plagiat merupakan tindakan tidak terpuji persepsi … filei persepsi pedagang kaki lima tentang...
TRANSCRIPT
PERSEPSI PEDAGANG KAKI LIMA TENTANG KONSEP BUSINESS
ENTITY DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN, BESARNYA MODAL
USAHA, DAN PENGALAMAN BERWIRAUSAHA
Survei : Pedagang Kaki Lima dalam kelompok resto PKL di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh:
Sella Windya Nugraheni
041334016
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2009
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PERSEPSI PEDAGANG KAKI LIMA TENTANG KONSEP BUSINESS
ENTITY DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN, BESARNYA MODAL
USAHA, DAN PENGALAMAN BERWIRAUSAHA
Survei : Pedagang Kaki Lima dalam kelompok resto PKL di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh:
Sella Windya Nugraheni
041334016
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2009
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
“Tuhan adalah penuntun hidupku”
Skripsi ini kupersembahkan kepada:
Yesus Kristus & Bunda Maria, Juru Slamatku
Bapak dan Ibuku tercinta
Dek Iko
Seluruh keluarga besarku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
Dalam hidup ini, semua ada waktunya…
Tuhan takkan terlambat, juga takkan lebih cepat..
Dia jadikan indah tepat pada waktunya…
“Hidup terlalu indah untuk dilewatkan
tanpa mencoba”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan ini sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 5 Februari 2009
Sella Windya Nugraheni
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Sanata Dharma:
Nama : Sella Windya Nugraheni
Nomor Mahasiswa : 041334016
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
PERSEPSI PEDAGANG KAKI LIMA TENTANG KONSEP BUSINESS
ENTITY DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN, BESARNYA MODAL
USAHA, DAN PENGALAMAN BERWIRAUSAHA
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikannya secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media
lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin kepada saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal 20 Februari 2009
Yang menyatakan
(Sella Windya Nugraheni)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
PERSEPSI PEDAGANG KAKI LIMA TENTANG KONSEP BUSINESS ENTITY DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN, BESARNYA MODAL
USAHA DAN PENGALAMAN BERWIRAUSAHA Survei : Pedagang Kaki Lima dalam kelompok resto PKL di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta.
Sella Windya Nugraheni Universitas Sanata Dharma
2009
Penelitian ini bertujuan mengetahui : (1) perbedaan persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity ditinjau dari tingkat pendidikan ; (2) perbedaan persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity ditinjau dari besarnya modal usaha ; (3) perbedaan persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity ditinjau dari pengalaman berwirausaha. Penelitian ini merupakan peneliian survei. Populasi dalam penelitian ini adalah Pedagang Kaki Lima di Resto PKL dan Taman Kuliner yang berjumlah 72 orang. Tekhnik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Tekhnik analisis data menggunakan Analysis of Variance.(ANOVA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) tidak ada perbedaan persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity ditinjau dari tingkat pendidikan. (sign. value tingkat pendidikan = 0,095 > a = 0,05 ) ; (2) tidak ada perbedaan persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity ditinjau dari besarnya modal usaha. (sign. value besarnya modal usaha = 0,739 > a = 0,05 ) ; (3) ada perbedaan persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity ditinjau dari pengalaman berwirausaha. (sign. value pengalaman berwirausaha = 0,012 < a = 0,05).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT THE SMALL BUSINESS OWNER’S PERCEPTION ON BUSINESS ENTITY
CONCEPTS PERCEIVED FROM LEVEL OF EDUCATION, CAPITAL SIZE, AND ENTREPRENERSHIP EXPERIENCES
A survei done on Small Business Owner’s in the group of Resto PKL in Depok
District Sleman Regency Yogyakarta
Sella Windya Nugraheni Sanata Dharma University
2009
The research aims to find out the differences of small business owner’s perception on Business Entity concepts perceived from (1) level of education, (2) capital size, (3) entreprenership experiences. The study is a kind of an observation research. The sourses of population in this reseach are 72 small business owner’s in Resto PKL and Taman Kuliner in Depok District, Sleman Regency Yogyakarta. The techniques of collecting data is questionnaire. The technique of analysing the data is Analysis if Variance (ANOVA). The results of the research show that : (1) there isn’t any different perception on Business Entity concepts perceived from level of education (sign. value = 0,095 > a = 0,05 ) ; (2) there isn’t any different perception on Business Entity concepts perceived from capital size (sign. value = 0,739 > a = 0,05 ) ; (3) there is any different perception on Business Entity concepts perceived from entreprenership experiences (sign. value = 0,012 < a = 0,05).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Pendidikan Akuntansi , Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan
arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih yang
tak terhingga kepada :
a. Romo Dr. Ir. Paulus Wiryono Priyotamtama, S. J. selaku Rektor Universitas
Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan
mengembangkan kepribadian kepada penulis.
b. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan Fakulas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma
c. Bapak Y. Harsoyo, S.Pd., M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma
d. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. selaku ketua Program Studi Pendidikan
Akuntansi Universitas Sanata Dhama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
e. Bapak Drs. Bambang Purnomo, S.E., M.Si. selaku dosen pembimbing yang telah
besedia meluangkan waktu memberikan saran dan kritik yang sangat berarti
dalam membimbing penyelesaian skripsi ini.
f. Bapak Drs. FX. Muhadi, M.Pd. dan Ibu Rita Eny Purwanti, S.Pd., M.Si. selaku
dosen penguji yang telah meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, kritik
dan saran demi kesempurnaan skripsi ini.
g. Segenap staff pengajar Program Studi Pendidikan Akuntansi atas ilmu yang telah
diberikan melalui perkuliahan.
h. Tenaga administrasi Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah membantu
proses kelancaran dalam proses belajar selama ini.
i. Seluruh pedagang di Resto Pedagang Kaki Lima Mrican dan Taman Kuliner
Condongcatur, khususnya Bapak Totok selaku Kepala Resto PKL Mrican dan
Bapak Sugiharto S.Pd., S.Sos., M.P. selaku Kepala UPTD Taman Kuliner
Condongcatur yang telah membantu kelancaran penelitian.
j. Seluruh keluargaku : Bapak terkasih, DS Tjihno Windryanto atas dukungan,
nasihat, dan doanya, Ibu tersayang, N Nugri Mulyanti atas segala dukungan, doa,
kesabaran dan perhatiannya, (terimakasih ya pak, buk, atas dukungan moril,
materiil, dan spiritual yang diberikan sampai akhirnya aku lulus jadi sarjana), Dek
Iko Pris H atas hiburan, semangat dan gamenya yang seru, seluruh keluarga
besarku, terimakasih atas Eyang Uti, Mbah Uti, Pakde, Budhe, Om, Tante, Mas,
Mbak dan Adik berikan begitu berarti untukku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
k. Sahabat-sahabat terbaikku: Pascalia Vincentia M (atas segala bantuanmu,
kesabaran, pinjaman bukumu yang sangat membantuku), C Rini W (atas
semangat dan keceriaan yang selalu menemaniku) , Alfonsa Ika (atas
semangatmu yang membara menjadi penyemangatku) , Febriantari Eka
(terimakasih kamu selalu mau membantuku dengan sabar), Astri Tumanggor,
Anastasia Swastika, Putri Kurnia J, Margaretha Novita, Yanita M, Barbarigo,
Babbel, terimakasih atas semua dukungan, bantuan, hiburan, omelan, keceriaan
dan kenangan terindah selama kuliah ini yang membuat hidupku lebih bermakna
serta nasihat supaya aku segera lulus. Kalian adalah teman-teman yang hebat,
terimakasih atas persahabatan yang kalian berikan selama 5 tahun ini. Walaupun
nanti kita akan terpisah jarak dan waktu untuk mencari masa depan, kalian akan
selalu dan tetap di hati tak akan terganti.
l. Teman-teman Pendidikan Akuntansi 2004 atas segala kebersamaan selama kuliah
di Sanata Dharma yang tak akan pernah telupakan (aku sangat bahagia dan
beruntung pernah mengenal kalian dalam hidupku)
m. Mas Andreas Triatmojo atas segala perhatian, semangat, nasihat, keceriaan yang
telah diberikan selama 2 tahun 8 bulan ini sebagai pelengkap hidupku sehingga
semua terlihat lebih indah.
n. Motor Astrea Grand ijoku yang selalu mengantar kemanapun aku pergi.
Terimakasih atas jasamu...
o. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL…………………………………….................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN………………………….................................... iii
PERSEMBAHAN…………………………………………………………….. iv
MOTTO………………………………………………………...…………. … v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……………………………………… vi
ABSTRAK……………………………………………………………………. vii
ABSTRACT…………………………………………………………………... viii
KATA PENGANTAR………………………………………………………... ix
DAFTAR TABEL……………………………………………………………. xvi
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………. xviii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………............. 1
A. Latar Belakang Masalah........................................................................ 1
B. Batasan Masalah…………………........................................................ 5
C. Rumusan Masalah………………………............................................. 5
D. Tujuan Penelitian…………………........................................................ 5
E. Manfaat Penelitian……………………………….................................. 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA……………………………….............................. 7
A. Tinjauan Teoritik……………………………….................................... 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
1. Persepsi……………………………………...................................... 7
2. Business Entity……........................................................................... 9
3. Pedagang Kaki Lima…...................................................................... 12
4. Pendidikan......................................................................................... 17
5. Modal Usaha..................................................................................... 21
6. Pengalaman Berwirausaha................................................................ 25
B. Kerangka Berfikir................................................................................. 30
C. Perumusan Hipotesis............................................................................ 33
BAB III METODE PENELITIAN................................................................... 34
A. Jenis Penelitian.................................................................................. . 34
B. Tempat dan Waktu Penelitian.............................................................. 34
C. Subjek dan Objek Penelitian.............................................................. 34
D. Populasi.............................................................................................. 35
E. Tekhnik Pengumpulan Data.............................................................. 36
F. Operasionalisasi Variabel….............................................................. 36
G. Uji Instrumen Penelitian.................................................................... 40
1. Uji Validitas……………………………………........................... 40
2. Uji Reliabilitas……....................................................................... 43
I. Tekhnik Analisis Data…...................................................................... 45
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN...................................... 51
A. Deskripsi Responden dan Deskripsi Data........................................... 51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
B. Analisis Data....................................................................................... 60
C. Pembahasan........................................................................................ 69
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN....................... 76
A. Kesimpulan.......................................................................................... 76
B. Keterbatasan......................................................................................... 77
C. Saran.................................................................................................. 78
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN – LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR TABEL 1. Tabel III.1 Operasionalisasi Varibel Persepsi Pedagang Kaki Lima Tentang
Konsep Business Entity........................................................ 37
2. Tabel III.2 Skor Pernyataan Persepsi Pedagang Kaki Lima Tentang Konsep
Business Entity..................................................................... 38
3. Tabel III.3 Rangkuman Uji Validitas untuk Persepsi Pedagang Kaki Lima
Tentang Konsep Business Entity......................................... 41
4. Tabel III.4 Tabel Batas Kelompok Dengan Menggunakan PAP II....... 45
5. Tabel III.5 Tabel Batas Skala Perhitungan PAP II................................ 46
6. Tabel IV.1 Deskripsi Responden Berdasarkan Asal Resto.................... 52
7. Tabel IV.2 Deskripsi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan...... 52
8. Tabel IV.3 Deskripsi Responden Berdasarkan Besarnya Modal Usaha 53
9. Tabel IV.4 Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman Berwirausaha 54
10. Tabel IV.5 Deskripsi Persepsi Pedagang Kaki Lima Tentang Konsp Business
Entity................................................................................... 55
11. Tabel IV.6 Deskripsi Persepsi Pedagang Kaki Lima Tentang Konsep Business
Entity Ditinjau Dari Tingkat Pendidikan............................. 56
12. Tabel IV.7 Deskripsi persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business
Entity Ditinjau Dari Besarnya Modal Usaha……………….. 57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
13. Tabel IV.8 Deskripsi persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business
Entity Ditinjau Dari Pengalaman Berwirausaha……..... 59
14. Tabel IV.9 Hasil Pengujian Normalitas Persepsi Pedagang Kaki Lima tentang
Konsep Business Entity ditinju dari Tingkat
Pendidikan...................................................................... 60
15. Tabel IV.10 Hasil Pengujian Normalitas Persepsi Pedagang Kaki Lima tentang
Konsep Business Entity ditinju dari Besarnya Modal
Usaha............................................................................... 61
16. Tabel IV.11 Hasil Pengujian Normalitas Persepsi Pedagang Kaki Lima tentang
Konsep Business Entity ditinju dari Pengalaman
Berwirausaha.................................................................... 62
17. Tabel IV.12 Hasil Pengujian Homogenitas.......................................... 63
18. Tabel IV.13 Tabel Anova Persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business
Entity Ditinjau Dari Tingkat Pendidikan……………..... 65
19. Tabel IV.14 Tabel Anova Persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business
Entity Ditinjau Dari Besarnya Modal Usaha…………… 67
20. Tabel IV.14 Tabel Anova Persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business
Entity Ditinjau Dari Pengalaman Berwirausaha……… 68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner
Lampiran 2 Data Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 3 Data Induk Penelitian
Lampiran 4 Anaisis Data
Lampiran 5 Tabel r
Lampiran 6 Tabel f
Lampiran 7 Surat Izin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Saat ini banyak kita jumpai pedagang kaki lima yang menggunakan
gerobak dan tenda untuk menjajakan dagangannya. Mereka memilih tempat
dan menghiasnya dengan tulisan nama dan jenis makanan yang unik untuk
dijual dengan tujuan menarik perhatian masyarakat untuk membeli. Mereka
biasa berada di tempat yang strategis untuk menjajakan dagangannya,
misalnya di sekitar sekolah dan kampus, di dekat pertokoan, di pinggir jalan
dalam pusat kota, dan di tempat lain yang dianggap mudah untuk dilihat
banyak orang.
Pada dasarnya pedagang harus memilih suatu lokasi yang tepat agar
memperoleh keuntungan yang lebih banyak, suatu kegiatan harus seefisien
mungkin. Keputusan penentuan lokasi yang tepat biasanya diambil bila
memenuhi kriteria: tempat yang memberikan kemungkinan pertumbuhan
jangka panjang yang menghasilkan keuntungan yang layak ; tempat yang luas
lingkupnya untuk kemungkinan perluasan unit produksi.
Beberapa waktu lalu pemerintah melakukan penertiban terhadap
pedagang kaki lima yang berbentuk tenda dan menjadikan kawasan bebas dari
pedagang kaki lima. Hal tersebut membuat banyak pedagang kehilangan
lokasi usaha dan memiliki pendapatan menurun. Sehingga dibentukklah
kumpulan pedagang kaki lima yang menjajakan beraneka macam makanan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
dalam suatu tempat. Lokasi yang dipilih juga tidak kalah strategis dengan
lokasi usaha mereka sebelumnya.
Dengan bermodalkan pendidikan dan uang yang cukup, para pedagang
kaki lima memulai usaha dan memiliki harapan akan berkembang lebih besar
menjadi sebuah warung makan yang dapat digunakan untuk kelangsungan
hidupnya di masa yang akan datang. Mereka mencari modal untuk memulai
usaha dengan banyak cara, misalnya dengan meninjam uang pada kerabat dan
sanak saudara, menjual barang-barang berharga, dan cara lainnya.
Banyak pedagang kaki lima yang menjadikan usahanya sebagai
pekerjaan sampingan dan hanya mencari kesibukan saja. Tetapi tidak sedikit
pula yang menjadikan usahanya sebagai pekerjaan pokok untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya sehari-hari. Walaupun demikian, banyak dari pedagang
kaki lima tersebut yang berjualan akibat keterbatasan ilmu pengetahuan dan
ketrampilan yang mereka miliki.
Seiring dengan berkembangnya jaman, ilmu pengetahuan semakin
penting dan dibutuhkan sebagai bekal seseorang dalam pekerjaannya. Tak
terkecuali bagi pedagang kaki lima, penerapan konsep-konsep ekonomi
sangatlah dibutuhkan. Ilmu pengetahuan memberikan pengaruh yang cukup
berarti bagi kelancaran usaha para pedagang tersebut. Dengan sedikitnya ilmu
pengetahuan yang dimiliki, mereka kurang bisa memahami konsep dan
strategi ekonomi yang benar. Khususnya konsep Business Entity yang
mengatakan bahwa usaha berdiri sendiri terlepas dari modal pribadi. Konsep
tersebut sangatlah penting karena out put akuntansi adalah informasi untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
pengambilan keputusan. Jika tidak ada pemisahan yang jelas, maka pedagang
kaki lima tidak akan tahu secara tepat prestasi dan kinerja unit bisnis yang
tercermin dalam laporan keuangan yang biasanya dibuat dalam bentuk
Laporan Laba Rugi. Bila tidak dipertimbangkan, hal ini akan membawa
dampak yang cukup buruk karena mengakibatkan usaha tidak mampu
berkembang secara pesat. Contoh penerapan konsep Business Entity adalah
dengan melakukan pencatatan pada setiap transaksi yang terjadi. Baik itu
merupakan penerimaan uang, pengeluaran, hutang dan sebagainya. Dan hal ini
dirasa akan mempengaruhi persepsi pedagang kaki lima tentang konsep
Business Entity.
Namun pada kenyataannya, banyak para pedagang kaki lima tidak
melakukan pencatatan terhadap pengeluaran yang digunakan dalam usaha dan
pendapatan yang didapatkan dari usaha. Mereka membiarkan semua berjalan
apa adanya, tanpa memprediksikan laba dan rugi usaha. Akibatnya tidak
sedikit dari para pedagang kaki lima tersebut yang mengalami kerugian dan
akhirnya bangkrut. Kebanyakan dari mereka yang tidak melakukan pencatatan
dikarenakan kurang memahami akan pentingnya pencatatan tersebut.
Sehingga tidak sedikit pula para pedagang kaki lima yang menggunakan
kekayaan pribadi untuk menambah pemasukan usaha dan dijadikan modal
berdagang selanjutnya. Selain itu, mereka juga menggunakan barang
dagangan tanpa ada pencatatan dan pemisahan yang jelas.
Di lain pihak, pedagang kaki lima adalah pedagang yang menjalankan
usaha kecil dengan modal terbatas. Sehingga sangat besar kemungkinannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
mereka akan menggabungkan kekayaan pribadi dengan modal usahanya.
Maka nantinya mereka akan sulit untuk mengidentifikasi laba usaha dan
berkembang lebih besar.
Berdasarkan pengalaman dan pengamatan peneliti, para pedagang kaki
lima di Kelurahan Caturtunggal Depok Sleman Yogyakarta juga mengalami
hal demikian. Oleh karena itu peneliti ingin membuat penelitian lebih lanjut
mengenai hal ini. Pedagang kaki lima di Kelurahan Caturtunggal Depok
Sleman Yogyakarta memiliki kesempatan yang lebih besar untuk bertemu
dengan konsumen karena arena berjualan mereka teletak di daerah sekitar
kampus dan sekolah di Yogyakarta. Tentu saja mereka memerlukan modal
yang lebih besar untuk dapat menambah keanekaragaman jenis
dagangangannya di tempat tersebut. Hal ini dapat mempengaruhi persepsi
pegagang kaki lima tentang konsep Business Entity.
Selain itu dalam hal pengalaman berwirausaha. Biasanya pedagang
yang sudah memiliki pengalaman lebih banyak akan lebih memahami seluk
beluk dunia usaha. Dan hal ini dirasa akan mempengaruhi persepsi pedagang
kaki lima tentang konsep Business Entity.
Berdasarkan uraian dan fakta tersebut di atas maka penulis tertarik
untuk melakukan penelitian mengenai “Persepsi Pedagang Kaki Lima Tentang
Konsep Business Entity Ditinjau Dari Tingkat Pendidikan, Besarnya Modal
Usaha, dan Pengalaman Berwirausaha.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
B. Batasan Masalah
Penelitian ini dimaksudkan untuk dapat mengetahui bagaimana
persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity. Penelitian ini
memfokuskan pada tiga faktor yang diduga kuat mempengaruhi persepsi
pedagang kaki lima, yaitu tingkat pendidikan, besarnya modal usaha, dan
pengalaman berwirausaha.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dibuat rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Apakah ada perbedaan persepsi pada pedagang kaki lima tentang konsep
Business Entity ditinjau dari tingkat pendidikan?
2. Apakah ada perbedaan persepsi pada pedagang kaki lima tentang konsep
Business Entity ditinjau dari besarnya modal usaha?
3. Apakah ada perbedaan persepsi pada pedagang kaki lima tentang konsep
Business Entity ditinjau dari pengalaman berwirausaha?
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini yaitu:
1. Untuk mengetahui persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business
Entity ditinjau dari tingkat pendidikan.
2. Untuk mengetahui persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business
Entity ditinjau dari besarnya modal usaha.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
3. Untuk mengetahui persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business
Entity ditinjau dari pengalaman berwirausaha.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi pihak
pengelola Universitas Sanata Dharma.
2. Bagi penelitian selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi untuk
penelitian selanjutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Persepsi
Sejak dilahirkan, individu secara langsung dengan dunia luar. Sejak
itu pula seseorang akan menerima stimulus atau rangsangan dari luar.
Menurut Linda Davidoff (1981: 232) persepsi diartikan sebagai proses
pemahaman yang terorganisir dan menggabungkan data-data indera untuk
dikembangkan sedemikian rupa sehingga kita dapat menyadari sekeliling kita.
Sedangkan menurut Thoha (1983:138), persepsi adalah proses
pemahaman yang dialami oleh setiap orang dalam memahami informasi
tentang lingkungan baik lewat pendengaran, penglihatan, pengkhayatan,
perasaan dan penciuman. Kunci untuk memahami persepsi adalah terletak
pada pengenalan bahwa persepsi merupakan suatu penafsiran yang unik
terhadap situasi.
Dari kedua pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah
pemahaman, menerima, pengorganisasian, dan mengimpretasikan rangsangan
dari lingkungan melalui panca indra sehingga individu mengerti tentang yang
diinderakan.
Menurut Thoha (1988: 1945), faktor yang mempengaruhi persepsi
dibagi menjadi dua, yaitu faktor dari dalam dan luar, yaitu:
1. Faktor dari luar
a. Intensitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Prinsip intensitas dari perhatian dapat dinyatakan bahwa semakin
besar intensitas stimulus dari luar, layaknya semakin besar pula hal itu
dipahami.
b. Ukuran
Faktor ini menyatakan bahwa semakin besar untuk obyek semakin
mudah untuk bisa diketahui atau dipahami.
c. Pengulangan (Repetition)
Dalam prinsip ini dikemukakan bahwa stimulus dari luar yang diulang
akan memberi perhatian yang lebih besar dibanding dalam sekali lihat.
d. Gerakan (Moving)
Prinsip gerakan ini antara lain menyatakan bahwa orang akan
memberikan banyak perhatian terhadap obyek yang bergerak dalam
jangkauan pandangnya dibandingkan dari obyek yang diam.
e. Baru dan Familiar
Prinsip ini menyatakan bahwa baik situasi ekternal yang baru maupun
yang sudah dikenal dapat dipergunakan sebagai penarik perhatian.
2. Faktor dari dalam
a. Proses belajar (learning)
Semua faktor dari dalam yang membentuk adanya perhatian kepada
suatu obyek sehingga menimbulkan adanya persepsi adalah didasarkan
dari kekompleksan kejiwaan. Kekompleksan kejiwaan ini selaras
dengan proses pemahaman atau belajar dari motivasi yang dimiliki
masing-masing.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
b. Motivasi
Selain proses belajar dapat membentuk persepsi dari dalam lainnya
yang juga menentukan terjadinyapersepsi antara lain motivasi dan
kepribadian pada dasarnya tidak dapat dipisahkan dari proses belajar,
tetapi keduanya juga mempunyai dampak yang amat penting dalam
proses pemilihan persepsi.
c. Kepribadian
Dalam membentuk persepsi unsur ini sangat erat hubungannya dengan
proses belajar dan motivasi mempunyai akibat tentang apa yang
diperhatikan dalam menghadapi suatu situasi.
B. Business Entity
Business Entity atau yang lebih dikenal dengan istilah kesatuan usaha
adalah sebuah konsep yang menyatakan bahwa dalam akuntansi, perusahaan
dipandang sebagai suatu kesatuan usaha atau badan usaha yang berdiri sendiri,
terpisah dari pemilik dan pihak lain yang menanamkan dana dalam
perusahaan. Dengan konsep ini perusahaan menjadi pusat perhatian akuntansi
dan menjadi pusat pertanggungjawaban. Dalam pelaporannya akuntansi
mengambil sudut pandang bahwa perusahaan merupakan pihak yang harus
melaporkan informasi keuangan kepada pemilik dan bukannya pemilik yang
melaporkan pada pihak luar lainnya. Misalnya, akuntan yang bekerja pada
perusahaan perorangan hanya akan melakukan pembukuan terhadap kegiatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
perusahaan tersebut dan bukan terhadap kegiatan, aktiva, atau hutang. (Ahmed
Riahi, Belkaovi,2000: 176)
Akuntansi memandang pemilik sebagai pihak luar perusahaan dan
karenanya transaksi pemilik dan pihak luar lainnya bukan merupakan
transaksi yang menjadi objek akuntansi perusahaan yang bersangkutan.
Konsep entitas usaha ini penting karena membatasi data ekonomi dalam
sistem akuntansi terhadap data yang berhubungan langsung terhadap usaha.
Dari segi akuntansi, konsep kesatuan usaha tetap harus diterapkan
dalam perusahaan berbentuk perseroan ataupun tidak. Dari segi administrasi
yang baik, adalah hal yang sangat penting untuk memisahkan transaksi
perusahaan dengan transaksi pemilik. Meskipun perusahaan tidak berbadan
hukum, dan oleh karenanya perusahaan itu tidak memiliki hak milik atas
kekayaan, akuntansi tetap memandang bahwa kekayaan yang digunakan untuk
tujuan perusahaan adalah kekayaan milik perusahaan dan memandang pemilik
sebagai sumber adanya kekayaan tersebut (penyedia dana). Dengan
pandangan ini maka sebenarnya dapat dianggap bahwa perusahaan utang
kepada pemilik dan oleh karena itu harus mempertanggungjawabkan
penggunaan dana tersebut kepada pemilik. Anggapan adanya pemisahan
fungsi pengelolaan dan pemilikan dalam perusahaan yang bukan perseroan
menghendaki agar pemilik sebagai manajer dan pemilik sebagai pemilik
dianggap orang yang berbeda dan berkedudukan terpisah. Dalam
kenyataannya, hal ini sukar untuk dilaksanakan tetapi secara konsepsional
memanglah harus demikian agar kerangka akuntansi menjadi jelas dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
operasional. Kalau pemisahan semacam itu dapat diterima secara
konsepsional, maka laba perusahaan harus dianggap sebagai kenaikan
kekayaan perusahaan. Kenaikan kekayaan tersebut baru menjadi laba pemilik
setelah kekayaan tersebut dialihkan kepada pemilik berupa pengambilan oleh
pemilik untuk kepentingan pribadi. Perbedaannya dengan badan hukum
adalah bahwa dalam perusahaan perseorangan pengambilan kenaikan
kekayaan tersebut tidak memerlukan tindakan yuridis resmi seperti
pengumuman pengambilan deviden.
Batasan Kesatuan Usaha
Dengan konsep dasar kesatuan usaha persoalan yang timbul dalam
akuntansi adalah menentukan batasan kesatuan usaha. Pada umumnya, yang
disebut perusahaan adalah setiap usaha tertentu dengan satu pengelola
(management). Konsep kesatuan usaha dalam akuntansi lebih menekankan
pada kesatuan usaha ekonomik, daripada kesatuan yuridis. Karena itu untuk
menentukan kesatuan usaha sebagai pusat pertanggungjawaban keuangan,
pertimbangannya adalah secara ekonomik suatu kegiatan usaha dapat
dianggap berdiri sendiri sebagai satu kesatuan. Secara ekonomik, seluruh
perusahaan adalah merupakan satu kesatuan usaha dan karenanya standar
akuntansi menghendaki agar laporan keuangan konsolidasi harus disusun.
(Suwardjono,1989: 51)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
C. Pedagang Kaki Lima
Sektor informal pedagang kaki lima merupakan fenomena yang sangat
menarik perhatian. Sebenarnya istilah kaki lima yang terkenal sekarang ini
merupakan warisan sejarah. Sebab istilah tersebut muncul pertama kali saat
pemerintahan jajahan Inggris manguasai Indonesia.
Pada saat itu Raffles telah mengeluarkan peraturan penggunaan jalan,
yakni mengharuskan agar tepi kiri dan kanan jalan selebar lima feet bagi
pejalan kaki itu digunakan oleh pedagang untuk menggelar jualannya. Karena
mereka berjualan di area lima feet tadi, kemudian dikenal sebagai pedagang
kaki lima. (Hernawi, 1996: 50)
Pada ukuran lebar trotoar yang waktu itu dihitung dengan memakai
dasar ukuran feet, dalam istilah Bahasa Inggris diterjemahkan kaki yang
berukuran 31 sentimeter lebih. Pada saat itu lebar trotoar adalah lima kaki,
untuk selanjutnya orang yang berjualan di atas trotoar disebut pedagang kaki
lima (Hidayat, 1978:31)
Selain dari aspek kesejarahan, menurut Eridian (1993: 4) memberikan
pengertian pedagang kaki lima adalah orang-orang dengan modal relatif kecil
/ sedikit berusaha untuk memenuhi kebutuhan kelompok konsumen tertentu
dalam masyarakat. Usaha itu dilakukan pada tempat-tempat yang dianggap
strategis dalam suasana informal.
Dalam perkembangan selanjutnya, pedagang kaki lima tidak lagi
terbatas pada berjualan di atas trotoar, tetapi juga pedagang yang mengambil
tempat atau lokasi di daerah keramaian umum seperti pertokoan, pasar,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
terminal, dan sebagainya. Jenis barang yang diperdagangkan digolongkan
dalam jenis makanan, non makanan dan jasa. Alat yang digunakan dalam
bejualan dapat berupa pikulan, gerobak, tenda, dan sebagainya.
Jadi dengan demikian pedagang kaki lima adalah orang yang dengan
modal relatif kecil berusaha di bidang produksi dan pengumpulan barang atau
jasa untuk memenuhi kebutuhan kelompok konsumen tertentu di dalam
masyarakat dengan mengambil lokasi yang dianggap strategis. Ada beberapa
pendapat tentang karakteristik pedagang kaki lima, yang pada dasarnya
hampir sama. Seperti halnya menurut Julisar An-naf yang dikutip oleh
Hidayat (1978:31-32), pedagang kaki lima memiliki ciri-ciri khusus antara
lain:
1. Bergang kaki lima umumnya merupakan mata pencaharian pokok. 2. Para pedagang kaki lima pada umumnya tergolong angkatan kerja
produktif. 3. Tingkat pendapatan yang diperoleh relatif rendah. 4. Sebagian besar merupakan pendatang dari daerah dan belum
memiliki status kependudukan. 5. Mereka mulai berdagang antara 5-10 tahun yang lalu. 6. Sebelum menjadi pedagang kaki lima umumnya mereka tani dan
buruh. 7. Permodalan lemah dan omset penjualannya relatif kecil. 8. Belum berhubungan dengan bank dalam permodalan. 9. Umumnya mereka mempergunakan bahan pangan, sandang dan
kebutuhan-kebutuhan sekunder. 10. Pada hakekatnya mereka telah kena pajak dengan adanya retribusi
meupun pungutan tidak resmi. Penjelasan tentang sosok pedagang kaki lima berdasarkan karakteristik
menurut Hernawi (1996:53) adalah :
1. Berusaha di kaki lima pada umumnya bukan pekerjaan yang dicita-citakan.
2. Pedagang kaki lima tersebut pada umumnya tergolong tingkat kerja produktif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
3. Tingkat pendidikan mereka relaif rendah. 4. Sebagian besar dari mereka adalah pedagang dari luar kota dan
belum mendapat status sebagai penduduk parlemen. 5. Sebelum terjun di kaki lima mereka pada umumnya berprofesi
sebagai petani atau buruh rendah. 6. Modal diusahakan sendiri dan tidak punya hubungan dengan
lembaga keuangan perbankan. 7. Modal yang dimiliki sangat terbatasdemikian pula dengan omset
usaha serta profit yang diperoleh. 8. Kemampuan kewirausahaan relatif rendah demikian pula
kemampuan dalam pemupukan modal. 9. Jenis dagangannya sangat variatif , namun yang cukup dominan
adalah jenis pangan, sandang dan jenis kebutuhan sekunder lainnya.
10. Pada dasarnya mereka ikut terkena pajak dengan adanya retribusi dan berbagai jenis pungutan lainnya.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di kota Bandung Peneliti
Fisipol UNPAR Bandung yang dikutip oleh Eridian (1993:28-29) memberikan
ciri/karakteristik pedagang kaki lima sebagai berikut:
1. Sesuai dengan istilah pedagang, walaupun dalam hal ini istilah pedagang kadang-kadang juga produsen, sekaligus pedagang. Pada umumnya dapat dikatakan bahwa pedagan kaki lima berkecimpung apa yang dinamakan sektor informal.
2. Perkataan “kaki lima” memberikan konotasi bahwa umumnya menjajakan barang-barang dagangan pada gelaran tikar di pinggir jalan atau depan toko-toko yang dianggap strategis. Kelompok pedagang yang menggunakan meja untuk berdagang, kereta dorong, dan kios-kios kecil masih kita golongkan pada kelompok pedagang kaki lima.
3. Para pedagang umumnya menjajakan bahan mekanan, barang-barang konsumsi secara eceran.
4. Para pedagang kaki lima umumnya bermodal kecil. 5. Pada umumnya kualitas barang-barang yang diperdagangkan oleh
para pedagang kaki lima relatif rendah. 6. Volume omset pedagang pedagang kaki lima relatif tidak begitu
besar. 7. Para pembeli umumnya adalah merupakan pembeli berdaya beli
rendah. 8. Pada umumnya usaha pedagang kaki lima merupakan “family
enterprise” dimana istri dan anak-anak turut membentu dalam usaha tersebut, baik secara langsung maupun tidak langsung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
9. Kalau pedagang kaki lima kita golongkan pada “enterprise” maka usaha-usaha tersebut menunjukkan sifat-sifat khusus “one man enterprise” atau dalam bahasa Belanda “ummanzal.”
10. Tawar menawar (bargaining) antara penjual dan pembeli merupakan relasi ciri usaha pedagang kaki lima.
11. Sebagian dari pedagang kaki lima melaksanakan pekerjaannya secara penuh, yaitu secara full job, sebagian lagi setengah jam kerja atau waktu senggang dalam rangka mencapai pendapatan nasional.
12. Ada pedagang kaki lima yang melaksanakan pekerjaannya secara musiman dan kerap kali jenis harganya berubah-ubah.
13. Barang yang umumnya dijual pedagang kaki lima merupakan apa yang dalam ilmu marketing dinamakan “convenience goods” jarang sekali mereka memperdagangkan “specially goods”
14. Pedagang kaki lima pada umumnya ada dalam suasana perasaan tidak tenang. Seringkali mereka diliputi perasaan takut kalau-kalau usaha mereka diberhentikan oleh TIBUM (Tim Penertib Umum) sehingga mereka bermain kucing-kucingan dengan pihak yang berwajib.
15. Masyarakat umum beranggapan, bahwa pedagang kaki lima adalah kelompok yang menduduki status sosial yang rendah dalam tangga kemasyarakatan, walaupun hati kecil mereka mengakui bahwa kelompok ini memenuhi kebutuhan tertentu.
16. Mengingat faktor yang bertentangan dengan kepentingan, maka kelompok pedagang kaki lima merupakan kelompok yang sulit bersatu dalam bidang ekonomi walaupun perasaan setia kawan cukup kuat.
17. Jam dan waktu kerja pedagang kaki lima tidak menujukkan pola yang yang tetap yang mana merupakan salah satu ciri perusahaan perseorangan.
18. Pada pedagang kaki lima terdapat jiwa enterprenurship yang kuat, walaupun faktor saling mengintimidasi usaha pedagang yang lain berhasil cukup dilakukan secara intensif.
Walaupun pedagang kaki lima merupakan sektor pinggiran namun
eksistensi sektor ini memberikan banyak kesempatan kerja yang umumnya
sulit didapat di negara-negara berkembang. Dipandang dari segi keamanan,
sektor ini bisa berfungsi sebagai katup pengaman yaitu memberikan
kesempatan kesibukan kerja usaha kecil-kecilan dengan usaha dagang atau
jual beli (Tadjudin, 1995:23). Tanpa katup pengaman tersebut kemungkinan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
akan timbul banyak kekerasan dan rasa tidak puas. Dengan demikian dunia
pedagang kaki lima menduduki fungsi ekonomi kota sekaligus turut
membantu menciptakan kehidupan sosial ekonomi kota yang selaras dan
serasi.
1. Kekuatan-kekuatan yang dimiliki pedagang kaki lima:
• Pedagang kaki lima memberikan kesempatan kerja yang umumnya sulit didapat pada negara-negara sedang berkembang. Merupakam mata rantai terakhir, mengingat sifatnya sebagai pedagang eceran dalam jaringan distribusi produsen ke konsumen akhir.
• Dalam prakteknya mereka biasa menawarkan barang dan jasa dengan harga bersaing mengingat mereka tidak dibebani masalah pajak.
• Sebagian besar masyarakat kita lebih senang berbelanja pada pedagang kaki lima mengingat faktor kemudahan dan barang-barang yang ditawarkan relatif murah (terlepas dari perkembangan kualitas) Selain itu juga dimungkinkan pembelian secara kredit jika sudah terjalin hubungan timbal balik antara penjual dan pembeli.
2.Kelemahan-kelemahan yang dimiliki pedagang kaki lima:
• Mereka dapat dimasukan ke dalam kelompok marginal dan sub marginal dengan modal kecil, sehingga laba yang dihasilkan juga kecil. Padahal banyak anggota keluarga yang tergantung pada hasil dan laba tersebut. Oleh karena itu terciptalah keadaan dimensi hasil yang mereka capai pas-pasan untuk sekedar hidup.
• Disebabkan oleh kurangnya pendidikan dan tekhnikal training maka unsur efisiensi kurang mendapat perhatian seperti masalah populasi dan faktor higienis sebagai produk sampingan yang negatif.
• Di kalangan pedagang kaki lima sering terdapat faktor imidasi yang berlebihan, menyebabkan suatu jenis usaha tertentu menjadi terlampau padat.
• Seringkali terdapat unsur penipuan dan penawaran dengan harga tinggi yang berlebih-lebihan, sehingga menyebabkan citra/image masyarakat tentang keberadaan pedagang kaki lima kurang begitu positif. (Adi Sasono,1980:62-64)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
D. Pendidikan
1. Pengertian Pendidikan
Pada umumnya sementara orang beranggapan bahwa bila berbicara
masalah pendidikan maka orientasinya ke dunia sekolah. Mereka kurang
menyadari bahwa pendidikan seseorang diperoleh tidak hanya melalui
pendidikan sekolah saja, tetapi dari luar sekolah seperti keluarga,
kelompok belajar dan masyarakat. Hal ini membawa konsekuensi yang
lebih luas yakni proses pendidikan bukan berarti hanya belajar di sekolah,
tetapi dapat berlangsung satiap saat dan dimanapun.
Pengertian pendidikan menurut Tim Pengembangan MKDK IKIP
Semarang (1995:5) adalah aktifitas dan usaha manusia untuk
meningkatkan kepribabdiannya dengan jalan membina potensi pribadinya.
Yaitu rohani (pikir, karsa, rasa, cipta, dan budi nurani) dan jasmani (panca
indera serta ketrampilan).
Pendidikan mempunyai arti yang berbeda-beda, karena itu semua
tergantung dengan deinisi yang dikemukakan oleh para ahli. Akan tetapi
pengertian dari definisi tersebut mempunyai arti yang hampir sama.
• Menurut Heidjrachman et al (2000:77)
Pendidikan adalah suatu kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan
umum seseorang termasuk di dalamnya peningkatan penguasaan teori
dan ketrampilan memutuskan terhadap persoalan yang menyangkut
kegiatan mencapai tujuan.
• Menurut Siagian (1996:175)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Pendidikan adalah keseluruhan proses teknik dan metode belajar
mengajar dalam rangka mengalihkan sesuatu pengetahuan dari
seseorang kepada orang lain sesuai standar yang telah ditetapkan.
Dari beberapa definisi tentang pendidikan di atas dapat
disimpulkan bahwa pendidikan pada hakekatnya adalah penyiapan
seseorang untuk memasuki kehidupan di masa yang akan datang yang
dibekali dengan pengetahuan dan ketrampilan.
2. Pendidikan Sekolah dan Luar Sekolah
Pendidikan pada hakekatnya merupakan proses yang berlangsung
seumur hidup dan dilaksanakan di dalam lingkungan keluarga, sekolah
dan masyarakat. Oleh karena itu pendidikan merupakan bersama antar
keluarga, masyarakat dan pemerintah. Dalam masyarakat industri, dunia
kerja menuntut tenaga kerja yang terlatih profesional dan memiliki
keahlian serta ketrampilan tertentu. Untuk memenuhi tuntutan dunia kerja
tersebut, lembaga-lembaga pendidikan baik dalam bentuk pendidikan
formal maupun non formal merupakan tempat latihan dan pengembangan
bagi tenaga kerja yang kompeten. (Wuraji, 1988:37)
Tim Pengembangan MKDK IKIP Semarang (1995:7)
mengemukakan tetang pembagian pendidikan adalah sebagai berikut:
• Pendidikan informal, ialah pendidikan yang diperoleh seseorang dirumah dalam lingkungan keluarga.
• Pendidikan formal, ialah pendidikan yang mempunyai bentuk atau organisasi tertentu.
• Pendidikan non formal, ialah pendidikan di luar sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Menurut Sistem Pendidikan Nasional (UU no 2 tahun 2003 pasal
10) mengemukakan bahwa pendidikan terbagi atas :
• Pendidikan persekolahan, mencakup berbagai jenjang pendidikan, dari tingkat Taman Kanak-kanak sampai Perguruan Tinggi.
• Pendidikan Luar Sekolah, terbagi menjadi pendidikan non formal yang mencakup lembaga pendidikan di luar sekolah, misalnya ; kursus, seminar,kejar paket A. Dan pendidikan informal yang mencakup pendidikan keluarga, masyarakat dan program-program sekolah, misalnya ceramah di radio/tv dan informasi yang mendidik dalam surat kabar atau majalah.
Kemudian didukung oleh Tadjudin Noer Efendi dan Chris
Manning (1991:45) menyimpulkan bahwa (usaha di sektor informal dalam
hal pendidikan) tingkat pendidikan merupakan pendidikan terakhir yang
ditempuh oleh seorang pedagang yang melalui pendidikan sekolah
maupun luar sekolah. Tingkat pendidikan sekolah adalah pendidikan
terakhir yang ditempuh oleh seorang pedagang, sedangkan untuk luar
sekolah pengetahuan dan ketrampilan sebelum dan sedang berlangsungnya
usaha tersebut.
Pendidikan formal yang sering disebut pendidikan persekolahan,
berupa rangkaian jenjang pendidikan yang telah baku, mulai dari jenjang
Sekolah Dasar (SD) sampai dengan perguruan tinggi. (Umar Tirtarahardja
dan La Sulo,1994:78). Dalam UU no 2 tahun 2003 pasal 16 ayat 1 tentang
sistem pendidikan nasional, dijelaskan bahwa dalam jalur pendidikan
formal ada berbagai jenjang pendidikan, yang meliputi:
• Pendidikan dasar, yang biasa dikenal dengan pendidikan dasar sembilan tahun, yaitu pendidikan SD enam tahun ditambah SMP tiga tahun.
• Pendidikan Menengah, adalah pendidikan untuk melanjutkan dan meluaskan pendidikan dasar serta menyiapkan peserta didik menjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
anggota masyarakat yang memiliki kemampuan memiliki hubungan timbal balik dengan lingkungan, dunia kerja, dan dapat melanjutkan di Perguruan Tinggi.
• Pendidikan Tinggi, merupakan lanjutan pendidikan menengah untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademis/profesional, yang dapat menerapkan, mengembangkan dan menciptakan ilmu pengetahuan dan tekhnologi dan kesenian.
Dari uraian mengenai jenjang persekolahan atau tingkat-tingkat
yang ada pada pendidikan formal, dapat dimengerti bahwa pendidikan
merupakan proses yang berkelanjutan. Oleh karena itu setiap tingkat atau
jenjang pendidikan itu harus dilaksanakan secara tertib, dalam arti tidak
bisa terbalik letak penempatannya. Setiap jenjang atau tingkatan
mempunyai tujuan dan Mteri pelajaran yang berbeda-beda.
Pendidikan luar sekolah dibagi menjadi dua yaitu pendidikan non
formal dan in formal. Pendidikan non formal atau pendidikan luar sekolah
menurut Ary H Gunawan (1995:63) adalah :
Semua usaha sadar yang dilakukan untuk membantu perkembangan kepribadian sera kemampuan anak dan orang dewasa diluar sistem persekolahan melalui pengaruh yang sengaja dilakukan melalui beberapa sistem dan metode penyampaian seperti kursus, bahan bacaan, radio,televisi, penyuluhan dan medi komunikasi lainnya.
Dari ketiga pendidikan tersebut, pendidikan informal adalah yang
paling dahulu dikenal dan paling penting peranannya. Hal ini disebabkan
dalam masyarakat sederhana satu-satunya bentuk pendidikan yang dikenal
adalah pendidikan informal.
Pendidikan informal menurut Zahara Idris (1990:58)
mengemukakan bahwa:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Pendididkan informal adalah proses pendidikan yang diperoleh seseorang dari pengalaman sehari-hari dengan sadar atau tidak sadar. Pada umumnya tidak teratur dan sistematis, sejak seseorang lahir sampai mati, seperti di dalam keluarga, tetangga, pekerjaan, hiburan, pasar atau di dalam pergaulan sehari-hari. Walaupun demikian pengaruhnya sangat besar dalam kehidupan seseorang. Pendidikan dalam keluarga adalah pendidikan yang pertama dan utama bagi setiap manusia. Seseorang lebih banyak berada dalam rumah tangga dibandingkan dengan tempat-tempat lain, sampai umur tiga tahun seseorang akan berada di rumah tangga. Pada masa itulah diletakkan dasar-dasar kepribadian.
Pendidikan informal bagi pedagang kaki lima sangat erat dalam
kehidupan sehari-hari karena mereka terbiasa menghadapi berbagai
konsumen dan harus dapat memahami perkembangan masyarakat untuk
suatu usahanya dan dapat menambah profit/laba.
E. Modal Usaha
Faktor produksi modal merupakan faktor yang penting dan
mempunyai arti yang lebih menonjol dalam kegiatan usaha, karena modal
usaha merupakan urat nadi bagi suatu kegiatan usaha. Sehingga masalah
modal usaha merupakan persoalan yang tak pernah berakhir mengingat hal ini
mengandung banyk aspek. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia menurut
Poerwodarminto (1976:595), modal diartikan sebagai uang yang dipakai
sebagai pokok (induk) untuk berdagang, melepas uang dan sebagainya, harta
benda (uang, barang dan sebagainya) yang dapat dipergunakan untuk
mengasilkan sesuatu yang dapat menambah kekayaan.
Selanjutnya pengertian dari Poerwodarminto (1976: 506 ) adalah :
1. Kegiatan dengan menggerakan tenaga kerja, pikiran atau badan untuk mencapai suatu maksud; Pekerjaan (perbuatan, prakarsa, ikhtiar) untuk mencapai sesuatu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
2. Pengertian di bidang perdagangan (bertujuan mencari laba); perdagangan; perusahaan.
Untuk selanjutnya pembicaraan mengenai modal ini sudah termasuk di
dalamnya modal usaha, karena menurut pengertian modal seperti di atas
pengertian dari usaha sudah terkandung di dalamnya.
Kemudian Bambang Priyanto (1990:11-12) mengungkapkan bahwa
modal merupakan ikhtisar neraca suatu perusahaan yang menggambarkan
selain adanya modal kongkrit (setelah debet) dan modal abstrak (sebelah
kredit), juga menunjukkan suatu bentuk modal lain yang disebut modal aktif
(debet) dan modal pasif (kredit). Jadi pengertian modal usaha dapat dikatakan
merupakan ikhtisar dari neraca perusahaan yang terletak di sebelah debet dan
kredit dimana sebelah debet disebut modal aktif dan di sebelah kredit disebut
modal pasif.
Berdasarkan cara dan lamanya, modal aktif dibedakan sebagai berikut:
1. Modal Lancar
Menurut Bambang Priyanto (1990:10) modal lancar diartikan
sebagai aktiva yang habis dalam satu kali perputaran proses produksi
dan proses perputarannya dalam jangka waktu pendek. Engan kata lain
aktiva lain merupakan aktiva yang dapat diuangkan dalam jangka
waktu pendek. Selanjutnya menurut pandangan Munawir (1990:16)
dikatakan:
Modal lancar adalah kekayaan perusahaan dalam bentuk uang tunai dan komponen-komponen lain yang mudah menjadi uang dalam waktu kurang dari satu tahun serta beredar dalam lingkungan perusahaan, diantaranya adalah uang tunai, simpanan di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
bank, piutang dagang, surat-surat berharga, persediaan barang dan sebagainya.
2. Modal tetap
Ada beberapa pendapat yang menyatakan pengertian dari modal
tetap diantaranya juga Bambang Priyanto (1990:10) yang mengatakan
bahwa modal tetap merupakan aktiva yang tahan lama yang tidak atau
secara berangsur habis turut serta dalam proses produksi. Dan ditinjau
dari lamanya perputaran, aktiva tetap adalah aktiva yang mengalami
proses perputaran dalam jangka waktu panjang atau lebih dari satu
tahun.
Kemudian sejalan dengan hal tersebut menurut Abas Kartadinata
(1983:3) menyatakan:
“Aktiva tetap adalah alat-alat produksi than lama yang tidak terpakai habis
dalam satu kali proses produksi dan oleh sebab itu baru dalam jangka
waktu lama perlu diganti.”
Dari pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa pada
dasarnya aktiva tetap adalah aktiva yang digunakan dalam jangka panjang
(lebih dari 1 tahun) dan tidak habis dalam satu kali proses produksi.
Kemudian mengenai modal pasif Abas kartadinata (1983:3-4) juga
mengatakan bahwa:
“Modal pasif merupakan modal yang memperhatikan dengan cara bagaimana perusahaan-perusahaan memperoleh dana-dana yang diperlukan untuk membiayai modal aktifnya. Modal pasif terbagi menjadi tiga bagian, yaitu modal sendiri, pinjaman jangka panjang, dan pinjaman jangka pendek.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Dengan demikian secara umum modal merupakan ikhtisar dari neraca
perusahaan yang tertera di sebelah debet sebagai modal aktif yang
menggambarkan bentuk-bentuk seluruh dana yang diperoleh dan
ditanamkan perusahaan sehingga dapat menunjukkan struktur keuangan
perusahaan. Sedangkan di sebelah kredit sebagai modal pasif
menggambarkan sumber-sumber dana, sehingga dapat menunjukkan
struktur financial dan struktur modal perusahaan.
Kembali ditegaskan lagi menurut Abas Kartadinata (1983:8) dengan
menytakan lebih terinci bahwa:
Modal aktif dibedakan menjadi aktiva lancar dan aktiva tetap. Aktiva lancar dibedakan lagi menjadi modal kerja dan alat-alat lancar. Alat-alat lancar terdiri dari uang kas, piutang yang dapat ditagih, seketika dan surat-surat berharga yang seketika dapat diuangkan. Sementara aktiva tetap terdiri dari bangunan/gedung, mesin-mesin, peralatan kantor, dan sebagainya.
Kemudian Abas kartadinata (1983:10) menyimpulkan bahwa modal
usaha adalah sejumlah nilai pokok modal aktif dan pasif yang dimiliki dan
digunakan oleh perusahaan untuk membiayai kegiatan usahanya setiap
hari, baik berupa total nilai uang, barang-barang maupun peralatan-
peralatan yang dapat dihitung dalam satuan rupiah.
Oleh karena itu tersedianya modal usaha yang cukup akan sangat
mempengaruhi kelancaran usaha para pedagang kaki lima. Hal ini
didukung oleh pendapat Munawir (1986:114), bahwa :
Adanya modal kerja yang cukup memungkinkan bagi perusahaan untuk beroperasi seekonomis mungkin dan perusahaan tak akan mengalami kesulitan karena adanya krisis keuangan. Akan tetapi adanya modal kerja yang berlebihan menunjukkan adanya dana yang tidak produktif dan hal ini akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan, karena adanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
kesempatan untuk memperoleh keuntungan telah disia-siakan. Sebaliknya adanya ketidak cukupan modal kerja atau mismanajemen merupakan sebab utama gagalnya perusahaan.
F. Pengalaman Berwirausaha
F. 1. Pengalaman
Pengalaman menurut Kamus Bahasa Indonesia dapat diartikan apa
yang sudah dialami. (Muhammad Ali :301) Sedangkan Manullang
(1987:54) berpendapat bahwa orang yang berpengalaman selalu akan lebih
pandai dari mereka yang sama sekali tidak didukung mempunyai
pengalaman.
Dari pendapat di atas dapat diartikan bahwa seseorang yang sering
mengulangi suatu pekerjaan dikatakan sebagai orang yang berpengalaman
dalam bidang tersebut. Bila pengalaman dikaitkan dengan pekerja, maka
dapat diartikan bahwa pengalaman adalah sesuatu atau hal-hal yang telah
dirasakan , diketahui, dilakukan/dikerjakan sehubungan dengan
penyelesaian suatu pekerjaan atau aktivitas usaha tertentu. Adapun
pengalaman tersebut tidak terlepas dari intensitas pengulangan dan
dimanifestasikan dalam sejumlah masa kerja.
E. 2. Wirausaha
1. Pengertian Wirausaha
Kata wirausaha sudah sering kali didengar di lingkungan
akademisi, bisnis atau di lingkungan masyarakat secara umum atau di
dalam kehidupan sehari-hari. Tetapi sebagian dari masyarakat menilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
wirausaha sama dengan pengusaha yang mendirikan usaha sendiri
kemudian memimpin pengelolaan usahanya tersebut. Tetapi beberapa
ahli ekonomi mengartikan seorang wirausaha berbeda dengan
pengusaha. Seperti pendapat ahli di bawah ini, yang berpendapat
wirausaha bukanlah sekedar pengusaha melainkan pengusaha yang
sukses karena memiliki ciri-ciri serta kemampuan tertentu untuk
menciptakan sesuatu yang baru (Subanar, 2001:11) berikut ini adalah
pendapat beberapa ahli tentang wirausaha:
a. Scumpeter, 1930
Wirausaha adalah orang yang memutuskan atau mengambil alih
resiko dalam memperkenalkan produk atau jasa yang baru untuk
memajukan perekonomian dan mencapai tujuannya.
b. Webster
Wirausaha adalah orang yang mengorganisir, mengelola, serta
menanggung resiko atas keputusan bisnisnya tersebut.
c. Fillion, 1998
Wirausaha adalah orang yang imajinatif, yang ditandai oleh
kemampuannya dalam menetapkan sasaran-sasaran itu. Juga memiliki
kesadaran tinggi untuk menemukan peluang-peluang, membuat
keputusan dengan menerapkan inovasi yang memiliki resiko moderat.
d. Kamus Besar bahasa Indonesia Balai Pustaka 1989
Wirausaha adalah orang yang pandai atau berbakat mengenali produk
baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
mengadakan produk baru, mengatur permodalan operasinya, serta
memasarkannya.
Dari beberapa definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
wirausaha adalah orang yang mampu mengoptimalkan potensi
ekonomis yang ada pada dirinya atau di sekitarnya dengan resiko yang
moderat dan mampu mengembangkan dengan mandiri serta mampu
mengelola usahanya tersebut mulai dari perencanaan, operasi, kontrol
menjadi bisnis yang disadari pembuatan keputusan bisnis yang tepat
sesuai dengan perkembangan pasar.
2. Karakteristik Wirausaha
Menurut Mc Clelland wirausaha memiliki karakteristik sebagai
berikut:
a. Keinginan untuk berprestasi
Keinginan atau dorongan dalam diri untuk memotivasi perilaku ke
arah pencapaian tujuan. Dimana pencapaian tujuan merupakan
tantangan bagi kompetensi individu.
b. Keinginan untuk bertanggungjawab
Seorang wirausaha seharusnya memilih menggunakan sumber
daya sendiri dengan cara bekerja sendiri untuk mencapai tujuan
dengan tanggungjawab sendiri terhadap hasil yang dicapai.
c. Preferensi pada resiko-resiko menengah
Wirausaha bukan penjudi, maka dari itu mereka memilih
menetapkan tujuan-tujuan yang membutuhkan tingkat kinerja yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
tinggi. suatu tingkatan yang memerlukan usaha keras dan
dipercaya dapat mereka penuhi.
d. Persepsi pada kemungkinan berhasil
Keyakinan atas kemampuan untuk berhasil dengan berdasarkan
fakta-fakta yang dipelajari dengan penilaian yang obyektif.
e. Rasa ingin tahu terhadap rangsangan oleh umpan balik
Wirausaha selalu ingin mengetahui bagaimana hal yang mereka
kerjakan, apakah umpan baliknya baik atau buruk. Mereka
dirangsang untuk mencapai hasil kerja yang lebih tinggi dengan
mempelajari seberapa efektif usaha mereka.
f. Aktifitas yang energik
Wirausahawan menunjukan energi yang jauh lebih tinggi
dibandingkan rata-rata orang mereka bersifat aktif dan memiliki
proporsi waktu yang besar dalam mengerjakan tugas dengan cara
baru.
g. Orientasi ke masa depan
Seorang wirausaha melakukan perencanaan dan berfikir ke depan.
Mereka mencari dan mengantisipasi kemungkinan yang terjadi
jauh di masa depan.
h. Ketrampilan dalam pengorganisasian
Wirausaha akan menunjukkan ketrampilan dalam mengorganisasi
kerja dan orang-orang dalam pencapaian tujuan.
i. Sikap terhadap uang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Keuntungan finansial adalah menjadi nomor dua jika
dibandingkan dengan arti penting dari prestasi kerja mereka.
Mereka hanya memandang uang sebagai lambang konkret dari
tercapainya tujuan dan sebagai kompetensi mereka.
3. Penentuan potensi wirausaha
Potensi menjadi wirausaha yang sukses dapat diketahui bila
seseorang memiliki kemampuan dalam beberapa hal di bawah ini:
(Wiratmo, 1995:5)
a. Kemampuan inovatif
Inovasi sangat penting karena hal tersebut berarti perbaikan barang
dan jasa yang ada, menciptakan barang dan jasa yang baru, atau
mengkombinasikan unsur-unsur produksi yang ada dengan cara-
cara baru.
b. Toleransi terhadap kemenduaan
Yaitu kemampuan untuk berhubungan dengan hal-hal yang tidak
terstruktur dan tidak bisa diprediksi.
c. Keinginan untuk berprestasi
Keinginan untuk berprestasi menandakan seseorang tidak kenal
menyerah di dalam mencapai tujuan yang telah mereka tetapkan
sendiri.
d. Kemampuan perencanaan realistis mampu menetapkan tujuan
yang menantang tapi tidak bisa untuk diterapkan.
e. Kepemimpinan terorientasi kepada tujuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Kepemimpinan yang mengarahkan semua usaha dalam organisasi
dipusatkan untuk mencapai tujuan utama organisasi tersebut.
f. Objektivitas
Kemampuan berfikir dan bertindak secara obyektif di dalam
mengarahkan pemikiran dan aktivitas kewirausahaan dengan cara
pragmatis.
g. Tanggung jawab pribadi
Wirausaha harus mampu memikul tanggung jawab pribadi. Mereka
menetapkan tujuan sendiri dan memutuskan bagaimana mencapai
tujuan tersebut dengan kemampuan mereka sendiri.
h. Kemampuan beradaptasi
Seorang wirausaha hendaknya dibekali kemampuan unutuk
beradaptasi dengan lingkungan. Sehingga mampu menilai situasi
secara obyektif dan merumuskan rencana-rencana baru untuk
menghadapinya.
i. Kemampuan sebagai pengorganisasi dan administrator
Wirausaha diharuskan memiliki kemampuan untuk mengorganisasi
dan administrasi di dalam mengidentifikasi dan mengelompokkan
orang-orang berbakat untuk mencapai tujuan.
F. Kerangka Berfikir
1. Persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity ditinjau dari
tingkat pendidikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Pendidikan adalah suatu kegiatan untuk meningkatkan
pengetahuan umum seseorang termasuk di dalamnya peningkatan
penguasaan teori dan ketrampilan memutuskan terhadap persoalan yang
menyangkut kegiatan mencapai tujuan.
Sedangkan Business Entity atau yang lebih dikenal dengan istilah
kesatuan usaha adalah sebuah konsep yang menyatakan bahwa dalam
akuntansi, perusahaan dipandang sebagai suatu kesatuan usaha atau badan
usaha yang berdiri sendiri, terpisah dari pemilik dan pihak lain yang
menanamkan dana dalam perusahaan. Jika tingkat pendidikan pedagang
kaki lima relatif tinggi, maka akan semakin besar pula pengetahuannya,
khususnya ilmu ekonomi yang dapat menunjang usahanya. Dan dapat ia
terapkan dalam kegiatan usahanya. Seorang pengusaha yang memiliki
pendidikan tinggi cenderung akan berfikir lebih rasional dalam
melaksanakan kegiatan usahanya.
2. Persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity ditinjau dari
besarnya modal usaha.
Modal diartikan sebagai uang yang dipakai sebagai pokok (induk)
untuk berdagang, melepas uang dan sebagainya, harta benda (uang, barang
dan sebagainya) yang dapat dipergunakan untuk mengasilkan sesuatu
yang dapat menambah kekayaan.
Jika seorang pedagang kaki lima memiliki modal yang cukup
besar, maka ia akan mengelola keuangannya dengan sebaik-baiknya
sehingga nantinya dapat menhasilkan laba yang lebih besar dari pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
modal awalnya.. Sehingga selalu melakukan pencatatan setiap terjadinya
transaksi untuk mempermudah penghitungan laba usaha.
3. Persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity ditinjau dari
pengalaman berwirausaha.
Pengalaman dapat diartikan apa yang sudah dialami. Sedangkan
orang yang berpengalaman selalu akan lebih pandai dari mereka yang
sama sekali tidak didukung mempunyai pengalaman.
Dengan pengalaman berwirausaha yang cukup lama, seorang
pedagang akan lebih memahami tentang usaha, persaingan, pencatatan dan
sebagainya dibandingkan dengan seseorang yang baru saja menjalani
usahanya tanpa pengalaman.
Gambar kerangka berfikir:
Dari gambar di atas maka dapat diketahui kerangka berfikir adalah untuk
mencari:
Tingkat Pendidikan Variabel X1
Besarnya Modal Usaha Variabel X2
Pengalaman BerwirausahaVariabel X2
Persepsi Pedagang Kaki Lima tentng Konsep
Business Entity Variabel Y
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
1. Persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity ditinjau
dari tingkat pendidikan.
2. Persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity ditinjau
dari besarnya modal usaha.
3. Persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity ditinjau
dari pengalaman berwirausaha.
G. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara dari permasalahan penelitian
yang biasa dirumuskan dalam bentuk yang dapat diuji secara empirik.
Berdasarkan landasan di atas, peneliti mengajukan hipotesis sebagai dasar
pengumpulan data, yaitu:
1. Tingkat pendidikan mempengaruhi perbedaan persepsi pedagang kaki lima
tentang konsep Business Entity.
2. Besarnya modal usaha mempengaruhi perbedaan persepsi pedagang kaki
lima tentang konsep Business Entity.
3. Pengalaman berwirausaha mempengaruhi perbedaan persepsi pedagang
kaki lima tentang konsep Business Entity.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian studi kasus. Yang mempelajari
secara intensif tentang latar belakang sekarang, dan interaksi lingkungan
sesuatu unit sosial, individu, kelompok, lembaga atau masyarakat.
Penelitian ini akan melihat dan membandingkan tingkat perbedaan
pemahaman Business Entity pada pedagang kaki lima ditinjau dari tingkat
pendidikan, besarnya modal usaha dan pengalaman berwirausaha.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada pedagang kaki lima yang tergabung
dalam kelompok resto PKL di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta.
(Taman Kuliner Condong Catur dan Resto PKL Mrican)
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juni sampai dengan Oktober
2008.
C. Subyek dan Obyek Penelitian
1. Subyek Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Subyek Penelitian bagian yang terlibat dalam penelitian dan yang terkait
dalam penelitian. Subyek penelitian ini adalah Pedagang Kaki Lima yang
tergabung dalam kelompok resto PKL di Kecamatan Depok Sleman
Yogykarta.
2. Obyek Penelitian
Obyek Penelitian merupakan suatu yang menjadi titik perhatian dalam
suatu penelitian. Obyek penelitian ini adalah tingkat pemahaman Business
Entity pada pedagang kaki lima, tingkat pendidikan, besarnya modal
usaha, dan pengalaman berwirausaha.
D. Populasi
1. Populasi
Populasi adalah totalitas semua nilai mengenai karakteristik tertentu dari
semua anggota kumpulan yang lengkap, hasil menghitung ataupun
pengukuran kuantitatif dan jelas, yang ingin dipelajari sifat-sifatnya
(Arikunto, 1996:5). Populasi penelitian ini adalah pedagang kaki lima
yang tergabung dalam kelompok resto PKL di Kecamatan Depok Sleman
Yogyakarta yang berjumlah kurang lebih 72 orang. Yaitu Resto PKL
Mrican dan Taman Kuliner Condong Catur Depok Sleman Yogyakarta.
Tetapi ada berbagai macam hal yang mengakibatkan banyak pedagang
kaki lima di tempat tersebut tidak berdagang lagi. Sehingga jumlah yang
tersebar adalah 60 angket. Dan hanya dapat kembali sebanyak 50 angket.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
E. Tekhnik Pengumpulan Data
Tekhnik pengumpulan data adalah cara-cara yang ditempuh untuk
memperoleh data sesuai dengan data yang dibutuhkan. Dalam penelitian ini
tekhnik pengumpulan data yang digunakan yaitu:
1. Kuesioner
Kuesioner adalah metode pengumpulan data dengan memberikan
pertanyaan dalam bentuk tertulis mengenai tingkat pemahaman Business
Entity pada pedagang kaki lima, tingkat pendidikan pedagang kaki lima,
besarnya modal usaha yang dimiliki pedagang kaki lima, dan pengalaman
berwirausaha sebagai pedagang kaki lima. Dengan menggunakan
sejumlah daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden untuk
diisikan dengan jawaban yang sesuai dengan keadaan responden yang
sebenarnya.
F. Operasionalisasi Variabel
1. Business Entity
Business Entity adalah suatu konsep yang sebaiknya dimiliki dan
diterapkan oleh para pedagang kaki lima dalam menjalankan usahanya.
Karena konsep ini mengatakan bahwa dalam akuntansi, usaha dipandang
sebagai suatu kesatuan yang berdiri sendiri. Maka dalam menjalankan
usahanya, para pedagang kaki lima harus bisa memisahkan antara laba dan
modal usahanya dengan kekayaan pribadinya. Berikut adalah tabel
operasionalisasinya:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel Persepsi Pedagang Kaki Lima
Tentang Konsep Business Entity
No Butir Variabel Indikator Positif Negatif
1. pencatatan usaha
2. pemisahan
kekayaan
1. Mencatat pengeluaran belanja sebagai beban usaha.
2. Mencatat pengeluaran sehari-hari dalam keluarga
3. Mencatat pengeluaran belanja usaha dengan pengeluaran sehari-hari keluarga menjadi satu.
4. Mencocokan catatan dengan untung setelah selesai berdagang.
5. Pemasukan usaha merupakan pendapatan.
6. Pengeluaran penerangan berdagang merupakan beban usaha.
7. Mencatat pengeluaran listrik yang digunakan dalam keluarga.
8. Mencatat pengeluaran bensin yang digunakan untuk keluarga.
9. Pengeluaran bensin untuk berdagang merupakan beban usaha.
10. Sewa tempat usaha merupakan beban usaha.
11. Mencatat pengeluaran untuk retribusi sebagai beban usaha.
12. Pengeluaran pinjaman merupakan beban usaha.
13.Membutuhkan bantuan orang lain untuk mencatat pengeluaran dan pemasukan yang terjadi dalam usaha.
14. Harta usaha dan harta pribadi 15. Memisahkan harta usaha dengan
harta pribadi. 16. Harta pribadi dicatat sebagai
modal jika dipakai dalam operasi usaha.
17. Mencatat harta pribadi yang digunakan dalam usaha.
1 2 4 5 6 7 8 9
10
12
13
14
16
3
11
15
17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
18. Menggunakan harta pribadi untuk keperluan usaha
19. Setiap anggota keluarga apabila membeli dagangan sediri, dicatat sebagai pendapatan usaha
20 Setiap anggota keluarga apabila membeli dagangan sendiri, dianggap gratis.
19
18
20
Indikator tersebut dituangkan dalam bentuk kuesioner dan setiap
pernyataan dalam kuesioner akan dinyatakan dalam bentuk Skala Likert.
Peberian skor dalam setiap pernyataan adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2
Skor Pernyataan Persepsi Pedagang Kaki Lima Tentang Konsep
Business Entity
Jawaban Pernyataan positif Pernyataan Negatif
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
4 3 2 1
1 2 3 4
2. Tingkat Pendidikan
Pendidikan yang dimaksudkan ialah pendidikan formal terakhir
yang ditempuh oleh pedagang kaki lima. Dalam hal ini pendidikan formal
adalah tingkat pendidikan tertinggi yang berhasil diselesaikan oleh
pedagang kaki lima yang dikelompokan sebagai berikut:
1 Lulus Diploma atau Perguruan Tinggi skor 5
2 Lulus SMA skor 4
3 Lulus SMP skor 3
4 Lulus SD skor 2
5 Tidak sekolah skor 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
3. Modal Usaha
Modal usaha yaitu sejumlah nilai pokok yang dimiliki dan digunakan
oleh perusahaan (pedagang kaki lima) untuk membiayai kegiatan usaha
dagangnya setiap hari, baik berupa total nilai uang, barang dagangan
maupun peralatan yang dapat dihitung dalam satuan rupiah yang
dikelompokkan sebagai berikut:
a. > Rp3.000.000 skor 5
b. Rp2.250.001 – Rp3.000.000 skor 4
c. Rp1.500.001 – Rp2.250.000 skor 3
d. Rp750.001 – Rp1500.000 skor 2
e. < Rp 750.000 skor 1
4. Pengalaman berwirausaha
Pengalaman menurut Kamus Bahasa Indonesia dapat diartikan apa
yang sudah dialami. Sedangkan berwirausaha adalah orang yang mampu
mengoptimalkan potensi ekonomis yang ada pada dirinya atau di
sekitarnya dengan resiko yang moderat dan mampu mengembangkan
dengan mandiri serta mampu mengelola usahanya tersebut mulai dari
perencanaan, operasi, kontrol menjadi bisnis yang disadari pembuatan
keputusan bisnis yang tepat sesuai dengan perkembangan pasar.
Pengalaman berwirausaha dikelompokkan sebagai berikut:
a. > 20 tahun skor 5 b. 15,1 s/d 20 tahun skor 4 c. 10,1 s/d 15 tahun skor 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
d. 5,1 s/d 10 tahun skor 2 e. < 5 tahun skor 1
G. Uji Instrumen Penelitian
1. Pengujian Validitas kuesioner
Suatu alat ukur dikatakan valid atau sahih apabila suatu alat
pengukur tersebut dapat mengukur apa yang ingin diukur dengan tepat
atau teliti. Pengujian kevalidan alat ukur dapat menggunakan metode
analisis butir dengan menguji apakah item telah mengungkapkan faktor
atau indikator yang ingin diselidiki.
a. Tekhnik Pengujian Validitas
Arikunto (1996:170) menyatakan perhitungan korelasi product
moment dari Karl Pearson dengan rumus
( )( )( ){ } ( ){ },
2222 yyNxxN
yxxyNRxy∑−∑∑−∑
∑∑−∑=
Dengan:
N = total responden
∑ y = nilai dari total butir jawaban responden
∑ x = nilai dari item atau jawaban responden
besarnya nilai koefisien r didasarkan pada taraf signifikansi 5%.
Apabila nilai r lebih besar dari nilai r tabel mka item tersebut
dinyatakan valid. Sebaliknya jika nilai r kurang dari r tabel maka item
tersebut dinyatakan tidak valid.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
b. Hasil Uji Validitas
Syarat suatu instrumen penelitian adalah harus dapat diukur derajat
ketepatan tentang isi atau arti sebenarnya dari apa yang diukur
(validitas) dan taraf kepercayaan yang ditujukan oleh instrumen
(reliabilitas).
Untuk mengukur tingkat validitasnya digunakan korelasi product
moment Coefficient of Correlation. Dalam penelitian ini, uji validitas
dilakukan dengan bantuan SPSS for Windows versi 12.00. Dalam
menentukan butir instrumen valid atau tidak, r tabel terlebih dahulu
dibandingkan dengan r hitung. Apabila r hitung > r tabel maka butir
pertanyaan dinyatakan valid dan sebaliknya apabila r hitung < r tabel
maka butir instrumen tersebut dinyatakan tidak valid. Dari hasil
perhitungan dk = n – 2 dan α = 0.05 ( dk = 50 – 2 = 48, α = 0.05 )
diperoleh r tabel sebesar 0,187.
Berdasarkan uji tingkat validitas butir pada variabel persepsi
pedagang kaki lima tentang konsep Bussines Entity dapat dilihat pada
tabel III.I di bawah ini:
Tabel III.3
Rangkuman Uji Validitas untuk Persepsi Pedagang Kaki Lima
tentang konsep Business Entity
No Butir r tabel r hitung Kesimpulan
1 0.187 0.290 valid
2 0.187 0.602 valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
3 0.187 0.462 valid
4 0.187 0.582 valid
5 0.187 0.759 valid
6 0.187 0.647 valid
7 0.187 0.697 valid
8 0.187 0.585 valid
9 0.187 0.401 valid
10 0.187 0.741 valid
11 0.187 0.733 valid
12 0.187 - 0.037 Tidak valid
13 0.187 0.462 valid
14 0.187 0.339 valid
15 0.187 0.324 valid
16 0.187 0.620 valid
17 0.187 0.574 valid
18 0.187 0.368 valid
19 0.187 0.447 valid
20 0.187 0.614 valid
21 0.187 0.716 valid
Sumber : Hasil olahan data Reliabilitas Business Entity, 2008
Dari hasil III.3 diketahui bahwa item pertanyaan pada variabel
persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity menunjukkan
bahwa dari dua puluh satu butir pertanyaan terdapat satu butir pertanyaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
yang tidak valid. Pengambilan keputusan ini dilakukan dengan
membandingkan nilai koefisien r hitung masing – masing butir dengan
nilai koefisien r tabel. Dengan jumlah data sebanyak 50 responden dan
derajad keyakinan 5% atau 0,05 maka diperoleh nilai r tabel sebesar
0.187. Dari hasil pengujian diperoleh bahwa nilai koefisien r hitung lebih
besar dari pada r tabel (r hitung > 0.187) kecuali pada butir nomor dua
belas dimana r hitung (- 0.037 < 0.187). maka nomor soal tersebut untuk
selanjutnya tidak dapat dipakai.
2. Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa satu instrumen cukup
dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena
instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat
tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban
tertentu. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan
menghasilkan data yang dapat dipercaya juga Arikunto (1998:110).
a. Tekhnik Pengujian Reliabilitas
Arikunto menggunakan rumus Alpha sebagai berikut:
⎥⎥⎦
⎤
⎢⎢⎣
⎡−⎥⎦
⎤⎢⎣⎡
−= ∑
212
11 α
αbk
krn
Keterangan :
r n = reliabilitas instrumen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
k = jumlah butir pertanyaaan
αt2 = varian total
∑αb2 = jumlah varian butir
Dibantu dengan menggunakan program SPSS, langkah menguji
reliabilitas adalah:
Berdasarkan pengujian validitas ulangan (dimana nilai r hitung untuk
semua butir yang valid pada pengujian sebelumnya > dari nilai r tabel
0,187 dan semua nilai r juga sudah positif), analisis dapat dilanjutkan
dengan pengujian reliabilitas.
a. Perumusan Hipotesis
Ho : Skor butir berkorelasi positif dengan komposit faktornya.
H1 : Skor butir tidak berkorelasi positif dengan komposit
faktornya.
b. Tentukan nilai r tabel
Dari tabel r untuk df = dk-2 dan taraf signifikan = 5%, di dapat
angka r tabel 0,187
c. Mencari r hitung
Nilai r hitung adalah angka ALPHA ( di akhir out put )
d. Pengambilan kesimpulan
Jika r alpha positif dan r alpha > r tabel (0,187) maka variabel
tersebut reliabel. Tapi jika alpha positif dan r alpha < r tabel
(0,187) , maka variabel tersebut tidak reliabel.
b. Hasil Uji Reliabilitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Hasil uji reliabilitas bertujuan untuk mengetahui taraf kapercayaan
dari suatu instrumen pengukuran terhadap reliabilitas. Pengujian
reliabilitas ini dilakukan dengan bantuan SPSS for Windows versi
12.00 dari dua puluh satu butir pertanyaan pada variabel persepsi
pedagamg kaki lima tentang konsep Business Entity diperoleh nilai
koefisien alpha sebesar 0.900. Pengambilan kesimpulan dilakukan
dengan membandingkan nilai koefisien alpha dengan 0.187. Dari hasil
perhitungan diperoleh nilai koefisien alpha 0,900 lebih besar dari pada
0.187. Hal ini berarti bahwa instrumen persepsi pedagang kaki lima
tentang konsep Business Entity dikatakan reliabel.
I. TEKNIK ANALISIS DATA
1. Statistik Deskriptif
Statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara
mendiskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku
umum. Statistik deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini
mencakup perhitungan PAP II. Cara menentukan batas-batas kelompok:
Tabel III.4
Tabel Batas Kelompok Dengan Menggunakan PAP II
Skor Kriteria
A
B
C
81% - 100%
66% - 80%
56% - 65%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
D
E
45% - 55%
< 45%
Berikut ini disajikan tabel cara penghitungan dengan menggunakan
PAP II:
Tabel III.5
Tabel Batas Skala Perhitungan PAP II
No Batas skala Kategori
interval1
interval2
interval3
interval4
interval5
Skor terendah + 81% (skor tertinggi – terendah)
Skor terendah + 66% (skor tertinggi – terendah)
Skor terendah + 56% (skor tertinggi – terendah)
Skor terendah + 46% (skor tertinggi – terendah)
< kategori kurang baik
Sangat baik
Baik
Cukup baik
Kurang baik
Tidak baik
2. Pengujian prasyarat analisis
a. Uji Normalitas
Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui apalah data yang
terjaring dalam penelitian ini berdistribusi normal atau tidak.
Apabila data yang terjaring berdistribusi normal, maka analisi
untuk menguji hipotesis dapat dilakukan. Untuk mengetahui hal
tersebut one sample Kolmogorov-Smirnov yang dinyatakan dengan
rumus sebagai berikut:
D = Maksimum [Fo (x)-Sn(x)]
Keterangan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
D = deviasi atau penyimpangan
Fo (x) = distribusi frekuensi kumulatif teoritis
Sn(x) = distribusi frekuensi yang diobservasi
Apabila probabilitas (α) yang diperoleh melalui perhitungan relatif
kecil dari taraf signifikansi maka signifikan, artinya ada beda
antara distribusi data yang dianalisis dengan distribusi teoritis
sehingga sebaran data Variabel adalah tidak normal pada taraf
signifikansi 5%. Sedangkan probabilitas (α) yang diperoleh
melalui perhitungan lebih besar dari taraf signifikansi 5% maka
data tidak signifikan, artinya tidak ada beda antara distribusi data
yang dianalis dengan data teoritis sehingga sebaran data variabel
adalah normal pada taraf signifikansi 5%.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas varians digunakan untuk mengetahui apakah
varians sample yang akan dikomparasikan tersebut homogen atau
tidak. Varians adalah standar deviasi yang dikuadratkan. Uji
homogenitas varians digunakan uji F.
F= Varians terbesar/Varians terkecil
Harga F besar terhitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan
harga F tabel dengan dk pembilang na-1 dan dk penyebut nc-1.
Dalam hal ini berlaku ketentuan, bila harga F hitung lebih kecil
atau = F tabel (Fh≤Ff), maka dapat disimpulkan bahwa Varians
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
data yang akan dianalisi homogen sehingga perhitungan ANOVA
dapat dilanjutkan perhitungan homogenitas dengan menggunakan
metode SPSS.
3. Pengujian Hipotesis
a. Perumusan Hipotesis
Ho = μ1 = μ2
tidak ada perbedaan persepsi pedagang kaki lima tentang
konsep Business Entity ditinjau dari pendidikan.
H1= μ1 ≠ μ2
ada perbedaan persepsi pedagang kaki lima tentang konsep
Business Entity ditinjau dari pendidikan.
b. Pengujian hipotesis
Analysis of Varians (ANOVA)
1. Menentukan daerah penerimaan Ho dan penolakan Ha :
Pengujian dengan ANOVA menggunakan distribusi F, titik kritis
diperoleh dengan bantuan table F dimana titik kritis ditentukan
oleh :
a. Taraf nyata atau signifikan (α) = 5%
b. Derajat bebas atau degree of freedom (df) yang terdiri dari :
numenator = k – 1
denominator = N - k
2. Menentukan nilai statistik uji :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Nilai statistik uji atau yang disebut uji F ditentukan dengan cara
menghitung :
a. JKtotal = ∑Xtotal2 -
2
⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛∑NX total
b. JKantar = ( ) ( ) ( ) ( )222
2
22
1
1
NX
nX
nX
nX total
m
m ∑∑∑∑ −++
c. Jkdalam = JKtotal – JKantar
d. MKantar = 1−m
JKantar
e. MKdalam = mN
JK dalam
−
f. Fhitung = dalam
antar
MKMK
3. Membandingkan nilai F hitung dengan F tabel, yaitu :
Ho diterima jika F hitung < F tabel
Ha diterima jika F hitung > F tabel
4. Menarik kesimpulan :
Jika Ho diterima menyatakan bahwa tidak ada perbedaan persepsi
pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity ditinjau dari
pendidikan.
Jika Ha diterima menyatakan bahwa ada perbedaan persepsi
pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity ditinjau dari
pendidikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Catatan: Pengujian Hipotesis kedua dan ketiga sama dengan
pengujian hipotesis pertama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan data yang diperoleh, maka bab ini akan disajikan analisis data
dan pembahasannya. Sebelum data dianalisis, terlebih dahulu akan disajikan
deskripsi responden dan deskripsi data setiap variabel.
Untuk menganalisis ada tidaknya perbedaan persepsi pedagang kaki lima
tentang konsep Business Entity sebagai variabel terikat, pendidikan, modal usaha
serta pengalaman berwirausaha sebagai variabel bebas. Dalam melakukan analisis
digunakan bantuan komputer program SPSS (Statistical Program for Social
Sciense) versi 12.00 for windows. Sampel pada penelitian ini adalah pedagang
kaki lima yang tergabung dalam resto di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta.
A. Deskripsi Responden dan Deskripsi Data
Populasi penelitian ini adalah pedagang kaki lima yang tergabung
dalam kelompok resto PKL di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta yang
berjumlah kurang lebih 72 orang. Yaitu Resto PKL Mrican dan Taman
Kuliner Condong Catur Depok Sleman Yogyakarta. Tetapi ada berbagai
macam hal yang mengakibatkan banyak pedagang kaki lima di tempat
tersebut tidak berdagang lagi. Sehingga jumlah responden yang mengisi
angket adalah 60 orang. Dan hanya dapat kembali sebanyak 50 angket.
(response rate = 83,33% ) berikut ini disajikan deskripsi data penelitiannya.
1. Deskripsi Responden Berdasarkan Asal Resto
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Berikut ini disajikan tabel deskripsi data berdasalkan asal Resto
Tabel IV.1 Deskripsi Responden Berdasarkan Asal Resto
No Asal Resto Frekuensi (responden)
Frekuensi Relatif (%)
1
2
Resto PKL Mrican
Taman Kuliner Condong
Catur
JUMLAH
22
28
50
44
56
100 Sumber : Data Primer
2. Deskripsi data Variabel Tingkat Pendidikan
Berikut ini disajikan tabel deskripsi data tingkat pendidikan:
Tabel IV.2 Deskripsi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No Interval Kelas Freku
ensi
Frekuensi
Relatif
(%)
Kategori
1
2
3
4
5
Diploma/Perguruan Tinggi
SMA / SMK
SMP
SD
Tidak Sekolah
JUMLAH
11
26
9
3
1
50
22
52
18
6
2
100
Sangat tinggi
Tinggi
Cukup
Rendah
Sangat Rendah
Sumber : Data Primer
Dari tabel di atas tampak bahwa dari 50 responden, 11 responden
(22%) diantaranya memiliki pendidikan terakhir diploma atau perguruan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
tinggi, 26 responden (52%) mmiliki pendidikan terakhir SMA / SMK, 9
responden (18%) memiliki pendidikan terakhir SMP, 3 responden (6%)
memiliki pendidikan terakhir SD dan 1 responden (2%) tidak memiliki
pendidikan formal (tidak sekolah). Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa sebagian besar responden penelitian ini memiliki tingkat
pendidikan SMA / SMK.
3. Deskripsi data Variabel Modal Usaha
Berikut ini disajikan tabel data besarnya modal usaha:
Tabel IV.3 Deskripsi Responden Berdasarkan Besarnya Modal Usaha
No Interval Kelas Frekuen
si
Frekuensi
Relatif
(%)
Kategori
1
2
3
4
5
> Rp3.000.000
Rp2.250.001 – Rp3.000.000
Rp1.500.001 – Rp2.250.000
Rp750.001 – Rp1500.000
< Rp 750.000
JUMLAH
9
22
15
4
-
50
18
44
30
8
-
100
Sangat besar
Besar
Cukup
Kecil
Sangat Kecil
Sumber : Data Primer
Dari tabel di atas tampak bahwa dari 50 responden, 9 responden (18%)
diantaranya memiliki modal usaha yang sangat besar, 22 responden (44%)
memiliki modal usaha yang besar, 15 responden (30%) memiliki modal
usaha cukup , 4 responden (8%) memiliki modal usaha yang kecil, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
tidak ada responden yang memiliki modal usaha sangat kecil. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden penelitian
ini memiliki memiliki modal usaha yang cukup.
4. Deskripsi data variabel Pengalaman Berwirausaha
Berikut ini disajikan tabel deskripsi data pengalaman berwirausaha:
Tabel IV.4 Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman Berwirausaha
No Interval Kelas Frekuensi Frekuensi
Relatif
(%)
Kategori
1
2
3
4
5
> 20 tahun 15,1 s/d 20 tahun
10,1 s/d 15 tahun
5,1 s/d 10 tahun
< 5 tahun
JUMLAH
5
15
14
13
3
50
10
30
28
26
12
100
Sangat lama
lama
Cukup
Singkat
Sangat singkat
Sumber : Data Primer
Dari tabel di atas tampak bahwa dari 50 responden, 5 responden
(10%) diantaranya memiliki pengalaman berwirausaha yang sangat lama,
15 responden (30%) memiliki pengalaman berwirausaha yang lama, 14
responden (28%) memiliki pengalaman berwirausaha yang cukup, 13
responden (26%) memiliki pengalaman berwirausaha yang singkat dan 3
responden (6%) memiliki pengalaman berwirausaha yang sangat singkat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden
penelitian ini memiliki pengalaman berwirausaha yang lama.
5. Deskripsi data variabel Persepsi Pedagang Kaki Lima tentang Konsep Business Entity.
Pesepsi Pedagang Kaki Lima tentang Konsep Business Entity dijelaskan
dengan menggunakan perhitungan PAP II. Cara menentukan batas-batas
kelompok sudah dibahas pada BAB III dan ditemukan interval:
Interval 1, batas bawah = 20 + 81% (80 – 20 ) = 68,6 = 69
Interval 2, batas bawah = 20 + 66% (80 – 20) = 59,6 = 60
Interval 3, batas bawah = 20 + 56% (80 – 20) = 53,6 = 54
Interval 4, batas bawah = 20 + 46% (80 – 20) = 47,6 = 48
Tabel IV.5 Deskripsi Persepsi Pedagang Kaki Lima tentang Konsep Business
Entity No Interval Kelas Frekuensi Frekuensi
Relatif
(%)
Kategori
1
2
3
4
5
69 - 80
60 - 68
54 - 59
48 - 53
< 48
JUMLAH
12
15
6
8
9
50
24
30
12
16
18
100
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang baik
Tidak baik
Sumber : data primer, data diolah berdasarkan pedoman PAP tipe II
Dari tabel di atas tampak bahwa persepsi pedagang kaki lima
tentang konsep Business Entity dikategorikan sangat baik sebanyak 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
responden atau 24%, baik sebanyak 15 responden atau 30%, cukup baik
sebanyak 6 responden atau 12%, kurang bik sebanyak 8 responden atau
16%, dan tidak baik sebanyak 9 responden atau 18%. Dengan demikian
bahwa dari 50 responden, sebagian besar berpersepsi baik.
6. Deskripsi data variabel persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity ditinjau dari tingkat pendidikan.
Berikut ini disajikan tabel deskripsi data persepsi pedagang kaki lima
tentang konsep Business Entity ditinjau dari tingkat pendidikan:
Tabel IV.6 Deskripsi persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity
ditinjau dari tingkat pendidikan Persepsi/
Tingkat pendidikan Sangat baik
Baik Cukup baik
Kurang baik
Tidak baik
Total
jml 4 4 - 2 1 11 Diploma/sarjana
% 36% 36% - 18% 10% 100%
jml 6 9 4 5 2 26 SMA / SMK
% 23% 35% 15% 19% 8% 100%
jml 3 2 2 2 - 9 SMP
% 34% 22% 22% 22% - 100%
jml - - - 2 1 3 SD
% - - - 67% 33% 100%
jml - 1 - - - 1 Tidak sekolah
% - 100% - - - 100%
Total jml 13 16 6 11 3 50
% 26% 32% 12% 22% 6% 100%
Tabel IV. 6 di atas menunjukkan bahwa persepsi pedagang kaki lima
tentang konsep Business Entity ditinjau dari tingkat pendidikan dapat
diuraikan sebagai berikut: 1) Diploma/sarjana, 4 (36%) responden
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
memiliki persepsi sangat baik, 4 (36%) responden memiliki persepsi baik,
2 (18%) responden memiliki persepsi kurang baik, 1 (10%) responden
memiliki persepsi tidak baik ; 2) SMA/ SMK, 6 (23%) responden
memiliki persepsi sangat baik, 9 (35%) responden memiliki persepsi baik,
4 (15%) responden memiliki persepsi cukup baik, 5 (19%) responden
memiliki persepsi kurang baik, 2 (8%) responden memiliki persepsi tidak
baik ; 3) SMP, 3 (34%) responden memiliki persepsi sangat baik, 2 (22%)
responden memiliki persepsi baik, 2 (22%) responden memiliki persepsi
cukup baik, 2 (22%) responden memiliki persepsi kurang baik ; 4) SD, 2
(67%) responden memiliki persepsi kurang baik, 1 (33%) responden
memiliki persepsi tidak baik ; 5) tidak sekolah, 1 (100%) responden
memiliki persepsi baik.
7. Deskripsi data variabel persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity ditinjau dari besarnya modal usaha.
Berikut ini disajikan tabel deskripsi data persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity ditinjau dari besarnya modal usaha:
Tabel IV.7 Deskripsi persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity
ditinjau dari besarnya modal usaha
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Tabel IV. 7 di atas menunjukkan bahwa persepsi pedagang kaki lima
tentang konsep Business Entity ditinjau dari besarnya modal usaha dapat
diuraikan sebagai berikut: 1) >Rp3.000.000, 4 (44%) responden memiliki
persepsi sangat baik, 4 (44%) responden memiliki persepsi baik, 1 (12%)
responden memiliki persepsi cukup baik ; 2) Rp2.250.001 – Rp3.000.000, 6
(27%) responden memiliki persepsi sangat baik, 7 (32%) responden
memiliki persepsi baik, 4 (18%) responden memiliki persepsi cukup baik, 5
(23%) responden memiliki persepsi kurang baik; 3) Rp1.500.001 –
Rp2.250.000, 2 (13%) responden memiliki persepsi sangat baik, 6 (40%)
responden memiliki persepsi baik, 2 (13%) responden memiliki persepsi
cukup baik, 4 (27%) responden memiliki persepsi kurang baik, 1 (7%)
responden memiliki persepsi tidak baik
Persepsi/ Besarnya Modal
Usaha
Sangat baik
Baik Cukup baik
Kurang baik
Tidak baik
Total
jml 4 4 1 - - 9 >Rp3.000.000
% 44% 44% 12% - - 100%
Jml 6 7 4 5 - 22 Rp2.250.001 –
Rp3.000.000 % 27% 32% 18% 23% - 100%
jml 2 6 2 4 1 15 Rp1.500.001 –
Rp2.250.000 % 13% 40% 13% 27% 7% 100%
jml 1 2 - - 1 4 Rp750.001 –
Rp1500.000 % 25% 50% - - 25% 100%
jml - - - - - - < Rp 750.000
% - - - - - -
Total jml 13 19 7 9 2 50
% 26% 38% 14% 18% 4% 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
8. Deskripsi data variabel persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity ditinjau dari pengalaman berwirausaha.
Berikut ini disajikan tabel deskripsi data persepsi pedagang kaki lima
tentang konsep Business Entity ditinjau dari pengalaman berwirausaha:
Tabel IV.8 Deskripsi persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity
ditinjau dari pengalaman berwirausaha Persepsi/ Tingkat
pendidikan
Sangat baik
Baik Cukup baik
Kurang baik
Tidak baik
Total
jml 4 1 - - - 5 > 20 tahun
% 80% 20% - - - 100%
jml 2 3 4 4 2 15 15,1 s/d 20
tahun % 13% 20% 27% 27% 13% 100%
jml 5 4 2 3 - 14 10,1 s/d 15
tahun % 36% 29% 14% 21% - 100%
jml 1 7 - 3 2 13 5,1 s/d 10
tahun % 8% 53% - 23% 15% 100%
jml 1 1 - 1 - 3 < 5 tahun
% 33,4% 33,4% - 33,4% - 100%
Total jml 13 16 6 11 4 50
% 26% 32% 12% 22% 8% 100%
Tabel IV. 8 di atas menunjukkan bahwa persepsi pedagang kaki lima
tentang konsep Business Entity ditinjau dari pengalaman bewirausaha
dapat diuraikan sebagai berikut: 1) > 20 tahun, 4 (80%) responden
memiliki persepsi sangat baik, 1 (20%) responden memiliki persepsi baik,
; 2) 15,1 s/d 20 tahun, 2 (13%) responden memiliki persepsi sangat baik, 3
(20%) responden memiliki persepsi baik, 4 (27%) responden memiliki
persepsi cukup baik, 4 (27%) responden memiliki persepsi kurang baik, 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
(13%) responden memiliki persepsi tidak baik ; 3) 10,1 s/d 15 tahun, 5
(36%) responden memiliki persepsi sangat baik, 4 (29%) responden
memiliki persepsi baik, 2 (14%) responden memiliki persepsi cukup baik,
3 (21%) responden memiliki persepsi kurang baik ; 4) 5,1 s/d 10 tahun, 1
(8%) responden memiliki persepsi sangat baik, 7 (53%) responden
memiliki persepsi baik, 3 (23%) responden memiliki persepsi kurang baik,
2 (15%) responden memiliki persepsi tidak baik ; 5) < 5 tahun, 1 (33,4%)
responden memiliki persepsi sangat baik, 1 (33,4%) responden memiliki
persepsi baik, 1 (33,4%) responden memiliki persepsi kurang baik.
B. Analisis Data
1. Pengujian Prasyarat Analisis Data
a. Pengujian Normalitas
Pengujian normalitas dimaksudkan untuk mengetahui normal atau
tidaknya distribusi variabel tingkat pendidikan, besarnya modal usaha,
dan pengalama berwirausaha. Uji normalitas dalam penelitian ini
dilakukan berdasarkan One Sample Kolmogorov-Smirnov Test dan
dikerjakan dengan bantuan SPSS 12.00 for Windows. Berikut ini
disajikan tabel hasil pengujian normalitas sebaran data penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Tabel IV. 9 Hasil Pengujian Normalitas
Persepsi Pedagang Kaki Lima Tentang Konsep Business Entity Ditinjau Dari Tingkat Pendidikan
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
SD SMP SMA/ SMK
Diploma/ Sarjana
N 3 9 26 11 Normal Parameters(a,b)
Mean 46.33 62.11 61.15 64.27
Std. Deviation 7.371 10.337 9.515 10.130 Most Extreme Differences
Absolute .308 .167 .088 .256
Positive .221 .167 .088 .160 Negative -.308 -.133 -.086 -.256 Kolmogorov-Smirnov Z .533 .502 .448 .849 Asymp. Sig. (2-tailed) .939 .963 .988 .467
a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
Hasil pengujian sebagaimana tersaji dalam tabel IV.9
menunjukkan bahwa nilai probabilitas untuk variabel persepsi
pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity ditinjau dari
tingkat pendidikan SD adalah 0,939 ; tingkat pendidikan SMP adalah
0,963 ; tingkat pendidikan SMA/SMK adalah 0,988; tingkat
pendidikan Diploma/Sarjana adalah 0,457. Keseluruhan nilai
asymptotic significance (asymp. Sig) tersebut lebih besar dari 0.05.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa distribusi data persepsi
pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity ditinjau dari
tingkat pendidikan adalah normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Tabel IV.10 Hasil Pengujian Normalitas
Persepsi Pedagang Kaki Lima Tentang Konsep Business Entity Ditinjau Dari Besarnya Modal Usaha
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Cukup Besar Sangat Besar
N 11 22 16 Normal Parameters(a,b) Mean 62.36 63.44 57.82 Std. Deviation 8.894 10.942 9.053 Most Extreme Differences
Absolute .086 .208 .194
Positive .081 .118 .194 Negative -.086 -.208 -.150 Kolmogorov-Smirnov Z .644 .405 .832 Asymp. Sig. (2-tailed) .800 .997 .493
a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
Hasil pengujian sebagaimana tersaji dalam tabel IV.10
menunjukkan bahwa nilai probabilitas untuk variabel persepsi
pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity ditinjau dari
besarnya modal usaha cukup adalah 0,800 ; modal usaha yang besar
adalah 0,997 ; modal usaha yang sangat besar adalah 0,493.
Keseluruhan nilai asymptotic significance (asymp. Sig) tersebut lebih
besar dari 0.05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa distribusi
data persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity
ditinjau dari besarnya modal usaha adalah normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Tabel IV.11 Hasil Pengujian Normalitas
Persepsi Pedagang Kaki Lima Tentang Konsep Business Entity Ditinjau Dari Pengalaman Berwirausaha One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Sangat Singkat Singkat
Cukup Lama Lama
Sangat Lama
N 2 13 14 15 6Normal Parameters(a,b)
Mean 59.08 63.86 56.40 71.67 61.50
Std. Deviation 11.161 9.306 7.818 5.465 16.263
Most Extreme Differences
Absolute .209 .120 .120 .263 .260
Positive .135 .113 .120 .183 .260 Negative -.209 -.120 -.112 -.263 -.260Kolmogorov-Smirnov Z .368 .753 .450 .466 .644Asymp. Sig. (2-tailed) .999 .622 .987 .982 .801
a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
Hasil pengujian sebagaimana tersaji dalam tabel IV.11
menunjukkan bahwa nilai probabilitas untuk variabel persepsi
pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity ditinjau dari
pengalaman berwirausaha sangat singkat adalah 0,999 ; pengalaman
berwirausaha singkat adalah 0,622 ; pengalaman berwirausaha cukup
lama adalah 0,987; pengalaman berwirausaha lama adalah 0,982;
pengalaman berwirausaha sangat lama adalah 0,801. Keseluruhan nilai
asymptotic significance (asymp. Sig) tersebut lebih besar dari 0.05.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa distribusi data persepsi
pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity ditinjau dari
pengalaman berwirausaha adalah normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
b. Pengujian Homogenitas
Pengujian homogenitas digunakan untuk menguji kesamaan
varians populasi. Pengujian didasarkan pada uji Levene Statistic dan
dikerjakan dengan bantuan SPSS 12,0 for Windows. Berikut ini
disajikan tabel hasil pengujian homogenitas.
Tabel IV.12 Hasil Pengujian Homogenitas
No Variabel Levene
Statistic df1 df2 sig
1
2
3
Tingkat Pendidikan
Besarnya Modal Usaha
Pengalaman Berwirausaha
0,305
1,475
1,753
3
3
4
45
46
45
0,821
0,234
0,155
Dari tabel IV.10 diketahui bahwa persepsi pedagang kaki lima
tentang konsep Business Entity ditinjau dari tingkat pendidikan
didapat dari nilai levene statistic adalah 0,305 dengan nilai signifikansi
0,821 > 0,05. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa
terdapat kesamaan varians populasi. Persepsi pedagang kaki lima
tentang konsep Business Entity ditinjau dari besarnya modal usaha
didapat dari nilai levene statistic adalah 1,475 dengan nilai signifikansi
0,234 > 0,05. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa
terdapat kesamaan varians populasi. Persepsi pedagang kaki lima
tentang konsep Business Entity ditinjau dari pengalaman berwirausaha
didapat dari nilai levene statistic adalah 1,753 dengan nilai signifikansi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
0,155 > 0,05. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa
terdapat kesamaan varians populasi. 2. Analisis Data dan Pembahasan
Pengujian hipotesis penelitian ini meggunakan Analysis of
Variance ( ANOVA ). Hasil pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:
a. Persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity ditinjau
dari tingkat pendidikan.
1) Rumusan Hipotesis
Ho = Tidak ada perbedaan persepsi pedagang kaki lima tentang
konsep Business Entity ditinjau dari tingkat pendidikan.
Ha = Ada perbedaan persepsi pedagang kaki lima tentang konsep
Business Entity ditinjau dari tingkat pendidikan.
2) Pegujian Hipotesis
Hasil pengujian diperoleh nilai F hitung sebesar 2,109
dengan nilai signifikansi 0,095. Sedangkan untuk F tabel pada taraf
signifikansi 0,05 (95%) dengan numerator (jumlah variabel – 1) =
4 dan denumerator (jumlah cacah/kasus – jumlah variabel) = 45
adalah 2,575. Berikut ini disajikan tabel pengujian hipotesis
persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity
ditinjau dari tingkat pendidikan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Tabel IV.13 Persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity
ditinjau dari tingkat pendidikan. ANOVA
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 797.458 4 199.365 2.109 .095
Within Groups 4253.122 45 94.514 Total 5050.580 49
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa Ho diterima.
Artinya tidak ada perbedaan persepsi pedagang kaki lima tentang
konsep Business Entity ditinjau dari tingkat pendidikan. Hasil
penelitian ini tidak sejalan dengan dugaan yang disusun peneliti di
awal penelitian.
b. Persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity ditinjau
dari besarnya modal usaha.
1) Rumusan Hipotesis
Ho = Tidak ada perbedaan persepsi pedagang kaki lima tentang
konsep Business Entity ditinjau dari besarnya modal usaha.
H1 = Ada perbedaan persepsi pedagang kaki lima tentang konsep
Business Entity ditinjau dari besarnya modal usaha.
2) Pegujian Hipotesis
Dari hasil pengujian diperoleh nilai F hitung sebesar 0,421
dengan nilai signifikansi 0,739. Sedangkan untuk F tabel pada taraf
signifikansi 0,05 (95%) dengan numerator (jumlah variabel – 1) =
4 dan denumerator (jumlah cacah/kasus – jumlah variabel) = 45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
adalah 2,575. Berikut ini disajikan tabel pengujian hipotesis
persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity
ditinjau dari besarnya modal usaha:
Tabel IV.14 Persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity
ditinjau dari besarnya modal usaha ANOVA
Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 134.892 3 44.964 .421 .739 Within Groups 4915.688 46 106.863 Total 5050.580 49
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa Ho diterima.
Artinya tidak ada perbedaan persepsi pedagang kaki lima tentang
konsep Business Entity ditinjau dari besarnya modal usaha. Hasil
penelitian ini tidak sejalan dengan dugaan yang disusun peneliti di
awal penelitian.
c. Persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity ditinjau
dari pengalaman berwirausaha.
1) Rumusan Hipotesis
Ho = Tidak ada perbedaan persepsi pedagang kaki lima tentang
konsep Business Entity ditinjau dari pengalaman
berwirausaha.
H1 = Ada perbedaan persepsi pedagang kaki lima tentang konsep
Business Entity ditinjau dari pengalaman berwirausaha.
2) Pegujian Hipotesis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Dari hasil pengujian diperoleh nilai F hitung sebesar 3,610
dengan nilai signifikansi 0,012. Sedangkan untuk F tabel pada taraf
signifikansi 0,05 (95%) dengan numerator (jumlah variabel – 1) =
4 dan denumerator (jumlah cacah/kasus – jumlah variabel) = 45
adalah 2,575. Berikut ini disajikan tabel pengujian hipotesis
persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity
ditinjau dari pengalaman berwirausaha:
Tabel IV.15 Persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity
ditinjau dari pengalaman berwirausaha ANOVA
Sum of Squares df
Mean Square F Sig.
Between Groups 1226.876 4 306.719 3.610 .012 Within Groups 3823.704 45 84.971 Total 5050.580 49
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa Ho ditolak.
Artinya ada perbedaan persepsi pedagang kaki lima tentang
konsep Business Entity ditinjau dari pengalaman berwirausaha.
Hasil penelitian ini sejalan dengan dugaan yang disusun peneliti di
awal penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
C. Pembahasan
1. Persepsi Pedagang Kaki Lima tentang Konsep Business Entity
ditinjau dari Pendidikan
Dari perhitungan hasil analisis data menggunakan One Way Anova
diketahui bahwa tidak ada perbedaan persepsi pedagang kaki lima tentang
konsep Business Entity ditinjau dari tingkat pendidikan. Kesimpulan ini
didukung oleh hasil perhitungan nilai F hitung = 2,109 lebih kecil dari F
tabel = 2,575 atau nilai probabilitas 0,095 lebih besar dari taraf
sigifikansi (a = 5% atau 0,05)
Berdasarkan deskripsi data persepsi pedagang kaki lima tentang
konsep Business Entity ditinjau dari tingkat pendidikan diperoleh data
sebagai berikut: dari 50 responden ; 1) Diploma/sarjana, 4 (36%)
responden memiliki persepsi sangat baik, 4 (36%) responden memiliki
persepsi baik, 2 (18%) responden memiliki persepsi kurang baik, 1 (10%)
responden memiliki persepsi tidak baik ; 2) SMA/ SMK, 6 (23%)
responden memiliki persepsi sangat baik, 9 (35%) responden memiliki
persepsi baik, 4 (15%) responden memiliki persepsi cukup baik, 5 (19%)
responden memiliki persepsi kurang baik, 2 (8%) responden memiliki
persepsi tidak baik ; 3) SMP, 3 (34%) responden memiliki persepsi sangat
baik, 2 (22%) responden memiliki persepsi baik, 2 (22%) responden
memiliki persepsi cukup baik, 2 (22%) responden memiliki persepsi
kurang baik ; 4) SD, 2 (67%) responden memiliki persepsi kurang baik, 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
(33%) responden memiliki persepsi tidak baik ; 5) tidak sekolah, 1 (100%)
responden memiliki persepsi baik.
Dengan pendidikan yang tinggi, seorang pedagang akan
mendapatkan lebih banyak pengetahuan. Bila seseorang memiliki
pendidikan yang tinggi, maka ia akan lebih banyak mendapatkan dan
memahami konsep – konsep yang diajarkan selama belajar. Oleh sebab itu
diduga bahwa tingkat pendidikan yang tinggi akan memandang baik
terhadap persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity. Dan
sebaliknya jika seorang pedagang memiliki tingkat pendidikan yang
rendah, maka ia akan memandang baik terhadap persepsi pedagang kaki
lima tentang konsep Business Entity.
Namun pada kenyataannya dalam penelitian ini ditemukan ada
persamaan persepsi antara pedagang kaki lima tentang konsep Business
Entity antara pedagang yang mempunyai tingkat pendidikan tinggi
maupun tingkat pendidikan yang rendah. Menurut penulis adanya
kesamaan persepsi tersebut disebabkan adanya kesamaan memahami
informasi tentang konsep Business Entity sehingga membentuk persepsi
yang sama. Pola pikir seseorang tidak hanya berkembang melalui
pendidikan formal yang melekat pada dirinya saja tapi bisa didapat dari
informasi media yang lainnya.
Selain itu, dalam penelitian ini ditemukan bahwa dengan pendidikan
yang tinggi maupun rendah, pedagang kaki lima memiliki persepsi yang
baik tentang konsep Business Entity.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Dalam hal ini faktor tingkat pendidikan tidak dapat digunakan untuk
memprediksi perbedaan persepsi pedagang kaki lima tentang konsep
Business Entity. Maka semakin tinggi tingkat pendidikan yang diperoleh
pedagang kaki lima belum tentu membawa persepsi baik tentang konsep
Business Entity. Dan sebaliknya tingkat pendidikan pedagang kaki lima
yang rendah belum tentu membawa persepsi yang buruk tentang konsep
Business Entity.
2. Persepsi Pedagang Kaki Lima tentang Konsep Business Entity
ditinjau dari Besarnya Modal Usaha Dari perhitungan analisis data dengan One Way Anova diketahui
bahwa tidak ada perbedaan persepsi Pedagang Kaki Lima tentang konsep
Business Entity ditinjau dari besarnya modal usaha. Kesimpulan ini
didukung oleh hasil perhitungan nilai F hitung = 0,421 lebih kecil dari F
tabel = 2,575 . Nilai probabilitas asymp.sig adalah 0,739 lebih besar dari
taraf signifikansi 5% atau 0,05.
Berdasarkan deskripsi data persepsi pedagang kaki lima tentang
konsep Business Entity ditinjau dari besarnya modal usaha diperoleh data
sebagai berikut: dari 50 responden ; 1) >Rp3.000.000, 4 (44%) responden
memiliki persepsi sangat baik, 4 (44%) responden memiliki persepsi baik,
1 (12%) responden memiliki persepsi cukup baik ; 2) Rp2.250.001 –
Rp3.000.000, 6 (27%) responden memiliki persepsi sangat baik, 7 (32%)
responden memiliki persepsi baik, 4 (18%) responden memiliki persepsi
cukup baik, 5 (23%) responden memiliki persepsi kurang baik; 3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Rp1.500.001 – Rp2.250.000, 2 (13%) responden memiliki persepsi sangat
baik, 6 (40%) responden memiliki persepsi baik, 2 (13%) responden
memiliki persepsi cukup baik, 4 (27%) responden memiliki persepsi
kurang baik, 1 (7%) responden memiliki persepsi tidak baik
Peneliti menduga bahwa pedagang kaki lima dengan modal usaha
yang tinggi akan memandang baik terhadap konsep Busines Entity dan
sebaliknya persepsi pedagang kaki lima dengan modal usaha yang rendah
dan buruk akan memandang buruk terhadap konsep Business Entity.
Namun kenyataannya dalam penelitian ini ditemukan adanya
kesamaan persepsi antara pedagang kaki lima yang memiliki modal usaha
besar dengan pedagang kaki lima yang memiliki modal usaha kecil, yaitu
kesamaan persepsi tentang konsep Business Entity. Hasil penelitian ini
ternyata tidak sejalan dengan hipotesis awal yang menduga bahwa ada
perbedaan persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity
ditinjau dari besarnya modal usaha.
Menurut peneliti adanya kesamaan persepsi pedagang kaki lima
tentang konsep Business Entity ditinjau dari besarnya modal usaha karena
modal usaha yang dimiliki oleh sebagian besar pedagang kaki lima untuk
membiayai usaha tidak terlalu besar. Pedagang kaki lima sebagai bagian
dari usaha kecil di sektor informal yang memiliki kegiatan ekonomi rakyat
berskala kecil. Dalam UU no 9 Tahun 1995 juga ditetapkan beberapa
kriteria usaha kecil yang salah satunya adalah memiliki kekayaan bersih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
paling banyak 200 juta rupiah, tidak termasuk tanah dan bagunan tempat
usaha.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan modal usaha
yang besar maupun kecil, pedagang kaki lima memiliki persepsi yang baik
tentang konsep Business Entity. Dan itu semua tidak memberikan
pengaruh terhadap persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business
Entity.
3. Persepsi Pedagang Kaki Lima tentang Konsep Business Entity
ditinjau dari Pengalaman Berwirausaha Dari perhitungan analisis data dengan menggunakan One Way Anova
diketahui bahwa ada perbedaan persepsi Pedagang Kaki Lima ditinjau
dari Pengalaman Berwirausaha. Kesimpulan ini didukung oleh hasil
perhitungan nilai F hitung = 3,610 lebih besar dari F tabel = 2,575 . Nilai
probabilitas asymp.sig adalah 0,012 lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05
(95%).
Berdasarkan deskripsi data persepsi pedagang kaki lima tentang
konsep Business Entity ditinjau dari pengalaman berwirausaha diperoleh
data sebagai berikut: dari 50 responden , : 1) > 20 tahun, 4 (80%)
responden memiliki persepsi sangat baik, 1 (20%) responden memiliki
persepsi baik, ; 2) 15,1 s/d 20 tahun, 2 (13%) responden memiliki persepsi
sangat baik, 3 (20%) responden memiliki persepsi baik, 4 (27%)
responden memiliki persepsi cukup baik, 4 (27%) responden memiliki
persepsi kurang baik, 2 (13%) responden memiliki persepsi tidak baik ; 3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
10,1 s/d 15 tahun, 5 (36%) responden memiliki persepsi sangat baik, 4
(29%) responden memiliki persepsi baik, 2 (14%) responden memiliki
persepsi cukup baik, 3 (21%) responden memiliki persepsi kurang baik ; 4)
5,1 s/d 10 tahun, 1 (8%) responden memiliki persepsi sangat baik, 7 (53%)
responden memiliki persepsi baik, 3 (23%) responden memiliki persepsi
kurang baik, 2 (15%) responden memiliki persepsi tidak baik ; 5) < 5
tahun, 1 (33,4%) responden memiliki persepsi sangat baik, 1 (33,4%)
responden memiliki persepsi baik, 1 (33,4%) responden memiliki persepsi
kurang baik.
Dalam hal ini faktor pengalaman berwirausaha dapat digunakan untuk
memprediksi perbedaan persepsi pedagang kaki lima tentang konsep
Business Entity. Maka dapat disimpulkan semakin lama pengalaman
berwirausaha pedagang kaki lima akan membuat persepsi yang baik
tentang konsep Business Entity. Dan sebaliknya semakin singkat
pengalaman berwirausaha pedagang kaki lima akan membuat persepsi
yang buruk tentang konsep Business Entity. Hasil penelitian ini sejalan
dengan hipotesis awal yang menduga ada perbedaan persepsi pedagang
kaki lima tentang konsep Business Entity ditinjau dari pengalaman
berwirausaha. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sekalipun stimulus
yang diterima oleh pedagang sama tapi pengalaman berbeda maka ada
kemungkinan hasil persepsi akan tidak sama.
Menurut peneliti adanya perbedaan persepsi pedagang kaki lima
tentang konsep Business Entity ditinjau dari pengalaman berwirausaha
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
disebabkan pedagang kaki lima yang memiliki pengalaman berwirausaha
relatif lama pernah menjalankan usaha dengan jenis yang sama, baik
bekerja di tempat milik orang lain maupun mengelola sendiri usahanya.
Hal ini akan membuat pedagang kaki lima mendapatkan lebih banyak
pengetahuan tentang pentingnya penerapan konsep Business Entity bagi
usaha perdagangangan yang didapatkan dari kebiasaan. Dan itu semua
dapat memberikan pengaruh terhadap persepsi pedagang kaki lima tentang
konsep Business Entity.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah mengadakan penelitian dan analisis data, maka penelitian ini
menyimpulkan bahwa:
1. Tidak ada perbedaan pesepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business
Entity ditinjau dari tingkat pendidikan. Hal ini didukung dengan hasil
perhitungan nilai F hitung 2,109 lebih kecil dari F tabel = 2,575 . Dan
nilai probabilitas atau assymp.sig adalah 0,095 lebih besar dari pada taraf
signifikansi α = 0,05. ( 0,095 > 0,05)
2. Tidak ada perbedaan pesepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business
Entity ditiinjau dari besarnya modal usaha. Hal ini didukung dengan hasil
perhitungan nilai F hitung = 0,421 lebih kecil dari F tabel = 2,575 . Dan
nilai probabilitas atau assymp.sig adalah 0,739 lebih besar dari pada taraf
signifikansi α = 0,05. ( 0,739 > 0,05)
3. Ada perbedaan pesepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity
ditinjau dari pengalaman berwirausaha. Hal ini didukung dengan hasil
perhitungan nilai F hitung = 3,610 lebih besar dari F tabel = 2,575 .
Dan nilai probabilitas atau assymp.sig adalah 0,012 lebih kecil dari pada
taraf signifikansi α = 0,05. ( 0,012 < 0,05)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
B. Keterbatasan Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, penulis telah berusaha semaksimal
mungkin namun masih terdapat pula keterbatasan. Keterbatasan yang menjadi
kendala bagi penulis antara lain:
1. Penulis menyadari adanya kemungkinan ketidakjujuran responden dalam
menjawab kuesioner. Jika ternyata responden menjawab tidak jujur, maka
hasil penelitian ini tentu saja tidak memberikan gambaran yang obyektif.
2. Keterbatasan penelitian ini menyangkut biaya, kemampuan dan waktu
sehingga peneliti hanya dapat meneliti persepsi pedagang kaki lima
tentang konsep Business Entity ditinjau dari tingkat pendidikan, besarnya
modal usaha dan pengalaman berwirausaha , padahal mungkin masih
banyak faktor yang mempengaruhi persepsi pedagang kaki lima tentang
konsep Business Entity.
C. Saran – saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti mencoba mengajukan
beberapa saran sebagai berikut:
1. Sejalan dengan hasil penelitian pertama yang menunjukan bahwa tidak ada
perbedaan pesepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity
ditinjau dari tingkat pendidikan. Dalam penelitian ini baik pedagang kaki
lima yang memiliki tingkat pendidikan Diploma atau Sarjana maupun
yang tidak mengalami pendidikan memiliki persepsi yang sama tentang
konsep Business Entity. Konsep Business Entity memberikan pengaruh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
yang besar dalam pelaksanaan usaha karena dalam realisasinya
memisahkan harta pribadi dengan harta usaha sehingga pedagang akan
mudah dalam mengidentifikasi segala pengeluaran dan pemasukan dalam
usaha. Hal tersebut tentu saja akan mempermudah pedagang dalam
mengidentifikasi laba usaha sehingga usaha akan lebih mudah
berkembang. Maka diharapkan pihak pengelola pedagang kaki lima
memberikan fasilitas pengetahuan yang menunjang usaha. Misalnya
dengan memberikan kesempatan bagi pedagang kaki lima untuk mengikuti
bimbingan dan pelatihan yang menunjang profesinya sebagai pedagang.
2. Sejalan dengan hasil penelitian pertama yang menunjukan bahwa tidak ada
perbedaan pesepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity
ditinjau dari besarnya modal usaha. Dalam penelitian ini baik pedagang
kaki lima yang memiliki modal usaha besar maupun kecil memiliki
persepsi yang sama tentang konsep Business Entity. Maka modal usaha
bukan menjadi persoalan bagi pedagang kaki lima. Dengan modal yang
kecilpun, tidak mempengaruhi mereka dalam menjalankan kegiatan
berdagang. Maka diharapkan pihak pengelola dapat bekerjasama dengan
pihak lain untuk memberikan dana tambahan kepada pedagang kaki lima.
3. Sejalan dengan hasil penelitian pertama yang menunjukan bahwa ada
perbedaan pesepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity
ditinjau dari pengalaman berwirausaha. Maka disarankan supaya pedagang
kaki lima lebih banyak berlatih dan selalu berani mencoba hal – hal baru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
sehubungan dengan usahaya. Sehingga dapat memberikan pengalaman
baru dan ilmu dari kebiasaan tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
DAFTAR PUSTAKA
Abas Kartadinata. 1983. Pembelajaran, Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta: Bina Aksara
Adi Sasono. 1980. Pembangunan Sektor Informal. Jakarta: PT Gramedia
Ahmed Riahi, Belkaovi. 2000. Teori Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat
Ary H. Gunawan. 1995. Kebijakan-Kebijakan Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka
Cipta
Bambang Priyanto. 1990. Dasar-Dasar Pembelajaran Perusahaan. Yogyakarta: Yayasan Badan Penerbit Gajah Mada
Eridian. 1993.(Tidak dipublikasikan) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Keberhasilan Usaha Sektor Informal (Studi Kasus pedagang kaki lima di Daerah banjarsari Pasar kotamadya Surakarta). Yogyakarta: Skripsi, program Sarjana IKIP
Hirahman dan Suad Husnan. 2000. Manajemen Personalia. Yogyakarta: BPFE
Hernawi F. Taslim. 1993 Pengusaha Kaki Lima sebagai Pelaku Ekonomi di Perkotaan. Jakarta: Buletin Ekonomi Bapindo
Hidayat. 1978. Masalah dan Prospek Pengembangan Sektor Informal dalam
Pembangunan Nasional. Bandung: Penelitian dan Pengembangan Fakultas Ekonomi UNPAD
Idris Zahara, Prof.M.A. 1984. Manajemen Personalia. Yogyakarta: BPFE
Jakoeb Hidayat dan Koesdjono. 1988. Hubungan Ketenaga Kerjaan. Jakarta: Karunika
Manullang. 1987. Manajemen Personalia. Jakarta: Ghalia Indonesia
Muhammad Ali. 1989. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Amani
Munawir. 1990. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberti
Poerwodarminto. 1976. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Sudjana. 1996. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito
Sondang Siagian. 1989. Teori Motivasi dan Aplikasi. Jakarta: Bina Aksara
Sugiyono, Dr. 1998. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV. Alfabeta
Suharsimi Arikunto., Prof. Dr. 1996. Manajemen Penelitian. Jakarta. PT. Rineke Cipta
Suharsimi Arikunto., Prof. Dr. 2000. Manajemen Penelitian. Jakarta. PT. Rineke
Cipta Suharsimi Arikunto., Prof. Dr. 2003. Manajemen Penelitian. Jakarta. PT. Rineke
Cipta Suwardjono. 1989. Teori Akuntansi. Yogyakarta: BPFE
Tadjudin Noer Efendi dan Chris Manning. 1991. Urbanisasi dan Pengangguran, Sektor Informal. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
Tim Pengembangan MKDK IKIP Semarang. 1995. Dasar-Dasar Pendidikan.
IKIP; Semarang Press Umar Tirtahardja dan La Sulo. 1994. Pengantar Pendidikan. Jakarta. Departemen
Pendidikan dan Kebudayan. UU No2 Tahun 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional
Wuradji. 1988. Sosiologi Pendidikan Sebuah Pendekatan Sosio Antropologi. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
http://www.sentrakukm.com/inde2.php?option=com_doman&task=doc-
view&gid=24&Itemid=58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 1 Kuesioner
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
PRODI PENDIDIKAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
Mrican, Tromol Pos 29 (515352, 513301) YOGYAKARTA
KUESIONER PENELITIAN Persepsi Pedagang Kaki Lima Tentang Konsep Business Entity Ditinjau
Dari Tingkat Pendidikan, Besarnya Modal Usaha, dan Pengalaman Berwirausaha
Oleh: Sella Windya Nugraheni
Pendidikan Akuntansi - FKIP
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2008
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Hal : Pengisian Kuesioner Kepada Yth
Bapak/Ibu/Sdra/i Pengusaha Resto
Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta
Dengan hormat,
Penulis adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi,
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, FKIP, Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta. Kami bermaksud mengadakan kegiatan penelitian
dengan judul “Persepsi Pedagang Kaki Lima Tentang Konsep Business
Entity Ditinjau Dari Tingkat Pendidikan, Besarnya Modal Usaha dan
Pengalaman Berwirausaha.” Kegiatan penelitian ini merupakan
kegiatan ilmiah wajib bagi mahasiswa untuk menyelesaikan tugas akhir
atau skripsi yang merupakan prasyarat kelulusan pada Program Studi
Pendidikan Akuntansi, JPIPS, FKIP.
Sehubungan dengan hal tersebut, kami mohon kesediaan Saudara
menjadi responden penelitian ini. Penulis berharap Saudara berkenan
untuk menjawab keseluruhan pertanyaan sesuai dengan keadaan yang
sesungguhnya. Sejalan dengan etika penelitian, penulis akan menjamin
kerahasiaan jawaban Saudara dan memastikan bahwa jawaban Saudara
hanyalah semata-mata untuk mencapai tujuan penelitian ilmiah ini. Penulis
menyadari bahwa pengisian kuesioner ini sedikit banyak mengganggu
akivitas Saudara. Oleh sebab itu, penulis mohon maaf sebelumnya.
Demikian permohonan kami. Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami
ucapkan terima kasih.
Yogyakarta, Juli 2008
Hormat Saya,
Sella Windya N
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
KUESIONER
BAGIAN I
IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama : ......................................................
2. Usia : .......................................................
PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER
Beri tanda silang untuk alternatif yang sesuai Tingkat Pendidikan 1. Pendidikan terakhir anda
a. Diploma atau Perguruan Tinggi b. SMA / SMK c. SMP d. SD e. Tidak Sekolah
Modal Usaha 1. Besarnya uang awal yang dipakai untuk membiayai usaha di tempat ini
a. > Rp3.000.000 b. Rp2.250.001 – Rp3.000.000 c. Rp1.500.001 – Rp2.250.000 d. Rp750.001 – Rp1500.000 e. < Rp 750.000
Pengalaman Berwirausaha 1. Lama anda menjalankan profesi sebagai pedagang kaki lima
a. Di atas 20 tahun b. 15,1 s/d 20 tahun c. 10,1 s/d 15 tahun d. 5,1 s/d 10 tahun e. Kurang dari 5 tahun
PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER
Berilah tanda silang ( X ) untuk jawaban yang Anda anggap paling sesuai dengan keadaan pada kotak yang disediakan di sebelah kanan setiap pernyataan. SS : Jika jawaban Anda sangat setuju SS : Jika jawaban Anda setuju TS : Jika jawaban Anda tidak setuju STS : Jika jawaban Anda sangat tidak setuju
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
BAGIAN II Persepsi Pedagang Kaki Lima Tentang Konsep Business Entity
No PERNYATAAN SS S TS STS
1 Pengeluaran belanja yang dipakai berdagang dicatat sebagai beban usaha.
2 Perlu mencatat pengeluaran sehari-hari yang digunakan dalam keluarga.
3 Mencatat pengeluaran belanja yang dipakai berdagang dengan pengeluaran sehari-hari yang digunakan dalam keluarga menjadi satu.
4 Perlu mencocokan antara catatan yang telah anda buat dengan untung yang anda dapatkan setelah selesai berdagang.
5 Pemasukan sehari-hari dalam usaha merupakan pendapatan.
6 Pengeluaran untuk penerangan yang digunakan dalam berdagang merupakan beban usaha.
7 Perlu mencatat pengeluaran listrik yang digunakan dalam keluarga.
8 Perlu mencatat pengeluaran bensin yang digunakan untuk keluarga (mengantar anak ke sekolah, acara keluarga, dll)
9 Pengeluaran bensin yang digunakan untuk berdagang (belanja kebutuhan untuk berdagang) merupakan beban usaha.
10 Pengeluaran untuk sewa tempat usaha merupakan beban usaha.
11 Tidak perlu mencatat pengeluaran untuk retribusi (sampah) sebagai beban usaha.
12 Pengeluaran uang untuk membayar cicilan pinjaman kepada bank, merupakan beban usaha.
13 Anda tidak membutuhkan bantuan orang lain untuk mencatat pengeluaran dan pemasukan yang terjadi dalam usaha.
14 Harta usaha bukan merupakan harta pribadi.
15 Tidak perlu memisahkan harta usaha dengan harta pribadi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
No PERNYATAAN SS S TS STS
16 Harta pribadi dicatat sebagai modal jika dipakai dalam usaha.
17 Tidak perlu mencatat harta pribadi yang digunakan dalam usaha.
18 Menggunakan harta pribadi untuk keperluan usaha
19 Setiap anggota keluarga apabila membeli dagangan sediri, dicatat sebagai pendapatan usaha
20 Setiap anggota keluarga apabila membeli dagangan sendiri, dianggap gratis.
- TERIMA KASIH -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
LAMPIRAN 2
Data Validitas dan Reliabilitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
DATA MENTAH VALIDITAS DAN RELIABILITAS
Persepsi Pedagang Kaki Lima Tentang Konsep Business Entity
NO NO PERTANYAAN total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 1 3 1 3 3 4 1 4 2 3 4 1 4 4 3 4 1 4 4 4 3 4 64 2 4 2 2 3 2 2 2 1 3 2 2 4 3 2 4 1 3 3 3 3 2 53 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 1 4 4 3 4 4 80 4 4 3 4 4 1 1 1 1 4 1 1 4 4 3 4 1 3 4 3 3 1 56 5 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 1 1 4 4 1 3 1 3 3 4 67 6 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 80 7 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 84 8 3 1 3 1 2 1 2 4 1 2 1 2 3 4 3 1 3 3 3 3 2 48 9 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 83
10 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 1 3 1 4 4 4 4 4 69 11 2 2 2 2 1 3 2 3 2 1 1 4 2 2 2 1 2 2 2 2 2 42 12 3 3 4 4 3 1 3 3 4 3 1 4 3 3 3 1 3 3 4 3 3 63 13 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 82 14 4 4 3 3 1 3 1 3 4 1 4 2 1 4 4 1 1 4 3 3 1 57 15 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 1 4 4 1 3 1 3 3 4 71 16 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 84 17 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 84 18 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 84 19 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 82 20 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 86 21 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 78 22 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 80 23 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 84 24 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 76 25 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 70 26 3 3 4 4 1 1 3 3 3 1 1 4 3 2 3 3 1 3 4 3 3 56 27 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 73 28 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 1 3 4 4 4 4 3 4 4 4 78 29 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 77 30 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 79 31 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 76 32 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 73 33 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 83 34 3 4 4 4 3 1 4 2 3 3 1 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 70 35 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 77 36 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 74 37 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 81 38 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 80 39 3 4 4 4 2 2 3 3 4 2 2 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 67 40 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 78 41 4 4 4 4 4 2 3 3 4 4 2 2 3 3 4 3 4 3 4 4 4 72 42 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 82 43 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 82 44 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 1 4 4 3 4 3 4 4 4 4 78 45 3 1 3 3 4 1 4 2 3 4 1 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 65 46 4 2 2 3 2 2 2 1 3 2 2 3 3 4 4 4 4 3 4 4 2 60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
47 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 77 48 4 3 4 3 1 1 1 1 4 1 1 4 4 4 4 3 4 4 4 4 1 60 49 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 77 50 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Reliability Warnings The covariance matrix is calculated and used in the analysis. The determinant of the covariance matrix is zero or approximately zero. Statistics based on its inverse matrix cannot be computed and they are displayed as system missing values.
Case Processing Summary N %
Valid 50 100.0Excluded(a) 0 .0
Cases
Total 50 100.0a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based
on Standardized
Items N of Items .900 .899 21
Item Statistics Mean Std. Deviation N no1 3.66 .519 50 no2 3.58 1.012 50 no3 3.58 .609 50 no4 3.58 .642 50 no5 3.28 .991 50 no6 3.08 1.104 50 no7 3.42 .883 50 no8 3.32 .913 50 no9 3.90 .886 50 no10 3.30 .995 50 no11 3.08 1.158 50 no12 3.36 .964 50 no13 3.50 .814 50 no14 3.58 .702 50 no15 3.70 .505 50 no16 3.18 1.240 50 no17 3.60 .728 50 no18 3.58 .731 50 no19 3.66 .519 50 no20 3.76 .687 50 no21 3.46 .885 50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
The covariance matrix is calculated and used in the analysis. Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted no1 69.50 104.786 .290 . .900 no2 69.58 95.228 .602 . .893 no3 69.58 102.085 .462 . .897 no4 69.58 100.249 .582 . .894 no5 69.88 92.679 .759 . .888 no6 70.08 93.136 .647 . .891 no7 69.74 95.339 .697 . .890 no8 69.84 96.790 .585 . .893 no9 69.26 100.237 .401 . .898 no10 69.86 92.939 .741 . .889 no11 70.08 90.647 .733 . .888 no12 69.80 107.959 -.037 . .911 no13 69.66 99.943 .462 . .897 no14 69.58 102.820 .339 . .899 no15 69.46 104.539 .324 . .899 no16 69.98 91.857 .620 . .893 no17 69.56 99.272 .574 . .894 no18 69.58 102.167 .368 . .899 no19 69.50 103.153 .447 . .897 no20 69.40 99.265 .614 . .894 no21 69.70 94.990 .716 . .890
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items 73.16 108.137 10.399 21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
LAMPIRAN 3
Data Induk Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
DATA MENTAH PENELITIAN Data persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity
No. pertanyaan/ responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 total
1 3 1 3 3 4 1 4 2 3 4 1 4 3 4 1 4 4 4 3 4 602 4 2 2 3 2 2 2 1 3 2 2 3 2 4 1 3 3 3 3 2 493 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 1 2 1 3 1 4 684 4 3 4 4 1 1 1 1 4 1 1 4 3 4 1 3 4 3 1 1 505 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 1 3 1 3 3 4 666 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 767 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 1 3 3 2 3 1 3 3 4 668 3 1 3 1 2 1 2 4 1 2 1 3 4 3 1 3 3 3 3 2 469 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 1 2 3 2 4 1 6710 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 1 3 1 4 4 4 4 4 6611 2 2 2 2 1 3 2 3 2 1 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 3812 3 3 4 4 3 1 3 3 2 3 1 3 3 3 1 3 3 4 3 3 5613 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 7514 4 3 3 3 1 3 1 3 3 1 4 1 4 4 1 1 4 3 3 1 5115 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 1 4 4 1 3 1 3 3 4 6516 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 2 3 2 4 3 3 3 4 4 4 6717 1 3 3 3 2 4 1 4 1 3 1 2 3 3 3 3 1 3 3 3 5018 3 1 1 2 4 2 3 3 3 3 1 4 3 3 2 1 2 3 3 3 5019 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 1 2 4 3 1 2 3 2 2 6020 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4 2 4 2 3 2 4 2 6421 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 2 1 3 3 1 2 2 3 1 5822 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 2 1 3 2 2 2 2 3 2 3 5923 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 2 4 2 4 3 1 2 2 4 6524 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 7325 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 6626 3 3 4 4 1 1 3 3 3 1 1 3 2 3 3 1 3 4 3 3 5227 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 6928 4 4 4 4 3 3 2 2 1 3 3 3 2 1 4 1 3 2 1 3 5329 2 3 2 1 3 2 1 3 2 3 1 2 4 2 4 2 1 3 1 3 4530 1 4 1 4 1 3 2 3 4 3 3 4 3 2 1 3 1 1 2 3 4931 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 7232 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 7033 3 4 4 4 4 4 4 2 3 3 4 1 1 2 4 3 4 3 3 3 6334 3 4 4 4 3 1 4 2 3 3 1 4 4 4 3 4 4 4 4 3 6635 3 2 1 3 3 4 1 3 3 2 3 1 3 4 2 3 2 1 4 3 5136 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 7237 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 7738 4 2 1 2 4 3 4 2 3 1 2 3 3 2 4 1 3 2 3 2 5139 3 4 4 4 2 2 3 3 4 2 2 3 4 4 3 4 3 4 3 3 6440 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 7441 4 4 4 4 4 2 3 3 4 4 2 3 3 4 3 4 3 4 4 4 7042 3 3 3 4 4 1 1 1 3 3 4 1 3 4 2 4 3 4 2 1 5443 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 7844 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 7745 3 1 3 3 4 1 4 2 3 4 1 3 4 3 4 4 3 3 4 4 6146 4 2 2 3 2 2 2 1 3 2 2 3 4 4 4 4 3 4 4 2 5747 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 7348 4 3 4 3 1 1 1 1 4 1 1 4 4 4 3 4 4 4 4 1 5649 1 3 3 4 1 3 4 2 3 3 4 2 1 3 4 2 1 2 4 2 5250 4 3 3 3 2 1 1 1 2 1 4 3 1 2 4 2 1 4 1 1 44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Data tingkat pendidikan pedagang kaki lima
responden pendidikan1 3 2 2 3 5 4 3 5 5 6 3 7 3 8 5 9 5 10 1 11 2 12 3 13 4 14 5 15 5 16 4 17 4 18 4 19 4 20 4 21 4 22 4 23 4 24 4 25 4 26 2 27 3 28 4 29 4 30 4 31 5 32 4 33 4 34 4 35 3 36 5 37 3 38 4 39 4 40 4 41 5 42 3 43 5 44 4 45 4 46 4 47 4 48 4 49 5 50 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Data modal usaha pedagang kaki lima :
responden modal 1 3 2 3 3 3 4 3 5 3 6 4 7 3 8 3 9 4 10 4 11 2 12 3 13 4 14 3 15 3 16 5 17 2 18 4 19 4 20 5 21 5 22 4 23 2 24 3 25 4 26 3 27 4 28 4 29 5 30 4 31 3 32 5 33 4 34 4 35 4 36 5 37 4 38 3 39 5 40 4 41 4 42 4 43 5 44 2 45 4 46 4 47 3 48 4 49 5 50 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Data pengalaman berwirausaha pedagang kaki lima :
responden pengalaman1 4 2 3 3 2 4 1 5 5 6 3 7 2 8 4 9 2 10 3 11 2 12 4 13 5 14 2 15 3 16 4 17 4 18 3 19 2 20 1 21 4 22 3 23 2 24 1 25 3 26 3 27 4 28 2 29 4 30 2 31 3 32 4 33 3 34 2 35 4 36 3 37 2 38 4 39 2 40 5 41 3 42 4 43 5 44 3 45 4 46 3 47 5 48 4 49 4 50 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
LAMPIRAN 4 Analisis Data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Uji normalitas
Persepsi Pedagang kaki Lima Tentang Konsep Business Entity ditinjau dari Tingkat Pendidikan
Descriptive Statistics N Mean Std. Deviation Minimum Maximum Persepsi 11 64.27 10.130 46 78
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Diploma/ Sarjana
N 11Normal Parameters(a,b) Mean 64.27 Std. Deviation 10.130Most Extreme Differences
Absolute .256
Positive .160 Negative -.256Kolmogorov-Smirnov Z .849Asymp. Sig. (2-tailed) .467
a Test distribution is Normal. b Calculated from data. Descriptive Statistics N Mean Std. Deviation Minimum Maximum Persepsi 26 61.15 9.515 44 77
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test SMA/SMK N 26
Mean 61.15Normal Parameters(a,b) Std. Deviation 9.515
Absolute .088Positive .088
Most Extreme Differences
Negative -.086Kolmogorov-Smirnov Z .448Asymp. Sig. (2-tailed) .988
a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Descriptive Statistics N Mean Std. Deviation Minimum Maximum Persepsi 9 62.11 10.337 50 77
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test SMP N 9
Mean 62.11Normal Parameters(a,b) Std. Deviation 10.337
Absolute .167Positive .167
Most Extreme Differences
Negative -.133Kolmogorov-Smirnov Z .502Asymp. Sig. (2-tailed) .963
a Test distribution is Normal. b Calculated from data. Descriptive Statistics N Mean Std. Deviation Minimum Maximum Persepsi 3 46.33 7.371 38 52
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test SD N 3
Mean 46.33Normal Parameters(a,b) Std. Deviation 7.371
Absolute .308Positive .221
Most Extreme Differences
Negative -.308Kolmogorov-Smirnov Z .533Asymp. Sig. (2-tailed) .939
a Test distribution is Normal. b Calculated from data. Warnings
There are not enough valid cases for processing. No statistics are computed. Descriptive Statistics N Mean Std. Deviation Minimum Maximum Persepsi 1 66.00 . 66 66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Persepsi Pedagang kaki Lima Tentang Konsep Business Entity ditinjau dari Besarnya Modal Usaha
Warnings
There are not enough valid cases for processing. No statistics are computed. Descriptive Statistics N Mean Std. Deviation Minimum Maximum Persepsi 11 57.82 9.053 46 73
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Cukup N 11
Mean 57.82Normal Parameters(a,b) Std. Deviation 9.053
Absolute .194Positive .194
Most Extreme Differences
Negative -.150Kolmogorov-Smirnov Z .644Asymp. Sig. (2-tailed) .800
a Test distribution is Normal. b Calculated from data. Descriptive Statistics N Mean Std. Deviation Minimum Maximum Persepsi 22 62.36 8.894 49 77
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Besar N 22
Mean 62.36Normal Parameters(a,b) Std. Deviation 8.894
Absolute .086Positive .081
Most Extreme Differences
Negative -.086Kolmogorov-Smirnov Z .405Asymp. Sig. (2-tailed) .997
a Test distribution is Normal. b Calculated from data. Descriptive Statistics N Mean Std. Deviation Minimum Maximum Persepsi 16 63.44 10.942 44 78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Sangat Besar
N 16Mean 63.44
Normal Parameters(a,b) Std. Deviation 10.942Absolute .208Positive .118
Most Extreme Differences
Negative -.208Kolmogorov-Smirnov Z .832Asymp. Sig. (2-tailed) .493
a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
Persepsi Pedagang kaki Lima Tentang Konsep Business Entity ditinjau dari Pengalaman Berwirausaha
Descriptive Statistics N Mean Std. Deviation Minimum Maximum Persepsi 2 61.50 16.263 50 73
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Sangat Singkat
N 2Mean 61.50
Normal Parameters(a,b) Std. Deviation 16.263Absolute .260Positive .260
Most Extreme Differences
Negative -.260Kolmogorov-Smirnov Z .368Asymp. Sig. (2-tailed) .999
a Test distribution is Normal. b Calculated from data. Descriptive Statistics N Mean Std. Deviation Minimum Maximum Persepsi 13 59.08 11.161 38 77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Singkat N 13
Mean 59.08Normal Parameters(a,b) Std. Deviation 11.161
Absolute .209Positive .135
Most Extreme Differences
Negative -.209Kolmogorov-Smirnov Z .753Asymp. Sig. (2-tailed) .622
a Test distribution is Normal. b Calculated from data. Descriptive Statistics N Mean Std. Deviation Minimum Maximum Persepsi 14 63.86 9.306 49 77
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Cukup Lama
N 14Mean 63.86
Normal Parameters(a,b) Std. Deviation 9.306Absolute .120Positive .113
Most Extreme Differences
Negative -.120Kolmogorov-Smirnov Z .450Asymp. Sig. (2-tailed) .987
a Test distribution is Normal. b Calculated from data. Descriptive Statistics N Mean Std. Deviation Minimum Maximum Persepsi 15 56.40 7.818 45 70
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Lama N 15
Mean 56.40Normal Parameters(a,b) Std. Deviation 7.818
Absolute .120Positive .120
Most Extreme Differences
Negative -.112Kolmogorov-Smirnov Z .466Asymp. Sig. (2-tailed) .982
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
a Test distribution is Normal. b Calculated from data. Descriptive Statistics N Mean Std. Deviation Minimum Maximum Persepsi 6 71.67 5.465 64 78
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Sangat Lama
N 6Mean 71.67
Normal Parameters(a,b) Std. Deviation 5.465Absolute .263Positive .183
Most Extreme Differences
Negative -.263Kolmogorov-Smirnov Z .644Asymp. Sig. (2-tailed) .801
a Test distribution is Normal. b Calculated from data. Uji hipotesis
1. Persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity ditinjau dari
tingkat pendidikan
Oneway Descriptives
N Mean Std.
Deviation Std. Error
95% Confidence Interval for Mean Minimum Maximum
Lower Bound Upper Bound
1 1 66.00 . . . . 66 66 2 3 46.33 7.371 4.256 28.02 64.64 38 52 3 9 62.11 10.337 3.446 54.17 70.06 50 77 4 26 61.15 9.515 1.866 57.31 65.00 44 77 5 11 64.27 10.130 3.054 57.47 71.08 46 78 Total 50 61.22 10.152 1.436 58.33 64.11 38 78
Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic df1 df2 Sig. .305(a) 3 45 .821
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
a Groups with only one case are ignored in computing the test of homogeneity of variance for persepsi. ANOVA
Sum of
Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 797.458 4 199.365 2.109 .095 Within Groups 4253.122 45 94.514 Total 5050.580 49
2. Persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity ditinjau dari
besarnya modal usaha
Oneway Descriptives
N Mean Std.
Deviation Std. Error
95% Confidence Interval for Mean Minimum Maximum
Lower Bound Upper Bound
2 4 57.50 17.059 8.529 30.36 84.64 38 77 3 15 59.87 9.643 2.490 54.53 65.21 46 73 4 22 61.95 9.509 2.027 57.74 66.17 44 77 5 9 63.33 10.259 3.420 55.45 71.22 45 78 Total 50 61.22 10.152 1.436 58.33 64.11 38 78
Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic df1 df2 Sig. 1.475 3 46 .234
ANOVA
Sum of
Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 134.892 3 44.964 .421 .739 Within Groups 4915.688 46 106.863 Total 5050.580 49
3. Persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity ditinjau dari
pengalaman berwirausaha
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Oneway Descriptives
N Mean Std.
Deviation Std. Error
95% Confidence Interval for Mean Minimum Maximum
Lower Bound Upper Bound
1 3 62.33 11.590 6.692 33.54 91.13 50 73 2 13 59.08 11.161 3.096 52.33 65.82 38 77 3 14 63.86 9.306 2.487 58.48 69.23 49 77 4 15 56.40 7.818 2.018 52.07 60.73 45 70 5 5 73.20 4.438 1.985 67.69 78.71 66 78
Total 50 61.22 10.152 1.436 58.33 64.11 38 78
Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1.753 4 45 .155 ANOVA
Sum of
Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 1226.876 4 306.719 3.610 .012 Within Groups 3823.704 45 84.971 Total 5050.580 49
Deskripsi data
1. Data responden berdasarkan asal resto
Deskripsi Responden Berdasarkan Asal Resto
No Asal Resto Frekuensi (responden)
Frekuensi Relatif (%)
1
2
Resto PKL Mrican
Taman Kuliner Condong
Catur
22
28
44
56
JUMLAH 50 100 Sumber : Data Primer
2. Data Variabel Pendidikan
Berikut ini disajikan tabel deskripsi data tingkat pendidikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
No Interval Kelas FrekuensiFrekuensi
Relatif (%) Kategori
1
2
3
4
5
Diploma/Perguruan Tinggi
SMA / SMK
SMP
SD
Tidak Sekolah
11
26
9
3
1
22
52
18
6
2
Sangat tinggi
Tinggi
Cukup
Rendah
Sangat Rendah
JUMLAH 50 100
Sumber : Data Primer
3. Data modal usaha
No Interval Kelas FrekuensiFrekuensi
Relatif (%) Kategori
1
2
3
4
5
> Rp3.000.000
Rp2.250.001 – Rp3.000.000
Rp1.500.001 – Rp2.250.000
Rp750.001 – Rp1500.000
< Rp 750.000
9
22
15
4
-
18
44
30
8
-
Sangat besar
Besar
Cukup
Kecil
Sangat Kecil
JUMLAH 50 100
Sumber : Data Primer
4. Data pengalaman berwirausaha
No. Interval Kelas FrekuensiFrekuensi
Relatif (%) Kategori
1
2
3
4
> 20 tahun
15,1 s/d 20 tahun
10,1 s/d 15 tahun
5,1 s/d 10 tahun
5
15
14
13
10
30
28
26
Sangat lama
Lama
Cukup
Singkat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
5 < 5 tahun 3 12 Sangat singkat
JUMLAH 50 100
Sumber : Data Primer
5. Data persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity
Pesepsi Pedagang Kaki Lima tentang Konsep Business Entity dijelaskan
dengan menggunakan perhitungan PAP II :
Skor Kriteria
A
B
C
D
E
81% - 100%
66% - 80%
56% - 65%
45% - 55%
< 45%
No Batas skala Kategori
interval1
interval2
interval3
interval4
interval5
Skor terendah + 81% (skor tertinggi – terendah)
Skor terendah + 66% (skor tertinggi – terendah)
Skor terendah + 56% (skor tertinggi – terendah)
Skor terendah + 46% (skor tertinggi – terendah)
< kategori kurang baik
Sangat baik
Baik
Cukup baik
Kurang baik
Tidak baik
dan ditemukan interval:
Interval 1, batas bawah = 20 + 81% (80 – 20 ) = 68,6 = 69
Interval 2, batas bawah = 20 + 66% (80 – 20) = 59,6 = 60
Interval 3, batas bawah = 20 + 56% (80 – 20) = 53,6 = 54
Interval 4, batas bawah = 20 + 46% (80 – 20) = 47,6 = 48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Deskripsi Persepsi Pedagang Kaki Lima tentang Konsep Business Entity
No. Interval Kelas Frekuensi Frekuensi
Relatif (%) Kategori
1
2
3
4
5
69 - 80
60 - 68
54 - 59
48 - 53
< 48
12
15
6
8
9
24
30
12
16
18
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang baik
Tidak baik
JUMLAH 50 100
Sumber : data primer, data diolah berdasarkan pedoman PAP tipe II
6. Data persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity ditinjau
dari tingkat pendidikan
Persepsi/ Tingkat pendidikan
SangatBaik Baik Cukup
Baik Kurang
Baik Tidak Baik Total
jml 4 4 - 2 1 11 Diploma/sarjana
% 36% 36% - 18% 10% 100%
jml 6 9 4 5 2 26 SMA / SMK
% 23% 35% 15% 19% 8% 100%
jml 3 2 2 2 - 9 SMP
% 34% 22% 22% 22% - 100%
jml - - - 2 1 3 SD
% - - - 67% 33% 100%
jml - 1 - - - 1 Tidak sekolah
% - 100% - - - 100%
jml 13 16 6 11 3 50 Total
% 26% 32% 12% 22% 6% 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
7. Data persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity ditinjau
dari besarnya modal usaha
8. Data persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity ditinjau
dari pengalaman berwirausaha
Persepsi/ Tingkat
Pendidikan
Sangatbaik Baik Cukup
baik Kurang
baik Tidak baik Total
jml 4 1 - - - 5 > 20 tahun
% 80% 20% - - - 100%
jml 2 3 4 4 2 15 15,1 s/d
20 tahun % 13% 20% 27% 27% 13% 100%
jml 5 4 2 3 - 14 10,1 s/d
15 tahun % 36% 29% 14% 21% - 100%
5,1 s/d 10 jml 1 7 - 3 2 13
Persepsi/ Besarnya Modal
Usaha
Sangatbaik Baik Cukup
baik Kurang
baik Tidak baik Total
jml 4 4 1 - - 9 >Rp3.000.000
% 44% 44% 12% - - 100%
Jml 6 7 4 5 - 22 Rp2.250.001 –
Rp3.000.000 % 27% 32% 18% 23% - 100%
jml 2 6 2 4 1 15 Rp1.500.001 –
Rp2.250.000 % 13% 40% 13% 27% 7% 100%
jml 1 2 - - 1 4 Rp750.001 –
Rp1500.000 % 25% 50% - - 25% 100%
jml - - - - - - < Rp 750.000
% - - - - - -
jml 13 19 7 9 2 50 Total
% 26% 38% 14% 18% 4% 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
tahun % 8% 53% - 23% 15% 100%
jml 1 1 - 1 - 3 < 5 tahun
% 33,4% 33,4% - 33,4% - 100%
jml 13 16 6 11 4 50 Total
% 26% 32% 12% 22% 8% 100%
9. Data identitas responden
Responden Pendidikan Modal Pengalaman Persepsi 1 SMP cukup lama baik 2 SD cukup cukup kurang baik 3 dip/sar cukup singkat baik 4 SMP cukup sangat singkat kurang baik 5 dip/sar cukup sangat lama baik 6 SMP besar cukup sangat baik 7 SMP sangat besar singkat baik 8 dip/sar cukup lama tidak baik 9 dip/sar besar singkat baik
10 tidak sekolah besar cukup baik 11 SD kecil singkat tidak baik 12 SMP cukup lama cukup 13 SMA besar sangat lama sangat baik 14 dip/sar cukup singkat kurang baik 15 dip/sar cukup cukup baik 16 SMA sangat besar lama baik 17 SMA besar lama kurang baik 18 SMA besar cukup kurang baik 19 SMA besar singkat baik 20 SMA sangat besar sangat singkat baik 21 SMA besar lama cukup 22 SMA besar cukup cukup 23 SMA besar singkat baik 24 SMA cukup sangat singkat sangat baik 25 SMA besar cukup baik 26 SD cukup cukup kurang baik 27 SMP besar lama sangat baik 28 SMA besar singkat kurang baik 29 SMA sangat besar lama tidak baik 30 SMA besar singkat kurang baik 31 dip/sar sangat besar cukup sangat baik 32 SMA sangat besar lama sangat baik 33 SMA besar cukup baik 34 SMA sangat besar singkat baik 35 SMP besar lama kurang baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
36 dip/sar sangat besar cukup sangat baik 37 SMP besar singkat sangat baik 38 SMA sangat besar lama kurang baik 39 SMA sangat besar singkat baik 40 SMA besar sangat lama sangat baik 41 dip/sar besar cukup sangat baik 42 SMP sangat besar lama cukup 43 dip/sar sangat besar sangat lama sangat baik 44 SMA sangat besar cukup sangat baik 45 SMA besar lama baik 46 SMA besar cukup cukup 47 SMA sangat besar sangat lama sangat baik 48 SMA besar lama cukup 49 dip/sar sangat besar lama kurang baik 50 SMA sangat besar singkat tidak baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Menghitung F tabel dengan cara interpolasi:
44 = 2,58
45 = ?
46 = 2,57
2,58 – 2,57 = 0,01 = 0,005
46 – 44 2
= 0,005 x (45 – 44) = 0,005
= 2,58 – 0,005 = 2,575
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 5 Tabel r
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 6 Tabel f
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 7 Surat Ijin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI