pola pembiayaan usaha kecil syariah (ppuk) · untuk mendukung perkembangan lembaga keuangan syariah...
TRANSCRIPT
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH(PPUK)
GULA AREN(Gula Semut dan Gula Cetak)
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
i
KATA PENGANTARCetakan Syariah
Dalam rangka mengembangkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM),
Bank Indonesia memberikan bantuan teknis dalam bentuk pelatihan dan penyediaan
informasi. Salah satu informasi yang disediakan oleh Bank Indonesia adalah buku
pola pembiayaan. Sampai saat ini, telah tersedia 106 judul komoditi. Buku pola
pembiayaan tersebut semua mengunakan sistem konvensional (suku bunga).
Untuk mendukung perkembangan Lembaga Keuangan Syariah (LKS)
yang makin pesat pada tahun-tahun terakhir ini, Bank Indonesia mengusahakan
penyediaan buku pola pembiayaan dengan sistem syariah. Buku pola pembiayaan
syariah yang disediakan merupakan konversi dari data dan informasi buku yang
sudah diterbitkan. Oleh karena itu bagi peminat yang ingin memanfaatkannya
diharapkan dapat menyesuaikan dengan kondisi saat ini.
Dari 106 judul buku pola pembiayaan yang sudah tersedia, sampai dengan
tahun 2008 Bank Indonesia telah mengkonversikan ke sistem syariah sebanyak
21 judul buku. Pada tahun 2009, Bank Indonesia melakukan konversi 5 (lima)
buku pola pembiayaan ke sistem syariah. Satu diantara buku pola pembiayaan
yang dikonversikan ke sistem syariah adalah usaha gula aren dengan produk gula
semut dan gula cetak. Sedangkan produk pola pembiayaan yang digunakan adalah
musyarakah (bagi hasil).
Dalam penyusunan pola pembiayaan dengan sistem syariah, Bank Indonesia
memperoleh bantuan dari banyak pihak antara lain PT. Bank Syariah Mandiri baik
di kantor pusat maupun kantor cabang, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk,
PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk, PT. Bank Syariah Muamalat Indonesia,
PT. Bank Syariah Mega Indonesia dan berbagai nara sumber korespodensi
baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Atas sumbang pikir dan bantuan
kelancaran penyusunan buku pola pembiayaan syariah ini, Bank Indonesia cq Biro
Pengembangan BPR dan UMKM (BPBU) menyampaikan terimakasih.
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK)ii
Sedangkan bagi pembaca yang ingin memberikan kritik, saran dan masukkan
bagi penyempurnaan buku ini atau ingin mengajukan pertanyaan terkait dengan
buku ini dapat menghubungi: BPBU - Tim Penelitian dan Pengembangan Perkreditan
dan UMKM (TP3KU), Bank Indonesia dengan alamat:
Gedung Tipikal (TP), Lt. VJl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta 10110
Telp: (021) 381-7412, Fax: (021) 351 – 8951
Email: [email protected]
Akhir kata, semoga buku ini bermanfaat bagi pembaca dan dapat
memberikan kontribusi yang berarti bagi pengembangan UMKM dan Lembaga
Keuangan Syariah.
Jakarta, Desember 2009
Direktorat Kredit, BPR dan UMKM
iii
No Unsur Pembiayaan Uraian
1 Jenis usaha Usaha Pembuatan Gula Aren
2 Skala usaha optimum Skala industri kecil dengan produksi gula aren per bulan
12.500kg gula aren semut dan 1.250kg gula aren
cetak.
3 Lokasi Usaha Desa Hariang, Kecamatan Sobang, Kabupaten Lebak
4 Dana yang diperlukan - Investasi = Rp259.200.000,-
- Modal Kerja = Rp 92.251.458,-
- Total = Rp351.451.458,-
5 Sumber Dana Lembaga Keuangan Syariah (LKS) dan modal sendiri
6 Plafon Pembiayaan a. Plafon pembiayaan dari LKS:
Pembiayaan modal kerja sebesar 80% dari
total pembiayaan modal kerja yaitu sebesar
Rp.70.000.000,-
b. Kontribusi nasabah:
- ±20% dari total kebutuhan modal kerja sebesar
Rp.22.251.458,-
- 100% dari biaya investasi:Rp.259.200.000,-
Total kontribusi nasabah sebesar Rp. 281.451.458,-.
7 Akad Pembiayaan Kebutuhan pembiayaan usaha gula aren adalah
akad musyarakah (murni), hal ini karena biaya yang
dibutuhkan adalah untuk modal kerja dengan kontribusi
modal baik dari nasabah maupun dari Lembaga
Keuangan Syariah (LKS).
8 Jangka Waktu Pembiayaan Pembiayaan modal kerja selama 1 tahun,dapat
diperpanjang jika sudah jatuh tempo sepanjang kinerja
pembiayaannya bagus (sesuai dengan kriteria bank
bersangkutan)
Ringkasan Pola Pembiayaan Usaha Kecil SyariahUsaha Pembutan Gula Aren
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK)iv
9 Perhitungan nisbah a. Berdasarkan pengakuan pendapatan (revenue
sharing) yang disepakati oleh kedua belah pihak
melalui berita acara bagi hasil.
b. Pengakuan pendapatan ini dilakukan setiap
bulan,sebagai dasar perhitungan perolehan nisbah
kedua belah pihak.
10 Nisbah Bank 0,76%
11 Nisbah Nasabah 99,24%
12 Periode Pembayaran
Pembiayaan
- Angsuran pokok pembiayaan dilakukan pada akhir
periode pembiayaan
- Nisbah bagi hasil bank dibayarkan setiap bulan
13 Kelayakan Usaha
a. Periode Proyek
b. Skala usaha
Gula Cetak
Gula Semut
c. Tingkat Teknologi
d. Pemasaran Produk
5 tahun
1.250 kg/bulan
12.500 kg/bulan
Manual dan Mesin sederhana
Dijual langsung, agen, pesanan
14 Kelayakan Usaha a. Usaha pembuatan Gula Aren mampu menghasilkan
keuntungan setelah membayar kewajiban
pembiayaan kepada LKS.
b. Total nisbah yang diperoleh dari pembiayaan modal
kerja dengan akad musyarakah diproyeksikan adalah
Rp.9.800.000,-.
c. Dengan demikian usaha pembuatan Gula Aren layak
untuk diusahakan dan memperoleh pembiayaan dari
LKS.
v
DAFTAR ISI
HalKATA PENGANTAR .................................................................................... i
RINGKASAN ............................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... viii
DAFTAR FOTO ........................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
BAB II PROFIL USAHA DAN POLA PEMBIAYAAN 2.1. Profil Usaha ............................................................................... 5
2.2. Pola Pembiayaan ....................................................................... 6
BAB III ASPEK TEKNIS PRODUKSI 3.1. Lokasi Usaha ............................................................................. 9
3.2. Fasilitas Produksi dan Peralatan .................................................. 9
3.2.1. Fasilitas Produksi ............................................................. 9
3.2.2. Peralatan ........................................................................ 10
3.3. Bahan Baku ............................................................................... 10
3.4. Tenaga Kerja .............................................................................. 10
3.5. Teknologi ................................................................................... 11
3.6. Proses Produksi .......................................................................... 11
3.7. Jenis, Jumlah dan Mutu Produksi ............................................... 17
3.8. Produksi Optimum ..................................................................... 18
3.9. Kendala Produksi ...................................................................... 18
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK)vi
BAB IV ASPEK PASAR DAN PEMASARAN 4.1. Aspek Pasar ............................................................................... 21
4.1.1. Permintaan ...................................................................... 21
4.1.2. Penawaran ..................................................................... 21
4.1.3. Analisis Persaingan dan Peluang Pasar ............................. 22
4.2. Aspek Pemasaran ...................................................................... 23
4.2.1. Harga ............................................................................. 23
4.2.2. Jalur Pemasaran Produk .................................................. 23
4.2.3. Kendala Pemasaran ........................................................ 24
BAB V ASPEK KEUANGAN 5.1. Fleksibilitas Produk Pembiayaan Syariah ..................................... 25
5.2. Pemilihan Pola Usaha dan Pembiayaan ....................................... 26
5.2.1 Karakteristik Usaha Gula Aren ......................................... 26
5.2.2 Pola Usaha dan Pembiayaan..………................................... 27
5.2.3 Produk Musyarakah ........................................................... 28
5.3. Asumsi dan Parameter Teknis ..................................................... 30
5.4. Komponen dan Struktur Biaya Proyek ........................................ 32
5.4.1 Biaya Investasi ......................................... .......................... 32
5.4.2 Biaya Operasional ......................................... .................... 33
5.5. Kebutuhan Dana Investasi dan Modal Kerja ............................... 34
5.6. Proyeksi Produksi dan Pendapatan ............................................. 36
5.7. Proyeksi Laba Rugi dan Break Event Point (BEP) ........................... 36
5.8. Proyeksi Arus Kas ....................................................................... 37
5.8. Proyeksi Perolehan Nisbah Pembiayaan ....................................... 38
BAB VI ASPEK EKONOMI, SOSIAL DAN DAMPAK LINGKUNGAN 6.1. Aspek Ekonomi dan Sosial ......................................................... 41
6.2. Aspek Dampak Lingkungan ....................................................... 41
vii
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan ............................................................................... 43
7.2. Saran ......................................................................................... 44
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 47
DAFTAR WEBSITE ..................................................................................... 48
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. 50
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK)viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Hal
Gambar 1.1. Pohon Industri Produk Turunan Aren .................................... 1
Gambar 3. 1. Diagram alur proses produksi gula aren cetak dan
gula semut oleh pengrajin ..................................................... 16
Gambar 3. 2. Diagram alur proses produksi gula semut oleh sentra industri 17
Gambar 4. 1. Rantai Pemasaran Gula Aren Cetak ....................................... 23
Gambar 4. 2. Rantai Pemasaran Gula Aren Semut ...................................... 24
DAFTAR FOTO
Foto Hal
3. 1. Lodong diberi kapur sebelum dipakai .................................................. 12
3. 2. Nira aren dimasak sambil diaduk ......................................................... 13
3. 3. Gula aren setelah pekat didinginkan ................................................... 13
3. 4. Gula Aren Cetak ................................................................................. 14
3. 5. Mesin Penggiling ................................................................................ 15
3. 6. Gula Aren semut diayak berdasarkan ukuran kehalusan ...................... 15
3. 7. Gula Aren semut berdasarkan 3 jenis ukuran kehalusan ...................... 15
ix
DAFTAR TABEL
Tabel Hal
1.1. Enam Besar Propinsi Penghasil Aren di Indonesia Tahun 2006 ............. 2
4.1. Perkembangan luas pertanaman, produksi dan produktivitas
gula aren di Indonesia ......................................................................... 22
5.1. Asumsi dan Parameter Teknis untuk Analisa Keuangan ...................... 31
5.2. Kebutuhan Biaya Investasi .................................................................. 32
5.3. Kebutuhan Biaya Operasional ............................................................. 34
5.4. Kebutuhan Dana Investasi dan Modal Kerja Usaha Gula Aren ............. 35
5.5. Proyeksi Produksi dan Penjualan Gula Aren ......................................... 36
5.6. Proyeksi Laba Rugi Rata-rata Per Tahun ............................................... 37
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
1
BAB IPENDAHULUAN
Aren atau enau (Arrenga pinnata Merr) adalah salah satu keluarga palma
yang memiliki potensi nilai ekonomi yang tinggi dan dapat tumbuh subur di
wilayah tropis seperti Indonesia. Tanaman aren bisa tumbuh pada segala macam
kondisi tanah, baik tanah berlempung, berkapur maupun berpasir. Namun pohon
aren tidak tahan pada tanah yang kadar asamnya terlalu tinggi. Di Indonesia,
tanaman aren dapat tumbuh dan berproduksi secara optimal pada tanah yang
memiliki ketinggian di atas 1.200 meter di atas permukaan laut dengan suhu udara
rata-rata 25o celcius. Di luar itu, pohon aren masih dapat tumbuh namun kurang
optimal dalam berproduksi.
Pohon aren memiliki potensi ekonomi yang tinggi karena hampir semua
bagiannya dapat memberikan keuntungan finansial. Buahnya dapat dibuat kolang-
kaling yang digemari oleh masyarakat Indonesia pada umumnya. Daunnya dapat
digunakan sebagai bahan kerajinan tangan dan bisa juga sebagai atap, sedangkan
Gambar 1.1. Pohon Industri Produk Turunan Aren
PENDAHULUAN
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK)2
akarnya dapat dijadikan bahan obat-obatan. Dari batangnya dapat diperoleh ijuk
dan lidi yang memiliki nilai ekonomis. Selain itu, batang usia muda dapat diambil
sagunya, sedangkan pada usia tua dapat dipakai sebagai bahan furnitur. Namun
dari semua produk aren, nira aren yang berasal dari lengan bunga jantan sebagai
bahan untuk produksi gula aren adalah yang paling besar nilai ekonomisnya.
Dalam gambar pohon industri, berikut adalah beberapa produk turunan dari aren
yang berpotensi untuk dikembangkan.
Gula aren sudah dikenal oleh masyarakat Indonesia sebagai salah satu
pemanis makanan dan minuman yang bisa menjadi substitusi gula pasir (gula tebu).
Gula aren diperoleh dari proses penyadapan nira aren yang kemudian dikurangi
kadar airnya hingga menjadi padat. Produk gula aren ini adalah berupa gula cetak
dan gula semut. Gula cetak diperoleh dengan memasak nira aren hingga menjadi
kental seperti gulali kemudian mencetaknya dalam cetakan berbentuk setengah
lingkaran. Untuk gula semut, proses memasaknya lebih panjang yaitu hingga gula
aren mengkristal, kemudian dikeringkan (dijemur atau dioven) hingga kadar airnya
di bawah 3%. Jenis yang terakhir ini memiliki keunggulan yaitu berdaya tahan
yang lebih lama, lebih higienis dan praktis dalam penggunaannya.
Daerah Luas Area (Ha) Produksi (ton)
Jawa Barat* 13.878 7.866
Sulawesi Utara 5.928 5.846
Sumatera Utara 4.708 3.752
Sulawesi Selatan 4.520 2.503
Jawa Tengah 2.638 2.454
Bengkulu 3.388 2.058
Tabel 1.1 Enam Besar Propinsi Penghasil Aren di Indonesia Tahun 2006
Sumber : Statistik Perkebunan Tahun 2006, hal 8* Jawa Barat termasuk Banten.
Gula Aren (Gula Semut Dan Gula Cetak)
3
Luas area pohon aren yang diusahakan di Indonesia adalah 62.120 ha
dengan jumlah produksi 36.991 ton dalam bentuk gula merah. Berikut ini adalah
enam Propinsi penghasil aren terbesar di Indonesia.
Gula aren selama ini menjadi sumber mata pencaharian penting bagi
para petani di sentra-sentra produksinya. Salah satu sentra produksi gula aren
di Indonesia adalah di Kabupaten Lebak, Propinsi Banten yaitu tepatnya di desa
Hariang, Kecamatan Sobang. Kabupaten Lebak dikenal sebagai salah satu daerah
penghasil gula aren terbesar di Indonesia. Industri gula aren di kabupaten ini
menyerap 5.406 tenaga kerja melalui 2.982 unit usaha mikro dan kecil, belum
termasuk tenaga kerja di saluran distribusinya. Kapasitas produksi per tahun
mencapai 2.249,4 ton yang tersebar di 44 sentra produksi1.
1 Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab. Lebak, 2005
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
55
BAB IIPROFIL USAHA DAN POLA PEMBIAYAAN
2.1. Profil Pengusaha
Usaha gula aren pada umumnya dilaksanakan oleh para pengrajin sebagai
usaha sampingan. Ini karena waktu penyadapan dapat dilakukan pada pagi dan sore
hari di luar waktu kerja utamanya. Usaha ini tergolong jenis home industry karena
pengerjaannya secara individual di rumah masing-masing pengrajin. Penyadapan
biasanya dilakukan oleh para pria, kemudian proses pemasakan hingga menjadi
gula cetak atau gula semut setengah jadi dilakukan oleh para wanita di rumah.
Proses produksi gula aren di tingkat petani dilakukan dengan peralatan yang
sangat sederhana, yaitu menggunakan kuali, pengaduk dan tungku kayu bakar.
Gula aren cetak dari hasil produksi para pengrajin (petani) biasanya langsung dijual
ke pasar atau pengumpul yang datang pada hari-hari tertentu. Selain daya tahan
yang pendek, gula aren cetak memiliki kelemahan, yaitu tingkat harga yang sangat
fluktuatif. Pada saat musim hujan, yaitu ketika pasokan gula aren melimpah, harga
bisa jatuh hingga kisaran antara Rp. 3000,- dan Rp. 4000,- per kg. Namun pada
saat musim kemarau pasokan gula aren sangat terbatas, sehingga harga dapat
naik dari Rp. 9.000,- hingga Rp. 10.000,- / kg.
Untuk memasok industri usaha gula aren semut, biasanya pengrajin hanya
memproduksi bahan setengah jadi, yaitu gula aren semut dengan kadar air yang
masih di atas 5%. Bahan tersebut kemudian dikumpulkan ke sentra produksi oleh
para pengumpul. Selanjutnya, gula aren setengah jadi dihaluskan dan dikeringkan
kembali hingga kadar airnya di bawah 3%. Proses pengeringannya dilakukan
dengan dua cara yaitu dengan panas matahari dan menggunakan oven.
Usaha gula aren di lokasi penelitian terkonsentrasi pada suatu sentra
produksi. Adanya sentra ini membantu pelaku usaha untuk berkembang dan
PROFIL USAHA DAN POLA PEMBIAYAAN
6 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK)
memudahkan pihak-pihak terkait untuk berkontribusi dalam pengembangannya,
misalnya bantuan peralatan (penghancur, oven, loyang penjemur) melalui Dinas
Kehutanan dan Perkebunan setempat. Batuan peralatan ini didistribusikan melalui
kelompok pengrajin, sehingga pemiliknya adalah kelompok yang bersangkutan/
bukan individual. Hasil produksinya kemudian dijual ke pasar dan pedagang besar
di kota-kota besar seperti Tangerang dan Jakarta. Sedangkan, keuntungan yang
diperoleh dibagikan di antara anggota (pengrajin dan pengumpul) dengan proporsi
yang sudah ditentukan.
2.2. Pola Pembiayaan
Pada tingkat pengrajin, pembiayaan yang dibutuhkan adalah untuk keperluan
konsumsi daripada usaha. Ini karena usaha gula aren hanya membutuhkan peralatan
yang sederhana, seperti: lodong atau bambu sebagai penampung nira aren, kuali,
pengaduk, tungku, kayu bakar dan konjor atau cetakan gula aren yang terbuat dari
kayu. Peralatan tersebut relatif harganya murah dan atau dapat diusahakan sendiri
oleh pengrajin. Sedangkan pinjaman konsumsi dibutuhkan untuk kelangsungan
hidup keluarga, terutama pada masa paceklik. Sumber pinjaman biasanya berasal
dari pengumpul. Di awal bulan pengumpul memberikan pinjaman kepada pengrajin
berupa bahan makanan dan atau uang untuk keperluan hidupnya. Kemudian
pengrajin akan membayar pinjamannya dengan gula aren yang dihasilkan.
Pengumpul tersebut terdiri dari dua jenis, yaitu pengumpul murni yang
membeli gula aren cetak untuk dijual ke pasar/agen, dan pengumpul yang juga
berperan sebagai pengusaha gula aren semut. Pengusaha gula aren semut tersebut
memproduksi gula aren semut sebagai produk utama dan gula aren cetak sebagai
produk sampingan.
Pada tingkat pengusaha/pengumpul, pinjaman yang diperlukan untuk
kebutuhan investasi yaitu pengadaan alat-alat produksi dan modal kerja. Buku
pola pembiayaan ini membahas mengenai pembiayaan modal kerja pada jenis
usaha ini. Sumber pembiayaan selain dari bank konvesional dapat juga berasal
Gula Aren (Gula Semut Dan Gula Cetak)
7
dari perbankan syariah. Salah satu alternatif produk syariah yang dapat digunakan
adalah musyarakah (bagi hasil).
Jenis Kriteria yang menjadi pertimbangan bank dalam melakukan analisis
pembiayaan kepada nasabah adalah 5C, yaitu character (watak), capacity
(kemampuan), capital (permodalan), collateral (jaminan) dan condition (kondisi
ekonomi). Disamping itu prospek pemasaran dalam usaha juga tetap menjadi
perhatian karena aspek pemasaran diakui merupakan faktor penting yang
mempengaruhi kelayakan usaha tersebut.
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
99
BAB IIIASPEK TEKNIK PRODUKSI
3.1. Lokasi Usaha
Lokasi usaha produksi gula aren sebaiknya berada di dekat sumber bahan
baku yaitu nira aren. Hal ini disebabkan daya tahan nira aren hanya tiga jam
sebelum menjadi asam akibat proses fermentasi. Oleh karena itu, bahan baku
perlu penanganan yang cepat dan nira hasil sadapan harus segera diolah menjadi
gula cetak.
Daerah yang memiliki banyak pohon aren, umumnya menjadi lokasi sentra
produksi gula aren baik gula aren cetak maupun gula aren semut. Salah satu sentra
produksi yang relatif berkembang ada di Kabupaten Lebak, Propinsi Banten. Di
wilayah tersebut terdapat 44 sentra produksi yang mampu menghasilkan ±2.249
ton gula aren per tahun.
3.2. Fasilitas Produksi dan Peralatan
3.2.1. Fasilitas Produksi
a. Saung/bangunan untuk proses produksi
Saung digunakan untuk aktivitas produksi yang ukurannya disesuaikan
dengan kapasitas/skala usaha. Kegiatan produksi di saung/bangunan ini
adalah proses pemasakan nira aren dan pencetakan gula aren.
b. Lahan penjemuran
Luas lahan penjemuran disesuaikan dengan skala usaha.
c. Tempat penyimpanan gula aren semut yang sudah jadi.
ASPEK TEKNIK PRODUKSI
10 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK)
3.2.2. Peralatan
Peralatan yang dibutuhkan dalam usaha gula aren relatif sederhana,
yaitu: lodong atau bambu sebagai penampung nira aren, kuali, pengaduk,
tungku, kayu bakar, saringan nira, golok sadap, pemukul (paninggur), konjor
atau cetakan gula aren yang terbuat dari kayu. Sedangkan untuk usaha gula
aren yang sudah berskala industri kecil menggunakan alat tambahan berupa
nampan aluminium untuk menjemur gula aren semut, mesin penggiling,
oven pemanas, mesin pengayak dan alat pengayak manual.
3.3. Bahan Baku
Bahan baku utama yang dibutuhkan untuk usaha gula aren adalah nira aren.
Perbedaan jenis gula aren antara gula cetak dan gula semut karena perbedaan
pengolahannya.
Pada jenis gula aren cetak, pengolahan nira dilakukan sesegera mungkin
untuk menghindari kemasaman. Pengolahan gula aren cetak selain bahan baku,
juga memerlukan bahan pelengkap yaitu sarang madu yang berfungsi sebagai
katalisator untuk mengentalkan nira ketika dipanaskan.
Sedangkan untuk gula aren semut, bahan baku selain langsung dari nira
aren juga dapat menggunakan gula aren semut setengah jadi. Pada skala industri
kecil, umumnya digunakan bahan baku berupa gula aren semut setengah jadi
yang diperoleh dari pengrajin dan atau pengumpul.
3.4. Tenaga Kerja
Tenaga kerja pada usaha gula aren umumnya berasal dari anggota keluarga
dan masyarakat di sekitar lokasi usaha. Tenaga kerja keluarga biasanya dipraktekkan
di tingkat pengrajin, yaitu penyadap oleh anggota keluarga laki-laki dan dibantu
anggota keluarga perempuan sebagai pemasak nira aren.
Gula Aren (Gula Semut Dan Gula Cetak)
11
Pada tingkat skala industri kecil, menggunakan tenaga kerja sebanyak 6-12
tenaga kerja yang berasal baik dari keluarga maupun masyarakat sekitar. Tenaga
kerja tersebut dapat digolongkan sebagai tenaga kerja tetap dan tenaga kerja
tidak tetap yang memproses gula aren semut. Tenaga kerja tetap merupakan
tenaga kerja administratif yang digaji per bulan, sedangkan tenaga kerja tidak
tetap dibayar upah antara Rp. 20.000,- hingga Rp. 30.000,- per hari.
3.5. Teknologi
Teknologi usaha gula aren dapat dibagi menjadi 2, yaitu:
a. Teknologi Tradisional
Teknologi tradisonal digunakan di tingkat pengrajin, yaitu dengan menggunakan
peralatan yang sangat sederhana. Penggunaan alat sederhana berpengaruh
pada kapasitas produksi dan mutu yang relatif rendah.
b. Teknologi Mekanisasi
Teknologi ini umumnya digunakan pada skala industri kecil. Teknologi mekanisasi
yang biasanya dipakai antara lain: mesin penggiling, mesin pengayak dan oven
pengering.
3.6. Proses Produksi
Proses produksi gula aren dapat dibedakan atas:
1. Proses produksi gula cetak
2. Proses produksi gula semut
3.6.1. Proses produksi gula cetak
Proses produksi gula cetak dapat dilakukan dengan dua cara yaitu
langsung dari nira aren atau dari gula semut reject. Proses produksi gula
cetak yang menggunakan nira aren biasanya hanya dilakukan di tingkat
ASPEK TEKNIK PRODUKSI
12 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK)
pengrajin. Sedangkan di tingkat industri, gula cetak diproduksi dari gula
semut reject yaitu gula semut yang menggumpal dan tidak lolos ayakan.
Meskipun demikian, secara garis besar proses produksinya tidak ada
perbedaan. Proses produksi dimulai dari penyadapan nira, pemasakan nira,
pengadukan dan pencetakan gula aren.
Foto 3.1. Lodong diberi kapur sebelum dipakai
Penyadapan nira aren biasanya dilakukan dua kali sehari yaitu pada
pagi dan sore hari. Sebelum menyadap, lodong atau bambu penampung
diberi sedikit air kapur pada dasarnya yang bertujuan untuk mengurangi
risiko rusaknya nira aren akibat pembiakan organisme mikro.
Nira hasil sadapan pagi disaring menggunakan ijuk dari pohon aren
kemudian dituang di kuali dan dimasak hingga matang agar menjadi gula
cetak setengah jadi kemudian disimpan. Tujuan memasak nira sebelum
disimpan adalah untuk menjaga daya tahan, karena nira aren mentah hanya
tahan 3 jam.
Gula Aren (Gula Semut Dan Gula Cetak)
13
Nira yang disadap sore, kemudian dicampur dengan nira pagi yang
sudah dimasak untuk kemudian dimasak bersama. Dalam pemasakan nira ini,
juga perlu ditambahkan minyak goreng atau minyak kelapa sebanyak 10 gram
untuk tiap 25 liter nira. Pada proses memasak, sesekali dilakukan pengadukan.
Setelah memasuki fase jenuh yang ditandai dengan terbentuknya buih,
pengadukan dilakukan lebih sering hingga nira aren menjadi pekat. Pada
fase ini juga dilakukan pembersihan dari buih dan kotoran halus. Kemudian
gula aren dicetak di dalam cetakan dari kayu. Sebelum digunakan, cetakan
tersebut terlebih dahulu dibersihkan dengan menggunakan air kapur dan
merendamnya dengan air bersih untuk memudahkan pelepasan gula aren
nantinya. Lama pemasakan nira aren hingga dicetak adalah 3-4 jam.
Foto 3.2. Nira aren dimasak sambil diaduk
Foto 3.3. Gula aren setelah pekat didinginkan
ASPEK TEKNIK PRODUKSI
14 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK)
Gula aren cetak didinginkan Gula aren cetak siap dijual
Foto 3.4. Gula Aren Cetak
3.6.2. Proses produksi gula semut
Proses produksi gula semut hampir sama dengan gula cetak,
perbedaannya adalah gula aren semut proses pemasakan lebih lama
dibandingkan pada gula aren cetak. Setelah nira aren yang dimasak berubah
menjadi pekat, api kemudian dikecilkan. Setelah 10 menit, kuali diangkat
dari tungku dan dilakukan pengadukan secara perlahan sampai terjadi
pengkristalan.
Setelah terjadi pengkristalan, pengadukan dipercepat hingga terbentuk
serbuk kasar. Serbuk yang masih kasar inilah yang disebut dengan gula
aren semut setengah jadi dengan kadar air masih di atas 5%. Gula semut
setengah jadi, kemudian dikirim kepada produsen gula semut skala industri
kecil di masing-masing sentra produksi.
Industri kecil gula aren semut yang terdapat di beberapa sentra industri
gula aren di Lebak menerima gula semut setengah jadi dari pengrajin. Gula
semut setengah jadi dari pengrajin terlebih dahulu digiling dengan mesin
penggiling untuk menghaluskan gula yang masih menggumpal.
Setelah penggilingan, gula aren semut diayak sesuai dengan ukuran
yang diinginkan. Ukuran yang umum dipakai adalah 10 mesh, 15 mesh dan
paling halus 20 mesh dengan kadar air di bawah 3%.
Gula Aren (Gula Semut Dan Gula Cetak)
15
Foto 3.5. Mesin Penggiling
Untuk memperoleh tiga tingkat kehalusan tersebut, gula yang sudah
digiling diayak dengan ayakan dari ukuran yang paling besar terlebih dahulu,
yaitu 10 mesh. Gula semut yang tidak lolos pada ayakan ini, yang disebut
dengan gula reject. Gula reject tersebut kemudian dimasak kembali hingga
meleleh dan mengental untuk dibentuk menjadi gula cetak.
Gula semut hasil ayakan pertama, kemudian diayak kembali dengan
ayakan ukuran yang lebih kecil, demikian seterusnya hingga ukuran ayakan
yang terkecil. Jumlah produksi gula semut dengan tiga jenis kehalusan ini
disesuaikan dengan permintaan pasar.
Foto 3.6. Gula Aren semut diayak berdasarkan ukuran kehalusan
Foto 3.7. Gula Aren semut berdasarkan 3 jenis ukuran kehalusan
ASPEK TEKNIK PRODUKSI
16 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK)
Selanjutnya, gula semut dengan tiga ukuran ayakan tersebut,
kemudian dijemur di bawah panas matahari hingga kadar airnya mencapai
di bawah 3%. Jika tidak ada sinar matahari, proses pengeringan dapat
dilakukan menggunakan alat pengering, misalnya oven pemanas. Gula
semut yang sudah kering kemudian dikemas dalam kemasan karung untuk
dikirim kepada industri makanan atau pedagang besar dengan kemasan
plastik untuk dipasarkan.
Secara garis besar alur proses produksi gula aren dapat dilihat pada
diagram di bawah ini:
Gambar 3.1. Diagram alur proses produksi gula aren cetak dan gula semut oleh pengrajin
Penyaringan (membersihkan dari kotoran kasar)
Pemasakan (ditambah minyak kelapa) serta pembersihan dari buih dan kotoran halus
Gula Cetak
Pendinginan
Pencetakan dalam kojor
Pekatan nira (peet) Didinginkan 10 menit tanpa
diaduk
Gula Semut ½ jadi
Pengadukan dipercepat
Pensterilan
Pengadukan
Nira Aren
Gula Aren (Gula Semut Dan Gula Cetak)
17
Gambar 3.2. Diagram alur proses produksi gula semut oleh sentra industri
Pengayakan
Penggilingan
Gula Semut ½ Jadi
Pengeringan
Gula Semut
Pemasakan
Gula Cetak
Pendinginan
Pencetakan dalam kojor
Pekatan nira (peet)
Gula semut reject
3.7. Jenis, Jumlah dan Mutu Produksi
Usaha gula aren menghasilkan dua jenis produk yaitu gula aren cetak dan
gula aren semut. Sedangkan untuk jumlah produksi, baik gula aren cetak atau
semut pada skala pengrajin adalah antara 2 – 10 kg per hari. Sementara, pada
skala industri kecil, produksi gula aren per hari antara 200 – 2.000 kg. Jumlah
produksi dipengaruhi oleh musim, dimana saat musim hujan, jumlah nira aren yang
dihasilkan lebih banyak dibanding pada saat musim kemarau. Dengan demikian,
hasil produksi gula aren musim hujan lebih banyak dari musim kemarau. Tetapi
ASPEK TEKNIK PRODUKSI
18 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK)
dari sisi kualitas, gula aren musim kemarau lebih baik daripada musim hujan. Hal
ini karena kadar air nira musim hujan lebih tinggi dari musim kemarau.
Mutu gula aren cetak ditentukan oleh tekstur, aroma dan warna. Namun
demikian, tidak ada perbedaan harga untuk perbedaan mutu berdasarkan ketiga
variabel tersebut baik di tingkat pengrajin maupun industri kecil. Sedangkan,
gula aren semut untuk memenuhi standar industri merujuk pada standar tingkat
kehalusan serbuk dan kadar air. Kehalusan serbuk dibagi dalam 3 jenis ukuran,
yaitu: 10 mesh, 15 mesh dan paling halus 20 mesh dengan kadar air di bawah 3%.
Tingkat kehalusan serbuk gula semut inilah yang menentukan perbedaan harga.
Harga gula aren semut ukuran 20 mesh (terkecil) adalah yang paling mahal.
3.8. Produksi Optimum
Hasil produksi gula aren di tingkat pengrajin ditentukan oleh musim dan
jumlah pohon aren yang dimiliki. Rata-rata seorang pengrajin memiliki 10 – 60
pohon, dimana hanya sepertiga atau sekitar 4 – 20 pohon diantaranya yang
memproduksi nira. Sementara, sisanya pohon masih muda atau belum berproduksi.
Mengingat tidak adanya biaya variabel di tingkat pengrajin gula aren (kayu bakar,
minyak kelapa dan nira aren diproduksi sendiri), maka semakin banyak produksi
gula aren, keuntungan yang didapat semakin besar.
Sedangkan hasil gula aren di tingkat industri kecil, produksi optimum mencapai
± 2 ton per hari. Hal ini diperhitungkan dari besarnya rata-rata permintaan pasar
terhadap produk gula aren di Kabupaten Lebak.
3.9. Kendala Produksi
Kendala produksi yang dialami dalam usaha pembuatan gula aren adalah
fluktuasi jumlah nira aren yang dihasilkan dan harga. Fluktuasi ini terjadi karena
pengaruh musim. Pada saat musim hujan jumlah produksi meningkat tetapi harga
produk justru turun, sementara pada musim kemarau terjadi sebaliknya.
Gula Aren (Gula Semut Dan Gula Cetak)
19
Selain itu, pada tingkat industri kecil juga mengalami kendala pengadaan
peralatan produksi misalnya oven pengering. Oven ini sangat dibutuhkan terutama
pada musim pengujan, dimana produksi sedang tinggi tetapi tidak ada panas
matahari sebagai pengering.
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
21
BAB IVASPEK PASAR DAN PEMASARAN
4.1. Aspek Pasar
4.1.1. Permintaan
Usaha gula aren di Indonesia memiliki prospek yang menjanjikan
untuk dikembangkan. Ini dapat diketahui dari tingginya permintaan baik
di dalam negeri maupun di luar negeri, khususnya untuk jenis gula semut,
yang seringkali sulit dipenuhi. Berdasarkan survei, sebuah industri kecil dalam
sebulan dapat memperoleh pesanan sebesar 15 – 25 ton. Pesanan tersebut
sampai saat ini belum mampu dipenuhi akibat keterbatasan pasokan dan
kurangnya modal.
Terkait dengan permintaan dalam negeri, kebutuhan gula semut
terbesar datang dari industri makanan dan obat yang tersebar di sekitar
Tangerang. Sementara untuk pasar lokal, permintaan tertinggi terjadi pada
saat dan menjelang bulan puasa Ramadhan. Sedangkan untuk permintaan
ekspor, banyak datang dari Jerman, Swiss dan Jepang.
4.1.2. Penawaran
Di Indonesia, usaha gula aren banyak dikembangkan di wilayah
pegunungan. Berdasarkan data pada tabel 4.2. luas areal tanaman relatif
meningkat dari tahun ke tahun sehingga produksi gula aren juga cenderung
meningkat.
ASPEK PASAR DAN PEMASARAN
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK)22
Tahun Luas Areal (Ha) Produksi (ton)Produktivitas
(Kw/Ha)
1996 46.105 25.392 10,05
1997 45.611 19.067 7,38
1998 44.857 38.069 14,31
1999 44.802 20.874 7,65
2000 47.730 27.682 9,96
2001 50.543 33.498 11,38
2002 48.797 28.189 10,15
2003 55.183 34.051 10,42
2004 59.557 32.880 10,12
2005 60.761 35.899 10,13
Tabel 4. 1. Perkembangan luas pertanaman,produksi dan produktivitas gula aren di Indonesia
Sumber: Ditjen Perkebunan (1996-2007)
Perluasan areal tanaman aren dapat diindikasikan sebagai jaminan
pasokan bahan baku. Ini juga berarti usaha gula aren dapat berkelanjutan dan
berpeluang untuk meningkatkan kapasitas produksinya. Dengan demikian,
dari sisi penawaran berpotensi untuk menaikan produk gula aren sebagai
upaya untuk memenuhi permintaan yang cenderung makin tinggi.
4.1.3. Analisis Persaingan dan Peluang Pasar
Persaingan antar usaha gula aren di lokasi penelitian relatif masih
rendah karena jumlah pengusaha gula aren tidak terlalu banyak. Dengan
demikian, jumlah penawaran masih lebih rendah dibanding permintaannya,
terutama pada saat permintaan tinggi yaitu pada bulan Ramadhan dan Idul
Fitri. Sebagaimana yang diuraikan pada sub bab 4.1.1 pengusaha seringkali
tidak mampu memenuhi permintaan pasar.
Gula Aren (Gula Semut Dan Gula Cetak)
23
4.2. Aspek Pemasaran
4.2.1. Harga
Harga gula aren ditentukan oleh musim, dimana musim hujan saat
produksi nira melimpah harga turun, sebaliknya saat musim kemarau saat
produksi nira sedang berkurang harga naik. Secara umum fluktuasi harga
per kg untuk gula aren cetak berkisar antara Rp 3.000,- sampai Rp 9.000,-,
sedangkan gula aren semut berkisar Rp7000,- sampai Rp.10.000,-.
4.2.1. Jalur Pemasaran Produk
Gula aren, baik gula aren cetak maupun gula aren semut, dapat
dipasarkan melalui beberapa jalur pemasaran. Jalu-jalur tersebut antara lain
dapat dilihat pada diagram 4.1 dan 4.2
Pengrajin
Pedagang pengumpul di tingkat desa
Pedagang pengumpul di tingkat kecamatan
Pedagang Besar dari Jakarta dan Tangerang
Pedagang Pengecer
Pedagang Besar/Bandar di Tingkat kabupaten
Gambar 4.1. Rantai Pemasaran Gula Aren Cetak
ASPEK PASAR DAN PEMASARAN
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK)24
Gambar 4.2. Rantai Pemasaran Gula Aren Semut
Industri kecil Pengolahan Gula Semut
Eksportir Industri makanan
dan obat
Pengrajin
Pedagang pengumpul di tingkat desa
Pedagang pengumpul di tingkat kecamatan
Pedagang Besar dari Jakarta dan Tangerang
Pedagang Pengecer
4.2.3. Kendala Pemasaran
Kendala pemasaran yang masih dihadapi oleh pengusaha dalam
pemasaran produk gula aren, antara lain:
- Kurangnya akses terhadap informasi pasar, terutama tentang harga,
sehingga pengrajin sangat tergantung pada harga yang diberikan oleh
pengumpul (posisi tawar pengrajin rendah).
- Masyarakat masih kurang mengenal produk gula aren semut sebagai
subtitusi gula pasir tebu. Hal ini menyebabkan gula aren semut lebih
dikenal untuk keperluan industri daripada untuk konsumsi. Padahal,
peluang pasar untuk memenuhi kebutuhan pemanis pada pasar konsumsi
relatif besar.
2525
BAB VASPEK KEUANGAN
Analisis aspek keuangan diperlukan untuk membantu pihak Lembaga
Keuangan Syariah (LKS) mengetahui kelayakan usaha dari sisi keuangan, terutama
kemampuan pengusaha untuk mengembalikan pembiayaan yang diperoleh dari
LKS. Analisis keuangan ini juga dapat dimanfaatkan pengusaha dalam perencanaan
dan pengelolaan usaha gula aren.
5.1. Fleksibilitas Produk Pembiayaan Syariah
Berbeda dengan produk pembiayaan konvensional yang hanya mengenal
satu macam produk yaitu pembiayaan dengan sistem perhitungan suku bunga,
pola syariah mempunyai keragaman produk pembiayaan dan perhitungan
perolehan hasil yang fleksibel.
Keragaman produk syariah tersebut, diantaranya mudharabah, musyarakah,
salam, istishna, ijarah dan murabahah (lampiran 1). Dari produk tersebut, setiap
produk juga masih mempunyai turunannya. Oleh karena itu, pada pola pembiayaan
syariah satu usaha bisa memperoleh pembiayaan lebih dari satu macam produk.
Adapun untuk menghitung tingkat keuntungan yang diharapkan bisa
menggunakan sistem margin atau nisbah bagi hasil. Margin merupakan selisih
harga beli dengan harga jual sebagai besar keuntungan yang diharapkan. Nisbah
bagi hasil adalah proporsi keuntungan yang diharapkan dari suatu usaha. Pada
perhitungan nisbah bagi hasil dapat menggunakan metode bagi untung dan rugi
(profit and loss sharing/PLS) atau metode bagi pendapatan (revenue sharing).
Pada profit sharing, nisbah bagi hasil diperhitungkan setelah dikurangi seluruh
biaya (keuntungan bersih). Sementara pada revenue sharing, perhitungan nisbah
berbasis dari pendapatan usaha sebelum dikurangi biaya operasionalnya.
ASPEK KEUANGAN
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK)26
Keragaman produk pembiayaan dan perhitungan tingkat keuntungan ini
dapat memberi keluwesan/fleksibilitas baik untuk pihak LKS maupun pengusaha
guna memilih produk pembiayaan yang sesuai dengan kemampuan dan
kapasitasnya masing-masing. Bagi pihak LKS, pemilihan ini dipengaruhi oleh
tingkat kepercayaan dan tingkat risiko terhadap nasabah dan usahanya. Sehingga
bisa terjadi untuk usaha yang sama, LKS menetapkan produk pembiayaan maupun
besaran margin atau nisbah per nasabah yang berbeda.
5.2. Pemilihan Pola Usaha dan Pembiayaan
5.2.1. Karakteristik usaha gula aren
Usaha gula aren didukung oleh ketersedian bahan baku nira aren.
Ketersediaan nira aren dipengaruhi oleh populasi dari pohon aren. Sejauh ini
di lokasi penelitian populasi pohon aren relatif cukup banyak, hampir setiap
rumah mempunyai pohon aren. Populasi pohon aren juga relatif terjamin,
karena informasi dari Pemerintah Daerah setempat menyampaikan bahwa
melalui dinas terkait sedang dikembangkan program pembibitan pohon aren
yang selanjutnya akan dibagikan kepada penduduk untuk mengganti pohon
aren yang sudah tua. Ini mengindikasikan bahwa dari sisi bahan baku tidak
terlalu sulit untuk dipenuhi, hanya kualitasnya yang berfluktuasi dipengaruhi
oleh musim, dimana musim kemarau kualitas nira aren lebih bagus dari pada
musim penghujan. Dengan demikian mengacu pada ketersedian bahan baku,
keberlanjutan usaha gula aren relatif dapat dijalankan. Selain itu, usaha gula
aren dapat dilakukan baik dengan peralatan sederhana maupun dengan
bantuan teknologi. Oleh karena itu, usaha gula aren dapat dilakukan dalam
skala rumah tangga maupun industri.
Pasar gula aren masih terbuka lebar, ini dapat diketahui dari tingginya
permintaan baik di dalam negeri maupun di luar negeri, khususnya untuk
jenis gula semut. Sebagai gambaran, sebuah industri kecil dalam sebulan
Gula Aren (Gula Semut Dan Gula Cetak)
27
dapat memperoleh pesanan sebesar 15 – 25 ton, pesanan ini belum bisa
dipenuhi karena keterbatasan modal. Berdasarkan potensi pasarnya, maka
usaha gula aren memiliki prospek untuk dikembangkan.
5.2.2. Pola Usaha dan Pembiayaan
Analisis keuangan ini diharapkan dapat memberikan gambaran
kepada pengusaha maupun pemerhati usaha gula aren terhadap nilai
tambah yang dihasilkan dalam kegiatan usaha ini. Model kelayakan usaha ini
merupakan pengembangan usaha gula aren yang telah berjalan dan untuk
menumbuhkan kemandirian usaha serta upaya replikasi usaha di wilayah
lain.
Usaha yang dianalisis adalah usaha gula aren skala industri kecil.
Industri yang menjadi contoh adalah usaha gula aren yang dimiliki oleh
kelompok tani di desa Hariang, kecamatan Sobang, kabupaten Lebak.
Produk utama yang dihasilkan adalah gula aren semut dengan kadar air 3%
dan produk sampingan adalah gula aren cetak yang berasal dari gula aren
semut yang tidak lolos pada saat pengayakan. Kapasitas produksi per bulan
adalah 12.500kg gula aren semut dan 1.250kg gula aren cetak.
Untuk memenuhi kebutuhan modal kerja usaha gula aren, pada
kajian ini diasumsikan dipenuhi oleh LKS. Pola pembiayaan syariah yang
dipergunakan adalah pola musyarakah (bagi hasil). Pola/akad musyarakah
merupakan akad yang sesuai untuk pembiayaan modal kerja. Pada sistem
bagi hasil, akad musyarakah merupakan salah satu bentuk pembiayaan
berdasarkan bagi hasil yang relatif mudah untuk diterapkan kepada nasabah.
Hal ini karena pada akad musyarakah baik pengusaha maupun perbankan
mempunyai kontribusi modal sehingga risiko ditanggung oleh kedua belah
pihak.
Faktor penting yang mendasari akad musyarakah adalah ‘kepercayaan’.
Hal ini karena perhitungan bagi hasil bersumber pada laporan keuangan/
ASPEK KEUANGAN
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK)28
pengakuan pendapatan yang diterima (revenue sharing) atau keuntungan
yang diperoleh (profit sharing) oleh nasabah. Inilah yang mendasari
pentingnya asas kepercayaan antara bank dan nasabah karena pengakuan
realisasi penjualan bersumber pada nasabah bersangkutan meskipun bank
juga mempunyai perkiraan perhitungan. Hal kritikal adalah ketika realisasi
penjualan lebih besar dari perkiraan bank, di sini kepercayaan nasabah
sangat memegang peranan.
Untuk itu, perbankan syariah memberikan pembiayaan dengan pola
musyarakah kepada nasabahnya secara selektif yaitu untuk nasabah yang
memiliki track record yang baik dari pembiayaan sebelumnya. Biasanya,
sebelum memperoleh akad musyarakah, perbankan memberikan pembiayaan
akad murabahah terlebih dulu untuk dapat lebih mengenal baik usaha
maupun karakter nasabahnya.
Oleh karena itu, pembiayaan modal kerja untuk usaha gula aren
dimungkinkan untuk dibiayai dengan akad musyarakah oleh LKS, sepanjang
kinerja pembiayaan sebelumnya menunjukan hasil yang baik, diantaranya
tidak pernah menunggak, disiplin dalam pembayaran, mempunyai prospek
pemasaran yang baik, dll.
5.2.3. Produk musyarakah
Pembiayaan musyarakah yaitu pembiayaan berdasarkan akad
kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu, di mana
masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan ketentuan bahwa
keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.
Pembiayaan musyarakah memiliki keunggulan dalam kebersamaan dan
keadilan, baik dalam berbagi keuntungan maupun risiko kerugian.
Penjelasan mengenai pembiayaan musyarakah mengacu antara lain
pada Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 08/DSN-MUI/IV/2000 tentang
Pembiayaan Musyarakah dan Peraturan Bank Indonesia No. 9/19/PBI/2007
Gula Aren (Gula Semut Dan Gula Cetak)
29
tanggal 17 Desember 2007 tentang Pelaksanaan Prinsip Syariah Dalam
Kegiatan Penghimpunan Dana dan Penyaluran Dana Serta Pelayanan Jasa
Bank Syariah, sebagaimana diubah dengan Peraturan Bank Indonesia No.
10/16/PBI/2008 tgl. 25 September 2008.
Beberapa ketentuan terkait musyarakah sebagaimana terdapat dalam
ketentuan dimaksud antara lain adalah sebagai berikut:
a. Ketentuan umum
Dalam melaksanakan kegiatan usaha baik penghimpunan
dana, penyaluran dana maupun pelayanan jasa bank wajib memenuhi
prinsip syariah, yang terdiri dari prinsip keadilan dan keseimbangan,
kemaslahatan, dan universalisme, serta tidak memenuhi unsur gharar, masyir, riba, dzalim, riswah dan obyek haram.
b. Modal
1) Modal yang diberikan harus uang tunai, emas, perak atau yang nilainya
sama.
Modal dapat terdiri dari aset perdagangan, seperti barang-barang,
properti, dan sebagainya. Jika modal berbentuk aset, harus terlebih
dahulu dinilai dengan tunai dan disepakati oleh para mitra.
2) Para pihak tidak boleh meminjam, meminjamkan, menyumbangkan
atau menghadiahkan modal musyarakah kepada pihak lain, kecuali
atas dasar kesepakatan.
3) Pada prinsipnya, dalam pembiayaan musyarakah tidak ada jaminan,
namun untuk menghindari terjadinya penyimpangan, LKS dapat
meminta jaminan.
c. Kerja
1) Partisipasi para mitra dalam pekerjaan merupakan dasar pelaksanaan
musyarakah; akan tetapi, kesamaan porsi kerja bukanlah merupakan
syarat. Seorang mitra boleh melaksanakan kerja lebih banyak dari
yang lainnya, dan dalam hal ini ia boleh menuntut bagian keuntungan
tambahan bagi dirinya.
ASPEK KEUANGAN
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK)30
2) Setiap mitra melaksanakan kerja dalam musyarakah atas nama pribadi
dan wakil dari mitranya. Kedudukan masing-masing dalam organisasi
kerja harus dijelaskan dalam kontrak.
d. Keuntungan
1) Keuntungan harus dikuantifikasi dengan jelas untuk menghindarkan
perbedaan dan sengketa pada waktu alokasi keuntungan atau
penghentian musyarakah.
2) Setiap keuntungan mitra harus dibagikan secara proporsional atas
dasar seluruh keuntungan dan tidak ada jumlah yang ditentukan di
awal yang ditetapkan bagi seorang mitra.
3) Seorang mitra boleh mengusulkan bahwa jika keuntungan melebihi
jumlah tertentu, kelebihan atau prosentase itu diberikan kepadanya.
4) Sistem pembagian keuntungan harus tertuang dengan jelas dalam
akad.
e. Kerugian
Kerugian harus dibagi di antara para mitra secara proporsional menurut
saham masing-masing dalam modal.
5.3. Asumsi dan Parameter Teknis
Asumsi dan parameter untuk analisis keuangan gula aren menjelaskan
gambaran umum variabel-variabel yang digunakan dalam perhitungan analisis
keuangan. Asumsi tersebut diambil berdasarkan survei lapangan yang dilakukan
terhadap industri terkait. Periode proyek adalah lima tahun dimana tahun ke nol
sebagai dasar perhitungan nilai sekarang (present value) adalah tahun ketika biaya
investasi awal dikeluarkan. Dengan menggunakan mesin/peralatan dan jumlah
tenaga kerja seperti yang tercantum dalam tabel asumsi, seorang pengusaha setiap
bulan mampu memproduksi 12.500 kg gula aren semut dan 1.250 kg gula aren
cetak dengan angka rendemen sebesar 92%. Harga gula aren semut rata-rata di
pasar lokal sebesar Rp8.000,- per kg, dan gula aren cetak Rp6.000,- per kg. Hari
Gula Aren (Gula Semut Dan Gula Cetak)
31
Tabel 5.1. Asumsi dan Parameter untuk Analisa Keuangan
No AsumsiJumlah
(Nilai)Satuan Keterangan
1 Periode proyek 5 tahun Periode 5 tahun
2 Jumlah hari kerja per bulan 25 hari
3 Jumlah bulan kerja per tahun 12 bulan
4 Skala Usaha
a. Bahan baku *)
b. Output produksi
• Gula Cetak
• Gula Semut
600
50
500
kg
kg
kg
Untuk satu hari
5 Harga produk **)
• Gula Cetak
• Gula Semut
6,000
8,000
Rp/kg
Rp/kg
6 Harga Bahan Baku **) 5,000 Rp/kg
7 Upah tenaga kerja
• Pimpinan
• Tenaga kerja administrasi
• Tenaga kerja harian ***)
2,000,000
800,000
30,000
Rp/bulan
Rp/bulan
Rp/hari
Untuk satu bulan
8 Biaya pemeliharaan 5% %/thn dari nilai peralatan dan mobil
9 Expected Return Bank 14% % efektif****)
kerja selama setahun sebanyak diasumsikan 300 hari (25 hari per bulan). Asumsi
dan parameter untuk analisis keuangan gula aren dapat dilihat pada tabel 5.1.
Selengkapnya dapat dilihat lampiran 2.
*) Gula aren setengah jadi yang dihasilkan pengrajin **) Harga rata-rata sepanjang tahun (rata-rata terbobot dari harga masing-masing musim) ***) Jumlah hari kerja perbulan dikali upah harian (Rp30.000 per hari)****) Data per Desember 2009 dari Bank Syariah
ASPEK KEUANGAN
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK)32
5.4. Komponen dan Struktur Biaya Proyek
5.4.1. Biaya Investasi
Biaya investasi adalah biaya tetap yang besarnya tidak dipengaruhi
oleh jumlah produk yang dihasilkan. Biaya investasi secara garis besar terdiri
dari 5 (lima) komponen, yaitu: biaya perizinan, sewa tanah dan bangunan,
peralatan produksi, peralatan lain, dan kendaraan carry.
Biaya perijinan meliputi SIUP, SITU, ijin usaha industri dan wajib
daftar perusahaan yang masa berlakunya 5 tahun, sementara untuk ijin
Depkes dan NPWP yang berlaku selamanya. Jumlah biaya perijinan total
mencapai Rp1.750.000,-. Sewa tanah dan bangunan dibayarkan sekaligus
selama masa proyek yaitu 5 tahun, karenanya setiap tahun harus dikeluarkan
biaya amortisasi untuk komponen sewa tanah ini. Pada tahun-tahun tertentu
dilakukan reinvestasi untuk pembelian mesin atau peralatan produksi yang
umur ekonomisnya kurang dari 5 tahun. Jumlah biaya investasi keseluruhan
pada tahun ke nol adalah Rp259.200.000,-.
Komponen biaya investasi berurutan dari yang terbesar adalah
sewa tanah dan bangunan yaitu 46,3% dari total biaya investasi pada awal
usaha, kemudian diikuti biaya kendaraan carry yaitu sebesar 27%, peralatan
produksi yaitu sebesar 25,7% dan sisanya 1% adalah untuk investasi
pembelian peralatan lain dan perijinan. Kebutuhan biaya investasi dapat
dilihat pada tabel 5.2. Sedangkan, rincian biaya investasi dapat dilihat pada
lampiran 3.
Tabel 5.2. Kebutuhan Biaya Investasi
No Jenis Biaya Nilai RpPenyusutan
per thn
1 Perizinan 1,750,000 240,000
3 Sewa tanah dan bangunan 120,000,000 24,000,000
Gula Aren (Gula Semut Dan Gula Cetak)
33
5.4.2. Biaya Operasional
Biaya operasional merupakan biaya variabel yang besar kecilnya
dipengaruhi oleh jumlah produksi. Komponen dari biaya operasional adalah
pengadaan bahan baku, bahan pendukung, biaya pemasaran, biaya tenaga
kerja, biaya overhead pabrik, serta biaya administrasi dan umum. Biaya
operasional selama satu tahun dihitung berdasarkan jumlah hari untuk
produksi gula aren. Jumlah hari kerja dalam setahun adalah 300 hari (asumsi
yang digunakan adalah 25 hari kerja per bulan dan 12 bulan kerja dalam
setahun).
Biaya operasional yang diperlukan selama satu tahun mencapai
Rp1.107.017.500,-. Komponen biaya operasional berurutan dari yang
terbesar yaitu biaya bahan baku menyerap sebesar 81,3% dari total biaya
operasional per tahun, diikuti biaya overhead pabrik yaitu sebesar 13,2%
dan 5,5% sisanya adalah biaya bahan pendukung, pemasaran, tenaga kerja
serta administrasi dan umum.
Tenaga kerja yang digunakan adalah tenaga kerja tetap dan tidak
tetap. Tenaga kerja tetap terdiri dari seorang pimpinan dengan bayaran
Rp2.000.000,- per bulan, 2 orang tenaga administrasi gaji masing-masing
Rp800.000,- per bulan. Sedangkan tenaga kerja tidak tetap adalah 3 orang
yang masing-masing dibayar dengan upah sebesar Rp30.000,- per hari.
Jumlah biaya operasional untuk usaha gula aren disajikan pada tabel 5.3.
Selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 4.
2 Peralatan Produksi 66,700,000 13,850,000
3 Peralatan lain 750,000 150,000
4 Kendaraan carry 70,000,000 7,000,000
Jumlah Biaya Investasi 259,200,000 45,240,000
ASPEK KEUANGAN
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK)34
5.5. Kebutuhan Dana Investasi dan Modal Kerja
Besarnya dana modal kerja ditentukan berdasarkan kebutuhan dana
awal untuk satu kali siklus produksi. Usaha produksi gula aren mempunyai
siklus produksi (dari pembuatan sampai memperoleh penerimaan penjualan)
kurang lebih selama 25 hari atau 1 bulan. Sehingga kebutuhan dana modal
kerja adalah:
Dengan demikian total kebutuhan biaya untuk modal awal usaha
gula aren sebesar Rp351.451.458,- yang terdiri dari biaya investasi sebesar
Rp259.200.000,- dan modal kerja awal untuk 1 siklus produksi gula aren
(1 bulan/25 hari) yaitu sebesar Rp92.251.458,-. Dalam penelitian ini untuk
( )( ) ( )
,-92.251.458 Rp.
.500,-1.107.017. Rp. 30025
setahun loperasiona biayasetahun kerja hari
produksi sikluskerja modal danaKebutuhan
=
×
=
×=
Tabel 5.3: Kebutuhan Biaya Operasional
No Jenis Biaya Nilai
1 Bahan Baku 900,000,000
3 Bahan Pendukung 30,180,000
4 Pemasaran 3,600,000
5 Biaya Tenaga kerja 27,000,000
6 Biaya overhead pabrik 145,637,500
7 Biaya administrasi & umum 600,000
Jumlah Biaya 1,107,017,500
Biaya operasional per bulan 92,251,458
Gula Aren (Gula Semut Dan Gula Cetak)
35
kebutuhan dana investasi seluruhnya berasal dari modal sendiri sedangkan
modal kerja sebagian bersumber dari dana sendiri dan pembiayaan dari
LKS.
Diproyeksikan pembiayaan untuk modal kerja sebesar Rp70.000.000,-
yang bersumber dari pembiayaan LKS dan sisanya sebesar Rp22.251.458,-
berasal dari modal sendiri. Jangka waktu pembiayaan untuk modal kerja satu
tahun dan sesudahnya dapat diperpanjang sepanjang kinerja pembiayaannya
baik sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh LKS bersangkutan.
Dengan memperhitungkan besaran expected return bank sebesar 14%,
plafon pembiayaan LKS sebesar Rp 70.000.000,- dan proyeksi pendapatan
sebesar Rp1.290.000.000,- per tahun, maka diperoleh nisbah bank sebesar
0.76% dan nisbah nasabah sebesar 99,24%. Angsuran pokok pembiayaan
dilakukan pada akhir periode pembiayaan, sedangkan pembayaran nisbah
bank dilakukan setiap bulan berdasarkan pengakuan pendapatan. Kebutuhan
dana usaha gula aren selengkapnya dapat ditampilkan pada tabel 5.4 dan
lampiran 5, sedangkan proyeksi nisbah bank selengkapnya pada lampiran 6.
No Rincian Biaya Proyek Total Biaya (Rp)
1
Dana investasi yang bersumber dari
a. Pembiayaan
b. Dana sendiri
Jumlah dana investasi
-
259,200,000
259,200,000
2
Dana modal kerja yang bersumber dari
a. Pembiayaan
b. Dana sendiri
Jumlah dana modal kerja
70,000,000
22,251,458
92,251,458
3
Total dana proyek yang bersumber dari
a. Pembiayaan
b. Dana sendiri
Jumlah dana proyek
70,000,000
281,451,458
351,451,458
Tabel 5.4.: Kebutuhan Dana Investasi danModal Kerja Usaha Gula Aren
ASPEK KEUANGAN
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK)36
5.7. Proyeksi Laba Rugi dan Break Event Point (BEP)
Tingkat keuntungan atau profitabilitas dari usaha yang dilakukan merupakan
bagian penting dalam analisis keuangan dari rencana kegiatan investasi. Keuntungan
dihitung dari selisih antara penerimaan dan pengeluaran tiap tahunnya. Tabel pada
5.6. di bawah ini menunjukkan keuntungan (surplus) selama periode proyek.
5.6. Proyeksi Produksi Dan Pendapatan
Berdasarkan asumsi-asumsi di atas, maka kapasitas produksi usaha gula
aren per bulan adalah 12.500 kg gula aren semut dan 1.250 kg gula aren cetak,
sehingga selama satu tahun besarnya produksi adalah 150.000 kg gula aren
semut dan 15.000 kg gula aren cetak. Harga jual gula aren semut rata-rata
sebesar Rp8.000,-/kg, sedangkan untuk gula aren cetak Rp6.000,-/kg. Dengan
demikian, pendapatan yang dihasilkan dari produksi gula aren semut adalah
Rp1.200.000.000,-. dan gula aren cetak sebesar Rp90.000.000,- atau totalnya
(kotor) mencapai Rp1.290.000.000,- per tahun. Perhitungan produksi dan
pendapatan dapat dilihat pada tabel 5.5 atau lampiran 7.
No Uraian SatuanProduksi kg/bulan
Produksi kg/tahun
Harga Rp/kg
Nilai Rp/thn
1
Jenis Produk
Gula Cetak Kg 1,250 15,000 6,000 90,000,000
Gula Semut Kg 12,500 150,000 8,000 1,200,000,000
2 Total Pendapatan Kotor Per Tahun 1,290,000,000
Tabel 5. 5. Proyeksi Produksi dan Penjualan Gula Aren
Gula Aren (Gula Semut Dan Gula Cetak)
37
No Uraian Rata-rata
1 Pendapatan 1,290,000,000
2 Biaya Operasional Produksi 1,107,017,500
3 Laba Kotor 182,982,500
Nisbah pembiayaan 9,800,000
4 Laba Sebelum Pajak 173,182,500
Biaya Penyusutan 45,240,000
5 Laba Kena Pajak 127,942,500
Pajak 20,882,750
6 Laba Bersih 107,059,750
7 Profit margin (%) 8.30
Tabel 5.6.: Proyeksi Laba Rugi Rata-rata Per Tahun
Perhitungan proyeksi laba rugi (lampiran 8) menunjukkan bahwa laba rata-
rata selama periode proyek mencapai Rp 107.059.750,- per tahun dengan profit
margin rata-rata per tahun sebesar 8,30%.
Dengan mempertimbangkan biaya tetap, biaya variabel dan hasil penjualan
gula aren, maka diperoleh BEP rata-rata selama 3 tahun untuk usaha ini adalah
sebesar Rp 842.090.844,-. Nilai ini sama dengan jumlah BEP rata-rata produksi
sebesar 9.792 kg gula aren cetak dan 97.918 kg gula aren semut tiap tahunnya.
(lampiran 9)
5.8. Proyeksi Arus Kas
Untuk aliran kas (cash flow) dalam perhitungan ini dibagi dalam dua aliran,
yaitu arus masuk (cash inflow) dan arus keluar (cash outflow). Arus masuk
diperoleh dari penjualan produk gula aren selama satu tahun. Untuk arus keluar
meliputi biaya investasi, biaya operasional, termasuk angsuran pokok pembiayaan
ASPEK KEUANGAN
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK)38
yang dibayarkan pada akhir periode, nisbah pembiayaan dan pajak penghasilan.
Evaluasi kelayakan untuk usaha gula aren dengan pembiayaan musyarakah
dapat diukur dari tingkat kemampuan membayar kewajiban kepada LKS baik
nisbah bagi hasil maupun pokok pembiayaannya. Dari arus kas diketahui bahwa
pada tingkat nisbah bank sebesar 0,76%, usaha ini mampu membayar kewajiban
pembiayaannya dan menghasilkan keuntungan. Dengan demikian usaha
tersebut layak untuk dilaksanakan dan bisa dipertimbangkan untuk memperoleh
pembiayaan. Proyeksi arus kas untuk kelayakan usaha gula aren selengkapnya
ditampilkan pada lampiran 10.
Pada analisa kelayakan dapat juga memakai beberapa indikator yang umum
digunakan pada perhitungan konvensional. Indikator tersebut meliputi IRR (Internal Rate of Return), Net B/C Ratio (Net Benefit-Cost Ratio), PBP (Pay Back Period). Nilai
IRR misalnya bisa menjadi indikator untuk mengukur kelayakan usaha, semakin
tinggi nilai IRR maka usaha tersebut semakin berpeluang untuk menciptakan
keuntungan. Meskipun demikian, indikator tersebut hanya sebagai alat bantu
untuk menilai kelayakan suatu usaha.
5.9. Proyeksi Perolehan Nisbah Pembiayaan
Pola pembiayaan syariah yang digunakan dalam usaha gula aren adalah
musyarakah. Pada kesempatan ini ditampilkan satu contoh alternatif pembiayaan
yaitu untuk pengembangan usaha. Dari hasil perhitungan untuk tingkat nisbah
bank sebesar 0,76%, selama satu tahun pembiayaan modal kerja diproyeksikan
dapat menghasilkan nisbah kepada bank sebesar Rp.9.800.000,-. Selengkapnya,
perhitungan pengakuan hasil bagi (nisbah) dapat dilihat pada lampiran 6 dan
lampiran 11.
Sebagai contoh perhitungan nilai nisbah bank, apabila realisasi penjualan
pada bulan berjalan – n1 adalah sebesar Rp115.750.500, maka realisasi pembayaran
nisbah bulan ke-n adalah Rp879.345,-. Pembayaran nisbah bank pada praktiknya
dapat lebih tinggi atau lebih rendah dari proyeksi bank karena menyesuaikan
Gula Aren (Gula Semut Dan Gula Cetak)
39
dengan realisasi penjualan/pendapatan (revenue sharing) yang terjadi, sehingga
nisbah yang diperoleh dapat berfluktuasi. Selengkapnya contoh perhitungan
nisbah bagi hasil musyarakah dapat dilihat pada lampiran 11.
Penentuan nisbah mempertimbangkan nilai expected return bank dan
prospek usaha bersangkutan. Nilai dan prospek usaha tersebut secara periodik
dievaluasi oleh bank untuk menyesuaikan dengan perkembangan ekonomi dan
usaha/sektor usaha terkait. Sebagai gambaran, besaran nisbah yang berlaku pada
perbankan syariah dapat dilihat pada lampiran 12.
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
4141
BAB VIASPEK EKONOMI, SOSIAL DAN
DAMPAK LINGKUNGAN
6.1. Aspek Ekonomi dan Sosial
Dampak ekonomi dan sosial dari kegiatan produksi gula aren antara lain
sebagai berikut:
a) Menyediakan lapangan kerja bagi penduduk di sekitar sentra produksi gula
aren.
b) Meningkatkan nilai tambah yang dihasilkan dan diperoleh pengrajin dan
pengusaha gula aren.
c) Meningkatkan optimalisasi pemanfaatan potensi daerah penghasil gula aren.
d) Meningkatkan devisa negara melalui ekspor produk gula aren ke luar negeri.
e) Mendorong adanya penelitian dan pengembangan teknologi produksi gula
aren secara berkesinambungan
6.2. Aspek Dampak Lingkungan
Usaha produksi gula aren tidak menimbulkan dampak negatif bagi
lingkungan, bahkan menciptakan manfaat bagi lingkungan karena:
a) Tidak ada limbah berbahaya yang dihasilkan oleh industri gula aren.
b) Perakaran pohon aren sangatlah dalam, sehingga membantu mengangkat
unsur hara dari tanah yang dalam ke permukaan yang berakibat pada semakin
suburnya tanah disekitarnya. Itulah sebabnya di sekitar pohon aren, para
pengrajin dapat melakukan kegiatan bercocok tanam secara tumpang sari
untuk menambah penghasilan.
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
43
BAB VIIKESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan a. Industri kecil gula aren dilakukan secara kelompok oleh masyarakat pengrajin
di desa Hariang, kecamatan Sobang, kabupaten Lebak merupakan sumber
pendapatan keluarga bagi masyarakat.
b. Permintaan dan penawaran gula aren di pasar sangat fluktuatif. Permintaan
sangat tinggi pada saat menjelang bulan Ramadhan dan hari raya Idul Fitri.
Sedangkan penawaran juga bergantung pada curah hujan. Saat musim
kemarau, air nira yang dihasilkan sangat sedikit sehingga gula aren yang
diproduksi jumlahnya kecil tetapi secara kualitas sangat baik karena lebih kental,
dan sebaliknya di saat musim penghujan.
c. Daerah yang memiliki banyak pohon aren umumnya menjadi lokasi sentra
produksi gula aren baik gula aren cetak maupun gula aren semut. Hal ini karena
setelah diambil, nira hasil sadapan harus segera diolah. Mengingat daya tahan
nira aren setelah disadap hanya 3 jam sebelum menjadi asam akibat proses
fermentasi.
d. Terkait dengan replikasi usaha di wilayah lain, sepanjang tersedia bahan baku
pohon aren maka usaha gula aren dapat dilakukan. Ini mengingat, usaha gula
aren relatif tidak membutuhkan tenaga kerja yang memiliki keterampilan khusus,
peralatan yang digunakan sederhana dan hanya membutuhkan modal kecil
atau tidak sama sekali jika masyarakat mempunyai bahan bakunya sendiri.
e. Untuk memenuhi kebutuhan modal kerja usaha gula aren, dapat dipenuhi oleh
LKS sebagai salah satu alternatif sumber pembiayaan. Akad musyarakah sesuai
untuk pembiayaan modal kerja pada usaha gula aren. Hal ini karena pada
akad musyarakah pengusaha hanya membayar nisbah pembiayaan sedangkan
KESIMPULAN DAN SARAN
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK)44
pokok pembiayaan dapat dibayar pada akhir periode. Dengan demikian,
pengusaha dapat secara optimal memanfaatkan modal kerja selama jangka
waktu pembiayaan tanpa dibebani angsuran pokok tiap bulan. Selain itu, akad
musyarakah juga dapat diperpanjang jika telah jatuh tempo. Bagi LKS, akad
musyarakah merupakan salah satu cara untuk mitigasi risiko dalam pembiayaan
dengan pola bagi hasil, karena pada akad tersebut, baik pengusaha maupun
perbankan memiliki kontribusi sehingga risiko juga ditanggung bersama antara
LKS dengan nasabah.
f. Analisis aspek keuangan memperlihatkan bahwa untuk asumsi pengembangan
usaha gula aren, maka diperlukan modal usaha sebesar Rp351.451.458,- yang
terdiri dari modal investasi sebesar Rp259.200.000,- dan modal kerja sebesar
Rp92.251.458,-. Kebutuhan modal kerja pada usaha ini dapat bersumber
dari pembiayaan LKS dengan menggunakan akad musyarakah sebesar
Rp70.000.000,- dan pembiayaan dari modal sendiri sebesar Rp281.451.458.
g. Berdasarkan contoh perhitungan kelayakan keuangan, usaha gula aren layak
untuk diusahakan. Dengan masa proyek 5 tahun dan tingkat nisbah bank sebesar
0,76%, usaha ini dapat membayar kewajiban kepada LKS dan menghasilkan
keuntungan yang memadai bagi pengusahanya.
h. Pembiayaan dengan sistem bagi hasil untuk usaha-usaha yang memproduksi
barang, biasanya diawali dengan akad musyarakah dengan pertimbangan pada
akad ini baik pengusaha (nasabah) maupun bank mempunyai kontribusi modal
terhadap usaha sehingga masing-masing bertanggung jawab terhadap risiko
modal yang diberikan.
7.2. Saran a. Untuk meningkatkan dan memperbaiki mutu produk yang dihasilkan, maka
pengusaha perlu lebih memperdalam pengetahuan mengenai teknik produksi,
teknologi, dan informasi mengenai produksi gula aren yang efektif dan
higienis.
Gula Aren (Gula Semut Dan Gula Cetak)
45
b. Untuk meningkatkan produksi, perlu diadakan pembudidayaan bibit gula aren
secara intensif untuk menggantikan pohon aren yang sudah tidak produktif
lagi. Selain itu perlu adanya transfer teknologi pengolahan gula aren cetak
dan semut melalui pelatihan dan penyuluhan secara berkala dan pengenalan
teknologi tepat guna sehingga lebih efisien.
c. Untuk memperbaiki pola pemasaran, pengusaha sebaiknya mendapat pelatihan
mengenai strategi pemasaran yang baik untuk meningkatkan penjualan
produknya dan mendapatkan harga yang baik.
d. Pemenuhan kebutuhan modal kerja usaha gula aren sesuai dibiayai dengan
akad musyarakah.
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
47
DAFTAR PUSTAKA
BPS.1996-1999.Neraca Bahan Makanan.
Clive Gray.2007. Pengantar Evaluasi Proyek. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Departemen Pertanian. 2000-2002. Neraca Bahan Makanan.
Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Penanaman Modal Kab. Lebak.2005. Profil
Potensi Komoditi Gula Aren. Lebak.
Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 08/DSN-MUI/IV/2000 tanggal 13 April 2000
tentang Pembiayaan Musyarakah.2000. Dewan Syariah Nasional.
Husein Umar. 1997. Studi Kelayakan Bisnis: Manajemen, Metode, dan Kasus.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Peraturan Bank Indonesia No. 9/19/PBI/2007 tanggal 17 Desember 2007 tentang
Pelaksanaan Prinsip Syariah Dalam Kegiatan Penghimpunan Dana dan
Penyaluran Dana Serta Pelayanan Jasa Bank Syariah.2007. Bank Indonesia.
Peraturan Bank Indonesia No. 10/16/PBI/2008 tanggal 25 September 2008 tentang
Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia tentang Pelaksanaan Prinsip
Syariah Dalam Kegiatan Penghimpunan Dana dan Penyaluran Dana Serta
Pelayanan Jasa Bank Syariah.2008. Bank Indonesia.
Rachman, Benny, dkk, 2005. Kajian Sosial Ekonomi Gula Aren. Badan Pengkajian
Teknologi Pertanian (BPTP) Banten, Serang.
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK)48
DAFTAR WEBSITE
1. http://www.cuisinenet.com
2. http://www.ipb.ac.id
3. http://www.islamicfinanceonline.com
4. http://www.ifsb.org
5. http://www.isdb.org
6. http://www.bankislam.com.my
7. http://www.lariba.com
8. http://www.amss.net
49
LAMPIRAN
LAMPIRAN
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK)50
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Hal
1. Pengenalan Pola Pembiayaan Syariah .................................................... 51
2. Asumsi dan Parameter Usaha Gula Aren ............................................... 56
3. Biaya Investasi Usaha Gula Aren ............................................................ 57
4. Biaya Operasional Usaha Gula Aren ...................................................... 59
5. Kebutuhan Dana untuk Investasi dan Modal Kerja ................................. 60
6. Proyeksi Pembayaran Nisbah Pembiayaan ............................................. 62
7. Proyeksi Produksi dan Penjualan Gula Aren ............................................ 63
8. Proyeksi Laba Rugi Usaha ...................................................................... 64
9. Proyeksi Perhitungan BEP Usaha ........................................................... 65
10. Proyeksi Arus Kas dan Analisis Kelayakan Usaha ................................... 67
11. Contoh Perhitungan Nisbah Musyarakah .............................................. 69
12. Pola Pembiayaan Syariah pada Perbankan Syariah ................................. 70
Gula Aren (Gula Semut Dan Gula Cetak)
51
Lampiran 1. Pengenalan Pola Pembiayaan Syariah
Pembiayaan Syariah
Bank syariah menunjukkan pertumbuhan yang meningkat. Ini di dorong
oleh makin tumbuhnya kesadaran masyarakat untuk memilih produk yang
halal. Pun karena jumlah penduduk Muslim di Indonesia yang paling banyak di
dunia, merupakan potensi bagi keuangan syariah untuk menjadi bagian dalam
pembiayaan ekonomi masyarakat.
Prinsip pembiayaan syariah yang mendasar adalah:
1. Keadilan, pembiayaan saling menguntungkan baik pihak yang menggunakan
dana maupun pihak yang menyediakan dana
2. Kepercayaan, merupakan landasan dalam menentukan persetujuan
pembiayaan maupun dalam menghitung margin keuntungan maupun bagi
hasil yang menyertai pembiayaan tersebut.
Untuk mendukung prinsip-prinsip tersebut agar dapat berjalan jauh dari
prasangka, manipulasi, korupsi dan kolusi maka dibutuhkan informasi yang
memadai. Informasi ini menjadi data pendukung yang dapat digunakan untuk
mengambil keputusan yang proposional. Jenis informasi yang dimaksud antara
lain:
1. Informasi data nasabah
2. Informasi data penjualan / pembelian / penyewaan riil
3. Proyeksi laporan keuangan
4. Akad pembiayaan
Lebih lanjut penjelasan dari informasi yang dibutuhkan adalah sebagai
berikut:
LAMPIRAN
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK)52
a. Informasi data nasabah
Menyeleksi calon nasabah yang dapat dipercaya untuk memperoleh
pembiayaan dilakukan melalui uji kelayakan nasabah. Uji kelayakan bentuknya
berupa form pengisian yang memuat data pribadi dan data usaha calon nasabah.
Pengisian form dilakukan melalui wawancara secara individual dan kunjungan ke
tempat tinggal dan tempat usaha.
Informasi dari uji kelayakan ini sebagai pertimbangan apakah calon bisa
menjadi nasabah atau tidak. Sekaligus juga menentukan jenis pembiayaan yang
sesuai untuk nasabah bersangkutan.
b. Informasi data penjualan / pembelian / penyewaan riil
Informasi data penjualan/pembelian/ penyewaan riil merupakan data usaha
yang sudah terjadi di lapangan. Data riil ini menjadi dasar perhitungan dari akad
yang sudah disepakati. Dengan demikian tereliminer kerugian baik yang dirasakan
oleh debitur maupun kreditur karena pelaksanaan akad dilandasi dengan data
riil.
Informasi ini bentuknya berupa form isian, yang diisi secara rutin sesuai
dengan siklus usahanya oleh nasabah. Contoh bentuk form yang diberikan sesuai
dengan jenis usahanya dan kebijakan LKS masing-masing.
c. Proyeksi laporan keuangan
Proyeksi laporan keuangan merupakan pelengkap informasi dalam
menentukan persetujuan usulan pembiayaan usaha dari nasabah. Proyeksi dari
laporan keuangan yang dimaksud terdiri dari proyeksi arus kas, proyeksi laba (rugi)
dengan analisa kelayakan seperti NPV, IRR, BEP, B/C ratio, PBP, dll.
Proyeksi ini dibuat atas dasar asumsi-asumsi yang relatif tetap sepanjang
umur usaha yang dibiayai. Sedangkan dalam hukum syariah semua transaksi harus
Gula Aren (Gula Semut Dan Gula Cetak)
53
riil. Oleh sebab itu dalam menentukan besaran nominal untuk bagi hasil tidak bisa
merujuk pada hasil proyeksi (relatif tetap) tetapi harus merujuk pada transaksi riil
(relatif berfluktuasi sesuai dinamika usahanya).
d. Akad pembiayaan
Akad pembiayaan merupakan kesepakatan antara shahibul maal dan
mudharib. Akad ini sebagai landasan hukum syariah bagi transaksi pembiayaan.
Akad pembiayaan sesuai dengan jenis pembiayaan usaha nasabah.
Produk pembiayaan syariah bermacam-macam, sebagaimana tersaji pada
tabel di bawah ini:
Prinsip Dasar Jenis – jenis
Bagi Hasil (Profit Sharing)
Al-Musyarakah (Partnership, Project Financing and Participation)
Adalah penanaman dana dari shahibul maal (pemilik modal) untuk mencampurkan dana/modal mereka pada suatu usaha tertentu, dengan pembagian keuntungan berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya, sedangkan kerugian ditanggung semua shahibul maal berdasarkan bagian dana/modal masing-masing.
Al-Mudharabah (Trust Financing, Trust Investment)
Adalah akad kerjasama antara 2 pihak di mana pihak shahibul maal menyediakan modal dan pihak mudharib menjadi pengelola. Keuntungan usaha dibagi berdasarkan nisbah sesuai dengan kesepakatan. Pembagian nisbah dapat menggunakan metode bagi untung dan rugi (profit and loss sharing) atau metode bagi pendapatan (revenue sharing).
Tabel Pengenalan Produk Syariah
LAMPIRAN
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK)54
Al-Muzara’ah (Harverst-Yield Profit Sharing)
Adalah kerja sama pengolahan pertanian antara pemilik lahan dan penggarap, di mana pemilik lahan memberikan lahan pertanian kepada si penggarap untuk ditanami dan diperlihara dengan imbalan bagian tertentu dari hasil panen.
Al Musaqah (Plantation Management Fee Based on Certain Portion of Yield)
Adalah bentuk sederhana dari Al-muzara’ah di mana si penggarap hanya bertanggungjawab atas penyiraman dan pemeliharaan. Sebagai imbalan, si penggarap berhak atas nisbah tertentu dari hasil panen.
Jual Beli (Sale and Payment Sale)
Bai’ Al Murabahah (Deferred Payment Sale)
Adalah akad jual beli antara sebesar harga pokok barang ditambah dengan margin keuntungan yang disepakati.Barang yang dimaksud adalah barang yang diketahui jelas kuantitas, kualitas dan spesifikasinya
Bai’ as Salam (in front Payment Sale)
Adalah jual beli barang dengan cara pemesanan dengan syarat-syarat tertentu dengan pembayaran tunai terlebih dahulu secara penuh.
Bai’ Al – Istishna’ (Purchase by Order or Manufacture)
Jual beli barang dalam bentuk pemesanan pembuatan barang dengan criteria dan persyaratan tertentu yang disepakati dengan pembayaran sesuai dengan kesepakatan
Sewa (Operational Lease and Financial Lease)
Al-Ijarah (operational Lease)
Adalah transaksi sewa menyewa atas suatu barang dan atau upah mengupah atas suatu jasa dalam waktu tertentu melalui pembayaran sewa atau imbalan jasa.
Gula Aren (Gula Semut Dan Gula Cetak)
55
AL- Ijarah Al Muntahia bit – Tamlik (Financial Lease with Purchase Option)
Adalah sejenis perpaduan antara kontrak jual beli dan sewa atau akad sewa yang diakhiri dengan kepemilikan barang ditangan si penyewa.
Jasa(Fee-Based Services)
Al Wakalah (Deputyship)
Adalah penyerahan, pedelegasian atau pemberian mandat kekuasaan oleh seseorang kepada orang lain dalam hal-hal yang diwakilkan
Al-Kafalah (Guaranty)
Merupakan jaminan yang diberikan oleh penanggung kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung, atau mengalihkan tanggungjawab seseorang yang dijamin dengan berbegang pada tanggungjawab orang lain sebagai penjamin.
Al-Hawalah (Transfer service)
Adalah pengalihan hutang dari orang yang berhutang kepada orang lain yang wajib menanggungnya
Ar-Rahn (Mortgage)
Adalah menahan salah satu harta milik si peminjam sebagai jaminan atas pinjaman yang diterima. Barang yang ditahan tersebut memiliki nilai ekonomis
Al-qardh (soft and Benevolent Loan)
Adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih atau diminta kembali atau dengan kata lain meminjamkan tanpa mengharapkan imbalan
LAMPIRAN
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK)56
Lampiran 2. Asumsi dan Parameter untuk Analisis Keuangan Usaha Gula Aren
*) Gula aren setengah jadi yang dihasilkan pengrajin
**) Harga rata-rata sepanjang tahun (rata-rata terbobot dari harga masing-masing musim)
***) Jumlah hari kerja perbulan dikali upah harian (Rp 30.000 per hari)
****) Data per Desember 2009 dari Bank Syariah
NoAsumsi
Jumlah (Nilai)
Satuan Keterangan
1 Periode proyek 5 tahun Periode 5 tahun
2 Jumlah hari kerja per bulan 25 hari
3 Jumlah bulan kerja per tahun 12 bulan
4 Skala Usaha Untuk satu hari
a. Bahan baku *) 600 kg
b. Output produksi
• Gula Cetak 50 kg
• Gula Semut 500 kg
5 Harga produk **)
• Gula Cetak 6,000 Rp/kg
• Gula Semut 8,000 Rp/kg
6 Harga Bahan Baku **) 5,000 Rp/kg
7 Upah tenaga kerja Untuk satu bulan
• Pimpinan 2,000,000 Rp/bulan
• Tenaga kerja administrasi 800,000 Rp/bulan
• Tenaga kerja harian ***) 30,000 Rp/hari
8 Biaya pemeliharaan 5% %/thn dari nilai peralatan dan
mobil
9 Expected Return Bank 14% % efektif****)
Gula Aren (Gula Semut Dan Gula Cetak)
57
Lam
pir
an 3
. Bi
aya
Inve
stas
i Usa
ha G
ula
Are
n
No
Jeni
s Bi
aya
Satu
anJu
mla
hH
arga
sa
tuan
Rp
Nila
iU
mur
ek
onom
isPe
nyus
utan
pe
r th
nN
ilai S
isa
Rp
1Perizinan
Berkas
• SI
UP1
300,000
300,000
5 6
0,00
0
• SI
TU1
300,000
300,000
5 6
0,00
0
• Iz
in U
saha
Indu
stri
1300,000
300,000
5 6
0,00
0
• W
ajib
Daf
tar P
erus
ahaa
n1
300,000
300,000
5 6
0,00
0 -
• Iz
in D
epke
s1
300,000
300,000
selamanya
- -
• N
PWP
1250,000
250,000
selamanya
- -
Sub
jum
lah
1,750,000
240
,000
-
2Se
wa
tana
h da
n ba
ngun
anth
n5
24,0
00,0
00120,000,000
524
,000
,000
3Pe
rala
tan
Prod
uksi
• M
esin
gili
ngan
unit
25,000,000
10,000,000
52,000,000
-
• O
ven
unit
115,000,000
15,000,000
53,000,000
-
• Ko
mpo
r utk
Ove
nun
it1
5,000,000
5,000,000
51,000,000
• Lo
yang
alu
min
ium
unit
60250,000
15,000,000
53,000,000
-
• Ce
taka
n un
it20
10,000
200,000
2100,000
100
,000
• M
esin
aya
kan
unit
120,000,000
20,000,000
54,
000,
000
-
• Ay
akan
man
ual
unit
6250,000
1,500,000
2750,000
750
,000
Sub
jum
lah
66,7
00,0
0013,850,000
850,000
LAMPIRAN
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK)58
Reka
p Ju
mla
h Bi
aya
Inve
stas
i
No
Jen
is B
iaya
Nila
iPe
nyu
suta
n
1Pe
rizin
an1,
750,
000
240
,000
3Se
wa
tana
h da
n ba
ngun
an12
0,00
0,00
0 2
4,00
0,00
0
2Pe
rala
tan
Prod
uksi
66,7
00,0
0013
,850
,000
3Pe
rala
tan
lain
750,
000
150,
000
4Ke
ndar
aan
carr
y70
,000
,000
7,00
0,00
0
Jum
lah
Biay
a In
vest
asi
259,
200,
000
45,2
40,0
00
No
Jeni
s Bi
aya
Satu
anJu
mla
hH
arga
sa
tuan
Rp
Nila
iU
mur
ek
onom
isPe
nyus
utan
pe
r th
nN
ilai S
isa
Rp
4Pe
rala
tan
lain
• Ti
mba
ngan
5 k
gun
it3
150,000
450,
000
590,000
-
• Ti
mba
ngan
25
kgun
it1
300,000
300,000
560
,000
-
Sub
jum
lah
750,000
150,000
-
5Ke
ndar
aan
carry
unit
170,000,000
70,000,000
107,000,000
35,
000,
000
Jum
lah
biay
a in
vest
asi
259,200,000
45,2
40,0
0035,850,000
Gula Aren (Gula Semut Dan Gula Cetak)
59
Lam
pir
an 4
. Bi
aya
Ope
rasi
onal
Usa
ha G
ula
Are
n
No
Jeni
s Bi
aya
Satu
anJu
mla
hpe
r bu
lan
Har
ga/
satu
anBi
aya
per
bula
nN
ilai
1 th
n (R
p)
1Ba
han
Baku
gul
a ce
tak
kg 1
5,00
0 5
,000
7
5,00
0,00
0 9
00,0
00,0
00
2Ba
han
Pend
ukun
g
• M
inya
k ta
nah
Lite
r 1
80
3,5
00
630
,000
7
,560
,000
• K
anto
ng p
last
ik
kg
30
12,
000
360
,000
4
,320
,000
• K
arun
g b
uah
175
7
,000
1
,225
,000
1
4,70
0,00
0
• K
ayu
baka
r ik
at
100
3
,000
3
00,0
00
3,6
00,0
00
Sub
jum
lah
2,5
15,0
00
30,
180,
000
3Pemasaran
pake
t 1
3
00,0
00
300
,000
3
,600
,000
4Te
naga
Ker
ja P
rodu
ksi
oran
g3
30,
000
2,2
50,0
00
27,
000,
000
5O
verh
ead
pabr
ik (B
OP)
• Pi
mpi
nan
oran
g1
2,0
00,0
00
2,0
00,0
00
24,
000,
000
• Te
naga
ker
ja a
dmin
istra
sior
ang
2 8
00,0
00
1,6
00,0
00
19,
200,
000
• Pe
mbe
lian
waj
anpe
r tah
un 1
50,0
00
12,
500
150
,000
• Pe
mbe
lian
peng
aduk
per t
ahun
15,
000
1,2
50
15,
000
• Li
strik
per b
ulan
1
300
,000
3
00,0
00
3,6
00,0
00
• Tr
ansp
orta
sipe
r bul
an 1
7
,500
,000
7
,500
,000
9
0,00
0,00
0
• Te
lpon
per b
ulan
1
150
,000
1
50,0
00
1,8
00,0
00
• Bi
aya
Pem
elih
araa
npe
r tah
un 1
6
,872
,500
5
72,7
08
6,8
72,5
00
Sub
jum
lah
12,
136,
458
145
,637
,500
6Bi
aya
adm
inist
rasi
& um
umBu
lan
1
50,
000
50,
000
600
,000
Jum
lah
92,
251,
458
1,1
07,0
17,5
00
LAMPIRAN
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK)60
No Rincian Biaya Proyek Total Biaya
1 Dana investasi yang bersumber dari
a. Pembiayaan -
b. Dana sendiri 259,200,000
Jumlah dana investasi 259,200,000
2 Dana modal kerja yang bersumber dari
a. Pembiayaan 70,000,000
b. Dana sendiri 22,251,458
Jumlah dana modal kerja 92,251,458
3 Total dana proyek yang bersumber dari
a. Pembiayaan 70,000,000
b. Dana sendiri 281,451,458
Jumlah dana proyek 351,451,458
Lampiran 5. Kebutuhan Dana Untuk Investasi dan Modal Kerja
Rekap Jumlah Biaya Operasional Per Tahun
No Jenis Biaya Nilai
1 Bahan Baku 900,000,000
3 Bahan Pendukung 30,180,000
4 Pemasaran 3,600,000
5 Biaya Tenaga kerja 27,000,000
6 Biaya overhead pabrik 145,637,500
7 Biaya administrasi & umum 600,000
Jumlah Biaya 1,107,017,500
Biaya operasional per bulan= 92,251,458
Gula Aren (Gula Semut Dan Gula Cetak)
61
Keterangan: Proyeksi Penjualan per tahun 1,290,000,000 Proyeksi Penjualan per bulan 107,500,000 Pembiayaan bank untuk modal kerja ± 80%: Pembiayaan bank 70,000,000 Expected return bank 14% Expected return bank dalam rupiah 9,800,000 Nisbah Bank 0.76% Nisbah nasabah 99.24%
Perhitungan Kebutuhan Dana Modal Kerja
Besarnya dana modal kerja ditentukan berdasarkan kebutuhan dana awal untuk satu kali siklus produksi. Usaha produksi gula aren mempunyai siklus produksi (dari pembuatan sampai memperoleh penerimaan dari penjualan) kurang lebih selama 25 hari atau 1 bulan. Sehingga kebutuhan dana modal kerja adalah:
( )( ) ( )
,-92.251.458 Rp.
.500,-1.107.017. Rp. 30025
setahun loperasiona biayasetahun kerja hari
produksi sikluskerja modal danaKebutuhan
=
×
=
×=
LAMPIRAN
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK)62
Lampiran 6. Proyeksi Pembayaran Nisbah Pembiayaan
Nilai Pembiayaan Modal Kerja 70,000,000 Jangka waktu pembiayaan (bln) 12Expected return bank 14%Prakiraan Penjualan (bln) 107,500,000 Nisbah Bank 0.76%
Keterangan:1. Angsuran pokok pembiayaan dilakukan pada akhir periode pembiayaan, sehingga angsuran
bulanan hanya berupa pembayaran nisbah saja 2. Jangka waktu pembiayaan selama satu tahun dan dapat diperpanjang dua kali (jadi total 3 kali)
melalui perpanjangan akad setiap tahunnya. Pada contoh asumsi sampai 3 (tiga) tahun dengan perpanjangan setiap tahun
3. Perhitungan nisbah pada contoh di atas berdasarkan asumsi bahwa realisasi penjualan dan besar pembiayaan sebagai dasar perhitungan nisbah adalah tetap sepanjang masa akad pembiayaan dan perpanjangannya.
Meskipun demikian, pada prakteknya, pembayaran nisbah a.l. dihitung berdasarkan realisasi penjualan (pendapatan) tiap bulan yang jumlahnya dapat berbeda-beda.
4. Contoh perhitungan pengakuan nisbah bagi hasil dapat dilihat pada lampiran - 10.
Bulan Angsuran Pokok Nisbah bank Total Angsuran Saldo Awal Saldo Akhir
1 - 816,667 816,667 70,000,000 70,000,000
2 - 816,667 816,667 70,000,000 70,000,000
3 - 816,667 816,667 70,000,000 70,000,000
4 - 816,667 816,667 70,000,000 70,000,000
5 - 816,667 816,667 70,000,000 70,000,000
6 - 816,667 816,667 70,000,000 70,000,000
7 - 816,667 816,667 70,000,000 70,000,000
8 - 816,667 816,667 70,000,000 70,000,000
9 - 816,667 816,667 70,000,000 70,000,000
10 - 816,667 816,667 70,000,000 70,000,000
11 - 816,667 816,667 70,000,000 70,000,000
12 70,000,000 816,667 70,816,667 70,000,000 -
70,000,000 9,800,000 79,800,000
Gula Aren (Gula Semut Dan Gula Cetak)
63
Lam
pir
an 7
. Pr
oyek
si P
rodu
ksi d
an P
enju
alan
Gul
a A
ren
No
Ura
ian
Satu
anPr
od
uks
i kg
/b
ula
nPr
od
uks
i kg
/tah
un
Har
ga
Rp
/kg
Nila
i R
p/t
hn
1Je
nis
Prod
uk
• G
ula
Ceta
kKg
1,2
50
15,
000
6,0
00
90,
000,
000
• G
ula
Sem
utKg
12,
500
150
,000
8
,000
1
,200
,000
,000
2To
tal P
enda
pata
n Ko
tor P
er Ta
hun
1,290,000,000
3To
tal P
enda
pata
n Ko
tor P
er b
ulan
107
,500
,000
LAMPIRAN
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK)64
No
Ura
ian
TAH
UN
Rata
-rat
a1
23
1Pe
ndap
atan
1,29
0,00
0,00
01,
290,
000,
000
1,29
0,00
0,00
01,
290,
000,
000
2Bi
aya
Ope
rasi
onal
Pro
duks
i1,
107,
017,
500
1,10
7,01
7,50
01,
107,
017,
500
1,10
7,01
7,50
0
3La
ba K
otor
182,
982,
500
182,
982,
500
182,
982,
500
182,
982,
500
Nis
bah
pem
biay
aan
9,80
0,00
0 9
,800
,000
9
,800
,000
9,
800,
000
4La
ba S
ebel
um P
ajak
173,
182,
500
173,
182,
500
173,
182,
500
173,
182,
500
Biay
a Pe
nyus
utan
45,2
40,0
0045
,240
,000
45,2
40,0
0045
,240
,000
5La
ba K
ena
Paja
k12
7,94
2,50
012
7,94
2,50
012
7,94
2,50
012
7,94
2,50
0
Paja
k20
,882
,750
20,8
82,7
5020
,882
,750
20,8
82,7
50
6La
ba B
ersi
h10
7,05
9,75
010
7,05
9,75
010
7,05
9,75
010
7,05
9,75
0
7Pr
ofit m
argi
n (%
)8.
308.
308.
30 8
.30
Lam
pir
an 8
. Pr
oyek
si L
aba
Rugi
Usa
ha
Shar
eN
ilai L
aba
Ken
a Pa
jak
0.10
50000000
50000000
50000000
50000000
50000000
0.15
50000000
50000000
50000000
50000000
50000000
0.30
27,9
42,5
0027
,942
,500
27,9
42,5
0037
,742
,500
37,7
42,5
00
Paja
k20,882,750
20,882,750
20,882,750
23,822,750
23,822,750
Gula Aren (Gula Semut Dan Gula Cetak)
65
No
Ura
ian
TAH
UN
12
3
1Ha
sil P
enju
alan
Pro
duk
1,290,000,000
1,290,000,000
1,290,000,000
2Bi
aya
Varia
bel
Baha
n Ba
ku900,000,000
900,000,000
900,000,000
Baha
n Pe
nduk
ung
30,180,000
30,180,000
30,180,000
Biay
a Pe
mas
aran
3,60
0,00
03,
600,
000
3,60
0,00
0
Biay
a Te
naga
Ker
ja L
angs
ung
27,000,000
27,000,000
27,000,000
Paja
k20,882,750
20,882,750
20,882,750
Tota
l Bia
ya V
aria
bel
981,
662,
750
981,
662,
750
981,
662,
750
3Bi
aya
Teta
p
Biay
a ov
erhe
ad p
abrik
(BO
P)14
5,63
7,50
014
5,63
7,50
014
5,63
7,50
0
Biay
a ad
min
istra
si &
umum
600,
000
600,
000
600,
000
Biay
a pe
nyus
utan
45,
240,
000
45,
240,
000
45,
240,
000
Nisb
ah p
embi
ayaa
n9,800,000
9,8
00,0
00
9,8
00,0
00
Tota
l Bia
ya T
etap
201,
277,
500
201,
277,
500
201,
277,
500
4BE
P N
ilai p
enju
alan
(Rp)
842,
090,
844
842,
090,
844
842,
090,
844
5BE
P Pr
oduk
si (k
g)
•
Gul
a Ce
tak
9,792
9,792
9,792
•
Gul
a Se
mut
97,918
97,918
97,918
Lam
pir
an 9
. Pr
oyek
si P
erhi
tung
an B
EP U
saha
LAMPIRAN
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK)66
Jenis BEP (rata-rata) Nilai BEP
1 Nilai penjualan (Rp) 842,090,844
2 Persentase (%) 63.21
2 Produksi (kg)
• Gula Cetak 9,792
• Gula Semut 97,918
Gula Aren (Gula Semut Dan Gula Cetak)
67
Ura
ian
TAH
UN
01
23
Inflo
w
a. P
enda
pata
n -
1,290,000,000
1,290,000,000
1,290,000,000
b. D
ana
send
iri28
1,45
1,45
8 -
- -
c. Pe
mbi
ayaa
n in
vest
asi
- -
- -
d. P
embi
ayaa
n m
odal
ker
ja70,000,000
- -
-
e. N
ilai s
isa -
- -
124
,630
,000
Tota
l Infl
ow35
1,45
1,45
81,290,000,000
1,290,000,000
1,41
4,63
0,00
0
Tota
l Infl
ow u
ntuk
IRR
- 1,290,000,000
1,290,000,000
1,41
4,63
0,00
0
Out
flow
a. In
vest
asi/r
e-in
vest
asi
259,200,000
- 1,700,000
-
b. M
odal
ker
ja92
,251
,458
c. Bi
aya
oper
asio
nal
1,107,017,500
1,107,017,500
1,107,017,500
d. A
ngsu
ran
poko
k -
- 7
0,00
0,00
0
e. N
isbah
pem
biay
aan
bank
9,800,000
9,8
00,0
00
9,8
00,0
00
f. Pa
jak
20,882,750
20,882,750
20,882,750
Tota
l Out
flow
351,
451,
458
1,137,700,250
1,13
9,40
0,25
01,207,700,250
Tota
l Out
flow
unt
uk IR
R35
1,45
1,45
81,127,900,250
1,12
9,60
0,25
01,127,900,250
Lam
pir
an 1
0. P
roye
ksi A
rus
Kas
dan
Ana
lisis
Kel
ayak
an U
saha
LAMPIRAN
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK)68
Ura
ian
TAH
UN
01
23
Cash
flow
- 152,299,750
150,599,750
206,
929,
750
Kum
ulat
if ca
shflo
w -
152,299,750
302,899,500
509,829,250
Kum
ulat
if ca
shflo
w (-
nila
i sisa
)0
152,299,750
302,899,500
385,199,250
Cash
flow
unt
uk IR
R-3
51,4
51,4
5816
2,09
9,75
016
0,39
9,75
028
6,72
9,75
0
PV B
enefi
t -
1,13
1,57
8,94
799
2,61
3,11
295
4,83
4,95
6
PV C
ost
351,
451,
458
989,
386,
184
869,
190,
713
761,
300,
542
PV C
ashfl
ow-3
51,4
51,4
5814
2,19
2,76
312
3,42
2,39
919
3,53
4,41
4
Kum
ulat
if PV
Cas
hflow
-351
,451
,458
-209
,258
,695
-85,
836,
296
107,
698,
118
Gula Aren (Gula Semut Dan Gula Cetak)
69
Lampiran 11. Contoh Perhitungan Nisbah Musyarakah
Contoh Perhitungan Pembayaran Nisbah Bulan Ke-n1 dan Bulan ke - n2
Nama Nasabah : Fatimah
Ekspektasi penjualan per bulan : 107,500,000
Plafon pembiayaan : 70,000,000
Nisbah bagi hasil bank : 0.76%
Realisasi penjualan bulan ke - n1 : 115,750,500
Nisbah bagi hasil bank bulan ke - n1 : 879,345
Realisasi penjualan bulan ke - n2 : 95,465,500
Nisbah bagi hasil bank bulan ke - n2 : 725,242
Keterangan:
1. Pembayaran nisbah pada bulan ke-n1 sesuai realisasi penjualan = Rp 879.345,-
2. Pembayaran nisbah pada bulan ke-n2 sesuai realisasi penjualan = Rp 725.242,-
3. Pembayaran nisbah dapat lebih tinggi atau lebih rendah dari proyeksi bank karena
sesuai dengan realisasi penjualan (pendapatan) yang terjadi, sehingga nisbah yang
diperoleh dapat berfluktuasi
LAMPIRAN
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL SYARIAH (PPUK)70
No
Para
met
erB
esar
an *
)
BR
IB
MI
BSM
BSM
IB
NIS
1Be
sar
rata
-rat
a (k
isar
an
terk
ecil
dan
terb
esar
) m
argi
n ya
ng d
iber
ikan
sa
mpa
i saa
t in
i
9.45
% -
18
.26%
(flat
rat
e p.
a)
19%
- 2
2%ef
f. p
.a19
% -
22%
eff.
p.a
(ter
gant
ung
jang
ka w
aktu
pe
mbi
ayaa
n)
15%
- 2
4%
eff.
p.a
.9,
00%
-
10,0
0%(fl
at r
ate
p.a)
2Be
sar
rata
-rat
a (k
isar
an
terk
ecil
dan
terb
esar
) ni
sbah
bag
i has
il ya
ng
dibe
rikan
sam
pai
seka
rang
men
yesu
aika
n dg
n ba
se r
ate
yg a
da d
i BRI
, yi
:17
% -
24%
eff.
Rat
e p.
a
(95%
- 5
%) -
(7
7% -
23%
)ki
sara
n ba
gsi
deng
an e
kspe
ktas
i re
turn
ban
k:16
,08%
- 1
9.08
%p.
a. e
ffek
tifA
dapu
n ni
sbah
ba
nk t
erga
ntun
g pe
rban
ding
an
anta
ra e
ksp.
ba
nk d
an r
ealis
asi
penj
uala
n na
saba
h
Nas
abah
: 0,
3% -
85
,3%
Ban
k:14
,7%
-
99,7
%
Terg
antu
ng
Reve
nue
atau
Pro
fit
mud
harib
D
enga
n pa
toka
n ex
pect
ed
retu
rn b
ank
berk
isar
14%
-
18%
p.a
3Be
sar
rata
-rat
a (k
isar
an
terk
ecil
dan
terb
esar
) ija
rah
dan
istis
hna’
ya
ng d
iber
ikan
sam
pai
seka
rang
9.45
%
-18.
26%
(fl
at r
ate
p.a)
19%
- 2
2%19
% -
22%
ef
f. p
.a (t
erga
ntun
g ja
ngka
wak
tu
pem
biay
aan)
belu
m a
da
port
folio
nya
belu
m a
da
port
folio
nya
Ket
eran
gan
:
*)
Dat
a pe
r bu
lan
Juni
200
6
1 BR
I = B
ank
Raky
at In
done
sia
2 BM
I = B
ank
Mua
mal
at In
done
sia
3 BS
M =
Ban
k Sy
aria
h M
andi
ri
4 BS
MI =
Ban
k Sy
aria
h M
ega
Indo
nesi
a
5 BN
IS =
Ban
k N
egar
a In
done
sia
Syar
iah
Lam
pir
an 1
2. P
ola
Pem
biay
aan
Syar
iah
pada
Per
bank
an S
yaria
h