulitmembuat orang lainpercaya dengan kita,saya pelajari dandapatkan itu
Menjadi ketuasebelumnya dimintaoleh kawan-kawan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
260261262263264265266267268269270271272273274275276277278279280281282283284285286287288289290291292293294295296297298299300301
ngolahnya aja, kurang ya ngajuin proposal kekampus, pasti cair, kalau di HMI mana adakayak gitu, ya kalau di HMI ya sama kayakorang jawa sih, kalo gak bisa gerak ya gak bisadapat apa-apa, gak bisa makan, jadi kitatergantung gimana semangat kita, kerja keraskita aja. Kalau kita bicara secara materiilmemang sulit banget, tapi secara imateriil yanglebih saya dapatkan, misalnya dari strategi taktikuntuk cari sponsorship, menghubungiperusahaan gitu atau jaringan-jaringan alumniatau mencari jaringan alumni yang baru,kemudian silaturohim, pertemuan-pertemuannasional ataupun pusat, menyamakan pemikirandengan kawan-kawan yang lain, itu kan gakdipelajari dalam kuliah gak ada teori-teoriseperti itu, tapi kita langsung dapat di lapanganitu yang buat saya sayang dengan HMI, sayacinta dengan HMI. kalau saya pikir di HMJ danBEM itu proses awal ya dan itu bagus untukawal, tapi kita kan semakin dewasa, pemikirankita semakin matang, dan kita berpikir kalo kitagak akan selamanya tinggal di jurusan kampusitu, jadi kita harus membuka cakrawala berfikirkita dan pandangan kita, ini kita temukan diHMI, inilah real live, sulitnya, menyamakanpemikiran juga, mencari hubungan, kemudiansatu yang paling sulit membuat orang lainpercaya dengan kita, membuat orang yangbelum tau dengan kita, menjadi kenal dengankita, dekat dan makin percaya dengan kita, dansaya pelajari dan dapatkan itu. Ada sihpengalaman seperti yang kemarin, kami maumengadakan intermediet training tingkatNasional, itu kan butuh dana besar, kan haruscari sponsorship, perusahaan ini, perusahaan ini,kantor ini kantor ini, kemudian ngelobi orangini, itu. Nah orang-orang ini kan mereka belumkenal kita dan kita tahu gimana ya biar dia kenalsamaku, dan dalam waktu singkat saya harusbisa dapatkan apa yang membuat tertarik ente,apa yang buat ente tertarik dengan saya dan itu
kawan-kawanpercayakan untuk majuuntuk kandidat, dandianggap berprestasi,kemudian memintakomitmen dari kawan-kawan, merekamenyatakankesiapannya
Interaksi cukup bagussesama penguruskarena seringpertemuan rutin secarainformal maupunnonformal, untukmenimbulkan rasasaling percaya dankedekatan satu samalain,
Saat akhirkepengurusan, terpecahdua diakibatkan konfliknasional di kongres
Awal menjadi ketuasangat berat, karenatidak ada contoh yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
302303304305306307308309310311312313314315316317318319320321322323324325326327328329330331332333334335336337338339340341342343
harus saya tunjukkan, tanpa ada apa-apa selamajuga topi HMI saya pake. Saya tadi dikomisariat, itu jadi wakil sekretaris umum dibidang perguruan tinggi, kemahasiswaan dankepemudaan. Setelah 3 bulan jadi anggota,setahun di waksek Pekape, setelah itu saya jadisekretaris umum komisariat, karna semuaprogram kerja saya, saya laksanakan tanpa adayang terlewatkan, saya dapat rekomendasi naikke cabang, bukan jadi wasekum lagi tapilangsung jadi ketua bidang di sana, ketua bidangpenelitian dan pengembangan. Iya, naik kecabang waktu itu langsung kabid, reshuffle,kabid lagi, baru jadi ketua umum. Habis itukabid litbang trus di reshuffle jadi kabid PA, lalunaik jadi ketua cabang..iya 3 kepengurusansebelum jadi ketua umum, jadi 4 sama ketuacabang. saya dimintai oleh kawan-kawan, jadisaya gak punya itikad untuk menjadi ketua,karena kan melihat ketua umum itu berat karenaharus komunikasi dengan semuanya dan harusbisa dengan semuanya, harus bertanggung jawabsama semua kegiatan organisasi, kegiatan,kemudian ya harus everytime is ready untuksemuanya. Karna saya dipercayai, kawan-kawanpercayakan kepada saya untuk maju untukkandidat, kawan-kawan percaya ke saya dansaya dianggap berprestasi karna menjadikankomisariat yang hampir mati menjadi komisariatyang paling cepat pengkaderan, di UNY.Akhirnya kan saya minta komitmen ke mereka,saya minta komitmen orang-orang yang mintasaya itu, mereka menyatakan kesiapannya,udah, pake nama percaya kemudian saya jadi, yaudah. 2 kandidatnya di konfercab, Erwin samasaya, Interaksi cukup bagus karena seringpertemuan rutin ya, pertemuan rutin secarainformal maupun nonformal ya, nonformalmisalnya kita jalan-jalan kemana, terserahataupun makan bareng ataupun biliaran bareng,ya untuk menimbulkan rasa saling percaya dankedekatan satu sama lain, cuman saat akhir
pernah jadi ketuaumum sebelumnya,Kemudian membacabuku dan mempelajaridalam kehidupan realpengalaman,
Pengalaman mahasiswamenjadi ketua umum,tercatat pengeluarannyapaling besar, karenamemberi anggaranuntuk beasiswa,mencari jaringan-jaringan alumni juga,alumni memiliki tigatanggung jawabsebagai alumni HMI,dapat dimintai saran,jadi pembicara, danmembantu secaramateriil, bisa memilihuntuk melakukan salahsatunya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
344345346347348349350351352353354355356357358359360361362363364365366367368369370371372373374375376377378379380381382383384385
kepengurusan aja itu yang agak beda, merekarenggang-renggang sendiri, jadi ada 2 faksun dikpengurusan saya, antara yang merasa dengansaya sekretaris umum dan yang berbeda sendiri,karna itu merupakan dampak dari konfliknasional waktu kongres, kemarin bareng-barengterus. Awalnya jadi ketua berat banget, beratbanget karena saya belum tau apa-apa danbelum ada kakak-kakak senior saya yang pernahmenjadi ketua umum sebelumnya, jadi sayaharus buat peta sendiri, harus punya rode mapsendiri, peta jalan sendiri, kebijakan sayasendiri, kemudian setelah saya buka-buka buku,saya pelajari di kehidupan real, saya jalankandan kemudian saya berharap ya saya tercatatsebagai ketua umum HMI Bulaksumur yangpaling besar pengeluarannya. Pengeluaranperiode saya ini, kalau prediksi saya dulu sekitar30-40 ya, pengeluaran saya saat ini untukcabang itu hampir 80, tapi bukan cuma untukkegiatan, untuk beasiswa. Iya, kita sih kemarinpemikiran saya lihat realita hidup sekarang sih,mahasiswa kan sekarang dituntut untuk cepatkuliah dan harga kampus sekarang makin mahal,saya coba untuk meminimalisir kesenjangan itu,jadi saya bantu untuk cari beasiswa kawan-kawan itu, ke jaringan-jaringan alumni HMI, yamereka punya tanggung jawab untukmemperhatikan adik-adiknya, karena merekapunya 3 tugas utama yang gak mungkin merekalewatkan, saat mereka dimintai saran, merekaharus berikan saran, kalau mereka diminta jadipembicara, mereka harus mau jadi pembicara,nah yang pertama ni, kalau diminta jadipembicara mengisi materi mereka harus mau,kalau gak bisa, kalau ada kawan-kawan HMIyang ingin sharing atau curhat, mereka harusbisa memberikan saran, kalau mereka gak bisa,yang ketiga ini harga mati, kalau mereka gakbisa dua-duanya, ya bantulah adek-adek secaramateriil, gitu, ya kurang lebih tiga itu, kalaumereka gak bisa lakukan tiga hal itu, dicoret dari
Pengalaman mahasiswajuga untuk pengurus,biasanya yang bertahandari awal sampai akhirhanya 3-4 orang,namun ketika menjadipemimpin dapatbertahan sampai 9orang dari 18-20anorang pengurus yangada.
Pengalaman yangdidapatkan banyak,buat mereka percaya,mereka mau kerjabareng, mereka mauprofessional,menunaikan tanggungjawab masing-masing,kemudian dari seginilai, ya mereka adalahsaudara.
Selain itu, mahasiswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
386387388389390391392393394395396397398399400401402403404405406407408409410411412413414415416417418419420421422423424425426427
alumni, jangan klaim-klaim HMI, kalo klaimHMI ya saya coret. Ya tanggung jawab merekasih, tidak secara tertulis, tapi secara ya tanggungjawab sih. Tradisinya sih tiga-tiganya ini harusdilakukan, tapi tradisi saya, kalau tiga-tiganyadilakukan ya kasihan mereka donk, merekaharus mikir anak istrinya, mereka harus mikirkehidupannya sendiri, jadi saya bagi jadi 3 subini, kalau pertama gak bisa nawari yang kedua,kalau kedua gak bisa, ya sudah tawari yangketiga, kalau ketiga gak bisa, ya sudah janganklaim HMI. ada perubahan yang cukupsignifikan, perubahan di internal penguruscabang biasanya per periode pengurus itu yangaktif dari awal sampai akhir tanpa reshuffle itu3-4 orang. Kepengurusan biasanya 18-20an, ituyang survive dari awal sampai akhir tanpareshuffle, tapi dalam periode saya 9 orang dariawal sampai akhir dan kerja bareng terus, dari18 pengurus, waktu nglantik pertama ada 18 tapiwaktu saya reshuffle, ada 22 orang, jadi nambah.Pengalaman banyak ya, buat mereka percaya,mereka mau kerja bareng, mereka mauprofessional menunaikan tanggung jawabmasing-masing, kemudian dari segi nilai, yamereka adalah saudara saya walaupun merekabeda faksun dengan saya jadi bukan lagi kawansesama pengurus, tapi sudah jadi seperti saudarasendiri dan awalnya kan prinsip saya itu sayatanamkan ke semua kader, kita sama-sama orangrantau jadi anggap kawan lebih dekat dari padasaudara. saya buat rekening cabang, itu pertamakali di Bulaksumur, jadi yang membuat orang-orang atau alumni itu makin percayaBerat ini, karna semua kita dapatkan di situ,semua kunci kita pegang, mau kunci nerakaataupun kunci surga kita pegang, kita mau mainapa, mau main kotor, politik kotor konspirasisama partai-partai politik, bisa, main politikbersih yang komunikasi dengan kalanganwirausaha, professional, atau akademisi itu bisa,mau main track-track gelap juga bisa
pertama kali membuatrekening cabang untukmembuat alumni makinpercaya
Mengalami beratmenjadi ketua, karnasemua kita dapatkan disitu. ketua cabangpegang semua kuncikan, tinggal kitapilihnya dimana dan ituyang berat, banyakgodaan, banyakcobaan, banyak yangpro banyak yang kontra
Pengalaman mahasiswamemimpin ormas danbertemu orang-orangpartai.
Masyarakat sekarangsemakin bosan denganpolitik, karena dirasaada pengupayaanmasyarakat, berdampakpada gerakanmahasiswa, mahasiswakurang tertarik
Mahasiswa mengalami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
428429430431432433434435436437438439440441442443444445446447448449450451452453454455456457458459460461462463464465466467468469
sebenarnya, ya sudah jadi rahasia umum lhamasalah itu kan, ketua cabang pegang semuakunci kan, tinggal kita pilihnya dimana dan ituyang berat, banyak godaan, banyak cobaan,banyak yang pro banyak yang kontra. Kalaupengalaman aku pribadi, aku di organisasi akugak sendiri, kan banyak kawan-kawanku, ya kitasharing dengan mereka, saya sharing samamereka, saya sharing dengan orang-orang yangdekat dengan saya, yang uda tahu betul sayaseperti apa, yang uda paham betul lha sayaseperti apa dan saya tahu benar-benar dia sepertiapa, kemarin kan bulaksumur punya kandidatkuat di kongres yang akhirnya kalah di putaranterakhir, gitu, karena dinamika politik itulahmungkin yang buat cabang bulaksumur pecahsaya kemarin ada ketemu juga dengan orangdemokrat yang marga siregar juga, ada deklarasiof principle gitu, artinya mereka harus adaprinsip yang disepakati di internal partaidemokrat sendiri agar tidak terlihatpengupayaan masyarakat, karena masyarakatsemakin timpang, dan masyarakat sekarangsudah semakin bosan dengan politik-politikseperti itu, dan itu berdampak pada gerakanmahasiswa, mahasiswa kurang tertarik, karnapolitik lagi-lagi…saya untuk membangun teamwork yang mau kerja bareng saya harusmembentuk rasa saling percaya, sikap salingmenyukai, suka ya mau bekerja sama dengansaya, ya udah jalan, jadi lebih ke pembangunanmental pribadi dan kepercayaan tim, tim worknya harus diutamakan.Kalau arti makna kaderisasi sendiri tu, katadasarnya itu mengkader orang lain biar gaklepas dari misi organisasi, setiap organisasiapapun itu, ntah itu HMI, GMNI, LMND,PMKRI itu kan punya misi masing-masing, nahtujuan kaderisasi adalah membina kadernyatidak lepas dari misi organisasi tersebut,tujuannya seperti itu, pertama biar kader taumisi organisasi itu apa sih, kedua mau
untuk membangunteam work yang maukerja bareng saya harusmembentuk rasa salingpercaya, sikap salingmenyukai, lebih kepembangunan mentalpribadi..
tujuan kaderisasiadalah membinakadernya tidak lepasdari misi organisasitersebut, kedua maumengaplikasikannya,mau komunikasidengan kawan-kawanyang lain
di HMI ada 4 jenjanguntuk sistempandidikan formalnya,pertama latihan kader1, basic training,kemudian intermediettraining, ada sc, steringcourse ini melatihorang-orang untukmenjadi trainer, habisitu ada advancetraining, latihan kadertingkat 3 itu yangpaling akhir,
kalau pelatihannonformal sepertitraining-training,itukebijakan lokal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
470471472473474475476477478479480481482483484485486487488489490491492493494495496497498499500501502503504505506507508509510511
mengaplikasikannya, mau komunikasi dengankawan-kawan yang lain, sharing gitu berbagisemuanya, berbagi pengalaman, berbagi info,berbagi suka duka bareng-bareng untuk sebuahkebersamaan, kalo dari pemahamannya juga kanuntuk bisa memahami isi, setelah itu silaturohimKalau sistem kaderisasi di HMI pasti adalahkalau yang formal itu ada 4 jenjang, pertamalatihan kader 1, basic training, kemudianintermediet training yang menengah, itu kalaudari basic training ke intermediet training itupaling gak sudah 6 bulan jadi anggota, dariintermediet training itu ada sc, stering course inimelatih orang-orang untuk menjadi trainer, itu 6bulan lagi dari intermediate training, habis ituada advance training, latihan kader tingkat 3 ituyang paling akhir, kalau basic training itu lebihmengkader tentang afektif, kognitif, samapsikomotoriknya, jadi lebih menekankan kepeserta untuk bisa memahami materi-materisama teori-teori dasar yang dipake sama HMI,kemudian intermediate itu melatih mereka untukmenganalisis yang salah dari yang kalianpelajari selama ini itu apa, jadi para kaderdiajarkan untuk gimana sih membina training-training di HMI, gimana mengolah training, jadipembicara maupun jadi tim Penilai dalamtraining HMI, kemudian advance training ituakumulasi dari semuanya melihat sebuah teori,apa teori yang dilihat, apa yang dipandang salah,solusinya teori apa yang bisa dibuat. Itu scsetelah 6 bulan, tapi sc itu istilahnya sunnah lha,diikuti bagus, gak diikuti pun gak papa, Iya,nanti training-training non formal sih, sepertipelatihan jurnalistik, kewirausahaan, profesi, itupelatihan sendiri. ada..Itu disusun dari kongres..Iya, kalau pelatihan formal itu, kalau pelatihannonformal seperti training-training,itu kebijakanlokal lha. Kalau prosesnya sih hampir samadengan kuliah ya, tapi kalo kuliah kan hanyakita mendengar, kita diajarkan, kalau gak jelastanya, tapi kalau di HMI beda, kita aplikasikan
kalau prosesnya,hampir sama dengankuliah, tapi di HMIbeda, kita aplikasikandalam lapangan, adaansosnya, ada prakteklapangannya, adapelatihannya sepertitraining advokasi, ituada pelatihannya juga
bidang PA itu yangbertanggung jawabmengawasi mereka,bidang pembinaananggota,
pengalaman proseskaderisasi yang dialamiitu berat, orang-orangyang sampai di tataranpengurus cabangadalah orang-orangyang lolos seleksialam..ada tantanganzaman yang harusdijawabmengalamiberat dalam menjalaniproses karena harusmenunjukkan eksistensikita, kita harusmenunjukkanpemikiran kita,kemampuan kita..
pengalaman mahasiswapertama-tama untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
512513514515516517518519520521525523524525526527528529530531532533534535536537538539540541542543544545546547548549550551552553
dalam lapangan, ada ansosnya, ada prakteklapangannya, ada pelatihannya seperti trainingadvokasi, itu ada pelatihannya juga. Setelahsemua sesi materi selesai, jadi biar merekapunya basic dulu baru kita uji, mereka bisa gakmengaplikasikan di lapangan, setelah aplikasilapangan, aplikasikan dalam kehidupan sehari-harimu, bidang PA itu yang bertanggung jawabmengawasi mereka, bidang pembinaan anggota,kalo komisariat bisa ngarahin oke monggosilakan garap, tapi kalau misalnya gak bisaatasin, bilang ke PA cabang, PA cabang nantisharing ke rapat harian pengurus cabang,kemudian saat rapat dibilang oke garap,damping dia, ya itu bidang PA itu. Beratbu….gak ada yang ringan, soalnya ya apa ya,sebenarnya berat dan orang-orang yang sampaidi tataran pengurus cabang ini kan orang-orangyang lolos seleksi alam, training saya waktu ituada 70 orang, pada tahun 2005 itu ada 180 orangsemuanya, tapi yang lolos pengurus komisariatberapa orang, yang lolos jadi pengurus cabangberapa orang, sampai jadi ketua umum berapaorang, sebenarnya kan saya udah menyingkirkanratusan orang ini, jadi ada hukum alam yangharus dijawab, ada tantangan zaman yang harusdijawab……iya kan, itu seleksi alam.Maksudnya berat itu kita harus menunjukkaneksistensi kita, kita harus menunjukkanpemikiran kita, kemampuan kita. Pertama-tamasih ya, pertama-tama biar saya dapat posisi distruktur itu yang akhirnya saya dapat posisiwasekum di komisariat itu, saya dulu sering-sering baca buku, baca Koran, update informasi,kemudian kan ada kajian rutin di tatarankomisariat, saya diskusi itu, berani hajar teori-teori itu kan, adu argument, nah akhirnya kan ituyang membuat kita lebih dari pada yang lain,karena saya baru saya diuji di wasekum itu,ternyata gerakan saya di kampus bagus juga,Ya, habis LK1 ya saya cenderung mempelajarisuasana forum seperti apa, dinamika HMI
mendapat posisi distruktur sering-seringbaca buku, baca Koran,update informasi,kemudian ada kajianrutin di tatarankomisariat, berani hajarteori-teori itu, aduargument, akhirnya ituyang membuat kitalebih dari pada yanglain,
setiap mengikutitraining yang ada harusmelewati ujianmasuknya dulu
untuk mengikuti LK3karena tertarik denganteori perbatasan yangditawarkan dan sesuaidengan bidang ilmukejuruan
mahasiswa melaluipengalamannya dalamkaderisasi menilaibahwa kalau bicaraidealis, efektif, tapikalau kita bicararealita, ansosnya lebihdiperketat lagisebenarnya, kalau daripemikiran, pemahamanefektif banget, tapikalau dari segi realita
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
554555556557558559560561562563564565566567568569570571572573574575576577578579580581582583584585586587588589590591592593594595
dengan kampus-kampus seperti apa, komunikasisatu dengan yang lain seperti apa, masuk LK 2saya belum siap itu karna saya takut, pemikiranawal saya kan, itu kan tingkat nasional. Iya,nasional, LK 1 cabang, tapi cabang bisa ngadainLK2 tapi harus tingkat nasional, nasional ituharus ngundang pembicara-pembicara daritataran nasional, dan ngundang cabang-cabangyang ada di Indonesia, jadi ngundang 187cabang yang lain, itu kan bayangkan itu juga adaujian masuk untuk bisa ikut training itu, jadi ituyang buat saya minder, saya bisa gak lulustraining, saya merasa belum mampu ya saya gakikut. 2 tahun setelah saya menempa otak sayadan saya akhirnya kemudian memutuskan untukikut. Kalau oleh cabang itu LK1 dan LK 2,kalau LK1 itu internal cabang, gak usah nerimadari kota-kota lain, tapi LK2 itu harus ngundangdari kota-kota lain tapi yang ngadain cabangbukan pusat, tapi kalau LK3 yang ngadainpropinsi atas pengawalan dari pusat. Itupemikiran saya, saya belum siap untuk LK 2,saya belajar dan saya belajar sampai akhirnyasaya merasa ingin mencoba dan saya siap untukikuti LK2, disaat saya menyatakan saya sudahsiap oke saya daftar, setelah saya daftar, lolosscraning dan ikut acara training, akhirnya sayalulus dengan predikat baik. Kalau itu sihteorinya tentang perbatasan sih yang buat sayatertarik, perbatasan antara Indonesia Malaysia diselat malaka, kajiannya itu, saya tertarik danikut dan akhirnya saya pelajari teori-teoritentang perbatasan apalagi juga ada hubungandengan jurusan saya di hubungan internasional,senang juga sih waktu LK3 itu, kita ke Malaysiajuga kan, baru pertama kali, tapi cuma sehariaja, pake surat apa gitu, kayak surat jalan daripemerintah propinsi tapi cuma berlaku sehari.Kalau kita bicara idealis, efektif, tapi kalau kitabicara realita, ansosnya lebih diperketat lagisebenarnya, kalau dari pemikiran, pemahaman-pemahaman gitu efektif banget, tapi kalau dari
kehidupan masyarakatsekarang, break downke masyarakat ini perludiperkuat lagi,
pengalaman menjadipemimpin sempatbekerja sama denganpemerintah untuk ansos
pengalaman lainnyasaat mengadakantraining nasional, bisamempelajari gimanateam work kerjakawan-kawan penguruscabang, saat merekamenyiapkan konsep,menghubungipembicara,menyiapkan tempat,menghubungi cabang-cabang lain, kemauanseseorang,
Merasakan bahwauntuk kesuksesan acaraitu gak bisa dilakukanoleh 1 orang, tapi olehkerja sama tim yangmau kerja barengsemuanya, professionaldan gak pragmatis,
Pengalaman dalammengikuti Lk, ujungtombak pengkaderan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
596597598599600601602603604605606607608609610611612613614615616617618619620621622623624625626627628629630631632633634635636637
segi realita kehidupan masyarakat sekarang,break down ke masyarakat ini perlu diperkuatlagi, live in atau ansosnya itu perlu diperkuatlagi, makanya baru 6 bulan terakhirkepengurusan saya kemarin itu, saya mencobabekerja sama dengan pemenrintah-pemerintahdaerah yang ada di sekitar Jateng, khususnya diCilacap sama banyumas sama beberapa LSMuntuk mengadakan ansos di petani-petani, kayadi desa binaan, desa petani-petani itu saya kirimorang-orang saya ke sana, kader saya kirim kesana, masalah materiil itu urus sendiri lha,ilmu,buku, teori, maupun duit ya mikir sendiri. Padasaat saya menjadi ketua, kemarin saya udahngadain training nasional kan, intermediatetraining, saya bisa mempelajari gimana tim workkerja kawan-kawan pengurus cabang, saatmereka menyiapkan konsep, menghubungipembicara, menyiapkan tempat, menghubungicabang-cabang lain, itu kan saya pelajari semuaitu, jadi ya teori yang dipelajari hampir samadengan teori-teori yang dipelajari orang untukmenjadi seorang HRD, mempelajari psikologiseseorang, pola kerjanya, kemudian kemauanseseorang, itu dipelajari semuanya di situ dansaya dapatkan itu dan saya bisa mempelajari ituMerasakan bahwa untuk kesuksesan acara itugak bisa dilakukan oleh 1 orang, tapi oleh kerjasama tim yang mau kerja bareng semuanya,professional dan gak pragmatis sih, gakpragmatis, kalo mereka pragmatis ya sudah,maka tiap-tiap orang mau berlomba-lombadapat proyek, dapat dana-dana kayak gitu, maudibawa kemana ne training ini. Kalau di LK 1sih, ujung tombak pengkaderan HMI itu kan adadi LK1 dan komisariat-komisariat, kalo LK1 itukan juga di komisariat, kalo pada saat dulusampai sekarang saya udah lakukan LK1 kanudah beberapa kali, itu saya bisa mempelajaritentang pola-pola untuk publikasi HMI,kemudian publikasi HMI di tatarankampus,kegiatan di kampus agar percitraan
bisa mempelajaritentang pola-pola untukpublikasi HMI
Interaksi dengan organ-organi lain senang,ternyata yang ada tidakhanya HMI. Ada juaorgan lain,
mahasiswa secara HMIsih berfikir bahwasetiap organisasi kanpunya cara masing-masing, jadi ya punyapaham masing-masingdan punya cara untukaplikasinya masing-masing dan itu saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
638639640641642643644645646647648649650651652653654655656657658659660661662663664665667668669670671672673674675676677678679680
HMI berjalan, itu berat juga bu. Kalau denganorganisasi lain kan sering kita ngobrol-ngobrolbareng gitu, dengan organ gerakan kawan-kawan yang lain, enak sih, lebih mengenalbahwa ternyata gak ada HMI doank, ternyataada kawan-kawan yang lain, ada PMKRI,GMKI dan gerakan-gerakan yang lain, yangsetiap organisasi punya pemikiran sendiri-sendiri, punya gerakan dan pola masing-masing,dari situlah kita dilatih untuk terbuka satu samalain, saling merasakan, menguatkanYa, kalau saya secara HMI sih berfikir bahwasetiap organisasi kan punya cara masing-masing, jadi ya punya paham masing-masingdan punya cara untuk aplikasinya masing-masing dan itu saya pikir bagus, buktinyamereka masih bertahan sampai saat ini, PMIIsejak tahun 62 atau 64 itu sudah ada dan sampaisaat ini masih ada, begitu juga PMKRI, GMKI,GMNI bahkan sejak Indonesia merdeka merekasudah ada sampai sekrang masih ada,bukan adanamanya tapi ada orang-orangnya, jadi kankaderisasinya cukup signifikan juga tu, cukupbagus juga berarti berjalan sampai sekarang,cuma media dan caranya itu masing-masingberbeda. Hasilnya? Saya masih mencoba untukmerealisasikan misi dasar HMI, untuk kaderisasipribadi saya, karna setelah saya pikir-pikir misiHMI itu emang bagus dan cocok ya buat saya,jadi kalau itu dipahami dan diaplikasikan dalamhidup saya, insyaAllah bisa lha jadi orang yahorang yang bisa ngerti semuanya dan bisabertanggung jawab, sementara untuk jadi orangyang bertanggung jawab itu kan sulit banget tumba saat ini, tau-tau orang mau melakukannyatapi gak mau tanggung jawab, lempar batusembunyi tangan, di HMI dilatih untuk maubelajar, mau mengabdi, mau berbakti, dan maubertanggung jawab, tanpa lepas dari asas Islam,Oke, kita bicara realita ini ya bu, secara ideologiorganisasi, prinsip organisasi, misi organisasidan pengaplikasian di tataran masyarakat,sudah
pikir bagus, buktinyamereka masih bertahansampai saat ini, PMIIsejak tahun 62 atau 64itu sudah ada dansampai saat ini masihada, begitu jugaPMKRI, GMKI, GMNIbahkan sejak Indonesiamerdeka mereka sudahada sampai sekrangmasih ada, bukan adanamanya tapi adaorang-orangnya, jadikan kaderisasinyacukup signifikan juga,
mahasiswa masih tetapmencoba untukmerealisasikan misidasar HMI, untukkaderisasi pribadi,kalau misi itu dipahamidan diaplikasikandalam hidup, bisa lhajadi orang yah orangyang bisa ngertisemuanya dan bisabertanggung jawab,
di HMI dilatih untukmau belajar, maumengabdi, mauberbakti, dan maubertanggung jawab,tanpa lepas dari asasIslam,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
681682683684685686687688689690691692693694695696697698699700701702703704705706707708709710711712713714715716717718719720721722
terlihat, itu juga buat kader-kader yang benar-benar sudah mempelajari prinsip dan misi HMIdan diaplikasikan ke masyarakat misalnyakarena sudah banyak kader HMI maupunalumni-alumni yang mereka lebih terlihat dariyang lain, alumni HMI banyak bertebaran dimana-mana dan itu menunjukkan HMI gakpunya faksun di partai politik tertentu,di PDI Pada, di Golkar ada, di Demokrat. Kalaukeanggotaan di AD/ART itu selama masa kuliah+ 2 tahun, berarti setelah lulus + 2 tahun.Mereka terhitung alumni, tapi kalo kuliah lagiS2 anggota lagi, Iya, kalau dia kuliah S3 masihanggota itu. Masih anggota karna kan itu masihkuliah, jadi istilah alumni itu dicoret, digantimasih anggota karna saya masih kuliah, kanstatusnya mahasiswa lagi, HMI juga kanmahasiswa. Buat semuanya ya kadang-kadangsaya mengajak beberapa kader untuk ikutpertemuan-pertemuan gitu kan, jadi sayamelatih mereka untuk memahami orang lain,melatih mereka memahami prinsip-prinsip ataumisi organisasi yang lain, jadi lebih cenderungke ansosnya juga sih, ini lho organisasi diIndonesia gak cuma HMI doang, jadi masukHMI coba bisa pahami orang lain, organisasilain kemudian pertahankan prinsip dasarmusebagai seorang Islam. Kita lihat dari segistruktur ya, seperti di UGM maupun UPN yakarena mereka berlatih dan terus mencoba untukmemahami orang lain, mereka bisamendapatkan kepercayaan dari orang-orang disekitar dia dan akhirnya mereka yang dapatrekomendasi jadi pimpinan, kedua mereka bisalebih memahami situasi dan kondisi orang-orangdi sekitar mereka dan saya pikir itu sih yanglebih penting, mereka bisa membaca situasi dankondisi, dan merefleksi dan mau aksi. Kupikirmereka juga mengajarkan seperti itu ya, cumadengan pengalaman dan misi setiap organisasiyang ini berbeda, gak mungkin sama, kalo samagak mungkin lha namanya beda. Bagus sih, bisa
secara ideologiorganisasi, prinsiporganisasi, misiorganisasi danpengaplikasian ditataranmasyarakat,sudahterlihat, itu juga buatkader-kader yangbenar-benar sudahmempelajari prinsipdan misi HMI dandiaplikasikan kemasyarakat
pengalaman mahasiswasaat memimpin jugamengajak beberapakader untuk ikutpertemuan, melatihmereka untukmemahami orang lain,melatih merekamemahami prinsip-prinsip atau misiorganisasi yang lain,jadi lebih cenderung keansosnyapada akhirnya, ketikaterus berlatih mendapatkepercayaan dariorang-di sekitar dandirekomendasi jadipimpinan,
bisa lebih memahamisituasi dan kondisiorang-orang di sekitarmereka dan saya pikiritu sih yang lebihpenting,mereka bisa membaca
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
723724725726727728729730731732733734735736737738739740741742743744745746747748749750751752753754755756757758759760761762763764
mengakomodir kader-kadernya kan, yah banyakragamnya, gak masalah sih yang penting tetapberkomunikasi, komunikasi untuk misi besaryaitu misi nasional, sama seperti yang pernah-pernah kita lakukan dulu-dulu itu. Organisasi-organisasi yang ada saat ini yang di jogja itusangat bagus dan sangat diperlukan untukmengawal proses zaman Bangsa kita, karnasetiap organisasi punya paham teori dan misimasing-masing dan kalau digabungkan ini bisamerealisasikan atau merupakan apa ya,representative dari bhineka tunggal ika itusendiri, untuk memunculkan bhineka tunggalika sesungguhnya, berbeda-beda tapi satu juga,sama berbeda-beda kan, ada Katolik, adaKristen, ada PMII, ada GMNI, ada HMI, islam,ada nasionalisnya dengan GMNInya dan kitamelebur bareng untuk mewujudkan suatubangsa yang ideal, Bangsa Indonesia satu, itusih jadi sebenarnya organisasi ini diperlukan,dan kalau mau egois lagi sebenarnya harusdimajukan..biar mereka mau dan mampumengaplikasikan teori-teori dalamkehidupannya masing-masing, kehidupanberorganisasi, kehidupan bersosialisasi.Memang Indonesia itu sempit hanya HMJ, BEMdi fakultas, gak kan, kita harus perlu jugaberpikir kenaikan harga BBM itu seperti apa,bukan hanya berpikir SPP ini nambah, gakseperti itu gak sesempit itu, kita harus berpikirke depan, karna kita gak selamanya umur 22atau 23 tahun, jadi kalau misalnya ideal dandiperlukan kenapa di jogja ini sangat diperlukankarena jogja adalah kota Pendidikan, banyakorganisasi-organisasi gerakan yang berdiri dijogja, PMII, HMI, GMNI, GMKI, PMKRI jugakan, IMM. Ya untuk harapan saya organisasi-organisasi ini dihidupkan dan bekerja sesuaiprinsip dan ideologi masing-masing, setiapketua bisa mengorganisasikan kader-kadernyakemudian jangan ego dengan organisasi masing-masing, tetaplah komunikasi dengan organisasi-
situasi dan kondisi, danmerefleksi dan mauaksi
dari pengalamanmemimpin danberinteraksi,mahasiswa memahamibahwa Organisasi-organisasi yang adasaat ini yang di jogjaitu sangat bagus dansangat diperlukanuntuk mengawal proseszaman Bangsa kita.
setiap organisasi punyapaham teori dan misimasing-masing dankalau digabungkan inibisa merealisasikanatau merupakanrepresentative daribhineka tunggal ikauntuk memunculkanbhineka tunggal ikasesungguhnya,berbeda-beda tapi satujuga, ada Katolik,Kristen, PMII, GMNI,ada HMI, islam, adanasionalisnya denganGMNInya dan kitamelebur bareng untukmewujudkan suatubangsa yang ideal,Bangsa Indonesia satu,itu sih jadi sebenarnyaorganisasi inidiperlukan.
sebenarnya harus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
765766767768769770771772773774775776777778779780781782783784785786787789790791792793794
organisasi gerakan yang lain. Tim work diinternal masing-masing, jadi bisa bagi tugas,mana yang untuk ngurus intra organisasi, manayang ngurus komunikasi untuk gerakan-gerakanyang lain, untuk merealisasikan cita-citaIndonesia waktu berdiri dulu, bhineka tunggalika, karena berbeda-beda tetapi tetap satu juga,Indonesia luar biasa, dari sisi geografis tetapstrategis, dari sisi religi semua agama ada diIndonesia, dari sisi pemikiran, mau pahamdemokrasi, mau paham sosialis, mau pahamkomunis ada semua di Indonesia, gimanameleburkan jadi satu, dan bisa jalan semuanya,tanpa ada perlu menyinggung sakit menyakiti,tapi gerak bareng buat kemajuan bersama,kemajuan bangsa, karna gak semuanya orangbisa kuliah, dan di organisasi apalagi organisasigerakan mahasiswa, jadi ya inilah representasirakyat yang kebetulan beruntung bisa kuliah,jadi ya tanggung jawab sama kuliahnya dansebagai bagian dari bangsa Indonesia demikemajuan bangsa.Mengenai organisasi ini juga harus adadukungan dari semua pihak termasukpemerintah, kan gitu, saat ini cenderung dibatasiruang geraknya, memang ada UU yangmengatur tapi belakangan menjadi sempitkesempatan bergerak. Ini semua harusdiperhatikan untuk memajukan bangsa.
dimajukan..biar merekamau dan mampumengaplikasikan teori-teori dalamkehidupannya masing-masing, kehidupanberorganisasi,kehidupanbersosialisasi, karnagak semua orang bisakuliah, dan diorganisasi gerakanmahasiswa, inilahrepresentasi rakyatyang beruntung bisakuliah, jadi tanggungjawab sama kuliahnyadan sebagai bagian daribangsa Indonesia demikemajuan bangsa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
3. Informan III
Nama : TS
Jabatan : Mantan PHPT PMKRI Yogyakarta,
Lama berorganisasi : 5 tahun
Interview ke : 1
Hari / Tanggal : Senin / 15 Agustus 2011
Waktu :13.00 – 14.00
Tempat :Kampus
Baris Data Tematik123456789
10111213141516171819202122232425262728
saya mengenal PMKRI sejak SMA dari buku-buku bacaan yang saya dapatkan di paroki, lalukemudian pada tahun 2004 saya kuliah saya maubergabung di PMKRI tetapi karena keterbatasanakses jadi saya belum sempat bergabung sampaikemudian pada tahun 2006, sekitar kalau tidaksalah bulan november saya bergabung di PMKRIsejak pertama kali kuliah tahun 2004, tahunpertama saya kuliah itu saya ikut himpunanmahasiswa manajemen di kampus sebagai ketua,lalu semester 3 itu tahun ke 2 saya jadi ketuaBEM disana, tahun 3 baru saya bergabung diPMKRI setelah ikut aktivitas di kampus. Iya sayaputuskan masuk karena pada tahun 2006 itu sayaberfikir bahwa saya sudah selesai aktivitaskemahasiswaan di kampus walaupun masihterlibat di organisasi kerohanian kebetulan adapengumuman lagi di kampus dan saat ini aksessaya ke berbagai komunitas sudah lebih terbuka.saya masih ingin terlibat di organisasi karenamemang sejak awal saya senang dengankehidupan berorganisasi terutama yang memilikiarah ke wilayah sosial dan juga politik,pengembangan kepemimpinan gitu ya, setelahkemudian setelah menyelesaikan kepengurusan diBEM saya berfikir soal ruang yang tepat danPMKRI salah satunya sudah sejak awal sayapikirkan, saya sebelumnya sempat memikirkan
Mahasiswa mengenalPMKRI sejak SMA daribuku bacaan di Paroki
Pertama kali kuliahtahun 2004 mengikutiHMJ sebagai ketua, lalukemudian jadi ketuaBEM, tahun 3bergabung di PMKRI
Bergabung ke PMKRIkarena sudah selesaiaktivitas kemahasiswaandi kampus dan saat iniakses saya ke berbagaikomunitas sudah lebihterbuka
Mahasiswa masih inginterlibat di organisasikarena memang sejakawal senang dengankehidupan berorganisasiterutama yang memilikiarah ke wilayah sosialdan juga politik,pengembangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
293031323334353637383940414243444546474849505152535455565758596061626364656667686970
untuk bergabung dengan Gerakan MahasiswaNasional Indonesia, tapi saya pikir-pikir bahwakarna saya seorang Katolik, saya baiknyamengikuti PMKRI, nilai-nilai kekatolikan yangsaya yakini sebagai bagian dari perjuangan yangkemudian mensejahterakan banyak umat danmasyarakat sehingga kemudian ada satu arahspiritualitas yang juga sama dengan yang sayayakini. Ya, jadi pertama saya mengenal PMKRIitu saya kurang tau persis, apakah itu samadengan apa yang saya baca begitu ya, tetapi yangjelas pada saat itu saya senang karena bisabergabung dengan bertemu berbagai karakterorang di situ lalu diberi penjelasan seputar arahdan gerak PMKRI, visi misi dan sebagainya.yang saya ketahui bahwa PMKRI, saya sudahbergabung pada saat itu, dalam perjalanan barusaya mengenal kemudian adanya perubahan-perubahan dalam organisasi ini, misalnyasemakin sedikit anggota, semakin turunnya minatorang untuk berorganisasi di PMKRI. Ya, setelahsaya kemudian membaca, mendengar cerita-cerita dari anggota yang sudah lebih dahulubergabung kemudian membaca literatur-literaturarsip-arsip begitu jadi saya melihat adapenurunan semenjak tahun 90an saya kurang tahupersisnya karna kemudian ada penurunan, karenagenerasi kami saja sekitar 20an, kemudianpengurus yang ada pun pada saat itu terbatassekitar kurang lebih 10an orang. Adanyapenurunan ini saya mencoba memahami dariperubahan situasi masyarakat sekarang terutamadi wilayah kemahasiswaan, adanya kemudianperubahan dalam sistem pendidikan, kemudiantuntutan-tuntutan tugas perkuliahan, lalu biayakuliah yang semakin meningkat tajam, di satu sisijuga kemudian semakin maraknya media-mediahiburan dan pusat-pusat hiburan di kota jogja,jadi di satu sisi menurut saya ini mempengaruhikemudian karakter sosial masyarakat di kotajogja dan berdampak pada kemudian minatmahasiswa terhadap organisasi. Ya saya
kepemimpinan, selainitu karna seorangKatolik, baiknyamengikuti PMKRIsehingga kemudian adasatu arah spiritualitasyang juga sama denganyang diyakini
Pertama bergabung diPMKRI merasa senangkarena bisa bergabungdengan bertemuberbagai karakter orangdi situ lalu diberipenjelasan seputar arahdan gerak PMKRI, visimisi dan sebagainya.
Dalam proses,mengetahui bahwaorganisasi semakinsedikit anggota sejaktahun 90an, semakinturunnya minat oranguntuk berorganisasi diPMKRI,
Mahasiswa memahamiadanya penurunan dariperubahan situasimasyarakat terutama diwilayahkemahasiswaan, adanyaperubahan dalam sistempendidikan, tuntutan-tuntutan tugasperkuliahan, biayakuliah yang semakinmeningkat tajam,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
7172737475767778798081828384858687888990919293949596979899
100101102103104105106107108109110111112
mengatakan bergerak di wilayah sosial itumenurut persepsi saya ya bahwa PMKRI itu lebihsebagai perhimpunan bagi seluruh mahasiswakatolik baik itu yang berminat di wilayahspiritual dan lain-lain, tapi saya mengatakan diwilayah sosial karena saya melihat jejak sejarahPMKRI yang terlibat dalam persoalan-persoalankemasyarakatan terutama di tahun 60an. Nahwaktu saya terlibat di PMKRI waktu itu sampaisaat ini yang saya rasakan adalah bahwa selainpendidikan kepemimpinan yang berjenjang diPMKRI, terkait dengan wilayah sosial, kamibelajar untuk kemudian peduli , dan juga terlibatdalam wilayah-wilayah sosial seperti misalnyadulu saya pernah kemudian mengikuti suatukegiatan bersama dengan kakak-kakak angkatan,kami melakukan natalan bersama dengan mantantapol, eks tapol PKI tahun 65, Saya kalau tidaksalah itu 2007, Ya, sebenarnya yang saya pahamiitu saya dapatkan di PMKRI dalam arti bahwaPMKRI memiliki kepedulian dalam wilayahsosial kemasyarakatan kemudian bersinggunganjuga dengan wilayah politik sebagai salah satuminat saya, itu hanya salah satunya, kemudiankita bertemu dengan jejaring-jejaring danhimpunan-himpunan aliansi dari gerakanmahasiswa lain, juga bertemu dengan beberapaorgan-organ gerakan lain terutama yang bergerakdi wilayah masyarakat sipil, ya itu menjadi salahsatu pengalaman pertama, lalu kemudian dalamketerlibatan PMKRI dalam penanganan pascaerupsi merapi beberapa waktu yang lalukemudian ada pendampingan dan sebagainya danya sesekali menikmati juga aksi kepedulianmasyarakat melalui demonstrasi di jalanan.Ya, interaksi di PMKRI saya kira itu dipengaruhioleh kebiasaan- yang ditradisikan dari beberapakepengurusan sebelumnya, saya pertama masukPMKRI itu relasi antar anggotanya itu ya kadangada akrabnya, baiknya pada saat-saat tertentu yaada perdebatan juga dan tidak menutupkemungkinan adanya konflik, walaupun berbeda
semakin maraknyamedia-media hiburandan pusat-pusat hiburandi kota jogja, satu sisimenurut sayamempengarui karaktersosial masyarakat dikota jogja danberdampak padakemudian minatmahasiswa terhadaporganisasi
Mahasiswa memahamibahwa PMKRI lebihsebagai perhimpunanbagi seluruh mahasiswakatolik baik itu yangberminat di wilayahspiritual dan lain-lain,
Sewaktu mahasiswaterlibat, yang dirasakanselain pendidikankepemimpinan yangberjenjang, juga terlibatwilayah sosial, PMKRImemiliki kepeduliandalam wilayah sosialkemasyarakatankemudianbersinggungan jugadengan wilayah politik,pengalaman lainbertemu denganjejaring-jejaring danhimpunan-himpunanaliansi dari gerakanmahasiswa lain, terlibatdalam penangananpasca erupsi merapi,aksi kepedulian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
113114115116117118119120121122123124125126127128129130131132133134135136137138139140141142143144145146147148149150151152153154
pendapat atau berbeda pandangan soalkeorganisasian ataupun soal pribadi, jaditerkadang persoalan-persoalan pribadi itu bisamenyinggung masalah keorganisasian atausebaliknya masalah keorganisasian sampaimenyinggung ke pribadi, jadi ya relasi antaranggota pada umumnya begitu. Kalau dibilangperasaan bagi saya ya bukan soal perasaan bagisaya ini adalah konsekuensi berorganisasi karenadi dalam sebuah interaksi organisasi yangmelibatkan banyak orang, banyak kepala, banyakpikiran, tentu itu menjadi satu dinamika sendiri,ketimbang kita tidak berorganisasi, dalamorganisasi ada hal-hal yang kita sepakatibersama, ada hal-hal yang kemudian harus bisakita taati bersama dan pada batasan tertentusetiap orang bisa memiiki persepsi sendiri soalbatasan-batasan itu, soal aturan itu dan kalau adakemudian perbedaan pandangan, soal aturan-aturan tu biasanya muncul dinamika, adadialektika ataupun perdebatan begitu dan bukantidak mungkin memicu konflik tetapi itu sayakira adalah konsekuensi dari proses belajar.Pengalaman yang paling menonjol saya kiraadalah soal dinamika, saya bisa belajar banyakdari dinamika misalnya pada saat PMKRIkemudian terlibat di wilayah-wilayah aliansi,demonstrasi dan sebagainya, saya menangkapmisalnya nilai-nilai dari apa yang diperjuangkandari PMKRI dan saya kemudian apa, merasakanadanya perubahan pandangan dari hidup saya,kemudian pengalaman yang lain kemudian ketikaberkaitan dengan interaksi antar anggota, bahwasaya memahami ada banyak karakter yangkemudian harus dipahami ketika kita masuk kedalam sebuah komunitas atau organisasi dan itumenuntut kita untuk lebih bisa menempatkan diri,saya kira banyak hal lain yang sifatnya lebihkepada apa ya, kepada kemudian refleksipersonal gitu pengolahan pribadi bahwapengalaman-pengalaman di permukaan, bahwabertemu dengan mantan-mantan pengurus
masyarakat melaluidemonstrasi,
Interaksi di PMKRIkadang ada akrabnya,kadang ada konflik,persoalan pribadi bisamenyinggung keorganisasi. dinamikaseperti ini merupakankonsekuensiberorganisasi karenamelibatkan banyakkepala.
Dalam dinamikamerupakan konsekuensidari proses belajar, adahal-hal yang disepakatibersama, ada batasan-batasan tertentu yangharus ditaati.
Pengalaman mahasiswapaling menonjol adalahbelajar dari dinamikasaat PMKRI kemudianterlibat di wilayah-wilayah aliansi,demonstrasi
Mahasiswa melaluiproses dalam organisasimengalami adanyaperubahan pandanganhidup, lebih bisamenempatkan diri,refleksi personal,pengolahan pribadibertemu dengan mantan-mantan pengurusPMKRI yang menjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
155156157158159160161162163164165166167168169170171172173174175176177178179180181182183184185186187188189190191192193194195196
PMKRI yang menjadi orang besar, jadi sejarahdari republik ini. Itu mungkin 1, 2 hal yangberkesan, tapi saya kira yang lebih dari itu bahwasaya pribadi bisa dari setiap dinamika yang ada.Yang membuat saya bertahan yang jelas bahwakeyakinan saya tentang organisasi ini yangmembantu saya untuk berkembang, itu yang jelasbahwa organisasi ini membantu pola pikir saya,cara pandang saya terhadap sesuatu dan lebih dariitu bagaimana kemudian juga mampumemberikan saya wacana yang lebih luas dariapa yang saya pahami. Ya misalnya persoalan-persoalan kebangsaan yang sampai saat inimisalnya banyak diabaikan oleh mahasiswakebanyakan, saya mengerti bahwa misalnyabagaimana kemudian memandang sesuatu itutidak bisa hanya sekedar melihat di permukaan,misalnya ketika kita bicara soal kemiskinan, didalam PMKRI kita sering berdiskusi dan belajarapakah kemiskinan sebagai sesuatu yangditakdirkan atau sebenarnya sebagai sebuahkonsekuensi dari struktur yang tidak adilmisalnya, jadi dalam hal ini kita diajar untukkemudian membedah persoalan-persoalan sosial,sekarang kasus korupsi, nah kita tidak hanyaberhenti pada kemudian pernyataan oh adakoruptor di negri ini, tetapi kemudian kita diajarmelihat bagaimana kemudian koruptor inimuncul di dalam sistem pemerintahan kita,misalnya bagaimana kemudian partai politiknyamembentuk sistem yang ada, misalnya. Ya, nilai-nilai yang mungkin saya tegaskan soal nilai-nilaikemudian kebangsaan, nilai-nilai kepemimpinan,dan terutama dari segi PMKRI nilai-nilaikekatolikan yang saya yakini sebagai bagian dariperjuangan yang kemudian mensejahterakanbanyak umat dan masyarakat. Saya menjadipengurus itu di tahun 2007 kurang lebih setahun,kurang lebih setahun pas saya bergabung diPMKRI, saya kemudian ditawarkan untukmenjadi pengurus oleh ketua presidium terpilihpada saat itu, awalnya saya kemudian ditawarkan
orang besar sejarahrepublik.
Mahasiswa secarapribadi merasa bisa darisetiap dinamika yangada
Yang membuatmahasiswa bertahanbahwa keyakinantentang organisasi iniyang membantu untukberkembang, organisasiini membantu pola pikir,cara pandang terhadapsesuatu, mampumemberikan wacanayang lebih luas dari apayang dipahami,misalnya persoalan-persoalan kebangsaanyang sampai saat inibanyak diabaikan olehmahasiswa kebanyakan.
Dalam PMKRI adadiskusi dan belajarmengenai kemiskinan,jadi dalam hal ini kitadiajar untuk kemudianmembedah persoalan-persoalan sosial.
Pembelajaran mengenainilai kebangsaan, nilaikepemimpinan, nilaikekatolikan
Menjadi pengurus tahun2007, ditawarkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
197198199200201202203204205206207208209210211212213214215216217218219220221222223224225226227228229230231232233234235236237238
untuk menjadi presidium gerakankemasyarakatan tapi karna saya pada saat itutidak memiliki mobilitas yang tinggi dan tidakpunya kendaraan lalu saya mempertimbangkanuntuk masuk di predisium hubungan perguruantinggi mengingat adanya relasi saya di kampus-kampus lain pada saat itu, pada komunitas-komunitas di kampus yang berbeda, maka sayamemutuskan untuk menjadi seorang presidiumhubungan perguruan tinggi dan saat itu diterimaoleh ketua presidium terpilih dan sayadiperkenankan untuk menjabat jabatan itu. tugasdan tanggung jawab presidium hubunganperguruan tinggi yang saya pahami adalahmembangun komunikasi yang efektif di antaraPMKRI dengan komunitas, universitas, atauperguruan tinggi ini, lalu selain itu juga menyerapinformasi-informasi yang ada mengenaipersoalan-persoalan yang terjadi di kampus,selain itu juga kita menjalin komunikasi untukmencari basis massa tentunya di kampus-kampusini. Salah satu kewenangannya adalah kemudianuntuk memutuskan kebijakan apa yang kemudiandibuat untuk menciptakan komunikasi yangefektif antara PMKRI dengan stakeholder dikampus, jadi ini berkaitan dengan kewenangandalam wilayah kebijakan PMKRI di wilayahperguruan tinggi kalau di kampus, keputusan kandiambil secara kolektif kolegial di PMKRI,artinya saya hanya merancang sebuah rencanadan kemudian keputusan diambil bersamaberdasarkan kebutuhan real di cabang, terkaitdengan kapasitas cabang dalam memenuhirencana yang dibuat presidium. Saya menerimajabatan itu karena itu adalah bagian dari prosesbelajar di PMKRI, saya ketika kemudian masukdalam sebuah organisasi ada kesempatan untukberkembang menjadi pribadi yang lebih, adakepercayaan yang diberikan, maka bagi sayatidak ada alasan untuk menolak tawaran tersebut,kecuali kalo ada alasan-alasan yang berkaitandengan misalnya, masa studi yang sudah selesai
menjadi presidium olehketua, namun karenatidak punya mobilitasyang tinggi,mempertimbangkanuntuk masuk dipresidium hubunganperguruan tinggi karenasudah ada relasi dengankomunitas lain dankampus-kampussebelumnya
Tugas dan tanggungjawab dari presidiumhubungan perguruantinggi membangunkomunikasi yang efektifdi antara PMKRIdengan komunitas,universitas, atauperguruan tinggi,menyerap informasi-informasi yang adamengenai persoalan-persoalan yang terjadi dikampus, menjalinkomunikasi untukmencari basis massatentunya di kampus-kampus
Salah satu kewenanganadalah memutuskankebijakan untukmenciptakankomunikasi yang efektifantara PMKRI denganstakeholder di kampus.Merancang sebuah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
239240241242243244245246247248249250251252253254255256257258259260261262263264265266267268269270271272273274275276277278279280
karna pekerjaan dan sebagainya, tapi pada saat itukarna saya masih bisa dan ada di jogja dankemudian saya merasa bahwa ini bagian daripembelajaran saya, maka saya terima. kalauinteraksi diantara pengurus pada saat itu bagisaya itu mungkin tidak begitu efektif karna adapengurus-pengurus yang tidak begitu terlibataktif, ada pengurus-pengurus yang sah untukuntuk dijadikan figur teladan, jadi diantarasesama pengurus pun ada yang saling tidak suka,komunikasinya buruk, lalu kemudian salingserang begitu ya, lebih banyak kemudianperdebatan yang menurut saya di satu sisimemang positif, tetapi dalam hal kemudiankelangsungan organisasi itu bisa menjadi batusandungan gitu, ada pengurus yang tidak pernahatau jarang muncul, ada pengurus yang tidakmenjalankan mandat yang diberikan kepadanya,dan menjalankan kemudian tugas-tugas denganbaik, dan tapi semua disikapi dengan aturan-aturan organisasi, ada saatnya kemudianmenggunakan mekanisme organisai, tetapi adasaatnya juga kemudian mekanisme organisasi initidak berjalan sebagaimana mestinya, misalnyapada kasus-kasus tertentu beberapa pengurusmengambil kebijakan tanpa melibatkan pengurusyang lain, jadi prinsip kolektif kolegialnyadiabaikan. ya, ada pendekatan organisasi, adapendekatan pribadi dalam arti membangunkomunikasi dua arah antara sesama teman,misalnya kemudian ketika ada persoalandiselesaikan biasanya pendekatannya, pendekatanpersonal atau pribadi lalu baru masuk ke ranahkeorganisasian. ketika saya diminta menjadipengurus itu, ya perasaannya biasa saja, karenadiminta menjadi pengurus mestilah menjadikonsekuensi ketika kita kemudian terlibat terlebihketika kita secara antusias menunjukkankeinginan kita untuk berdinamika dalamorganisasi, hanya memang ada perasaankemudian juga dihargai, dinilai kemudian layak,bisa dikatakan sebuah kepercayaan itu kemudian
rencana dan kemudiankeputusan diambilsecara kolektif kolegialberdasarkan kebutuhanreal dan kapasitascabang
Untuk menjadi pengurusdan presidium adalahbagian dari prosesbelajar di PMKRI,ketika ada kesempatandan kepercayaan yangdiberikan tidak adaalasan untuk menolak.
Dalam keterlibatan diormas, interaksi diantarapengurus tidak begituefektif, ada pengurus-pengurus yang tidakbegitu terlibat aktif, adapengurus-pengurus yangsah untuk untukdijadikan figur teladan,jadi diantara sesamapengurus pun ada yangsaling tidak suka,komunikasinya buruk,Hal demikian disikapidengan aturan-aturanorganisasi, pendekatanpersonal atau pribadidahulu baru masuk keranah keorganisasian.
Untuk menjadi pengurussudah merupakankonsekuensi, kemudianada perasaan dihargai,adanya kepercayaanmenjadi tolak ukur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
281282283284285286287288289290291292293294295296297298299300301302303304305306307308309310311312313314315316317318319320321322
menjadi salah satu tolak ukur bagi saya untukkemudian sejauh mana saya sudah mampumenempatkan diri atau memposisikan diridiantara rekan-rekan saya di organisasi. yangpaling terasa di dalam kepengurusan itu adalahbahwa nilai-nilai kejujuran, tanggung jawab, itusangat penting dalam membentuk kredibilitasserta kapasitas pribadi kita, yang saya rasakanketika saya kemudian menjalankan programdengan baik, melakukan apa yang seharusnyasaya lakukan, bertanggung jawab apa yangmenjadi tugas saya, seperti itu jadi yang saya jagaselalu dalam wilayah kepengurusan adalah yatanggung jawab saya sebagai seorang pengurusapa, lalu kemudian ya bagaimana konsistensisaya bisa diukur begitu, pengalaman beberapakali seperti itu, kemudian ada persoalan denganadanya kredibilitas dan track record yang jelas,orang kemudian menjadi sulit untuk menjatuhkankita, tetapi bukan ini hanya kemudian untukmenjaga diri, tidak, tetapi memang ini adalaharah yang harus dicapai, jadi bagaimanakemudian organisasi itu mengajarkan ataumembantu kita berkembang menjadi pribadi yangmempunyai kredibilitas. Ya pengalamankepemimpinan baik ataupun buruk, ntah itumengikuti mekanisme organisasi ataupunmenyalahi, 2 hal ini bagi saya secara pribadi,dalam pengolahan pribadi gitu ya sangatmembantu, artinya ketika dalam proseskepemimpinan misalnya yang benar, dimanasemua pengurus misalnya bertanggung jawabpada tugasnya memimpin tugasnya dengan penuhtanggung jawab, itu kemudian membantu satusama lain belajar bertanggung jawab juga, tetapikemudian ketika satu sisi misalnya, ada pengurus,atau saya pribadi misalnya tidak tanggung jawab,maka ada kemudian mekanisme kritik otokritikyang dibangun dalam organisasi, ada upayaotokritik juga sehingga kemudian, kita bisamemperbaiki cara-cara kita memimpin, yapengalaman-pengalaman teman misalnya yang
sejauh mana sudahmampu menempatkandiri atau memposisikandiri,
Yang paling dirasakanmahasiswa dalamkepengurusan nilai-nilaikejujuran, tanggungjawab, itu sangatpenting dalammembentuk kredibilitasserta kapasitas pribadikita, melakukan apayang seharusnya sayalakukan, bertanggungjawab apa yang menjaditugas saya, hal ini yangselalu dilakukan
Pengalaman bagaimanakemudian organisasi itumengajarkan ataumembantu kitaberkembang menjadipribadi yangmempunyai kredibilitasProses kepemimpinandimana semua pengurusbertanggung jawab padatugasnya, membantusatu sama lain, satu sisimisalnya, ada pengurus,atau saya pribadimisalnya tidak tanggungjawab, maka adakemudian mekanismekritik otokritik yangdibangun dalamorganisasi,
kaderisasi itu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
323324325326327328329330331332333334335336337338339340341342343344345346347348349350351352353354355356357358359360361362363364
tidak bisa memimpin dengan baik, bisa kitajadikan juga pelajaran, untuk kita belajarmenghindari kesalahan yang sama, pelajaranyang lain misalnya ketika saya kemudian kelirumenafsirkan tugas dan tanggung jawab saya, laluada kritik dari sesama pengurus, maka ini jugadijadikan palajaran bersama termasuk oleh sayapribadi, begitu. kaderisasi itu merupakan suatuproses pembinaan, pembinaan terhadap seseorangdan secara berkelanjutan dan berkesinambunganbegitu ya untuk membentuk sebuah kepribadianpemimpin yang baik, jadi bagaimana kemudiankaderisasi ini melahirkan kemudian calon-calonpemimpin yang berkarakter, yang memilikikemudian nilai dan identitas, seperti yang sudahkemudian digarisbawahkan di PMKRI, bahwaseorang kader tu tentunya memiliki nilai danidentitas, baik itu keteladanan, sikap sebagaiseorang katolik, sikap sebagai sikap sebagaiseorang intelektual dan kaderisasi ini bagi sayaadalah sebagai suatu dinamika dan rangkaianproses untuk menghasilkan kader yang kemudianmemiliki nilai-nilai keutamaan seperti yangdiharapkan oleh perhimpunan ini. pengalamansaya dalam kaderisasi ini ya saya tadi katakansebagai proses belajar sepanjang waktu gitu ya,kaderisasi di PMKRI itu kan ada yang bersifatformal dan ada yang bersifat informal, jadidalam kaderisasi formal kita kemudian mengikutimasa penerimaan anggota baru, kemudian masabimbingan, berkaitan dengan idelogisasipemikiran, pembentukan ideologi dari seorangkader, kemudian ada latihan kepemimpinan dansebagainya begitu, tapi yang lebih sebenarnyabanyak mempengaruhi saya kaderisasi yanginformal dalam arti proses diskusi, prosesberkomunikasi masalah atau keterlibatan programyang ada jadi beberapa tahun saya di PMKRImembantu saya untuk kemudian melihatperbedaan-perbedaan yang signifikan, tahunpertama saya di PMKRI, kemampuan memimpinsaya baru sebatas di wilayah-wilayah yang
merupakan suatu prosespembinaan, pembinaanterhadap seseorang dansecara berkelanjutan danberkesinambunganuntuk membentuksebuah kepribadianpemimpin yang baik,jadi bagaimanakemudian kaderisasi inimelahirkan kemudiancalon-calon pemimpinyang berkarakter, yangmemiliki kemudian nilaidan identitas
Seperti yang sudahdigarisbawahkan diPMKRI bahwa seorangkader tu tentunyamemiliki nilai danidentitas, baik ituketeladanan, sikapsebagai seorang katolik,sikap sebagai sikapsebagai seorangintelektual
pengalaman mahasiswamengenai proseskaderisasi adalah prosesbelajar sepanjang waktu.Di PMKRI kaderisasiada yang bersifat formaldan informal.Yang lebih banyakmempengaruhiberdasarkan pengalamanadalah kaderisasi yanginformal proses diskusi,proses berkomunikasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
365366367368369370371372373374375376377378379380381382383384385386387388389390391392393394395396397398399400401402403404405406
terbatas, tahun kedua misalnya saya kemudiansudah memiliki akses di beberapa wilayahjaringan yang lain, lalu saya kemudian sudahberani tampil memimpin pertemuan diantarateman-teman yang berbagai komunitas, dansebagainya yang dalam satu tahun itu adaperkembangan yang sebenarnya dapat dilihatsecara pribadi direfleksikan, yang saya ikutiberjenjang itu masih pada tahap mpab, atau masapenerimaan anggota baru, dimana kita dikenalkanoleh nilai-nilai dasar organisasi gak, pengenalanterhadap nilai-nilai dan dasar organisasi terutama,jejaring PMKRI seperti apa, visi misinya ituseperti apa, kemana arah geraknya dansebagainya, jadi yang masih yang bersifat dasarpengenalan, lalu di masa bimbingan itu berkaitandengan pengenalan mengenai adanya berbagaiideologi-ideologi yang ada, lalu kemudianbagaimana secara pribadi, saya memahamiideologi-ideologi yang berkembang dimasyarakat dan melihat ideologi itu dalamkonteks yang kemudian ideologi yang berpihakatau kemudian yang secara signifikan itumembantu juga pengembangan masyarakat yangsecara adil, ya pendidikan formal berjenjang ituadalah sistem yang khusus artinya bagaimanaseorang ketika seseorang masuk pertama kali didalam PMKRI dia diberikan pendidikan, nilaidasar,lalu diberikan pengetahuan ideologi, didalam latihan kepemimpinan diberi kemudianketerampilan-keterampilan memimpin, dalamkonferensi studi dilatih kemudian mengamatidinamika-dinamika sosial berkaitan dengan isu-isu apa yang berkembang. hanya kadang harusdiakui bahwa dalam prakteknya tidak semua apayang sistem khusus yang dibangun ini berjalannormal, dalam arti adanya keterbatasan misalnyakepemimpinan yang ada dalam arti ketikapemimpin misalnya tidak mampumengaplikasikan konsep-konsep yang ada dalamsistem itu, maka hasilnya akan diteruskan jugaoleh kepemimpinan-kepemimpinan berikutnya,
masalah atauketerlibatan programtahun pertama saya diPMKRI, kemampuanmemimpin saya barusebatas di wilayah-wilayah yang terbatas,tahun kedua kemudiansudah memiliki akses dibeberapa wilayahjaringan yang lain, lalusaya kemudian sudahberani tampil memimpin
Pendidikan formal adampab di masapengenalan, mabimuntuk pengenalanideologi, latihankepemimpinan,konferensi studi dilatihkemudian mengamatidinamika-dinamikasosial berkaitan denganisu-isu apa yangberkembang.
Pada prakteknyaterkadang tidak semuasistem khusus iniberjalan normal, adanyaketerbatasan misalnyakepemimpinan yang adadalam arti ketikapemimpin misalnyatidak mampumengaplikasikankonsep-konsep yang adadalam sistem itu, makananti akan diteruskanpada kepemimpinanberikutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
407408409410411412413414415416417418419420421422423424425426427428429430431432433434435436437438439440441442443444445446447448
maka penting bagaimana pemimpin ataukepemimpinan yang kolektif di PMKRI ini bisamenerjemahkan secara baik konsep-konsep yangsebenarnya bagus di PMKRI pada tataran tertentuitu ya masih bisa dibilang efektif gitu ya karnamemang ya maksudnya dalam kondisi sekarangsaya kira itu justru sangat-sangat penting ketikakemudian banyak organisasi yang tidakmempunyai sistem pembinaan hanya kemudianmemberi ruang berkumpul hanya menjadi sebatasforum, saya kira dengan adanya kemudianpendidikan berjenjang ini membuat orangmemahami bahwa ada tahapan-tahapan yangsebenarnya harus dilalui, jadi arahnya adalahanggota PMKRI memahami dinamikaperkembangan dengan mereka belajar di PMKRI,ada jenjang-jenjang yang harus mereka capai,jenjang ini berkaitan dengan kemudian seberapajauh orang sudah berkembang sebenarnya. sayarasakan dalam proses kaderisasi ini lebih padakemudian ya perasaan bersyukur bangga bahwasaya memiliki ruang untuk belajar memahamipersoalan-persoalan sosial, dan itu membuatsaya ya merasa lebih beruntung dibandinganmisalnya teman-teman yang lain yang mungkinmemiliki pilihan sendiri. Ya saya tidak akanmembandingkan dengan kaderisasi di organisasilain karna tentunya saya tidak terlibat banyakdalam kaderisasi organisasi lain tetapi yang sayamaksudkan adalah dengan teman-teman yangmemilih untuk tidak berorganisasi atau merekamemilih untuk berorganisasi tetapi yang tidak adasistem kaderisasi, nah itu yang membuat sayakemudian mengatakan saya begitu beruntungartinya saya berada di organisasi yang memangsudah di design untuk kemudian membuat oranguntuk memiliki tahap perkembangan, jadi adatahap perkembangan, baik itu perkembanganpemikiran, maupun relasi dan sebagainya,sayatidak kemudian bisa menjawab dengan pasti,setidaknya saya pernah ikut menjadi ketua BEM,bahwa ada regenerasi, ada latihan pengembangan
Berdasarkanpengalaman bisadibilang efektif,mahasiswa memandangjustru sangat-sangatpenting ketika kemudianbanyak organisasi yangtidak mempunyai sistempembinaan,
Pembinaan berjenjang diPMKRI, arahnya adalahanggota PMKRImemahami dinamikaperkembangan
Dalam proses kaderisasiada perasaan bersyukurbangga bahwa sayamemiliki ruang untukbelajar memahamipersoalan-persoalansosial, dan itu membuatsaya ya merasa lebihberuntung dibandingteman-teman yang tidakberorganisasi atau yangmemilih berorganisasinamun tidak punyasistem kaderisasi
Mahasiswa mengalamiberorganisasi di BEM,bahwa regenerasi adatapi tidak ada sistemkaderisasi, nanti bedakepengurusan beda lagisistemnya
hasil kaderisasi PMKRI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
449450451452453454455456457458459460461462463464465466467468469470471472473474475476477478479480481482483484485486487488489490
misalnya di BEM yang saya alami itu betul tetapisaya pribadi tidak menganggap itu sebagai proseskaderisasi karna memang saat saya menjadi ketuaBEM itu, tidak ada semacam design khusus yangkemudian itu berlangsung secara terus menerussetiap generasi yang memungkinkan orang bisamemiliki misalnya standar pemahaman yangsama dalam arti kalau di BEM saya, nanti bedakepengurusan banyak hal yang berbeda jugadalam arti banyak hal ditafsirkan berdasarkanpemahaman mereka karena tidak ada konsepyang dibangun dari yaitu dasar-dasar organisasi,dari dasar anggaran rumah tangga yang tidakjelas…apalagi kemudian sampai pada sistempembinaan begitu Ya hasil kaderisasi PMKRIbagi saya secara pribadi yang jelas membantusaya menjadi orang yang lebih berfikir analitis,setidaknya saya bisa menjadi orang yang analitis,sistematis, lalu saya menjadi orang yang lebihpercaya diri ketika kemudian tampil berbicaraberkomunikasi, lalu lebih percaya diri ketikakemudian diminta untuk mengelola sebuahprogram atau mengorganisir orang lain, beranikemudian untuk masuk ke wilayah yang mungkinbanyak orang tidak suka dan selain itu sayamendapatkan akses baik itu relasi pertemanandengan berbagai orang yang berbagai latarbelakang dengan komunitas dan juga banyakjaringan-jaringan lain yang bagi saya itu sangatpenting artinya dalam kelangsungan hidup sayake depan, misalnya berkaitan dengan pertemanan,berkaitan juga dengan akses untuk kemudianmendapatkan pekerjaan atau mendapatkanbeasiswa tetapi saya kira ini efek apa yangkemudian saya ikuti di PMKRI ya semacamkonsekuensi ketika saya mengikuti PMKRI yangmemiliki jaringan maka saya pun akan bertemudengan jaringan-jaringan itu. Yang saya tahubahwa banyak komunitas lain yang ada sistemkaderisasi, setidaknya organisasi yang sejenisseperti PMKRI yang misalnya itu adalahHimpunan Mahasiswa Islam, Gerakan
bagi saya secara pribadiyang jelas membantumenjadi orang yanglebih berfikir analitis,sistematis, lalu sayamenjadi orang yanglebih percaya diri ketikakemudian tampilberbicaraberkomunikasi, lalulebih percaya diri ketikakemudian diminta untukmengelola sebuahprogram,
dari kaderisasi beranikemudian untuk masukke wilayah yangmungkin banyak orangtidak suka dan selain itusaya mendapatkan aksesbaik itu relasipertemanan, maupunkomunitas,
Sedikit mengetahuigerakan lain, tapi tidakbegitu tahu modelnya,hanya mendengar dariteman berkaitan metoderekrutmen dankemudian pengkaderanyang mungkin lebihpraktis, artinya tidakterjebak denganmisalnya aturan-aturanformal
Pengetahuannyaterbatas, karena tidaktahu betul berkaitan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
491492493494495496497498499500501502503504505506507508509510511512513514515516517518519520521522523524525526527528529530531532
Mahasiswa Kristen, Gerakan MahasiswaNasional Indonesia, tetapi seperti apa modelnya,saya kira saya tidak begitu memahami karenamemang saya tidak tahu betul isi dapurnyamereka, hanya sedikit-sedikit melihat dari ceritateman bahwa ada cara-cara yang mungkin, inilebih berkaitan metode rekrutmen dan kemudianpengkaderan yang mungkin lebih praktis, artinyatidak terjebak dengan misalnya aturan-aturanformal, jadi ketika kemudian misalnya adapengenalan-pengenalan materi kaderisasi itu bisalebih simple dikomunitas lain ketimbangmisalnya yang ada di PMKRI, jadi hasil yangsaya bisa lihat terbatas, saya tidak bisamembandingkan lebih jauh karna saya tidakmengalami keduanya. Terbatasnya itu bisadikatakan ya informasi yang saya dapatkan kabursehingga saya tidak bisa menjelaskan karna tidaktahu betul karena ini berkaitan dengan kaderisasidi organ lain. Ya bagi saya organisasi-organisasiyang memiliki sistem kaderisasi ataupunkomunitas-komunitas yang memiliki sistemkaderisasi secara khusus untuk orang-orangmuda, saya kira penting artinya bagi masa depannegri ini dimana sekarang banyak orang-orangmuda yang mulai apatis terhadap persoalan-persoalan kemasyarakatan kebangsaan seperti itukarena bagaimanapun hanya orang-orang yangdilahirkan dari kaderisasi semacam ini yang bagisaya itu memiliki kesempatan untuk kemudianmengubah negri ini menjadi lebih baik di masadepan, jelas bahwa kebanyakan organ-organ yangseperti inilah yang kemudian bisamenyumbangkan orang-orang muda yangberkarakter di kemudian hari, itu bagi saya organ-organ seperti ini yang kemudian bisa secara lebihefektif lagi membangun eksistensinya danharusnya didukung juga berbagai pihak yangmerasa peduli terhadap masa depan negri ini.Ya harapan saya terhadap organisasi PMKRIadalah bagaimana kemudian PMKRI membenahiorganisasinya, membenahi sistemnya dan
dengan organisasi lain,
bagi mahasiswaorganisasi-organisasiyang memiliki sistemkaderisasi ataupunkomunitas yangmemiliki sistemkaderisasi secara khususuntuk orang-orangmuda, penting artinyabagi masa depan negriini dimana sekarangbanyak orang-orangmuda yang mulai apatisterhadap persoalan-persoalankemasyarakatankebangsaandalam pengalamanberorganisasi,mahasiswa ,orang-orangyang dilahirkan darikaderisasi semacam iniyang memilikikesempatan untukkemudian mengubahnegri ini menjadi lebihbaik di masa depan,jelas bahwa kebanyakanorgan-organ yangseperti inilah yangkemudian bisamenyumbangkan orang-orang muda yangberkarakter di kemudianhari
harapan terhadapPMKRI bahwa PMKRIdapat seperti pada masakejayaannya dulu di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
533534535536537538539540541542543544545546547548549550551552553554555556557558559560561562563564565566567568569570571571572573
kemudian melakukan rekrutmen terhadapkemudian orang-orang yang tepat, dan iyamemang sulit berharap kemudian ditengahrendahnya minat orang lain untuk bergabungdalam organisasi kaderisasi di PMKRI tetapiharapan yang lebih besar dari pada itu adalahbahwa PMKRI dapat seperti pada masakejayaannya dulu di tahun 60an menjadiorganisasi yang kemudian mewadahi mahasiswa-mahasiswa katolik dan mahasiswa yang lain padaumumnya untuk menjadi pribadi yang baik,pribadi yang memiliki sifat kepemimpinan dantidak harus selalu melulu berkaitan dengankepemimpinan politik praktis tetapi bagaimanaPMKRI bisa mendorong kemudian orang-orangyang lebih berkarakter, memiliki kemudianpandangan sosial yang baik dan tentu sajamemberikan apa yang mereka miliki tidak hanyauntuk diri dan keluarga tapi juga pada masyarakatpada umumnya terutama pada wilayahpengetahuan. bahwa organisasi ini diharapkanmampu kemudian membenahi diri mereka,menjaga diri dari menjaga organisasi dari sikap-sikap pragmatisme yang semakin hari semakinbanyak kita lihat di masyarakat karnamembiarkan sikap-sikap pragmatis ini muncul,menghilangkan disiplin organisasi, ini mau tidakmau akan berpengaruh terhadap munculnyakemudian karakter-karakter orang yang kemudiansuka mengambil keuntungan dibalik kemudiankesulitan orang lain, harapannya bahwaorganisasi ini bisa dapat bertahan di tengahmenurunnya minat mahasiswa untuk bergabung,jadi itu harapan umum untuk organisasi ini,karena kita akan sangat sulit berbicara dalam halkepemimpinan yang lebih besar dalam hal inikepemimpinan republik, kalau kemudiankepemimpinan-kepemimpinan di ruang-ruangkemahasiswaan, kepemudaan seperti organ-organyang memiliki kaderisasi ini tidak mampukemudian melahirkan kepemimpinan seperti ituYa saran saya untuk mampu bertahan di dalam
tahun 60an menjadiorganisasi yangkemudian mewadahimahasiswa-mahasiswakatolik dan mahasiswayang lain padaumumnya untukmenjadi pribadi yangbaik, pribadi yangmemiliki sifatkepemimpinan,PMKRI bisa mendorongkemudian orang-orangyang lebih berkarakter,memiliki kemudianpandangan sosial
Harapan untukorganisasi masyarakatlain diharapkan mampukemudian membenahidiri mereka, menjagadiri dari menjagaorganisasi dari sikap-sikap pragmatisme,
bahwa organisasi inibisa dapat bertahan ditengah menurunnyaminat mahasiswa untukbergabung, jadi ituharapan umum untukorganisasi ini, karenakita akan sangat sulitberbicara dalam halkepemimpinan yanglebih besar dalam hal inikepemimpinan republik,kalau kemudiankepemimpinan-kepemimpinan di ruang-ruang kemahasiswaan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
574575576577578579580581582583584585586587588589590591592593594595596597598599600601602603604605606607608609610611612613614615
situasi yang sulit sekarang ini kemampuan untukmenyesuaikan pemikiran-pemikiran serta visimisi organisasi secara lebih konstekstual, dalamarti bagaimana kemudian hal-hal yang tidakprinsipil misalnya, misalnya kemudian simbol-simbol, misalnya kemudian soal aturan yangkaku, itu bisa kemudian disesuaikan dengangerak zaman, atau kemudian dinamika orangmuda sekarang tetapi bukan berarti bahwakemudian kita mengikuti arus pragmatisme orangmuda sekarang, tetapi lebih dari itu melakukanpenyesuaian-penyesuaian tradisi keorganisasian,bentuk-bentuk programnya dan kemudian tentusaja pilihan aksi di masyarakat. Ya misalnyasetiap kita banyak melihat bahwa mahasiswasekarang apatis terhadap misalnya demonstrasiyang selalu berujung dengan anarkis, ketika kitakemudian melihat media memunculkan berita-berita soal demonstrasi yang kemudiandigawangi oleh organ-organ kemahasiswaan, nahseharusnya organisasi kemahasiswaan inikemudian jeli melihat persepsi masyarakat dankemudian melakukan pembenahan. Organisasiseperti ini harus bisa membangun opini publik,karna turunnya kemudian minat mahasiswa padaumumnya sekarang terhadap organisasikemahasiswaan seperti ini sebenarnya karenaopini publik, jadi ketika kemudian organisasikemahasiswaan seperti PMKRI, HMI dansebagainya tidak memiliki kemampuan untukmengcounter opini publik atau menciptakan opinipublik maka mereka akan menjadi korban opinipublik, seperti itu, jadi perlu kemudianmelakukan peningkatan kapasitas person-persondi organisasi.Selain itu, yang dimaksudkan Pendampinganyang belum optimal itu dari orang tua juga, darialumni, hierarki, dari pihak-pihak yang terlibat,ini terkadang orang tua belum terlalu terlibatuntuk mendampingi dan memotivasi anak untukberorganisasi, yang lebih diperhatikan adalahtuntutan perkuliahan kebanyakan dan IPK yang
kepemudaan sepertiorgan-organ yangmemiliki kaderisasi initidak mampu kemudianmelahirkankepemimpinan
kemampuan untukmenyesuaikanpemikiran-pemikiranserta visi misi organisasisecara lebihkonstekstual,penyesuaian tradisikeorganisasian, bentukprogram dan pilihan aksidi masyarakat.
organisasikemahasiswaan inikemudian jeli melihatpersepsi masyarakat dankemudian melakukanpembenahan. Organisasiseperti ini harus bisamembangun opinipublik, melakukanpeningkatan kapasitasperson-person diorganisasi.
mahasiswa memerlukanpendampingan secaramoral dan spiritualterutama dari Gereja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
616617618619620621622623624625626627628629630631632633634635636637638
bagus, kalau dalam proses pengkaderan anggotaya, itu setiap anggota harusnya mendapatkanpendampingan dari mereka yang sudah lebihmemahami organisasi, lebih memahami aturan-aturan dan memahami perilaku-perilaku sebagaiseorang kader, dan ini yg kita masih kurang.hierarki terutama karna hierarki ini punyatanggung jawab juga membina orang-orangmuda, itu juga ada di AD/ART, terutama yangberhubungan dengan moral dan spiritual agarorganisasi ini benar-benar menjadi sebuahorganisasi yang melahirkan kader yang kemudianmenjadi kader yang memberi perhatian padagerakan-gerakan moral, dalam organisasi ini kandihidupi oleh orang muda yang cenderung secaratempramen, secara karakter belum cukupmenunjukkan kedewasaan intelektual yg mapan,nah ini dibutuhkan pendampingan…Saat ini, darigereja belum ada dukungan secara personal yangintens. Romo moderator gak ada di cabangYogyakarta…mahasiswa memerlukanpendampingan secara moral dan spiritualterutama dari Gereja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI