poster chindy

1
Chindy Ulima Zanetta a , Budi Waluyo a,b , Meddy Rachmadi c , Agung Karuniawan c* a Program Pascasarjana, Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran b Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Jln. Veteran Malang 65145, Telp. +62341551665, +62341565845, Fax. (+62341)560011, E-mail: [email protected], HP. +6281334109215 c Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jln. Raya Bandung - Sumedang Km.21 Jatinangor 45363, Tlp./Fax. (+6222) 7796316 *E-mail: [email protected], Tlp. +6281322282762 Latar Belakang Indonesia memiliki potensi untuk mengembangkan kedelai hitam, karena kedelai hitam merupakan komoditas yang sudah dikenal dan dibudidayakan di Indonesia. Selain digunakan sebagai bahan makanan, kedelai hitam juga dapat digunakan sebagai alternatif biofuel. Kandungan minyak dari biji kedelai hitam merupakan sumber bahan baku. Pengembangan kedelai sebagai sumber energi di Indonesia sangat diperlukan. Oleh karena itu, diperlukan kedelai hitam yang memiliki kandungan minyak yang tinggi, hasil tinggi, stabil dan adaptasi luas atau spesifik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kanndungan minyak 7 genotip kedelai hitam dan untuk mengidentifikasi stabilitas dan adaptabilitas genotip tersebut pada 10 lokasi di Pulau Jawa. Bahan dan Metode Bahan yang digunakan adalah 7 genotip kedelai hitam. Pengujian kandungan minyak kedelai hitam berdasarkan uji proksimat, prosedur pengamatan berdasarkan AOAC (2000) dilakukan di Laboratorium Balai Penelitian Tanaman Sayuran, Lembang, Bandung. Percobaan di lapangan dilakukan di 10 lokasi, yaitu Banyuwangi, Bogor, Cianjur, Cirebon, Jatinangor 1, Jatinangor 2, Madiun, Majalengka, Ngawi, dan Yogyakarta. Metode eksperimen yang digunakan di lapangan berdasarkan rancangan acak kelompok, diulang empat kali. Untuk analisis dan visualisasi pola interaksi genotip x lingkungan menggunakan metode GGE biplot. Hasil Tabel 1. Kandungan minyak, hasil, dan potensi hasil minyak 7 genotip kedelai hitam Genotip Kandungan minyak (g/kg) Hasil (t/ha) Potensi hasil minyak (l/ha) Cikuray 165.00 2.11 380.43 CK 12 165.00 2.09 369.57 CK 5 172.50 1.98 369.57 CK 6 164.80 2.11 380.43 Detam 1 165.00 2.40 434.78 KA 2 172.40 2.06 380.43 KA 6 185.20 2.21 445.65 Means 169.99 2.14 394.41 Kesimpulan Genotip yang memiliki hasil tinggi adalah geotip KA 6 (2.21 t/ha) dan berpotensi menghasilkan minyak sebesar 445.65 l/ha. Berdasarkan hasil analisis GGE biplot KA 6 adaptif untuk dikembangkan di wilayah Cirebon, Madiun, dan Banyuwangi serta lingkungan yang mirip dengan ketiga wilayah tersebut. Genotip yang paling stabil dan memiliki hasil tinggi adalah KA 2. Lingkungan ideal dan paling representatif dari seluruh lingkungan uji adalah Cianjur. Daftar Pustaka [1] Orf, J. 2010. Introduction. In: K. Bilyeu, M.B. Ratnaparkhe, C. Kole (eds) Genetics, Genomics, and Breeding of Soybean. Science Publishers, Enfield, USA, pp. 1-18. [2] Eberhart, S.A., and W.A. Russell. 1966. Stability parameters for comparing varieties. Crop Sci. 6(3): 3640. [3] Allard, R.W., and A.D. Bradshaw. 1964. Implications of genotype-environmental interactions in applied plant breeding. Crop Sci.: 503508. [4] AOAC, 2000. Official method of analysis 988.05 (17th Edition) Volume I. Association of Official Analytical Chemists, Inc., Maryland, USA. [5] Yan, W and L.A. Hunt. 2001. Interpretation of genotype x environment interaction for winter wheat yield in Ontario. Crop Sci. 41: 19- 25. [6] Yan, W., L.A. Hunt, Q. Sheng and Z. Szlavnics. 2000. Cultivar evaluation and mega-environment investigation based on the GGE biplot Crop Sci. 40: 597-605. [7] Yan W, Kang MS. 2003. GGE biplot analysis, a graphical tool for breeders, geneticists, and agronomists. Boca Raton, London, New York, Washington D.C: CRC Press. Gambar 1. GGE biplot yang menunjukkan mega-lingkungan dan genotip unggul di masing-masing sektor Gambar 2. GGE biplot berdasarkan skala genotip untuk penampilan dan stabilitas genotip Gambar 3. GGE biplot berdasarkan skala genotip untuk menunjukkan genotip ideal Gambar 4. GGE biplot memperlihatkan lingkungan idela berdasarkan skala lingkungan Disampaikan pada kegiatan “The 3 rd Indonesia EBTKE CONEX 2014” pada tanggal 4 - 6 Juni 2014 di Jakarta

Upload: yandifauzi

Post on 29-Sep-2015

228 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

aa

TRANSCRIPT

  • Chindy Ulima Zanettaa, Budi Waluyo

    a,b, Meddy Rachmadi

    c, Agung Karuniawan

    c*

    aProgram Pascasarjana, Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

    bFakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Jln. Veteran Malang 65145, Telp. +62341551665, +62341565845, Fax. (+62341)560011, E-mail: [email protected], HP. +6281334109215

    cFakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jln. Raya Bandung - Sumedang Km.21 Jatinangor 45363, Tlp./Fax. (+6222) 7796316

    *E-mail: [email protected], Tlp. +6281322282762

    Latar Belakang

    Indonesia memiliki potensi untuk mengembangkan kedelai hitam, karena kedelai hitam merupakan komoditas yang sudah dikenal dan dibudidayakan di Indonesia. Selain

    digunakan sebagai bahan makanan, kedelai hitam juga dapat digunakan sebagai alternatif biofuel. Kandungan minyak dari biji kedelai hitam merupakan sumber bahan

    baku. Pengembangan kedelai sebagai sumber energi di Indonesia sangat diperlukan. Oleh karena itu, diperlukan kedelai hitam yang memiliki kandungan minyak yang

    tinggi, hasil tinggi, stabil dan adaptasi luas atau spesifik.

    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kanndungan minyak 7 genotip kedelai hitam dan untuk mengidentifikasi stabilitas dan adaptabilitas genotip tersebut

    pada 10 lokasi di Pulau Jawa.

    Bahan dan Metode

    Bahan yang digunakan adalah 7 genotip kedelai hitam. Pengujian kandungan minyak kedelai hitam berdasarkan uji proksimat, prosedur pengamatan berdasarkan AOAC (2000) dilakukan di Laboratorium Balai Penelitian Tanaman Sayuran, Lembang, Bandung. Percobaan di lapangan dilakukan di 10 lokasi, yaitu Banyuwangi, Bogor, Cianjur, Cirebon, Jatinangor 1, Jatinangor 2, Madiun, Majalengka, Ngawi, dan Yogyakarta. Metode eksperimen yang digunakan di lapangan berdasarkan rancangan acak kelompok, diulang empat kali. Untuk analisis dan visualisasi pola interaksi genotip x lingkungan menggunakan metode GGE biplot.

    Hasil

    Tabel 1. Kandungan minyak, hasil, dan potensi hasil minyak 7 genotip kedelai hitam

    Genotip Kandungan

    minyak (g/kg)

    Hasil

    (t/ha)

    Potensi hasil

    minyak (l/ha)

    Cikuray 165.00 2.11 380.43

    CK 12 165.00 2.09 369.57

    CK 5 172.50 1.98 369.57

    CK 6 164.80 2.11 380.43

    Detam 1 165.00 2.40 434.78

    KA 2 172.40 2.06 380.43

    KA 6 185.20 2.21 445.65

    Means 169.99 2.14 394.41

    Kesimpulan

    Genotip yang memiliki hasil tinggi adalah geotip KA 6 (2.21 t/ha) dan berpotensi menghasilkan minyak sebesar 445.65 l/ha. Berdasarkan hasil analisis GGE biplot KA 6

    adaptif untuk dikembangkan di wilayah Cirebon, Madiun, dan Banyuwangi serta lingkungan yang mirip dengan ketiga wilayah tersebut. Genotip yang paling stabil dan

    memiliki hasil tinggi adalah KA 2. Lingkungan ideal dan paling representatif dari seluruh lingkungan uji adalah Cianjur.

    Daftar Pustaka [1] Orf, J. 2010. Introduction. In: K. Bilyeu, M.B. Ratnaparkhe, C. Kole (eds) Genetics, Genomics, and Breeding of Soybean. Science Publishers, Enfield, USA, pp. 1-18. [2] Eberhart, S.A., and W.A. Russell. 1966. Stability parameters for comparing varieties. Crop Sci. 6(3): 3640. [3] Allard, R.W., and A.D. Bradshaw. 1964. Implications of genotype-environmental interactions in applied plant breeding. Crop Sci.: 503508. [4] AOAC, 2000. Official method of analysis 988.05 (17th Edition) Volume I. Association of Official Analytical Chemists, Inc., Maryland, USA. [5] Yan, W and L.A. Hunt. 2001. Interpretation of genotype x environment interaction for winter wheat yield in Ontario. Crop Sci. 41: 19- 25. [6] Yan, W., L.A. Hunt, Q. Sheng and Z. Szlavnics. 2000. Cultivar evaluation and mega-environment investigation based on the GGE biplot Crop Sci. 40: 597-605. [7] Yan W, Kang MS. 2003. GGE biplot analysis, a graphical tool for breeders, geneticists, and agronomists. Boca Raton, London, New York, Washington D.C: CRC Press.

    Gambar 1. GGE biplot yang menunjukkan mega-lingkungan dan genotip unggul di masing-masing sektor

    Gambar 2. GGE biplot berdasarkan skala genotip untuk penampilan dan stabilitas genotip

    Gambar 3. GGE biplot berdasarkan skala genotip untuk menunjukkan genotip ideal

    Gambar 4. GGE biplot memperlihatkan lingkungan idela berdasarkan skala lingkungan

    Disampaikan pada kegiatan The 3rd Indonesia EBTKE CONEX 2014 pada tanggal 4 - 6 Juni 2014 di Jakarta