pola imbibisi fase i dan viabilitas benih pada tiga …digilib.unila.ac.id/59922/3/3. skripsi full...

51
POLA IMBIBISI FASE I DAN VIABILITAS BENIH PADA TIGA VARIETAS KEDELAI (Glycine max L.) PASCASIMPAN 12 BULAN (Skripsi) Oleh Robin Afia Hidayat FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2019

Upload: others

Post on 04-Dec-2020

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: POLA IMBIBISI FASE I DAN VIABILITAS BENIH PADA TIGA …digilib.unila.ac.id/59922/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB... · 2019. 12. 6. · Benih dan Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian

POLA IMBIBISI FASE I DAN VIABILITAS BENIH PADA TIGAVARIETAS KEDELAI (Glycine max L.)

PASCASIMPAN 12 BULAN

(Skripsi)

Oleh

Robin Afia Hidayat

FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2019

Page 2: POLA IMBIBISI FASE I DAN VIABILITAS BENIH PADA TIGA …digilib.unila.ac.id/59922/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB... · 2019. 12. 6. · Benih dan Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian

ABSTRAK

POLA IMBIBISI FASE I DAN VIABILITAS BENIH PADA TIGAVARIETAS KEDELAI (Glycine max L.)

PASCASIMPAN 12 BULAN

Oleh

ROBIN AFIA HIDAYAT

Penelitian bertujuan untuk mengetahui pola imbibisi fase I dan viabilitas tiga

varietas kedelai pascasimpan 12 bulan. Penelitian dilakukan di Laboratorium

Benih dan Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada

Oktober sampai November 2018. Perlakuan adalah faktor tunggal tiga varietas

kedelai yaitu Varietas Anjasmoro (V1), Varietas Grobogan (V2), dan Varietas

Burangrang (V3) yang masing-masing diimbibisikan selama 0, 4, 8, dan 12 jam

untuk mengetahui pola imbibisi fase I. Perlakuan diterapkan dalam rancangan

acak lengkap (RAL) yang diulang 5 kali. Homogenitas ragam diuji dengan uji

Bartlett dan pemisahan nilai tengah diuji dengan Uji Beda Nyata Jujur (BNJ) pada

taraf nyata 5 %. Pengujian viabilitas menggunakan metode uji kertas digulung

dan dilapisi plastik (UKDdp). Hasil penelitian menunjukkan bahwa benih ketiga

varietas menghasilkan pola imbibisi yang berbeda. Varietas Grobogan menyerap

air 3,03 g air lebih banyak dibandingkan dengan Varietas Burangrang dan

Anjasmoro yaitu 2,35 dan 1,92 g air. Viabilitas Varietas Grobogan lebih tinggi

daripada Varietas Burangrang dan Anjasmoro berdasarkan variabel daya

Page 3: POLA IMBIBISI FASE I DAN VIABILITAS BENIH PADA TIGA …digilib.unila.ac.id/59922/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB... · 2019. 12. 6. · Benih dan Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian

Robin Afia Hidayatberkecambah, indeks vigor, kecepatan perkecambahan, potensi tumbuh

maksimum, bobot basah, dan bobot kering kecambah normal. Nilai daya hantar

listrik Varietas Grobogan lebih rendah dibandingkan dengan Varietas Burangrang

dan Anjasmoro sedangkan Varietas Burangrang dan Anjasmoro memiliki daya

hantar listrik yang relatif sama.

Kata kunci: imbibisi, kedelai, viabilitas

Page 4: POLA IMBIBISI FASE I DAN VIABILITAS BENIH PADA TIGA …digilib.unila.ac.id/59922/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB... · 2019. 12. 6. · Benih dan Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian

POLA IMBIBISI FASE I DAN VIABILITAS BENIH PADA TIGAVARIETAS KEDELAI (Glycine max L.)

PASCASIMPAN 12 BULAN

Oleh

Robin Afia Hidayat

(Skripsi)

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarSARJANA PERTANIAN

pada

Jurusan AgroteknologiFakultas Pertanian Universitas Lampung

FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2019

Page 5: POLA IMBIBISI FASE I DAN VIABILITAS BENIH PADA TIGA …digilib.unila.ac.id/59922/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB... · 2019. 12. 6. · Benih dan Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian
Page 6: POLA IMBIBISI FASE I DAN VIABILITAS BENIH PADA TIGA …digilib.unila.ac.id/59922/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB... · 2019. 12. 6. · Benih dan Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian
Page 7: POLA IMBIBISI FASE I DAN VIABILITAS BENIH PADA TIGA …digilib.unila.ac.id/59922/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB... · 2019. 12. 6. · Benih dan Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian
Page 8: POLA IMBIBISI FASE I DAN VIABILITAS BENIH PADA TIGA …digilib.unila.ac.id/59922/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB... · 2019. 12. 6. · Benih dan Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Desa Braja Kencana, Kecamatan Braja Selebah, Kabupaten

Lampung Timur pada 24 April 1995. Penulis merupakan anak kedua dari dua

bersaudara dari pasangan Bapak Nirta dan Ibu Indarwati.

Pendidikan penulis diawali dari pendidikan di Taman Kanak-kanak (TK)

PERTIWI pada tahun 2000, SDN Braja Kencana lulus pada tahun 2007, SMPN 1

Way Jepara lulus tahun 2010, SMAN 1 Way Jepara lulus pada 2013, dan pada

tahun yang sama penulis diterima di Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian,

Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi

Negeri (SNMPTN) dan terdaftar sebagai penerima beasiswa Bidik Misi Angkatan

IV.

Penulis memilih bidang konsentrasi Agronomi yang merupakan bagian dari

Jurusan Agroteknologi dan Penulis memilih Ilmu Benih sebagai fokus penelitian.

Pada Juli 2016 penulis melakukan praktik umum di Balai Besar Pengembangan

Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura, Tapos Depok. Pada

Januari 2017 penulis melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Sumberejo,

Kecamatan Kota Gajah, Kabupaten Lampung Tengah.

Page 9: POLA IMBIBISI FASE I DAN VIABILITAS BENIH PADA TIGA …digilib.unila.ac.id/59922/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB... · 2019. 12. 6. · Benih dan Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian

Penulis aktif berorganisasi di Persatuan Mahasiswa Agroteknologi (Perma Agt)

sebagai anggota bidang Kaderisasi periode 2014-2015, anggota bidang Kaderisasi

periode 2015-2016 serta sebagai Ketua Umum Perma Agt periode 2016-2017.

Page 10: POLA IMBIBISI FASE I DAN VIABILITAS BENIH PADA TIGA …digilib.unila.ac.id/59922/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB... · 2019. 12. 6. · Benih dan Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian

SANWACANA

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari

bahwa selama penelitian dan penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan,

bimbingan, dan saran dari banyak pihak. Pada kesempatan ini penulis

mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si. selaku Dekan Fakultas

Pertanian Universitas Lampung.

2. Ibu Prof. Dr. Ir. Sri Yusnaini, M.Si. selaku Ketua Jurusan Agroteknologi.

3. Bapak Prof. Dr. Ir. Setyo Dwi Utomo, M.Sc. selaku Ketua Bidang Agronomi

dan Hortikultura.

4. Ibu Ir. Rugayah, M.S. selaku dosen pembimbing akademik yang telah

memberikan bimbingan dan nasehat.

5. Ibu Ir. Yayuk Nurmiaty, M.S. selaku pembimbing pertama yang telah

memberikan bimbingan, arahan, nasehat, dan saran selama penulis

melaksanakan penelitian hingga selesainya penulisan skripsi ini.

6. Bapak Dr. Agustiansyah, S.P., M.Si. selaku pembimbing kedua yang telah

memberikan bimbingan, arahan, nasehat, dan saran selama penulis

melaksanakan penelitian hingga selesai penulisan skripsi ini.

Page 11: POLA IMBIBISI FASE I DAN VIABILITAS BENIH PADA TIGA …digilib.unila.ac.id/59922/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB... · 2019. 12. 6. · Benih dan Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian

7. Ibu Ir. Niar Nurmali, M.S. selaku penguji yang telah memberikan saran,

kritik, nasehat, dan bimbingan yang diberikan dalam perbaikan dan

penyempurnaan skripsi ini.

8. Kedua orang tua ku tercinta Ibu Indarwati, Bapak Nirta, dan kakak tercinta

Ririn Neliati yang telah memberikan dukungan, doa, dan semangat kepada

penulis.

9. Rizki Afriliyanti yang selalu menemani dalam keadaan suka maupun duka

serta motivasi dan perhatian kepada penulis.

10. Gesut Family (Fadil Fajarindo, Febry Kurniawan, Febri Arianto, Rio Aji

Sindapati, Ilham Yoditama, Ichwan Surya Nugraha, Rully Yosita, Nia

Fatmawati, dan Era Puspita) yang selalu ada saat suka maupun duka.

11. Kawan-kawan presidium Perma Agt periode 2016/2017, Alifia Rahma

Andarini, Suci Amalia, M. Hendra Wijaya, Nia Fatmawati, Hendi

Pamungkas, Resti Puspa Kartika, Dodi Maulana, Rizki Afriliyanti, Febri

Arianto, Marledyana Fitri, Ahmad Shan Kemala Jaya, Dwi Arianti, Eko

Supriyadi, Renita Sari, dan Rio Anugrah Putra.

Bandar Lampung, 28 Agustus 2019Penulis,

Robin Afia Hidayat

Page 12: POLA IMBIBISI FASE I DAN VIABILITAS BENIH PADA TIGA …digilib.unila.ac.id/59922/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB... · 2019. 12. 6. · Benih dan Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian

Bismillaahirrohmaanirohiim

Dengan segala kerendahan hati dan mengucapkan rasa syukurkepada Allah SWT

Ku persembahkan karya ini untukKedua orang tua ku tercinta atas segala doa, kasih sayang, dukungan dan

motivasi.

Keluarga dan sahabat yang selalu memberikan dukungan dan selalu adadalam suka maupun duka.

Serta Almamater ku tercinta, Universitas Lampung.

Page 13: POLA IMBIBISI FASE I DAN VIABILITAS BENIH PADA TIGA …digilib.unila.ac.id/59922/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB... · 2019. 12. 6. · Benih dan Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian

“Sesungguhnya dibalik kesulitan ada kemudahan.”(Qs. Al-Insyirah : 6)

“Ketahuilah bahwa kemenangan bersama kesabaran, kelapanganbersama kesempitan, dan kesulitan bersama kemudahan.”

(HR. Tirmidzi)

“Jadilah seperti bunga yang memberikan keharumanbahkan kepada tangan yang telah merusaknya.”

(Ali bin Abi Thalib)

“Pahami dengan cinta dan mulai lah dengan segitiga cinta.”(Robin Afia Hidayat)

Page 14: POLA IMBIBISI FASE I DAN VIABILITAS BENIH PADA TIGA …digilib.unila.ac.id/59922/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB... · 2019. 12. 6. · Benih dan Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian

DAFTAR ISI

HalamanDAFTAR ISI ............................................................................................ i

DAFTAR TABEL ................................................................................... iii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................... xi

I. PENDAHULUAN ............................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1

1.2 Tujuan Penelitian ........................................................................ 4

1.3 Kerangka Pemikiran .................................................................... 4

1.4 Hipotesis ..................................................................................... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 7

2.1 Imbibisi pada Benih .................................................................... 7

2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Viabilitas Benih .................. 10

III. BAHAN DAN METODE ................................................................. 15

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 15

3.2 Alat dan Bahan ............................................................................ 15

3.3 Rancangan Percobaan dan Analisis Data .................................... 16

3.4 Pelaksanaan Penelitian ................................................................ 16

3.4.1 Persiapan Benih ................................................................. 16

3.4.2 Pengukuran Variabel Pengamatan ..................................... 18

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 23

4.1 Hasil Penelitian ........................................................................... 23

4.2 Pembahasan ................................................................................. 34

Page 15: POLA IMBIBISI FASE I DAN VIABILITAS BENIH PADA TIGA …digilib.unila.ac.id/59922/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB... · 2019. 12. 6. · Benih dan Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian

iiV. SIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 38

5.1 Simpulan ..................................................................................... 38

5.2 Saran ........................................................................................... 39

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 40

LAMPIRAN ............................................................................................. 43

Tabel 5-107 ........................................................................................ 44-80

Page 16: POLA IMBIBISI FASE I DAN VIABILITAS BENIH PADA TIGA …digilib.unila.ac.id/59922/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB... · 2019. 12. 6. · Benih dan Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman1. Rekapitulasi hasil analisis ragam viabilitas benih tiga varietas

kedelai pascasimpan 12 bulan yang diimbibisikan selamaperiode imbibisi ............................................................................... 24

2. Rekapitulasi hasil analisis ragam pengujian kadar air,bobot 100 butir, dan daya hantar listrik tiga varietaskedelai pascasimpan 12 bulan ......................................................... 25

3. Data imbibisi periode 4 jam tiga varietas kedelai pascasimpan12 bulan ........................................................................................... 44

4. Uji Bartlett untuk data imbibisi periode 4 jam tiga varietas kedelaiPascasimpan 12 bulan ...................................................................... 44

5. Analisis ragam data imbibisi periode 4 jam tiga varietas kedelaipascasimpan 12 bulan ...................................................................... 44

6. Data imbibisi periode 8 jam tiga varietas kedelai pascasimpan12 bulan ........................................................................................... 45

7. Uji Bartlett untuk data imbibisi periode 8 jam tiga varietaskedelai pasca simpan 12 bulan ........................................................ 45

8. Analisis ragam data imbibisi periode 8 jam tiga varietas kedelaipascasimpan 12 bulan ...................................................................... 45

9. Data imbibisi periode 12 jam tiga varietas kedelai pascasimpanpascasimpan 12 bulan ...................................................................... 46

10. Uji Bartlett untuk data imbibisi periode 12 jam tiga varietaskedelai pascasimpan 12 bulan ......................................................... 46

11. Analisis ragam data imbibisi periode 12 jam tiga varietas kedelaipascasimpan 12 bulan ...................................................................... 46

12. Data daya berkecambah tiga varietas kedelai pascasimpan12 bulan tanpa imbibisi .................................................................... 47

Page 17: POLA IMBIBISI FASE I DAN VIABILITAS BENIH PADA TIGA …digilib.unila.ac.id/59922/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB... · 2019. 12. 6. · Benih dan Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian

iv13. Uji Bartlett untuk daya berkecambah tiga varietas kedelai

pascasimpan 12 bulan tanpa imbibisi .............................................. 47

14. Analisis ragam daya berkecambah tiga varietas kedelaipascasimpan 12 bulan tanpa imbibisi .............................................. 47

15. Data daya berkecambah tiga varietas kedelai pascasimpan12 bulan yang diimbibisikan selama 4 jam ..................................... 48

16. Uji Bartlett untuk daya berkecambah tiga varietas kedelaipascasimpan 12 bulan yang diimbibisikan selama 4 jam ................ 48

17. Analisis ragam data daya berkecambah tiga varietas kedelaipascasimpan 12 bulan yang diimbibisikan selama 4 jam ................ 48

18. Data daya berkecambah tiga varietas kedelai pascasimpan12 bulan yang diimbibisikan selama 8 jam ...................................... 49

19. Uji Bartlett untuk daya berkecambah tiga varietas kedelaipascasimpan 12 bulan yang diimbibisikan selama 8 jam ................ 49

20. Analisis ragam data daya berkecambah tiga varietas kedelaipascasimpan 12 bulan yang diimbibisikan selama 8 jam ................ 49

21. Data daya berkecambah tiga varietas kedelai pascasimpan12 bulan yang diimbibisikan selama 12 jam .................................... 50

22. Uji Bartlett untuk daya berkecambah tiga varietas kedelaipascasimpan 12 bulan yang diimbibisikan selama 12 jam .............. 50

23. Analisis ragam data daya berkecambah tiga varietas kedelaipascasimpan 12 bulan yang diimbibisikan selama 12 jam .............. 50

24. Data indeks vigor tiga varietas kedelai pascasimpan 12 bulantanpa imbibisi ................................................................................... 51

25. Uji Bartlett untuk data indeks vigor tiga varietas kedelaipascasimpan 12 bulan tanpa imbibisi .............................................. 51

26. Analisis ragam data indeks vigor tiga varietas kedelaipascasimpan 12 bulan tanpa imbibisi .............................................. 51

27. Data indeks vigor tiga varietas kedelai pascasimpan 12 bulanyang diimbibisikan selama 4 jam .................................................... 52

28. Uji barlett untuk data indeks vigor tiga varietas kedelaipascasimpan 12 bulan yang diimbibisikan selama 4 jam ................ 52

Page 18: POLA IMBIBISI FASE I DAN VIABILITAS BENIH PADA TIGA …digilib.unila.ac.id/59922/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB... · 2019. 12. 6. · Benih dan Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian

v29. Analisis ragam indeks vigor tiga varietas kedelai pascasimpan

12 bulan yang diimbibisikan selama 4 jam ...................................... 52

30. Data indeks vigor tiga varietas kedelai pascasimpan 12 bulanyang diimbibisikan selama 8 jam .................................................... 53

31. Uji barlett untuk data indeks vigor tiga varietas kedelaipascasimpan 12 bulan yang diimbibisikan selama 8 jam ................ 53

32. Analisis ragam indeks vigor tiga varietas kedelai pascasimpan12 bulan yang diimbibisikan selama 8 jam ...................................... 53

33. Data indeks vigor tiga varietas kedelai pascasimpan 12 bulanyang diimbibisikan selama 12 jam .................................................. 54

34. Uji barlett untuk data indeks vigor tiga varietas kedelaipascasimpan 12 bulan yang diimbibisikan selama 12 jam .............. 54

35. Analisis ragam indeks vigor tiga varietas kedelai pascasimpan12 bulan yang diimbibisikan selama 12 jam .................................... 54

36. Data kecepatan perkecambahan tiga varietas kedelaipascasimpan 12 bulan tanpa imbibisi .............................................. 55

37. Uji Bartlett untuk data kecepatan perkecambahan tiga varietaskedelai pascasimpan 12 bulan tanpa imbibisi .................................. 55

38. Analisis ragam data kecepatan perkecambahan tiga varietaskedelai pascasimpan 12 bulan tanpa imbibisi .................................. 55

39. Data kecepatan perkecambahan tiga varietas kedelaipascasimpan 12 bulan yang diimbibisikanselama 4 jam .................................................................................... 56

40. Uji Bartlett untuk data kecepatan perkecambahan tiga varietaskedelai pascasimpan 12 bulan yang diimbibisikanselama 4 jam .................................................................................... 56

41. Analisis ragam data kecepatan perkecambahan tiga varietaskedelai pascasimpan 12 bulan yang diimbibisikanselama 4 jam .................................................................................... 56

42. Data kecepatan perkecambahan tiga varietas kedelaipascasimpan 12 bulan yang diimbibisikanselama 8 jam .................................................................................... 57

Page 19: POLA IMBIBISI FASE I DAN VIABILITAS BENIH PADA TIGA …digilib.unila.ac.id/59922/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB... · 2019. 12. 6. · Benih dan Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian

vi43. Uji Bartlett untuk data kecepatan perkecambahan tiga varietas

kedelai pascasimpan 12 bulan yang diimbibisikanselama 8 jam .................................................................................... 57

44. Analisis ragam data kecepatan perkecambahan tiga varietaskedelai pascasimpan 12 bulan yang diimbibisikanselama 8 jam .................................................................................... 57

45. Data kecepatan perkecambahan tiga varietas kedelai pascasimpan 12 bulan yang diimbibisikan selama 12 jam......................... 58

46. Uji Bartlett untuk data kecepatan perkecambahan tiga varietaskedelai pascasimpan 12 bulan yang diimbibisikanselama 12 jam .................................................................................. 58

47. Analisis ragam data kecepatan perkecambahan tiga varietaskedelai pascasimpan 12 bulan yang diimbibisikanselama 12 jam .................................................................................. 58

48. Data potensi tumbuh maksimum tiga varietas kedelai pascasimpan 12 bulan tanpa imbibisi ....................................................... 59

49. Uji Bartlett untuk data potensi tumbuh maksimum tiga varietaskedelai pascasimpan 12 bulan tanpa imbibisi .................................. 59

50. Analisis ragam data potensi tumbuh maksimum tiga varietaskedelai pascasimpan 12 bulan tanpa imbibisi .................................. 59

51. Data potensi tumbuh maksimum tiga varietas kedelai pascasimpan 12 bulan yang diimbibisikan selama 4 jam ......................... 60

52. Uji Bartlett untuk data potensi tumbuh maksimum tiga varietaskedelai pascasimpan 12 bulan yang diimbibisikanselama 4 jam .................................................................................... 60

53. Analisis ragam data potensi tumbuh maksimum tiga varietaskedelai pascasimpan 12 bulan yang diimbibisikanselama 4 jam ...................................................................................... 60

54. Data potensi tumbuh maksimum tiga varietas kedelai pascasimpan 12 bulan yang diimbibisikan selama 8 jam ......................... 61

55. Uji Bartlett untuk data potensi tumbuh maksimum tiga varietaskedelai pascasimpan 12 bulan yang diimbibisikan selama 8 jam ... 61

Page 20: POLA IMBIBISI FASE I DAN VIABILITAS BENIH PADA TIGA …digilib.unila.ac.id/59922/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB... · 2019. 12. 6. · Benih dan Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian

vii56. Analisis ragam data potensi tumbuh maksimum tiga varietas

kedelai pascasimpan 12 bulan yang diimbibisikanselama 8 jam .................................................................................... 61

57. Data potensi tumbuh maksimum tiga varietas kedelaipascasimpan 12 bulan yang diimbibisikanselama 12 jam .................................................................................. 62

58. Uji Bartlett untuk data potensi tumbuh maksimum tiga varietaskedelai pascasimpan 12 bulan yang diimbibisikanselama 12 jam .................................................................................. 62

59. Analisis ragam data potensi tumbuh maksimum tiga varietaskedelai pascasimpan 12 bulan yang diimbibisikanselama 12 jam ................................................................................... 62

60. Data panjang kecambah normal tiga varietas kedelaipascasimpan 12 bulan tanpa imbibisi .............................................. 63

61. Uji Bartlett untuk data panjang kecambah normal tiga varietaskedelai pascasimpan 12 bulan tanpa imbibisi .................................. 63

62. Analisis ragam data panjang kecambah normal tiga varietaskedelai pascasimpan 12 bulan tanpa imbibisi ................................... 63

63. Data panjang kecambah normal tiga varietas kedelaipascasimpan 12 bulan yang diimbibisikan selama 4 jam ................ 64

64. Uji Bartlett untuk data panjang kecambah normal tiga varietaskedelai pascasimpan 12 bulan yang diimbibisikanselama 4 jam .................................................................................... 64

65. Analisi ragam data panjang kecambah normal tiga varietaskedelai pascasimpan 12 bulan yang diimbibisikanselama 4 jam .................................................................................... 64

66. Data panjang kecambah normal tiga varietas kedelaipascasimpan 12 bulan yang diimbibisikanselama 8 jam .................................................................................... 65

67. Uji Bartlett untuk data panjang kecambah normal tiga varietaskedelai pascasimpan 12 bulan yang diimbibisikanselama 8 jam .................................................................................... 65

68. Analisis ragam data panjang kecambah normal tiga varietaskedelai pascasimpan 12 bulan yang diimbibisikanselama 8 jam .................................................................................... 65

Page 21: POLA IMBIBISI FASE I DAN VIABILITAS BENIH PADA TIGA …digilib.unila.ac.id/59922/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB... · 2019. 12. 6. · Benih dan Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian

viii69. Data panjang kecambah normal tiga varietas kedelai

pascasimpan 12 bulan yang diimbibisikanselama 12 jam .................................................................................. 66

70. Uji Bartlett untuk data panjang kecambah normal tiga varietaskedelai pascasimpan 12 bulan yang diimbibisikanselama 12 jam .................................................................................. 66

71. Analisis ragam data panjang kecambah normal tiga varietaskedelai pascasimpan 12 bulan yang diimbibisikanselama 12 jam .................................................................................. 66

72. Data bobot basah kecambah normal tiga varietas kedelaipascasimpan 12 bulan tanpa imbibisi .............................................. 67

73. Uji Bartlett untuk data bobot basah kecambah normal tigavarietas kedelai pascasimpan 12 bulan tanpa imbibisi .................... 67

74. Analisis ragam data bobot basah kecambah normal tiga varietaskedelai pascasimpan 12 bulan tanpa imbibisi .................................. 67

75. Data bobot basah kecambah normal tiga varietas kedelaipascasimpan 12 bulan yang diimbibisikan selama 4 jam ................ 68

76. Uji Bartlett untuk data bobot basah kecambah normal tiga varietaskedelai pascasimpan 12 bulan yang diimbibisikan selama 4 jam ... 68

77. Analisis ragam data basah kecambah normal tiga varietaskedelai pascasimpan 12 bulan yang diimbibisikanselama 4 jam .................................................................................... 68

78. Data bobot basah kecambah normal tiga varietas kedelaipascasimpan 12 bulan yang diimbibisikan selama 8 jam ................ 69

79. Uji Bartlett untuk data bobot basah kecambah normal tiga varietaskedelai pascasimpan 12 bulan yang diimbibisikanselama 8 jam .................................................................................... 69

80. Analisis ragam data bobot basah kecambah normal tiga varietaskedelai pascasimpan 12 bulan yang diimbibisikanselama 8 jam .................................................................................... 69

81. Data bobot basah kecambah normal tiga varietas kedelai pascasimpan 12 bulan yang diimbibisikan selama 12 jam ....................... 70

82. Uji Bartlett untuk data bobot basah kecambah normal tiga varietaskedelai pascasimpan 12 bulan yang diimbibisikan selama 12 jam . 70

Page 22: POLA IMBIBISI FASE I DAN VIABILITAS BENIH PADA TIGA …digilib.unila.ac.id/59922/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB... · 2019. 12. 6. · Benih dan Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian

ix83. Analisis ragam data bobot basah kecambah normal tiga varietas

kedelai pascasimpan 12 bulan yang diimbibisikanselama 12 jam .................................................................................. 70

84. Data bobot kering kecambah normal tiga varietas kedelaipascasimpan 12 bulan tanpa imbibisi .............................................. 71

85. Uji Bartlett untuk data bobot kering kecambah normaltiga varietas kedelai pascasimpan 12 bulantanpa imbibisi ................................................................................... 71

86. Analisis ragam data bobot kering kecambah normal tiga varietaskedelai pascasimpan 12 bulan tanpa imbibisi ................................. 71

87. Data bobot kering kecambah normal tiga varietas kedelaipascasimpan 12 bulan yang diimbibisikan selama 4 jam ................ 72

88. Uji Bartlett untuk data bobot kering kecambah normal tigavarietas kedelai pascasimpan 12 bulan yang diimbibisikanselama 4 jam .................................................................................... 72

89. Analisis ragam data bobot kering kecambah normal tiga varietaskedelai pascasimpan 12 bulan yang diimbibisikanselama 4 jam .................................................................................... 72

90. Data bobot kering kecambah normal tiga varietas kedelaipascasimpan 12 bulan yang diimbibisikan selama 8 jam ................ 73

91. Uji Bartlett untuk data bobot kering kecambah normal tigavarietas kedelai pascasimpan 12 bulan yang diimbibisikanselama 8 jam .................................................................................... 73

92. Analisis ragam data bobot kering kecambah normal tiga varietaskedelai pascasimpan 12 bulan yang diimbibisikanselama 8 jam .................................................................................... 73

93. Data bobot kering kecambah normal tiga varietas kedelaipascasimpan 12 bulan yang diimbibisikan selama 12 jam .............. 74

94. Uji Bartlett untuk data bobot kering kecambah normal tiga varietaskedelai pascasimpan 12 bulan yang diimbibisikanselama 12 jam .................................................................................. 74

95. Analisis ragam data bobot kering kecambah normal tiga varietaskedelai pascasimpan 12 bulan yang diimbibisikanselama 12 jam .................................................................................. 74

Page 23: POLA IMBIBISI FASE I DAN VIABILITAS BENIH PADA TIGA …digilib.unila.ac.id/59922/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB... · 2019. 12. 6. · Benih dan Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian

x96. Data kadar air tiga varietas kedelai pascasimpan 12 bulan ............. 75

97. Uji Bartlett untuk data kadar air tiga varietas kedelaipascasimpan 12 bulan ...................................................................... 75

98. Analisis ragam data kadar air tiga varietas kedelaipascasimpan 12 bulan ...................................................................... 75

99. Data bobot 100 butir tiga varietas kedelai pascasimpan 12 bulan ... 76

100. Uji Bartlett untuk data bobot 100 butir tiga varietas kedelaiPascasimpan 12 bulan ...................................................................... 76

101. Analisis ragam bobot 100 butir tiga varietas kedelaipascasimpan 12 bulan ...................................................................... 76

102. Data daya hantar listrik tiga varietas kedelai pascasimpan12 bulan ........................................................................................... 77

103. Uji Bartlett untuk data daya hantar listrik tiga varietas kedelaipascasimpan 12 bulan ...................................................................... 77

104. Analisis ragam data daya hantar listrik tiga varietas kedelaipascasimpan 12 bulan ...................................................................... 77

105. Deskripsi Varietas Anjasmoro ......................................................... 78

106. Deskripsi Varietas Grobogan ........................................................... 79

107. Deskripsi Varietas Burangrang ........................................................ 80

Page 24: POLA IMBIBISI FASE I DAN VIABILITAS BENIH PADA TIGA …digilib.unila.ac.id/59922/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB... · 2019. 12. 6. · Benih dan Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman1. Pola imbibisi benih kedelai ............................................................... 9

2. Pola imbibisi benih saga ................................................................... 9

3. Tata letak percobaan ......................................................................... 16

4. Pola imbibisi tiga varietas kedelai pascasimpan 12 bulan ............... 23

5. Daya berkecambah tiga varietas kedelai pascasimpan12 bulan dengan empat periode ....................................................... 26

6. Indeks vigor tiga varietas kedelai pascasimpan12 bulan dengan empat periode imbibisi ......................................... 27

7. Kecepatan perkecambahan tiga varietas kedelai pascasimpan 12 bulan dengan empat periode imbibisi ............................ 28

8. Potensi tumbuh maksimum tiga varietas kedelai pascasimpan 12 bulan dengan empat periode imbibisi ............................ 29

9. Panjang kecambah normal tiga varietas kedelai pascasimpan 12 bulan dengan empat periode imbibisi ............................ 30

10. Bobot basah kecambah normal tiga varietas kedelai pascasimpan 12 bulan dengan empat periode imbibisi ............................ 31

11. Bobot kering kecambah normal tiga varietas kedelai pascasimpan 12 bulan dengan empat periode imbibisi ............................ 32

12. Kadar air benih tiga varietas kedelai pascasimpan 12 bulan ........... 33

13. Bobot 100 butir benih tiga varietas kedelai pascasimpan12 bulan ........................................................................................... 33

14. Daya hantar listrik benih tiga varietas kedelai pascasimpan12 bulan ........................................................................................... 34

Page 25: POLA IMBIBISI FASE I DAN VIABILITAS BENIH PADA TIGA …digilib.unila.ac.id/59922/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB... · 2019. 12. 6. · Benih dan Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Masalah

Kedelai merupakan komoditas pangan dengan kandungan protein nabati tinggi.

Di Indonesia, kedelai biasanya digunakan sebagai bahan baku produk olahan

seperti susu kedelai, tempe, tahu, kecap, dan lain sebagainya. Peningkatan jumlah

penduduk dan kesadaran akan pentingnya hidup sehat berdampak pada

peningkatan kebutuhan kedelai dari tahun ke tahun (Krisnawati, 2017).

Peningkatan kebutuhan kedelai belum diimbangi dengan produksi yang cukup, hal

ini ditandai oleh meningkatnya impor kedelai tiap tahunnya. Data FAO (2019)

menunjukkan bahwa Indonesia melakukan impor kedelai dengan jumlah yang

cenderung meningkat tiap tahunnya hingga mencapai 2.538.073 ton pada 2017.

Ketersediaan benih bermutu yang masih rendah merupakan salah satu penyebab

rendahnya produksi kedelai hingga saat ini. Benih kedelai cepat mengalami

deteriorasi/kemunduran selama penyimpanan sehingga menyebabkan turunnya

daya berkecambah atau viabilitas benih. Penurunan viabilitas benih tersebut

disebabkan oleh faktor internal dan eksternal. Menurut (Copeland dan McDonald,

2001), faktor internal mencakup sifat genetik (perbedaan spesies tanaman serta

varietas), viabilitas awal, kondisi kulit dan kadar air benih awal. Faktor eksternal

antara lain kemasan benih, suhu dan kelembaban ruang simpan. Selama periode

Page 26: POLA IMBIBISI FASE I DAN VIABILITAS BENIH PADA TIGA …digilib.unila.ac.id/59922/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB... · 2019. 12. 6. · Benih dan Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian

2simpan yang sama, benih varietas berbeda mempunyai viabilitas yang berbeda.

Takbir (2016) menguji Varietas Gepak Kuning setelah 6 bulan penyimpanan lebih

tinggi daya berkecambahnya dibandingan dengan Varietas Dering-1, Detam-2,

dan Mallika. Kedelai Varietas Anjasmoro, Grobogan, dan Burangrang termasuk

ke dalam varietas unggul nasional yang berbiji besar.

Perkecambahan benih diawali oleh proses penyerapan air oleh benih atau imbibisi.

Bewley et al. (2012) menyatakan bahwa pada kondisi optimal, pola imbibisi

mengikuti tiga fase (trifase). Fase I diawali oleh penyerapan air secara cepat yang

terjadi sebagai akibat dari potensial matriks dinding sel dan isi sel. Fase II

penyerapan air berlangsung lebih lambat dari fase I sedangkan fase III laju

penyerapan air kembali naik.

Imbibisi oleh benih dapat dipengaruhi oleh perbedaan varietas. Menurut Rasyid

(2013), benih Varietas Detam-1 yang merupakan varietas berbiji besar memiliki

permukaan yang lebih luas dibandingkan dengan varietas berbiji kecil yaitu

Cikurai. Luas permukaan yang lebih besar pada benih ukuran besar menyebabkan

imbibisi semakin besar dibandingkan dengan luas permukaan benih yang kecil.

Viabilitas benih yang tinggi akan menghasilkan pertumbuhan bibit yang seragam

sehingga pertanaman akan memiliki pertumbuhan yang relatif seragam di lapang.

Variabel pengujian viabilitas benih meliputi pengukuran daya berkecambah,

indeks vigor, kecepatan perkecambahan, potensi tumbuh maksimum, panjang

kecambah normal, bobot basah kecambah normal, bobot kering kecambah normal,

kadar air benih, bobot 100 butir, dan daya hantar listrik. Menurut ISTA (2010),

daya berkecambah di dalam pengujian laboratorium adalah muncul dan

Page 27: POLA IMBIBISI FASE I DAN VIABILITAS BENIH PADA TIGA …digilib.unila.ac.id/59922/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB... · 2019. 12. 6. · Benih dan Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian

3berkembangnya kecambah sampai suatu tahap yaitu struktur esensialnya

mengindikasikan dapat atau tidak berkembang lebih lanjut menjadi tanaman yang

normal pada kondisi tanah yang sesuai.

Benih yang diuji dalam penelitian ini adalah tiga varietas kedelai, yaitu

Anjasmoro, Grobogan, dan Burangrang. Sebelum disimpan atau saat setelah

panen, benih Grobogan memiliki bobot 100 butir sebesar 17,91 gram; sedangkan

Anjasmoro 10,00 gram, dan Burangrang 10,20 gram dengan daya berkecambah

yang masih relatif sama, yaitu Grobogan 98,53% , Ajasmoro sebesar 97,73%, dan

Burangrang 97,53% (Wibowo, 2018). Perbedaan bobot 100 butir

mengindikasikan adanya perbedaan ukuran benih. Perbedaan ukuran benih

sebelum disimpan belum menyebabkan perbedaan pada variabel daya

berkecambah.

Setelah disimpan selama 6 bulan pada suhu rendah, ketiga varietas masih

memiliki mutu tinggi (16,42-19,58oC) dan kelembaban terkontrol (50,2-69,2 %)

berdasarkan daya berkecambah (88,0-94,7 %) dan kecepatan perkecambahan

(37,5-39,2 %) (Putri, 2018). Penelitian ini menguji pola imbibisi dan viabilitas

benih tiga varietas kedelai pascasimpan 12 bulan.

Berdasarkan latar belakang tersebut penelitian ini dilakukan untuk menjawab

masalah yang dirumuskan dalam pertanyaan berikut:

1. Apakah terdapat perbedaan pola imbibisi fase I pada tiga varietas kedelai

pascasimpan 12 bulan pada periode imbibisi 0, 4, 8, dan 12 jam?

2. Apakah terdapat perbedaan viabilitas benih pada tiga varietas kedelai

pascasimpan 12 bulan pada periode imbibisi 0, 4, 8, dan 12 jam?

Page 28: POLA IMBIBISI FASE I DAN VIABILITAS BENIH PADA TIGA …digilib.unila.ac.id/59922/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB... · 2019. 12. 6. · Benih dan Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian

41.2 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan masalah yang diuraikan makan tujuan penelitian

ini adalah

1. Mengetahui perbedaan pola imbibisi fase I pada tiga benih varietas kedelai

pascasimpan 12 bulan pada periode imbibisi 0, 4, 8, dan 12 jam.

2. Mengetahui perbedaan viabilitas benih pada tiga varietas kedelai pascasimpan

12 bulan pada periode imbibisi 0, 4, 8, dan 12 jam.

1.3 Kerangka Pemikiran

Penyerapan air saat awal perkecambahan menyebabkan perubahan pada fisik

benih seperti struktur kulit dan ukuran benih. Penyerapan air ke dalam benih

tembakau dan jagung dalam jumlah banyak melalui daerah mikropilar sedangkan

benih legum penyerapan air terjadi melalui mikropil. Bewley et al. (2012)

menyatakan bahwa imbibisi benih pada kondisi lingkungan optimal terjadi dalam

tiga fase. Fase I diawali oleh penyerapan air secara cepat akibat perbedaan

potensial dinding sel dan isi sel. Dinding sel memiliki potensial matriks yang

lebih tinggi dibandingkan dengan isi sel sehingga air bergerak meresap dari

daerah luar sel ke daerah isi sel benih.

Hasil penelitian Juhanda (2013) yang menguji benih saga (benih dorman) fase I

imbibisi mulai dari 0–24 jam jika benih diskarifikasi. Fase II terjadi dari 25-68

jam dan pertambahan bobotnya konstan. Lama waktu imbibisi fase I benih

kedelai menurut Li-bao et al. (2009) adalah mulai dari 0–12 jam. Fase II dari 12–

40 jam sedangkan fase III dimulai ketika waktu imbibisi lebih dari 40 jam.

Page 29: POLA IMBIBISI FASE I DAN VIABILITAS BENIH PADA TIGA …digilib.unila.ac.id/59922/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB... · 2019. 12. 6. · Benih dan Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian

5Imbibisi atau penyerapan air oleh benih dapat dipengaruhi oleh varietas. Hasil

penelitian Rasyid (2013) menunjukkan bahwa benih kedelai Varietas Detam-1

memiliki daya serap air sebesar 178,25 % sedangkan benih varietas Cikurai

143,98 %. Benih Varietas Detam-1 yang merupakan varietas berbiji besar

memiliki permukaan yang lebih luas dibandingkan dengan varietas berbiji kecil

yaitu Cikurai. Luas permukaan yang lebih besar menyebabkan imbibisi semakin

besar dibandingkan dengan luas permukaan benih yang kecil.

Hasil penelitian Vu et al (2014) juga menunjukkan bahwa perbedaan varietas

menyebabkan perbedaan penyerapan air benih atau imbibisi. Setelah 12 jam

imbibisi, dua varietas budidaya Chungja dan Pungsan memiliki serapan air

sebesar 1.534 mg dan 1.497 mg/1.000 mg benih yang lebih tinggi dibandingkan

dengan varietas liar YWS16 dan YWS136 yang memiliki serapan air sebesar

1.174 mg dan 1.242 mg/1.000 mg benih. Berdasarkan bobot 100 butir Varietas

Anjasmoro termasuk ke dalam benih berukuran kecil yaitu 14,8-15,3 g sedangkan

Varietas Grobogan dan Burangrang termasuk ke dalam benih berukuran besar

yaitu 18 g dan 17 g. Peningkatan nilai imbibisi benih diukur berdasarkan

pertambahan bobot benih setelah berimbibisi.

Faktor yang mempengaruhi viabilitas benih selama penyimpanan yaitu faktor

internal dan eksternal. Menurut Copeland dan McDonald (2001), faktor internal

tersebut di antaranya adalah faktor genetik yaitu perbedaan spesies tanaman serta

perbedaan varietas atau kultivar. Faktor eksternal yang mempengaruhi viabilitas

benih selama penyimpanan di antaranya kondisi ruang simpan yaitu suhu dan

kelembaban. Kolo dan Tefa (2016) menyatakan bahwa kondisi lingkungan ruang

Page 30: POLA IMBIBISI FASE I DAN VIABILITAS BENIH PADA TIGA …digilib.unila.ac.id/59922/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB... · 2019. 12. 6. · Benih dan Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian

6simpan seperti suhu berpengaruh pada viabilitas benih. Benih yang disimpan

pada suhu rendah dan kelembaban relatif terkontrol dapat dihindarkan dari

penurunan viabilitas benih secara cepat. Takbir (2016) menyimpan benih kedelai

selama 6 bulan yaitu Varietas Gepak Kuning yang memiliki ukuran kecil lebih

kuat dalam mempertahankan daya berkecambahnya (60 %) dibandingan dengan

varietas yang berukuran lebih besar, yaitu Dering-1 (52,22 %), Detam-2 (42 %)

dan Mallika (27 %).

Pola imbibisi fase I dan viabilitas benih pascasimpan 12 bulan diduga terdapat

perbedaan karena varietas yang digunakan berbeda bobot 100 butir di samping itu

jenis varietasnya juga berbeda. Pola imbibisi selama 12 jam diukur bobot benih

berdasarkan pertambahan bobot benih. Variabel pengujian viabilitas benih

meliputi pengukuran daya berkecambah, indeks vigor, kecepatan perkecambahan,

potensi tumbuh maksimum, panjang kecambah normal, bobot basah kecambah

normal, bobot kering kecambah normal, kadar air benih, bobot 100 butir, dan daya

hantar listrik.

1.4 Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah dan dasar teori dapat ditarik hipotesis yaitu

1. Terdapat perbedaan pola imbibisi fase I pada benih tiga varietas kedelai

pascasimpan 12 bulan pada periode imbibisi 0, 4, 8, dan 12 jam.

2. Terdapat perbedaan viabilitas benih pada tiga varietas kedelai pascasimpan 12

bulan pada periode imbibisi 0, 4, 8, dan 12 jam.

Page 31: POLA IMBIBISI FASE I DAN VIABILITAS BENIH PADA TIGA …digilib.unila.ac.id/59922/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB... · 2019. 12. 6. · Benih dan Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Imbibisi pada Benih

Imbibisi adalah kondisi awal proses metabolisme yang mengarah pada

penyelesaian perkecambahan. Bewley et al. (2012) menyatakan bahwa pada

kondisi lingkungan yang optimal, penyerapan air oleh benih mengikuti tiga fase

(trifase). Fase I diawali oleh penyerapan air secara cepat yang terjadi akibat dari

perbedaan potensial matriks dinding sel dan isi sel. Dinding sel memiliki

potensial matriks lebih tinggi dibandingkan dengan isi sel sehingga air bergerak

meresap dari daerah berpotensial tinggi ke daerah yang berpotensial rendah.

Dalam hal ini air bergerak meresap dari daerah luar sel benih ke daerah isi sel

benih. Imbibisi fase I sebagian besar merupakan konsekuensi dari kekuatan

matriks, penyerapan air terjadi pada semua benih, baik benih dorman atau

nondorman, viabel atau tidak viabel. Penyerapan air awal (imbibisi) tergantung

dari jenis benih, terjadi di lokasi tertentu atau melalui bagian struktural yang

melekat dalam jaringan di sekeliling permukaan benih. Sebagai contoh adalah

benih tembakau dan jagung, air masuk mula-mula melalui daerah mikropilaris.

Jenis legum tertentu (misalnya Vicia dan Phaseolus spp.), serapan air terjadi

terutama melalui mikropil. Setelah benih mulai menyerap air, sering terjadi

kebocoran zat terlarut seperti gula, asam organik, ion, asam amino, dan protein.

Page 32: POLA IMBIBISI FASE I DAN VIABILITAS BENIH PADA TIGA …digilib.unila.ac.id/59922/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB... · 2019. 12. 6. · Benih dan Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian

8Imbibisi fase II (lag fase), nilai komponen matrik menjadi kurang negatif karena

komponen seluler dan dinding sel terhidrasi dan gradien potensial air menjadi

kecil sehingga laju penyerapan air berkurang. Selama fase II, meskipun laju

penyerapan air benih pada kondisi minimum, metabolisme utama masih terjadi

baik benih dorman maupun tidak dorman. Beberapa proses yang terjadi selama

fase II adalah reformasi sitoskeleton sel dan perbaikan kerusakan pada DNA

selama penyimpanan benih. Benih yang nondorman dan dorman dapat mencapai

fase II, akan tetapi hanya benih yang nondorman yang dapat menyelesaikan

perkecambahan atau memasuki imbibisi fase III. Fase III terjadi karena ekspansi

seluler yang terkait dengan pemunculan radikula. Ketika sel-sel tanaman

berkembang akibat menyerap air dan meregangkan dinding sel, fase III terjadi

peningkatan penyerapan air yang menunjukkan inisiasi pertumbuhan embrio

menjadi bibit (Bewley et al., 2012).

Li-bao et al. (2009) menyatakan bahwa imbibisi fase I benih kedelai adalah dari

0–12 jam, fase II dari 12–40 jam, dan fase III dimulai lebih dari 40 jam. Menurut

Rasyid (2013), perbedaan ukuran benih menyebabkan perbedaan daya serap air

atau imbibisi benih kedelai. Semakin besar ukuran benih kedelai maka semakin

luas permukaannya sehingga daya serap air atau imbibisi semakin besar

dibandingkan dengan benih berukuran lebih kecil yang memiliki luas permukaan

lebih kecil.

Benih yang telah mengalami kerusakan membran sel akibat proses penurunan

mutu benih (deteriorasi) akan mengalami kebocoran pada saat imbibisi fase I.

Kerusakan membran tersebut mempengaruhi metabolisme yang terjadi pada fase

Page 33: POLA IMBIBISI FASE I DAN VIABILITAS BENIH PADA TIGA …digilib.unila.ac.id/59922/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB... · 2019. 12. 6. · Benih dan Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian

9II. Akumulasi kerusakan membran menyebabkan kegagalan benih untuk

berkecambah atau berkecambah abnormal (Ruliyansyah, 2011).

Gambar 1. Pola imbibisi benih kedelai (non-dorman) (Li-Bao et al., 2009).

Gambar 2. Pola imbibisi benih saga (dorman) (Juhanda, 2013).

Pola imbibisi benih non dorman ditunjukkan oleh Gambar 1. Benih kedelai

sebagai benih non dorman memiliki pola imbibisi fase I, II, dan III, sesuai dengan

yang dinyatakan oleh Bewley et al. (2012). Gambar 2 menunjukkan pola imbibisi

benih saga (dorman) yang merupakan hasil dari penelitian Juhanda (2013).

Page 34: POLA IMBIBISI FASE I DAN VIABILITAS BENIH PADA TIGA …digilib.unila.ac.id/59922/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB... · 2019. 12. 6. · Benih dan Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian

10Pola imbibisi benih dorman dengan perlakuan pematahan dormansi ditunjukkan

oleh garis merah. Laju imbibisi terus mengalami peningkatan secara linier sampai

pelembaban selama 24 jam (Fase I), selanjutnya imbibisi mulai konstan (Fase II)

sampai 68 jam. Hal tersebut sesuai dengan Bewley et al. (2012), yang

menyatakan bahwa benih dorman atau mati dapat secara normal menyerap air dan

mengalami fase I dan II imbibisi tanpa menyebabkan perkecambahan atau tanpa

mengalami fase III imbibisi.

Kedelai memiliki berbagai ukuran dan warna kulit biji. Kulit biji kedelai yang

matang menjadi keras, tahan air, sehingga melindungi kotiledon dan hipokotil dari

kerusakan. Bekas luka yang terlihat pada mantel biji disebut hilum dan di salah

satu ujung hilum dinamakan mikropil atau lubang kecil yang terdapat pada mantel

biji yang memungkinkan penyerapan air pada benih. Biji kedelai memilki kadar

protein yang sangat tinggi dan dapat mengalami pengeringan, namun bertahan dan

hidup kembali setelah penyerapan air (imbibisi) (Singh et al., 2016).

2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Viabilitas Benih

Benih bermutu tinggi memiliki viabilitas atau daya berkecambah yang tinggi.

Viabilitas benih yang baik akan menghasiilkan pertumbuhan bibit yang seragam

sehingga pertanaman akan memiliki pertumbuhan yang relatif seragam di lapang.

Menurut Copeland dan McDonald (2001), perkecambahan didefinisikan sebagai

muncul dan berkembangnya struktur-struktur esensial embrio benih yang

menunjukkan kemampuan untuk membentuk tanaman normal pada keadaan yang

menguntungkan.

Page 35: POLA IMBIBISI FASE I DAN VIABILITAS BENIH PADA TIGA …digilib.unila.ac.id/59922/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB... · 2019. 12. 6. · Benih dan Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian

11Kerusakan benih merupakan masalah utama dalam produksi pertanian.

Diperkirakan sekitar 25% benih dalam persediaan hilang setiap tahunnya karena

kualitas benih yang buruk. Penyimpanan benih bertujuan untuk mempertahankan

stok benih dari satu musim ke musim berikutnya. Dalam beberapa kasus

(misalnya perusahaan benih), tujuan penyimpanan benih adalah menjaga kualitas

benih untuk jangka waktu yang lama. Selain itu, penyimpanan benih

memungkinkan pemeliharaan plasma nutfah untuk meningkatkan program

pemuliaan tanaman (Copeland dan McDonald, 2001).

Faktor yang mempengaruhi viabilitas benih pascasimpan yaitu faktor internal dan

eksternal. Menurut Copeland dan McDonald (2001), faktor internal diantaranya

adalah faktor genetik, yaitu perbedaan spesies tanaman serta perbedaan varietas

atau kultivar. Faktor eksternal yang mempengaruhi viabilitas benih selama

penyimpanan diantaranya adalah suhu dan kelembaban. Kolo dan Tefa (2016)

juga menyatakan bahwa kondisi lingkungan ruang simpan seperti suhu

berpengaruh terhadap viabilitas benih. Benih yang disimpan pada suhu rendah

dan kelembaban relatif terkontrol dapat menekan aktifitas metabolisme benih

sehingga benih dapat dihindarkan dari tingginya penurunan viabilitas selama

penyimpanan.

Viabilitas benih adalah kemampuan embrio untuk berkecambah, dan dipengaruhi

oleh sejumlah kondisi yang berbeda. Berbagai faktor dapat mempengaruhi

viabilitas benih diantaranya kemampuan tanaman untuk menghasilkan benih yang

bermutu, kerusakan yang disebabkan oleh patogen, dan kondisi lingkungan.

Umur benih juga memengaruhi kesehatan dan kemampuan berkecambah.

Page 36: POLA IMBIBISI FASE I DAN VIABILITAS BENIH PADA TIGA …digilib.unila.ac.id/59922/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB... · 2019. 12. 6. · Benih dan Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian

12Beberapa benih dapat tetap hidup dalam kondisi optimal selama bertahun-tahun.

Kelangsungan hidup benih sangat penting bagi industri seperti pertanian dan

kehutanan karena bergantung pada benih bermutu dengan daya berkecambah yang

tinggi (Shaban, 2013).

Penelitian tentang pengeringan dan masa simpan benih kedelai yang dilakukan

oleh Shaumiyah et al. (2014) mengacu kepada viabilitas dan vigor benih dengan

pemberian perlakuan suhu pengeringan dan masa simpan yang berbeda-beda

untuk beberapa varietas benih kedelai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

benih kedelai Varietas Wilis yang dikeringkan dengan suhu tinggi (oven suhu

55°C) mengalami kemunduran sejak 4 bulan penyimpanan. Sedangkan Varietas

Anjasmoro mengalami kemunduran sejak awal sebelum disimpan. Varietas

Anjasmoro lebih peka terhadap suhu pengeringan yang tinggi dan masa simpan

yang lebih lama karena kandungan proteinnya lebih tinggi serta memiliki ukuran

benih yang lebih besar dari Varietas Wilis.

Benih dikatakan bermutu tinggi bila memiliki viabilitas dan vigor yang tinggi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi viabilitas dari benih adalah viabilitas awal

benih, tingkat kemasakan benih saat panen, lingkungan sebelum panen, dan

lingkungan selama periode penyimpanan benih. Benih yang disimpan pada suhu

kamar dapat meningkatkan kadar air benih sehingga berdampak pada penurunkan

viabilitas serta vigor benih. Benih yang disimpan pada suhu rendah dapat

menurunkan kadar air benih sehingga dapat meningkatkan viabilitas serta vigor

benih. Hal ini berkaitan dengan respirasi benih, pada suhu tinggi laju respirasi

akan naik sehingga mempercepat proses perombakan cadangan makanan pada

Page 37: POLA IMBIBISI FASE I DAN VIABILITAS BENIH PADA TIGA …digilib.unila.ac.id/59922/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB... · 2019. 12. 6. · Benih dan Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian

13benih dan menurunkan viabilitas serta vigor benih, dan sebaliknya (Kolo dan

Tefa, 2016).

Daya berkecambah benih dapat dipengaruhi oleh penurunan aktivitas mitokondria

yang berupa penurunan aktivitas enzim. Mitokondria merupakan organel sel

tempat terjadinya proses respirasi, yaitu proses yang menghasilkan energi.

Penurunan aktivitas enzim pada mitokondria menyebabkan penurunan respirasi,

sehingga energi yang dihasilkan untuk sintesis senyawa baru, metabolisme, dan

perkecambahan benih juga menurun dan berdampak pada penurunan viabilitas

benih (Tatipata, 2010).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Takbir (2016), perbedaan ukuran

benih menyebabkan perbedaan daya berkecambah. Varietas Gepak Kuning

memiliki daya berkecambah yang lebih tinggi dibanding varietas lainnya setelah

disimpan selama 6 bulan. Benih varietas Gepak Kuning lebih kecil dibandingkan

dengan varietas yang lain, sehingga hal tersebut diduga menjadi faktor ketahanan

varietas ini dalam mempertahankan daya berkecambahnya.

Menurut Adie dan Krisnawati (2016), biji kedelai dari varietas yang telah

dibudidayakan umumnya mampu melakukan imbibisi setelah biji ditanam pada

kondisi tanah yang lembab. Air berimbibisi melalui keseluruhan permukaan biji,

termasuk daerah hilum dan mikrofil. Setelah kulit biji dan embrio berimbibisi

maksimal, biji akan kehilangan bentuk ovalnya dan berubah bentuk menyerupai

bentuk ginjal. Bila kondisi kelembaban dan suhu sesuai, calon akar akan muncul

dari kulit biji yang retak di daerah mikrofil dalam 1-2 hari. Pertumbuhan calon

akar ke dalam tanah terjadi sangat cepat dan ketika mencapai panjang 2-3 cm,

Page 38: POLA IMBIBISI FASE I DAN VIABILITAS BENIH PADA TIGA …digilib.unila.ac.id/59922/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB... · 2019. 12. 6. · Benih dan Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian

14cabang akar pertama akan muncul. Kotiledon terangkat ke atas tanah akibat

pertumbuhan hipokotil, selanjutnya bagian atas hipokotil mencapai permukaan

tanah terlebih dahulu dan mendorong kotiledon dari dalam tanah, sekaligus kulit

bijinya. Pertumbuhan hipokotil mengangkat kotiledon yang kemudian menjadi

hijau. Selama tahapan awal pertumbuhan kecambah, kotiledon membawa hasil

fotosintesis sebagai tambahan untuk memasok mineral tersimpan dan cadangan

makanan pada proses perkecambahan hingga daun dan akar terbentuk sempurna.

Akhirnya, kotiledon menguning dan rontok dari tanaman.

Page 39: POLA IMBIBISI FASE I DAN VIABILITAS BENIH PADA TIGA …digilib.unila.ac.id/59922/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB... · 2019. 12. 6. · Benih dan Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pemuliaan Tanaman dan Teknologi

Benih Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada Oktober sampai dengan

November 2018.

3.2 Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah benih Varietas Anjasmoro,

Grobogan, dan Burangrang yang diproduksi dengan menggunakan pupuk P

rekomendasi (SP36 150 kg/ha) pascasimpan 12 bulan (benih disimpan pada suhu

rendah antara16,42-19,58oC dan kelembaban relatif terkontrol antara 50,2-69,2%),

kertas CD, kertas label, plastik pelapis, amplop kecil, dan aquades.

Alat-alat yang digunakan adalah alat pengukur kadar air dengan cara metode tidak

langsung (moisture tester) tipe GMK 303 RS, alat penghitung benih, timbangan

elektrik merek Scout TM Pro 200 g, alat tulis, pengkur waktu, alat pengecambah

benih tipe IPB 73-2B, gelas plastik transparan 240 ml, label, penggaris, gunting,

plastik transparan, alat pengempa kertas, dan alat pengukur daya hantar listrik

(electroconductivity meter) TDS EC Meter.

Page 40: POLA IMBIBISI FASE I DAN VIABILITAS BENIH PADA TIGA …digilib.unila.ac.id/59922/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB... · 2019. 12. 6. · Benih dan Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian

163.3 Rancangan Percobaan dan Analisis Data

Rancangan percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap yang diulang

sebanyak lima kali. Rancangan perlakuan tunggal, yaitu perbedaan varietas yang

terdiri dari Varietas Anjasmoro (V1), Grobogan (V2), dan Burangrang (V3).

Ketiga varietas tersebut akan dilihat pola imbibisinya melalui metode pelembaban

dalam waktu 0, 4, 8, dan 12 jam. Terdapat 3 perlakuan yang diulang sebanyak 5

kali sehingga terdapat 15 satuan percobaan. Berikut adalah tata letak percobaan:

V3 I V3 II V2 IIIV2 II V3 IV V3 VV1 II V2 I V1 VV2 IV V2 V V3 IIIV1 III V1 I V1 IV

Gambar 3. Tata letak percobaan

Homogenitas ragam antarperlakuan diuji dengan uji Bartlett sebagai asumsi

analisis untuk rancangan acak lengkap. Jika asumsi analisis ragam terpenuhi

maka pemisahan nilai tengah diuji dengan uji beda nyata jujur (BNJ) dengan

taraf α 5 %.

3.4 Pelaksanaan Penelitian

3.4.1 Persiapan Benih

Benih yang digunakan adalah benih kedelai Varietas Anjasmoro, Grobogan, dan

Burangrang yang telah disimpan selama 12 bulan di dalam plastik kedap udara.

Benih tersebut disimpan di dalam ruangan tertutup yang dilengkapi dengan

Page 41: POLA IMBIBISI FASE I DAN VIABILITAS BENIH PADA TIGA …digilib.unila.ac.id/59922/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB... · 2019. 12. 6. · Benih dan Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian

17pendingin (Air Conditioner). Benih yang dibutuhkan pada per kombinasi

perlakuan untuk pengujian yaitu pengujian kadar air (25 butir), bobot 100 butir

(500 butir), dan daya hantar listrik (125 butir). Pada pengujian daya berkecambah

dan kecepatan perkecambahan terdapat 4 pengujian, sehingga benih yang

dibutuhkan daya berkecambah (500 butir) dan kecepatan perkecambahan (500

butir). Total benih yang dibutuhkan pada penelitian ini sebanyak 1.650 butir.

3.4.2 Imbibisi

Benih kedelai ditimbang bobot awal (m0) dan ditempatkan di nampan plastik di

antara kertas lembab selama 12 jam. Setiap 4 jam, benih dikeluarkan dari nampan

dan ditimbang (m1). Percobaan dilakukan dengan 25 butir setiap perlakuan dan

diulang sebanyak 5 kali.

3.4.3 Pengujian Viabilitas Benih

Pengujian viabilitas benih dilakukan dengan uji daya berkecambah (UDB) dan uji

kecepatan perkecambahan (UKP). Uji daya berkecambah dan uji kecepatan

perkecambahan dibuat dengan metode uji kertas digulung kemudian dilapisi

plastik (UKDdP). Pada setiap gulungan untuk setiap satuan percobaan ditanam 25

butir benih kedelai yang disusun secara zigzag. Uji daya berkecambah diukur

dengan daya berkecambah (% DB), indeks vigor (IV), potensi tumbuh maksimum

(PTM), panjang kecambah normal (PKN), bobot basah kecambah normal

(BBKN), dan bobot kering kecambah normal (BKKN). Uji kecepatan

perkecambahan diukur dengan kecepatan perkecambahan (%/hari KP). Bahan uji

UDB dan UKP diletakkan dalam Germinator tipe IPB 73-2A. Pengamatan

Page 42: POLA IMBIBISI FASE I DAN VIABILITAS BENIH PADA TIGA …digilib.unila.ac.id/59922/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB... · 2019. 12. 6. · Benih dan Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian

18kecambah UDB dilakukan pada 5 HST dan 8 HST. Pengamatan kecambah UKP

dilakukan setiap hari setelah 2 HST sampai dengan 7 HST.

3.5 Pengukuran Variabel Pengamatan

a. Imbibisi

Pengukuran imbibisi ditandai dengan pertambahan bobot benih sebagai aktifitas

penyerapan air. Periode imbibisi 0, 4, 8, dan 12 jam digunakan untuk

mempelajari kecenderungan penyerapan air (imbibisi). Pola imbibisi mewakili

ketergantungan waktu penyerapan air rata-rata yang didasarkan oleh selisih bobot

setelah imbibisi (m1) dengan bobot sebelum imbibisi (m0). Penyerapan air

(imbibisi) dihitung untuk setiap periode imbibisi.

Imbibisi (g) = m1-m0

Keterangan: m0 = bobot benih sebelum imbibisim1 = bobot benih setelah imbibisi

b. Daya Berkecambah

Pengujian daya berkecambah dilakukan terhadap benih tiga varietas kedelai tanpa

periode imbibisi, serta benih dengan periode imbibisi 4, 8, dan 12 jam. Uji daya

berkecambah dilakukan dengan Metode Uji Kertas Digulung dengan Plastik

(UKDdP). Nilai daya kecambah merupakan nilai rata-rata dari persentase

kecambah normal yang terdapat pada setiap perlakuan.

Page 43: POLA IMBIBISI FASE I DAN VIABILITAS BENIH PADA TIGA …digilib.unila.ac.id/59922/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB... · 2019. 12. 6. · Benih dan Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian

19Pengamatan dilakukan pada hari ke-5 dan ke-8 menurut aturan ISTA

(International Seed Testing Association).

DB (%) = x 100 %

c. Indeks Vigor

Benih yang digunakan pada pengujian indeks vigor adalah benih yang sama

dengan pengujian daya berkecambah. Pengamatan untuk perhitungan indeks

vigor dilakukan pada pengamatan ke-1 (hari ke-5) dengan menghitung jumlah

kecambah normal. Rumus menghitung indeks vigor:

IV =

Keterangan : IV : Indeks vigorKN1 : Kecambah normal pengamatan ke-1 (hari ke-5)

d. Kecepatan Perkecambahan

Pengujian kecepatan pekecambahan dilakukan terhadap benih yang diimbibisikan

selama 4, 8, dan 12 jam, serta benih tanpa tanpa diimbibisikan (imbibisi 0 jam).

Pengamatan kecepatan perkecambahan yaitu benih diamati dari hari ke-2 sampai

hari ke-7 dengan menghitung jumlah kecambah normal. Penilaian dilakukan

dengan cara yang digunakan Throne berry dan Smith dalam Sadjad (1972), atau

rumus penetapan Sadjad tahun 1999. Rumus untuk menghitung kecepatan

perkecambahan adalah:

Page 44: POLA IMBIBISI FASE I DAN VIABILITAS BENIH PADA TIGA …digilib.unila.ac.id/59922/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB... · 2019. 12. 6. · Benih dan Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian

20

KP (%/hari) =

Keterangan : I : Hari pengamatan∆KNi : Selisih kecambah normal pada hari ke-i (%)Wi : Waktu pada hari ke-i

e. Potensi Tumbuh Maksimum

Potensi Tumbuh Maksimum (PTM) merupakan gambaran dari parameter

viabilitas total yang dihitung berdasarkan persentase benih yang menunjukkan

gejala hidup selama waktu pengamatan. Gejala benih hidup yang digunakan pada

penelitian ini adalah benih yang mampu berkecambah, baik itu normal maupun

abnormal. Pengamatan potensi tumbuh maksimum dilakukan pada hari ke-8.

PTM (%) = x 100 %

f. Panjang Kecambah Normal

Panjang kecambah normal diukur dari ujung akar hingga ujung tajuk. Pengukuran

dilakukan pada kecambah normal hasil uji daya berkecambah pada hari ke-8.

Satuan pengamatan panjang kecambah normal adalah sentimeter (cm).

g. Bobot Basah Kecambah Normal

Bobot basah kecambah normal adalah bobot dari hasil timbangan kecambah

normal pada hari terakhir pengamatan. Bobot basah kecambah normal adalah

rata-rata bobot basah dari semua kecambah normal tanpa kotiledon pada masing-

masing ulangan. Pengukuran dilakukan pada kecambah normal hasil dari uji daya

Page 45: POLA IMBIBISI FASE I DAN VIABILITAS BENIH PADA TIGA …digilib.unila.ac.id/59922/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB... · 2019. 12. 6. · Benih dan Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian

21berkecambah pada hari ke-8. Satuan pengamatan bobot basah kecambah normal

adalah gram.

BBKN (g) =

h. Bobot Kering Kecambah Normal

Bobot kering kecambah normal adalah bobot dari hasil timbangan kecambah

normal yang telah dikeringkan tanpa kotiledon. Kecambah tersebut dimasukkan

dalam amplop kertas dan dioven pada suhu 80 ºC dalam waktu 3 x 24 jam.

Kecambah normal yang telah di oven kemudian dimasukkan ke dalam desikator ±

30 menit lalu ditimbang menggunakan timbangan analitik.

Bobot kering kecambah normal dilihat dengan rumus:

BKKN (g) =

i. Kadar Air Benih

Pengukuran variabel kadar air benih dilakukan secara tidak langsung dengan

menggunakan alat moisture tester tipe GMK 7. Pengukuran dengan alat moisture

tester dilakukan dengan cara menghidupkan alat lalu atur untuk pengukuran benih

kedelai, kemudian memasukkan benih kedelai ke dalam alat, lalu dipecahkan

dalam alat tersebut kemudian ditekan“measure” hingga nilai kadar air muncul

pada layar.

Page 46: POLA IMBIBISI FASE I DAN VIABILITAS BENIH PADA TIGA …digilib.unila.ac.id/59922/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB... · 2019. 12. 6. · Benih dan Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian

22j. Bobot 100 Butir

Bobot 100 butir diukur dengan menimbang 100 butir benih kedelai dari tiap

perlakuan dengan menggunakan neraca analitik dengan satuan gram. Pengukuran

bobot 100 butir tiap perlakuan diulang sebanyak 5 kali.

k. Daya Hantar Listrik

Daya hantar listrik merupakan metode pengujian yang digunakan untuk mengukur

tingkat kebocoran membran sel. Pengukuran nilai daya hantar listrik dilakukan

dengan cara merendam 25 butir benih kedelai kedalam 75 ml aquades selama 24

jam. Dilakukan pengukuran nilai DHL dengan cara memasukan alat tersebut ke

dalam gelas yang berisi rendaman benih. Pada pengukuran DHL diukur juga nilai

konduktivitas aquades sebagai blanko. Perhitungan nilai daya hantar listrik dapat

dilakukan dengan rumus sebagai berikut:

DHL (µs/cm.g) =

Page 47: POLA IMBIBISI FASE I DAN VIABILITAS BENIH PADA TIGA …digilib.unila.ac.id/59922/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB... · 2019. 12. 6. · Benih dan Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Simpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian adalah:

1. Terdapat perbedaan pola imbibisi fase I pada tiga varietas kedelai

pascasimpan 12 bulan, Varietas Grobogan memiliki rata-rata imbibisi

tertinggi yaitu 3,03 g air, sedangkan benih Varietas Burangrang sebesar 2,35

g air, dan penyerapan air paling rendah dimiliki oleh Varietas Anjasmoro

yaitu sebesar 1,92 g air.

2. Pada akhir periode simpan 12 bulan, varietas Grobogan memiliki viabilitas

yang lebih tinggi daripada varietas Burangrang dan Anjasmoro berdasarkan

variabel daya berkecambah dengan rata-rata 89,4 %, indeks vigor 0,83,

kecepatan perkecambahan 27,24 %/hari, potensi tumbuh maksimum 96,2 %,

dan bobot basah 0,5601 g serta bobot kering kecambah normal 0,0339 g

sedangkan Varietas Burangrang dan Anjamoro memiliki viabilitas paling

rendah berdasarkan daya berkecambah dengan rata-rata 79,9 %, indeks vigor

0,73, kecepatan perkecambahan 23,95 %/hari, potensi tumbuh maksimum

87,2 %, dan bobot basah 0,4137 g serta bobot kering kecambah normal

0,0239 g.

Page 48: POLA IMBIBISI FASE I DAN VIABILITAS BENIH PADA TIGA …digilib.unila.ac.id/59922/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB... · 2019. 12. 6. · Benih dan Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian

395.2 Saran

Berdasarkan hasil pengujian viabilitas benih, Varietas Grobogan masih memiliki

viabilitas tinggi sehngga varietas tersebut dapat disarankan sebagai pilihan dalam

seleksi varetas terkait dengan sifat lama penyimpanan benih.

Page 49: POLA IMBIBISI FASE I DAN VIABILITAS BENIH PADA TIGA …digilib.unila.ac.id/59922/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB... · 2019. 12. 6. · Benih dan Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian

DAFTAR PUSTAKA

Adie, M.M. dan A. Krisnawati. 2016. Biologi Tanaman Kedelai.http://balitkabi.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2016/03/dele_3.muchlish-1.pdf. Diakses pada Rabu, 2 Januari 2019.

Al-Karaki, G.N. 1988. Seed Size and Water Potential Effects on Water Uptake,Germination and Growth of Lentil. J. Agronomy & Crop Science.181: 237-242.

Artika, S., D. Fitriani,dan F. Podesta. 2017. Pengaruh Ukuran Benih danVarietas terhadap Viabilitas dan Vigor Benih Kacang Kedelai (Glycine maxL. Merrill). Jurnal Agriculture. 11 (4): 1421–1444.

Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian. 2017. DeskripsiVarietas Kedelai. http://balitkabi.litbang.deptan.gp.id/deskripsi_kedelai.pdf.Diakses pada 19 November 2017.

Bewley, J.D., K. Bradford, and H. Hilhorst. 2012. Seeds: Physiology ofDevelopment, Germination and Dormancy, 3rd Edition. Springer Science& Business Media. 381 hlm.

Calero E., S.H. West and K. Hinson. 1981. Water Absorbtion of Soybean Seedand Associated Causal Factors. Crop Sci. 21: 926–933.

Copeland, L.O. and M.B. McDonald. 2001. Principles of Seeds Science andTechnology. Kluwer Academic Publisher. 467 p.

FAO. 2019. FAOSTAT Database. http://faostat.fao.org/site/339/default.aspx.Diakses pada Sabtu, 26 Oktober 2019 pukul 08:32 WIB.

International Seed Testing Association (ISTA). 2010. Seed Science andTechnology. International Rules for Seed Testing. International SeedTesting Association. Zurich.

Juhanda, Y. Nurmiaty dan Ermawati. 2013. Pengaruh Skarifikasi pada PolaImbibisi dan Perkecambahan Benih Saga Manis (Abrusprecatorius L.).J. Agrotek Tropika. 1 (1): 45–49.

Page 50: POLA IMBIBISI FASE I DAN VIABILITAS BENIH PADA TIGA …digilib.unila.ac.id/59922/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB... · 2019. 12. 6. · Benih dan Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian

41Kolo, E. dan A. Tefa. 2016. Pengaruh Kondisi Simpan Terhadap Viabilitas dan

Vigor Benih Tomat (Lycopersicum esculentum, Mill). Savana Cendana.1 (3): 112-115.

Krisnawati, A. 2017. Kedelai sebagai Sumber Pangan Fungsional. IptekTanaman Pangan. 12 (1): 57-65.

Li-bao, C., L. Shu-yan, and H. Guang-yuan. 2009. Isolation and ExpressionProfile Analysis of Genes Relevant to Chilling Stress During SeedImbibition in Soybean (Glycine max (L.) Meer.). Agricultural Sciences inChina. 8 (5): 521–528.

Meyer, C.J., E. Steudle and C.A. Peterson. 2007. Patterns and Kinetics of WaterUptake by Soybean Seeds. Journal of Experimental Botany.58 (3):717–732.

Purwanti, S. 2004. Kajian Suhu Ruang Terhadap Kualitas Benih Kedelai HitamDan Kuning. Jurnal Ilmu Pertanian. 11 (1): 22–31.

Putri, A. S. 2018. Pengujian Mutu 15 Lot Benih Kedelai (Glycne max L.) yangDisimpan Sampai 6 Bulan pada Suhu Ruang Berbeda. Skripsi. UniversitasLampung.

Rasyid, H. 2013. Peningkatan Produksi dan Mutu Benih Kedelai Varietas HitamUnggul Nasional Sebagai Fungsi Jarak Tanam dan Pemberian Dosis PupukP. Jurnal Gamma. 8 (2): 46-63.

Ruliyansyah, A. 2011. Peningkatan Performansi Benih Kacangandengan Perlakuan Invigorasi. J. Perkebunan & Lahan Tropika. 1: 13-18.

Sadjad, S. 1993. Dari Benih Kepada Benih. Gramedia. Jakarta.

Salisbury, F.B., dan C. W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan. Terjemahan D.R.Lukman & Sumaryono. ITB. Bandung

Shaban, M. 2013. Study on some aspects of seed viability and vigor. Int. J. AdvBiol Biom Res. 1 (12): 1692-1697.

Shaumiyah, F., Damanhuri, dan N. Basuki. 2014. Pengaruh Pengeringanterhadap Kualitas Benih Kedelai (Glycine max (L.) Merr). Jurnal ProduksiTanaman. 2 (5): 388-394.

Singh, J., S. Paroha, and R. P. Mishra. 2016. Effect of Storage on Germinationand Viability of Soybean (Glycine max) and Niger (Guizotiaabyssinica)Seeds. Int. J. Curr Microbiol App. Sci. 5 (7): 484-491.

Subantoro, R. 2014. Studi Pengujian Deteriorasi (Kemunduran) Pada BenihKedelai. Mediagro. 10 (1): 23-30.

Page 51: POLA IMBIBISI FASE I DAN VIABILITAS BENIH PADA TIGA …digilib.unila.ac.id/59922/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB... · 2019. 12. 6. · Benih dan Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian

42Sutopo, L. 2004. Teknologi Benih. Penerbit Rajawali. Jakarta.

Takbir, M. 2016. Penyimpanan Benih Empat Varietas Kedelai (Glycine max (L.)Merr) pada Berbagai Tingkat Vigor Awal. Skripsi. Departemen Agronomidan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Tatipata, A., P. Yudono, A. Purwantoro, dan W. Mangoendidjojo. 2004. KajianAspek Fisiologi dan Biokimia Deteriorasi Benih Kedelai dalamPenyimpanan. Ilmu Pertanian. 11 (2): 76-87.

Tatipata, A. 2010. Perubahan Asam Lemak Selama Penyimpanan Benih Kedelai(Glycine max L. Merr) dan Hubungannya dengan Viabilitas Benih.J. Agron. Indonesia. 38 (1): 30–35.

Umar, S. 2012. Pengaruh Pemberian Bahan Organik terhadap Daya SimpanBenih Kedelai (Glycine max (L.) Merr.). Berita Biologi. 11(3): 401–410.

Vu, D.T., V. Velusamy, and E. Park. 2014. Structure and Chemical Compositionof Wild Soybean Seed Coat Related to Its Permeability. Pak. J. Bot.46 (5): 1847-1857.

Wibowo, A. T. 2019. Pengaruh Pupuk Fosfat terhadap Pertumbuhan, Produksi,dan Mutu Benih Tiga Varietas Kedelai (Glycne max L. Merrill) pada LahanSawah Musim Kemarau. Skripsi. Universitas Lampung.

Yuanasari, B. S., N. Kendarini, dan D. Saptadi. 2015. Peningkatan ViabilitasBenih Kedelai Hitam (Glycine max L. Merr) Melalui InvigorasiOsmoconditioning. Jurnal Produksi Tanaman. 3 (6):518–527.