poli orhopedi dan traumatologi pasg

16
LAPORAN PENDAHULUAN “PNEUMATIC ANTI-SHOCK GARMENT” disusun guna memenuhi tugas pada Program Pendidikan Profesi Ners(P3N) Stase Keperawatan Medikal Bedah Oleh Luluk Minarsih, S. Kep NIM 092311101051

Upload: luluk-minarsih

Post on 21-Dec-2015

129 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

pasg

TRANSCRIPT

Page 1: Poli Orhopedi Dan Traumatologi Pasg

LAPORAN PENDAHULUAN

“PNEUMATIC ANTI-SHOCK GARMENT”

disusun guna memenuhi tugas pada Program Pendidikan Profesi Ners(P3N)

Stase Keperawatan Medikal Bedah

Oleh

Luluk Minarsih, S. Kep

NIM 092311101051

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS JEMBER

2015

Page 2: Poli Orhopedi Dan Traumatologi Pasg

“PNEUMATIC ANTI-SHOCK GARMENT”

Banyak pasien dengan fraktur terbuka mengalami cedera ganda dan syok

hebat. Terapi yang tepat di tempat kecelakaan sangat penting. Luka harus ditutup

dengan pembalut steril atau bahan yang bersih dan dibiarkan tidak terganggu

hingga pasien mencapai bagian rawat kecelakaan.

Pada kasus fraktur terbuka diperlukan ketepatan dan kecepatan diagnosis pada

penanganan agar komplikasi terhindar dari kematian atau kecacatan.

Penatalaksanaan fraktur terbuka derajat III meliputi tindakan life saving dan life

limb dengan resusitasi sesuai dengan indikasi, pembersihan luka dengan irigasi,

eksisi jaringan mati dan debridement, pemberian antibiotik (sebelum, selama, dan

sesudah operasi), pemberian anti tetanus, penutupan luka, stabilisasi fraktur dan

fisioterapi.

Prinsip penanganan fraktur terbuka derajat III secara umum adalah sebagai

berikut :

1. Pertolongan pertama

Secara umum adalah untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri dan

mencegah gerakan-gerakan fragmen yang dapat merusak jaringan

sekitarnya. Stabilisasi fraktur bisa menggunakan splint atau bandage yang

mudah dikerjakan dan efektif. Luka ditutup dengan material yang bersih

dan steril. Pengelolaan awal yang dilakukan pada disrupsi pelvis yang

berat adalah hentikan perdarahan dan resusitasi cairan. Penghentian

perdarahan dilakukan dengan stabilisasi mekanik dari pelvic ring dengan

external counter pressure (pneumatic anti shock garment=PSAG).

2. Resusitasi

Penatalaksanaan sesuai dengan ATLS (Advance Trauma Life Support)

dengan memberikan penanganan sesuai prioritas (resusitasi), bersamaan

itu pula dikerjakan penanganan fraktur terbuka agar terhindar dari

komplikasi. Kehilangn banyak darah pada frkatur terbuka derajat III dapat

mengakibatkan syok hipovolemik dan dapat diperberat oleh rasa nyeri

yang dapat menyebabkan syok neurogenik. Tindakan resusitasi dilakukan

Page 3: Poli Orhopedi Dan Traumatologi Pasg

dilakukan bila ditemukan tanda syok hipovolemik, gangguan nafas atau

denyut jantung karena fraktur terbuka seringkali bersamaan dengan cedera

organ lain. Penderita diberikan resusitasi cairan Ringer Laktat atau

transfusi darah dan pemberian analgetik selama tidak ada kontraindikasi.

Pemeriksaan radiologis dilakukan setelah pasien stabil.

3. Penilaian awal

4. Terapi antibiotik dan anti tetanus serum (ATS)

5. Debridement

6. Penanganan jaringan lunak

7. Penutupan luka

8. Stabilitas fraktur

A. Pengertian Pneumatic Anti Shock Garment

Pneumatic Antishock Garment merupakan sebuah perangkat garmen

yang ditempatkan di kaki pasien dan perut (memiliki 2 ruang terpisah) untuk

memberikan perawatan darurat syok dan juga pemantauan khusus misalnya,

penggantian volume dan transfusi. Baju tiup ini digunakan untuk memerangi

shock, menstabilkan patah tulang bagian bawah, meningkatkan hemostasis

dan meningkatkan resistensi pembuluh darah perifer (http://medical-

dictionary.thefreedictionary.com/pneumatic+antishock+garment)

Pneumatic Antishock Garment merupakan pakaian dirancang untuk

memperbaiki perdarahan internal dan hipovolemia (volume darah rendah)

Page 4: Poli Orhopedi Dan Traumatologi Pasg

dengan penerapan tekanan kontra di sekitar kaki dan perut. Tekanan ini

menciptakan tahanan perifer dan membantu mempertahankan perfusi

koroner. Ini harus diterapkan sesegera mungkin setelah cedera, sebaiknya

sebelum klien ditransfer ke gawat darurat

(http://what-when-how.com/nursing/emergency-care-and-first-aid-safety-in-

the-healthcare-facility-nursing-part-5/).

Pneumatic Antishock Garment atau pakaian anti syok adalah pakaian

yang dirancang untuk menghasilkan tekanan pada bagian bawah sehingga

mencegah pengumpulan darah di kaki dan perut. Pakaian ini digunakan ketika

pasien megalami penurunan kesadaran, tekanan darah rendah dan

menunjukkan adanya tanda-tanda gangguan pernafasan. Pakaian ini dapat

menstabilkan patah tulang panggul, meningkatkan homeostatis,

meningkatkan resistensi pembulu darah perifer.

Baju yang dapat menggembung ini diletakkan pada ekstremitas bawah

dan sekitar pelvis dan abdomen, dan digembungkan sampai tekanan darah

stabil. Baju ini bekerja dengan cara meningkatkan resistensi darah perifer.

Pada keadaan dimana terjadi fraktur pelvis, komponen yang terletak di

abdomen bekerja sebagai pneumatic splint dan menurunkan pergerakan dari

fraktur pelvis. Hal ini mencegah terjadinya disrupsi yang lebih berat dan

merusak pembekuan darah yang telah terjadi.

B. Indikasi Pneumatic Anti Shock Garment

Indikasi absolut pemakaian perangkat antishok pada syok hipovolemi

adalah tekanan darah sistolik kurang dari 80 mmHg. Indikasi relatif adalah

tekanan darah kurang dari 100 mmHg. Perbedaannya tergantung atas umur,

jenis kelamin dan ukuran penderita. Penderita berusia lanjut, khususnya

wanita tua berbadan kecil dapat memberikan tekanan darah sistolik normal

antara 80-100 mmHg, Pakaian ini kurang pas bila digunakan apalagi tidak

ada tanda gejala syok (Boswick, John A. 1988).

Indikasi penggunaan Pneumatic Anti Shock Garment antara lain

(http://www.co.pierce.wa.us/DocumentCenter/View/7974) :

Page 5: Poli Orhopedi Dan Traumatologi Pasg

a. Hipovolemik Syok (terjadi kehilangan cairan dengan cepat yang berakhir

pada kegagalan beberapa organ, disebabkan oleh volume sirkulasi yang

tidak adekuat dan berakibat pada perfusi yang tidak adekuat)

1. Hipotensi terkait dengan dugaan perdarahan intraabdominal.

2. Hipotensi terkait dengan dugaan perdarahan retroperitoneal.

3. Luka bakar digunakan lembar bersih di bawah PASG.

b. Vasogenik Syok (terjadi ketika volume darah secara abnormal berpindah

tempat dalam vaskulatur seperti ketika darah berkumpul dalam pembuluh

darah perifer)

1. Neurogenik (Pada syok neurogenik, vasodilatasi terjadi sebagai akibat

kehilangan tonus simpatis. Kondisi ini dapat disebabkan oleh cedera

medula spinalis, anastesi spinal, dan kerusakan sistem saraf). Pada

kecurigaan medula spinal, syok neurogenik dapat dicegah melalui

imobilisasi pasien dengan hati-hati untuk mencegah kerusakan medula

spinalis lebih lanjut. Stocking elastik dan meninggikan bagian kaki

tempat tidur dapat meminimalkan pengumpulan darah pada tungkai.

Pengumpulan darah pada ekstremitas bawah menempatkan pasien pada

peningkatan resiko terhadap pembentukan trombus.

2. Septic (Syok yang terjadi karena penyebaran atau invasi kuman dan

toksinnya didalam tubuh yang berakibat vasodilatasi)

3. Anafilaksis (Gangguan perfusi jaringan akibat adanya reaksi antigen

antibodi yang mengeluarkan histamine dengan akibat peningkatan

permeabilitas membran kapiler dan terjadi dilatasi arteriola sehingga

venous return menurun)

c. Balut/bidai

Gunakan sebagai balutan untuk patah tulang pelvik/femoralis dikaitkan

dengan hipotensi. Jika pada pasien fraktur pelvik atau fraktur femur, baju ini

bisa bekerja sebagai pneumatic splint dan menurunkan pergerakan dari

fraktur pelvis. Hal ini mencegah terjadinya disrupsi yang lebih berat dan

merusak pembekuan darah yang telah terjadi.

Page 6: Poli Orhopedi Dan Traumatologi Pasg

C. Kontra indikasi

Kontra indikasi pakaian anti syok adalah

1. Jangan gunakan pada anak-anak di bawah usia 8 tahun kecuali fraktur

panggul.

2. Pada anak-anak (kecuali untuk patah tulang panggul), tidak mengembang

bagian perut tanpa perintah khusus.

(http://www.co.pierce.wa.us/DocumentCenter/View/7974)

Selain itu, kontraindikasi lain adalah :

a. Pada pasien trauma kapitis tertutup, kenaikan volume darah sentral

cenderung meningkatklan kenaikan tekanan intrakranial dan dapat

membahayakan

b. Pasien edema paru atau payah jantung kongestif

c. Trauma pada kepala, leher, dada, ekstermitas atas dengan perdarahan

dalam atau perdarahan yang tidak dapat dikendalikan dengan penekanan

langsung (Boswick, John A. 1988).

d. Gagal Jantung Kongestif

e. Infark miokard

f. CVA

g. Kehamilan

h. Perdarahan Thoracic

i. Cedera perut dengan pengeluaran isi

j. Objek tertusuk ke ujung perut atau lebih rendah

k. Cedera kepala

l. Perdarahan yang tidak terkendali di atas tingkat garmen

D. Cara Kerja Pneumatic Anti Shock Garment

Pakaian anti syok ini terdiri dari unit-unit yang dapat digembungkan

untuk memberikan tekanan pada ekstermitas bawah dan abdomen, yang

mendorong darah ke sirkulasi jantung, otak, dan paru. Pakaian ini berguna

untuk penatalaksanaan awal syok hipovolemik, perdarahan dan frakture.

Page 7: Poli Orhopedi Dan Traumatologi Pasg

Pada keadaan syok hipovolemik, Jantung tidak mampu memompa

darah ke seluruh jaringan untuk membawa oksigen dan zat gizi ke sel.

Pakaian anti syok ini memberikan tekanan pada ekstermitas bawah sehingga

mengurangi ukuran wadah (volume pembuluh darah) dan menaikkan tekanan

perifer. Sehingga darah yang tersedia dikirim ke atas untuk menyokong organ

yang lebih sensitif terhadap oksigen seperti jantung, otak dan paru. Jadi

dengan cara autotranfusi ini dapat terjadi relokasi darah hingga 2000 ml

(Boswick, John A. 1988).

Pada keadaan dimana terjadi fraktur pelvis, komponen yang terletak di

abdomen bekerja sebagai pneumatic splint dan menurunkan pergerakan dari

fraktur pelvis. Hal ini mencegah terjadinya disrupsi yang lebih berat dan

merusak pembekuan darah yang telah terjadi.

E. Pengempisan Pakaian

Setelah terpasang pada penderita syok, ia tidak boleh dikepiskan dan

dilepaskan sebelum tersedia peralatan, persiapan transfusi atau pembedahan

untuk memperbaiki trauma. Pengempisan pakaian dapat meningkatkan

ukuran wadah dan meninggalkan bagian tubuh atas termasuk sirkulasi

jantung, otak dan paru. Kegagalan mengganti cairan sewaktu mengempiskan

Page 8: Poli Orhopedi Dan Traumatologi Pasg

akan mengembalikan pasien ke posisi syok seperti sebelumnya (Boswick,

John A. 1988).

Perangkat dibagian abdomen harus dikempiskan bertahap dalam

penurunan kecil dengan tetap memperhatikan tekanan darah. Bila tekanan

darah sistolik turun sebanyak 5 mmHg maka pengempisan harus dihentikan

dan cairan diganti hingga tekanan darah kembali dalam batas normal, barulah

pengempisan dilanjutkan. Selama pakaian dikempiskan, dapat diberikan

hingga 2000 ml (Boswick, John A. 1988).

Bila ada kemungkinan terjadi perdarahan intra abdomen seperti

ruptur limpa atau hati, maka pengempisan tidak boleh dilakukan sampai

pasien berada dikamar operasi dan siap dilakukan operasi (Boswick, John A.

1988).

F. Kerugian Pneumatic Anti Shock Garment

Salah satu kerugian penggunaan Pneumatic Anti Shock Garment adalah

dimana salah satu kerjajanya yang menggembungkan bagian abdomen, hal ini

menyebabkan penurunan gerakan pernafasan dan hipoventilasi, yang

disebabkan oleh peningkatan tekanan abdomen. Sehingga dalam penggunaan

alat ini harus disertai penggunaan bantuan ventilasi untuk meminimalkan

kerugian (Boswick, John A. 1988).

Page 9: Poli Orhopedi Dan Traumatologi Pasg

G. Pemantauan

Pematauan tekanan darah, frekuensi, denyut jantung, irama jantung, serta

frekuensi dan kedalaman pernafasan. Perubahan nadi mencerminkan

perubahan isi sekuncup jantung sehingga merupakan indikator aliran darah

yang lebih baik daripada tekanan sistolik. Bila kulit penderita dingin dan

basah, umumnya dapat dianggap bahwa curah jantung rendah dan tahanan

vaskuler perifernya tinggi. Kesadaran berkabut merupakan bukti perfusi

jaringan jelek. Bila pengeluaran urin rendah dan menurun dapat dianggap

bahwa perfusi ginjal kurang atau tidak mencukupi untuk fungsi ginjal yang

tepat.

H. Aplikasi Prosedure

Page 10: Poli Orhopedi Dan Traumatologi Pasg
Page 11: Poli Orhopedi Dan Traumatologi Pasg

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. MAST Trousers. [Serial Online]

http://what-when-how.com/nursing/emergency-care-and-first-aid-safety-

in-the-healthcare-facility-nursing-part-5/

Anonim. Pneumatic Anti-Shock Garment. [Serial Online]

http://www.co.pierce.wa.us/DocumentCenter/View/7974. [Diakses

tanggal 24 Januari 2015]

Beebe, Richard W. O dan Deborah L. Funk. 2001. Fundamentals of Emergency

Care, Volume 1. Cengage Learning

Boswick, John A. 1988. Perawatan Gawat Darurat. Jakarta : EGC