pokok pewartaan paulus dalam surat rasul paulus...

171
POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK KATEKESE UMAT DI LINGKUNGAN SANTO ANTONIUS PADUA PAROKI KALASAN YOGYAKARTA S K R I P S I Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Oleh: Bernardus Yusminardhy Wiyono NIM: 011124010 PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2007

Upload: others

Post on 31-Oct-2020

35 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS

KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK KATEKESE UMAT DI

LINGKUNGAN SANTO ANTONIUS PADUA PAROKI KALASAN

YOGYAKARTA

S K R I P S I

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik

Oleh:

Bernardus Yusminardhy Wiyono

NIM: 011124010

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN

KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2007

Page 2: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

ii

S K R I P S I

POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS

KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK KATEKESE UMAT DI

LINGKUNGAN SANTO ANTONIUS PADUA PAROKI KALASAN

YOGYAKARTA

Oleh:

Bernardus Yusminardhy Wiyono

NIM: 011124010

Telah disetujui oleh:

Pembimbing

Dr. A. Hari Kustono, Pr. Tanggal 9 Agustus 2007

Page 3: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

iii

S K R I P S I

POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS

KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK KATEKESE UMAT DI

LINGKUNGAN SANTO ANTONIUS PADUA PAROKI KALASAN

YOGYAKARTA

Dipersiapkan dan ditulis oleh:

Bernardus Yusminardhy Wiyono

NIM: 011124010

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji

pada tanggal 24 Agustus 2007

dan dinyatakan memenuhi syarat

SUSUNAN PANITIA PENGUJI

Nama Tanda tangan

Ketua : Drs. F.X. Heryatno W.W., S.J., M.Ed. .....................

Sekretaris : F.X. Dapiyanta, SFK., M.Pd. .....................

Anggota : 1. Dr. A. Hari Kustono, Pr. .....................

2. Dra. Y. Supriyati, M.Pd. .....................

3. Drs. M. Sumarno Ds., S.J., M.A. ......................

Yogyakarta, 24 Agustus 2007

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma

Dekan

Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D.

Page 4: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada

semua yang memperhatikan kegiatan pewartaan Gereja, keluarga, kekasih, teman,

dan warga Lingkungan santo Antonius Padua, Paroki Kalasan Yogyakarta.

Page 5: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

v

MOTTO

“Kamu lepas dari Kristus, jikalau kamu mengharapkan kebenaran oleh hukum Taurat;

kamu hidup di luar kasih karunia”. (Gal 5:4)

Page 6: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian orang lain, kecuali telah disebutkan dalam kutipan

dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 9 Agustus 2007

Penulis,

Bernardus Yusminardhy Wiyono

Page 7: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

vii

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “Pokok Pewartaan Paulus dalam Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Galatia untuk Katekese Umat di Lingkungan Santo Antonius Padua Paroki Kalasan Yogyakarta”. Skripsi ini dipilih berdasar pelaksanaan Katekese Umat Lingkungan santo Antonius Padua paroki Kalasan Yogyakarta yang kurang mempergunakan Kitab Suci. Proses atau langkah-langkah yang terjadi dalam pendalaman iman di Lingkungan ini masih lebih bersifat liturgis. Pendamping Katekese Umat tidak memiliki program dalam melaksanakan tugas pendampingan. Umat sebagai peserta Katekese Umat cenderung pasif dan kurang mendialogkan pengalaman hidupnya dengan pengalaman iman Kitab Suci. Oleh karena itu skripsi ini dimaksudkan untuk membantu pelaksanaan Katekese Umat di Lingkungan santo Antonius Padua paroki Kalasan Yogyakarta agar lebih optimal menggunakan Kitab Suci dengan Gal sebagai titik tolak permenungan.

Skripsi ini mengungkapkan masalah pokok mengenai apa dan bagaimana pokok pewartaan Paulus dalam Gal diterapkan dalam Katekese Umat. Dalam Gal Paulus menyatakan bahwa iman akan Kristus merupakan jalan keselamatan dan beriman berarti bebas dari belenggu Taurat. Pertama-tama pokok pewartaan tersebut dijabarkan melalui studi pustaka sebagai bahan untuk Katekese Umat di Lingkungan, kemudian data mengenai situasi umum Katekese Umat di Lingkungan santo Antonius Padua paroki Kalasan Yogyakarta diperoleh melalui wawancara. Wawancara tersebut dilakukan kepada warga Lingkungan.

Dari hasil permasalahan yang dikaji penulis menyimpulkan bahwa Paulus memiliki kekayaan ajaran dalam pelaksanaan pewartaan di Galatia. Dari pengamatan lapangan penulis melihat bahwa situasi umum Katekese Umat di Lingkungan santo Antonius Padua paroki Kalasan Yogyakarta tidak berjalan seperti digambarkan oleh Katekese Umat. Oleh karena itu penulis mengusulkan suatu program Katekese Umat dengan menggunakan Gal sebagai titik tolak pembicaraan. Program tersebut menggunakan pokok pewartaan Paulus dalam Gal sebagai inspirasi Katekese Umat, dengan cara membaca, mengartikan dan merenungkan perikopa yang diambil dari Gal. Model Katekese Umat yang digunakan dalam program tersebut mengikuti model biblis, karena Katekese Umat lebih optimal menggunakan Kitab Suci, dengan langkah-langkah yang terkandung di dalam model biblis.

Page 8: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

viii

ABSTRACT

The title “The Essence Of Paul’s Teaching In The Epistle To The Galatian For Catechese Activity In The Santo Antonius Padua Kalasan Yogyakarta, is chosen based on the fact that the use of the Bible in carrying out the people catecheses to the faithful in Santo Antonius Padua Kalasan, is not organized. The fact shows that in every catechese in the area, the discussion on the Biblle does not go deeply enough. The stage of catecheses is some what liturgical. The catechist does not have enough education in doing his task. The participants of the catechese tend to stay passive, and do not have a chance to compare their live experiences with the Bible. Based on this fact, this writing tries to help the catechis catechesis activities in Santo Antonius Padua Kalasan more optimally may make use of the epistle tothe Galatians The main issues in this writing are what and how the essence the epistle to the Galatians is appllied in people catechesis so that the use of the Biblle in catechesis is well intelligible. St. Paul’s epistle to the Galatians states belief in Christ is the revelation from the cuffig of the Toragh. The teachings of the good news are disscussed and eleborated in detail by getting data from books, observation on the catechesis activities have do to have a better background of the people there. The final result reveals that Sint Paul has rich teachings in proclaiming the good news in Galatia. St. Paul’s epistle to the Galatians can be used as the material in people catechese. The faithful has to read and understand the text. The teaching of St. Paul’s epistle to the Galatian become an ispiration in preparing catechese program appropride to the situation of the people in santo Antonius Padua Kalasan. Biblical model is applied to make the catechese activities run well. The model of catechesis has steps to folow, fist reading the Biblical text, understanding the text, seeing people life experiences and applying the Biblical values in people’s every life.

Page 9: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

ix

KATA PENGANTAR

Penulis mengambil judul skripsi ini “Pokok pewartaan Paulus dalam Surat

Rasul Paulus kepada Jemaat di Galatia untuk Katekese Umat di Lingkungan santo

Antonius Padua Paroki Kalasan Yogyakarta”. Pengolahan tentang pokok pewartaan

Paulus dalam Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Galatia juga merupakan usaha

penulis untuk menambah wawasan serta sebagai bentuk penggalian spiritualitas

hidup Kristiani. Penerapan pokok pewartaan Paulus itu ke dalam Katekese Umat

bagi penulis merupakan usaha untuk melatih diri dalam hal keterampilan, hal itu

berguna ketika penulis melaksanakan tugasnya sebagai katekis. Seorang katekis

dalam melaksanakan tugasnya mendidik dan membina iman umat yakni melalui

Katekese Umat. Iman umat yang dibina oleh katekis bersumber dari Kitab Suci, oleh

sebab itu tempat dan penggunaan Kitab Suci menjadi perlu dalam Katekese Umat.

Salah satu surat yang mendapat tempat dan akan dipergunakan di dalam Katekese

Umat ialah surat rasul Paulus kepada jemaat di Galatia.

Bagi penulis, skripsi ini merupakan langkah dan usaha dalam mempersiapkan

diri menjadi seorang katekis yang handal seperti yang ditunjukkan santo Paulus

dalam suratnya kepada jemaat di Galatia. Penulis menyadari menjadi katekis tidak

hanya sekedar mengajar tetapi perlu juga memiliki sikap berani membela Injil

Kristus seperti yang dilakukan oleh Santo Paulus ia tidak pernah gentar menghadapi

para pengajar Yahudi yang dilawannya dengan gagah berani. Penulis dengan

semangat yang demikian menjadi lebih mantap bekerja di ladang Tuhan sebagai

seorang katekis, dengan menggunakan Katekese Umat sebagai cangkulnya. Sebagai

Page 10: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

x

langkah awal bagi penulis untuk bekerja diladang Tuhan, maka penulis harus

menyelesaikan skripsi ini.

Penulisan skripsi ini dapat diselesaikan dengan bantuan yang telah diberikan

oleh beberapa pihak. Penulis dengan tulus hati ingin mengucapkan terimakasih

kepada:

1. Romo Dr. A. Harikustono Pr, selaku dosen pembimbing utama yang dengan

penuh kasih membimbing penulisan skripsi ini.

2. Romo Drs. M. Sumarno Ds., S.J., M.A. selaku dosen penguji kedua yang

mengarahkan dan membimbing dengan sabar dalam penulisan skripsi ini.

3. Ibu Dra. Y. Supriyati, M.Pd. sebagai dosen pendamping akademik sekaligus

penguji ketiga yang membimbing dalam penulisan skrpsi ini.

4. Seluruh dosen, staf dan karyawan IPPAK, yang telah banyak membantu penulis

selama studi di IPPAK.

5. Bapak dan Ibu Aloysio Wiyono dan Florentina Sunarmi serta adik-adik Yogo

Wardoyo dan Dini Setyo sebagai keluarga yang membiayai, menyemangati dan

mendukung penulis selama studi di IPPAK

6. Anastasia selaku belahan hati yang selalu setia menemani, mendampingi, dan

membantu pengerjaan skripsi ini.

7. Seluruh angkatan 2001, Antonius Puji Nugroho (ALM), Fransiskus Xaverius

(ALM), Martinus, Emanuel Paulus Matubun, Aladim, Yosafat Danang Sujati,

Fransiska Binarayati, Dian Anomsari, Tiovila Kleden, Mejureti Neli sebagai

teman senasib dalam penulisan skripsi ini.

8. Semua pihak yang telah membantu penulisan skripsi ini yang tidak dapat disebut.

Page 11: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

xi

Atas segala kebaikan dan perhatian mereka, tidak ada kata yang lebih tepat

yang dapat diungkapkan oleh penulis selain “terima kasih dan terima kasih”

Akhirnya penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat berguna bagi siapa

saja yang mempunyai minat dan perhatian terhadap studi Kitab Suci untuk katekese.

Penulis juga menyadari skripsi ini belumlah sempruna, oleh sebab itu penulis sangat

mengharapkan saran-saran dari pembaca demi kesempurnaan.

Yogyakarta, 9 Agustus 2007

Penulis

Bernardus Yusminardhy Wiyono

Page 12: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL......................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PENDAMPING .............................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iv

MOTTO ........................................................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... vi

ABSTRAK ....................................................................................................... vii

ABSTRACT...................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ...................................................................................... ix

DAFTAR ISI .................................................................................................... xii

DAFTAR SINGKATAN .................................................................................. xvii

BAB I. PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang Penulisan Skripsi ...................................................... 1

B. Rumusan Permasalahan ..................................................................... 6

C. Tujuan Penulisan ................................................................................ 7

D. Manfaat Penulisan .............................................................................. 7

E. Metode Penulisan ............................................................................... 8

F. Sistematika Penulisan ....................................................................... 8

BAB II. PAULUS DAN POKOK PEWARTAANNYADALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA ..................... 10

A. Paulus .................................................................................................. 10

1. Identitas Paulus ............................................................................. 10

a. Asal Paulus.............................................................................. 10

b. Paulus seorang anak Kota ....................................................... 12

c. Paulus seorang Farisi diaspora ................................................ 15

d. Paulus seorang rabi dari Yerusalem ....................................... 18

e. Paulus seorang nabi Kristus yang bangkit .............................. 19

f. Gambaran waktu hidup Paulus................................................ 20

2. Karya Pewartaan Paulus................................................................ 22

Page 13: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

xiii

a. Paulus merencanakan karyanya .............................................. 22

b. Perencanaan yang sulit direalisasikan..................................... 24

c. Tantangan di lapangan .......................................................... 25

d. Karya Paulus dalam Perjanjian Baru....................................... 27

e. Karya Paulus dalam gereja purba............................................ 38

B. Pokok Pewartaan Paulus dalam Suratnya bagi Jemaat di Galatia....... 30

1. Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Galatia ............................... 30

a. Penulis dan alamat tujuan surat............................................... 31

b. Latar belakang penulisan surat................................................ 32

c. Waktu dan tempat penulisan surat .......................................... 34

d. Komposisi surat ...................................................................... 34

e. Gaya surat ............................................................................... 36

f. Isi surat .................................................................................... 37

2. Pokok Pewartaan yang Disampaikan Paulus ................................ 38

a. Membela Injil Kristus ............................................................. 39

b. Keselamatan manusia.............................................................. 45

c. Jalinan relasi antara Allah dan manusia .................................. 56

BAB III. KITAB SUCI DALAM KATEKESE UMAT ................................... 65

A. Gambaran Umum Katekese ................................................................ 65

1. Pengertian Katekese ...................................................................... 66

2. Titik Tolak Katekese ..................................................................... 67

3. Tujuan Katekese............................................................................ 68

4. Isi Katekese .................................................................................. 69

5. Peserta Katekese............................................................................ 70

6. Pembimbing Katekese................................................................... 71

7. Model-model Katekese ................................................................. 72

a. Model katekismus ................................................................... 72

b. Model penjelasan pikiran ........................................................ 73

c. Model München...................................................................... 73

d. Model aktif .............................................................................. 74

e. Model pengalaman.................................................................. 74

Page 14: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

xiv

f. Model Sower ........................................................................... 75

g. Model Shield ........................................................................... 75

h. Model induktif deduktif .......................................................... 76

i. Model naratif eksperiensial ..................................................... 76

j. Model dialog partisipatif ......................................................... 77

B. Katekese Umat .................................................................................... 77

1. Latar Belakang Munculnya Katekese Umat ................................. 77

a. Budaya musyawarah ............................................................... 78

b. Arus demokrasi zaman saat Katekese Umat dicetuskan ......... 79

c. Majunya ilmu-ilmu tentang manusia ...................................... 79

d. Gambaran Gereja saat itu ........................................................ 80

2. Rumusan Katekese Umat .............................................................. 82

a. Arti dan makna Katekese Umat .............................................. 83

b. Isi Katekese Umat ................................................................... 84

c. Peserta Katekese Umat............................................................ 84

d. Pendamping Katekese Umat ................................................... 85

e. Suasana Katekese Umat .......................................................... 86

f. Tujuan Katekese Umat............................................................ 87

3. Perkembangan Ketekese Umat ..................................................... 88

a. Gagasan tentang keterlibatan umat dalam PKKI I.................. 88

b. Arti dan makna Katekese Umat dalam PKKI II...................... 89

c. Peranan pembina Katekese Umat dalam PKKI III ................ 90

d. Iman umat yang terlibat dalam masyarakat pada PKKI IV .... 91

e. Manfaat ansos dan kedudukan Kitab Suci dalam Katekese Umat pada PKKI .................................................................... 92

f. Penggalakan karya Katekese Umat dalam PKKIV................. 92

g. Katekese Umat dan KBG dalam PKKI VII ............................ 93

h. Pengupayaan Katekese Umat untuk membangun KBG yang kontekstual dalam PKKI VIII ............................................... 94

4. Model-model Katekese Umat ....................................................... 95

a. Model pengalaman hidup........................................................ 95

b. Model Biblis............................................................................ 100

Page 15: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

xv

c. Model campuran...................................................................... 102

C. Tempat Kitab Suci dalam Katekese Umat .......................................... 104

1. Pemahaman Hakikat Kitab Suci.................................................... 105

a. Pemahaman yang keliru .......................................................... 105

b. Kitab Suci sebagai kitab iman................................................. 106

2. Cara Penafsiran Kitab Suci ........................................................... 107

a. Umat juga diberi wewenang ................................................... 107

b. Pemahaman umat dihargai ...................................................... 108

c. Tetap perlu adanya bantuan .................................................... 109

3. Pengalaman Iman Umat Kitab Suci .............................................. 110

a. Allah berbicara kepada manusia ............................................. 110

b. Jalinan peristiwa hidup............................................................ 111

4. Penggunaan Kitab Suci dalam Katekese Umat............................. 113

a. Tetap relevan di setiap zaman ................................................. 113

b. Menganalogikan pengalaman.................................................. 113

c. Mempertemukan pengalaman ................................................. 114

d. Sebuah contoh menggunakan Kitab Suci dalam Katekese Umat........................................................................................ 115

BAB IV. SITUASI UMUM KATEKESE UMAT DI LINGKUNGAN SANTO ANTONIUS PADUA KALASAN YOGYAKARTA......... 118

A. Tanggal dan Tempat Penelitian........................................................... 118

B. Responden........................................................................................... 118

C. Instrument ........................................................................................... 119

D. Variable Penelitian .............................................................................. 119

E. Hasil Penelitian ................................................................................... 119

1. Keadaan Umat............................................................................... 120

2. Penggunaan Kitab Suci ................................................................. 121

3. Langkah-langkah Katekese Umat ................................................. 122

4. Peserta Katekese Umat.................................................................. 122

5. Pendamping Katekese Umat ......................................................... 123

6. Sarana Katekese Umat .................................................................. 124

7. Harapan terhadap Pelaksanaan Katekese Umat ............................ 124

Page 16: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

xvi

F. Pembahasan Hasil Wawancara di Lingkungan Santo Antonius Padua Paroki Kalasan Yogyakarta................................................................. 124

1. Langkah-langkah........................................................................... 125

2. Peserta ........................................................................................... 125

3. Pendamping................................................................................... 126

4. Sarana............................................................................................ 126

5. Penggunaan Kitab Suci ................................................................. 137

BAB V. USULAN PROGRAM KATEKESE UMAT BERDASARKAN POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK KATEKESE UMAT LINGKUNGAN SANTO ANTONIUS PADUA KALASAN YOGYAKARTA.............................................. 128

A. Latar Belakang Pemilihan Program .................................................... 128

B. Alasan Pemilihan Tema ...................................................................... 129

C. Tema dan Tujuan................................................................................. 130

D. Penjabaran Tema................................................................................. 132

E. Petunjuk Pelaksanaan Program........................................................... 136

F. Contoh Persiapan Katekese Umat Model Biblis................................. 137

BAB VI PENUTUP .......................................................................................... 147

A. Kesimpulan ......................................................................................... 147

B. Saran-saran.......................................................................................... 148

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 149

LAMPIRAN...................................................................................................... 150

Lampiran 1: Permohonan Wawancara ...................................................... (1)

Lampiran 2: Pedoman Wawancara ........................................................... (2)

Page 17: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

xvii

DAFTAR SINGKATAN

A. SINGKATAN-SINGKATAN KITAB SUCI

Singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Kitab Suci Perjanjian

Baru: dengan Pengantar dan Catatan Singkat. Ende: Arnoldus. (Dipersembahkan

kepada Umat Katolik Indonesia oleh Ditjen Bimas Katolik Departemen Agama

Republik Indonesia dalam rangka PELITA IV). Ende: Arnoldus, 1984/1085, hal. 8.

B. SINGKATAN RESMI DOKUMEN GEREJA

CT : Catechesi Tradendae, Anjuran Apostolik Paus Yohanes Paulus keII

kepada para uskup, klerus dan segenap umat beriman tentang

katekese masa kini, 16 Oktober 1979.

C. SINGKATAN LAIN

AAU : Akademi Militer Angkatan Udara

Art : Artikel

CBSA : Cara Belajar Siswa Aktif

DIY : Daerah Istimewa Yogyakarta

IPPAK : Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama

Katolik, Universitas Sanata Dharma

KBG : Komunitas Basis Gerejani

KK : Kepala Keluarga

Km : Kilometer

Page 18: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

xviii

Komkat : Komisi Kateketik

LBI : Lembaga Biblika Indonesia

M : Masehi

Mudika : Muda-mudi Katolik

PKKI : Pertemuan Kateketik antar Keuskupan Indonesia

PNS : Pegawai Negeri Sipil

Prodi : Program Studi

St : Santo

TNI AU : Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara

TV : Televisi

USD : Universitas Sanata Dharma

YKBK : Yayasan Komunikasi Bina Kasih

Page 19: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Hidup umat diwarnai dengan kerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Kebutuhan hidup agar tercukupi maka dilakukan segala usaha memenuhi kebutuhan

hidup. Banyak hal yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup seperti

berdagang, bercocok tanam dan bekerja dengan profesi masing-masing sebagai

dokter, sebagai guru, karyawan dan lain-lain. Warna hidup yang demikian kiranya

mempengaruhi kehidupan rohani seseorang. Usaha dan tindakan manusia yang

menjadi tekanan utama dalam pembangunan hidup rohani. Unsur yang lebih penting

agar keselamatan terjadi dalam kehidupan sering dilupakan yakni unsur iman. Umat

terkadang jatuh dalam hal-hal lahiriah tanpa disertai iman seperti ke gereja hanya

untuk memenuhi kewajiban, rajin datang dalam doa Lingkungan hanya untuk

kumpul-kumpul dan lain-lain, serta penggunaan Kitab Suci sebagai inspirasi hidup

beriman dirasa kurang. Hal yang dilakukan umat itu adalah usaha mendapatkan

keselamatan namun terkadang melupakan iman sebagai unsur penting keselamatan.

Dalam kehidupan umat di lingkungan dapat ditemukan kegiatan umat untuk

menumbuh-kembangkan iman, mendidik dan membina iman. Usaha tersebut sering

dikenal dengan istilah katekese atau umat lebih mengenalnya dengan pembinaan

iman. Iman yang dibina mengacu pada iman jemaat perdana. Maka dengan demikian

Kitab Suci Perjanjian Baru menjadi sarana di dalam pembinaan iman itu. Kitab Suci

sebagai sarana bina iman terkadang kurang optimal dipergunakan. Kitab Suci di

dalam pembinaan iman terkadang kurang mendapatkan tempat. Pengalaman iman di

Page 20: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

2

dalam Kitab Suci yang dapat memberi inspirasi untuk usaha bina iman kurang diolah

dengan baik.

Salah satu bagian dari Kitab Suci yang akan mendapat perhatian dalam usaha

bina iman ialah surat rasul Paulus kepada jemaat di Galatia. Surat tersebut dapat

memberi inspirasi dalam usaha bina iman dengan mengolah pengalaman iman jemaat

Galatia. Surat Galatia adalah suara Paulus yang paling keras mengungkapkan

legalisme (Gal 1:6; 3:1). Hal itu adalah keterikatan pada hukum dan peraturan yang

pada umumnya telah menggantikan kehidupan rohani. Orang mengira hidupnya

menjadi suci dan benar karena hal-hal yang tidak mereka lakukan, karena hal-hal

yang seharusnya mereka lakukan, karena pemimpin yang mereka ikuti atau karena

kelompok yang mereka masuki. Perbuatan yang telah dilakukan dianggap sebagai hal

yang paling menentukan untuk seseorang memperoleh keselamatan dari Allah

(Wiersbe, 1975: 3).

Taurat merupakan bentuk hukum Yahudi yang mengharuskan ketaatan pada

peraturan yang tidak terhitung banyaknya memenuhi segala segi kehidupan sehari-

hari. Orang Kristen Yahudi banyak yang mengatakan inilah pokok ajaran Kristen, di

mana keselamatan diperoleh jika orang tanpa cacat mentaati peraturan tersebut. Hal

ini membuat seseorang terbelenggu dalam kerapuhan dan dosanya. Mereka

berpendapat hanya Yahudilah yang dapat menjadi Kristen tulen atau setidak-tidaknya

orang bukan Yahudi yang dipermandikan harus taat pada Taurat dan menjadi Yahudi

(Haughton, 1973: 22).

Paulus yang berkarya di Galatia, baru saja meninggalkan tempat itu, beberapa

pengajar agama berkebangsaan Yahudi mulai merongrong hasil karyanya. Mereka

mengatakan bahwa Paulus tidak pernah melihat Yesus seperti Rasul-rasul lain. Paulus

Page 21: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

3

tidak diutus oleh Yesus ia bekerja hanya di bawah perintah Rasul, yang

sesungguhnya tidak pernah mengatakan bahwa hukum Yahudi tidak berlaku lagi.

Pauluslah yang menyebarkan ajaran berbahaya itu. Orang asing hanya dapat

diselamatkan jikalau mematuhi hukum Taurat. Orang-orang di Galatia menjadi

bingung untuk apa Allah memberikan hukum Taurat (Haughton, 1973: 24).

Paulus berjuang keras dalam pewartaannya ia menentang legalisme ini. Ia

yakin bahwa Yesus menghendaki pewartaan kabar gembira demi keselamatan

manusia ditujukan kepada semua orang baik Yahudi maupun non Yahudi. Legalisme

seperti ini menjadi perhatian Paulus ketika ia ada bersama para Rasul. Para Rasul

memperhitungkan apa yang menjadi perhatian Paulus itu. Pertemuan para Rasul pada

akhirnya harus memutuskan apakah orang-orang bukan Yahudi yang dipermandikan

menjadi murid Kristus harus mentaati Taurat (Gal 2:9). Dalam pertemuan itu para

Rasul sependapat bahwa tidak menjadi keharusan bagi orang kafir yang bertobat

menerima hukum Yahudi cukuplah bagi mereka mengikuti Kristus (Haughton, 1973:

22).

Surat Galatia adalah surat yang sangat menonjol berbicara tentang kebebasan

Kristiani untuk mengatasi legalisme (Gal 5:1), bahwa orang-orang bukan Yahudi

pengikut Kristus bebas dari keterikatan hukum Taurat. Surat Galatia dipenuhi dengan

pembelaan Paulus ketika berhadapan dengan pengajar agama berkebangsaan Yahudi,

untuk membebaskan orang-orang bukan Yahudi yang mengimani Kristus dari ikatan

hukum Taurat. Persoalan tentang kebebasan Kristiani menjadi penting karena orang

yang telah mendapat kebebasan beriman jangan terikat kembali pada peraturan-

peraturan yang sangat mendetail dari hukum. Paulus dalam surat Galatia

menerangkan bahwa hukum itu diberikan agar orang dapat membedakan mana yang

Page 22: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

4

benar dan mana yang baik. Kuasa dosa ada dimana-mana manusia tidak dapat

menghindarinya, Allah berjanji membebaskan manusia dari belenggu itu (Gal 3:22-

24). Jawaban Paulus yang demikian menghilangkan kebingungan orang Galatia dan

menyadarkan mereka akan keterikatannya pada hukum Taurat. Orang Kristen hidup

karena Roh bukan hidup karena hukum. Allah membebaskan manusia dari

keterikatan dosa dan maut dengan diutusNya Yesus turun ke dunia hidup di antara

manusia (Haughton, 1975: 26-27).

Orang Kristen adalah manusia yang bebas, pernyataan tentang kebebasan

Kristiani ini didasarkan pada iman akan Yesus Kristus. Kebebasan sebagai anugerah

Yesus Kristus yang disamakan dengan keselamatan manusia, yaitu jalinan relasi

antara manusia dengan Allah. Kriteria pokok yang memberi kesaksian tentang

kenyataan kebebasan Kristen ditunjukkan Paulus dengan dua tanda yaitu sakramen

babtis dan karya Roh. Babtis dan karya Roh akan membuat orang sampai kepada

Allah oleh karena perantaraan Yesus Kristus. Manusia diajak untuk mengenal juru

selamat dan dekat denganNya hingga menanggulangi unsur-unsur ancaman yang

biasanya menindas serta memperbudak hidup manusiawi, seperti ancaman hukum,

dosa, dan maut. Pengenalan dan kedekatan itu sebagai tanda diperoleh kebebasan

Kristiani. Cinta kasih menjadi norma kebebasan Kristiani. Keselamatan terjadi atas

diri manusia jika ia dekat dengan Allah bukan karena usahanya untuk meraih

keselamatan yang akhirnya membelenggu hidup manusia. Manusia dibebaskan dari

belenggu itu oleh iman akan Yesus Kristus (Klein, 1989: 54).

Umat dengan membaca, memahami dan merenungkan surat Galatia dapat

menyadari dan mengalami kebebasan yang dimiliki di dalam Kristus. Hal itu Sebagai

wujud pengolahan pengalaman iman alkitabbiah dalam usaha bina iman. Kematian

Page 23: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

5

dan kebangkitan Kristus menjadi titik tolak untuk umat dapat menyadari dan

mengalami kemerdekaan itu. Kebebasan Kristiani itu di dalam kasih karunia Allah,

mengenal dan mendekatkan diri kepada Allah yang menentukan besarnya kebebasan

Kristen yang disadari dan dialami. Umat mempelajari surat Galatia berarti ikut serta

dalam suatu reaksi rohani yang menghasilkan kabangunan rohani untuk menghadapi

situasi hudup. Surat Galatia lebih banyak berbicara tentang situasi yang musti

dihadapi waktu itu seperti pengejaran, penganiayaan hingga pembunuhan (Gunning,

1988: 73).

Jemaat Kristiani kecil yang dilayani Paulus sesudah penyaliban dan

kebangkitan Kristus dapat berkembang dan tersebar cepat dimana-mana di wilayah

kerajaan Romawi. Hal itu adalah bentuk reaksi rohani berantai yang luar biasa terjadi

sebagai hasil dari kebangunan rohani. Iman Kristiani berhasil menjadi suatu kekuatan

dinamis yang cukup berpengaruh dalam sejarah. Kristianisme hadir dengan

membawa suatu yang lain dan oleh Paulus diwartakan dalam karyanya. Kristianisme

menawarkan seorang pribadi dan bahasa yang digunakan adalah bahasa kasih bukan

penindasan atau penguasaan serta dalam Kristianisme ada kebersamaan. Orang yang

menanggapi pewartaan Paulus dengan sadar menerima pribadi yang ditawarkan yakni

Yesus Kristus. Orang merasakan kasih hingga ia dapat mengembangkan hidupnya

secara maksimal, dalam kebersamaan orang menjadi bagian antara yang satu dengan

yang lain. Pribadi, kasih dan kebersamaan menjadi kekuatan yang istimewa dalam

gerakan Kristiani (Gunning, 1988: 75).

Implikasi dari reaksi rohani itu di dalam kehidupan nyata pada zaman itu

akhirnya terbentuk. Beberapa implikasi yang menonjol antara lain bidang sosial,

agama dan budaya (Klein, 1989: 66). Aplikasi ajaran Paulus dalam hidup sehari-hari

Page 24: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

6

adalah Yesus Kristus menjadi teladan dan orang-orang saling mengasihi, saling

tolong-menolog dalam kebersamaan dan kemasyarakatan saat itu (Gal 6: 1-18)

Umat dapat mengolah pengalaman iman Kristiani yang terdapat dalam surat

Galatia. Hasil pengolahan itu menjadi sebuah renungan yang dapat disampikan

kepada umat dengan cara membaca teks, mengartikan dan menerapkan teks. Umat

yang hidup di Lingkungan kiranya dapat menimba inspirasi dari sana dalam

pendalaman iman. Pengolahan terhadap teks Kitab Suci lebih digiatkan, pemandu

Katekese Umat dapat memberikan permenungan yang lebih kaya dan lebih dalam

sebagai inspirasi hidup beriman guna menghadirkan keselamatan dengan persiapan

Katekese Umat yang dibuat dengan baik.

Karya pewartaan Paulus yang tercatat dalam surat Rasul Paulus kepada

jemaat di Galatia, memuat pokok pewartaan Paulus yang kaya demi menumbuhkan

dan mengembangkan iman umat hingga menjadi peningkatan penghayatan iman yang

lebih berdasar pada Kitab Suci. Oleh sebab itu penyusun mengambil judul “Pokok

Pewartaan Paulus dalam Surat Rasul Paulus Kepada Jemaat di Galatia Untuk

Katekase Umat Lingkungan Santo Antonius Padua Paroki Kalasan

Yogyakarta” agar usaha Gereja dapat terwujud untuk membantu umat semakin

memahami, mengahayati dan mewujudkan imannya akan Yesus Kristus, hingga

keselamatan hadir dalam hidup setiap orang yang mengimani Kristus serta lebih

bertolak dari pengalaman alkitabbiah.

B. PERUMUSAN MASALAH

1. Apa pokok pewartaan Paulus dalam surat Rasul Paulus bagi jemaat di Galatia?

2. Bagaimana penggunaan dan tempat Kitab Suci dalam Katekese Umat?

Page 25: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

7

3. Bagaimana penerapan pokok pewartaan Paulus dalam surat Rasul Paulus kepada

jemaat di Galatia untuk Katekase Umat di Lingkungan santo Antonius Padua

Kalasan?

C. TUJUAN PENULISAN

1. Dapat memaparkan pokok pewartaan Paulus dalam surat Rasul Paulus kepada

jemaat di Galatia.

2. Dapat menjelaskan tempat Kitab Suci dan cara menggunakan Kitab Suci dalam

Ketekese Umat.

3. Dapat menggunakan pokok pewartaan Paulus dalam surat Rasul Paulus kepada

jemaat di Galatia untuk Katekese Umat di Lingkungan santo Antonius Padua,

paroki Kalasan, Yogyakarta.

4. Secara administratip akademis penulisan skripsi ini dimaksudkan sebagai

persyaratan kelulusan Sarjana Strata I (S1) program studi IPPAK Fakultas Ilmu

Pendidikan dan Keguruan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

D. MANFAAT PENULISAN

1. Memberikan sumbangan pemikiran bagi kelangsungan kegiatan studi mengenai

pokok pewartaan Paulus dalam surat Rasul Paulus kepada jemaat di Galatia.

2. Memberikan gambaran tentang penggunaan dan tempat Kitab Suci dalam

Katekese Umat

3. Memberikan sumbangan ide bagi katekis tentang pokok pewartaan Paulus dalam

surat rasul Paulus kepada jemaat di Galatia bagi para katekis untuk penerapannya

dalam melaksanakan tugasnya sebagai pewarta.

Page 26: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

8

E. METODE PENULISAN

Penulis menggunakan metode deskriptif analisis yaitu metode yang

menggambarkan dan menganalisa data-data yang diperoleh melalui studi pustaka dan

penelitian di lapangan. Penulis sangat tertarik dengan studi tentang pokok pewartaan

yang disampaikan Paulus dalam surat Rasul Paulus bagi jemaat di Galatia. Hal

tersebut dilihat dan disajikan untuk Katekase Umat di lingkungan santo Antonius

Padua.

F. SISTEMATIKA PENULISAN

Skripsi ini mengambil judul “Pokok Pewartaan Paulus dalam Surat Rasul

Paulus kepada Jemaat di Galatia untuk Ketekese Umat di Lingkungan Santo Antonius

Padua Paroki Kalasan Yogyakarta.” Judul tersebut akan diuraikan dalam enam bab

sebagai berikut:

Bab I, Pendahuluan, berisi meliputi: latar belakang penulisan, perumusan

masalah, tujuan penulisan, metode penulisan, kajian pustaka dan sistematika

penulisan.

Bab II, Paulus dan Pokok Pewartaannya dalam Surat Rasul Paulus kepada

Jemaat di Galatia, menguraikan tentang identitas Paulus dan karya pewataannya. Bab

ini juga berisi tentang pokok pewartaan Paulus dalam surat Rasul Paulus kepada

jemaat di Galatia.

Bab III, Kitab Suci dalam Katekese Umat, akan menguraikan keberadaan

Kitab Suci di dalam Katekese Umat, agar hal tersebut dapat dilakukan maka

gambaran umum mengenai Katekese Umat terebih dahulu dapat disajikan disajikan.

Page 27: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

9

Bab IV, Situasi Umum Katekese Umat di Lingkungan Santo Antonius Padua

Paroki Kalasan Yogyakarta, memaparkan situasi umum Katekese Umat di

lingkungan santo Antonius Padua Kalasan Yogyakarta. Gambaran stuasi tersebut

antaralain mengenai keadaan umat, pelaksanaan Katekese Umat, dan keprihatianan

terhadap pelaksanaan Katekese Umat.

Baba V, Usulan Program Katekese Umat, Berdasarkan Pokok Pewartaan

Paulus dalam Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Galatia untuk Umat Lingkungan

Santo Antonius Padua Paroki Kalasan, menyampaikan usulan program Katekese

sebagai penerapan pokok pewartaan Paulus dalam Surat Rasul Paulus kepada jemaat

di Galatia guna kegiatan Katekese Umat.

Bab VI, Penutup, merupakan kesimpulan dan saran-saran yang dapat diambil

dari penulisan skripsi .

Page 28: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

BAB II

PAULUS DAN POKOK PEWARTAANNYA

DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA

Pewartaan memiliki peranan yang amat besar dalam menumbuhkan dan

memperkembagkan Gereja. Gereja perdana dapat berkembang dengan pesat karena

pewartaan yang giat. Paulus tampil sebagai salah seorang pewarta Injil Kristus yang

cukup berpengaruh bagi perkembangan Gereja awal. Pengaruh pewartaan Paulus bagi

perkembangan Gereja awal ialah Gereja awal dapat berkembang tidak hanya di

kalangan Yahudi tetapi juga dapat berkembang di kalangan bangsa bukan Yahudi.

Gereja dapat berkembang di kalangan orang-orang bukan Yahudi sebab Paulus

menyampaikan pokok pewartaan yang cocok bagi mereka. Orang-orang non Yahudi

yang menerima pewartaan Paulus akan Injil Kristus tidak diharuskan untuk menjadi

Yahudi terlebih dahulu. Tulisan Paulus dalam surat Galatia menggambarkan

dinamika karya Paulus yang mewarta di kalangan orang-orang bukan Yahudi dengan

pokok pewartaan yang ia sampaikan.

A. PAULUS

Santo Paulus adalah seorang pewarta yang dengan gigih mewartakan Injil

Kristus. Kerap kali dipertanyakan dalam karya pewartaan itu identitas Paulus dan

pokok pewartaannya yang menimbulkan kontraversi di kalangan bangsa Yahudi

sebagai asal kegiatan pewartaan. Identitas dan karya Paulus dapat menjadi inspirasi

para pewarta di zaman sekarang ini meskipun zaman ketika Paulus hidup berbeda

dengan zaman sekarang ini

Page 29: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

11

1. Identitas Paulus

Paulus adalah seorang rasul, informasi mengenai identitas dan karyanya tidak

ada banyak sumber yang dapat dijadikan acuan. Paulus berasal dari Tarsus yang

menjadikan seorang Paulus kecil jadi anak kota. Keaslian sebagai seorang Yahudi

dari mashab Farisi sering dibanggakannya. Jati dirinya dibentuk melalui jalur

pendidikan yang ditempuh di Yerusalem hingga ia dapat menjadi seorang rabi.

Idealismenya membuat ia beraliran keras dengan mengejar dan menganiaya jemaat

perdana. Sampai pada suatu saat iapun ditemui oleh Yesus sendiri yang membuatnya

menjadi nabi Kristus yang bangkit untuk mewartaakan InjilNya.

a. Asal dan gambaran fisik Paulus

Leluhur Paulus berasal dari Galilea, beberapa kemungkinan namun belum

dapat diketahui kepastiannya, apa faktor yang membuat leluhur Paulus itu pindah ke

Tarsus. Perdagangan dan penjajahan yang dilakukan oleh pemerintah Siria

memungkinkan untuk leluhur Paulus berpindah ke Tarsus. Diri Paulus sendiri

termasuk dalam suku Benyamin dan ia sebagai anggota Farisi dilahirkan di Tarsus.

Kewarganegaraan yang dimiliki Paulus kewarganegaraan Romawi. Warga negara

Roma sebagai status yang disandangnya memberi kesan bahwa ia sudah lama tinggal

di sana (YKBK, 1995: 208).

Tarsus sebagai kota kelahirannya merupakan kota terkenal dan Tarsus adalah

kota pendidikan. Di usia muda Paulus menerima pendidikan dasar di kota itu. Paulus

mulai mempelajari berbagai filsafat Yunani dan ibadah-ibadah agama. Penempatan

dirinya di Yerusalem dan dididik di sana membentuk jati diri Paulus. Keanggotaan

sebagai dewan Sanhedrin didapatkannya. Ia sebagai anggota Sinagoga atau dewan

Page 30: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

12

Sanhedrin mendapatkan kekuasaan resmi untuk mengatur penganiayaan orang

Kristen (YKBK, 1995: 208).

Paulus mempunyai perawakan kecil. Penampilan fisiknya oleh alkitab

digambarkan sebagai tokoh yang tidak meyakinkan. Diri Paulus kurang lebih

digambarkan sebagai seorang yang kecil perawakannya, rambutnya tipis dan halus,

kakinya bengkok, alisnya bertemu dan hidungnya sedikit bungkuk. Gambaran lain

diri Paulus yang mengesankan bahwa ia berbadan tegap, penuh belas kasihan dan

kadang terlihat sebagai manusia juga kadang wajahnya seperti wajah malaikat

(YKBK, 1995: 208).

b. Paulus seorang anak kota

Paulus adalah seorang anak kota, jika dibandingkan dengan tempat kelahiran

Yesus di desa maka jauh berbeda. Paulus lahir di kota Tarsus dan Yesus dilahirkan di

Nasaret hanya sebuah desa yang tidak terkenal di pegunungan Galilea. Tarsus sebuah

kota megah layaknya kota-kota lain yang megah di kekaisaran Roma. Kepuasan

Paulus akan keberadaan kota kelahirannya tampak dalam perkataannya yang dikutip

dari kisah para Rasul “Aku seorang Yahudi, warga kota Tarsus di Silisia, kota bukan

sembarang kota” (Brunot, 1992: 10).

Keberadaan kota Tarsus dengan segala hal yang ada dan yang terjadi di sana

membuat Paulus menjadi orang yang dapat dengan cepat menangkap setiap ide,

gagasan dan buah-buah pemikiran yang disampaikan oleh orang lain kepadanya.

Perkembangan kepribadian diri Paulus banyak terjadi karena pengaruh latar belakang

kota Tarsus dengan pencampuran suku-suku bangsa, agama-agama dan kelas sosial.

Paulus menjadi pengembara yang tak kenal lelah, menjadi pewarta yang bersemangat

Page 31: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

13

dan menjadi nabi Allah. Ia akan berusaha agar dunia mendengar pewartaannya dan

dunia mengimani apa yang diimaninya (Brunot, 1992: 12).

Watak yang dimiliki Paulus rumit, di dalam dirinya terdapat bermacam sifat

kontra. Perbuatannya didasari dengan keyakinan yang teguh seperti layaknya anak-

anak kota yang lain. Ia berbakat dalam organisasi, serta mempunyai kemampuan

untuk menyindir dengan nada gurau yang menjadi kekuatan dalam pribadinya

sebagai seorang penantang. Sampai akhir hidupnya ia mempertahankan semangat

senda gurau, yang kadang-kadang menjadi sarkasme, apabila ia mencaci-maki

musuh-musuhnya atau orang-orang yang terlalu mudah percaya. Dia juga menguasai

bahasa karikatur. Ia tidak pernah sayang akan dirinya dan senyumnya yang

merupakan perpaduan sindiran dan kesederhanaan (Brunot, 1992: 12).

Kehidupan kota Tarsus membekas sangat dalam pada dirinya. Paulus sangat

tertarik kepada manusia, kehidupan kota, masyarakat, hukum dan lebih-lebih ia

sangat tertarik pada atletik dan disiplin militer. Di dalam diri Paulus ditemukan

sebuah kontras lagi, yaitu bahwa di dalam tubuhnya yang lemah dan berpenyakit

menahun itu, tersembunyi watak seorang jago gulat dan serdadu. Dalam dirinya

terdapat sesuatu yang juga dimiliki oleh Pascal, yaitu saraf baja yang menjadikan

seseorang tergolong dalam deretan ahli pikir terbesar di dunia, meskipun ia bertubuh

jenaka. Meskipun begitu Paulus selalu dicengkeram oleh rasa was-was. Jelas bahwa

ia tak pernah lepas dari ketegangan saraf yang biasanya di derita oleh orang kota dan

olahragawan gigih. Ia bukan seniman bukan pula penyair, ia seorang yang sanggup

menangani gagasan-gagasan dan gerombolan orang-orang, ia menonjol dalam

kegesitan dan kecakapan otaknya, sangat peka dan bukan main cepat bereaksi. Dia

seorang pemimpin yang setia kepada tradisi, tetapi sekaligus juga sangat kreatif. Dia

Page 32: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

14

seorang pengacara yang hebat dan tak terkalahkan, namun ia lebih tertarik untuk

meyakinkan audiencenya dari pada mengikat mereka. Sebagai seorang ahli bicara

yang populer, ia menganggap bahwa yang paling penting dan utama ialah berbicara

dalam batas daya tangkap pendengar. Dia senantiasa mengambil peristiwa-peristiwa

hangat sebagai contoh dalam pembicaraan prikehidupan masyarakat kota sehari-hari

yang sederhana. Dia begitu berhasil mengikat perasaan orang lain, sehingga ia dapat

menghadirkan dirinya seakan-akan ia berada di tengah-tengah umat yang membaca

suratnya, meskipun mereka berada di tempat yang jauh. Ia mendekte maupun menulis

sendiri suratnya. Paulus mampu menyingkirkan pikirannya, urusan-urusan serta

kesibukan-kesibukan di tempat kerjanya, untuk menghadirkan dirinya secara penuh.

Dengan demikian tanpa banyak susah payah ia tidak hanya ikut berprihatin dengan

kegusaran-kegusaran dan persoalan-persoalan serta godaan-godaan mereka. Paulus

juga ikut memperbincangkan pokok-pokok pembicaraan yang sedang hangat

diperdebatkan di antara mereka. Pokok pembicaraan Paulus mengenai persoalan-

persoalan yang terjadi waktu ia dulu tinggal bersama dengan mereka. Paulus selalu

memakai perbendaharaan kata mereka (Brunot, 1992: 12-13).

Paulus seorang yang beremosi kuat maka tidak mengherankan bila sifat ini

memberi kesan bahwa tulisan-tulisan Paulus bertentangan dengan dirinya sendiri,

bahwa kalimatnya sepintas lalu nampak tidak sesuai pendapatnya. Paulus berbakat

untuk menciptakan kalimat-kalimat yang mudah dihafalkan. Ia sanggup

memperingkas iman Kristen yang masih muda usianya dalam rumusan-rumusan yang

ringkas. Hal ini berbeda dengan kalimat yang diucapkan oleh Yesus, kalimat Yesus

tegas, utuh, jelas, sedangkan cara berfikir Paulus bahkan terkesan picik dan ringkas

dengan nada keras dan agung berwibawa pada ayat-ayatnya membuat pembacanya

Page 33: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

15

kadang-kadang bertanya pada diri mereka sendiri, apakah dengan berpegang pada

ayat-ayatnya yang bernada keras seperti itu mereka tidak tersesat dalam cara berpikir

yang terlalu picik atau ringkas (Brunot, 1992: 13-14).

c. Paulus seorang Farisi diaspora

Pengaruh-pengaruh positif dan negatif telah disebutkan di atas. Di dalam diri

Paulus yang dibesarkan di Tarsus tersembunyi agamanya sebagai harta karun yang

tidak dimiliki oleh semua lingkungan kota Tarsus. Paulus seorang Yahudi orang

tuanya berasal dari Giskala di Galilea, mereka termasuk suku Benyamin yang

berdomisili di Tarsus. Nama Saul diberikan setelah anak ini disunat. Nama yang

diberikan itu berasal dari nama raja Israel yakni Saul yang diturunkan dari suku

Bennyamin, meskipun dia tinggal di negeri orang ia tetap bangga dengan warisan-

warisan leluhurnya darimana mereka berasal dulu. Paulus adalah nama kedua yang

diberikan, sesuai dengan tradisi di Tarsus ia diberi nama Yunani (Brunot, 1992: 14).

Keluarga Paulus adalah keluarga perantauan orang-orang Yahudi Galilea

yang sukses. Kewarganegaraan Romawi dapat menjadi satu bukti yang menunjukkan

kesuksesan mereka di tanah rantau dan mereka dapat menyesuaikan diri disana.

Paulus dilahirkan di tenggah-tengah Golongan saudagar-saudagar berada sebagai

kaum menengah di propinsi Roma itu. Hak-hak istimewa sebagai warga negara

Romawi didapatkan olehnya seperti hak dipilih menjadi magistrat dan hak dalam hal

kehakiman untuk memohon kepada Kaisar melepaskan tuduhan. Nasib Paulus

menjadi lebih baik dibanding dengan orang sebangsanya (Brunot, 1992: 15).

Keberadaan Paulus pada jantung masyarakat kafir ini bukanlah pelarian dari

benteng istiadat Yahudi yang kuat. Suasana Yudaisme yang paling murni melingkupi

Page 34: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

16

keberadaan Paulus dibesarkan dengan didasari iman yang utuh dan mendalam,

keluarga Paulus termasuk mashab Farisi. Kotbah-kotbah serta suratnya

mempertahankan keaslian Yahudi sebagai nenek moyangnya dan membanggakan

adat Yahudi sebagai adat yang ketat. Paulus selalu membanggakan keluarganya dan

meletakkannya di tempat paling atas. Gal 1:13 dan surat Paulus yang lain juga

menunjukkan hal ini. Paulus disunat tujuh hari setelah kelahiranya sesuai dengan

perintah hukum (Brunot, 1992: 15). Mashab Farisi terkenal dengan mashabnya yang

keras tekun beribadat. Paulus di dalam mashab Farisi ini masih menunjukkan

keistimewaan dirinya yakni dengan perkembangan rohani yang mengagungkan dan

dengan usaha gigih yang tak kunjung layu meskipun menderita penganiayaan. Di

hadapan raja Agripa Paulus dengan bangga menyakinkan bahwa ia hidup sebagai

seorang Farisi menurut mashab paling keras dengan agama Yahudi. Keluarga

memberi pengaruh terhadap Paulus untuk menjadikannya Farisi tulen mempunyai

sifat puas akan keadaan diri sendiri hingga menimbulkan kesombongan (Brunot,

1992: 15-16).

Orang-orang Saduki, Eseni dan Farisi merupakan mashab yang paling kuat

dan utama Yahudi di permulaan terik Masehi. Kaum Eseni adalah masyarakat yang

lebih tertutup dibanding mashab Farisi. Mereka melaksanakan hukum-hukum dengan

teliti sampai segi yang kecil. Kasta imamat yang bersifat mesianik diberikan dalam

kehidupan dengan harapan akan terjadi restorasi imamat di bait Allah Yerusalem.

Orang-orang Saduki yang memimpin upacara keagamaan dihalang-halangi oleh

orang Farisi. Orang Saduki dianggap sebagai orang yang merampas tugas-tugas

imamat dan sebagai penghianat yang bekerjasama dengan penjajah. Orang-orang

Eseni merupakan rahib-rahib yang berdomisili di padang gurun untuk

Page 35: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

17

mempersiapkan secara diam-diam upaya meraih kekuasaan. Orang-orang Farisi

merupakan lawan aristokrat Saduki. Mereka orang Farisi mengajarkan Taurat.

Pengalaman mereka luas, mereka mempunyai kesanggupan intelektuil untuk

memperkembangkan sistem kausaistik dan mempertahankan tradisi serta membuat

hukum lisan yang kekuatannya sama dengan hukum tertulis Musa. Mereka dijuluki

“Orang-orang terpisah” atau Farisi karena kesalehan rakyat yang memudar. Nama itu

sebagai tanda kemasyuran yang melekat pada diri orang-orang Farisi. Formalitas dan

kemunafikan yang merata di kalangan Farisi dicela oleh Yesus. Hal baik lain yang

kiranya dapat kita akui dari keberadaan orang Farisi adalah nilai spiritual yang sejati,

rasa hormat terhadap benda suci, penyerahan diri terhadap penyelenggaraan Illahi dan

usaha-usaha untuk hidup sesuai dengan sabda Allah meski sabda itu ditafsirkan salah

(Brunot, 1992: 16-17).

Paulus menggunakan bahasa Yunani. Bahasa yang dipelajari selama menuntut

ilmu dan Paulus tahu tentang naskah-naskah Kitab Suci Septuaginta. Bahasa

Yunaninya diperkaya dengan perjalanan-perjalanannya yang dilakukan, perjumpaan-

perjumpaan dengan pembicara-pembicara terkenal, perdebatan-perdebatan dengan

orang Yahudi di sinagoga, dan dengan pertentangan-pertentangan dengan lawan yang

tak mau kalah. Ahirnya Paulus menguasai dan mampu menggunakan bahasa ini

dalam karyanya (Brunot, 1992: 18).

Doa dipelajari oleh Paulus mula-mula dari ibunya. Rumusan-rumusan doa

Paulus diambil dari Kitab Suci. Orang Yahudi dilahirkan untuk berdoa. Suasana

kesucian dari cinta kasih Allah memenuhi masa kanak-kanaknya. Paulus menjadi

Farisi sejati dengan doa-doa dari seluruh kesusastraan Yahudi. Mazmur-mazmur

apokrip dinyanyikan dengan semangat dan doa berkembang menjadi aliran mistik

Page 36: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

18

(Brunot, 1992: 19). Hidup doa Paulus sungguh dibangun, maka menjadikannya

seorang Farisi yang tidak saja fanatik tetapi juga spiritualistik.

Surat Galatia menunjukkan betapa terkejutnya Paulus akan kekurangan orang-

orang Farisi. Dalam surat itu Paulus menyatakan betapa rendah dirinya dan

menunjukkan kesedian dirinya untuk mengharapkan Allah, karena ia tetap mengakui

sebagai Farisi sejati yang tak bercela, putera Abraham yang juga akan diselamatkan

oleh Allah karena iman (Brunot, 1992: 19-20).

d. Paulus seorang Rabbi dari Yerusalem

Yerusalem semenjak masa pemerintahan raja Daud merupakan kota suci bagi

Yudaisme dan kota ini menjadi kota universitas di zaman Paulus. Anak-anak dari

golongan menengah atas melanjutkan dan meyelesaikan studinya di Yerusalem.

Paulus juga pergi ke kota ini setelah ia berusia lima belas tahun. Ia sendiri yang

menceritakan sebagian kecil riwayat hidupnya, bahwa ia orang Yahudi dilahirkan di

Tarsus di Silisia dan diasuh atau dididik di Yerusalem. Ia dididik oleh Gamaliel

dengan disiplin ilmu pendidikan dari hukum Yahudi. Gamaliel adalah seorang ahli

Taurat yang tidak menentang para Rasul (Brunot, 1992: 21).

Paulus tidak meninggalkan ajaran dan kesalehan gurunya dan Pauluspun

senang menyesuaikan diri dengan keadaan yang baru. Rabi Gamaliel adalah penerus

dari Rabi Hilel yang terkenal. Pandangan-pandangan Hilel yang cemerlang dan

liberalis diwarisi oleh Gamaliel. Ajaran-ajaran yang disampaikan Rabi itu baik oleh

orang Kristen ataupun orang Yahudi sama-sama dihargai, tentang diri Gamaliel

dikatakan bahwa semenjak kematiannya kehormatan Taurat lenyap, dan tiada lagi

kemurnian dan pantangan (Brunot, 1992: 23).

Page 37: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

19

Paulus dididik oleh Gamaliel dengan gaya dan cara pendidikan yang lazim

dilaksankan saat itu. Ia mendengarkan madah-madah yang dinyanyikan secara teratur

selama bertahun-tahun masa pendidikannya. Pelajaran dan madah-madah

dinyanyikan teratur, menurut ritme juga disertai dengan alunan gerak tubuh (Brunot,

1992:21-25). Pendidikan membentuk diri Paulus menjadi seorang rabi yang sunguh

kompeten di bidang agama, yakni agama Yahudi yang dianut Paulus.

e. Paulus seorang Nabi Kristus yang bangkit

Paulus memiliki sosok seorang nabi di dalam hidupnya pengalaman karya

serta kegiatan-kegiatan dan juga sifat jujur serta semangatnya merupakan hal yang

sama terdapat pada para nabi besar lainnya dalam sejarah Kitab Suci. Paulus seorang

ahli Taurat yang bertobat dia menjalani pendidikannya di bawah bimbingan Rabbi

Gamaliel, lebih dari sekedar itu ia adalah seorang nabi. Nabi Amos dan nabi Yesaya

telah menerima tugas untuk melaksanakan karya pewartaan dari Allah. Paulus dengan

diawali dari pendidikannya ia mengerti tentang Allah, sedangkan dari pertobatannya

ia dapat mengalami Allah. Pengertian dan pengalamannya akan Allah membuatnya

dapat menerima karya pewartaan yang diberikan oleh Allah. Paulus sama seperti

nabi-nabi besar lainnya iapun menerima karya pewartaan Allah dan dilaksanakan

olehnya demi keselamatan manusia (Brunot, 1992: 33).

Paulus sebelum bertobat yang menjadi pusat perhatianya adalah kewenangan

dan kemenangan hukum Taurat baginya dibuktikan dengan penuh semangat.

Keselamatan erat kaitannya dengan dijalankanya Taurat tanpa cacat, barang siapa

mengancam keberadaan Taurat baginya harus disingkirkan. Pertobatannya membalik

semua yang ada di dalam dirinya, satu-satunya kebahagiaan atau kebodohannya tidak

Page 38: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

20

lain adalah Kristus yang bangkit. Darah nabi-nabi Yuda gigih mengalir dalam nadi

Paulus dari suku benyamin. Kecil perawakannya dan lemah tampangnya namun

demikian singa yang mengaum tidak membuatnya gentar dalam melaksanakan karya

pewartaannya (Brunot, 1992: 13-14).

f. Gambaran waktu hidup Paulus

Kehidupan Paulus secara kronologis tidak dapat dipastikan. Para ahli sudah

memeras otak untuk menyusun sebuah kronologi. Berbagai perdebatan telah terjadi

untuk menentukan kronolgi hidup Paulus. Tetapi mereka tidak sampai menjadi

sepakat, bahkan dalam garis besarnya untuk menentukan sebuah kronologi

keberadaan hidup Paulus belum ada kesepakatan (Groenen, 1991: 214).

Tahun kelahiran dan tahun kematian Paulus tidak dapat dipastikan. Hanya

diketahui bahwa Paulus sekitar tahun 62 M berada dalam tahanan di Roma. Kepastian

mengenai menjalani hukuman mati atau dibebaskan tidak didapatkan. Lalu mengenai

hidup dan berkarya Paulus beberapa lama tidak juga diketahui dengan pasti.

Keberadaan Paulus juga simpang siur dikatakan oleh tradisi sekitarnya. Tahun

kelahirannya diduga 5-10 M. Dugaan ini berdasar pengandaian akan kematian Kristus

yang terjadi sekitar tahun 30 M (Groenen, 1991: 214).

Masa hidupnya yang juga penting menjadi perhatian yakni pertobatannya.

Tahun masuknya Paulus menjadi Kristen tidak dapat dipastikan Orang dapat

memilih salah satu tahun antara tahun 33 dan 36 M. Mungkin orang yang memilih

tahun 33 sedikit lebih aman daripada yang memilih tahun 36 (Groenen, 1991: 214).

Keberadaan Paulus di Korintus Menurut Kis 18: 12 yakni waktu Gallio mulai

menjabat sebagai gubernur di Akhay, negeri Yunani bagian selatan. Menurut berita

Page 39: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

21

yang ada Iunius Annaeus Gallio memang menjabat Gubernur dari pertengahan tahun

51 sampai pertengahan tahun 52/53 M. Menurut Kis 18:11 Paulus pada waktu itu

tinggal di kota Korintus selama satu setengah tahun, katakan saja 2 tahun. Kalau

berita para Rasul itu tepat, maka ada pegangan pasti. Selama tahun 51-53 Paulus

tinggal di Korintus. Menurut Kis 20:3 pada kesempatan lain Paulus selama dua bulan

tinggal di tanah Yunani, mungkin sekali di kota Korintus (Groenen, 1991: 214-215).

Tidak lama kemudian Paulus ke Yerusalem. Di sana ia ditangkap, ditahan dua

tahun di Kaisarea, lalu berlayar ke Roma dan ditahan disana dua tahun lagi. Pelayaran

ke Roma menurut apa yang tercantum dalam kisah para Rasul maka selama satu

tahun juga. Jangka waktu itu meliputi tahun 57-62 (Groenen, 1991: 215).

Gambaran waktu hidup Paulus sulit untuk dapat dipastikan. Kesulitan untuk

mengetahui gambaran hidup Paulus disebabkan karena kurangnya data-data

mengenai keberadaan diri santo Paulus. Data yang digunakan untuk mengetahui

gambaran masa hidup Paulus diambil dari berbagai sumber, antara lain adalah kitab

suci dan beberapa tulisan historis. Sumber-sumber yang digunakan tersuebut tidak

banyak yang berbicara tentang keberadaan Paulus hingga dengan demikian ditemui

kesulitan untuk mengetahui gambaran hidup Paulus.

Kasulitan ini kiranya tidak menjadi penghalang untuk mengetahui karya

pewartaan Paulus. Karya pewartaan Paulus sangat berpengaruh bagi perkembangan

Kristianisme pada masa awal mulai berkembangnya Gereja. Oleh sebab itu penting

menggali labih dalam karya pewartaan Paulus, tanpa dihalangi olah gambaran masa

hidup Paulus yang sulit dipastikan. Berikut ini kronologi hidup Paulus yang coba

dibuat tanpa angka tahun.

• Ia dilahirkan dan dibesarkan di Tarsus

Page 40: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

22

• Paulus melanjutkan pendidikannya di Yerusalem

• Menjadi anggota Sanhedrin

• Melakukan pengejaran serta penganiayaan terhadap orang-orang Kristen.

• Pertobatannya dalam perjalanan ke Damsyik

• Ia melaksanakan karya pewartaannya

• Paulus menulis surat-suratnya

• Akhir dari hidupnya

2. Karya Pewartaan Paulus

Paulus pernah ditemui oleh Yesus sendiri, yang berarti ia langsung diutus oleh

Tuhan untuk mewartakan Injil. Di dalam dirinya setelah perjumpaan itu terjadi

pergulatan yang membawanya pada pertobatan. Paulus selanjutnya menyusun

rencana untuk karya pewartaannya. Iapun sadar bahwa rencana itu sulit direalisasikan

dan banyak menghadapi tantangan di lapangan. Perjanjian baru telah mencatat karya

Paulus di zaman Gereja purba.

a. Paulus merencanakan karyanya

Paulus mempunyai kekuatan pada pokok pewartaan dan mempunyai

rancangan misi yang luas. Rancangan misi yang luas dan kuatnya pokok pewartaan

yang disampaikan menjadi peristiwa sejarah yang menentukan awal perkembangan

Gereja (Jacobs, 1990: 21).

Hal mengenai riwayat hidup Paulus antara panggilannya dan pertemuan para

Rasul di Yerusalem dapat diketahui hanya sedikit. Surat Galatia secara eksplisit

Page 41: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

23

menyebutkan mengenai hal itu (Gal 1:1-24; 2:1-10). Hal yang dapat diketahui cukup

banyak informasinya ialah tentang karya pewartaan. Karya pewartaan Paulus yang

hebat secara khusus diceritakan oleh Lukas dalam Kisah Para Rasul. Kotbah-

kotbahnya dimana Paulus mewartakan pokok-pokok pewartaannya Lukas tidak dapat

mengurai dengan gamblang sesuai dengan apa yang menjadi ciri khas Paulus. Pokok

pewartaan Paulus yang diuraikan Lukas tidak mencerminkan pola Paulus karena

sebagai berikut (Jacobs, 1990: 21):

Pertama-tama karena karya pewartaan Paulus tidak dapat dipisahkan dari

pokok interpretasi pokok pewartaannya mengenai Injil. Apa yang diwartakan Paulus

berhubungan dengan pertanggungjawaban pertemuannya dengan Kristus dan

panggilannya sebagai Rasul. Pewahyuan yang diberikan oleh Allah mengenai Yesus

putraNya berarti bagi Paulus ialah pengakhiran dari usahanya sebagai kaum Farisi

untuk menemukan pembenaran dihadapan Allah dengan taat kepada Taurat. Tuhan

menampakan diri bukan dalam tuntutan mentaati Taurat, tetapi keselamatan Tuhan

ada dalam anugrah rahmat pembenaran. Salib memperlihatkan kegagalan Taurat

dalam mengembalikan manusia kepada panggilannya (Jacobs, 1990: 22).

Kemudian pewahyuan Paulus yang diterima olehnya berarti juga bagi kaum

kafir. Karya pewartaan diantara orang bukan Yahudi sudah lama dimulai, tetapi

pewartaan itu dilakukan masih dalam kungkungan hukum Yahudi. Perbedaan rencana

karya pewartaan yang dilakukan oleh Paulus kepada kaum kafir ialah tanpa belenggu

Taurat yang menjadikan orang harus Yahudi terlebih dahulu. Paulus mengemukakan

dan menerangkan hal itu berkali-kali. Allah memberikan pembenaranNya kepada

semua orang yang percaya dan mau menerimanya, hanya ada satu Allah bagi semua

bangsa baik yang bersunat ataupun yang tidak bersunat (Jacobs, 1990: 22).

Page 42: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

24

Selanjutnya Paulus akan melaksanakan rencana karya perwataannya dengan

tuntas. Ia mewartakan Injil kepada kaum kafir dengan pokok pewartaan tentang

kebebesan dari belenggu Taurat. Hal ini berarti Paulus merumuskan kembali pokok

pewartaannya mengenai salib dalam kategori dan bahasa yang lain dari yang dipakai

dalam kristanitas Yahudi. Paulus menterjemahkan apa yang diwartakannya kedalam

bahasa Yunani untuk kebudayaan Helenis. Ia merumuskan kembali pokok

pewartaannya hingga terdapat pokok pewartaan yang baru (Jacobs, 1990: 22-23).

Akhirnya Paulus melaksanakan rencana karya pewartaannya bukanlah dengan

maksud mendirikan suatu Gereja Kristen kafir disamping Gereja Kristen Yahudi.

Paulus selalu menekankan kesatuan Gereja-Gereja baru, hingga mereka

dikumpulkan dalam satu meja baik orang Kristen Yahudi ataupun Kristen non

Yahudi dan diproleh saling pengakuan dari beraneka ragam jemaat (Jacobs, 1990:

23).

b. Perencanaan yang sulit direalisasikan

Pelaksanaan karya pewartaan Paulus menjadi rencana yang sulit

direalisasikan, kendati rencana Paulus dalam keseluruhanya itu logis dan cocok,

namun demikian karena pemahamannya yang khas mengenai iman Kristiani dan hal-

hal di atas membuat rencana karya pewartaan Paulus pelaksanaannya menjadi hal

yang sulit. Pertentangan hebat dialami Paulus dalam seluruh karyanya baik kegiatan

pewartaannya ataupun pokok pewartaannya, tak henti-hentinya ia menimbulkan dan

harus mempergulatkan pertengkaran yang hebat dan mendalam. Paulus sepertinya

mendominir Gereja dalam tigapuluh tahun pertamanya hal itu tidak benar karena

surat-suratnya menunjukan realitas yang tidak demikian. Paulus harus mengalami

Page 43: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

25

kesulitan bergulat dalam jemaat Helenis yang didirikannya sendiri, melawan

interpretasi Injil yang kegila-gilaan dan sepiritualistis. Injil yang diwartakan Paulus

tidak lepas dari kebudayaan, sosial, dan ekonomi Yunani. Kesulitan Paulus pertama-

tama ia bergulat melawan orang Kristen Yahudi yang konservativ dimana mereka

ikut campur tangan dalam kebanyakan jemaat yang didirikan Paulus, meraka

mewartakan Injil dengan mengikutsertakan Taurat di dalamnya. Ia menghadapi kedua

masalah tersebut harus mempertanggungjawabkan bukan hanya interpretasi pokok

pewartaannya namun juga kedudukannya kepada Rasul dan karya pewartaanya.

Masalah tersebut tampak mula-mula di Korintus, dari jemaat yang dibentuknya

sendiri salah menangkap pokok pewartaan Paulus. Di Galatia (Gal 1: 22) masalah

yang tampak dan menjadi kesulitan dalam Paulus melaksanakan rencana karya

pewartaannya ialah pengakuan akan karyanya itu oleh Gereja di Yerusalem dan oleh

para Rasul serta oleh para tokoh dari jemaat baru yang didirikannya (Jacobs, 1990:

23-24).

c. Tantangan di lapangan

Paulus tidak hanya mengalami kesulitan, ia juga mendapat tantangan.

Tantangan yang paling hebat dan jelas nampak dalam surat Galatia, dalam surat

tersebut muncul para pesertanya. Paulus dan Gereja di Yerusalem serta para Rasul

menjadi dua belah pihak yang bertolak belakang satu sama lain sedangkan jemaat di

Galatia posisinya lebih berperan sebagai saksi (Gal 1:7). Kegiatan misioner yang

pertama di Siria dan Kilikia setelah periode itu berlalu, lalu Paulus bersama Barnabas

pergi ke Yerusalem untuk mendapat pengakuan atas karya pewartaannya oleh

pemimpin jemaat yakni Yakobus dan Yohanes. Setelah Paulus mendapatkan

Page 44: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

26

pengakuan tersebut Paulus kembali menuju ke Asia kecil melalui Antiokia. Sesudah

mendapatkan pengakuan itu ada dua insiden penting ditulis dalam surat Galatia, yang

kemudian melawankan Paulus dengan orang Kristen Yahudi dari Yerusalem. Insiden

pertama di Antiokia ketika itu Petrus makan bersama dengan orang kafir lalu datang

beberapa orang dari kalangan Yakobus (Gal 1:1-14). Petrus mengambil posisi tengah,

ia lalu mengundurkan diri karena takut kepada saudara-saudara yang bersunat sebab

makan bersama dengan orang kafir adalah hal yang melanggar Taurat. Paulus

merasakan tantangan akan hal ini, baginya duduk makan bersama yang lain

dimaksudkan sebagai suatu perjamuan Ekaristi dan menekankan kesatuan dalam

tubuh Kristus antara orang Kristen Yahudi dan non Yahudi. Paulus mesti

menyampaikan apa yang sesuai dengan persetujuan di Yerusalem yakni pendapatnya

tentang Ekaristi dan kesatuan tubuh, terlebih dihadapan beberapa orang kalangan

Yakobus yang masih menjunjung tinggi Taurat. Insiden yang kedua ialah orang-

orang Kristen Yahudi atau lebih tepatnya pengajar-pengajar Yahudi mengacaukan

karya pewartaan Paulus di Galatia. Mereka memutar balikan Injil Kristus

mengembalikan Taurat (Gal 1:7). Mereka itu lebih menunjuk ke arah wakil dari

jemaat purba Yerusalem. Paulus ditantang oleh bagian terpenting Gereja purba dalam

pelaksanaan rencana karya pewartaan. Kedudukan Paulus menjadi semakin sulit

diterima dan terus terancam sebab pokok pewartaan yang diwartakannya berkait

keberadaan Taurat dalam iman Kristiani, dimana hal itu dalam surat Galatia dengan

keras dikatakan oleh Paulus. Inti perselisihan itu diperlihatkan dalam surat Galatia

yang juga menjadi tema dari surat tersebut, yakni tentang janji-janji serta ketetapan

Perjanjian Lama dan pribadi Yesus serta pewartaanNya (Gal 3:1-14). Salib bagi

Paulus mempersalahkan nilai keselamatan dari ketaatan kepada Taurat, dari

Page 45: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

27

keterikatan para murid pada tradisi Israel dan previlege Perjanjian Lama. Menanggapi

tantangan yang ditujukan pada diri Paulus, ia memperlihatkan kepada orang Galatia

sebagai saksi, bahwa dengan imanlah mereka menjadi anak Abraham bukan karena

secara jasmaniah sebagai orang Yahudi (Gal 3:7). Diskusi mengenai hal ini

tampaknya tidaklah mudah diselesaikan. Surat Galatia atau surat yang lain serta

dalam karangan Perjanjian Baru masih terdengar mengenai tema ini (Yacobs, 1990:

24-26).

Sentimen keras juga terdengar dalam karangan apokrif seperti buku

Kerygmata Petrou misalnya. Di dalam buku tersebut dituliskan tentang Paulus bahwa

ia seorang musuh melawan Petrus. Karangan itu juga mengatakan bahwa karena

omong kosong Paulus, ia musti bertanggung jawab terhadap fakta golongan kafir

menolak ajaran yang sesuai Taurat (Jacobs, 1990: 26).

d. Karya Paulus dalam Perjanjian Baru

Paulus di dalam Perjanjian Baru juga mempunyai tempat, tetapi berada

dimana tempatnya. Paulus dalam Perjanjiaan Baru mempunyai kedudukan yang

sangat penting. Kedudukannya yang penting itu karena surat-suratnya dengan cepat

disimpan oleh jemaat Helenis dan surat-surat itu mempunyai tempat khusus dalam

usaha-usaha pertama untuk membuat suatu kanon karangan-karangan yang diakui

dan yang mempunyai kewibawaan normatif. Paulus mempunyai kedudukan yang

penting karena oleh lukas, ia diberikan tempat yang sama pentingnya dengan Petrus.

Nama Paulus juga digunakan oleh beberapa pengarang Perjanjian Baru hingga ia

mempunyai kedudukan sangat penting, seperti yang terjadi pada surat kepada

Timotius, kepada Titus dan mungkin juga kepada umat di Kolose dan di Efesus

(Jacobs, 1990: 27-28).

Page 46: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

28

Kesimpulan yang dapat ditarik ialah dalam Perjanjian Baru karangan yang

tidak berbicara mengenai Paulus, pokok pewartaannya sungguh nyata, namun surat-

surat pastoral lain yang secara eksplisit ditulis oleh Paulus, pokok-pokok pewartaan

Paulus yang terkandung di dalamnya kehilangan daya kekuatan dan artinya, serta

pandangan dan pemikiran Paulus tidak ditanggapi. Kotbah-kotbah Paulus yang

berada dalam Kisah Para Rasul juga tidak mencerminkan pokok pewartaan Paulus.

Lukas membuat kotbah itu menurut pandangan dan pemikirannya sendiri. Lukas

melupakan apa yang menjadi inti sari pikiran Paulus tentang pemisahan Taurat

Yudaisme dengan iman Kristiani. Pentingnya karya pewartaan Paulus dalam kisah

Para Rasul sangat ditonjolkan sedangkan pokok pewartaannya kurang mendapat

tempat. Paulus secara pribadi melihat sendiri bagaimana pribadinya, pikirannya,

pokok pewartaannya, serta karya pewartaannya ditantang dan dipersoalkan (Jacobs,

1990: 28-29). Kesimpulan yang demikian semakin membantu untuk lebih memahami

Kitab Suci.

e. Karya Paulus dalam Gereja purba

Paulus mempunyai posisi dominan dan Pauluslah yang utama dalam Gereja

Perdana, namun hal itu pantas disangsikan. Ia mengalami perlawanan yang cukup

hebat dan surat Galatia mencatat hal itu. Di dalam surat itu terdapat pembelaan

Paulus terhadap serangan para lawan dan juga terdapat pandangan-pandangan Paulus

yang rupa-rupanya dipermasalahkan dalam kalangan Gereja Purba. Dukungan

terhadap Paulus juga dialami olehnya, dari Kisah para Rasul dan surat-surat pastoral

tampak mengenai dukungan yang diberikan kepada Paulus. Karangan-karangan

berikut yang di tulis setelah wafatnya menyebutkan bahwa Paulus ialah seorang

Page 47: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

29

pemimpin Gereja. Ia diterima oleh pemimpin yang lain, disambut hangat oleh semua

jemaat di seluruh Gereja. Perlawanan yang dihadapi, dukungan yang diterima, dan

penerimaan diri Paulus sebagai pemimpin Gereja menjadi beberapa hal yang kiranya

pantas disangsikan untuk menentukan posisi Paulus yang dominan dan utama dalam

Gereja Perdana (Jacobs, 1990: 29-30).

Perlawanan yang dihadapi Paulus cukup hebat dimana-mana, tetapi pada

akhir hidupnya setelah wafat bagaimana mungkin dapat menjadi tokoh besar dalam

Gereja Purba? Dimana tempat Paulus? Apakah kedudukan Paulus yang dominan itu

sebenarnya hasil rekayasa Lukas dan para pengarang surat Pastoral ataukah itu

perkembangan hidup Paulus sendiri? Pertanyaan-pertanyaan tersebut tidak mudah

dijawab. Kedudukan Kisah Para Rasul mesti diperhatikan terlebih dahulu untuk dapat

mengetahui keberadaan Paulus dalam Gereja purba jika Kisah Para Rasul digunakan

sebagai summber informasinya. Lukas yang mengarang Kisah Para Rasul bukanlah

kawan dan bukan pembantu Paulus. Ia seseorang yang berasal dari angkatan

kemudian dan menceritakan keberadaan diri Paulus sebagaimana seseorang

memehami Paulus pada angkatan yang berikutnya. Pemahaman Lukas tentang Paulus

berbeda dengan keberadaan diri Pulus yang dipahami oleh kawan dan lawannya.

Lukas sepertinya tidak mengenal pokok pewartaan Paulus khususnya tentang

penyelamatan karena iman tanpa Taurat. Paulus dilukiskan dalam Kisah Para Rasul

sebagai tukang mukjizat, ahli pidato, dan pemimpin Gereja serta bagi Lukas tidak ada

pertentangan antara pewartaan Paulus dan iman orang Yahudi. para ahli

menyimpulkan kisah para Rasul jika digunakan sebagai sumber informasi harus

digunakan dengan hati-hati, terdapat hubungan cukup penting antara kisah para Rasul

dan surat-surat Rasul Paulus. Kisah para Rasul dan surat-surat Rasul Paulus lebih

Page 48: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

30

pada surat Galatia ditulis dengan tujuan dan pandangan yang berbeda, maka eksekisis

tidak dapat diabaikan salah satu dari keduannya dengan kata lain dapat dikatakan

keduanya digunakan sebagai pelengkap. Kisah Rasul tidak dapat dilewati begitu saja

jika bertitrik pangkal pada Galatia, karena informasi dari surat Galatia terbatas maka

apa yang di katakan Paulus harus dengan hati-hati dan kritis ditempatkan dalam

kerangka sejarah pada kisah para Rasul (Jacobs, 1990: 30-31). Kedudukan Paulus

yang dominan dan utama dalam Gereja Purba masih saja disangsikan dengan

berbagai latar belakang hidupnya, karyanya dan pokok pewartaannya. Keberadaan

Paulus jika dilihat oleh umat zaman sekarang lepas dari sangsi tersebut maka Paulus

sebagai tokoh besar dalam Gereja perdana terkesan kuat sekali.

B. POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURATNYA BAGI JEMAAT

DI GALATIA

Gambaran keselamatan bagi orang Yahudi kiranya sama seperti sebuah warisan

dalam sebuah keluarga yang dialihkan kepada alih waris keluarga atas dasar

keturunan. Keselamatan dapat diperoleh jika seseorang menjadi Yahudi dan mentaati

Taurat sebagai hukum Yahudi. Paulus sebagai seorang Yahudi miliki pandangan

yang berbeda mengenai hal itu. Surat Galatia mencatat situasi yang panas dan penuh

dengan konflik ketika Paulus meyampaikan dan mempertahankan pandangannya

yang berbeda.

1. Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Galatia

Penulis dari surat ini tidak diragukan lagi adalah Paulus sendiri. Hal yang

belum jelas dan masih tetap menjadi keraguan hingga terjadi diskusi terus-menerus di

Page 49: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

31

antara para ahli adalah mengenai alamat tujuan surat. Surat ini ditujukan kepada

jemaat Galatia karena permasalahan tertentu sebagai latarbelakang penulisannya.

Waktu penulisan dan tempat ditulisnya surat ini juga msaih menjadi bahan diskusi

para ahli dan hanya perkiraan yang dapat dihasilkan. Sesuai dengan permasalahan

yang terjadi surat ini memiliki komposisi, gaya dan isi tersendiri. Uraian mengenai

surat rasul Paulus kepada jemaat di Galatia tersaji di bawah ini.

a. Penulis dan Alamat Tujuan Surat

Keraguan akan keaslian Surat Galatia yang ditulis sendiri oleh Paulus oleh

sebagian kalangan tetap ada. Semua orang mengakui bahwa surat Galatia ditulis

Paulus. Keterkecualian bagi kelompok ekstrim seperti sekolah Van Manen, mereka

menyatakaan tidak mengakui bahwa surat Galatia ditulis oleh Paulus, namun bagi

Gereja sebagai panutan umat tetap menyatakan bahwa surat ini ditulis oleh Paulus.

Surat Galatia diterima tradisi Gereja sebagai satu dari empat surat utama yang ditulis

Paulus (YKBK, 1995: 322).

Surat ini ditujukan kepada sekelompok jemaat. Jemaat yang dimaksudkan

adalah umat di Galatia. Paulus dengan alasan tertentu mengirimkan suratnya ke pada

umat di Galatia. Permasalahan yang belum dapat dipecahkan ialah mengenai tujuan

surat tersebut dialamatkan kemana. Ada dua teori yang dikemukakkan untuk

menunjukkan tempat kemana surat tersebut dialamatkan. Teori pertama yang

dikemukan ialah teori “Galatia utara” dan yang kedua adalah teori “Galatia selatan”.

Teori Galatia utara menunjuk Galatia yang terletak di pusat Asia Kecil dan teori

Galatia selatan menunjukan daerah di bagian selatan propinsi Romawi (YKBK, 1992:

323).

Page 50: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

32

b. Latar belakang penulisan surat

Surat Galatia ditulis dengan beberapa permasalahan yang melatar

belakanginya. Permasalahan yang melatarbelakangi penulisan surat ini yaitu, yang

pertama adalah permasalahan mengenai kewibawaan kerasulan Paulus (Gal 1:1-5),

yang kedua adalah permasalahan berkaitan dengan kesetiaan terhadap agama Yahudi

(Gal. 4:17). Permasalahan terakhir memberi kesan adanya kegoyahan iman umat di

Galatia(Gal 1: 6-7).

Kewibawaan Rasul Paulus oleh pengajar-pengajar Yahudi dianggap sebagai

titik lemah yang ada pada diri sang Rasul. Mereka para pengajar itu memanfaatkan

kelemahan ini. Keonaran sengaja ditimbulkan oleh para pengajar itu. Mereka

mempergunjingkan kewibawaan Paulus, dengan mengatakan bahwa ia adalah murid

dari murid Kristus. Menurut para pengajar Yahudi itu Paulus tidak boleh menyebut

dirinya sebagai Rasul. Hal lain yang dikatakan oleh para pengajar Yahudi yakni

Paulus mengacaukan ajaran yang ia terima dan mempropagandakan kebebasan

hukum (Gal 2:4-5). Orang-orang Galatia dipengaruhi oleh Paulus untuk tidak

menyertakan hukum Taurat dalam iman Kristen. Pengaruh Paulus yang demikian

membuat gerang para pengajar Yahudi untuk mematahkan pokok pewartaan Paulus

dalam karya pewartaan Paulus, mereka menyerang Paulus pada titik lemahnya

sebagai Rasul. Paulus tidak tinggal diam kewibawaannya sebagai Rasul dibela yang

diuraikannya pembelaan itu dalam surat Galatia (LBI, 1983: 82).

Kristianisme yang muncul dijaman Paulus pada waktu itu dianggap sebagai

suatu sekte atau bahkan bidaah dari agama Yahudi. Sekte ini yang membedakannya

dengan sekte-sekte lain ialah menerima Yesus sebagai Messias. Kesetiaan terhadap

agama Yahudi menjadi terancam menurut para pengajar Yahudi, untuk

Page 51: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

33

mempertahankan kesetiaan terhadap agama Yahudi pengajar-pengajar Yahudi itu

menekankan pentingnya warisan perjanjian yang dibuat kepada Abraham. Kesetiaan

terhadap agama Yahudi diwujudkan dengan bersunat bagi setiap orang. Mereka

pengajar-pengajar Yahudi mengharuskan pelaksanaan seluruh hukum oleh semua

orang Kristen. Harapan para pengajar Yahudi ialah tetap adanya kesetiaan terhadap

agama Yahudi sehingga mereka para pengikut Kristus lepas dari penganiayaan

teman-teman sebangsa Yahudi. Kesetiaan terhadap agama Yahudi bagi Paulus dapat

menghambat perkembangan gerakan Kristianitas yang mulai tumbuh pada saat itu. Ia

sebagai Rasul Kristus menginginkan keselamatan yang dibawa oleh Kristus dapat

diterima oleh seluruh bangsa di dunia tanpa dibatasi oleh unsur keYahudian, jika

unsur-unsur Yahudi tetap ada bahkan dengan hukum-hukumnya yang menjadikan

orang beriman terbelenggu di dalamnya hal itu malahan akan menjadi beban, sebab

keselamatan setiap orang lebih ditentukan oleh Allah bukan pertama-tama manusia

yang berusaha untuk mendapatkan keselamatan itu apalagi jika segala perbuatan itu

lebih diarahkan pada loyalitas atau kesetiaan terhadap suatu bangsa yakni bangsa

Yahudi (LBI, 1983: 82).

Iman umat di Galatia menjadi goyah. Kepasrahan terhadap Allah melalui

Kristus menjadi berkurang (Gal 3:1). Orang-orang di Galatia terpengaruh oleh ajaran

yang disampaikan para pengajar Yahudi. Mereka orang-orang Galatia mulai

memasukan unsur-unsur Yahudi ke dalam iman Kristen. Nenek moyang orang-orang

Galatia memiliki daerah yang berasal dari utara, berdarah panas dan mudah terbakar

serta keadaan mereka dulu suka terhadap takhayul. Iman umat di Galatia dapat

dengan mudah digoyahkan dengan kondisi yang demikian ditambah lagi mereka

lebih gampang menerima sistem agama yang lebih lahiriah dan ritual. Mereka mulai

Page 52: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

34

merayaakan pesta-pesta Yahudi. Kristianitas yang dihadirkan Paulus kepada orang-

orang Galatia lebih mengandalkan iman yang teguh terhadap Allah. Kepercayaan

terhadap Allah lebih dikedepankan lepas dari keterikatan terhadap tradisi yang

menunjuk suatu bangsa, setiap orang diajak untuk menemukan jati dirinya di hadapan

Allah. Paulus mendengar bahwa iman umatnya di Galatia mulai goyah segera ia

menulis surat yang bersemangat ini untuk mengungkapkan isi hatinya bahwa ia tidak

ingin umatnya berpaling dari Allah dan lebih condong untuk mentaati hukum (LBI,

1983: 83).

c. Waktu dan tempat penulisan surat

Kedua hal ini mengenai waktu dan tempat penulisan belum dapat dipastikan.

Para ahli masih memperdebatkan kapan ditulisnya surat Galatia dan di mana tempat

penulisan. Berbagai argumen disampaikan oleh para ahli untuk dapat memberikan

gambaran mengenai waktu dan tempat misalnya (LBI, 1983: 85).

Sebagian besar para ahli berpendapat surat ini ditujukan kepada jemaat

Galatia yang beralamatkan di daerah jemaat di sebelah utara. Kemungkinan besar

surat Galatia dituliskan tidak lama sesudah kunjungan Paulus yang kedua yakni

ditulis di Efesus atau di Yunani. Surat Galatia dari kesan yang sama terhadap surat

Roma mengenai tema dan kosakatanya diperkirakan surat Galatia ditulis tidak lama

sebelum surat Roma sekitar tahun 56-57 Masehi (LBI, 1983: 85).

d. Komposisi surat

Dinamika pemikiran Paulus cukup menarik untuk dicermati dalam surat ini.

Dapat dilihat komposisi yang lebih jelas dari surat Galatia jika memperhatikan

Page 53: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

35

dinamika pemikiran Paulus, daripada melihat dari sudut isi surat tersebut. Dinamika

pemikiran Paulus yang kita lihat, dari hal itu dapat diketahui bahwa surat Galatia

adalah surat pembelaan. Surat pembelaan di zaman Paulus mempunyai komposisi

sebagai berikut (Jacobs, 1990: 37):

1) Exordium/prueemium (pembukaan) : 1,6-10 2) Narratio (ceritera) : 1,11 – 2, 14 3) Propositio (rumusan singkat) : 2,15 – 21 4) Probatio atau argumentatio (pembelaan) : 3,1 – 4,31 5) Perenesis (anjuran) : 5,1 – 6, 10

Bagian pembukaan langsung menunjukkan maksud dan motifasi Paulus.

Paulus mengungkapkan perasaannya, apa yang menjadi isi hatinya terhadap orang-

orang Galatia yang dengan cepat berpaling dari Injil Kristus. Bagian ini menunjukkan

Paulus bereaksi emosional sekali (Jacobs, 1990: 37):

Bagian selanjutnya ialah Narratio dalam bagian ini dengan jelas muncul

emosi Paulus, apa yang dilakukan orang-orang Galatia yang dianggap Paulus mereka

telah murtad. Hal itu adalah sebagai sebuah serangan pribadi terhadap diri Paulus.

Narratio merupakan bagian yang menceritakan dengan singkat sebuah narasi dengan

maksud meyakinkan para pembaca secara eksistensial bahwa perkara yang sedang

dibela itu penting. Paulus membawa pokok pewartaannya ke Galatia dengan cerita

tersebut ia mau menunjukan apa yang diwartakannya itu bagi kita di zaman sekarang

ini juga penting (Jacobs, 1990: 37).

Argumentatio atau pembelaan merupakan bagian komposisi paling penting.

Bagian yang penting itu didahului dengan rumusan singkat dari pembelaannya,

sebagai sebuah rumusan singkat dari pembelaan Paulus maka kiranya dapat dikatakan

inilah inti dari surat Galatia. Bagian propositio di dalamnya mengungkapkan

Page 54: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

36

pandangan Paulus yang paling penting, seperti yang terdapat pada Gal 2:21 ”Aku

tidak menolak karunia kasih Allah. Sebab sekiranya ada kebenaran oleh hukum

Taurat maka sia-sialah kematian Kristus”. Bagian pembelaan yang dimulai dengan

kata-kata pedas memperlihatkan maksud dan suasana surat, betapa Paulus geram

hatinya orang-orang Galatia dianggapnya bodoh karena cepat berpaling dari Kristus.

Argumen yang disampaikan Paulus bukan suatu uraian logis. Argumen tersebut

mempunyai sifat yang beragam ada yang bersifat dialog, memberi sebuah contoh,

diskusi, kutipan yang diambil dari Kitab Suci dan dari dunia helenis. Paulus

menggunakan berbagai hal untuk dapat meyakinkan umatnya, dalam bentuk dialog

permulaan dari argumentatio menandaskan sekali lagi propositio, kemudian ia

langsung memulai dengan persoalaan diikuti segera diajukannya argumen dari Kitab

Suci untuk menegaskan pembelaannya terhadap iman akan Kristus (Jacobs, 1990:

37).

Paulus mengambil beberapa kesimpulan praktis dari prinsip yang telah

diuraikan dalam argumentatio. Hal itu diletakkannya pada bagian parenesis yang

bukan merupakan bagian embel-embel saja meskipun hubungan logis bagian

parenesis dengan argumentatio tidak begitu jelas. Kesimpulan tersebut meskipun

demikian merupakan alasan-alasan langsung yang dikemukaakan oleh Paulus dari

bagian teoritis. Pada bagian parenesis Paulus menyampaikan hal-hal praktis dari

uraian-uraian teorinya (Jacobs, 1990: 38).

e. Gaya surat

Gaya surat yang ditulis oleh Paulus sesuai dengan gawatnya keaadaan,

sebagai sebuah surat pembelaan tampak kemarahan Paulus kepada pengajar-pengajar

Page 55: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

37

Yahudi yang menghancurkan pekerjaannya, merebut Kristus dari hati jemaatnya.

Kemarahannya juga tampak terhadap orang-orang Kristen karena mereka gampang

sekali meninggalkan kebenaran yang telah mereka terima. Perasaan Paulus tidak

disembunyikan olehnya. Salam pembukaan dan penutup tidak diberikan kepada

orang Galatia seperti lazimnya surat yang diberikan kepada umat yang lain. Gaya

surat yang emosional disambung dengan tulisan yang selanjutnya menggerakan agar

umatnya menyadari situasi yang sedang dihadapi dan bertindak dalam menghadapi

situasi tersebut (LBI, 1983: 83).

Gaya emosional terlihat dari kalimat-kalimatnya yang berlebihan,

menyimpang dari kalimat yang biasa. Ia membantah dan menyangkal tuduhan-

tuduhan yang diarahkan kepada dirinya seperti Rasul palsu dan pengajar ajaran sesat.

Gaya menggerakan terlihat dari himbauan-himbauan dan petunjuk-petunjuk praktis

yang diberikan kepada umat di Galatia (LBI, 1983: 83).

f. Isi surat

Gaya surat ini sangat hidup seperti telah dikatakan di atas untuk dapat

megetahui bagian-bagian dari surat ini akan lebih mudah membaginya dari dinamika

pemikirannya, namun demikian surat ini juga harus dilihat dari segi isi. Kita dapat

melihat beberapa bagian dari surat ini dilihat dari segi isinya.

Pertama ia memperlihatkan kewibawaannya sebagai Rasul yang perlu

dipertahankan, pada bab satu sampai bab dua hal itu diperlihatkan. Paulus

memaparkan riwayat hidupnya perjumpaannya dengan para Rasul, hubungannya

dengan mereka dan apa yang mereka kerjakan bersama mereka. Kewibawaan Paulus

sebagai Rasul dengan kuat dipertahankan. Ia menunjukan apa yang diajarkan oleh

Page 56: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

38

Paulus tidak bertentangan dengan apa yang diajarkan para Rasul dan apa yang ia

dapat berasal dari Allah (LBI, 1983: 84.).

Bagian selanjutnya dari isi surat ini menunjukan pokok-pokok pewartaannya

yang diserang oleh para pengajar Yahudi, seperti wafat Kristus, iman akan Kristus

dan babtisan. Sarana keselamatan adalah iman terhadap Kristus bukan hukum dan

praktek agama Yahudi yang dapat mendapatkan keselamatan. Hal ini adalah tema

pokok dari pokok pewartaan Paulus dimana ia mengajarkan tentang kebebasan

Kristen. Uraian yang detail mengenai pokok pewartaannya ini disampaikan dalam

surat Roma, sedangkan isi dari surat Galatia lebih pada gambaran situasi dari pada

uraian pokok pewartaan (LBI, 1983: 83).

Isi surat bagian yang terakhir ialah diberikan peringatan dan dorongan.

Suratnya ditutup oleh Paulus dengan kesimpulan. Pokok pewartaan tentang

pembebasan disimpulkan dan diletakan pada bagian isi yang terakhir ini. Paulus tidak

ingin umatnya berpaling dari Injil Kristus terikat kembali kepada Taurat. Praktis

Hidup beriman sebagai dorongan untuk bebas dari belenggu Taurat ditonjolkan pada

bagian penutup (LBI, 1983: 83).

2. Pokok Pewartaan yang Disampaikan Paulus.

Pokok pewartaan sama halnya dengan ide pokok Paulus atau suatu hal yang

menjadi isi pewartaannya. Pokok pewartaan Paulus dalam Gal antaralain ialah Jemaat

Galatia meragukan kerasulan Paulus. Pembelaan diri atas keraguan itu merupakan

pembelaan terhadap Injil Kristus sendiri. Paulus tidak menghendaki jika keselamatan

manusia diperoleh dengan jalan ketaatan bukan dengan beriman. Beriman adalah

berserah kepada Allah yang menghadirkan keselamatan bagi manusia. Hal ini berarti

Page 57: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

39

manusia menjalin relasi antara dirinya dengan Allah yang akan menyelamatan.

Uraian mengenai pembelaan, keselamatan dan relasi Allah dengan manusia sebagai

pokok pewartaan Paulus dapat disimak di bawah ini.

a. Membela Injil Kristus

Paulus dengan gigih membela Injil Kristus. Pembelaannya dimulai dari

pembelan terhadap dirinya sendiri sebagai seorang pewarta yang oleh jemaat

kerasulannya diragukan. Ia menyatakan bahwa Allah sendirilah yang mengutus

Paulus untuk mewartakan Injil. Pernyataannya itu diperkuat oleh Paulus dengan

menegaskan bahwa pemimpin Gereja di Yerusalem mendukung dirinya.

1) Pembelaan seorang pewarta

Seorang pewarta Kristus dalam menjalankan tugasnya banyak mengahadapi

hambatan dan tantangan. Wawasan yang luas, spiritualitas yang mantap dan

keterampilan yang memadai diperlukan dalam pelaksanaan tugas itu. Setiap serangan

yang dilancarkan dari pihak lawan untuk mematahkan karya pewartaan yang

dilaksanakan dapat ditangkal. Pembelaan diri dapat dilakukan dengan gigih ketika

berhadapan dengan pihak lawan. Pewarta yang berwawasan, memiliki spiritualitas

yang mantab dan keterampilan yang memadai, apa yang dipunyainya itu akan

mendukung pelaksanaan karya pewartaannya. Kiranya demikian dengan yang ada di

dalam diri Paulus hingga pembelaan terhadap dirinya dapat dilakukan ketika

berhadapan dengan para pengajar-pengajar Yahudi.

Paulus menjadi marah dengan apa yang terjadi di Galatia. Di awal suratnya

kepada jemaat di Galatia ucapan syukur dan terima kasih tidak ditambahkan. Paulus

Page 58: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

40

langsung mengungkapakan kesesalan hatinya sebab jemaat di Galatia cepat

meninggalkan Injil Kristus mengejar Injil yang lain (LBI, 1983: 90). Kemarahannya

dapat dipahami sebagai seorang pewarta yang telah berkarya di Galatia mengetahui

jemaatnya beralih mengejar Injil lain. Nada surat ini keras bahkan kasar, kiranya

Paulus memang sengaja bersikap demikian sebab pendapat yang mau mengantikan

Injil Kristus harus dilawan. Paulus membela Injil Kristus dari Injil palsu agar tetap

ada di hati umatnya.

Paulus tahu betul bahwa situasi di Galatia menjadi demikian karena

propaganda para pengajar Yahudi yang menyebarkan ajaran-ajaranya sebagai Injil

yang tidak lebih hanya rangkaian kata-kata kosong belaka hingga menjadi batu

sandungan bagi umat dan menghancurkan Injil Kristus. Paulus dituduh sebagai

oportunis, menurut pengajar pengajar Yahudi Paulus mendasarkan ajarannya pada

kebebasan dari Taurat untuk menyesuaikan diri dengan keinginan orang lain (LBI,

1983: 90). Pembelaannya menjadi semakin nyata ketika Paulus menghadapi para

pengajar Yahudi. Surat Rasul Paulus kepada jemaat di Galatia dapat dijadikan surat

pembelaan yang ampuh bagi Gereja untuk menangkal segala tindakan yang bertujuan

menggeser Injil Kristus di hati umat dan digantikan dengan yang lain, melalui Paulus

kita dapat belajar bagaimana membela Injil Kristus dari hal-hal lain yang

mengganggu keberadaan Injil dan melihat bagaimana Injil dibela oleh Paulus dalam

surat Galatia.

Paulus membela Injil Kristus yang nampak jelas dalam surat Galatia, karena

memang surat ini merupakan surat pembelaan. Pembelaanya tertuang dalam surat

dari awal hingga Akhir sebagai mana surat-surat pembelaan dunia Helenis waktu itu

(Jacobs, 1990: 37). Pembelaan Paulus terhadap Injil Kristus sebagai seorang pewarta

Page 59: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

41

yang sering mengajarkan ajaran-ajaran Kristus dijabarkannya pembelaan tersebut

dalam beberapa tema Yakni: pembelaan diri dalam bentuk cerita, pembelaan ajaran

dalam bentuk argumentasi dan yang terakhir anjuran susila. Satu demi satu dengan

hal-hal yang disampaikannya itu Paulus menelanjangi argumen lawan-lawannya

sambil menyerukan kesetian kepada orang-orang Galatia (LBI, 1983: 84).

2) Tugas pewartaan dari Allah sendiri

Tugas melaksanakan karya pewartaan adalah tugas yang berasal dari Allah

sendiri bukan berasal dari pihak manusia. Manusia memiliki peran lebih-lebih

sebagai pekerja. Rencana dan penentuan karya pewartaan itu sepenuhnya dipegang

oleh Allah sendiri. Rencana karya pewartaan itu dapat berjalan dan berhasil dengan

baik didukung juga oleh karya manusia sebagai pekerja Allah. Manusia menjadi

media Allah untuk melaksanakan karyaNya.

Karya pewartaan bertujuan untuk keselamatan manusia, semata keselamatan

itu adalah pemberian dari Allah. Tujuan dari karya pewartaan itu adalah keselamatan

bagi manusia dan keselamatan itu diberi oleh Allah. Tujuan yang hendak dicapai

datangnya dari Allah, suatu hal yang dialamatkan kepada manusia yang datangnya

dari Allah maka Allah sendirilah yang akan menyampaikannya yakni melalui karya

pewartaan itu, hingga dengan demikian tugas pewartaan yang diemban oleh para

pewarta berasal dari Allah sendiri. Pauluspun memiliki sikap demikian ketika

berhadapan dengan para pengajar Yahudi bahwa karyanya bukanlah berasal dari para

Rasul atau bahkan bukan berasal dari dalam diri sendiri, melainkan berasal dari

Tuhan sendiri yakni ketika ia terima dari Yesus dalam penampakan di perjalanan

menuju ke Damaskus (Gal 1:12 ).

Page 60: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

42

Posisi Paulus oleh para pengajar Yahudi di perlemah. Mereka mengatakan

bahwa Gereja Yerusalem tidak pernah mengutus Paulus menjadai pewarta bagi

Kristus. Paulus menangkal serangan tersebut. Ia mengatakan bahwa karya

pewartaannya tidak mengikuti model atau ukuran manusia. Kristuslah yang

memberikan sendiri lewat pernyataan diriNya dan karya penyelamatanNya.

Perubahan diri Paulus menjadikan bukti bahwa karya pewartaannya berasa dari Allah

sendiri. Paulus sebelum pertobatannya adalah seorang Yahudi tulen sejak muda didik

dalam semangat dan tradisi Yahudi jauh dari pengaruh Kristen hingga saat

penganiayaan para pengikut Kristen iapun turut serta. Teman-teman Yahudi

sebangsanya tidak ada yang sanggup menandingi Paulus sebagai seorang Yahudi.

Paulus berubah yang tadinya dipihak lawan Kristus menjadi dipihak kawan Kristus

bahkan melaksanakan karya pewartaan akan Kristus. Perubahan ini merupakan karya

Allah terhadap dirinya, Allah sendiri yang mengubahnya. Allah mengubah diri

Paulus yang lama menjadi dirinya yang baru untuk sebuah karya pewartaan yang

harus dilaksanakan oleh Paulus sesuai kehendakNya(LBI, 1983: 92).

Allah sejak permulaan telah memilih Paulus untuk melaksanakan karya

pewartaan dari Allah (Gal 1:15), seperti Yeremia yang telah dipilih Allah. Pertobatan

Paulus menghantarnya percaya kepada Putra Allah yang diutus ke dunia dan

kemudian mewartakannya. Kristus menemuinya sendiri hingga pertobatan atas dirnya

terjadi, setelah itu ia langsung memulai pewartaannya. Paulus tidak meminta

petunjuk kepada para Rasul dan tidak tergantung kepada Gereja Yerusalem dalam

melaksanakan karya pewartaannya. Yesus sendiri yang menemui Paulus maka ia

sendirilah yang mengutus hingga penuhlah wahyu yang ia terima untuk pelaksanaan

karya pewartaan. Paulus memulai karyanya bermula di Arab lalu ke Damsyik tidak

Page 61: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

43

mungkin jika ajarannya berasal dari penduduk wilayah itu. Kemunculannya di

Yerusalem ialah setelah tiga tahun kemudian dari pertobatannya baru ia menemui

Petrus di sana untuk menekankan bahwa ajaran seluruhnya dari Allah (LBI, 1983: 92-

93).

3) Persetujuan dari pemimpin Gereja

Karya pewartaan yang dilaksanakan tidak dapat dilakukan dengan

mengandalkan diri sendiri, selain mengandalkan Tuhan yang berkarya sendiri atas

karya pewartaan tersebut perlu pihak lain yang menjadi andalan dan sekaligus

menjadi wadah karya pewartaan itu. Persetujuan dari pemimpin Gereja maka

diperlukan dalam pelaksanaan karya pewartaan. Umat yang setia mengikuti Kristus

bernaung di dalam Gereja. Kristus diikuti dengan setia oleh umatNya dan diteladani

oleh mereka di bawah naungan Gereja oleh sebab itu mendapat persetujuan dari

pemimpin Gereja yang menaungi umatnya menjadi penting, sebab umat akan lebih

mudah terbuka menerima apa yang diwartakan tentang Kristus hingga dengan

demikian iman akan Kristus dan penghayatannya akan semakin mendalam di dalam

hidup dan di dalam hati setiap umat.

Paulus setelah bertobat ia langsung melaksanakan karya pewartaannya untuk

menyelamatkan manusia. Karyanya sudah dilaksanakan beberapa waktu lamanya

kemudian agar pelaksanaan karyanya berjalan dengan lancar maka iapun meminta

persetujuan dari para peminpin Gereja yang saat itu berada di Yerusalem. Persetujuan

tersebut pertama-tama berguna dalam hal persatuan umat Allah, agar setiap umat

yang mempercayai Kristus bersatu dan bernaung di dalam satu Gereja yakni Gereja

Kristus.

Page 62: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

44

Persetujuan dari para Rasul pemimipin Gereja Yerusalem dimintanya pada

kunjungan Paulus yang kedua ke Yerusalem. Karya pewartaan Paulus telah

dilaksanakan selama empat belas tahun kemudian ia meminta persetujuan atas

karyanya kepada para Rasul. Ia datang sebagai wakil dari Gereja Antiokhia.

Permasalahan Paulus dibicarakan secara diam-diam bersama para pemuka.

Pembicaraan itu bertujuan untuk menyatukan karya pewartaan Paulus di Antiokhia

yang telah berhasil mendirikan Gereja di sana, apa yang dibicarakan bukannya

meminta nasehat atau kejelasan tetapi lebih-lebih mencari dukungan. Karya

pewartaannya jika tidak di dukung oleh para Rasul akan sia-sia (LBI, 1983: 94).

Dukungan sebagai tanda persetujuan dari para pemimpin Gereja didapatkan

Paulus. Ia menjelaskan kepada para Rasul bahwa persekutuan mereka dengan Kristus

tidak memberikan hak mutlak atas pewartaan karena hal penting bagi Allah iman

yang teguh dalam persekutuan itu. Para pemimpin tidak meminta kepada Paulus

untuk mengajar suatu ajaran atau praktek baru (LBI, 1983: 95). Iman dan persekutuan

menjadi hal penting yang dipertimbangkan untuk persetujuan itu diberikan kepada

Paulus. Paulus mewartakan Kristus kepada orang-orang non Yahudi. Ia mendapatkan

tugas khusus yang demikian. Hal ini sama seperti Petrus sebagai pemimipin orang

Kristen Yahudi. Persetujuan itu didapatkan dari pemimipin Gereja. Paulus

menobatkan orang-orang bukan Yahudi sedangkan Petrus menobatkan orang-orang

Yahudi. Keduanya menjadi satu persekutuan umat Allah hingga dengan demikian

karya pewartaan Paulus menjadi karya pewartaan yang sah di dalam Gereja Kristus.

Laporan karya Paulus mengesan bagi para pemimpin Gereja Yerusalem

hingga persetujuan itu didapatkan (Gal 2:9-10). Keputusan ditentukan oleh para

pemimimpin. Yakobus yang menonjol dalam mengambil keputusan itu. Yakobus

Page 63: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

45

bersama dengan Petrus menyambut Paulus di kalangan para Rasul. Pengelolaan

Gereja di pusat Yahudi dipimpin para Rasul di Yerusalem. Paulus datang bersama

Barnabas ke Yerusalem untuk meminta persetujuan. Keduanya menyebarkan Injil

Kristus di kalangan orang bukan Yahudi. Paulus dan Barnabas dengan cinta kasih

tetap dihubungkan dengan orang-orang Kristen Yahudi. Cinta kasih yang mendasari

relasi tersebut diwujudkan dengan mengirimkan kolekte untuk Gereja Yerusalem

(LBI, 1983: 96).

b. Keselamatan manusia

Keselamatan menjadi hal yang sangat berharga dalam hidup manusia.

Kehidupan manusia berada dalam realitas dosa dengan maut sebagai upahnya, yang

berarti ancaman bagi kehidupan jauh dari keselamatan. Manusia ingin hidupnya

bermakna sebuah keselamatan. Sebuah peraturan dengan ketaatan yang ketat

diciptakan agar manusia selamat. Ironinya ketaatan itu malah menjadi hal yang

membelenggu kehidupan sebab peraturan yang dibuat tidak dapat dijalankan dengan

sempurna. Manusia tidak punya cukup banyak kekuatan untuk mengusahakan

keselamatan hadir dalam hidupnya. Pasrah dan berserah menjadi jalan yang juga

berima, mengandalkan Tuhan pemberi keselamatan. Tindakan manusia terletak pada

pengambilan keputusan untuk mau atau tidak beriman pada Kristus sebagai jalan

keselamatan.

1) Kehidupan manusia dalam dosa

Gereja mempunyai sebuah ungkapan yakni upah dosa adalah maut. Dosa bagi

manusia akan mendatangkan maut bukan keselamatan. Manusia agar hidupnya tidak

Page 64: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

46

membuahkan maut sebagai upahnya maka ia jangan berdosa. Dosa harus dibersihkan

dari kehidupan manusia.

Kenyataan yang ada dalam hidup manusia dosa menjadi realitas yang tidak

dapat dihindari. Manusia tidak luput dari kuasa dosa, sejauh mungkin manusia

menghindarinya dimana-mana kuasa dosa selalu ada. Dosa merupakan cermin yang

menunjukan kerapuhan dan kelemahan manusia. Manusia tidak mempunyai kuasa

yang cukup untuk mengalahkan kuasa dosa.

Kuasa dosa ada dimana-mana Paulus hendak menunjukkan bahwa kekafiran

bahkan Yudaisme sendiri dengan Tauratnya tidak dapat memperbaharui dunia (Gal

3:19). Kehidupan di dunia adalah kehidupan yang mengerikan karena ada kemarahan

Tuhan, sebab hubungan manusia dengan Tuhan telah putus. Seorang pun tidak akan

luput dari kemarahanNya. Hidup ini betapa mengerikan dengan adanya kemarahan

Tuhan, laksana langit mendung penuh guntur. Putusnya hubungan tersebut membuat

manusia masuk dalam dosa. Kuasa dosa yang bekerja mengakibatkan maut. Maut

menjemput murka Allah datang bagi orang berdosa. Paulus menunjukkan situasi

hidup manusia yang dilingkupi oleh dosa. Ia mengupas secara jelas kebijaksanaan

manusia yang jahat. Nada bicaranya jelas dan mendesak bahwa kemurkaan Allah

tampak menantang segala kedurhakaan dan kedurjanaan manusia sehingga manusia

tidak dapat berdalih dengan alasan apapun (Brunot, 1992 : 96).

Paulus sebagai Rasul para orang kafir mengerti bahwa mereka telah tersesat

jauh dalam dosa sehingga tidak dapat mengerti keadaan. Mereka menghayal bahwa

dirinya berjasa, meskipun mereka tahu tentang Allah namun tidak memuliakannya,

tidak mengucap syukur bahkan kiranya menjadi bebal dan hatiya menjadi gelap.

Kemuliaan Allah yang tidak dapat mati diganti dengan gambaran berupa manusia

Page 65: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

47

fana, unggas, binatang berkaki empat dan yang melata (Brunot, 1992 : 97). Secara

historis bangsa Romawi dan Yunani kaya akan karya filsafat yang bermutu mulai dari

Aristoteles sampai dengan Plato sebagai muridnya hingga para penerusnya. Kedua

bangsa tersebut juga terkenal dengan penyembahan berhala dan dewa-dewi yang

menggantikan Allah sebagai sembahan yang sepatutnya disembah. Kenyataan

histories yang demikian kiranya membuat Paulus berbicara demikian mengenai

kebudayaan Romawi danYunani yang berada dalam keadaan dosa.

Orang-orang Yahudi mempunyai anggapan bahwa keadaan mereka lebih dari

si kafir (Gal 2:15). Paulus yang berhadapan dengan pandangan orang-orang Yahudi

yang demikian itu menganggap keadaan mereka lebih buruk. Paulus secara perlahan

mendesak orang Yahudi membuka diri dan melihat siapa dirinya yang sebenarnya.

Mereka orang-orang Yahudi secara sembunyi-sembunyi melakukan perbuatan jahat

yang dilakukan oleh orang-orang kafir itu. Perdebatan antara Paulus dan orang

Yahudi mengenai realitas dosa terjadi baik disinagoga-sinagoga atau di tengah-tengah

lingkungan Yahudi. Perdebatan mengenai realitas dosa itu dipandang dari dua sisi

dari sisi hukum dan dari sisi pokok permasalahannya. Pandangan Paulus dari sisi

hukum menyatakan bahwa dosa yang sama mendapat hukuman yang sama pula, jika

sesorang membayangkan kebalikannya maka ia menipu diri sendiri sebab Allah

meberikan ganjaran kepada setiap orang yang sesuai dengan perbuatannya masing-

masing. Pandangan yang kedua dilihat dari segi persoalannya yakni bagaimanakah

penilaian terhadap perbuatan orang Yahudi? terlebih perbuatan kaum Farisi, mereka

sombong, menganggap dirinya paling luhur karena merasa dilengkapi dengan hak-

hak istimewa, hukum Taurat, sunat dan Kitab Suci. Paulus mengkritisi kelengkapan-

kelengakapan itu. Ia membicarakan persoalan hukum Taurat yang menurutnya

Page 66: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

48

menciptakan dosa, membunuh dan memperbudak orang dalam perbuatan-perbuatan

lahir serta mengahancurkan martabat manusia. Paulus menyatakan bahwa orang-

orang Yahudi kurang tertarik menelaah kenyataan janji Allah kepada Abraham (Gal.

3:15-18), bagi mereka perjanjian itu sebagai perbuatan timbal balik antara Allah

dengan manusia, hingga Allah berkewajiban menyelamatkan manusia. Hukum Taurat

oleh orang-orang Yahudi dilihat sebagai alat pencapaian keselamatan. Keselamatan

terjadi dengan diamalkannya hukum. Pandangan yang demikian membawa pada

formalitas dan lekas puas dengan dirinya sendiri.

2) Peranan Taurat dalam menyelamatkan manusia

Manusia berupaya untuk memperoleh keselamatan, agar jangan dosa berbuah

maut di dalam hidupnya maka manusia mencoba untuk menghindar dari dosa. Upaya

yang diperbuat dengan mengadakan seperangkat hukum yang mengatur hidup.

Manusia harus berbuat begini dan harus berbuat begitu untuk kesempurnaan

hidupnya (Gal13:19). Bangsa Yahudi dengan hukum Tauratnya bangga akan hal ini,

dimana setiap orang Yahudi harus mentaatai hukum Taurat tanpa bercacat agar

hidupnya menjadi baik dan sempurna tanpa dosa. Setiap aturan yang baik yang

tertulis ataupun tidak tertulis mesti ditaati. Dalam hal berdoa misalnya setiap orang

Yahudi yang hendak berdoa sesuai dengan hukum Taurat perlu berbagai ritual

membersihkan diri, ditambah lagi dengan berbagai larangan yang tidak boleh

dilanggar agar kesucian dalam diri manusia tidak ternodai.

Taurat diharapkan mampu menghantar manusia dalam kesucian hidup hingga

keselamatan terjadi atas dirinya. Keselamatan yang terjadi atas diri manusia oleh

karena Taurat sangat bergantung pada manusianya. Manusia mesti melakukan

Page 67: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

49

berbagai macam hal baik di dalam hidupnya untuk memperoleh keselamatan.

Manusia yang superior dibentuk oleh Taurat, dimana manusia mampu berbuat hal ini

dan itu serta mampu untuk tidak melanggar larangan yang ini dan larangan yang itu.

Setelah hal tersebut tercapai dalam hidup manusia barulah ia dapat memperoleh

keselamatan karena usahanya.

Janji keselamatan telah dibuat antara Allah dan manusia. Abraham sabagai

wakil dari manusia untuk membuat perjanjian dengan Allah demi keselamatan.

Antara janji dan Taurat terpaut waktu yang lama, empat ratus tiga puluh tahun,

seperti dikutip Paulus dari teks perjanjian lama untuk menunjukkan waktu yang

terpaut antara janji dan Taurat (LBI, 1983: 102). Taurat oleh bangsa Yahudi dianggap

mempunyai kekuatan yuridis untuk menyelamatkan manusia. Perjanjian itu dipelihara

oleh bangsa Yahudi dalam kurun waktu tersebut. Kekuatan hukum dipergunakan

untuk melestarikan janji keselamatan antara Allah dan manusia yang diwakili oleh

Abraham (Gal 17-18). Abaraham dan keturunannya secara harafiah memelihara janji

itu dengan yurisdiksi Taurat. Mereka itulah menurut orang Yahudi yang akan

diselamatkan.

Hukum mempunyai nilai yang positif di mata Paulus. Hukum mengandung

tuntutan-tuntutan dan kehendak Allah (Gal 5:14). Manusia memperoleh hidup dan

hukum untuk kuhidupan manusia jika hukum tidak hanya didengarkan tetapi juga

direalisasikan (Gal 3:12). Setiap manusia akan mendapatkan keadilan Allah jika ia

melakukan hukum tersebut (Kirchberger, 1989 : 37-38).

Taurat dengan kekuatannya secara hukum hendak membuat manusia mengerti

hakekat Allah yang baik, Allah yang suci. Peranan Taurat mempersiapkan seseorang

untuk memeluk iman. Taurat menjaga untuk siap memulai penghayatan iman yang

Page 68: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

50

teguh. Taurat mengambil peranan dalam mempersiapkan seseorang untuk beriman

(LBI, 1983: 103-104). Taurat yang memelihara janji antara Allah dengan manusia

berarti juga ikut memelihara relasi antara Allah dan manusia. Manusia dihantar pada

tahap relasi awal antara Allah dan manusia. Relasi itu mulai dikenal dengan

keberadaan Taurat. Manusia berusaha memperdalam relasinya dengan Allah menjadi

langkah kemudian.

3) Iman berbuah keselamatan

Manusia berusaha semakin keras agar keselamatan hadir baginya dengan

mentaati hukum yang membuat akan semakin terlihat kelemahan dan kerapuhan yang

ada di dalam diri manusia. Ketidaksanggupan memperbuat tindakan sesuai dengan

aturan yang ada dan menghindari larangan yang tidak boleh dilanggar lebih terlihat

jelas. Hal ini menunjukkan sekali lagi realitas dosa menjadi kuasa yang tidak dapat

dilawan oleh manusia.

Keselamatan adalah sesuatu hal yang memposisikan keberadaannya di luar

diri manusia. Manusia hendak menjangkau keselamatan itu bagi dirinya. Keselamatan

yang memiliki adalah Allah. Daya jangkau manusia untuk meraih keselamatan tidak

memadai untuk memperolehnya. Keselamatan dapat terjadi atas diri manusia jika Ia

menghendaki. KehendakNya jelas dapat dilihat yakni demi keselamatan manusia.

Keselamatan merupakan anugrah yang diberikan kepada manusia. Maka jika Allah

tidak berkendak untuk menyelamatkan manusia keselamatan tidak akan terjadi.

Meski manusia berusaha sekuat mungkin di dalam hidupnya.

Meskipun begitu tindakan dan usaha manusia tetap berarti dan mempunyai

nilai demi keselamatan manusia. Arti dan nilai tindakan manusia itu ada pada kasih

Page 69: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

51

karunia Allah. Manusia perlu berusaha sekuat mungkin dan melakukan tindakan

sejauh mungkin agar keselamatan terjadi atas dirinya. Usaha dan tindakan manusia

adalah menyadari dan menanggapi kasih karunia itu.

Manusia dapat menyadari dan menanggapi kasih karunia Allah jika iman ada

di dalam dirinya. Iman kembali menguatkan bahwa keselamatan berasal dari Allah,

sebab iman pun pula karya Allah sendiri atas diri manusia. Manusia dapat beriman

jika Allah bekerja di dalam dirinya, iman lalu mulai tumbuh dan dapat berkembang

didukung oleh karya pewartaan akan Allah.

Iman merupakan jawaban manusia terhadap kasih Allah. Orang beriman

setuju kepada Allah menyerahkan diri kapada kekendaknya. Ia mengandalakan Allah

dan berusaha dengan kekuatan manusiawinya. Manusia dibimbing oleh Tuhan dan ia

beriman kepada Allah. Manusia akan mentaati panggilan Tuhan sejauh usaha mereka

didukung oleh rahmad. Dukungan rahmat merupakan wujud karya Allah yang

membimbing manusia (Brunot, 1992: 110).

Akar-akar kekristenan ditekankan oleh Paulus, yang terlihat dalam iman

Kristen dalam iman pada masa awal (Gal 3:6). Bapa-bapa bangsa beriman kepada

kekuatan Allah yang membangkitkan orang mati. Iman mereka sekarang menjadi

iman kita, yang diimani dalam Yesus Kristus yang telah telah wafat dan bangkit

kembali. Abraham menjadi sahabat Allah semata karena iman dan Allah

memperhitungkan semua itu. Iman Kristen sebagai iman akan Yesus dan iman dalam

Putra Allah, iman dalam wafat dan kebangkitanNya diyakini membawa keselamatan

bagi manusia. Iman baru ini bersifat Kristosentris, Yesus adalah Tuhan merupakan

risngkasan keKristenan yang menjadi inti dari Kristianisme. Paulus menghidupi

imannya saat ia hidup dalam Injil, hidup di alam penebusan, menikmati kelimpahan

Page 70: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

52

Ilahi dan menerima patokan baru tanpa tanggung-tanggung. Iman Kristen tidak dapat

dilepaskan dari karya penebusan yang memuncak pada kemenangan Paskah yang

berarti pula keselamatan bagi dunia. Iman memberikan roh pada yang telah

dijanjikan, mengangkat menjadi anak Allah dan menenggelamkan seseorang dalam

suasana hidup yang memungkinkan perkembangan di dalam Kristus dan roh

berkembang subur (Brunot, 1992: 111).

4) Kristus atau hukum Taurat

Kristus dan hukum Taurat keduanya berasal dari Allah, keduanya diturunkan

oleh Allah bagi manusia. Makna keduaanya diturunkan agar manusia mampu

mengenal Allah. Allah merindukan untuk dapat dekat dengan manusia. Allah

memanggil-manggil manusia untuk datang kehadiratnya. Kristus dan hukum Taurat

merupakan perwujudan konkrit Allah yang menghadirkan diri dalam sejarah hidup

manusia.

Hukum Taurat sebagai perwujudan diri Allah di dalam kehidupan manusia

erat kaitanya dengan identitas suatu bangsa. Untuk beragama Yahudi, orang harus

menanggalkan kebangsaan aslinya. Orang-orang yang berkebangsaan non Yahudi

jika hendak diselamatkan harus menerima Taurat dengan segala detil peraturan dan

larangan. Taurat sebagai identitas bangsa Yahudi demikian membuat orang-orang

non Yahudi menjadi Yahudi.

Keselamatan manusia erat kaitanya dengan nasionalisme suatu bangsa. Taurat

merupakan landasan konstitusional perundang-undangan milik bangsa Yahudi. Allah

meskipun demikian sungguh hadir di sana dalam sejarah hidup suatu bangsa. Yakni

bangsa Yahudi yang mewakili bangsa-bangsa lain seluruh dunia. Taurat dihadirkan

Page 71: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

53

Allah ke dunia agar manusia mampu mengenal Allah. Lebih lanjut Allah mengutus

Putranya sendiri agar manusia sampai kepadaNya.

Kristus adalah seseorang yang berkebangsaan Yahudi. Kristus juga identik

dengan bangsa Yahudi yang harus diterima oleh setiap orang demi keselamatanNya,

namun demikian tidak mengidentifikasikan seseorang ke dalam suatu bangsa. Orang-

orang non Yahudi yang percaya kepadanya, mengikuti dan meneladaninya tidak

harus berubah identitasnya menjadi orang berkebangsaan Yahudi. Nilai universalitas

yang dibawa oleh Kristus lebih nampak. Jalan keselamatan lebih terbuka lebar untuk

setiap orang hingga orang-orang yang mempercayai dapat memasukinya.

Taurat mengantar manusia pada relasi tingkat awal manusia dan Allah demi

keselamatan. Manusia dengan hanya mengandalkan usahanya demi keselamatan, dan

Taurat membuat orang harus menjadi Yahudi. Peranan Taurat sebagai jalan

keselamatan bagi manusia menjadi tanda tanya besar, namun demikian pilihan tetap

musti dijatuhkan demi menempuh jalan keselamatan

Persoalan pelik dalam surat Galatia terjadi perselisihan dan konflik antara

Paulus dan pengajar Yahudi mengenai keberadaan Taurat di dalam karya pewartaan

keselamatan Allah yang mereka laksanakan (Gal 1:6-7). Paulus lebih menekankan

Kristus bahkan hanya Kristus yang harus diterima, baginya Taurat suatu kesia-sian

dan sepertinya Paulus menjadi alergi dengan Taurat. Menurutnya sunat dan

pelaksanaan hukum Taurat bukan prasyarat untuk nanti mandapatkan keselamatan.

Paulus menanggalkan Taurat sebagai jalan keselamatan yang berarti mempercepat

proses pemisahan Yudaisme dengan Kristianisme. Seluruh hidup Paulus

memperjuangkan Injil Kristus terhadap orang Kristen bukan Yahudi agar Taurat tidak

ditambahkan dalam iman Kristen, tindakan Paulus menyulut terjadinya pertikaian

Page 72: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

54

antara umat Kristen dan orang Yahudi. Perbedaan dua jalan dan tata keselamatan

mengakibatkan pertikaian tersebut. Umat Kristen menganggap baginya adalah

Kristus dan iman akan Dia serta bagi orang Yahudi adalah Taurat dan ketaatannya

(Groenen, 1991: 250-251).

5) Hidup, wafat dan kebangkitan Kristus menyelamatkan manusia

Kehendak Allah untuk menyelamatkan manusia dilakukan dengan mengutus

putraNya Yesus Kristus. Realitas kehidupan manusia berada dalam dosa, untuk dapat

mengangkat manusia dalam situasi hidup itu sang penyelamat mesti turun ke dalam

situasi dosa yang dihadapi oleh manusia. Kemudian setelah sang penyelamat turun

maka Ia akan naik kembali dari realitas dosa itu. Yesus Kristus naik kembali kepada

Bapa dengan membawa manusia. Hingga ia diselamatkan dari situasi hidupnya yang

penuh dosa. Paulus sulit menerima hidup, wafat dan kebangkitan Kristus yang

demikian. Sebelum pertobatan Paulus yang terjadi dalam diri Yesus Kristus adalah

suatu hal yang mustahil.

Allah yang maha mulia turun ke tengah-tengah hidup manusia jelata.

KematianNya dengan cara disalib menunjukan suatu kematian bagi orang yang

paling bejat (Gal 3:13). Paulus berusaha merenungkan Yesus. Paulus sebagai seorang

Farisi tentang kebangkitan badan saja yang diakui. Pertobatannya membuat ia

merenungkan makna dari hidup, wafat dan kebangkitan Yesus Kristus yang

menyelamatkan manusia.

Yesus Kristus yang mulia diturunkan, direndahkan ke dalam realitas dosa agar

dapat menyentuh dan mengangkat manusia. Pada saatnya Ia ditinggikan dan

memperoleh kemenangan dengan kematiannya yang paling hina di mata manusia. Ia

Page 73: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

55

wafat di salib dan dibangkitkan pada hari ketiga. Bangkit dari kematian Ia

mengalahkan maut. Ia memperoleh kemenangan atas maut sebagai buah dosa.

Manusia hidup di jaman Almasih yang ditentukan oleh Allah sendiri. Allah

mengutus Putranya untuk hidup bersama-sama dengan manusia. Ia hidup dengan

terlebih dahulu dilahirkan dari rahim seoarang ibu. KehidupanNya untuk menebus

manusia yang hidup di bawah hukum dan diangkat menjadi Putera. Manusia yang

hidup akan menuju ke kematian. Manusia akan mengalami mati sebagai dosa.

Kematian hasil dari daging yang dekat dengan dosa Yesus hiduppun pula akan mati.

Tetapi Ia tidak berdosa sebab Ia memasukan diriNya ke dalam kematian. Dari sana Ia

dapat keluar sebagai tanda dosa dikalahkan (Brunot, 1992: 106-107). Yesus hidup di

alam Yahudi. Latar belakang keYahudian Kristus dipengaruhi oleh kebudayaan

Yunani, namun sifat keYahudiannya lebih tampak. Alam pikiran Yahudi merupakan

titik-tolak dari gagasan Yesus. Banyak gagasan keYahudian yang melatarbelakangi

hidup Yesus diambil alih dan ditafsirkan untuk kegiatan pewartaan (Jacobs, 1982:

170-171)

Manusia yang mati di kayu salib adalah manusia yang terkutuk Yesus mati di

kayu salib yang dianggap juga sebagai manusia terkutuk, namun demikian dengan

kematian terkutuk itulah manusia diselamatkan. Kematian Kristus merupakan

penebusan yang berlangsung terus sepanjang zaman. Penebusan Kristus adalah harga

yang mahal dari Allah Yang paling berharga yang diberikan Allah adalah PuteraNya

sendiri (Brunot, 1992: 107-108)

Yesus mengalami nasib yang sama dengan para nabi. Ia menerima kematian

karena usaha pertobatan Israel dan mempersiapkan Israel untuk kedatangan Tuhan.

Israel tidak mau percaya kepada Yesus maka Ia dibunuh oleh mereka. Kematian

Page 74: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

56

Yesus lebih dihubungkan kepada akhir zaman atau Parusia. Karyanya akan

diteruskan hingga akhir zaman. Kematian tidak membuat karya itu berhenti (Jacobs,

1982: 100). Kebangkitan Kristus sebagai lanjutan dari karyaNya. Kebangkitan

Kristus juga berarti sebuah tawaran keselamatan yang diberikan bagi manusia.

Tawaran keselamatan bagi Israel yang menolak dan tidak mempercayai Yesus tatap

ada. Jika mereka mau menggabungkan diri dengan israel yang baru yakni umat

Kristiani (Jacobs, 1982: 100). Kristisanisme hadir meneruskan karya pewartaanYesus

dan menawarkan keselamatan bagi semua orang berkat wafat dan kebangkitan

Kristus. Orang mendengar lanjutan pewartaan itu dan melihat tawaran itu diharapkan

dapat menerimanya. Tidak seperti sikap yang ditunjukkan oleh bangsa Israel yang

menolak dengan membunuh Yesus. Namun menghantar Yesus pada kebangkitan

hingga kemulianNya. Wujud penerimaan itu dimulai dengan membangun relasi

antara Allah dan manusia.

c. Jalinan relasi antara Allah dan manusia

Manusia menginginkan keselamatan hadir di dalam hidupnya maka ia harus

memiliki iman, bukan pertama-tama melakukan perbuatan-perbuatan yang

dianggapnya telah membuat dirinya benar. Iman di dalam diri manusia terbangun

dengan adanya jalinan relasi antara Allah dan manusia. Relasi antara Allah dan

manusia dapat terbangun berkat kasih karunia dari Allah sendiri. Kasih itu nyata

dengan diutusnya Yesus sang putra bagi manusia. Hadirnya putra Allah menebus

dosa hingga manusia dibebaskan dari segala dosanya. Manusia menjadi benar

dihadpan Allah sebab ada kasih karunia Allah yang mewarnai kehidupan dan sebagai

dasar tindakan dalam hidup manusia.

Page 75: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

57

1) Kasih karunia Allah bagi manusia

Kasih karunia Allah bagi manusia dipahami secara sederhana adalah kebaikan

Allah bagi manusia. Kasih karunia Allah adalah Allah sendiri yang mengasihi,

melayani dan membimbing manusia. Allah menjalin relasi antara dirinya dan

manusia dengan kasih karunia yang berbuah keselamatan bagi manusia.

Kasih karunia merupakan hal yang mendasari relasi antara Allah dan manusia,

dengan dasar relasi oleh karena kasih karunia terbagunlah suatu relasi yang kuat.

Relasi tersebut menjadi kuat dan tidak mudah digoyahkan. Allah menganugerahkan

kasih karunia yang membuat relasi antara Allah dan manusia menjadi kokoh. Seperti

sebuah tembok kokoh relasi yang dijalin tidak mudah roboh oleh terpaan angin dan

hujan. Kasih karunia merekatkan setiap bagian yang menjadi unsur-unsur di dalam

tembok tersebut

Relasi antara Allah dan menusia oleh karena kasih karunia menjadikan relasi

tersebut dekat. Kedekatan yang terjadi di dalam relasi antara Allah dan manusia

ibarat sebuah relasi yang terjadi di dalam sebuah keluarga yakni relasi antara anak

dengan ayahnya, relasi antara ibu dengan anaknya dan relasi antara anak dengan anak

dalam keluarga itu. Keharmonisan dan kehangatan relasi di dalam keluarga dijadikan

gambaran yang menunjukkan betapa dekatnya Allah dan manusia berkat kasihnya.

Keterbukaan diri Allah terhadap manusia seperti sebuah keterbukaan seorang oran

tua terhadap anaknya. Pemeliharaan Allah terhadap setiap hidup manusia sama

seperti seorang ibu yang merawat dan memelihara bayinya dengan penuh kasih.

Allah melindungi setiap umatnya sama seperti seorang ayah yang melindungi setiap

anggota keluarganya. Kedekatan relasi antara Allah dan manusia terjalin seperti relasi

dalam sebuah keluarga yakni relasi yang berdasarkan hubungan darah saling

Page 76: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

58

mengasihi satu sama lain, hinggga dengan demikian kedekatan relasi tersebut sangat

dapat dirasakan. Allah yang transenden jauh berada diluar jangkauan manusia terasa

sangat dekat bahkan Allah bersemayam di dalam diri setiap umat, menjadi satu

dengan setiap pribadi, menjadi Allah yang imanen.

Kasih Allah menyala-nyala laksana api bagi orang yang berelasi denganNya.

Kasihnya yang besar itu terkadang manusia tidak melihatnya. Kasih yang kadang

tidak tampak itu memberikan rasa damai di dalam hati. Kasih Allah yang besar

memberikan rasa damai nyata di dalam Kristus sebab Kristus berasal dariNya.

Manusia yang ingin merasakan kasihNya berarti melalui Kristus dan mengikuti

Kristus. Kasih Allah yang besar dirasakan oleh setiap umatnya terhimpun di dalam

persekutuan yang dinamakan Gereja. Kasihnya menjadi ragi kepercayaan bagi tiap

keluarga manusia dalam keanggotaan Gereja (Roger, 1994: 7-8). Kasih Allah

mempersatukan setiap manusia yang percaya. Persekutuan umat Allah dalam Gereja

menjadi lebih kuat berkat kasih Allah. Gereja Kristus yang dibangun oleh para Rasul

menjadi lebih kokoh dimulai dari setiap keluarga sebagai manifestasi Gereja kecil.

Allah memberikan rahmat kasihnya dengan takaran yang berlimpah ruah.

Kasihnya merupakan kasih yang penuh dan menyeluruh, sebab mengatasi

keseluruhan situasi hidup manusia. Allah mempunyai inisiaif terlebih dahulu untuk

berkarya dalam situasi hidup manusia (Wijngaards, 1994: 177).

Allah sangat mengasihi manusia. Kasih Karunia Allah membuat manusia

hidup dalam rahmat bukan dalam dosa. Dosa telah dikalahkan oleh Kristus dengan

kebangkitannya maka manusia tidak berada lagi dalam kuasa dosa melainkan hidup

dalam rahmat. Rahmat yang berlimpah akan diberikan bagi manusia melalui Yesus

Kristus (Brunot, 1992: 109).

Page 77: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

59

Manusia dengan sesamanya diharapkan juga saling mengasihi. Kehidupan

diwarnai dengan tindakan kasih. Perbuatan yang dapat dilakukan misalnya dengan

saling tolong menolong. Berbuat baik bagi sesama sebagai wujud saling mengasihi

memang sukar dan melelahkan namun Paulus tetap mengharapkan agar selalu

diperbuat (Gal 6:1-10).

2) PutraNya diutus untuk membebaskan manusia

Jalinan relasi antara Allah dan manusia menjadi suatu kenyataan. Yesus

diutus oleh Bapa datang ke dunia. Kedatangan Yesus di dunia mewujudkan relasi

antara Allah dan manusia, dengan kedatanganNya itu Yesus menyatu dengan

manusia. Allah hadir dalam diri PutraNya mendatangi manusia. Sebagai sesama

manusia Putra Allah dapat berkomunikasi dengan manusia yang lain. Sebuah relasi

yang nyata dibentuk salah satunya dengan komunikasi, meskipun banyak hal menjadi

syarat untuk terjalinnya sebuah relasi. Pengorbanan dan kematian Yesus di kayu salib

menjadi titik kulminasi yang diperbuat olehNya untuk membuktikan kenyataan relasi

tersebut. Yesus Putra Allah menjadi dekat dengan manusia dan menjadi sahabat

manusia, ia rela mengorbankan diriNya di kayu salib demi keselamatan manusia.

Yesus mati dalam sebuah relasi sebab ia rela mengorbankan nyawa demi sahabatnya.

Relasi manusia dengan Allah nyata ditunjukkan dengan adanya hubungan

persahabatan yang erat dan kedekatan antara Allah dan manusia melalui PutraNya.

Relasi tersebut diwujudkan oleh Allah sendiri. Yesus mempunyai asal dari

Bapa sendiri, Ia Putra Allah yang menyatu dengan Bapa. Ia yang sejak semula telah

berada bersama dengan Allah Bapa, seperti yang dikatakan Yohanes dalam prolog

Injilnya “Pada mulanya adalah firman; firman itu bersama-sama dengan Allah dan

Page 78: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

60

Firman itu adalah Allah”. Yesus Putra Allah yang menyatu dengan Bapa

menghadirkan diriNya ke tengah-tengah hidup manusia.

Allah mengutus PutraNya untuk membebaskan manusia dari belenggu dosa

(Gal 5:1). Yesus menjalankan tugas perutusan dari Allah Bapa dengan sepenuh hati.

Ia rela mengorbankan diriNya di kayu salib demi keselamatan manusia. Salib

diterima menjadi salah satu konsekuensi tugas perutusan, sebab dengan salib itu

Yesus akan membebaskan umat manusia.

Kristus membebaskan manusia sekali untuk selamanya. Manusia jangan

sampai terperosok lagi ke dalam belenggu penghambaan. Belenggu penghambaan

telah dilepaskan oleh Kristus. Manusia yang hidup seturut Taurat maka ia hidup

kembali dalam peghambaan. Taurat salah satu bentuk hukum Yahudi ini salah

satunya mengaharuskan orang untuk disunat jika mau selamat. Jalan keselamatan

melalui sunat sebagai bentuk pengamalan Taurat berarti membelenggu kembali

manusia dalam kelemahan-kelemahannya, dalam tubuh fana manusia yang terbatas

dan dikuasai dosa (LBI, 1983: 87).

Kedatangan Kristus yang membebaskan oleh Paulus digambarkan dengan

sebuah personifikasi. Kebebasan yang didambakan seperti kebebasan yang

dirindukan budak, seperti seorang menderita pada waktu melahirkan, mengerang

kesakitan menahan kelahiran bayinya. Setiap orang menantikan datangnya putra

Allah. Penantian ini bukanlah kesia-sian sebab ada pengharapan seperti seorang ibu

yang kesakitan saat melahirkan namun setelah putranya lahir seluruh sakitnya

menjadi sirna karena suka cita (Brunot, 1992: 105).

Kebebasan yang ditawarkan oleh Paulus bukanlah kebebasan lepas

sekehendak hati, bertindak semaunya sendiri. Paulus mendorong agar orang

Page 79: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

61

melakukan cinta kasih yang merupakan nafas hidup Kristiani, dengan saling

mengasihi, mencintai dan melayani sesama (Gal 3:25-29). Tindakan demikian dapat

dilakukan atas dorongan Roh bukan dorongan dan keinginan daging. Hidup dengan

bimbingan Roh sangat didambakan sebab cinta diri yang merupakan hasil dari

keinginan daging merusak keindahan dan keserasian Pribadi. Keinginan-keinginan

daging menunjukkan akibat-akibat hawa nafsu, namun sebaliknya jika ia dibimbing

Roh akan menjauhkan dari cinta diri. Ia menjadi milik Kristus dan hidup menurut

RohNya. Ia mempertahankan kematiaannya terhadap dosa yang membebaskan itu. Ia

ambil bagian dalam kematian Kristus terhadap dunia, pada waktu itu diterima Roh

Kristus Roh yang selalu diikuti dalam praktek cinta kasih, hingga dengan demikian

manusia yang dibebaskan Kristus bukanlah manusia yang bebas semau dirinya

sendiri melainkan hidup yang dibimbing oleh Roh (LBI, 1992: 109-110).

3) Manusia dibenarkan oleh Allah

Manusia diletakkan dalam jalinan relasi antara Allah dan manusia. Jalinan

relasi yang terbentuk Antara Allah dan manusia membuat manusia dibenarkan.

Manusia dibenarkan dihadapanNya. Kebenaran terletak di tangan Allah ia sendiri

yang memegang kebenaran tersebut. Manusia yang berada bersama dengan Allah ia

akan ikut memiliki kebenaran di tangan Allah itu. Kebenaran yang ikut dimilikinya

dari Allah menjadikan diri manusia benar tidak sekedar memiliki kebenaran namun

manusia tidak menjadi benar.

Kebenaran ditentukan oleh Allah, jadi kebenaran yang ada adalah kebenaran

Allah. Keselamatan juga datangnya dari Allah yang diberikan olehNya bagi manusia.

Segala sesuatu ditentukan oleh asalnya. Keduanya berasal dari Allah manusia tidak

Page 80: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

62

dapat menentukanya sendiri bagi dirinya. Manusia jika akan menentukan sesuatu bagi

dirinya maka sesuatu itu haruslah kepunyaannya sendiri berasal dari dirinya sendiri,

bagaimana mangkin segala sesuatu yang bukan kepunyaan manusia hendak

ditentukan sendiri oleh dirinya, sebab ia tidak mempunyai hak sama sekali atas hal

itu.

Istilah pembenaran yang disampaikan Paulus berasal dari kata dikaiosune,

yang arti harafiahnya keadilan atau kebenaran. Dikaiosune ada pada diri Allah dan

manusia dimasukkan dalam dikaiosune Allah. Manusia yang masuk dikaiosune

Allah menjadikan ia adil dan benar. Tindakan Allah pada tempat pertama dimana

manusia dimasukkan berkait dengan tindakan Allah yang universal bagi manusia

demi keselamatan, tindakan atau karya Allah itu dalam Yesus Kristus melalui salib

(Kirchberger, 1989: 31). Manusia yang dimasukkan di dalam dikaiosune Allah ia

dihakimi Allah. Penghakiman Allah terhadap manusia membuat manusia menerima

keadilan dan iapun dibenarkan atas tindakannya.

Kebenaran mengenai dikaiosune Allah dirumuskan Paulus bahwa seseorang

dibenarkan karena iman dalam Yesus Kristus bukan karena Taurat dengan

ketaatannya (Gal 2:16). Hukum tidak membenarkan perbuatan manusia, ketika ia

dihadapkan ke pengadilan kerena suatu kesalahan maka dalil-dalil seorang pengacara

secara hukum akan mencari-cari selah kebenarannya tetapi perbuatannya tidaklah

dibenarkan. Pengadilan Allah berbeda terhadap seseorang yang diadili seseorang oleh

karena iman dibenarkan oleh Allah, sebab manusia hidup bebas dipimpin oleh roh

untuk bertindak. Tindakan manusia yang dipimpin oleh roh jauh dari cinta diri dan

ogoisme adalah cinta kasih. Itulah tindakan yang dibenarkan. Hukum manusia

menghakimi yang bertindak didorong oleh keinginan daging. Tindakan yang

Page 81: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

63

didorong atas keinginan daging adalah cinta diri dan egoisme. Cinta diri dan egoisme

menjauhkan manusia terhadap Allah dan sesama ia hanya mendahulukan kepentingan

diri sendiri demi keuntungan diri sendiri. Tindakan demikian kiranya tidak dapat

dibenarkan, lain halnya dengan tindakan cinta kasih yang jauh dari cinta diri dan

egoisme.

Manusia yang hidup diatur oleh hukum agama membuat hidupnya dipenuhi

oleh batasan-batasan karena tuntutan yang musti dipenuhi. Ia harus berbuat suatu hal

dan tidak diperbolehkan suatu hal sesuai dengan tuntutan itu. Batasan-batasan itu

membuat manusia menjadi kerdil. Hidup rohani seseorang menjadi berkembang jika

ia tidak hidup menurut hukum agama dengan segala tuntutannya melainkan hidup

menurut dorongan Roh. Hidup menurut dorongan Roh berarti berbuat cinta kasih.

Cinta kasih adalah hukum Kristus yang hidup dengan cinta kasih sama halnya hidup

dengan hukum Kristus yang tidak membatasi manusia sebab Kristus membebaskan

manusia. Kekerdilan hidup manusia oleh karena hukum dikikis oleh Kristus. Hukum

Kristus menghidupkan manusia dan manusia yang hidup seturut hukum Kristus serta

lebih karena beriman pada Kristus ia dibenarkan oleh Allah sebab perbuatannya

benar memenuhi hukum kasih yakni berbuat cinta kasih (Gal 6:2).

Pembenaran tanpa hukum tidak berarti orang Kristen dibenarkan cuma-cuma

oleh Allah. Pembenaran karena iman berarti pelaksanaan hukum bukan prasyarat

pembenaran, bukan karena berbuat baik kita dibenarkan. Kita orang berdosa

dibenarkan Allah terdapat kesanggupan di dalam diri kita manusia untuk bertindak

sebagai manusia benar, bertindak secara baik sesuai dengan kehendak Allah. Iman

menjadi mati dan kita manusia belum dibenarkan jika tidak bertingkah laku secara

baru (Kirchberger, 1989: 39). Pertobatan harus dilakukan oleh manusia untuk ia

Page 82: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

64

dibenarkan dihadapan Allah. Pertobatan bukan pertama-tama hanya menyesali

kesalahan tetapi lebih pada keterbukaan mengakui segala kesalahan dihadapan Allah

dan mengubah cara hidup yang lama dengan cara hidup yang baru.

Page 83: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

BAB III

KITAB SUCI DALAM KATEKESE UMAT

Kitab Suci merupakan harta kekayaan Gereja yang tak ternilai harganya.

Dalam hidup sehari-hari Kitab Suci kurang mendapat tempat dan jarang digunakan

bahkan sebagian umat Katolik takut hanya untuk membuka dan membaca Kitab Suci.

Padahal melalui Kitab Suci umat dapat belajar untuk dapat meningkatkan

penghayatan iman. Untuk dapat meningkatkan penghayatan iman umat membutuhkan

katekese agar iman semakin tumbuh dan berkembang. Katekese sebagai kegiatan

bina iman memiliki cakupan yang luas. Arah katekese di Indonesia menekankan

Katekese Umat sebagai usaha untuk meningkatklan penghayatan iman dengan Kitab

Suci sebagai salah satu sumber pengolahannya.

A. GAMBARAN UMUM TENTANG KATEKESE

Dalam hidup menggereja penghayatan iman umat lebih ditekankan daripada

pengetahuan iman. Katekese membantu umat untuk dapat meningkatkan penghayatan

iman. Iman merupakan dasar kehidupan menggereja bagi umat. Kehidupan

menggereja kiranya tidak dapat berjalan dengan baik jika iman umat tidak terjaga.

Ketika terjadi kegoyahan iman, seperti yang terjadi pada umat di Galatia, maka

katekese menjalankan peranannya untuk menjaga dan meneguhkan iman umat.

1. Pengertian Katekese

Katekese ialah pembinaan terhadap berbagai pihak anak-anak, kaum muda,

dan orang-orang dewasa dalam hal iman. Pembinaan itu mencakup penyampaian

Page 84: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

66

ajaran Kristen yang diberikan secara organis dan sistematis. Pembinaan itu

mempunyai maksud untuk mengantar para pendengar memasuki kepenuhan hidup

Kristen (CT, art. 18). Sasaran kegiatan bina iman adalah anak-anak, kaum muda dan

orang dewasa. Katekese yang organis dan sistematis membuat pelaksanaan menjadi

lebih baik. Katekese memiliki tujuan dalam hal kepenuhan hidup Kristen. Hal ini

merupakan sebuah tujuan pembinaan yang tidak berorientasi pada hal duniawi,

seperti harta dan kekuasaan. Tujuan ini membedakan masyarakat kelompok agama

dengan kelompok lain, seperti kelompok sosial, kelompok politik serta kelompok

ekonomi.

Katekese merupakan salah satu bentuk pelayanan Sabda Allah dalam Gereja

(CT, art. 17). Seluruh kehidupan Gereja berkaitan erat dengan katekese terutama

perkembangan rohani dan keselarasan dalam hidupnya dengan rencana Allah secara

hakiki tergantung pada katekese (CT, art. 13). Katekese sebagai salah satu bentuk

pelayanan sabda, dapat membantu umat beriman semakin mengimani Yesus dan

memperoleh hidup dariNya. Katekese membina serta mendidik umat dalam hidup

dan pembangunan Tubuh Kristus (CT, art. 1).

Katekese dimengerti secara luas sebagai usaha saling tolong menolong dari

setiap orang untuk mengartikan dan mendalami hidup menurut pola Kristus demi

kedewasaan Kristiani yang penuh (Setyakarjana, 1997: 17). Pengertian ini

mengandung prinsip bahwa katekese adalah proses pewartaan sabda Allah melalui

komunikasi iman antar anggota orang yang beriman kepada Kristus.

Di dalam surat rasul Paulus kepada jemaat di Galatia katekese dimengerti

sebagai sebuah pewartaan. Pewartaan yang dilakukan santo Paulus menegaskan

bahwa iman akan Kristus yang bangkit adalah jalan keselamatan (Gal 1:1-5).

Page 85: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

67

Pewartaan Paulus yang tercatat dalam surat Galatia semakin meneguhkan

penghayatan iman umat akan Yesus Kristus demi keselamatan Gereja sebagai umat

Allah. Pewartaan Paulus mendidik orang beriman agar mencapai kedewasaan dalam

hidup beriman. Melalui pewartaan Paulus orang semakin percaya pada Kristus dan

dibawa kepada keselamatan Yesus Kristus

2. Titik Tolak Katekese

Ketekese merupakan pembinaan iman dalam bentuk penyampaian ajaran

Kristiani. Kristus sang Guru yang mengajar menjadi jiwa katekese. Demikian juga

titik tolak katekese adalah pengajar katekese itu sendiri, yakni Yesus Kristus sang

Guru. Katekese, dalam persekutuan dengan pribadi Kristus, menyampaikan

ajaranNya, dan meneladani Kristus sang Guru (CT, art. 5-9).

Katekese selain bertitik tolak pada Kristus juga bertitik tolak dari

pengetahuan, pengalaman, masalah, kaprihatinan dari peserta serta dari berbagai

suasana yang ingin diciptakan (Setyakarjana, 1997: 16). Katekese berangkat dari

konteks permasalahan setempat yang diterangi dalam iman akan Yesus. Katekese

tidak bertolak dari sesuatu yang jauh dari kehidupan umat. Titik tolak katekese

diambil dari tengah-tengah situasi hidup umat. Pengalaman hidup umat mendapat

tempat dalam ketekese, karena permasalahan dan keprihatinan katekese adalah

permasalahan dan keprihatinan umat.

Pewartaan Paulus dalam Gal juga mempunyai titik tolak. Paulus meneguhkan

iman akan Kristus sebab, iman jemaat di Galatia mulai goyah (Gal 1:6). Titik tolak

pewartaan Paulus dalam Gal adalah iman akan akan Kristus. Sebagian besar jemaat

Paulus adalah orang-orang Kristen bukan Yahudi. Ia tidak menginginkan pewartaan

Page 86: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

68

bertolak dari suatu yang tidak sesuai bagi jemaat di Galatia. Oleh sebab itu ketaatan

terhadap Taurat ditinggalkan oleh Paulus. Iman akan Kristus selalu ia tekankan

karena sebagian besar jemaat Paulus adalah kalangan Kristen bukan Yahudi maka

iman akan Kristuslah yang paling cocok sebagai titik tolak pewartaan Paulus (Gal

2:15)

3. Tujuan Katekese

Pelaksanaan katekese mempunyai tujuan dan maksud yang hendak dicapai.

Tujuan katekese adalah berkat bantuan Allah iman yang baru tumbuh dikembangkan.

Katekese bertujuan memekarkan iman yang mulai tumbuh menuju kepenuhannya,

memantapkan peri hidup Kristen umat beriman, baik tua ataupun muda (CT, art. 20).

Misteri Kristus dalam cahaya firman Allah akan meresapi pribadi manusia

dan mengubahnya menjadi ciptaan baru. Hal itu juga merupakan tujuan katekese.

(CT, art. 20). Menjadi ciptaan baru berarti menjadi manusia yang telah mati dari dosa

berkat salib Kristus. Iman akan Kristus yang mulai tumbuh dan berkembang

mengubah manusia lama menjadi manusia baru. Manusia menerima Kristus juga

berarti menerima hidup baru yakni, kehidupan lama yang diliputi dosa diubah

menjadi hidup anak-anak Allah yang mulia. Perubahan hidup dari manusia lama

menjadi manusia baru terjadi berkat iman akan Kristus.

Katekese sungguh diperlukan sebab bertujuan mendampingi jemaat Kristen

agar mampu mencapai kesatuan iman dan kedewasaannya dalam hidup beriman (CT,

art. 25). Hal ini kiranya mendukung untuk kegiatan pembangunan jemaat atau

kegiatan pastoral. Pembangunan jamaat mengokohkan kesatuan iman umat. Banyak

hambatan dan tantangan yang dihadapi. Umat mesti harus mengahadapi tantangan

Page 87: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

69

dan dapat membela diri menangkal serangan yang menggoyahkan kekokohan

kesatuan umat Allah.

Katekese menurut Sumarno (2005: 1) dalam Program Pengalaman Lapangan

Pendidikan Agama Katolik Paroki., memiliki tujuan tergantung dari pengertian

katekese. Jika katekese dipandang sebagai pengajaran iman maka tujuannya adalah

isi iman dapat dimengerti oleh peserta. Katekese jika dimengerti sebagai komunikasi

iman maka yang menjadi tujuan katekese adalah pengungkapan pengalaman iman.

Jika katekese dipandang sebagai pendidikan iman maka bertujuan mematangkan dan

mendewasakan iman. Secara singkat tujuan katekese adalah perkembangan iman

menuju kedawasaan atau kematangan.

Santo Paulus adalah seorang pewarta yang dapat diteladani untuk selalu

menjaga kesatuan iman. Jemaatnya dipersatukan kembali untuk mengimani Kristus

setelah para pengajar Yahudi merongrong hasil karya pewartaan Paulus yang

membuat iman jemaat Galatia menjadi goyah (Gal 1:8).

4. Isi Katekese

Katekese adalah proses pendidikan dan pembinaan iman. Isi katekese adalah

isi pewartaan Injil secara menyeluruh demi keselamatan (CT, art. 26). Katekese

pertama-tama tidak berisi dogma-dogma atau ajaran-ajaran. Isi katekese bukan ajaran

yang telah diberikan tetapi isi katekese adalah perjumpaan dan pengolahan

pengalaman iman kitab suci dan pengalaman hidup umat

Isi katekese sekarang adalah sejarah keselamatan manusia melalui Kristus.

Hal ini berbeda dengan katekese lama yang menitikberatkan pada doktrin. Kristus

yang menyelamatkan diwartakan dan setiap orang beriman menerimaNya agar

Page 88: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

70

realitas dosa yang menghambat dan membatalkan rencana Allah untuk

menyelamatkan manusia dapat dihancurkan (Bataona, 1978: 22).

Muatan pewartaan Paulus adalah Injil Kristus sebagai jalan keselamatan.

Terdapat muatan pewartaan yang tidak berdasar Injil Kristus dalam Gal. Gal

menyebutkan bahwa Para pengajar palsu yang berkarya di Galatia melakukan hal itu.

Karya pewartaan mereka bermuatan lain yakni berisi ketaatan terhadap hukum

Taurat, sedangkan Injil Kristus dikesampingkan jalan keselamatan bukan lagi iman

tetapi ketaatan terhadap Taurat. Paulus hanya mewartakan Injil Kristus. Ia tidak

menambah isi pewartaannya dengan taat terhadap Taurat. Pewartaan Injil Kristus

secara menyeluruh menjadi fokus perhatian santo Paulus (Gal 1:8).

5. Peserta

Peserta katekese adalah orang-orang yang perlu mengalami katekese. Peserta

yang mengalami katekese antara lain anak-anak, kaum remaja, kaum muda, kaum

dewasa, kaum penyandang cacat, dan kaum lanjut usia (CT, art. 35-45). Pihak-pihak

itu disebutkan sebagai penegasan bahwa mereka yang berada di dalam Gereja Kristus

wajib menerima katekese.

Peserta Katekese merupakan sekelompok orang yang beriman Kristiani.

Kedewasaan iman hendak dicapai bagi peserta, lingkungan peserta, kelompok umur

peserta, kebudayaan dan masalah yang menjadi keprihatinan peserta juga menjadi

fokus perhatian katekese yang merupakan bagian keseluruhan dari peserta. Hal itu

menjadi perhatian sebab berguna dalam penentuan tema serta metode yang sesuai

dengan situasi dan kondisi peserta. Fokus perhatian terhadap peserta mendukung

terwujudnya tujuan katekese (Setyakarjana, 1997: 16).

Page 89: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

71

Orang Kristen bukan Yahudi menjadi tujuan dan sasaran karya pewartaan

Paulus. Ia tidak menyertakan orang-orang Yahudi fanatik dalam pewartaannya, sebab

mereka tidak dapat melepaskan unsur keyahudian yang melekat pada diri mereka

karena takut menerima penganiayaan (Gal 6:12).

6. Pembimbing Katekese

Pembimbing adalah seseorang yang diserahi tugas memberi pendidikan

keagamaan dan latihan bagi kehidupan seturut Injil (CT, art. 62). Pengertian pendidik

secara luas menjadi pihak-pihak yang bertanggung jawab dalam pembinaan iman

kristiani. Mereka yang bertanggung jawab antaralain para uskup, para imam, katekis

awam, pihak paroki, pihak keluarga, pihak sekolah, organisasi-organisasi, dan pusat-

pusat pembinaan (CT, art. 63-71).

Katekis dalam proses katekese bukan sebagai guru tetapi lebih menunjukan

peran sebagai pembimbing, pengarah, atau disebut sebagai fasilitator. Kemauan dan

kemampuan adalah faktor utama dari seorang pembimbing yang menentukan dalam

pelaksanaan katekese. Kemauan untuk mendampingi umat timbul di dalam hati

seorang pendamping. Kemampuan untuk mengarahkan umat harus ada di dalam diri

seorang pendamping seperti memilih metode dan sarana yang mendukung proses

katekese. Kepekaan dituntut juga dalam diri pembimbing untuk memahami apa yang

menjadi harapan umat. Seorang Katekis perlu mempunyai sikap tegas dalam

mengarahkan umat untuk mencari apa yang dibutuhkan oleh umat (Setyakarjana,

1997: 16).

Peranan pemimpin/pendamping jemaat sangat menonjol dalam diri Paulus

(Gal 4:12). Paulus membimbing jemaat Galatia agar tidak meninggalkan imannya

Page 90: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

72

akan Kristus. Gal adalah bukti bimbingan Paulus kepada Jemaatnya. Paulus segera

menulis surat kepada jamaat Galatia ketika mendengar iman jemaat mulai goyah.

7. Model-model Katekese

Katekese dapat dilakukan dengan berbagai cara dan sarana, seperti

menggunakan media komunikasi sosial, mengunakan berbagai tempat kesempatan

dan pertemuan, melalui homili, memanfaaatkan kepustakaan kateketis, dan dengan

menggunakan katekismus (CT, art. 46-50).

Model pewartaan yang digunakan Paulus adalah pengajaran. Uraian ajaran

dituliskan dalam suratnya (Gal 6:11). Ajaran Paulus disampaikan kepada jemaat

dengan mengirimkan surat. Uraian ajaran santo Paulus secara utuh tidak dapat

ditemukan dalam Gal.

Di bawah ini disajikan beberapa uraian model-model katekese. Marinus

Telaumbana (1999: 111-143) dalam bukunya Ilmu Kateketik mamaparkan beberapa

model katekese antara lain:

a. Model katekismus

Katekese dengan menggunkan model ini proses yang terjadi di dalamnya

ialah tanya jawab. Buku katekismus yang digunakan terdapat pertanyaan dan

jawaban. Pertanyaan diberikan kepada peserta dan jawaban dibacakan. Peserta

menjawab pertanyaan yang diberikan dengan terlebih dahulu menghafal jawaban

yang dibacakan oleh pembimbingnya. Salah satu buku yang digunakan Katekismus

Katolik disusun oleh Team STFT Suryagung Bumi, 1986 (Telaumbanua, 1999: 111).

Page 91: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

73

Kekhasan dari model ini adalah hapalan akan bahan-bahan yang disampaikan. Peserta

menghafal apa yang diajarkan oleh guru agama.

b. Model penjelasan pikiran

Katekese dengan menggunakan model ini menjelaskan tema-tema yang

hendak disampaikan. Suatu hal yang hendak disampaikan kepada peserta tidak

melalui proses tanya jawab. Proses yang terjadi ialah menguraikan kepada peserta

hal-hal apa yang hendak disampaikan (Telaumbanua, 1999: 111). Kekhasan yang

menjadi model ini adalah peserta tidak hanya menghafal tetapi peserta memahami

dengan sungguh bahan pelajaran agama yang diberikan oleh guru agama. Uraian

materi pelajaran tidak cukup hanya dihafal sebab jika dihafalkan maka peserta akan

kesulitan sebab harus mengahafal uraian materi yang kiranya lebih panjang. Jadi

uraian materi pelajaran yang diberikan akan lebih baik jika dipahami dari pada di

hafalkan.

c. Model Munchen

Katekese dengan mengunakan model ini lebih kompleks dari dua model

sebelumnya. Model ini mempunyai tiga azas utama. Yang pertama teks dijelaskan

dengan bantuan panca indra menyentuh akal budi dan memberi dorongan agar peserta

bertindak. Yang kedua ialah pembentukan budi pekerti agar mau berkelakuan baik.

Yang terakhir kesatuan pelajaran menjadi tekanan. Keistimewaannya ialah peranan

Kitab Suci yang sangat menonjol. Sabda Allah menjadi titik tolak dalam model ini.

Sebuah buku yang dapat dibaca mengenai metode ini adalah Katekismus Jerman,

yang diterjemahkan oleh P. Wahyo, OFM dan diterbitkan oleh Obor tahun 1962

Page 92: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

74

(Telaumbanua, 1999: 118). Kekhasan yang terdapat pada model ini peserta tidak

hanya menghafal dan memahami tetapi sampai pada segi praksis hidup. Peserta

didorong untuk bertindak. Tindakan itu dilakukan berdasarkan apa yang telah

dipelajari, dengan lain kata kekhasan dari model ini peserta dapat mempraktekkan

apa yang dipelajarinya.

d. Model aktif

Katekese dengan menggunakan model ini dipengaruhi oleh ilmu pendidikan

modern. Aktifitas peserta menjadi bagian penting tidak hanya pasif diam

mendengarkan pembimbing katekese. Pembimbing dalam prosesnya harus lihai

melihat fungsi dan arah kegiatan serta dampaknya bagi peserta. Aktifitas peserta baik

dilakukan pada awal proses dan diakhir proses ditutup dengan pesan dan kesan dari

pembimbing. Kedewasaan iman menjadi tujuan dari kegiatan katekese. Kesaksian

iman diutamakan dalam model ini. Metode ini diterapkan dalam buku-buku

pengajaran agama katolik misalnya seperti Mengenal Yesus, yang diterbitkan oleh

Depdikbud tahun 1994 (Telaumbanua, 1999: 118). Kekhasan dari model ini kiranya

seperti pada proses belajar di sekolah-sekolah Indonesia yang terkenal dengan

singkatan CBSA yakni cara belajar siswa aktif.

e. Model pengalaman

Katekese dengan menggunkan model ini mengutamakan pengalaman. Peserta

tidak hanya ditransfer pengetahuan dan tidak hanya diberi uraian panjang lebar tetapi

peserta diajak untuk mengalami sendiri perjumpaan bersama dengan Alla. Buku yang

dapat digunakan adalah buku-buku pelajaran agama, terutama buku-buku Katekese

Page 93: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

75

Umat, dari Pankat Semarang dan Piket, Ruteng, Samarinda (Telaumbanua, 1999:

129). Kekhasan yang ada pada model ini terletak pada pengalaman. Pengalaman

hidup peserta mendapatkan tempat. Apa yang dialami peserta adalah bahan pelajaran

yang berharga untuk diolah.

f. Model Sower

Katekese dengan model ini digunakan sebab menyesuaikan dengan daya

tangkap dan minat para peserta. Ada tiga tahap yang terkandung dalam metode ini.

Tahap dasar peserta diajak menghidupi kebiasaan Kristen. Tahap menengah peserta

diaktifkan dalam kegiatan-kegiatan menggereja. Tahap atas yakni pengkombinasian

antar minat peserta dengan bahan ajaran yang diberikan (Telaumbanua, 1999: 137-

138). Kekhasan model ini adalah peserta didik sungguh dipahami dan dikenali.

Pengenalan dan pemahaman terhadap peserta mutlak diperlukan. Jika pendamping

tidak mengenal pesertanya maka penyesuaian bahan dengan daya tangkap peserta

tidak dapat dilakukan. Dengan kata lain kekhasan model ini adalah mengetahui

keadaan awal peserta didik.

g. Model Shield

Katekese dengan menggunkan model ini memiliki prinsip sesuai dengan

kebutuhan peserta, dimana kebutuhan tersebut harus dapat dipenuhi dalam katekese.

Pemaksaan dalam proses katekese janganlah sampai terjadi. Ada beberapa macam

kebutuhan peserta yang harus dipenuhi dan katekese menjawab kebutuhan itu

(Telaumbanua, 1999: 138). Yang menjadi kekhasan model Shield adalah katekese

menjawab kebutuhan peserta. Katekese bertolak dari situasi hidup peserta. Apa yang

Page 94: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

76

menjadi permasalahan dan keprihatinan hidup peserta diolah sungguh-sungguh dalam

proses katekese.

h. Model induktif deduktif

Katekese dengan model ini menyajikan ulang peristiwa yang ada di dalam

Kitab Suci atau menjelaskan ajaran yang diimani Gereja. Tujuan dari katekese model

ini ialah untuk memberi informasi dan mengisi rasa ingin tahu peserta. Suatu saat

mereka diharapkan dapat mengulang kembali (Telaumbanua, 1999: 138). Kekhasan

dari model ini peserta akan mempunyai wawasan yang luas dalam menunjang

penghayatan iman mereka. Hal ini menjadi demikian sebab model ini berangkat dari

hal yang cakupannya lebih luas menuju pada hal yang spsifik. Hingga dengan

demikian pengertian yang diperoleh oleh peserta bukanlah pengertian dalam arti

sempit tetapi sebuah pengertian yang diperoleh itu dalam arti yang luas.

i. Model naratif eksperiensial

Katekese dengan model ini menggunkan cerita. Pokok bahasan yang

disampaikan disajikan melalui cerita. Buku yang dapat digunakan Mengenal Yesus,

yang diterbitkan oleh Depdikbud tahun 1994 (Telaumbanua, 1999: 140). Cerita

digunakan sebagai media agar peserta dapat memahami apa yang disampaikan.

Kekhasan dari model ini adalah digunakannya narasi-narasi yang dapat diambil dari

berbagai sumber. Narasi yang digunakan dapat diambil dari mitos setempat, epos

setempat atau cerita lain yang menggambar pengalaman hidup. Cerita yang diambil

tersebut adalah cerita yang bersifat mendidik, memberi inpirasi, mengembangkan

iman.

Page 95: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

77

j. Model dialog partisipatif

Katekese dengan model ini mengutamakan komunikasi iman. Pelaksanan

dengan model ini dengan buku Pendidikan Agama Katolik untuk SMTA: memahami

Keselamatan, yang diterbitkan oleh Depdibbud tahun 1994 (Telaumbanua, 1999:

143). Peserta saling berbagi pengalaman dalam proses katekese. Pengalaman yang

dibagikan baik pengalaman sehari-hari ataupun pengalaman imannya. Kekhasan dari

model ini peserta memiliki keterbukaan diri, keberanian untuk berbicara, dan rasa

saling percaya satu sama lain. Kekhasan yang demikan harus ada jika tidak ada maka

proses komunikasi yang diharapkan tidak akan terjadi. Sebab komunikasi dapat

terjadi jika masing-masing pihak terbuka, berani berbicara untuk mengungkapkan diri

dan saling percaya.

B. KATEKESE UMAT

Katekese Umat telah dicetuskan sebagai arah katekese di Indonesia. Para

pakar saat itu berhasil merumuskan arah katekese di Indonesia. Sesuai dengan hasil

pemikiran mengenai arah katekese di Indonesia, katekese di Indonesia berjalan sesuai

dengan arah Katekese Umat. Katekese Umat dalam perjalanan mengalami berbagai

macam perkembangan. Seiring perkembangan itu berbagai model untuk Katekese

Umat dicetuskan.

1. Latar Belakang Munculnya Katekese Umat

Berbagai macam hal melatarbelakangi munculnya Katekese Umat yakni

budaya musyawarah, arus demokrasi zaman itu, majunya ilmu tentang manusia dan

gambaran Gereja. Budaya musyawarah terbiasa dengan pembicaraan permasalahan

Page 96: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

78

secara bersama. Hal ini membuat segala masalah yang diungkapkan dalam Katekese

Umat dibahas bersama-sama. Kesamaan hak bersuara dalam demokrasi kala itu

membuat umat dalam Katekese Umat dapat dengan bebas mengungkap segala hal

yang menjadi permasalahan untuk dibahas bersama. Perkembangan ilmu tentang

menusia tidak memandang manusia sebagai obyek tetapi sebagai subyek yang

membuat proses Katekese Umat subyeknya adalah umat sendiri. Gambaran Gereja

telah berubah memunculkan Katekese Umat yang tidak terlalu bergantung kepada

hirarki. Latar belakang munculnya ketekese umat dipengaruhi oleh arus demokrasi

zaman saat itu, kemajuan ilmu tentang manusia, dan gambaran Gereja saat itu.

a. Budaya musyawarah

Musyawarah merupakan kegiatan dimana sebuah permasalahan dibicarakan

secara bersama-sama. Setiap orang yang ikut serta dalam pembicaraan tersebut

memiliki hak yang sama untuk bersuara. Setiap permasalahan diungkapkan oleh

setiap peserta. Permasalahan dibicarakan bersama dan keputusan atas permasalahan

tersebut diambil secara bersama-sama. Keputusan yang telah diambil menjadi

kesepakatan bersama yang akan dilaksanakan. Musyawarah menunjukan adanya

suasana demokratis. Kesamaan hak mendapat tempat yang besar bagi setiap orang.

Kebebasan untuk mengeluarkan pendapat diberikan kepada setiap orang (Lalu, 2005:

77). Kebiasaan musyawarah yang ada di dalam masyarakat memberikan pola pada

Katekese Umat. Katekese Umat diilhami dari kebiasaan musyawarah masyarakat

desa, masyarakat akar rumput atau rakyat jelata. Kebiasan berembuk atau membahas

masalah secara bersama-sama dimasukkan di dalam Katekese Umat. Suasana

demokratis dibentuk dalam Katekese Umat.

Page 97: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

79

b. Arus demokrasi zaman saat Katekese Umat dicetuskan

Sering dikatakan bahwa demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat untuk

rakyat. Kekuasaan berasal dari rakyat, yang menjadi pemimpin adalah rakyat.

Seluruh rakyat ikut memerintah. Hal ini berarti berbagai elemen masyarakat terlibat

dengan berbagai kepentingan di dalamnya. Agar dapat kepemimpinan berjalan baik

maka dilakukanlah dengan perwakilan dan musyawarah. Keputusan yang diambil

dalam musyawarah itu menjadi konsensus yang ditaati secara bersama. Jaminan atas

hak asasi manusia menjadi ciri khas demokrasi. Kedudukan warga negara di mata

hukum dan pengadilan sama, diakuinya hak politis seperti berkumpul dan beroposisi.

Arus demokrasi zaman itu ialah peranan aktif dari rakyat sebagai sikap budaya yang

kemudian memunculkan ide tentang Katekese Umat (Lalu, 2005: 46-47). Peranan

aktif umat menjadi sikap budaya sebagai arus demokrasi zaman itu tetap

mempertahankan beberapa unsur seperti kedaulatan rakyat, kebebasan, kesamaan

hak, konsensus atau kesepakatan bersama, dan perwakilan. Latar belakang yang

demikian diadopsi ke dalam Katekese Umat. Katekese Umat sangat menekankan

peranan umat. Hal ini menjadi sikap budaya yang menggantikan kebiasaan

tergantung pada pejabat Gereja. Umat yang berprakarsa dan berperan aktif dalam

membangun kehidupan iman.

c. Kemajuan ilmu-ilmu tentang manusia

Pandangan dunia mengenai manusia saat ini telah berubah. Perubahan ini

dipengaruhi oleh keberadaan ilmu-ilmu tentang manusia. Ilmu tersebut memilki

perkembangan yang pesat diantaranya ialah psikologi, pedagogi dan antropologi.

Perkembangan itulah yang berakibat pada perubahan pandangan tentang manusia.

Page 98: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

80

Manusia dahulu dipandang seperti kertas putih kosang atau seperti sebuah botol

kosong. Keberadaannya yang demikian berpengaruh pada pendidikan untuk

perkembangan diri manusianya. Seperti sebuah kertas putih kosong atau seperti

sebuah botol untuk mendidik manusia tinggal mengisi kekosongan itu. Manusia

dianggap belum mengetahui apa-apa dan tidak berbekal suatu apapun. Pengetahuan

yang telah dimiliki oleh pendidiknya ditransfer kepada peserta didik. Saat ini berkat

perkembangan ilmu tentang manusia pandangan terhadap manusia berubah. Manusia

dipandang seperti sebuah tumbuhan yang telah memiliki daya tumbuh di dalam

dirinya. Kemampuan untuk tumbuh dan berkembang seperti pada tumbuhan terdapat

di dalam diri manusia. Proses pengembangannya sekedar memberi sarana atau

bantuan agar dapat tumbuh lebih subur. Proses belajar manusia bukan pertama-tama

menerima bahan tetapi mengasimilasikan dan penemuan makna baru dari bahan yang

dipahaminya. Katekese Umat dengan latar belakang yang demikian sangat

memperhatikan kemampuan dan harkat manusia di dalam dirinya. Seseorang yang

hadir tidak dianggap tidak memiliki sesuatu untuk disumbangkan. Melainkan sangat

diharapkan ia dapat mengungkapkan keberadaan dirinya dengan segala yang

dimilikinya. Proses Katekese Umat yang terjadi di dalamnya bukanlah transformasi

pengetahuan tetapi sebuah komunikasi iman, saling berbagi atau tukar pengalaman

iman yang terjadi dua arah saling memberi dan menerima. Berbeda dengan model

transformatif yang membuat peserta menjadi pasif (Lalu, 2005: 49-50).

d. Gambaran gereja saat itu

Gereja kini telah merumuskan kembali gambaran akan dirinya yang sesuai

dengan situasi zaman. Ada tiga gambaran tentang Gereja yang melatarbelakangi

Page 99: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

81

munculnya Katekese Umat. Tiga gambaran Gereja masa kini itu adalah Gereja umat

Allah, Gereja sebagai sakrament dan Gereja kaum miskin.

Gereja umat Allah ialah Gereja yang di dalamnya terdiri dari para awam,

hirarki dan biarawan-biarawati. Umat Allah yang dimaksud ialah bangsa yang

dipanggil dan dipilih Allah. Umat Allah yang dipanggil itu untuk menjadi milik Allah

dan menyelamatkan dunia. Gereja dipandang berkembang dari bawah dan segi

kharismatis ditekankan. Gereja umat Allah mendapat bentuk di dalam Katekese

Umat. Bentuk dari gambaran sebagai umat Allah terlihat peran serta umat yang

menonjol, umat menjadi pusat tidak tergantung hanya kepada hirarki. Katekese Umat

mewujudkan persekutuan umat dengan berbagai macam perbedaan yang ada di dalam

diri umat. Peserta yang ada dalam Katekese Umat semuanya sederajat saling

meneguhkan dan memperkaya lewat komunikasi iman (Lalu, 2005: 50-52).

Gereja sebagai sakramen berarti sebagai tanda dan sarana karya keselamatan

Allah. Gereja bagi dunia yang diselamatkan memiliki fungsi. Fungsi Gereja bagi

dunia membantu manusia untuk membangun relasi yang hidup dengan Allah. Dasar

dari penyelamatan dunia ialah dunia yang sesuai dengan semangat iman. Dunia

disesuaikan dengan semangat Pencipta dan sang Penebusya. Tugas perutusan Gereja

ialah membawakan amanat Kristus kepada manusia di dunia. Dunia sebagai tempat

tinggal manusia semakin disempurnakan dan diresapi dengan semangat Injili.

Membawa amanat ialah tugas Gereja berkait dengan penghayatan iman.

Penyempurnaan dunia terarah pada masyarakat yang lebih baik, lebih adil, dan lebih

sejahtera (Lalu, 2005: 52-53). Latar belakang yang demikian melahirkan Kastekese

Umat. Masalah-masalah yang aktual diungkap di dalam Katekese Umat. Katekese

Umat juga merupakan usaha transformasi sosial. Hal ini dilatarbelakangi oleh Gereja

Page 100: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

82

yang senantiasa membangun dan menyempurnakan dunia sebagai tempat segala

aktifitas sosial.

Gereja kaum miskin bukan Gereja untuk kaum miskin. Gereja kaum miskin

menunjukkan hakikat Gereja. Gereja kaum miskin memperlihatkan kehadiran kaum

miskin yang nyata masuk dalam cakrawala pemikiran tentang Gereja. Kaum miskin

diberdayakan. Keterlibatan mereka mendapat tempat penting. Kaum miskin menjadi

pelaku utamanya. Mereka menjadi subyek bukan obyek pelayanan pastoral. Gereja

membangun hidup menggerejanya sebagai orang miskin dan tertindas. Gereja kaum

miskin melatarbelakangi Katekese Umat. Latar belakang demikian yang

memunculkan partisipasi umat. Umat yang partisipatif melibatkan diri berfikir,

berbicara, menganalisa, merefleksi, merencanakan dan bertindak. Kaum miskin

adalah orang yang tersisih bahkan dianggap tidak bermartabat. Latar belakang Gereja

kaum miskin memunculkan Katekese Umat yang mengangkat martabat mereka yang

dianggap tersisih dan tidak bermartabat. Lebih lanjut Katekese Umat berproses untuk

memberdayakan mereka dan memerdekakannya (Lalu, 2005: 58-61).

2. Rumusan Katekese Umat

Rumusan Katekese Umat ditemukan, setelah berjalan tanpa arah akhirnya

kegiatan bina iman di Indonesia menemukan arah yang jelas. Arahan yang jelas

berjalannya kegiatan bina iman di Indonesia dapat dilihat dari rumusan yang telah

dihasilkan. Rumusan yang memperjelas arah katekese di Indonesia itu di dalamnya

mencakup arti dan makna, tujuan, peserta pendamping, dan suasana. Rumusan

Katekese Umat disajikan di bawah ini berdasarkan hasil PKKI II yang dipaparkan

oleh Huber (1980: 15-16) dalam Katekese Umat.

Page 101: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

83

a. Arti dan makna Katekese Umat

Katekese Umat diartikan sebagai komunikasi iman atau tukar pengalaman iman antara anggota jemaat. Melalui kesaksian para peserta saling membantu sedemikian rupa, sehingga iman masing-masing diteguhkandan dihayati secara sempurna. Dalam Katekese Umat tekanan terutama diletakkan penghayatan iman. Meskipun pengetahuan tidak dilupakan. Katekese Umat mengandaikan ada perencanan (Huber, 1980: 15).

Katekese adalah komunikasi iman yang dilakukan antar sesama peserta, maka

lebih diharapkan sesama peserta yang saling berkomunikasi bukan komunikasi

peserta dengan pendamping. Proses komunikasi yang terjadi demi membangunan

jemaat. Hal yang dikomunikasikan ialah penghayatan iman akan Kristus bukannya

pengetahuan tentang rumusan iman. Rumusan iman tetap diangap perlu, sebab

penghayatan iman ditunjang oleh rumusan iman (Huber, 1980: 18). Komunikasi iman

yang dimasud adalah tuar pengalaman iman. Umat saling bertukar pengalaman dalam

Katekese Umat. Satu sama lain diantara umat saling membagikan pengalamanya.

Umat menceritakan pengalaman hidupnya dimana Tuhan berkarya. Diharapkan

dengan pengalaman yang dibagikan dapat memberi inpirasi hidup bagi umat.

Bidang pembinaan iman mempunyai cakupan yang luas sekali. Katekese

katekese di Indonesia dirumuskan dengan Katekese Umat. Rumusan itu sebagai arah

katekese di Indonesia secara tidak langsung membatasi bidang pembinaan iman yang

memiliki cakupan luas itu. Kegiatan Katekese Umat termasuk salah satu bidang

usaha pastoral Gereja. Katekese dalam bidang usaha pastoral Gereja memiliki

pengaruh dalam bidang usaha tersebut. Spesifikasi atau kekhasan katekese dalam

bidang usaha tersebut ditunjukkan dengan adannya perencanaan dan keteraturan.

Rumusan Katekese Umat dicetuskan juga untuk mangungkapkan arah usaha kateketis

pada umumnya (Huber, 1980: 18). Perencanaan terhadap Katekese Umat merupakan

Page 102: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

84

rancangan untuk pelaksanaannya. Rancangan itu diwujudkan dengan pembuatan

program Katekese Umat, yang kemudian diikuti dengan pembuatan persiapan

pertemuan Katekese Umat.

b. Isi Katekese Umat

Dalam Katekese Umat itu kita bersaksi tentang iman kita akan Yesus Kristus, pengantara Allah yang bersabda kepada kita dan pengantara kita menghadapi sabda Allah. Yesus Kristus tampil sebagai pola hidup kita dalam Kitab Suci, khususnya dalam perjanjian baru, yang mendasari penghayatan iman Gereja di sepanjang tradisinya (Huber, 1980: 15).

Bagian ini menegaskan bahwa pola dan penentu Katekese Umat adalah Yesus

Kristus. Isi dan cara komunikasi iman yang terjadi ditandai dengan Yesus Kristus.

Iman itu diukur dan berpedoman pada Kitab Suci. Penghayatan iman yang

dikomunikasikan dalam Katekese Umat hendaknya di tanggapi dan ditampung serta

mendalami satu pokok saja. Pembicaraan yang tidak berkesinambungan dalam

Katekese Umat tidak dicita-citakan (Huber, 1980: 19). Sebuah pembicaraan dapat

terjadi jika terdapat bahan yang dibicarakan. Sebagai bahan pembicaraan dalam

Katekese Umat adalah pengalaman iman yang diambil dari Kitab Suci dan tradisi

dipertemukan dengan pengalaman umat atas peristiwa hidup sehar-ihari. Singkatnya

pengalaman iman Kitab Suci dan pengalaman hidup umat merupakan isi dari

Katekese Umat. Keduanya diolah dan dibahas oleh peserta sendiri dengan dipandu

oleh seorang fasilitator.

c. Peserta Katekese Umat

Yang berkatekese ialah umat, artinya semua orang beriman, yang secara pribadi memilih Kristus dan secara bebas berkumpul untuk lebih memahami

Page 103: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

85

Kristus; Kristus menjadi pola hidup pribadi, pun pula kehidupan pribadi dan kelompok; jadi seluruh umat baik yang berkumpul dalam kelompok basis maupun di sekolah atau perguruan tinggi. Penekanan pada seluruh ini justru merupakan salah satu unsur yang memberi arah pada katekese sekarang. Penekanan pada peranan umat pada katekese ini sesuai dengan peranan umat pada pengertian Gereja itu sendiri (Huber, 1980: 15).

Seluruh Gereja menjadi tujuan kegiatan bina iman yang dibuat. Oleh sebab itu

peserta katekese ialah semua orang beriman. Hal ini menegaskan keseluruhan tujuan

kegiatan bina iman. Pembinaan iman tidak saja ditujukan bagi sebagian umat namun

segenap warga umat terpanggil untuk terus membina dan mendalami imannya akan

Yesus (Huber, 1980: 20).

Umat sebagai peserta katekese ialah mereka yang secara pribadi memilih

Kristus. Pilihan akan Kristus dijatuhkan oleh mereka secara mutlak. Baptis sebagai

tanda akan pilihan itu yang ditentukan. Secara pribadi mereka yang memilih Kristus

dipersiapkan dengan menjadi katekumen (Huber, 1980: 20).

Mereka sebagai peserta Katekese Umat bebas berkumpul untuk memahami

Kristus. Segala paksaan tidak dilakukan oleh Gereja kepada setiap orang beriman

untuk melakukan suatu hal. Sama halnya dengan melakukan kegiatan bina iman

setiap peserta di dalamnya tidak dipaksa untuk mengikutinya. Peserta dengan bebas

mengikutinya didasari dengan kerelaan hati (Huber, 1980: 20).

d. Pendamping Katekese Umat

Dalam ketekese yang menjemaat ini pemimpin katekese bertindak terutama sebagai pengarah dan pemudah (Fasilitator). Ia adalah pelayan yang menciptakan suasana yang komunikatif. Ia membangkitkan gairah supaya para peserta berani berbicara secara terbuka. Katekese Umat menerima banyak jalur komunikasi dalam berkatekese. Tugas mengajar yang dipercayakan kepada hirarki menjamin kekayaan iman berkembang dengan lurus (Huber, 1980: 15-6).

Page 104: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

86

Katekese agar dapat berjalan dengan lancar perlu didampingi oleh seseorang.

Pendamping katekese mempunyai berbagai macam sebutan seperti katekis, guru

umat, porehanger, guru minggu, ketua umat, guru agama, dan sebagainya.

Menyebutkan keberadaan pendamping katekese hendak menekankan apa yang

diharapkan, bagaimana membawa diri dan fokus perhatian seorang pendamping

katekese (Huber, 1980: 20). Pendamping Katekese Umat adalah fasilitator. Failitator

adalah seseorang yang mempermudah peserta berproses dalam Katekese Umat,

seperti pendamping membantu peserta untuk dapat berbicara dan pendamping

membantu peserta menemukan makna teks Kitab suci bagi hidup peserta.

Pendamping membawa diri tidak sebagai pembesar. Ia tidak

mengindoktrinasi, tidak bersikap seakan-akan dirinya paling pandai dan

menyampaikan suatu hal pada yang bodoh. Seperti Yesus pemimpin katekese berlaku

sebagai pelayan. Pendamping Katekese Umat mengusahakan suasana Kristen

dimana ada kepercayaan, ada harapan, dan ada penghargaan. Pembicaraan diarahkan

oleh pendamping Katekese Umat kapada salib Kristus. Pendamping Katekese Umat

dapat melayani peserta. Input yang diminta diberikan oleh pendamping dan mengenai

waktu serta tempat kegiatan biarlah umat yang melakukannnya (Huber, 1980: 22).

Pendamping agar dapat melayani umat dengan baik maka perlu membuat program

pendalaman iman dan persiapan pendalaman iman.

e. Suasana Ketekese Umat

Katekese Umat merupakan komunikasi iman dari peserta sebagai sesama dalam iman yang sederajat, yang saling bersaksi tentang iman mereka. Peserta berdialog dalam suasana terbuka, ditandai sikap saling menghargai dan saling mendengarkan. Proses terencana ini berlangsung terus-menerus (Huber, 1980: 16).

Page 105: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

87

Suasana yang terjadi yakni suasana yang sederajat peserta merasa sebagai

komunitas yang mempunyai rasa setia kawan. Dalam suasana kesetiakawanan itu

bersama-sama menuju kepenuhan Kristus. Kesetiakawanan itu ditunjukkan dengan

mengahargai setiap sumbangan yang diberikan oleh peserta (Huber, 1980: 22).

Suasana terbuka dan dialogis yang terjadi di dalam Katekese umat. Suasana

tersebut adalah terbangunnya keterbukaan satu sama lain. Suasana yang demikian

bertentangan dengan nafsu mencari kedudukan dan gengsi serta mementingkan diri

sendri melainkan saling menerima satu sama lain. Suasana itu berlawanan dengan

kesombongan yang meremehkan orang lain. Suasana Katekese Umat yang terbentuk

tidak lagi membedakan antara orang Yahudi dan bukan Yahudi, antara hamba dan

orang bebas, antara laki-laki dan perempuan. Suasana itu membuat semua saudara

yang hadir satu dalam Kristus (Huber, 1980: 22). Suasana yang diciptakan dalam

Katekese Umat menjadi penting, sebab pembinaan iman yang membuat iman

sungguh ditumbuhkan dan dikembangkan pertama-tama dapat diwujudkan dengan

membangun suasana hidup beriman. Oleh sebab itu rumusan mengenai suasana

Katekese Umat juga penulis sampaikan.

f. Tujuan Katekese Umat

Tujuan komunikasi iman itu ialah: - Supaya dalam terang injil kita semakin meresapi arti pangalaman-

pengalaman kita sehari-hari; - Dan kita bertobat kepada Allah dan semakin menyadari kehadiran-Nya

dalam kenyataan hidup sehari-hari; - Dengan demikian kita semakin sempurna beriman, berharap,

mengamalkan cinta kasih dan semakin dikukuhkan hidup Kristiani kita; - Pula kita semakin bersatu dalam Kristus, semakin menjemaat, makin tegas

mewujudkan tugas Gereja setempat dan mengokohkan Gereja semesta; - Sehingga kita sanggup memberi kesaksian tantang Kristus dalam hidup

kita di tengah masyarakat (Huber, 1980: 16).

Page 106: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

88

Kegiatan katekese yang berjalan mempunyai dua arah tujuan, berkait dengan

pengalaman peserta dan pengalaman iman Gereja. Tujuan itu mempunyai sorotan

yang berbeda-beda. Tiga tujuan pertama memperhatikan peserta. Dua tujuan

berikutnya memperhatikan segi kehidupan menggereja dan segi kehidupan

bermasyarakat. Tujuan bagi kehidupan peserta mendewasakan umat, umat dapat

memandang hidup sebagai sejarah penyelamatannya, serta menumbuhkan pertobatan.

Tujuan bagi hidup menggereja ialah agar gerak trinitas yakni iman, harapan dan cinta

kasih gerak tersebut dapat diikuti serta Katekese Umat bertujuan membangun Gereja.

Serta tujuan bagi kehidupan bermasyarakat Katekese Umat bertujuan mewujdkan

iman yang kontekstual (Huber, 1980: 23).

3. Perkembangan Katekese Umat

Komisi kateketik seluruh Indonesia mengadakan sebuah pertemuan.

Pertemuan itu bertujuan untuk membahas mengenai jalannya kegiatan Katekese di

indonesia. Peserta saling mengungkapkan pengalamannya dalam berkatekese. Bentuk

komunikasi antar komisi kateketik yang demikian itu lambat laun menghasilkan

sebuah ide tentang Katekese Umat, yang terus dikembangkan dan menjadi bahan

diskusi guan proses pembinaan iman yang lebih baik. Di bawah ini ringkasan

mengenai bagaimana ide tentang Katekese Umat dikembangkan dari setiap

Pertemuan Komisi Kateketik Keuskupan seIndonesia (PKKI).

a. Gagasan tentang keterlibatan umat dalam PKKI I

Gagasan mengenai keterlibatan umat merangsang munculnya ide tentang

Katekese Umat. Katekese yang berjalan di Indonesia sesuai dengan sharing

Page 107: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

89

pengalaman para peserta PKKI I sangat dirasakan tergantung kepada pejabat Gereja.

Kegiatan Katekese yang berjalan tidak sangat bergantung kepada klerus antara lain

terjadi di pedalaman Kalimantan dan Irian Jaya. Keterlibatan umat mulai di rasakan

disana. Keterlibatan yang terjadi disana walaupun dipicu oleh kurangnya tenaga

imam hal ini memunculkan ide bagaimana keterlibatan umat dapat digalakkan.

Kesadaran akan keterlibatan umat lebih mendapat tempat. Katekese yang

berpola hirarkis mulai direlativir. Dua pembicara di dalam pertemuan tersebut

menyadarkan arah dan memunculkan gagasan tentang Katekese dengan pola baru.

Pembicara pertama Rm. Setyakarjana muncul dengan bahannya yang bertema “

Mencari arah Katekese dalam Gereja yang berkembang di Indonesia”. Peserta dengan

bahan pembicaraan tersebut menjadi yakin akan suatu arah dan pola baru. Sebuah

ceramah disampaikan oleh Rm. Hardawiryana dengan judul “Katekese dan teologi”.

Ceramah yang didengarkan oleh peserta dan diskusi yang dilakukan mereka

memunculkan gagasan Katekese yang melibatkan seluruh umat (Lalu, 2005: 61).

b. Arti dan makna Katekese Umat dalam PKKI II

Kesimpangsiuran mengenai Katekse Umat yang telah dicanangkan itu terjadi

di setiap keuskupan. Pola Katekese Umat mulai dicoba. Ide dan praktek Katekese

Umat mulai berjalan. Kesimpangsiuran itu disebabkan karena belum begitu jelasnya

seluk beluk Katekese Umat itu sendiri. Selain itu Katekese Umat sebagai hal baru

yang hendak merubah wajah Gereja lokal dirasa menggangu stabilitas Gereja

institusional. Untuk semakin memperjelas mengenai keberadaan Katekese Umat

maka diadakan PKKI II. Dalam pertemuan tersebut dirumuskan arti dan makna

Katekese Umat (Lalu, 2005: 4).

Page 108: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

90

c. Peranan pembina Katekese Umat dalam PKKI III

Perkembangan Katekese Umat dapat terjadi dengan menggembirakan.

Keberhasilan Katekese Umat dalam pelaksanaannya tergantung pada pembinanya.

Perkembangan yang demikian membuat PKKI III menampung dan

mengkomunikasikan gagasan praktis pembinaan pembina Katekese Umat.

Pembinaan itu menekankan pada pembinaan keterampilan juga tidak melupakan segi

pengetahuan dan kepribadian (Lalu, 2005: 7).

Pembinaan yang digagas dalam PKKI III menyangkut keterampilan dan

unsur pokok pembinaan. Suatu hal yang berkait dengan arti dan makna pembina telah

panjang lebar diuraikan pada bagian terdahulu. Pembinaan keterampilan pembina itu

seperti yang telah disebut pada bagian terdahulu. Pembinaan itu pada keterampilan

berkomunikasi dan berefleksi. Unsur pokok yang perlu dalam pembinaan pembina

Katekese Umat ialah menyadari pengalaman hidup, menyadari pengalaman iman,

menyadari komunikasi dengan tradisi Kristiani dan menyadari arah keterlibatan baru

(Lalu, 2005: 8-9).

Usaha peningkatan pembina Katekese Umat memang banyak mengalami

hambatan. Hambatan itu antara lain pemahaman yang kurang tentang Katekese Umat

itu sendiri, sarana yang kurang situasi geografis yang sulit dan lain sebagainya.

Namun demikian usaha peningkatan kualitas pembina Katekese Umat tetap terus

dilakukan. Kekurangan yang ada hanya akan menyurutkan niat dan usaha kita. Agar

kita selalu bersemangat kiranya dapat melihat beberapa hal yang mendukung.

Pendukung itu antara lain datang dari pimpinan Gereja dan lembaga kateketis dan

pastoral. Dukungan itu juga nyata dengan adanya barisan pembina Katekese Umat

yang terus dibina. Diharapkan pembina Katekese Umat semakin berkualitas. Umat

Page 109: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

91

dapat meresapi pengalaman hidup sehari-hari dengan terang Injil, Kerajaan Allah

semakin nyata dalam hidup sehari-hari dan Gereja menjadi sungguh hidup (Lalu,

2005: 7).

d. Iman umat yang terlibat dimasyarakat dalam PKKI IV

Katekese Umat mulai dapat membuat umat berbicara. Umat menyadari bahwa

mereka berhak untuk bersuara. Persaudaraan dalam Gereja dipererat oleh Katekese

Umat. Persaudaraan itu masih pada lingkup pelataran Gereja. Persaudaraan yang

demikian berarti belum meluas pada masyarakat. Langkah dan usaha memprluas

persaudaraan di dalam masyarakat mulai difikirkan pada PKKI IV (Lalu, 2005: 12).

Iman yang terlibat dalam masyarakat ialah iman yang ditandai dengan sikap

sederhana memperhatikan lingkungan. Iman yeng memasyakat ialah iman yang

bercorak misioner. Hal ini berarti memberi perhatian pada yang lemah

mendampinginya dalam kesulitan. Perjuangan terhadap kelestarian lingkungan dan

kekayaan alam juga menjadi makna iman yang memasyarakat. Arti lain dari iman

yang memasyarakat ialah pertimbangan-pertimbangan institusional tidak dibiarkan

membelenggu kebebasan Injili. Iman yang telibat dalam masyakat juga menentukan

tentang keterlibatan macam apa serta sektor mana yang menjadi prioritas

keterlibatannya (Lalu, 2005: 13-14).

Iman yang terlibat dalam masyarakat harus dapat diwujudkan dengan

Katekese Umat. Katekese Umat hendaknya peka dengan permasalahan yang terjadi di

segala bidang. Bidang-bidang yang dimaksudkan adalah sosial, ekonomi politik,

budaya, pendidikan, kelestarian alam dan modernisasi. Peka terhadap permasalahan

di setiap bidang memerlukan analisis sosial (Lalu, 2005: 14).

Page 110: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

92

e. Manfaat ansos dan kedudukan Kitab Suci untuk Katekese Umat dalam

PKKI V

Katekese Umat dari PKKI I Ke PKKI V perkembangannya tidak lagi

membangun ke dalam tetapi membangun ke luar. Katekese Umat melihat keluar.

Analisis sosial dalam Katekese Umat bermanfaat untuk membantu melihat masalah

di luar secara lebih dalam dan luas. Indonesia memiliki masyarakat yang majemuk

dalam segala hal. Masyarakat miskin cenderung tersingkir. Hal ini disebabkan oleh

struktur sosial yang ada. Struktur itu bahkan membuat masyarakat menjadi miskin.

Kesenjangan sosial sangat besar antara yang kaya dan miskin. Salah satu masalah

yang dapat dilihat itu merupakan masalah penghayatan iman. Di sinilah letak peranan

Katekese Umat dengan analisis sosialnya. Dimensi sosial sungguh disadari dan

dimiliki oleh umat (Lalu, 2005: 17).

f. Penggalakan karya Katekese Umat dalam PKKI VI

Katekese Umat dalam PKKI VII akan digalakkan. Tema yang diangkat pada

PKKI VI adalah “ Menggalakkan karya Katekese di Indonesia”. Kiranya dengan

tema tersebut bertujuan untuk lebih baiknya pelaksanaan Katekese Umat yang dicita-

citakan. Pokok-pokok pembicaraan yang menunjang penggalakan karya Katekese

antaralain tentang pembangunan jemaat berorientasi Kerajaan Allah, peranan Kitab

Suci dalam ansos dan tentang tugas serta spiritualitas pembina (Lalu, 2005: 24).

Jemaat dengan orientasi Kerajaan Allah ialah jemaat yang bersandar pada

Bapa, yang menghormati otonomi dunia, yang menjalankan diakonia, yang

bekerjasama dengan semua orang yang berkehendak baik, yang tabah dan bertobat

terus-menerus. Peranan Kitab Suci adalah sebagai sakramen Allah yang berfirman,

Page 111: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

93

Allah hadir dalam sejarah yang terdapat dalam Kitab Suci, pengalaman kabar baik

dirumuskan, pengalaman itu diungkapkan dalam hidup baru. Tugas dan spiritualitas

pembina Katekese Umat ialah tugas dan spiritualitas Yesus sendiri (Lalu, 2005: 24-

30).

g. Katekese Umat dan KBG dalam PKKI VII

Kelompok basis Gerejani mulai terbentuk. Umat kelompok kategorial dan

teritorial menyebut diri mereka sebagai kelompok basis Gerejani. Peranan dan

maknanya yang dimiliki tidak sama di setiap tempat. Umat yang berada di dalam

kelompok teritorial berbasis masyarakat jika seluruhnya Katolik. Anggotanya jika

demikian adalah warga RW, warga RT atau warga wilayah dan warga lingkungan.

Umat yang berada di dalam kelompok minoritas basisnya berdasarkan suku atau

pendatang. Anggotanya adalah orang-perorang atau keluarga yang tinggal terpencar-

pencar. Komunitas basis Gerejani mempunyai wujud yang khas. Komunitas basis

Gerejani adalah persekutuan yang senantiasa bertumbuh, berkembang dan berada di

tengah perjalanan (Lalu, 2005: 32-33).

PKKI VIII lebih lanjut mengambarkan tentang komunitas basis gerejani. Ada

beberapa ciri khas yang dimiliki oleh kominitas basis gerejani. Ciri-ciri tersebut ialah

komunitas relatif kecil, didasari pada firman Allah, berorientasi pada kaum kecil,

terbuka, menghayati pola hidup alternatif dan memberdayakan umat awam (Lalu,

2005: 33-34).

Katekese Umat diharapkan dapat menunjang keberadaan kelompok basis

gerejani. Umat dengan Katekese Umat dihantar untuk berkomunitas. Visi dan misi

komunitas yang diharapkan diperjelas dengan Katekese Umat. Ketekese Umat

Page 112: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

94

membantu anggota komunitas memahami dan mempraktekkan kepemimpinan yang

partisipatif dalam pembangunan komunitas itu sendiri (Lalu, 2005: 34-35).

h. Pengupayaan Katekese Umat untuk membangun KBG yang kontekstual

dalam PKKI VIII

KBG dalam PKKI VII telah digagas. Pengertian mengenai hal itu telah

diuraikan diatas. PKKI VII menguraikan apa itu yang dimaksud dengan KBG. Ciri

yang menegaskan tentang keberadaan KBG juga telah disebutkan di atas, untuk

memperjelas pengertian KBG serta membedakan dengan kelompok-kelompok yang

lain yang ada.

KBG yang telah digagas tersebut kemudian dievaluasi. Terdapat beberapa hal

yang diketahui dari hasil evaluasi tersebut. KBG ternyata masih berkutat pada hal

Gerejani. Dimensi kemasyarakatn yang ada belum dapat disentuh. Daya transformstif

belum ditampakkan oleh KBG. Cara hidup menggereja yang baru diharapkan dengan

keberadaan KBG. Masyarakat dihantar untuk menuju indonesia baru. Oleh sebab itu

KBG yang memiliki dimensi sosial kemasyarakatan perlu dibangun. KBG yang

kontekstual perlu diusahakan. PKKI VIII diadakan untuk mengusahakan hal itu

(Lalu, 2005: 36).

Untuk membangun KBG yang kontekstual beberapa hal diutarakan. Salah

satunya diungkap mengenai Gereja yang berdimensi kemasyarakatan. Gereja yang

berdimensi kemasyarakatan ialah perbuatan iman yang ditonjolkan di dalam

masyarakat. Iman yang sungguh diwujudnyatakan itu tidak hanya dalam hal rohani

seperti berdoa dan hanya pergi ke Gereja. Hal-hal lain banyak yang dapat dilakukan

dalam segala bidang seperti politik, sosial dan ekonomi (Lalu, 2005: 37-41).

Page 113: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

95

Katekese Umat mengupayakan KBG berdimensi kemasyarakatan serta dapat

diwujudkan dalam hidup sehari-hari. Pendekatan problem kehidupan digunakan

karena terdapat spriritualitas pembebasan serta teologi politik pembebasan. Katekese

Umat tidak hanya menyadarkan tetapi membuat orang bertindak. Pendekatan

problem kehidupan yang digunakan membuat Katekis sebagai pembina menjadi

pemerhati atau paling tidak orang yang bersolider. Pendekatan problem kehidupan

menciptakan tiga kelompok dalam masyarakat. Kelompok itu jika disebutkan antara

lain korban, pemerhati dan pelaku. Spriritualitas keterlibatan dan teologi politik

pembebasan yang digunakan hendak memberdayakan. Permasalahan dihadapi

dengan yang daya besar. Hal ini seperti Kristus yang menghadapi sengsaraNya

dengan teguh hingga ke puncak Golgota (Lalu, 2005: 42-43).

4. Model-model Katekese Umat

Model-model Katekese Umat dalam skripsi ini menunjukkan titik awal

pendalaman iman. Model-model Katekese Umat terdiri dari model pengalaman

hidup, model biblis dan model campuran. Setiap model memiliki langkah-langkah

rinci mulai dari pengungkapan pengalaman hidup, pendalaman iman Kitab Suci

sampai pada aplikasi dalam situasi konkret hidup peserta.

a. Model pengalaman hidup

Katekese Umat dengan model pengalaman hidup bertitik tolak dari

pengalaman hidup peserta (Sumarno, 2005: 11). Katekese Umat berangkat dari

situasi hidup peserta. Situasi hidup peserta menjadi titik tolak pembicaraan di dalam

Katekese Umat. Kemudian situasi hidup itu diterangi oleh pengalaman iman dari

Page 114: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

96

Kitab Suci. Untuk lebih jelasnya mengenai model pengalaman hidup berikut ini

adalah langkah-langkah Katekese Umat dengan model pengalaman hidup:

1) Pembukaan

Langkah ini berisikan lagu dan doa pembukaan yang sesuai dengan tema yang

diangkat dalam pertemuan. Pendamping mengingatkan dan menghubungkan dengan

tema-tema yang sudah dibahas dalam pertemuan sebelumnya (Sumarno, 2005: 11).

Kekhasan dari langkah ini adalah sebagai proses pembukaan, memaparkan apa yang

akan dilakukan atau sebagai langkah pengenalan terhadap hal yang akan dibicarakan.

Tujuan yang hendak dicapai dalam langkah ini adalah untuk mempersiapkan proses

agar berjalan dengan baik. Peserta pada langkah ini sudah mulai dikondisikan untuk

dapat mengikuti pendalaman iman yang akan berlagsung.

2) Penyajian suatu pengalaman hidup

Pengalaman hidup selanjutnya diungkapkan. Pengalaman yang diungkap

adalah pengalaman konkret yang sungguh dialami oleh umat. Juga harus ada

kesesuaian dengan tema yang diangkat dalam pertemuan. Pengalaman yang disajikan

dapat diambil dari surat kabar atau cerita yang relevan bagi peserta (Sumarno, 2005:

11). Yang menjadi kekhasan pada langkah ini adalah mengungkapan pengalaman

hidup. Tujuan dari langkah ini adalah dengan pengungkapan pengalaman hidup dapat

mengetahui permasalahan dan kepriatinan hidup peserta. Katekekis berperan

menciptkan suasana terbuka untuk pengungkapan pengalaman hidup. Katekis

membuat peserta berani untuk berbicara saat pertemuan dengan cara bertanya kepada

peserta dengan pertanyaan yang mudah untuk dijawab hingga degan demikian umat

Page 115: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

97

menjadi berbicara. Peserta dibuat untuk membuka dirinya mengungkapkan

pengalaman hidupnya. Peserta tidak hanya pasif tetapi juga aktif dengan mau

menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh katekis yang memandu jalannya

pertemuan.

3) Pendalaman pengalaman hidup

Peserta diajak untuk mangaktualisasikan pengalaman itu dalam situasi hidup

nyata. Biasanya terjadi dalam kelompok kecil dengan pertanyaan-pertanyaan

pendalaman yang merangsang peserta mengambil bagian dalam sikap moral konkret

sesuai dengan tema untuk hidup sehari-hari (Sumarno, 2005: 11). Kekhasan pada

langkah ini ialah terjadi pengolahan terhadap pengalaman hidup yang aktual.

Pengolahan itu menjadi sebuah refleksi atas pengalaman hidup peserta. Tujuan dari

langkah ini adalah ditemukannya makna yang lebih baik dari pengalaman hidup yang

telah dilalui. Katekis membantu peserta dalam pengolahan dengan pertanyaan

pertanyaan yang bersifat interpretatif.

4) Rangkuman pendalaman pengalaman hidup

Langkah ini menyajikan pandangan umum dari sikap-sikap yang dapat

diambil oleh peserta berhubung dengan tema dalam penyajian pengalaman hidup.

Rangkuman yang disampaikan, Juga disesuaikan dengan teks Kitab Suci atau tradisi

yang hendak dipakai dalam langkah berikutnya (Sumarno, 2005: 11). Kekhasan pada

langkah ini penentuan sikap hidup sesuai dengan iman dan tradisi Kristiani. Tujuan

dari langkah ini adalah membentuk sikap hidup ketika seseorang menghadapi suatu

permasalahan. Katekis pada langkah ini berperan agar peserta dapat menentukan dan

Page 116: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

98

menemukan serta dapat memiliki sikap hidup yang sesui dengan iman dan tradisi

Kristiani.

5) Pembacaan Kitab Suci atau Tradisi Gereja

Peserta dibagikan teks Kitab Suci yang digunakan. Pertanyaan juga dibagikan

kepada peserta. Pertanyaan sekitar tema dan hal-hal yang mengesan dan pesan inti

teks. Teks dibaca dan direnungkan serta direfleksikan dengan bantuan pertanyaan

(Sumarno, 2005: 11). Kekhasan pada langkah ini adalah peserta sungguh

menggunakan inderanya mendengar dan melihat. Tujuan dari langkah ini adalah

penyampaian tradisi Kristiani. Peran katekis adalah membuat suasana agar

penyampaian tradisi Kristiani dapat ditangkap oleh umat dengan baik. Peserta perlu

mendengar teks yang dibaca dengan cermat dan juga melihat ayat demi ayat dengan

ikut membacanya.

6) Pendalaman teks Kitab Suci atau Tradisi

Peserta mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah direnungkan.

Pendamping membantu peserta untuk mencari dan mengungkapkan pesan inti

menurut mereka sehubungan dengan tema. Pesan inti teks untuk dapat diungkap

dengan baik dan obyektif maka pendamping harus membaca beberapa buku referensi.

Suasana terbuka diciptakan oleh pendamping guna pengungkapan tafsiran Kitab Suci

dari peserta (Sumarno, 2005: 12). Kekhasan dari langkah ini adalah adanya

interpretasi teks Kiitab Suci yang disajikan terhadap pengalaman hidup peserta.

Tujuan yang hendak dicapai adalah agar nilai-nilai Kristiani meresap dalam

kehidupan umat.

Page 117: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

99

7) Rangkuman pendalaman teks Kitab Suci

Pesan inti yang telah diungkap peserta digabungkan dengan pesan yang

disampikan pendamping. Pandamping memberi masukan dari persiapan yang telah

dilakukan sebelumnya. Masukan itu dibatasi pada pesan pokok yang dapat

dimengerti oleh peserta sesuai dengan tema (Sumarno, 2005: 12). Yang menjadi

kekhasan dari langkah ini adalah penggunaan sarana-sarana buku penunjang agar

kekayaan input dapat diberikan kepada peserta. Tujuan dari langkah ini inpirasi yang

kaya dapat ditimba untuk perjalanan hidup umat.

8) Penerapan dalam hidup konkret.

Peserta diajak untuk mengambil beberapa kesimpulan praktis sehubungan

dengan tema untuk hidup pribadi menggereja dan bermasyarakat. Peserta dengan

hening diajak juga merenungkan dan mengumpulkan buah-buah pribadi dari

pertemuan itu (Sumarno, 2005: 12). Yang menjadi kekhasan langkah ini adalah segi

praksis kehidupan beriman sungguh disentuh. Tujuannya adalah Peserta diajak untuk

berbuat sesuai dengan nilai-nilai dan tradisi Kristiani.

9) Penutup

Penutup pertemuan dimulai dengan mengungkapkan doa-doa spontan sebagai

buah-buah pertemuan atau doa umat yang lain. Pandamping mengakhiri dengan doa

penutup yang merangkum keseluruhan tema dan tujuan pertemuan. Selanjutnya

diakhiri dengan suatu doa dan nyanyian yang sesuai dengan tema (Sumarno, 2005:

12). Kekhasan langkah ini merupakan akhir dari seluruh proses pendalaman iman.

Tujuannya adalah menutup seluruh proses pemdalaman iman.

Page 118: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

100

b. Model Biblis

Katekese Umat dengan model Biblis bertitik tolak dari pengalaman Kitab

Suci atau tradisi (Sumarno, 2005: 11). Katekese Umat berangkat dari pengalaman

Kitab Suci dan tradisi, dua hal itu menerangi situasi hidup peserta. Untuk lebih

jelasnya mengenai model Biblis berikut ini adalah langkah-langkah Katekese Umat

dengan model Biblis:

1) Pembukaan

Lagu yang diangkat hendaknya disesuaikan dengan tema Kitab Suci atau

tradisi yang ditentukan dalam pertemuan pendalaman iman. Tema yang disajikan

dihubungkan dengan tema pertemuan yang sebelumnya (Sumarno, 2005: 12).

Kekhasan dari langkah ini adalah memaparkan apa yang akan dilakukan atau sebagai

langkah pengenalan terhadap hal yang akan dibicarakan. Tujuan yang hendak dicapai

dalam langkah ini adalah untuk membuka proses pendalaman iman agar berjalan

dengan baik. Peserta megalami pengkondisian untuk dapat mengikuti pendalaman

iman.

2) Pembacaan Kitab Suci atau Tradisi

Peserta membacakan kutipan yang dipilih langsung dari Kitab Suci. Agar

mempermudah proses selanjutnya teks diperbanyak. Kemudian diluangkan waktu

untuk hening merefleksikan pertanyaan yang diberikan (Sumarno, 2005: 13). Yang

menjadi kekhasan langkah ini adalah terjadi penyampaian teks Kitab Suci dan tradisi

Kristiani. Tujuannya teks Kitab Suci yang menjadi sentral dari model ini sungguh

dipahami.

Page 119: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

101

3) Pendalaman teks Kitab Suci atau Tradisi

Di dalam kelompok kecil peserta dapat melakukan hal ini, dengan

membagikan hasil jawaban atas pertanyaan yang diberikan. Pendamping kemudian

merangkum hasil yang diungkapkan peserta. Rangkuman jawaban itu dihubungkan

dengan apa yang dipersiapkan pendamping. Peserta dengan demikian diperkaya

sebab yang disampaikan pendamping berasal dari berbagai sumber. Isi dan pesan teks

disampikan dengan relevan oleh pendamping sebagai narasumber (Sumarno, 2005:

12-13). Kekhasan dari langkah ini adalah pengungkapan hasil permenungan sebagai

bentuk dari pengolahan terhadap teks Kitab Suci dan tradisi Kristiani. Permenungan

yang disampaikan itu diperkaya dengan bahan-bahan dari buku-buku. Tujuan dari

langkah ini adalah menampilkan kepada peserta pesan teks Kitab Suci.

4) Pendalaman Pengalaman Hidup

Langkah ini memungkinkan peserta menghubungkan pesan teks dengan

pengalaman hidupnya sesuai dengan tema seperti yang terdapat dalam peristiwa

dalam budaya setempat, dalam hidup bermasyarakat, menggereja, berkeluarga,

bekerja dan belajar (Sumarno, 2005: 13). Kekhasan langkah ini adalah aktualisasi

nilai dan tradisi Kristiani terhadap hidup umat. Tujuan dari langkah ini adalah refleksi

terhadap pengalaman hidup yang diterangi oleh pengalaman alkitabiah.

5) Penerapan dalam hidup peserta

Refleksi dan memikirkan langkah konkret dalam hidup sehari-hari merupakan

proses yang dilakukan peserta pada langkah ini. Semangat kekuatan dan jiwa dari

pesan teks diwujudkan (Sumarno, 2005: 13). Kekhasan langkah ini adalah menyusun

Page 120: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

102

sebuah rencana konkret. Tujuannya agar apa yang telah didapatkan dalam

pendalaman iman dapat diterapkan dalam hidup sehari-hari. Pendamping

mengarahkan agar peserta dapat menyusun rencana konkretnya, hambatan dan

tantangan untuk mewujudkan niat dibicarakan bersama.

6) Penutup

Merupakan reflesi pribadi tentang kesulitan untuk mewujudkan pesan teks,

sarana apa saja yang diperlukan, dan apa saja yang menunjang perwujudan itu di

dalam Gereja dan masyarakat. Kemudian pertemuan ditutup dengan doa-doa spontan

dan diakhiri oleh pendamping dengan doa yang merangkum seluruh jalannya

pertemuan (Sumarno, 2005: 13).

c. Model campuran

Katekese dengan model ini merupakan campuran dari model pengalaman

hidup dan model Biblis. Langkah-langkah yang terjadi di dalamnya adalah perpaduan

antara model biblis dan model pengalaman hidup. Untuk memperjelas tentang model

katekese ini berikut penulis sampaikan uraiannya

1) Pembukaan

Mengungkapkan pokok-pokok tema pertemuan dan menghubungkan dengan

tema-tema pertemuan yang sebelumnya. Lagu yang diangkat disesuaikan dengan

tema pertemuan yang dibahas (Sumarno, 2005: 13). Kekhasan langkah ini sebagai

introduksi. Tujuannya untuk memulai pendalaman iman. Peserta diajak oleh katekis

untuk masuk dalam suasana pendalaman iman.

Page 121: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

103

2) Pembacaan teks Kitab Suci dan Tradisi

Pembacaan teks dilakukan secara langsung dari Kitab Suci. Jika perlu

pembacaan dapat dilakukan sekali lagi oleh pendamping. Kemudian disediakan

waktu hening untuk merenungkan teks yang dibacakan (Sumarno, 2005: 13).

Pembacaan menjadi kekhasan langkah ini. Sabda Allah diperdengarkan kepada

peserta. Tujuannya agar peserta mengetahui tentang teks yang dipilih dalam

pendalaman iman itu.

3) Penyajian pengalaman hidup

Penyajian dapat dilakukan dengan media komunikasi seperti koran, majalah,

slide video dan lain-lain. Hal ini bertujuan agar peserta terangsang untuk

menanggapinya (Sumarno, 2005: 13). Kekhasan langkah ini adalah pengungkapan

pengalaman hidup. Tujuannya untuk mengetahui keprihatinan dan permasalahan apa

yang sedang dihadapi oleh umat.

4) Pendalaman pengalaman hidup dan teks biblis atau Tradisi

Peserta mengungkapkan pesan dan kesannya. Peserta mencari apa yang

obyektif dalam pengalaman tadi. Peserta diajak menemukan sendiri tema dan pesan

pokok dari penyajian tadi. Peserta merefleksikan dan menganalisa pesan itu untuk

hidup sehari-hari dalam hubungannya dengan teks. Kesimpulan disampaikan

pendamping dan jika mungkin langkah konkret difikirkan bersama. (Sumarno, 2005:

14). Kekhasan pada langkah ini peserta menemukan pesan teks bagi hidupnya, bagi

permasalahan yang sedang diadapi. Tujuannya agar peserta dapat memperoleh

inspirasi hidup dari teks Kitab Suci.

Page 122: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

104

5) Penerapan meditatif

Menghubungkan pengalaman konkret dengan teks Kitab Suci. Diharapkan

peserta dapat menarik pelajaran nyata dalam hidup berkeluarga, menggereja dan

masyarakat (Sumarno, 2005: 14). Kakhasan langkah ini adalah menerapkan apa yang

telah didapatkan dalam pendalaman iman sebagai sebuah pelajaan hidup. Peserta

dapat menerapkan nilai dan tradisi Kristiani dalam hidupnya.

6) Evaluasi singkat

Evaluasi dilakukan terhadap isi, tema, langkah-langkah dan proses yang

berlangsung dalam pertemuan. Harapannya ialah pertemuan selanjutnya dapat

menjadi lebih baik dan lebih relevan dengan kebutuhan dan aspirasi peserta

(Sumarno, 2005: 14). Kekhasan pada langkah ini menjadi proses melihat kembali apa

yang telah dibuat.

7) Penutup

Suasana hening dibentuk sebagai awal. Kemudian diungkapkan doa-doa

spontan dari peserta. Kemudian katekis mengakhiri dengan doa penutup yang

merangkum jalannya pertemuan (Sumarno, 2005: 14). Langkah ini bertujuan

mengakhiri pertemuan pendalaman iman. Peserta dengan bagian penutup ini dapat

juga merasa diteguhkan dan merasa mendapat tugas perutusan.

C. TEMPAT KITAB SUCI DALAM KATEKESE UMAT

Katekese Umat merupakan komunikasi iman, iman yang dikomunikaskan

dapat dilhat, ditemukan, digali di dalam Kitab Suci. Oleh sebab itu tempat Kitab Suci

Page 123: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

105

perlu diperhatikan dalam Katekese Umat. Untuk melihat bagaimana Kitab Suci

ditemptkan dalam Katekese Umat kita dapat melihat pemahaman terhadap hakikat

Kitab Suci, cara penafsirannya serta bagaimana cara Kitab Suci dipergunakan dalam

pendalaman iman. Berikut uraian mengenai bagaimana Kitab Suci ditempatkan

dalam Katekese Umat dilihat dari pemahaman, penafsiran dan penggunaannya serta

bagaimana mengenai pengalaman iman umat yang ada di dalamnya.

1. Pemahaman Hakekat Kitab Suci

Jika umat ditanya mengenai faham Kitab Suci akan diterima jawaban yang

beranekaragam. Kitab Suci dipahami umat bermacam-macam terkadang mereka

keliru memahami Kitab Suci. Pemahaman yang benar mengenai Kitab Suci di

kalangan umat awam biasanya dimiliki oleh pemuka jemaat, orang yang studi di

lembaga kateketik, dan orang yang pernah mengikuti kursus Kitab Suci, atau pihak

lain seperti orang-orang yang belajar di institut teologi.

a. Pemahaman yang keliru

Kitab Suci sering dipahami dengan pemahaman yang keliru. Kitab suci yang

memuat firman Allah perlu dijelaskan kepada umat hingga umat memiliki

pemahaman yang benar (Lalu, 2005: 96). Pemahaman yang ada antara lain Kitab

Suci dilihat sebagai buku sejarah. Manusia melihat sejarah keberadaan diri berdasar

Kitab Suci dengan mengambil data historis di sana. Kitab Suci dipahami sebagai

seperangkat pranata sosial, sementara kemajemukan agama menjadi ciri yang ada di

dalam masyarakat. Akhirnya manusia tidak mengerti sejarah hidupnya yang obyektif

dan terjebak dalam fanatisme.

Page 124: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

106

b. Kitab Suci sebagai kitab iman

Pemahaman yang benar mengenai Kitab Suci adalah sebagai “Kitab Iman”

(Lalu, 2005: 96-98). Pemahaman yang demikian akan memberi pengertian yang

berbeda, cara bersikap yang berbeda dan cara bertindak yang berbeda. Kitab Suci

sebagai kitab iman berarti bahwa Allah berkarya lewat pengalaman manusia. Sikap

hidup dengan pengertian demikian akan membuat orang selalu “Eling” kepada

Tuhan. Hal yang dilakukan dalam hidup seseorang akan merenung dan berefleksi.

Kitab iman yang memuat iman orang Israel kepada Yahwe disebut kitab

perjanjian lama. Perjalanan suku bangsa Israel dicatat dengan kaca mata iman.

Pengalaman hidup mereka sehari-hari menghantar pada Yahwe yang diimani. Mereka

berhadapan dengan alam kemudian mengimani bahwa alam diciptakan oleh Yahwe.

Pengalaman dengan sesama seperti peristiwa perang dan berbagai kejahatan membuat

mereka berfikir bahwa itu berasal manusia. Allah Yahwe tidak mungkin

menimbulkan kejahatan tetapi setanlah yang berbuat demikian. Keyakinan yang

demikian diiwariskan kepada anak cucu mereka. Ajaran yang diturunkan diyakini

dari Allah dan dipahami sebagai firman Allah. Roh Allah sendiri yang membuat

semuanya itu menjadi demikian. Roh Allah yang memberi ilham dan membimbing

lewat pengalaman hidup (Lalu, 2005: 96-97).

Satu lagi bagian dari Kitab Suci Kristiani yakni perjanjian baru. Kitab

perjanjian baru adalah sebuah cerita yang bertitik tolak dari Yesus Kristus. Hal ini

sama dengan kebiasaan kita yang sering bercerita tentang orang-orang yang

dikagumi, dikasihi, dicintai dan yang telah tiada. Kepercayaan dan cinta dengan

cerita diungkapkan secara tidak langsung. Yesus setelah kebangkitan Iapun menjadi

buah bibir banyak orang dan kisah hidupnya dituliskan (Lalu, 2005: 97-98).

Page 125: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

107

Katekese Umat membangun iman jemaat. Iman umat Israel dan iman jemaat

perdana terhadap Yesus menjadi model beriman. Katekese Umat yang membangun

iman jemaat, arsitektur bangunan iman itu bersumber dari Kitab Suci. Iman umat

Israel dan iman jemaat perdana menjadi cerminan dalam penghayatan iman yang

diusahakan melalui proses Katekese Umat (Lalu, 2005: 98).

2. Cara Penafsiran Kitab Suci

Bagi umat katolik penafsiran Kitab Suci memang tidak sembarangan sebab

hal ini telah diserahkan sepenuhnya kepada hirarki. Untuk keperluan Katekese Umat

perlu menyikapi hal ini secara lain yakni umat juga diberi wewenang, pemahaman

yang dimiliki umat dipahami, serta tetap butuh bantuan dalam umat menafsirkan

Kitab Suci. Sikap yang demikian merupakan konsekuensi logis dari keterlibatan umat

hingga dengan demikian cita-cita Katekese Umat mengusahakan katekese dari umat,

oleh umat dan untuk umat dapat diwujudkan. Untuk dapat menafsirkan kitab suci

maka kiranya perlu beberapa prinsp yang harus diperhatikan antara lain.

a. Umat juga diberi wewenang

Panafsiran Kitab Suci bukan merupakan sebuah persoalan yang mudah. Umat

sudah terbiasa dengan ungkapan bahwa yang berhak menafsirkan Kitab Suci adalah

pejabat Gereja. Umat akhirnya menjadi takut untuk menafsirkan Kitab Suci. Umat

yang bernaung di bawah atap Gereja, kiranya dapat dipahami sikap yang demikian.

Penafsiran Kitab Suci dapat juga dilakukan oleh umat. Wewenang

menafsirkan Kitab Suci juga dimiliki oleh umat. Umat tidak hanya mendengarkan

saja apa yang dikatakan magisterium mengenai hasil telaah terhadap Kitab Suci.

Page 126: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

108

Umat dapat menafsirkan Kitab Suci sebab Kitab Suci tidak ditulis pertama-tama tidak

hanya untuk magisterium tetapi untuk seluruh umat Allah. Kitab Suci menjadi

petunjuk hidup umat. Umat yang tua muda, besar kecil, kaya miskin hendaknya harus

mengetahui isinya. Pelaku utama penafsiran ialah seluruh umat Allah atau seluruh

Gereja. Perwujudan Gereja paling dasar adalah komunitas Katekese Umat hingga

dengan demikian memiliki hak menafsirkan Kitab Suci. Umat yang juga memiliki

wewenang dalam menafsirkan Kitab Suci tidak dengan sesuka hati berbuat itu.

Terang Roh kudus membimbing dalam menafsirkan Kitab Suci. Penafsiran yang

dibuat jemaat bersifat dialogal. Mereka saling membagi dan memahami pemahaman

masing-masing sebab pluralitas yang ada pada umat (Lalu, 2005: 99).

b. Pemahaman umat dihargai

Allah menyapa manusia melalui pangalaman hidupnya. Pengalaman hidup itu

dimiliki oleh umat Allah. Di dalam pengalaman itulah Kitab Suci sungguh dapat

dipahami. Pemahaman yang sungguh baik dalam arti sesuai dengan realitas hidup.

Umat yang memilki pengalaman itu kiranya lebih sesuai jika umat sendirilah yang

menafsirkan Kitab Suci. Pengalaman hidup berkeluarga misalnya dapat diterangi dari

pengalaman alkitabbiah. Jika hal ini dipahamami oleh umat yang mengalami hidup

berkeluarga, maka umat dapat banyak berbicara dibandingkan dengan seorang imam

yang berbicara tentang hidup berkeluarga. Oleh sebab itu penafsiran Kitab Suci yang

dilakukan oleh umat kiranya lebih otentik (Lalu, 2005: 100-101).

Umat dalam menafsirkan Kitab Suci harus tetap obyketif, pesan Kitab Suci

yang diambil sesuai dengan maksud pengarang. Proses ini memiliki kesulitan sendiri.

Umat yang menafsirkan demikian perlu mempertanyakan maksud dari teks.

Page 127: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

109

Pengertian dan makna dari teks secara obyektif harus dipahami. Hal ini mencegah

agar penafsiran Kitab Suci tidak subyektif. Pengalaman hidup umat di dalamnya

terdapat berbagai macam peristiwa hidup yang dialami. Pengalaman itu diterangi oleh

pengalaman iman di dalam Kitab Suci. Penafsiran Kitab Suci yang subyektif bukan

berarti menjadi pembenaran atas berbagai peristiwa hidup itu. Kemampuan

menafsirkan Kitab Suci yang ada pada diri umat harus dihargai. Kemampuan

memahami pengertian walaupun secara minimal tetap ada di dalam diri umat. Tuham

menganugerahkan pengertian yang sepadan dengan kebutuhan dan tugas umat (Lalu,

2005: 101).

c. Tetap perlu adanya bantuan

Komunitas Katekese Umat yang menafsirkan Kitab Suci dapat terjadi

kesalahan. Terang Roh Kudus yang membimbing mendapat tempat di sini. Penafsiran

komunitas Katekese Umat dilakukan bersama-sama di dalam Gereja. Kepastian dari

penafsiran itu adalah kepastian orang-orang yang mendengarkan firman dengan iman

dan pendengaran mereka dilatih berulang-ulang.

Kesalahan yang terjadi ialah orang kurang percaya akan karya Roh Kudus

pada orang kecil dan sederhana. Kesalahan lain dalam penafsiran itu terletak pada

tobat yang belum terjadi. Maka dengan demikian bantuan dalam menafsirkan Kitab

Suci tetap diperlukan. Bagaimana bantuan itu diberikan kepada umat dalam usahanya

untuk menafsirkan Kitab Suci. Bantuan ini membuat kontek, jenis sastra, dan maksud

pengarang Kitab Suci dapat dipahami (Lalu, 2005: 101-102). Hirarkis menjalankan

perannya dalam penafsiran bagi Katekese Umat dalam hal bantuan ini. Oleh sebab itu

peran hirarkis tetap ada dan tidak dilupakan.

Page 128: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

110

3. Pengalaman Iman Umat dalam Kitab Suci

Kitab Suci merupakan kitab iman. Pengalaman hidup bangsa Israel menjadi

sejarah keselamatan seluruh umat manusia. Allah bersedia menyapa manusia dan

berbicara kapadanya agar manusia selamat. Kemudian sapaan dalam jalinan peristiwa

hidup bangsa Israel dirumuskan dalam Kitab Suci.

a. Allah berbicara kepada manusia

Kitab Suci adalah sabda Allah yang diperuntukkan bagi semua manusia. Allah

bersabda kepada manusia berarti juga Allah berbicara kepada manusia. Kepada

semua orang tidak saja bagi orang-orang tertentu. Oleh sebab itu tidak benar jika

orang Kristen beranggapan Kitab Suci hanya ditujukan kepada orang-orang tertentu

(Richards, 1971: 3). Allah berbicara kepada manusia merupakan pengalaman iman

seluruh umat. Pengalaman seluruh umat diajak bicara oleh Allah merupakan sebuah

karunia. Umat Allah jadi mengenal AllahNya yang menyelenggarakan kehidupan.

Jalannya roda kehidupan seluruh manusia ialah prakarsa Allah. Kehidupan manusia

berjalan dengan arah yang telah ditentukan dan direncanakan. Keteraturan yang

ditemui di dalam kehidupan tidak lain karena adanya sebuah ketentuan. Sebuah

arahan ke depan yang mempunyai tujuan jelas maka di dalamnya terdapat sebuah

perencanaan. Allahlah sebagai pihak yang berada di balik semua itu. Seluruh orang

beriman harus menyadari keberadaan Allah yang berkarya di dalam hidup manusia.

Saat ini seseorang yang hendak menyadari keberadaan Allah yang berkarya ia harus

memulainya dari Kitab Suci dimana sabdaNya dituliskan.

Oleh sebab itu dalam kehidupan sehari-hari jika manusia beranggapan dapat

meninggalkan Kitab Suci itu adalah sebuah angapan yang salah. Banyak orang

Page 129: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

111

menyangaka mereka dapat hidup dengan aman sentausa terlepas dari keberadaan

Kitab Suci. Anggapan yang demikian juga tidak benar (Richards, 1971: 3). Kitab

Suci hendaknya dipergunakan sebagai bahan permenungan atas peristiwa hidup

sehai-hari. Pengalaman hidup sehari-hari dterangi olah pengalaman iman Kitab Suci.

Pengalaman hidup yang sulit dan pahit dapat diatasi dengan mengambil inspirasi dari

Kitab Suci.

b. Jalinan peristiwa hidup

Allah berkarya di dalam hidup manusia melalui pengalaman sehari-hari atau

melalui peristiwa hidup. Peristiwa hidup Israel merupakan sebuah media karya Allah

atas diri manusia. Peristiwa hidup bangsa Israel disusun secara kronoligis dalam

Kitab Suci, sehingga manusia dapat melihat karya Allah yang tertuang dalam Kitab

Suci (Richards, 1971: 10). Maka dari itu kepekaann terhadap karya Allah yang

terjadi dalam hidup keseharian umat perlu untuk diasah dan dikembangkan.

Pertama-tama yang terjadi dalam perjanjian lama ialah sebuah peristiwa

keluarga 2000 tahun sebelum Yesus. Abraham dikisahkan secara historis oleh tradisi.

Janji Allah dikisahkan pada Abraham menjadi nyata, Abraham dan keturunannya

yang mengembara, sampai salah seorang sukunya pindah yakni Yusuf pindah ke

Mesir (Richards, 1971: 11).

Peristiwa keluarga kemudian berkembang menjadi peristiwa sekumpulan

umat atau menjadi sebuah bangsa. Mesir menjadi tempat perkembangannya.

Bertambahnya jumlah orang Israel di Mesir mengancam mereka diperbudak dan

terancam terpecah. Musa dengan gagah berani muncul sebagai pemimpin sebuah

bangsa yang mulai besar itu. Mereka keluar dari Mesir untuk menentukan nasib yang

Page 130: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

112

lebih baik bagi bangsa mereka. Bagi bangsa diturunkan hukum Musa sebagai hukum

keagamaan dan hukum perdata (Richards, 1971: 11-12).

Dari keluarga yang Semit menjadi bangsa Seminomaden kini menjadi bangsa

yang berdaulat dan memiliki wilayah teritorial kekuasaannya. Tanah sebagai wilayah

teritorial diperoleh di bawah pimpinan Yosua. Kemudian oleh hakim-hakim

kepemimpinan dilanjutkan (Richards, 1971: 12).

Bangsa Seminomaden yang telah memiliki sebidang tanah sebagai tempat

tingal kini telah memiliki raja. Sebuah kerajaan terbentuk, kehidupan bangsa Israel

berjalan sebagaimana layaknya dinamika sebuah kerajaan dimulai dari kegemilangan

seorang raja, perpecahan kerajaan hingga ditaklukkan oleh kekuasaan Babilon yang

berujung pada pembuangan (Richards, 1971: 12-14).

Masuklah era baru yakni terbentuknya Gereja. Segala yang dimiliki tidak ada

di tanah pembuangan. Agama dihayati pada tingkat yang lebih dalam. Para nabi

membimbing mereka mewujudkan cita-cita dalam pembaharuan yang mereka

usahakan sekembalinya dari pembuangan. Hingga harapan mesianik ala bangsa

Yahudi tumbuh di hati mereka (Richards, 1971: 14-17).

Perjanjian baru akhirnya melukiskan gambaran Israel yang sebenarnya. Akhir

dari rencana Allah ialah sabdaNya menjadi manusia tempat Israel sebenarnya

dipersatukan. Setelah sebelumnya langit diciptakan, perjanjian Sinai diturunkan dan

para nabi menubuatkan tentang karya Allah bagi keselamatan manusia melalui

bangsa Yahudi (Richards, 1971: 17). Gambaran Israel yang sebenarnya bukan lagi

ditentukan oleh unsur nasionalisme. Israel sebenarnya adalah Kerajaan Allah yang

terwujud bagi seluruh umat manusia secara universal. Kristus dan seluruh

pengikutNya perwujudan akan hal itu.

Page 131: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

113

4. Penggunaan Kitab Suci dalam Katekese Umat

Kitab Suci bukanlah sebuah buku yang mudah untuk ditelaah dan dipelajari.

Hingga dengan demikian menggunakan buku suci ini juga tidak mudah. Lalu

bagaimana menggunakan Kitab Suci yang usianya telah lebih dari dua ribu tahun itu.

Kitab Suci digunakan harus tetap relevan di setiap zaman. Pengalaman umat

perjanjian lama dan perjanjian baru dipergunakan untuk memberi inpirasi bagi

pengalaman hidup umat. Agar inspirasi didapatkan maka perlu proses analogi antara

pengalaman iman Kitab Suci dengan pengalaman hidup sehari-hari, hingga dengan

demikian harus dipertemukan kedua pengalaman itu di dalam proses pendalaman

iman.

a. Tetap relevan di setiap zaman

Penggunaan Kitab Suci dalam Katekese Umat harus sesuai dengan masa

sekarang. Teks-teks yang digunakan untuk Katekese Umat relevan pada saat ini.

Amanat Kitab Suci yang terdapat dalam teks memiliki daya kekuatan untuk

pewahyuan serta jawaban iman masa kini (Lalu, 2005: 105).

Kesatuan pandangan dan kesan teologis tetap disampaikan. Teks-teks yang

diambil tidak lepas dari keseluruhan hal itu. Fundamentalis dan simplisistik

membayangi jika teks terlepas dari keseluruhan pesan teologisnya yang relevan

dengan zaman (Lalu, 2005: 105).

b. Menganalogikan pengalaman

Pengalaman analogis diperhatikan dalam pemilihan teks Kitab Suci. Teks

yang mampu berbicara kepada situasi dipilih sesuai dengan situasi umat. Teks tetap

Page 132: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

114

berbicara dalam keasliannya kepada peserta Katekese Umat. Pengalaman iman yang

direflesikan dan dikomunikasikan oleh Kitab Suci tetaplah dihargai. Pengalaman

Iman yang analogis akan banyak ditemukan bagi pengalaman hidup peserta Katekese

Umat di Indonesia.

Penggunaan secara profetis sesuai dengan situasi masyarakat. Tema teks

Kitab Suci yang analogis dengan situasi dapat diambil misalnya tema kekerasan,

diskriminasi ras dan etnis, keadilan sosial, penyalahgunaan agama untuk kepentingan

politik, dan kemiskinan. Selain tema, tokoh-tokoh juga dapat dianalogikan seperti :

Ibrahim, Ruth dan Naomi, Yunus, Maria, Petrus, dan Maria Magdalena, serta yang

lainnya (Lalu, 2005: 106).

c. Mempertemukan pengalaman

Penggunaan Kitab Suci ialah mempertemukan peserta dengan pengalaman

bukan dengan teks Kitab Suci. Seseorang dalam proses Katekese Umat membaca teks

Kitab Suci. Proses sebenarnya yang terjadi seseorang bertemu dengan pengalaman

Kitab Suci. Ada dua pengalaman yang dilihatnya yakni pengalaman hidup dan

pengalaman Kitab Suci. Orang dihantar untuk bertemu dengan Tuhan di balik teks

yang bercerita tentang pengalaman itu. Masuk dan menjadi bagian pengalaman Kitab

Suci merupakan tantangan yang dilakukan, sehingga mampu mendengar dan

menemukan bahwa pengalaman sekarang ini tidak lepas dari pengalaman alkitabiah

(Lalu, 2005: 106).

Pemaduan pengalaman peserta Katekese Umat dan pengalaman Kitab Suci

juga harus dilakukan dan Jembatan antara dua pengalaman itu hendaknya

diketemukan. Keterpaduan yang diharapkan adalah dapat terjadi keterkaitan antara isi

Page 133: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

115

atau tema. Jika tema yang diambil adalah ketidakadilan teks yang dipilih juga

berbicara tentang keadilan. Keterkaitan antara pengalaman peserta Katekese Umat

dan pengalaman alkitabiah harus dipelihara. Segi afeksi menjadi titik perhatian. Pada

tema ketidakadilan itu peserta yang menggumuli pengalaman alkitabiah harus dapat

merasakan teguran, penerangan, peneguhan dan bermetanoia. Afeksi tidak dilupakan

karena mendorong proses Katekese Umat berkembang dan kemudian mengambil

keputusan untuk bertindak. Afeksi mendorong kemauan dan kehendak (Lalu, 2005:

107).

d. Sebuah contoh menggunakan Kitab Suci dalam persiapan Katekese Umat

Terdapat tiga langkah mempelajari teks guna mempersiapkan sebuah

renungan Kitab Suci untuk pendalaman iman. Metode ini merupakan sarana bantu

mempersiapkan sebuah renungan Kitab Suci. Kreatifitas tetap diperlukan dalam

penggunaan metode ini. Metode ini didukung dengan latihan-latihan serius dan

berbagai pengalaman nyata dalam kursus Kitab Suci. Metode ini memiliki tiga

langkah sebagai berikut (Leks, 1983: 77)

1) Membaca

Seseorang yang hendak mempersiapkan renungan Kitab Suci hendaknya

mempelajari teks terlebih dahulu. Mempelajari di sini lebih pada sebuah kegiatan

pengamatan teks. Pengamatan dilakukan dengan pertama-tama membaca terlebih

dahulu teks yang telah dipilih (Leks, 1983: 83-84).

Pengamatan terhadap teks menentukan kadar pemahaman dan penerpan teks

terhadap situasi hidup umat. Pengamatan terhadap teks sangat perlu dilakukan,

Page 134: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

116

pengamatan itu untuk mengetahui apa yang dikatakan di dalam teks. Mempelajari

teks pada langkah yang pertama ini melihat di dalam teks para pelaku, konteks waktu

dan masalah yang terjadi. Hingga dengan demikian dapat mengerti arti dari teks.

Permenungan terhadap teks ketika disampaikan kepada umat saat pendalaman iman

memuat unsur obyektif (Leks, 1983: 84).

2) Mengartikan

Langkah kedua dalam mempersiapkan sebuah renungan yang akan digunakan

untuk pendalaman iman adalah mengartikan teks. Langkah mengartikan berbeda

dengan langkah sebelumnya. Pada langkah ini yang dipergunaan akal budi bukan

pertama-tama penglihatan (Leks, 1983: 120).

Dalam mengartikan teks dengan didahului langkah membaca akan hadir sang

penulis. Langkah ini bila dilakukan dengan seksama maka akan mempertemukan

orang yang mengartikan dengan sang penulis. Akan ditemukan suatu hal yang dulu

difikirkan penulis dan yang mendorong penulis dalam menulis teks tersebut.

Perhatian pokok penulis dapat ditangkap oleh orang yang mengartikan. Setelah pokok

perhatian penulis ditemukan maka yang selanjutnya menemukan arti keagamaan yang

dikaitkan penulis dengan apa yang ditulisnya. Perhatian orang yang mengartikan teks

bukan pada pikiran-pikirannya tetapi pada penulis dan teksnya (Leks, 1983: 120-

121). Oleh sebab itu dalam proses pengartian teks sang pengarti teks Kitab Suci

meninggalkan egonya.

Kemudian pengarti teks menentukan sejauh mana teks akan diartikan dan apa

saja sarana-sarana yang akan dipergunakan. Teks diartikan sejauh berguna dan

bermafaat untuk sebuah permenungan dalam pendalaman iman. Sarana yang

Page 135: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

117

dipergunakan adalah sarana yang sudah ada dibantu dengan terang roh kudus, suara

Gereja, dan suara umat beriman, serta akal budi sendiri (Leks, 1983: 121-122).

Pembatasan telah dilakukan kemudian kembali pada pokok perhatian penulis

dalam terang masalahnya. Pengarti teks dapat melihat unsur dan bagian yang ada

dalam teks yang saling berkaitan dan dan saling menunjang (Leks, 1983: 122).

3) Merenungkan

Permenungan terhadap Kitab Suci agar dapat dilakukan dengan baik, langkah

selanjutnya yang dilakukan adalah menerapkan teks Kitab Suci yang direnungkan.

Menerapkan berarti teks kuno itu bersuara dalam kehidupan konkret dan

mengkonfrontasikan kehidupan sehari-hari dengan kebenaran dalam teks. Oleh sebab

itu pengetahuan dan pemahaman atas situasi hidup umat menjadi perlu (Leks, 1983:

133).

Menerapkan sebuah teks Kitab Suci sebagai sebuah bahan permenungan bagi

umat mempunyai pedoman yakni berisikan kabar baik. Teks menjadi berarti dalam

keadaan hidup umat. Pedoman yang kedua penerapan itu dapat

dipertanggungjawabkan berdasarkan teks suci. Pedoman ini berarti bahwa penerapan

yang dilakukan sejiwa dan seirama dengan batin sang penulis. Pedoman yang ketiga

ialah penerapan ditujukan kepada diri sendri. Penerapan yang dilakukan ketika

dihadapan umat pertama-tama dialamatan untuk diri sendiri. Penerapan jangan

dijadikan sarana membuka rahasia pribadi dan keluarga. Pedoman-pedoman lain

dalam penerapan misalnya penerapan itu konkret, relevan dan selalu dihayati dalam

hidup (Leks, 1983: 137-138).

Page 136: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

BAB IV

SITUASI UMUM KATEKESE UMAT

DI LINGKUNGAN SANTO ANTONIUS PADUA PAROKI KALASAN

YOGYAKARTA

Katekese Umat adalah komunikasi iman yang dilakukan oleh umat.

Pelaksanaan Katekese Umat sungguh dapat ditemukan dalam kehidupan umat

Lingkungan santo Antonius Padua paroki Kalasan Yogyakarta, untuk mengetahui hal

itu secara mendalam dilakukan wawancara kepada warga lingkungan santo Antonius

Padua Paroki Kalasan Yogyakarta. Penelitian sederhana yang dibuat ini bertujuan

agar penerapan pokok pewartaan Paulus dalam Gal dapat menjawab kebutuhan umat.

A. TANGGAL DAN TEMPAT PENELITIAN.

Penelitian untuk mengetahui situasi umum Katekese Umat di Lingkungan

Santo Antonius Padua Paroki Kalasan Yogyakarta dilakukan pada tanggal 16 Juli

2007. Tempat penelitian dengan mewawancarai warga Lingkungan yang dilakukan di

setiap rumah umat.

B. RESPONDEN

Penentuan responden yang diwawancarai mengacu pada teknik yang

dikemukakan oleh Marsuki dalam bukunya Metodologi Riset, yaitu sampel Random

Sampling. Teknik Random Sampling adalah pengambilan sampel secara Random (se-

rampangan, tidak pandang bulu) yaitu cara pengambilan elemen-elemen dari populasi

sehingga setiap elemen mendapat kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi

Page 137: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

119

anggota sampel. Jadi tidak pilih kasih/objektif (Marsuki, 1995 : 43). Penulis memilih

delapan responden, mereka adalah warga lingkungan yang biasa hadir dalam pen-

dalaman iman.

C. INSTRUMEN

Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

wawancara. Seperti yang diungkapkan oleh Sutrisno Hadi dalam bukunya

Metodologi Riset, bahwa salah satu fungsi wawancara untuk mengetahui kemantapan

dan kebenaran data (Sutrisno Hadi, 1973 : 226). Penulis mempergunakan instrumen

tersebut karena wawancara lebih tepat untuk penelitian sederhana yang dilakukan ini.

D. VARIABEL PENELITIAN

Variabel yang diteliti melalui instrumen pengumpulan data dengan

menggunakan wawancara adalah :

Tabel 1 : Variabel Penelitian

Variabel Nomor Item Jumlah Keadaan umat 1,2,3 3 Penggunaan Kitab Suci 4 1 Langkah-langkah katekese umat 5 1 Peserta katekese Umat 6,7 2 Pendamping Katekese Umat 8,9 2 Sarana Katekese Umat 10 1 Harapan pelaksanaan Katekese Umat 11 1

Jumlah total item 11 11

E. HASIL PENELITIAN

Setelah dilakukan wawancara terhadap warga Lingkungan santo Antonius

Padua paroki Kalasan Yogyakarta untuk mengetahui pelaksanaan Katekese Umat di

Page 138: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

120

sana, maka berkut ini disampaikan hasilnya. Lapaoran hasil wawancara yang

disampaikan sesuai dengan variabel penelitian yang ingin dilihat.

1. Keadaan Umat

Keadaan umat yang dilaporkan ini penulis maksudkan sebagai identitas

responden. Responden yang diwawancarai adalah warga Lingkungan santo antonius

Padua paroki Kalasan, identitas yang perlu diungkapkan antaralain jumlah umat,

mata pencaharian, dan batas-batas wilayah serta luas lingkungan.

Jumlah responden yang diwawancarai sebanyak 8 orang.responden pria

sebanyak 5 orang dan responden wanita sebanyak 3 orang dengan perincian sebagai

berikut: pensiunan 2 orang, ibu rumah tangga 3 orang. Terakhir yang bekerja

sejumlah 3 orang sebagai pegawai suwasta.

a. Jumlah Umat

Lingkungan santo Antonius Padua memiliki warga sebanyak 78 jiwa, terdiri

dari 24 KK, bapak-bapak sejumlah 24 orang dan ibu-ibu sejumlah 24 orang, mudika

18 orang, anak-anak sebanyak 10 orang, dan kaum lanjut usia sejumlah 2 orang.

b. Mata Pencaharian Umat

Umat Lingkungan santo Antonius Padua Kalasan memiliki mata pencaharian

yang bermacam-macam. Mata pencaharian umat tidak didominasi oleh satu profesi

sebagai bentuk mata pencaharian mereka. Mata pencaharian umat antara lain adalah

petani, peagawai negeri dan pegawai suwasta, wiraswasta, serta pensiunan. Umat

yang bermatapencaharian sebagai petani sejumlah 1 orang, pegawai negeri sejumlah

Page 139: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

121

1 orang, pegawai swasta 10 orang, wiraswasta sejumlah 5 orang, dan pensiunan di

Lingkungan santo Antonius Padua sejumlah 4 orang.

c. Batas Wilayah dan Luas Lingkungan

Wilayah Lingkungan ini tidak seperti Lingkungan yang lain pada umumnya.

Wilayah Lingkungan berada di sebelah selatan bandara Adisicipto dengan jarak

kurang lebih 200 Meter. Wilayah Lingkungan berdekatan dengan kompleks TNI AU

dan berdekatan juga dengan kompleks AAU. Wilayah Lingkungan ini menjadi salah

satu daerah yang terkena bencana gampa bumi di DIY Mei 2007 yang lalu. Dampak

dari gempa tersebut sampai saat penulisan skripsi ini masih dapat dilihat seperti

bangunan yang rusak dan hancur, bahkan tenda darurat masih ada di sana.

Lingkungan santo Antonius Padua memiliki luas wilayah 937.500 M². Batas

wilayah yang ada sebelah timur berbatasan dengan kelurahan Kalitirto, sebelah

selatan berbatasan dengan dusun Krikilan, sebelah barat berbatasan dengan kali

Kuning, sebelah Utara berbatasan dengan bandara Adisucipto.

2. Penggunaan Kitab Suci

Kitab Suci digunakan saat pendalaman iman, sembahyangan lingkungan,

ibadat syukuran dan saat menjelang tidur. 2 orang biasa menggunakan Kitab Suci

sebelum tidur, dengan menggunakan kalender liturgi untuk menentukan perikopa

yang dibaca. 1 orang menggunakan Kitab Suci dengan cara memilih sebuah ayat

yang menyentuh hatinya dan yang memberi kekuatan saat menghadapi masalah.

Dalam kegiatan bersama seperti pendalaman iman dan ibadat syukuran Kitab Suci

digunakan pertama-tama dengan menentukan teks, dan melihat kalender liturgi serta

Page 140: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

122

penyesuaian dengan tema kegiatan dimana Kitab Suci digunakan, setelah teks

ditentukan kemudian dibaca, selanjutnya mendiskusikan teks. 6 orang mengalami

kesulitan dalam menggunakan Kitab Suci. Kesulitan yang dihadapi adalah tidak

memahami teks yang dibacanya, sehingga teks yang dibaca tidak dapat berbicara

untuk pengalaman hidup umat. Cara mengatasinya dengan bertanya maksud dari teks

yang dibaca saat ke Gereja atau pendalaman iman, mendiskusikan teks dalam

pertemuan pendalaman iman.

3. Langkah-langkah Katekese Umat

6 orang tidak mengetahui adanya langkah-langkah dalam pendalaman iman.

Langkah-langkah atau urutan yang diketahui oleh mereka adalah urutan ibadat seperti

yang telah ada. Langkah-langkah itu secara garis besar yakni: Pembukaan dengan

lagu dan doa – seruan tobat- permenungan kitab Suci – doa umat – Penutup.

Langkah-langkah itu dijalankan seperti layaknya urutan ibadah yang membedakan

saat pembacaan teks kitab suci divariasikan. Saat permenungan pemimpin mengajak

umat lain untuk berbicara saling memberi komentar, saling memberikaan

pemahamannya akan pesan kitab suci yang ditangkapnya dan mensharingkan

pengalamannya yang sesuai dengan tema. Hanya ada 2 orang mengetahui langkah-

langkah Katekese Umat. Mereka adalah pendamping Katekese Umat namun langkah-

langkah tersebut tidak dijalankan.

4. Peserta Katekese Umat

Seluruh responden merasa senang bisa berkumpul bertemu dengan umat yang

lain, saling berbagi rasa ketika terjadi omong-omong, terutama mereka merasa

Page 141: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

123

imannya dikembangkan diteguhkan jika mengalami keloyoan iman mereka merasa

dibangkitkan. Ada juga perasaan negatif, 1 orang agak terpaksa karena musti

meluangkan waktu setiap hari kamis untuk hadir dalam pendalaman iman padahal

ada juga acara lain yang bersamaan waktunya. Masing-masing responden mengalami

hambatan untuk hadir dalam pendalaman iman. 2 orang merasa malas untuk hadir ke

pendalaman iman. 2 orang tidak mempunyai kendaraan. 3 orang merasa jarak yang

ditempuh cukup jauh antara 1-2km jaraknya. 1 orang tidak hadir dalam pertemuan

pendalaman iman karena tidak tahu informasi mengenai tempat yang digunakan

untuk pendalaman iman. Hambatan lain yang dialami oleh 2 orang peserta karena

sedang konflik dengan salah satu anggota umat.

5. Pendamping Katekese Umat

Pendamping Katekese Umat di Lingkungan santo Antonius Padua berjumlah

2 orang. Satu orang pendamping adalah salah seorang dosen di sebuah universitas

milik suwasta di DIY. Satu lagi pendamping yang lain ialah seorang mantan wakil

camat. 1 orang pemandu terkadang merasa berat menjalankan tugasnya, namun di sisi

lain pemandu merasa harga dirinya meningkat sebab ia dianggap sebagai pemimpin

dan dituakan. Bahan-bahan pendalaman iman yang diambil oleh para pemandu saat

masa biasa berasal dari Kitab Suci, buku renungan Kitab Suci dan buku-buku

mengenai hidup beriman Kristiani. Sedangkan pada masa khusus seperti pada masa

advent dan masa prapaskah bahan yang digunakan oleh para pemandu berasal dari

keuskupan. Program Katekese Umat tidak dibuat oleh para pemandu. Pendalaman

iman dipimpin oleh para pemandu dengan persiapan seadanya sesaat sebelum

memulai pendalaman iman.

Page 142: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

124

6. Sarana Katekese Umat

Penggunaan sarana dalam pendalaman iman masih sangat terbatas, selain

Kitab Suci jarang digunakan sarana-sarana lain dalam pelaksanaan pendalaman iman.

Penggunaan sarana yang sangat terbatas ini dikarenakan kemampuan umat yang

terbatas untuk menyediakan sarana, kemampuan pendamping untuk memikirkan

sarana yang dapat digunakan juga terbatas, adanya anggapan bahwa sarana yang

digunakan selalu sarana yang mahal.

7. Harapan Pelaksanaan Katekese Umat

Seluruh responden memberikan harapan yang baik terhadap Katekese Umat di

lingkungan. Harapan umat terhadap berjalannya pendalaman iman ialah agar

pendalaman iman berjalan lebih baik terencana dan terprogram, sehingga

penghayatan iman umat dapat ditingkatkan. 4 orang memiliki harapan berkaitan

dengan penggunaan Kitab Suci. Mereka berharap dapat membaca, memahami dan

merenungkan Kitab Suci. Tema atau bahan diharapkan oleh 2 orang berkaitan dengan

pengetahuan iman, spiritualitas dan praksis hidup Kristiani diinginkan umat.

F. PEMBAHASAN HASIL WAWANCARA DI LINGKUNGAN SANTO

ANTONIUS PADUA PAROKI KALASAN YOGYAKARTA

Gambaran situasi tentang pelaksanaan Katekese Umat telah dapat dipaparkan

dengan penelitian sederhana yang dilakukan. Hal positif dan negatif dengan

penelitian tersebut tampak. Untuk mengetahui lebih dalam mengenai situasi Katekese

Umat di Lingkungan santo Antonius Padua paroki Kalasan Yogyakarta penulis

membahas hasil penelitian tersebut lebih lanjut.

Page 143: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

125

1. Langkah-langkah

Langkah-langkah Katekese Umat yang terjadi di Lingkungan kurang tampak.

Langkah-langkah yang menjadi proses Katekese Umat kurang tampak sebab umat

mengikuti tradisi yang ada. Tradisi umat jika berkumpul dengan umat yang lain hal

yang dilakukan adalah ibadah. Umat akhirnya selalu mengikuti tradisi itu. Tradisi

yang demikian sudah melekat erat pada diri umat dan sulit untuk dirubah.

Proses komunikasi iman masih dirasakan sangat kurang sekali. Komunikasi

dua arah tidak terjadi dari awal. Pola komunikasi pendalaman iman hanya berjalan

searah. Sebagaimana layaknya sebuah teta perayaan ibadat pertemuan pendalaman

iman dimulai dengan lagu dan berbagai macam doa yang disampaikan oleh

pendamping. Kemudian dilanjutkan dengan pembacaan Injil penyampaian renungan,

doa umat dan doa penutup.

2. Peserta

Peserta yang datang dalam pendalaman iman hanya sedikit. Hal ini menjadi

demikian karena rumah umat berjauhan jaraknya antara 1-2Km, dan kurang informasi

serta dikarenakan gangguan musim seperti musim hujan. Rumah yang berjauhan

menjadi kendala untuk umat hadir dalam pendalaman iman karena umat harus jalan

kaki untuk hadir dalam pendalaman iman.

Sikap terbuka dan saling menghargai kurang dimiliki oleh umat. Hal ini

menjadi demikian karena keadaan masyarakat sekitar. Masyarakt sekitar tidak

hanya terdiri dari segolongan masyarakat yang memiliki tingkat perekonomian yang

sama. Kesenjangan sosial ekonomi rupanya berpengaruh pada sikap hidup umat..

Umat enggan untuk mensharingkan pengalaman atau paling tidak berbicara

Page 144: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

126

menjawab pertanyaan yang disampaikan pendamping sulit dilakukan. Hal ini menjadi

demikian karena umat malu untuk mengungkapkan pengalamannya, dan malu

bercerita tentang hidupnya.

Umat kurang memiliki kemampuan berfleksi. Hal ini karena kurangnya

kepekaan hati untuk menyadari kehadiran Allah di dalam diri umat. Peristiwa hidup

sehari-hari yag dialami umat dinggap hanya sebagai sebuah rentetan peristiwa hidup

manusiawi yang biasa saja, karya Ilahi dalam hidup kurang disadari.

3. Pendamping

Pendamping dalam memadu pendalaman iman bersikap sebagai pengajar. Hal

ini mejadi demikian karena orang tersebut mantan seorang pegawai negeri.

Kepegawaiannya berpengaruh dalam memandu pendalaman iman. Di kantor biasanya

ia memberi banyak instruksi. Hingga saat pendalaman iman berlangsung kebiasaan

yang demikian terbawa.

Pendamping kurang mempersiapkan jalannya pendalaman iman dan tidak

memiliki program untuk pelaksanaan Katekese Umat. Hal ini menjadi demikian

karena kurangnya pemahaman, sarana dan prasarana. Untuk dapat membuat

persiapan dan program pendalaman iman dibutuhkan pemahaman dan bahan-bahan,

apa yang dibutuhkan pendamping itu kurang dimiliki.

4. Sarana

Sarana yang digunakan dalam pendalaman iman hanya seadanya saja. Hal ini

menjadi demikian karena keterbatasan pemikiran untuk memunculkan sarana-sarana

bagi tercapainya tujuan pendalaman iman. Sarana-sarana kurang dipergunakan sebab

Page 145: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

127

tidak ada pemanfaatan media seperti penggunaan “Media Murah”. Sarana selalu

dianggap sesuatu yang mahal, misalnya penggunaan perangkat audio visual, sound

system, tape recorder dan televisi.

5. Penggunaan Kitab Suci

Umat dalam meningkatkan penghayatan imannya telah mempergunakan kitab

Sici. Permasalahan yang ada dalam penggunaan Kitab Suci ialah permenungan

terhadap teks Kitab Suci kurang maksimal. Sajian akan sebuah renungan teks Kitab

suci untuk peperluan pendalam iman dirasa sangat miskin. Hal ini menjadi demikian

karena renungan Kitab Suci yang dibuat asal jadi tidak ada program Katekese Umat.

Page 146: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

BAB V

USULAN PROGRAM KATEKESE UMAT

BERDASARKAN POKOK PEWARTAAN PAULUS

DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA

UNTUK UMAT LINGKUNGAN SANTO ANTONIUS PADUA PAROKI

KALASAN YOGYAKARTA

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan terhadap umat Lingkungan

santo Antonius Padua Kalasan Yogyakarta dan mengetahui kebutuhan umat di sana

maka saya akan mengusulkan program Katekese Umat yang kiranya sesuai dengan

situasi umat. Program pembinaan ini sebatas usulan berdasarkan hasil pengamatan,

berarti program ini belum dicoba atau diuji di lapangan.

A. LATAR BELAKANG PEMILIHAN PROGRAM

Usulan program yang disampaikan adalah Katekese Umat. Berdasarkan

kenyataan berjalannya Katekese Umat di Lingkungan santo Antonius Padua Kalasan

penulis menyampaikan usulan program Katekese Umat. Kegiatan Katekese Umat

yang terjadi di Lingkungan lebih bersifat liturgis agar bersifat kateketis, maka

program Katekese Umat diusulkan sebagai usulan program. Umat sebagai peserta

yang berproses cenderung pasif. Katekese Umat membuat peserta aktif

mengkomunikasikan pengalaman imannya tidak hanya pasif mendengarkan kotbah

dalam pendalaman iman. Pendalaman iman di Lingkungan santo Antonius Padua

Kalasan berjalan tanpa program. Katekese Umat adalah komunikasi iman dengan

Page 147: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

129

adanya perencanaan. Dalam Katekese Umat perencanaan itu diwujudkan ke dalam

program. Selain pemandu tidak membuat program dalam memandu pendalaman

iman, mereka tidak dapat memikirkan sarana yang dapat dipergunakan dalam

pendalaman iman. Program Katekese Umat yang disampaikan mengandaikan harus

menggunakan saran-sarana yang dapat membantu dalam pelaksanaan pendalaman

iman.

Program Katekese Umat yang dibuat ini dijadikan acuan untuk menentukan

tujuan, isi dan urutan pendalaman iman di Lingkungan santo Antonius Padua, yang

menyangkut pendekatan dan metode. Program Katekese Umat yang dibuat

menekankan unsur Kitab Suci dan keterlibatan umat. Penekanan pembuatan program

pada penggunaan Kitab Suci dan keterlibatan umat. Hal ini menjadi demikian karena

kasanah kekayaan Kitab Suci jarang sekali digali dan keterlibatan umat dirasa

kurang. Juga penekanan pada keterlibatan umat sesuai dengan cita-cita Katekese

Umat.

B. ALASAN PEMILIHAN TEMA

Berbagai macam bahan Pendalaman iman di Lingkungan santo Antonius

Padua Kalasan Yogyakarta telah disampaikan. Penulis mengharapkan bahan

pendalaman iman dalam program ini dapat menjawab kebutuhan umat lingkungan.

Umat Lingkungan santo Antonius Padua Kalasan Yogyakarta mimiliki harapan

terhadap pelaksanaan Katekese Umat yang dilaksanakan setiap minggunya. Umat

mengharapkan penghayatan iman mereka dapat ditingkatkan. Semangat atau

sepiritualitas hidup sebagai seorang kristiani juga diharapkan oleh umat dapat

berkembang.

Page 148: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

130

Umat menginginkan agar penghayatan iman dan sepiritualitas hidup kristiani

semakin ditingkatkan. Penghayatan iman dan sepiritualitas kristiani dapat

ditingkatkan dengan terang iman yang menyinari pengalaman hidup sehari-hari. Sinar

terang pengalaman iman yang menuntun perjalanan hidup umat diperoleh dengan

mempertemukan pangalaman sehari-hari dengan pengalaman iman itu sendiri yang

dapat dilihat dalam Kitab Suci. Oleh sebab itu Kitab Suci berperan penting dalam

meningkatkan penghayatan iman. Umat semakin dapat menggunakan Kitab Suci juga

menjadi kebutuhan dalam peningkatan penghayatan iman. Surat Galatia merupakan

salah satu bagian dari Kitab Suci yang akan digunakan untuk meningkatkan

penghayatan iman kristiani dan sepiritualitas kristiani, maka perlu pengolahan

terhadap pengalaman iman jemaat Galatia agar dapat memberi inspirasi bagi hidup

umat di Lingkunan santo Antonius Padua Kalasan Yogyakarta.

Berangkat dari harapan yang demikian penulis menyusun program Katekese

Umat dengan beberapa tema. Tema umum dari usulan program ini adalah

“Menghayati pemahaman, spiritualitas, dan praksis hidup kristiani dari Gal”. Dari

tema umum yang demikian penulis menjabarkan kembali dalam tiga tema yang

menyangkut segi pemahaman, spiritualitas dan menyangkut segi praksis dalam hidup

beriman kristiani bagi situasi umat lingkungan santo Antonius Padua.

C. TEMA DAN TUJUAN

Berdasarkan uraian di atas, tema program Katekese Umat yang diusulkan

adalah sebagai berikut:

Tema umum Menghayati pemahaman, spiritualitas, dan praksis hidup kristiani

dari Gal.

Page 149: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

131

Tujuan umum: Bersama-sama pendamping, peserta dapat lebih memahami iman

kristiani, semakin memperdalam spiritualitas hidup kristiani

hingga dapat bertindak selaras dengan praksis hidup kristiani

dengan membaca, memahami dan merenungkan surat Galatia.

Dari tema umum di atas, kemudian dijabarkan dalam 3 tema. Dalam program

ini penulis mengusulkan tema pokok tersebut dibagi menjadi 12 sub tema yang

memiliki penekanan tersendiri.

Tema 1 Paham tentang iman Kristiani menurut uraian santo Paulus

dalam surat Galatia bagi peningkatan penghayatan iman umat.

Tujuan 1 Bersama-sama pendamping peserta dapat memahami imannya

hingga dapat semakin menghayati iman dan ketika ditanya dapat

memberi uaraian yang baik

Tema 2 Spiritualitas Kristiani dalam surat Galatia yang meneguhkan iman

umat.

Tujuan 2 Bersama pendamping peserta semakin dibangun spriritualitas

hidup Kristianinya, hingga umat dapat memertahankan imannya

ketika digoyahkan.

Tema 3 Jalan hidup Kristiani anjuran santo Paulus dalam surat Galatia

sebagai jalan hidup umat.

Tujuan 3 Bersama pendamping peserta dapat menjalani hidup sebagai

seorang Kristiani seturut teladan Jemaat di Galatia, hingga dengan

demikian umat Kristen tidak saja tahu tentang imannya, tidak

sekedar mantab hatinya tetapi dapat mewujudkan iman dalam

hidup sehari-hari

Page 150: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

D. PENJABARAN TEMA Tema umum : Belajar dari surat rasul Paulus kepada jemaat di Galatia agar dalam hidup sehari-harilebih memahami iman Kristiani,

semakin memperdalam spiritualitas hidup Kristiani dan bertindak selaras dengan praksis hidup Kristiani.

Tujuan umm : Bersama-sama pendamping, peserta dapat meningkatkan pemahaman tentang iman Kristiani, spiritualitas Kristiani, dan

praksis hidup Kristiani dengan membaca, memahami dan merenungkan surat Galatia

no Tema Tujuan Sub Tema Tujuan Tubtema Materi Sarana Metode Sumber Bahan

I II III IV V VI VII VIII IX

1

Paham tentang iman menurut santo Paulus dalam surat Galatia bagi peningkatan pemahaman iman umat

Bersama-sama pendamping peserta dapat memahami iman Kristiani, sehingga umat dapat memiliki pemahaman tentang iman, Kristus, dosa dan kasih karunia

• Pengetahuan Iman Kristiani bagi penghayatan iman sehari-hari

• Hidup Kristus sebagai teladan hidup umat

Bersama-sama pendamping, peserta dapat memiliki pengetahuan iman untuk meningkatkan penghayatan iman umat dalam hidup sehari-hari. Bersama pendamping peserta dapat lebih mengtahui perjalanan hidup Yesus hingga dapat meneladaninya dalam hidup sehari-hari

• Pengertian iman

• Iman akan Kristus • Kehidupan

Yesus • Kehidupan

Yesus bagi Paulus

• Kitab Suci • Kertas flep • Alat tulis • Daftar

pertanyaan • Kitab Suci • Spidol • Kertes flep

• Sharing pengalmn

• Informasi • Refleksi

pribadi • Sharing

pegalamn • Diskusi • Pleno

• Gal 3:1-14; 4:1-30; • Jacobs, T. (1982). Siapa Yesus Kristus Menurut Perjanjian Baru, Yogyakarta: Kanisius. • Brunot, A. (1992). Paulus Dan Pesannya, Yogyakarta: Kanisius. • Roger. (1994). Kasih Allah Laksana Api,

Page 151: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

2

Spiritualitas Kristiani dalam surat Galatia yang meneguhkan iman umat

Bersama pendamping peserta semakin dibangun spiritualitasnya, hingga menjadi umta yang tidak mudah goyah imannya

• Kasih karunia Allah yang tercurah bagi kehidupan kita sehari-hari

• Dosa manusia merusak relasi dalam hidup sehari-hari

• Menimba semangat perutusan dari santo Paulus bagi hidup sehari-hari umat yang diutus menjadi saksi.

• Dukungan Gereja

bagi setiap umat yang hendak meningkatkan penghayatn imannya

Bersama pendamping peserta dapat memahami apa yang dimaksud dengan kasih karunia Allah Bersama pendamping peserta dalam hidup sehari-hari dapat memahami arti dosa yang sesungguhnya Bersama pendamping peserta dapat menimba semangat perutusan dari santo Paulus sehingga dalam hidup sehari-hari semakin mantab diutus sebagai saksi Kristus Bersama-sama pendamping umat menyadari bahwa Gereja memberi dukungan spenuhnya peningkatan penghayatan iman

• Kasih karunia Allah • Hidup berkat kasih karunia • Pengertian dosa • Realitas dosa

• Tugas perutusan

• Paulus diutus Tuhan Yesus • Pemimpin

Gereja Yerusalem dan jemaat perdana • Paulus

meminta

• Kitab Suci • Kertas flep • Spidol • Kitab Suci • Kertas flep • Spidol • Kitab suci • Cergam • Daftar

pertanyaan • Kitab Suci • Daftar

pertanyaan • Kertas flep • Kitab suci • Kertas flep

• Tanya jawab

• Ceramah • Sharing

pengalmn • Ceramah • Tanya

jawab • Sharing

penglmn • Sharing

pengalmn • informasi • Refleksi

pribadi • Diskusi • Tanya

jawab • Pleno • Sharing

penglamn

Yogyakarta: Kanisius • Gal 1: 6-24; 2: 1-21 • Diane bergant dan Robert J. Karris. Tafsir Alkitab Perjanjian Baru. Yogyakarta: Kanisius, 2002 • Klein Paul. (1989). Kebebasan Kristen: Makna Dan Implikasi-implikasinya, Dalam: Tema-tema Paulus, Kumpulan

Page 152: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

3

Jalan hidup Kristiani anjuran santo Paulus dalam surat Galatia sebagai jalan hidup umat

Bersama pendamping peserta dapat menjalani hidup sebagai seorang Kristiani seturut teladan jemaat di Galatia, hingga dengan

• Tindakan manusia

yang dibenarkan di hadapan Allah sebagai dasar tindak-tanduk umat

• Kebebasan hidup seorang Kristiani dalam hidup sehari-hari

• Roh sebagai dorongan hidup adalah penuntun hidup sehari-hari

shingga umat dapat lebih bersemangat dalam mengimani Kristus Bersama pendamping menyadari tindakan yang dibenarkan Allah sehingga dalam hidup sehari-hari dapat melakukan tindak-tanduk yang benar. Bersama pendamping peserta dapat mengerti arti kebebasan Kristiani sehingga dalam hidup sehari-hari dapat bertindak dengan bebas atas dasar roh dan cinta kasih. Bersama pendamping peserta dapat menyadari dorongan Roh sehingga dalam hidup sehari-hari dapat merasakan tuntunan roh yang mengarahkan hidup.

dukungan Gereja Yerusalem

• Allah membenarkan manusia

• Tindakan benar manusia • Kristus membebasakan• Manusia bebas • Pengertian

Roh • Karya Roh • Hidup dituntun

oleh Roh

• Spidol • Kitab Suci • Kertas flep • Spidol • Kitab Suci • Kertas flep • Spidol • Kitab suci • Kertas flep • Spidol

• Pleno • Informasi • Diskusi • Pleno • Tanya

jawab • Sharing

pengalmn • Pleno • Informasi • Sharing

pengalmn • Pleno • Tanya

jawab

karangan, Bogor: Ofset. • Kirchberger Goerge. (1989). Pembenaran Hanya Oleh Iman, Dalam: Tema-tema Paulus, Kumpulan karangan, Bogor: Ofset. • Roger. (1994). Kasih Allah Laksana Api, Yogyakarta: Kanisius • Gal 5:16-26; 6:1-18 • Lembaga Biblika Indonesia. (1983). Surat-surat Paulus 1: Tafsir Perajanjian Baru 6.

Page 153: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

demikian umat tidak saja tahu tentang imannya, tidak sekedar mantab hatinya tetapi sampai juga pada segi praksis hidup.

• Saling mengasihi

sebagai dasar tindakan sehari-hari

• Saling menghormati sebagi dasar tindakan hidup bersama • Saling membantu

sebagai dasar hidup sejahtera

Bersama pendamping peserta dapat saling mengasihi dalam tindakan hidup sehari-hari. Peserta bersama pendamping dapat saling menghormati sehingga dalam kebersamaan hidup sehari-hari tercipta suasana hidup yang harmonis. Peserta bersama pendamping dapat saling membantu sehingga tercipta kesejahteraan karena setiap kesusahan seseorang dibantu oleh yang lain

• Tindakan kasih

dalam hidup sehari-hari

• Menghormati sesama

• Kebersamaan dalam hidup • Membantu sesama yang kesulitan • Kesejahteran hidup

• Kitab Suci • Alat Tulis • Kerts flep • Kitab Suci • Teks cerita • Alat tulis • Kitab suci • Cergam • Alat tulis

• Tanya

jawab • Pleno • Informasi • Diskusi • Pleno • Informasi • Tanya

jawab • Sharing

penglamn • Informasi • Refleksi

pribadi

Yogyakarta: Kanisius • Diane bergant dan Robert J. Karris. Tafsir Alkitab Perjanjian Baru. Yogyakarta: Kanisius, 2002

Page 154: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

136

E. PETUNJUK PELAKSANAAN PROGRAM

Program pembinaan yang diusulkan dalam tulisan ini dilaksanakan selama 1

(satu) tahun dalam 12 (dua belas) kali pertemuan, sesuai dengan jumlah subtema.

Setiap pertemuan dilaksanakan sebulan sekali, dengan subtema tema yang berurutan

sesuai dengan urutan subtema tema, sebab tema yang disajikan merupakan semacam

paket pendampingan yang mengolah segi pengetahuan, spiritualitas dan praksis

hidup. Seksi pewartaan Lingkungan akan melaksanakan program ini.

Setiap pertemuan dilaksanakan selama 1-2 jam. Dalam setiap pertemuan pada

awalnya peserta diajak untuk menemukan pesan Kitab Suci, bisa dilakukan secara

pribadi, kemudian disharingkan dalam kelompok kecil dan akhirnya disharingkan

dalam kelompok besar. Pesan teks kemudian diterapkan dalam situasi hidup peserta

dengan mangungkapkan pengalaman hidup yang berkait dengan tema. Peserta

kemudian memaknai pengalamannya dalam terang iman Kitab Suci.

Peranan pendamping adalah merangkum pesan teks yang dietemukan oleh

peserta. Pendamping kemudian memberikan masukan pesan teks Kitab Suci secara

oyektif. Pesan teks diterapkan dalam pengalaman peserta, sampai di sini pendamping

berperan membantu peserta untuk menemukan makna teks Kitab Suci bagi

pengalaman hidupnya. Maka dengan demikian teks Kitab Suci yang dibaca dapat

menjadi tuntunan hidup bagi peserta.

Program ini berfungsi sebagai contoh pelaksanaan Katekese Umat bagi

pemandu di Lingkungan. Katekese Umat umat yang selama ini berjalan tanpa

program dengan program ini pemandu dapat membuat program Katekese Umat

seperti ini. Maka dengan demikian kegiatan katekese Umat dapat berjalan dengan

baik sebab telah ada perencanaan yang matang.

Page 155: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

137

Pada dasarnya program Katekese Umat yang diusulkan ini mengacu kepada

model Biblis. Program ini menggunakan model Biblis dengan langkah-langkah antara

lain pembacaan dan pendalaman teks Kitab Suci serta pendalaman pengalaman dan

penerapan dalam hidup peserta (Sumarno, 2005: 12-13). Model Biblis digunakan

agar Kitab Suci menjadi unsur utama dalam pendalaman iman.

E. CONTOH PERSIAPAN KATEKESE UMAT MODEL BIBLIS

1. Identitas Satuan Persiapan

a. Tema Pengetahuan iman Kristiani bagi penghayatan iman sehari-hari

b. Tujuan Bersama-sama pendamping peserta dapat memiliki

pengetahuan iman untuk meningkatkan penghayatan iman

umat dalam hidup sehari-hari

c. Peserta Orang tua

d. Tempat Di Lingkungan santo Antonius Padua

e. Waktu 19.00 – 21.00 WIB

f . Metode Sharing pengalaman, Informasi, Refleksi pribadi

g. Sarana Kitab Suci, kertas flep, alat tulis, daftar pertanyaan

h. Sumber bahan

• Gal 3:1-14

• Lembaga Biblika Indonesia. (1983). Surat-surat Paulus 1:

Tafsir Perjanjian Baru 6. Yogyakarta: Kanisius. Hal 99-

101.

Page 156: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

138

• Gunning, JJ. W. (1973). Tafsiran Surat Galatia. Jakarta:

BPK Gunung Mulia. Hal 55-56.

2. Pemikiran Dasar

Dalam hidup sehari-hari wawasan atau pengetahuan tentang iman yang

dimiliki oleh umat dirasakan sangat kurang sekali, untuk peningkatan penghayatan

iman. Umat yang kurang memiliki pengetahuan akan iman tampak ketika menjawab

pertanyaan tentang imannya dari orang lain yang berbeda keyakinan. Jawaban atas

pertanyaan itu disampaikan dengan tidak lancar dan apa yang disampaikannya

menunjukkan jika pengetahuan akan iman tidak memadai. Pengetahuan akan iman

perlu diberikan bagi umat karena membantu peningkatan penghayatan iman mereka

dalam hidup sehari-hari. Penghayatan iman umat dalam hidup sehari-hari di tengah

masyarakat yang mayoritas non katolik kiranya menjadi dangkal jika tidak memiliki

pengetahuan tentang iman secara memadai.

Gal menunjukkan jemaat Galatia kurang memiliki pengetahuan tentang iman.

Jemaat Galatia tidak memahami makna sebenarnya iman akan Kristus. Mereka dalam

keseharian hidupnya adalah kelompok minoritas di Galatia. Sebagaian besar

penduduk daerah itu orang kafir dan orang beragama Yahudi sementara pengikut

Kristus saat itu masih dianggap sebagai sekte dari agama Yahudi. Pengetahuan

tentang iman yang kurang memadai membuat penghayatan iman dalam hidup sehari-

hari menjadi pudar bahkan mereka meninggalkan imannya akan Kristus ketika berada

dalam situasi masyarakat yang demikian.

Dari Gal 3:1-14 kita dapat mememiliki pengetahuan dan makna iman

Kristiani untuk meningkatkan penghayatan iman dalam hidup sehari-hari. Kita dapat

mengetahui dan memperoleh makna iman yakni bahwa iman kita membenarkan

Page 157: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

139

manusia di hadapan Allah. Manusia dibenarkan di hadapan Allah karena iman berarti

segala tindakan manusia menjadi benar dan setiap kesalahan tidaklah diperhitungkan

oleh Allah. Manusia menjadi dibenarkan karena iman bukan dibenarkan karena

perbuatannya mentaati hukum tertentu, bukan karena keturunan juga bukan karena

sebagai suku bangsa tertentu. Contoh yang disampaikan dalam Gal 3:1-14 adalah

Abraham. Ia sebagai orang yang dibenarkan karena imannya bukan karena

perbuatannya mentaati hukum Taurat sebab Taurat belum ada di zaman Abraham

(Gunning, 1975: 55-56). Makna iman yang demikian harus dipahami oleh umat agar

ketika berhadapan dengan mayoritas masarakat yang non katolik penghayatan iman

kristiani dalam hidup sehari-hari dapat ditingkatan bukan malah penghayatan iman

menjadi pudar atau bahkan umat meninggalkan imannya.

Dalam pendalaman iman kali ini peserta diajak menyadari makna iman seperti

diurai dalam Gal 3:1-14 untuk meningkatkan penghayatan iman dalam hidup sehari-

hari. Peserta dapat menyadari dengan membaca memahami dan merenungkan teks

Kitab Suci tersebut dapat. Peserta diajak untuk dapat memiliki pengetahuan iman

agar peserta dapat meningkatkan penghayatan iman dalam hidup sehari-hari. Peserta

mendalami pengalaman kesehariannya berkaitan dengan meningkatkan pengahayatan

iman di tengah masyarakat yang mayoritas non Katolik. Umat dalam pendalaman

iman menentukan sikap hidup di tengah masyarakat yang mayoritas nonkatolik serta

dapat memikirkan niat konkret yang dapat dibuat untuk meningkatkan penghayatan

iman Kristiani dalam hidup sehari-hari di tengah keadaan masyarakat yang demikian.

Page 158: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

140

3. Pengembangan Langkah-langkah

a. Pembukaan

• Kata pengantar

Bapak ibu warga Lingkungan santo Sntonius Padua yang dikasihi Tuhan,

selamat malam dan selamat berjumpa dengan saya untuk kesekian kalinya. Dalam

pendalaman iman malam hari ini kita akan berproses bersama agar dapat memiliki

pengetahuan akan iman sehingga pengahayatan akan iman dapat ditingkatkan dalam

hidup sehari-hari. Agar pendalaman iman kita dapat berjalan dengan lancar marilah

kita awali dengan doa pembukaan.

• Doa pembukaan

Ya Allah bapa yang baik. Kami bersyukur dan berterimakasih karena kau

kumpulkan kembali di tempat ini. UmatMu berkumpul di tempat ini untuk bersama-

sama berbicara tentang pengetahuan dan pemahaman iman kami. Kami bersama-

sama ingin lebih mengetahui dan memahami iman kami agar penghayatan iman kami

dalam hidup sehari-hari dapat semakin diteguhkan dan dikembangkan. Utuslah Roh

KudusMu ya Tuhan agar menerangi budi dan hati kami hingga kami dapat lebih

mengetahui dan memahami iman kami akan Dikau dengan lebih dalam hingga dalam

hidup sehari-hari kami dapat lebih menghayati iman akan Dikau. Amin.

b. Pembacaan Kitab Suci

• lagu “Kusiapkan hatiku” (Bernyanyi bagi Tuhan No 55)

• Pembacaan teks Kitab Suci

Page 159: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

141

(Salah seorang membaca teks dari Kitab Suci Gal 3:1-14. Umat lain menyimak

melalui teks yang difotokopi).

c. Pendalaman Teks Kitab Suci

• Pertanyaan

- Menurut Gal 3:1-14 iman Kristiani yang bagaimana harus dipahami untuk

dapat meningkatkan penghayatan iman dalam hidup sehari-hari ?

(Hal ini dilakukan dalam kelompok kecil dengan menuliskan jawaban pertanyaan

pada kertas flep dengan menggunakan spidol)

• Pleno

(apa yang telah dituliskan diplenokan ke dalam kelompk besar)

• Arah Rangkuman

Penghayatan iman kristiani dapat ditingkatkan jika kita memahami tentang

iman. Iman adalah percaya kepada Allah. Percaya kepada Allah berarti seseorang

berserah kepada kehendak Allah. Seseorang yang berserah kepada allah adalah orang

yang mengandalkan Allah. Jika seseorang memahami iman secara demikian akan

membantunya untuk meningkatkan penghayatan iman.

Jemaat Galatia telah mengenal Kristus. Mereka sebelumnya telah menerima

pewartaan yang membangkitkan iman akan Kristus. Mereka yang telah mengimani

Kristus namun kemudian meninggalkan iman akan Kristus. Jemaat Galatia

meninggalkan iman akan Kristus dan iman akan Kristus tidak dihayati lagi dalam

hidup sehari-hari karena tidak mengetahui dan memahami dengan sungguh makna

iman mereka. Jemaat Galatia beralih dari beriman kepada ketaatan terhadap Taurat.

Page 160: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

142

Mereka mengira dengan taat terhadap Taurat sebagai hukum agama Yahudi dapat

menyelamatkannya. Mereka tidak tahu hakekat tentang iman akan Kristus, padahal

hakikatnya melalui iman akan Kristus mereka diselamatkan (LBI, 1983: 99-100).

Jemaat Galatia adalah orang-orang yang hidup di tengah masyarakat yang

terdiri dari orang-orang beragama Yahudi dan orang-orang kafir. Kristianisme waktu

itu dianggap sebagai sebuah sekte dari agama Yahudi. Para pengikut Kristus dalam

kehidupan sehari-hari adalah golongan minoritas di Galatia. Kondisi masyarakat yang

demikian melunturkan bahkan membuat jemaat Galatia meninggalkan penghayatan

iman akan Krsitus dalam hidup sehari-hari mereka.

Iman membenarkan manusia di hadapan Allah (Gunning, 1975: 55). Iman

demikianlah yang perlu diketahui dan dipahami maknanya. Jika berkat iman manusia

dibenarkan maka suatu kerugian jika orang-orang Galatia meninggalkan penghayatan

imannya akan Krsitus dalam hidup sehari-hari, sebab mereka menjadi dibenarkan di

hadapan Allah karena iman. Manusia terkadang beranggapan ia menjadi benar karena

perbuatannya seperti mentaati dengan sempurna peraturan agama. Manusia dapat

selalu mentaati segala peraturan dengan sempurna tetapi belum tentu dilakukan

dengan iman. Perbuatan itu hanya perbuatan lahiriah belaka, menyangkut tataran luar

dan tidak menyentuh segi terdalam pribadi manusia. Hal itulah yang membuat

manusia belum tentu dapat dibenarkan karena tindakannya. Manusia hanya

dibenarkan jika tindakannya itu disertai dengan iman yang teguh kepada Allah.

Pembenaran manusia di hadapan Allah karena iman dapat dtemukan pada diri

Abraham. Berkat Abraham dan Taurat jemaat Galatia mengambil bagian dalam

berkat. Mereka mengikuti orang-orang Yahudi tidak mengikuti Abraham maka takluk

kembali pada hukum Taurat meninggalkan penghayatan iman akan Kristus dalam

Page 161: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

143

hidup sehari-hari mereka (Gunnning, 1975: 56). Abraham dibenarkan di hadapan

Allah karena ia beriman, percaya dan mengandalkan Allah. Taurat tidak memiliki

daya keselamtan atas manusia kecuali iman. Taurat jika dijadikan jalan keselamatan

maka generasi Abraham hingga sebelum Musa tidak akan pernah selamat sebab

Taurat belum ada waktu itu. Oleh sebab itu Paulus menganjurkan agar penghayatan

iman dalam hidup shari-hari tetap teguh terus dijaga dan ditingkatkan.

d. Pendalaman Pengalaman hidup

• Pertanyaan

Apa kesulitan yang dihadapi bapak ibu dalam meningkatkan penghayatan iman

Kristiani dalam hidup sehari-hari?

• Arah rangkuman

Salah satu kesulitan yang dihadapi untuk meningkatkan penghayatan iman

dalam hidup sehari-hari adalah tidak memiliki pengetahuan yang cukup mengenai

wawasan iman kita. Pengetahuan yang tidak memadai mengenai iman tampak saat

kita tidak dapat memberi jawaban dengan uraian yang baik ketika ditanya tentang

iman kita oleh orang lain yang berbeda kepercayan. Penghayatan iman dalam hidup

sehari-hari menjadi sulit ditingkatkan karena tidak mengerti dan memahami secara

mendalam tentang iman kita. Jika kita mempunyai pengetahuan yang cukup tentang

iman kita maka pertanyaan yang ditujukkan itu dapat dijawab dengan baik. Di tengah

masyarakat kita dapat berbicara banyak tentang iman yang berarti juga kita

mewartakan Kristus maka perlu untuk memiliki pengetahuan tentang iman.

Pengetahuan itu berguna untuk meningkatkan penghayatan iman tentang Kristus

dalam hidup sehari-hari dan juga untuk mewartakan Kristus

Page 162: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

144

Kesulitan yang lain untuk meningkatkan penghayatan iman kita selain

pengetahuan yang kurang memadai adalah situasi dan kondisi tempat tinggal di

sekitar rumah atau situasi masyarakat setempat. Di lingkungan sekitar tempat kita

tinggal orang-orang katolik adalah golongan minoritas. Kita menjadi sulit untuk

meningkatkan penghayatan iman kita di tengah-tengah masyarakat yang demikian.

Kita terkadang kita merasa dibedakan, dipersulit jika mengalami suatu hal misalnya

untuk menjadi PNS, dan banyak hal sebagai kesulitan lain yang ditemui sebagai

golongan minoritas. Namun demikian hal itu tidak membuat kita menjadi putus asa

penghayatan iman menjadi kendor bahkan iman akan Kristus kita tinggalkan.

e. Penerapan dalam situasi hidup peserta

• Pengantar

Hampir seluruh proses pendalaman iman ini kita lewati. Dari awal di langkah

yang pertama kita telah menjalani proses ini dengan lancar. Kita telah bersama-sama

menggali pesan Kitab Suci yang membantu kami untuk dapat lebih menghayati iman

Kristiani dalam hidup sehari-hari. Kita juga telah mengungkapkan bersama apa yang

menjadi kesulitan untuk meningkatkan penghayatan iman kita dalam hidup sehari-

hari. Selanjutnya secara bersama kita akan membicarakan sikap dan niat apa yang

dapat diperbuat untuk meningkatkan penghayatan iman dalam hidup sehari-hari.

• Pertanyaan

o Sikap apa yang perlu dikembangkan untuk meningkatkan

pengahayatan iman Kristiani dalam hidup sehari-hari di

Lingkungan santo Antonius Padua paroki Kalasan Yogyakarta?

Page 163: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

145

o Apa yang dapat kita perbuat untuk semakin meningkatkan

pengahayatan iman Kristiani dalam hidup sehari-hari di

Lingkungan santo Antonius Padua paroki Kalasan Yogyakarta?

• Rangkuman

Sikap yang dapat dikembangkan ialah toleransi antar umat beragama. Sikap

ini adalah memberikan kesempatan kepada orang lain untuk dapat melakukan

aktifitas sebagai wujud penghayatan iman agamanya. Sikap toleransi antar umat

beragama yang berkembang akan membuat setiap orang apapun agamanya dapat

beribadah dengan nyaman. Penghayatan iman dalam hidup sehari-hari hingga dengan

demikian dapat ditingkatkan sebab suasana di dalam kehidupan masyarakat

mendukung seseorang untuk meningkatkan penghayatan iman dalam hidup sehari-

hari.

Saat berkumpul dengan orang lain yang berbeda agama kita dapat yang dapat

kita buat ialah mengajak orang lain yang berbeda agama untuk mempunyai sikap

toleran terhadap orang lain yang berbeda agama. Saat omong-omong dengan tetangga

kita dapat berbicara toleransi antar umat beragama, kerukunan umat beragama dan

saling menghargai serta menghormati antar umat beragama. Diharapkan dari omong-

omong tersebut tercipta suasan rukun toleran dan saling menghormati untuk

membentuk suasana yang baik dalam menghayati iman agama masing-masing.

Dengan modal toleransi antar umat beragama sikap lain yang perlu

dikembangkan adalah sikap mau belajar dari orang lain yang berbeda agama. Di

lingkungan sekitar kita biasa melihat saat magrib orang-orang pergi sembahyang ke

musola. Kita dapat menjadikan hal ini sebagai motifasi untuk semakin giat pergi ke

gereja setiap minggunya. Mereka sangat taat beribadah dengan menjalankan shalat

Page 164: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

146

lima waktu. Hal dapat kita teladani untuk meningkatkan hidup doa. Sikap mau belajar

dari orang lain yang berbeda harus ditumbuhkan di dalam diri kita. Belajar dalam

hidup adalah sebuah proses yang berlangsung terus-menerus.

Niat lain yang dapat dilakukan untuk meningkatkan penghayatan iman kita

dalam hidup sehari-hari misalnya mencari bantuan bagi masyarakat yang menjadi

korban gempa dan disalurkan kepada para korban tanpa membedakan agama.

Bantuan diminta dari pihap-pihak lain sebagai donator, setelah bantuan diterima dari

donator maka disalurkan kepada para korban. Dengan memberikan bantuan

diharapkan kita dapat semakin menghayati iman Kristiani dalam hidup sehari-hari

sebab hal ini adalah tanda kasih yang kita perbuat.

F. Penutup

• Doa umat

(Umat diminta secara sepontan mendaraskan doa umat sesuai dengan tema).

• Doa penutup

Ya Allah kami berterima kasih karena telah menjalani proses ini dengan

lancar. Kami telah bersama-sama menggali pesan Kitab Suci yang membantu untuk

lebih memahami iman akan Dikau hingga kami dapat lebih menghayati iman dalam

hidup sehari-hari. Kami juga telah mengungkapkan bersama apa yang menjadi

kesulitan untuk menghayati iman. Selanjutnya secara bersama kami juga telah

membicarakan bagaimana dapat semakin mengetahui tentang iman hingga

meningkatkan penghayatan iman kami dalam hidup sehari-hari. Pertemuan

pendalaman iman ini telah selesai maka kami akan kembali ke rumah masing-masing

lindungilah kami sehingga dapat sampai di rumah dengan selamat. Amin.

Page 165: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

BAB VI

PENUTUP

Sebagai akhir skripsi ini penulis hendak mengemukakan pokok-pokok yang

perlu ditegaskan kembali, dipikirkan dan dikembangkan lebih mendalam berkait

dengan pokok pewartaan Paulus dalam Gal untuk Katekese Umat di Lingkungan

santo Antonius Padua Kalasan.

Berdasarkan situasi umum Katekese Umat di lingkungan santo Antonius

Padua Kalasan, penulis kemudian mengusulkan saran-saran sehubungan dengan

berjalannya kegiatan Katekese Umat agar kegiatan tersebut dapat berjalan baik

dengan penempatan Kitab Suci di dalamnya.

A. KESIMPULAN

Pokok pewartaan Paulus dalam Gal adalah Injil Kristus jalan keselamatan

dengan terjalinnya relasi antara Allah dan manusia. Pokok pewartaan tersebut sangat

berguna bagi kegiatan Katekese Umat. Gagasan ini memberikan inpirasi guna

pelaksanaan Katekese Umat yang alkitabbiah di Lingkungan santo Antonus Padua

paroki Kalasan Yogaakarta.

Terjadi komunikasi iman dengan tukar pengalaman iman dan terjadi dialog

antara pengalaman hidup dengan pengalaman iman Kitab Suci dalam Katekese Umat

yang menggunakan Kitab suci. Tukar pengalaman iman dapat terjadi dengan terlebih

dahulu dilakukan pengolahan pengalaman hidup menjadi pengalaman iman.

Pengolahan pengalaman hidup menjadi pengalaman iman dilakukan dengan dialog

antara pengalaman iman Kitab Suci dengan pengalaman hidup sehari-hari.

Page 166: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

148

Terdapat segi positif dan segi negatif berjalannya Katekese Umat di

Lingkungan santo Antonius Padua paroki Kalasan Yogyakarta, juga terdapat

beberapa beberapa harapan yang umat sampaikan. Letak permasalahan yang

pelaksanaan Katekese Umat antara lain peserta yang cenderung pasif, program yang

tidak dibuat oleh pendamping, sarana yang digunakan hanya Kitab Suci dan langkah-

langkah yang bersifat liturgis.

Penerapan Pokok pewartaan Paulus dalam Gal untuk Katekese Umat di

Lingkungan santo Antonius Padua paroki Kalasan Yogyakarta dengan

mempergunakan pokok pewartaan Paulus itu sebagai tema umum usulan program

Katekese Umat. Penulis mengharapkan melalui Katekese Umat yang lebih

mendalami Kitab Suci, iman umat sungguh dibina dan ditumbuhkembangkan. Umat

menerima Yesus Kristus, membuka diri terhadap Allah yang menyelamatkan.

Keselamatan itu dipandang sebagai rahmat dari Allah bukan semata-mata usaha

manusia dengan taat hukum agama, seperti yang diungkapkan Paulus dalam suratnya

kepada jemaat di Galatia.

B. SARAN-SARAN

Semua pihak menggharapkan katekese Umat dapat berjalan dengan baik, agar

Katekese Umat berjalan baik di Lingkungan santo Antonius Padua paroki Kalasan

Kalasan Yogyakarta maka penulis menyarankan hal-hal kepada pihak-pihak tersebut

antaralain:

1. Ketua stasi dapat mengadakan kegiatan untuk memberi pembekalan kepada seksi

pewartaan Lingkungan. Materi pembekalan yang diberikan mengenai Katekese

Umat.

Page 167: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

149

2. Ketua Lingkungan lebih giat untuk mengajak warganya hadir mengikuti

pendalaman iman di Lingkungan

3. Seksi pewartaan lingkungan dapat melaksanaan kegiatan Katekese Umat secara

terprogram dan terencana, misalnya dengan menggunakan usulan program yang

telah disampaikan.

4. Umat dalam hidup sehari-harinya dianjurkan untuk menjadi dekat dengan Kitab

Suci cara paling mudah yang dapat dilakukan adalah membaca teks Kitab Suci

sesuai petunjuk kalender liturgi.

Page 168: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

DAFTAR PUSTAKA

Bataona, Y. (1978). Katekese Sekarang. Dalam Th. Huber Arah Katekese di Indonesa (hal. 18-24). Yogyakarta: Kanisius.

Brunot, A. (1992). Paulus dan Pesannya. Yogyakarta: Kanisius. Groenen, C. (1991). Pengantar ke dalam Perjanjian Baru. Yogyakarta: Kanisius. Gunning, J. J. W. (1973). Tafsiran Surat Galatia. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Haughton, Roesmary. (1988). Pembinaan Umat Kristen Awal. Yogyakarta: Kanisius. Huber, Th. (Ed.). (1980). KatekeseUmat. Yogyakarta: Kanisius. Jacobs, T. SJ. (1982). Siapa Yesus Kristus Menurut Perjanjian Baru. Yogyakarta:

Kanisius. . (1990). Paulus: Hidup, Karya dan Teologinya. Yogyakarta: Kanisius. Kirchberger, Goerge. (1989). Pembenaran Hanya Oleh Iman. Dalam N. Hayon.

Tema-tema Paulus (hh. 31-52). Bogor: Nihil Ofset. Klein, Paul. (1989). Kebebasan Kristen: Makna dan Implikasi-implikasinya. Dalam

N. Hayon. Tema-tema Paulus (hh. 54-75). Bogor: Nihil Ofset. Lalu, Yosef. (2005). Katekese Umat. Jakarta: KWI. Leks, Stefan. (1983). Tumbuh Dalam Iman Berkat Alkitab. Yogyakarta: Kanisius. Lembaga Biblika Indonesia. (1983). Surat-surat Paulus 1: Tafsir Perjanjian Baru 6.

Yogyakarta: Kanisius. Richards, Hubert, J. (1971). Allah Berbitjara Kepada Kita. Yogyakarta: Kanisius. Roger. (1994). Kasih Allah Laksana Api. Yogyakarta: Kanisius. Setyakarjana, J.S., S.J. (1997). Arah Katekese di Indonesia. Yogyakarta: Puskat. Sumarno Ds., M. (2005). Program Pengalaman Lapangan Pendidikan Agama

Katolik Paroki. Diktat Mata Kuliah PPL PAK Paroki Semester V, Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Wiersbe, W. W. (1975). Merdeka di dalam Kristus. (G.Wargasetia, Penerjemah). Bandung: Kalam Hidup. (Dokumen asli diterbitkan tahun 1975).

Wijngaards, John. (1994). Yesus Sang Pembebas. Yogyakarta: Kanisius. Yayasan Komunikasi Bina Kasih. (1982). Tafsiran Alkitab Masa Kini 3 Matius-

Wahyu. Jakarta: YKBK OMF. . (1995). Ensiklopedi Alkitab Masa Kini: Jilid II M-Z. Jakarta: YKBK

OMF. Yohanes Paulus II. (1979). Cathecesi Tradendae. (R. Hardawiyana, Penerjemah).

Jakarta: Dokpen KWI (Dokumen asli diterbitkan tahun 1979).

Page 169: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

151

LAMPIRAN

Page 170: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

(2)

Page 171: POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS …repository.usd.ac.id/22475/2/011124010_Full.pdf · POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK

(3)

Lampiran 2: pedoman wawancara 1. Berapakah jumlah umat di lingkungan ini? 2. Mata pencaharian umat di lingkungan ini apa saja? 3. Bagaimana keadaan wilayah lingkungan? 4. Bagaimana penggunaan Kitab Suci bagi peningkatan penghayatan iman di

lingkungan ini? 5. Langkah-langkah Katekese Umat yang dijalankan bagaimana? 6. Sebagai peserta Katekese Umat bagaimana perasaan bapak dan ibu? 7. Apa hambatan yang dialami untuk hadir dalam pendalaman iman? 8. Bagaimana perasaan bapak sebagai pemandu pendalaman iman? 9. Bagaimana dengan pembuatan program, persiapan, dan bahan-bahan

pendalaman iman? 10. Bagaimana penggunaan sarana dalam Katekese Umat? 11. Bagaimana harapan bapak ibu terhadap Katekese Umat di lingkungan?