polimer
TRANSCRIPT
Polimer
Definisi polimer
Suatu polimer adalah rantai berulang dari atom yang panjang, terbentuk dari
pengikat yang berupa molekul identik yang disebut monomer. Sekalipun biasanya
merupakan organik (memiliki rantai karbon), ada juga banyak polimer inorganik.
Contoh terkenal dari polimer adalah plastik dan DNA.
Meskipun istilah polimer lebih populer menunjuk kepada plastik, tetapi polimer
sebenarnya terdiri dari banyak kelas material alami dan sintetik dengan sifat dan
kegunaan yang beragam. Bahan polimer alami seperti shellac dan amber telah
digunakan selama beberapa abad. Kertas diproduksi dari selulosa, sebuah polisakarida
yang terjadi secara alami yang ditemukan dalam tumbuhan. Biopolimer seperti protein
dan asam nukleat memainkan peranan penting dalam proses biologi.
Klasifikasi Polimer Berdasarkan Jumlah Rantai Karbonnya
1. 1 ~ 4 Gas (LPG, LNG)
2. 5 ~ 11 Cair (bensin)
3. 9 ~ 16 Cairan dengan viskositas rendah
4. 16 ~ 25 Cairan dengan viskositas tinggi (oli, gemuk)
5. 25 ~ 30 Padat (parafin, lilin)
6. 1000 ~ 3000 Plastik (polistiren, polietilen, dll)
Klasifikasi Polimer Berdasarkan Sumbernya
1. Polimer alami : kayu, kulit binatang, kapas, karet alam, rambut
2. Polimer sintetis
a. Tidak terdapat secara alami: nylon, poliester, polipropilen, polistiren
b. Terdapat di alam tetapi dibuat oleh proses buatan: karet sintetis
c. Polimer alami yang dimodifikasi: seluloid, cellophane (bahan dasarnya
dari selulosa tetapi telah mengalami modifikasi secara radikal sehingga
kehilangan sifat-sifat kimia dan fisika asalnya)
Polimer Berdasarkan Reaksi Pembentukannya
Dua jenis utama dari reaksi polimerisasi adalah polimerisasi adisi dan
polimerisasi kondensasi. Jenis reaksi yang monomernya mengalami perubahan reaksi
tergantung pada strukturnya. Suatu polimer adisi memiliki atom yang sama seperti
monomer dalam unit ulangnya, sedangkan polimer kondensasi mengandung atom-atom
yang lebih sedikit karena terbentuknya produk sampingan selama berlangsungnya
proses polimerisasi.
A) Polimer Adisi
Reaksi pembentukan teflon dari monomer-monomernya tetrafluoroetilen,
disebut reaksi adisi. Perhatikan Gambar 7 yang menunjukkan bahwa monomer etilena
mengandung ikatan rangkap dua, sedangkan di dalam polietilena tidak terdapat ikatan
rangkap dua.
Gambar 7. Monomer etilena mengalami reaksi adisi membentuk polietilena yang digunakan sebagai tas plastik, pembungkus makanan, dan botol. Pasangan elektron ekstra dari ikatan rangkap dua pada tiap
monomer etilena digunakan untuk membentuk suatu ikatan baru menjadi monomer yang lain
Menurut jenis reaksi adisi ini, monomer-monomer yang mengandung ikatan
rangkap dua saling bergabung, satu monomer masuk ke monomer yang lain,
membentuk rantai panjang. Produk yang dihasilkan dari reaksi polimerisasi adisi
mengandung semua atom dari monomer awal. Berdasarkan Gambar 7, yang dimaksud
polimerisasi adisi adalah polimer yang terbentuk dari reaksi polimerisasi disertai
dengan pemutusan ikatan rangkap diikuti oleh adisi dari monomermonomernya yang
membentuk ikatan tunggal. Dalam reaksi ini tidak disertai terbentuknya molekul-
molekul kecil seperti H2O atau NH3.
Contoh lain dari polimer adisi diilustrasikan pada Gambar 8. Suatu film plastik
yang tipis terbuat dari monomer etilen dan permen karet dapat dibentuk dari monomer
vinil asetat.
Gambar 8. Polietilen dan polivinil asetat adalah contoh polimer yang dibuat melalui polimerisasi adisi.
Dalam reaksi polimerisasi adisi, umumnya melibatkan reaksi rantai. Mekanisme
polimerisasi adisi dapat dibagi menjadi tiga tahap yaitu:
Sebagai contoh mekanisme polimerisasi adisi dari pembentukan polietilena
a) Inisiasi, untuk tahap pertama ini dimulai dari penguraian inisiator dan adisi
molekul monomer pada salah satu radikal bebas yang terbentuk. Bila kita
nyatakan radikal bebas yang terbentuk dari inisiator sebagai R’, dan molekul
monomer dinyatakan dengan CH2 = CH2, maka tahap inisiasi dapat
digambarkan sebagai berikut:
b) Propagasi, dalam tahap ini terjadi reaksi adisi molekul monomer pada radikal
monomer yang terbentuk dalam tahap inisiasi
Bila proses dilanjutkan, akan terbentuk molekul polimer yang besar, dimana
ikatan rangkap C= C dalam monomer etilena akan berubah menjadi ikatan tunggal C –
C pada polimer polietilena
c) Terminasi, dapat terjadi melalui reaksi antara radikal polimer yang sedang tumbuh dengan radikal mula-mula yang terbentuk dari inisiator (R’) CH2 – CH2 + R � CH2 – CH2- R atau antara radikal polimer yang sedang tumbuh dengan radikal polimer lainnya, sehingga akan membentuk polimer dengan berat molekul tinggi R-(CH2)n-CH2° + °CH2-(CH2)n-R’ � R-(CH2)n-CH2CH2-(CH2)n-R’ Beberapa contoh polimer yang terbentuk dari polimerisasi adisi dan reaksinya antara lain.
1. Polivinil klorida
n CH2 = CHCl → [ - CH2 - CHCl - CH2 - CHCl - ]n Vinil klorida polivinil klorida
2. Poliakrilonitril
n CH2 = CHCN → [ - CH2 - CHCN - ]n
3. Polistirena
B) Polimer Kondensasi
Polimer kondensasi terjadi dari reaksi antara gugus fungsi pada monomer yang
sama atau monomer yang berbeda. Dalam polimerisasi kondensasi kadang-kadang
disertai dengan terbentuknya molekul kecil seperti H2O, NH3, atau HCl.
Di dalam jenis reaksi polimerisasi yang kedua ini, monomer-monomer bereaksi
secara adisi untuk membentuk rantai. Namun demikian, setiap ikatan baru yang
dibentuk akan bersamaan dengan dihasilkannya suatu molekul kecil – biasanya air –
dari atom-atom monomer. Pada reaksi semacam ini, tiap monomer harus mempunyai
dua gugus fungsional sehingga dapat menambahkan pada tiap ujung ke unit lainnya dari
rantai tersebut. Jenis reaksi polimerisasi ini disebut reaksi kondensasi.
Dalam polimerisasi kondensasi, suatu atom hidrogen dari satu ujung monomer
bergabung dengan gugus-OH dari ujung monomer yang lainnya untuk membentuk air.
Reaksi kondensasi yang digunakan untuk membuat satu jenis nilon ditunjukkan pada
Gambar 9 dan Gambar 10.
Gambar 9. Kondensasi terhadap dua monomer yang berbeda yaitu 1,6 – diaminoheksana dan asam adipat yang umum digunakan untuk membuat jenis nylon. Nylon diberi nama menurut jumlah atom
karbon pada setiap unit monomer. Dalam gambar ini, ada enam atom karbon di setiap monomer, maka jenis nylon ini disebut nylon 66.
Gambar 10. Pembuatan Nylon 66 yang sangat mudah di laboratorium.
Contoh lain dari reaksi polimerisasi kondensasi adalah bakelit yang bersifat
keras, dan dracon, yang digunakan sebagai serat pakaian dan karpet, pendukung pada
tape – audio dan tape – video, dan kantong plastik.
Monomer yang dapat mengalami reaksi polimerisasi secara kondensasi adalah
monomer-monomer yang mempunyai gugus fungsi, seperti gugus -OH; -COOH; dan
NH3.
Polimer konduktif
Umumnya polimer dikenal sebagai materi yang bersifat non konduktif.
Penelitian polimer telah menemukan berbagai polimer yang bersifat konduktif maupun
semi-konduktif. Polimer konduktif adalah polimer yang dapat menghantarkan arus
listrik. Hantaran listrik terjadi karena ada elektron ikatan terdelokalisasi, yang
mempunyai struktur pita seperti silikon. Polimer konduktif kebanyakan semikonduktor,
karena struktur pita mirip silicon. Tapi ada beberapa polimer yang mempunyai gap pita
kosong sehingga bersifat seperti logam.
Pada oktober 2000 Alan Fleeger dan Shirakawa memperoleh penghargaan
nobel kimia dalam kerjanya dibidang polimer konduktif. Pekerjaan dengan polimer ini
dimulai pada polyacetilen. Polimer banyak dipelajari karena struktur, sifat dan
mekanismenya yang unik dan atraktif. Penemuan polimer yang dapat menghantarkan
arus listrik, dikenal dengan polimer konduktif pada pertengahan tahun 1970-an dan
telah melahirkan penelitian yang intensif yang menunjukkan sifat-sifat elektrik pada
polimer yang berkisar dari insulating (tidak dapat menghantar), semi konduktif sampai
konduktif. Material jenis baru yang bersifat semikonduktif dan konduktif ini dapat
disebut gabungan sifat-sifat elektrik dan optic semikonduktor anorganik dengan polimer
yang memiliki kelenturan mekanis. Akan tetapi mekanisme pembawa muatan dan
transport muatan pada polimer semikonduktif memiliki perbedaan mendasar dengan
semikonduktor anorganik.
Sifat polimer konduktif
Polimer semikonduktif dan konduktif adalah polimer terkonjugasi yang
menunjukkan perubahan ikatan tunggal dan ganda antara atom-atom karbon pada rantai
utama polimer. Ikatan ganda diperoleh dari karbon yang memiliki empat elektron
valensi, namun pada molekul terkonjugasi hanya memiliki tiga (kadang-kadang dua)
atom lain. Elektron yang tersisa membentuk ikatan π, elektron yang terdelokalisasi pada
seluruh molekul. Suatu zat dapat bersifat polimer konduktif jika mempunyai ikatan
rangkap yang terkonjugasi. Contoh dari polimer terkonjugasi adalah plastik tradisonal
(polyethylen), sedangkan polimer konduktif antara lain : polyacetilen, polpyrol,
polytiopen, polyaniline dan lain lain.
Pembuatan Polyacetilen
Polimer konduktif dapat dibuat dari polyacetilen. Polyacetilen merupakan
polimer terkonjugasi sederhana yang mempunyai dua bentuk: yaitu bentuk cis dan trans
polyacetilen.
Sedangkan pembuatan polyacetilen dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu
1. Cara Pemanasan 2. Cara Dopping.
Polyacetilen bentuk trans dibuat dengan kondisi temperatur yang berbeda.
Katalis Ti ( O – n – C4H9 ) 4 – ( C2H5 )3 Al.
Temperatur (oC) % trans
150 100
100 92,5
50 67,6
18 40,7
0 21,4
-18 4,6
-78 1,9
Temperatur yang menunjukan proses isomerisasi irreversibel dengan bentuk cis
terjadi pada temperatur yang lebih tinggi pada 145 oC menghasilkan bentuk trans.
Bentuk cis secara termodinamika kurang stabil dibandingkan dengan bentuk trans. Pada
temperatur tinggi, dan secara spontan isomer cis dapat berubah menjadi trans.
Konduktifitas polyacetilen dapat ditingkatkan dengan proses halogenasi.
Struktur polyacetilen dapat mengalami resonansi sehingga konduktifitasnya menjadi
lebih besar. Adanya resonansi pada poliasetilen menyebabkan material dapat
menghantarkan arus listrik.
Bila klorin ditambahkan pada film, ternyata tidak menghasilkan spektrum garis,
tetapi reaksi adisi klorin menghasilkan spektrum polyacetilen yang jelas. Sekarang
dikenal doping-induced pita IR yang disusun dari 3 pita yaitu pada 1397, 1288 dan 888
cm-1, absorbsi kuat jelas dibanding undoped polymer.
Konduktifitas Listrik Cis Dan Trans Polyacetilen
Trans polyacetilen mempunyai konduktifitas listrik yang lebih tinggi, karena
trans polyacetilen mempunyai dua degenerasi keadaan dasar. Untuk memperbesar
hantaran listrik polimer terkonjuasi dapat dilakukan dengan cara dopping. Cis dan trans
polyacetilen merupakan semikonduktor dengan konduktifitas relatif rendah. Bahan
polyacetilen dapat didoping untuk membentuk semikonduktor tipe p atau tipe n. Pada
doping tinggi tingkat efektifitas sama dengan bahan logam.
Keuntungan Dari Polimer Konduktif
1. Merupakan gabungan dari sifat logam dan plastik
2. Konduktifitas tinggi
3. Terang/ tembus cahaya/ transparan
4. Prosesnya mudah dan tidak rumit
5. Harganya murah
6. Sintesisnya bisa dipilih
Aplikasi Polimer Konduktif Dalam Kehidupan Sehari Hari
1. Full colour display
2. Ink-jet printing
3. Comercial products (Norelco spectra 8894 XL; Philips/CDT)
4. Organic Solar Cells