poltekkes-maluku.ac.idpoltekkes-maluku.ac.id/repository/file/4145908582.pdf ·...

11
fllid Sr lforncr t,?c'l ItrN lgrt-??66 IIFRNRI KETEHRTRR TCRFRtrU :!4r3#r#fsrj H*"#if t; l'*urfi*;j Strategi Koping Stres Penderita Diabetes Melitus dengan Self Monitoring Sebagai Variabel Pemantau Hamdan Tunny Kesesuaian Asupan Gizi Dan Kebutuhan Gizi Terhadap Status Gizi Pada Pasien HMAIDS Yuniarti, Mahmucl, Muhammad Asrar Implementasi Program Kemitraan Bidan dan Dukun di Kabupaten Maluku Tengah (Studi Kasus di Puskesmas Negeri Lima) Hosnswoti Nukuhaly Tradisi Melahirkan di dalam Liliposu Masyarakat Negeri Huaulu Kecamatan Seram Utara Kabupaten Maluku Tengah Norce Kainama, Denicell.P.Tetelepta, Femi S, Tuhumena Faktor Nutrisi yang berhubungan dengan Siklus Menstruasi Remaja Putri di SMA Negeri 2 Masohi N. B. Marasabessy,Irhamdi Achmad Pemanfaatan Biji Kelor (Moringa Oleifera) Sehagai Koagulan Alternatif dalam Proses Penjernihan Limbah Cair Industri Tahu Negeri Batu Merah Kota Ambon Tahun 2013 Hairudin Rasako, Rahhlan Ahmad Analisis Faktor-Faktor yang berhubungan dengan Peggunaan Garam Beryodium di Rumah Tangga di Desa Uraur Kecamatan Kairatu Kabupaten Seram Bagian Barat Rito Rena Pudyastuti Efektifitas Triangles Therapy Dalam Meningkatkan Kemampuan Keluarga Merawat Anggota Keluarga Dengan Gangguan Jiwa di RSK Provinsi Maluku Hamdan Tunny, Zuffikar Peluw Dlterblthcn OIeh r flm Pengelnbrngrn lnmnl llmleh Pclltehnlh l(crehntcn ilcluhu

Upload: dangdiep

Post on 30-Jan-2018

257 views

Category:

Documents


17 download

TRANSCRIPT

Page 1: poltekkes-maluku.ac.idpoltekkes-maluku.ac.id/repository/file/4145908582.pdf · poltekkes-maluku.ac.id

fllid Sr lforncr t,?c'l ItrN lgrt-??66

IIFRNRI KETEHRTRR TCRFRtrU:!4r3#r#fsrj H*"#if t; l'*urfi*;j

Strategi Koping Stres Penderita Diabetes Melitus dengan Self MonitoringSebagai Variabel PemantauHamdan Tunny

Kesesuaian Asupan Gizi Dan Kebutuhan Gizi Terhadap Status Gizi PadaPasien HMAIDSYuniarti, Mahmucl, Muhammad Asrar

Implementasi Program Kemitraan Bidan dan Dukun di Kabupaten MalukuTengah (Studi Kasus di Puskesmas Negeri Lima)Hosnswoti Nukuhaly

Tradisi Melahirkan di dalam Liliposu Masyarakat Negeri Huaulu KecamatanSeram Utara Kabupaten Maluku TengahNorce Kainama, Denicell.P.Tetelepta, Femi S, Tuhumena

Faktor Nutrisi yang berhubungan dengan Siklus Menstruasi Remaja Putri diSMA Negeri 2 MasohiN. B. Marasabessy,Irhamdi Achmad

Pemanfaatan Biji Kelor (Moringa Oleifera) Sehagai Koagulan Alternatif dalamProses Penjernihan Limbah Cair Industri Tahu Negeri Batu Merah KotaAmbon Tahun 2013Hairudin Rasako, Rahhlan Ahmad

Analisis Faktor-Faktor yang berhubungan dengan Peggunaan GaramBeryodium di Rumah Tangga di Desa Uraur Kecamatan Kairatu KabupatenSeram Bagian BaratRito Rena Pudyastuti

Efektifitas Triangles Therapy Dalam Meningkatkan Kemampuan KeluargaMerawat Anggota Keluarga Dengan Gangguan Jiwa di RSK Provinsi MalukuHamdan Tunny, Zuffikar Peluw

Dlterblthcn OIeh rflm Pengelnbrngrn lnmnl llmleh

Pclltehnlh l(crehntcn ilcluhu

Page 2: poltekkes-maluku.ac.idpoltekkes-maluku.ac.id/repository/file/4145908582.pdf · poltekkes-maluku.ac.id

JKT]URNAL KESEHATAN TERPADU

rssN 1978-7766Jilid 5, Nomor 1, Mei zOL+ hlm 1- 79

Terbit dua kali dalam setahun pada bulan Mei dan November (Bahasa lndonesia). Berisi tulisan yang diangkatdari hasil penelitian dan kajian analitis - kritis di bidang kesehatan.

Ketua PenyuntingRahwan Ahmad

Wakil Ketua PenyuntingMulyadi

Penyunting Ahli/ Mitra BestariHamdan Tunny, Lucky Herawati, Syafdewiyani, Ety Yuni Ristanti, M. Asrar, Ronny A. Latumenasse,Zulfikar Peluw, Hairuddin Rasako, Leonora Mailoa, I Dewa Nyoman Supariasa, Abd. Halim Ohorella,

lrhamdiAchmad, Agnes Batmomolin, Abd. RivaiS. Dunggio

Penyunting PelaksanaMichran MasaolySuratno Kaluku

Pelaksana Tata UsahaNasir Simuna

M. Fadly Kaliky

Alamat Penyunting dan Tata Usaha : Jurnal Kesehatan Terpadu, Sekretariat : Redaksi Jurnal Kesehatan-e=adu. Jln. Laksdya Leo Wattimena, Negeri Lama, Ambon, Telp: 0511-362947,0911-362948, Fax 09'11-

-i2349, Email : [email protected], [email protected]

b-r';ntng menerima sumbangan tulisan yang belum pernah diterbitkan di media cetak lain. Naskah diketiksEa. spasi 1 pada kertas kwarto, panjang halaman 12-15 halaman sebanyak 3 (tiga) rangkap beserta CD'efr ,anjut baca Petunjuk bagi penulis pada sampul dalam belakang). Naskah yang masuk dievaluasi olehF=-;'-nting Ahli. Penyunting dapat melakukan perubahan pada tulisan yang dimuat untuk keseragaman format,rca mengubah maksud dan isinya.

Page 3: poltekkes-maluku.ac.idpoltekkes-maluku.ac.id/repository/file/4145908582.pdf · poltekkes-maluku.ac.id

t.

JKTJURNAL KESEHATAN TERPADU

rssN 1978-7766Jilid 5, Nomor 1, Mei 2014, hlm 1 - 79

Daftar Isi

Strategi Koping Stres Penderita Diabetes Melitus dengan Self klonitoringS ebagai Variabel Pemantar"r

Hall-8

Hamdan Tunny

l. Kesesuaian Asupan Gizi Dan Kebutuhan Gizi Terhadap Status Gizi Pada Pasien 9 - 16

HIV/AIDSI'uniarti, Mahmud, Muhammad Asrar

Implementasi Program Kemitraan Bidan Dan Dukun di Kabupaten MalukuTengah (Studi Kasus di Puskesmas Negeri Lima)Hasnatvati Nukuhaly

Tradisi Melahirkan Di Dalarn Liliposu Masyarakat Negeri Huaulu KecamatanSeram Utara Kabupaten Maluku Tengah.\'orce Kainama, Denicell.P.Tetelepta, Femi S, Tuhumena

Faktor Nutrisi Yang Berhubungan dengan Siklus Menstruasi Rernaja Putri diS\{A Negeri 2 Masohi\'. B. Marasabessy, lrhamdi Achmad

Pemanfaatan Biji Kelor {Moringa Oleifera) Sebagai Koagulan Alternatif dalamProses Penjemihan Limbah Cair Industri Tahu Negeri Batu Merah Kota AmbonTahun 2013Hoirudin Rasako, Rahwan Ahmad

-{nalisis Faktor-Faktor yang berhubungan dengan Peggunaan GaramBe4'odium di Rumah Tangga di Desa Uraur Kecamatan Kairatu KabupatenS<ram Bagian Barat.4:r; Rena Pttdyastuti

E:'drifitas Triangles Therapy Dalam Meningkatkan Kemampuan Keluarga\leraq.at Anggota Keluarga Dengan Gangguan Jiwa di RSK Provinsi MalukuHardon Tmtny, Zulfikar Pehnu

t7 -26

27 -36

37 -44

45-57

s3-64

65 *"79

+.

L

Page 4: poltekkes-maluku.ac.idpoltekkes-maluku.ac.id/repository/file/4145908582.pdf · poltekkes-maluku.ac.id

ukian

JURNAL KESEHATAN TERPADUJILID 5, NOMOR 1,2014,45 - 52

PENDAHULUAN)ah:u merupakan salah satu Produk

lolahan kedelai yang telah lama

/ aitenal dan banyak disukai oleh

masyarakat, karena harganya murah dan

mudah didapat. Pada umumnya tahu dibuatoleh para pengrajin atau industri rumahtangga dengan peralatan dan teknologi yang

sederhana. Selain dapat menyerap tenaga

kerja, industri kecil ini juga ikut berperan

dalam meningkatkan nilai gizi masyatakat,

karena membuat produk yang rnerupakan

sumber protein nabati dengan harga relatifmurah (Hartati, 1999). Hampir di setiap

kota Indonesia dijumpai industri tahu yang

umumnya termasuk ke dalam industri kecil

PEMAI{FAATAN BIJI KELOR (MORINGA OLEIFERA) SEBAGAIKOAGULAI\ ALTERNATIF DALAM PROSES PENJERNIHAN

LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU NEGERI BATU MERAHKOTA AMBON TAHUN 2013

Hairudin Rasako, Rahwan AhmadDosen Poltekkes Maluku

Abstrak

Limbah cair yang dikeluarkan oleh industri tahu masih menjadi masalah bagi lingkungan

sekitarnya, karena pada umumnya industri mmah tangga ini mengalirkan air Iimbahnya

langsung ke selokan atau sungai tanpa diolah terlebih dahulu. Keadaan ini disebabkan masih

banyak pengrajin tahu yang belum mengerti akan kebersihan lingkungan, disamping tingkat

"tono.i yang rendah rif,mggu pengolahan limbah akan menjadi beban yang cukup berat bagi

mereka. Telah banyak cara atau teknik dikembangkan dalam rangka usaha untuk memperoleh

air yang bersih. Salah satu cara yang termudah adalah dengan memanfaatkan biji kelor untuk

pengelolaan limbah cair,yanglebih ekonomis dan ramah lingkungan.

ir.nititl* ini berrujuan untuk mengetahui kadar COD, TSS dan kekeruhan sebelum dan

sesudah pembubuhan koagulan biji kelor terhadap limbah cair industri tahu negeri Batu merah

kota Amton. Jenis penelitlan adaiah Quasi Eksperimen atau eksperimen semu dengan variabel

dosis 1,7 gram bijiielor, 3,2 gram biji kelor dan 4,7 gram biji kelor dalam i liter limbah cair

industri tahu.Hasil Penelitian menunjukan bahwa kadar COD sebelum pembubuhan koagulan biji kelor

adalah 160 mg/l dan setelah pembubuhan koagulan biji kelor dengan rata-rata penurunan 152

mg/l atau dengan persentase 5o/o.Kadar TSS sebelum pembubuhan koagulan biji kelor adalah

319 my'l dan ieteiah pembubuhan koagulan biji kelor mengalami penaikan mencapai ruta-rata

a3Z 11|gll atau dengan persentase -360/o. Kadar kekeruhan sebelunl pembubuhan koagulan bijikelor adalah 255 ].{TU dan setelah pembubuhan koagulan biji kelor dengan rata-rala penurunan

169 NTU atau dengan persentase 33,3Yo

Kuto Kunci: Biji kelor, limbah cair industri tahu.

01,I

tan

,1

'iantek.

lamrta4jarsep,

GC,

Nanrsity

ilogierbit

Tpan

JGC,

alamet.

ctingslics.[alamakses yang dikelola oleh takyat dan beberapa

diantaranya masuk dalam wadah Koperasi

Pengusaha Tahu dan TemPe (BPPT,

t997a).Urutan Proses atau cara Pembuatan

tahu pada semua industri kecil tahu pada

umumnya hampir sama dan kalaupun ada

perbedaan hanya pada urutan kerja atau

jenis zat penggumpal Protein Yangdigunakan. Pemilihan (penyortiran) bahan

baku kedelai merupakan pekerjaan paling

awal dalam pembuatan tahu. Kedetrai yang

baik adalah kedelai yang baru atau belumtersimpan lama digudang. Kedelai yang

baru dapat menghasilkan tahu yang baik(aroma dan bentuk). Untuk mendapatkan

Page 5: poltekkes-maluku.ac.idpoltekkes-maluku.ac.id/repository/file/4145908582.pdf · poltekkes-maluku.ac.id

pemaffiatun Biji Kelor (Moringa oletfera) sebagai Koagulan .'llternatif

dalam Proses Peniernihan Limbah Cuir Industri Tahu

tahu yang mempunyai kualitas yang baik,

diperlukan bahan baku biji kedelai yang

sudah tua kulit & biji tidak' Keriput, biji kedelai tidak retak dan

bebas dari sisa-sisa tanaman, batu kerikil,

tanah, atau biji-bijian lain. Kedelai yang

digunakan biasanya berwarna kuning,

p.,til't, atau hijau dan jarang menggunakan

jenis kedelai yang berwarna hitam.

Proses pembuatan tahu masih sangat

tradisional dan memakai tenaga manusia'

Bahan baku utama yang digunakan adalah

kedelai (Glycin spp). Air banyak digunakan

sebagai bahan pencuci dan merebus kedelai

untuk proses produksinya. Akibat dari

besarnya pemakaian ait pada proses

pembuatan tahu limbah cair Yang

dihasilkannya juga cukup besar' Sebagai

contoh limbah industri tahu tempe di

Semanan, Jakarta Barat kandungan BODs

mencapai 1.324 mgil, COD 6698 mg/I, NHa

84,4 mgll,Nitrat 1,76 mgll,Nitrit 0,17 mgfl

(BPPT, 1997a).

Kedelai sebagai bahan dasar

pembuatan tahu merupakan salah satu jenis

iumbuh-tumbuhan Yang banYak

mengandung protein dan kalori serta

mengandung vitamin B dan kaYa akan

mineral. Protein yang terkandung dalam

100 g kedelai mencaPai35-45 g'

Kedelai memiliki protein yang tinggi

dibandingkan dengan beras, jagung, tepung

singkong, kacang hijau, daging, ikan, dan

telur ayam. Kedelai juga mempunyai

protein yang hampir menyamai kadar

protein susu skim kering. Dasar pembuatan

tahu adalah melarutkan protein yang

terkandung dalam kedelai dengan

menggunakan air sebagai pelarutnya setelah

prot;fi tersebut larut, diusahakan untuk

diendapkan kembali dengan penambahan

bahan pengendaP samPai terbentuk

gumpalan protein yang akan membentuk

tahu.Industri tahu merupakan industri kecii

yang banyak tersebar di kota-kota besar dan

juga di pedesaan. Tahu adalah makanan-piax yarTg 'dicetak dari sari kedelai

(Gtycine spp) dengan proses pengendapan

protein yang sempuma pada suhu 50oC, dan

iairan telah terpisah dari padatan protein

tanpa atau dengan penambahan zat lain

yang diinginkan antata lain, bahan

pengawet dan bahan pe\&'ama (Hartati,jqqQ. Industri tahu merupakan salah satu

jenis industri kecil yang limbah cairnya

perlu segera ditangani karena didalam

p.ot*, produksinya mengeluarkan limbah

cair yang cenderung mencemari lingkungan

perairan disekitarnya, baik dari segi kualitas

maupun kuantitas (Moertinah dan

Djarwanti, 2003).Limbah cair Yang dikeluarkan oleh

industri tahu masih menjadi masalah bagi

lingkungan sekitarnya, karena pada

u*u*t yu industti rumah tangga ini

mengalirkan air limbahnya langsung ke

selokan atau sungai tanpa diolah terlebih

dahulu. Keadaan ini disebabkan masih

banyak pengrajin tahu yang belum mengerti

akan kebersihan lingkungan, disamping

tingkat ekonomi yang rendah sehingga

pengolahan limbah akan menjadi beban

yang cukup berat bagi mereka.

Limbah cair industri Pangan

merupakan salah satu sumber pencemaran

lingkungan. Jumlah dan karakteristik

limbah cair industri bervariasi menurut

jenis industrinya. Industri tahu dan tempe

mengandung banyak bahan organik dan

padatan terlarut. Untuk memproduksi 1 ton

iahu atau tempe dihasilkan limbah cair

sebanyak 3-5 mj, sedangkan BOD, COD

dan TSS ,vang dihasilkan berturut-turut

adalah 950. 1 .524 dar. 309 qg/1 (Wenas.

dkk 2002).Ban.vak cara atau teknik

dikembangkan dalam rangka usaha untuk

memperoleh air 1'ang bersih. Salah satu cara

,vang termudah adalah dengan

memanfaatkan blji kelor, sekalipun

kapasitasnl'a relatif terb atas (Diana, 2AA2)'

Tanaman kelor ,vang banYak tumbuh

di tn,Jonesia- pemanfaatan tanaman kelor

baru sampai menjadi tanaman pagat hidup'

batas tanah atau penjalar tanaman lain dan

Page 6: poltekkes-maluku.ac.idpoltekkes-maluku.ac.id/repository/file/4145908582.pdf · poltekkes-maluku.ac.id

h

ra

ti

e

h

h

ri(}b

,a

n

)

lI1

1'Is

n

nnkIt)e

m

)n

Drlts,

sebagai saluran. Penggunaan bahan organikyang berasal dari tumbuhan yang telah matisebagai adsorben saat ini banyakdikembangkan. Tehnik ini tidakmemerlukan biaya tinggi dan kemungkinansangat efektif untuk menghilangkankontaminan, baik anionik maupun kationik(Saleh, 2004), selain itu biji kelor memilikiantimikroba seperti yang dinyatakan olehMayer & Stelz (1993), Polprasid (1993).Mereka juga menyatakan bahwa kotiledonM. oleifera mengandung tiga komponenpenting, yaitu substansi antimikroba 4a L-rhamnosiloksi-benzil-isotiosianat, minyakBen, dan flokulan.

Penggunaan koagulan alami untukpenjernihan air minum telah dicatatsepanjang peradaban manusia. Sankrit dariIndia melaporkan bahwa tanaman buiNirmali telah digunakan untukmenjernihkan kekeruhan air permukaansejak 4000 tahun yang lalu (Shultz danOkun, 1984) dan pada abad terakhir ini,seorang wanita Sudan menemukan senyawapenjernih dalam bUi Moringa Oleifera(Jahn, 1988). Shultz dan Okun, (1984)melaporkan bahwa ekstrak Nirmali(Strychnos potatorum), asam (Tamarindusindica), tanaman guar (Cyamopsispsoraloides), semuanya menunjukansebagai koagulan yang efektif pada

kekeruhan tinggi air baku sehingga dapatdijernihkan. Ha1 inilah yang dirasa perluuntuk diketengahkan pada masyarakatmanfaat biji kelor yang telah tua dan kering(mati) sebagai bahan pengendapA<oagulatoruntuk menjemihkan air secara cepat,murah, aman, seperti yang diterapkan diITB dan mulai dikembangkan melaluiProgram LINDP.

Dari pengamatan langsung yangdilakukan di lndustri Tahu Negeri BatuMerah terlihat limbah cair yang dihasilkandari proses pembuatan tahu dialirkanlangsung ke selokan tanpa diolah terlebihdahulu sehingga mencemari lingkungan dandapat mengganggu kehidupan dalam air,menimbulkan bau yang menyengat. Selain

Hairudin Rasako, Rahwan Ahmad

itu, kurangnya pengetahuan tenagapengelola mengenai cara pengolahanlimbah, kurangnya pengetahuan tentangpenggunaan SPAL, sefia kurangnyapenyrluhan dan pemantauan lingkungandari petugas sanitasi setempat sehingga

menimbulkan pencemaran bagi air sungai.

Untuk itu proses pengolahan limbah cairindustri tahu sebagai altematif perludilakukan. Melihat fenomena tersebut,

maka peneliti tertarik dengan mengambiljudul "Pemanfaatan Biji Kelor (Moringaoleifera) Sebagai Koagulan AlternatifDalam Proses Penjernihan Limbah CairIndustri Tahu Negeri Batu Merah KotaAmbon Tahun 2013 ".

Penelitian ini berhrjuan untukmengetahui pemanfaatan brji kelor(Moringa Oleifera) Sebagai koagulanalternatif dalam proses penjernihan limbahcair industri tahu Negeri Batu Merah KotaAmbon.

METODEJenis penelitian ini merupakan jenis

penelitian Quasi Eksperimen atau

eksperimen semu yaitu keadaan yangdianalisis sebelum dan sesudah percobaan

pada kelompok yang sama untukmengetahui apakah ada perbedaan yang

ditimbulkan sebagai efek dari perlakuan.Pada penelitian ini yang dijadikan

populasi adalah air limbah pada industritahu Negeri Batu Merah Kota Ambon.Sampel yang digunakan ada 2, yaknisampel limbah industri yang diambil pada

titik homogen dan sampel limbah yangtelah dberikan perlakuan.

HASIL DAN PEMBAHASANBerdasarkan hasil pemeriksaan air

limbah cair lndustri Tahu Negeri BatuMerah Kecamatan Sirimau Kota Ambon,yang dilakukan di Laboratorium BTKL P2

kelas II Arnbon diperoleh hasilsebagaimana terlihat pada tabel sebagaiberikut:

ikftralnJN

ftorrP,

an

1.1I

Page 7: poltekkes-maluku.ac.idpoltekkes-maluku.ac.id/repository/file/4145908582.pdf · poltekkes-maluku.ac.id

Pemonfuatun Biji Kelor (Moringa oletfera) sebagai Ktragulan lhernatifdalam Proses Penjernihan Limbah Cuir Industri Tshu

Dosis Test (mg/l)

'l';5;T' Pre Post Serisih

Tabel 1

Pemeriksaan Kadar COD Sebelum danSesudah Pembubuhan Koagulan

Biji Kelor

o//o

Penurunan

11r, t 160 155

160 1s24,'.J t60 1s0 10

Jumlah 480 457 23 14

Rata-rata 160 152 7 -6Sumber: data primer terolah talrun 2013

Dari hasil pemeriksaan tersebutdiperoleh hasil pengujian COD seperti yangterdapat pada tabel I diatas, pada limbahmurni nilai COD nya adalah 160 mgil.Sedangkan rata-rata penurunan CODsetelah pembubuhan biji kelor adalah 152mgfl atau rata-rata persentase penurunansebesar 5%. Dosis optimum dalampenurunan COD adalah dengan 1,7 grambiji kelor dengan penyisihan sebesar 5 ataudengan persentase 3

o/0.

Penjemihan limbah cair denganmenggunakan koagulan bui kelor padamasing-masing dosis secara deskriptifmenunj ukk an adany a perbedaan penurunankadar COD sebelum perlakuan dan setelahperlakuan. Rata-rata persentasepenurunann y a adalah 5

oh.

Hasil penelitian didapatkan bahwapenunrnan kadar COD dengan dosis 4,7gram b,ji kelor lebih optimum denganselisih penurunan sebesar l0 atau denganpersentase 6%. Hal ini menunjukkan bahwabiji kelor mempunyai kemampuan untukmenurunkan bahan organik dengan carakoagulasi. Untuk perlakuan dengan 1,7gram dan 3,2 gram, hasil belum terlaluoptimal yang disebabkan saat prosespengadukan yang belum sempurna sertabertambahnya jumlah dosis biji kelor yangmelebihi konsentrasi koagulan yangdibutuhkan, sehingga menyebabkan larutanmenjadi jenuh dan menyebabkan terjadinyapeningkatan jumlah zat-zat organik dalam

air limbah tahu. Hal rane diperoleh jauhdiatas taku muru limbah cair yangditetapkan PermenlH \o.03 Tahun 2A10,dimana baku muru COD limbah cair yangdapat dibuang ke linskunean adalah sebesar100 mg l. Hal ini disebabkan karenabanraknra kandun_ean zat-zat organik dananorganik r an*q terkandung di dalam limbahcair industri tahu tersebut, sehingga perludilakukan penanganan lanjutan karenaproses ini merupakan pengolahan limbahtahap asal.

\lenurut \dabigengesere dalamChandra. 1998. brji kelor mengandungsuatu zat aktif (actir e agent) 4a L-rhamnosiloksi-benzil-isotiosianat sebagaiprotein kationik. Zat aktif ini dapatmembantu menurunkan gaya tolak menolakantara partikel dalam air, sehingga dapatdigunakan sebagai koagulan dalam prosespengolahan air. Dengan menurunnya gayatolak menolak antara partikel, maka oksigenakan mudah terdistribusi yang kernudiandapat meneuraikan zat-zat organik yangterdapat dalam air Iimbah cair industri tahusehingga nrenr ebabkan COD menjadimenurun. Hal inilah )'ang dirasa perludisampaikan kepada pihak pengelolaindustri tahu agar melakukan pengolahanlimbah sebelum diL,uane ke lingkungan,men-uingat banl aknr a zat-zat organik yangterkandung dalam limbah cair tahu tersebut.Selain itu- para pekerjalkaryawanhendaknra diberikan rugas dan tanggungjau'ab rnasinq-masing baik yang bertugasdalam prtrses peneolahan tahu, maupunpengolahan limbah cair tahu agar senantiasamemperhatikan air buangan sisaindustrinr a.

Pada iabel I menunjukkan bahwakadar TSS nurni sebelum pembubuhankoaeulan brli kelor adalah 319 mgll.Sedanekan ra*-rara kadar TSS setelahpembubuhan b,-ii kelor mengalamipeninekaran rairu -lil atau dengan rata-ratapersente-ie k:dar TSS sebesar -36%. Dosis

)'ang t-rDtict'r:n dalam penurunan TSSadalah :a,l: ,.- sam biji kelor dengan

rs

tt

litt

T

a

kirpp

tb

kpS

0flSZ

b,

b,

dr

S

kr

p(

dr

te

sc

bilir

Page 8: poltekkes-maluku.ac.idpoltekkes-maluku.ac.id/repository/file/4145908582.pdf · poltekkes-maluku.ac.id

)

I

t

I

t

I

I

I.I

I

a

'I

I

I

t

)

I

I

I

I:

I

i

t

I

I

Dosis Test (mgA)Biji Kelor Pre Post((rram)

selisih penurunan yang tidak terlampau jauhyaitu 12 ata 4 Yo.

Tabel 2Pemeriksaan Kadar TSS Sebelum dan

Sesudah PembubuhanKoagulan Biji Kelor

o//oSelisih Penur

unan1_7 3i9 307 12

Jrl 319 416 -1A2 -3L

4,7 319 573 -254 -80.Iumlah 951 1296 -744 -108

Rata-rata 3 19 432 -1 15 -36

Sumber: data primer terolah tahun 2013

TSS merupakan padatan yangterkandung dalam air dan bukan merupakanlarutan, bahan ini dibedakan dari padatanterlarut dengan cara uji di laboratorium.TSS biasanya mengandung zat organik dananorganik.

Pengaruh dosis koagulan serbuk bijikelor terhadap penyisihan TSS limbah cairindustri tahu diperoleh hasil yang optimumpada dosis 1,7 gtam kelor yaitu denganpenyisihan 12 atau dengan persentase 40lo.

Dengan pemberian koagulan biji kelor yangbermuatan positif pada sampel, makakoagulan akan berinteraksi dengan partikel-partikel negatif sehingga membentuk flok.Setelah dilakukan pengadukan kedua(pengadukan lambat) maka menyebabkanflok mikro bergabung dan lengket menjadisatu dan flok ukuran atau massanya lebihbesar akan mengendap dan turun ke dasarbeker glass. Hal ini yang meyebabkan TSSdalam air limbah menjadi berkurang.Semua hal yang mempengaruhi penyisihankekeruhan, juga berpengaruh terhadappenyisihan TSS-nya seperti pengaruh pH,dosis dan ukuran partikel.

Ukuran partikel sangat berpengaruhterhadap penyisihan kekeruhan karenasemakin kecil ukuran partikel, maka luasbidang kontak antara koagulan denganlimbah cair industri tahu akan semakin

Hairudin Rasako, Ruhwsn Ahmud

besar. Begitupun dengan koagulan b,jikelor, jika ukuran partikelnya semakinkecil, maka luas bidang kontak antarapartikel b,ji kelor terhadap limbah cairsemakin besar sehingga menyebabkan TSSsemakin banyak tersisihkan. Ayakan yangdigunakan adalah 212 mesh sehinggaserbuk biji kelor yang dihasilkan pun masihagak kasar sehingga luas bidang kontakantarapartikel pun cenderung kecil. Tingkatpenyisihan TSS tidak selamanyaberbanding lurus terhadap tingkatpenyisihan kekeruhan tergantung daripengaruh ukuran partikel, bentuk danindeks bias suatu partikel (Sorenson dkk.1e7t).

Berdasarkan data pengamatan,penyisihan TSS pada partikel b,ji kelorsangat dipengaruhi oleh pH limbah cairindustri tahu. Dari pengamatan tersebutdiperoleh kinerja rata-rata penyisihan TSSkoagulan biji kelor dengan dosis 3,2 gramdan 4,7 gram tidak lebih baik dari padadosis 1,7 gram bui kelor dan tidakberbanding lurus dengan penyisihankekeruhan karena selain kondisipengadukan, dosis yang diberikan melewatikemampuan koagulan maka menyebabkanlarutan mejadi jenuh dan pengotoran yangberlebihan sehingga justru menyebabkanmeningkatnya padatan suspensi dalam airlimbah cair industri tahu. Hal ini yangdisebutkan oleh Sudaryanti (1993) bahwafaktor-faktor yang mempengaruhi koagulasidiantaranya; pH, kondisi pengadukan, jeniskoagulan, temperatur air dan tingkatkekeruhan.

Pada tabel 3 menunjukkan bahwakadar kekeruhan limbah cair sebelumpembubuhan koagulan biji kelor adalah255NTU. Rata-rata penurunan kadar kekeruhansetelah pembubuhan biji kelor adalah 169atau rata-tata persentase penurunannyasebesar 33,3oA. Dosis yang optimum dalampenurunan kadar kekeruhan adalah padadosis 3,2 gram biji kelor dengan selisihpenurunan mencapai LAB alau 42Ya.

Page 9: poltekkes-maluku.ac.idpoltekkes-maluku.ac.id/repository/file/4145908582.pdf · poltekkes-maluku.ac.id

Pemunfaatun Btji Kelor (Moringa Oleifera) St'Dagc,'A -:a.-;n 1,r;rnatifdulam Proses Peniernihan Limbsh Coir Indusrri Ta!;L

DosisBiji Ketor

(Gram)

Test (NTU)

Pre Post

o//o

Selisih Penurunan

Tabel 3Pemeriksaan Kadar Kekeruhan Setrelum

dan Sesudah PembubuhanKoagulan Biji Kelor

cji: -.: '.:..r- -t ', *:. ::rrses koagulasi-

i-.i'--.'.. >:- --.ll: men-eakibatkan

ie:'.J.:.: l=---:-::: :kibat dosis yang

ber.<: - '- -- ::.i:: r3liambahnya dosis

rC:=:- :,. ::.:l :--ei-rebabkan larutan

S3:.::..- .: -- .;:.::gga kOagulan Yang-ir>.:: -...:-, t*-=r.:rritrri larutan yang ada.

Se.': :.^- -:,-r:r :lnikel koagulan bijir;-, : -- :> : :, ..l -i:: halus sehingga luas

r.,.'1.:... :..:::: :::::kei ktragulan biji kelOr

c.:::: - ::--. :-::r industri tahu semakin

ij -. '.-. ::::ergandung sejenis protein..r:: .=:-. l: j:'. j\f t ....1f ei' SOlUble pfOlein)'rer:'- :. : :-.. .:--.... :endah t\dabingengsereds.r.---. L : r:.;:, . Ja\ r. \pabila dilarutkan

b,i,: -.,. . : :-..:.::'.:siik:n nruatan-muatanpt-rs::i, :: :::-. -: :;'. ilng banyak. Larutan

b,l i i-.. . : :.:s:: -: bereaksi sebagai

koaiL-.": :. ..:'..': alarniah bermuatan

positii S -.::::..::;. 1994). Ketikadita:lb:.-,'r:', -.. ;:.j;li sampel lirnbah cair

indusir, '.-:r-- i-:r. ;:.kuti petputaran cepat

( 10o i-nr:t , :;.::'.; 1r-r menit kemudian

pen$aduk::- -:::l':'l: r:0 rpm) Selama 5

tnenit. pirri-:r. :.:,:,-':ik \ang dihasilkan bijikelor ciic:s:::r -:si.<an keseluruh bagian

tabung 'cea*.: \ l;1g berisi samPel dan

kemutJian leil::t:eksi dengan partikel-parikel ber:r ,,:i.rn negativ penyebab

kekeruhan )arS didispersi dalam limbah

cair industri tahu. interaksi itu berpengaruh

dan akibatnla panikel-partikel mengalami

destabilisasi dan mernbentuk flok.Akibat adanl a ga1'a gravitasi dengan

mengendapnl'a t'iok tersebut, maka

sebagian partikel pen,vebab kekeruhan yang

tersuspensi daiam limbah cair industri tahu

mengalami pengurangan dengan demikian

kekeruhannya menjadi berkurang.

Penunrnan kekeruhan dalam penelitian

tersebut diatas sejalan dengan apa yang

dikemukakan oleh Jhon dalam (price, 20A2)

bahrva serbuk biji kelor yang kering telah

lama digunakan oleh wanita pedesaan

Sudan untuk menjernihkafl a1t.

K

diba

diK,

be

pe

lnke

m

35

-3

1;7 255 165 90

J-/ 2ss 147 108 42A'1 255 195 60

Jumlah 165 50'7 258 1001

Rata-rata 255 169 JJ.J

Sumber; data primer terolah tahun 2013

Kekeruhan air limbah cair industritahu dapat disebabkan karena adanya zat

padat yang tersuspensi baik yang bersifat

organik maupun anorganik, biasanya

berasal dari protein, karbohidrat,lemak, zat

terlarut yang mengandung Padatantersuspensi atau padatan terendap.

Kekeruhan tidak merupakan sifat air yang

membahayakan terhadap kesehatan tetapi

karena air menjadi berwarna maka

kekeruhan merupakan satu hal yang perlu

dipertimbangkan mengingat bahu'a

kekenrhan akan mengurangi segi estetika,

menyulitkan dalam usaha penyaringan dan

mengurangi efektifitas usaha desinfeksi.Hasil penelitian didapatkan bahwa

penumnan kadar kekeruhan dengan

pembubuhan koagulan pada dosis optimum3,2 gram biji kelor mampu menurunkan

kekeruhan dengan selisih 108 atau dengan

persentase 42%. Menurut Wiley (1955)

suatu koagulan dikatakan efektif, apabila

mampu mengurangi nilai turbiditas sebesar

50% sehingga koagulan bui kelor inimerupakan koagulan yang efektif untuk

menurunkan turbiditas limbah cair industri

tahu.Dosis koagulan sangat berPengaruh

terhadap penyisihan kekeruhan limbah cair

industri tahu karena dengan memberikan

dosis yang tepat maka PenYisihankekeruhan sampel akan semakin signifftan.Sedangkan pada dosis 4,7 gram biji kelor,

telah melebihi konsentrasi koagulan yang

m(6

kr

S€

pi(j

8r

P,

Nt-t!

N

N

N

vP

xh

S

b

)S

F

rI;

;rI

it

I

I

Page 10: poltekkes-maluku.ac.idpoltekkes-maluku.ac.id/repository/file/4145908582.pdf · poltekkes-maluku.ac.id

KESINIPT LAN DAN SARANDari hasil pembahasan Yang telah

diuraikan, maka penulis menyimpulkanbahu,a berdasarkan hasil penelitian yang

dilakukan di Laboraturium BTKL P2m

Kelas II Ambon dapat disimpulkan sebagai

berikut, 1) Kadar COD sebelum

pembubuhan koagulan biji kelor adalah 160

mgil dan setelah pembubuhan koagulan bijikelor pada dosis 1,7 gram biji kelor 155

mgfl (3%) dosis 3,2 gram biji kelor 152

mgll (5%), dan 4,1 gram biji kelor 150 mg/l(6%).2). Kadar TSS sebelum pembubuhan

koagulan brji kelor adalah 319 mg/l dan

setelah pembubuhan koagulan b5i kelorpada dosis 1,7 gram biji kelor 3A7 mgl(4%), dosis 3,2 gram biji kelor 416 mg/l (-32o/o), dan 4,7 gram biji kelor 573 mg/l (-809/o). 3). Kadar kekeruhan sebelum

pembubuhan koagulan biji kelor adalah255NTU dan setelah pembubuhan koagulan bijikeior pada dosis 1,7 gram biji kelor 165

NTU (35%), dosis 3,2 gram biji kelor 147

NTU (42%), dan 4,7 gram biji kelor 195

Nru (237;).Dari kesimpulan tersebut, maka saran

yang dapat diberikan adalah, 1). Bagi

Pinrpinan Industri Tahu Negeri Batu Merah

Kecamatan Sirimau Kota Ambon,hendaknya melakukan pengolahan limbahsebelum dibuang ke lingkungan mengingatbanyaknya bahan kimia dan zat-zat organikyang terkandung dalam limbah cair tahu

sangat tinggi. 2)" Bagi petugas sanitasi

Puskesmas Rijali agar senantiasa

melakukan pengawasan atau pemantauan

lingkungan, sehingga limbah industri yang

dihasilkan tidak mencemari lingkungansekitar maupun air sungai. 3). Bagi

masyarakat, yang bermukim di sekitarindustri Tahu selalu memperhatikanpembuangan air limbah Industri Tahu agar

tidak mencemari lingkungan.

DAFTAR PUSTAKABPPT. 1997a. Teknologi Pengolahan

Limbah Tahu-Tempe Dengan Proses

Biofilter Anaerob dan Aerab.

Hairudin Rasako, Rshwsn Ahmsd

http ://rnu,w. enviro.bppt. go. i d.i' ke1-

1i(tgl 17 April2006).Chandra. 1998. Penenhtan Dosis Optimum

Koagulan Ferro sulfut-kaPur,Flokulan Chemifloce dan Besfloc

serta Biofloculan Moringa Oleiferadalam Pengolahan Limbah CairPabrik Tekstil. Jurusan Teknik KimiaLTNPAR. Bandung.

Djarwanti, Moertinah, .,S dan Harihastuti,

N. 2000. PeneraPan IPAL TerPadu

Industri Kecil Tahu di AdiwernaKabupaten Tegal. Laporan Penelitian.

Badan Penelitian dan Pengembangan

Industri Semarang.Duke, J. A. 1983- Handbook of EnergY

Crops. http://wwrv.google.co.idnewcrop. hort.Perdue.newcrop/duke:energ)u/moringa-oleifera.html. Diakses

tanggal 31 Januari 2A09.

Husin, A. 2003. Pengolahan Limbah Cait'

Industri Tahu Menggunakan BUi

Kelor (Moringa Oleifera Seeds)

Sebagai Koagttlan. LaPoran

Penelitian Dosen Muda, Fakultas

Teknik USU.Istighfaro, Nila. 2010. Peningkatan

Ktralitas Minyak Goreng Bekas

Dengan Metode AdsorbsiMenggrmakan Bentonit *Karbon AktifBiji Ketor (Moringa Oleifera. Lamk).

Skripsi. Program Sarjana UIN.Malang

Moertinah, Sri dan Djarwanti. 2003.

Penelitian ldentifikasi Pencemaran

Industri Kecil Tahu-TemPe diKelurahan Debong Tengah KotaTegal dan Konsep Pengendaliannya.Laporan Penelitian. Badan Penelitian

dan Pengembangan Industri

Semarang.Muyibi A.S. and Lilian M.E. 2005.

Moringa Oleifera Seed For Softening

Hardwoter. Wat Res. Vol.29 No.4,

pp. 1099-1 i05.Notoadmojo, S. 2A02. Metodologi

Penelitian Kesehatan. PT. Rineka

Cipta: Jakarta.

Page 11: poltekkes-maluku.ac.idpoltekkes-maluku.ac.id/repository/file/4145908582.pdf · poltekkes-maluku.ac.id

Hairudin Rusako, Rahwsn Ahmad

KESIMPULAN DAN SARANDari hasil Pembahasan Yang telah

diuraikan, maka penulis menyimpulkan

bahwa berdasarkan hasil penelitian yang

dilakukan di Laboraturium BTKL P2m

Kelas II Ambon dapat disimpulkan sebagai

berikut, 1) Kadar COD sebelum

pembubuhan koagulan biji kelor adalah 160

mg11 dan setelah pembubuhan koagulan bijikeior pada dosis 1,7 gram biji kelor 155

m/l (3%i) dosis 3,2 gram biji kelor 152

*elt (SW), dar. 4,7 gram biji kelor 150 mg/l

(60/o).2). Kadar TSS sebelum pembubuhan

koagulan biji kelor adalah 319 mg/l dan

setelah pembubuhan koagulan biji kelor

pada doiis 1,7 gram biji kelor 307 mgll(+W), dosis 3,2 gram biji kelor 416 mg/l (-

32oh), dan 4,7 gram biji kelor 573 mg/l (-

80%). 3). Kadar kekeruhan sebelum

pembubuhan koagulan biji kelor adalah 255

ittTu dun setelah pembubuhan koagulan bijikelor pada dosis 1,7 gram biji kelor 165

NTU (35%), dosis 3,2 grant biji kelor 147

NTU (42%), dan 4,7 grarn biji kelor 195

Nru (23%).Dari kesimpulan tersebut, maka saran

yang dapat diberikan adalah, 1)' Bagi

i'irnpinun Industri Tahu Negeri Batu Merah

Kecimatan Sirimau Kota Ambon,

hendaknya melakukan pengolahan limbah

sebelum dibuang ke lingkungan mengingat

banyaknya bahan kimia dan zat-zat organik

yang terkandung dalam limbah cair tahu

iangat tinggi. 2). Bagi petugas sanitasi

Puskesmas Rijali agar senantiasa

melakukan pengawasan atau pemantauan

lingkungan, sehingga limbah industri yang

dihasilkan tidak mencemari lingkungan

sekitar maupun ait sungai. 3). Bagi

masyarakat, yang bermukim di sekitar

Industri Tahu selalu memperhatikan

pembuangan air iimbah Industri Tahu agar

tidak mencemari iingkungan.

DAFTAR PUSTAKABPPT. 1991a. Teknologi Pengolahan

Limbah Tahu-TemPe Dengan Proses

Biofilter Anaerob dan Aerob'

http ://u'"vvw.enviro.bppt. go. id'l' kel-

li(tgl 17 APril2006).Chandra. !998. Penentuan Dosis Optimum

Koagulan Ferro sulfat'kaPur'

Flokulan Chemifloce dan Besfloc

serta Biofloculan Moringa Oleifera

dalam Pengolahan Limbah Cair

Pabrik Tel<stil. Jurusan Teknik Kimia

LiNPAR. Bandung.

Djarwanti, Moertinah, .,S dan Harihastuti,

N. 2000. PeneraPan IPAL TerPadu

Industri Kecil Tahu di Adiwerna

Kabupaten Tegal. Laporan Penelitian'

Badan Penelitian dan Pengembangan

Industri Semarang.

Duke, J. A. 1983. Handbook of Energ"

Crops. http://www'google'co'id

nergv/moringa:oleifera.html' Diakses

tanggal 3 1 Januari 2009.

Husin, A. 2003. Pengolahan Limbah Cair

Industri Tahu Menggunakan BiiiKelor (Moringa Oleifera Seeds)

Sebagai Koagulan' LaPoran

Penelitian Dosen Muda, Fakultas

Teknik USU.Istighfaro, Nila. 2010' Peningkatan

Kualitas MinYak Goreng Bekas

Dengan Metode Adsorbsi

Meiggunakan B entonit *Karbon AktifBiji ietor (Moringa Oleifera' Lamk)'

Skripsi. Progtam Sarjana UIN'Malang

Moefiinah, Sri dan Djarwanti' 2003'

Penelitian ldentifikasi Pencemaran

Industri Kecil Tahu-TemPe di

Kelurahan Debong Tengah Kotq

Tegal dan Konsep Pengendaliannya'

Laporan Penelitian. Badan Penelitian

dan Pengembangan tndustri

Semarang.Muyibi A.S. and Lilian M'E' 2005'

Moringa Oleifera Seed For Softening

Hardwater. Wat Res' Vol'29 No'4,

pp. 1099-1 105.

Notoadmojo, S. 20A2. Metodologi

Penelitian Kesehatan. PT' Rineka

CiPta: Jakarta.