plagiat merupakan tindakan tidak terpuji - core.ac.uk · panggul terhadap kadar glukosa darah puasa...
TRANSCRIPT
KORELASI LINGKAR PINGGANG DAN RASIO LINGKAR PINGGANG-PANGGUL TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH PUASA PADA
MAHASISWA DAN MAHASISWI KAMPUS III UNIVERSITAS SANATADHARMA YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu SyaratMemperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Amelia Felicia Cornelius Putri
NIM: 098114005
FAKULTAS FARMASIUNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA2013
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
KORELASI LINGKAR PINGGANG DAN RASIO LINGKAR PINGGANG-PANGGUL TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH PUASA PADA
MAHASISWA DAN MAHASISWI KAMPUS III UNIVERSITAS SANATADHARMA YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu SyaratMemperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Amelia Felicia Cornelius Putri
NIM: 098114005
FAKULTAS FARMASIUNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA2013
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
Persetujuan Pembimbing
KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DAN PERCENT BODY FAT(%BF) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH PUASA PADA
MAHASISWA DAN MAHASISWI DI KAMPUS III UNIVERSITASSANATA DHARMA YOGYAKARTA
Skripsi yang diajukan oleh:Fransiska
NIM : 098114013
telah disetujui oleh:
Pembimbing Utama
(dr. Fenty, M. Kes., Sp.PK.) tanggal 21 Januari 2013
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
Pengesahan Skripsi Berjudul
KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DAN PERCENT BODY FAT(%BF) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH PUASA PADA
MAHASISWA DAN MAHASISWI DI KAMPUS III UNIVERSITASSANATA DHARMA YOGYAKARTA
Oleh:Fransiska Anggita Kusumasari
NIM : 098114013
Dipertahankan di hadapan Panitia Penguji SkripsiFakultas Farmasi
Universitas Sanata DharmaPada tanggal: 17 Januari 2013
Mengetahui,Fakultas Farmasi
Universitas Sanata DharmaDekan
(Ipang Djunarko, M.Sc., Apt.)
Panitia Penguji: Tanda Tangan
1. dr. Fenty, M.Kes., Sp.PK. ...............................
2. Ipang Djunarko, M.Sc., Apt ...............................
3. Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt. ................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan kepadaTuhan Yang Maha PenyayangPapa, Mama, Donny dan Nico
Teman-teman seperjuanganku, danAlmamaterku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pengasih
atas bimbingan dan penyertaan-Nya yang tidak berkesudahan sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini dan memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
Dalam proses penyusunan skripsi ini penulis banyak memperoleh
bantuan dan dorongan semangat dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih kepada berbagai pihak atas bantuan yang
telah diberikan, baik waktu maupun tenaga, hingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:
1. Dr. Fr. Ninik Yudianti, M.Acc., QIA. selaku Wakil Rektor I Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan izin untuk melakukan
penelitian.
2. dr. Fenty, M.Kes., Sp.PK. selaku dosen pembimbing utama dan dosen
pembimbing akademik, yang telah mendampingi penulis sejak awal menjadi
keluarga besar Fakultas Farmasi USD dan telah menyediakan waktu dan
dukungan untuk berdiskusi dan memberi masukan dari awal hingga akhir
proses penyusunan skripsi.
3. Ipang Djunarko, M.Sc., Apt dan Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt. selaku
dosen penguji, atas dukungan dan masukan yang berharga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
4. Ketua Komite Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran
Universitas Gadjah Mada, yang telah memberikan izin untuk melakukan
penelitian.
5. Seluruh mahasiswa dan mahasiswi kampus III Universitas Sanata Dharma
yang terlibat dalam penelitian, yang telah membantu berlangsungnya
penelitian baik langsung maupun tidak langsung.
6. Laboratorium Parahita Yogyakarta yang telah membantu pemeriksaan darah
responden penelitian.
7. Seluruh dosen Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah
mendampingi dan membagikan ilmu kepada penulis.
8. Papa, Mama, Donny dan Nico yang selalu memberikan doa, kasih sayang dan
dukungan baik moril maupun materiil. Doa dan motivasi kalian selalu menjadi
sumber semangat penulis.
9. Sahabat terbaikku, Raras, Dinda dan Via, atas semangat, dukungan, dan
hiburan di saat penulis merasa jenuh. Teman-teman seperjuanganku Novi,
Nea, Danny, Anggi, Yansen, Hera, Listya, Dea dan Intan, yang senantiasa
bertukar pikiran dan saling membantu dalam mengolah data serta memberikan
dukungan dan semangat selama proses penyusunan skripsi.
10. Nico Christianto, yang selalu memberikan dukungan, motivasi dan doa kepada
penulis.
11. Teman-teman Fakultas Farmasi angkatan 2009 yang telah berjuang bersama
dalam suka dan duka masa perkuliahan dan praktikum, khususnya teman-
teman kelas FSM A dan FKK A yang senantiasa memberikan dukungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
12. Semua pihak yang telah membantu dan tidak dapat penulis sebutkan satu per
satu. Dukungan kalian berharga untuk penulis hingga dapat menyelesaikan
skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh
sebab itu penulis terbuka terhadap kritik dan saran dari pembaca. Kritik dan saran
yang membangun menjadi pembelajaran bagi penulis untuk menjadi lebih baik.
Semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat menjadi sumbangan ilmu pengetahuan
untuk meningkatkan perhatian masyarakat terhadap kesehatan.
Yogyakarta, 21 Januari 2013
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS..................................v
PRAKATA ........................................................................................................ vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ ix
DAFTAR ISI ..........................................................................................................x
DAFTAR TABEL................................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................ xvi
INTISARI ..................................................................................................... xvii
ABSTRACT .................................................................................................... xviii
BAB I PENGANTAR..............................................................................................1
A. Latar Belakang ....................................................................................................1
1. Perumusan masalah..............................................................................................5
2. Keaslian penelitian ...............................................................................................6
3. Manfaat penelitian................................................................................................8
B. Tujuan Penelitian.................................................................................................9
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA.....................................................................10
A. Antropometri .....................................................................................................10
1. Lingkar pinggang ...............................................................................................11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
2. Rasio lingkar pinggang-panggul ........................................................................13
B. Obesitas ........................................................................................................14
C. Jaringan Adiposa, Obesitas dan Resistensi Insulin ...........................................17
D. Kadar Glukosa Darah ........................................................................................20
E. Mahasiswa dan Mahasiswi Kampus III Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta .......................................................................................................21
F. Landasan Teori...................................................................................................21
G. Hipotesis ........................................................................................................23
BAB III. METODE PENELITIAN........................................................................24
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ........................................................................24
B. Variabel Penelitian ............................................................................................24
C. Definisi Operasional ..........................................................................................25
D. Responden Penelitian ........................................................................................26
E. Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................................................28
F. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................................28
G. Teknik Pengambilan Sampel.............................................................................30
H. Instrumen Penelitian..........................................................................................30
I. Tata Cara Penelitian............................................................................................30
1. Observasi awal ...................................................................................................30
2. Permohonan ijin dan kerja sama ........................................................................31
3. Pencarian calon responden dan penawaran kerja sama kepada calon respondenpenelitian ........................................................................................................31
4. Validitas dan reliabilitas instrumen penelitian ...................................................32
5. Pengambilan darah dan pengukuran antropometri.............................................33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
6. Pembagian hasil pemeriksaan darah dan pengukuran antropometri ...........34
7. Analisis data secara statistik...............................................................................34
J. Teknik Analisis Data Statistik ............................................................................34
K. Kesulitan Penelitian...........................................................................................35
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.....................................36
A. Profil Karakteristik Responden .........................................................................36
1. Usia 37
2. Lingkar pinggang ...............................................................................................38
3. Rasio lingkar pinggang-panggul .................................................................39
4. Kadar glukosa darah puasa ................................................................................41
B. Perbandingan Rerata Kadar Glukosa Darah Puasa pada Responden Pria denganLingkar Pinggang <90 cm dan Lingkar Pinggang ≥90 cm ....................................43
C. Perbandingan Rerata Kadar Glukosa Darah Puasa pada Responden Wanitadengan Lingkar Pinggang <80 cm dan Lingkar Pinggang ≥80 cm .......................44
D. Perbandingan Rerata Kadar Glukosa Darah Puasa pada Responden Pria dengan
RLPP < 0,90 dan RLPP ≥ 0,90 .......................................................45
E. Perbandingan Rerata Kadar Glukosa Darah Puasa pada Responden Wanita
dengan RLPP < 0,85 dan RLPP ≥ 0,85 ..........................................47
F. Korelasi Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang-Panggul Responden
Pria dan Wanita terhadap Kadar Glukosa Darah Puasa .........................................48
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN................................................................61
A. Kesimpulan .......................................................................................................61
B. Saran ........................................................................................................61
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................62
LAMPIRAN...........................................................................................................70
BIOGRAFI PENULIS .........................................................................................104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel I. Uji Hipotesis berdasarkan Kekuatan Korelasi, Nilai p, dan Arah
Korelasi .........................................................................................35
Tabel II. Profil Karakteristik Responden Wanita .........................................36
Tabel III. Profil Karakteristik Responden Pria ..............................................37
Tabel IV. Uji Hipotesis Komparatif Kadar Glukosa Darah Puasa
Responden Pria pada Kelompok dengan
LP < 90 dan LP ≥ 90 cm ................................................................43
Tabel V. Uji Hipotesis Komparatif Kadar Glukosa Darah Puasa
Responden Wanita pada Kelompok dengan
LP < 80 dan LP ≥ 80 cm ...............................................................45
Tabel VI. Uji Hipotesis Komparatif Kadar Glukosa Darah Puasa
Responden Pria pada Kelompok dengan
RLPP < 0,90 dan RLPP ≥ 0,90 ......................................................46
Tabel VII. Uji Hipotesis Komparatif Kadar Glukosa Darah Puasa
Responden Wanita pada Kelompok dengan
RLPP < 0,85 dan RLPP ≥ 0,85 ......................................................47
Tabel VIII. Korelasi Lingkar Pinggang (cm) dan RLPP terhadap Kadar
Glukosa Darah Puasa pada Responden Pria...................................48
Tabel IX. Korelasi Lingkar Pinggang (cm) dan RLPP terhadap Kadar
Glukosa Darah Puasa pada Responden Wanita .............................51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Pengukuran Lingkar Pinggang .......................................................11
Gambar 2. Kriteria Lingkar Pinggang berdasarkan Perbedaan Etnis oleh
International Diabetes Federation, 2006.........................................12
Gambar 3. Rasio Lingkar Pinggang-Panggul...................................................14
Gambar 4. Obesitas Sentral dan Perifer ...........................................................16
Gambar 5. Lemak Viseral dan Subkutan..........................................................17
Gambar 6. Skema Responden Penelitian .........................................................27
Gambar 7. Skema Kajian Penelitian.................................................................29
Gambar 8. Histogram Distribusi Usia Responden Pria ....................................38
Gambar 9. Histogram Distribusi Usia Responden Wanita...............................38
Gambar 10. Histogram Distribusi Lingkar Pinggang Responden Pria (cm) .....39
Gambar 11. Histogram Distribusi Lingkar Pinggang Responden Wanita (cm).39
Gambar 12. Histogram Distribusi RLPP Responden Wanita.............................40
Gambar 13. Histogram Distribusi RLPP Responden Pria..................................40
Gambar 14. Histogram Distribusi Kadar Glukosa Darah Puasa Responden
Wanita (mg/dL) ..............................................................................42
Gambar 15. Histogram Distribusi Kadar Glukosa Darah Puasa Responden
Pria (mg/dL) ...................................................................................42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
Gambar 16. Diagram Sebaran Korelasi Lingkar Pinggang (cm) terhadap Kadar
Glukosa Darah Puasa (mg/dL) pada Responden Pria ....................50
Gambar 17. Diagram Sebaran Korelasi RLPP terhadap Kadar
Glukosa Darah Puasa (mg/dL) pada Responden Pria ...................51
Gambar 18. Diagram Sebaran Korelasi Lingkar Pinggang (cm) terhadap Kadar
Glukosa Darah Puasa (mg/dL) pada Responden Wanita ...............53
Gambar 19. Diagram Sebaran Korelasi RLPP terhadap Kadar
Glukosa Darah Puasa (mg/dL) pada Responden Wanita ...............54
Gambar 20. Prevalensi Diabetes Global berdasarkan
Usia dan Jenis Kelamin..................................................................57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Izin Penelitian .......................................................................72
Lampiran 2 .Ethical Clearance ..........................................................................73
Lampiran 3 .Informed Consent..........................................................................74
Lampiran 4. Surat Peminjaman Ruangan ...........................................................75
Lampiran 5 Leaflet ............................................................................................76
Lampiran 6. Kartu Pemeriksaan Responden ......................................................78
Lampiran 7. Pengukuran Lingkar Pinggang, Lingkar Panggul dan Pengambilan
Darah ..............................................................................................79
Lampiran 8. Hasil Tes Laboratorium Parahita ...................................................80
Lampiran 9. Analisis Statistik ............................................................................81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
INTISARI
Antropometri adalah studi pengukuran tubuh manusia non-invasif yangdapat digunakan untuk mengetahui distribusi lemak tubuh terkait dengan obesitas.Lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul merupakan metodeantropometri untuk menilai obesitas sentral. Obesitas sentral dan resistensi insulindikaitkan dengan peningkatan risiko sindrom metabolik termasuk peningkatankadar glukosa darah puasa. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui korelasiantara lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul terhadap kadarglukosa darah puasa pada pria maupun wanita.
Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan rancanganpotong-lintang. Subjek penelitian adalah mahasiswa dan mahasiswi kampus IIIUniversitas Sanata Dharma Yogyakarta yang berjumlah 128 responden dan dipilihmenggunakan teknik purposive sampling. Pengukuran yang dilakukan meliputipengukuran lingkar pinggang, lingkar panggul, dan kadar glukosa darah puasa.Data dianalisis dengan uji normalitas (Kolmogorov-Smirnov) kemudian dilakukanuji komparatif t tidak berpasangan dan Mann-Whitney dan analisis korelasiSpearman dengan taraf kepercayaan 95%.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat korelasi positif yang tidakbermakna dengan kekuatan korelasi sangat lemah antara lingkar pinggangterhadap kadar glukosa darah puasa (pada pria r = 0,034 ; p = 0,795 dan padawanita r = 0,102 ; p = 0,406) serta rasio lingkar pinggang-panggul terhadap kadarglukosa darah puasa pada mahasiswa dan mahasiswi kampus III UniversitasSanata Dharma Yogyakarta (pada pria r = 0,168 ; p = 0,204 dan pada wanita r =0,014 ; p = 0,909).
Kata kunci: lingkar pinggang, rasio lingkar pinggang-panggul, kadar glukosadarah puasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
ABSTRACT
Anthropometry is a non-invasive study of human body measurementwhich can be used to assess body fat distribution related to obesity. Waistcircumference and waist-hip ratio are anthropometric methods used to assesscentral obesity. Central obesity and insulin resistance are related to an increase ofmetabolic syndrome risk, including increase of fasting blood glucose. Theobjective of this study is to determine the correlation between waist circumferenceand waist-hip ratio with fasting blood glucose levels in men and women.
This study used cross-sectional design as a part of analytical observationalstudy. A total of 128 students both men and women from Campus III Universityof Sanata Dharma Yogyakarta were included purposively. Subjects weremeasured for waist circumference, hip circumference and blood sample was takenfor fasting blood glucose levels. Data were analyzed statistically by Kolmogorov-Smirnov normality test followed by independent t-test and Mann-Whitneycomparative test then Spearman correlation analysis with 95% confidenceintervals.
The result shows that there were positive correlations between waistcircumference and fasting blood glucose (r = 0,034 ; p = 0,795 and r = 0,102 ; p =0,402 for men and women respectively) and between waist-hip ratio with fastingblood glucose in college students of Campus III University of Sanata DharmaYogyakarta (r = 0,168 ; p = 0,204 and r = 0,014 ; p = 0,909 for men and womenrespectively). There were insignificant and very weak correlations in this study.
Keywords: waist circumference, waist-hip ratio, fasting blood glucose
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang
Antropometri adalah studi pengukuran tubuh manusia yang meliputi
dimensi tulang, otot, dan jaringan adiposa (lemak). Ruang lingkup antropometri
mencakup bermacam-macam pengukuran tubuh manusia yaitu berat badan,
stature (tinggi badan pada saat berdiri), recumbent length (tinggi badan pada saat
berbaring), skinfold thickness, lingkar (kepala, pinggang), lebar (bahu,
pergelangan tangan) (NHANES, 2007). Antropometri secara luas digunakan
karena biayanya tidak mahal dan merupakan pengukuran yang non-invasif dari
status nutrisi secara umum seorang individu atau suatu kelompok populasi
(Cogill, 2003).
Lingkar pinggang merupakan pengukuran lingkar pada abdomen. Lingkar
pinggang merupakan sarana yang praktis untuk menilai jumlah lemak abdominal
untuk risiko penyakit kronis (Mc Kinley Health Center, 2006). Menurut
International Diabetes Federation (2006), kriteria lingkar pinggang etnis Asia
untuk pria adalah >90 cm sedangkan untuk wanita >80 cm akan memiliki
peningkatan risiko penyakit kronis. Penelitian Katzmarzyk, Janssen, Ross, Church
dan Blair (2006) mengemukakan bahwa lingkar pinggang berperan dalam
meningkatnya resiko mortalitas yang lebih tinggi terkait dengan sindrom
metabolik pada orang kulit putih serta non Amerika Latin. Hasil penelitian Shen,
Punyanitya, Gallagher, Albu, Pi-Sunyer, Lewis, et al. (2006) menyatakan bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
terdapat korelasi positif yang bermakna antara lingkar pinggang dengan kadar
glukosa darah (p<0,05 ; r = 0,267) pada orang Afrika-Amerika.
Rasio lingkar pinggang-panggul memperkirakan jumlah lemak
abdominal pada individu. Apabila perbandingan antara lingkar pinggang dan
panggul semakin besar maka semakin besar pula lemak abdominal individu
tersebut (International Chair on Cardiometabolic Risk, 2011).
Dibandingkan dengan Body Mass Index (BMI), pengukuran
antropometrik obesitas sentral (misalnya lingkar pinggang, rasio lingkar
pinggang-panggul) tampak lebih kuat terkait dengan faktor risiko metabolik,
penyakit kardiovaskuler, dan kematian. Risiko kardio-metabolik berkaitan dengan
obesitas abdominal, yang menunjukkan adanya jaringan adiposa viseral di mana
akan meningkatkan resistensi insulin, dislipidemia, dan hipertensi. Lingkar
pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul merupakan pengukuran yang paling
umum untuk mewakili jaringan adiposa viseral (Koning, Merchant, Pogue dan
Anand, 2007).
Prevalensi obesitas meningkat secara global, hampir setengah miliar dari
populasi di dunia saat ini mengalami overweight atau obesitas (Rossner, 2002).
Obesitas dapat didefinisikan sebagai penyakit di mana terdapat kelebihan lemak
tubuh yang terakumulasi sehingga kesehatan tubuh dapat terpengaruh (Kopelman,
2000). World Health Organization (WHO) memperkirakan bahwa lebih dari satu
miliar orang di dunia mengalami obesitas pada tahun 2008 dan 65% populasi
dunia hidup di negara-negara di mana berat badan berlebih dan obesitas
membunuh lebih banyak orang daripada kekurangan berat badan. Obesitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
merupakan penyebab kematian nomor lima secara global dan sedikitnya 2,8 juta
orang meninggal setiap tahun karena obesitas dan kelebihan berat badan (WHO,
2008). Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007,
prevalensi nasional obesitas umum pada penduduk berusia ≥15 tahun adalah
10,3%, terdiri dari laki-laki 13,9% dan perempuan 23,8%.
Ada dua tipe obesitas pada manusia (android atau viseral atau obesitas
tubuh bagian atas dan gynoid atau obesitas tubuh bagian bawah), berdasarkan
distribusi lemak dalam tubuh dan kerentanannya terhadap penyakit kronis, di
mana obesitas android (tubuh bagian atas) memiliki risiko lebih tinggi untuk
berkembang menjadi masalah kesehatan dibandingkan dengan gynoid. Obesitas
viseral mengacu pada akumulasi jaringan adiposa di abdomen. Deposisi lemak
abdominal ditandai dengan peningkatan lingkar pinggang. Lemak viseral atau
abdominal (obesitas android) dikaitkan dengan faktor risiko kardiovaskuler yaitu
sindrom metabolik (Mukhopadhyay dkk., 2005).
Sindrom metabolik didefinisikan pertama kali oleh Gerald Reavson (1988)
yang menyatakan bahwa terdapat empat kondisi yang terjadi bersamaan di dalam
satu individu, akan meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler. Empat kondisi
tersebut adalah intoleransi glukosa, hipertensi, dislipidemia, dan obesitas sentral.
Intoleransi glukosa merupakan keadaan di mana seseorang mengalami kerusakan
atau gangguan metabolisme glukosa. Cara terbaik untuk mengetahui kondisi ini
adalah dengan melakukan uji glukosa darah puasa. Kadar glukosa darah puasa
dinilai abnormal apabila menunjukkan nilai lebih dari 5,6 mmol/L (100 mg/dL)
(Massage, 2006). Menurut International Diabetes Federation,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
klasifikasi sindrom metabolik difokuskan pada obesitas sentral, di mana memiliki
sedikitnya dua kriteria dari kemungkinan berikut: peningkatan tekanan darah,
peningkatan kadar trigliserida serum, penurunan kadar kolesterol HDL, dan
gangguan kadar glukosa darah puasa.
Pada tahap awal sindrom metabolik, kadar glukosa darah puasa di atas
nilai normal. Lama-kelamaan terjadi kegagalan pankreas dalam mengatur kadar
insulin yang cukup, sehingga homeostasis glukosa terganggu, menghasilkan
toleransi glukosa terganggu dan hiperglikemia, kemudian berakhir pada diabetes
mellitus tipe 2 (Appel, Jones dan Kennedy-Malone, 2004).
Menurut Lipoeto (2007), pada orang obesitas, sel-sel lemak akan
mengalami hipertrofi dan jumlah reseptor insulin akan menurun. Teori lain
menyebutkan tingginya asam lemak, peningkatan hormon resistin dan penurunan
adiponektin akibat penumpukan lemak. Pada penderita obesitas mempengaruhi
kerja insulin sehingga dapat menyebabkan tingginya kadar glukosa darah.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka terdapat hubungan antara besarnya
penumpukan lemak dengan peningkatan kadar glukosa darah.
Penelitian Patil, Sukumaran, Bhate, Mukherji, Chandrakar (2012) di
India berusia 18-65 tahun, menyatakan bahwa terdapat korelasi positif lingkar
pinggang dan kadar glukosa darah dengan nilai p <0,001 dan r= 0,214. Penelitian
Pongsatha, Morakot, Sangchun dan Chaovisitsaree, (2012) pada wanita
menopause di Thailand menyatakan hal yang sama, di mana terdapat korelasi
yang bermakna antara lingkar pinggang dan lingkar pinggang-panggul terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
kadar glukosa darah puasa (p < 0,05 ; r = 0,217 dan r = 0,204 secara berturut-
berturut).
Tujuan dari dilakukannya pengukuran lingkar pinggang dan rasio lingkar
pinggang-panggul yaitu untuk melihat pengaruh lingkar pinggang dan rasio
lingkar pinggang-panggul (parameter obesitas sentral) terhadap kadar glukosa
darah puasa. Dengan adanya penelitian ini, peneliti mengharapkan adanya
penafsiran terhadap obesitas sentral (dinyatakan dengan lingkar pinggang dan
rasio lingkar pinggang-panggul) dalam keterkaitannya dengan peningkatan kadar
glukosa darah. Pada penelitian ini, peneliti mengambil data (lingkar pinggang,
lingkar panggul dan kadar glukosa darah puasa) dari responden yaitu mahasiswa
dan mahasiswi di kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara lingkar pinggang dan rasio lingkar
pinggang-panggul terhadap kadar glukosa darah puasa, sehingga dapat
memberikan deteksi dini bagi dewasa muda yaitu risiko adanya peningkatan
glukosa darah, yang dapat menjadi awal berkembangnya penyakit diabetes
melitus tipe 2.
1. Perumusan masalah
Berdasarkan uraian yang tercantum dalam latar belakang di atas, maka
permasalahan yang diangkat oleh penulis dalam penelitian ini adalah :
Apakah terdapat korelasi antara lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-
panggul terhadap kadar glukosa darah pada mahasiswa dan mahasiswi kampus III
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
2. Keaslian penelitian
Beberapa penelitian yang berkaitan dengan korelasi lingkar pinggang dan
rasio lingkar pinggang-panggul terhadap kadar glukosa darah yang telah
dipublikasi antara lain sebagai berikut:
a. Waist circumference, waist-hip ratio and body mass index and their
correlation with cardiovascular disease risk factors in Australian adults (Dalton
dkk, 2003). Desain penelitian adalah survey cross-sectional, dengan jumlah
sampel sebanyak 11.427 orang Australia dengan umur ≥25 tahun. Hasil penelitian
menunjukkan korelasi yang positif yang bermakna antara WC dengan Fasting
Blood Glucose (r = 0,248) dan WHR dengan Fasting Blood Glucose ( r =0,240)
pada pria dengan nilai p < 0.001.
b. Incidence of Type 2 Diabetes in Individuals with Central Obesity in a
Rural Japanese Population (Ohnishi et al., 2006). Penelitian ini dilakukan dengan
populasi dalam penelitian ini sebanyak 348 pria dan 523 wanita (dibedakan antara
obesitas sentral dan normal). Hasil penelitian menyatakan bahwa risiko diabetes
mellitus tipe dua secara signifikan lebih tinggi di dalam kelompok obesitas sentral
dibanding di dalam kelompok normal (15,6% vs 5,8%; p<0,0001).
c. Hubungan Antara Nilai Antropometri Dengan Kadar Glukosa Darah
(Lipoeto, Yerizel, Edward, dan Widuri, 2007). Penelitian ini dilakukan di
kabupaten Padang Pariaman dengan jumlah responden sebanyak 70 orang
penduduk dewasa yang berusia di atas 20 tahun. Hasil penelitian menunjukkan
jumlah penderita obes berdasarkan Index Massa Tubuh (IMT) (lebih dari 25
kg/m2) sebanyak 34,3%, berdasarkan lingkar pinggang (LP) berjumlah 38,6% dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
berdasarkan rasio lingkar pinggang panggul (RLPP) berjumlah 24,4%. Hasil
analisa korelasi didapatkan nilai korelasi (r) kadar glukosa darah dengan LP
sebesar 0,168 (p>0,05) dan dengan RLPP adalah sebesar 0,186 (p>0,05).
d. Waist circumference and waist-hip ratio as predictors of type 2
diabetes mellitus in the Nepalese population of Kavre District ( Shah, Bhandary,
Malik, Risal dan Koju, 2009). Penelitian dilakukan di Nepal yaitu di daerah
Kavre, dengan jumlah responden 65 orang penderita diabetes tipe 2 dan 35 orang
non-diabetik, dengan rata-rata usia diatas 30 tahun. Hasil penelitian menunjukkan
WC dari subjek wanita penderita diabetes 82,89 ± 29,68 cm lebih tinggi daripada
wanita non-diabetik (76,95 ± 22,44 cm) namun hasilnya tidak signifikan (p>0,05).
Sedangkan pada pria diabetik memiliki WC 87,11 ± 22,30 cm dan non diabetik
sebesar 77,53 ± 11,80 cm) dan hasilnya sangat signifikan.
e. Hubungan Diabetes Mellitus Dengan Obesitas Berdasarkan Body Mass
Index dan Lingkar Pinggang Data Riskesdas 2007 (Soetiarto, Roselinda, dan
Suhardi, 2010). Penelitian ini dilakukan dengan mengambil dan menganalisa
subset database Riskesdas tahun 2007. Hasil penelitian menyatakan obesitas
sentral berdasarkan lingkar pinggang lebih berperan sebagai faktor risiko diabetes
mellitus dibandingkan obesitas umum berdasarkan BMI.
f. Comparison Of Body Mass Index and Waist Circumference In
Predicting Incident Diabetes (Humayun, 2010). Penelitian dilakukan di Khyber
Medical College, Peshawar dengan jumlah responden 475 pria dan wanita
dewasa, dan dikategorikan berdasarkan BMI. Hasilnya menyatakan bahwa ada
hubungan antara BMI dan Lingkar Pinggang terhadap diabetes mellitus. Uji chi-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
square dengan tingkat kepercayaan 95% menunjukkan 2 sisi signifikansi diabetes
mellitus dengan WC yaitu 0,016 dan BMI 0,082. Pada hasil menunjukkan
kecenderungan diabetes lebih tinggi pada pria yang memiliki lingkar pinggang
lebih dari 40 inci (100 cm) dan untuk wanita dengan lingkar pinggang lebih besar
dari 35 inci (87,5 cm) yang juga ditunjukkan dengan BMI yang lebih besar.
g. Waist Circumference, Body Mass Index, Hip Circumference and
Waist-To-Hip Ratio in type 2 diabetes patients in Gorgan, Iran (Marjani, 2011).
Penelitian ini melibatkan 200 pasien diabetes melitus tipe 2 di Iran, yang terdiri
dari 122 wanita dan 78 pria. Hasil menunjukkan korelasi positif antara lingkar
pinggang pada pasien diabetes wanita (r = 0,449, p < 0,05) dan korelasi positif
serta signifikan antara rasio lingkar pinggang-panggul pada pasien diabetes wanita
dan pria (r= 0,280, p<0,05).
h. Correlation between waist circumference and other factors in
menopausal women in Thailand (Pongsatha, dkk., 2012). Penelitian ini
merupakan penelitian cross sectional yang dilaksanakan di Thailand dengan
subjek 400 wanita sehat menopause. Hasil menunjukkan korelasi positif WC dan
WHR dengan FBG (p <0,05).
3. Manfaat penelitian
a. Manfaat teoritis. Penelitian ini diharapkan memberikan informasi
mengenai korelasi lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul terhadap
kadar glukosa darah puasa pada mahasiswa dan mahasiswi di kampus III
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
b. Manfaat praktis. Data yang diperoleh diharapkan dapat memberikan
informasi bagi pihak terkait mengenai korelasi lingkar pinggang dan rasio lingkar
pinggang-panggul terhadap kadar glukosa darah pada mahasiswa dan mahasiswi
di Universitas Sanata Dharma dan pengukuran lingkar pinggang dan rasio lingkar
pinggang-panggul diharapkan mampu memberikan gambaran awal kadar glukosa
darah sehingga diharapkan masyarakat dapat memantau kesehatan fisiknya secara
lebih intensif dan sebagai deteksi dini akan kecenderungan risiko terjadinya
sindrom metabolik dan kemungkinan berkembangnya penyakit diabetes mellitus
tipe 2.
B. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui korelasi antara lingkar pinggang dan rasio lingkar
pinggang-panggul terhadap kadar glukosa darah pada mahasiswa dan mahasiswi
di kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
Antropometri
Antropometri adalah studi pengukuran dimensi tubuh manusia yang
meliputi tulang, otot dan jaringan adiposa. Kata antropometri diturunkan dari
bahasa Yunani “anthropo” yang berarti “manusia” dan “metron” yang berarti
pengukuran. Ruang lingkup antropometri meliputi bermacam-macam pengukuran
tubuh manusia. Berat badan, tinggi badan pada saat berdiri (stature), recumbent
length, skinfold thickness, lingkar (kepala, pinggang), lebar (bahu, pergelangan)
merupakan contoh dari pengukuran antropometri (NHANES, 2007). Perubahan
dalam dimensi tubuh mencerminkan keseluruhan kesehatan individu dan suatu
populasi (Cogill, 2003). Antropometri merupakan teknik tunggal yang paling
praktis, dapat diaplikasikan secara universal, murah, dan non-invasif untuk
mengetahui ukuran, proporsi, dan komposisi tubuh manusia (WHO, 2008).
Akumulasi dan distribusi lemak tubuh dapat diketahui menggunakan
pengukuran antropometrik, di antaranya adalah pengukuran indeks massa tubuh
(IMT), lingkar pinggang (LP) dan rasio lingkar pinggang-panggul (RLPP)
(NHLBI Obesity Education Initiative, 2000; Dalton, dkk., 2003). Berdasarkan
definisi terbaru dari International Diabetes Federation (2006), seseorang yang
memiliki sindrom metabolik pasti memiliki obesitas sentral. Akumulasi sel lemak
pada area sentral atau obesitas sentral dapat digambarkan dengan lingkar
pinggang dan RLPP (Dalton, dkk., 2003; Huxley, dkk., 2010). Huxley et al.
(2010) menyatakan bahwa lemak yang disimpan di abdomen berhubungan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
abnormalitas metabolik, meliputi penurunan toleransi glukosa, penurunan
sensitivitas insulin, dan profil lipid yang menyimpang di mana akan menjadi
faktor risiko untuk diabetes tipe 2 dan penyakit kardiovaskuler.
1. Lingkar pinggang
Lingkar pinggang merupakan sebuah garis keliling, yang menunjukkan
estimasi lingkar tubuh pada bagian abdomen (Klein, Allison, Heysmfield, Kelley,
Leibel, Nonas dan Kahn, 2007). Pengukuran lingkar pinggang dilakukan pada
titik tengah antara tulang rusuk terbawah dan tepi atas tulang panggul. Saat
pengukuran, subjek berdiri dengan kaki rapat, lengan pada kedua sisi tubuh,
memakai pakaian yang tipis dan dalam kondisi akhir ekspirasi normal. Pita
pengukur yang digunakan tidak boleh dilingkarkan terlalu kencang hingga
menekan kulit subjek dan pengukuran dilakukan paralel dengan lantai (WHO,
2008).
Gambar 1. Pengukuran Lingkar Pinggang (NHLBI, 2012)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Pengukuran lingkar pinggang menyediakan informasi tentang distribusi
lemak tubuh. Peningkatan lingkar pinggang berkaitan dengan sindrom metabolik.
Sindrom metabolik antara lain adalah diabetes mellitus tipe 2, impaired glucose
tolerance, atau toleransi glukosa normal dengan resistensi insulin, secara
bersamaan 2 atau lebih dengan peningkatan tekanan darah, obesitas abdominal
dan atau BMI >30 kg/m2, kolesterol HDL rendah, trigliserida tinggi, dan
mikroalbuminuria (National Obesity Forum, 2006).
Menurut Brigham and Women’s Hospital (2012), variasi yang terkait
umur dan etnis dalam distribusi lemak tubuh mempengaruhi nilai lingkar
pinggang. Lingkar pinggang dapat menjadi indikator risiko yang lebih baik
daripada BMI dalam memperkirakan risiko penyakit terkait obesitas di antara
populasi tertentu seperti Asia-Amerika dan pediatrik.
Menurut International Diabetes Federation (2006), obesitas sentral
paling mudah diukur dengan menggunakan lingkar pinggang yang menggunakan
guideline seperti ditunjukkan pada gambar 2, di mana dibedakan berdasarkan
jenis kelamin dan etnisnya secara spesifik (bukan berdasarkan negara tempat
tinggal).
Gambar 2. Kriteria Lingkar Pinggang berdasarkan Perbedaan Etnis olehInternational Diabetes Federation, 2006.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Penelitian Klein, dkk. (2007) menyatakan bahwa lingkar pinggang
merupakan metode yang menunjukkan korelasi paling baik dengan risiko penyakit
dan mencerminkan adanya perubahan pada jaringan adiposa abdominal. Pada
penelitian Pongsatha (2012), pengukuran lingkar pinggang merupakan prediksi
yang baik untuk sindrom metabolik termasuk untuk kadar glukosa darah puasa.
Hal tersebut didukung oleh penelitian Kato, Takahashi, Inoue, Tsugane,
Kadowaki dan Noda (2008) yang menyatakan lingkar pinggang merupakan
parameter yang praktis dan nyaman untuk mendeteksi akumulasi faktor resiko
(seseorang mengalami dua atau lebih keadaan: hipertensi, dislipidemia dan
hiperglikemia kondisi puasa). Penelitian El Hafez, Hadhoud, Saad dan Salem
(2011) menyatakan bahwa terdapat korelasi positif bermakna antara lingkar
pinggang dan kadar glukosa darah puasa (p < 0,01 ; r = 0,15).
2. Rasio lingkar pinggang-panggul
Rasio lingkar pinggang dan panggul (RLPP) adalah salah satu indeks
antropometri yang menunjukkan status kegemukan, terutama obesitas sentral
(WHO, 2008). Formula dari rasio lingkar pinggang dan pinggul yaitu lingkar
pinggang (cm) dibagi dengan lingkar panggul (cm), skala pengukuran adalah
rasio. Pengukuran lingkar pinggang dilakukan pada titik tengah antara tulang
rusuk terbawah dan tepi atas tulang panggul, sedangkan pengukuran lingkar
panggul dilakukan pada lingkar terlebar dari panggul. Lingkar panggul adalah
diameter terbesar dari tubuh dibawah pinggang (Jenkins, 2011). Menurut WHO
(2008), terjadi peningkatan komplikasi sindrom metabolik apabila RLPP pria
≥0,90 dan pada wanita ≥0,85.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Gambar 3. Rasio Lingkar Pinggang-Panggul (Rodrigues, 2011)
Rasio lingkar pinggang-panggul merupakan pengukuran risiko yang kuat
pada banyak populasi studi dan telah dinyatakan bahwa peningkatan lingkar
pinggang-panggul dapat mencerminkan kelebihan lemak abdominal relatif
(meningkatnya lingkar pinggang) dan sedikitnya otot gluteal (menurunnya lingkar
panggul). Variasi dari lingkar pinggang mencerminkan variasi dalam lemak
viseral dan subkutan, sedangkan variasi lingkar panggul berkaitan dengan variasi
struktur tulang (lebar pelvis), otot gluteal dan lemak gluteal subkutan (Seidell,
Perusse dan Bouchard, 2001).
Penelitian Gupta, Rastogi, Sarna, Gupta, Sharma dan Kothari (2007)
menunjukkan bahwa pada responden dengan kategori rasio lingkar pinggang-
panggul ≥ 1,00 memiliki presentase prevalensi sindrom metabolik paling tinggi
yaitu sebesar 73%. Menurut Gupta dkk., terdapat korelasi positif bermakna antara
rasio lingkar pinggang-panggul dan sindrom metabolik (r= 0,90 ; p= 0,004).
B. Obesitas
Kelebihan berat badan dan obesitas didefinisikan sebagai akumulasi
lemak yang berlebihan yang dapat mengganggu kesehatan, di mana obesitas dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
kelebihan berat badan ini dapat diukur oleh indeks yang disebut BMI. Seseorang
dikatakan kelebihan berat badan apabila BMInya lebih besar atau sama dengan
25, sedangkan obesitas apabila BMI lebih besar atau sama dengan 30 (WHO,
2008). Obesitas terbagi menjadi dua tipe yaitu:
1. Obesitas sentral
Pada obesitas sentral terjadi penimbunan lemak dalam tubuh yang
melebihi nilai normal di daerah abdominal. Secara anatomis, obesitas sentral
merupakan penimbunan lemak yang terdapat di abdominal baik subkutan maupun
intra-abdominal. Lemak intraabdominal terdiri atas lemak intraperitonial
(omentum dan mesentrik) dan retroperitoneal. Obesitas sentral berkorelasi erat
dengan peningkatan mortalitas dan risiko akibat obesitas seperti diabetes mellitus,
hipertensi, sindroma metabolik, dan penyakit jantung koroner (Wajchenberg,
2000 ; Adam, 2006).
2. Obesitas perifer
Pada obesitas perifer terjadi penimbunan lemak yang melebihi nilai
normal di daerah gluteo-femoral. Obesitas terutama obesitas tipe sentral jika
disertai dengan kondisi genetik yang mendukung dapat menyebabkan peningkatan
penyimpanan energi yang berakhir pada komplikasi-komplikasi medik yang
memprihatikan. Salah satu di antaranya adalah keadaan yang disebut resistensi
insulin (Wajchenberg, 2000). Peningkatan jaringan abdominal atau viseral secara
khusus telah ditunjukkan secara kuat berkaitan dengan risiko penyakit
kardiovaskular dan metabolik dan berbagai macam penyakit kronik (Zhu et al.,
2002).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Gambar 4. Obesitas Sentral dan Perifer (Lee, Wu dan Fried, 2012)
Lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul telah digunakan
sebagai pengukuran untuk obesitas sentral (Pinkney, 2002 ; Vazquez et al., 2007).
Lingkar pinggang telah diketahui merupakan prediktor jaringan adiposa
abdominal subkutan dan viseral (Hwang, Chung, Gallagher, Kim, Shin dan Song,
2008). Pada tahun 2002, the National Cholesterol Education Program – Adult
Treatment Panel III (NCEP-ATP III) memasukkan lingkar pinggang sebagai
faktor risiko untuk sindrom metabolik. Lingkar pinggang menjadi prediktor yang
lebih baik terhadap risiko obesitas untuk orang Asia, di mana orang Asia
cenderung memiliki presentase lemak tubuh dan lemak viseral lebih tinggi
dibandingkan Kaukasia dan Afrika-Amerika dengan BMI yang sama. Lingkar
pinggang berkorelasi positif dengan lemak abdominal dan merupakan indikator
praktis risiko kesehatan yang berhubungan dengan obesitas abdominal (Canadian
Guidelines for Body Weight Classification in Adults, 2003).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Rasio lingkar pinggang-panggul adalah pengukuran sederhana dari
obesitas sentral. Nilai rasio lingkar pinggang-panggul memprediksikan risiko
berkembangnya kondisi yang berhubungan dengan kelebihan lemak abdominal.
Obesitas sentral merupakan kelebihan akumulasi lemak pada bagian abdominal
yang merupakan tempat yang berbahaya karena dekat dengan organ vital beserta
suplai darahnya. Konsekuensi kesehatan yang berhubungan dengan obesitas tipe
ini salah satunya adalah sindrom metabolik (Virtual Medical Centre, 2009).
C. Jaringan Adiposa, Obesitas dan Resistensi Insulin
Gambar 5. Lemak Viseral dan Subkutan (Look for Diagnosis, 2009)
Jaringan adiposa terletak di seluruh tubuh. Beberapa tempat penyimpanan
merupakan struktural, sebagai pendukung mekanis namun berkontribusi kecil
terhadap homeostasis energi. Adiposit lain berada pada kulit sebagai lemak
subkutan. Dan beberapa penyimpanan terpisah ditemukan di dalam rongga tubuh,
mengelilingi jantung dan organ lain, berhubungan dengan mesenterik usus dan di
dalam retroperitoneum. Lemak viseral ini dapat masuk ke sirkulasi portal dan
telah dikaitkan terhadap morbiditas seperti penyakit kardiovaskuler dan diabetes
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
mellitus tipe 2. Diabetes mellitus tipe 2 ditandai dengan adanya resistensi insulin
dan atau sekresi insulin yang abnormal. Jaringan adiposa memiliki efek terhadap
keseimbangan glukosa, yang dimediasi oleh endokrin (terutama melalui sintesis
dan pelepasan hormon peptida yang disebut adipokin) dan mekanisme non-
endokrin (Thevenod, 2008).
Obesitas sentral dan resistensi insulin merupakan faktor signifikan yang
dipertimbangkan sebagai penyebab sindrom metabolik (IDF, 2006). Resistensi
insulin dikaitkan dengan lemak adiposit yang termasuk di dalam gejala dan tanda
insulin resistance syndrome (IRS), sindrom X, atau sindrom metabolik. White
Adipose Tissue (WAT) merupakan sebuah gudang penyimpanan, namun sekarang
telah diketahui sebagai organ sekretori dan endokrin, yang mensekresikan
berbagai hormon peptida dan sitokin (adipokin). Adipokin meliputi leptin,
adiponektin, resistin, TNF-α dan interleukin-6, dan juga steroid serta
prostaglandin. Adipokin-adipokin tersebut saling berhubungan, secara langsung
maupun tidak, terhadap resistensi insulin dan inflamasi, dua kondisi yang
diketahui mendasari perkembangan diabetes mellitus tipe 2 dan berhubungan
dengan komorbiditas lain, seperti hipertensi, dislipidemia dan aterosklerosis (Eid,
2011).
Di antara faktor endokrin, protein turunan adiposit dengan aksi
antidiabetik meliputi leptin, adiponektin, omentin dan visfatin. Leptin
memperbaiki hiperglikemik dengan memperbaiki sensitivitas insulin di otot dan
hati. Faktor lain cenderung meningkatkan glukosa darah, meliputi resistin, TNF-α,
IL-6. TNF-α diproduksi di makrofag dan menurunkan aksi insulin. IL-6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
diproduksi oleh adiposit dan memiliki efek meningkatkan resistensi insulin
(Thevenod, 2008). Bagaimana TNF-α dan ekspresi IL-6 dapat mengakibatkan
resistensi insulin masih diperdebatkan, tetapi keduanya menunjukkan aktivitas
yang dapat mengganggu signalling insulin pada jaringan adiposa dan hati. TNF- α
dan IL-6 juga diketahui meningkatkan lipolisis dan sekresi free fatty acid (FFA)
dari jaringan adiposa ke sirkulasi darah, yang berkontribusi terhadap resistensi
insulin pada otot skeletal dan meningkatnya produksi glukosa hepatik (Cartier,
2010).
Pada orang obesitas, berkebalikan dengan adipokin proinflammatory,
kadar adiponektin akan mengalami penurunan, khususnya individu dengan
adipositas viseral. Adiponektin ditemukan memiliki berbagai efek secara in vitro,
yang kompatibel terhadap signalling insulin dan berpotensi sebagai proteksi
melawan aterosklerosis. Kadar adiponektin yang menurun merupakan kunci yang
bertanggung jawab terhadap profil faktor resiko metabolik aterogenik dan
diabetogenik (Despres dan Lemieux, 2006).
Penyimpanan lemak pada jaringan adiposa menunjukkan adanya kelebihan
konsumsi energi daripada pengeluaran energi, di mana secara patologis disebut
sebagai obesitas. Obesitas berhubungan dengan peningkatan jumlah dan atau
ukuran sel jaringan adiposa. Resistensi insulin pada jaringan adiposa
menghasilkan peningkatan aktivitas hormon sensitif lipase, yang menjelaskan
adanya peningkatan NEFA di sirkulasi darah. Beberapa kondisi klinis yang jelas
pada individu overweight ditandai dengan perubahan NEFA (Non-Esterified Fatty
Acid) serum, kolesterol dan triasilgliserol. Kelebihan NEFA dibawa ke hati dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
diubah menjadi triasilgliserol dan kolesterol. Kadar NEFA yang tinggi di sirkulasi
juga dapat berkontribusi terhadap resistensi insulin pada otot dan hati (Thevenod,
2008). NEFA dapat masuk ke hati dan mengganggu metabolisme hati sehingga
produksi glukosa hepatik meningkat (Despres dan Lemieux, 2006).
Obesitas tubuh bagian atas menghasilkan peningkatan efek massa pada
daerah viseral yang bersamaan dengan peningkatan mobilisasi asam lemak bebas
dari sel lemak individu dalam depot viseral ke vena portal. Kombinasi dari faktor
ini menghasilkan peningkatan kadar asam lemak bebas portal pada subjek yang
obesitas, mengakibatkan hiperglikemia, hiperinsulinemia, dan resistansi insulin
hepatik. Di samping itu, peningkatan lemak subkutan bagian atas tubuh pada
subjek yang obesitas akan menghasilkan kelebihan asam lemak bebas pada
sirkulasi periferal, yang akan menghambat uptake glukosa yang dipacu oleh
insulin di otot, dan kemungkinan terjadi gangguan sekresi insulin oleh pankreas
(Hussain, Hydrie, Clausen dan Asghar, 2011).
Resistensi insulin dimanifestasikan secara fisiologis dengan:
1. Penurunan transport glukosa yang distimulasi oleh insulin
2. Penurunan metabolisme glukosa dalam adiposit dan otot skeletal
3. Produksi glukosa normal hepatik terganggu, yang dicerminkan dalam
hiperglikemik pada kondisi puasa, khususnya pada pagi hari (Eid, 2011).
D. Kadar Glukosa Darah
Glukosa darah puasa adalah kadar glukosa darah setelah puasa lebih
kurang 8-10 jam sebelum dilakukan pemeriksaan (Departemen Kesehatan, 2008).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Jika seseorang akan diuji kadar glukosa darah puasa, orang tersebut sebaiknya
tidak minum maupun makan selama 8 jam sebelum dilakukan uji (Dugdale,
2011). Berdasarkan definisi dari International Diabetes Federation (IDF) tahun
2006, seseorang dikatakan mengalami sindrom metabolik pasti memiliki obesitas
sentral dan disertai faktor-faktor yang salah satunya yaitu peningkatan kadar
glukosa plasma (Fasting Plasma Glucose ≥ 100 mg/dL (5,6 mmol/L)).
E. Mahasiswa dan Mahasiswi Kampus III Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta
Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta terletak di Paingan,
Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta. Beberapa fakultas yang terdapat di
Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta antara lain fakultas farmasi,
fakultas keguruan dan ilmu pendidikan, fakultas psikologi dan fakultas sains dan
teknologi. Jumlah total mahasiswa dan mahasiswi yang masih aktif di kampus III
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta adalah sebanyak 3415 orang, yang terdiri
dari program studi farmasi sebanyak 523 orang, profesi apoteker 137 orang,
pendidikan biologi 169 orang, pendidikan matematika 465 orang, pendidikan
fisika 243 orang, bimbingan konseling sebanyak 321 orang, psikologi 713 orang,
teknik informatika 445 orang, teknik mesin 259 orang dan teknik elektro 140
orang.
F. Landasan Teori
Antropometri merupakan metode pengukuran dimensi tubuh yang
meliputi tulang, otot, jaringan adiposa, yang dapat diaplikasikan secara universal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
untuk mengetahui ukuran, proporsi dan komposisi tubuh manusia, termasuk
akumulasi dan distribusi lemak tubuh (NHANES, 2007 ; WHO, 2008).
Akumulasi dan distribusi lemak tubuh dapat diketahui dari pengukuran
antropometri seperti lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul (RLPP)
(NHLBI Obesity Education Initiative, 2000; Dalton, dkk., 2003).
Lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang dan panggul (RLPP) adalah
metode yang dapat menunjukkan obesitas sentral (WHO, 2008). Obesitas sentral
merupakan kelebihan akumulasi lemak pada bagian abdominal di mana obesitas
tipe ini berbahaya karena dekat dengan organ vital. Salah satu konsekuensi
obesitas sentral adalah sindrom metabolik (Virtual Medical Centre, 2009). Risiko
sindrom metabolik meningkat apabila lingkar pinggang wanita ≥ 80 cm dan pria ≥
90 cm untuk orang Asia, sedangkan untuk rasio lingkar pinggang-panggul apabila
≥ 0,85 untuk wanita dan ≥ 0,90 untuk pria (IDF, 2006 ; WHO, 2008).
Di samping obesitas sentral, penyebab lain yang menjadi salah satu
gejala dan tanda sindrom metabolik adalah resistensi insulin. Resistensi insulin
dapat disebabkan karena gangguan pengaturan pada jaringan adiposa yang
memiliki efek dalam keseimbangan glukosa. Mekanisme yang terlibat adalah
mekanisme yang dimediasi oleh endokrin (terutama melalui sintesis dan
pelepasan hormon peptida yang disebut adipokin serta adipositokin) dan
mekanisme non-endokrin yaitu melalui pelepasan non-esterified fatty acid (Eid,
2011 ; Thevenod, 2008).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Glukosa darah puasa adalah pemeriksaan kadar glukosa darah setelah
dilakukan puasa lebih kurang 8-10 jam (Departemen Kesehatan, 2005). Menurut
International Diabetes Federation (2006), seseorang dikatakan mengalami
sindrom metabolik pasti memiliki obesitas sentral dan disertai faktor-faktor yang
salah satunya yaitu peningkatan kadar glukosa plasma (Fasting Plasma Glucose ≥
100 mg/dL (5,6 mmol/L)).
F. Hipotesis
Ada korelasi bermakna antara lingkar pinggang dan rasio lingkar
pinggang-panggul terhadap kadar glukosa darah puasa pada mahasiswa dan
mahasiswi kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik dengan
pendekatan rancangan secara cross-sectional (potong lintang). Penelitian
observasional analitik berarti penelitian yang menggali bagaimana dan mengapa
fenomena kesehatan itu terjadi. Kemudian dilakukan analisis korelasi antara
faktor efek dan faktor risiko. Faktor risiko adalah suatu fenomena yang
mengakibatkan terjadinya suatu efek, sedangkan faktor efek adalah akibat dari
adanya adanya faktor risiko. Studi cross-sectional mencakup semua jenis
penelitian yang pengukuran variabel-variabelnya dilakukan hanya satu kali, pada
satu saat (Notoatmodjo, 2002).
Analisis korelasi yang dilakukan adalah lingkar pinggang (LP) dan rasio
lingkar pinggang-panggul (RLPP) sebagai faktor risiko terhadap kadar glukosa
darah puasa sebagai faktor efek. Data penelitian yang diperoleh diolah dengan
statistika untuk mengetahui korelasi dari faktor risiko dan faktor efek.
B. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas
Ukuran lingkar pinggang (cm) dan rasio lingkar pinggang-panggul
2. Variabel tergantung
Kadar glukosa darah puasa (mg/dL)
3. Variabel pengacau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
a. Variabel pengacau terkendali : usia dan kondisi puasa responden
sebelum penelitian
b.Variabel pengacau tak terkendali : kondisi patologis dan gaya hidup
responden
C. Definisi Operasional
1. Subyek penelitian adalah mahasiswa dan mahasiswi Kampus III Universitas
Sanata Yogyakarta yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi pada penelitian
ini. Subyek penelitian selanjutnya disebut responden.
2. Karakteristik penelitian meliputi demografi, pengukuran antropometrik dan
hasil pemeriksaan laboratorium. Karakteristik demografi meliputi umur dan latar
belakang pendidikan. Pengukuran antropometri meliputi pengukuran lingkar
pinggang (LP) dan rasio lingkar pinggang-panggul (RLPP). Hasil pemeriksaan
laboratorium yang diteliti adalah kadar glukosa darah puasa.
3. Pengukuran lingkar pinggang (LP) dilakukan menggunakan pita pengukur yang
dilingkarkan pada titik tengah antara tulang rusuk terbawah dan tepi atas tulang
panggung (WHO, 2008). Lingkar pinggang dinyatakan dalam satuan sentimeter
(cm).
4. Pengukuran lingkar panggul dilakukan menggunakan pita pengukur yang
diposisikan pada lingkar terlebar dari panggul (WHO, 2008). Lingkar panggul
dinyatakan dalam satuan sentimeter (cm).
5. Saat pengukuran, responden berdiri dengan kaki rapat, lengan pada kedua sisi
tubuh, menggunakan pakaian yang tipis dan dalam kondisi akhir ekspirasi normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Pita pengukur pada posisi horizontal, sejajar dengan lantai dan tidak menekan
kulit (WHO, 2008).
6. Rasio lingkar pinggang-panggul diperoleh dengan menghitung perbandingan
antara lingkar pinggang dengan lingkar panggul (WHO, 2008).
7. Kadar glukosa darah puasa diukur di Laboratorium Parahitadengan
menggunakan instrumen Architect ci 8200. Responden dalam kondisi puasa 8-10
jam sebelum pengambilan darah. Kadar glukosa darah dinyatakan dalam satuan
mg/dL.
8. Kriteria lingkar pinggang menggunakan standar IDF tahun 2006 bagi populasi
di Asia Selatan.
9. Kriteria rasio lingkar pinggang-panggul (RLPP) menggunakan standar WHO
tahun 2008 bagi populasi Asia.
10. Standar kadar glukosa darah puasa menggunakan standar IDF (International
Diabetes Federation) tahun 2006.
D. Responden Penelitian
Responden penelitian yang memenuhi kriteria inklusi yaitu mahasiswa
dan mahasiswi yang masih aktif di kampus III Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta, bersedia berpuasa 8-10 jam sebelum pengambilan darah dan
menandatangani informed consent.
Kriteria eksklusi dalam penelitian ini antara lain yang sedang menderita
penyakit jantung koroner, diabetes mellitus, demam, hamil, obat penurun kadar
lemak darah, obat penurun glukosa darah dan obat yang dapat menaikkan glukosa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
darah, penyakit hati akut maupun kronis, termasuk sedang melakukan kegiatan
terkait dengan studinya di luar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan tidak
hadir saat pengukuran antropometri dan pemeriksaan darah. Jumlah minimum
sampel untuk penelitian korelasi sebesar 30 subyek (Spiegel dan Stephens, 2007).
Gambar 6. Skema Responden Penelitian
Pengambilan data dilakukan sebanyak dua kali. Pengambilan data
pertama dan kedua dilaksanakan di kampus III Paingan. Jumlah responden yang
hadir pada pengambilan data pertama adalah 54 responden yang terdiri dari 34
responden wanita dan 20 responden pria dari 74 responden yang menandatangani
informed consent. Sedangkan pada pengambilan data kedua, jumlah responden
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
yang hadir adalah 78 responden yang terdiri dari 37 responden wanita dan 41
responden pria dari 95 responden yang menandatangani informed consent. Jumlah
keseluruhan responden adalah 132 responden, di mana dari 132 data responden, 4
data dieksklusi karena responden tidak melaksanakan puasa 8-10 jam sebelum
pengambilan darah, sehingga digunakan 128 responden.
E. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Kampus III Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta yang berlokasi di Paingan. Penelitian berlangsung pada bulan Mei-
September 2012. Pengambilan data dilakukan di Kampus III Universitas Sanata
Dharma pada tanggal 8 September 2012 dan 15 September 2012.
F. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian payung Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta dengan judul “Korelasi Hasil Pengukuran
Antropometrik terhadap Profil Lipid, Kadar hs-CRP, Tekanan Darah dan Kadar
Glukosa Darah Puasa pada Mahasiswa dan Mahasiswi Kampus III Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta” dan telah memperoleh izin dari Komisi Etik
Kedokteran. Penelitian payung ini bertujuan untuk mengkaji korelasi antara
pengukuran antropometrik terhadap profil lipid, kadar hs-CRP, tekanan darah
serta kadar glukosa darah puasa. Penelitian dilakukan secara berkelompok yang
terdiri dari 13 orang anggota dengan kajian penelitian yang berbeda-beda, namun
penulis utama mengkaji korelasi lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
panggul terhadap kadar glukosa darah puasa. Skema di bawah ini menunjukkan
kajian yang diteliti dalam penelitian payung ini.
Gambar 7. Skema Kajian Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
G. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel (sampling) pada penelitian ini adalah non-
random dengan jenis purposive. Pada purposive sampling, responden dipilih
berdasarkan pertimbangan subjektif peneliti yaitu bahwa responden tersebut dapat
memberikan informasi yang sesuai dengan tujuan penelitian (Sastroasmoro dan
Ismael, 2010). Pertimbangan dibuat oleh peneliti setelah mengetahui karakteristik
populasi, kemudian sebagian anggota populasi yang sesuai dengan pertimbangan
peneliti dipilih sebagai responden.
H. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini berupa meteran Butterfly®,
untuk mengukur lingkar pinggang dan panggul responden. Pemeriksaan kadar
glukosa darah puasa responden dilakukan oleh Laboratorium Parahita
menggunakan Architect ci 8200.
I. Tata Cara Penelitian
1. Observasi awal
Observasi awal dilakukan dengan mencari informasi tentang jumlah
mahasiswa dan mahasiswi yang masih aktif di Kampus III Universitas Sanata
Dharma dan tempat yang dapat digunakan untuk mengumpulkan responden pada
saat pelaksanaan briefing dan pengambilan data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
2. Permohonan izin dan kerja sama
Permohonan izin diajukan kepada Komisi Etik Penelitian Kedokteran
dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada untuk memenuhi
etika penelitian menggunakan sampel biologis manusia, yaitu darah. Permohonan
izin selanjutnya diajukan kepada Rektorat yaitu kepada Kepala Rektor I
Universitas Sanata Dharma untuk memperoleh izin melaksanakan penelitian.
Permohonan kerja sama diajukan kepada Laboratorium Parahita selaku
laboratorium yang mengambil dan mengolah darah responden penelitian.
Kemudian dilakukan penawaran kerja sama penelitian kepada calon responden
untuk kemudian calon responden yang bersedia mengikuti penelitian ini akan
mengisi infomed consent. Permohonan ijin juga dilakukan kepada BLU dan
kepala bagian rumah tangga untuk meminjam ruangan yang digunakan untuk
melaksanakan pengambilan data.
3. Pencarian calon responden dan penawaran kerja sama kepada calon
responden penelitian
Pertama-tama pencarian calon responden dilakukan dengan permohonan
kepada masing-masing dekan dan kaprodi fakultas untuk mendapatkan nama-
nama mahasiswa. Kemudian dilakukan pengajuan permohonan kepada BAPSI
untuk mendapatkan nomor handphone mahasiswa-mahasiswi dari masing-masing
fakultas yang telah terpilih. Selain itu, pencarian calon responden juga dilakukan
secara langsung (tatap muka) yaitu dengan cara mencari mahasiswa dan
mahasiswi di Kampus III Sanata Dharma yang memenuhi kriteria inklusi dan
eksklusi penelitian. Setelahnya dilakukan penawaran kerja sama kepada calon
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
responden.. Calon responden yang bersedia bekerja sama dalam penelitian
diminta menghadiri tahap awal yaitu briefing. Calon responden yang bersedia
untuk bekerja sama diminta data berupa nomor handphone yang digunakan untuk
pemberitahuan adanya briefing. Tahap awal (briefing) dilakukan dengan
pemberian informasi kepada seluruh calon responden yang bersedia mengikuti
penelitian, sehingga mereka mengenal antropometri dan pentingnya untuk
mengetahui korelasinya terhadap profil lipid, kadar hs-CRP, tekanan darah dan
kadar glukosa darah puasa. Hal tersebut diharapkan dapat menjadi deteksi dini
bagi mahasiswa dan mahasiswi Kampus III Universitas Sanata Dharma untuk
faktor risiko abnormalitas metabolik dan supaya calon responden terdorong untuk
terlibat dalam penelitian ini. Media sosialisasi yang digunakan adalah dalam
bentuk presentasi yang dibantu dengan leaflet. Leaflet berjudul “Pengukuran
Antropometri” mencakup informasi mengenai antropometri dan perannya untuk
mengetahui distribusi dan akumulasi lemak di tubuh, serta pemeriksaan penunjang
di laboratorium untuk mengetahui profil kesehatan. Informasi dalam leaflet
disusun secara singkat, padat dan dilengkapi ilustrasi sehingga mudah dipahami
oleh calon responden. Apabila calon responden bersedia bekerja sama maka
diminta untuk mengisi dan menandatangani informed consent.
4. Validitas dan reliabilitas instrumen penelitian
Instrumen penelitian yang valid berarti instrumen tersebut dapat
digunakan untuk mengukur variabel yang seharusnya (yang diinginkan oleh
peneliti). Meteran yang valid adalah yang dapat digunakan untuk mengukur
panjang. Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang menghasilkan data yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
sama ketika digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama pada satu
waktu (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2008). Validasi dan uji
reliabilitas instrumen penelitian dilakukan dengan mengukur lingkar pinggang dan
lingkar panggul satu individu sebanyak lima kali berturut-turut menggunakan
instrumen penelitian yang sama. Nilai CV (coefficient of variation) yang
diperoleh untuk pengukuran pria adalah 0,21% (lingkar pinggang) dan 0% (rasio
lingkar pinggang-panggul), sedangkan untuk pengukuran wanita didapatkan CV
sebesar 0,25% (lingkar pinggang) dan 0% (rasio lingkar pinggang-panggul).
Instrumen penelitian dikatakan reliabel dan memiliki presisi yang baik bila nilai
CV ≤ 5% (Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik, 2011).
5. Pengambilan darah dan pengukuran antropometri
Pengambilan darah responden yang telah menandatangani informed
consent dan berpuasa 8-10 jam sebelum waktu pengambilan darah serta tidak
sakit pada hari-H dilakukan oleh Laboratorium Parahita di kampus III Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta. Pengukuran antropometri dilakukan oleh peneliti,
meliputi pengukuran lingkar pinggang dan lingkar panggul. Lingkar pinggang
dilakukan dalam posisi berdiri menggunakan pita pengukur yang diletakkan pada
titik tengah antara tulang rusuk terbawah dan tepi atas tulang panggul.
Pengukuran lingkar panggul dilakukan menggunakan pita pengukur yang
diposisikan pada lingkar terbesar dari panggul. Saat kedua pengukuran, responden
berdiri dengan kaki rapat, lengan pada kedua sisi tubuh, menggunakan pakaian
yang tipis dan dalam kondisi akhir ekspirasi normal. Pita pengukur pada posisi
horizontal, sejajar dengan lantai dan tidak menekan kulit (WHO, 2008).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
6. Pembagian hasil pemeriksaan darah dan pengukuran antropometri
Hasil pemeriksaan darah dan pengukuran antropometrik diberikan secara
personal kepada masing- masing responden. Responden diberi penjelasan untuk
memahami hasil pemeriksaan darah dan pengukuran antropometrik.
7. Analisis data secara statistik.
J.Teknik Analisis Data Statistik
Data yang diperoleh diolah secara statistik dengan taraf kepercayaan
95%. Langkah awal adalah dilakukan uji normalitas (Kolmogorov-Smirnov) untuk
melihat distribusi normal suatu data. Suatu data dikatakan normal bila nilai
Asymp. Sig lebih besar dari 0,05. Setelah mengetahui distribusi data, dilakukan uji
hipotesis komparatif antara dua kelompok data dan uji korelasi.
Dilakukan uji hipotesis komparatif antara rerata kadar glukosa darah
puasa pada wanita dengan kelompok lingkar pinggang < 80 cm dan ≥80 cm, pada
pria dengan kelompok lingkar pinggang <90 cm dan ≥ 90 cm serta wanita dengan
kelompok RLPP < 0,85 dan ≥0.85 serta pada pria kelompok RLPP <0.90 dan ≥
0,90. Bila data terdistribusi normal maka digunakan uji t tidak berpasangan
sedangkan bila data terdistribusi tidak normal digunakan uji Mann-Whitney.
Dikatakan terdapat perbedaan yang bermakna antara dua kelompok data apabila
nilai p < 0,05 (Dahlan, 2012).
Uji korelasi data dilakukan menggunakan analisis Pearson apabila data
terdistribusi normal atau analisis Spearman bila data terdistribusi tidak normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Data dikatakan memiliki korelasi yang bermakna bila nilai p ˂ 0,05 dan kekuatan
korelasi dinyatakan melalui koefisien korelasi (Dahlan, 2012).
Tabel I. Uji Hipotesis berdasarkan Kekuatan Korelasi, Nilai p, dan ArahKorelasi ( Dahlan, 2012)
Parameter Nilai InterpretasiKekuatan korelasi 0,0 - < 0,2 Sangat lemah
0,2 - < 0,4 Lemah0,4 - < 0,6 Sedang0,6 - < 0,8 Kuat
0,8 – 1 Sangat kuatNilai p p < 0,05 Korelasi bermakna
p > 0,05 Tidak terdapat korelasiyang bermakna
Arah korelasi + (positif) Searah- (negatif) Berlawanan
K. Kesulitan Penelitian
Kesulitan penelitian adalah memperoleh jadwal pengambilan data yang sesuai
dengan jadwal semua responden penelitian, sehingga tidak seluruh responden
yang telah menandatangani informed consent hadir pada saat pengambilan data.
Selain itu terdapat beberapa data penelitian yang perlu dieksklusi sehingga
mengurangi jumlah data yang dimiliki untuk dianalisis secara statistik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Profil Karakteristik Responden
Penelitian ini melibatkan mahasiswa dan mahasiswi Kampus III
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dengan rentang usia 17-24 tahun. Profil
karakteristik 128 responden yang dianalisis secara statistik meliputi usia, lingkar
pinggang (LP), rasio lingkar pinggang-panggul (RLPP) dan kadar glukosa darah
puasa. Sebelum dilakukan uji hipotesis (statistik analitis) perlu dilakukan analisis
statistik deskriptif yang merupakan dasar bagi statistik analitis. Analisis statistik
deskriptif perlu dilakukan untuk mengetahui karakteristik data yang dimiliki.
Distribusi data penelitian diuji secara analitis menggunakan uji normalitas
Kolmogorov-Smirnov untuk jumlah data (n) > 50 (Dahlan, 2012).
Tabel II. Profil Karakteristik Responden WanitaKarakteristik Wanita (n = 69) P
Median/mean ± SDUsia (tahun) 20 (17-22)** 0,000
Lingkar pinggang (cm) 71,97 (55,87-102,10)** 0,023RLPP 0,796 ± 0,054* 0,200
Kadar glukosa puasa(mg/dL)
77,23 ± 5,67* 0,200
*mean ± SD**median (minimum-maksimum)
P< 0,05 menunjukkan bahwa data tidak terdistribusi normal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Tabel III. Profil Karakteristik Responden PriaKarakteristik Pria (n = 59) p
Median /mean ± SDUsia (tahun) 21 (17-24)** 0,000
Lingkar pinggang (cm) 82,03(59,63-140,23)** 0,008RLPP 0,86(0,76-1,07)** 0,029
Kadar glukosa puasa(mg/dL)
80,34 ± 6,57* 0,200
*mean ± SD**median (minimum-maksimum)P< 0,05 menunjukkan bahwa data tidak terdistribusi normal
1. Usia
Usia responden yang terlibat dalam penelitian ini adalah 17-24 tahun,
dengan rerata usia responden wanita 20 tahun dan pria 21 tahun, dengan nilai
minimum usia pada wanita adalah 17 tahun dan nilai maksimumnya adalah 22
tahun, sedangkan pada pria, nilai minimum usia adalah 17 tahun dan nilai
maksimumnya 24 tahun. Menurut Dahlan (2012), suatu data terdistribusi normal
apabila nilai signifikansi (p) > 0,05 dan didukung dengan histogram yang simetris,
menunjukkan distribusi data yang merata, tidak miring ke kiri maupun kanan,
tidak terlalu tinggi atau terlalu rendah. Nilai signifikansi usia responden yang
diperoleh baik pada pria maupun wanita adalah 0,000 dan histogram
menunjukkan histogram yang tidak simetris dan data tidak tersebar merata
(Gambar 8 dan Gambar 9), menunjukkan bahwa data tidak terdistribusi normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Gambar 8. Histogram Distribusi Usia Responden Pria
Gambar 9. Histogram Distribusi Usia Responden Wanita
2. Lingkar pinggang
Analisis statistik data penelitian menunjukkan lingkar pinggang
responden wanita memiliki nilai rerata 71,97 cm dengan nilai minimum 55,87 cm
dan nilai maksimum 102,10 cm, serta lingkar pinggang responden pria memiliki
rerata 82,03 cm dengan nilai minimum 59,63 cm dan nilai maksimum 140,23 cm.
Melalui uji normalitas diperoleh nilai p = 0,023 (wanita) dan p = 0,008 (pria) yang
menunjukkan bahwa data lingkar pinggang baik pada responden pria maupun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
wanita terdistribusi tidak normal. Distribusi data lingkar pinggang dapat dilihat
pada gambar 10 dan 11 menunjukkan sebaran data yang tidak merata.
Gambar 10. Histogram Distribusi Lingkar Pinggang Responden Pria (cm)
Gambar 11. Histogram Distribusi Lingkar Pinggang Responden Wanita (cm)
3. Rasio lingkar pinggang-panggul
Analisis statistik deskriptif menunjukkan RLPP responden wanita
memiliki rerata 0,796 dengan SD ±0,054 sedangkan pada pria memiliki rerata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
0,86 dan nilai minimum 0,76 serta nilai maksimum 1,07. Nilai signifikansi yang
diperoleh pada wanita adalah p = 0,200 dan pada pria p = 0,029, menunjukkan
distribusi data untuk wanita merata sedangkan pada pria distribusi data tidak
merata (Gambar 12 dan Gambar 13).
Gambar 12. Histogram Distribusi RLPP Responden Wanita
Gambar 13. Histogram Distribusi RLPP Responden Pria
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
4. Kadar glukosa darah puasa
Menurut National Institute of Health (NIH), pada pemeriksaan kadar
glukosa darah puasa, responden harus berpuasa minimal 8 jam. Beberapa
pertimbangan dalam pemeriksaan kadar glukosa darah puasa adalah penggunaan
obat-obatan yang dapat meningkatkan maupun menurunkan kadar glukosa.
Contoh obat yang meningkatkan kadar glukosa adalah obat-obat beta-bloker
(propanolol) dan yang menurunkan kadar glukosa salah satunya adalah
parasetamol (NIH, 2012). Selain itu yang mempengaruhi kadar glukosa darah
adalah makanan dan aktivitas (The Global Diabetes Community, 2010). Glukosa
merupakan sumber energi bagi sebagian besar sel dalam tubuh, termasuk sel-sel di
otak. Karbohidrat seperti pada buah, sereal, roti, pasta, dan nasi cepat diubah
menjadi glukosa di dalam tubuh dan akan meningkatkan kadar glukosa darah
(NIH, 2012). Tidak melakukan aktivitas dalam 1 hari biasanya akan
meningkatkan kadar glukosa darah pada hari tersebut. Sedangkan aktivitas dapat
mempengaruhi sensitivitas insulin sampai dengan 48 jam yang dapat
mengakibatkan kadar glukosa darah yang lebih rendah dalam waktu tersebut (The
Global Diabetes Community, 2010).
Hasil analisis statistik data menunjukkan nilai rerata kadar glukosa darah
puasa pada responden wanita adalah 77,23 mg/dL, dengan SD ±5,67 dan pada
responden pria dengan rerata 80,34 mg/dL, dengan SD ±6,57, keduanya memiliki
nilai signifikansi sebesar 0,200. Histogram pada responden pria maupun wanita
menunjukkan penyebaran data yang normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Gambar 14. Histogram Distribusi Kadar Glukosa Darah Puasa Responden Wanita(mg/dL)
Gambar 15. Histogram Distribusi Kadar Glukosa Darah Puasa Responden Pria(mg/dL)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
B. Perbandingan Rerata Kadar Glukosa Darah Puasa pada Responden Pria
dengan Lingkar Pinggang <90 cm dan Lingkar Pinggang ≥90 cm
Berdasarkan International Diabetes Federation tahun 2006, batas lingkar
pinggang untuk pria populasi Asia Selatan adalah 90 cm. Responden penelitian
dikelompokkan menjadi 2, yaitu kelompok dengan LP < 90 cm dan kelompok
dengan LP ≥90 cm. Distribusi kadar glukosa darah puasa antara kedua kelompok
diuji menggunakan uji Shapiro-Wilk karena jumlah data pada kedua kelompok
adalah 43 dan 16 responden secara berurutan. Menurut Dahlan (2012), untuk
jumlah data (n) ≤ 50 maka distribusi data diuji normalitas menggunakan Shapiro-
Wilk. Nilai median kadar glukosa darah puasa pada kelompok LP < 90 cm dan
kelompok LP ≥ 90 cm secara berurutan adalah 81,00 (64,00-88,00) mg/dL dan
80,00 (65,00-97,00) mg/dL. Rerata kadar glukosa darah puasa pada kedua
kelompok dibandingkan menggunakan uji komparatif t-test karena kadar glukosa
darah puasa pada kelompok LP < 90 dan LP≥ 90 cm terdistribusi normal dengan
nilai p = 0,104 dan 0,845 secara berurutan.
Tabel IV. Uji Hipotesis Komparatif Kadar Glukosa Darah Puasa Responden Priapada Kelompok dengan LP < 90 dan LP ≥ 90 cm
LP < 90 cm LP ≥ 90 cmKarakteristik n = 43 n = 16 p
Kadar GlukosaDarah Puasa
(mg/dL)
81,00(64,00-88,00)
80,00(65,00-97,00)
0,688*
*terdapat perbedaan yang tidak bermakna ( p >0,05)
Melalui analisis statistik diperoleh nilai p = 0,688 yang menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan kadar glukosa darah puasa yang tidak bermakna antara
kelompok responden pria dengan LP < 90 cm dan kelompok dengan LP ≥ 90 cm.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Hal ini sejalan dengan penelitian Liu et al. (2011), di mana tidak terdapat
perbedaan lingkar pinggang responden pria yang bermakna pada kelompok kadar
glukosa puasa < 5,6 mmol/l dan ≥ 5,6 mmol/l (p = 0,055). Penelitian Graham
(2011) menyatakan bahwa tidak ada perbedaan lingkar pinggang yang signifikan
di antara kelompok glukosa darah < 100 mg/dL dan ≥ 100 mg/dL baik pada pria
maupun wanita dengan rerata usia 20 ± 1,86 tahun (p = 0,412).
C. Perbandingan Rerata Kadar Glukosa Darah Puasa pada Responden
Wanita dengan Lingkar Pinggang <80 cm dan Lingkar Pinggang ≥80 cm
Berdasarkan International Diabetes Federation tahun 2006, batas lingkar
pinggang untuk wanita populasi Asia Selatan adalah 80 cm. Responden penelitian
dikelompokkan menjadi 2, yaitu kelompok dengan LP < 80 cm dan kelompok
dengan LP ≥ 80 cm. Distribusi kadar glukosa darah puasa antara kedua kelompok
diuji menggunakan uji Shapiro-Wilk karena jumlah data pada kedua kelompok
adalah 50 dan 19 responden secara berurutan. Menurut Dahlan (2012), untuk
jumlah data (n) ≤ 50 distribusi data diuji normalitas menggunakan Shapiro-Wilk.
Nilai median kadar glukosa darah puasa pada kelompok LP < 80 cm dan
kelompok LP ≥ 80 cm secara berurutan adalah 77,50 (67,00-87,00) mg/dL dan
77,00 (58,00-92,00) mg/dL. Rerata kadar glukosa darah puasa pada kedua
kelompok dibandingkan menggunakan uji komparatif t-test karena kadar glukosa
darah puasa pada kelompok LP < 80 dan LP≥ 80 cm terdistribusi normal dengan
nilai p = 0,340 dan 0,218 secara berurutan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Tabel V. Uji Hipotesis Komparatif Kadar Glukosa Darah Puasa RespondenWanita pada Kelompok dengan LP < 80 dan LP ≥ 80 cm
LP < 80 cm LP ≥ 80 cmKarakteristik n = 50 n = 19 p
Kadar GlukosaDarah Puasa
(mg/dL)
77,50(67,00-87,00)
77,00(58,00-92,00)
0,134*
*terdapat perbedaan yang tidak bermakna ( p >0,05)
Melalui analisis statistik diperoleh nilai p = 0,134 yang menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan kadar glukosa darah puasa yang tidak bermakna antara
kelompok responden wanita dengan LP < 80 cm dan kelompok dengan LP ≥ 80
cm. Pada penelitian Pongsatha et al. (2012) menyatakan hasil yang berbeda di
mana terdapat perbedaan yang signifikan (p = 0,000) pada kelompok wanita
menopause berusia 40 tahun ke atas dengan lingkar pinggang < 80 cm dan ≥80
cm. Hal yang serupa juga dikemukakan oleh Liu et al. (2011) pada kelompok
wanita dengan usia 49,30 ± 16,19 tahun di mana ditemukan perbedaan lingkar
pinggang yang bermakna (p= 0,001) pada kelompok glukosa darah puasa < 5,6
mmol/l dan ≥ 5,6 mmol/l. Hasil yang berbeda dimungkinkan karena perbedaan
usia responden yang digunakan dalam penelitian.
D. Perbandingan Rerata Kadar Glukosa Darah Puasa pada Responden Pria
dengan RLPP < 0,90 dan RLPP ≥ 0,90
Menurut World Health Organization tahun 2008, kriteria rasio lingkar
pinggang-panggul (RLPP) bagi pria adalah 0,90 untuk populasi Asia. Responden
pria dikelompokkan menjadi 2, yaitu kelompok dengan RLPP < 0,90 dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
kelompok dengan RLPP ≥ 0,90. Distribusi kadar glukosa darah puasa antara
kedua kelompok diuji menggunakan uji Shapiro-Wilk karena jumlah data 2
kelompok tersebut secara berurutan adalah 43 dan 16 responden. Nilai median
kadar glukosa darah puasa pada kelompok RLPP < 0,90 dan kelompok RLPP ≥
0,90 secara berurutan adalah 80,00 (64,00-97,00) mg/dL dan 83,00 (71,00-96,00)
mg/dL. Rerata kadar glukosa darah puasa pada kedua kelompok dibandingkan
dengan menggunakan uji hipotesis komparatif t-test karena kadar glukosa darah
baik pada kelompok RLPP < 0,90 maupun RLPP ≥ 0,90 memiliki distribusi yang
normal (p = 0,664 dan p = 0,558).
Tabel VI. Uji Hipotesis Komparatif Kadar Glukosa Darah Puasa Responden Priapada Kelompok dengan RLPP < 0,90 dan RLPP ≥ 0,90
RLPP < 0,90 RLPP ≥ 0,90Karakteristik n = 43 n = 16 p
Kadar GlukosaDarah Puasa
(mg/dL)
80,00(64,00-97,00)
83,00(71,00-96,00)
0,684*
*terdapat perbedaan yang tidak bermakna ( p >0,05)
Melalui analisis statistik diperoleh nilai p = 0,684 yang menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan kadar glukosa darah puasa yang tidak bermakna antara
kelompok responden pria dengan RLPP < 0,90 dan kelompok dengan RLPP ≥
0,90. Hal ini berbeda dengan hasil penelitian Liu, dkk. (2011) di Cina, yang
menunjukkan bahwa ada perbedaan yang bermakna antara RLPP pada responden
pria usia 49,68 ± 16,93 tahun, dengan kelompok kadar glukosa puasa < 5.6
mmol/L dengan ≥ 5,6 mmol/L (p= 0,009). Perbedaan hasil dapat disebabkan
karena perbedaan usia responden yang digunakan dalam penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
E. Perbandingan Rerata Kadar Glukosa Darah Puasa pada Responden
Wanita dengan RLPP < 0,85 dan RLPP ≥ 0,85
Menurut World Health Organization tahun 2008, kriteria rasio lingkar
pinggang-panggul (RLPP) bagi wanita adalah 0,85 untuk populasi Asia.
Responden wanita dikelompokkan menjadi 2, yaitu kelompok dengan RLPP <
0,85 dan kelompok dengan RLPP ≥ 0,85. Distribusi kadar glukosa darah puasa
antara kedua kelompok diuji menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dan Shapiro-
Wilk karena jumlah data 2 kelompok tersebut secara berurutan adalah 59 dan 10
responden. Nilai median kadar glukosa darah puasa pada kelompok RLPP < 0,85
dan kelompok RLPP ≥ 0,85 secara berurutan adalah 77,00 (58,00-92,00) mg/dL
dan 78,50 (73,00-85,00) mg/dL. Rerata kadar glukosa darah puasa pada kedua
kelompok dibandingkan dengan menggunakan uji hipotesis komparatif t-test
karena kadar glukosa darah baik pada kelompok RLPP < 0,85 maupun RLPP ≥
0,85 memiliki distribusi yang normal (p = 0,200 dan p = 0,997).
Tabel VII. Uji Hipotesis Komparatif Kadar Glukosa Darah Puasa RespondenWanita pada Kelompok dengan RLPP < 0,85 dan RLPP ≥ 0,85
RLPP < 0,85 RLPP ≥ 0,85Karakteristik n = 59 n = 10 p
Kadar GlukosaDarah Puasa
(mg/dL)
77,00(58,00-92,00)
78,50(73,00-85,00)
0,205*
*terdapat perbedaan yang tidak bermakna ( p >0,05)
Melalui analisis statistik diperoleh nilai p = 0,205 yang menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan kadar glukosa darah puasa yang tidak bermakna antara
kelompok responden wanita dengan RLPP < 0,85 dan kelompok dengan RLPP ≥
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
0,85. Hasil ini berbeda dengan penelitian Pongsatha et al. (2012) pada kelompok
wanita menopause berusia 40 tahun ke atas, yang menyatakan bahwa adanya
perbedaan yang bermakna kadar glukosa darah puasa antara kelompok wanita
dengan RLPP < 0,8 dan RLPP ≥ 0,8 (p= 0,002). Namun, penelitian Liu dkk.
(2011) di Cina, menunjukkan bahwa tidak adanya perbedaan yang bermakna
antara RLPP pada kelompok kadar glukosa puasa < 5.6 mmol/L dengan ≥ 5,6
mmol/L (p= 0,493).
F. Korelasi Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang-Panggul
Responden Pria dan Wanita terhadap Kadar Glukosa Darah Puasa
Analisis statistik yang dilakukan untuk mengetahui korelasi antara
lingkar pinggang dan RLPP dengan kadar glukosa darah puasa adalah uji korelasi.
Dalam penelitian ini digunakan analisis korelasi Spearman pada responden pria
karena walaupun data kadar glukosa darah puasa terdistribusi normal, data lingkar
pinggang dan RLPP tidak terdistribusi normal. Pada responden wanita digunakan
analisis Spearman pada uji korelasi lingkar pinggang terhadap kadar glukosa
darah puasa dan analisis Pearson pada uji korelasi RLPP terhadap kadar glukosa
darah puasa. Menurut Dahlan (2011), apabila terdapat data dengan distribusi tidak
normal maka digunakan analisis korelasi Spearman dalam uji korelasi. Sedangkan
apabila data terdistribusi normal maka digunakan analisis korelasi Pearson.
Tabel VIII. Korelasi Lingkar Pinggang (cm) dan RLPP terhadap Kadar GlukosaDarah Puasa pada Responden Pria
Variabel r pLingkar pinggang (cm) 0,034 0,795*
RLPP 0,168 0,204**terdapat korelasi yang tidak bermakna (p > 0,05)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Melalui uji korelasi lingkar pinggang terhadap kadar glukosa darah puasa
diperoleh nilai p = 0,795 yang menunjukkan tidak terdapat korelasi yang
bermakna antara lingkar pinggang dan kadar glukosa darah puasa (p>0,05). Nilai
korelasi Spearman sebesar 0,034 menunjukkan korelasi positif dengan kekuatan
korelasi sangat lemah (Dahlan, 2012). Lingkar pinggang memiliki korelasi positif
terhadap kadar glukosa darah puasa, namun korelasi di antara keduanya sangat
lemah. Arah korelasi ditunjukkan dengan nilai yang positif yang berarti korelasi di
antara kedua variabel adalah searah, di mana semakin besar lingkar pinggang
maka akan semakin besar pula kadar glukosa darah puasa (Dahlan, 2012).
Penelitian Dalton, dkk. (2003), menunjukkan bahwa ada korelasi lemah
yang bermakna antara lingkar pinggang dengan kadar glukosa darah puasa (r=
0,248, p < 0,001) pada responden pria dengan usia ≥ 25 tahun. Hal ini didukung
oleh Gupta (2007) dengan signifikansi < 0,001 dan nilai r = 0,26 pada responden
pria. Penelitian Shirey (2011) di India dengan subjek pria, menunjukkan adanya
korelasi yang positif dan bermakna (r= 0,161 ; p = 0,010) dengan rerata usia
43±12,8 tahun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Gambar 16. Diagram Sebaran Korelasi Lingkar Pinggang (cm) terhadap KadarGlukosa Darah Puasa (mg/dL) pada Responden Pria
Nilai signifikansi yang diperoleh pada uji korelasi RLPP terhadap kadar
glukosa darah puasa adalah 0,204 yang menunjukkan bahwa terdapat korelasi
yang tidak bermakna antara RLPP dengan kadar glukosa darah puasa pada
responden pria (p>0,05), dengan nilai r = 0,168 yang menunjukkan kekuatan
korelasinya sangat lemah.
Penelitian Al-khazrajy, dkk. (2010), pada responden pria dengan rerata
usia 45,73 ± 7,83 tahun menunjukkan korelasi positif yang tidak bermakna antara
RLPP dengan kadar glukosa darah puasa (r = 0,115 ; p = 0,203). Penelitian
Dalton, dkk (2003) di Australia pada responden pria berusia ≥ 25 tahun,
menunjukkan korelasi yang bermakna (p < 0,001) dengan nilai r = 0,240 yang
mengindikasikan korelasi yang lemah antara RLPP dengan kadar glukosa darah
puasa. Penelitian Gupta, dkk. (2007) pada responden pria berusia 20 tahun ke atas
menyatakan hal yang serupa dengan adanya nilai r= 0,15 dengan p < 0,001, yang
menunjukkan korelasi positif yang bermakna antara RLPP dan kadar glukosa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
darah puasa, dengan kekuatan korelasi sangat lemah. Hal yang serupa juga
ditunjukkan pada penelitian Lipoeto (2007), uji korelasi hubungan RLPP dengan
kadar glukosa darah pada responden pria dewasa tidak bermakna secara statistika
(p>0,05) dan memiliki nilai r = 0,106.
Gambar 17. Diagram Sebaran Korelasi RLPP terhadap Kadar Glukosa Darah
Puasa (mg/dL) pada Responden Pria
Tabel IX. Korelasi Lingkar Pinggang (cm) dan RLPP terhadap Kadar GlukosaDarah Puasa pada Responden Wanita
Variabel r pLingkar pinggang (cm) 0,102 0,406*
RLPP 0,014 0,909**terdapat korelasi yang tidak bermakna (p > 0,05)
Melalui uji korelasi lingkar pinggang terhadap kadar glukosa darah puasa
diperoleh nilai p = 0,406 yang menunjukkan tidak terdapat korelasi yang
bermakna antara lingkar pinggang dan kadar glukosa darah puasa (p>0,05). Nilai
korelasi Spearman sebesar 0,102 menunjukkan korelasi positif dengan kekuatan
korelasi sangat lemah (Dahlan, 2012). Lingkar pinggang memiliki korelasi positif
terhadap kadar glukosa darah puasa, namun korelasi di antara keduanya sangat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
lemah. Arah korelasi ditunjukkan dengan nilai yang positif yang berarti korelasi di
antara kedua variabel adalah searah, di mana semakin besar lingkar pinggang
maka akan semakin besar pula kadar glukosa darah puasa (Dahlan, 2012).
Penelitian Shirey (2011), menunjukkan adanya korelasi lemah yang
bermakna (r= 0,262 ; p = 0,000) antara lingkar pinggang dan kadar glukosa darah
puasa pada responden wanita di India yang berusia ≥ 18 tahun. Penelitian Chehrei,
Sadrnia, Keshteli, Daneshmand dan Rezaei (2007) membuktikan adanya korelasi
yang tidak bermakna (p>0,05) antara lingkar pinggang dan kadar glukosa darah
puasa dengan nilai r = 0.057 pada responden wanita dengan rerata usia
40,41±15,44 tahun. Penelitian Dev dan Marcus (2012) menunjukkan adanya
korelasi yang bermakna antara lingkar pinggang dan kadar glukosa puasa (r= 0,26
; p<0,05) pada wanita obesitas dengan rentang usia 20–59 tahun. Penelitian Patil,
dkk. (2012), menunjukkan adanya korelasi lemah yang bermakna (r = 0,214 ;
p<0,001). Pada penelitian Lipoeto (2007) didapatkan adanya korelasi positif yang
tidak bermakna, dengan kekuatan korelasi lemah antara lingkar pinggang dengan
kadar glukosa darah (r = 0,128 dan p>0,05) pada responden wanita dewasa (≥20
tahun).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Gambar 18. Diagram Sebaran Korelasi Lingkar Pinggang terhadap Kadar GlukosaDarah Puasa (mg/dL) pada Responden Wanita
Nilai signifikansi yang diperoleh pada uji korelasi RLPP terhadap kadar
glukosa darah puasa adalah 0,909 yang menunjukkan bahwa terdapat korelasi
yang tidak bermakna antara RLPP dengan kadar glukosa darah puasa pada
responden wanita (r = 0,014 ; p>0,05). Berdasarkan penelitian Dalton, dkk. (2003)
terdapat korelasi yang bermakna (r = 0,309 ; p<0,001) antara RLPP dengan kadar
glukosa darah puasa pada responden wanita berusia ≥ 25 tahun . Pada penelitian
Gupta tahun 2007 menyatakan bahwa terdapat korelasi yang tidak bermakna dan
sangat lemah antara RLPP wanita dengan kadar glukosa puasa (r = 0,09 ; p>0,05).
Pada penelitian Pongsatha, dkk. (2011) menyatakan terdapat korelasi lemah yang
bermakna (r= 0,204 ; p = 0,000) pada responden wanita menopause di Thailand.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Gambar 19. Diagram Sebaran Korelasi RLPP terhadap Kadar Glukosa DarahPuasa (mg/dL) pada Responden Wanita
Pengukuran RLPP menggunakan dua variabel pengukuran, di mana
masing-masing variabel pengukuran berpotensi memiliki kesalahan pengukuran.
Hal ini membuat pengukuran RLPP lebih sulit untuk dilakukan dan kurang
reliabel dibandingkan dengan pengukuran lingkar pinggang (Wang dan Hoy,
2004). Penelitian Koning, dkk. (2007) menyatakan bahwa adanya peningkatan
lingkar panggul berkaitan dengan peningkatan lemak subkutan panggul, otot
gluteal dan massa otot kaki. Massa otot kaki menunjukkan pengukuran aktivitas
fisik. Pernyataan ini didukung oleh Chan, dkk. (2003), bahwa nilai RLPP tidak
memperhitungkan adanya variasi yang besar pada jumlah lemak dan jaringan
adiposa viseral abdominal. Selain itu, sejalan dengan pernyataan Wang dan Hoy
bahwa pengukuran RLPP ini melibatkan dua pengukuran yang dapat
mengakibatkan measurement error.
Menurut Dalton, dkk. (2003), baik lingkar pinggang maupun RLPP dapat
dipengaruhi oleh adanya measurement error. Menurut Dobbelsteyn, dkk. (2001),
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
kurangnya standar pengukuran untuk lingkar pinggang merupakan suatu
kelemahan, di mana WHO merekomendasikan pengukuran pada titik tengah di
antara tulang rusuk paling bawah dan tulang panggul tepi atas, guideline
NHANES III menyatakan bahwa dengan menggunakan satu titik di atas tulang
panggul sebelah kanan, North American Association for the Study of Obesity
(NAASO) dan NHLBI menggunakan tulang panggul sebelah kanan. Standarisasi
lokasi tubuh diperlukan untuk mendapatkan pengukuran yang reliabel dari lingkar
abdominal. Penulis menggunakan standar WHO dalam pengukuran lingkar
pinggang. Kemungkinan measurement error dapat dihindari dengan validasi
metode, salah satunya dengan pengukuran nilai CV (coefficient of variation) pada
penelitian. CV yang dikehendaki untuk penelitian adalah ≤ 5% menurut
Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik (2011), di mana pada penelitian
didapatkan CV untuk pengukuran pria adalah 0,21% (lingkar pinggang) dan 0%
(rasio lingkar pinggang-panggul), sedangkan untuk pengukuran wanita didapatkan
CV sebesar 0,25% (lingkar pinggang) dan 0% (rasio lingkar pinggang-panggul).
Faktor usia subjek penelitian dapat menjadi salah satu penyebab adanya
perbedaan dan korelasi yang tidak bermakna pada responden pria maupun wanita.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan subjek penelitian dengan rentang usia
17-24 tahun. Kejadian DM tipe 2 meningkat dengan meningkatnya usia. Sebagian
besar pasien mengalami penyakit ini setelah berusia 40 tahun (Virtual Medical
Centre, 2012). Hal ini didukung dengan pernyataan Singh (2004) bahwa sampai
saat ini, diabetes mellitus tipe 2 merupakan suatu penyakit yang terjadi pada
pertengahan usia dan usia yang lebih tua. Salah satu faktor resiko diabetes
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
mellitus tipe 2 adalah orang dengan usia lebih dari 45 tahun. Kemungkinan
terjadinya penyakit diabetes mellitus tipe 2 meningkat seiring dengan
meningkatnya usia (Edmundson, 2012). Di negara berkembang, jumlah terbesar
orang yang menderita diabetes adalah pada kelompok usia 45-64 tahun,
sedangkan di negara maju ditemukan pada usia 65 tahun ke atas (Wild, Gojka,
Green, Sicree dan King, 2004). Menurut Ramachandran, Snehalatha, Shetty dan
Nanditha (2012), pada populasi India, prevalensi diabetes mencapai puncak pada
usia 60-69 tahun, sedangkan pada populasi Cina pada usia 79-89 tahun.
Menurut Esmaillzadeh, Mirmiran dan Azizi (2004) dalam penelitiannya
di Iran, terdapat peningkatan kadar glukosa darah seiring peningkatan usia, di
mana subjek yang berusia 55-74 tahun memiliki persentase resiko diabetes
mellitus tipe 2 tertinggi (17%) dibandingkan dengan subjek dengan usia 18-34
tahun dan 35-54 tahun (p < 0,05). Wild (2004) menyatakan hal yang sama bahwa
jumlah orang dengan diabetes meningkat seiring dengan pertumbuhan populasi,
usia, urbanisasi dan meningkatnya prevalensi obesitas dan menurunnya aktivitas
fisik. Hal tersebut didukung dengan data yang bersumber dari Global Burden of
Disease tahun 2000, yang menunjukkan peningkatan presentase prevalensi
diabetes mellitus tipe 2 seiring meningkatnya usia baik pada pria maupun wanita.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Gambar 20. Prevalensi Diabetes Global berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin(Wild, 2004)
Proses penuaan mempengaruhi perubahan fungsi pada sel beta pankreas
yang akhirnya menyebabkan perubahan aksi insulin. Metabolisme glukosa akan
berkurang fungsinya pada dekade ketiga atau keempat dalam kehidupan dan akan
terjadi kemunduran yang cepat pada usia 60 tahun. Perubahan toleransi glukosa
juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, seperti: resistensi insulin, defisiensi sel
beta dan obesitas dapat memperbesar timbulnya gejala DM (Ashary, 2010).
Timbulnya resistensi insulin pada lansia disebabkan oleh beberapa faktor
yaitu:
a. Perubahan komposisi tubuh. Penurunan jumlah massa otot dari 19% menjadi
12%, peningkatan jumlah jaringan lemak dari 14% menjadi 30%. Seluruhnya
menyebabkan menurunnya jumlah serta sensitivitas reseptor insulin.
b. Turunnya aktivitas fisik yang akan mengakibatkan penurunan jumlah reseptor
insulin yang siap berikatan dengan insulin sehingga kecepatan translokasi GLUT
4 juga menurun.
c. Perubahan neurohormonal, khususnya insulin like growth factor-1 (IGF-1) dan
dehydroepandrosteron (DHEAS) plasma. Konsentrasi IGF-1 serum turun sampai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
50% pada lansia. Penurunan hormon ini akan mengakibatkan penurunan ambilan
glukosa karena menurunnya sensitivitas reseptor insulin serta menurunnya aksi
insulin. Demikian pula konsentrasi DHEAS plasma menurun pada lansia.
Menurunnya DHEAS terkait dengan kenaikan lemak tubuh serta menurunnya
aktivitas fisik (Sudoyo cit Ashary, 2010).
Kemungkinan akan terjadinya diabetes mellitus pada usia muda
merupakan salah satu tipe diabetes yang disebut Maturity-Onset Diabetes of the
Young (MODY). Berdasarkan The Australian Handbook for General
Practitioners (2007), MODY merupakan keadaan diabetik yang berhubungan
dengan abnormalitas fungsi sel beta (namun masih dapat memproduksi insulin).
Kondisi ini dicirikan dengan adanya onset hiperglikemia ringan pada usia muda
(umumnya sebelum 25 tahun), tidak berhubungan dengan obesitas, dan tidak
terjadi ketosis.
Individu yang menderita MODY sekresi insulinnya terganggu, baik
sekresinya minimal atau terjadi penurunan aksi insulin. MODY tampak pada
faktor resiko genetik yang lebih kuat, di mana di dalam sebuah keluarga, diabetes
tipe ini dapat diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya. MODY
disebabkan karena perubahan gen tunggal dan semua anak dari orang tua yang
terkena diabetes tipe ini akan mendapatkan 50% kesempatan gen keturunan yang
memiliki potensi berkembang menjadi MODY (The Global Diabetes Community,
2012). Berdasarkan ISPAD guidelines, salah satu gejala klinis MODY ditandai
dengan adanya hiperglikemia puasa ringan (5,5-8,5 mmol/L atau sekitar 98-153
mg/dL).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Studi UK menemukan bahwa pada orang Asia, kasus MODY sangat
jarang ditemukan, yaitu hanya 0,5% dari 4% populasi yang ada (Shields, 2010).
Dalam suatu studi kohort di India Selatan, prevalensi MODY pada 4056 pasien
adalah sebesar 4,8%. Dari sebuah survey di Inggris pada 112 responden pediatrik,
20 di antaranya menderita MODY (Ehtisham, 2004). Berdasarkan data tersebut,
MODY jarang ditemukan pada orang Asia, kecuali pada populasi India Selatan.
Penelitian Graham (2012) di Universitas Southern Georgia menggunakan
198 partisipan baik pria (74 responden) maupun wanita (124 responden) dengan
rata-rata usia 20,00 ± 1,86 tahun. Hasil dari penelitiannya menyatakan bahwa
12,6% partisipan (n=25, 10 partisipan pria dan 15 partisipan wanita) mengalami
peningkatan glukosa darah puasa. Hasil studi menyatakan bahwa hanya 5,4% pria
(n=4) memiliki lingkar pinggang ≥ 40,0 inci (≥ 100 cm) dan hanya 3.2% (n=4)
wanita yang memiliki lingkar pinggang ≥ 35 inci (≥ 89 cm). Pada pria, sebanyak
25% (n=1) mengalami peningkatan kadar glukosa puasa dan memiliki lingkar
pinggang ≥ 40 inci (≥ 100 cm), sedangkan pada wanita dengan peningkatan kadar
glukosa puasa, tidak ada yang memiliki lingkar pinggang ≥ 35 inci (≥ 89 cm).
Dengan rerata usia yang sama dan bahkan jumlah sampel yang lebih besar, hanya
sedikit responden yang memiliki peningkatan lingkar pinggang dengan
peningkatan kadar glukosa darah puasa. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada
usia mahasiswa (rata-rata usia 20 tahun) jarang ditemukan adanya peningkatan
lingkar pinggang yang diikuti dengan peningkatan kadar glukosa darah. Hal ini
sesuai dengan hasil penelitian ini, di mana dalam penelitian ini digunakan 128
responden yang terdiri dari 69 wanita dan 59 pria dengan rerata usia pria 20 tahun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
dan wanita 21 tahun yang menghasilkan tidak adanya perbedaan yang signifikan
kadar glukosa darah pada kedua kelompok lingkar pinggang dan rasio lingkar
pinggang-panggul, serta tidak adanya korelasi antara lingkar pinggang dan lingkar
pinggang-panggul terhadap kadar glukosa darah puasa baik pada pria maupun
wanita.
Menurut Garber (2008), prevalensi diabetes di Amerika Serikat adalah
24,1 juta orang; sedangkan prevalensi pre-diabetes adalah 57 juta orang (hampir
dua kali dari diabetes). Menurut NHANES (2007), prevalensi diabetes dan
Toleransi Glukosa Terganggu (TGT) pada orang dewasa di Singapura adalah 9%
dan 15%. Prevalensi nasional toleransi glukosa terganggu berdasarkan hasil
pengukuran gula darah pada penduduk umur > 15 tahun, bertempat tinggal di
perkotaan adalah 10,2% (RISKESDAS 2007). Berdasarkan penelitian Soewondo
dan Pramono (2011) di Indonesia, prevalensi TGT pada usia 18-27 tahun dengan
jumlah sampel 5206 responden, ditemukan prevalensi sebesar 16% dari jumlah
responden 301 orang (p = 0,000). Penelitian Alattar (2012) pada subjek dengan
usia 17-24 tahun di Kuwait, dari 155 subjek penelitian ditemukan 32% mengalami
impaired glucose regulation. Menurut Salford Diabetes Care, impaired glucose
regulation merupakan kondisi di mana dapat terjadi toleransi glukosa terganggu
(impaired glucose tolerance) dan glikemia puasa terganggu (impaired fasting
glycaemia).
Berdasarkan data TGT tersebut, terdapat kemungkinan pre-diabetes
(toleransi glukosa terganggu) pada range usia 17-24 tahun. Pada penelitian ini,
tidak dilakukan Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO) dan hanya dilakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
pemeriksaan kadar glukosa darah puasa pada responden, sehingga tidak diketahui
apakah responden mengalami TGT atau tidak. Hal tersebut yang menjadi
kelemahan dalam penelitian ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul memiliki korelasi
positif yang tidak bermakna dengan kekuatan korelasi sangat lemah terhadap
kadar glukosa darah puasa pada mahasiswa dan mahasiswi kampus III Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
B. Saran
1. Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan kelompok usia yang
berbeda dan dengan memperluas jumlah sampel yaitu di populasi masyarakat
Yogyakarta.
2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan pemeriksaan TTGO.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
63
Daftar Pustaka
Adam, J.M.F., 2006, Obesitas dan Sindroma Metabolik, Bandung, pp. 1-8.
Alattar, A., Al-Majed, Hana, Almuaili, T., Almutairi, O., Shaghouli, A., Altorah,W., 2012, Prevalence of Impaired Glucose Regulation in AsymptomaticKuwaiti Young Adults, Med Princ Pract 2012, 21, pp: 52-53.
Al-khazrajy, Lujain Anwar, Yosif Abdul Raheem, dan Yossra Khalaf Hanoon,2010, Sex Differences in the Impact of Body Mass Index (BMI) andWaist/Hip (W/H) Ratio on Patients with Metabolic Risk Factors inBaghdad, Global Journal of Health Science, 2 (2), pp. 162.
Appel, S., Jones, E., dan Kennedy-Malone, L., 2004, Central Obesity and TheMetabolic Syndrome: Implications for Primary Care Providers, Journal ofthe American Academy of Nurse Practitioners, 16(8), pp: 338.
Bringham and Women’s Hospital, 2012, Bigger Waist Tied to Increased Risk ofDiabetes, A Teaching Affiliate of Harvard Medical School,http://healthlibrary.brighamandwomens.org/RelatedItems/6,665409,diakses tanggal 12 Mei 2012.
Canadian Guidelines for Body Weight Classification in Adults, 2003, HealthCanada Publications Centre, Canada, pp: 15
Cartier, Amelie, 2010, The Inflammatory Profile Associated with AbdominalObesity, CMR journal, 3(2), pp: 15-16.
Chan, dkk., 2003, Waist Circumference, Waist-to-hip Ratio and Body MassIndex as Predictors of Adipose Tissue Compartments in Men, Q J Med2003, 96, pp: 445.
Chehrei, A., Sadrnia, S., Keshteli, A., Daneshmand, A., Rezaei, J., 2007,Correlation of Dyslipidemia with Waist to Height Ratio, WaistCircumference, and Body Mass Index in Iranian Adults, Asia Pac J ClinNutr 2007; 16 (2), pp: 250.
Chukwunonso, E., Ifeoma, I., 2012, Obesity in Young-adult Nigerians: Variationsin Prevalence Determined by Anthropometry and Bioelectrical ImpedanceAnalysis, and The Development of % Body Fat Prediction Equations,International Archives of Medicine, 5 (22), pp: 1.
Cogill, B., 2003, Anthropometric Indicators Measurement Guide, Food andNutrition Technical Assistance Project, Washington, D.C., pp. 9, 72-73.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Dahlan, M. Sopiyudin, 2012, Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan,Deskriptif, Bivariat, dan Multivariat Dilengkapi Aplikasi denganMenggunakan SPSS, Edisi 5, Salemba Medika, Jakarta, pp: 62-75, 170-175
Dalton, M., Cameron, A.J., Zimmet, P.Z., Shaw, J.E., Jolley, D., Dunstan, D.W.,et al., 2003, Waist Circumference, Waist-Hip Ratio and Body Mass Indexand Their Correlation With Cardiovascular Disease Risk Factors inAustralian Adults, Journal of Internal Medicine, 254, 556, 560.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2008, Pedoman PengendalianDiabetes Melitus dan Penyakit Metabolik, Direktorat PengendalianPenyakit Tidak Menular, Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit danPenyehatan Lingkungan, pp: 13.
Despres, J., Lemieux, I., 2006, Abdominal Obesity and Metabolic Syndrome,Nature, 444, pp: 881-882.
Dev, Nirmitha and Sara Rani Marcus, 2012, High Sensitive C-reactive Protein,An Independent and Early Novel Inflammatory Marker in Healthy ObeseWomen, Biomedical Research 2012; 23 (1), pp: 75-76.
Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik, 2011, Uji Fungsi Alat Kimia Klinisdan Hematologi, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, pp. 2.
Dobbelsteyn, dkk., 2001, A Comparative Evaluation of Waist Circumference,Waist-to-Hip Ratio and Body Mass Index as Indicators of CardiovascularRisk Factors, The Canadian Heart Health Survey, International Journal ofObesity, 25(5), pp. 652-661.
Dugdale, 2011, Glucose Test-Blood,http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/003482.htm, U.SNational Library of Medicine, NIH, diakses tanggal 10 Mei 2012.
Edmundson, Ann, 2012, Type 2 Diabetes Risk Factors,http://diabetes.webmd.com/guide/risk-diabetes, diakses tanggal 7 Desember2012.
Ehtisham, S., Hattersley, A.T., Dunger, D.B., Barrett, T.G., 2004, First UKSurvey of Paediatric Type 2 Diabetes and MODY, Arch Dis Child, 89, pp:526-527.
Eid, W.E, 2011, Obesity and Type 2 Diabetes Mellitus in South Dakota: FocusedInsight Into Prevalence, Physiology and Treatment, South DakotaMedicine, pp: 69.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
El Hafez, F., Hadhoud, K., Saad, M., Salem, H., 2011, Waist Circumference inMetabolic Syndrome in The Egyption Population, Journal of AmericanScience, 7 (12), pp: 1261.
Esmaillzadeh, A., Mirmiran, P., Azizi, F., 2004, Waist-to-hip Ratio is a BetterScreening Measure for Cardiovascular Risk Factors than OtherAnthropometric Indicators in Tehranian Adult Men, International Journalof Obesity, 28, pp. 1328.
Garber AJ, Handelsman Y, Einhorn D, Bergman DA, Bloomgarden Z, Fonseca V,et al., 2008, Diagnosis and Management of Prediabetes in the Continuum ofHyperglycemia—When Do the Risks of Diabetes Begin? A ConsensusStatement from the American College of Endocrinology and the AmericanAssociation of Clinical Endocrinologists, Endocr Pract.,14(7), pp: 933-46.
Graham, Elizabeth, 2011, The Prevalence of Impaired Type 2 Fasting BloodGlucose Concentrations among College-aged Individuals, Thesis, 33,Georgia Southern University, Georgia.
Gupta, R., Rastogi, P., Sarna, M., Gupta, VP., Sharma, SK., Kothari, K., 2007,Body-Mass Index, Waist-Size, Waist-Hip Ratio and Cardiovascular RiskFactors in Urban Subjects, J Assoc Physicians India 2007; 55, pp: 623-625.
Hollmann, M., Runnebaum, B., & Gerhard, I.,1997, Impact of waist–hip-ratio andbody-mass-index on hormonal and metabolic parameters in young, obesewomen, International Journal of Obesity, 21, pp. 476–483.
Humayun, Anjum, Shah, Arbab Sher, 2010, Comparison of Body Mass Index andWaist Circumference in Predicting Incident Diabetes, Pak J Physiol 2010,6(1), pp.48.
Hussain, A., Hydrie, M.Z.I., Clausen, B., Asghar, S., 2011, Type 2 Diabetes andObesity: A Review, Journal of Diabetology 2010; 2, pp 1-4.
Huxley, R., Mendis, S., Zheleznyakov, E., Reddy, S., dan Chan, J., 2010, BodyMass Index, Waist Circumference and Waist:Hip Ratio as Predictors ofCardiovascular Risk – A Review of the Literature, European Journal ofClinical Nutrition, 64, 16-20.
Hwang, M., Chung, W., Gallagher, D., Kim, D., Shin, H., Song, M., 2008, HowUseful is Waist Circumference for Assessment of Abdominal Obesity inKorean Pre-menopausal Women during Weight-loss?, Asia Pac J ClinNutr, 17(2), pp: 232.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
International Chair on Cardiometabolic Risk, 2011, WHR, Health Risk, and Intra-abdominal Fat, http://www.myhealthywaist.org/evaluating-cmr/clinical-tools/waist-to-hip-ratio/page/2/index.html#EbookPage, diakses tanggal10 Mei 2012.
International Diabetes Federation, 2006, Metabolic Syndrome, The IDFConsensus Worldwide Definition of The Metabolic Syndrome, Belgium,pp. 10.
ISPAD guidelines, 2012, Making a Diagnosis of Monogenic Diabetes,http://www.diabetesgenes.org/content/making-diagnosis-mody, diaksestanggal 13 Januari 2013.
Jenkins, G., 2011, Health Tools : Waist-to-Hip Ratio,http://www.bbc.co.uk/health/tools/hip_to_waist/hip_to_waist.shtml,diakses tanggal 9 Mei, 2012.
Kato, M., Takahaski, Y., Inoue, M., Tsugane, S., Kadowaki, T., Noda, M., 2008,Comparisons between Anthropometric Indices for Predicting TheMetabolic Syndrome in Japanese, Asia Pac J Clin Nutr, 17(2), pp: 226.
Katzmarzyk, P., Janssen, I., Ross, R., Church, T., Blair, S., 2006, The Importanceof Waist Circumference in The Definition of Metabolic Syndrome,Diabetes Care, 29 (2), pp: 407.
Klein, S., Allison, D., Heymsfield, S., Kelley, D., Leibel, R., Nonas, C., et al.,2007, Waist Circumference and Cardiometabolic Risk: A ConsensusStatement from Shaping America’s Health: Association for WeightManagement and Obesity Prevention; NAASO, The Obesity Society;The American Society for Nutrition; and The American DiabetesAssociation, AM J Clin Nutr 2007; 85, pp: 1199.
de Koning, L., Merchant, A.T., Pogue, J., dan Anand, S.S., 2007, WaistCircumference and Waist-to-Hip Ratio As Predictors of CardiovascularEvents: Meta-Regression Analysis of Prospective Studies, European HeartJournal, 28, 850-854.
Kopelman P., 2000, Obesity as a medical problem, Nature, 404, 2000, pp. 636.
Lee, M., Wu, Y., Fried, S., 2012, Adipose Tissue Heterogeneity: Implication ofDepot Differences in Adipose Tissue for Obesity Complications, Review,Elsevier, United States.
Lipoeto, N.I., Yerizel, E., Edward, E.Y.Z., dan Widuri, I., 2007, Hubungan AntaraNilai Antropometri dengan Kadar Glukosa Darah, Skripsi, 7-11, FakultasKedokteran Universitas Andalas, Sumatra Barat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Liu, Y., Tong, G., Tong, W., Lu, L., dan Qin, X., 2011, Can Body Mass Index,Waist Circumference, Waist-Hip Ratio and Waist-Height Ratio Predict ThePresence of Multiple Metabolic Risk Factors in Chinese Subjects?, BMCPublic Health, 11, 1-5.
Look For Diagnosis, 2009, Abdominal Fat (Adipose Tissue, Abdominal),http://www.lookfordiagnosis.com/mesh_info.php?term=Abdominal+Fat&lang=1, diakses tanggal 25 Desember 2012.
Marjani, Abdoljalal, Waist Circumference, Body Mass Index, Hip Circumferenceand Waist-To-Hip Ratio in Type 2 Diabetes Patients in Gorgan, Iran, ,Journal of Clinical and Diagnostic Research, 5(2), pp. 202.
Massage, L., 2006, The Metabolic Syndrome, Body Metabolism Institute,Australia, pp: 1.
McKinley Health Center, 2006, Waist Circumference, University of Illinois atUrbana-Champaign, pp.1.
Mukhopadhyay, Ashish, Bhadra, Mithu, and Bose, Kaushik, 2005, HumanObesity : A Major Health Burden, Human Ecology Special Issues, 13,pp. 2.
National Cholesterol Education Program (NCEP), 2002, Third Report of TheNational Cholesterol Education Program (NCEP) Expert Panel onDetection, Evaluation, and Treatment of High Blood Cholesterol in Adults(Adult Treatment Panel III), Final Report, NIH, pp: 27.
National Health and Nutrition Examination Survey, 2007, AnthropometryProcedures Manual, CDC, USA, pp. 1-1 – 1-3.
National Heart, Lung, and Blood Institute Obesity Education Initiative, 2000, ThePractical Guide: Identification, Evaluation, and Treatment of Overweightand Obesity in Adults, National Institutes of Health, USA, pp. 9, 13.
National Health Survey Data, 2008, Trends in Weight Gain by Age, Obesity inAustralia, pp: 10.
National Institutes of Health, 2012, Glucose test-blood, 2012, Medline Plus, AService of The U.S. National Library of Medicine,http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/003482.htm, diaksestanggal 1 November 2012.
National Obesity Forum, 2006, Waist Circumference,http://www.nationalobesityforum.org.uk/healthcare-professionals-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
mainmenu-155/assessment-mainmenu-168/171-waist-circumference.html,diakses tanggal 10 November 2012.
NHLBI, 2012, According to Waist Circumference, Guidelines on Overweight andObesity: Electronic Textbook, http://www.nhlbi.nih.gov/guidelines/obesity/e_txtbk/txgd/4142.htm, diakses tanggal 1 November 2012.
Notoatmodjo, S., 2002, Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta,pp. 89, 145-148.
Ohnishi, Saitoh, Takagi, Katoh, Chiba, Akasaka et al., 2006, Incidence of Type 2Diabetes in Individuals With Central Obesity in a Rural JapanesePopulation, Diabetes Care, 29 (5), pp: 1128.
Patil, S., Sukumaran, S., Bhate, A., Mukherji, A., dan Chandrakar, S., 2012,Correlation of Blood Sugar with Waist Circumference and Body MassIndex in an Indian Population, Global Journal of Pharmacology, 6 (1), pp:10.
Pinkney J., 2002, Prevention and Cure of Type 2 Diabetes, BMJ 2002, 325, pp:232–3.
Pongsatha, S., Morakot, N., Sangchun, K., Chaovisitsaree, S., 2012, CorrelationBetween Waist Circumference and Other Factors in Menopausal Women inThailand, Menopause Clinic, Health, 4 (2012), pp. 62-63.
Ramachandran, A., Snehalatha, C., Shetty, A.S., Nanditha, A., 2012, Trends inPrevalence of Diabetes in Asian Countries, World J Diabetes, 3 (6), pp:112.
Riskesdas, 2007, Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar, Badan Penelitian danPengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,Jakarta.
Riskesdas, 2007, Tahun 2030 Prevalensi Diabetes Melitus di Indonesia Mencapai21,3 Juta Orang, http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/414-tahun-2030-prevalensi-diabetes-melitus-di-indonesia-mencapai-213-juta-orang.html, diakses tanggal 13 Desember 2012.
Rodrigues, L., 2011, What Do Men Really Look for in Women?,http://www.learnbodylanguage.org/body_language_courting.html, diaksespada 10 Mei 2012.
Rossner, S. ,2002, Obesity: the disease of the 21st century, International Journalof Obesity, 26, pp. 2-4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Salford Diabetes Care, 2012, What is Impaired Glucose Regulation?,http://www.salforddiabetescare.co.uk/index2.php?nav_id=461, diaksestanggal 14 Desember 2012.
Sastroasmoro, S. dan Ismael, S., 2010, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis,Sagung Seto, Jakarta, pp. 88.
Seidell, J., Perusse, J., Bouchard, C., 2001, Waist and Hip Circumferences HaveIndependent and Opposite Effects on Cardiovascular Disease Risk Factors:The Quebec Family Study, Am J Clin Nutr 2001, 74, pp: 315.
Shah A., Bhandary S., Malik SL, Risal P., Koju R., 2009, Waist Circumferenceand Waist-hip Ratio as Predictors of Type 2 Diabetes Mellitus in theNepalese Population of Kavre District, Nepal Medical College Journal :NCMJ 2009, 11(4), pp: 261-267.
Shen, W., Punyanitya, M., Chen, J., Gallagher, D., Jeanine, A., Pi-Sunyer, X., etal., 2006, Waist Circumference Correlates with Metabolic SyndromeIndicators Better than Percentage Fat, Obesity, 14(4), pp: 732.
Shields, B.M., Hicks, S., Shepherd, M.H., Colclough, K., Hattersley, A.T., Ellard,S., 2010, Maturity-Onset Diabetes of The Young (MODY): How ManyCases are We Missing?, Diabetologia, pp: 2507.
Shirey, Katherine, 2011, Comparisons of Waist Circumference,Waist-to-hipRatio, and Body Mass Index and Their Associations with Type 2 Diabetesin Rural and Urban India, Thesis, University of Maryland, pp: 37.
Singh, Sunita, 2011, The Genetics of Type 2 Diabetes Mellitus: A Review,Journal of Scientific Research, 55, pp: 36.
Soetiarto, F., Roselinda, dan Suhardi, 2010, Hubungan Diabetes Mellitus DenganObesitas Berdasarkan Indeks Massa Tubuh dan Lingkar Pinggang DataRiskesdas 2007, Laporan Penelitian, Pusat Penelitian dan PengembanganBiomedis dan Farmasi, Jakarta.
Soewondo, P. dan Pramono, L.A., 2011, Prevalence, Characteristics, andPredictors of Pre-diabetes in Indonesia, Med J Indones 2011, 20 (4), pp:283-285.
Spiegel, M. dan Stephens, L., 2007, Statistik, edisi ketiga, diterjemahkan olehKastawan, W. dan Harmein, I., 150, Erlangga, Jakarta.
Sudoyo cit Ashary, Rizki, 2010, Hubungan Obesitas dengan Kadar Glukosa Darahpada Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Aren Jaya Bekasi PeriodeJanuari-Agustus 2010, Thesis, Universitas Pembangunan Nasional Veteran,Jakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
The Australian Handbook for General Practitioners, 2007, Diabetes, pp: 5-6.
The Global Diabetes Community, 2010, What Affects Blood Sugar Levels,http://www.diabetes.co.uk/blood-glucose/what-affects-blood-glucose-levels.html, diakses tanggal 12 November 2012.
The Global Diabetes Community, 2012, Diabetes MODY,http://www.diabetes.co.uk/diabetes_mody.html, diakses tanggal 6Desember 2012.
Thevenod, Frank, 2008, Pathophysiology of Diabetes Mellitus Type 2: Roles ofObesity, Insulin Resistance and β-Cell Disfunction, Diabetes and Cancer,Epidemiological Evidence and Molecular Links, Front Diabetes, 19, pp: 2-6.
Vazquez et al., 2007, Comparison of Body Mass Index, Waist Circumference, andWaist/Hip Ratio in Predicting Incident Diabetes: A Meta-Analysis,Epidemiologic Reviews, pp. 115-116.
Virtual Medical Centre, 2009, Assessing Central Obesity: Waist to Hip Ratio,http://www.virtualmedicalcentre.com/health-investigation/assessing-central-obesity-waist-to-hip-ratio/73, diakses tanggal 25 Desember 2012.
Virtual Medical Centre, 2012, Diabetes Mellitus Type 2 (non-insulin dependent,mature age onset),http://www.virtualmedicalcentre.com/diseases/diabetes-mellitus-type-2-non-insulin-dependent-mature-age-onset/826 , diakses tanggal 9 Desember2012.
Wang, Z. dan Hoy, W.E., 2004, Waist Circumference, Body Mass Index, HipCircumference and Waist-to-Hip Ratio as Predictors of CardiovascularDisease in Aboriginal People, European Journal of Clinical Nutrition, 58,888-893.
Wajchenberg, L. B., 2000, Subcutaneous and Visceral Adipose Tissue: TheirRelation to the Metabolic Syndrome, Endocrine Reviews, 21(6), 697–738.
Wild, S., Gojka, R., Green, A., Sicree, R., and King, H., 2004, Global Prevalenceof Diabetes, Diabetes Care, 27 (5), pp: 1047, 1049.
World Health Organization, 2008, Waist Circumference and Waist-Hip Ratio:Report of A WHO Expert Consultation, WHO, Geneva, pp. 5-15, 20, 27.
Zhu, et al., 2002, Waist Circumference and Obesity-associated Risk FactorsAmong Whites in the Third National Health and Nutrition ExaminationSurvey: Clinical Action Thresholds, Am J Clin Nutr 2002, 76, pp. 743.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
71
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Lampiran 2. Ethical Clearance
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Lampiran 3. Informed Consent
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Lampiran 4. Surat Peminjaman Ruangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Lampiran 5. LeafletA. Halaman depan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
B. Halaman belakang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Lampiran 6. Kartu Pemeriksaan Responden
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Lampiran 7. Pengukuran Lingkar Pinggang, Lingkar Panggul danPengambilan Darah
Pengukuran Lingkar Pinggang (kiri) dan pengukuran lingkar panggul (kanan)
Pengambilan darah responden oleh praktisi Laboratorium Parahita
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Lampiran 8. Hasil Tes Laboratorium Parahita
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Lampiran 9. Analisis StatistikA. Normalitas Karakteristik Umur, Lingkar Pinggang, RLPP, dan KadarGlukosa Darah Puasa Responden Pria
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
UMUR RESPONDEN 59 100.0% 0 .0% 59 100.0%
Descriptives
Statistic Std. Error
UMUR RESPONDEN Mean 20.22 .198
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 19.82
Upper Bound 20.62
5% Trimmed Mean 20.21
Median 21.00
Variance 2.313
Std. Deviation 1.521
Minimum 17
Maximum 24
Range 7
Interquartile Range 2
Skewness -.204 .311
Kurtosis -.197 .613
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
UMUR RESPONDEN .221 59 .000 .925 59 .001
a. Lilliefors Significance Correction
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
LINGKAR PINGGANG 59 100.0% 0 .0% 59 100.0%
Descriptives
Statistic Std. Error
LINGKAR PINGGANG Mean 84.7493 2.13233
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 80.4810
Upper Bound 89.0176
5% Trimmed Mean 83.5291
Median 82.0300
Variance 268.263
Std. Deviation 1.63787E1
Minimum 59.63
Maximum 140.23
Range 80.60
Interquartile Range 21.34
Skewness 1.214 .311
Kurtosis 1.674 .613
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
LINGKAR PINGGANG .137 59 .008 .915 59 .001
a. Lilliefors Significance Correction
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
RASIO LINGKAR
PINGGANG-PANGGUL59 100.0% 0 .0% 59 100.0%
Descriptives
Statistic Std. Error
RASIO LINGKAR
PINGGANG-PANGGUL
Mean .8741 .00940
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound .8552
Upper Bound .8929
5% Trimmed Mean .8691
Median .8600
Variance .005
Std. Deviation .07223
Minimum .76
Maximum 1.07
Range .31
Interquartile Range .09
Skewness .980 .311
Kurtosis .567 .613
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
RASIO LINGKAR
PINGGANG-PANGGUL.122 59
.029.922 59 .001
a. Lilliefors Significance Correction
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
KADAR GLUKOSA DARAH
PUASA59 100.0% 0 .0% 59 100.0%
Descriptives
Statistic Std. Error
KADAR GLUKOSA DARAH
PUASA
Mean 80.3390 .85494
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 78.6276
Upper Bound 82.0503
5% Trimmed Mean 80.3032
Median 81.0000
Variance 43.124
Std. Deviation 6.56692
Minimum 64.00
Maximum 97.00
Range 33.00
Interquartile Range 9.00
Skewness .005 .311
Kurtosis .427 .613
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
KADAR GLUKOSA DARAH
PUASA.071 59
.200*
.984 59 .652
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
B. Normalitas Karakteristik Umur, Lingkar Pinggang, RLPP, dan KadarGlukosa Darah Puasa Responden Wanita
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
UMUR RESPONDEN 69 100.0% 0 .0% 69 100.0%
Descriptives
Statistic Std. Error
UMUR RESPONDEN Mean 19.75 .152
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 19.45
Upper Bound 20.06
5% Trimmed Mean 19.76
Median 20.00
Variance 1.600
Std. Deviation 1.265
Minimum 17
Maximum 22
Range 5
Interquartile Range 2
Skewness -.281 .289
Kurtosis -.727 .570
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
UMUR RESPONDEN .215 69 .000 .917 69 .000
a. Lilliefors Significance Correction
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
LINGKAR PINGGANG 69 100.0% 0 .0% 69 100.0%
Descriptives
Statistic Std. Error
LINGKAR PINGGANG Mean 74.1280 1.18487
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 71.7636
Upper Bound 76.4923
5% Trimmed Mean 73.7521
Median 71.9700
Variance 96.870
Std. Deviation 9.84224
Minimum 55.87
Maximum 102.10
Range 46.23
Interquartile Range 13.72
Skewness .576 .289
Kurtosis -.057 .570
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
LINGKAR PINGGANG .116 69 .023 .966 69 .061
a. Lilliefors Significance Correction
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
RASIO LINGKAR
PINGGANG-PANGGUL69 100.0% 0 .0% 69 100.0%
Descriptives
Statistic Std. Error
RASIO LINGKAR
PINGGANG-PANGGUL
Mean .7961 .00651
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound .7831
Upper Bound .8091
5% Trimmed Mean .7934
Median .7900
Variance .003
Std. Deviation .05405
Minimum .70
Maximum .96
Range .26
Interquartile Range .07
Skewness .732 .289
Kurtosis .661 .570
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
RASIO LINGKAR
PINGGANG-PANGGUL.091 69
.200*
.960 69 .026
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
KADAR GLUKOSA DARAH
PUASA69 100.0% 0 .0% 69 100.0%
Descriptives
Statistic Std. Error
KADAR GLUKOSA DARAH
PUASA
Mean 77.2319 .68293
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 75.8691
Upper Bound 78.5946
5% Trimmed Mean 77.2899
Median 77.0000
Variance 32.181
Std. Deviation 5.67281
Minimum 58.00
Maximum 92.00
Range 34.00
Interquartile Range 7.00
Skewness -.354 .289
Kurtosis 1.402 .570
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
KADAR GLUKOSA DARAH
PUASA.094 69
.200*
.977 69 .229
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
C. Grafik Distribusi Karakteristik Responden Pria
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
C. Grafik Distribusi Karakteristik Responden Wanita dan Pria
E. Uji Normalitas Kadar Glukosa Darah Puasa pada Kelompok Responden
Pria dengan Lingkar Pinggang < 90 cm dan Lingkar Pinggang ≥ 90 cm
Case Processing Summary
KLASIFI
KASI
LINGKA
R
PINGG
ANG
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
KADAR GLUKOSA DARAH
PUASA
<90 43 100.0% 0 .0% 43 100.0%
>=90 16 100.0% 0 .0% 16 100.0%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Descriptives
KLASIFIKASI LINGKAR PINGGANG Statistic Std. Error
KADAR GLUKOSA DARAH
PUASA
<90 Mean 80.0698 .82620
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 78.4024
Upper Bound 81.7371
5% Trimmed Mean 80.3398
Median 81.0000
Variance 29.352
Std. Deviation 5.41776
Minimum 64.00
Maximum 88.00
Range 24.00
Interquartile Range 8.00
Skewness -.653 .361
Kurtosis .383 .709
>=90 Mean 81.0625 2.28850
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 76.1847
Upper Bound 85.9403
5% Trimmed Mean 81.0694
Median 80.0000
Variance 83.796
Std. Deviation 9.15401
Minimum 65.00
Maximum 97.00
Range 32.00
Interquartile Range 12.75
Skewness .248 .564
Kurtosis -.593 1.091
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Tests of Normality
KLASIFI
KASI
LINGKA
R
PINGG
ANG
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
KADAR GLUKOSA DARAH
PUASA
<90 .124 43 .093 .957 43 .104
>=90 .131 16 .200* .970 16 .845
a. Lilliefors Significance
Correction
*. This is a lower bound of
the true significance.
F. Uji Normalitas Kadar Glukosa Darah Puasa pada Kelompok Responden
Wanita dengan Lingkar Pinggang < 80 cm dan Lingkar Pinggang ≥ 80 cm
Case Processing Summary
KLASIFI
KASI
LINGKA
R
PINGG
ANG
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
KADAR GLUKOSA DARAH
PUASA
<80 50 100.0% 0 .0% 50 100.0%
>=80 19 100.0% 0 .0% 19 100.0%
Descriptives
KLASIFIKASI LINGKAR PINGGANG Statistic Std. Error
KADAR GLUKOSA DARAH
PUASA
<80 Mean 76.9000 .67264
95% Confidence Interval for Lower Bound 75.5483
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Mean Upper Bound 78.2517
5% Trimmed Mean 76.8889
Median 77.5000
Variance 22.622
Std. Deviation 4.75631
Minimum 67.00
Maximum 87.00
Range 20.00
Interquartile Range 8.00
Skewness -.162 .337
Kurtosis -.611 .662
>=80 Mean 78.1053 1.76034
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 74.4069
Upper Bound 81.8036
5% Trimmed Mean 78.4503
Median 77.0000
Variance 58.877
Std. Deviation 7.67315
Minimum 58.00
Maximum 92.00
Range 34.00
Interquartile Range 8.00
Skewness -.705 .524
Kurtosis 1.948 1.014
Tests of Normality
KLASIFI
KASI
LINGKA
R
PINGG
ANG
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
KADAR GLUKOSA DARAH
PUASA
<80 .091 50 .200* .974 50 .340
>=80 .185 19 .086 .935 19 .218
a. Lilliefors Significance
Correction
*. This is a lower bound of
the true significance.
G. Uji Beda Independent T-test Kadar Glukosa Darah Puasa pada
Responden Pria dengan Pengelompokan Berdasarkan Lingkar Pinggang
Group Statistics
KLASIFIKASI
LINGKAR
PINGGANG N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
KADAR GLUKOSA DARAH
PUASA
<90 43 80.0698 5.41776 .82620
>=90 16 81.0625 9.15401 2.28850
Independent Samples Test
Levene's Test
for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Differenc
e
Std.
Error
Differen
ce
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
KADAR
GLUKOSA
DARAH
PUASA
Equal
variances
assumed
7.950 .007 -.513 57 .610 -.992731.9354
0-4.86830 2.88284
Equal
variances not
assumed
-.408 19.049
.688
-.992732.4330
7-6.08432 4.09886
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
H. Uji Beda Independent T-test Kadar Glukosa Darah Puasa pada Responden
Wanita dengan Pengelompokan Berdasarkan Lingkar Pinggang
Group Statistics
KLASIF
IKASI
LINGK
AR
PINGG
ANG N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
KADAR GLUKOSA DARAH
PUASA
<80 50 76.9000 4.75631 .67264
>=80 19 78.1053 7.67315 1.76034
Independent Samples Test
Levene's Test
for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std.
Error
Differen
ce
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
KADAR
GLUKOSA
DARAH
PUASA
Equal variances
assumed2.299
.134-.786 67 .435 -1.20526 1.53315 -4.26544 1.85491
Equal variances
not assumed-.640 23.456 .529 -1.20526 1.88448 -5.09941 2.68888
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
I. Uji Normalitas Kadar Glukosa Darah Puasa pada Kelompok Responden
Pria dengan RLPP < 0,90 dan RLPP ≥ 0,90
Case Processing Summary
KLASIFI
KASI
RLPP
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
KADAR GLUKOSA DARAH
PUASA
<0.9 43 100.0% 0 .0% 43 100.0%
>=0.9 16 100.0% 0 .0% 16 100.0%
Descriptives
KLASIFIKASI RLPP Statistic Std. Error
KADAR GLUKOSA DARAH
PUASA
<0.9 Mean 79.6977 .98355
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 77.7128
Upper Bound 81.6826
5% Trimmed Mean 79.7235
Median 80.0000
Variance 41.597
Std. Deviation 6.44957
Minimum 64.00
Maximum 97.00
Range 33.00
Interquartile Range 8.00
Skewness -.029 .361
Kurtosis .872 .709
>=0.9 Mean 82.0625 1.69428
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 78.4512
Upper Bound 85.6738
5% Trimmed Mean 81.9028
Median 83.0000
Variance 45.929
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Std. Deviation 6.77711
Minimum 71.00
Maximum 96.00
Range 25.00
Interquartile Range 10.50
Skewness .029 .564
Kurtosis -.287 1.091
Tests of Normality
KLASIFI
KASI
RLPP
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
KADAR GLUKOSA DARAH
PUASA
<0.9 .072 43 .200* .980 43 .664
>=0.9 .128 16 .200* .954 16 .558
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
J. Uji Normalitas Kadar Glukosa Darah Puasa pada Kelompok Responden
Wanita dengan RLPP < 0,85 dan RLPP ≥ 0,85
Case Processing Summary
KLASIFI
KASI
RLPP
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
KADAR GLUKOSA DARAH
PUASA
<0.85 59 100.0% 0 .0% 59 100.0%
>0.85 10 100.0% 0 .0% 10 100.0%
Descriptives
KLASIFIKASI RLPP Statistic Std. Error
KADAR GLUKOSA DARAH
PUASA
<0.85 Mean 76.9831 .77229
95% Confidence Interval for Lower Bound 75.4371
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Mean Upper Bound 78.5290
5% Trimmed Mean 77.0188
Median 77.0000
Variance 35.189
Std. Deviation 5.93206
Minimum 58.00
Maximum 92.00
Range 34.00
Interquartile Range 8.00
Skewness -.290 .311
Kurtosis 1.211 .613
>0.85 Mean 78.7000 1.16476
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 76.0651
Upper Bound 81.3349
5% Trimmed Mean 78.6667
Median 78.5000
Variance 13.567
Std. Deviation 3.68330
Minimum 73.00
Maximum 85.00
Range 12.00
Interquartile Range 5.75
Skewness .231 .687
Kurtosis -.482 1.334
Tests of Normality
KLASIFI
KASI
RLPP
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
KADAR GLUKOSA DARAH <0.85 .097 59 .200* .978 59 .369
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
PUASA >0.85 .078 10 .200* .990 10 .997
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
K. Uji Beda Independent T-test Kadar Glukosa Darah Puasa pada Responden
Pria dengan Pengelompokan Berdasarkan RLPP
Group Statistics
KLASIFI
KASI
RLPP N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
KADAR GLUKOSA DARAH
PUASA
<0.9 43 79.6977 6.44957 .98355
>=0.9 16 82.0625 6.77711 1.69428
Independent Samples Test
Levene's Test
for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Differen
ce
Std.
Error
Differen
ce
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
KADAR
GLUKOSA
DARAH
PUASA
Equal variances
assumed .167
.684
-1.235 57 .222
-
2.3648
3
1.9144
0-6.19835 1.46870
Equal variances
not assumed -1.207 25.768 .238
-
2.3648
3
1.9590
7-6.39351 1.66386
*. This is a lower bound of the true significance.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
L. Uji Beda Independent T-test Kadar Glukosa Darah Puasa pada Responden
Wanita dengan Pengelompokan Berdasarkan RLPP
Group Statistics
KLASIFI
KASI
RLPP N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
KADAR GLUKOSA DARAH
PUASA
<0.85 59 76.9831 5.93206 .77229
>0.85 10 78.7000 3.68330 1.16476
Independent Samples Test
Levene's Test
for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Differen
ce
Std.
Error
Differen
ce
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
KADAR
GLUKOSA
DARAH
PUASA
Equal variances
assumed 1.641
.205
-.884 67 .380
-
1.7169
5
1.9431
1-5.59542 2.16152
Equal variances
not assumed -1.22918.11
0.235
-
1.7169
5
1.3975
3-4.65178 1.21788
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
M. Uji Korelasi Spearman Lingkar Pinggang Terhadap Kadar Glukosadalam Darah Responden Pria
Correlations
LINGKAR
PINGGANG
KADAR
GLUKOSA
DARAH PUASA
Spearman's rho LINGKAR PINGGANG Correlation Coefficient 1.000 .034
Sig. (2-tailed) . .795
N 59 59
KADAR GLUKOSA DARAH
PUASA
Correlation Coefficient .034 1.000
Sig. (2-tailed) .795 .
N 59 59
N. Uji Korelasi Spearman Lingkar Pinggang Terhadap Kadar Glukosadalam Darah Responden Wanita
Correlations
LINGKAR
PINGGANG
KADAR
GLUKOSA
DARAH PUASA
Spearman's rho LINGKAR PINGGANG Correlation Coefficient 1.000 .102
Sig. (2-tailed) . .406
N 69 69
KADAR GLUKOSA DARAH
PUASA
Correlation Coefficient .102 1.000
Sig. (2-tailed) .406 .
N 69 69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
O. Uji Korelasi Spearman Rasio Lingkar Pinggang-Panggul Terhadap
Kadar Glukosa dalam Darah Responden Pria
Correlations
RASIO
LINGKAR
PINGGANG-
PANGGUL
KADAR
GLUKOSA
DARAH PUASA
Spearman's rho RASIO LINGKAR
PINGGANG-PANGGUL
Correlation Coefficient 1.000 .168
Sig. (2-tailed) . .204
N 59 59
KADAR GLUKOSA DARAH
PUASA
Correlation Coefficient .168 1.000
Sig. (2-tailed) .204 .
N 59 59
O. Uji Korelasi Spearman Rasio Lingkar Pinggang-Panggul Terhadap
Kadar Glukosa dalam Darah Responden Wanita
Correlations
RASIO
LINGKAR
PINGGANG-
PANGGUL
KADAR
GLUKOSA
DARAH PUASA
RASIO LINGKAR
PINGGANG-PANGGUL
Pearson Correlation 1 .014
Sig. (2-tailed) .909
N 69 69
KADAR GLUKOSA DARAH
PUASA
Pearson Correlation .014 1
Sig. (2-tailed) .909
N 69 69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
BIOGRAFI PENULIS
Penulis bernama lengkap Amelia Felicia Cornelius Putri,lahir di Cilacap tanggal 4 Januari 1992 dan merupakananak ketiga dari tiga bersaudara pasangan KonsyaekCornelius dan Sri Endah Yuniati. Pendidikan awalpenulis dimulai di TK Maria Immaculata Cilacap (1996-1997), SD Pius Cilacap (1997-2003), SMP Pius Cilacap(2003-2006) dan melanjutkan pendidikan menengah atasdi SMA Yos Sudarso Cilacap (2006-2009). Pada tahun2009 penulis melanjutkan pendidikan ke jenjangPerguruan Tinggi di Universitas Sanata DharmaYogyakarta, Fakultas Farmasi. Selama kuliah penulis
aktif sebagai pengurus organisasi di dalam universitas, yaitu Dewan PerwakilanMahasiswa Fakultas (DPMF) Farmasi periode 2010/2011, Penulis mengikutiPKM-M yang berjudul “Sosialisasi Upaya Pemanfaatan dan PembudidayaanBayam Merah beserta Pengolahannya di Dusun Buyutan, Kecamatan GedangSari, Gunung Kidul” dan PKM-K yang berjudul “BBM-AN dan PMP (BoluBayam Merah anti aNemia dan Puding Merah Putih) tahun 2012 yang didanaioleh DIKTI serta menjadi salah satu finalis dalam PIMNAS 2012. Penulis jugaaktif sebagai asisten praktikum Kimia Organik.Lampiran 1. Surat Izin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI