porto chf

13
Topik : Gagal Jantung Kongestif (CHF) Tanggal (kasus) : 19 Maret 2015 Presenter : dr. Erwin Tanggal presentasi : Juni 2015 Pendamping : dr. Isma Ninda Ningsih Tempat presentasi : RSUD Tengku Mansyur Tanjung Balai Objektif presentasi ■ Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan pustaka Diagnostik ■ Manajemen Masalah Istimewa Neonatus Bayi Anak Remaja ■ Dewasa Lansia Bumil Deskripsi : Perempuan, 65 tahun, Pasien datang dengan keluhan sesak nafas sejak 1 minggu yang lalu dan dirasakan memberat sejak 2 hari yang lalu. Sesak nafas dirasakan oleh pasien semakin memberat terutama saat pasien melakukan aktivitas ringan. Sesak nafas berkurang bila pasien

Upload: erwin-xu

Post on 07-Nov-2015

220 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

s

TRANSCRIPT

Topik : Gagal Jantung Kongestif (CHF)

Tanggal (kasus) : 19 Maret 2015Presenter : dr. Erwin

Tanggal presentasi : Juni 2015Pendamping : dr. Isma Ninda Ningsih

Tempat presentasi : RSUD Tengku Mansyur Tanjung Balai

Objektif presentasi

Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan pustaka

Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa

Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil

Deskripsi : Perempuan, 65 tahun, Pasien datang dengan keluhan sesak nafas sejak 1 minggu yang lalu dan dirasakan memberat sejak 2 hari yang lalu. Sesak nafas dirasakan oleh pasien semakin memberat terutama saat pasien melakukan aktivitas ringan. Sesak nafas berkurang bila pasien beristirahat dengan posisi setengah duduk. Pasien menggunakan 3 bantal saat tidur dan pada malam hari, pasien terbangun dari tidurnya karena sesak nafas. Sejak 1 tahun yang lalu, pasien juga mengeluhkan mengatakan kedua kakinya bengkak dan bertambah berat saat berjalan. Pemeriksaan fisik : Kepala: Dalam batas normal, Leher: Meningkat, 5 + 3 cmH2O, Toraks: Paru : Inspeksi: Simetris fusiform, Palpasi: SF ka = ki, Perkusi: sonor pada kedua lapangan paru, Auskultasi: SP : vesikular, ST : ronki basah lapangan bawah kiri dan kanan Jantung : Inspeksi : Ictus cordis tampak di SIC VI 2 jari lateral LMCS Palpasi : Ictus cordis teraba kuat angkat di SIC VI 2 jari lateral LMCS Perkusi:Batas jantung - Kanan atas SIC II LPSD - Kiri atas SIC II LPSS- Kanan bawah sulit dinilai-Kiri bawah SIC VI 2 jari lateral LMCS Auskultasi:M2 > M1, T2 > T1, A2 > A1, P1 > P2, reguler regular

Tujuan : Menegakkan diagnosis dan memberikan penanganan CHF

Bahan bahasan : Tinjauan Pustaka Riset Kasus Audit

Cara membahas: Diskusi Presentasi dan diskusi Email Pos

Data pasien :Nama : MR Umur:65 tahunAlamat: Jalan ArteriBangsa: IndonesiaNomor Registrasi: 02.46.98

Nama RS: RSUD TENGKU MANSYURTelp : (0623) 92899Terdaftar sejak : 10Mei 2015

Data utama untuk bahan diskusi :

1. Diagnosis / gambaran klinis: CHF, Keadaan umum : sedang

2. Riwayat pengobatan:

3. Riwayat kesehatan / penyakit : Hipertensi

4. Riwayat Kelahiran: -

4. Riwayat Keluarga: -

5. Riwayat Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

6. Kondisi lingkungan sosial dan fisik (Rumah, Lingkungan,Pekerjaan) : -

7. Riwayat Imunisasi (disesuaikan dengan pasien dan kasus) : Tidak jelas

8. Lain-lain

Daftar Pustaka :

1. Mansjoer A, Suprohaita, Wardhani WI, Setiowulan W.Kapita Selekta Kedokteran FKUI Jilid 2. Media Aesculapius. Jakarta. 2000: 17-8.2. Widjaja AC.Uji Diagnostik Pemeriksaan Kadar D-dimerPlasma Pada Diagnosis Stroke Iskemik.UNDIP. Semarang. 2010.http://eprints.undip.ac.id/24037/1/Andreas_Christian_Widjaja.pdf3. Widjaja AC.Uji Diagnostik Pemeriksaan Kadar D-dimerPlasma Pada Diagnosis Stroke Iskemik.UNDIP. Semarang. 2010.http://eprints.undip.ac.id/24037/1/Andreas_Christian_Widjaja.pdf(1januari 2012)

Hasil Pembelajaran :

1. Diagnosis CHF

2. Pengobatam CHF

3. Edukasi

Subjektif : sesak nafas dialami pasien sejak 1 minggu yang lalu dan dirasakan memberat sejak 2 hari yang lalu. Sesak nafas dirasakan oleh pasien semakin memberat terutama saat pasien melakukan aktivitas ringan. Sesak nafas berkurang bila pasien beristirahat dengan posisi setengah duduk. Pasien menggunakan 3 bantal saat tidur dan pada malam hari, pasien terbangun dari tidurnya karena sesak nafas. Sejak 1 tahun yang lalu, pasien juga mengeluhkan mengatakan kedua kakinya bengkak dan bertambah berat saat berjalan. Objektif : 1. Pemeriksaan fisik : Tanda-tanda vital:TD: 160/100 mmHgHR: 110x/menit, ireguler RR : 32x/menitT : 36,5oC Kepala: Dalam batas normal, Leher: Meningkat, 5 + 3 cmH2O, Toraks: Paru : Inspeksi: Simetris fusiform, Palpasi: SF ka = ki, Perkusi: sonor pada kedua lapangan paru, Auskultasi: SP : vesikular, ST : ronki basah lapangan bawah kiri dan kanan Jantung : Inspeksi : Ictus cordis tampak di SIC VI 2 jari lateral LMCS Palpasi : Ictus cordis teraba kuat angkat di SIC VI 2 jari lateral LMCS Perkusi:Batas jantung - Kanan atas SIC II LPSD - Kiri atas SIC II LPSS- Kanan bawah sulit dinilai-Kiri bawah SIC VI 2 jari lateral LMCS Auskultasi:M2 > M1, T2 > T1, A2 > A1, P1 > P2, reguler regularAssesment: : Gagal jantung kongestif (CHF) adalah keadaan patofisiologis berupa kelainan fungsi jantung, sehingga jantung tidak mampu memompa darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan atau kemampuannya hanya ada kalau disertai peninggian volume diastolik secara abnormal. Penamaan gagal jantung kongestif yang sering digunakan kalau terjadi gagal jantung sisi kiri dan sisi kanan Kriteria diagnosis gagal janung kongestif biasanya menggunakan kriteria FraminghamKriteria MayorKriteria Minor

0. Paroksismal nokturnal dyspnea 1. Edema eksremitas

0. Distensi vena leher1. Batuk malam hari

0. Ronki paru1. Dispnea deffort

0. Kardiomegali1. Hepatomegali

0. Edema paru akut1. Efusi pleura

0. Gallop S31. Penurunan kapasitas vital 1/3 dari normal

0. Peninggian tekana vena jugularis1. Takikardi(>120/menit)

0. Refluks hepatojugular

Diagnosis gagal jantung ditegakkan minimal ada 1 kriteria major dan 2 kriteria minor.

Klasifikasi menurut New York Heart Association (NYHA), merupakan pedoman untuk pengklasifikasian penyakit gagal jantung kongestif berdasarkan tingkat aktivitas fisik, antara lain: 1. NYHA class I, penderita penyakit jantung tanpa pembatasan dalam kegiatan fisik serta tidak menunjukkan gejala-gejala penyakit jantung seperti cepat lelah, sesak napas atau berdebar-debar, apabila melakukan kegiatan biasa.1. NYHA class II, penderita dengan sedikit pembatasan dalam kegiatan fisik. Mereka tidak mengeluh apa-apa waktu istirahat, akan tetapi kegiatan fisik yang biasa dapat menimbulkan gejala-gejala insufisiensi jantung seperti kelelahan, jantung berdebar, sesak napas atau nyeri dada.1. NYHA class III, penderita penyakit dengan pembatasan yang lebih banyak dalam kegiatan fisik. Mereka tidak mengeluh apa-apa waktu istirahat, akan tetapi kegiatan fisik yang kurang dari kegiatan biasa sudah menimbulkan gejala-gejala insufisiensi jantung seperti yang tersebut di atas.1. NYHA class IV, penderita tidak mampu melakukan kegiatan fisik apapun tanpa menimbulkan keluhan, yang bertambah apabila mereka melakukan kegiatan fisik meskipun sangat ringan

Plan: Diagnosis: Gagal Jantung Kongestif ( CHF)Pengobatan: Non Farmakologis1. Bed rest total dengan posisi duduk1. Diet rendah garam1. Diet rendah serat1. Diet lunak dan rendah kaloriFarmakologi 1. Oksigen 2-4 liter/menit1. IVFD RL 10 tpm1. Inj. Furosemide 2 x 1 ampul (20 mg) IV1. Spironolakton 1 x 1 tablet (25 mg) p.o. 1. Captopril 3 x 1 tablet (25 mg) p.o.Pendidikan :Menjelaskan kepada keluarga pasien tentang rencana terapi dan pengobatan selanjutnya, mobilisasi bertahap dan diet rendah garam

Konsultasi : Menjelaskan pada pasien dan keluarga mengenai pentingnya pengawasan minum obat, dan kontrol rutin untuk mengetahui perkembangan pasien.