politik identitas dan masa depan pluralisme · pdf file”premanisme berjubah.”...

Download POLITIK IDENTITAS DAN MASA DEPAN PLURALISME · PDF file”Premanisme berjubah.” Istilah itu digunakan untuk menggambar - kan fenomena tumbuhnya sikap dan perilaku anti-demokratis,

If you can't read please download the document

Upload: duongdan

Post on 06-Feb-2018

239 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

  • POLITIK IDENTITAS DAN MASA DEPAN PLURALISME KITA

    Ahmad Syafii MaarifMartin Lukito Sinaga Siti Musdah Mulia Eric Hiariej Asfinawati

    Budiman Sudjatmiko Yayah Khisbiyah Tonny D. Pariela

    Disunting oleh:Ihsan Ali-Fauzi dan Samsu Rizal Panggabean

  • Ahmad Syafii Maarif

    Penyunting:Ihsan Ali-Fauzi dan Samsu Rizal Panggabean

    Editor bahasa: Husni MubarokPenyelaras bahasa: Mohamad Shofan

    EDISI DIGITAL

    Desain cover : Ihsan Ali-Fauzi dan Heni NuroniLay-out dan Redesain cover : Priyanto

    Redaksi : Anick HT

    Jakarta 2012

    POLITIK IDENTITAS DAN MASA DEPAN PLURALISME KITA

  • DEMOCRACY PROJECT

    Politik Identitas dan Masa Depan Pluralisme Kita | III

    Pengantar Penyunting

    Buku ini bermula dari orasi ilmiah yang disampaikan Ahmad SyafiiMaarif, yang biasa dipanggil Buya Syafii, dalam acara NurcholishMadjid Memorial Lecture (NMML), di Aula Nurcholish Madjid,Universitas Paramadina, Jakarta, pada 21 Oktober 2009 lalu. Acaraini adalah acara tahunan Yayasan Wakaf Paramadina. Kali ini yangketiga, setelah di dua tahun sebelumnya kami mengundang Ko -maruddin Hidayat dan Goenawan Mohamad untuk menyam paikanorasi ilmiah yang pertama dan kedua.

    Dari segi pembukuan (maksudnya: mengolah bahan awalorasi ilmiah menjadi sebuah buku), ini yang kedua. Tahun lalu,kami juga berhasil menerbitkan orasi ilmiah Goenawan Mohamadmenjadi buku Demokrasi dan Kekecewaan. Selain orasi ilmiahGoenawan itu sendiri, buku ini juga memuat enam komentar orang(dari berbagai latar belakang) atas esai pertama Goenawan dantanggapannya atas keenam komentatornya itu. Dengan aksipembukuan seperti ini, kami berharap bahwa berbagai pemikiranyang disampaikan dalam orasi ilmiah yang pertama bisa terusbergulir, memicu perdebatan lebih lanjut, dan terdokumentasikandengan baik.

    Dari segi jumlah para komentator, buku kedua ini bahkan lebihbaik. Selain orasi Buya Syafii dan tanggapan baliknya, ada tujuhkomentator yang memberi kritik dan saran atas orasi di atas. (Kamisebenarnya sudah mengundang sepuluh komentator, namun tigakomentator gagal mengirimkan naskahnya di menit-menit terakhir,yang harus kami tinggalkan.) Mudah-mudahan kami bisa memper -tahankan tradisi ini di masa-masa mendatang.

  • DEMOCRACY PROJECT

    IV | Ahmad Syafii Maarif

    Selain untuk mengenang sosok dan pemikiran Cak Nur, begitubiasanya almarhum Nurcholish Madjid dipanggil, NMML jugadimaksudkan untuk merenungkan sumbangan pemikirannya bagibangsa Indonesia dewasa ini dan di masa depan. Di samping olehorasi ilmiah, kegiatan ini juga diisi oleh peluncuran satu buku yangdirasa relevan dengan tema yang dikembangkan almarhum sepan -jang hayatnya. Tahun 2009 lalu, bersama orasi Buya Syafii, bukuyang diluncurkan adalah Sekularisasi Ditinjau Kembali: Agama danPolitik di Dunia dewasa ini, terjemahan dari karya Pippa Norris danRonald Inglehart yang pertamakali terbit pada 2004.

    Kami yakin, inilah cara terbaik mengenang jasa-jasa Car Nur,salah seorang pendiri Yayasan Paramadina. Seraya tak hendak me -ngultuskannya, kami tetapi merasa penting dan berkewajiban untukmengapresiasi dan melanjutkan pikiran-pikirannya yang relevanuntuk kehidupan kita sekarang dan di masa depan.

    Tetapi mengapa orasi kali ini disampaikan oleh Buya Syafii?Sejak semula kegiatan NMML memang dirancang untuk mengundangdan memberi kesempatan kepada intelektual kelas satu di TanahAir untuk merenungkan apa saja dari peninggalan Cak Nur yangdiang gap relevan dan penting diperbincangkan lagi hari ini. BuyaSyafii tentu saja memenuhi syarat ini.

    Sepanjang beberapa dekade terakhir, khususnya sejak 1980-an,sekembalinya dari menempuh pendidikan tinggi di Amerika Serikat,Buya Syafii dikenal luas berkat sumbangan pemikirannya di berbagaibuku dan artikel populer. Menggunakan istilah yang agak formal,Buya Syafii bukan saja sarjana dan pendidik yang menulis bukudan mengajar di perguruan tinggi (lihat keterangan lebih lanjutdalam biodata penulis di buku ini), tetapi juga cendekiawan danintelektual populer yang rajin menyampaikan pendapatnya di mediamassa dan bersedia ditanya oleh para wartawan. Beliau juga dikenalberkat aktivismenya yang seperti tak kenal lelah: sekalipun sudahselesai menjabat sebagai Ketua Umum Pengurus Pusat (PP)

  • DEMOCRACY PROJECT

    Politik Identitas dan Masa Depan Pluralisme Kita | V

    Muhammadi yah, ia kini terus rajin bekerja, seperti tak kenalpensiun!

    Secara pribadi Buya Syafii juga mengenal dekat almarhum CakNur. Mereka adalah dua di antara segelintir mahasiswa Indonesiayang sama-sama pernah mengenyam pendidikan pascasarjana diUniversitas Chicago, Amerika Serikat. Seperti diakui keduanya, disalah satu universitas paling besar dan bergengsi di dunia itu,mereka beruntung karena sempat dibimbing oleh almarhum FazlurRahman, pemikir neo-modernis Muslim kelahiran Pakistan, yangoleh Buya Maarif sendiri dianggap sebagai salah satu sarjana danpemikir Muslim terbesar sepanjang abad ke-20. Sesudah itu,keduanya, juga dengan tokoh lain seperti almarhum AbdurrahmanWahid, erat bekerjasama mengembangkan warna Islam yang sejalandengan keindonesiaan dan kemodernan, yang menopang danmenjamin lestarinya pluralisme di bumi pertiwi ini.

    Mungkin itu pula sebabnya mengapa Buya Syafii segera setujuketika kami menyodorkan tema Politik Identitas dan Masa DepanPluralisme Kita sebagai tema orasi ilmiahnya. Beliau antara laindikenal publik berkat istilah yang dia temukan dan populerkan:Premanisme berjubah. Istilah itu digunakan untuk menggambar -kan fenomena tumbuhnya sikap dan perilaku anti-demokratis,kadang dalam bentuk kekerasan, di kalangan kaum Muslim diIndonesia.

    Tak pelak, fenomena ini adalah salah satu ekspresi politik iden -titas yang muncul di tengah demokratisasi yang baru ditemukanlagi di Tanah Air. Seperti ditemukan di mana pun juga, ia menjaditantangan baru yang harus dihadapi dengan hati-hati dan sungguh-sungguh, karena ia seperti pedang bermata dua: sementara kemun -culannya sendiri menjanjikan suatu kebaikan (bukankah perluasanhak-hak kaum perempuan bermula dari pengakuan kita akan satuidentitas gender, yaitu perempuan?), ekspresinya di ruang publikharus dikelola dengan baik agar hal itu tidak melanggar hak-hak

  • DEMOCRACY PROJECT

    VI | Ahmad Syafii Maarif

    kelompok identitas yang lain atau individu yang berada di dalamkelompok identitas itu sendiri. Di ruang publik Indonesia yangplural sejak bayi, seperti kelompok apa pun, kelompok agamamemang tidak boleh disepelekan dan dianaktirikan. Tapi kelompokitu juga tidak boleh diistimewakan karena alasan yang sama, setebalapa pun jubah yang dikenakannya.

    Tema inilah yang didiskusikan Buya Syafii dan para komen -tatornya dalam buku ini. Mudah-mudahan apa yang disampaikandi sini menjadi awal bagi perdebatan lebih lanjut mengenai temapenting ini di masa depan.

    Bersamaan dengan terbitnya buku ini, kami ingin mengucapkanbanyak terimakasih kepada semua pihak yang sudah ikut membantukelancaran semua urusan. Pertama-tama kami tentu mngucapkanribuan terimakasih kepada Buya Syafii yang telah bersedia bukansaja menulis dan menyampaikan orasi ilmiah, melainkan juga mem -beri komentar balik atas para penanggapnya dengan antusias. Dalamproses penyelesaian buku ini, beberapa kali Buya Syafii mengirimkanrevisi atas tulisannya yang sudah dikirimkan sebelum nya, danmenyampaikan saran-saran perbaikan.

    Kami juga sangat mengapresiasi kesediaan para pemberi ko -mentar untuk meluangkan waktu mereka. Kami juga berhutangbudi kepada kawan-kawan di Yayasan Paramadina, yang telah ikutme nyukseskan kegiatan ini. Keterlibatan mereka kadang melampauitugas pokok mereka di kantor.

    Akhirnya, kami ucapkan terimakasih juga kepada PT NewmontPacific Nusantara (NPN) atas partisipasinya dalam mendanai bukuini dan keseluruhan kegiatan NMML III.

    Semoga segala pekerjaan kita ini tidak sia-sia.***

    Jakarta, 4 Mei 2010IAF

  • DEMOCRACY PROJECT

    Politik Identitas dan Masa Depan Pluralisme Kita | VII

    Daftar Isi

    iii Pengantar Penyunting vii Daftar Isi

    1 BAGIAN I ORASI ILMIAH 3 Ahmad Syafii Maarif Politik Identitas dan Masa Depan Pluralisme Indonesia

    31 BAGIAN II TANGGAPAN TANGGAPAN 33 Martin Lukito Sinaga Melangakaui Politik Identitas, Menghidupi Dinamika Identitas 43 Siti Musdah Mulia Politik Identitas: Ancaman Terhadap Masa Depan Pluralisme di Indonesia 52 Eric Hiariej Pluralisme, Politik Identitas dan Krisis Identitas 60 Asfinawati HAM, Dialog dan Masa Depan Pluralisme di Indonesia

  • DEMOCRACY PROJECT

    VIII | Ahmad Syafii Maarif

    73 Budiman Sudjatmiko Politik Aliran dalam Pancasila: Keniscayaan Sejarah dan Antitesis Fundamentalisme 83 Yayah Khisbiyah Membangun Harmoni di Masyarakat Plural: Pandangan Psikologi dan Pedagogi Perdamaian 96 Tonny D. Pariela Menjadi Orang Indonesia

    107 BAGIAN III TANGGAPAN ATAS TANGGAPAN109 Ahmad Syafii Maarif Politik Identitas dan Pluralisme Kita: Menanggapi Para Penanggap

    129 Indeks133 Tentang Penulis

  • DEMOCRACY PROJECT

    Politik Identitas dan Masa Depan Pluralisme Kita | 1

    BAGIAN I

    ORASI ILMIAH

  • DEMOCRACY PROJECT

    2 | Ahmad Syafii Maarif

  • DEMOCRACY PROJECT

    Politik Identitas dan Masa Depan Pluralisme Kita | 3

    Politik Identitas danMasa Depan Pluralisme Indonesia

    Ahmad Syafii Maarif

    PendahuluanDilihat dari rentang waktu, ilmuwan sosial baru tertarik kepada isu

    politik identitas pada 1970-an, bermula di Amerika Serikat, ketikamenghadapi masalah minoritas, jender, feminisme, ras, etnisitas, dankelompok-kelompok