plagiat merupakan tindakan tidak terpuji · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu...

208
i PENGARUH DIMENSI RELIGIUS PENDIDIKAN TERHADAP MINAT BELAJAR SISWI KELAS XI SMA SANTA MARIA YOGYAKARTA TAHUN AKADEMIK 2014-2015 PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Oleh: Bonny Prima Saputra NIM: 111124027 PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: nguyentuong

Post on 28-Apr-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

i

PENGARUH DIMENSI RELIGIUS PENDIDIKAN

TERHADAP MINAT BELAJAR

SISWI KELAS XI SMA SANTA MARIA YOGYAKARTA

TAHUN AKADEMIK 2014-2015

PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik

Oleh:

Bonny Prima Saputra

NIM: 111124027

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN

KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2015

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Allah Bapa, Putera, dan Roh Kudus

Bunda Maria

Mama, Papa, dan Ade

Para pendidik sejak TK hingga SMA

Para dosen

Teman-teman dari masa sekolah hingga kuliah

dan semua yang peduli pada sekolah Katolik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

v

MOTTO

“Cukuplah kasih karuniaKu bagimu,

sebab justru dalam kelemahanlah kuasaKu menjadi sempurna” (2 Kor 12:9).

“Kita dipanggil bukan untuk sukses,

melainkan untuk setia” (Bunda Teresa dari Kalkuta).

Non scholae sed vitae discimus

Kita belajar bukan untuk sekolah melainkan untuk hidup

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

viii

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul PENGARUH DIMENSI RELIGIUS

PENDIDIKAN TERHADAP MINAT BELAJAR SISWI KELAS XI SMA

SANTA MARIA YOGYAKARTA TAHUN AKADEMIK 2014-2015

PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK. Penulis

memilih judul ini berdasarkan rasa keprihatinan akan sekolah Katolik dan mata

pelajaran PAK yang saat ini menghadapi tantangan di dunia pendidikan.

Tantangan tersebut antara lain: tuntutan dunia pendidikan yang mengutamakan

kesuksesan duniawi dan kesulitan dalam hal operasional. Di tengah tantangan

tersebut, sekolah Katolik diharapkan tetap pada ciri khas kekatolikannya sebab

sekolah Katolik adalah sarana Gereja untuk mendidik pribadi-pribadi. Mata

pelajaran PAK bagi sekolah Katolik juga penting, sebab mata pelajaran ini

adalah salah satu aspek Katolisitas, yaitu kerygma. Ciri khas kekatolikan di

sekolah Katolik menjadi salah satu daya yang dapat mempengaruhi minat

belajar pada pelajaran PAK. Pada kenyataannya, sekolah Katolik cenderung

melupakan ciri khasnya dan menomorduakan pelajaran PAK demi mengejar

tuntutan dunia pendidikan.

Masalah utama yang diangkat dalam skripsi ini adalah dimensi religius

pendidikan di SMA Santa Maria Yogyakarta dan pengaruhnya terhadap minat

belajar mata pelajaran PAK. Penulis menggunakan kajian pustaka untuk

menggali informasi tentang dimensi religius pendidikan, minat belajar, mata

pelajaran PAK, dan pengaruh dimensi religius pendidikan terhadap minat

belajar mata pelajaran PAK. Pada umumnya, dimensi religius pendidikan bagi

sekolah Katolik disebut katolisitas. Dimensi religius pendidikan tersebut dapat

menjadi stimulus dan sosio-kultur bagi minat belajar siswi pada mata pelajaran

PAK.

Karya tulis ini disusun menggunakan metode deskriptif analitis dengan

pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Penulis menjelaskan makna variabel-

variabel penelitian melalui kajian pustaka. Kemudian penulis mengadakan

penelitian dengan menggunakan angket dan kuesioner yang ditujukan kepada

siswi kelas XI serta wawancara dengan guru mata pelajaran PAK. Penelitian

dibahas berdasarkan jawaban yang diberikan responden dalam angket,

kuesioner, dan dikuatkan oleh hasil wawancara, serta dikaji berdasarkan kajian

pustaka.

Penulis melihat bahwa dimensi religius pendidikan di SMA Santa

Maria Yogyakarta sudah cukup dihayati dan mata pelajaran PAK cukup

diminati. Kendati demikian, warga SMA Santa Maria Yogyakarta masih perlu

meningkatkan penghayatan akan aspek koinonia dalam wujud kerjasama.

Pengaruh dimensi religius pendidikan di sekolah ini sebagai sosio-kultur, yaitu

keteladanan dari para guru dalam menghayati nilai-nilai Kristiani yang

dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari: yang dilakukan para guru sesuai

dengan yang diajarkan. Penulis mengusulkan camping rohani bagi siswi kelas

XI dan rekoleksi bagi pendidik sebagai upaya untuk meningkatkan

penghayatan dimensi religius pendidikan di sekolah ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

ix

ABSTRACT

This thesis entitled THE INFLUENCE OF DIMENSIONS

RELIGIOUS OF EDUCATION ON LEARNING INTEREST AT

ELEVENTH GRADE STUDENT SANTA MARIA YOGYAKARTA

SENIOR HIGH SCHOOL AT 2014-2015 ACADEMIC YEAR ON

CATHOLIC RELIGIOUS EDUCATION SUBJECT. The writer chose this title

based on a sense of concern for Catholic schools and subjects Catholic

Religious Education (CRE) which is currently facing challenges in the world of

education. Those challenges include: the demands of the world of education

that promotes worldly success and difficulties in operational terms. In the midst

of these challenges, the Catholic school is expected to remain catholicity as the

identity of the Catholic schools, because Catholic school is a mean of the

Church to educate persons. PAK subjects for Catholic schools is also

important, because these subjects is one aspect of catholicity, the kerygma. The

identity of catholicity in Catholic schools into one power that can affect

learning interest in CRE. In fact, Catholic schools tend to forget their identity

and subordinated CRE lessons in order to pursue the demands of the world of

education.

The main issue of this thesis is the religious dimension of education in

Santa Maria Yogyakarta Senior High Scholl and its influence on interest in

learning CRE subject. The writer uses literature review to collect information

on the religious dimension of education, interest in learning, CRE subjects, and

the influence of the religious dimension of education on interest to learn CRE.

In general, the religious dimension of education for Catholic schools called

catholicity. The religious dimension of education can be a stimulus and socio-

cultural interest in learning for students in CRE subjects.

This thesis was prepared using descriptive method with qualitative and

quantitative approach. The writer explains the meaning of the variables of

research through literature review. Then the writer conducted research using

questionnaires which is addressed to students of class XI and interviews with

CRE teacher. The research is based on the answers given in the questionnaire

respondents, and corroborated by the results of the interview, as well as

assessed by study of literature.

The authors noticed that the religious dimension of education in Santa

Maria Yogyakarta Senior High Scholl is enough, CRE subjects lived and quite

attractive. Nevertheless, the member of Santa Maria Yogyakarta Senior High

School still need to improve aspects of koinonia especially in the form of

cooperation. The influence of the religious dimension of education in this

school as a socio-cultural, that is exemplary of the teachers in living up to

Christian values are implemented in everyday life: teachers conducted in

accordance with the taught. The authors propose a spiritual camping for

students of class XI and recollections for the educators as an effort to increase

appreciation of the religious dimension of education in this school.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa atas rahmat kasih-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul PENGARUH

DIMENSI RELIGIUS PENDIDIKAN TERHADAP MINAT BELAJAR

SISWI KELAS XI SMA SANTA MARIA YOGYAKARTA TAHUN

AKADEMIK 2014-2015 PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN

AGAMA KATOLIK. Skripsi ini diajukan untuk memberikan sumbangan

pemikiran, gagasan, dan inspirasi bagi siapa pun yang memiliki kerinduan

terdalam akan dunia pendidikan, secara khusus sekolah Katolik.

Selama proses penyusunan skripsi ini, penulis mengalami

pendampingan, dukungan, motivasi, doa, dan perhatian; yang penulis yakini

sebagai uluran tangan Tuhan yang memampukan penulis bertahan hingga garis

akhir dengan setia. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih

dengan hati yang tulus kepada:

1. Drs. F.X. Heryatno Wono Wulung, S.J., M.Ed., selaku dosen pembimbing

utama, dosen pembimbing penelitian, dan Ketua Panitia Penguji yang

telah setia membimbing, mengarahkan, dan memotivasi penyusunan

skripsi ini dari awal hingga akhir.

2. Drs. L. Bambang Hendarto Y., M.Hum., selaku dosen pembimbing

akademik dan dosen penguji II yang telah meluangkan waktu untuk

mempelajari dan memberi masukan sehubungan dengan skripsi ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

xi

3. Dr. C. Putranto, S.J., selaku dosen penguji III yang telah meluangkan

waktu untuk mempelajari dan memberi masukan sehubungan dengan

skripsi ini.

4. Yoseph Kristianto, SFK., M.Pd., selaku Sekretaris Panitia Penguji yang

telah meluangkan waktu untuk memberikan masukan demi semakin

baiknya skripsi ini.

5. Para Dosen Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan

Agama Katolik, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta yang setia membagikan cinta kasih,

pengetahuan, dan pengorbanan selama penulis menjalani masa studi.

6. Staf dan karyawan Prodi IPPAK yang turut memberi perhatian dan

dukungan bagi penulis.

7. Sr. M. Ancilla, OSF selaku kepala SMA St. Maria Yogyakarta, ibu Th.

Heni Subekti selaku guru mata pelajaran PAK yang memberikan izin

kepada penulis untuk menjalankan penelitian dan berdinamika selama

beberapa saat di sekolah.

8. Bapak Herman Bedjo selaku pensiunan guru SMA Santa Maria

Yogyakarta yang telah memberikan banyak informasi.

9. Siswi kelas XI SMA Santa Maria Yogyakarta yang telah meluangkan

waktu untuk memberikan jawaban dan mencurahkan perasaan.

10. Mama, Papa, dan adik yang selalu mendukung, mendoakan dan berkorban

bagi penulis selama menjalani masa studi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ iv

MOTTO................................ .............................................................................. v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................... vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .............................................. vii

ABSTRAK........................... ............................................................................. viii

ABSTRACT ...................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR ........................................................................................ x

DAFTAR ISI .................................................................................................. xiii

DAFTAR SINGKATAN ............................................................................... xviii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

A. Latar Belakang Permasalahan ............................................................... 1

B. Rumusan Permasalahan ...................................................................... 5

C. Tujuan Penulisan .................................................................................. 6

D. Manfaat Penulisan ................................................................................ 6

E. Metode Penulisan ................................................................................. 7

F. Sistematika Penulisan .......................................................................... 7

BAB II DIMENSI RELIGIUS PENDIDIKAN

DAN MINAT BELAJAR MATA PELAJARAN

PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK .................................................... 9

A. Dimensi Religius Pendidikan ................................................................ 9

1. Pandangan Gereja terhadap Pendidikan ........................................... 9

2. Pengertian Dimensi Religius Pendidikan ...................................... 13

a. Pengertian Umum .................................................................. 13

b. Katolisitas sebagai Esensi

Dimensi Religius Pendidikan .................................................... 16

3. Aspek-aspek Dimensi Religius Pendidikan ................................... 21

a. Aspek Koinonia : Sekolah Mengembangkan Persekutuan ....... 24

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

xiv

b. Aspek Diakonia: Sekolah Memberikan Pelayanan

untuk Perkembangan Pribadi Siswa secara Penuh ..................... 26

c. Aspek Leiturgia: Sekolah Merayakan Iman

dan Sakramen ............................................................................... 29

d. Aspek Kerygma: Sekolah Mewartakan Kabar Gembira ............. 30

e. Aspek Marturia: Sekolah Mendorong Warganya

untuk Terlibat Memberi Kesaksian .............................................. 32

B. Minat Belajar ........................................................................................ 34

1. Pengertian Minat Belajar ................................................................. 34

2. Macam-macam Minat Belajar

dan Faktor yang Mempengaruhinya ................................................. 35

C. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik ........................................... 37

1. Hakikat PAK .................................................................................... 37

2. Tujuan PAK ...................................................................................... 38

a. Demi Terwujudnya Nilai-nilai Kerajaan Allah ........................... 39

b. Demi Kedewasaan Iman Kristiani ............................................... 41

c. DemiTerwujudnya Kebebasan Manusia ...................................... 42

3. Konteks PAK ..................................................................................... 43

D. Hubungan Antara Dimensi Religius Pendidikan

dengan Minat Belajar ........................................................................... 44

1. Dimensi religius Pendidikan sebagai Stimulus ................................ 44

2. Dimensi Religius Pendidikan sebagai Kultur ................................... 46

BAB III PENGARUH DIMENSI RELIGIUS PENDIDIKAN

TERHADAP MINAT BELAJAR SISWI KELAS XI

SMA SANTA MARIA YOGYAKARTA

PADA MATA PELAJARAN

PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK ................................................... 49

A. Gambaran Umum SMA Santa Maria Yogyakarta ............................... 50

1. Sejarah Singkat SMA Santa Maria Yogyakarta ............................... 50

2. Visi, Misi dan Tujuan SMA Santa Maria Yogyakarta ..................... 52

a. Visi Sekolah ................................................................................. 52

b. Misi Sekolah ................................................................................ 53

c. Tujuan Sekolah ............................................................................ 54

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

xv

3. Gambaran Keadaan Tenaga Pendidik dan Kependidikan

SMA Santa Maria Yogyakarta ......................................................... 57

4. Keadaan Siswi SMA Santa Maria Yogyakarta................................. 58

5. Lingkungan SMA Santa Maria Yogyakarta ..................................... 60

a. Lingkungan Fisik ........................................................................ 60

b. Lingkungan Sosial ....................................................................... 62

B. Penelitian Pengaruh Dimensi Religius Pendidikan terhadap

Minat Belajar Siswi Kelas XI SMA Santa Maria Yogyakarta

pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik ................................. 63

1. Latar Belakang Penelitian ................................................................. 63

2. Tujuan Penelitian .............................................................................. 66

3. Variabel Penelitian ........................................................................... 67

4. Populasi, Responden dan Sampel Penelitian .................................... 67

5. Instrumen Penelitian ......................................................................... 69

6. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................... 71

7. Definisi Konseptual dan Definisi Operasional .................................. 71

8. Kisi-kisi Angket, Kuesioner Terbuka dan Wawancara .................... 71

a. Kisi-kisi Angket ........................................................................... 71

b. Kisi-kisi Kuesioner Terbuka ........................................................ 75

c. Kiki-kisi Wawancara dengan Guru Mata Pelajaran PAK ........... 77

C. Laporan Hasil Penelitian Pengaruh Dimensi Religius Pendidikan

terhadap Minat Belajar Siswi Kelas XI

SMA Santa Maria Yogyakarta pada Mata Pelajaran

Pendidikan Agama Katolik ................................................................... 78

1. Laporan Hasil Angket ....................................................................... 79

2. Laporan hasil Kuesioner Terbuka..................................................... 94

3. Laporan Hasil Wawancara

dengan Guru Mata Pelajaran PAK ................................................. 100

D. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................. 104

1. Tingkat Penghayatan Katolisitas

sebagai Dimensi Religius Pendidikan oleh Guru, Karyawan,

dan Siswi SMA Santa Maria Yogyakarta ....................................... 104

a. Aspek Koinonia ......................................................................... 104

b. Aspek Diakonia ......................................................................... 110

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

xvi

c. Aspek Leiturgia ......................................................................... 115

d. Aspek Kerygma .......................................................................... 118

e. Aspek Marturia .......................................................................... 121

2. Pengaruh Dimensi religius Pendidikan terhadap Minat Belajar

PAK Siswi Kelas XI SMA Santa Maria Yogyakarta ..................... 125

a. Dimensi Religius Pendidikan sebagai Stimulus ........................ 125

b. Dimensi Religius Pendidikan sebagai Kultur ............................ 129

3. Faktor Pendukung dan Penghambat Minat Belajar PAK

Siswi Kelas XI SMA Santa Maria Yogyakarta .............................. 131

a. Faktor Pendukung dari Dalam dan Luar Diri Siswi ................... 132

b. Faktor Penghambat dari Dalam dan Luar Diri Siswi ................. 135

E. Kesimpulan Hasil Penelitian .............................................................. 138

BAB IV UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN

DIMENSI RELIGIUS PENDIDIKAN

DI SMA SANTA MARIA YOGYAKARTA ..................................... 139

A. Urgensi Kerjasama antara Pendidik dan Peserta Didik

dalam Mengupayakan Dimensi Religius Pendidikan ........................ 140

1. Pemimpin Sekolah dan Guru sebagai Pendidik ............................. 142

2. Peserta Didik ................................................................................. 144

3. Kerjasama Pendidik dan Peserta Didik ......................................... 144

B. Upaya Meningkatkan Kerjasama Pendidik dan Peserta Didik

dalam Rangka Meningkatkan Penghayatan

Dimensi Religius Pendidikan di SMA Santa Maria Yogyakarta ....... 146

1. Alasan Pemilihan Upaya ................................................................ 146

2. Camping Rohani ............................................................................. 148

a. Tujuan Kegiatan ......................................................................... 148

b. Waktu, Tempat dan Peserta ....................................................... 148

3. Rekoleksi untuk Pendidik ............................................................... 150

a. Tujuan Umum Rekoleksi ........................................................... 150

b. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Rekoleksi ............................... 151

C. Usulan Program Camping Rohani

dan Rekoleksi untuk Pendidik ............................................................ 151

1. Camping Rohani ............................................................................. 151

a. Latar Belakang Program ............................................................ 151

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

xvii

b. Tema dan Tujuan Camping Rohani ........................................... 152

c. Jadwal Acara ............................................................................... 153

d. Contoh Satuan Persiapan Sesi-sesi

dalam Camping Rohani ............................................................. 156

2. Rekoleksi untuk Pendidik ............................................................... 161

a. Latar Belakang Program ............................................................ 161

b. Tema dan Tujuan Rekoleksi untuk pendidik ............................. 162

c. Jadwal Acara .............................................................................. 163

d. Contoh Satuan Persiapan Rekoleksi untuk Pendidik ................. 163

BAB V PENUTUP ......................................................................................... 168

A. Kesimpulan ....................................................................................... 168

B. Saran ................................................................................................. 170

1. Bagi Pendidik di SMA Santa MariaYogyakarta .......................... 170

2. Bagi Peserta Didik SMA Santa Maria Yogyakarta ...................... 171

3. Bagi Program Studi IPPAK

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta ...................................... 172

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 173

LAMPIRAN

Lampiran 1: Surat Permohonan Izin Penelitian ....................................... (1)

Lampiran 2: Surat Keterangan Selesai Penelitian ................................... (2)

Lampiran 3: Angket dan Kuesioner Terbuka .......................................... (3)

Lampiran 4: Contoh Jawaban Responden ............................................... (9)

Lampiran 5: Transkrip Hasil Wawancara Guru PAK............................ (15)

Lampiran 6: Daftar Nama Guru SMA Santa Maria Yogyakarta ........... (16)

Lampiran 7: Keadaan Siswi Tahun Akademik 2014-2015.................... (17)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

xviii

DAFTAR SINGKATAN

A. Singkatan Teks Kitab Suci

Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Kitab Suci

Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru yang diselenggarakan oleh Lembaga

Alkitab Indonesia.

Ef : Efesus

Kej : Kejadian

Kis : Kisah Para Rasul

1 Kor : 1 Korintus

B. Singkatan Dokumen Gereja

GE : Gravissimum Educationis

Dekrit Konsili Vatikan II tentang Pendidikan Kristen

tanggal 28 Oktober 1965

GS : Gaudium et Spes

Konstitusi Pastoral Konsili Vatikan II tentang Tugas

Gereja di dalam Dunia Modern, tanggal 7 Desember 1965

SC : Sacrosanctum Concilium

Konstitusi KonsiliVatikan II tentang Liturgi Suci

tanggal 4 Desember 1963

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

xix

C. Singkatan Lain

art. : artikel

IPPAK : Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik

KTSP : Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KWI-MNPK : Konferensi Wali Gereja Indonesia Majelis Nasional

Pendidikan Katolik

PAK : Pendidikan Agama Katolik

SMA : Sekolah Menengah Atas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Permasalahan

Pendidikan dapat dikatakan sebagai usaha bersama dalam proses

terpadu-terorganisir untuk membantu manusia mengembangkan diri dan

mempersiapkan diri guna mengambil tempat semestinya dalam pengembangan

masyarakat dan dirinya di hadapan Sang Pencipta (Mardiatmadja dalam

Adisusanto, 1995: 21). Berdasarkan pengertian tersebut, pendidikan tidak dapat

dilepaskan dari individu-individu yang berperan. Mereka bekerjasama secara

terpadu dan terorganisir dalam sebuah lembaga tertentu (misalnya sekolah)

dengan sebuah tujuan bersama, yaitu perkembangan peserta didik yang mandiri

serta terlibat bagi masyarakat dan mengarahkan peserta didik secara spiritual.

Sejalan dengan pengertian di atas, Gereja memandang positif

pendidikan. Pandangan positif Gereja terhadap pendidikan dinyatakan oleh

Konsili Suci melalui dokumen Gravissimum Educationis (GE). Gereja, melalui

dokumen tersebut, melihat tujuan utama pendidikan adalah mencapai

pembinaan pribadi manusia dalam perspektif tujuan terakhirnya demi

kesejahteraan kelompok-kelompok masyarakat, mengingat bahwa manusia

termasuk anggotanya dan bila sudah dewasa ikut berperan menunaikan tugas

kewajibannya (GE, art. 1). Pendidikan menjadi sarana untuk membentuk

pribadi manusia yang sadar akan martabatnya sebagai makhluk ciptaan Tuhan

yang terus menerus berkembang sehingga mencapai kedewasaan penuh dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

2

matang dalam hubungan personal dengan Sang Pencipta serta diwujudnyatakan

melalui relasi dengan sesamanya.

Pentingnya pendidikan ini mendorong Gereja untuk mengusahakan

sarana yang tepat untuk pendidikan, yaitu sekolah. Kehadiran Gereja di dunia

persekolahan secara khas nampak melalui sekolah Katolik (GE, art. 8). Sekolah

Katolik tidak berbeda dengan sekolah lainnya. Hal yang menjadi ciri khas dari

sekolah Katolik adalah adanya dimensi religius pendidikan (KWI-MNPK,

1991: 81). Dimensi religius pendidikan bagi sekolah Katolik tertanam dalam

setiap dinamika sehari-hari dan mewarnai hubungan antar pribadi yang berada

di dalamnya.

Salah satu pelajaran yang diajarkan di setiap sekolah adalah mata

pelajaran pendidikan agama. Sekolah Katolik mengadakan mata pelajaran

Pendidikan Agama Katolik. Mutu pengajaran agama yang dipadukan ke dalam

keseluruhan pendidikan para siswa adalah alasan mengapa orang tua lebih suka

menyekolahkan anaknya di sekolah Katolik (KWI-MNPK, 1991: 109).

Berdasarkan pernyataan tersebut, mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik

(PAK) dalam sekolah Katolik menjadi jantung hati bagi mata pelajaran lain

karena mutu pengajaran agama menjadi jiwa bagi mutu pelajaran lain dan

menjadi daya tarik bagi sekolah Katolik.

Baik sekolah Katolik maupun mata pelajaran PAK kini menghadapi

tantangan. Berdasarkan pengamatan penulis pada beberapa media sosial,

terdapat kecenderungan banyak orang, baik pemerintah, atau mereka yang

berkecimpung di dunia bisnis maupun media menganggap pendidikan hanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

3

sebagai sarana untuk memperoleh informasi yang dapat meningkatkan

kesuksesan duniawi dan standar kehidupan yang lebih nyaman. Berdasarkan

wawancara dengan seorang guru di sekolah Katolik penulis mendapat kesan

bahwa saat ini sekolah Katolik seperti mengalami titik rendah dalam

perkembangan pendidikan di Indonesia. Jangankan untuk bersaing dengan

sekolah lain, untuk bisa bertahan saja mengalami perjuangan yang tidak

mudah. Ada sekolah yang harus mendapat subsidi tiap bulan agar bisa

beroperasi dan ada sekolah yang digabung bahkan terancam ditutup karena

tidak memenuhi standar operasional yang diterapkan yayasan. Demi alasan

operasional pula, sekolah Katolik menerapkan biaya pendidikan (SPP) yang

cenderung tinggi. Hal ini berakibat pada penerimaan peserta didik baru

(PPDB) yang cenderung menurun dan hanya golongan tertentu yang dapat

diterima.

Tantangan bagi mata pelajaran PAK disebabkan karena konteks

kurikulum yang berlaku di Indonesia. Saat ini kurikulum yang berlaku adalah

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006. PAK termasuk dalam

mata pelajaran Kelompok A (wajib) dan dialokasikan 2 jam pelajaran (JP) per

minggu dari jumlah total 42 JP per minggu. PAK hanya diberi proporsi sekitar

6,8% dalam keseluruhan program kurikuler sekolah. Alokasi JP mata

pelajaran PAK ini relatif minim dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya

padahal keberadaan PAK di sekolah, sebagaimana diterangkan di atas, adalah

jantung hati dari mata pelajaran lainnya. Permasalahannya adalah dengan

alokasi waktu yang relatif minim tersebut apakah siswa berminat belajar PAK?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

4

Minimnya alokasi waktu ini dapat mengindikasikan PAK merupakan pelajaran

yang dianggap kurang penting dan kurang diminati.

Berdasarkan pengamatan, minat siswa sekolah Katolik akan pelajaran

PAK cukup memprihatinkan. Siswa kurang tertarik akan pelajaran PAK karena

sekolah sendiri kurang menempatkan mata pelajaran PAK sebagai pelajaran

yang penting dan ditambah dengan berbagai kemudahan bagi siswa zaman ini

untuk mengakses pengetahuan agama dan iman melalui internet. Siswa lebih

tertarik pada pelajaran yang dianggap mendukung perkembangan dirinya di

masa depan, misalnya matematika, ekonomi, bahasa Inggris dll. Hal ini

dibuktikan dengan banyaknya kursus yang diikuti siswa di luar jam pelajaran

untuk mata pelajaran tersebut.

SMA Santa Maria adalah salah satu sekolah di kota Yogyakarta yang

berada di bawah naungan Yayasan Katolik Marsudirini. Sebagai sekolah

Katolik, dimensi religius pendidikan dan mata pelajaran PAK menjadi warna

khusus sekolah ini. Berdasarkan pengamatan, sekolah ini juga menghadapi

tantangan. Peserta didiknya berasal dari berbagai latar belakang daerah,

tingkat ekonomi, dan kondisi keluarga. Kepemimpinan di sekolah ini juga

sedang mengalami masa transisi dan memungkinkan adanya pengaruh dalam

hubungan lingkungan sosial di dalam sekolah. Sekolah juga menghadapi

tantangan mutu akademik dan persaingan dengan sekolah swasta lain dan

sekolah negeri, sehingga ada kemungkinan mata pelajaran PAK

dinomorduakan demi mata pelajaran lain yang dianggap berharga untuk

bersaing. Apakah di tengah tantangan tersebut dimensi religius pendidikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

5

tetap dihayati sekolah ini? Apakah siswi juga berminat terhadap mata pelajaran

PAK?

Berdasarkan penjelasan di atas, dimensi religius pendidikan di SMA

Santa Maria Yogyakarta dan minat belajar siswa terhadap mata pelajaran PAK

menjadi menarik diteliti karena kedua hal tersebut kini mengalami tantangan.

Di satu sisi, sekolah ini tidak dapat melepaskan diri dari konteks sekolah

berada. Konteks tersebut ditandai arus globalisasi yang lebih mengutamakan

kesuksesan materi dan tuntutan formal dunia pendidikan. Di sisi lain, sebagai

sekolah Katolik sekolah ini diharapkan mempertahankan ciri khas

kekatolikannya. Demikian pula dengan mata pelajaran PAK yang hendaknya

menjadi jantung hati bagi mata pelajaran lain, namun menghadapi tantangan

yaitu kurangnya perhatian karena dianggap kurang penting.

Guna menanggapi permasalahan di atas, penulis menyusun skripsi

dengan judul PENGARUH DIMENSI RELIGIUS PENDIDIKAN

TERHADAP MINAT BELAJAR SISWI KELAS XI SMA SANTA MARIA

YOGYAKARTA TAHUN AKADEMIK 2014-2015 PADA MATA

PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK.

B. Rumusan Permasalahan

Permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan dimensi religius pendidikan, minat belajar dan

mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik (PAK)?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

6

2. Sejauh mana pengaruh dimensi religius pendidikan Katolik terhadap minat

belajar siswi kelas XI SMA Santa Maria Yogyakarta pada mata pelajaran

PAK?

3. Usaha apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan penghayatan dimensi

religius pendidikan sehingga minat belajar siswi kelas XI Santa Maria

Yogyakarta pada mata pelajaran PAK dapat meningkat?

C. Tujuan Penulisan

Penulisan skripsi ini bertujuan sebagai berikut:

1. Mengetahui pengertian dimensi religius pendidikan, minat belajar dan

mata pelajaran PAK.

2. Mengetahui besarnya pengaruh dimensi religius pendidikan Katolik

terhadap minat belajar mata pelajaran PAK.

3. Menyiapkan sumbangan pemikiran yang tepat untuk meningkatkan

dimensi religius pendidikan di SMA Santa Maria Yogyakarta agar minat

belajar siswa terhadap mata pelajaran PAK dapat ditingkatkan.

D. Manfaat Penulisan

Manfaat yang dapat diperoleh melalui penelitian ini, yaitu tersedianya

hasil studi tentang minat belajar yang dipengaruhi oleh lingkungan sekolah

(dimensi religius pendidikan) dan tersedianya sumbangan pemikiran yang

dapat digunakan untuk meningkatkan minat belajar siswi dalam mata pelajaran

PAK, khususnya melalui peningkatan dimensi religius pendidikan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

7

E. Metode Penulisan

Penulisan skripsi ini menggunakan metode deskripsi analitis, yaitu

menerangkan pengertian dimensi religius pendidikan di sekolah Katolik, minat

belajar dan hal ikhwal mata pelajaran PAK. Kemudian guna mengetahui

pengaruh dimensi religius pendidikan sekolah Katolik terhadap minat belajar

PAK diadakan penelitian, kemudian hasil penelitian dianalisis dan dijelaskan.

Akhirnya penulis memberikan sumbangan pemikiran berdasarkan kajian

pustaka dan hasil penelitian, dengan harapan dapat berguna bagi sekolah.

F. Sistematika Penulisan

Pada bab I, penulis akan menguraikan latar belakang penelitian,

rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian; sebagai pertimbangan

pentingnya melakukan penelitian ini.

Bab II memberikan gambaran ideal mengenai dimensi religius

pendidikan dan minat belajar. Bab ini berisi kajian pustaka mengenai dimensi

religius pendidikan berdasarkan KWI-MNPK, teori mengenai minat belajar

dari ahli-ahli psikologi, hal ikhwal mata pelajaran PAK dan hubungan antara

dimensi religius pendidikan dengan minat belajar sebagaimana didasarkan pada

teori Gestalt.

Bab III memberikan gambaran faktual, berisi gambaran umum

mengenai SMA Santa Maria Yogyakarta, penelitian mengenai penghayatan

dimensi religius di sekolah tersebut dan pengaruhnya terhadap minat belajar

PAK, kemudian hasil penelitian serta pembahasannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

8

Bab IV berisi sumbangan pemikiran sebagai usaha untuk meningkatkan

dimensi religius pendidikan agar minat belajar PAK dapat meningkat.

Sumbangan pemikiran tersebut berupa:

1. Camping rohani bagi siswi kelas XI

2. Retret untuk pendidik (pimpinan sekolah, guru, dan karyawan).

Bab V merupakan penutup skripsi yang berisi kesimpulan dan saran.

Kesimpulan ditulis untuk menjawab rumusan permasalahan dan tujuan

penulisan skripsi dengan dikuatkan hasil penelitian. Saran ditujukan untuk

pendidik di SMA Santa Maria Yogyakarta, peserta didik, dan program studi

IPPAK Universitas Sanata Dharma.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

9

BAB II

DIMENSI RELIGIUS PENDIDIKAN DAN MINAT BELAJAR

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

Bab ini merupakan kajian pustaka yang berisi penjelasan mengenai

dimensi religius pendidikan dan minat belajar mata pelajaran Pendidikan

Agama Katolik (PAK). Pada bagian pertama, penulis akan membahas dimensi

religius pendidikan yang meliputi latar belakang keterlibatan Gereja dalam

dunia pendidikan. Berikutnya, penulis akan menjelaskan makna dimensi

religius pendidikan bagi sekolah Katolik, yaitu katolisitas dan aspek-aspek

dimensi religius pendidikan.

Bagian kedua bab ini berisi pengertian minat belajar dan hal ikhwal

mata pelajaran PAK. Secara rinci, bagian ini berisi pengertian minat belajar,

macam minat belajar dan faktor yang mempengaruhi minat belajar.

Berikutnya, penulis akan menjelaskan kajian mengenai mata pelajaran PAK

yang meliputi hakikat, tujuan dan konteks PAK.

Pada bagian akhir bab ini, penulis akan menjelaskan hubungan antara

dimensi religius pendidikan dengan minat belajar mata pelajaran PAK.

A. Dimensi Religius Pendidikan

1. Pandangan Gereja terhadap Pendidikan

Sejak Konsili Vatikan II, Gereja mulai terbuka pada kenyataan yang

dihadapi dunia. Gereja sebagai bagian dari masyarakat dunia tidak dapat

melepaskan diri dari kenyataan dunia, sebagaimana diungkapkan dalam GS art.

1, “kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan orang-orang zaman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

10

sekarang, terutama kaum miskin dan siapa saja yang menderita, merupakan

kegembiraan dan harapan, duka, dan kecemasan para murid Kristus juga.”

Sebagai salah satu bentuk kepedulian Gereja pada dunia, Gereja memberikan

pandangan tentang prinsip dasar pendidikan melalui dokumen Gravissimum

Educationis (GE) yang dipublikasikan sejak tanggal 28 Oktober 1965.

Pada bagian pendahuluan GE, Gereja menyatakan bahwa pendidikan

dianggap sebagai hal yang mempunyai dampak yang makin besar atas

masyarakat zaman sekarang. Pada zaman sekarang, manusia merasa perlu

untuk mencapai kepenuhan dirinya sebagi pribadi agar martabatnya diakui.

Kepenuhan pribadi manusia tersebut berhubungan dengan hakikat manusia

yang diciptakan secitra dengan Allah. Sebagai makhluk yang secitra dengan

Allah, manusia diciptakan sungguh amat baik (Kej 1:31) karena dibekali

dengan daya cipta, rasa dan karsa yang melekat pada manusia. Daya ini perlu

dikembangkan dan diarahkan agar manusia mencapai kepenuhan hidup dan

dengan demikian martabatnya diakui.

Guna mencapai kepenuhan hidup, pendidikan adalah cara yang tepat

sebab tujuan pendidikan adalah, ”mencapai pembinaan pribadi manusia dalam

perspektif tujuan terakhirnya demi kesejahteraan kelompok-kelompok

masyarakat, mengingat bahwa manusia termasuk anggotanya dan bila sudah

dewasa ikut berperan menunaikan tugas kewajibannya” (GE, art. 1).

Berdasarkan pernyataan tersebut, pendidikan bertujuan agar manusia mencapai

kepenuhan sebagai pribadi dan agar manusia mampu mengambil bagian dalam

mewujudkan kesejahteraan bersama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

11

Tujuan pendidikan bersifat umum. Pendidikan perlu juga

mengembangkan kedalaman hidup manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan.

GE art. 2 menerangkan mengenai pendidikan Kristen:

"Pendidikan tidak hanya bertujuan pendewasaan pribadi manusia

seperti telah diuraikan, melainkan terutama hendak mencapai, supaya

mereka yang telah dibaptis langkah demi langkah makin mendalami

misteri keselamatan dan menyadari karunia iman yang telah mereka

terima... supaya dengan demikian mereka mencapai kedewasaan penuh,

serta tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus, dan

ikut serta mengusahakan pertumbuhan Tubuh Mistik.”

Tujuan pendidikan Kristen tidak berlawanan dengan tujuan pendidikan secara

umum melainkan semakin menyempurnakan dan memberi arah khusus

pendidikan. Jika tujuan pendidikan secara umum yaitu mencapai kepenuhan

sebagai pribadi dan terlibat dalam usaha membangun kesejahteraan bersama,

maka pendidikan Kristen semakin melengkapi tujuan umum tersebut, yaitu

kepenuhan hidup dalam Kristus dan mengusahakan kesejahteraan bersama

demi pembangunan Tubuh Mistik Kristus.

Tujuan pendidikan tersebut dapat dicapai dengan melibatkan pihak-

pihak tertentu. Mardiatmaja (dalam Adisusanto, 1995: 21) mengatakan bahwa

pendidikan adalah “usaha bersama dalam proses terpadu terorganisir untuk

membantu manusia mengembangkan diri dan mempersiapkan diri guna

mengambil tempat semestinya dalam pengembangan masyarakat dan dirinya di

hadapan manusia.” Berdasarkan pernyataan tersebut pendidikan diwujudkan

melalui sebuah lembaga pendidikan (misalnya sekolah) sebab dalam lembaga

tersebut ada sebuah proses yang sistematis (misalnya kurikulum) berisi

pembekalan-pembekalan agar manusia mampu mengembangkan dirinya dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

12

terlibat dalam pembangunan kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian,

sekolah merupakan alat yang tepat untuk melaksanakan pendidikan.

Bagi Gereja, keberadaan sekolah dipandang positif, “Gereja mengakui

bahwa di antara segala upaya pendidikan, sekolah mempunyai makna yang

istimewa.” Pengakuan Gereja akan pentingnya sekolah ini mendorong Gereja

untuk mendirikan sekolah-sekolah. Tujuan Gereja mendirikan sekolah-sekolah

adalah, “untuk memajukan pembentukan manusia seutuhnya, mengingat

sekolah adalah pusat pengembangan dan penyampaian konsepsi tertentu

mengenai dunia, manusia, dan sejarah” (KWI-MNPK, 1991: 16). Melalui

pernyataan tersebut Gereja menegaskan bahwa sekolah merupakan sarana yang

penting sebab dalam sekolah manusia dibentuk melalui proses pendidikan dan

sekolah menyampaikan nilai-nilai tertentu yang memampukan siswa

menyadari karya keselamatan Allah yang nyata dalam dunia, manusia, dan

sejarah.

“Kehadiran Gereja dalam sekolah nampak melalui sekolah Katolik”

(GE, art. 8). Sekolah Katolik tidak membedakan dirinya dari sekolah lain

sebab sekolah Katolik juga menyelenggarakan pendidikan bagi kaum muda.

Ciri khusus dari sekolah ini, pertama-tama karena adalah penggunaan kata

Katolik. Menurut Go (1992: 11), penggunaan kata Katolik ini merupakan tanda

pengenal dan atribut Gereja. Tanda pengenal dan atribut ini bukan semata-mata

karena ada kata Katolik melainkan karena sekolah menampakkan ciri-ciri

tertentu yang dapat melekat pada Gereja sehingga melalui ciri tersebut orang-

orang dapat mengetahui bahwa Gereja hadir dalam sekolah tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

13

Ciri khas yang dapat menyebabkan sekolah disebut sekolah Katolik

adalah,

“menciptakan lingkungan hidup bersama di sekolah, yang dijiwai oleh

semangat Injil kebebasan dan cinta kasih, dan membantu kaum muda

supaya dalam mengembangkan kepribadian mereka sekaligus

berkembang sebagai ciptaan baru,...... mengarahkan seluruh

kebudayaan manusia akhirnya kepada pewartaan keselamatan sehingga

pengetahuan yang secara berangsur-angsur diperoleh para siswa tentang

dunia, kehidupan dan manusia disinari oleh Terang Iman” (GE, art. 8).

Secara garis besar, sekolah Katolik dikenal karena iklimnya yang penuh cinta

kasih dan adanya terang iman dalam usaha sekolah untuk mendidik siswanya.

Iklim ini menjadi identitas yang menunjukkan bahwa sekolah tersebut adalah

sekolah Katolik. Secara lebih tegas lagi tertulis dalam KWI-MNPK (1991: 83)

bahwa “yang membedakan sekolah Katolik dari sekolah lain adalah dimensi

religiusnya.”

2. Pengertian Dimensi Religius Pendidikan

a. Pengertian Umum

Hingga saat ini masih belum ada pandangan resmi mengenai pengertian

dimensi religius pendidikan, baik dari kalangan ilmuwan yang bergerak di

bidang pendidikan maupun dari kalangan Gereja. Pengertian dimensi religius

pendidikan yang dijelaskan di sini berupa pengertian secara etimologi.

Etimologi adalah “cabang ilmu bahasa yang meneliti asal-usul dan perubahan

bentuk kata-kata suatu bahasa atau kelompok bahasa” (Shadily, 1980: 973).

Dimensi religius pendidikan akan dibahas berdasarkan asal-usul katanya dan

berdasarkan kata-kata yang menyusunnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

14

Dimensi, menurut Shadily (1980: 283) berasal dari bahasa Inggris

"dimension" yang berarti ukuran. Pengertian kata ini tergantung dari pilihan

susunan deskriptif kata yang bersangkutan, misalnya dimensi sosial yang

berarti ukuran sosial. Kata dimensi juga menyatakan jumlah ukuran, misalnya

sebuah gambar yang disebut tiga dimensi maksudnya gambar tersebut dapat

dilihat dari tiga segi yang berbeda.

Kata religius, menurut Groome (2010: 32) berasal dari kata religious

(bahasa Inggris) yang berarti bersifat keagamaan. Kata religius menunjukkan

adanya keterkaitan hal-hal tertentu dengan sebuah agama. Eliade (1987: 283)

menggunakan istilah religion sebagai identitas khusus yang menunjukkan

keterikatan dalam sebuah kelompok yang dapat membedakan kelompok

tersebut dari kelompok lain dalam hal pemujaan; “a bound of scruple uniting

those who shared it closely to each other. Hence religion suggests both

separation and separative fellowship.” Schleirmacher (dalam Eliade, 1987:

283) mengatakan hal yang berbeda, “religion as a feeling of absolute

dependence – absolute as contrasted to other, relative feelings of dependence.”

Hal ini berarti agama sebagai ungkapan kebebasan manusia dalam menanggapi

perwahyuan ilahi. Pada intinya, religius berarti hal yang berhubungan dengan

kebebasan manusia dalam menjawab wahyu ilahi dan menunjukkan ciri

keagamaan tertentu.

Kata pendidikan, menurut Shadily (1984: 2627) berasal dari kata

educare (bahasa Latin) yang berarti membimbing ke luar. Pendidikan

merupakan proses membimbing manusia dari kegelapan kebodohan menuju

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

15

kecerahan pengetahuan. Dalam arti luas, pendidikan baik yang formal maupun

informal meliputi segala usaha memperluas pengetahuan manusia tentang

dirinya sendiri dan tentang dunia di mana mereka hidup. Shadily

mengklasifikasikan pendidikan menjadi tiga bentuk. Pertama, pendidikan yang

berupa paksaan, disebut presur. Kedua, pendidikan yang dimaksudkan untuk

membentuk kebiasaan dan dilakukan secara sadar oleh anak didik, disebut

latihan. Ketiga, pendidikan yang dimaksud untuk membentuk kata hati, di

mana anak didik diajar berbuat menurut kesanggupan sendiri, menentukan

kelakuan menurut tanggung jawab sendiri pula.

Cremin (dalam Groome, 2010: 29) memberikan penjelasan yang lebih

lengkap mengenai pendidikan. Cremin menerangkan pendidikan sebagai usaha

yang sengaja, sistematis dan terus menerus untuk menyampaikan,

menimbulkan, atau memperoleh pengetahuan, sikap-sikap, nilai-nilai, keahlian-

keahlian, atau kepekaan-kepekaan, juga setiap akibat dari usaha itu. Pendapat

Cremin ini memberikan gambaran mengenai unsur-unsur dalam sebuah

pendidikan yang secara riil dapat dilihat di sekolah. Unsur kesengajaan dalam

pendidikan diwujudkan melalui perencanaan pengajaran, unsur sistematika

dapat dilihat dari adanya kurikulum, unsur tindakan yang berkesinambungan

dilihat dari adanya penjenjangan tingkat pendidikan dari SD hingga SMA.

Akhirnya, secara etimologi, dimensi religius pendidikan dapat diartikan

sebagai berikut: sebuah ukuran yang bersifat keagamaan tertentu dalam

konteks usaha mendewasakan manusia. Dimensi dinyatakan melalui aspek-

aspek tertentu yang dapat diukur. Religius dinyatakan melalui ciri khas agama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

16

tertentu yang mewarnai lingkungan dan iklim. Pendidikan dinyatakan melalui

usaha-usaha yang membimbing siswa menuju kepenuhan kedewasaan sebagai

pribadi.

b. Katolisitas sebagai Esensi Dimensi Religius Pendidikan

Go (1992: 25) mengatakan bahwa, “dimensi religius pendidikan atau

aspek religius sekolah Katolik adalah iman Katolik.” Pernyataan ini

mengandung pengertian bahwa iman Katolik diejawantahkan dalam dinamika

kehidupan sekolah. Untuk itu, perlu terlebih dahulu dijelaskan makna kata

Katolik itu sendiri agar setelah mengetahui makna kata tersebut,

perwujudannya akan semakin mudah ditengarai.

Katolik berasal dari dua kata Yunani, yaitu kata dan holos. Kata berarti

setiap, berdasarkan, termasuk, dan seperti. Holos berarti keseluruhan atau

setiap orang. Dengan demikian secara etimologi, Katolik berarti adanya

sesuatu yang bersifat menyeluruh dan berlaku bagi semua orang. Karena

berlaku untuk semua orang, maka Katolik juga berarti welcoming everyone

seperti yang diungkapkan oleh Groome (1998: 397), “Catholic is the one

closest to its etimology –welcoming everyone-“ Hal ini menyiratkan adanya

unsur penerimaan dan keterbukaan atas setiap pribadi. Unsur ini menjadi salah

satu tanda yang mencirikan sifat Katolik.

Keterbukaan dan penerimaan, yang oleh Groome disebut welcoming

everyone sebenarnya sudah menjadi ajaran yang terdapat dalam Kitab Suci.

Pertama, iman Kristiani mengajarkan agar kita mengasihi sesama (Groome,

1998: 396). Ajaran ini diberi contoh dalam Yes 58:7, di mana disebutkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

17

bahwa orang beriman yang sejati tidak pernah memalingkan punggung

terhadap sesamanya. Orang beriman didorong untuk bersikap terbuka pada

siapa pun, merangkul siapa pun meski berbeda dan mengasihi sesama. Dengan

mengasihi sesama, orang beriman telah mengasihi Tuhan (1 Yoh 4:12).

Welcoming everyone di sini berarti tindakan kasih yang tidak membeda-

bedakan.

Kedua, tindakan welcoming everyone bersumber dari Amanat Agung

Yesus (Mat 28:19), yaitu amanat bagi para Rasul untuk menjadikan semua

bangsa murid-Nya. Sesudah kebangkitan Yesus, para rasul memberitakan

Kabar Gembira tidak hanya kepada orang Yahudi, namun kepada bangsa di

luar Yahudi pula. Peristiwa Pentakosta (Kis 2:1-11) menunjukkan bagaimana

semua bangsa diterima dan diberi karunia Roh Kudus. Peristiwa ini menjadi

tonggak berdirinya Gereja. Dengan demikian, Gereja sejak awal berdiri sudah

bersifat terbuka dan menerima semua bangsa.

Penggunaan kata Katolik melekat dengan kata Gereja. St. Sirilus dari

Yerusalem (dalam Groome, 1998: 398) mengatakan, “Church is Catholic

because its confined to no one place or nation, welcomes every people of every

class, forgives every kind of sin, and promotes every kind of virtue.” Pendapat

ini memberikan beberapa tanda bagaimana Gereja itu disebut Katolik. Pertama,

Gereja tidak terikat pada tempat atau bangsa tertentu. Kedua, Gereja terbuka

bagi setiap orang dari kelas sosial mana pun. Ketiga, adanya unsur kasih yang

memungkinkan adanya pengampunan atas segala kesalahan. Terakhir, Gereja

mendukung kebenaran dan terbuka terhadap perkembangan zaman. Tanda-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

18

tanda ini yang terus menerus diperjuangkan oleh Gereja hingga saat ini.

Adanya Konsili Vatikan II menjadi tanda bahwa Gereja mulai

memperjuangkan ciri kekatolikannya.

St. Vincentius (dalam Groome, 1998: 398) mengatakan bahwa Gereja

Katolik itu, “believed everywhere, always and by all.” Pendapat ini

menunjukkan adanya unsur otentisitas yang menyebabkan Gereja itu dipercaya

di mana pun; unsur kesinambungan (always) sehingga ajaran-ajaran, tradisi dan

ritusnya lestari dari zaman ke zaman; juga unsur keterbukaan (by all). Maka

Gereja Katolik itu dipercayai di mana pun, selalu dan oleh siapa pun. Secara

ringkas, arti kata Katolik memiliki kesepadanan dengan sebuah istilah yang

diungkapkan oleh Groome welcoming everyone.

Groome (1998: 394) mengatakan bahwa menjadi Katolik merupakan

suatu lifetime journey. Sebagai sebuah perjalanan seumur hidup, ada tanda-

tanda yang menunjukkan bahwa seseorang/kelompok menghayati

kekatolikannya. Groome (1998: 413) memberikan gambaran berupa tujuh

kedalaman (seven depth) yang berupa:

“...love for all people with commitment to their welfare, rights and

justice. It welcomes human diversity, is open to learn from other

traditions, and lives in solidarity with all humankind as brother and

sister. A Catholic cherishes her or his particular and roots of identity

while reaching for an open horizon and global consciousness. A

Catholic community is radically inclusive of diverse peoples and

perspective; is free of discrimination and sectarian sentiment; and

welcomes “the stranger” with outreach, especially to those most in

need.”

Berdasarkan pernyataan di atas, tujuh kedalaman (seven depth) yang

menandakan seorang/kelompok yang menghayati kekatolikannya yaitu: adanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

19

rasa cinta yang berlaku untuk semua orang, adanya usaha untuk mewujudkan

kesejahteraan bersama, terbuka terhadap berbagai perbedaan, solidaritas

sebagai satu saudara, keterbukaan terhadap kebudayaan global dengan tetap

berpegang pada nilai-nilai dasar, merangkul semua terutama yang

membutuhkan dan pada akhirnya hidup mereka menjadi inklusif.

Karakter kekatolikan ini mendapat sumber inspirasi dari kehidupan

Jemaat Perdana (Kis 2:41-47). Jemaat Perdana ini memberi kesaksian melalui

penghayatan dalam hidup mereka yang menunjukkan karakter kekatolikan.

“Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan.

Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa. Dan

semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala

kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama, dan selalu ada dari

mereka yang membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan

keperluan masing-masing. Dengan bertekun dan dengan sehati mereka

berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di

rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan

gembira dan dengan tulus hati sambil memuji Allah. Dan mereka

disukai semua orang.”

Kisah Jemaat Perdana ini menunjukkan bagaimana iman Katolik itu dihayati

dalam dinamika hidup. Penghayatan tersebut menyebabkan jemaat memiliki

sebuah karakter khusus yang memungkinkan orang-orang menyebut mereka

Katolik. Karakter tersebut disebut katolisitas. Go (1995: 10) mengatakan, “isi

katolisitas dapat dilihat dalam seluruh iman dan hidup Gereja Katolik seperti

dikonkretkan oleh Jemaat Perdana.”

Jemaat Perdana memberikan gambaran mengenai tanda-tanda

katolisitas melalui beberapa bidang. Pertama, bidang koinonia (persaudaraan)

di mana jemaat bertekun dalam persekutuan, adanya kegiatan berkumpul

bersama, bertekun dan sehati, gembira serta tulus hati. Kedua, bidang kerygma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

20

(pewartaan) di mana Jemaat bertekun dalam pengajaran rasul-rasul. Ketiga,

bidang leiturgia (peribadatan) di mana jemaat memecahkan roti secara bergilir.

Keempat, bidang diakonia (pelayanan) di mana jemaat saling memenuhi

kebutuhan dan berbagi. Terakhir, bidang marturia (kesaksian), jemaat bersaksi

melalui cara hidup mereka yang disukai semua orang.

Katolisitas sebagaimana digambarkan dalam kisah Jemaat Perdana

tersebut menjadi “inspirasi, motivasi dan animasi bagi sekolah Katolik dalam

medan baktinya” (Go, 1995: 11). Katolisitas tersebut diterjemahkan dalam

dinamika keseharian sekolah Katolik sehingga menjadi sebuah ciri khusus

yang memungkinkan orang mengatakan bahwa sekolah tersebut adalah sekolah

Katolik meski kata Katolik tidak disebutkan secara langsung dalam nama

sekolah.

Cerita pengalaman Groome (dalam Heryatno, 2008: 11) ketika

mengunjungi sekolah St. Joseph di Karachi Pakistan memberi ilustrasi

bagaimana sekolah tersebut menghayati katolisitas. Sekolah St. Joseph berada

di Pakistan yang mana mayoritas penduduknya adalah kaum Muslim. Sekolah

ini bernaung di bawah Yayasan Katolik namun tidak menampakkan

kekatolikan secara lahiriah. Kekatolikan nampak dalam iklim yang dibangun.

Sekolah ini menggarisbawahi martabat setiap pribadi, memberi

penghormatan kepada siswa laki-laki maupun perempuan, mendorong mereka

berkembang secara positif, menekankan suasana persaudaraan dan

kesetiakawanan. Semua staf menekankan pentingnya setiap siswa untuk

memiliki sikap hidup yang peduli pada kebersamaan, terutama pada usaha

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

21

mewujudkan kerukunan, menegakkan perdamaian dan keadilan, serta

penghormatan kepada mereka yang berbeda. Mereka juga menjunjung tinggi

kedisiplinan dan menjaga mutu akademis.

Peserta didik dibekali keutamaan dan kebijaksanaan agar hidup dan

tindakan mereka bermakna bukan hanya bagi diri sendiri namun terlebih bagi

sesama. Staf sekolah yakin bahwa itulah spiritualitas Injil yang menjiwai dan

menggerakkan cara hidup mereka bersama. Mereka mengkomunikasikan dan

menghayati nilai-nilai Injili di dalam seluruh kegiatan.

Secara singkat, sekolah ini mengusahakan pendidikan yang bersifat

utuh dalam bentuk pelayanan yang total kepada semua siswanya sehingga

aspek pelayanan/diakonia sungguh nyata. Pelayanan itu didukung dengan

suasana persaudaraan yang penuh kasih (aspek persekutuan/koinonia) dengan

berpegang pada nilai Injil (aspek pewartaan/kerygma). Sekolah juga

mendorong siswanya untuk berguna bagi sesama (aspek kesaksian/marturia).

Aspek leiturgia/peribadatan bagi sekolah ini berlaku bagi mereka yang

beriman Katolik karena tidak semua murid di sekolah ini adalah Katolik. Kisah

sekolah St. Joseph ini semakin mempertajam makna katolisitas sebagai esensi

dimensi religius pendidikan di sekolah Katolik dan aspek-aspeknya.

3. Aspek-aspek Dimensi Religius Pendidikan Sekolah Katolik

KWI-MNPK (1991: 81) menyatakan aspek dimensi religius pendidikan

sekolah Katolik meliputi:

“Lingkungan paguyuban sekolah yang dijiwai semangat kebebasan dan

cinta kasih Injili, membantu tunas muda agar dalam mengembangkan

pribadinya serentak pula bertumbuh menurut ciptaan baru, yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

22

merupakan keadaan mereka berdasarkan permandian, mengarahkan

seluruh kebudayaan yang perlahan-lahan diperoleh murid tentang dunia,

kehidupan dan manusia diterangi oleh iman.”

Pernyataan tersebut selaras dengan yang tertulis dalam GE art. 8 tentang ciri

khas sekolah Katolik. Hal ini menunjukkan bahwa dimensi religius pendidikan

adalah ciri khas sekolah Katolik, yang disebut katolisitas. Pernyataan di atas

menunjukkan hal-hal yang menunjukkan katolisitas tersebut, yaitu: lingkungan

sekolah yang penuh cinta kasih, pelayanan sekolah untuk membantu siswa

bertumbuh secara penuh, adanya usaha dari sekolah untuk terbuka pada

kebudayaan dunia dengan tetap berpegang pada iman, dan adanya terang iman

dalam segala dinamika. Pernyataan KWI-MNPK ini cenderung bersifat

konseptual.

Lantieri mengistilahkan dimensi religius pendidikan dengan schools

with spirit. Schools with spirit merupakan gambaran sekolah yang memiliki

jiwa yang mencirikan katolisitas. Pertama, keunikan setiap individu dihargai

dan pendidikan dilihat sebagai proses seumur hidup. Kedua, murid dan guru

terlibat dalam pembelajaran di mana mereka bereksplorasi dan menemukan

sendiri yang berarti bagi diri dan sesuai dengan hatinya serta adanya

penghargaan atas perbedaan cara memahami. Ketiga, pemimpin sekolah bukan

pusat kekuasaan namun dia terbuka pada setiap individu agar setiap individu

mampu menolong dan menata dirinya sendiri. Keempat, schools with spirit

diibaratkan permainan sepakbola dengan adanya pengakuan akan kerja sama

serta penghargaan atas sesama anggota komunitas sekolah. Kelima, sekolah

peduli akan ekologi dan tanggung jawab sosial. Keenam, sekolah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

23

mengusahakan perluasan kemampuan dengan intuisi, imajinasi, dan kreativitas.

Ketujuh, sekolah menyediakan tempat dan saat untuk diam dan tenang yang

memungkinkan setiap individu tertolong untuk menghadapi kekacauan

kompleksitas kehidupan sekolah dan mendorong individu mengalami

persentuhan dengan kedalaman jiwa. Terakhir, sekolah memberi perhatian

akan keunikan siswanya dalam menghadapi tujuan hidupnya.

Pendapat Lantieri di atas, bersifat lebih operasional. Dia juga melihat

bahwa dimensi religius pendidikan bukan semata bersifat top down namun

lebih berupa kerja sama antara siswa, pemimpin sekolah bahkan lingkungan

sekitar.

Aspek dimensi religius pendidikan di sekolah Katolik semakin

dipertajam Miller (dalam katolisitas.org, 2015) yang mengatakan ciri-ciri khas

sekolah Katolik adalah, “diinspirasikan oleh visi adikodrati, didirikan atas

dasar antropologi Kristiani, dihidupi oleh kesatuan persekutuan dan komunitas,

diresapi oleh pandangan Katolik di seluruh kurikulumnya, dan didukung oleh

kesaksian Injil.” Pendapat Miller ini senada dengan pola hidup Jemaat Perdana

(Kis 2:41-47) yang telah dibahas dalam bagian sebelumnya. Pola hidup Jemaat

Perdana memberikan gambaran aspek-aspek dari katolisitas.

Berdasarkan berbagai penjelasan di atas, penulis menyimpulkan aspek

dimensi religius pendidikan di sekolah Katolik (katolisitas) adalah: koinonia

(persekutuan), diakonia (pelayanan), kerygma (pewartaan Kabar Gembira),

leiturgia (peribadatan), dan marturia (kesaksian).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

24

a. Aspek Koinonia: Sekolah Mengembangkan Persekutuan

Koinonia menjadi gagasan yang penting dalam rangka pembaruan

Gereja sejak Konsili Vatikan II. Gambaran Jemaat Perdana yang rukun bersatu

sehati sejiwa (Kis 2:41) ingin diperjuangkan oleh Gereja. Sebagaimana Gereja

memperjuangkan koinonia maka sekolah Katolik yang menghadirkan Gereja

selayaknya juga memperjuangkan hal yang sama.

Suasana yang dibangun sekolah Katolik adalah iklim yang didasarkan

pada ajaran Yesus sendiri, yaitu cinta kasih dan berpangkal pada penghargaan

atas pribadi manusia. Suasana ini dibangun melalui relasi yang penuh cinta

kasih antara guru, siswa, dan warga sekolah yang lain. Suasana yang demikian

memungkinkan siswa untuk “mengalami suatu lingkungan baru, yaitu

lingkungan yang dijiwai Roh cinta kasih dan kebebasan Injili” (KWI-MNPK,

1991: 81).

Sebagai sebuah persekutuan, sekolah Katolik menggambarkan cinta

Bapa yang universal: peduli kepada semua orang. Groome (1998: 400)

berpendapat “the overarching biblical witness, then, is that God takes all

humankind into loving partnership.” Allah menghendaki agar semua umat

manusia saling mencintai. Persekutuan dalam sekolah Katolik menjadi nyata

ketika semua warganya hidup saling mencintai. Cinta yang dimaksud adalah

seperti cinta Bapa yang tidak membeda-bedakan dan menjadikan warga

sekolah sebagai satu keluarga. Sebagai satu keluarga, warga sekolah tidak lagi

memandang apakah seseorang itu termasuk dalam kelompoknya atau bukan

namun semua bersikap menerima dan terbuka, sebagaimana dikatakan Groome

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

25

dalam bagian selanjutnya: “there should never be „us and them‟ but only „we‟

bonded as human family.”

Aspek koinonia ini didasarkan pada antropologi Kristiani, di mana

manusia diciptakan secitra dengan Allah dan baik adanya (Kej 1:31). Setiap

warga sekolah adalah ciptaan Allah yang memiliki kebaikan di balik setiap

keunikannya, maka yang diperlukan adalah pemikiran yang positif. Groome

(1998: 403) mengatakan bahwa katolisitas dalam sekolah itu tercermin “in a

positive anthropology that affirms the essential goodness of all people and

engages the whole person in the teaching/learning process.” Proses belajar dan

mengajar dalam sekolah menjadi sarana yang mendorong semua siswa untuk

terlibat dengan segala kelebihan dan kekurangan mereka.

Suasana yang penuh cinta kasih dalam sekolah ini menjadi sebuah iklim

komunitas. Sebagai sebuah komunitas, Groome (1998: 406) memberi pendapat

mengenai aspek komunal, di mana dikatakan “untuk menjadi Katolik, tidak

saling memisahkan diri dari komunitas.” Pendapat ini dilihat dari berbagai

segi. Pertama, semua warga sekolah menyadari adanya keterikatan satu sama

lain di mana semua saling mendukung untuk berkembang dalam iman. Kedua,

sekolah Katolik sendiri tidak dapat melepaskan diri dari pihak-pihak yang

mendukungnya (stake holder), yaitu orang tua siswa, masyarakat, dan Gereja.

Untuk itu diperlukan kerja sama yang bersifat intern maupun ekstern. Kerja

sama ini, sebagaimana digambarkan oleh Lantieri (2001: 8) seperti kerja sama

dalam sebuah kelompok sepakbola, yaitu kemitraan untuk mencapai tujuan

bersama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

26

Aspek koinonia ini pada akhirnya bermuara pada sikap inklusif. Sikap

inklusif ini dijelaskan oleh Groome (1998: 410) sebagai berikut, “Catholic

Christianity embraces great diversity and breadth of perspective.” Katolisitas

dalam sekolah Katolik berarti merangkul berbagai keragaman dan memperluas

cara pandang warga sekolah. Dalam sebuah komunitas, pasti terdapat berbagai

perbedaan dan kepentingan, demikian pula di sekolah Katolik. Iman Katolik

mengajarkan agar pengikut Yesus bersedia bersikap baik dan terbuka terhadap

orang yang berbeda dengan dirinya maupun pandangannya. Kisah orang

Samaria yang murah hati (Luk 10:25-37) menjadi landasan sikap inklusif ini.

Dapat disimpulkan bahwa aspek koinonia dalam sekolah Katolik

nampak dari beberapa indikator yang disampaikan Kevin Treston (dalam Go,

1995: 23-24) sebagai berikut:

“The sense of Christian community in the school forms a context for

pastoral care. Some features of school as Christian community include:

sense of belonging, spirit of co-operation, reconciliation, open

leadership, atmosphere conducive to learning, optimistic place,

opportunities to share experiences, persons of Jesus to be foundation of

its character, respect for the persons who is madein God‟s image,

failure is acknowledge, reviews and evaluations of school as

community, ongoing development, celebration times.”

b. Aspek Diakonia: Sekolah Memberikan Pelayanan untuk

Perkembangan Pribadi Siswa secara Utuh

Aspek diakonia dapat dirangkum sebagai sebuah layanan sekolah untuk

siswanya agar mengalami perkembangan secara utuh. Aspek diakonia ini

sejalan dengan misi sekolah Katolik seperti diungkapkan dalam KWI-MNPK

(1991: 4), yaitu:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

27

“Membina bakat-bakat intelektual dengan perawatan yang tekun,

mengembangkan kemampuan menilai dengan tepat, mengantar ke

dalam warisan budaya yang diperoleh dari angkatan-angkatan

terdahulu, mengembangkan kepekaan terhadap nilai-nilai,

mempersiapkan kehidupan profesi, memupuk antara murid-murid

dengan bakat dan dari lapisan yang berbeda-beda, pergaulan yang

akrab, yang melahirkan kesediaan untuk saling memahami.”

Berdasarkan pernyataan di atas, sekolah Katolik menyediakan layanan untuk

mewujudkan keterpaduan antara segi kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Layanan ini merupakan usaha yang memungkinkan siswa mampu melihat diri

dan sesamanya sebagai pribadi, yaitu ciptaan yang mempunyai kodrat fisik dan

spiritual. Maka dinamika layanan di sekolah Katolik mempunyai tujuan yang

berdimensi baik fisik maupun spiritual.

Layanan sekolah Katolik mempunyai tujuan ganda, yaitu “membina

laki-laki dan wanita ke arah kesempurnaan manusia dan kesempurnaan Kristen

serta menolong mereka menjadi matang dalam iman” (KWI-MNPK, 1991:

95). Tujuan ganda ini penting sebab saat ini situasi hidup kaum muda bersifat

mendua. Heryatno (2003: 15) mengatakan bahwa “kaum muda menjadi

harapan sekaligus mereka juga dikhawatirkan.” Kaum muda, termasuk siswa,

saat ini berada dalam zaman yang dibanjiri informasi sekaligus zaman yang

penuh ketidakpastian. Kaum muda hidup dalam kecemasan, kebingungan dan

kekhawatiran akan masa depannya.

Sekolah Katolik diharapkan menjadi “pusat pelaksanaan falsafah

pendidikan yang memperhatikan kebutuhan kaum muda sekarang, yang

diterangi oleh amanat Injil” (KWI-MNPK, 1991: 90). Sekolah Katolik dalam

segala pelayanannya berusaha untuk mendukung siswa menemukan kesejatian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

28

dirinya sebagai ciptaan Tuhan yang bermartabat. Siswa diberi kesempatan

untuk mengembangkan diri secara kognitif (melalui kegiatan belajar

mengajar), afektif (melalui hubungan antar pribadi), dan psikomotorik (melalui

berbagai kegiatan yang bersifat fisik, ekstrakurikuler, out bond, dll). Semua

segi ini merupakan kesatuan yang utuh, maka layanan di sekolah Katolik tidak

dapat dipisahkan satu sama lain.

Peranan guru dalam layanan di sekolah Katolik juga penting. Groome

(1998: 417) berpendapat, “real Catholic educators stimulate a insatiable

curiosity, a determination to go on mining the inexhaustible mysteries of life.”

Guru Katolik yang sejati merangsang siswanya untuk terus menerus menggali

kedalaman kehidupan. Dia akan membawa siswa untuk mengalami keinginan

yang terus menerus untuk memahami misteri kehidupan. Dengan demikian,

siswa akan terus menerus belajar seumur hidupnya. Groome mengistilahkan

hal ini sebagai habitus of lifelong learning (1998: 418).

Lantieri (2001: 15) mengatakan beberapa poin yang menunjukkan

lembaga sekolah yang dapat memberi kontribusi bagi pembentukan kaum

muda. Pertama, adanya pelayanan kepada sesama warga sekitar sejam atau

lebih dalam seminggu. Kedua, komunitas menyediakan waktu sekitar satu jam

per minggu untuk kegiatan religius. Ketiga, menyediakan waktu sekitar tiga

sampai empat jam seminggu untuk kegiatan kreatif (berlatih musik, teater atau

seni). Keempat, adanya nilai-nilai untuk menolong sesama. Kelima, adanya

kesatuan antara tindakan dan iman. Keenam, adanya kejujuran meski sulit

untuk dikatakan. Ketujuh, adanya kemampuan untuk meredam kekuatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

29

personal yang meledak-ledak. Kedelapan, adanya kemajuan dalam mencapai

tujuan hidup. Terakhir, adanya cara pandang yang positif tentang masa depan.

Pendapat Lantieri tersebut secara tidak langsung menunjukkan bahwa

aspek diakonia di sekolah Katolik tidak hanya ditujukan pada warga sekolah

namun juga kepada sesama di sekitarnya. Pelayanan kepada sesama di sekitar

sekolah Katolik menjadi tanda bahwa sekolah tersebut menjadi sarana Gereja

untuk hadir di tengah dunia dalam dunia pendidikan dan sejalan dengan tujuan

pendidikan secara umum, yaitu agar peserta didik ikut serta dalam

mensejahterakan masyarakat.

c. Aspek Leiturgia: Sekolah Merayakan Iman dan Sakramen

Perayaan Sabda dan Sakramen tidak kalah pentingnya dalam sekolah

Katolik sebab salah satu tujuan pendidikan Kristen (GE, art. 2) adalah, “supaya

mereka belajar bersujud kepada Allah Bapa dalam Roh dan Kebenaran,

terutama dalam perayaan Liturgi.” Selain itu Konsili menyatakan, “Liturgi

adalah puncak yang dituju kegiatan Gereja dan sekaligus sumber dari mana

mengalir kekuatannya” (SC, art. 10). Berdasarkan pernyataan dalam GE dan

SC tersebut, sekolah Katolik hendaknya memberi waktu dan tempat secara

khusus di mana Sabda dan Sakramen dapat dirayakan. Perayaan Sabda dan

Sakramen ini secara berangsur-angsur akan membarui hidup rohani warga

sekolah.

Liturgi berkaitan dengan pengungkapan iman dan perwujudan iman.

Dalam liturgi, manusia mengungkapkan imannya akan Allah yang

menyelamatkan dan memperoleh kekuatan untuk mewujudkan imannya dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

30

hidup sehari-hari. Dalam liturgi pula, manusia mempersembahkan jerih

usahanya dalam hidup selama sepekan dan mempersatukannya dengan kurban

Kristus. Liturgi dalam sekolah Katolik menjadi sarana untuk menyerahkan

usaha warga sekolah dalam mendidik kepada Tuhan dan memohon kekuatan

agar warga sekolah mampu mewujudkan imannya melalui pendidikan.

Go (1995: 76) berpendapat bahwa perayaan liturgi, khususnya misa

sekolah mempunyai tujuan: menunjukkan cara bersyukur sebagai sekolah

Katolik, pembinaan kesalehan siswa, pembinaan religiusitas siswa, sarana

pewartaan, dan pembentukan kebiasaan siswa untuk mencintai Ekaristi.

Dengan demikian, dapat dikatakan liturgi dalam sekolah tidak semata-mata

sebagai tanda bakti kepada Tuhan, namun mempunyai tujuan implisit yaitu

pembentukan karakter siswa.

d. Aspek Kerygma: Sekolah Mewartakan Kabar Gembira

Jemaat Perdana bertekun dalam pengajaran rasul-rasul (Kis 2:41).

Pengajaran rasul-rasul bersumber dari Kabar Gembira mengenai Yesus dari

Nazareth yang mewartakan karya keselamatan Allah. Maka aspek kerygma di

sini dapat diartikan bagaimana Kabar Gembira itu diwartakan dalam sekolah

dan bagaimana sekolah mampu melihat kebudayaan dari zaman ke zaman

dalam terang iman.

Aspek kerygma juga erat berhubungan dengan pendidikan Kristen (GE,

art. 2) terutama agar

“mereka yang telah dibaptis langkah demi langkah makin mendalami

misteri keselamatan dan dari hari ke hari makin menyadari karunia

iman yang telah mereka terima..., supaya mereka dibina untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

31

menghayati hidup mereka sebagai manusia yang baru dalam kebenaran

dan kekudusan sejati.”

Pernyataan tersebut memberikan tempat yang istimewa bagi kegiatan

pewartaan sebab dengan pewartaan, pengalaman hidup manusia diterangi oleh

terang iman dan memberi manusia pengalaman iman yang memungkinkan

mereka bertumbuh menuju kedewasaan iman.

Untuk itu, sekolah Katolik “menjembatani iman dan kebudayaan”

(KWI-MNPK, 1991: 94). Sekolah Katolik berada dalam masyarakat yang

berkembang dari zaman ke zaman, sehingga ia berada dalam suatu kebudayaan

manusia. Sekolah Katolik memerlukan “keterbukaan, kemampuan, dan

kesediaan untuk memperkaya dan diperkaya oleh segala dan setiap kebudayaan

tanpa terikat hanya pada satu kebudayaan” (GS, art. 58). Adanya dialog antara

kebudayaan dan Injil sangat diperlukan agar sekolah Katolik tetap Katolik dan

mampu membawa warganya dalam terang iman.

Peran terang iman, yaitu Injil sangat penting di sekolah Katolik sebab

“sekolah Katolik menimba inspirasi dan kekuatannya dari Injil tempatnya

berakar” (KWI-MNPK, 1991: 100). Proses pendidikan di sekolah adalah

sebuah perjalanan bersama Kristus menuju kesempurnaan. Sebagaimana

Kristus mengajar para rasul, demikian pula para guru mengajar para murid.

Pengajaran Kristus adalah pengajaran yang berisi Kabar Gembira dalam

masyarakat Yahudi saat itu. Injil bagi sekolah Katolik berfungsi sebagai

penafsir dan penata kebudayaan.

Melalui Injil, para guru menemukan karya Allah dalam sejarah manusia

sejak zaman Kitab Suci hingga sekarang. Injil pula yang menjadi penuntun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

32

para guru dalam mengembangkan rasa estetika dalam mengajar, dan

membentuk mereka seturut Sang Guru sejati, yaitu Yesus. Bagi siswa, Injil

memampukan mereka untuk membina suara hati. Suara hati menjadi pegangan

dalam menghadapi kebudayaan yang kerap tidak sesuai dengan nilai Injil.

Maka sepantasnya sarana rohani seperti Injil, bacaan rohani, ruang doa, salib

dan rosario disediakan sekolah.

Salah satu bentuk pewartaan Injil di sekolah adalah melalui mata

pelajaran Pendidikan Agama Katolik (PAK). Mengingat fungsinya sebagai

bentuk pewartaan, maka mata pelajaran PAK memiliki kedudukan yang

penting dalam sekolah Katolik.

e. Aspek Marturia: Sekolah Mendorong Warganya untuk Terlibat

Memberi Kesaksian

Jemaat Perdana disebut Katolik karena kesaksian hidup mereka.

Mereka pun disukai semua orang karena kesaksian hidup mereka (Kis 2:47).

Aspek marturia berhubungan dengan bagaimana sekolah Katolik mampu

menghadirkan nilai-nilai Kristiani baik bagi warganya maupun untuk

lingkungan sekitar. Kesaksian diberikan oleh sekolah Katolik bukan karena

sekolah menyandang nama “Katolik” namun karena kesaksian hidup

warganya; para guru, karyawan, dan siswa.

Sekolah Katolik memiliki citra yang positif. Menurut Go (1995: 77),

sekolah Katolik dikenal disiplin dan bermutu. Disiplin berarti pelajaran

berlangsung lancar dan berhasil serta memampukan siswa untuk menghadapi

kehidupan di masa depan. Bermutu berarti profesional dan didukung dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

33

dedikasi yang tinggi. Alasan inilah yang menyebabkan sebuah sekolah dikenal

sebagai sekolah Katolik oleh masyarakat.

Lebih dari hal tersebut, “mutu pengajaran agama yang dipadukan ke

dalam keseluruhan pendidikan para siswa adalah alasan mengapa orang tua

lebih suka menyekolahkan anaknya di sekolah Katolik” (KWI-MNPKI, 1991:

109). Pernyataan ini berarti bahwa nilai-nilai Kristiani yang diperoleh dalam

pelajaran agama dihayati dalam dinamika keseharian di sekolah sehingga

membentuk karakter siswa. Karakter siswa yang dibentuk berdasarkan nilai-

nilai Kristiani ini “mendorong cara hidup yang kontras dengan budaya modern

dan tentu saja merelakan diri untuk hidup bagi orang lain” (Groome, 1992: 32).

Hal di atas tidak berarti sekolah Katolik anti terhadap perkembangan

dunia modern, sebab “sekolah Katolik memiliki tanggung jawab untuk

memenuhi kebutuhan masyarakat karena berada di tengah manusia yang

berkembang dari zaman ke zaman, di mana kebutuhan manusia semakin

berkembang” (KWI-MNPK, 1991: 22). Sekolah Katolik memenuhi tanggung

jawabnya untuk mendidik manusia muda sesuai dengan kebutuhan masyarakat

dengan berpegang pada nilai-nilai Kristiani. Nilai-nilai Kristiani itulah yang

memampukan lulusan sekolah Katolik untuk bersaksi di tengah dunia.

Aspek marturia ini juga berhubungan dengan bagaimana yayasan

menampakkan kekatolikannya. Hal ini sehubungan dengan cara yayasan

memperlakukan warganya sesuai dengan hukum kasih. Sebagaimana Yesus

memperlakukan Para Rasul sebagai rekan kerja dan sahabat (Yoh 15:9-17),

demikian pula hendaknya Yayasan Katolik memperlakukan warganya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

34

B. Minat Belajar

1. Pengertian Minat Belajar

Winkel (2014: 219) mengatakan bahwa minat belajar adalah

“kecenderungan subjek yang menetap untuk merasa tertarik pada bidang studi

atau pokok bahasan tertentu dan merasa senang mempelajari materi itu.” Minat

berhubungan dengan perasaan senang dan tidak senang terhadap subjek. Ketika

subjek merasa senang maka dia akan tertarik untuk memperlajari sebuah

materi. Maka perlu diciptakan suasana atau cara untuk menimbulkan rasa

senang agar subjek tertarik belajar dan rasa senang ini perlu dipertahankan.

Minat berhubungan dengan suasana hati (stemming). Stemming adalah

suasana hati yang berlangsung agak lama, lebih tenang, berkesinambungan dan

ditandai dengan perasaan senang atau tidak senang (Wunds dalam Ani

Pujiastuti, 2011). Stemming bersumber dari kedalaman jiwa individu, maka

berada dalam alam bawah sadar. Meski demikian kadangkala faktor ekstern

juga dapat mempengaruhinya. Ketika seseorang diperlakukan dengan baik,

maka dia akan merasa senang sehingga tertarik akan sesuatu; demikian pula

sebaliknya.

Winkel (2014: 219) membedakan antara stemming dasar dan stemming

aktual. Stemming dasar sulit diubah sebab berhubungan dengan kepribadian

seseorang. Stemming aktual dapat diubah karena bersumber dari pengalaman

individu di mana faktor ekstern lebih berpengaruh. Berdasarkan penjelasan di

atas, minat dapat bersumber dari dalam diri individu dan dapat pula

dipengaruhi faktor ekstern.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

35

Pendapat yang senada diungkapkan oleh Mahfudh Shalahuddin (1990:

95), “minat adalah perhatian yang mengandung unsur-unsur perasaan.”

Perhatian dalam bahasa Inggris disebut passion, yaitu suatu gairah atau

perasaan yang kuat terhadap suatu objek. Perhatian yang sedemikian kuat dapat

mendorong seseorang untuk berbuat aktif dalam suatu pekerjaan. Berdasarkan

pendapat ini, minat dapat berupa kehendak yang kuat yang bersumber dari

perasaan yang mendalam.

2. Macam-macam Minat Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya

“Minat berasal dari ketertarikan akan suatu objek, maka tidak dapat

dipaksakan oleh orang lain” (Sefrina, 2013: 28). Ketika individu tertarik pada

objek maka dia akan mengamati lebih mendalam dan terdorong untuk lebih

intensif lagi untuk memahaminya. Tanpa dorongan dari pihak luar pun individu

sudah berminat.

Mahfudh Shalahuddin (1990: 95) mengatakan bahwa “minat dapat

muncul ketika suatu objek berhubungan dengan fungsi-fungsi kebutuhan, cita-

cita/keinginan, pengaruh kebudayaan, dan tersedianya kemungkinan

mengembangkan pengalaman.” Berdasarkan penjelasan ini, minat tidak hanya

bersumber dari dalam individu namun ada faktor dari luar individu yang dapat

mempengaruhi seseorang untuk berminat.

Suardiman (2008: 95) berpendapat bahwa “minat dapat dibangkitkan

dengan cara: membangkitkan adanya suatu kebutuhan, menghubungkan

dengan persoalan yang lampau, memberi kesempatan untuk mendapatkan hasil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

36

yang lebih baik dan menggunakan berbagai bentuk dalam belajar.” Pendapat

ini semakin memperkuat pandangan bahwa minat seseorang dapat dipengaruhi

oleh faktor eksternal.

Menurut Sefrina (2013: 28), faktor dari luar individu dapat

mempengaruhi namun tidak dapat memaksakan karena minat adalah hasil

proses pemikiran, emosi serta pembelajaran. Hal ini berarti bahwa minat

bukanlah hal yang sekali jadi, melainkan terus menerus dibentuk oleh faktor

intern maupun ekstern. Proses tersebut melibatkan kemampuan akal budi,

afeksi dan psikomotorik manusia. Dengan demikian, minat menjadi keputusan

bebas seseorang. Minat dalam hal ini disebut sebagai interest.

Berdasarkan uraian mengenai faktor yang dapat menimbulkan minat di

atas, maka minat dapat dibedakan menjadi dua (Siregar 2011: 178). Pertama,

minat pembawaan yaitu minat yang muncul dan tidak dipengaruhi oleh faktor-

faktor lain, baik kebutuhan maupun lingkungan. Kedua, minat yang muncul

karena pengaruh dari luar di mana minat ini dapat berubah karena faktor

lingkungan dan kebutuhan.

Secara garis besar, minat dapat berpengaruh pada perbuatan belajar

(Suardiman, 1979: 52) karena minat merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi proses dan hasil belajar individu (Ngalim Purwanto, 1996:

107). Minat merupakan hasil perpaduan dari faktor intern dan faktor ekstern

yang diolah oleh individu sehingga individu tersebut dapat memutuskan

tertarik untuk belajar sesuatu atau tidak. Hal ini dikuatkan oleh pendapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

37

Suardiman (2008: 95), “minat dapat menjadi alat motivasi yang pokok bagi

individu.”

C. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik (PAK)

1. Hakikat PAK

Pendidikan Agama Katolik di sekolah dipahami sebagai “proses

pendidikan dalam iman atau proses pendidikan agar para siswa semakin

beriman” (Heryatno, 2003: 21). Mata pelajaran PAK merupakan bentuk

katekese Gereja yang dilaksanakan dalam sekolah karena melalui mata

pelajaran PAK Kabar Gembira diwartakan dan siswa dihantar untuk

menghubungkan kenyataan dunia dengan terang iman, yaitu Injil. Sebagai

bentuk katekese, mata pelajaran PAK juga bersintesa dengan tujuan sekolah,

maka katekese tersebut dijalankan dalam lingkup pendidikan formal yang

dilembagakan dan didasarkan pada sistem yang sudah dibakukan berdasarkan

standar nasional pendidikan.

Satu hal penting dari pelajaran PAK adalah “perkembangan nilai-nilai

religius dan motivasi religius” (KWI-MNPK, 1991: 127). PAK berdasarkan

pernyataan tersebut bervisi spiritual sebab berhubungan dengan hal religius.

PAK secara konsisten memperkembangkan kedalaman hidup, jati diri, dan inti

hidup siswa. PAK secara sadar mengembangkan rasa, kepekaan hati, imaginasi

dan dimensi hidup siswa. Dengan demikian, PAK tidak hanya mengutamakan

segi kognitif namun memberi bekal bagi siswa untuk menghadapi kenyataan

hidup dan menjawab tantangan di masa depan dalam rangka menanggapi

panggilan hidupnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

38

2. Tujuan PAK

Tujuan PAK menurut Groome (2010: 48) yaitu “demi terwujudnya

nilai-nilai Kerajaan Allah, untuk menghidupi iman Kristiani dan untuk

kebebasan manusia.” Tujuan tersebut bersifat holistik dan konatif. Disebut

holistik karena PAK bermaksud mengembangkan secara utuh dan serentak segi

kognitif, afektif dan praksis hidup peserta. Disebut konatif karena PAK

mendorong siswa untuk setia, senang hati dan tekun mewujudkan tujuannya.

PAK secara keseluruhan mendorong siswa untuk berjuang dengan setia demi

mencapai perkembangan pengetahuan, sikap, dan tindakan. Antara

pengetahuan, sikap, dan tindakan adalah kesatuan di mana mengetahui dengan

benar berarti melaksanakan dengan berpegang pada nilai-nilai Krisitiani.

Dapiyanta (2008: 32) berpendapat bahwa PAK ditantang untuk

mengambil pilihan tujuan yang jelas, mengingat PAK adalah salah satu mata

pelajaran di sekolah dan sekolah berada di bawah pengaturan sistem

pendidikan suatu negara. Selama ini, tujuan PAK bersifat mendua namun tidak

tuntas. Tujuan PAK mendua antara orientasi pada pengembangan hidup

beriman atau pengetahuan iman. Mangunwijaya (dalam Dapiyanta, 2008: 33)

mengatakan, “untuk mencapai yang minimal, yakni pengetahuan, banyak orang

tidak puas, sedangkan untuk mencapai pengembangan hidup beriman, sangat

sulit karena PAK masuk dalam sebuah sistem pendidikan suatu negara.”

Pendapat Dapiyanta dan Mangunwijaya ini menjadi pertanyaan yang selalu

aktual karena PAK berhubungan dengan proses hidup beriman seseorang di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

39

mana iman bukan hal yang sekali jadi dan terus berproses, di mana proses

tersebut sulit jika diukur secara sistem pendidikan.

Adanya permasalahan di atas menunjukkan bahwa mata pelajaran PAK

bukanlah hal yang sepele. PAK perlu diberi keleluasaan sedemikian rupa

mengingat tujuan umum PAK adalah terwujudnya nilai-nilai Kerajaan Allah.

Sedangkan tujuan jangka panjangnya adalah perkembangan dan kedewasaan

iman. PAK di sekolah diharapkan membantu siswa supaya mengetahui dan

semakin peka terhadap rahmat Tuhan yang dilimpahkan dalam dirinya dan

tekun menanggapinya.

a. Demi Terwujudnya Nilai-nilai Kerajaan Allah

Kerajaan Allah adalah tema dan tujuan utama dalam pemberitaan dan

kehidupan Yesus. Oleh karena itu, mata pelajaran PAK bermaksud mengantar

orang-orang ke arah iman Kristiani. “Kerajaan Allah sebagai metapurpose

pendidikan dalam iman menuntut proses pendidikan yang membentuk dan

memberdayakan seluruh dimensi kehidupan peserta sebagai mitra Yesus dalam

memperjuangkan terwujudnya Kerajaan tersebut” (Heryatno, 2003: 24).

Groome (2010: 69-72) menyebutkan dua belas pernyataan yang

berkaitan dengan arah dasar pendidikan iman demi Kerajaan Allah.

1) Kerajaan Allah merupakan simbol yang mengungkapkan tindakan Allah

yang senantiasa hadir dan berkarya di tengah-tengah kehidupan manusia.

Kerajaan Allah merupakan kekuatan tindakan Allah yang sesuai dengan

sifat utama Allah: penuh belas kasih, sabar dan setia, menghendaki

keadilan, kedamaian, cinta kasih, keutuhan, dll.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

40

2) Kerajaan Allah dapat dipahami dalam konteks masa lampau, kini, dan

yang akan datang.

3) Kerajaan Allah merupakan anugerah Allah dan mengundang tanggapan

manusia. Ia sudah mulai terwujud dan di lain pihak belum mencapai

kepenuhannya.

4) Kerajaan Allah adalah Kabar Gembira bagi mereka yang terbelenggu,

tertawan, dianiaya, dan menderita.

5) Anugerah Allah untuk menjalin relasi dengan-Nya dan sesama manusia

sebagai anggota Kerajaan-Nya.

6) Karena Allah mengasihi manusia, maka Allah menghendaki supaya

manusia hidup saling mengasihi seperti Allah mengasihi mereka. Jalan

mengasihi Allah adalah dengan mengasihi sesama. Tolok ukur kasih tidak

lain adalah hidup Yesus sendiri yang mengasihi sampai sehabis-habisnya.

7) Kerajaan Allah memanggil kita untuk bertobat (metanoia), meninggalkan

cara hidup lama dan menggunakan cara hidup baru. Pertobatan yang

diusahakan adalah yang bersifat integral.

8) Pertobatan kita juga meminta agar kita menentang dan melawan seluruh

ekspresi dosa yang bersifat sosial dan budaya dalam dunia kita.

9) Kita harus berjuang untuk menciptakan struktur-struktur ekonomi, sosial,

politik dan pengaturan-pengaturan budaya yang mampu mempromosikan

Kerajaan Allah.

10) Pengutusan Gereja adalah menjadi sakramen kehadiran Kerajaan Allah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

41

11) Buah-buah kehidupan kita sebagai respon terhadap rencana Allah bagi

ciptaan adalah perwujudan Kerajaan Allah di tengah-tengah sejarah, dan

buah-buah dari usaha kita di masa kini yang akan tetap ada di Kerajaan

yang sempurna.

12) Terwujudnya nilai-nilai Kerajaan Allah di tengah hidup manusia menjadi

tolok ukur dari segala pendidikan iman. Proses pendidikan iman sungguh

berhasil kalau nilai-nilai Kerajaan Allah sungguh dialami secara nyata oleh

semua manusia.

Keduabelas pernyataan ini memberi arahan bagaimana seharusnya PAK itu

dijalankan. PAK menjadi sarana untuk menghadirkan Kerajaan Allah, maka

penggunaan terang iman adalah keharusan. Terang iman digunakan sebagai

nilai dasar untuk memahami kenyataan manusia dalam sejarah dan melalui

terang iman, manusia semakin mampu mengambil keputusan yang sesuai

dengan suara hatinya.

b. Demi Kedewasaan Iman Kristiani

Groome (2001: 81) menjelaskan bahwa hidup dalam iman Kristiani

merupakan tindakan dari manusia sebagai agent-subject melalui komunitas

iman Kristiani dengan menggabungkan tiga tindakan: meyakini (believing),

mempercayai (trusting), dan menjalankan kehendak Allah (doing God‟s will).

Pendidikan iman di sekolah merupakan proses pendewasaan iman yang

diharapkan memperkembangkan secara seimbang dan integratif ketiga hal

tersebut (Heryatno, 2003: 28).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

42

Dengan kemampuan akal budinya, manusia mampu mengenal Allah

dan meyakininya (believing). Melalui kedalaman jiwanya, manusia mengambil

keputusan untuk beriman dan berserah secara penuh pada Allah (trusting).

Akhirnya, manusia mewujudnyatakan imannya (doing God‟s will) dengan

mengusahakan kesejahteraan bersama. Ketiga tindakan iniyang dikembangkan

melalui PAK.

c. Demi Terwujudnya Kebebasan Manusia

Iman Kristiani hidup sebagai respon terhadap Kerajaan Allah maka

didasarkan pada kebebasan manusia dan bertujuan pada hidup bersama di

dalam kebebasan. “Tujuan terdekat PAK yakni iman Katolik dan kebebasan

manusia” (Groome, 2010: 121). Pendekatan yang menggambarkan kebebasan

manusia adalah " kebebasan untuk" (freedom for) dan "kebebasan dari"

(freedom from). Dasar dari kebebasan ini adalah manusia diciptakan menurut

gambar dan rupa Allah, maka keberadaan manusia sebagai citra Allah memiliki

kemungkinan untuk bebas.

Menurut Groome (2010: 310) freedom for adalah kebebasan untuk

menjadi apa kita dipanggil, yakni kebebasan menjadi satu dengan Allah yang

diekspresikan dalam kebebasan bersatu dengan orang lain dan melayani orang

lain. Freedom from adalah kebebasan Kristiani yang secara logis. Karena

kuasa Allah yang menyelamatkan Yesus, sekarang kita dapat bebas dari dosa.

Heryatno (2003: 33) menjelaskan tiga deskripsi kebebasan. Pertama,

kemampuan manusia bertindak memenuhi kebutuhan dasar. Kedua, manusia

bebas untuk memilih tanpa paksaan batin mana pun. Manusia sungguh bebas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

43

mengatur dirinya sendiri berdasarkan keyakinan, kesadaran, pilihan, dan

keputusannya; maka manusia sungguh otonom. Ketiga, manusia bebas untuk

menghayati keputusannya sendiri dengan segala resikonya.

3. Konteks PAK

Konteks PAK perlu dipahami dalam kaitannya yang erat dengan

pendekatan PAK yang bersifat kontekstual. Keadaan konkret lingkungan sosial

membentuk perkembangan pribadi dan penghayatan hidup beriman siswa.

Groome (2010: 157) berpendapat bahwa konteks PAK terjadi melalui interaksi

dalam situasi sosial dan budaya. Hal ini dikarenakan peserta didik berada dan

terlibat dalam hubungan di mana ia tinggal dan di mana ia belajar. Peran

komunitas Kristiani sangat diperlukan sebagai konteks PAK. Komunitas

Kristiani yang dimaksudkan adalah: keluarga, Gereja, masyarakat, dan sekolah.

Keempat komunitas ini adalah konteks PAK yang saling berhubungan dan

mempengaruhi.

Keadaan awal peserta didik juga perlu diperhatikan. Heryatno (2003:

50) menyebutkan konteks hidup peserta didik meliputi “kebutuhan dan minat

mereka, daya tangkap dan kemampuan mereka, latar belakang hidup dan

permasalahan mereka dan masih banyak lagi lainnya.” Sehubungan dengan hal

ini ada dua pendekatan, yaitu sosialisasi dan edukasi. Sosialisasi merupakan

proses di mana diri kita menjadi diri sendiri sebagaimana adanya, dengan jalan

berinteraksi dengan orang lain, tatanan hidup yang ada, nilai hidup yang diikuti

dan dengan pola tingkah laku yang diharapkan oleh lingkungan sosial kita.

Edukasi adalah proses di mana kita dengan sadar dan sengaja mendidik diri dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

44

peserta didik agar mengalami perkembangan hidup sehingga mencapai

kepenuhan.

D. Hubungan antara Dimensi Religius Pendidikan terhadap Minat Belajar

Pada bagian ini penulis akan menjelaskan hubungan antara dimensi

religius pendidikan terhadap minat belajar, khususnya mata pelajaran PAK.

Dilihat dari segi psikologi, dimensi religius pendidikan dapat menjadi stimulus

yang mempengaruhi minat belajar. Sedangkan dari konteks organisatoris

(sekolah), dimensi religius pendidikan adalah kultur sekolah.

1. Dimensi Religius Pendidikan sebagai Stimulus

Dimensi religius pendidikan (katolisitas) berfungsi sebagai faktor

ekstern yang dialami dan dirasakan peserta didik. Faktor ekstern ini menjadi

stimulus yang memberi pengaruh pada individu melalui pengalaman. Meski

pun demikian, manusia tidak secara langsung bereaksi terhadap stimulus dan

tidak membabi buta atau berlaku secara trial and error dalam menghadapi

stimulus sebab manusia adalah pribadi yang utuh. Hal ini dikatakan oleh

pengembang teori psikologi Gestalt.

Sardiman (2008: 32-33) menjelaskan beberapa prinsip teori psikologi

Gestalt. Pertama, manusia bereaksi dengan lingkungannya secara keseluruhan

dan tidak hanya secara intelektual. Kedua, belajar adalah penyesuaian diri

dengan lingkungan. Berdasarkan penjelasan ini, siswa tidak langsung bereaksi

terhadap lingkungan yang memiliki dimensi religius pendidikan namun terlebih

dahulu mengolahnya. Kemudian siswa akan belajar untuk menyesuaikan diri

dengan dimensi religius pendidikan itu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

45

Sehubungan dengan pernyataan di atas maka kegiatan belajar tidak

hanya dilakukan di kelas. Kegiatan di kelas hanya salah satu bentuk

pendidikan, selebihnya masih ada hidden curriculum yang dilaksanakan

melalui interaksi sehari-hari, pengalaman-pengalaman, dan tindakan tertentu.

Pengalaman akan membuat individu memiliki insight. Insight disebut juga

dengan pemahaman.

Baharuddin (2021: 89) berpendapat bahwa “keterlibatan seseorang

secara langsung dalam situasi belajar akan menghasilkan pemahaman yang

dapat membantu individu tersebut memecahkan masalah.” Keterlibatan siswa

dalam dinamika sekolah merupakan pengalaman yang membawa siswa pada

kemampuan untuk bertindak atas suatu hal. Dimensi religius pendidikan

sekolah akan menjadi pengalaman yang mendukung perkembangan pribadi

siswa.

Istilah insight diartikan oleh Ngalim Purwanto (1998: 101) sebagai

“sesuatu yang diperoleh kalau seseorang melihat hubungan tertentu antara

berbagai unsur dalam situasi tertentu.” Dimensi religius pendidikan dalam hal

ini berisi muatan nilai-nilai Kristiani yang juga ditemui dalam mata pelajaran

PAK. Karena adanya keterkaitan antara dimensi religius pendidikan dan mata

pelajaran PAK maka siswa akan mudah menemukan insight. Apa yang

dipelajari dalam mata pelajaran PAK akan ditemukan pula dalam kenyataan

dalam dinamika sekolah, maka siswa akan mudah memperoleh insight.

“Pembentukan insight dalam diri individu terjadi karena persepsi

terhadap lingkungan atau medan dan mestrukturnya sehingga membentuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

46

menjadi suatu susunan yang bermakna” (Baharuddin, 2012: 92). Persepsi siswa

terhadap lingkungan sekolah dipengaruhi oleh apa yang dialaminya sehari-hari

di sekolah. Persepsi siswa terhadap lingkungan sekolah ini dihubungkan oleh

siswa dengan materi yang terdapat dalam mata pelajaran PAK. Jika apa yang

dipelajari siswa di kelas sesuai dengan persepsinya terhadap lingkungan dan

kenyataan lingkungan sesuai dengan apa yang dipelajari, maka siswa akan

menerima hal ini sebagai insight dan memungkinkan siswa untuk berminat

belajar mata pelajaran PAK.

Mengenai bagaimana siswa bereaksi terhadap dimensi religius

pendidikan, Ngalim Purwanto (1996: 100) berpendapat “reaksi manusia

terhadap dunia luar tergantung kepada bagaimana ia menerima stimulus dan

motif-motif apa yang ada padanya.” Berdasarkan pernyataan ini, minat belajar

diberlakukan sebagai reaksi sedangkan dimensi religius pendidikan sebagai

stimulus; maka reaksi siswa terhadap mata pelajaran PAK, tergantung pada

bagaimana dia mengalami dimensi religius pendidikan dan pada motif-motif

lain yang ada pada diri siswa. Akhirnya dapat disimpulkan, dimensi religius

pendidikan bisa jadi menimbulkan minat belajar PAK dan sebaliknya,

tergantung dari ada atau tidaknya motif-motif lain.

2. Dimensi Religius Pendidikan sebagai Kultur

Kultur berhubungan dengan lingkungan di mana individu hidup.

Individu hidup dalam sebuah lingkungan. Wasty (1990: 87) menjelaskan

bahwa “lingkungan mencakup segala material dan stimuli di dalam dan di luar

individu.” Berdasarkan penjelasan tersebut maka lingkungan dapat diartikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

47

secara fisiologis, psikologis, dan sosio-kultural. Secara fisiologis, lingkungan

mencakup segala kondisi material jasmaniah di dalam tubuh, misalnya: gizi,

vitamin, air, dan kesehatan jasmani. Secara psikologis, lingkungan meliputi

segala gejala kejiwaan yang diterima individu sejak pembuahan, kelahiran,

hingga mati. Secara sosio-kultural, lingkungan mencakup segala interaksi dan

kondisi eksternal dalam hubungannya dengan perlakuan atau karya orang lain.

Supriyati (2013: 27) mengatakan bahwa “lingkungan terdiri dari rumah

tangga, sekolah, dan masyarakat.” Sekolah disebut lingkungan pendidikan

yang tidak terlepas dari situasi lembaga tersebut. Situasi sekolah Katolik

dipenuhi dengan katolisitas sebagai ciri khasnya. Dengan demikian, dimensi

religius pendidikan termasuk dalam lingkungan psikologis dan sosio-kultural

karena berhubungan dengan gejala kejiwaan (psikologis) dan mencakup segala

interaksi dan kondisi eksternal yang berhubungan dengan perlakuan orang lain

(sosio-kultural).

Sebagai lingkungan sosio-kultural, dimensi religius pendidikan menjadi

sebuah kualitas kehidupan yang mewujud dalam aturan-aturan atau norma, tata

kerja, kebiasaan kerja, dan gaya kepemimpinan. Horney (dalam Wolman,

1977: 456) menjelaskan “culture as the totality of society transmitted behavior

patterns characteristics of a group, is the result of complex social process.”

Dimensi religius pendidikan sebagai kultur adalah hasil dari keseluruhan

proses sosial di sekolah yang kompleks. Dimensi religius kehidupan juga

menjadi pola karakter dari sekolah Katolik yang dipengaruhi oleh visi-misi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

48

lembaga dan nilai-nilai yang dianutnya, sehingga menjadi habitus bagi warga

sekolah.

Dimensi religius pendidikan sebagai kultur mencerminkan kualitas

kehidupan sekolah yang tumbuh dan berkembang berdasarkan nilai atau spirit

yang dianut sekolah itu (Dapiyanta, 2008: 49). Bagi sekolah Katolik, kultur

sekolah mencerminkan sejauh mana katolisitas dihayati sekolah tersebut.

Sekolah Katolik yang menghayati katolisitas dengan baik akan menghadirkan

wajah Gereja di sekolah itu.

Dimensi religius pendidikan yang menjadi ciri khas sekolah Katolik

jika dihayati dengan baik maka akan menjadi jiwa (spirit) sekolah. Dapiyanta

(2008: 49) berpendapat,

“spirit akan mewarnai pembuatan struktur organisasi sekolah,

penyusunan deskripsi tugas, mengatur hubungan horizontal maupun

vertikal antar warga, yang secara keseluruhan kooperatif dan secara

perlahan atau cepat akan membentuk perilaku baik sistem maupun

perilaku perorangan warga sekolah.”

Sebagai sebuah kultur, dimensi religius pendidikan bukanlah sebuah pelajaran

khusus dan tidak secara langsung diajarkan kepada siswa namun dapat

dipelajari dari interaksi dan kebiasaan yang ada dalam dinamika sekolah

sehingga membentuk perilaku warga sekolah, misalnya siswa dalam belajar.

Kultur positif yang dibawa oleh dimensi religius pendidikan akan

memungkinkan siswa untuk menjalankan tugasnya, yaitu belajar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

49

BAB III

PENGARUH DIMENSI RELIGIUS PENDIDIKAN

TERHADAP MINAT BELAJAR

SISWI KELAS XI SMA SANTA MARIA YOGYAKARTA

PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

Bab ini merupakan pembuktian dari kajian mengenai dimensi religius

pendidikan dan minat belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik (PAK)

yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Pembuktian tersebut berdasarkan

penelitian dan kenyataan yang ada pada SMA Santa Maria Yogyakarta. Ada

dua garis besar yang dibahas pada bab ini. Pertama, gambaran mengenai SMA

Santa Maria Yogyakarta yang meliputi sejarah, visi, misi, tujuan, keadaan

guru, keadaan siswi, lingkungan fisik, dan lingkungan sosial. Kedua,

pembahasan mengenai penelitian yang mencakup: latar belakang penelitian,

tujuan penelitian, variabel penelitian, populasi, responden dan sampel, tempat

penelitian, waktu penelitian, instrumen penelitian, definisi konseptual dan

definisi operasional, serta kisi-kisi instrumen penelitian.

Bagian berikutnya berupa laporan hasil penelitian. Laporan disajikan

berdasarkan penelitian yang diadakan di sekolah, kemudian dibahas dan

dijelaskan. Pembahasan penelitian ini berguna untuk memperoleh pembuktian

pengaruh mengenai penghayatan dimensi religius pendidikan di SMA Santa

Maria Yogyakarta dan pengaruhnya terhadap minat belajar PAK di kelas XI.

Bagian akhir bab ini berupa kesimpulan dari hasil penelitian yang berguna

untuk penyusunan upaya pada bab berikutnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

50

A. Gambaran Umum SMA Santa Maria Yogyakarta

1. Sejarah Singkat SMA Santa Maria Yogyakarta

Sejarah singkat SMA Santa Maria Yogyakarta pada bagian ini disusun

berdasarkan profil sekolah dan wawancara dengan seorang pensiunan guru

(Bapak Herman Bedjo) pada hari Jumat, 22 Mei 2015. SMA Santa Maria

Yogyakarta berdiri sejak 15 Januari 1967 di bawah naungan Yayasan

Marsudirini yang berkantor pusat di Semarang. Awalnya, beberapa guru SMP

Immaculata untuk menampung lulusan SMP tersebut (terutama yang berjenis

kelamin puteri) agar dapat melanjutkan sekolah di jenjang SMA. Mereka

berjuang dalam berbagai hal, mulai dari pencarian siswa, dana, perijinan, dll

agar dapat memfasilitasi pendidikan bagi para alumni SMP tersebut. Selain

untuk memfasilitasi pendidikan tersebut, mereka berharap agar persaudaraan

yang terbangun antar peserta didik sejak SD hingga SMA tetap terjalin. Saat

didirikan, sekolah ini berada di jalan Brigjen Katamso bersama-sama dengan

SMP Maria Immaculata, hanya dengan berbatasan sekat-sekat papan.

Seiring dengan perkembangannya yang pesat, Yayasan Marsudirini

memberi fasilitas yang lebih memadai agar sekolah ini dapat memberikan

layanan pendidikan yang berkualitas. Sejak tanggal 3 Januari 1987 SMA Santa

Maria pindah ke tempat yang lebih memadai yaitu di jalan Ireda nomor 19A

Yogyakarta. Sekolah ini banyak meraih prestasi, baik akademik maupun non

akademik. Berdasarkan penuturan bapak Herman Bejo, seorang siswi bernama

Theresia Widiastuti menjadi salah satu peserta perhelatan lomba olah raga

bergengsi UBER Cup tahun 1980-an. Prestasi di bidang olah raga ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

51

merupakan hasil yang dicapai dengan penuh pengorbanan karena saat itu

sekolah belum memiliki lapangan. Mereka berlatih di alun-alun utara, bahkan

meminjam gedung-gedung tertentu.

Sekolah ini pernah mengalami ketakutan dalam hal jumlah peserta

didik, terutama saat pergantian nama SGA (Sekolah Guru tingkat Atas)

menjadi SMA (Sekolah Menengah tingkat Atas) sekitar tahun 1985-an.

Beberapa sekolah yang awalnya adalah sekolah kejuruan guru berubah menjadi

SMA umum, misalnya Sang Timur dan Pangudi Luhur. Hal tersebut

menyebabkan persaingan penerimaan peserta didik. Kendati demikian, SMA

Santa Maria Yogyakarta tetap eksis bahkan semakin berkembang.

Keberadaan sekolah ini di bawah Yayasan, maka tidak heran

kepemimpinan sekolah dan iklim kerja menjadi tantangan. Setiap pergantian

pemimpin (baik Yayasan maupun Kepala Sekolah) menyebabkan ritme kerja

dan iklim sekolah perlu penyesuaian. Para Guru dan Karyawan sudah

memaklumi hal ini dan tetap setia menjalankan tugasnya, meski kesejahteraan

bukan menjadi jaminan mereka. Hal ini membuktikan bahwa spiritualitas

pelayanan dan persaudaraan mereka sungguh teruji.

Sampai tahun 2000 sekolah ini memiliki rata-rata 6 kelas paralel dengan

daya tampung siswi 40 orang perkelas, sehingga secara keseluruhan SMA

Santa Maria Yogyakarta memiliki 18 kelas. Kelas terbagi menjadi 3 program,

yaitu program Bahasa, IPA, dan IPS. Akreditasi yang disandang statusnya

selalu “disamakan.” SMA Santa Maria Yogyakarta mulai tahun 2007

mendapat nilai akreditasi A.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

52

Berdasarkan sejarah singkat sekolah ini, dapat disimpulkan bahwa

SMA Santa Maria Yogyakarta layak disebut sekolah Katolik. Pertama, para

pendiri sejak awal mendirikan benar-benar bersatu demi pelayanan pendidikan.

Unsur persatuan itu juga yang menguatkan mereka dalam berbagai

pengorbanan sehingga banyak prestasi diraih. Kedua, sekolah ini melayani

dengan total sehingga prestasi yang diraih berasal dari berbagai bidang. Ketiga,

unsur cinta kasih dan spiritualitas sangat terasa saat peralihan kepemimpinan

(baik pemimpin Yayasan maupun Kepala Sekolah) sehingga ritme kerja dan

iklim kerja tetap kondusif. Keempat, sekolah ini memberi kesaksian yang

positif sehingga disukai oleh masyarakat. Hal ini terbukti dengan animo

masyarakat untuk menyekolahkan puterinya di sekolah ini tetap tinggi meski

banyak saingannya.

2. Visi, Misi dan Tujuan SMA Santa Maria Yogyakarta

a. Visi Sekolah

SMA Santa Maria Yogyakarta memiliki visi: “terselenggaranya

pendidikan yang memadukan intelektual, humaniora, dan ketrampilan

berdasarkan nilai - nilai Kristiani untuk siap bersaing dalam era globalisasi.”

Visi ini sejajar dengan visi sekolah Katolik yang tertulis dalam GE art. 8, yaitu:

“Mendidik murid-muridnya untuk memajukan kepentingan masyarakat

dunia secara berdaya guna dan mempersiapkan mereka untuk melayani

perkembangan Kerajaan Allah, sehingga mereka menjadi seumpama

ragi yang menyelamatkan bagi masyarakat dan manusia, karena

kehidupan dan kerasulan mereka yang patut dicontoh.”

SMA Santa Maria Yogyakarta menyelenggarakan pendidikan yang membina

pribadi siswanya secara menyeleruh (intelektual, humaniora, dan keterampilan)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

53

dengan harapan para peserta didik ini mampu berdaya guna bagi masyarakat.

Sekolah selalu memberikan bekal nilai-nilai Kristiani bagi siswinya agar

mereka dalam bersaing di era globalisasi ini tetap memiliki sikap hidup yang

sesuai dengan iman kristiani, sehingga mereka mampu memberi melalui hidup

dan karyanya kelak.

b. Misi Sekolah

SMA Santa Maria Yogyakarta memiliki misi sebagai berikut:

1) Menumbuhkembangkan penghayatan nilai-nilai Kristiani.

2) Melaksanakan pembelajaran, bimbingan dan pelatihan yang efektif, kreatif,

bermutu, dan menyenangkan sehingga dapat berkembang secara optimal.

3) Mewujudkan lulusan yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang

siap untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi.

4) Menumbuh kembangkan kepekaan sosial terhadap sesama dan lingkungan

demi terwujudnya semangat kekeluargaan dan persaudaraan.

5) Melaksanakan kegiatan-kegiatan untuk menggali bakat dan minat di

bidang ketrampilan.

Misi yang diungkapkan di atas selaras dengan misi sekolah Katolik

yang tertuang dalam GE art. 5:

“Membina bakat-bakat intelektual dengan perawatan yang tekun,

mengembangkan kemampuan menilai dengan tepat, mengantar ke

dalam warisan budaya yang diperoleh angkatan-angkatan terdahulu,

mengembangkan kepekaan terhadap nilai-nilai, mempersiapkan

kehidupan profesi, memupuk antara murid-murid dengan bakat dan dari

lapisan yang berbeda-beda, pergaulan yang akrab, yang melahirkan

kesediaan untuk saling memahami.”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

54

Misi sekolah Katolik yang berupa pembinaan bakat-bakat intelektual dan

dilaksanakan oleh SMA Santa Maria Yogyakarta dengan melaksanakan

pembelajaran, bimbingan dan pelatihan (misi nomor 2). Misi sekolah Katolik

berupa persiapan kehidupan profesi, dilaksanakan SMA Santa Maria

Yogyakarta dengan cara mewujudkan lulusan yang menguasai ilmu

pengetahuan dan teknologi (misi nomor 3). Misi SMA Santa Maria nomor 1

(menumbuhkembangkan penghayatan nilai-nilai Kristiani ) menjadi jiwa yang

menghidupi misi-misi lainnya sebagaimana ditulis dalam GE art. 5 di atas.

Berdasarkan misi nomor 1 tersebut, siswi memiliki nilai-nilai Kristiani yang

memungkinkan mereka menghadapi sesama dan lingkungan dengan peka,

selain itu juga berkembang dalam minat dan bakatnya.

c. Tujuan Sekolah

SMA Santa Maria Yogyakarta memiliki seperangkat tujuan sebagai

berikut:

1) Melaksanakan kurikulum nasional, lokal, dan pilihan (pendidikan

kemarsudirinian).

2) Memenuhi tuntutan pendidikan yang efektif, kreatif, bermutu, dan

menyenangkan sehingga dapat mengembangkan diri secara optimal.

3) Memenuhi tuntutan masyarakat (perguruan tinggi dan dunia kerja) untuk

menghasilkan lulusan yang kompetitif.

4) Memiliki peserta didik yang berkualitas dalam prestasi di bidang akademik

dan non akademik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

55

5) Memenuhi kualifikasi dan kompetensi standar nasional tenaga pendidik

dan tenaga kependidikan.

6) Memfasilitasi kegiatan akademik, karya ilmiah, seni, dan olah raga

sehingga terampil dalam berbagai lomba.

7) Memenuhi sarana prasarana yang diperlukan bagi proses belajar mengajar

yang optimal.

8) Membentuk peserta didik menjadi pribadi yang bertanggung jawab dan

berkualitas sehingga mampu memilih nilai-nilai hidup yang sesuai dengan

hati nurani.

9) Terciptanya suatu lingkungan belajar yang harmonis dan kondusif.

10) Memfasilitasi kegiatan kerohanian dan pembinaan kepribadian sehingga

terbentuk pribadi yang utuh.

11) Membekali peserta didik dengan ketrampilan-ketrampilan yang mampu

dikembangkan untuk masa depannya.

12) Menyediakan sarana prasarana yang mendukung kegiatan ketrampilan.

13) Mendampingi peserta didik yang pada waktunya mampu menjadi wanita

mandiri, berkarir yang cakap, berdedikasi tinggi bagi kemajuan bangsa,

negara, gereja berdasarkan visi dan nilai-nilai Kristiani.

14) Memiliki sumber pendanaan yang mampu menjaga kelangsungan

pendidikan.

15) Melaksanakan manajemen mutu dan sistem administrasi sesuai standar

nasional

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

56

Tujuan sekolah yang telah disebutkan di atas terkait dengan konteks

pendidikan nasional dan tujuan khusus sekolah ini yang mengabdi pada

Yayasan Marsudirini serta mengabdi pada kebutuhan masyarakat (tujuan

nomor 1 dan 3). Pendidikan yang dilaksanakan sekolah ini diharapkan mampu

mengembangkan siswi secara optimal, maka pendidikan dilaksanakan dengan

efektif, kreatif, bermutu, dan menyenangkan (tujuan nomor 2). Sekolah juga

membekali siswi dengan keterampilan yang menunjang masa depan siswi

sehingga mereka menjadi wanita yang mandiri, cakap dalam karir dan berguna

bagi bangsa, negara dan Gereja (tujuan nomor 11 dan 13). Agar memiliki daya

saing dengan sekolah lain, sekolah memberikan fasilitas baik dalam hal

akademik, karya ilmiah, seni dan olah raga (tujuan nomor 4 dan 6).

SMA Santa Maria Yogyakarta sebagai sekolah yang termasuk dalam

sistem pendidikan nasional juga memenuhi segenap standar di mana tertulis

dalam tujuan sekolah nomor 5 (standar nasional tenaga pendidik dan tenaga

kependidikan), nomor 7 dan 12 (standar nasional sarana prasarana), nomor 14

dan 15 (standar pendanaan dan manajemen). Hal ini menunjukkan tekad

sekolah untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan standar nasional pendidikan

di Indonesia.

Sebagai sekolah Katolik, SMA Santa Maria Yogyakarta mengadakan

kegiatan kerohanian dan pembinaan kepribadian serta pembinaan hati nurani

siswinya(tujuan nomor 8 dan 10). Selain itu sekolah ini hendak menciptakan

lingkungan belajar yang harmonis dan kondusif (tujuan nomor 9). Lingkungan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

57

belajar yang harmonis dan kondusif ini secara tidak langsung merupakan ciri

khusus sekolah Katolik yang menjadi tujuan SMA Santa MariaYogyakarta.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan sekolah

SMA Santa Maria Yogyakarta mengabdi kepada tujuan nasional pendidikan,

mengabdi pada kebutuhan masyarakat di mana sekolah berada, mengabdi

kepada kebutuhan siswi dengan tetap menjaga warna katolisitasnya.

3. Gambaran Keadaan Tenaga Pendidik dan Kependidikan SMA Santa

Maria Yogyakarta

Keadaan guru (tenaga pendidik) dan karyawan (tenaga kependidikan)

SMA Santa Maria Yogyakarta per 1 Juli 2014 sebagai berikut: guru sebanyak

28 orang dan karyawan non guru sebanyak 11 orang (terlampir). Total tenaga

pendidik dan kependidikan di sekolah ini adalah 39 orang. Jumlah ini cukup

sedikit dibandingkan dengan jumlah murid, yaitu 328 orang. Kendati rasio

perbandingan peserta didik dengan tenaga pendidik serta tenaga kependidikan

kurang ideal, namun tenaga pendidik dan kependidikan di sekolah ini

melaksanakan tugasnya dengan baik.

Tenaga pendidik dan kependidikan di sekolah ini mampu melaksanakan

tugas dengan baik sebab mekanisme perekrutan tenaga pendidik dan

kependidikan di sekolah ini cukup selektif. Untuk menjadi pendidik (guru)

diharuskan lulusan sarjana yang kompeten pada bidangnya, demikian pula

tenaga kependidikan. Selain itu, para pendidik juga diharapkan memiliki

kemampuan di bidang lain misalnya kemampuan musikal, teknologi komputer

serta kemampuan interpersonal yang baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

58

Guru di sekolah ini ada yang berasal dari pemerintah (DPK), guru tetap

yayasan (GTY) maupun honorer/guru tidak tetap (GTT).Untuk menjadi guru

tetap yayasan (GTY) dibutuhkan kesetiaan dalam pengabdian karena masa

menuju pengangkatan cenderung lama dan membutuhkan segenap kemampuan

baik akademis serta kesediaan untuk memenuhi persyaratan. Kesejahteraan

para guru tergolong standar dan mencukupi untuk ukuran wilayah Yogyakarta.

Ada pula tunjangan tertentu sebagai apresiasi atas kinerja guru. Meskipun

demikian masih banyak tantangan yang membutuhkan pengorbanan baik

materi, tenaga dan waktu. Dengan demikian segi spiritualitas pelayanan

seorang guru sungguh teruji.

Guna meningkatkan kemampuan guru di sekolah ini, baik di bidang

pengajaran, penguasaan teknologi dan untuk memenuhi persyaratan

administrasi; sekolah mengadakan pelatihan berkala. Antara guru terjalin relasi

yang baik sehingga tercipta kekompakkan dan persaudaraan antar tenaga

pendidik. Berdasarkan pengalaman teman-teman yang PPL di sekolah ini,

antara guru sering terjadi saling berbagi pengalaman bahkan berbagi bekal.

Selain peningkatan segi kemampuan, sekolah juga menyediakan kesempatan

bagi tenaga pendidik dan kependidikan untuk berkembang dari segi

spiritualitas dengan mengadakan refleksi karya, rekoleksi, retret, dan ziarah.

4. Keadaan Siswi SMA Santa Maria Yogyakarta

Terselenggaranya lembaga pendidikan, tidak terlepas dari individu yang

yang menjadi subjek pendidikan. Subjek pendidikan di SMA Santa Maria

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

59

adalah peserta didik yang bersifat homogen (berjenis kelamin perempuan

semua). Kendati secara jenis kelamin bersifat homogen, namun mereka berasal

dari beragam latar belakang suku, tingkat ekonomi, dan kemampuan akademis.

Keanekaragaman latar belakang inilah yang menyebabkan SMA Santa

Maria memiliki ciri khas kekatolikan “welcoming everyone.” Sejak awal masa

Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB), sekolah menerapkan sistem

pemerataan dalam seleksi sehingga tidak didominasi oleh daerah atau latar

belakang tertentu. Siswi yang berasal dari daerah yang jauh dan latar belakang

ekonomi tertentu diberi fasilitas asrama puteri yang terletak di sebelah gedung

sekolah.

Pada awal tahun akademik 2014/2015, jumlah siswi SMA Santa Maria

Yogyakarta berjumlah 319 orang yang dibagi dalam 14 rombongan belajar

(terlampir). Secara khusus, siswi kelas XI berjumlah 127 orang di awal tahun

ajaran namun kini tersisa 126 orang. Seorang siswi mengundurkan diri

dikarenakan alasan kesehatan.

Berdasarkan wawancara dengan guru PAK (ibu Heni) pada hari Sabtu

9 Mei 2015 di sekolah, siswi kelas XI secara umum berasal dari golongan

ekonomi menengah dan berlatar belakang keluarga yang kurang baik dalam

perkembangan individu (50% berasal dari keluarga broken home). Hal ini

terkuak saat wawancara dengan orang tua murid saat puteri mereka diterima

sebagai siswi di sekolah ini. Siswi sendiri dengan berbekal kedekatan personal

dengan para guru (khususnya guru mata pelajaran PAK) berani bercerita terus

terang mencurahkan isi hati mereka dan tidak segan meminta nasihat guru.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

60

Selain berlatarbelakang yang penuh tantangan tersebut, ada pula siswi

yang berasal dari golongan ekonomi mampu dan berlatarbelakang keluarga

yang harmonis. Latar belakang suku dan asal daerah siswi kelas XI juga

beragam. Sebagian besar siswi berasal dari suku luar Jawa (Flores, Batak,

Kalimantan, Papua, Ambon, Tionghoa), sedangkan yang berasal dari Jawa

sebagian besar dari luar Yogyakarta. Secara kemampuan akademis, siswi yang

diterima telah lulus Tes Potensi Akademik (TPA) maka cukup baik dari segi

kemampuan kognitif. Maka dapat dikatakan, sekolah sudah memenuhi salah

satu ciri Katolik karena terbuka menerima siswi dari berbagai latar belakang.

5. Lingkungan SMA Santa Maria Yogyakarta

a. Lingkungan Fisik SMA Santa Maria Yogyakarta

SMA Santa Maria yang beralamat di jalan Ireda nomor 19A Yogyakarta

memiliki lingkungan sekolah yang nyaman dan ideal untuk kegiatan belajar

mengajar. Lokasi SMA Santa Maria berada dekat dari kota yang berlokasi

kurang lebih 50 meter dari jalan raya.

SMA Santa Maria dikelilingi tembok pagar yang tinggi sehingga

menjamin keamanan sekolah. Gedung yang digunakan untuk proses belajar

mengajar berada pada lantai dua dan lantai tiga. Tepat di tengah-tengah gedung

terdapat sebuah taman bunga dan kolam ikan yang memberikan pemandangan

alam di sekitarnya. Ruang kelas yang digunakan memiliki ukuran kurang lebih

7 x 8 meter yang mampu menampung 20-30 siswa. SMA Santa Maria memiliki

halaman yang luas, sebagian digunakan untuk lapangan bola basket dan bola

voli. Sekolah ini juga memiliki dua buah aula yaitu aula besar dan aula kecil.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

61

Pada aula besar terdapat podium/panggung yang sering digunakan untuk pentas

seni, perayaan pesta nama, perayaan ekaristi dan sebagainya. Terdapat juga

ruang kepala sekolah, ruang wakil kepala sekolah, ruang guru, ruang BK, tata

usaha, perpustakaan, kantin, ruang OSIS, UKS, dan ruang humas (biasa

digunakan untuk ruang PPL). Terdapat juga “Green House”, sebagai tempat

untuk melakukan eksperimen botani dan terdapat goa Maria yang biasa

digunakan oleh para siswi, guru, dan karyawan untuk berdoa. Ada pula ruang

teduh dan ruang doa yang dapat digunakan siswi untuk berdoa secara pribadi.

Di sebelah aula besar terdapat dapur sebagai tempat praktek memasak para

siswi dalam mata pelajaran Tata Boga.

Untuk menunjang kegiatan belajar mengajar SMA Santa Maria

memiliki ruang kelas yang berjumlah 14 yang terdiri dari kelas X (5 kelas),

kelas XI (5 kelas), dan Kelas XII (4 kelas). Beberapa laboratorium, yaitu:

laboratorium kimia, komputer, fisika, biologi, dan laboratorium bahasa. Selain

itu juga memiliki ruang multimedia (sementara digunakan oleh mahasiswa PPL

SM-USD) dan ruang pertemuan yang dapat digunakan untuk kegiatan belajar

mengajar dengan menggunakan media audio-visual dan ruang musik yang

digunakan untuk pelajaran seni musik.

Kamar kecil di SMA Santa Maria bersifat permanen dengan kondisi air

yang bersih dan mencukupi. Keadaan kamar kecil tersebut bersih dan teratur

karena kesadaran dari semua pihak yang menggunakannya. Kamar kecil untuk

siswi ada di semua lantai (lantai 1, 2, dan 3) dan terdiri dari banyak ruangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

62

sehingga sangat mencukupi untuk siswi, sedangkan untuk guru ada di lantai

satu dan dua.

b. Lingkungan Sosial SMA Santa Maria Yogyakarta

SMA Santa Maria berada ditengah-tengah pemukiman warga yang

padat. Masyarakat di sekitar sekolah menanggapi dengan positif kehadiran

sekolah ini. Relasi yang dibangun oleh pihak sekolah dengan warga juga baik

sehingga tidak pernah terjadi masalah antara pihak sekolah dan warga yang

tinggal di sekitar sekolah tersebut.

Suasana kekeluargaan juga dirasakan di sekolah ini. Berdasarkan

pengalaman mahasiswa IPPAK yang melaksanakan PPL di sekolah ini, ketika

ada beberapa anak yang kehabisan uang jajan dan guru memberikan jatah

sarapannya kepada siswinya, bahkan guru dengan rela hati bersikap layaknya

orang tua. Ketika ada siswi yang mengalami masalah, guru adalah tempat

bercerita bagi siswi-siswi sehingga mencurahkan hati dengan penuh cinta.

Guru pun tidak segan untuk menegur ketika pakaian, tatanan rambut atau make

up siswi tidak rapi atau kurang sesuai dengan perkembangan anak seusianya.

Salah satu keunikan sekolah ini adalah menempatkan tempat air suci di

pintu masuk utamanya. Tujuan hal ini adalah agar semua warga sekolah

mengingat bahwa mereka selalu mempersembahkan apa yang mereka usahakan

di sekolah demi Tuhan semata. Persis di depan pintu masuk terdapat patung

Santa Maria dalam ukuran yang besar. Tujuannya agar semua warga sekolah

mengingat akan keteladanan Santa Maria sebagai pelindung sekolah mereka.

Ada juga patung Santo Fransiskus Asissi yang berada di dekat pintu gerbang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

63

masuk. Santo Fransiskus Asisi menjadi spiritualitas Yayasan Marsudirini,

sehingga diharapkan semua nilai-nilai rohani tidak terlepas dari spiritualitas

Fransiskan, yang bersumber dari Yesus sendiri.

B. Penelitian Pengaruh Dimensi Religius Pendidikan terhadap Minat

Belajar Siswi Kelas XI SMA Santa Maria Yogyakarta pada Mata

Pelajaran Pendidikan Agama Katolik

1. Latar Belakang Penelitian

Dimensi religius pendidikan adalah ciri khas sekolah Katolik (KWI-

MNPK, 1991: 81). Dimensi religius pendidikan memiliki kedudukan yang

penting dalam sekolah Katolik sebab “semua sekolah, yang bagaimana pun

bernaung pada Gereja, sedapat mungkin membentuk diri menurut citra sekolah

katolik itu” (GE, art. 9). Karena mencerminkan sifat kekatolikan yang khas,

maka dimensi religius pendidikan disebut juga katolisitas. Dimensi religius

pendidikan ditampakkan dalam aspek persaudaraan (koinonia), pelayanan

(diakonia), peribadatan (leiturgia), pewartaan Kabar Gembira (kerygma) dan

kesaksian melalui cara hidup (marturia). Kelima aspek menjadi ciri khas yang

menampakkan kekatolikan, sebagaimana diceritakan dalam Kisah Jemaat

Perdana (Kis 2:41-47).

Katolisitas yang mewarnai dinamika kehidupan sehari-hari sekolah

Katolik dapat menjadi lingkungan sosial yang kondusif untuk perkembangan

pribadi secara utuh. Hal ini disebabkan karena nilai-nilai katolisitas dihayati

oleh setiap pribadi sehingga berpengaruh terhadap lingkungan sosial sekolah.

Lingkungan sosial ini menciptakan sebuah suasana yang dipenuhi rasa

kekeluargaan di mana setiap pribadi diterima, dihargai dan didorong untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

64

berkembang. Tentu hal ini akan mendorong siswa untuk berminat belajar dan

dengan demikian akan bertumbuh sebagai pribadi yang utuh.

Katolisitas bagi sekolah Katolik sangat penting namun saat ini sekolah

Katolik mengalami beberapa tantangan yang dapat berakibat pada lunturnya

katolisitas. Berdasarkan pengamatan, tantangan yang dihadapi sekolah Katolik

antara lain: adanya tuntutan kelulusan yang semata berdasarkan nilai kognitif,

biaya operasional sekolah yang mahal, berkembangnya sekolah-sekolah negeri

dengan biaya SPP yang murah, dan masalah input (siswa yang mendaftar).

Berbagai tantangan tersebut membuat sekolah Katolik mau tidak mau

mengikuti tuntutan standar nasional pendidikan dan standar kelulusan dan

menerapkan biaya SPP yang relatif tinggi demi terpenuhinya standar

operasional. Tantangan ini pula yang membuat sekolah Katolik tidak lagi

welcoming everyone melainkan memilih peserta didik baru yang kiranya dapat

memenuhi tuntutan standar nasional dan menyangga kebutuhan operasional

sekolah.

Tantangan lain bagi sekolah Katolik adalah mengenai kedudukan mata

pelajaran Pendidikan Agama Katolik (PAK). Tantangan mengenai kedudukan

mata pelajaran PAK terletak pada alokasi Jam Pelajaran (JP) yang minim dan

adanya kemungkinan siswa non Katolik yang mengikuti mata pelajaran

tersebut. Alokasi JP mata pelajaran PAK ini relatif minim dibandingkan

dengan mata pelajaran lainnya dan mungkin kurang diberi perhatian oleh

sekolah. PAK dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006

termasuk dalam mata pelajaran Kelompok A (wajib) dan dialokasikan 2 jam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

65

pelajaran (JP) per minggu dari jumlah total 42 JP per minggu. PAK hanya

diberi porsi sekitar 6,8% dalam keseluruhan program intrakurikuler sekolah.

Jumlah JP yang minim ini masih kerap dikurangi ketika menjelang ujian akhir

nasional (UAN) dan ketika ada momen penting sekolah. Tantangan ini

dihadapi sekolah Katolik yang dituntut memenuhi standar prestasi akademik

tertentu yang menjadi pembanding dengan sekolah lain.

Idealnya, keberadaan mata pelajaran PAK di sekolah Katolik

merupakan salah satu ciri, sebab “mutu pengajaran agama yang dipadukan ke

dalam keseluruhan pendidikan para siswa adalah alasan mengapa orang tua

lebih suka menyekolahkan anaknya di sekolah Katolik (KWI-MNPK, 1991:

109). Selain itu, mata pelajaran PAK merupakan salah satu aspek dimensi

religius pendidikan, yaitu kerygma sebab melalui PAK Kabar Gembira

diwartakan kepada peserta didik dan mereka dituntun untuk semakin mencintai

Yesus serta bertumbuh menuju kedewasaan iman.

Sebagai sekolah Katolik, SMA Santa Maria Yogyakarta menghadapi

tantangan sehubungan dengan dimensi religius pendidikan dan kedudukan

mata pelajaran PAK. Di tengah berbagai tantangan tersebut, sekolah ini tetap

mampu mempertahankan kiprahnya di dalam dunia pendidikan. Peserta didik

di sekolah ini bersifat homogen (puteri semua) namun mereka berasal dari

berbagai latar belakang (daerah, ekonomi, dll).

Sehubungan dengan mata pelajaran PAK sekolah ini layak diteliti sebab

sebagai sekolah Katolik SMA Santa Maria hendaknya memberikan perhatian

khusus pada mata pelajaran PAK. Perhatian khusus ini dihadapkan pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

66

tantangan tuntutan dunia pendidikan yang membuat pelajaran PAK seolah-olah

kurang penting. Mata pelajaran PAK juga yang menjadi salah satu bagian dari

katolisitas (aspek kerygma: sekolah mewartakan Kabar Gembira) selayaknya

menjadi primadona di sekolah ini.

Berdasarkan uraian di atas, penulis merasa perlu untuk mengadakan

penelitian di SMA Santa Maria Yogyakarta dengan maksud: memperoleh

gambaran sejauh mana katolisitas sebagai dimensi religius pendidikan dihayati

oleh guru, karyawan dan siswi SMA Santa Maria Yogyakarta, sejauh mana

dimensi religius pendidikan tersebut berpengaruh terhadap minat belajar siswi

kelas XI pada mata pelajaran PAK dan untuk mengetahui faktor yang

mendukung serta menghambat minat belajar siswi kelas XI pada mata

pelajaran PAK.

2. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan:

a. Memperoleh gambaran sejauh mana katolisitas sebagai dimensi religius

pendidikan dihayati oleh pemimpin, guru, karyawan, dan peserta didik di

SMA Santa Maria Yogyakarta.

b. Mengetahui pengaruh dimensi religius pendidikan terhadap minat belajar

mata pelajaran PAK di kelas XI SMA Santa Maria Yogyakarta.

c. Mengetahui faktor-faktor yang mendukung dan menghambat minat belajar

PAK di kelas XI SMA Santa Maria Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

67

3. Variabel Penelitian

Penyusunan variabel pada penelitian ini berdasarkan tujuan penelitian

di atas. Menurut Sutrisno Hadi (1989: 224), variabel adalah aspek-aspek yang

menunjukkan variasi, baik dalam jenis maupun dalam tingkatan. Aspek-aspek

yang akan diteliti sehubungan dengan tinjauan pelaksanaan dimensi religius

pendidikan dan minat belajar mata pelajaran PAK di kelas XI SMA Santa

Maria Yogyakarta.

Variabel dalam penelitian ini adalah

a. Penghayatan dimensi religius pendidikan yang dinyatakan dalam aspek

koinonia, diakonia, leiturgia, kerygma, dan marturia.

b. Pengaruh dimensi religius pendidikan terhadap minat belajar.

c. Faktor pendukung dan penghambat minat belajar mata pelajaran PAK.

4. Populasi, Responden dan Sampel Penelitian

Sugiyono (dalam Riduwan, 2004: 54) mengatakan bahwa populasi

adalah, “wilayah generalisasi yang terdiri dari subjek atau objek yang menjadi

kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari

dan kemudian ditarik kesimpulannya.” Populasi dalam penelitian ini adalah

siswi SMA Santa Maria Yogyakarta karena berada pada suatu wilayah dan

memenuhi syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian.

Responden penelitian ini adalah seluruh siswi kelas XI SMA Santa

Maria Yogyakarta yang berjumlah 126 orang dan satu orang guru PAK.

Sampel menurut Riduwan (2004: 56) adalah bagian dari populasi yang diambil

sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi. Sampel dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

68

penelitian ini diperoleh secara random. Random sampling adalah pengambilan

sampel secara acak atau tanpa pandang bulu (Sutrisno Hadi, 2000: 83).

Jumlah sampel menurut Surakhmad dalam Riduwan (2004: 65), jika

ukuran populasi sama dengan atau lebih dari 100, maka sampel sekurang-

kurangnya 15% dari responden. Rumus untuk menghitung presentase jumlah

sampel sebagai berikut:

Keterangan:

S = persentase sampel yang akan digunakan

n = jumlah responden

Responden dalam penelitian ini, berjumlah 126 orang, maka sampel

yang hendak diteliti sebanyak:

S = 15% + (1000-126) . (50%-15%)

(1000-100)

S = 15% + 874 . 35%

900

S = 15% + 0,97 . 35%

S = 15% + 32,93%

S = 47,93%

Jumlah sampel sebanyak 47,93% x 126 = 60,8711 dibulatkan menjadi 61 orang

siswi kelas XI. Siswi sejumlah 61 orang tersebut akan diberi angket dan

S = 15% + (1000-n) . (50%-15%)

(1000-100)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

69

kuesioner terbuka. Satu orang guru mata pelajaran PAK yang akan

diwawancarai.

Peneliti memperoleh 61 orang sebagai sampel dalam penelitian ini

dengan cara undian. Cara undian ini menurut Sutrisno Hadi (2000: 83)

dilakukan dengan langkah sebagai berikut: membuat daftar berisi subjek dalam

populasi (dalam penelitian ini daftar nama siswi kelas XI), memberi kode

untuk tiap subjek, menulis kode tersebut dalam kertas kecil lalu digulung,

memasukkan gulungan dalam kaleng, mengocok kaleng tersebut hingga keluar

sejumlah kertas sesuai yang dibutuhkan.

5. Instrumen Penelitian

Penelitian menggunakan pendekatan metodologi kualitatif dan

kuantitatif. Penggunaan dua pendekatan ini tidak saling bertentangan. Menurut

Moleong (1991: 22), “kedua pendekatan itu dapat digunakan apabila desainnya

adalah memanfaatkan satu paradigma sedangkan paradigma lainnya sebagai

pelengkap saja.” Maka dalam penelitian ini pendekatan kualitatif dipilih

sebagai pendekatan utama. Selanjutnya Moleong mengatakan, “kedua bentuk

data itu (kualitatif dan kuantitatif) digunakan bersama dan apabila

dibandingkan, masing-masing dapat digunakan untuk keperluan menyusun

teori.” Data dari angket, kuesioner, dan wawancara dalam penelitian ini

menjadi dasar untuk menganalisis hasil penelitian sehingga benang merah

penelitian semakin kuat.

Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif. Menurut Bogdan dan

Taylor (dalam Moleong, 1991: 3) metodologi kualitatif adalah prosedur

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

70

penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau

lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Metodologi kualitatif ini

lebih berupaya memahami situasi tertentu, dalam penelitian ini situasi yang

hendak dipahami adalah katolisitas sebagai bentuk dari dimensi religius

pendidikan dan pengaruhnya terhadap minat belajar mata pelajaran Pendidikan

Agama Katolik (PAK). Penyusunan instrumen penelitian ini dipengaruhi oleh

tujuan, variabel, responden, dan sampel penelitian. Maka penelitian ini

menggunakan instrumen berupa angket, kuesioner terbuka, dan wawancara.

Angket adalah salah satu alat untuk memperoleh data yang disajikan

dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih satu

jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya (Riduwan, 2004: 72). Angket

ini memungkinkan responden untuk memberi jawaban dengan memilih salah

satu item yang disediakan dengan cara memberi tanda tertentu. Jawaban dari

responden direduksi menjadi data dalam bentuk angka. Data dalam bentuk

angka ini dimaksudkan untuk mempermudah penulis dalam menganalisa data.

Selain menggunakan angket, data juga diperoleh dengan menggunakan

kuesioner terbuka. Kuesioner terbuka, menurut Riduwan (2004: 71) adalah

angket yang disajikan dalam bentuk sederhana sehingga responden dapat

memberikan isian sesuai dengan kehendak dan keadaannya. Berdasarkan

keterangan tersebut maka kuesioner terbuka berupa pertanyaan yang

jawabannya tidak dibatasi oleh item pilihan tertentu. Karena tidak dibatasi

dalam menjawab, responden dapat memberikan jawaban atau pandangan yang

lebih mendalam akan suatu hal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

71

Data dari angket dan kuesioner terbuka ini masih perlu dicek ulang

sebab kuesioner memiliki kelemahan, misalnya: “unsur-unsur yang tidak

disadari tidak dapat diungkapkan, jawaban dipengaruhi oleh keinginan pribadi,

ada hal yang dirasa memalukan atau tidak penting untuk dinyatakan, dan

kesukaran merumuskan keadaan diri dalam sebuah bahasa” (Sutrisno Hadi,

1989: 177). Guna melengkapi dan memantapkan data, penulis menggunakan

metode wawancara. Menurut Sutrisno Hadi (1989: 218), metode wawancara

digunakan untuk menguji kebenaran dan kemantapan suatu data yang diperoleh

dengan cara lain.

Penelitian ini bersifat deduktif, yaitu berawal dari teori umum mengenai

dimensi religius pendidikan dan minat belajar, penulis mencoba menemukan

hal-hal khusus berupa gambaran pelaksanaan dimensi religius pendidikan serta

pengaruhnya terhadap minat belajar.

6. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini adalah di gedung sekolah SMA Santa Maria

Yogyakarta. Sedangkan waktu penelitian adalah pada bulan Juni 2015 pada

saat siswi memiliki waktu luang sehingga tidak mengganggu proses belajar

mengajar dan kegiatan sekolah.

7. Definisi Konseptual dan Definisi Operasional

a. Definisi Konseptual

1) Dimensi religius pendidikan sekolah Katolik adalah katolisitias.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

72

2) Menurut Winkel (2014: 219), minat belajar adalah “kecenderungan subjek

yang menetap untuk merasa tertarik pada bidang studi atau pokok bahasan

tertentu dan merasa senang mempelajari materi itu.”

3) Dimensi religius pendidikan dapat berpengaruh sebagai stimulus minat

belajar dan dimensi religius pendidikan dapat berpengaruh sebagai sosio-

kultur yang mendorong minat belajar.

b. Definisi Operasional

1) Dimensi religius pendidikan dihayati dalam lima aspek: koinonia, diakonia,

leiturgia, kerygma, dan marturia. Aspek koinonia dihayati dengan ciri-ciri:

suasana sekolah yang penuh cinta kasih, adanya kerjasama yang baik antara

warga sekolah, kemampuan untuk saling menerima kelebihan dan

kekurangan sesama. Aspek diakonia dihayati dengan ciri-ciri: usaha sekolah

untuk membina kemampuan beripikir, fisik. dan spiritual siswi, serta

pelayanan optimal para guru. Aspek leiturgia dihayati dengan ciri-ciri:

adanya kegiatan ibadat, Ekaristi, dan penerimaan sakramen, serta buah-buah

rohani yang mampu dipetik siswi. Aspek kerygma dihayati dengan ciri-ciri:

adanya kegiatan renungan harian, sarana Kristiani, dan usaha untuk

mengembangkan kemampuan siswi semakin dekat dengan Tuhan. Aspek

marturia dihayati dengan ciri-ciri: adanya kesaksian hidup guru dan

dorongan sekolah bagi warganya agar terlibat dalam masyarakat.

2) Pengaruh dimensi religius pendidikan terhadap minat belajar sebagai

stimulus ditunjukkan dengan adanya dorongan minat belajar yang

bersumber dari suasana sekolah dan kesesuaian yang diajarkan dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

73

pelajaran dengan keadaan sekolah. Pengaruh dimensi religius pendidikan

sebagai sosio-kultur ditunjukkan dengan adanya penghayatan nilai Kristiani

oleh para pendidik, peraturan, norma, dan hubungan kerja, serta kebiasaan

Kristiani di sekolah.

3) Minat belajar dapat dilihat dari adanya faktor pendukung dan penghambat

yang bersumber dari dalam atau luar diri individu.

8. Kisi-kisi Angket, Kuesioner Terbuka dan Wawancara

a. Kisi-kisi Angket

No Variabel Indikator No Item Jumlah

1. Tingkat

penghayatan

katolisitas sebagai

dimensi religius

pendidikan oleh

guru, karyawan dan

siswi SMA Santa

Maria Yogyakarta.

a. Sekolah sebagai

persekutuan

(koinonia)

b. Sekolah

memberikan

pelayanan untuk

perkembangan

pribadi siswa

secara

menyeluruh

(diakonia)

c. Sekolah

mengadakan

perayaan-

perayaan iman

dan sakramen

(leiturgia)

1-7

8-12

13-15

7

5

3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

74

d. Sekolah

mewartakan

Kabar Gembira

(kerugma)

e. Sekolah

mendorong

warganya untuk

terlibat

memberikan

kesaksian

(marturia)

16-19

20-22

4

3

2. Pengaruh dimensi

religius pendidikan

terhadap minat

belajar mata

pelajaran PAK

a. Dimensi religius

pendidikan

sebagai stimulus

minat belajar.

b. Dimensi religius

pendidikan

sebagai kultur

yang mendorong

minat belajar

23-25

26-28

3

3

3. Faktor pendukung

dan faktor

penghambat minat

belajar mata

pelajaran PAK

kelas XI SMA St.

Maria Yogyakarta

a. Faktor

pendukung

minat belajar

dari dalam diri

b. Faktor

pendukung

minat belajar

dari luar diri

siswi.

c. Faktor

29-30

31-32

2

2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

75

penghambat

minat belajar

dari dalam diri

siswi.

d. Faktor

penghambat dari

luar diri siswi.

33-34

35-36

2

2

Jumlah Soal 36

b. Kisi-kisi Kuesioner Terbuka

No Variabel Indikator No Item Jumlah

1. Tingkat

penghayatan

katolisitas sebagai

dimensi religius

pendidikan oleh

guru, karyawan dan

siswi SMA Santa

Maria Yogyakarta.

a. Sekolah sebagai

persekutuan

(koinonia)

b. Sekolah

memberikan

pelayanan untuk

perkembangan

pribadi siswa

secara

menyeluruh

(diakonia)

c. Sekolah

mengadakan

perayaan-

perayaan iman

dan sakramen

(leiturgia)

1

2

3

1

1

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

76

d. Sekolah

mewartakan

Kabar Gembira

(kerugma)

e. Sekolah

mendorong

warganya untuk

terlibat

memberikan

kesaksian

(marturia)

4

5

1

1

2. Pengaruh dimensi

religius pendidikan

terhadap minat

belajar mata

pelajaran PAK

a. Dimensi religius

pendidikan

sebagai stimulus

minat belajar.

b. Dimensi religius

pendidikan

sebagai kultur

yang mendorong

minat belajar

6

7

1

1

3 Minat belajar mata

pelajaran PAK

kelas XI SMA St.

Maria Yogyakarta

a. Faktor

pendukung

minat belajar

dari dalam diri

b. Faktor

pendukung

minat belajar

dari luar diri

siswi.

8

9

1

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

77

c. Faktor

penghambat

belajar dari

dalam diri siswi.

d. Faktor

penghambat dari

luar diri siswi.

10

11

1

1

Jumlah Soal 11

c. Kisi-kisi Wawancara untuk Guru Mata Pelajaran PAK

No Variabel Indikator No Item Jumlah

1. Tingkat

penghayatan

katolisitas sebagai

dimensi religius

pendidikan oleh

guru, karyawan dan

siswi SMA Santa

Maria Yogyakarta.

a. Pengertian

katolisitas

sebagai dimensi

religius

pendidikan.

b. Kegiatan dan

usaha sekolah

untuk

menghayati

katolisitas

c. Hasil yang

dicapai

1

2

3

1

1

1

2 Pengaruh dimensi

religius pendidikan

terhadap minat

belajar mata

pelajaran PAK

a. Dimensi religius

pendidikan

sebagai stimulus

minat belajar.

b. Dimensi religius

pendidikan

4

5

1

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

78

sebagai kultur

yang mendorong

minat belajar

3 Minat belajar mata

pelajaran PAK

kelas XI SMA St.

Maria Yogyakarta

a. Faktor

pendukung

pelaksanaan

mata pelajaran

PAK.

b. Faktor

penghambat

pelaksanaan

mata pelajaran

PAK

6

7

1

1

Jumlah Soal 7

C. Laporan Hasil Penelitian Pengaruh Dimensi Religius Pendidikan

terhadap Minat Belajar Siswi Kelas XI SMA Santa Maria Yogyakarta

pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik

Pada bagian ini penulis akan menjabarkan hasil penelitian berdasarkan

penelitian yang dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 13 Juni 2015 untuk 61

responden di SMA St. Maria Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan angket,

kuesioner terbuka, dan wawancara. Angket dan kuesioner terbuka ditujukan

kepada siswi kelas XI sedangkan wawancara ditujukan kepada seorang guru

mata pelajaran PAK.

Laporan hasil angket disajikan dalam bentuk data menurut masing-

masing variabel. Laporan hasil kuesioner terbuka dan wawancara disajikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

79

dalam bentuk deskripsi. Rumus yang digunakan dalam penghitungan kuesioner

tertutup adalah: f/N x 100

Keterangan:

f = frekuensi atau banyaknya responden yang memilih alternatif jawaban

tertentu pada setiap item.

N = jumlah responden.

100 = bilangan konstanta

1. Laporan Hasil Angket

Peneliti menggolongkan arah jawaban menjadi positif dan negatif. Pada

pernyataan yang bersifat positif, jika responden yang menjawab pilihan sangat

mengalami (SM) dan mengalami (M) lebih banyak dari responden yang

menjawab ragu-ragu (R), kurang mengalami (KM), tidak mengalami (KM) dan

tidak menjawab (*); maka hasil penelitian bersifat positif. Jika dalam satu

pernyataan, jawaban tersebar dari SM hingga tidak menjawab maka hasilnya

cenderung negatif. Pada pernyataan yang bersifat negatif (pernyataan nomor

34, 35, dan 36) berlaku sebaliknya. Pada tabel di bawah ini, bilangan yang

diikuti tanda % menunjukkan persentase jawaban responden, sedangkan

bilangan tanpa tanda % menunjukkan jumlah jawaban responden pada item

pernyataan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

80

Tabel 1

Tingkat Penghayatan Katolisitas sebagai Dimensi Religius Pendidikan

N= 61

NO PERNYATAAN SM M R KM TM *

Sekolah sebagai persekutuan (aspek koinonia)

1 Ketika memasuki

sekolah, saya

disambut dengan

hangat oleh guru,

karyawan dan

teman-teman.

10

16,39

%

41

67,21%

7

11,47%

3

4,92%

2 Saya merasa

diterima oleh

teman-teman,

guru dan

karyawan meski

latar belakang

saya berbeda

dengan mereka.

15

24,59

%

41

67,21%

2

3,28%

2

3,28%

1

1,64

%

1

1,64

%

3 Saya merasakan

perhatian

layaknya

perhatian dari

orang tua oleh

para guru.

11

18,03

%

33

54,09%

11

18,03%

6

9,84%

4 Teman-teman,

para guru dan

karyawan

menerima

10

16,39

%

31

50,82%

13

21,31%

6

9,84%

1

1,64

%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

81

kekurangan saya.

5 Saya merasakan

adanya kerjasama

yang baik antara

pimpinan sekolah

dengan seluruh

warga sekolah.

3

4,92%

22

36,06%

22

36,06%

7

11,47

%

5

8,2

%

2

3,28

%

6 Saya merasakan

kehadiran Tuhan

dalam diri guru,

teman-teman dan

karyawan karena

mereka membuat

saya nyaman.

16

26,23

%

22

36,06%

18

29,51%

4

6,56%

1

1,64

%

7 Saya kerasan

berada di sekolah

karena situasi

sekolah yang

penuh cinta kasih.

5

8,2%

22

36,06%

26

42,62%

6

9,84%

2

3,28

%

Sekolah memberikan pelayanan untuk perkembangan pribadi siswa

secara menyeluruh (aspek diakonia)

8 Saya dibimbing

untuk menerima

kelemahan diri

dan

memperbaikinya.

18

29,51

%

35

57,38%

4

6,56%

3

4,92%

9 Bakat saya

semakin

berkembang

karena kegiatan

17

27,87

%

31

50,82%

9

14,75%

3

4,92%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

82

yang

diselenggarakan

sekolah.

10 Saya semakin

mampu berpikir

kritis karena

pelajaran yang

diberikan.

8

13,11

%

32

52,46%

15

24,59%

4

6,56%

1

1,64

%

1

1,64

%

11 Saya semakin

menyadari

martabat saya

sebagai

perempuan dan

mensyukurinya.

27

44,26

%

34

55,74%

12 Saya merasakan

kehadiran Tuhan

dalam diri para

guru dan

karyawan karena

pelayanan mereka

yang maksimal.

10

16,39

%

27

44,26%

17

27,87%

5

8,2%

2

3,28

%

Sekolah mengadakan perayaan-perayaan iman dan sakramen (aspek

leiturgia)

13 Saya terlibat

dalam perayaan

Ekaristi atau

ibadat yang

diselenggarakan

sekolah

26

42,62

%

27

44,26%

6

9,84%

1

1,64%

1

1,64

%

14 Melalui perayaan 19 33 6 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

83

Ekaristi dan

penerimaan

sakramen yang

diadakan sekolah,

saya semakin

dekat dengan

Tuhan dan

sesama.

31,15

%

54,09%

9,84%

3,28

%

15 Ekaristi yang

diselenggarakan

di sekolah

semakin membuat

saya mampu

membina sikap

yang tepat selama

beribadat.

13

21,31

%

42

68,85%

6

9,84%

Sekolah mewartakan Kabar Gembira (aspek kerygma)

16 Saya

menggunakan

sarana rohani

yang disediakan

oleh sekolah

(misalnya bacaan

rohani, Gua

Maria, ruang

hening).

10

16,39

%

27

44,26%

18

29,51%

5

8,2%

1

1,64

%

17 Injil dan renungan

yang dibacakan

sebelum pelajaran

dimulai menjadi

11

18,03

%

35

57,38%

10

16,39%

3

4,92%

2

3,28

%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

84

inspirasi bagi

saya selama

mengikuti

pelajaran

seharian.

18 Sekolah

mengadakan

kegiatan

pendalaman iman

di masa khusus

(misalnya APP,

Bulan Kitab Suci,

Adven, dll)

26

42,62

%

32

52,46%

2

3,28%

1

1,64%

19 Iman saya

semakin

diteguhkan berkat

pendalaman iman

yang

diselenggarakan

sekolah.

6

9,84%

39

63,93%

15

24,59%

1

1,64%

Sekolah mendorong warganya untuk terlibat memberikan kesaksian

(aspek marturia)

20 Saya semakin

mampu

mengambil sikap

untuk

menghadapi arus

negatif

berdasarkan suara

hati.

9

14,75

%

38

62,29%

15

24,59%

1

1,64%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

85

21 Pelajaran di

sekolah membuat

saya semakin

terbuka terhadap

kenyataan dunia.

14

22,95

%

32

52,46%

13

21,31%

2

3,28%

22 Sekolah

mendorong saya

untuk terlibat

dalam kegiatan

masyarakat.

13

21,31

%

37

60,66%

8

13,11%

3

4,92%

Berdasarkan tabel di atas, dapat kita lihat beberapa hal. Pertama, pada

aspek koinonia terdapat kecenderungan jawaban yang bersifat negatif karena

meskipun jumlah responden yang menjawab SM dan M lebih banyak namun

responden menjawab R, KM, TM hingga tidak menjawab (tanda *) cukup

banyak. Jawaban responden yang bersifat positif ditemui pada pernyataan

nomor 1 dan 2. Pernyataan pada item tersebut adalah tentang perasaaan

responden diterima dan dicintai di sekolah baik dalam sambutan, dan

penerimaan latar belakang. Sedangkan jawaban responden yang cenderung

negatif ditemui pada pernyataan nomor 3, 4, 5, 6, dan 7. Kecenderungan ini

disebabkan karena jumlah responden yang menjawab ragu-ragu hingga tidak

menjawab cukup besar. Pada item nomor 5 (mengenai hubungan kepala

sekolah dengan seluruh waga sekolah) dan 7 (perasaan kerasan di sekolah)

bahkan lebih besar persentase jawaban ragu-ragu hingga tidak menjawab.

Berikutnya pernyataan nomor 8 hingga 12 merupakan pendalaman

aspek diakonia. Kecenderungan jawaban yang bersifat positif terdapat pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

86

pernyataan nomor 8, 9, 11, dan 12. Pernyataan nomor tersebut sehubungan

dengan usaha sekolah mengembangkan diri siswi, bakat, dan martabat.

Sedangkan kecenderungan jawaban yang bersifat negatif ada pada pernyataan

nomor 10 dan 12. Pernyataan nomor 10 adalah mengenai kemampuan berpikir

kritis yang dikembangkan dalam pembelajaran, sedangkan pernyataan nomor

12 mengenai pelayanan maksimal para guru dan karyawan yang mampu

menghadirkan Kristus.

Pada aspek leiturgia, pernyataan yang diajukan dijawab dengan positif

oleh responden. Pernyataan mengenai keterlibatan dalam Ekaristi dan manfaat

dari Ekaristi (dekat dengan Tuhan dan kemampuan bersikap dalam ibadat)

ditanggapi dengan positif. Hanya pada pernyataan nomor 14 (mengenai

kedekatan dengan Tuhan berkat Ekaristi) terdapat dua responden yang

menjawab tidak mengalami. Tidak mengalami dapat disebabkan oleh banyak

hal, maka jawaban ini perlu dicek lagi.

Aspek kerygma diukur melalui pernyataan nomor 16 hingga 20.

Responden juga memberikan jawaban yang cenderung positif pada pernyataan

nomor tersebut. Hasil yang sangat positif dilihat pada nomor 18, yaitu tentang

terselenggaranya kegiatan pendalaman iman di masa khusus. Kendati demikian

ada responden yang menjawab tidak mengalami pada pernyataan nomor 16

(tentang penggunaan sarana rohani) dan nomor 17 (mengenai inspirasi dari

Injil dan renungan harian).

Pernyataan nomor 18 hingga 22 merupakan indikator aspek marturia.

Jawaban dari responden juga cenderung positif. Hal ini terutama pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

87

pernyataan nomor 22, yaitu bahwa sekolah mendorong responden untuk

terlibat dalam kegiatan masyarakat. Sedangkan persentase jawaban ragu-ragu

yang cukup besar ada di pernyataan nomor 18 mengenai kemampuan

mendengarkan suara hati. Hal ini dapat dimaklumi, sebagaimana diungkapkan

oleh Erikson (dalam Upton, 2012: 22) mengenai kebingungan peran dalam

masa remaja.

Tabel 2

Pengaruh Dimensi Religius Pendidikan

terhadap Minat Belajar Mata Pelajaran PAK

N = 61

NO PERNYATAAN SM M R KM TM *

Dimensi religius pendidikan sebagai stimulus minat belajar

23 Lingkungan

sekolah yang penuh

cinta kasih

membuat saya

berminat pada mata

pelajaran PAK.

6

9,84%

25

40,98%

24

39,34%

6

9,84%

24 Suasana di

lingkungan sekolah

membuat saya

cepat memahami

yang diajarkan

dalam mata

pelajaran PAK.

2

3,28%

27

44,26%

25

40,98%

7

11,47%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

88

25 Saya berminat pada

mata pelajaran

PAK karena yang

diajarkan dalam

pelajaran ini sesuai

dengan kenyataan

hidup di sekolah.

5

8,2%

25

40,98%

5

40,98%

5

8,2%

1

1,64

%

Dimensi religius pendidikan sebagai kultur yang mendorong minat

belajar

26 Saya berminat pada

mata pelajaran

PAK karena cinta

kasih dan nilai Injil

dihayati dalam

peraturan, pola

kepemimpinan dan

interaksi di sekolah

ini.

7

11,47

%

29

47,54%

22

36,06%

3

4,92%

27 Sikap baik, penuh

cinta&totalitas

pelayanan para

guru membuat saya

berminat pada mata

pelajaran PAK.

7

11,47

%

29

47,54%

19

31,14%

6

9,84%

28 Kebiasaan kristiani

(berdoa, renungan

harian, membaca

Injil, ekaristi,

penerimaan

sakramen) di

4

6,56%

40

65,57%

13

21,31%

4

6,56%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

89

sekolah membuat

saya berminat pada

mata pelajaran

PAK.

Berdasarkan tabel di atas, dapat kita lihat bahwa hampir semua

pernyataan mendapat jawaban yang cenderung bersifat negatif dari responden.

Jawaban yang bernada positif hanya terdapat di nomor 28. Pernyataan nomor

23 hingga 25 adalah tentang adanya dorongan bagi responden untuk berminat

pada mata pelajaran PAK karena suasana sekolah (dimensi religius sebagai

stimulus). Responden yang menjawab ragu hingga tidak mengalami sangat

tinggi pada pernyataan nomor 24 dan 25. Pernyataan nomor 24 adalah

mengenai pemahaman dalam PAK karena didorong suasana sekolah,

sedangkan nomor 25 mengenai kesesuaian yang diajarkan dengan kenyataan

sekolah.

Pernyataan nomor 26 hingga 28 hendak mengetahui adanya minat

belajar PAK karena penghayatan nilai-nilai Kristiani dalam keseharian di

sekolah (dimensi religius sebagai kultur). Jawaban responden masih cenderung

negatif juga, meski tidak se-negatif pada pernyataan nomor 23 hingga 25.

Pernyataan nomor 26 dan 27 mengenai penghayatan nilai-nilai Kristiani (kasih,

pelayanan dan sikap baik) oleh pemimpin sekolah, guru, interaksi dan

peraturan sekolah; ditanggapi dengan cenderung negatif. Sedangkan

pernyataan nomor 28 ditanggapi dengan positif. Pernyataan nomor 28 adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

90

mengenai kebiasaan Kristiani yang ditanamkan di sekolah dapat mendorong

minat pada mata pelajaran PAK.

Tabel 3

Faktor Pendukung dan Penghambat Minat Belajar Mata Pelajaran PAK

N = 61

NO PERNYATAAN SM M R KM TM *

Faktor pendukung minat belajar mata pelajaran PAK dari dalam diri

29 Saya berminat

pada mata

pelajaran PAK

karena ingin

memperdalam

iman Katolik.

12

19,67

%

31

54,09%

11

18,03%

5

8,2%

30 Saya berminat

pada mata

pelajaran PAK

karena saya

merasa mata

pelajaran PAK

penting sebagai

bekal hidup.

15

24,59

%

31

50,82%

11

18,03%

4

6,56%

Faktor pendukung minat belajar mata pelajaran PAK dari luar diri

31 Saya berminat

pada mata

pelajaran PAK

karena ajakan

teman-teman.

2

3,28%

11

18,03%

23

37,70%

16

26,23

%

9

14,75

%

32 Saya berminat

pada mata

7

11,4%

27

44,26%

20

32,79%

4

6,56%

3

4,92%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

91

pelajaran PAK

karena guru mata

pelajaran PAK

menggunakan

metode mengajar

yang

menyenangkan.

Faktor penghambat minat belajar mata pelajaran PAK dari dalam diri

33 Saya kurang

berminat pada

mata pelajaran

PAK karena saya

lebih berminat

pada mata

pelajaran lain

4

6,56%

20

32,79%

25

40,98%

10

16,39

%

2

3,28%

34 Saya kurang

berminat pada

mata pelajaran

PAK karena tidak

sesuai dengan

iman saya.

2

3,28%

8

13,11%

15

24,59%

12

19,67

%

24

39,34

%

Faktor penghambat minat belajar mata pelajaran PAK dari luar diri

35 Saya kurang

berminat pada

mata pelajaran

PAK karena jam

pelajaran mata

pelajaran PAK

kurang strategis.

2

3,28%

14

22,95%

13

21,31%

14

22,95

%

15

24,59

%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

92

36 Saya kurang

berminat pada

mata pelajaran

PAK karena

suasana yang

kurang kondusif

di sekolah.

1

1,64%

14

22,95%

16

26,23%

15

24,59

%

15

24,59

%

Jawaban mayoritas dari pernyataan nomor 29 bersifat positif, yakni

adanya minat belajar PAK karena keinginan responden memperdalam iman

Katolik. Pernyataan nomor 30 juga dijawab positif, PAK dianggap penting

sebagai bekal hidup maka diminati. Responden yang menjawab ragu sebanyak

11 orang dan kurang mengalami sebanyak 4 orang. Keraguan dan rasa kurang

mengalami ini masih cenderung sedikit dibanding dengan jawaban yang

positif.

Pernyataan nomor 31 dan 32 mengenai faktor pendukung minat belajar.

Pernyataan nomor 31 hendak melihat andil faktor teman, ternyata jumlah

responden yang berminat PAK karena faktor ajakan teman lebih sedikit

daripada responden yang kurang dan tidak mengalami hal tersebut. Responden

yang ragu menempati posisi yang paling besar. Pernyataan nomor 32 hendak

melihat andil faktor metode mengajar guru terhadap minat belajar PAK.

Responden menjawab dengan kecenderungan positif yang cukup besar.

Responden dengan jawaban ragu-ragu melebihi 25% maka perlu dicek ulang.

Pernyataan nomor 33 hingga 36 bersifat negatif, maka semakin banyak

responden yang menjawab kurang mengalami hingga tidak mengalami akan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

93

dibaca positif. Pernyataan nomor 33 mengenai kurangnya minat responden

pada mata pelajaran PAK karena pelajaran lain lebih penting. Ternyata

jawaban responden cenderung negatif karena yang menjawab sangat

mengalami (6,56%) dan mengalami (32,79%) lebih tinggi dari yang kurang

mengalami (16,39%) dan tidak mengalami (3,28%). Jawaban ragu-ragu

menempati posisi paling tinggi.

Pernyataan nomor 34 tentang kurangnya minat responden pada mata

pelajaran PAK karena beda iman, ditanggapi dengan positif. Hal ini

ditunjukkan dengan jawaban kurang mengalami dan tidak mengalami yang

lebih besar dari jawaban sangat mengalami dan mengalami. Uniknya, ada

responden yang meragukan imannya dengan pelajaran PAK (24,59%).

Jawaban responden pada pernyataan nomor 35 tentang kurangnya minat

responden pada mata pelajaran PAK karena jam pelajaran PAK yang kurang

strategis, ditanggapi dengan variatif. Porsi jawaban terbanyak bersifat positif

sebab yang kurang mengalami hingga tidak mengalami lebih banyak daripada

yang sangat mengalami dan mengalami. Kendati demikian ada yang menjawab

ragu-ragu hampir seperempat responden (21,31%).

Pernyataan nomor 36 dapat berhubungan dengan aspek koinonia

(pernyataan nomor 1 hingga 7) dan pengaruh dimensi religius terhadap minat

belajar (pernyataan nomor 23-28). Jawaban responden bersifat positif.

Responden yang menjawab kurang mengalami dan tidak mengalami lebih

besar daripada yang sangat mengalami dan mengalami. Hal ini berarti

kurangnya minat pada mata pelajaran PAK tidak disebabkan karena suasana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

94

sekolah yang kurang kondusif. Kendati demikian jawaban ragu-ragu tetap

menempati posisi pertama.

2. Laporan Hasil Kuesioner Terbuka

Angket membatasi jawaban responden pada pilihan tertentu dan kurang

membuka peluang bagi responden untuk menjawab dengan rinci. Guna

melengkapi data tersebut, digunakan kuesioner terbuka. Pada kuesioner

terbuka, responden bebas menjawab sesuai dengan pengalamannya, oleh

karena itu bisa jadi jumlah jawaban yang terkumpul tidak sama dengan jumlah

sampel (61 orang). Adapula kemungkinan jawaban yang meragukan. Hal

tersebut karena pada kuesioner terbuka ini tidak ada batasan pilihan jawaban

dan seorang responden bisa menjawab satu pertanyaan dengan beberapa

jawaban. Berikut ini laporan hasil kuesioner terbuka.

Pada pertanyaan nomor 1, mengenai perasaan responden dalam hal

dicintai dan diterima di sekolah oleh para guru, karyawan dan teman-teman;

sebanyak 50 responden menjawab merasa dicintai dan diterima. Hal yang

menunjukkan penerimaan dan dicintai tersebut adalah: dalam segala hal (16

responden), dalam hubungan yang harmonis antara guru dengan siswi (17

responden), dalam hal penerimaan perbedaan latar belakang (10 responden),

dalam hal melibatkan siswi dalam kegiatan sekolah (4 responden), sedangkan 2

responden tidak meyebutkan dalam hal apa. Dua responden menjawab ragu-

ragu, 4 responden menjawab kadang-kadang dan 2 responden menjawab tidak

merasa diterima dan dicintai dengan alasan: siswi yang kesulitan administrasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

95

kurang diperlakukan dengan baik, situasi sekolah yang kurang kondusif dan

perhatian hanya diberikan pada siswi yang berprestasi.

Pada pertanyaan nomor 2 mengenai kegiatan yang diikuti responden

yang dapat mendukung perkembangan pribadinya, sebanyak 42 responden

menjawab mengikuti kegiatan ekstrakurikuler (paduan suara, teater, tata boga,

jurnalis, cheer leader, modeling, basket, bulu tangkis, renang, dance, dan

pramuka), sebanyak 18 responden menjawab kegiatan live in, 7 responden

menjawab kegiatan camping rohani, 7 responden menjawab kegiatan Ekaristi

dan ibadat, 5 responden menjawab kegiatan in group, 4 responden menjawab

kegiatan class meeting, 2 responden menjawab kegiatan study tour.

Sedangkan perkembangan yang dialami dalam hal: percaya diri, bakat,

wawasan, kemampuan interpersonal (solidaritas, mampu menghargai dan

berkomunikasi dengan orang lain), perkembangan dalam kesehatan,

perkembangan dalam kemampuan menghadapi masa depan, keterampilan diri

dan perkembangan dalam hidup beriman.

Pada pertanyaan nomor 3 mengenai peran perayaan Ekaristi dan

sakramen yang diadakan oleh sekolah untuk membantu responden; sebanyak 3

responden menyatakan sangat terbantu dan 45 responden menjawab terbantu.

Alasan yang terungkap: 27 responden mengatakan dengan adanya perayaan

Ekaristi dan sakramen mereka dipermudah (misalnya tidak repot ke gereja dan

efisien waktu), 8 responden menyatakan semakin dekat dengan Tuhan, 4

responden meyatakan semakin memperdalam iman Katolik, 4 responden

menyatakan hati semakin tenang dan percaya diri, sedangkan 2 responden tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

96

menyatakan alasannya. Pada pertanyaan ini, 8 responden menyatakan tidak

terbantu sebab kegiatan tersebut beda dengan agamanya. Responden yang

menjawab cukup terbantu (lumayan) sejumlah 1 responden dengan alasan

menghilangkan beban.

Pada pertanyaan nomor 4, mengenai berkembangnya kebiasaan

responden dalam membaca Kitab Suci, berdoa dan mengikuti renungan sejak

sekolah di SMA Santa Maria Yogyakarta; sebanyak 30 responden menjawab

berkembang. Alasan yang terungkap: 12 responden menyatakan hal tersebut

diajarkan di sekolah dan menjadi kebiasaan, 7 responden menyatakan hal

tersebut bersumber dari motivasi dalam diri, 5 responden menyatakan hal

tersebut membuat diri semakin sadar dan dekat dengan Tuhan, 4 responden

tidak menyebutkan alasan, 3 responden menyatakan hal tersebut sudah menjadi

kebiasaan dalam keluarganya, dan 2 responden menyatakan untuk menambah

wawasan. Pada pertanyaan yang sama, 15 responden menyatakan tidak

berkembang dalam kebiasaan tersebut; dengan alasan malas (6 responden), dan

bosan karena di awal pelajaran Kitab Suci dan doa sudah rutin dibacakan (5

responden) serta 4 responden tidak menyebutkan alasannya. Responden yang

menjawab terkadang sebanyak 8 responden dan yang ragu sebanyak 2

responden.

Pada pertanyaan nomor 5 mengenai perasaan responden untuk semakin

terdorong untuk terlibat dalam kehidupan bermasyarakat; sebanyak 1

responden menyatakan sangat terdorong dan 38 responden menyatakan

terdorong. Alasan yang terungkap: sekolah membiasakan dan mendorong siswi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

97

terlibat bermasyarakat (8 responden), motivasi dari diri sendiri (8 responden),

terdorong untuk peduli (8 responden), sudah terbiasa dalam bermasyarakat (5

responden), menambah wawasan dan relasi (4 responden) dan untuk bekal

masa depan (1 responden), sisanya tidak menyebutkan alasan (4 responden).

Pada pertanyaan yang sama, ada pula responden memberi jawaban belum

terdorong (9 responden) dengan alasan sibuk dan masih malu, serta 8

responden memberi jawaban tidak terdorong karena terlalu banyak tugas

sekolah dan belum terbiasa.

Pada pertanyaan nomor 6 mengenai peran lingkungan sekolah dalam

mendorong minat responden untuk mengikuti mata pelajaran PAK dan sejauh

apa dorongan tersebut; sebanyak 32 responden menyatakan lingkungan sekolah

mendorong. Dorongan tersebut sejauh: suasana mendukung (11 responden),

guru dan materi mendukung (7 responden), adanya kegiatan yang mendukung

PAK (7 responden), dan adanya kewajiban mengikuti mata pelajaran PAK (4

responden), sedangkan 5 responden menjawab minat PAK berasal dari dalam

diri. Pada pertanyaan yang sama, 12 responden menyatakan lingkungan

sekolah tidak mendukung minat mata pelajaran PAK, alasannya suasana tidak

mendukung (6 responden), PAK pelajaran yang biasa saja (4 responden) dan

tidak memberikan alasan (2 responden). Responden yang menjawab

lingkungan sekolah cukup mendukung sebanyak 9 responden dengan alasan

adanya keraguan.

Pada pertanyaan nomor 7 mengenai penghayatan nilai-nilai Kristiani

oleh pemimpin sekolah, guru, karyawan, teman-teman dan ditampakkan dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

98

peraturan sekolah membuat responden berminat mengikuti mata pelajaran PAK

sebanyak 26 responden menjawab iya. Alasan yang terungkap yaitu sejauh:

bersumber dari sikap yang penuh kasih dan saling mendukung satu sama lain

(15 responden), adanya perayaan sakramen yang menguatkan (1 responden),

keteladanan guru yang mengajar sepenuh hati (2 responden), dan mata

pelajaran PAK memampukan menghayati nilai Kristiani (4 responden), sisanya

tidak menyebutkan alasan. Pada pertanyaan yang sama, 8 responden menjawab

belum mempengaruhi sebab masih ada guru yang tidak melaksanakan apa yang

diajarkan dan ada pelajaran yang lebih diminati. Sisanya, 8 responden

menyatakan tidak berpengaruh, 5 responden menyatakan kurang tahu.

Pada pertanyaan nomor 8 mengenai hal dalam diri responden yang

membuat berminat pada mata pelajaran PAK, jawaban yang diperoleh sebagai

berikut: karena sesuai dengan agamanya (12 responden), rasa ingin tahu (11

responden), keinginan untuk dekat dengan Tuhan (8 responden), nilai

kehidupan yang diajarkan baik (6 responden), keinginan menerapkan apa yang

diajarkan dalam PAK (6 responden), motivasi diri (4 responden), suasana hati

(1 responden), kasih dan rahmat Tuhan yang mengalir dalam dirinya (1

responden), mudah mempelajari materi (1 responden), terbiasa memperlajari

Kitab Suci (1 responden), keinginan menjadi pribadi yang baik (1 responden)

dan ada yang tidak menjawab (3 responden).

Pada pertanyaan nomor 9 mengenai hal di luar diri responden yang

mendorong minat belajar mata pelajaran PAK, 20 responden menjawab

pengaruh orang terdekatnya (teman, orang tua, dan guru), 10 responden

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

99

menjawab kebutuhan akan Yesus, 10 responden menjawab adanya PAK

merupakan pelajaran yang menarik (sarana, metode, kegiatannya), 3 responden

menjawab PAK merupakan kewajiban, 2 responden menjawab PAK sebagai

bekal hidup. Sedangkan sisanya, 8 responden menjawab tidak ada, 2 responden

menjawab tidak tahu, dan 1 responden menjawab tidak berminat.

Pada pertanyaan nomor 10 mengenai hal dari dalam diri responden

yang membuat kurang berminat pada mata pelajaran PAK, 21 responden

menjawab rasa malas, 9 responden menjawab tidak ada hal dari dalam diri

yang membuat kurang berminat pada mata pelajaran PAK, 5 responden tidak

menjawab, 4 responden menjawab emosi, semangat dan mood , 3 responden

menjawab metode yang menjemukan, 2 responden menjawab dirinya sering

lupa waktu, 1 responden menjawab 1 responden menjawab adanya rasa fanatik,

1 responden menjawab karena beda agama, 1 responden menjawab tidak sesuai

pemikirannya, 1 responden menjawab sifat individu yang berbeda dengan yang

diajarkan, 1 responden menjawab keinginan dekat dengan Tuhan.

Pada pertanyaan nomor 11 mengenai hal di luar diri responden

membuat kurang berminat pada mata pelajaran PAK, 16 responden menjawab

tidak ada hal di luar diri yang membuat kurang berminat pada mata pelajaran

PAK, 14 responden menjawab faktor teman dan guru, 10 responden menjawab

rasa malas, 5 responden menjawab kemunafikan orang tertentu, 5 responden

menjawab materi dan metode pelajaran PAK kurang menarik, 4 responden

menjawab situasi kelas dan sekolah, 3 responden menjawab adanya kegiatan

dan mata pelajaran lain yang lebih menarik, 2 responden menjawab masih lebih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

100

tertarik hal duniawi, 1 responden menjawab agama yang berbeda, dan 1

responden menjawab jam pelajaran yang tidak pas.

Dari laporan hasil angket dan kuesioner, dapat disimpulkan bahwa:

dalam penelitian ini tidak ada kesamaan yang begitu rupa dalam angket dan

kuesioner. Data yang menunjukkan kemiripan dapat dijumpai, misalnya:

mengenai aspek koinonia (angket nomor 1-7 dan kuesioner nomor 1) yang

masih menunjukkan keraguan dalam beberapa hal, pengaruh dimensi religius

yang masih samar-samar (angket nomor 23-28 dan kuesioner nomor 6-7) dan

faktor pendukung dan penghambat yang bersumber dari peran teman (angket

nomor 31 dan kuesioner nomor 10-11). Guna mengatasi hal tersebut,

diperlukan data penguat yaitu wawancara dan kajian berdasarkan teori yang

sudah dibahas dalam bab sebelumnya (Bab II).

3. Laporan Hasil Wawancara dengan Guru Mata Pelajaran PAK

Data yang diperoleh dari kuesioner tertutup dan kuesioner terbuka,

masih ada yang meragukan. Guna melengkapi dan memantapkan data

kuesioner tersebut, penulis menggunakan metode wawancara. Menurut

Sutrisno Hadi (1989: 218), metode wawancara digunakan untuk menguji

kebenaran dan kemantapan suatu data yang diperoleh dengan cara lain. Data

hasil wawancara ini digunakan untuk menguatkan pembahasan angket dan

kuesioner pada bagian selanjutnya.

Narasumber wawancara ini adalah guru mata pelajaran PAK SMA St.

Maria Yogyakarta yang bernama Th. Heni Subekti, S.Pd. Beliau adalah alumna

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Program Studi Ilmu Pendidikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

101

Kekhususan Pendidikan Agama Katolik (IPPAK) tahun 1984. Beliau mengajar

sejak tahun 1984 hingga sekarang.

Ada tujuh hal yang menjadi fokus pertanyaan dalam wawancara ini.

Tujuh hal tersebut adalah: (a) pengertian dimensi religius pendidikan, (b) usaha

sekolah untuk menghayati dimensi religius pendidikan, (c) pengaruh katolisitas

bagi siswa dan sekolah, (d) minat siswi mengikuti PAK di kelas XI dan

alasannya, (e) pengaruh dimensi religius sebagi kultur sekolah, (f) faktor

pendukung minat belajar PAK, dan (g) faktor penghambat. Ketujuh hal

tersebut akan dibahas di bawah ini.

Hal pertama, pengertian dimensi religius pendidikan. Menurut bu Heni,

dimensi religius pendidikan bagi sekolah Katolik adalah unsur atau nilai

kekatolikan yang masuk dalam kegiatan pendidikan. Nampak dari lima tugas

Gereja yang diusahakan dalam kegiatan di sekolah Katolik. Lima tugas Gereja

yaitu koinonia, kerygma, marturia, leiturgia, dan diakonia menjadi tugas

sekolah Katolik juga. Dengan demikian sekolah menjadi nyata katolisitasnya.

Jawaban yang diberikan bu Heni sudah mencerminkan pemahaman beliau akan

dimensi religius pendidikan sekolah Katolik.

Hal kedua yang ditanyakan adalah mengenai usaha sekolah untuk

menghayati katolisitas. Beliau menjawab sekolah mendorong siswi untuk

terlibat dalam kegiatan menjemaat misalnya dengan terlibat di paroki dan

lingkungan, mendorong kreativitas siswi untuk membuat karya yang memuat

ayat Kitab Suci misalnya hiasan dinding, pendalaman iman di masa khusus,

pengabdian masyarakat, live in, doa dan renungan pagi, bakti sosial, in group,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

102

Ekaristi, dan lain-lain. Berdasarkan jawaban beliau, kegiatan koinonia dapat

dinyatakan dalam kegiatan in group di kelas X, kegiatan kerygma cukup

banyak di sekolah ini, leiturgia dengan ibadat dan Ekaristi, diakonia dengan

bakti sosial. Bentuk marturia dalam sekolah berupa kesaksian para guru yang

dalam mengajar tidak hanya berhenti di konsep namun berupa penerapan

dalam hidup guru itu sendiri.

Hal ketiga yang ditanyakan yaitu pengaruh katolisitas bagi sekolah.

Berdasarkan jawaban beliau, pengaruh katolisitas di sekolah jelas ada. Bukti

dari hal ini adalah tingkat solidaritas warga sekolah yang tinggi. Dalam hal

hidup rohani, siswi terbiasa untuk membaca Kitab Suci, memberi renungan

pagi, berdoa dan terlibat dalam Ekaristi. Dalam hal kepedulian, siswi sudah

terbiasa saling menolong dan antara guru dengan siswi seperti orang tua

dengan anak. Siswi yang non-Katolik juga dihargai dan bahkan diingatkan

sudah sholat atau belum. Dalam hal kepedulian masyarakat juga semakin

nampak ketika ada calon siswi yang kurang mampu tetap diterima dan diberi

keringanan.

Hal keempat yang ditanyakan adalah mengenai minat siswi pada mata

pelajaran PAK yang disebabkan oleh lingkungan sekolah (dimensi religius

pendidikan sebagai stimulus). Berdasarkan jawaban beliau, belum tentu.

Sekolah memang sudah mengusahakan lima tugas Gereja tersebut dan siswi

terlibat di dalamnya namun lingkungan sekolah lebih luas dari hal-hal tersebut

dan lingkungan itu diciptakan oleh bermacam-macam pribadi. Hal itu belum

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

103

tentu mempengaruhi minat siswi akan mata pelajaran PAK. Masih ada faktor

motivasi diri .

Hal kelima yang ditanyakan adalah mengenai minat siswi pada mata

pelajaran PAK yang disebabkan oleh penghayatan nilai-nilai Kristiani (dimensi

religius pendidikan sebagai kultur). Berdasarkan jawaban Beliau, berpengaruh.

Adanya figur dan kepribadian guru berpengaruh terhadap minat belajar mata

pelajaran PAK. Guru yang menghayati nilai-nilai Kristiani nampak dari

perilakunya dan kesiapannya mengajar serta pendekatannya terhadap siswi.

Hal tersebut dapat ditangkap siswi. Karena apa yang diajarkan sesuai dengan

kenyataan, maka siswi berminat pada pelajaran. Selain itu dengan adanya

pembiasaan nilai-nilai Kristiani juga menjadi pendukung minat mata pelajaran

PAK.

Hal keenam yang ditanyakan adalah faktor yang mendukung

pelaksanaan mata pelajaran PAK. Jawaban yang diberikan bu Heni adalah

kesiapan guru, metode yang tepat, materi, cara pendekatan guru ke siswi, dan

sarana yang tersedia. Hal yang disampaikan oleh bu Heni ini menjadi faktor

dari luar diri siswi yang mempengaruhi minatnya pada mata pelajaran PAK.

Hal terakhir yang ditanyakan adalah mengenai faktor penghambat mata

pelajaran PAK. Menurut bu Heni, penghambat terbesar adalah rasa malas dan

faktor angkatan kelas. Berdasarkan jawaban ini dapat dikatakan bahwa faktor

dalam diri siswi dan ditambah faktor ekstern yang berupa teman-teman

(angkatan) mempunyai peran yang cukup besar dalam menentukan

pelaksanaan mata pelajaran PAK.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

104

D. Pembahasan Hasil Penelitian

Pembahasan hasil penelitian ini berdasarkan data yang telah dipaparkan

dari laporan hasil penelitian di atas, kajian mengenai dimensi religius

pendidikan dan minat belajar PAK pada bab sebelumnya serta dikuatkan oleh

data hasil wawancara dengan Guru mata pelajaran PAK. Pembahasan dibagi

berdasarkan tujuan penelitian. Tujuan penelitian ada tiga, yaitu: mengetahui

tingkat penghayatan katolisitas sebagai dimensi religius pendidikan, pengaruh

dimensi religius pendidikan terhadap minat belajar mata pelajaran PAK dan

faktor pendukung serta penghambat minat belajar mata pelajaran PAK.

1. Tingkat Penghayatan Katolisitas sebagai Dimensi Religius Pendidikan

oleh Guru, Karyawan dan Siswi SMA St. Maria

Bagian ini dibagi menjadi lima bagian berdasarkan aspek yang hendak

diketahui, yaitu aspek koinonia, aspek diakonia, aspek leiturgia, aspek

kerygma dan aspek marturia.

a. Aspek Koinonia

Aspek koinonia pertama-tama berhubungan dengan suasana yang

dibangun sekolah Katolik adalah iklim yang didasarkan pada ajaran Yesus

sendiri, yaitu cinta kasih. Hal ini dijelaskan oleh KWI-MNPK (1991: 81)

sebagai berikut: “siswa mengalami lingkungan yang dijiwai Roh cinta kasih

dan kebebasan Injili.” Kedua, aspek koinonia dijelaskan oleh Groome (1998:

43) tercermin dalam pandangan yang positif atas kebaikan yang terdapat pada

diri sesama dan melibatkan keseluruhan pribadi dalam proses belajar mengajar.

Pandangan Groome ini membawa warga sekolah untuk saling menghargai,

menerima dan menjadi satu keluarga. Ketiga, aspek koinonia mensyaratkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

105

adanya kerjasama yang baik antara seluruh warga sekolah. Lantieri (2001: 8)

menggambarkan kerjasama ini seperti kerjasama dalam tim sepak bola.

Pernyataan yang berhubungan dengan aspek ini adalah angket pada

nomor 1 sampai 7 dan pertanyaan pada kuesioner nomor 1. Penyusunan

pernyataan pada angket berdasarkan ketiga hal di atas, yaitu: suasana sekolah

yang penuh cinta kasih (item nomor 1 & 7), penghargaan atas pribadi (item

nomor 2-4 & 6), dan kerjasama (item nomor 5).

Hasil yang lebih rinci didapatkan pada kuesioner nomor 1. SMA St.

Maria Yogyakarta dapat dikatakan mampu membuat siswinya merasakan

adanya penerimaan dan dicintai sebagai keluarga di sekolah ini. Hal ini

dibuktikan dengan jawaban dari 50 responden menjawab merasa dicintai dan

diterima. Hal yang menunjukkan penerimaan dan dicintai tersebut adalah:

dalam segala hal (16 responden), dalam hubungan yang harmonis antara guru

dengan siswi (17 responden), dalam hal penerimaan perbedaan latar belakang

(10 responden), dalam hal melibatkan siswi dalam kegiatan sekolah (4

responden), sedangkan 2 responden tidak menyebutkan dalam hal apa.

Meskipun demikian, arah jawaban yang negatif dapat ditemukan dari

jawaban kuesioner oleh 2 responden menjawab ragu-ragu, 4 responden

menjawab kadang-kadang dan 2 responden menjawab tidak merasa diterima

dan dicintai dengan alasan: siswi yang kesulitan administrasi kurang

diperlakukan dengan baik, situasi sekolah yang kurang kondusif dan perhatian

hanya diberikan pada siswi yang berprestasi. Ada pula responden yang

mengatakan dengan terus terang bahwa yang diterima dan dicintai hanya yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

106

berprestasi, sedangkan situasi sekolah saat ini disebutnya kurang dipenuhi cinta

kasih. Jawaban ini kembali ditemukan dalam angket dan semakin memperkuat

indikasi kurangnya penghayatan terhadap aspek koinonia.

Pernyataan nomor 1 dalam angket berhubungan dengan sambutan

hangat yang dilakukan oleh guru dan teman-teman. Responden yang sangat

mengalami sebanyak 16,39% dan yang mengalami sebanyak 67,21%. Sisanya

menjawab ragu-ragu (11,47%) dan kurang mengalami (4,92%). Data ini

mencerminkan bahwa sebagian besar siswi merasakan adanya kehangatan

dalam sambutan yang diberikan guru dan teman-teman. Sambutan ini menjadi

tanda bahwa seseorang dihargai dan diterima. Hasil ini bernilai positif sebab

senada dengan salah satu inti aspek koinonia, yaitu suasana penuh cinta kasih.

Perasaan diterima dan dicintai sebagai satu keluarga di sekolah merupakan hal

yang penting sebab orang-orang “berpikir tentang sekolah sebagai kelanjutan

dari rumah mereka sendiri” (KWI-MNPK, 1991: 92). Dengan adanya

penerimaan dan perasaan dicintai, akan tercipta iklim yang disebut “rumah

sekolah.”

Pernyataan item nomor 2 sehubungan dengan penerimaan diri siswi

oleh guru, karyawan, dan teman-teman meski latar belakang mereka saling

berbeda. Sebanyak 24,59% responden sangat mengalaminya, sebanyak 67,21%

responden mengalami, sebanyak 3,28% responden ragu-ragu, sebanyak

3,28% responden kurang mengalami, sebanyak 1,64% responden tidak

mengalami dan sebanyak 1,64% responden tidak menjawab. Variasi jawaban

memang tersebar namun didominasi oleh jawaban yang bersifat positif, yaitu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

107

sangat mengalami dan mengalami penerimaan perbedaan latar belakang. Hal

ini senada dengan pendapat Groome mengenai sikap inklusif. Sikap inklusif ini

dijelaskan oleh Groome (1998: 410) sebagai berikut, “Catholic Christianity

embraces great diversity and breadth of perspective.” Katolisitas dalam

sekolah Katolik berarti merangkul berbagai keragaman dan memperluas cara

pandang warga sekolah.

Pernyataan item nomor 3 sehubungan dengan perhatian yang diberikan

oleh guru pada para siswi. Sebanyak 18,03% responden sangat mengalami,

sebanyak 54,09% responden mengalami, sebanyak 18,03% responden ragu-

ragu dan sebanyak 9,84% responden kurang mengalami. Hasil penelitian ini

bersifat positif sebab jumlah responden yang menjawab sangat mengalami dan

mengalami lebih besar dari yang ragu hingga kurang mengalami. Perhatian

merupakan salah satu bentuk penghargaan dan penerimaan atas pribadi.

Perhatian juga menjadi salah satu kunci agar kerja sama dapat terjalin.

Pernyataan item nomor 4 sehubungan dengan penerimaan kekurangan

diri siswi oleh guru, karyawan dan teman-teman. Sebanyak 16,39% responden

menjawab sangat mengalami, sebanyak 50,82% responden mengalami,

sebanyak 21,31% responden ragu-ragu dan sebanyak 9,84% responden kurang

mengalami. Hasil ini menunjukkan hal yang positif sebab mendukung salah

satu ciri dari aspek koinonia yaitu sikap saling menerima, menghargai dan

memandang bahwa manusia diciptakan Tuhan baik adanya (antropologi

Kristiani) sebagaimana tertulis dalam Kej 1:31.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

108

Pernyataan item nomor 5 sehubungan dengan kerjasama antara

pimpinan sekolah dengan warga sekolah. Sebanyak 4,92% responden sangat

mengalami, sebanyak 36,06 % responden mengalami, sebanyak 36,06%

responden ragu-ragu, sebanyak 11,47% responden kurangmengalami, sebanyak

8,2% responden tidak mengalami, dan sebanyak 3,28% responden tidak

menjawab. Hasil ini menunjukkan adanya kecenderungan yang kurang baik

dalam hal kerjasama antara pimpinan sekolah dan warga sekolah. Hal ini

disebabkan karena jumlah responden yang menjawab ragu-ragu hingga tidak

mengalami lebih banyak dari yang mengalami dan sangat mengalami.

Pernyataan pada item nomor 6 sehubungan dengan bagaimana

responden dapat merasakan kehadiran Tuhan dalam diri guru, teman-teman dan

karyawan karena pribadi-pribadi tersebut membawa kenyamanan. Sebanyak

26,23% responden sangat mengalami, sebanyak 36,06% responden mengalami,

sebanyak 29,51% responden ragu-ragu, sebanyak 6,56% responden kurang

mengalami dan sebanyak 1,64% responden tidak menjawab. Hasil ini

menunjukkan hal positif sebab jumlah responden yang sangat mengalami dan

mengalami lebih banyak dari responden yang ragu hingga tidak mengalami.

Hasil ini mencerminkan bahwa figur guru, karyawan dan teman-teman dapat

menjadi sarana hadirnya Tuhan dalam sekolah. Karena Tuhan hadir dalam

sekolah maka nuansa religius akan tercipta dan cinta kasih sebagai ajaran

Yesus akan ditegakkan.

Pernyataan nomor 7 merupakan konklusi dari indikator aspek koinonia.

Pernyataan pada item ini sehubungan dengan perasaan kerasan di sekolah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

109

karena sekolah penuh cinta kasih. Sebanyak 8,2% responden sangat

mengalami, sebanyak 36,06% responden mengalami, sebanyak 42,62%

responden ragu-ragu, sebanyak 9,84% responden kurang mengalami dan

sebanyak 3,28% responden tidak mengalami. Hasil ini mengindikasikan hal

yang cenderung kurang baik sebab jumlah responden yang menjawab ragu-

ragu hingga tidak mengalami lebih banyak dari yang mengalami.

Berdasarkan uraian di atas, persentase responden yang menjawab ragu-

ragu cenderung cukup besar (di atas 20%), bahkan ada responden yang tidak

menjawab atau menjawab dengan kecenderungan negatif (kurang mengalami

atau tidak mengalami). Hal dapat disebabkan oleh perkembangan kognitif

responden. Siswi kelas XI berada pada usia 17 tahun. Menurut Piaget (dalam

Upton, 2012: 24), pada usia tersebut individu berada pada tahap perkembangan

operasional formal di mana individu menjadi lebih ilmiah dalam berpikir.

Sedangkan Erikson (dalam Upton, 2012: 22) mengatakan bahwa pada usia 12-

18 tahun, secara psiko-sosial individu berada pada masa remaja yang

mengalami kebingungan peran. Responden berperan sebagai siswi sekolah

yang mengharuskannya menaati norma dan peraturan yang berlaku. Terkadang

norma dan peraturan tersebut membuatnya sulit mengatakan kenyataan

sehingga menyebabkan keraguan atau memilih untuk tidak menjawab.

Perlu diingat juga bahwa “para siswa adalah anak-anak yang berasal

dari berbagai suku bangsa, tradisi, dan keluarga yang berbeda-beda. Tiap siswa

mempunyai asal-usul sendiri dan merupakan pribadi yang unik” (KWI-MNPK,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

110

1991: 90). Maka ukuran kadar diterima dan dicintai pun berbeda bagi tiap

siswa, sesuai dengan latar belakang mereka.

Secara garis besar dapat dikatakan bahwa aspek koinonia di SMA Santa

Maria Yogyakarta masih harus diperjuangkan untuk dapat dihayati dengan

baik. Banyaknya jawaban yang meragukan menjadi tanda hal ini. Hal yang

masih perlu diperhatikan adalah dalam hal sinergitas antara pemimpin sekolah

dengan seluruh warga sekolah.

b. Aspek Diakonia

Aspek diakonia dapat dirangkum sebagai sebuah layanan sekolah untuk

siswanya agar mengalami perkembangan secara utuh. Aspek diakonia ini

sejalan dengan misi sekolah Katolik seperti diungkapkan dalam KWI-MNPK

(1991: 4), yaitu:

“Membina bakat-bakat intelektual dengan perawatan yang tekun,

mengembangkan kemampuan menilai dengan tepat, mengantar ke

dalam warisan budaya yang diperoleh dari angkatan-angkatan

terdahulu, mengembangkan kepekaan terhadap nilai-nilai,

mempersiapkan kehidupan profesi, memupuk antara murid-murid

dengan bakat dan dari lapisan yang berbeda-beda, pergaulan yang

akrab, yang melahirkan kesediaan untuk saling memahami.”

Berdasarkan pernyataan di atas, sekolah Katolik menyediakan layanan untuk

mewujudkan keterpaduan antara segi kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Layanan ini merupakan usaha yang memungkinkan siswa mampu melihat diri

dan sesamanya sebagai pribadi, yaitu ciptaan yang mempunyai kodrat fisik dan

spiritual. Layanan sekolah Katolik mempunyai tujuan ganda, yaitu “membina

laki-laki dan wanita ke arah kesempurnaan manusia dan kesempurnaan Kristen

serta menolong mereka menjadi matang dalam iman” (KWI-MNPK, 1991: 95).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

111

Maka dinamika layanan di sekolah Katolik mempunyai tujuan yang berdimensi

baik fisik maupun spiritual.

Aspek diakonia di sekolah ini sudah dihayati dengan cukup baik. Usaha

sekolah untuk memperkembangkan peserta didik nyata dan cukup diminati.

Hal ini nyata dari jawaban responden dalam kuesioner nomor 2. Dari jawaban

kuesioner tersebut dapat dilihat bahwa kegiatan yang diikuti siswi merupakan

kegiatan kurikuler, kokurikuler (misalnya live in dan camping rohani), ekstra

kurikuler (misalnya paduan suara, jurnalistik, dance, dll) dan kegiatan

insidental momen tertentu (misalnya study tour, class meeting, ekaristi). Siswi

juga mampu menyebutkan bahwa mereka berkembang baik secara kemampuan

diri maupun kemampuan berhubungan dengan orang lain. Kendati demikian

ada kegiatan rutin yang sebenarnya tiap hari dilakukan dan diikuti siswi namun

tidak disebutkan siswi, yaitu renungan harian dan kegiatan proses belajar

mengajar.

Jawaban pada kuesioner tersebut senada dengan jawaban pada angket

item nomor 8 sehubungan dengan usaha sekolah untuk membimbing siswi agar

menyadari kelemahan diri dan memperbaikinya. Sebanyak 29,51% responden

sangat mengalami, sebanyak 57,38% responden mengalami, sebanyak 6,56%

responden ragu-ragu dan sebanyak 4,92% responden tidak mengalami. Hasil

ini menunjukkan hal positif sebab responden yang menjawab sangat

mengalami dan mengalami lebih banyak dari responden yang menjawab ragu

dan kurang mengalami. Sekolah Katolik sesuai dengan misinya, diharapkan

memberikan perawatan yang tekun bagi siswinya. Salah satu bentuk perawatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

112

yang tekun adalah dengan memberikan penyadaran kepada siswi akan

kelemahan dirinya dan membimbing siswi untuk memperbaiki kelemahan

tersebut, sehingga siswi semakin terarah untuk berkembang sebagai pribadi.

Pernyataan item nomor 9 sehubungan dengan bakat siswi yang semakin

berkembang karena kegiatan yang diadakan sekolah. Sebanyak 27,87%

responden menjawab sangat mengalami, sebanyak 50,82% responden

mengalami, 14,75% responden ragu-ragu dan 4,92% responden kurang

mengalami. Hasil ini menunjukkan hal positif sebab responden yang menjawab

sangat mengalami dan mengalami berjumlah lebih banyak daripada yang

responden yang ragu-ragu dan kurang mengalami. Pembinaan bakat

merupakan salah satu bentuk pelayanan sekolah Katolik, sesuai dengan

misinya. Pembinaan bakat tersebut dilaksanakan tidak hanya dalam ranah

kognitif namun juga dalam kegiatan sosial (untuk ranah afektif) dan

ekstrakurikuler (soft skills). Berdasarkan hasil tersebut, kegiatan di SMA St.

Maria Yogyakarta sudah mampu mengembangkan bakat siswinya.

Pernyataan item nomor 10 adalah tentang semakin mampunya siswi

berpikir kritis karena pengajaran yang diberikan. Sebanyak 13,11% responden

menjawab sangat mengalami, 52,46% responden mengalami, 24,59%

responden ragu-ragu, sebanyak 6,56% responden kurang mengalami, sebanyak

1,64% responden tidak mengalami dan sebanyak 1,64% responden tidak

menjawab. Hasil tersebut menunjukkan hal yang positif sebab jumlah

responden yang sangat mengalami hingga mengalami lebih banyak dari

responden yang menjawab ragu hingga tidak mengalami. Kemampuan berpikir

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

113

kritis sangat diperlukan sebab saat ini situasi hidup kaum muda bersifat

mendua. Heryatno (2003: 15) mengatakan bahwa “kaum muda menjadi

harapan sekaligus mereka juga dikhawatirkan.” Kaum muda, termasuk siswa,

saat ini berada dalam zaman yang dibanjiri informasi sekaligus zaman yang

penuh ketidakpastian. Untuk itu, pembelajaran di sekolah Katolik hendaknya

mengembangkan pemikiran kritis anak didiknya untuk menghadapi situasi

hidup.

Perkembangan kemampuan berpikir kritis dan bakat ini senada dengan

jawaban responden pada kuesioner nomor dua. Berdasarkan kuesioner nomor

2, sebanyak 42 responden menjawab mengikuti kegiatan ekstrakurikuler

(paduan suara, teater, tata boga, jurnalis, cheer leader, modeling, basket, bulu

tangkis, renang, dance, dan pramuka), sebanyak 18 responden menjawab

kegiatan live in, 7 responden menjawab kegiatan camping rohani, 7 responden

menjawab kegiatan yang sehubungan dengan Ekaristi dan ibadat, 5 responden

menjawab kegiatan in group, 4 responden menjawab kegiatan class meeting, 2

responden menjawab kegiatan study tour. Sedangkan perkembangan yang

dialami dalam hal: percaya diri, bakat, wawasan, kemampuan interpersonal

(solidaritas, mampu menghargai dan berkomunikasi dengan orang lain),

perkembangan dalam kesehatan, perkembangan dalam kemampuan

menghadapi masa depan, keterampilan diri dan perkembangan dalam hidup

beriman.

Berikutnya, pernyataan pada angket nomor 11 sehubungan dengan

penyadaran diri responden akan kodratnya sebagai perempuan dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

114

mensyukurinya. Sebanyak 44,26% responden menjawab sangat mengalami dan

sebanyak 55,74% mengalami. Variasi jawaban yang tidak terlalu banyak dan

berpusat pada pilihan sangat mengalami dan mengalami ini menunjukkan hal

positif. Hal ini dikarenakan sesuai dengan tujuan layanan pendidikan Kristen

(KWI-MNPK, 1991: 95), yaitu kesempurnaan diri dan kesempurnaan spiritual.

Dalam hal ini usaha SMA St. Maria Yogyakarta sudah sangat baik.

Pernyataan item nomor 12 berhubungan dengan pengalaman responden

merasakan pelayanan yang maksimal dari guru dan karyawan. Pelayanan yang

maksimal ini akan menuntut pengorbanan diri layaknya Yesus yang mencintai

murid-murid-Nya. Pelayanan yang maksimal menjadi teladan yang mampu

membawa kehadiran Tuhan dalam sekolah. Sebanyak 16,39% responden

menjawab sangat mengalami, sebanyak 44,26% responden mengalami,

sebanyak 27,47% responden ragu-ragu, sebanyak 8,2% responden menjawab

kurang mengalami, dan sebanyak 3,28% responden menjawab tidak

mengalami. Perbedaan jawaban dengan variasi yang tinggi ini wajar sebab

pengalaman siswi berbeda-beda. Jawaban yang diperoleh cenderung negatif

sebab angka keraguan cukup tinggi.

Sehubungan dengan jawaban yang cenderung negatif di pernyataan

nomor 12, perlu diingat bahwa para guru, karyawan dan pimpinan sekolah

dalam sekolah Katolik hendaknya memperhatikan apa yang menjadi kebutuhan

kaum muda sekarang. Dalam memenuhi kebutuhan tersebut, hendaknya

ditanamkan kesadaran bahwa “yang dilayani adalah manusia seutuhnya yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

115

diharapkan menjadi manusia yang makin seutuhnya, artinya menurut aneka

kebutuhan, kemampuan dan aneka aspeknya” (Go, 1995: 34).

c. Aspek Leiturgia

Perayaan Sabda dan Sakramen tidak kalah pentingnya dalam sekolah

Katolik sebab salah satu tujuan pendidikan Kristen (GE, art. 2) adalah, “supaya

mereka belajar bersujud kepada Allah Bapa dalam Roh dan Kebenaran,

terutama dalam perayaan Liturgi.” Selain itu Konsili menyatakan, “Liturgi

adalah puncak yang dituju kegiatan Gereja dan sekaligus sumber dari mana

mengalir kekuatannya” (SC, art. 10). Berdasarkan pernyataan dalam GE dan

SC tersebut, sekolah Katolik hendaknya memberi waktu dan tempat secara

khusus di mana Sabda dan Sakramen dapat dirayakan. Sekolah mampu

menyelenggarakan perayaan sakramen selain Ekaristi karena kerjasamanya

dengan paroki, misalnya sakramen Tobat.

Go (1995: 76) berpendapat bahwa perayaan liturgi, khususnya misa

sekolah mempunyai tujuan: menunjukkan cara bersyukur sebagai sekolah

Katolik, pembinaan kesalehan siswa, pembinaan religiusitas siswa, sarana

pewartaan, dan pembentukan kebiasaan siswa untuk mencintai Ekaristi.

Melalui liturgi, siswi diajak untuk mempersembahkan usahanya dalam belajar

dan memohon kekuatan untuk belajar, namun juga membina kesalehan dan

membina sikap yang tepat dalam berliturgi. Dengan demikian, dapat dikatakan

liturgi dalam sekolah tidak semata-mata sebagai tanda bakti kepada Tuhan,

namun mempunyai tujuan implisit yaitu pembentukan karakter siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

116

Pada penelitian ini, item pernyataan yang dimaksudkan untuk

mengukur penghayatan aspek leiturgia di SMA St. Maria Yogyakarta terletak

pada item nomor 13-15. Yang hendak diketahui dalam item tersebut adalah

keterlibatan siswa dalam kegiatan yang liturgis (nomor 13), buah rohani dari

kegiatan liturgis (nomor 14) dan pembentukan kebiasaan siswi melalui

kegiatan liturgis (nomor 15). Kuesioner nomor 3 hendak mengetahui besarnya

bantuan dan manfaat dari kegiatan liturgis yang diselenggarakan sekolah bagi

siswi.

Pernyataan item nomor 13 sehubungan dengan pengalaman keterlibatan

siswi dalam kegiatan liturgis. Sebanyak 42,62% menjawab sangat mengalami,

sebanyak 44,26% mengalami, sebanyak 9,84% ragu-ragu, sebanyak 1,64%

kurang mengalami, dan sebanyak 1,64% tidak mengalami. Hasil ini

menunjukkan hal positif sebab responden yang menjawab sangat mengalami

dan mengalami lebih banyak dari yang ragu hingga tidak mengalami. Hal ini

menunjukkan bahwa SMA St. Maria sudah menjalankan kegiatan liturgis dan

tingkat keterlibatan siswi dalam kegiatan tersebut cukup tinggi.

Pernyataan item nomor 14 sehubungan dengan buah rohani dari

kegiatan liturgis di sekolah, yaitu apakah siswi semakin dekat dengan Tuhan.

Sebanyak 31,15% responden menjawab sangat mengalami, sebanyak 54,09%

responden menjawab mengalami, sebanyak 9,84% responden menjawab ragu-

ragu, dan sebanyak 3,28% responden menjawab tidak mengalami. Responden

yang tidak mengalami ini, bisa disebabkan karena tidak beriman (tidak

memeluk agama) Katolik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

117

Pertanyaan pada kuesioner nomor 3 berhasil mengungkapkan hal ini.

Pada pertanyaan tersebut sebanyak 3 responden menyatakan sangat terbantu

dan 45 responden menjawab terbantu. Alasan yang terungkap: 27 responden

mengatakan dengan adanya perayaan Ekaristi dan sakramen mereka

dipermudah (misalnya tidak repot ke gereja dan efisien waktu), 8 responden

menyatakan semakin dekat dengan Tuhan, 4 responden meyatakan semakin

memperdalam iman Katolik, 4 responden menyatakan hati semakin tenang dan

percaya diri, sedangkan 2 responden tidak menyatakan alasannya. Pada

pertanyaan ini, 8 responden menyatakan tidak terbantu sebab kegiatan tersebut

beda dengan agamanya.

Penyataan pada angket nomor 14 di mana 3 responden tidak menjawab

dapat dihubungkan dengan kuesioner nomor 3 di mana 8 responden

menyatakan beda agama. Bisa jadi karena berbeda agama maka responden

tersebut tidak mendapatkan buah rohani dari kegiatan liturgis yang

diselenggarakan sekolah.

Pernyataan item nomor 15 sehubungan dengan pembentukan karakter

siswa dalam kegiatan liturgis, yakni apakah siswa semakin mampu bersikap

dengan tepat dalam Ekaristi. Sebanyak 21,31% responden menjawab sangat

mengalami, sebanyak 68,85% responden mengalami dan sebanyak 9,84%

responden ragu-ragu. Hasil ini menunjukkan hal yang positif karena jawaban

terbanyak terletak pada opsi mengalami dan sangat mengalami. Berdasarkan

hasil ini, Ekaristi yang diselenggarakan oleh SMA St. Maria Yogyakarta dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

118

mendorong siswinya untuk lebih sadar akan sikap yang tepat dalam beribadat

dan dengan demikian akan terbentuk menjadi karakter siswi dalam beribadat.

Dapat disimpulkan bahwa SMA St. Maria Yogyakarta sudah

menghayati aspek leiturgia dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan

penyelenggaraan kegiatan liturgis di mana keterlibatan siswi cukup tinggi,

siswi mampu memetik buah rohani dengan baik dan mampu bersikap dengan

tepat selama kegiatan liturgis. Perlu diingat ada pula siswi yang beragama non-

Katolik. Bagi siswi non Katolik, perayaan liturgi mungkin kurang membuatnya

berpartisipasi dan memperoleh buahnya sebab “partisipasi dalam liturgi

sebenarnya merupakan perbuatan yang menuntut iman yang sesuai” (Go, 1995:

31).

d. Aspek Kerygma

Aspek kerygma di sini dapat diartikan bagaimana Kabar Gembira itu

diwartakan dalam sekolah dan bagaimana sekolah mampu melihat kebudayaan

dari zaman ke zaman dalam terang iman. Aspek kerygma juga erat

berhubungan dengan pendidikan Kristen (GE, art. 2) terutama agar

“mereka yang telah dibaptis langkah demi langkah makin mendalami

misteri keselamatan dan dari hari ke hari makin menyadari karunia

iman yang telah mereka terima, supaya mereka dibina untuk

menghayati hidup mereka sebagai manusia yang baru dalam

kebenaran dan kekudusan sejati.”

Pernyataan tersebut memberikan tempat yang istimewa bagi kegiatan

pewartaan sebab dengan pewartaan, pengalaman hidup manusia diterangi oleh

terang iman dan memberi manusia pengalaman iman yang memungkinkan

mereka bertumbuh menuju kedewasaan iman.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

119

Item pernyataan dalam penelitian ini yang bermaksud untuk mengukur

penghayatan SMA St. Maria Yogyakarta dalam aspek kerygma adalah item

nomor 16-19. Hal yang hendak diukur sesuai dengan penjelasan di alinea

sebelumnya adalah sarana yang disediakan sekolah untuk mewartakan Kabar

Gembira (item nomor 16), usaha sekolah membimbing siswinya

menghubungkan pengalamannya dengan terang iman (item nomor 17-18), dan

buah dari usaha tersebut (item nomor 19). Pada kuesioner, pertanyaan nomor 4

bermaksud mengetahui pengaruh aspek kerygma tersebut bagi siswi sekaligus

mengungkap hal yang masih meragukan di angket.

Pernyataan item nomor 16 sehubungan dengan ketersediaan sarana

yang berkaitan dengan usaha pewartaan Kabar Gembira. Sebanyak 16,39%

responden menjawab sangat mengalami, sebanyak 44,26% responden

mengalami, sebanyak 29,51% responden ragu-ragu, sebanyak 8,2% responden

kurang mengalami, dan sebanyak 1,64% responden tidak mengalami. Hasil ini

menunjukkan hal yang bersifat positif sebab jumlah responden yang

mengalami dan sangat mengalami lebih banyak dari yang ragu hingga tidak

mengalami. Hal ini menunjukkan bahwa SMA St. Maria Yogyakarta sudah

menyediakan sarana untuk pewartaan Kabar Gembira dan siswa sudah

mengalami/mempergunakannya.

Pernyataan item nomor 17 sehubungan dengan usaha sekolah untuk

mewartakan Kabar Gembira, khususnya melalui pembacaan Injil dan renungan

pagi. Sebanyak 18,03% responden menjawab sangat mengalami, sebanyak

57,38% responden menjawab mengalami, sebanyak 16,38% responden ragu-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

120

ragu, sebanyak 4,92% responden kurang mengalami, sebanyak 3,28%

responden tidak mengalami. Hasil ini menunjukkan hal positif sebab jumlah

responden yang mengalami dan sangat mengalami lebih banyak dari yang ragu

hingga tidak mengalami. Hal ini menunjukkan bahwa salah satu usaha SMA

St. Maria Yogyakarta untuk mewartakan Kabar Gembira adalah dengan

pembacaan Injil dan renungan pagi. Kegiatan tersebut selaras dengan

pendidikan Kristen, yaitu untuk semakin mendalami misteri keselamatan.

Pernyataan item nomor 18 sehubungan dengan bentuk kegiatan di SMA

St. Maria Yogyakarta di masa khusus untuk mewartakan Kabar Gembira (APP,

BKSN, Adven, dll). Sebanyak 42,62% responden menjawab sangat

mengalami, sebanyak 52,46% responden mengalami, sebanyak 3,28% ragu-

ragu, dan 1,64% kurang mengalami. Hasil ini menunjukkan hal yang positif

sebab yang mengalami dan sangat mengalami lebih banyak dari yang ragu dan

kurang mengalami.

Pernyataan item nomor 19 sehubungan dengan buah rohani dari aspek

kerygma di SMA St. Maria Yogyakarta, yakni apakah iman siswi semakin

diteguhkan. Sebanyak 9,84% responden menjawab sangat mengalami,

sebanyak 63,93% responden mengalami, sebanyak 24,59% responden ragu-

ragu, dan sebanyak 1,64% responden kurang mengalami. Hasil ini

menunjukkan hal yang positif sebab yang mengalami dan sangat mengalami

lebih banyak dari yang ragu dan kurang mengalami. Hal ini menunjukkan

bahwa melalui usaha-usaha sekolah untuk menghayati aspek kerygma di

sekolah, iman siswi semakin diteguhkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

121

Beberapa kejanggalan yang ditemukan di angket yaitu masih adanya

keraguan siswi dalam mempergunakan sarana rohani (item angket nomor 16)

dan adanya keraguan pula dalam menjawab Injil menjadi inspirasi bagi

kegiatan hari tersebut (item angket nomor 17). Hal ini dapat diungkap dalam

kuesioner nomor 4 mengenai berkembangnya kebiasaan membaca Kitab Suci,

berdoa dan mengikuti renungan di mana ditemukan fakta bahwa 15 responden

menyatakan tidak berkembang, dengan alasan malas (6 responden), bosan

karena menjadi rutinitas (5 responden) dan tanpa alasan (4 responden). Alasan

lain, masih sama seperti aspek leiturgia yaitu masalah beda agama. Hal ini

telah diterangkan di bagian sebelumnya.

Perbedaan hakiki sekolah Katolik dengan sekolah lainnya adalah

“sekolah Katolik menimba inspirasi dan kekuatannya dari Injil tempatnya

berakar” (KWI-MNPK, 1991: 100). Oleh karena itu, aspek kerygma menjadi

penting bagi sekolah Katolik. Sekolah Katolik tidak hanya mencerdaskan anak

melainkan menunjukkan makna hidup yang lebih mendalam seperti yang

terbuka dalam terang iman. Sekolah Katolik yang dikembangkan sebai

persekutuan tentulah harus bersumber dan berpusat pada Sabda Allah. Oleh

karena itu, perlu dipikirkan mengenai rasa malas dan bosan siswi dalam

renungan harian dan bagaimana agar siswi memanfaatkan sarana rohani di

sekolah.

e. Aspek Marturia: Sekolah Mendorong Warganya untuk Bersaksi

Aspek marturia berhubungan dengan bagaimana sekolah Katolik

mampu menghadirkan nilai-nilai Kristiani baik bagi warganya maupun untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

122

lingkungan sekitar. Kesaksian diberikan oleh sekolah Katolik bukan karena

sekolah menyandang nama “Katolik” namun karena kesaksian hidup

warganya; para guru, karyawan, dan siswa. Pernyataan ini berarti bahwa nilai-

nilai Kristiani yang diperoleh dalam pelajaran agama dihayati dalam dinamika

keseharian di sekolah sehingga membentuk karakter siswa. Karakter siswa

yang dibentuk berdasarkan nilai-nilai Kristiani ini “mendorong cara hidup yang

kontras dengan budaya modern dan tentu saja merelakan diri untuk hidup bagi

orang lain” (Groome, 1998: 32).

Angket item nomor 20-22 dalam penelitian ini hendak mengetahui

pengahayatan warga SMA St. Maria Yogyakarta terhadap aspek marturia.

Unsur yang hendak diukur adalah kemampuan untuk mempertahankan nilai

Kristiani di tengah arus zaman (item nomor 20 ), sejauh mana pengajaran di

sekolah mampu membuat siswi terbuka pada kenyataan dunia (item nomor 21)

dan untuk bersaksi (item nomor 22). Kuesioner nomor 5 bermaksud

menguatkan data mengenai aspek ini.

Pernyataan item nomor 20 sehubungan dengan fungsi suara hati untuk

menghadapi arus negatif. Sebanyak 14,75% responden menjawab sangat

mengalami, sebanyak 62,29% responden mengalami, dan sebanyak 22,95%

responden ragu-ragu. Hasil ini menunjukkan hal yang positif sebab yang

mengalami dan sangat mengalami lebih banyak dari yang ragu. Suara hati

merupakan inti terdalam hidup manusia di mana Allah berbicara kepada

manusia. Melalui suara hati, orang disadarkan akan nilai-nilai Kristiani yang

diperjuangkan dan dimampukan untuk melawan arus negatif dunia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

123

Pernyataan item nomor 21 sehubungan dengan apakah pengajaran di

sekolah mampu membuat siswi terbuka pada kenyataan dunia. Sebanyak

22,95% responden menjawab sangat mengalami, sebanyak 52,46% responden

mengalami, sebanyak 21,31% responden ragu-ragu, dan sebanyak 3,28%

responden kurang mengalami. Hasil ini menunjukkan hal yang positif sebab

yang mengalami dan sangat mengalami lebih banyak dari yang ragu hingga

kurang mengalami. Pengajaran yang diterapkan oleh SMA St. Maria

Yogyakarta, berdasarkan wawancara dengan ibu Heni (guru Mata Pelajaran

PAK) pada hari Sabtu, 13 Juni 2014; tidak pernah berhenti pada konsep.

Semua selalu diarahkan pada penerapan pelajaran dalam kehidupan. Maka

tidak heran, pada item ini mayoritas responden menyatakan bahwa pelajaran di

sekolah mampu membuka dirinya terhadap kenyataan dunia.

Pernyataan pada item nomor 22 merupakan konklusi, apakah sekolah

berdayaguna dalam mendorong siswinya bersaksi yaitu dengan terlibat dalam

kegiatan masyarakat. Sebanyak 21,31% responden menjawab sangat

mengalami, sebanyak 60,66% responden mengalami, sebanyak 13,11%

responden ragu-ragu, dan sebanyak 4,92% responden kurang mengalami. Hasil

ini menunjukkan hal yang positif sebab yang mengalami dan sangat mengalami

lebih banyak dari yang ragu hingga kurang mengalami. SMA St. Maria

Yogyakarta menyelenggarakan berbagai kegiatan yang berhubungan dengan

masyarakat, misalnya live in, bakti sosial, dan pengabdian masyarakat. Siswi

diwajibkan untuk terlibat dalam kegiatan tersebut dan dengan demikian sudah

menjadi kebiasaan untuk terjun dalam masyarakat. Kegiatan ini secara tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

124

langsung merupakan bentuk penghayatan terhadap aspek marturia, sebab

dengan terlibat di masyarakat mereka memberi dampak.

Dari pembahasan di atas, jawaban responden nomor 21 dan 22 bernada

positif, sedangkan pada nomor 20 masih ada kecenderungan keraguan. Data ini

dapat dijelaskan oleh kuesioner nomor 5. Berasarkan kuesioner tersebut 1

responden menyatakan sangat terdorong dan 38 responden menyatakan

terdorong. Alasan yang terungkap: sekolah membiasakan dan mendorong siswi

terlibat bermasyarakat (8 responden), motivasi dari diri sendiri (8 responden),

terdorong untuk peduli (8 responden), sudah terbiasa dalam bermasyarakat (5

responden), menambah wawasan dan relasi (4 responden) dan untuk bekal

masa depan (1 responden), sisanya tidak menyebutkan alasan (4 responden).

Pada pertanyaan yang sama, ada pula responden memberi jawaban belum

terdorong (9 responden) dengan alasan sibuk dan masih malu, serta 8

responden memberi jawaban tidak terdorong karena terlalu banyak tugas

sekolah dan belum terbiasa. Peran suara hati (angket nomor 20) masih menjadi

keraguan yang disebabkan oleh adanya kesibukan, rasa malu dan banyaknya

tugas sekolah sehingga siswi sulit meluangkan waktu untuk mendengar suara

hati.

Untuk menanggapi hal tersebut, perlu diingat bahwa Sekolah Katolik

memberikan perhatian istimewa kepada tantangan-tantangan yang ditempatkan

kebudayaan manusia bagi iman. Sekolah Katolik adalah tempat istimewa untuk

menemukan cara-cara yang memadai untuk menangani masalah tersebut.

“Salah satu ciri sekolah Katolik adalah menafsirkan dan menata kebudayaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

125

manusia dalam terang iman” (KWI-MNPK, 1991: 102). Sehubungan dengan

hal tersebut, maka sekolah perlu membuka diri terhadap kenyataan

masayarakat sekitar dan mendorong siswinya untuk terlibat dalam kehidupan

bermasyarakat. Dengan terlibat dalam masyarakat, siswi akan mampu

mempertanggungjawabkan nilai-nilai Kristiani yang dipelajarinya.

2. Pengaruh Dimensi Religius Pendidikan terhadap Minat Belajar PAK

Siswi Kelas XI SMA St. Maria Yogyakarta

Pembahasan pada variabel ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu: dimensi

religius pendidikan sebagai stimulus dan dimensi religius pendidikan sebagai

kultur yang mendorong minat belajar PAK. Pada bagian pertama, akan dibahas

angket item 23 hingga 25 dan dikuatkan dengan jawaban kuesioner nomor 6

serta wawancara pertanyaan nomor 4. Pada bagian kedua, akan dibahas angket

item 26 hingga 28 dan dikuatkan dengan jawaban kuesioner nomor 7 serta

wawancara pertanyaan nomor 5. Berikut ini pembahasannya.

a. Dimensi Religius Pendidikan sebagai Stimulus

Pada kajian pustaka di Bab II, telah dikatakan pendapat Sardiman

(2008: 32-33), di mana teori psikologi Gestalt memiliki dua prinsip. Pertama,

manusia bereaksi dengan lingkungannya secara keseluruhan dan tidak hanya

secara intelektual. Kedua, belajar adalah penyesuaian diri dengan lingkungan.

Berdasarkan penjelasan tersebut, lingkungan sekolah Katolik yang diwarnai

dimensi religius pendidikan dapat menimbulkan reaksi dan dapat mendorong

warga sekolah (dalam hal ini siswi SMA St. Maria Yogyakarta) untuk belajar

menyesuaikan diri dengan lingkungan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

126

Dimensi religius pendidikan menyatu dengan dinamika keseharian di

sekolah di mana siswi terlibat di dalamnya. Dengan keterlibatan ini, siswi akan

menemukan pemahaman baru, khususnya dalam mata pelajaran PAK karena

apa yang dipelajari secara teori kini menjadi nyata dalam kehidupan sehari-hari

di sekolah. Karena sesuai dengan kenyataan pula, maka siswi akan lebih cepat

memahami apa yang diajarkan dalam mata pelajaran PAK. Dengan demikian

siswi akan terdorong untuk berminat pada mata pelajaran PAK karena stimulus

dimensi religius pendidikan.

Pernyataan item nomor 23 sampai 25 dalam penelitian ini hendak

melihat sejauh mana dimensi religius pendidikan itu menjadi stimulus minat

belajar PAK.

Pernyataan item nomor 23 sehubungan dengan pengalaman responden

tentang pengaruh lingkungan sekolah yang penuh cinta pada minat belajar mata

pelajaran PAK. Sebanyak 9,84% responden menjawab sangat mengalami,

sebanyak 40,98% responden mengalami, 39,34% responden ragu-ragu, dan

9,84% responden kurang mengalami. Dari hasil ini dapat kita lihat sebaran data

yang seimbang. Lingkungan sekolah yang penuh cinta kasih bagi sebagian

responden mempengaruhi minatnya untuk belajar PAK, namun tidak demikian

bagi responden lain. Hal ini karena minat tidak hanya ditimbulkan oleh faktor

ekstern (dalam hal ini dimensi religius pendidikan) namun juga faktor intern

(pembawaan). Sefrina (2013: 28) menjelaskan bahwa faktor dari luar individu

dapat mempengaruhi namun tidak memaksakan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

127

Dari pembahasan di atas dapat dilihat adanya responden yang

menjawab ragu-ragu. Penyebab keraguan ini dapat dilihat dari kuesioner nomor

6, di mana hanya 32 responden (separuh dari total responden) yang

menyatakan lingkungan sekolah mendorong minat belajar PAK. Dorongan

yang dialami dikarenakan suasana mendukung (11 responden), guru dan

materi mendukung (7 responden), adanya kegiatan yang mendukung PAK (7

responden), dan adanya kewajiban mengikuti mata pelajaran PAK (4

responden). Jawaban terbuka dari responden tersebut yang sehubungan dengan

suasana yang mendukung minat belajar PAK hanya sedikit. Seorang responden

bahkan memberi keterangan sebagai berikut: minat itu kesadaran terhadap

sesuatu yang dihadapinya, bukan karena kondisi yang mendorong.

Hasil wawancara dengan guru PAK (pertanyaan nomor 4) juga

mengindikasikan hal yang sama. Berdasarkan jawaban guru PAK, faktor

suasana belum tentu mempengaruhi minat belajar PAK. Sekolah memang

sudah mengusahakan agar lima tugas Gereja memberi warna pada suasana

sekolah dan agar siswi terlibat di dalamnya. Meski pun demikian suasana

sekolah lebih luas dari hal-hal tersebut dan suasana itu diciptakan oleh

bermacam-macam hal. Masih ada faktor motivasi diri.

Pernyataan pada angket nomor 24 sehubungan dengan pengalaman

responden mengenai suasana di sekolah yang dapat membuatnya cepat

memahami mata pelajaran PAK. Sebanyak 3,28% responden menjawab sangat

mengalami, sebanyak 44,26% responden menjawab mengalami, sebanyak

40,98% ragu-ragu, dan 11,47% kurang mengalami. Kita dapat melihat bahwa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

128

responden yang ragu dan kurang mengalami berjumlah lebih banyak. Hal ini

berarti belum ditemukan adanya kepastian apakah ada pengaruh antara situasi

sekolah dengan pemahaman mata pelajaran PAK. Hal yang serupa ditemukan

dalam angket nomor 25.

Pernyataan pada angket nomor 25 sehubungan dengan pengalaman

responden tentang kesesuaian kenyataan di sekolah dengan yang diajarkan di

mata pelajaran PAK membuatnya berminat pada mata pelajaran PAK.

Sebanyak 8,2% responden menjawab sangat mengalami, sebanyak 40,98%

responden mengalami, sebanyak 40,98% responden ragu-ragu, dan sebanyak

8,2% responden kurang mengalami. Hasil yang diperoleh kembali bersifat

seimbang.

Guna menguji keraguan data dari angket nomor 24 dan 25, pendapat

Ngalim Purwanto (1998: 101) mengenai insight sebagai “sesuatu yang

diperoleh kalau seseorang melihat hubungan tertentu antara berbagai unsur

dalam situasi tertentu” dapat digunakan. Banyaknya responden yang menjawab

ragu mengindikasikan bahwa mereka masih menemukan adanya

ketidakcocokan antara yang dipelajari dalam PAK dengan kenyataan di

sekolah, sehingga pemahaman dan minat responden akan mata pelajaran PAK

tidak sepenuhnya disebabkan oleh faktor suasana sekolah.

Dari angket nomor 23-25 di atas dapat disimpulkan bahwa meskipun

dimensi religius pendidikan dapat menjadi stimulus minat belajar PAK namun

tidak bersifat mutlak. Hal ini dikuatkan dengan pendapat Ngalim Purwanto

(1996:100), “reaksi manusia terhadap dunia luar tergantung kepada bagaimana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

129

dia menerima stimulus dan motif-motif apa yang ada padanya.” Maka sekuat

apa pun stimulus yang diberikan dimensi religius pendidikan, jika siswi

memiliki motif lain dalam dirinya belum tentu berpengaruh terhadap minat

belajarnya pada mata pelajaran PAK.

b. Dimensi Religius Pendidikan sebagai Kultur

Bagi sekolah Katolik, dimensi religius pendidikan merupakan ciri khas

(GE, a. 8). Dengan demikian dimensi religius pendidikan menjadi lingkungan

sosio-kultural karena menjadi sebuah kualitas kehidupan yang mewujud dalam

aturan-aturan/norma, kinerja, kebiasaan kerja, dan gaya kepemimpinan.

Dimensi religius pendidikan dalam hal ini menjadi sebuah kultur yang

mencerminkan kualitas kehidupan sekolah yang tumbuh dan berkembang

berdasarkan nilai atau spirit yang dianut sekolah itu (Dapiyanta, 2008: 49).

Angket nomor 26 sampai 28 dalam penelitian ini bermaksud untuk

melihat apakah dimensi religius pendidikan sudah menjadi kultur di SMA St.

Maria Yogyakarta ini dan sejauh apa efeknya terhadap minat belajar siswi pada

mata pelajaran PAK. Keraguan data pada angket nomor tersebut akan dijawab

berdasarkan jawaban kuesioner nomor 7 dan wawancara dengan guru PAK

pertanyaan nomor 5.

Pernyataan pada angket nomor 26 sehubungan dengan pengalaman

responden tentang penghayatan nilai-nilai Kristiani dalam peraturan sekolah,

oleh pemimpin sekolah dan dalam interkasi;berpengaruh terhadap minat belajar

mata pelajaran PAK. Sebanyak 11,47% responden menjawab sangat

mengalami, 47,54% mengalami, 36,06% ragu-ragu, dan 4,92% kurang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

130

mengalami. Pernyataan pada item nomor 27 sehubungan dengan apakah

responden mengalami bahwa sikap yang baik, penuh cinta dan totalitas

pelayanan para guru berpengaruh pada minat belajar mata pelajaran PAK.

Sebanyak 11,47% responden menjawab sangat mengalami, sebanyak 47,54%

responden mengalami, 31,14% responden ragu-ragu, dan 9,84% responden

kurang mengalami.

Kesimpulan yang diperoleh dari jawaban responden nomor 26 dan 27

yaitu: minat belajar mata pelajaran PAK dapat ditimbulkan oleh keteladanan

yaitu bagaimana nilai Kristiani ditampakkan oleh pemimpin sekolah, peraturan

sekolah dan orang lain (nomor 26) serta perlakuan orang lain yang memberi

kesaksian akan nilai-nilai kasih yang dinyatakan dalam kebiasaan sehari-hari

(nomor 27). Meski demikian masih ada jawaban ragu-ragu. Jawaban guru PAK

mengenai hal ini (wawancara nomor 5) dapat memberi kepastian. Berdasarkan

jawaban guru PAK, penghayatan nilai-nilai Kristiani berpengaruh pada minat

belajar mata pelajaran PAK. Penghayatan tersebut ditampakkan oleh figur dan

kepribadian guru. Guru yang menghayati nilai-nilai Kristiani nampak dari

perilakunya dan kesiapannya mengajar serta pendekatannya terhadap siswi.

Hal tersebut dapat ditangkap siswi. Karena apa yang diajarkan sesuai dengan

kenyataan, maka siswi berminat pada pelajaran. Selain itu dengan adanya

pembiasaan nilai-nilai Kristiani juga menjadi pendukung minat mata pelajaran

PAK.

Pernyataan pada item nomor 28 sehubungan dengan apakah responden

mengalami bahwa kebiasaan Kristiani di sekolah ini mendorong minat belajar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

131

mata pelajaran PAK. Sebanyak 6,56% responden menjawab sangat

mengalami, sebanyak 65,57% responden mengalami, sebanyak 21,31%

responden ragu-ragu, dan 6,56% responden kurang mengalami. Hal ini

menunjukkan bahwa nilai-nilai Kristiani menjadi lingkungan sosio-kultural,

yaitu tradisi; yang mendorong minat belajar mata pelajaran PAK.

Dapat disimpulkan bahwa dimensi religius pendidikan lebih berfungsi

sebagai lingkungan sosio-kultural untuk mendorong minat belajar mata

pelajaran PAK. Sebagai lingkungan sosio-kultural, hal yang paling efektif

adalah pembiasaan-pembiasaan Kristiani (misalnya membaca Kitab Suci,

berdoa, misa, dll) dan keteladanan penghayatan nilai-nilai Kristiani oleh para

guru, pemimpin sekolah dan peraturan sekolah.

3. Faktor Pendukung dan Penghambat Minat Belajar PAK Siswi Kelas XI

SMA St. Maria Yogyakarta

Menurut Mahfudh Shalahuddin (1990:95), “minat dapat muncul ketika

suatu objek berhubungan dengan fungsi-fungsi kebutuhan, cita-cita, keinginan,

pengaruh kebudayaan, dan tersedianya kemungkinan mengembangkan

pengalaman.” Berdasarkan pendapat tersebut minat dapat dipengaruhi oleh

faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern misalnya kebutuhan, cita-cita,

dan keinginan. Sedangkan faktor ekstern misalnya pengaruh kebudayaan dan

pengalaman.

Pernyataan pada angket nomor 29 sampai 36 dan pada kuesioner

nomor 8 sampai 11 serta wawancara nomor 6 sampai 7 dalam penelitian ini

hendak melihat apa saja faktor pendukung dan penghambat minat belajar PAK.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

132

a. Faktor Pendukung dari Dalam dan Luar Diri Siswi

Pernyataan pada angket nomor 29 dan 30 sehubungan dengan minat

belajar PAK yang bersumber dari dalam diri responden. Berdasarkan dua

pernyataan tersebut, faktor dalam diri responden yang sangat berpengaruh

adalah keinginan untuk memperdalam imannya dan pentingnya PAK sebagai

bekal untuk masa depan.

Pada angket nomor 29, sebanyak 19,67% responden menjawab sangat

mengalami bahwa dirinya berminat pada mata pelajaran PAK karena keinginan

memperdalam iman. Hal ini didukung oleh responden sebanyak 54,09% yang

juga mengalami. Jawaban responden pada angket nomor 29 yang mayoritas

mengatakan ingin memperdalam iman, senada dengan jawaban pada kuesioner

nomor 8 di mana dikatakan responden berminat pada mata pelajaran PAK

karena: karena sesuai dengan agamanya (12 responden), rasa ingin tahu (11

responden), keinginan untuk dekat dengan Tuhan (8 responden), nilai

kehidupan yang diajarkan baik (6 responden), keinginan menerapkan apa yang

diajarkan dalam PAK (6 responden), motivasi diri (4 responden), suasana hati

(1 responden), kasih dan rahmat Tuhan yang mengalir dalam dirinya (1

responden), mudah mempelajari materi (1 responden), terbiasa memperlajari

Kitab Suci (1 responden), keinginan menjadi pribadi yang baik (1 responden).

Pernyataan pada angket nomor 30 sehubungan dengan pengalaman

responden berminat pada mata pelajaran PAK karena penting untuk bekal

hidup. Sebanyak 24,59% responden menjawab sangat mengalami, sebanyak

50,82% responden mengalami, sebanyak 18,03% ragu-ragu, dan sebanyak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

133

6,56% kurang mengalami. Hal ini menunjukkan bahwa PAK dianggap penting

untuk bekal hidup, maka responden berminat pada mata pelajaran PAK.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, faktor intern yang berupa

kebutuhan dan keinginan diri sangat berperan. Kebutuhan dan keinginan diri

tersebut dapat berasal dari kesesuaian dengan agama yang dipeluknya dan rasa

ingin tahu. Hal ini sejalan dengan pendapat Suardiman (2008: 95) di mana

minat dapat dibangkitkan karena faktor kebutuhan dan karena adanya

hubungan dengan persoalan lampau. Dalam hal ini kebutuhan adalah rasa ingin

tahu siswi akan ajaran agamanya dan rasa ingin dekat dengan Tuhan.

Sedangkan persoalan masa lampau dalam hal ini sehubungan dengan agama

yang telah dianut oleh siswi. Pengalaman siswi dalam hidup beragamanya

tentu berhubungan dengan minatnya akan mata pelajaran PAK. Sedangkan

jawaban responden yang menunjukkan keraguan dapat disebabkan karena

faktor beda agama sebagaimana ditemukan juga dalam aspek leiturgia dan

kerygma pada bagian 1c dan 1d.

Pernyataan pada angket nomor 31 sehubungan dengan responden

berminat pada mata pelajaran PAK karena teman-teman. Sebanyak 3,28%

responden sangat mengalami, sebanyak 18,03% mengalami, sebanyak 37,70%

responden ragu-ragu, sebanyak 26,23% responden kurang mengalami, dan

sebanyak 14,75% responden tidak mengalami. Sebaran data sebagian besar

terletak pada opsi ragu-ragu. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ajak

teman-teman belum tentu membuat siswi berminat pada mata pelajaran PAK.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

134

Keraguan mengenai peran teman dapat dijawab dengan jawaban

responden pada kuesioner nomor 9, di mana 20 responden menyatakan

berminat pada mata pelajaran PAK karena pengaruh orang terdekat. Hal yang

serupa juga dikatakan oleh guru PAK pada wawancara nomor 7 di mana

dikatakan bahwa salah satu faktor yang berpengaruh adalah teman dan

angkatan yang dapat menjadi penghambat maupun pendorong.

Pernyataan nomor 32 sehubungan dengan pengalaman responden

berminat pada mata pelajaran PAK karena metode guru yang mengasyikan

dalam mengajar. Sebanyak 11,47% responden menjawab sangat mengalami,

sebanyak 44,26% responden mengalami, sebanyak 32,79% responden ragu-

ragu, sebanyak 6,56% responden kurang mengalami, dan sebanyak 4,92%

responden tidak mengalami. Pada item ini kembali penyebaran data terjadi

secara rata. Mayoritas responden menjawab mengalami dan sangat mengalami,

namun selisihnya sangat sedikit dengan responden yang ragu hingga tidak

mengalami. Maka dapat disimpulkan, metode mengajar berpengaruh pada

minat belajar mata pelajaran PAK namun tidak terlalu signifikan. Hasil

wawancara dengan guru PAK pada nomor 6 mengatakan hal yang mendukung

jawaban responden pada angket nomor 32. Beliau berpendapat bahwa faktor

pendukung mata pelajaran PAK adalah kesiapan guru, metode yang tepat,

materi, cara pendekatan guru ke siswi, dan sarana yang tersedia. Hal yang

disampaikan oleh bu Heni ini menjadi faktor dari luar diri siswi yang

mempengaruhi minatnya pada mata pelajaran PAK.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

135

Berdasarkan pembahasan dari item nomor 29 hingga 32 di atas, dapat

disimpulkan bahwa faktor pendukung minat mata pelajaran PAK yang paling

dominan adalah faktor intern, yaitu keinginan untuk memperdalam iman dan

untuk bekal hidup. Faktor ekstern yang berpengaruh yaitu teman dan metode.

b. Faktor Penghambat dari Dalam dan Luar Diri Siswi

Pernyataan pada item nomor 33 sehubungan dengan pengalaman

responden tidak berminat pada mata pelajaran PAK karena lebih berminat

pada mata pelajaran lain. Sebanyak 6,56% responden menjawab sangat

mengalami, sebanyak 32,79% responden mengalami, sebanyak 40,98%

responden ragu-ragu, sebanyak 16,39% responden kurang mengalami, dan

sebanyak 3,28% responden tidak mengalami. Penyebaran data pada item ini

juga merata. Jawaban yang lebih dominan terletak pada opsi ragu-ragu hingga

tidak mengalami. Responden yang menjawab mengalami dan sangat

mengalami cukup signifikan, maka dapat disimpulkan bahwa faktor minat akan

mata pelajaran lain cukup berperan untuk menghambat minat mata pelajaran

PAK.

Pernyataan pada item nomor 34 sehubungan dengan pengalaman

responden tidak berminat pada mata pelajaran PAK karena tidak sesuai dengan

imannya. Sebanyak 3,28% responden menjawab sangat mengalami, sebanyak

13,11% responden mengalami, sebanyak 24,59% responden ragu-ragu,

sebanyak 19,67% responden kurang mengalami, dan sebanyak 39,34%

responden tidak mengalami. Faktor perbedaan iman juga muncul dalam

jawaban kuesioner nomor 10. Sejumlah responden mengikuti mata pelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

136

PAK merupakan pelajaran wajib bagi sekolah di bawah Yayasan Katolik meski

mereka non-Katolik. Pada awal tahun ajaran, orangtua siswi sudah diberi

pengertian mengenai hal tersebut.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru PAK, perbedaan agama

bukan masalah yang berpotensi menghambat minat mata pelajaran PAK. Di

sekolah ini memang ada siswi yang non-Katolik namun mereka dengan senang

mengikuti mata pelajaran PAK, bahkan mereka semakin menghayati ke-non-

Katolik-annya itu karena mereka didukung oleh teman-teman dan guru.Hasil

tersebut menunjukkan bahwa masalah beda iman menjadi faktor yang

menghambat minat mata pelajaran PAK namun tidak terlalu signifikan sebab

yang menyatakan sangat mengalami dan mengalami jauh lebih kecil dari yang

lain.

Pernyataan pada item nomor 35 sehubungan dengan apakah siswi

mengalami bahwa dia tidak berminat pada mata pelajaran PAK karena jam

pelajaran yang kurang strategis. Sebanyak 3,28% responden menjawab sangat

mengalami, sebanyak 22,95% responden mengalami, sebanyak 21,31%

responden ragu-ragu, sebanyak 22,95% responden kurang mengalami, dan

sebanyak 24,59% responden tidak mengalami. Jawaban tersebar rata dalam

item ini sama dengan pernyataan angket nomor 36.

Pernyataan pada item nomor 36 sehubungan dengan apakah siswi

mengalami bahwa kondisi sekolah yang kurang kondusif menghambat minat

belajar mata pelajaran PAK. Sebanyak 1,64% responden menjawab sangat

mengalami, sebanyak 22,95% responden mengalami, sebanyak 26,23%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

137

responden ragu-ragu, sebanyak 24,59% responden kurang mengalami, dan

sebanyak 24,59% responden tidak mengalami.

Ketidakpastian data mengenai faktor ekstern yang berpengaruh

terhadap minat pada mata pelajaran PAK dapat dijawab dengan jawaban

responden pada kuesioner nomor 11. Faktor ekstern yang paling berpengaruh

adalah faktor teman dan guru.

Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor

penghambat minat akan mata pelajaran PAK yang cukup signifikan berasal

dari dalam diri siswi, yaitu lebih berminat pada mata pelajaran lain. Sedangkan

faktor perbedaan iman, jam pelajaran, dan kondisi sekolah tidak terlalu

signifikan. Faktor ekstern yang berpengaruh yaitu teman dan guru.

Menanggapi pembahasan mengenai faktor pendukung dan penghambat

minat belajar PAK di atas, tepatlah pendapat Siregar (2011: 178). Pertama,

minat pembawaan yaitu minat yang muncul dan tidak dipengaruhi oleh faktor-

faktor lain, baik kebutuhan maupun lingkungan. Kedua, minat yang muncul

karena pengaruh dari luar di mana minat ini dapat berubah karena faktor

lingkungan dan kebutuhan. Dalam hal penelitian ini, faktor pendukung minat

belajar PAK dari dalam diri responden yang berpengaruh adalah keinginan

memperdalam iman dan pentingnya PAK untuk bekal hidup. Faktor

penghambat dari dalam diri responden adalah rasa malas (kuesioner nomor 10).

Faktor guru dan teman dapat menjadi pendukung maupun penghambat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

138

E. Kesimpulan Hasil Penelitian

Pada bagian ini penulis akan menyampaikan empat kesimpulan

berdasarkan pembahasan hasil penelitian. Pertama, SMA St. Maria Yogyakarta

sudah memahami dan melaksanakan aspek-aspek dimensi religius pendidikan

dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan terpenuhinya aspek koinonia, diakonia,

kerygma, leiturgia, dan marturia dalam dinamika sekolah. Siswi juga telah

terlibat di dalamnya dan turut merasakan buahnya.

Kedua, dimensi religius pendidikan di sekolah ini lebih banyak

berfungsi sebagai sosio-kultur daripada stimulus dalam menentukan minat

belajar mata pelajaran PAK. Hal ini dibuktikan dengan jawaban responden dan

guru mata pelajaran PAK yang menyatakan bahwa keteladanan dan

penghayatan warga sekolah terhadap nilai-nilai Kristiani serta penerapan

kebiasaan Kristiani dapat mendukung minat belajar mata pelajaran PAK.

Ketiga, faktor pendukung yang paling berpengaruh dalam menentukan

minat belajar mata pelajaran PAK adalah motivasi dari dalam diri siswi sendiri,

guru dan teman-temannya.

Keempat, ada hal yang masih harus diupayakan demi semakin

dihayatinya dimensi religius pendidikan di sekolah ini. Hal tersebut antara lain:

pentingnya kerjasama antar warga sekolah sebagai salah satu ciri dari aspek

koinonia dan pentingnya penghayatan nilai-nilai Kristiani oleh para pendidik

agar siswi semakin berminat belajar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

139

BAB IV

UPAYA MENINGKATKAN

PENGHAYATAN DIMENSI RELIGIUS PENDIDIKAN

DI SMA SANTA MARIA YOGYAKARTA

Pada bab III penulis telah memaparkan hasil penelitian tentang

pengaruh dimensi religius pendidikan terhadap minat belajar siswi kelas XI

SMA Santa Maria Yogyakarta pada mata pelajaran PAK dan membahas hasil

penelitian tersebut. Dari penelitian tersebut dapat dilihat bahwa: pertama,

dimensi religius pendidikan sudah cukup dihayati di SMA Santa Maria

Yogyakarta. Kedua, minat belajar siswi kelas XI pada mata pelajaran PAK

tidak sepenuhnya tergantung pada dimensi religius pendidikan. Ketiga,

penghayatan nilai-nilai Kristiani oleh warga sekolah (pemimpin sekolah,

guru/karyawan dan sesama siswi) lebih berpengaruh terhadap minat belajar

mata pelajaran PAK. Dengan demikian dimensi religius pendidikan tidak

hanya berfungsi sebagai suasana sekolah melainkan kultur yang merasuk

dalam kehidupan warga sekolah.

Pada bab IV ini penulis memaparkan upaya yang diharapkan dapat

meningkatkan penghayatan dimensi religius pendidikan di SMA Santa Maria

Yogyakarta berdasarkan kajian pustaka pada bab II dan hasil penelitian di bab

III. Upaya yang penulis ajukan pada bab ini lebih terfokus pada aspek koinonia

sebab berdasarkan hasil penelitian, aspek tersebut yang masih perlu

ditingkatkan oleh warga sekolah. Penulis akan membagi bab IV ini dalam tiga

bagian: pertama, urgensi kerjasama dalam rangka peningkatan penghayatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 159: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

140

dimensi religius pendidikan di SMA Santa Maria Yogyakarta dari sisi pendidik

(pemimpin sekolah dan guru) dan peserta didik. Kedua, contoh program yang

dapat mendukung upaya tersebut. Ketiga, penulis akan menjelaskan rincian

usulan program dalam bentuk satuan program camping rohani dan rekoleksi

bagi pendidik.

A. Urgensi Kerjasama antara Pendidik dan Peserta Didik dalam

Mengupayakan Dimensi Religius Pendidikan

Dimensi religius pendidikan berarti ukuran nilai-nilai katolisitas yang

dihayati oleh sekolah Katolik dalam usahanya mendidik peserta didiknya.

Aspek yang menunjukkan katolisitas menjadi ciri khas sekolah Katolik berupa

koinonia, diakonia, leiturgia, kerygma dan marturia.

Berdasarkan hasil penelitian, aspek koinonia di sekolah ini

menunjukkan kecenderungan yang kurang positif. Buktinya dapat dilihat pada

jawaban angket pada pernyataan nomor 5 dan 7 serta pada kuesioner nomor 1.

Hal yang muncul dari angket dan kuesioner bagian tersebut adalah pentingnya

membangun kerjasama dan suasana yang membuat setiap warga merasa

diterima serta dicintai sehingga mereka merasa kerasan.

Koinonia mempunyai posisi penting bagi sekolah Katolik, sebab aspek

ini merupakan pembahasan yang strategis dalam rangka pembaruan Gereja

sejak Konsili Vatikan II. Sekolah Katolik sebagai sarana Gereja mewujudkan

pendidikan seyogyanya juga menempatkan aspek ini sebagai salah satu

perhatiannya. Go (1995: 11) menunjukkan diagram mengenai pentingnya

koinonia (persekutuan) dalam hubungannya dengan tri tugas Kristus. Diagram

tersebut sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 160: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

141

Pewartaan/kerygma

Persekutuan/koinonia Kesaksian/marturia pelayanan/diakonia

Pengudusan/leiturgia

Menurut penulis, diagram di atas menunjukkan bahwa aspek koinonia

merupakan titik awal yang mengarah pada tiga aspek berikutnya (kerygma,

marturia, dan leiturgia). Titik awal dapat diartikan sebagai pangkal, asal mula,

modal dasar atau sumber semangat bagi hal-hal yang kemudian. Penghayatan

akan aspek koinonia ini menjadi dasar dalam aspek-aspek berikutnya dan

diwujudnyatakan melalui aspek diakonia.

Dari keterangan di atas dapat dikatakan, jika aspek koinonia kurang

dihayati maka berdampak pada aspek yang lain. Guna mengusahakan

terpenuhinya aspek tersebut diperlukan kerjasama antara warga sekolah

(pemimpin sekolah, guru/karyawan dan peserta didik). Kerjasama merupakan

salah satu pokok penting dari aspek koinonia.

Bagi sekolah Katolik, aspek koinonia berarti hal ikhwal yang

diusahakan agar sekolah dapat mengembangkan persekutuan. Persekutuan

yang menjadi sumber inspirasi adalah kehidupan Jemaat Perdana (Kis 2: 41-

47) di mana unsur sehati dan sejiwa melekat pada jemaat. Adanya perasaan

sehati dan sejiwa tersebut menjadikan sekolah Katolik sebagai satu komunitas

di mana antar warganya tidak saling memisahkan diri satu sama lain, maka

diperlukan kerja sama. Berkaitan dengan hal ini, Groome (1998:406) memberi

pendapat bahwa “untuk menjadi Katolik, kita tidak dapat memisahkan diri dari

komunitas.” Hal ini pun menjadi nyata dalam sekolah Katolik. Lantieri (2001:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 161: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

142

8) menggambarkan kerjasama ini seperti kerja sama dalam sebuah kelompok

sepakbola, yaitu kemitraan untuk mencapai tujuan bersama.

Kerjasama dalam sekolah Katolik sebenarnya juga berhubungan dengan

masyarakat dan orang tua peserta didik. Namun dalam bagian ini penulis lebih

memfokuskan diri pada kerjasama antara pemimpin sekolah, guru, dan peserta

didik. Hal ini disesuaikan dengan hasil penelitian dan visi SMA Santa Maria

Yogyakarta di mana sekolah ini mengusahakan pendidikan yang terpadu

berdasarkan nilai-nilai Kristiani. Untuk mencapai keterpaduan tersebut

diperlukan kerjasama di antara warga sekolah.

1. Pemimpin Sekolah dan Guru sebagai Pendidik

Pemimpin sekolah dan guru dalam hal ini diklasifikasikan menjadi

pendidik sebab Pemimpin Sekolah berdasarkan surat dari Yayasan Marsudirini

tertanggal 13 Juni 2015 juga memiliki alokasi mengajar sebanyak 6 JP.

Berdasarkan hasil penelitian pada bab sebelumnya, pendidik memiliki peran

yang penting. Peserta didik tidak hanya mengenal mereka dalam hal metode

mengajar di kelas (angket nomor 32), namun pendidik juga turut andil dalam

menciptakan kesesuaian yang diajarkan dengan kenyataan (angket nomor 25).

Mereka juga menjadi sosok orang tua bagi peserta didik (angket nomor 3) dan

mereka turut membangun pola pikir peserta didik (angket nomor 10). Pendidik

bahkan dapat mengantar peserta didik pada Kristus jika pelayanan mereka

maksimal (angket nomor 6) atau sebaliknya membuat peserta didik kurang

bergairah karena kurangnya penghayatan nilai Kristiani dalam diri pendidik

(kuesioner nomor 7).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 162: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

143

Mengenai hal tersebut, Groome melihat pentingnya sosok pendidik

dalam hubungannya dengan pelayanan. Groome menyebut pendidik sebagai

didaskaloi atau pelayan-pelayan di antara pelbagai jabatan (1 Kor 12:28 dan

Ef 4:11). Dia menyatakan bahwa pendidik agama Kristiani harus

menghadirkan sosok pribadi Yesus Kristus ketika melayani komunitas dengan

pewartaan Sabda Allah (Groome, 2010: 390). Dalam konteks pembelajaran di

sekolah, pendidik bukan hanya mentransfer ilmu secara kognitif, tetapi dia

hadir sebagai pewarta Sabda Allah dan mengantar peserta didik kepada tujuan

keselamatan, yaitu demi terwujudnya Kerajaan Allah. Dengan demikian, peran

pendidik sangat strategis bagi sekolah dan terlebih bagi pembentukan pribadi

siswa.

Untuk menjadi pendidik diperlukan kualifikasi tertentu supaya

menunjang posisinya yang penting seperti diungkapkan di atas. Kualifikasi

tersebut secara implisit dinyatakan dalam GE art.5 yaitu, “memang sungguh

indah dan beratlah panggilan sebagai pendidik. Panggilan itu memerlukan

bakat-bakat khas, budi, maupun hati, menuntut persiapan yang amat seksama

dan kesediaan untuk terus menerus membarui dan menyesuaikan diri.”

Berdasarkan pernyataan tersebut, kualifikasi untuk menjadi pendidik sudah

dapat kita lihat. Pertama, secara alami pendidik diharapkan memiliki bakat,

kemampuan kognitif dan hati untuk mendidik. Kedua, secara keterampilan

pendidik hendaknya memiliki kesadaran untuk melakukan persiapan diri dan

materi yang hendak diajarkan. Ketiga, secara sosial pendidik hendaknya mau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 163: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

144

memperbarui dan mampu menyesuaikan diri. Pada akhirnya pendidik

hendaknya menghayati profesinya sebagai panggilan.

Kualifikasi yang disebut di atas menjadi penunjang tujuan pendidikan

yang diharapkan oleh sekolah dan terlebih lagi oleh Gereja. GE art.8

menyatakan, “hendaknya para guru menyadari bahwa terutama peranan

merekalah yang menentukan bagi sekolah Katolik, untuk dapat melaksanakan

rencana-rencana dan segala usaha yang hendak dicapai sekolah.” Oleh karena

itu, diperlukan usaha agar para pendidik mampu mengolah kualifikasi yang

telah disebut di atas.

2. Peserta Didik

Menurut Groome (2010: 385), peserta didik adalah anak-anak didik

yang belajar dan memiliki sejarah (cerita) dan visi. Berdasarkan pernyataan

tersebut dapat kita lihat dua hal. Pertama, peserta didik adalah subjek, bukan

objek. Dia diperlakukan sebagai manusia, bukan dari kemurahan hati pendidik

melainkan karena dia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Kedua,

peserta didik walaupun dibentuk dari sejarah masing-masing, namun mereka

mampu membuat pilihan-pilihannya dan bertindak untuk mempengaruhi masa

depan masing-masing.

3. Kerjasama antara Pendidik dan Peserta Didik

Kerjasama erat kaitannya dengan kekompakkan. M. Ali Nashir (1979:

61) menyatakan kekompakkan sebagai salah satu kualitas seorang pendidik.

Istilah lain dari kekompakkan adalah team work, yang artinya keserasian yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 164: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

145

terjadi pada beberapa orang yang terikat dalam suatu tugas yang sama.

Teamwork ini dimaksudkan untuk memperlancar jalannya fungsi mendidik.

Kemampuan berkomunikasi menjadi penting dalam hal ini.

Sehubungan dengan konteks kerjasama antara pendidik dan peserta

didik, dilihat dari dua segi. Dari segi pendidik berarti bagaimana pendidik

mampu memandang peserta didik sebagai pribadi yang utuh dan melayani

mereka yang sepenuh hati. Dari segi peserta didik berarti bagaimana peserta

didik mampu menempatkan diri untuk menghormati pendidik dan ikut serta

dalam usaha pendidik mendewasakan dirinya. Bagi penulis, titik temu dua hal

ini adalah pada pandangan antropologi Kristiani (Kej 1:31). Kerjasama terjalin

jika pendidik dan peserta didik mampu melihat adanya kesecitraan dengan

Allah dalam diri yang dilayani maupun yang melayani.

Konsekuensi bagi pendidik dalam menghayati antropologi Kristiani

tersebut, dia akan menghadapi kenyataan di mana peserta didik sulit diatur,

sulit memahami substansi pengajaran yang disampaikan. Pendidik juga

disyaratkan memenuhi target tertentu dari sekolah maupun negara dengan

jaminan kesejahteraan yang minim. Oleh karena itu pendidik perlu menghayati

profesinya sebagai sebuah panggilan (GE, art.5). Apa yang mereka lakukan

tidak semata merupakan pelaksanaan tugas profesinya melainkan juga

kesadaran hati bahwa dirinya turut serta dalam usaha Kristus mendidik.

Akhirnya, kerjasama pendidik dan peserta didik (sebagai salah satu

intisari aspek koinonia) akan terlihat dalam totalitas pelayanan pendidik dan

dalam kemampuan peserta didik untuk ikut serta dalam usaha para pendidik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 165: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

146

mendewasakan dirinya. Hal ini sesuai dengan diagram yang telah dijelaskan di

atas.

B. Upaya Meningkatkan Kerjasama antara Pendidik dan Peserta Didik

dalam Rangka Meningkatkan Penghayatan Dimensi Religius

Pendidikan di SMA Santa Maria Yogyakarta

Setelah menyadari urgensi kerjasama antara pendidik dengan peserta

didik dalam rangka meningkatkan penghayatan dimensi religius pendidikan,

kini penulis akan menyampaikan beberapa contoh upaya untuk menanggapi hal

tersebut. Penulis mengajukan dua upaya, yaitu camping rohani dan rekoleksi

bagi pendidik.

1. Alasan Pemilihan Upaya

Dua upaya yang diajukan ini merupakan program rutin yang

dilaksanakan oleh sekolah, namun perlu diberi makna baru dalam hubungannya

dengan penghayatan dimensi religius pendidikan. Pengajuan dua usulan ini

juga berdasarkan wawancara dengan ibu Heni selaku guru mata pelajaran PAK

setelah penulis menyampaikan hasil penelitiannya.

Kegiatan camping rohani merupakan salah satu kegiatan yang sangat

menyenangkan sekaligus mempunyai nilai-nilai religius yang dapat

berpengaruh bagi perkembangan iman Katolik khususnya bagi orang muda.

Menurut Suhardiyanto (2010: 7) camping rohani merupakan salah satu

pembinaan yang sangat menarik untuk dilaksanakan demi pengembangan

kepribadian menyangkut kerjasama satu, berorganisasi, memimpin, dan

dipimpin. Camping rohani juga merupakan pembinaan kerohanian khususnya

pembinaan iman yang meliputi pengembangan kemampuan menemukan Tuhan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 166: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

147

dalam alam ciptaan, sesama, kebersamaan, serta keberanian untuk

mengandalkan Tuhan dalam menghadapi persoalan-persoalan hidup.

Berdasarkan hasil penelitian bagian kuesioner terbuka, camping rohani

menjadi salah satu kegiatan favorit yang diikuti oleh siswi (lihat kuesioner

terbuka nomor 2). Minat para siswi akan kegiatan ini menjadi pintu masuk

yang diharapkan efektif untuk meningkatkan penghayatan aspek koinonia di

sekolah. Segi kebaruan akan difokuskan pada tema dan tujuan acara camping

rohani.

Kegiatan retret maupun rekoleksi sudah biasa dijalankan di SMA Santa

Maria Yogyakarta. Akan lebih baik jika kegiatan ini dilaksanakan sesuai

dengan kebutuhan sekolah dan peserta didik, sehubungan dengan aspek

koinonia yang berdasarkan hasil penelitian ini masih perlu ditingkatkan.

Berdasarkan hasil penelitian, ternyata seorang guru yang benar-benar

menghayati katolisistas dapat memicu minat murid untuk belajar. Selain itu

penghayatan akan katolisitas seorang guru memungkinkan sekolah untuk

memiliki kultur yang benar-benar Katolik.

Penulis mengusulkan kegiatan rekoleksi bagi pendidik. Kegiatan ini

diharapkan mampu menggugah hati peserta khususnya dalam hal menyadarkan

kembali bahwa menjadi pendidik adalah panggilan Kristus dan melalui

pribadinya Kristus hadir serta berkarya. Setelah itu diharapkan peserta mampu

semakin bersemangat dalam mendidik dan mampu menjalin kerjasama dengan

peserta didik sebagaimana Kristus bekerjasama dengan para rasul-Nya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 167: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

148

Bagi pendidik, kesadaran hati akan profesinya sebagai panggilan

cenderung dikalahkan oleh rutinitas dan tuntutan mengajar. Oleh karena itu ada

saat-saat tertentu di mana pendidik perlu disegarkan dan diteguhkan akan

panggilannya. Dengan demikian pendidik akan semakin menyerupai Sang

Pendidik Sejati, yaitu Yesus. Yesus sebagai guru, memandang murid-Nya

sebagai rekan kerja dalam mencapai tujuan perutusan-Nya, yaitu Kerajaan

Allah. Pendidik dan peserta didik pun hendaknya demikian pula; mereka

bekerjasama sebagai subjek pendidikan. Maka tepatlah yang dikatakan dalam

GE art. 8 bahwa “hendaklah... mereka dijiwai oleh semangat merasul...

pelayanan para guru itu sungguh-sungguh merupakan kerasulan.”

2. Camping Rohani

a. Tujuan Kegiatan

1) Tujuan Umum

Menurut Suhardiyanto (2010: 9), tujuan umum diadakannya camping

rohani adalah agar peserta:

“Semakin mampu menghargai diri sendiri, sesama/teman-teman

sehingga terciptalah persaudaraan yang benar-benar keluar dari hati

yang tulus. Selain itu juga mampu menghargai dan mensyukuri alam

sebagai anugerah Allah yang perlu dikelola dan dilestarikan sebagai

tanda terima kasih kepada-Nya, yang telah menganugerahkan itu semua

bagi kita manusia ciptaan-Nya sehingga tumbuhlah semangat besar

untuk mencintai dan memeliharanya.”

Berdasarkan pendapat di atas, camping rohani dapat menjadi sarana untuk

memperteguh aspek koinonia di SMA Santa Maria Yogyakarta. Kegiatan ini

meski di lapangan ditujukan untuk peserta didik namun dalam proses persiapan

melibatkan pemimpin sekolah, guru, dan karyawan bahkan orang tua siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 168: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

149

Mereka dibentuk untuk saling memahami segala sesuatu yang dibutuhkan

peserta didik demi kelancaran acara. Bagi peserta didik sendiri, kegiatan ini

jelas membentuk mereka untuk bekerjasama, dll.

Aspek lain yang turut dikembangkan, yaitu aspek marturia, diakonia,

leiturgia dan kerygma. Aspek marturia turut berkembang karena semua pihak

diuji untuk tetap berpegang pada suara hati dan nilai-nilai Kristiani selama

mempersiapkan hingga selesainya acara, di mana konflik sangat mungkin

terjadi. Diwujudkannya kepedulian akan pelestarian alam merupakan salah satu

bentuk kesaksian iman dan bentuk pelayanan bagi masyarakat sekitar.

Sedangkan aspek kerygma dan leiturgia dapat dikembangkan melalui

kemampuan peserta untuk semakin merasakan kehadiran Tuhan melalui alam

dan sesama serta mensyukurinya dalam doa.

2) Tujuan Khusus

Menurut Suhardiyanto (2010: 12) tujuan khusus diadakannya camping

rohani adalah:

“Peserta mampu mensyukuri alam sebagai ciptaan dan anugerah Allah,

memuliakan Allah yang hadir dalam ciptaan-Nya, menyesuaikan diri

pada alam dan sesama, mengenal dan bersahabat dengan alam dan

sesama, menyadari penyertaan Allah, menerima diri (secara fisik,

kemampuan, hubungan sosial), menerima orang lain dengan segala

keunikannya, bertanggungjawab, mendengarkan orang lain, melayani

orang lain, tanggap/peka akan situasi, berorganisasi dan

mengkordinasi, bekerjasama, memimpin dan sedia dipimpin.”

Berdasarkan pernyataan di atas kiranya jelas bahwa kegiatan camping rohani

sangat berdayaguna untuk membentuk pribadi secara utuh dan menjadi sarana

yang tepat untuk mengembangkan aspek koinonia. Untuk mewujudkan

persaudaraan dibutuhkan kesediaan diri untuk keluar dari dirinya dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 169: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

150

menghargai orang lain selayaknya menghargai diri sendiri, untuk itu

dibutuhkan kemampuan interpersonal. Kemampuan ini sangat mungkin

dikembangkan dalam kegiatan camping rohani. Tujuan khusus yang disebutkan

di atas (terutama dalam hubungan dengan sesama) dapat menjadi indikator

bagaimana kemampuan interpesonal itu dibentuk.

b. Waktu, Tempat dan Peserta

Camping rohani pada intinya bertujuan untuk pembinaan persaudaraan.

Pembinaan ini tidak hanya bagi peserta didik namun juga pemimpin sekolah,

guru, karyawan bahkan orang tua peserta didik. Mereka tidak terlibat langsung

dalam pelaksanaan namun turut andil dalam mempersiapkan. Oleh karena itu

diperlukan waktu yang tepat agar semua pihak dapat terlibat tanpa harus

mengorbankan kepentingan belajar mengajar. Berdasarkan kebiasaan di SMA

Santa Maria Yogyakarta, waktu yang tepat adalah sesudah ujian kenaikan kelas

(akhir Mei hingga awal Juni) sebelum penerimaan rapor.

Tempat pelaksanaan menjadi keputusan yang disepakati bersama dalam

rapat panitia. Panitia dipercayakan pada pengurus OSIS yang dibina oleh

Wakasek Kesiswaan dan Guru Mata Pelajaran PAK selaku Wakasek urusan

bina mental. Peserta adalah semua siswi kelas XI.

3. Rekoleksi untuk Pendidik

a. Tujuan Umum Rekoleksi

Tujuan dari rekoleksi dapat dilihat dari arti kata rekoleksi itu sendiri.

Menurut Mangunhardjana (1985: 7) istilah rekoleksi berasal dari bahasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 170: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

151

Inggris recollection yang berarti usaha untuk mengumpulkan kembali. Dalam

hal ini yang dikumpulkan adalah pengalaman peserta rekoleksi dalam

kesehariannya. Maka tujuan umum dari rekoleksi adalah agar peserta mampu

mampu menyadari peran serta Kristus dalam karyanya melalui pengalaman

mereka sehari-hari dalam berkarya.

Yang dilakukan dalam rekoleksi mirip dengan yang dilakukan dalam

retret. Peserta meninjau karya Allah dalam dirinya, cara kerja serta bimbingan-

Nya dan tanggapan terhadap karya Allah itu. Seperti dalam retret, bahan yang

diolah dalam rekoleksi diambil dari pengalaman hidup yang sudah dijalani

(Mangunhardjana, 1985: 18).

b. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Rekoleksi

Rekoleksi ini dilaksanakan saat libur semester ganjil (bulan Desember)

agar tidak mengganggu proses belajar mengajar sekaligus menjadi momen

penyegaran dan refleksi karya di pertengahan tahun ajaran. Sedangkan tempat

dapat dipilih di aula sekolah atau rumah retret yang mendukung terciptanya

suasana yang hening.

C. Usulan Program Camping Rohani dan Rekoleksi untuk Pendidik

1. Camping Rohani

a. Latar Belakang Program

Siswi kelas XI SMA Santa Maria Yogyakarta tengah beranjak dari

masa remaja menuju dewasa mula. Pada masa ini mereka mengalami banyak

perubahan dan perkembangan, entah fisik maupun psikis. Pertumbuhan dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 171: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

152

perkembangan tersebut terjadi dalam diri namun dihadapkan pada kenyataan

bahwa mereka hidup sebagai satu komunitas sekolah bersama dengan teman-

teman, pendidik, karyawan, dan orang tua mereka. Di satu sisi mereka ingin

menjadi diri sendiri namun di sisi lain ada segenap norma yang membuat

mereka merasa terkekang.

Kehadiran orang lain bisa menjadi malaikat penolong bagi mereka

namun bisa juga menjadi polisi yang seolah-olah menakutkan. Untuk itu

mereka memerlukan kemampuan untuk terbuka pada orang lain, kemampuan

untuk bekerjasama dan kesadaran bahwa mereka tidak sendirian. Mereka perlu

menyadari kasih Allah yang terwujud melalui kasih orang-orang terdekat

bahkan alam sekitarnya. Penyadaran akan kasih itulah yang akan membawa

mereka pada pemahaman makna diri di hadapan Allah dan sesama serta

memampukan mereka untuk menjalin kerja sama dengan sesama.

b. Tema dan Tujuan Camping Rohani

Penulis mengusulkan camping rohani dengan tema: “Bersamamu Aku

Mampu Mencintai dan Meraih Cita-cita.” Hal ini disesuaikan dengan fokus

yang hendak diangkat yaitu aspek koinonia (persaudaraan). Tujuan yang

hendak dicapai melalui camping rohani ini adalah:

1) Peserta mampu menyadari kasih yang diberikan sesamanya (orang tua,

teman, guru, dll)

2) Peserta mampu menerima kelebihan dan kekurangan teman-temannya.

3) Peserta mampu menjalin kerjasama dengan sesamanya

4) Peserta mampu menjaga kelestarian alam.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 172: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

153

5) Peserta mampu memberikan diri untuk mencintai dan melayani orang lain

Tujuan tersebut dijabarkan melalui sesi-sesi sebagai berikut:

1) Sesi pertama: keakraban

2) Sesi kedua: Karena Cinta

3) Sesi ketiga: Aku Tidak Sendirian

4) Sesi Keempat: Out bond

5) Sesi Kelima: Pemberian Diri

Pada sesi pertama, peserta diajak untuk saling mengenal lebih dekat sehingga

suasana hangat dan penuh rasa kekeluargaan. Sesi kedua akan mengantar

peserta pada pengalaman dicintai oleh keluarga, teman-teman bahkan guru.

Pada sesi ketiga peserta diajak untuk saling mengerti adanya kelebihan dan

kekurangan diri serta sesamanya, kemudian menyadari bahwa dalam

kekurangan itu dia tidak sendirian karena ada sesama yang selalu membantu.

Sesi ini diperdalam melalui sesi berikutnya, yaitu out bond. Pengalaman out

bond diharapkan menjadi titik penyadaran akan pentingnya kerjasama dan

mendorong peserta untuk merefleksikan sejauh mana dia memberikan diri

untuk orang lain (sesi kelima).

c. Jadwal Acara

Hari Pertama

Waktu Acara Keterangan

08.00 Berangkat dari sekolah Penanggungjawab: Sie Transportasi.

Peserta dalam kondisi sudah sarapan.

10.00 Tiba di tempat camping

dan mendirikan tenda

Penanggungjawab: Sie Tempat.

Sie Tempat mengkordinir pendirian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 173: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

154

tenda.

13.00 Makan siang dan

istirahat

Makanan harap sudah dibawa dari

rumah.

15.30 MCK

16.30 Snack dan persiapan

ibadat pembukaan

Penanggungjawab: Sie Konsumsi dan Sie

Liturgi.

17.00 Ibadat Pembukaan Penanggungjawab: Sie Liturgi.

17.30 Sesi I: Keakraban Penanggungjawab: Sie Acara.

19.00 Makan Malam Penanggungjawab: Sie Konsumsi dan

petugas.

19.30 Sesi II: Karena Cinta Penanggungjawab: Sie Acara.

21.30 Doa malam tema syukur Penanggungjawab: Sie Liturgi dan

petugas

22.00 Istirahat malam Sie Keamanan dan petugas

Hari Kedua

05.00 Bangun Pagi

05.30 Senam aerobik Penanggungjawab: Sie Acara dan

petugas

06.00 Renungan pagi Penanggungjawab: Sie Liturgi

06.30 MCK dan makan pagi Penanggungjawab: Sie Konsumsi dan

petugas masak

08.00 Sesi III: Aku Tidak

Sendirian

Penanggungjawab: Sie Acara dan

petugas.

09.30 Persiapan out bond Masing-masing perserta mempersiapkan

peralatan.

10.00 Sesi IV: Out bond

Ketika semua peserta

sudah sampai tujuan,

diadakan pemaknaan

out bond.

Penanggungjawab: Sie Acara, Sie

Tempat, dan Sie P3K.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 174: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

155

13.30 Makan siang Penanggungjawab: Sie Konsumsi dan

petugas masak.

14.00 Istirahat

15.30 MCK

16.00 Sesi V: Pemberian Diri Penanggungjawab: Sie Acara dan

petugas.

18.00 Ibadat Tobat

Penanggungjawab: Sie Liturgi dan

petugas. Dalam ibadat ada prosesi

pembasuhan kaki antara guru-murid-

orang tua, dan sebaliknya.

19.30 Makan Malam Penanggungjawab: Sie Konsumsi dan

petugas.

20.00 Api unggun dan pentas

per kelompok tenda

Penanggungjawab: Sie Acara dan Sie

Perlengkapan.

22.30 Doa malam Penanggungjawab: Sie Liturgi.

Hari Ketiga

05.00 Bangun pagi

05.30 Senam Aerobik Penanggungjawab: Sie Acara dan

petugas.

06.15 Renungan pagi Penanggungjawab: Sie Liturgi

07.00 MCK dan makan pagi Penanggungjawab: Sie Konsumsi dan

petugas.

08.00 Menanam pohon

kenangan dan bakti

sosial di sekitar lokasi

Penanggungjawab: Sie Acara dan

petugas.

10.00 Kesan dan Pesan Penanggungjawab: Sie Acara.

11.00 Misa Penutup

Penanggungjawab: Sie Liturgi.

12.30 Makan siang Penanggungjawab: Sie Konsumsi dan

petugas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 175: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

156

13.00 Bongkar tenda dan kerja

bakti membersihkan

lokasi

Penanggungjawab: Sie Perlengkapan dan

ketua tenda.

14.00 Sayonara

d. Contoh Satuan Persiapan Sesi-sesi dalam Camping Rohani

1) Sesi I

Tema : Keakraban

Tujuan : Peserta bersama pendamping dapat mencairkan suasana,

menciptakan keakraban, saling mengenal lebih dekat dan

menggali harapan yang hendak dicapai melalui acara camping

rohani ini.

Metode : Permainan dan sharing

Pengembangan Langkah-langkah

a) Pembukaan

Pendamping mengucapkan selamat datang kepada peserta dan

mengajarkan yel-yel camping rohani. Pendamping mengajak peserta

membentuk lingkaran besar kemudian bersama peserta menyanyikan lagu,

misalnya Hari Ini Kurasa Bahagia, dan Lu Lalu Lale.

b) Permainan Zip Zap

Pendamping mengajak peserta untuk saling menanyakan antar peserta

tentang: nama panggilan, kelas, hal yang disukai, hal yang tidak disukai, hal

yang diharapkan dicapai melalui camping rohani ini, dll. Pendamping

mengenalkan permainan Zip Zap, mencoba dan mengajak peserta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 176: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

157

memainkannya. Jika ada peserta yang salah, mereka menyebutkan hal yang

ditanyakan sebelum permainan tadi.

c) Penutup

Pendamping merangkum hal yang diharapkan melalui camping rohani

ini. Sesi ini ditutup dengan bersama-sama menyanyikan lagu Dengar Dia

Panggil Nama Saya.

2) Sesi II

Tema : Karena Cinta

Tujuan : Peserta bersama pendamping dapat menyadari kasih Allah dalam

dirinya melalui orang-orang terdekat

Bahan : Lukas 2:41-52 dan pengalaman peserta

Metode : Sharing, dinamika kelompok, dan informasi

Pengembangan Langkah-langkah:

a) Pembukaan

Salam pembuka dan yel-yel dari pendamping. Pendamping melanjutkan

dengan doa pembukaan yang pada intinya bersyukur atas kesempatan

berkumpul sebagai satu keluarga besar dan memohon penyertaan Tuhan untuk

menyadari kasih-Nya sepanjang pengalaman hidup peserta. Sesudah itu

disampaikan pengantar yang berisi mengenai kehadiran Tuhan melalui sesama.

b) Penggalian Pengalaman

Pendamping mengajak peserta menyanyikan lagu Aku Diberkati,

namun kata “diberkati” diganti dengan kata “dicintai.” Pendamping membagi

peserta menjadi 12 kelompok. Masing-masing anggota kelompok diberi tugas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 177: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

158

menggali pengalaman. Panduan pertanyaan: “Apakah kamu merasa dicintai?

Dalam hal apa saja kamu merasa dicintai? Ceritakan pengalamanmu!”

Pertanyaan tersebut di-sharing-kan dalam kelompok. Usai sharing,

pendamping mengajak peserta membaca Injil Lukas 2:41-52.

c) Penutup

Pendamping memberikan rangkuman dan peneguhan singkat

berdasarkan hasil sharing peserta serta dikuatkan oleh Injil Lukas 2:41-52. Inti

peneguhan: setiap orang merasakan adanya cinta, entah itu besar atau kecil.

Dalam cinta itulah manusia berkembang, seperti Yesus yang dicintai oleh

keluarganya. Sesi diakhiri dengan bersama menyanyikan lagu Karena Cinta.

3) Sesi III

Tema : Aku Tidak Sendirian

Tujuan : Peserta bersama pendamping dapat mengerti bahwa sebagai

makhluk ciptaan Tuhan, masing-masing diciptakan dengan

kelebihan, kekurangan dan keunikannya serta diharapkan saling

bekerjasama dalam hidup sehari-hari.

Sarana : Slayer atau kain penutup mata

Bahan : 1 Korintus 12:14-30 dan pengalaman peserta

Metode : Permainan, sharing, dan informasi

Pengembangan Langkah-langkah

a) Pembukaan

Pendamping mengucapkan salam dan yel-yel. Pendamping

menyampaikan pengantar yang intinya berisi: pengalaman dicintai menjadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 178: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

159

kekuatan bagi manusia untuk hidup dan berkembang, namun setiap manusia

juga dihadapkan pada kenyataan akan kelebihan serta kekurangannya.

b) Penggalian Pengalaman

Pendamping mengajak setiap kelompok yang sudah dibagi dalam sesi

sebelumnya untuk berkumpul dan membagi peran: orang buta, orang lumpuh,

orang bisu, dan orang normal. Masing-masing kelompok bersiap di titik start

dan berlomba-lomba untuk mencapai titik finish.Setelah semua kelompok

selesai, pendamping memberi kesempatan kepada perwakilan kelompok untuk

menceritakan pengalamannya. Pendamping mengajak peserta membaca dari 1

Korintus 12:14-30.

c) Penutup

Pendamping merangkum pengalaman peserta dan memberi peneguhan

berdasarkan 1 Korintus 12:14-30. Inti peneguhan: setiap orang diciptakan

sebagai citra Allah dengan segala keunikannya. Masing-masing memiliki

kelebihan dan kekurangannya, maka diperlukan kerja sama untuk mencapai

kebaikan bersama. Pendamping mengajak peserta menyanyi bersama lagu

Maju Bersama.

4) Sesi V

Tema : Pemberian Diri

Tujuan : Setelah peserta menyadari kasih Allah yang melimpah dalam diri-

Nya melalui sesama, kekurangan, kelebihan dan keunikannya;

peserta diharapkan mampu membagikan kasih tersebut dalam

kehidupan sehari-hari dalam bentuk saling melayani dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 179: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

160

bekerjasama sepenuh hati.

Bahan : Lukas 21:1-4 dan pengalaman peserta

Sarana : Gambar “pohon murah hati,” tali rafia, selotip.

Metode : Sharing, dinamika kelompok, dan informasi

Pengembangan Langkah-langkah:

a) Pembukaan

Pendamping menyampaikan salam dan yel-yel. Pendamping

menyampaikan pengantar bahwa cinta yang telah kita terima dari sesama telah

disimulasikan dalam out bond pada sesi sebelumnya, di mana sesama peserta

saling memperhatikan, peduli, dan bekerjasama. Sejauh apa kita dicintai dan

bagaimana kita juga mencintai? Pendamping mengajak peserta menyanyikan

lagu Bahasa Cinta.

b) Penggalian Pengalaman

Pendamping menceritakan sekilas tentang “pohon murah hati” dengan

bantuan alat peraga. Pendamping meminta peserta untuk secara sukarela dan

sadar berdiri di depan salah satu gambar pohon yang mencerminkan sudah

sejauh apa dirinya sudah memberikan dirinya untuk sesama. Pendamping

meminta beberapa peserta yang sudah maju untuk menceritakan alasannya

mengapa berdiri di tempat yang dipilihnya. Pendamping menyimpulkan bahwa

ternyata masih banyak yang belum total dalam memberikan dirinya untuk

sesama, kemudian meminta peserta yang sudah maju tadi untuk kembali ke

tempatnya. Pendamping mengajak peserta untuk membaca Injil Yohanes 13:1-

20.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 180: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

161

c) Penutup

Pendamping merangkum hasil sharing peserta dan meneguhkan

berdasarkan Injil Yohanes 13:1-20, bahwa totalitas dalam pemberian diri kita

untuk melayani adalah kewajiban sebab kita mengakui Yesus sebagai Tuhan

dan Guru, maka kita pun harus saling “membasuh kaki,” yaitu melayani,

kerjasama, dll. Pendamping mengajak peserta untuk merenung dan membuat

lambang diri yang menunjukkan sudah sejauh apa dirinya memberikan diri

kepada sesama. Lambang tersebut disimpan oleh masing-masing peserta dan

dipersembahkan dalam misa penutupan camping rohani esok hari.

2. Rekoleksi untuk Pendidik

a. Latar Belakang Program

Profesi sebagai pendidik sangat strategis dan mulia. Hal tersebut sesuai

dengan GE art.5, “memang sungguh indah dan beratlah panggilan sebagai

pendidik. Panggilan itu memerlukan bakat-bakat khas, budi, maupun hati,

menuntut persiapan yang amat seksama dan kesediaan untuk terus menerus

membarui dan menyesuaikan diri.” Seorang pendidik hendaknya menghayati

profesinya sebagai panggilan yang bersumber dari Kristus sendiri. Sebagai

pendidik ada segenap kualifikasi yang diharapkan. Berdasarkan dokumen GE

art.5 disebutkan perlunya bakat, hati, persiapan, dan kemauan untuk membarui

dan menyesuaikan diri.

Di SMA Santa Maria Yogyakarta, para pendidik pun diharapkan seperti

itu. Pada kenyataannya, kondisi tersebut cenderung terhambat oleh serangkaian

tanggung jawab dan kewajiban pendidik untuk mencapai target tertentu dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 181: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

162

serangkaian urusan administrasi, sehingga keseharian mereka sebagai pendidik

menjadi menjemukan dan rutinitas belaka.

Rekoleksi ini mengarahkan para pendidik untuk menyadari karya Allah,

cara kerja serta bimbingan-Nya dan tanggapannya terhadap karya Allah itu;

terutama dalam berkarya sebagai pendidik. Dengan demikian, peserta semakin

mampu untuk menjadi didaskaloi atau pelayan-pelayan di antara pelbagai

jabatan (1 Kor 12:28 dan Ef 4:11). Hal ini sesuai dengan pendapat Groome

(2010: 390) di mana dikatakan pendidik agama Kristiani harus menghadirkan

sosok pribadi Yesus Kristus ketika melayani.

b. Tema dan Tujuan Rekoleksi untuk Pendidik

Rekoleksi untuk pendidik ini mengambil tema yang serupa dengan

kegiatan camping rohani yang dilaksanakan oleh siswi agar dua kegiatan ini

menunjukkan satu rangkaian yaitu pentingnya kerjasama. Maka tema yang

diangkat adalah “Meneladan Yesus Sang Pendidik Sejati.”

Tujuan yang hendak dicapai melalui rekoleksi ini adalah:

1) Peserta sadar akan panggilannya sebagai pendidik.

2) Peserta mampu menyadari tantangannya sebagai pendidik.

3) Peserta mampu membangun niat untuk bekerjasama dengan pemimpin

sekolah, rekan guru, karyawan, dan peserta didik.

Tujuan tersebut dijabarkan dalam tiga sesi, yaitu:

1) Sesi pertama: Penggalian Pengalaman

2) Sesi kedua: Yesus Sang Guru Sejati

3) Sesi ketiga: Bekerja bersama Yesus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 182: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

163

Pada sesi pertama, peserta diajak untuk menyadari panggilan sebagai pendidik,

tantangannya, dan alasan untuk bertahan. Kemudian peserta diajak untuk

mengerti dan menyadari teladan utama seorang pendidik, yaitu Yesus.

Akhirnya peserta diajak untuk menyadari pentingnya bekerjasama dengan

sesama warga sekolah karena Yesus hadir dengan perantaraan mereka.

c. Jadwal Acara

Waktu Acara

08.00 Salam dan Kata Pembukaan

08.15 Ibadat Pembukaan

09.15 Snack

09.30 Ice breaking

09.45 Sesi I: Penggalian Pengalaman

11.30 Refleksi Pribadi

12.00 Makan Siang

12.30 Sesi II: Yesus Pendidik Sejati

14.00 Sesi III: Bekerja bersama Yesus

16.00 Misa Penutup

17.00 Sayonara

d. Contoh Satuan Persiapan Rekoleksi untuk Pendidik

Waktu Rincian Kegiatan

08.00 Salam dan Kata Pembukaan (±15 menit)

Ketua Panitia mengucapkan selamat datang kepada semua hadirin

dan terima kasih atas kedatangan mereka, serta kepada

pembimbing atas kesediaan mendampingi rekoleksi. Kemudian

menyampaikan harapan agar rekoleksi ini memampukan peserta

untuk menyadari karya Allah, cara kerja serta bimbingan-Nya dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 183: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

164

tanggapannya terhadap karya Allah itu; terutama dalam berkarya

sebagai pendidik

08.15 Ibadat Pembuka dengan tema syukur atas panggilan sebagai

pendidik. (± 60 menit)

Nyanyian pembukaan “Panggilan Tuhan” (PS 322)

Doa pembukaan dengan inti syukur atas panggilan dan kesempatan

rekoleksi serta memohon penyertaan untuk memaknai karya

sebagai pendidik. Usulan bacaan: Yeremia 1:4-5.17-19 (Panggilan

Yeremia) dan Lukas 5:1-11 (Penjala Ikan menjadi Penjala

Manusia). Khotbah dapat disertai sharing pengalaman panggilan

sebagai pendidik, tantangannya dan alasan untuk bertahan. Doa

umat diakhiri doa Bapa Kami. Nyanyian penutup “Kau Dipanggil

Tuhan.” (PS 683)

09.15 Snack

09.30 Ice breaking (± 15 menit) untuk mencairkan suasana dan

membangkitkan semangat. Permainan dilaksanakan dalam

kelompok besar dengan diikuti seluruh peserta. Permainan yang

diusulkan gerak dan lagu As We Walk dan Dengar Dia Panggil

Nama Saya

09.45 Sesi I Penggalian Pengalaman (± 90 menit)

Tujuan : Peserta bersama pendamping dapat menyadari

panggilannya sebagai pendidik, tantangannya dan

alasannya bertahan sebagai pendidik.

Bahan : Film Ron Clark Story dan pengalaman peserta

Metode : menonton film dan sharing

Pengembangan langkah-langkah:

Pendamping mengajak peserta menyaksikan film Ron Clark Story

Pendamping mengajukan pertanyaan untuk dijawab dalam

kelompok kecil: Mengapa tokoh utama (Ron Clark) tergerak untuk

menjadi Guru? Tantangan apa yang dihadapinya? Mengapa dia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 184: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

165

bertahan menjadi guru? Bagaimana dengan pengalaman Anda?

Peserta diajak menjawab dan sharing dalam kelompok kecil

kemudia diplenokan dalam kelompok besar.

Pendamping merangkum hasil sharing peserta dan memberi

peneguhan.

11.30 Refleksi Pribadi (± 30 menit) dengan bahan Lukas 15:1-10

“Domba yang Hilang”

Pendamping mempersilakan peserta mengambil waktu dan tempat

untuk hening masing-masing dan menulis buah-buah rohani dari

sesi I.

12.00 Makan siang (± 30 menit)

Diawali dengan doa makan

12.30 Sesi II (± 90 menit)

Tema : Yesus Sang Guru Sejati

Tujuan : Peserta bersama pendamping dapat mengerti cara Yesus

dalam mendidik para murid-Nya dan menyadari sejauh

mana diri peserta mengikuti teladan Yesus.

Bahan : Yohanes 13:1-20 dan pengalaman peserta

Metode : informasi

Pengembangan langkah-langkah:

Langkah 1 (± 30 menit)

Pendamping mengajak peserta untuk membaca Injil Yohanes 13:1-

20, kemudian menyampaikan poin penting tentang sosok Yesus

sebagai guru, yaitu: mengasihi murid-murid-Nya (ayat 1),

berinisiatif dalam bertindak (ayat 4), memberi teladan dan

pembaruan karena biasanya tuan dibasuh kini sebaliknya (ayat 5),

sabar menghadapi murid (ayat 6-12), menantang untuk

mewujudkan konsekuensi sebagai murid (ayat 13-15), dll.

Langkah II (± 15 menit)

Pendamping mengajukan panduan untuk refleksi pribadi: sejauh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 185: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

166

apa saya mengikuti teladan Yesus sebagai guru? Apa saja hal yang

mendukung dan menghambat saya untuk mengikuti teladan itu?

Peserta diminta untuk merefleksikan secara pribadi

Langkah III (± 45 menit)

Pleno dan penutupan sesi dengan rangkuman sharing

14.00 Sesi III (± 120 menit)

Tema : Bekerja bersama Yesus

Bahan : permainan kapal karam, Yohanes 6:16-21 dan

pengalaman peserta

Metode : permainan, sharing dan pleno

Sarana : kertas koran

Pengembangan Langkah-langkah:

Langkah I (15 menit)

Pendamping membagi peserta menjadi 8 kelompok, masing-masing

harus mempertahankan semua anggota kelompok dalam selembar

kertas koran yang dibagikan. Sambil membacakan cerita, ada

petugas yang bertugas menyobek kertas koran sehingga kelompok

semakin sulit mempertahankan anggotanya. Setelah permainan

selesai, diberi kesempatan bagi wakil peserta untuk menceritakan

pengalaman permainan itu dan maknanya.

Langkah II (30 menit)

Pendamping mengajak peserta untuk membaca Injil Yohanes 6:16-

21 dan mermberi kesempatan peserta untuk merefleksikan

pertanyaan: Apa yang dialami para murid? Bagaimana peran

Yesus? Apa yang menjadi tantangan Anda dan sekolah saat ini?

Sejauh mana Anda dan sekolah melibatkan Yesus?

Langkah III (45 menit)

Pleno dalam kelompok besar

Langkah IV (30 menit)

Pendamping mempersilakan peserta secara bersama-sama sebagai

satu tim pendidik di SMA Santa Maria Yogyakarta membuat niat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 186: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

167

atau rencana strategis yang dapat diwujudkan dalam waktu singkat.

Niat ini dipersembahkan dalam misa penutup.

16.00 Misa Penutup (± 60 menit) dengan tema syukur

Nyanyian pembuka “Syukur Kepada-Mu Tuhan” (MB 427)

Doa pembukaan dengan inti syukur atas penyertaan Tuhan selama

rekoleksi dan memohon agar Tuhan membuka hati peserta untuk

menyadari kehadiran Tuhan dalam diri, sesama, dan sekolah.

Bacaan dari Efesus 6:1-9 dan Yohanes 13:1-20. Khotbah berisi

buah rohani rekoleksi yang sudah diperoleh peserta sejak sesi

pertama hingga ketiga serta niat yang sudah dibuat bersama.

Sesudah doa umat diadakan prosesi pembacaan niat dan rencana

strategis yang hendak diwujudkan dan dilanjutkan dengan Liturgi

Ekaristi seperti biasa.

Nyanyian Penutup “Jadilah Saksi Kristus” (MB 455)

17.00 Foto bersama dan sayonara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 187: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

168

BAB V

PENUTUP

Pada bagian ini penulis akan menyajikan kesimpulan dari karya tulis ini

berdasarkan rumusan permasalahan dan tujuan penulisan, dengan dikuatkan

oleh hasil penelitian. Bagian berikutnya berisi saran untuk berbagai pihak yang

berhubungan dengan penulisan karya tulis ini.

A. Kesimpulan

Dimensi religius pendidikan adalah ukuran yang bersifat keagamaan

tertentu dalam konteks usaha mendewasakan manusia. Secara khusus dimensi

religius pendidikan bagi sekolah Katolik adalah katolisitas, yaitu bagaimana

sekolah mampu menghadirkan Gereja dalam usahanya mendidik peserta didik.

Katolisitas mempunyai sumber inspirasi dari kehidupan Jemaat Perdana (Kis

2:41-47). Ciri khas kehidupan Jemaat Perdana menjadi aspek dimensi religius

pendidikan sekolah Katolik. Aspek tersebut yaitu: koinonia (sekolah

mengembangkan persekutuan), diakonia (sekolah memberikan pelayanan

untuk perkembangan pribadi siswa), leiturgia (sekolah merayakan iman dan

sakramen), kerygma (sekolah mewartakan Kabar Gembira), dan marturia

(sekolah mendorong warganya untuk terlibat memberikan kesaksian).

Minat belajar adalah kecenderungan peserta didik untuk merasa tertarik

pada bidang studi atau pokok bahasan tertentu dan perasaan senang

mempelajari materi itu. Minat berhubungan dengan perasaan senang dan

kehendak yang kuat. Ada faktor dari dalam individu dan faktor dari luar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 188: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

169

individu yang dapat mempengaruhi minat belajar. Faktor dari dalam diri

individu yang berpengaruh misalnya rasa ingin tahu, kebutuhan, kesesuaian

dengan cita-cita, kesesuaian dengan iman. Faktor dari luar diri yang

berpengaruh misalnya teman-teman, guru, dan metode mengajar.

Mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik (PAK) dipahami sebagai

proses pendidikan dalam iman agar para siswa semakin beriman. Tujuan PAK

adalah demi terwujudnya nilai-nilai Kerajaan Allah, untuk menghidupi iman

Kristiani dan kebebasan manusia.

Hubungan antara dimensi religius pendidikan dengan minat belajar

mata pelajaran PAK adalah dimensi religius pendidikan dapat menjadi stimulus

yang mendorong siswi untuk berminat belajar mata pelajaran PAK dan dapat

menjadi sosio-kultur.

Berdasarkan penelitian, warga SMA Santa Maria Yogyakarta sudah

cukup menghayati dimensi religius pendidikan. Penghayatan itu nampak dari

berbagai usaha sekolah untuk menghidupi aspek koinonia, diakonia, leiturgia,

kerygma, dan marturia. Penghayatan aspek koinonia perlu ditingkatkan lagi,

khususnya dalam hal kerjasama antar warga sekolah. Dimensi religius

pendidikan dalam sekolah ini lebih berfungsi sebagai lingkungan sosio-kultur

daripada stimulus belajar. Artinya, penghayatan warga sekolah (khususnya

para pendidik) terhadap nilai-nilai Kristiani dapat menjadi pendukung minat

belajar peserta didik.

Guna menanggapi pentingnya peningkatan penghayatan aspek koinonia

dan pengaruh sosio-kultur, maka diperlukan upaya. Upaya tersebut disesuaikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 189: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

170

dengan saran dari sekolah dan didasarkan hasil penelitian. Camping rohani

untuk siswi kelas XI dan rekoleksi bagi pendidik diharapkan dapat menjadi

usaha yang tepat. Tema besar dari upaya tersebut adalah kerjasama. Sedangkan

tema khusus camping rohani adalah Bersamamu Aku Mampu Mencintai dan

Meraih Cita-cita dan tema khusus rekoleksi bagi pendidik adalah Meneladan

Yesus Sang Pendidik Sejati.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis memberikan beberapa saran

yang diharapkan dapat berguna dalam menindaklanjuti pengaruh dimensi

religius pendidikan terhadap minat belajar.

1. Bagi Pendidik di SMA Santa Maria Yogyakarta

Pendidik merupakan tokoh yang memiliki peran strategis dalam

perkembangan pribadi peserta didik. Penelitian membuktikan bahwa minat

belajar peserta didik dapat tumbuh jika pendidik mampu menunjukkan

penghayatan akan apa yang diajarkannya. Untuk itu pendidik hendaknya

mengusahakan adanya integritas, yaitu apa yang diajarkan sungguh-sungguh

dihayati dan dinyatakan dalam hidup sehari-hari. Sebagai seorang Kristiani,

pendidik hendaknya menghayati nilai-nilai Kristiani dan diaplikasikan dalam

mata pelajaran yang diampu. Penghayatan akan nilai-nilai Kristiani akan

mendukung terciptanya lingkungan sekolah yang kondusif.

Hal yang masih harus ditingkatkan adalah kerjasama antara pendidik

dengan rekan pendidik, pemimpin sekolah, karyawan, dan peserta didik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 190: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

171

Diperlukan kerendahan hati agar pendidik mengikuti teladan Yesus Sang Guru

Sejati yang memperlakukan murid-murid-Nya sebagai rekan kerja dan sahabat.

SMA Santa Maria Yogyakarta sebaiknya mengadakan kegiatan

bersama antar sesama pendidik, sesama peserta didik, dan antara pendidik dan

peserta didik. Kegiatan camping rohani dan rekoleksi yang dirancang dalam

karya tulis ini sebaiknya dilaksanakan oleh sekolah sebagai kegiatan perintis

yang diharapkan ditindaklanjuti dengan kegiatan bersama yang lainnya.

2. Bagi Peserta Didik SMA Santa Maria Yogyakarta

Peserta didik di SMA Santa Maria Yogyakarta berasal dari berbagai

lapisan masyarakat dan keragaman latar belakang. Diharapkan antar peserta

didik mampu menerima keunikan, kelebihan, dan kekurangan dari sesama

peserta didik serta para pendidik mereka. Peserta didik hendaknya memiliki

pandangan positif terhadap para pendidik dan bekerjasama dengan mereka

layaknya dengan orang tua. Untuk itu, peserta didik perlu untuk mengikuti

kegiatan yang bersifat membangun kemampuan untuk bekerjasama, misalnya

camping rohani, class meeting, paduan suara, dan ziarah. Sebenarnya kegiatan

tersebut sudah rutin diselenggarakan namun peserta didik perlu untuk lebih

sadar akan makna dari kegiatan tersebut.

3. Bagi Program Studi IPPAK Universitas Sanata Dharma

Program Studi IPPAK hendaknya mempersiapkan para calon pendidik

iman yang memiliki integritas pribadi. Peran pendidik iman (guru mata

pelajaran PAK) sangat strategis di sekolah. Dia dapat menjadi teladan melalui

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 191: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

172

kesaksian hidupnya. Segi spiritualitas perlu dipersiapkan agar guru PAK

mampu menjadi air ketika situasi kurang kondusif dan mampu menjadi api

yang mengobarkan semangat juang. Segi keterampilan mengajar serta

kreativitas juga perlu dikembangkan mengingat banyaknya tanggung jawab

guru PAK terkait dengan aspek-aspek dimensi religius pendidikan. Guru PAK

menjadi motor penggerak dan dinamisator penghayatan dimensi religius

pendidikan.

Mahasiswa IPPAK perlu diberi bekal untuk mengolah penghayatan

aspek-aspek dimensi religius pendidikan. Aspek koinonia dapat diupayakan

dengan kegiatan bersama seangkatan maupun lintas angkatan, misalnya minum

teh bersama, camping lintas angkatan, dan membentuk jaringan dengan alumni.

Aspek diakonia dapat diupayakan dengan pelatihan penguasaan soft skills dan

konseling pribadi. Aspek leiturgia dapat diupayakan dengan memberi peluang

kepada mahasiswa per angkatan untuk mendesain misa yang sesuai dengan

kaum muda. Aspek kerygma diupayakan dengan memaksimalkan renungan

harian pagi secara kreatif. Aspek marturia dapat diupayakan dengan kegiatan

bakti kampus dan bakti sosial. Kegiatan tersebut dapat menjadi pengalaman

untuk bekal dalam mengupayakan dimensi religius di tempat mahasiswa

berkarya kelak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 192: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

173

DAFTAR PUSTAKA

Adisusanto, FX dkk. (1995). Bunga Rampai Pendidikan Iman. Yogyakarta:

Penerbitan Universitas Sanata Dharma.

Ali Nashir, M. (1979). Dasar-dasar Ilmu Mendidik. Jakarta: Penerbit Mutiara

Ani Pudjiastuti. (2011). Psikologi Perasaan. (http:/poohzee87.blog.com,

diakses pada tanggal 24 Maret 2015).

Baharuddin, H. & Esa Nur Wahyuni. (2012). Teori Belajar dan Pembelajaran.

Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Dapiyanta, FX. (2008) Pendidikan Agama Katolik pada Tingkat Dasar.

Yogyakarta: IPPAK.

Departemen Dokumentasi dan Penerangan KWI. (2013). Dokumen Konsili

Vatikan II. Bogor: Grafika Mardi Yuana.

-----------------------------------------------------------. (1990). Sacrosanctum

Concilium.

Eliade, Mircea. (1987). The Encyclopedia of Religion. New York: Macmillan

Publishing Company.

Go, Piet. (1992). Katolisitas Sekolah Katolik. Malang: Penerbit Dioma.

----------. (1995). Pastoral Sekolah. Malang: Penerbit Dioma.

Groome, Thomas H. (1998). Educating for Life. Texas: Thomas More.

-----------.(2010). Christian Religious Education: Sharing Our Story and

Vision. San Fransisco: Harper and Ron Publisher.

Heryatno Wono Wulung, FX. (2003). Diktat Mata Kuliah Pengantar PAK

Sekolah. Yogyakarta: IPPAK.

-----------. (2008). Diktat Mata Kuliah Pengantar PAK Sekolah. Yogyakarta:

IPPAK.

Konferensi Wali Gereja Indonesia Majelis Nasional Pendidikan Katolik.

(1991). Ajaran dan Pedoman Gereja tentang Pendidikan Katolik.

Jakarta: PT Gramedia Widiasarana.

Lantieri, Linda. (2008). Schools With Spirit. Boston: Beacon Press.

Mahfudh Shalahuddin. (1990). Pengantar Psikologi Pendidikan. Surabaya: PT

Bina Ilmu.

Mangunhardjana. (1985). Membimbing Rekoleksi. Yogyakarta: Penerbit

Yayasan Kanisius.

Moleong, Lexy J. (1991). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Penerbit

PT Remaja Rosdakarya.

Muhibbin Syah. (2002). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nasution. (2002). Metode Penelitian Naturalistik – Kualitatif. Yogyakarta:

PIPS Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Yogyakarta.

Ngalim Purwanto. (1996). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Riduwan. (2004). Belajar Mudah Penelitian. Bandung: CV Alfabeta.

Sardiman, AM. (2008). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:

Rajawali Press.

Sefrina, Andin. (2013). Deteksi Minat dan Bakat Anak. Jakarta: PT Buku Seru.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 193: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

174

Shadily, Hassan. (1980). The Encyclopedia. New York: Macmillan Publishing

Company.

Siregar, Eveline dan Hartini Nara. (2011). Teori Belajar dan Pembelajaran.

Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.

Suardiman, Siti Partini. (1979). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Percetakan

Studing.

Suhardiyanto, HJ. (2010). Panduan Kamping Rohani. Yogyakarta: Kanisius.

Supriyati, Yulia. (2013). Pengantar Pendidikan. Yogyakarta: IPPAK

Universitas Sanata Dharma.

Sutrisno Hadi. (1989). Metodologi Research 2. Yogyakarta: Penerbit Andi.

-----------------. (2000). Metodologi Research 1. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Upton, Penney. (2012). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Wasty Soemanto. (1990). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Winkel, W.S. (2014). Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Sketsa.

Wolman, Benjamin B. (1977). International Encyclopedia of Psychiatri,

Psychology, Psychoanalysis and Neurology. New York: Aesculapius

Publishers.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 194: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 195: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

(1)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 196: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

(2)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 197: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

(3)

Lampiran 3: Angket dan Kuesioner Terbuka

Nama : _____________________________________

Kelas/No Absen : _____________________________________

Para siswi yang terkasih dalam Kristus,

Dalam rangka tugas akhir saya yang berjudul Pengaruh Dimensi

Religius Pendidikan terhadap Minat Belajar Siswi Kelas XI SMA Santa Maria

Yogyakarta pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik, saya memohon

kerjasama Anda untuk menjawab kuesioner ini.

Jawablah pernyataan-pertanyaan yang tersedia berdasarkan pengalaman

Anda. Keterbukaan dan kejujuran Anda sangat penting dan sungguh

diharapkan. Kerahasiaan dijamin dan tidak akan mempengaruhi nilai rapor

Anda. Atas kerjasama dan dukungan Anda, saya ucapkan terimakasih. Tuhan

Yesus memberkati kita.

A. Bagian pertama

Petunjuk pengisian:

1. Bacalah secara cermat dan teliti sebelum mengerjakan soal-soal di

bawah ini

2. Pilihlah salah satu kolom dibawah ini yang sesuai dengan yang

Anda alami dengan memberi tanda cek list ( )

3. Keterangan alternatif jawaban

SM = sangat mengalami

M = mengalami

R = ragu-ragu

KM = kurang mengalami

TM = tidak mengalami

Contoh:

No. PERNYATAAN SM M R KM TM

X Saya diperhatikan teman-teman √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 198: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

(4)

NO PERNYATAAN SM M R KM TM

1 Ketika memasuki sekolah, saya

disambut dengan hangat oleh guru,

karyawan dan teman-teman.

2 Saya merasa diterima oleh teman-

teman, guru dan karyawan meski latar

belakang saya berbeda dengan

mereka.

3 Saya merasakan perhatian layaknya

perhatian dari orang tua oleh para

guru.

4 Teman-teman, para guru dan

karyawan menerima kekurangan saya.

5 Saya merasakan adanya kerjasama

yang baik antara pimpinan sekolah

dengan seluruh warga sekolah.

6 Saya merasakan kehadiran Tuhan

dalam diri guru, teman-teman dan

karyawan karena mereka membuat

saya nyaman.

7 Saya kerasan berada di sekolah karena

situasi sekolah yang penuh cinta kasih.

8 Saya dibimbing untuk menerima

kelemahan diri dan memperbaikinya.

9 Bakat saya semakin berkembang

karena kegiatan yang diselenggarakan

sekolah.

10 Saya semakin mampu berpikir kritis

karena pelajaran yang diberikan.

11 Saya semakin menyadari martabat

saya sebagai perempuan dan

mensyukurinya.

12 Saya merasakan kehadiran Tuhan

dalam diri para guru dan karyawan

karena pelayanan mereka yang

maksimal.

13 Saya terlibat dalam perayaan Ekaristi

atau ibadat yang diselenggarakan

sekolah

14 Melalui perayaan Ekaristi dan

penerimaan sakramen yang diadakan

sekolah, saya semakin dekat dengan

Tuhan dan sesama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 199: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

(5)

NO PERNYATAAN SM M R KM TM

15 Ekaristi yang diselenggarakan di

sekolah semakin membuat saya

mampu membina sikap yang tepat

selama beribadat.

16 Saya menggunakan sarana rohani

yang disediakan oleh sekolah

(misalnya bacaan rohani, Gua Maria,

ruang hening).

17 Injil dan renungan yang dibacakan

sebelum pelajaran dimulai menjadi

inspirasi bagi saya selama mengikuti

pelajaran seharian.

18 Sekolah mengadakan kegiatan

pendalaman iman di masa khusus

(misalnya APP, Bulan Kitab Suci,

Adven, dll)

19 Iman saya semakin diteguhkan berkat

pendalaman iman yang

diselenggarakan sekolah.

20 Saya semakin mampu mengambil

sikap untuk menghadapi arus negatif

berdasarkan suara hati.

21 Pelajaran di sekolah membuat saya

semakin terbuka terhadap kenyataan

dunia.

22 Sekolah mendorong saya untuk

terlibat dalam kegiatan masyarakat.

23 Lingkungan sekolah yang penuh cinta

kasih membuat saya berminat pada

mata pelajaran PAK.

24 Suasana di lingkungan sekolah

membuat saya cepat memahami yang

diajarkan dalam mata pelajaran PAK

25 Saya berminat pada mata pelajaran

PAK karena yang diajarkan dalam

pelajaran ini sesuai dengan kenyataan

hidup di sekolah.

26 Saya berminat pada mata pelajaran

PAK karena cinta kasih dan nilai Injil

dihayati dalam peraturan, pola

kepemimpinan dan interaksi di

sekolah ini.

27 Sikap baik, penuh cinta&totalitas

pelayanan para guru membuat saya

berminat pada mata pelajaran PAK.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 200: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

(6)

NO PERNYATAAN SM M R KM TM

28 Kebiasaan kristiani (berdoa, renungan

harian, membaca Injil, ekaristi,

penerimaan sakramen) di sekolah

membuat saya berminat pada mata

pelajaran PAK.

29 Saya berminat pada mata pelajaran

PAK karena ingin memperdalam iman

Katolik.

30 Saya berminat pada mata pelajaran

PAK karena saya merasa mata

pelajaran PAK penting sebagai bekal

hidup.

31 Saya berminat pada mata pelajaran

PAK karena ajakan teman-teman.

32 Saya berminat pada mata pelajaran

PAK karena guru mata pelajaran PAK

menggunakan metode mengajar yang

menyenangkan.

33 Saya kurang berminat pada mata

pelajaran PAK karena saya lebih

berminat pada mata pelajaran lain

34 Saya kurang berminat pada mata

pelajaran PAK karena tidak sesuai

dengan iman saya.

35 Saya kurang berminat pada mata

pelajaran PAK karena jam pelajaran

mata pelajaran PAK kurang strategis.

36 Saya kurang berminat pada mata

pelajaran PAK karena suasana yang

kurang kondusif di sekolah.

B. Bagian Kedua

Petunjuk: Bacalah pertanyaan di bawah ini dengan teliti, kemudian

jawablah pertanyaan berdasarkan pengalaman anda!

1. Apakah kamu merasa dicintai dan diterima sebagai keluarga di sekolah ini

oleh para guru, karyawan dan teman-teman? Dalam hal apa saja?

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 201: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

(7)

2. Kegiatan apa saja yang kamu ikuti di sekolah ini? Dalam hal apa kamu

mengalami perkembangan!

Nama Kegiatan Sekolah

yang Diikuti

Perkembangan yang Kualami dalam Hal…

(NB: boleh ditambah jika kolom yang disediakan kurang)

3. Apakah sekolah mengadakan perayaan Ekaristi dan penerimaan sakramen

(misalnya sakramen Tobat)? Apakah kamu merasa terbantu melalui

kegiatan tersebut? Jelaskan alasannya!

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

4. Selama kamu sekolah di SMA Santa Maria Yogyakarta, apakah kamu

merasa semakin terbiasa membaca Kitab Suci, berdoa dan mengikuti

renungan? Jelaskan alasanmu!

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

5. Apakah kamu merasa terdorong untuk terlibat dalam kehidupan

bermasyarakat? Mengapa?

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

6. Apakah lingkungan sekolah mendorong minatmu untuk mengikuti mata

pelajaran PAK? Sejauh apa? Jelaskan!

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 202: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

(8)

7. Apakah nilai-nilai Kristiani yang dihayati oleh pemimpin sekolah, guru,

karyawan, teman-teman dan ditampakkan dalam peraturan sekolah

membuatmu berminat mengikuti mata pelajaran PAK? Sejauh apa?

Jelaskan!

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

8. Hal-hal apa saja dari dalam dirimu yang membuat kamu berminat pada

mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik (PAK)?

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

9. Hal-hal apa saja dari luar dirimu yang membuat kamu berminat pada mata

pelajaran PAK?

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

10. Hal-hal apa saja dari dalam dirimu yang membuat kamu kurang berminat

pada mata pelajaran PAK?

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

11. Hal-hal apa saja dari luar dirimu yang membuat kamu kurang berminat

pada mata pelajaran PAK?

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

Terimakasih atas kerjasama Anda

Tuhan Yesus Memberkati

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 203: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

(9)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 204: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

(10)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 205: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

(11)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 206: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

(12)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 207: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

(13)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 208: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · kekhususan pendidikan agama katolik ju rusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata dharma ... 9/9/2015

(14)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI