portofolio sebagai alternatif keputusan investasi di pasar modal studi penelitian pada saham bursa...
DESCRIPTION
portofolio sahamTRANSCRIPT
PORTOFOLIO SEBAGAI ALTERNATIF KEPUTUSAN INVESTASI
DI PASAR MODAL (Studi Penelitian pada Saham Bursa Efek Indonesia)
Oleh: RIZAL PAHLEVI
0110213034
JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
2008
DAFTAR ISI Halaman BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ............................................ 5 1.3 Tujuan Penelitian ............................................... 5 1.4 Manfaat Penelitian ............................................. 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Saham, Jenis Saham dan Keuntungannya .................................................. 7
2.1.1 Pengertian Saham .......................... 7 2.1.2 Jenis Saham .................................... 8 2.1.3 Keuntungan Memegang Saham .. 9 2.2 Pengertian Investasi, Resiko dan Pertimbangan Melaksanakan Investasi ......... 10 2.2.1 Pengertian Investasi ...................... 10 2.2.2 Resiko Investasi .............................. 11 2.2.3 Proses Pertimbangan dalam Melaksanakan Investasi Sekuritas 15 2.3 Teori Portofolio..................................................... 19 2.3.1 Pengertian Portofolio ..................... 19 2.3.2 Karakteristik Portofolio ................... 20 2.3.3 Resiko Portofolio ............................ 21 2.3.4 Pengukuran Resiko Dalam Portofolio .......................................... 22 2.3.5 Evaluasi Kinerja Portofolio ............ 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian ...................................... 31 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ......................... 31 3.3 Identifikasi Variabel ........................................... 32 3.3.1 Harga Pasar Saham ...................... 32 3.3.2 Nilai Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) .......................... 32 3.3.3 Tingkat Suku Bunga ....................... 33 3.4 Populasi dan Sampel ........................................ 33 3.5 Metode Pengumpulan Data ............................. 34 3.5.1 Jenis Data ........................................ 34 3.5.2 Sumber Data ................................... 34 3.5.3 Teknik Pengumpulan Data ........... 34
3.6 Metode Analisis ................................................... 35 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik Deskriptif .............................................. 39 4.2 Resiko Portofolio ............................................... 39 4.3 Pemilihan Saham Portofolio ............................ 42 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan .......................................................... 47 5.2 Saran ……. ........................................................... 47 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
1
ABSTRAKSI
Rizal Pahlevi. NIM 0110213034. Portofolio Sebagai alternatif Keputusan Investasi di Pasar Modal (Studi Penelitian Pada Saham Bursa Efek Indonesia). Komisi Pembimbing : DR. Gozali Maski
Analisis portofolio adalah merupakan salah satu alat alternatif
pilihan di dalam mengambil keputusan investasi dalam saham. Dalam melakukan investasi bilamana hanya tergantung pada salah satu jenis saham saja kemungkinan investor akan banyak menanggung resiko.
Keputusan investasi adalah keputusan yang diambil investor untuk mengalokasikan dana yang dimilikinya dalam bentuk aktiva tertentu (financial assets) dengan harapan akan mendapat keuntungan ekonomis di masa yang akan datang. Bila keputusan yang diambil adalah untuk membeli sejumlah saham tertentu, maka yang diharapkan akan mendapatkan deviden dan capital gain jika saham tersebut dijual kembali.
Data penelitian dilakukan terhadap saham LQ-45 selama periode Maret – Juni 2008. Variabel penelitian ini adalah harga saham, return, standard deviasi return. Metode statistik yang digunakan adalah uji-F untuk homogenitas varian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya ada 16 saham memiliki portofoio optimal. Portofio optimal memiliki ciri nilai return tinggi dan risiko rendah. Kata kunci : portofolio, return, standard deviasi
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pasar modal Indonesia dalam perkembangannya telah
menunjukkan sebagai bagian dari instrumen perekonomian, dimana
indikasi yang dihasilkannya banyak dipicu oleh para peneliti maupun
praktisi dalam melihat gambaran perekonomian Indonesia. Oleh karena itu
komitmen pemerintah Indonesia terhadap peran pasar modal tercermin di
dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1995 tentang
Pasar Modal, dimana dinyatakan bahwa pasar modal mempunyai peran
yang strategis dalam pembangunan nasional, sebagai salah satu sumber
pembiayaan bagi dunia usaha dan wahana investasi bagi masyarakat.
Sebagai salah satu instrument perekonomian, maka pasar modal
tidak terlepas dari pengaruh yang berkembang di lingkungannya, baik
yang terjadi di lingkungan ekonomi mikro yaitu peristiwa atau keadaan
para emiten, seperti laporan kinerja, pembagian deviden, perubahan
strategi perusahaan atau keputusan strategis dalam Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS) akan menjadi informasi yang menarik bagi
para investor di pasar modal. Disamping lingkungan ekonomi mikro,
perubahan lingkungan yang dimotori oleh kebijakan-kebijakan makro
ekonomi seperti kebijakan moneter, kebijakan fiskal maupun regulasi
pemerintah dalam sektor riil dan keuangan, akan pula mempengaruhi
gejolak di pasar modal.
1
2
Tingkat kepekaan dinamika pasar modal akan berkembang
sensitivitasnya, tidak hanya dipengaruhi oleh faktor-faktor ekonomi mikro
dan makro ekonomi saja, akan tetapi faktor-faktor non ekonomi, seperti
penegakan hukum, hak asasi manusia, kepedulian pada lingkungan hidup
serta peristiwa-peristiwa ketatanegaraan yang syarat dengan nuansa
politik dan tingkat keamanan suatu negara telah pula mempengaruhi
gejolak atau dinamika saham-saham yang ada di pasar modal.
Berdampak positif atau negatif terhadap harga-harga saham di pasar
modal tergantung dari setiap peristiwa yang mempengaruhinya.
Dalam dunia usaha yang sebenarnya hampir sama, semua
investasi mengandung unsur ketidakpastian atau resiko. Demikian pula
dengan investasi saham di pasar modal. Pemodal pada umumnya tidak
tahu dengan pasti hasil yang akan diperolehnya dari investasi usaha yang
dilakukannya. Dalam keadaan semacam ini dikatakan bahwa pemodal
tersebut menghadapi resiko dalam investasi yang dilakukannya. Yang
hanya dapat mereka lakukan adalah memperkirakan berapa keuntungan
yang diharapkan dari investasi dan seberapa jauh kemungkinan hasil yang
sebenarnya nanti akan menyimpang dari hasil yang diharapkan. Masalah
ini menunjukkan kepada investor atau calon investor perlu senantiasa
berhati-hati baik pada kondisi bursa bullish maupun sedang bearish dan
tetap harus berdasarkan keputusan pada hasil analisis atau informasi
yang dikumpulkan.
Pada kenyataan tidak semua anggota masyarakat terutama
investor perorangan mampu dengan baik menganalisa informasi yang
3
disajikan emiten atau calon emiten. Analisis ini penting untuk
mengidentifikasi apakah investor bersikap sebagai pemodal atau
spekulan. Bila investor bersikap sebagai pemodal, berarti deviden yang
diharapkan. Sedangkan bila investor bersikap sebagai spekulan, berarti
capital gain yang diharapkan.
Secara normatif, sebelum seseorang investor atau calon investor
mengambil keputusan untuk membeli saham tertentu, tentunya terlebih
dahulu akan menganalisis terhadap saham tersebut. Hal ini bertujuan
untuk menentukan kualitas, prospek, dan tingkat resiko terhadap saham-
saham. Untuk itu diperlukan suatu informasi yang relevan dan realibel
terhadap saham atau sekuritas yang diperjual belikan.
Analisis portofolio adalah merupakan salah satu alat alternatif
pilihan di dalam mengambil keputusan investasi dalam saham. Dalam
melakukan investasi bilamana hanya tergantung pada salah satu jenis
saham saja kemungkinan investor akan banyak menanggung resiko.
Keputusan investasi adalah keputusan yang diambil investor untuk
mengalokasikan dana yang dimilikinya dalam bentuk aktiva tertentu
(financial assets) dengan harapan akan mendapat keuntungan ekonomis
di masa yang akan datang. Bila keputusan yang diambil adalah untuk
membeli sejumlah saham tertentu, maka yang diharapkan akan
mendapatkan deviden dan capital gain jika saham tersebut dijual kembali.
Tapi disisi lain, investor akan mendapat resiko kegagalan yang tinggi pula,
namun demikian investor dapat melakukan diversifikasi saham, dengan
membentuk suatu portofolio untuk mengurangi resiko tersebut.
4
Diversifikasi saham dimaksudkan untuk mengurangi fluktuasi tingkat
keuntungan yang diperoleh investor dengan cara memiliki saham bukan
hanya satu jenis melainkan beberapa jenis saham. Hal ini disebabkan
karena tingkat keuntungan yang diperoleh investor dengan cara memiliki
saham bukan hanya masing-masing jenis saham yang dipilih cenderung
saling mengkompensasi, dimana kerugian yang diderita suatu jenis saham
akan tertutupi oleh keuntungan dari saham-saham yang dimiliki tidak
terlalu besar dibandingkan dengan tingkat keuntungan yang diperoleh.
Berdasarkan pada latar belakang pemikiran di atas, menarik
perhatian peneliti untuk mengupas permasalahan portofolio. Mengingat
portofolio merupakan salah satu alat yang dapat berfungsi membantu
investor di dalam memberikan informasi yang lebih akurat di dalam
pengambilan keputusan investasi saham di pasar modal terutama dalam
meminimalkan resiko yang muncul dengan tingkat pengambilan tertentu
dari investasi pada sekuritas saham di pasar modal. Informasi ini sangat
diperlukan bagi seorang investor atau calon investor sebagai
pertimbangan dalam berinvestasi. Bagi investor atau calon investor
informasi dapat merupakan sebagai bahan dalam melakukan analisis
saham dan memprediksi prospek earning saham di masa yang akan
datang. Resiko dan keuntungan perlu diestimasikan sebelum menentukan
pilihan investasi, sehingga dapat memperkecil kekeliruan dalam memilih
saham dan terjadinya kerugian yang akan diderita oleh investor.
Dari hasil pemikiran tersebut, maka di dalam penelitian ini
mengambil tema skripsi dengan judul : PORTOFOLIO SEBAGAI
5
ALTERNATIF KEPUTUSAN INVESTASI DI PASAR MODAL (Studi
Penelitian pada Saham Bursa Efek Indonesia).
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang yang diuraikan di atas, yang
menjadi pokok permasalahan di dalam penelitian ini dirumuskan sebagai
berikut :
1.2.1. Bagaimana cara melakukan analisis terhadap saham-saham yang
ada di pasar modal agar dapat dipilih beberapa alternatif saham
yang tepat untuk dijadikan kandidat portofolio investasi ?.
1.2.2. Saham apa saja yang terpilih dalam membentuk portofolio invetasi
yang dapat memberikan tingkat keuntungan yang optimal dan
tingkat resiko yang minimal bagi investor dalam menetapkan
keputusan investasi di pasar modal ?.
1.3. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah, tujuan di dalam penelitian ini
adalah :
1.3.1. Untuk menganalisis terhadap saham-saham yang ada di pasar
modal agar dapat dipilih beberapa alternatif saham yang tepat
untuk dijadikan kandidat portofolio investasi.
1.3.2. Untuk menetapkan pilihan saham yang dapat memberikan
tingkat keuntungan yang optimal dan tingkat resiko yang minimal
6
bagi investor dalam menetapkan keputusan investasi di pasar
modal.
1.4. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
antara lain :
1.4.1. Bagi peneliti, dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan peneliti
tentang pasar modal terutama tentang masalah portofolio saham.
1.4.2. Bagi investor :
a. Memberikan masukan kepada investor tentang manfaat
portofolio dalam menentukan keputusan investasi, dan
merangsang investor untuk tidak terpacu pada pembelian satu
jenis saham saja.
b. Membantu para investor dalam menentukan dan menetapkan
pilihan alternative keputusan investasi yang tepat atau yang
lebih sesuai, sehingga dapat menghindarkan atau memperkecil
terhadap resiko kerugian investasi. Yang disebabkan karena
bersifat spekulatif tanpa memperhitungkan secara matang
dalam berinvestasi.
1.4.3. Bagi pihak lain, dapat dijadikan sebagai bahan informasi terutama
bagi para mahasiswa yang akan mengadakan penelitian serta
pihak-pihak lain yang berkepentingan.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Saham, Jenis Saham dan Keuntungannya
2.1.1. Pengertian Saham
Investasi pada sekuritas (surat berharga) merupakan salah satu
bentuk investasi dari beberapa jenis investasi yang dapat dilakukan.
Sekuritas (istilah resmi dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995
tentang Pasar Modal adalah Efek), merupakan selembar kertas yang
menunjukkan hak pemegang surat tersebut untuk memperoleh bagian dari
prospek atau kekayaan lembaga yang menerbitkan sekuritas tersebut
(Suad Husnan, 2001:3).
Jenis -jenis sekuritas yang diperdagangkan di pasar finansial sangat
beraneka ragam, diantaranya yaitu saham, obigasi dan instrumen jangka
pendek. Saham menurut L. Thian Hin (2001:13), saham adalah surat
berharga yang merupakan tanda kepemilikan seseorang atau badan
terhadap suatu perusahaan.
Menurut Bambang Riyanto (1995:240), saham adalah tanda bukti
pengambilan bagian atau peserta dalam suatu PT (Perseroan Terbatas).
Bagi perusahaan yang bersangkutan, yang diterima dari hasil penjualan
sahamnya ‘akan tetap tertanam’ di dalam perusahaan tersebut selama
hidupnya, meskipun bagi pemegang saham sendiri itu bukanlah
merupakan penanaman yang permanen, karena setiap waktu pemegang
saham dapat menjual sahamnya.
7
8
2.1.2. Jenis Saham
Menurut jenisnya saham terdiri dari dua jenis, yaitu saham preferen
dan saham biasa. Saham preferen (Preferred Stock) adalah saham yang
disertai dengan preferensi tertentu di atas saham biasa dalam hal
pembagian deviden dan pembagian kekayaan dalam pembubaran
perusahaan. Saham preferen ini biasanya memberikan deviden yang tetap
setiap tahunnya seperti halnya obligasi. Pada umumnya saham preferen
ini tidak mempunyai hari jatuh (perpetuity) dan pemiliknya tidak
mempunyai hak atas RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham). Menurut
Donald E. Kieso dan Jerry J. Weygandt (1995:299) mereka dijamin
mendapat deviden biasanya dalam jumlah yang tetap sebelum ada jumlah
tertentu yang dibayarkan kepada pemegang saham biasa. Sebagai
pengganti prioritas ini pemegang saham preferen akan mengorbankan
haknya atas suara di manajemen perusahaan dan hak atas pembagian
laba diluar tingkat yang telah ditetapkan.
Sedangkan untuk saham biasa, pemiliknya mempunyai hak memilih
(vote) dalam RUPS untuk keputusan-keputusan yang memerlukan
pemungutan suara, seperti pembagian deviden, pengangkatan direksi dan
sebagainya. Nilai investasi dari selembar saham biasa tergantung pada
jumlah pendapatan dalam rupiah yang diharapkan akan diterima oleh
seorang investor kalau dia membeli saham tersebut. Dengan demikian
maka nilai dari suatu saham ditentukan oleh besarnya deviden yang
diterima oleh investor selama dia mempertahankan saham tersebut plus
penerimaan hasil penjualan kalau dia menjual saham tersebut. Jadi harga
9
akhir (ending price) dari saham biasa adalah sama dengan harga
permulaan ditambah dengan ‘capital gains’ atau dikurangi dengan ‘capital
losses’. Capital gain akan diperoleh kalau harga pada waktu dia menjual
saham lebih tinggi daripada harga pada waktu dia membelinya dan
menderita ‘capital losses’ kalau harga pada waktu menjual sahamnya
lebih rendah daripada harga pada waktu dia membelinya (Bambang
Riyanto, 1995:180-181).
2.1.3. Keuntungan Memegang Saham
Dalam investasi saham ada beberapa keuntungan bagi investor,
yaitu :
a. Kemungkinan memperoleh capital gain, yaitu selisih positif antara
harga beli dan harga jual saham.
b. Kemungkinan memperoleh pembagian deviden bila perusahaan
beroperasi baik.
c . Memiliki prioritas untuk mendapatkan option right yang dikeluarkan
emiten.
d. Kemungkinan memperoleh hak atas saham bonus.
e. Memiliki hak suara dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham).
f. Waktu kepemilikannya tidak terbatas.
Menurut Suad Husnan (2001:36) tingkat keuntungan atas saham
yang diterima oleh pemodal bias dinyatakan dalam rumus sebagai
berikut :
Wt+1 - Wt Tingkat Keuntungan = Wt
10
Dalam hal ini Wt+1 adalah kekayaan pada akhir periode, Wt adalah
kekayaan pada awal periode. Untuk saham kekayaan pada akhir periode
adalah harga saham tersebut ditambah dengan pembayaran deviden
(kalau ada), sedangkan kekayaan pada awal periode tidak lain merupakan
harga saham tersebut pada waktu dibeli.
2.2. Pengertian Investasi, Resiko dan Pertimbangan Melaksanakan
Investasi
2.2.1. Pengertian Investasi
Mulyadi (1991:85) mendefinisikan investasi (penanaman modal)
atau sering disebut pula dengan capital expenditure atau dengan capital
investment adalah merupakan pengikat sumber-sumber jangka panjang
untuk menghasilkan laba di masa datang.
Orang/perusahaan mengadakan investasi berharapan bahwa akan
dapat memperoleh kembali dana yang telah diinvestasikan tersebut.
Menurut E.A. Koetin (1993:58), investasi pada dasarnya adalah uang yang
dipakai untuk menghasilkan uang.
Secara sederhana investasi adalah suatu kegiatan menempatkan
dana pada satu atau lebih dari satu aset selama periode tertentu dengan
harapan memperoleh tambahan nilai dari investasi. Memegang kas atau
uang tunai bukan merupakan investasi karena kas tidak memberikan
penghasilan dan nilainya akan turun jika terjadi inflasi. Sebaliknya
menempatkan kas tabungan memberikan penghasilan (return) dalam
bentuk bunga. Sedangkan penanaman uang dalam bentuk saham akan
11
memberikan penghasilan dalam bentuk deviden, serta nilainya dapat
diharapkan meningkat di masa mendatang. Jadi investasi dapat diartikan
sebagai suatu kegiatan menambah modal, baik langsung maupun tidak
langsung dengan harapan pada waktunya nanti si pemilik modal
akan mendapatkan sejumlah keuntungan dari hasil penanaman modal
tersebut.
2.2.2. Resiko Investasi
Pada hakikatnya, setiap aspek kehidupan ekonomi termasuk
kegiatan investasi seperti bentuk investasi dalam sekuritas atau saham
atau investasi dalam bentuk lainnya tidak ada yang terlepas dari
kemungkinan adanya ketidakpastian atau resiko. Resiko menurut Suad
Husnan (2001:52) dapat diartikan sebagai kemungkinan tingkat
keuntungan yang diperoleh menyimpang dari tingkat keuntungan yang
diharapkan.
Pada umumnya, makin lebar variabel atau range kemungkinan nilai
hasil dari suatu investasi, makin besar resiko dan sebaliknya. Hasil yang
diharapkan dari pemilikan saham yang mungkin saja tidak bias
direalisasikan. Penyimpangan dari hasil yang diharapkan dari sebuah
sekuritas atau efek merupakan resiko dari pemilikan sekuritas/efek.
Menurut Aminul Amin (1994:10), perbedaan antara hasil yang
sesungguhnya dengan hasil yang diharapkan mencerminkan resiko dari
investasi.
12
Menurut Agus Sartono (1995:39), resiko berarti probabilitas tidak
tercapainya tingkat keuntungan yang diharapkan atau kemungkinan return
yang diterima menyimpang dari return yang diharapkan, maka akan
semakin besar pula tingkat resikonya. Terjadinya resiko ini dapat
disebabkan antara lain :
a. Resesi yang akan menyebabkan kelesuan ekonomi pada umumnya.
b. Adanya persaingan yang mengancam kelangsungan usaha.
c . Menurunnya daya beli karena inflasi.
d. Naik turunnya tingkat bunga.
e. Naik turunnya mata uang kita terhadap valuta asing.
f. Resiko karena perubahan kebijakan pemerintah.
Menurut Francis Jack Clark (1976:318) terdapat dua macam resiko,
yaitu resiko sistematik dan resiko tidak sistematik. Resiko sistematik
disebabkan oleh faktor-faktor yang berada diluar perusahaan (faktor
eksternal), sehingga tidak dapat dikendalikan. Sedangkan resiko tidak
sistematik disebabkan oleh faktor-faktor internal suatu perusahaan
sehingga masih dapat dikendalikan.
Menurut L. Thian Hin (2001:18-19) resiko sistematik (systematic
risk) dan resiko tidak sistematik (unsystematic risk) dapat diartikan
sebagai berikut :
a. Resiko sistematik (systematic risk)
Adalah resiko yang mengacu pada resiko pasar, yaitu ketidak
pastian hasil perolehan investasi yang dipengaruhi oleh faktor inflasi,
pertumbuhan ekonomi, perubahan tingkat suku bunga, dan kondisi
13
politik. Resiko sistematik ini mempengaruhi perusahaan-perusahaan
secara keseluruhan. Sebagai contoh, resiko sistematik terjadi pada saat
kondisi perekonomian terkena resesi atau faktor keamanan suatu
negara terganggu. Pada keadaan seperti ini bias saja terjadi sejumlah
saham yang secara fundamental kondisinya baik, namun harga-harga
turun drastis.
b. Resiko tidak sistematik (unsys tematic risk)
Adalah resiko yang mengacu pada faktor resiko yang unik pada
setiap perusahaan. Contohnya, mogok kerja yang terjadi pada suatu
perusahaan selama jangka waktu tertentu akan mengurangi atau
menghentikan proses produksi perusahaan tersebut. Hal ini akan
menyebabkan berkurangnya pendapatan dan laba perusahaan. Resiko
tidak sistematik ini dapat dikurangi dengan melakukan diversifikasi
investasi di sejumlah perusahaan yang tidak berasal dari sektor yang
sejenis.
Kedua jenis resiko yaitu resiko sistematik dan tidak sistematik di
atas dapat menimbulkan kerugian investasi yang biasanya disebut capital
loss. Capital loss ini terjadi bilamana jika harga beli suatu saham lebih
tinggi dari harga jual saham tersebut.
Penjumlahan resiko sistematik dan resiko tidak sistematik di atas
disebut dengan resiko total. Resiko tidak sistematik merupakan resiko
yang dapat diversifikasi dengan cara mempelajari pola tingkat keuntungan
(return) berbagai surat berharga. Artinya jika suatu porsi saham
14
mengalami kerugian maka keuntungan porsi portofolio lainnya dapat
menutupi.
Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi resiko ini yaitu
antara lain :
a. Struktur modal.
b. Operating leverage, timbul karena perusahaan di dalam operasinya
mempergunakan aktiva dengan beban tetap.
c. Ukuran perusahaan, perusahaan kecil mempunyai kemungkinan
kegagalan atau kebangkrutan yang besar dibandingkan dengan
perusahaan-perusahaan besar.
d. Tingkat likuiditas, mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban finansiil yang bersifat jangka pendek.
Menurut Sarwidji Widiatmojo (1996:35) faktor-faktor yang
mempengaruhi resiko investasi antara lain :
a. Resiko kegagalan terjadi akibat perubahan kondisi keuangan dari
perusahaan.
b. Resiko tingkat bunga, yang timbul akibat meningkatnya tingkat bunga.
c . Resiko daya beli, timbul karena melemahnya mata uang.
d. Resiko pasar, timbul karena adanya kecenderungan penurunan harga
pasar saham secara terus menerus.
e. Resiko manajemen, timbul ketika orang yang mengelola asset investasi
membuat kesalahan yang menyebabkan penurunan nilai asset.
f. Resiko konversi, timbul karena kemungkinan adanya penukaran surat
berharga yang satu dengan jenis yang lainnya.
15
2.2.3. Proses Pertimbangan dalam Melaksanakan Investasi Sekuritas
Untuk menghindari resiko -resiko tersebut di atas, seorang investor
memerlukan kecakapan, pengalaman dan kejelian untuk melakukan
tindakan dengan cermat dan tepat sehingga dapat terhindar dari adanya
resiko kerugian investasi.
Untuk itu guna menghindari atau memperkecil dari resiko dalam
melakukan investasi sekuritas/efek perlu dilakukan beberapa tahapan
proses, yaitu dimulai dari perumusan kebijakan sampai dengan evaluasi
kinerja investasi. Proses investasi menunjukkan bagaimana pemodal
seharusnya melakukan investasi tersebut dan kapan investasi tersebut
akan dilakukan, agar dapat menghindarkan dari adanya resiko dalam
investasi.
Menurut Suad Husnan (2001:47-49) untuk melakukan investasi
dalam sekuritas/efek adanya beberapa hal yang perlu dipertimbangkan,
yaitu sekuritas apa yang akan dipilih, seberapa banyak investasi tersebut,
dan kapan investasi tersebut akan dilakukan. Untuk mengambil keputusan
tersebut diperlukan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Menentukan kebijakan investasi
Pada tahap awal ini investor perlu menentukan tujuan investasi.
Disini pemodal menentukan apa tujuan investasinya dan berapa
banyak investasi tersebut akan dilakukan, karena ada hubungan yang
positif antara resiko dan keuntungan investasi. Pada langkah ini
investor disarankan untuk menemukan wawasan (horison) atas tujuan
investasinya. Ada tiga hal yang harus dimasukkan dalam menentukan
16
langkah pertama ini yaitu penghasilan yang diharapkan, resiko dan
ketersediaan dana.
b. Analisis sekuritas
Tahap ini menyangkut kegiatan para investor untuk melakukan
analisa terhadap sekuritas individual atau kelompok. Kegiatan ini
dimaksudkan untuk mendeteksi sekaligus menyeleksi sekuritas.
Pemilihan sekuritas bukan didasarkan atas faktor mispriced (harga
salah, mungkin terlalu tinggi, mungkin terlalu rendah) tetapi didasarkan
atas preferensi resiko para pemodal, pola kebutuhan kas dan
sebagainya. Keuntungan yang diperoleh oleh pemodal adalah sesuai
dengan resiko yang ditanggung. Yang termasuk dalam langkah ini
sebenarnya mencakup semua prinsip analisis yang harus dilakukan
oleh seorang investor, yaitu :
1. Pertama analisis ekonomi, yakni analisis terhadap kondisi makro,
mulai dari laju pertumbuhan ekonomi, inflasi, neraca pembayaran,
sampai kebijakan fiscal dan moneter.
2. Kedua analisis industry, yaitu mengenai potensi emiten dalam
industrinya.
3. Ketiga analisis set, analisis ini dimaksudkan untuk menyaring
langkah-langkah yang akan dilakukan.
4. Keempat future prediction, yaitu kemampuan investor untuk
meramalkan kemungkinan di masa yang akan datang atas dasar
variabel yang selama ini dikumpulkan.
17
c. Pembentukan sekuritas
Tahap ini meliputi identifikasi sekuritas-sekuritas mana yang
akan dipilih dan berapa proporsi dana yang akan ditanamkan pada
masing-masing sekuritas tersebut. Ada dua langkah dalam melakukan
seleksi sekuritas, yaitu :
1. Mayor Mix Decision, adalah melakukan seleksi terhadap seluruh
alat investasi yang memungkinkan untuk diinvestasikan sesuai
dengan tujuan investasi.
2. Asset Mix Decision, adalah pemilihan sekuritas yang sudah
disesuaikan dengan asset yang dimiliki oleh investor.
d. Melakukan revisi sekuritas
Pada tahap ini merupakan pengulangan terhadap tiga tahap
sebelumnya, dengan maksud kalau perlu melakukan perubahan atau
revisi terhadap sekuritas yang telah dimiliki. Ada tiga pilihan yang
dapat dilakukan dalam tahap ini, yaitu :
1. Revisi total (complete revision), dilakukan apabila setelah diadakan
evaluasi menunjukkan bahwa komposisi sekuritas yang telah
diambil tidak sesuai dengan tujuan investasi.
2. Revisi terbatas (perform a controlled revision).
3. Tidak melakukan apa-apa (do nothing).
e. Evaluasi kinerja sekuritas
Dalam tahap ini pemodal melakukan penilaian terhadap
performance (kinerja) sekuritas, baik dalam aspek tingkat keuntungan
yang diperoleh maupun resiko yang ditanggung. Untuk melakukan
18
evaluasi agar yang dipilih sesuai dengan keinginan, sebagai tolak ukur
keberhasilan, langkah evaluasi dapat menggunakan dua cara yaitu
pengukuran (measurement), adalah penilaian atas kerja sekuritas, atas
dasar asset yang telah ditanamkan dalam sekuritas tersebut dan
perbandingan (comparison), adalah penilaian atas dasar perbandingan
atas dua asset sekuritas yang memiliki resiko yang sama.
Keputusan investasi yang sehat membutuhkan rangkaian kegiatan
yang sistematis mulai dari mengidentifikasikan yang relevan untuk
memprediksi trend suatu variabel, sampai dengan menghitung ekspektasi,
mengkalkulasi resiko dan seterusnya. Hal ini dilakukan sebelum
memutuskan pilihan yang dianggap paling sesuai dengan sasaran yang
diinginkan.
Setiap keputusan investasi melibatkan beberapa unsur pokok,
antara lain :
a. Kondisi investor
Pengetahuan tentang kondisi finansial dan tujuan investasi
merupakan hal pokok bagi setiap keputusan investasi.
b. Motif investasi
Dikaitkan dengan karakteristik instrumen di pasar modal. Pada
dasarnya ada 5 (lima) sasaran yang ingin dicapai pemodal dalam motif
investasi ini, yaitu terdiri antara lain : keamanan, pendapatan,
pertumbuhan, fasilitas pajak dan spekulasi.
19
c. Media investasi
Dalam media investasi yang digunakan dalam investasi dapat
dilakukan dengan cara investasi dalam real asset atau financial asset.
d. Teknik dan model analisis
Ada dua cara teknik dan model analisis untuk mendapatkan
potensi keuntungan dalam berinvestasi, yaitu : (1) membeli efek dalam
jangka panjang, dengan menunjukkan performance lebih baik dari rata-
rata pasar, dan (2) membeli efek pada saat harganya murah dan
menjual setelah harganya naik.
e. Strategi investasi
Strategi ini tidak untuk diterima secara harfiah tetapi dengan
pengamatan oleh para ahli, misalnya tingkah laku pasar.
2.3. Teori Portofolio
2.3.1. Pengertian Portofolio
Dalam melakukan investasi pada saham investor dapat memilih
investasi dengan cara portofolio. Pilihan pada portofolio ini merupakan
strategi investor dalam rangka penyebaran resiko. Menurut J. Fred
Weston dan Thomas E. Copeland (1992:515) teori portofolio merupakan
teori modern mengenai pengambilan keputusan dalam situasi
ketidakpastian, tujuannya adalah untuk memilih kombinasi yang optimal
dari saham-saham yang dimiliki (portofolio efisien), dalam arti memberikan
hasil tertinggi yang mungkin diharapkan bagi setiap tingkat resiko, atau
tingkat resiko terendah yang mungkin bagi setiap hasil yang diharapkan.
20
Pilihan portofolio dalam investasi dilakukan oleh sebagian besar
investor termasuk risk averter. Portofolio menurut Suad Husnan (2001:54)
adalah “sekumpulan kesempatan investasi”. Tujuan dengan melakukan
diversifikasi ini adalah untuk mengurangi resiko. Teori ini didasarkan pada
dua asumsi yaitu : (a) hasil pengembalian efek berpola distribusi normal,
(b) investor bersifat risk averter atau bersikap menghindari resiko. Hal ini
muncul didasarkan atas prinsip psikologis tentang nilai guna utility yang
menyatakan bahwa manusia menghindari kerugian dan mencari
keuntungan.
2.3.2. Karakteristik Portofolio
Tingkat keuntungan yang diharapkan dari suatu portofolio tidak lain
merupakan rata-rata tertimbang dari tingkat keuntungan yang diharapkan
oleh masing-masing saham yang membentuk portofolio tersebut. Menurut
Suad Husnan (2001:60) dinyatakan dalam rumus :
N E(Rp) = ? Xi E(R i)
j=1
E (Rp) adalah tingkat keuntungan yang diharapkan dari portofolio, Xi
adalah proporsi dana yang diinvestasikan pada saham i (i = 1, .. N), dan
E Ri adalah tingkat keuntungan yang diharapkan dari saham i.
Karakteristik bersama dari portofolio dibangun atas dasar
karakteristik masing-masing saham yang dipadukan komposisi jumlah
saham-saham. Putusan komposisi ditentukan secara subyektif oleh
investor yang didasarkan atas tingkat keuntungan yang diharapkan dari
resiko-resiko saham. Penentuan ini tergantung pada investor dalam
21
penguasaan informasi dan fakta yang dapat dicapai oleh investor. Hasil
akhir dari analisis ini tidak lain ialah alokasi dana investasi pada masing-
masing jenis saham.
2.3.3. Resiko Portofolio
Bagi investor yang menginginkan keuntungan dari investasi yang
berupa capital gain ditentukan oleh fluktuasi harga saham. Baik
perusahaan dalam menghasilkan laba maupun fluktuasi harga saham
yang sangat dipengaruhi oleh (a) tingkat bunga, (b) kondisi ekonomi, (c)
tingkat inflasi, (d) kurs valuta asing, (e) struktur modal, (f) likuiditas
perusahaan.
Karena saham mempunyai tingkat penghasilan yang tidak
terhingga maka resikonyapun makin tinggi, ini sesuai dengan dasar
investasi bahwa semakin tinggi tingkat pengembalian yang ditawarkan
oleh suatu obyek investasi semakin tinggi pula resiko kerugian yang akan
diterima oleh investor.
Asumsi penting dalam pembicaraan resiko yang ditanggung oleh
investor dalam berinvestasi yaitu bahwa setiap individu adalah rasional
dan tidak menyukai resiko atau risk averter. Sikap tidak menyukai ini
tercermin dari sikap bahwa setiap individu akan meminta tambahan
keuntungan yang lebih besar untuk setiap kenaikan tingkat resiko.
Dalam hubungan dengan asumsi tersebut, Suad Husnan dan Enny
Pudjiastuti (1994:115) mengelompokkan individu menjadi tiga kelompok,
yaitu : (a) individu yang menyukai resiko atau risk seeker, (b) individu yang
22
tidak menyukai atau menghidari resiko atau risk averter, dan (c) individu
yang bersikap netral terhadap resiko atau risk neutrality .
2.3.4. Pengukuran Resiko dalam Portofolio
Menganalisa resiko adalah penting, karena kunci masalah disini
adalah penentuan dampak portofolio pada tingkat resiko keseluruhan
investor. Jika investor memiliki banyak aset lain, maka resiko pasar
portofolio merupakan ukuran resiko yang relevan dari dampak portofolio
terhadap tingkat resiko keseluruhan investor. Jika portofolio adalah satu-
satunya aset investor maka resiko total adalah ukuran resiko yang
relevan. Evaluasi kinerja yang disesuaikan dengan resiko biasanya
didasarkan pada salah satu sudut pandang ini, memperhitungkan resiko
pasar atau resiko total.
Resiko dalam investasi selalu dikaitkan dengan tingkat variabilitas
return yang dapat diperoleh dari surat berharga, resiko finansial yang
digunakan diukur dari distribusi probabilitas tingkat return investasi yang
bersangkutan. Dalam manajemen keuangan modern, resiko diartikan
sebagai suatu penyimpangan return riil dari return yang diharapkan,
dengan demikian kemungkinan bahwa tingkat pengembalian tidak sebesar
uang yang diharapkan.
Menurut Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti (1994:53) resiko
portofolio sering ditunjukkan oleh besar kecilnya penyimpangan tingkat
keuntungan yang diharapkan atau sering disebut sebagai standar deviasi
( . Selanjutnya dikatakan, bahwa tingkat resiko suatu portofolio diukur
dengan standar deviasi terhadap tingkat keuntungan yang diharapkan
23
atau expected rates of return . Dimana resiko suatu portofolio tergantung
pada :
a. Resiko saham-saham yang tergabung dalam portofolio,
b. Imbangan atau proporsi masing-masing saham dalam portofolio,
c . Hubungan diantara saham -saham atau “covariance” antara
keuntungan-keuntungan dari investasi pada saham-saham yang
membentuk portofolio, dan
d. Jumlah saham dalam portofolio.
Dengan memilih saham-saham yang sedikit mempunyai hubungan
antara sesamanya, investor dapat mengurangi resiko relatif. Deviasi
standar dari portofolio menjadi lebih kecil dari rata-rata tertimbang masing-
masing deviasi standar, yang melemahkan karena faktor covarians antara
hasil saham, hal ini disebut sebagai manfaat diversifikasi.
Perhitungan yang diperlukan untuk mengurangi atau mengeliminasi
resiko adalah :
a. Memperkirakan expected return saham individual.
b. Menghitung resiko yaitu varian dan standar deviasi saham individual.
c . Kombinasi saham yang mempunyai koefisien korelasi yang rendah
atau negatif.
Menurut Suad Husnan (1996:361) pengukuran resiko yang relevan
bagi pemodal mungkin dinyatakan dalam bentuk deviasi standar tingkat
keuntungan portofoilo disebut sebagai resiko total, atau beta portofolio
(disebut resiko sistematis). Masalah yang dihadapi adalah kapan kita akan
24
menggunakan ukuran yang pertama dan kapan kita akan menggunakan
ukuran yang kedua.
Jadi, dua jenis resiko yang dapat diestimasi disini yaitu : resiko
estimasi pasar (resiko sistematik), diukur oleh nilai beta, dan resiko total
portofolio (resiko sistematik dan tidak sistematik) , diukur dengan standar
deviasi.
Sebelum menghitung resiko, return rata-rata portofolio harus
diketahui lebih dahulu, jika Ri t menotasikan return portofolio periode t,
maka return rata -rata portofolio dinotasikan sebagai berikut :
? R i E (Ri) = N
Dimana E (Ri) adalah dinotasikan expected return portofolio saham i, ? Ri
adalah jumlah total return yang diperoleh selama periode t, dan N adalah
jumlah data pada periode yang d iteliti.
Setelah menghitung E (Ri), pengukuran resiko dapat dilakukan,
yaitu dengan menggunakan standar deviasi ex post (setelah kejadian atau
masa lalu). Estimasi standar deviasi portofolio ini dapat digunakan sebagai
indikasi resiko total sepanjang interval. Nilai ini dapat dibandingkan secara
langsung dengan standar deviasi portofolio yang lain.
Selain standar deviasi dapat dilakukan menggunakan beta. Beta
adalah alat yang digunakan untuk mengukur resiko sistematik dari suatu
saham atau portofolio relative terhadap resiko pasar. Untuk menentukan
beta ex post portofolio sepanjang interval dilakukan cara yaitu
menotasikan kelebihan return portofolio untuk periode t dengan kelebihan
25
return pasar untuk periode t. Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti (1994:98)
merumuskan sebagai berikut :
s iM ßi = s2
M
ßi adalah koefisien beta saham i, s iM adalah covarians antara hasil saham i
dan hasil portofolio pasar, dan s 2M adalah varians hasil portofolio pasar.
Untuk menentukan covarians antara hasil saham i dan hasil
portofolio pasar (s iM) menurut Jogianto (1999:301) dapat dihitung dengan
rumus sebagai berikut :
n s iM =? (Ri t – R it)2 t=1
dimana s iM adalah covarians return saham ke i dengan return pasar, Rit
adalah return saham i periode t, dan Ri t adalah expected return saham i.
Sedangkan untuk mengetahui nilai dari varians return pasar (s2M)
dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
n s2
M = ? (RMt - RMt)2 t=1
dimana s 2M adalah varians return pasar, RMt adalah return pasar periode t,
dan RMt adalah rata-rata return pasar.
Sedangkan untuk mengukur resiko tidak sistematik dari suatu
saham menurut Jogianto (1999:302) dapat ditentukan menggunakan
perhitungan varians return saham. Varians return saham ini adalah
merupakan bagian dari resiko saham yang tidak dipengaruhi oleh
pergerakan pasar. Untuk mengetahui varians return saham i dapat
26
dihitung berdasarkan varian dari kesalahan residu (sei2) pada masing-
masing saham yang menunjukkan besarnya resiko non sistematik. Untuk
menghitung varians dari kesalahan residu pada saham i adalah dapat
dihitung dengan rumus :
n sei
2 = 1/n ? [(Rit – (ai + ßi. RMt)]2 t=1
sei2 adalah varians dari kesalahan residu saham i, Ri t adalah return saham
i, a i adalah alpha saham i, ßi adalah beta saham i, dan RMt adalah return
pasar.
2.3.5. Evaluasi Kinerja Portofolio
Menurut Suad Husnan (1996:321) penilaian kinerja perlu dilakukan
untuk mengetahui apakah pilihan investasi kita memberikan hasil yang
baik (sesuai dengan resikonya) ataukah tidak. Portofolio yang sering
dinilai adalah portofolio yang dikelola oleh perusahaan-perusahaan
pengelola dana, terutama mutual funds . Penilaian kinerja portofolio
tersebut dapat dilakukan sebelum (ex-ante) atau sesudah (ex-post)
keputusan investasi diambil.
Periode yang dibutuhkan dalam menilai kinerja suatu portofolio
menurut William F. Sharpe (1997:474) adalah minimum 4 periode. Kinerja
portofolio sering diukur secara periodik dengan interval 4 periode, dengan
ukuran return untuk sejumlah periode dalam interval biasanya bulanan
atau kuartalan. Hal ini memberikan jumlah sampel yang cukup untuk
evaluasi statistik.
27
a. Perbandingan langsung
Menurut Suad Husnan (1996:314) salah satu cara untuk
membandingkan kinerja suatu portofolio (biasanya diwakili oleh mutual
funds) adalah dengan membandingkan portofolio lain yang mempunyai
resiko kurang lebih sama. Seperti diketahui bahwa suatu portofolio
yang memberikan tingkat keuntungan yang lebih tinggi belum tentu
lebih baik jika ternyata juga mempunyai resiko yang lebih tinggi. Resiko
bias diukur berdasarkan atas deviasi standar, bias pula beta. Hasil
penelitian umumnya menunjukkan bahwa pemilihan portofolio secara
acak bias menghasilkan tingkat keuntungan yang lebih baik daripada
mutual funds.
b. Menggunakan kinerja tertentu
Menurut Charles P. Jones (1996:723), ada 3 (tiga) parameter
yang bias digunakan sebagai ukuran kinerja portofolio. parameter-
parameter tersebut dikaitkan dengan resiko, baik resiko total maupun
resiko sistematik. Parameter-parameter tersebut adalah :
1. Reward to Variability Ratio (RVAR), atau disebut juga Sharpe
Measure. Ukuran ini menggunakan acuan Capital Market Line
(CML) ex -post. Artinya rasio ini mengukur return relatif terhadap
resiko total portofolio, dimana resiko total adalah standar deviasi
return portofolio. RVAR dapat digunakan untuk memeringkat
portofolio yang dievaluasi atas dasar kinerja mereka. Semakin
tinggi RVAR suatu portofolio maka semakin baik kinerjanya.
28
2. Reward to Volatility Ratio (RVOL) atau juga disebut Treynor
Measure. Ukuran ini menggunakan SML ex-post untuk membentuk
acuan evaluasi kinerja. Perhitungan rasio reward to volatility
portofolio meliputi pembagian rata-rata kelebihan return dengan
resiko pasarnya (resiko sistematik). Dalam interval waktu, Security
Market Line (SML) ex -post dapat diestimasikan dengan
menentukan tingkat bebas resiko rata-rata dan return pasar.
3. Differential Return Measure atau Alpha atau disebut juga sebagai
Jenssen Measure. Alpha dapat ditentukan menurut Jones
(1996:730), jika alpha mempunyai nilai yang positif maka
mengidentifikasikan kinerja portofolio yang mengungguli pasar atau
superior, jika nilai alpha negatif mengidentifikasikan kinerja
portofolio yang tidak mengungguli pasar atau inferior.
Menurut Jogianto (1999:304) cara untuk memilih suatu saham
terbaik, dapat diketahui dengan menggunakan model perhitungan Indeks
Tunggal (Single Index Modes). Dalam metode ini menyeleksi terhadap
saham yang akan dipilih dihitung berdasarkan pada peringkat rasio ERB
(Excess Return to Beta) dari masing-masing saham. Saham yang memiliki
ERB terbesar merupakan saham yang terpilih yang merupakan saham
paling optimal. ERB (Excess Return to Beta) ini adalah merupakan alat
yang digunakan untuk mengukur kelebihan return relatif terhadap satu unit
resiko yang tidak dapat didiversifikasikan yang diukur dengan beta. Rasio
ERB merupakan hubungan antara dua faktor penentu investasi, yaitu
return dengan resiko.
29
Untuk menghitung ERB (Excess Return to Beta) rasio ini dapat
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
E(Ri) - RBR ERBi = ß i
dimana ERBi adalah(Excess Return to Beta) saham i, E(Ri) adalah return
ekspektasi saham i, RBR adalah return aktiva bebas resiko, ß i adalah beta
saham ke i.
Adapun langkah-langkah untuk menyeleksi terhadap sekuritas yang
akan dipilih untuk dimasukkan ke dalam portofolio efisien adalah :
a. Merangking sekuritas
Mula-mula harus ditentukan rasio excess return to beta untuk
tiap sekuritas yang akan diseleksi. Excess return adalah selisih antara
expected return saham terhadap return aset bebas resiko. Rasio
excess return to beta mengukur tambahan return suatu saham
(melebihi return yang ditawarkan aset bebas resiko) per unit resiko
nondiversifiable -nya. Numerator dari indeks ini adalah extra return di
atas aset bebas resiko yang diperoleh dari pemilikan saham i.
denominatornya adalah resiko nondiversifiable saham i. Berdasarkan
indeks ini saham-saham akan dirangking mulai dari yang tertinggi
hingga terendah.
b. Menentukan) Cutt-off Rate (C*)
Setelah seluruh saham di rangking menurut rasio excess return
to beta-nya, maka selanjutnya masing-masing saham diseleksi
berdasarkan unique cut-off rate-nya (C i). Perhitungan Ci dimulai dari
30
saham dengan rasio tertinggi hingga ditemukkannya Cutt-off Point
(C*). Nilai Cutt-off Point merupakan nilai C i yang paling optimum. Cutt-
off Rate C* dipakai untuk menyeleksi saham-saham yang akan
dimasukkan ke dalam portofolio efisien. Seluruh sekuritas yang
memiliki rasio excess return to beta di atas cut-off point (C*) akan
dimasukkan ke dalam portofolio efisien. Nilai C* dihitung dari
karakteristik seluruh sekuritas yang tersedia karena nilai Ci dihitung
dengan asumsi terdapat i sekuritas dalam portofolio efisien.
c. Menyusun portofolio efisien
Setelah memilih sekuritas-sekuritas komponen portofolio, maka
langkah selanjutnya adalah menentukan proporsi dana yang akan
diinvestasikan pada masing-masing sekuritas tersebut. Prosentase
investasi tiap sekuritas dapat dihitung dengan rumus :
Xi Wi = k ? X j j=1
Untuk mengetahui Xi dapat dihitung menggunakan rumus :
ßi Xi = (ERBi – C*) s ei
2
Dimana Wi adalah proporsi saham i, k adalah jumlah saham di
portofolio optimal, ß i adalah beta saham i, sei2 varian dari kesalahan
residu saham i, ERBi adalah Excess Return to Beta saham i, dan C*
adalah nilai cut-off point yang merupakan nilai Ci terbesar.
31
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Pendekatan Peneltian
Di dalam penyusunan skripsi sesuai rencana pendekatan penelitian
yang akan digunakan adalah melalui penelitian kuantitatif. Dengan melalui
penelitian kuantitatif ini peneliti dapat mendiskripsikan terhadap
permasalahan yang akan diteliti melalui angka-angka perhitungan
berdasarkan rumus-rumus yang digunakan.
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian
Sebagai bahan untuk membahas permasalahan portofolio sesuai
dengan judul skripsi, data-data yang akan digunakan dalam penelitian
adalah saham -saham perusahaan go public yang telah terdaftar pada
Bursa Efek Indonesia (BE I).
3.3. Identifikasi Variabel
Di dalam membahas permasalahan ada beberapa variabel yang
akan diteliti, yaitu antara lain :
1. Harga pasar saham
2. Nilai Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
3. Tingkat Suku Bunga
31
32
3.4 Populasi dan Sampel
Sesuai dengan yang akan diteliti, di dalam penelitian ini yang
menjadi populasinya adalah saham-saham perusahaan yang telah go
public di Bursa Efek Jakarta. Sedangkan sebagai sampelnya adalah
saham-saham perusahaan go public yang tergolong ke dalam kelompok
saham LQ-45. Jumlah saham kelompok LQ-45 ini adalah berjumlah 45
perusahaan. Dari jumlah tersebut seluruhnya akan dijadikan sampel untuk
penelitian.
3.5 Metode Analisis
Untuk menganalisis terhadap data-data guna menyeleksi saham
mana yang paling menguntungkan bagi investor untuk dipilih sebagai
kandidat dalam pembentukan portofolio yang paling optimal, serta tingkat
resiko yang minimal bagi investor dalam menetapkan keputusan investasi
di pasar modal, dalam penelitian ini menggunakan alat analisis
persamaan matematis melalui model perhitungan antara lain sebagai
berikut :
a. ERB (Excess Return to Beta)
ERB (Excess Return to Beta) ini adalah merupakan alat
analisis yang digunakan untuk mengukur kelebihan return relatif
terhadap suatu unit resiko yang tidak dapat diversifikasikan yang
diukur dengan beta.
33
Adapun rumus untuk menghitung ERB menggunakan rumus
model perhitungan Indeks Tunggal dalam Jogianto (2000:225)
yaitu sebagai berikut :
E(Ri) - RBR ERBi =
ßi
dimana :
ERBi = Excess return to beta sekuritas/saham ke-i
E(Ri) = Expected return (return ekspektasi) saham ke -i
RBR = Return aktiva bebas resiko
ßi = Beta saham ke-i
Untuk mengetahui E(Ri) dapat dihitung dengan rumus :
? R i E(Ri) =
n dimana :
E(Ri) = Expected return (return ekspektasi) saham ke -i
? R i = Jumlah return saham i
n = Jumlah data
a. Risk Premium
Risk Premium (premi resiko) digunakan untuk mengukur
tingkat resiko dari saham. Rumus untuk mengetahui tersebut
menggunakan rumus CAPM (Mishkin, page 101), yaitu :
Risk Premium = RETe – RETf = β( RETem – RET f)
Dimana :
RETe = Return ekspektasi (pengembalian/tingkat keuntungan yang
diharapkan dari asset)
34
RETf = Tingkat bunga (return aktiva) bebas resiko
β = Beta dari asset
RETem= Return ekspektasi dari portofolio pasar
Untuk mengetahui RETe di atas, dapat diketahui dengan
menggunakan rumus (Mishkin, page 96) :
RETe = ∑ pi x RET i
dimana :
RETe = Return ekspektasi
pi = Probabilitas dari realisasi RETi
RETi = Return realisasi saham i
b. Uji Variance
Uji Variance ini adalah alat yang digunakan untuk menguji
terhadap portofolio investasi. Rumus perhitungan yang digunakan
adalah rumus Karl Pearson (Anto Dajan, 2000:177) :
1 n S2 = ∑ (Xi – X)2
n i=1
dimana :
S2 = Variance
n = Jumlah data
Xi = Return realisasi saham i
X = Return rata-rata saham i.
Pengujian kesamaan varian dilakukan dengan uji-F. Pengambilan
keputusan didasarkan pada rasio varian individu terhadap varian
35
portofolio. Hipotesis statistik yang bersesuaian dengan uji ini
adalah:
H0 : σ12 = σ2
2 melawan
H1 : σ12 > σ2
2
Rumus yang digunakan adalah :
Fhitung = S12/ S2
2 berdistribusi Ftabel = F(α;n1;n2)
Nilai S1 adalah nilai standard deviasi maksimum diantara standard
deviasi individu atau portofolio. Sedangkan Nilai S2 adalah nilai
standard deviasi minimum diantara standard deviasi individu atau
portofolio. Keputusan uji statistik ini adalah :
Jika Fhitung ≥ Ftabel berarti H0 ditolak yaitu ada perbedaan yang
signifikan varian individu dengan varian portofolio
Jika Fhitung < Ftabel berarti H0 diterima yaitu ada perbedaan yang
tidak signifikan varian individu dengan varian portofolio
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Statistik Deskriptif
Data-data penelitian yang diobservasi adalah data harga saham
LQ-45, indeks harga saham gabungan pada periode Maret hingga Juni
2008.
Tabel 4.1. Statistik Deskriptif Harga Saham LQ-45
Bulan Minimal Maksimal Rerata Stdev Maret 136 28.950 4.486,69 6.861,870 April 107 32.450 4.316,02 6.743,060 Mei 124 35.950 4.687,09 7.333,596 Juni 115 37.450 4.676,73 7.722,428
Fluktuasi harga-harga saham LQ-45 yang diperdagangkan pada
periode Maret hingga Juni 2008 adalah tinggi. Harga saham minimal
selama periode ini adalah Rp 107,- hingga Rp 136,- yang berasal dari
saham KIJA dan FREN. Sedangkan harga saham maksimal selama
periode ini adalah Rp 28.950,- hingga Rp 37.450,- yang berasal dari
saham TINS.
4.2 Resiko Portofolio
Pemilihan saham -saham yang tepat untuk mendatangkan
keuntungan dapat dilakukan diantaranya dengan cara portofolio. Pilihan
pada portofolio ini menitikberatkan pada besaran penyebaran resiko.
Hampir seluruh saham-saham yang diperdagangkan berada dalam situasi
ketidakpastian, tujuannya adalah untuk memilih kombinasi yang optimal
39
40
dari saham-saham yang dimiliki (portofolio efisien), dalam arti memberikan
hasil tertinggi yang mungkin diharapkan bagi setiap tingkat resiko, atau
tingkat resiko terendah yang mungkin bagi setiap hasil yang diharapkan.
Hasil penelitian terhadap return harga saham LQ-45 pada periode
Maret – Juni 2008 diterangkan pada Tabel 4.2 berikut ini.
Tabel 4.2. Rerata Return Saham Pada Saham LQ-45
No Saham LQ-45 Mean 1. AALI .0487 2. ADHI -.0764 3. ANTM -.0165 4. ASII -.0708 5. BBCA -.0863 6. BBNI -.0400 7. BBRI -.0648 8. BDMN -.0591 9. BHIT -.0133 10. BKSL .0018 11. BLTA -.0200 12. BMRI -.0609 13. BMTR -.1464 14. BNBR .0131 15. BNGA .1011 16. BNII .0000 17. BRPT .1175 18. BTEL -.0777 19. BUMI .0990 20. CPIN .0360 21. CPRO -.0453 22. CTRA -.1006 23. ELTY -.1126 24. ENRG -.0333 25. FREN -.0756 26. INCO -.0474 27. INDF .0257 28. INKP .5279 29. ISAT -.0072 30. KIJA .0082 31. KLBF -.0463 32. MEDC .1295 33. PGAS -.0209
41
Tabel 4.2. (Lanjutan)
No Saham LQ-45 Mean 34. PNLF .1386 35. PTBA .1813 36. SMCB -.0080 37. SULI -.0835 38. TBLA .2659 39. TINS .0902 40. TLKM -.0886 41. TOTL -.0430 42. TRUB .0081 43. UNSP .0229 44. UNTR -.0064 45. UNVR -.0072 Total .0079
Pada periode Maret – Juni 2008 rerata return saham-saham LQ-45
sebesar 0,0079 adalah menguntungkan. Secara keseluruhan return
saham berkisar antara -0,146 hingga 0,528. Reaksi negatif di kelompok
saham LQ-45 terjadi pada 27 buah saham (60%), sedangkan sisanya
sebanyak 40% bereaksi positif. Periode yang dibutuhkan dalam menilai
kinerja suatu portofolio menurut William F. Sharpe (1997) adalah minimum
4 periode. Kinerja portofolio sering diukur secara periodik dengan interval
4 periode, dengan ukuran return untuk sejumlah periode dalam interval
biasanya bulanan atau kuartalan. Hal ini memberikan jumlah sampel yang
cukup untuk evaluasi statistik.
Analisis terhadap pemilihan harga saham yang menguntungkan
tidak hanya didasarkan pada rata-rata besaran return di saham tersebut,
tetapi perlu pula mempertimbangkan besaran risiko yang ada dalam setiap
saham. Besaran risiko return digambarkan dari nilai standard deviasi
42
masing-masing return. Standard deviasi yang pendek menerangkan
bahwa sebaran perubahan return adalah relatif kecil, sedangkan jika
standard deviasi besar menerangkan bahwa sebaran data perubahan
harga saham adalah lebar. Saham-saham yang menguntungkan adalah
saham dengan return tinggi dan standard deviasi return yang kecil.
Karakteristik bersama dari portofolio dibangun atas dasar
karakteristik masing-masing saham yang dipadukan komposisi jumlah
saham-saham. Putusan komposisi ditentukan secara subyektif oleh
investor yang didasarkan atas tingkat keuntungan yang diharapkan dari
resiko-resiko saham. Penentuan ini tergantung pada investor dalam
penguasaan informasi dan fakta yang dapat dicapai oleh investor. Hasil
akhir dari analisis ini tidak lain ialah alokasi dana investasi pada masing-
masing jenis saham.
4.3 Pemilihan Saham Portofolio
Penentuan keputusan berinvestasi di pasar modal dilakukan secara
hati-hati. Saham mempunyai tingkat penghasilan yang tidak terhingga
maka resikonyapun makin tinggi, ini sesuai dengan dasar investasi bahwa
semakin tinggi tingkat pengembalian yang ditawarkan oleh suatu obyek
investasi semakin tinggi pula resiko kerugian yang akan diterima oleh
investor.
Pemilihan saham portofolio yang optimal dilakukan dengan cara
melakukan uji perbedaan nilai standard deviasi (S i) masing-masing return
terhadap standard deviasi portofolio (Sp). Hasil uji dihadapkan pada 3
43
kemungkinan yaitu (1) Si tidak berbeda signifikan dengan dengan Sp, (2) Si
berbeda signifikan dengan dengan Sp dengan Si lebih besar daripada Sp,
dan (3) Si berbeda signifikan dengan dengan Sp dengan Si lebih kecil
daripada Sp. Keputusan investasi yang menguntungkan adalah pada hasil
keputusan yang pertama, karena saham memiliki karakteristik yang tidak
banyak berbeda dengan fluktuasi yang terjadi di pasar. Hasil uji dilakukan
dengan uji-F yang berhubungan dengan homogenitas ragam. Tabel 4.X.
menjelaskan hasil standard deviasi masing-masing saham dan hasil uji-F
homogenitas ragam terhadap standard deviasi portofolio. Perbandingan
dilakukan antara nilai standard deviasi yang lebih besar terhadap yang
kecil.
Tabel 4.3. Hasil Uji-F Si Terhadap Sp
Saham LQ-45
Rerata Return
Std. Deviation
Fhitung Ftabel Hasil Uji
AALI .0487 .09791 2.073 19.490 Tidak Signifikan ADHI -.0764 .14176 1.432 19.490 Tidak Signifikan ANTM -.0165 .05984 3.391 19.490 Tidak Signifikan ASII -.0708 .09519 2.132 19.490 Tidak Signifikan BBCA -.0863 .03855 5.265 19.490 Tidak Signifikan BBNI -.0400 .12415 1.635 19.490 Tidak Signifikan BBRI -.0648 .09578 2.119 19.490 Tidak Signifikan BDMN -.0591 .12564 1.615 19.490 Tidak Signifikan BHIT -.0133 .14885 1.364 19.490 Tidak Signifikan BKSL .0018 .07492 2.709 19.490 Tidak Signifikan BLTA -.0200 .06796 2.986 19.490 Tidak Signifikan BMRI -.0609 .05407 3.754 19.490 Tidak Signifikan BMTR -.1464 .02198 9.233 19.490 Tidak Signifikan BNBR .0131 .02264 8.964 19.490 Tidak Signifikan BNGA .1011 .22694 1.118 3.046 Tidak Signifikan BNII .0000 .01081 18.773 19.490 Tidak Signifikan BRPT .1175 .40135 1.977 3.046 Tidak Signifikan BTEL -.0777 .07277 2.789 19.490 Tidak Signifikan BUMI .0990 .06477 3.134 19.490 Tidak Signifikan CPIN .0360 .15078 1.346 19.490 Tidak Signifikan CPRO -.0453 .04945 4.104 19.490 Tidak Signifikan CTRA -.1006 .10136 2.002 19.490 Tidak Signifikan
44
Tabel 4.3. (Lanjutan)
Saham LQ-45
Rerata Return
Std. Deviation Fhitung Ftabel Hasil Uji
ELTY -.1126 .13696 1.482 19.490 Tidak Signifikan ENRG -.0333 .14098 1.440 19.490 Tidak Signifikan FREN -.0756 .17452 1.163 19.490 Tidak Signifikan INCO -.0474 .01023 19.832 19.490 Signifikan INDF .0257 .21833 1.076 3.046 Tidak Signifikan INKP .5279 .82003 4.040 3.046 Signifikan ISAT -.0072 .17175 1.182 19.490 Tidak Signifikan KIJA .0082 .30425 1.499 3.046 Tidak Signifikan
KLBF -.0463 .01435 14.141 19.490 Tidak Signifikan MEDC .1295 .13092 1.550 19.490 Tidak Signifikan PGAS -.0209 .14493 1.400 19.490 Tidak Signifikan PNLF .1386 .24557 1.210 3.046 Tidak Signifikan PTBA .1813 .11781 1.723 19.490 Tidak Signifikan SMCB -.0080 .20516 1.011 3.046 Tidak Signifikan SULI -.0835 .11028 1.840 19.490 Tidak Signifikan TBLA .2659 .63669 3.137 3.046 Signifikan TINS .0902 .04245 4.781 19.490 Tidak Signifikan
TLKM -.0886 .02493 8.142 19.490 Tidak Signifikan TOTL -.0430 .05808 3.494 19.490 Tidak Signifikan TRUB .0081 .02966 6.843 19.490 Tidak Signifikan UNSP .0229 .12007 1.690 19.490 Tidak Signifikan UNTR -.0064 .11639 1.744 19.490 Tidak Signifikan UNVR -.0072 .01925 10.541 19.490 Tidak Signifikan
Portofolio .0079 .20296
Hasil uji-F menunjukkan bahwa hanya ada 3 saham yang memiliki
standard deviasi return (S i) yang berbeda signifikan dengan standard
deviasi portofolio (Sp) yaitu INCO (Si = 0,01023), INKP (Si = 0,82003) dan
TBLA (Si = 0,63669). Sedangkan 42 saham lainnya adalah tidak berbeda
signifikan dengan standard deviasi portofolio. Saham-saham dengan
return positif dan standard deviasi berbeda tidak signifikan dengan
standard deviasi portofolio dijelaskan pada Tabel 4.4. berikut.
45
Tabel 4.4. Hasil Saham-saham Terpilih
Saham LQ-45
Rerata Return
Std. Deviation Fhitung Ftabel Hasil Uji
BNII .0000 .01081 18.773 19.490 Tidak Signifikan BKSL .0018 .07492 2.709 19.490 Tidak Signifikan TRUB .0081 .02966 6.843 19.490 Tidak Signifikan KIJA .0082 .30425 1.499 3.046 Tidak Signifikan BNBR .0131 .02264 8.964 19.490 Tidak Signifikan UNSP .0229 .12007 1.690 19.490 Tidak Signifikan INDF .0257 .21833 1.076 3.046 Tidak Signifikan CPIN .0360 .15078 1.346 19.490 Tidak Signifikan AALI .0487 .09791 2.073 19.490 Tidak Signifikan TINS .0902 .04245 4.781 19.490 Tidak Signifikan BUMI .0990 .06477 3.134 19.490 Tidak Signifikan BNGA .1011 .22694 1.118 3.046 Tidak Signifikan BRPT .1175 .40135 1.977 3.046 Tidak Signifikan MEDC .1295 .13092 1.550 19.490 Tidak Signifikan PNLF .1386 .24557 1.210 3.046 Tidak Signifikan PTBA .1813 .11781 1.723 19.490 Tidak Signifikan
Dari hasil analisis yang ada dalam Tabel 4.4 menerangkan bahwa
saham PTBA memiliki return positif terbesar dan standard deviasi tidak
berbeda dengan standard deviasi portofolio.
Tabel 4.5. Hasil Analisis Regresi Rm Terhadap Ri Saham PTBA
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig. (Constant) .155 .038 4.097 .152 1
Rm 1.709 .698 .926 2.448 .247
a Dependent Variable: Ri b Selecting only cases for which Saham LQ- 45 = PTBA
Analisis regresi linier sederhana pengaruh return pasar (Rm)
terhadap return saham PTBA (Ri) dilakukan untuk menghitung nilai beta
saham. Diperoleh nilai beta sebesar 1,709 dan alfa sebesar 0,155.
Menurut Suad Husnan (1996:361) pengukuran resiko yang relevan bagi
pemodal mungkin dinyatakan dalam bentuk deviasi standar tingkat
keuntungan portofolio disebut sebagai resiko total, atau beta portofolio
46
(disebut resiko sistematis). Jadi, dua jenis resiko yang dapat diestimasi
disini yaitu : resiko estimasi pasar (resiko sistematik), diukur oleh nilai
beta, dan resiko total portofolio (resiko sistematik dan tidak sistematik),
diukur dengan standar deviasi.
47
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Hasil-hasil analisis yang telah dilakukan pada bab sebelumnya dan
keterkaitannya dengan tujuan penelitian ini, maka dapat diberikan
beberapa kesimpulan antara lain :
1. Pemilihan saham portofolio yang tepat adalah didasarkan pada nilai
ekspektasi return yang tinggi dan standard deviasi saham yang
tidak berbeda dengan standard deviasi portofolio.
2. Saham portofolio terpilih dengan tingkat keuntungan yang
keuntungan optimal dan resiki minimal adalah saham PTBA dengan
nilai return sebesar 0,1813, standard deviasi sebesar 0,1178 dan
beta saham sebesar 1,709.
5.2 Saran
Pada berbagai metode pemilihan saham portofolio dapat pula
dilakukan dengan cara-cara lain yang lebih efektif. Pertimbangan
pemilihan saham ditentukan pada sekurang-kurangnya 4 periode data.
Penentuan lain untuk mengevaluasi saham portofolio dapat dilakukan
dengan reward to variability ratio (RVAR), reward to volatility ratio (RVOL),
differential return measure dan model perhitungan indeks tunggal (single
index m odes) yang didasarkan pada excess return to beta (ERB) terbesar.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1991. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktis). Ed. Rev. Jakarta : Rineka Cipta.
Dajan, Anto. 2000. Pengantar Metode Statisktik Jilid I. Cet. 20. Jakarta :
LP3ES. Husnan, Suad. 2001. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas.
Ed. 3. Cet. 2. Yogyakarta : UPP AMP-YKPN. Husnan, Suad, dan Astuti, Enny, Pudji. 1994. Dasar-Dasar Manajemen
Keuangan. Yogyakarta : UPP AMP-YKPN. Jogiyanto. 2000. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Ed. 2. Cet. 1.
Yogya karta: BPFE. Kieso, Donald E, & Weygandt, Jerry L. 1995. Akuntansi Intermediate. Ed.
7. (Herman Wibowo). Jakarta : Bina Rupa Aksara. Koetin, E.A. 1993. Pasar Modal Retropeksi 5 th Swastanisasi BEJ.
Jakarta : Pustaka Sinar Harapan. L. Thian, Hin. 2001. Panduan Berinvestasi Saham. Jakarta : PT. Elex
Media Komputindo. Mulyadi. 1991. Akuntansi Biaya : Peranan Biaya dalam Pengambilan
Keputusan. Yogyakarta : BPFE UGM. Riyanto, Bambang. 1995. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Ed. 4.
Cet. 1. Yogyakarta : BPFE UGM. Sharpe, William F, Alexander, Gordon J. & Bailey, Jeffry V. 1997.
Investasi. Jilid 2. (Henry Njooliangtik & Agustiono). Jakarta : PT. Prehallindo.
Smalen, B.de. 1977. Pasar Modal & Uang. Cet. 1. (diterjemahkan &
diterbitkan PT. Pradnya Paramita Jakarta). Weston, J. Fred, & Copeland, Thomas E. 1992. Manajemen Keuangan.
(Jaka Wasana dan Kibrandoko). Jakarta : Binarupa Aksara.